TUGAS AKHIR Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah...

88
TUGAS AKHIR Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Bank Sampah Kecamatan Manggala) Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana pada Departemen Teknik Lingkungan Disusun oleh : ANDI RAHBIL FADLY. S D121 13 303 DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2017

Transcript of TUGAS AKHIR Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah...

  • TUGAS AKHIR

    Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam

    Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Bank Sampah

    Kecamatan Manggala)

    Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana pada

    Departemen Teknik Lingkungan

    Disusun oleh :

    ANDI RAHBIL FADLY. S

    D121 13 303

    DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    GOWA

    2017

  • i

    KATA PENGANTAR

    Alhadulillaahirobbil’alamiin, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah

    Subhanahu Wata’ala atas segala Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Studi Pengelolaan Bank Sampah

    Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis

    Masyarakat ( Studi Kasus Bank Sampah Kecamatan Manggala)”

    Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

    menyelesaikan Program Pendidikan Strata Studi Universitas Hasanuddin Program

    Studi Teknik Lingkungan, Makassar.

    Tugas akhir ini ini dapat tersusun berkat doa, kerjasama, semangat, dorongan,

    bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

    terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Ing Wahyu Haryadi Piarah, M.S., M.E., selaku Dekan Fakultas

    Teknik Universitas Hasanuddin.

    2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Ramli, M.T, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik

    Universitas Hasanuddin, Dr. Eng. Nasruddin, S.T, M.T. selaku Wakil Dekan

    II Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Daeng Paroka, S.T, M., Ph.D.

    selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

    3. Ibu Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly, M.T,. selaku Ketua Departemen Teknik

    Lingkungan Universitas Hasanuddin.

    4. Bapak Ir. H. Muchtar Gani, MS selaku Dosen Pembimbing I

  • ii

    5. Bapak DR. Eng. Ibrahim Djamaluddin, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing

    II

    6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Departemen Teknik Lingkungan Universitas

    Hasanuddin.

    7. Kedua Orang tua, saudara, dan keluarga saya yang senantiasa mendukung saya

    dalam penyusunan tugas akhir

    8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Hasanuddin yang senantiasa memberi semangat dan dorongan

    dalam penyelesaian tugas akhir ini.

    Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza, Semoga Allah

    Azza Wa Jalla membalas semua kebaikan dengan berlipat ganda. Akhir kata, kami

    sebagai penulis berharap semoga dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan

    pengetahuan bagi semua pihak.

    Gowa, November 2017

    Penulis

  • iii

    ABSTRAK

    Pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah di Kota Makassar. Bank Sampah adalah

    sistem pengelolaan sampah non-organik yang berkembang pesat di Kota Makassar dan salah satunya di

    Kecamatan Manggala. Penelitian tentang Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu

    Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat bertujuan untuk mengkaji

    pengelolaan bank sampah yang berlokasi di Kecamatan Manggala dan mengkaji karakteristik bank

    sampah yang dikelola di Kecamatan Manggala. Adapun jenis penelitian berdasarkan bentuk dan metode

    pelaksanaan pada penelitian ini adalah survei langsung ke lokasi-lokasi bank sampah aktif di Kecamatan

    Manggala dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, kuesioner / angket dan studi

    literatur.

    Mekanisme pengelolaan sampah melalui bank sampah di Kecamatan Manggala berdasarkan

    Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R

    melalui Bank Sampah . Yang pertama dimulai dengan memilah sampah sesuai jenis dari rumah/sumber,

    lalu membawa sampah yang terpilah ke bank sampah. Selanjutnya warga melakukan pendaftaran atau

    registrasi, kemudian pengurus bank sampah akan melakukan penimbangan serta pengurus akan

    mencatat total sampah yang ditimbang (Kg dan Rp) dan terakhir nasabah menerima buku tabungannya.

    Sementara karakteristik bank sampah yang diperoleh dalam penelitian adalah struktur pengurus bank

    sampah, jumlah nasabah yang terdaftar, jenis sampah yang masuk ke bank sampah, timbulan/jumlah

    sampah tiap bulan yang terkumpul dan prediksi reduksi sampah dan omset dari reduksi sampah.

    Kata kunci: bank sampah, pengelolaan sampah, karakteristik

    ABSTRACT

    Waste management mechanism through trash bank in district Manggala based on

    Environmental Ministerial Regulation on article 5 No. 13 Year 2012 on Guidelines Implementation of

    3R Through Trash Bank. The first begins with sorting out the trash according to the type of home/source,

    and then bring the garbage that disaggregated to the trash bank. Furthermore the citizen do the

    registration, then the administrators will do the weighing and superintendent will record the total

    garbage that weighed (Kg and IDR) and lastly the customer receives their saving book. Meanwhile the

    characteristics of trash bank collected in research are the structure of the Executive Board of the trash

    bank, the number of registered citizen, the sort of rubbish that goes into the trash bank, amount of waste

    collected every month and predicted reduction of waste and the turnover of the reduction of waste.

    Waste management is one of the problems in the city of Makassar. The Trash Bank is a non-

    organic waste management system that grows in Makassar city and one of them located in district

    Manggala. Research on the study of the management of Waste as one of the Bank's approach in A

    community-based waste management aims to examine the management of the bank located in district

    Manggala and to review junk characteristics that proceed in district Manggala. As for the type of

    research based on the form and methods of implementation in this research is a direct survey into the

    The Trash Bank locations which is active in district Manggala with data collection techniques include

    observation, interview, questionnaire/question form and study literature.

    Keywords: trash bank, waste management, characteristics

  • iv

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.................................................................................... i

    ABSTRAK....................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................4

    1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 4

    1.5 Batasan Penelitian........................................................................... 5

    1.6 Telaah Penelitian Sebelumnya........................................................ 6

    1.7 Kerangka Pemikiran........................................................................ 8

    1.8 Sistematika Penulisan......................................................................10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Sampah..........................................................................12

    2.2 Klasifikasi Sampah......................................................................... 12

    2.3 Sumber – Sumber Sampah..............................................................15

    2.4 Pengelolaan Sampah........................................................................17

    2.5 Permasalahan Pengelolaan Sampah ...............................................19

    2.6 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat......................................22

  • v

    2.7 Tinjauan Umum Tentang Bank Sampah.........................................24

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................30

    3.2 Metode Penelitian............................................................................31

    3.3 Data..................................................................................................32

    3.4 Variabel Penelitian..........................................................................32

    3.5 Metode Penarikan Sampel...............................................................33

    3.6 Metode Pengumpulan Data.............................................................36

    3.7 Teknik Pengumpulan Data..............................................................36

    3.8 Analisis dan Penyajian Data............................................................38

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi.....................................................39

    4.2 Data dan Informasi Pengelolaan Sampah Kecamatan Manggala.....40

    4.3 Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah....................................43

    4.3 Karakteristik Bank Sampah Yang Dikelola Di Kecamatan

    Manggala........................................................................................51

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan.......................................................................................63

    5.2 Saran.................................................................................................64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 6

    Tabel 2. Kajian Teoritis Berbagai Sistem Pengelolaan Sampah ............................... 18

    Tabel 3. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 31

    Tabel 4. Variabel dan Indikatornya ........................................................................... 33

    Tabel 5. Latar Belakang Pendirian Bank Sampah..................................................... 51

    Tabel 6. Waktu Pendirian dan Bentuk Organisasi Bank Sampah ............................ 52

    Tabel 7. Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Penetapan Pengurus .................... 52

    Tabel 8. Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung ........................................................ 55

    Tabel 9. Persentase Jumlah Nasabah Bank Sampah Aktif Kec. Manggala .............. 56

    Tabel 10. Penggolongan Jenis Sampah Bank Sampah Kec.Manggala .................... 57

    Tabel 11. Timbulan Sampah Bank Sampah Kec.Manggala .................................... 58

    Tabel 12. Reduksi Sampah Bank Sampah Kec.Manggala ....................................... 60

    Tabel 13. Omset Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala.....................................61

    Tabel 14. Perbandingan Hasil Perhitungan Recovery Rate di Bank Sampah Kec.

    Manggala dan Kecamatan Lainnya.............................................................................62

    Tabel 15. Standar Manajemen Bank Sampah............................................................64

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 9

    Gambar 2. Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ................................ 23

    Gambar 3. Diagram Alir Penerapan 3R di Sumber Sampah .................................... 24

    Gambar 4. Posisi Bank Sampah Dalam Program Pengelolaan Sampah .................. 25

    Gambar 5. Diagram Alur Sistem Operasional Bank Sampah .................................. 29

    Gambar 6. Peta Kecamatan Manggala ..................................................................... 30

    Gambar 7. Bagan Penanganan Sampah di Kecamatan Manggala ........................... 41

    Gambar 8. Persentase Komposisi Sampah Menurut Materi .................................... 42

    Gambar 10. Grafik Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik................. 43

    Gambar 11. Persentase Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik .......... 44

    Gambar 12. Grafik Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah ............ 44

    Gambar 13. Persentase Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah ..... 44

    Gambar 14. Grafik Hasil Sampah Dari Rumah Sendiri ........................................... 45

    Gambar 15. Persentase Sampah Dari Rumah Sendiri .............................................. 46

    Gambar 16. Grafik Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah ........................... 47

    Gambar 17. Persentase Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah ..................... 48

    Gambar 18. Grafik Nasabah yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan ....... 49

    Gambar 19. Persentase Nasabah yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan . 49

    Gambar 20. Reduksi Sampah Bank Sampah Kecamatan Manggala.........................61

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Timbulan sampah perkotaan meningkat seiring dengan pertumbuhan

    jumlah penduduk sebagai konsekuensi dari urbanisasi yang cepat. Di negara-

    negara yang sedang berkembang, pertumbuhan penduduk tidak terkendali dan

    ada kecenderungan bertambahnya wilayah perkotaan. Oleh sebab itu

    penambahan timbulan sampah menjadi tidak terelakkan (Visvanathan, 2006).

    Kota Makassar sebagai kota metropolitan tentunya tidak luput dari

    masalah persampahan. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Ibukota Provinsi

    Sulawesi Selatan ini sebesar 1.449.401 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk

    sangat bepengaruh pada jumlah sampah. Volume sampah di Kota Makassar

    cukup tinggi. Kota dengan luasan 177.557 ha ini, mampu memproduksi

    sampah hingga 550 ton, atau sekitar 4.000m2 per hari (BPS, 2016).

    Oleh karena itu perlu upaya perubahan pengelolaan sampah terutama dari

    paradigma lama (kumpul – angkut – buang) menjadi paradigm baru konsep 3R

    (reduce, reuse, recycle). Salah satu aplikasi paradigma baru tersebut adalah

    pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui bank sampah dengan

    memberdayakan masyarakat di tingkat RT hingga ke kelurahan. Program Bank

    Sampah ini bertujuan mengubah perilaku masyarakat dalam menangani

    sampah (konsep 3R yaitu reduse reuse recycle), mengkonversi sampah

    menjadi uang dan mengubah sampah menjadi input untuk perbaikan

    lingkungan. Agar pelaksanaan Bank Sampah terarah, pemerintah

  • 2

    mengeluarkan pedoman pelaksanaannya dengan Peraturan Menteri

    Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012, tentang

    Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank Sampah.

    Bank sampah di Kota Makassar mulai beroperasi sejak tahun 2011

    sebanyak 9 unit bank sampah. Pada tahun 2012 bank sampah di Kota Makassar

    sebanyak 43 unit dengan jumlah penabung (nasabah) sebanyak 1.210 orang

    atau 0,09 % dari total penduduk Kota Makassar. Hingga tahun 2015, terdapat

    104 Bank Sampah di Kota Makassar. Dalam kurun waktu 5 tahun, secara

    bertahap Pemkot Makassar menargetkan 200 Bank Sampah akan hadir dan

    tersebar di seluruh RW Kota Makassar (Oktovianus, 2015).

    Salah satu kawasan rawan sampah di Makassar adalah Kecamatan

    Manggala. Kecamatan Manggala terus mengalami perkembangan dan

    pertumbuhan yang pesat, baik perekonomian maupun penduduk. Pertumbuhan

    penduduk Kecamatan Manggala terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun

    2017 kebutuhan pelayanan pengangkutan sampah di Kecamatan Manggala

    yaitu 381 m3 per hari (Dinas Kebersihan dan Pertanaman)

    Sejalan dengan program Pemerintah Kota Makassar yakni Makassar

    Green and Clean (MGC), seluruh wilayah di Kota Makassar dihimbau untuk

    membenahi wilayah masing-masing agar dapat memperbaiki kualitas

    lingkungan Kota Makassar tentunya dengan prinsip 3R yakni Reuse, Reduce

    dan Recycle yang baru-baru di launching program Makassar Tidak Rantasa

    (MTR). Dalam program tersebut yang menjadi prioritas kegiatannya adalah

    pengelolaan sampah. Melalui bank sampah diharapkan dapat membantu

  • 3

    pemerintah dalam menangani masalah persampahan dan menggandeng pihak

    swasta maupun sponsor untuk bersama-sama mensukseskan program

    pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah melalui pemberdayaan

    masyarakat.

    Untuk mengetahui keberhasilan tercapainya tujuan program bank

    sampah maka diperlukan pengkajian dan analisa yang lebih mendalam lagi

    mengenai pengelolaan bank sampah dengan kondisi real yang ada di lapangan.

    Apakah telah sesuai antara pemahan ideal normatif dan kondisi aktual

    empirisnya. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

    judul “Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan

    Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat (Studi Kasus

    Bank Sampah di Kecamatan Manggala)”

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan

    pokok yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana sistem pengelolaan bank sampah yang telah dilaksanakan di

    Kecamatan Manggala berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

    Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank

    Sampah ?

    2. Bagaimana karakteristik bank sampah yang dikelola di Kecamatan

    Manggala ?

  • 4

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

    1. Mengkaji sistem pengelolaan bank sampah yang berlokasi di Kecamatan

    Manggala.

    2. Mengkaji karakteristik bank sampah yang dikelola di Kecamatan Manggala.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dan diperoleh dari penelitian ini adalah dapat

    menjadi referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terkait sistem

    pengelolaan dan pengolahan sampah. Bagi masyarakat sendiri, penerapan dan

    hasil penelitian ini dapat mengurangi jumlah sampah, mencegah pencemaran

    lingkungan, meningkatkan kemandirian serta partisipasi dalam pengelolaan

    sampah, memberikan nilai ekonomi yang berasal dari barang-barang yang

    masih dapat didaur ulang sehingga diharapkan kualitas hidup masyarakat akan

    meningkat.

    Bagi pemerintah Kota Makassar diharapkan dapat menjadi bahan

    pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam penanganan sampah dan

    tinjauan dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

  • 5

    1.5 Batasan Penelitian

    Batasan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu:

    1. Penelitian dilakukan pada objek studi Kecamatan Manggala, salah satu

    Kecamatan di Kota Makassar.

    2. Pelaksanaan bank sampah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan

    Hidup Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui

    Bank Sampah.

    3. Karakteristik program bank sampah dilihat dari struktur organisasi

    kepengurusan, jumlah nasabah, fasilitas dan infrastruktur pendukung,

    penggolongan jenis sampah yang disetorkan di bank sampah, timbulan

    sampah yang terkumpul selama tiga bulan dan jumlah reduksi sampah.

  • 6

    1.6 Telaah Penelitian Sebelumnya

    Studi mengenai pengelolaan persampahan sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan obyek, lokasi dan

    tujuan yang beragam. Berdasarkan hasil literatur yang didapat, sebagaian besar memfokuskan penelitian kepada peranserta partisipasi

    masyarakat dalam pengelolaan sampah dan ada yang mengkaji tentang sistem pengelolaan sampah.

    Tabel 1. Penelitian Sebelumnya

    No Nama Judul Tujuan Metode Hasil

    1 Fitri Wulandari Evaluasai Prospek Untuk mengkaji partisiasi Dokumentasi Hasil kajian menunjukkan bahwa bank (2014) Keberlanjutan masyarakat dalam hal Wawancara sampah sudah sesuai dengan SNI 3242-

    Pengelolaan Sampah pengelolaan sampah rumah Studi Lapangan 2008. Partisipasi masyarakat dalam program

    Di Bank Sampah tangga mengetahui reduksi bank sampah termasuk derajat kekuasaan

    timbunan dalam kontribusinya Masyarakat karena masyarakat telah

    permasalahan sampah di diposisikan sebagai salah satu stakeholder

    Yogyakarta. utama dalam pencapaian visi Kota

    Yogyakarta. Reduksi timbunan sampah masih

    Perlu ditingkatkan karena hanya mampu

    mereduksi kurang dari 25%

    2 Jendrianto Efektivitas Memperoleh karakteristik Kuesioner Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Limbong (2015) Pengelolaan Sampah sampah dalam sistem Wawancara pengelolaan sampah melalui Bank Sampah

    Melalui Bank Sampah pengelolaan sampah di bank Observasi lapangan Pelita Harapan secara keseluruhan belum sampah dan untuk mengetahui efektif karena pertama dari total 81 responden

    efektivitas pelaksanaan bank hanya 47 yang menjadi nasabah bank sampah.

    sampah dalam sistem Kedua harga yang ditetapkan bank sampah

    pengelolaan sampah. lebih rendah dari harga yang ada di pengepul

    sampah, sehingga masyarakat lebih memilih

    menjual ke pengepul sampah. Dalam teknik

    operasional,aspek kelembagaan, pemantauan

    dan evaluasi sudah efektif.

  • 7

    Tabel 1. Penelitian Sebelumnya (lanjutan)

    No Nama Judul Tujuan Metode Hasil

    3 Muhammad Analisis Implementasi Tujuan yang ingin dicapai dari Deskriptif Kualitatif Terlaksananya seluruh indikator implementasi Marwan Tasdir Kebijakan Bank penelitian ini adalah mengetahui Dengan pengumpulan pelaksanaan bank sampah pada setiap bank

    (2016) Sampah Di Kota bagaimana implementasi dari data menggunakan Sampah yang menjadi informan dalam

    Makassar kebijakan Bank Sampah Di Kota metode wawancara, penelitian dengan pelaksanaan teknisnya yang

    Makassar. kuesioner, observasi disesuaikan pada kondisi dan kebutuhan

    dan dokumentasi. masing-masing. Dan hadirnya bank sampah

    menjadi solusi baru dalam penanganan

    masalah persampahan di Kota Makassar

    dengan berbasis pada sistem 3R. Dilihat pula

    dari kinerja yang dihasilkan bank sampah telah

    mereduksi sebanyak ±307 ton sampah, dengan

    omzet Rp. 704.813.720

    4 Muhammad Kajiann Bank Sampah Mengetahui keadaan serta Metode survei dengan Timbulan sampah yang dapat dikelola bank Rubiyannor Sebagai Alternatif kondisi bank sampah serta aspek teknik analisa data Sampah adalah 11.156,14 kg, tingkat prioritas

    (2016) Pengelolaan Sampah teknis dari perencenaan bank diskriptif kualitatif Faktor bank sampah adalah pemahaman dan

    Domestik Di Kota sampah induk Kota Banjarbaru dengan cara Pengelolaan sampah, sarana dan prasarana, dan

    Banjarbaru Dan mengetahui kajian SWOT pengumpulan data fasilitator .Dan diperoleh hasil kekuatan,

    Bank sampah di kota Banjarbaru wawancara, kuesioner, kelemahan, peluang dan ancaman pada bank

    dan observasi lapangan. Sampah.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam menganalisis ke dua tujuannya digunakan cara yang berbeda-beda.

    Tujuan pertama menggunakan analisis perbandingan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman

    Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah dengan kondisi aktual di Bank Sampah. Tujuan kedua menggunakan analisis dengan cara

    wawancara mendalam, kuesioner dan observasi lapangan untuk mengetahui karakteristik Bank Sampah serta menggunakan analisis

    hitungan dengan mengacu pada besaran sampah kg/orang/hari dari SNI 19-3964-1994 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah

  • 8

    1.7 Kerangka Pemikiran

    Perkotaan pada umumnya akan mengalami masalah Urbanisasi yang

    akan membuat peningkatan pesat terhadap jumlah penduduknya. Begitu pula

    yang terjadi di Kota Makassar. Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi

    Sulawesi Selatan merupakan kota yang berpenduduk padat. Kepadatan

    penduduk itu terus bertambah seiring dengan adanya urbanisasi. Pertambahan

    jumlah penduduk yang terjadi di Kota Makassar akan memberikan

    kesempatan bagi pertambahan volume sampah. Jika hal ini tidak terkendali

    akan berakibat pada tercemarnya lingkungan. Salah satu kawasan rawan

    sampah di Makassar adalah Kecamatan Manggala. Kecamatan Manggala

    terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang pesat, baik

    perekonomian maupun penduduk.

    Pemerintah hanya dapat mengangkut 60%-70% dari total sampah yang

    ada di Kota Makassar itupun TPA Tamangapa selaku tempat pembuangan

    akhir untuk sampah Kota Makassar sudah overload. Keterbatasan ini adalah

    celah bagi timbulnya timbunan-timbunan sampah jika tidak segera ada

    alternatif dalam pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Munculnya

    paradigma baru tentang pengelolaan sampah yang menerapkan pendekatan

    sumber (rumah tangga) selaku produsen sampah dengan prinsip 3R mendasari

    program bank sampah di Kota Makassar. Program bank sampah ini

    mengharuskan kemandirian dari setiap masyarakat dalam pengelolaan

    sampahnya. Bank sampah dinilai dapat menjadi solusi masalah pengelolaan

    sampah terutama sampah-sampah rumah tangga. Oleh karena itu, penulis

  • 9

    ingin mengetahui sistem pengelolaan Bank Sampah apakah sudah sesuai

    dengan mekanisme yang ada sehingga bisa menjadi solusi mengatasi

    permasalahan pengelolaan sampah di Kota Makassar dengan mengkaji sistem

    pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal

    5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah

    dan mengkaji karakteristik bank sampah yang ada di Kecamatan Manggala.

    Gambar 1. Kerangka Pemikiran

    Urbanisasi mengakibatkan meningkatnya

    jumlah penduduk Kota Makassar

    Permasalahan Sampah:

    Meningkatnya Volume Sampah

    TPA Tamangapa overload

    Pengelolaan sampah dengan pendekatan

    sumber (rumah tangga) dengan prinsip 3R

    BANK SAMPAH

    Sistem Pengelolaan Sampah

    Peraturan Menteri Lingkungan

    Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang

    Pedoman Pelaksanaan 3R melalui

    Bank Sampah

    Karakteristik

    Bank Sampah

    Reduksi Timbulan Sampah

  • 10

    1.8 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini

    adalah sebagai berikut:

    BAB I. PENDAHULUAN

    Bab ini membahas mengenai latar belakang studi yang mendasari

    pengangkatan tema pada tugas akhir ini, permasalahan yang berisi

    tentang masalah yang hendak dipecahkan oleh penulis, tujuan yang

    ingin dicapai, manfaat yang diharapkan, batasan masalah untuk

    mempersempit ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan

    yang dipakai dalam tugas akhir ini sehingga bisa dipahami secara

    sistematis.

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas teori-teori dasar yang mendukung penelititan

    pengelolaan sampah perkotaan serta Standar Nasional Indonesia

    tentang persampahan di pemukiman.

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan tentang urutan pengerjaan yang dilakukan

    dalam penelitian yang berupa survei dan investigasi langsung di

    lapangan.

    BAB IV. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas hasil yang diperoleh setelah melakukan

    penelitian.

  • 11

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi menjelaskan hasil penelitian dan kesimpulan dari

    penyelesaian masalah yang diangkat dan memberi saran bagi

    penelitian selanjutnya untuk pengembangan lokasi di masa

    mendatang.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Sampah

    Sampah adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan

    bersifat padat (Soemirat, 1996). Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008,

    tentang Pengelolaan sampah menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan

    sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengertian

    sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional

    Pengelolaan Sampah Perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari

    bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus

    dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi

    pembangunan.

    Berdasarkan berbagai pengertian di atas , maka secara sederhana sampah

    dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari kegiatan atau aktivitas

    manusia atau mahluk hidup lainnya yang berbentuk padat yang tidak

    diinginkan lagi dan dianggap tidak berguna pada waktu tertentu.

    2.2 Klasifikasi Sampah

    a) Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Thn 2008 Sampah

    yang dikelola berdasarkan undang-undang ini terdiri atas:

    1) Sampah rumah tangga, sampah ini berasal dari kegiatan

    sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan

    sampah spesifik.

  • 13

    2) Sampah sejenis sampah rumah tangga sampah ini berasal dari

    kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas

    sosial, fasilitas umum dan/ atau fasilitas lainnya.

    3) Sampah spesifik, sampah ini meliputi: sampah yang mengandung

    bahan berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat bencana,

    puing bongkaran bangunan, sampah yang secara tekologi belum

    dapat diolah, dan/atau sampah yang timbul tidak secara periodik.

    b) Berdasarkan Asalnya

    Secara umum, jenis sampah berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi 2

    (dua) yaitu sampah organik dan sampah anorganik (Mallongi dan Saleh,

    2015):

    1) Sampah Organik

    Sampah organik terdiri dari bahan- bahan penyusun tumbuhan dan

    hewan yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan rumah

    tangga, pertanian, perkantoran, dan kegiatan lain. Sampah ini

    dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga

    sebagian besar merupakan bahan organik. Sampah organik itu

    adalah sampah dari dapur seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah,

    rampah-rempah dan lain-lain.

    2) Sampah Anorganik

    Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui

    seperti mineral, minyak bumi, dan atau dari proses industri.

    Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan

  • 14

    alumunium. Sebagai zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat di

    urai oleh alam, sedangkan sebagaian lainya hanya dapat diurai

    dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini dalam tingkat

    rumah tangga dalam bentuk botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan

    kaleng. Kertas, koran dan karton yang berupa perkecualian.

    Berdasarkan asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah

    organik. Tetapi karena kertas, koran dan karton dapat di daur ulang

    seperti sampah anorgaik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik),

    maka dimasukkan kedalam kelompok sampah anorganik.

    c) Berdasarkan Sifatnya

    Secara garis besar sampah dapat di golongakan sebagai berikut (Mallongi

    dan Saleh, 2015):

    1) Degradable waste (sampah yang mudah membusuk atau terurai).

    Sampah ini dapat diurai secara sempurna oleh proses biologi baik

    aerob maupun anaerob misalnya: sisa makanan, sayuran, daging dan

    lain-lain.

    2) Non-Degradable waste (sampah tidak mudah terurai atau

    membusuk) yaitu: plastik, kaleng bekas dan lain-lain. Jenis sampah

    ini dapat dibagi lagi menjadi:

    a. Recyclable, sampah yang dapat diolah dan digunakan

    kembali karena memiliki nilai ekonomis seperti plastik,

    kertas, pakaian dan lainya.

  • 15

    b. Non-reccyable, sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi

    dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra

    pacs,carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

    3) Combustable waste (sampah yang mudah terbakar), misalnya kertas,

    daun-daun kering, dan lain-lain.

    4) Non- Combustable waste (sampah yang tidak mudah terbakar),

    misalnya: besi, kaleng bekas, gelas dan lain-lain.

    2.3 Sumber-Sumber Sampah

    Sampah yang dikelola oleh pemerintah kota di Indonesia sering dikategorikan

    dalam beberapa kelompok, yaitu (Damanhuri, 2010):

    a. Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan dari

    kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah

    sampah domestik. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah

    berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton, kain, kayu, kaca, daun, logam

    dan kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis

    tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara industri seperti mebel,

    TV bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang di

    tempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam

    suatu kawasan pemukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah

    susun. Dari rumah tinggal tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan

    B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa

    obat-obatan, oli bekas, dll.

  • 16

    b. Sampah dari daerah komersial : sumber sampah dari kelompok ini berasal

    dari pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari

    sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca,

    logam dan juga sisa makanan. Khusus dari pasar tradisional banyak

    dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah membusuk. Secara

    umum sampah dari sumber ini adalah mirip dengan sampah domestik tetapi

    dengan komposisi yang berbeda.

    c. Sampah dari perkantoran/institusi : sumber sampah dari kelompok ini

    meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyrakatan dll.

    d. Sampah dari jalanan/ taman dan tempat umum : sumber dari sampah ini

    dapat berasal dari jalan kota, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran

    drainase kota dll. Dari daerah ini umumnya di hasilkan sampah berupa

    daun/dahan pohon, pasir/lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas dan

    lain-lain.

    e. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis dengan sampah kota :

    kegiatan umum dari industri dan rumah sakit tetap menghasilkan sampah

    sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik dan lain-lain.

    Yang perlu mendapat perhatian adalah, bagaimana sampah yang tidak

    sejenis sampah kota tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan

    sampah kota.

  • 17

    2.4 Pengelolaan Sampah

    Menurut PP No. 81 tahun 2012, tentang Pengelolaan Sampah Sejenis

    Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,

    menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

    penanganan sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari sumber, pewadahan,

    pengumpulan, transfer/pemindahan dan transport/pengangkutan, pengolahan

    serta pembuangan akhir. Pengurangan meliputi pembatasan timbulan, pendaur

    ulangan sampah dan atau pemanfaatan kembali sampah. Penanganan sampah

    meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan

    akhir sampah.

    Dalam perencanaan sistem pengelolaan persampahan suatu kota perlu

    diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah,

    sehingga pengelolaan persampahan mulai dari sumber, pewadahan,

    pengumpulan, transfer dan transpor, pengolahan serta pembuangan akhir akan

    lebih optimal. Timbulan (kuantitas) sampah merupakan volume sampah atau

    berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per

    satuan waktu.

    Ada beberapa kajian teoritis sistem pengelolaan sampah (Suwerda, 2012).

    Analisisnya seperti terlihat pada Tabel 2. Pada tabel terlihat perbandingan

    antara sistem pengelolaan sampah konvensional/tradisional, kumpul-angkut-

    buang, mandiri dan proaktif, serta bank sampah.

  • 18

    Tabel 2. Kajian Teoritis Berbagai Sistem Pengelolaan Sampah Item Analisis Sistem Pengelolaan sampah

    No Pengelolaan Konvensional/ Kumpul – Mandiri dan Bank Sampah

    Sampah

    Tradisional Angkut - Buang produktif I. Prinsip

    pengelolaan

    1. Pemilahan Tidak dipilah Tidak dipilah Dipilah Dipilah

    2. Pengumpulan Dikumpulkan Dikumpulkan Dikumpulkan Dikumpulkan dalam dalam wadah dalam wadah, dalam wadah wadah ( campuran ) dipo, pool ( terpilah ) ( terpilah )

    container ( campuran )

    3. Pengangkutan Warga Menggunakan Ada petugas Penabung

    sampah membawa truk terbuka, truk dari warga yang membawa ke bank sampah hidrolik container mengambil sampah

    tercampur ke sampil terpilah bak sampah ke LPS

    4. Pembuangan Dibawa ke bak Ke LPA dengan Sampah yang Di olah dibank

    atau sampah dan open dumping tidak dapat sampah dan sampah pengolahan dibakar atau atau sanitary dimanfaatkan yang tidak dapat

    ditimbun landfill dibawa ke LPA dimanfaatkan di bawa ke LPA

    5. Jumlah sampah Banyak Banyak Sedikt Sedikit yang dibuang

    6. Restribusi Tidak bayar Bayar Tidak bayar Tidak bayar

    7. Mekanisme Tidak ada Tidak ada Tidak ada Mendapat nomor

    menabung rekening, buku tabungan, dan uang

    hasil tabungan

    8. Pelaksanaan Individual Kumpul, angkut, Komunal, satu Individual dan

    pengelolaan buang kampung komunal sampah

    9. Cakupan Individu Individu, Warga satu Warga lebih dari

    pelayanan kelompok kampung satu kampung, institusi/lembaga

    atau sekolah

    II. Dampak di Pencemaran Pencemaran Dampak Dampak

    bidang udara/air udara/air ditempat pencemaran pencemaran kesehatan ditempat lain berkurang berkurang

    dihasilkan sampah

    III. Dampak Tidak ada Tidak ada Warga terbiasa Warga terutama

    terhadap memilah anak terbiasa

    pendidikan sampah memilah dan menabung sampah sejak dini

    IV. Dampak Tidak ada Tidak ada Menambah Menambah

    terhadap sosial penghasilan penghasilan warga ekonomi warga dari hasil dari hasil tabungan penjualan sampah dan dari produk daur hasil penjualan ulang sampah produk daur ulang

    sampah Sumber : Suwerda, 2012

  • 19

    2.5 Permasalahan Pengelolaan Sampah

    Masalah-masalah pokok dalam pengelolaan persampahan kota (Damanhuri

    dan Padmi, 2004) diantaranya yaitu :

    1. Perbedaan tingkat sosial budaya penduduk kota

    2. Sirkulasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari

    pemerintah daerah merupakan masalah umum dalam skala nasional

    3. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju pengemas

    makanan yang tidak dapat terurai seperti plastik

    4. Keterbatasan sumber daya manusia

    5. Pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat

    lambat

    6. Partisipasi masyarakat yang masih kurang terorganisir di lapangan

    Kariskou, dkk (2009) menyatakan bahwa permasalahan sampah disebabkan

    oleh ketidakmampuan pemerintah dalam penanganan sampah. Peneliti

    berpendapat bahwa permasalahan sampah tidak hanya disebabkan oleh

    ketidakmampuan pemerintah, akan tetapi disebabkan peran serta masyarakat

    yang masih kurang.

    Sampah yang merupakan permasalahan penting yang sulit diselesaikan. Hal

    ini disebabkan karena permasalahan sampah menyangkut banyak hal

    diantaranya, aspek kesehatan, lingkungan, sosial, budaya, bahkan politik.

    Menangani sampah secara sederhana (konvensional) sebenarnya sangat mudah

    dilakukan, yaitu dengan membakar, mengumpulkan di tempat pembuangan

  • 20

    akhir (TPA), atau dengan menimbun secara langsung. Namun cara seperti itu,

    tidak menjadikan permasalahan sampah tuntas.

    Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan,

    tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan.

    Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan agar sampah tidak

    menggunung dan menyebabkan kerusakan lingkungan yaitu menerapkan

    prinsip 3R yaitu :

    1. Reduce (mengurangi sampah); sebisa mungkin lakukan minimalisasi

    barang atau material yang kita pergunakan. Beberapa cara diantaranya:

    Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong

    plastik pembungkus barang belanjaan

    Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada

    membeli botol baru ataupun shaset sekali pakai setiap kali habis

    Membeli susu, makanan kering, deterjen dan lain-lain dalam paket

    yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume

    yang sama

    2. Reuse (memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang

    yang bisa dipakai kembali. Beberapa cara diantaranya :

    Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah

    Memanfaatkan kantong plastic bekas kemasan belanja untuk

    pembungkus

  • 21

    Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan

    tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan

    lainnya

    3. Recycle (mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yang sudah

    tidak berguna lagi bisa didaur ulang. Beberapa cara diantaranya :

    Mengumpulkan kertas, majalah dan surat kabar bekas untuk di

    daur ulang

    Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur

    ulang

    Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya

    hasil daur ulang

    Pengolahan sampah adalah perlakuan terhadap sampah yang bertujuan

    memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

    lingkungan. Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di

    perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya

    sehingga selain membersihkan lingkungan, juga menghasilkan kegunaan baru.

    Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganan (Murthado dan

    Said, 1987).

  • 22

    Beberapa permasalahan yang mungkin timbul dalam sistem pengelolaan

    sampah yaitu :

    a. Dari segi pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena mulai dari

    sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah belum

    dipilah-pilah sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan

    berupa composting maupun daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan

    menurut jenisnya sesuai dengan yang dibutuhkan dan hal ini akan

    memerlikan data maupun menyita waktu.

    b. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, diantaranya :

    1) Memerlukan lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir (TPA)

    sehingga hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai banyak

    lahan yang tidak terpakai. Apalagi bila kota menjadi semakin

    bertambah jumlah penduduknya, maka sampah akan menjadi

    bertambah juga sehingga lahan TPA yang diperlukan menjadi

    bertambah luas.

    2) Biaya operasional sangat tinggi bagi pengumpulan, pengangkutan

    dan pengolahan lebih lanjut. Apalagi bila letak TPA jauh dan bukan

    di wilayah ekonomi.

    2.6 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

    Pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah penanganan sampah yang

    melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengatasi sampah secara

    terorganisir pada tahap penimbulan, pengumpulan, pengolahan dan

  • 23

    pemrosesan akhir terhadap sampah yang dihasilkan, (Iswanto, 2005).

    Pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini sebagian sudah

    dilakukan dengan memilah sendiri sampah rumah tangganya dan kemudian

    menjualnya ke pengepul untuk sampah yang laku dijual. Bahkan ada sebagian

    masyarakat yang memulung sampah yang ada dilingkungannya untuk dijual ke

    pengepul. Namun sistemnya belum terorganisir dan hanya dilakukan oleh

    sebagian kecil masyarakat saja.

    Prinsip pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti pada Gambar 1

    berikut ini. Alur pelaksanaan 3R di masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2

    berikut ini.

    Gambar 2. Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

    Sumber: Iswanto 2005

  • 24

    Gambar 3. Diagram Alir Penerapan 3R di Sumber Sampah

    Sumber: Iswanto 2005

    2.7 Tinjauan Umum Tentang Bank Sampah

    1. Pengertian dan Fungsi Bank Sampah

    Menurut permen LH RI No 13 Tahun 2012 Bank Sampah adalah

    tempat pemilihan dan pengumpulan sampah yang dapat di duar ulang dan

    atau digunakan ulang yang memiliki nilai ekonomi. Bank Sampah

    merupakan tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis

    sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang

    mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir

    sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan

    manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang

    disetorkan nasabah adalah uang. Akan tetapi, dalam bank sampah yang

    disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan

    pengelola bank sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki

  • 25

    jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

    (YPN, 2015).

    Gambar 4. Posisi Bank Sampah Dalam Program Pengelolaan Sampah

    2. Standar Manajemen Bank Sampah

    Merujuk pada Permen LH No 13 Tahun 2012 berikut adalah standar

    menajemen dalam bank sampah;

    1) Penabung Sampah;

    a. dilakukan penyuluhan Bank Sampah paling sedikit 1 (satu) kali

    dalam 3 (tiga) bulan

  • 26

    b. setiap penabung diberikan 3 (tiga) wadah/tempat sampah

    terpilah

    c. penabung mendapat buku rekening dan nomor rekening

    tabungan sampah

    d. telah melakukan pemilahan sampah

    e. telah melakukan upaya mengurangi sampah.

    2) Pelaksana Bank Sampah;

    a. menggunakan alat pelindung diri (APD) selama melayani

    penabung sampah

    b. mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah

    melayani penabung sampah

    c. direktur Bank Sampah berpendidikan paling rendah

    SMA/sederajat

    d. telah mengikuti pelatihan Bank Sampah

    e. melakukan monitoring dan evaluasi (monev) paling sedikit 1

    (satu) bulan sekali dengan melakukan rapat pengelola Bank

    Sampah

    f. jumlah pengelola harian paling sedikit 5 (lima) orang

    g. pengelola mendapat gaji/insentif setiap bulan.

    3) Pengepul/pembeli sampah/industri daur ulang;

    a. tidak melakukan pembakaran sampah

    b. Mempunyai naskah kerjasama/mou dengan Bank Sampah

    sebagai mitra dalam pengelolaan sampah

  • 27

    c. mampu menjaga kebersihan lingkungan seperti tidak adanya

    jentik nyamuk dalam sampah kaleng/botol

    d. mempunyai izin usaha.

    4) Pengelolaan sampah di Bank Sampah;

    a. sampah layak tabung diambil oleh pengepul paling lama sebulan

    sekali

    b. sampah layak kreasi didaur ulang oleh pengrajin binaan Bank

    Sampah

    c. sampah layak kompos dikelola skala RT dan/atau skala komunal

    d. sampah layak buang (residu) diambil petugas PU 2 (dua) kali

    dalam 1 (satu) minggu

    e. cakupan wilayah pelayanan Bank Sampah paling sedikit 1 (satu)

    kelurahan (lebih besar dari 500 (lima ratus) kepala keluarga)

    f. sampah yang diangkut ke TPA berkurang 30-40 % setiap

    bulannya

    g. jumlah penabung bertambah rata-rata 5-10 penabung setiap

    bulannya

    h. Adanya replikasi Bank Sampah setempat ke wilayah lain.

    5) Peran pelaksana Bank Sampah;

    a. sebagai fasilitator dalam pembangunan dan pelaksanaan Bank

    Sampah

    b. menyediakan data “pengepul/pembeli sampah“ bagi Bank

    Sampah

  • 28

    c. menyediakan data “industri daur ulang”

    d. memberikan reward bagi Bank Sampah

    catatan: Fasilitator adalah orang yang memfasilitasi

    keperluan pembangunan dan pelaksanaan Bank

    Sampah, antara lain:

    1. membantu dalam memfasilitasi penggalangan dana

    corporate social responsibility (CSR);

    2. penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana bagi

    berdirinya Bank Sampah;

    3. pengurusan perijinan usaha Bank Sampah;

    4. Membantu dalam memasarkan produk daur ulang

    sampah (kompos, kerajinan).

  • 29

    3. Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah

    Untuk melihat proses atau pengelolaan sampah rumah tangga di bank

    sampah dapat dilihat pada diagram alur berikut ini :

    Gambar 5 : Diagram Alur Sistem Operasional Bank Sampah

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Manggala salah satu dari 14

    kecamatan yang berada di kota Makassar. Luas wilayah kecamatan

    Manggala adalah 24,14 km2 atau 13,73 % dari luas Kota Makassar. Letak

    Geografis kecamatan Manggala adalah 5,1752°LS 119,4935°BT. Dengan

    jumlah penduduk sebesar 115.757 pada tahun 2017.

    Gambar 6. Peta Kecamatan Manggala

  • 31

    2. Waktu Penelitian

    Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus

    Izin di lokasi √

    penelitian Observasi

    lokasi √

    penelitian

    Penyusunan √

    Bab 1-3

    Pengumpulan √ √ √

    data Pengolahan

    data dan Bab √

    4

    Penarikan √

    kesimpulan

    dan Bab 5

    Penulisan √

    Laporan

    Tabel 3. Jadwal Penelitian

    3.2 Metode Penelitian

    Adapun metode penelitian berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan

    pada penelitian ini adalah survei. Menurut Tika (2005) “yang dimaksud survei

    adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar

    data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan”. Survei

    dipilih karena memiliki keuntungan seperti berikut ini :

    Dilibatkan oleh banyak orang untuk mencapai generasi atau

    kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

    Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.

    Sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak diketahui.

    Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu.

    Biaya lebih rendah karena waktunya lebih singkat.

  • 32

    3.3 Data

    Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Primer

    Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari

    lapangan yaitu:

    a. Jenis sampah

    b. Jumlah timbunan sampah

    2. Sekunder

    Data sekunder adalah buku, jurnal, data dari Badan Pusat Statistik Kota

    Makassar, dan dokumen penting lain yang berkaitan dengan tema

    penelitian. Sumber sekunder ini dimaksudkan untuk memperkaya

    pengetahuan dan mempertegas analisis persoalan yang sedang diteliti.

    Penulis akan melakukan pencarian data tertulis mengenai kegiatan Bank

    Sampah di Kecamatan Manggala.

    3.4 Variabel Penelitian

    Menurut Arikunto (2002) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang

    menjadi titik suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal

    yaitu Pengelolaan Bank Sampah. Meskipun menggunakan variabel tunggal,

    akan dipaparkan indikator-indikator dan variabel tunggal tersebut. Untuk lebih

    jelasnya, berikut merupakan variabel dan indikator yang dimaksud:

  • 33

    Tabel 4. Variabel dan Indikatornya

    Variabel Indikator

    Pengelolaan Bank Sampah

    1. Input a. Jenis Sampah b. Sumber Daya Manusia

    2. Proses a. Pemilahan b. Pengumpulan c. Penimbangan dan Pencacatan d. Penjualan Sampah

    3. Output a. Perubahan volume sampah

    Sumber : Arikunto (2002:9)

    3.5 Metode Penarikan Sampel

    Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mengetahui karakteristik

    bank sampah, dilakukan penyebaran kuesioner/angket kepada masyarakat yang

    menjadi nasabah di bank sampah yang berlokasi di Kecamatan Manggala

    dengan menggunakan metode Simple Random Sampling, dengan pertimbangan

    keterbatasan waktu dan biaya dari penulis.

    Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960),

    sebagai berikut:

    𝐧 =𝑵

    𝟏 + 𝑵 𝒆𝟐

    Keterangan:

    n = jumlah sampel

    N = jumlah populasi

    e = batas toleransi kesalahan (asumsi)

  • 34

    Diketahui Kecamatan Manggala:

    Jumlah populasi nasabah (7 BSU) N = 949 Nasabah

    Batas toleransi kesalahan (asumsi) e = 10% (0,1)

    Maka,

    𝐧 =949

    1+949(0,1)2

    𝐧 =949

    1+949(0,01)

    𝐧 =949

    10,49

    𝐧 = 90,46

    𝐧 = 90 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)

    Dengan demikian jumlah responden yang diambil sebanyak 90 orang.

    Perhitungan proportionate stratified random sampling:

    𝐧 =𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝑥)

    𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 (∑ 𝑥) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑛)

    Maka,

    1) Bank Sampah Lisana

    𝐧 =92

    949× 90

    𝐧 = 8,7 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 9

    2) Bank Mekar Swadaya

    𝐧 =158

    949× 90

    𝐧 = 14,9 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 15

  • 35

    3) Bank Sampah Bina Lestari

    𝐧 =105

    949× 90

    𝐧 = 9,9 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 10

    4) Bank Sampah Bontobila

    𝐧 =210

    949× 90

    𝐧 = 19,8 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 20

    5) Bank Sampah Lamber Borong

    𝐧 =118

    949× 90

    𝐧 = 11,1 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 11

    6) Bank Sampah Samaturu

    𝐧 =35

    949× 90

    𝐧 = 3,3 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 3

    7) Bank Sampah Bina Manggala

    𝐧 =231

    949× 90

    𝐧 = 21,9 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 22

    Sehingga dari keseluruhan sampel kelas tersebut adalah:

    9 + 15 + 10 + 20 + 11 + 3 + 22 = 90 sampel.

  • 36

    3.6 Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diambil

    langsung di lapangan, yaitu:

    • Struktur organisasi bank sampah

    • Jumlah nasabah

    • Jenis sampah

    • Data timbulan sampah

    • Peta topografi Kecamatan Manggala

    3.7 Teknik Pengumpulan Data

    Pengolahan data dilakukan dengan tahapan:

    1. Observasi Lapangan

    Menurut Jogiyanto (2008) observasi merupakan teknik atau

    pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati

    langsung obyek datanya. Observasi ini di lakukan di lokasi penelitian,

    yaitu bank sampah di wilayah Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

    2. Wawancara (Interview)

    Wawancara yaitu pewawancara, mengajukan pertanyaan yang

    dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah

    penelitian, kepada seorang yang diwawancarai (Kerlinger dalam Sanapiah,

    1995). Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur

    dengan jadwal wawancara yang telah dipersiapkan secara cermat untuk

    memperoleh wawancara yang relevan dengan masalah penelitian.

  • 37

    Wawancara terstruktur ini adalah wawancara yang secara langsung antara

    peneliti dengan responden menggunakan pedoman wawancara.

    3. Kuesioner atau Angket

    Menurut Sugiyono (2008) “Angket atau kuesioner merupakan

    teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

    seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

    dijawab”. Jenis kuesioner / angket yang digunakan adalah dengan

    menggabungkan kuesioner terbuka dan tertutup agar didapatkan hasil yang

    lebih akurat.

    4. Studi Literatur

    Nazir (2005) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi

    literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan

    mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana

    ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Dalam hal

    ini peneliti melakukan pengumpulan data berdasarkan dokumen yang ada,

    baik berupa laporan catatan, berkas atau bahan-bahan tertulis lainnya dari

    pihak yang berkompeten yang berupa dokumen resmi dan relevan dengan

    ruang lingkup penelitian dan dapat dijadikan referensi.

  • 38

    3.8 Analisis dan Penyajian Data

    Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode

    analisis dan rumus-rumus sebagai berikut:

    1. Persentase komposisi sampah

    Persentase komposisi sampah dapat dilakukan dengan cara:

    %𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔−𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

    𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑥 100%

    2. Prediksi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan dalam sebulan

    0,5 𝑘𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 30 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 15 𝑘𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

    3. Participation Rate

    %𝑃𝑎𝑟𝑡𝑡𝑖𝑐𝑖𝑝𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑛𝑎𝑠𝑎𝑏𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

    𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑥 100%

    3. Recovery Rate

    %𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦

    𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%

  • 39

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi

    Kecamatan Manggala merupakan salah satu kecamatan yang berada di

    wilayah Kota Makassar. Secara administrasi Kecamatan Manggala berbatasan

    dengan :

    1) Utara : Kecamatan Tamalanrea

    2) Selatan : Kabupaten Gowa

    3) Barat : Kecamatan Panakukang

    4) Timur : Kabupaten Maros

    Kecamatan Manggala adalah salah satu dari 14 kecamatan yang berada

    di kota Makassar. Luas wilayah kecamatan Manggala adalah 24,14 km2 atau

    13,73 % dari luas Kota Makassar. Letak Geografis kecamatan Manggala adalah

    5,1752°LS 119,4935°BT. Dengan jumlah penduduk sebesar 115.757 pada

    tahun 2017. Kelurahan yang paling luas adalah Tamanggapa yaitu 7,62 km2,

    sedangkan kelurahan yang wilayahnya paling kecil di Kecamatan Manggala

    adalah Kelurahan Borong dan Batua.

    Jika dilihat dari ketinggian masing-masing kelurahan dari permukaan

    laut, maka Kelurahan Antang yang paling tinggi yaitu 24 meter diatas

    permukaan laut sedangkan yang terendah adalah kelurahan Borong dan

    kelurahan Bangkala yang memiliki ketinggian dari permukaan laut yaitu

    kurang lebih 7 meter .

  • 40

    Kecamatan Manggala terbagi ke dalam 7 kelurahan yang hampir seluruh

    kelurahannya telah memiliki bank sampah. Total bank sampah di Kecamatan

    Manggala yang telah terdaftar di Yayasan Peduli Negeri adalah sebanyak 45

    bank sampah unit yang tersebar di 7 kelurahan.

    Penelitian ini dilaksanakan di 7 bank sampah unit aktif yang berdiri

    antara tahun 2011 sampai tahun 2016 dan terletak di 5 kelurahan, yaitu:

    1. Bank Sampah Lisana (Kelurahan Bangkala)

    2. Bank Sampah Mekar Swadaya (Kelurahan Biring Romang)

    3. Bank Sampah Bina Lestari (Kelurahan Tamangapa)

    4. Bank Sampah Bontobila (Kelurahan Batua)

    5. Bank Sampah Lamber Borong (Kelurahan Borong)

    6. Bank Sampah Samaturu (Kelurahan Tamangapa)

    7. Bank Bina Manggala (Kelurahan Batua)

    4.2 Data dan Informasi Pengelolaan Sampah Kecamatan Manggala

    1. Metode Pengolahan Sampah Eksisting

    Metode pengolahan sampah pada Kecamatan Manggala dilakukan

    dengan individual langsung dan pola individual tidak langsung. Pola

    dapat dilihat pada Gambar 7. Penjemputan sampah dilakukan pada sore

    dan malam hari oleh Truk Tangkasaki yang berjumlah 12 buah dan

    armada Dump Truck, yang kemudian dibawa langsung ke TPA

    Tamanagapa. Selain itu gerobak motor melakukan pengambilan sampah

    ke pemukiman yang tidak terjangkau oleh Truk sampah, yang juga

  • 41

    langsung diangkut TPA Tamangapa yang terletak di Kecamatan

    Manggala.

    Gambar 7. Bagan Penanganan Sampah di Kecamatan Manggala

  • 42

    Sisa Makanan; 60%

    Kayu, Ranting dan Daun;

    15%

    Kertas; 5%

    Plastik; 10%

    Logam; 5%

    Kain dan Tekstil; 2%

    Karet dan Kulit; 2%

    Kaca; 1% Lainnya; 0

    369

    3

    5

    0

    4

    0

    0

    0 50 100 150 200 250 300 350 400

    Rumah Tangga

    Kantor

    Pasar Tradisional

    Pasar Perniagaan

    Fasilitas Public

    Kawasan

    Lainnya

    Timbulan Sampah Menurut Sumber (m³)

    2. Komposisi Sampah Menurut Materi

    Gambar 8. Persentase Komposisi Sampah Menurut Materi

    Pada Gambar 8 terlihat sisa makanan (sampah organik) merupakan

    komponen penyusun limbah padat terbesar di Kecamatan Manggala

    (60%) disusul kayu, ranting, dan pohon (15%), kertas (5%), plastik

    (10%), logam (5%), kain dan tekstil (2%), karet dan kulit (2%), dan kaca

    (1%).

    3. Jumlah Timbulan sampah Harian Menurut Sumber

    Total timbulan sampah pada komposisi sumber sampah adalah 381

    m³ untuk Kecamatan Manggala.

  • 43

    Gambar 8. Jumlah Timbulan Sampah Harian Menurut Sumber

    4.3 Pengelolaan Sampah Melakui Bank Sampah

    Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal 5 No. 13

    Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah,

    mekanisme bank sampah meliputi:

    1. Pemilahan Sampah

    Sampah yang akan disetor oleh nasabah dianjurkan untuk

    memilahnya terlebih dahulu sebelum disetor ke bank sampah.

    Gambar 10. Grafik Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Lisana MekarSwadaya

    BinaLestari

    Bontobila LamberBorong

    Samaturu BinaManggala

    89 89 90100

    82

    100

    86

    11 13 100

    18

    0

    14

    Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik

    Ya Tidak

  • 44

    90%

    10%

    Ya Tidak

    72%

    28%

    Ya Tidak

    Gambar 11. Persentase Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik

    Gambar 12. Grafik Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Lisana MekarSwadaya

    BinaLestari

    Bontobila LamberBorong

    Samaturu BinaManggala

    100

    40 40

    85 82

    100

    77

    0

    60 60

    15 18

    0

    23

    Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah

    Ya Tidak

  • 45

    Gambar 13. Persentase Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah

    Dari Gambar 11 dan Gambar 13 di atas dapat dilihat bahwa dari 90

    sampel yang telah mengisi angket, 90 % nasabah memilah sampahnya yang

    akan disetor ke bank sampah berkat edukasi dan pelatihan yang diadakan

    oleh pengurus dari bank sampah (72 % mendapatkan pelatihan). Sedangkan

    10 % menjawab tidak memilah sampahnya dengan berbagai alasan, seperti

    tidak menyempatkan waktunya untuk memilah sampahnya dan masih ada

    juga yang tidak tahu cara memilah sampahnya sendiri (28 % tidak

    mendapatkan pelatihan), mereka terbiasa mencampur sampah yang

    dihasilkannya tanpa dipilah terlebih dahulu. Sebenarnya jika sampah

    dipilah terlebih dahulu akan mempermudah proses pengelolaan sampah

    berikutnya.

    Gambar 14. Grafik Sampah Dari Rumah Sendiri

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Lisana MekarSwadaya

    BinaLestari

    Bontobila LamberBorong

    Samaturu BinaManggala

    7873

    80

    50

    64 67

    54

    2227

    20

    50

    36 33

    46

    Sampah Dari Rumah Sendiri

    Ya Tidak

  • 46

    63%

    37%

    Ya Tidak

    Gambar 15. Persentase Sampah Dari Rumah Sendiri

    Dari Gambar 15 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 sampel yang

    telah mengisi angket, sebanyak 63 % menjawab ya bahwa sampah yang

    disetor ke bank sampah adalah sampah dari rumah sendiri. Sementara 37

    % menjawab tidak karena sampah yang mereka setor tidak hanya berasal

    dari rumah sendiri, tetapi mereka sampai mencari ke sekitaran rumah

    mereka, ada pula yang membawa sampah dari kantor/tempat kerja mereka

    agar dapat meningkatkan pendapatan dari sampah yang disetorkan.

    2. Penyerahan Sampah ke Bank Sampah

    Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, responden

    mengatakan sampah yang telah terpilah ada yang langsung membawa

    sendiri ke bank sampah untuk disetor, ada yang menunggu jadwal

    penimbangan yang biasanya sekali dalam sepekan dan ada juga yang

    meminta sampahnya dijemput oleh petugas bank sampah. Mengenai

    penyerahan sampah yang telah terkumpul dari nasabah ke Bank Sampah

    Pusat (BSP) dilakukan sebanyak 3-4 kali per bulan sesuai dengan

    banyaknya sampah. Kendaraan Bank Sampah Pusat yang biasa di gunakan

    untuk menjemput adalah motor Viar 3 roda atau truk sampah Tangkasaki.

  • 47

    3. Penimbangan Sampah

    Prosedur penimbagan sampah di Bank Sampah dilakukan setiap

    seminggu sekali sesuai dengan jadwal nasabah membawa tabungan sampah

    ke Bank Sampah. Dalam penimbangan di wajibkan ada kedua belah pihak

    sebagai saksi yaitu pihak pengelola Bank Sampah dan Nasah agar semua

    tau dan melihat langsung berap jumlah berat timbangan sampah yang

    dihasilkan.

    Nilai volume sampah per kilogram menjadi standarisasi dalam

    konversi harga bank sampah unit dengan harga yang telah di tentukan Bank

    Sampah Pusat (BSP) atau pihak Vendor.Penimbangan dilakukan oleh

    pengurus bank sampah. Pengurus ini akan menyebutkan jenis dan berat

    sampah yang disetorkan oleh nasabah kepada sekertaris. Hal ini

    menjadikan petugas penimbang merupakan petugas yang paling paham

    jenis sampah yang ditabung oleh nasabah.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Lisana MekarSwadaya

    BinaLestari

    Bontobila LamberBorong

    Samaturu BinaManggala

    100

    83

    100 100 100 100 100

    0

    17

    0 0 0 0 0

    Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah

    Bagus Tidak

  • 48

    98%

    2%

    Ya Tidak

    Gambar 16. Grafik Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah

    Gambar 17. Persentase Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah

    Dari Gambar 17 dapat dilihat bahwa kepuasan nasabah terhadap

    pelayanan dari pengurus bank sampah sudah sangat memuaskan dengan

    presentase 98 %, sementara hanya 2 % yang menjawab tidak memuaskan.

    Hal ini berarti kinerja para pengurus bank sampah sudah efektif.

    4. Pencatatan

    Pencatatan pada Bank Sampah dilakuakan oleh pengelola bagian

    pencatatan. Disaksikan langsung oleh Nasabah, hasil dari penimbangan

    langsung dibukukan ke buku agenda atau buku besar bank sampah milik

    Bank Sampah . Hasil dari pencatatan inilah nantinya menjadi bahan acuan

    yang akan di masukkan ke buku tabungan nasabah.

    5. Hasil Penjualan Sampah yang Diserahkan Dimasukkan ke Dalam Buku

    Tabungan

    Setelah petugas mencatat total berat sampah yang disetorkan oleh

    nasabah, maka nasabah boleh mengambil kembali buku tabungannya.

  • 49

    77%

    23%

    Ya Tidak

    Gambar 18. Persentase Nasabah Yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan

    Gambar 19. Grafik Nasabah Yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan

    Berdasarkan survei yang telah dilakukan di 7 bank sampah yang

    menjadi tempat penelitian, kenyataan yang terjadi tidak semua nasabah

    menyimpan sendiri buku tabungannya, nasabah lebih memilih buku

    tabungannya tersebut tetap disimpan oleh petugas bank sampah dengan

    pertimbangan agar tidak hilang. Sementara seperti pada Gambar 19 untuk

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    Lisana MekarSwadaya

    BinaLestari

    Bontobila LamberBorong

    Samaturu BinaManggala

    55

    97

    80

    70 73

    100

    77

    45

    310

    30 27

    0

    23

    Nasabah Mengambil Hasil Tabungan

    Ya Tidak

  • 50

    tabungan uang yang terkumpulkan di bank sampah, terlihat 77 % nasabah

    telah pernah mengamil buku tabungannya, sementara 23 % belum pernah

    mengambil buku tabungannya. Nasabah yang melakukan penarikan uang

    bervariasi. Mulai dari yang melakukan penarikan setiap selesai

    penimbangan, ada juga yang mengumpulkan hingga sebulan lamanya,

    bahkan ada juga nasabah yang sejak terdaftar menjadi nasabah bank

    sampah belum juga mengambil tabungannya.

    6. Bagi Hasil Penjualan Sampah Antara Penabung Dan Pengelola Bank

    Sampah

    Sistem bagi hasil yang berlaku di bank sampah kecamatan manggala

    adalah dengan sistem selisih harga. Sistem selisih harga yang belaku adalah

    membeli sampah nasabah dengan harga sedikit lebih murah dari harga yang

    di tentukan Bank Sampah Pusat dan memilah serta membersihkan sampah

    kotor dari nasah sebelum di jual ke Bank Sampah Pusat (BSP) sehingga

    memiliki harga yang lebih tinggi.

  • 51

    4.4 Karakteristik Bank Sampah Yang Dikelola Di Kecamatan Manggala

    Hasil survei yang dilakukan terhadap karakteristik bank sampah yang

    dikelola di Kecamatan Manggala Kota Makassar dapat dilihat berdasarkan

    penjabaran sebagai berikut:

    1. Organisasi dan kepengurusan bank sampah

    Hal yang dilihat pada aspek organisasi dan kepengurusan bank

    sampah di Kecamatan Manggala adalah latar belakang pendirian, waktu

    pendirian/peresmian, struktur kepengurusan, mekanisme penetapan

    pengurus, fungsi dan tugas pokok pengurus, dan jumlah tenaga kerja. Latar

    belakang pendirian bank sampah seperti pada Tabel 5.

    Tabel 5. Latar Belakang Pendirian Bank Sampah

    No Nama Bank Sampah Latar Belakang Pendirian Pendiri Utama

    1 Lisana Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Juardi, SE

    2 Mekar Swadaya Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Erwin

    3 Bina Lestari Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Nurlia Lipsa

    4 Bontobila Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Hj. Syamsiarah

    5 Lamber Borong Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Irham Hamid

    6 Samaturu Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Ahmad Thalib

    7 Bina Manggala Mengelolah sampah secara

    mandiri oleh masyarakat

    Tasir Ibrahim

  • 52

    Dari tabel terlihat bahwa keseluruhan latar belakang pendirian bank

    sampah yaitu mengelolah sampah secara mandiri oleh masyarakat guna

    mengurangi volume sampah yang akan ditampung di tempat pemrosesan

    akhir (TPA) serta membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan

    yang disebabkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik.

    Waktu pendirian dan bentuk organisasi bank sampah terlihat pada

    Tabel 6.

    Tabel 6. Waktu Pendirian dan Bentuk Organisasi Bank Sampah

    No Nama Bank Sampah Waktu Pendirian

    1 Lisana 2015

    2 Mekar Swadaya 2011

    3 Bina Lestari 2015

    4 Bontobila 2016

    5 Lamber Borong 2016

    6 Samaturu 2017

    7 Bina Manggala 2016

    Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Penetapan Pengurus seperti

    terlihat pada Tabel 7

    Tabel 7. Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Penetapan Pengurus

    No Nama Bank Sampah Struktur Mekanisme

    1 Lisana Penganggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara sekertaris,

    manager teknis,

    pencatatan, penimbangan,

    pengepakan, pemasaran,

    komposting

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

  • 53

    No Nama Bank Sampah Struktur Mekanisme

    2 Mekar Swadaya Penganggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara, sekertaris,

    manager teknis, pencatatan,

    penimbangan, pengepakan,

    pemasaran, komposting,

    daur ulang.

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

    3 Bina Lestari Penanggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara, sekertaris,

    manajer teknis, pencatatan,

    penimbangan, pengepakan,

    pemasaran, komposting,

    daur ulang.

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

    4 Bontobila Penanggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara, sekertaris,

    manajer teknis, pencatatan,

    penimbangan, pengepakan,

    pemasaran, komposting,

    daur ulang.

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

    5 Lamber Borong Penanggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara, sekertaris,

    manajer teknis, pencatatan,

    penimbangan, pengepakan,

    pemasaran, komposting.

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

    6 Samaturu Penanggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara, sekertaris,

    manajer teknis, pencatatan,

    penimbangan, pengepakan,

    pemasaran, komposting.

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

    7 Bina Manggala Penanggung jawab,

    pendamping, direktur,

    bendahara, sekertaris,

    manajer teknis, pencatatan,

    penimbangan, pengepakan,

    pemasaran, komposting,

    daur ulang.

    Ditetapkan

    melalui SK

    dari kelurahan

    setempat

  • 54

    Struktur kepengurusan sudah ada dan mekanisme penetapan

    pengurus juga sudah ditetapkan sejak awal berdirinya bank sampah.

    Adapun fungsi dan tugas pokok pengurus serta jumlah tenaga kerja bank

    sampah juga sudah ditetapkan Namun dalam perjalanannya berbagai

    kendala yang dihadapi masing-masing bank sampah menyebabkan ada

    diantara pengurus bank sampah yang tidak menjalankan tugasnya karena

    sudah pindah ke tempat lain. Kendala tersebut diatasi dengan

    memperbantukan penabung yang mau aktif dalam

    mengoperasionalkannya. Sebagian pengurus yang tidak aktif ada yang

    sudah diganti dan ada yang belum.

    2. Penabung dan Pelayanan Bank Sampah

    Penabung dan pelayanan bank sampah terlihat dari hasil observasi

    dan wawancara bahwa penabung yang terdata saat ini sudah banyak karena

    setiap tahun ada peningkatan jumlah pada semua bank sampah

    permukiman, tetapi diantaranya banyak yang sudah tidak aktif lagi. Dari

    informasi pengurus dan observasi ke lapangan kondisi tersebut terjadi

    karena berbagai alasan seperti ada yang merasa lokasi bank sampah agak

    jauh dari rumah warga Selain melayani penabung pribadi, ada diantara

    bank sampah juga melayani penabung kolektif dari instansi. Jadwal resmi

    pelayanan di masing-masing bank sampah sudah ada, tetapi pada umumnya

    bank sampah juga membuka pelayanan fleksibel diluar jadwal resmi.

    Pelayanan diluar jadwal resmi ini sangat mendukung penabung untuk tetap

    aktif menabung terutama pada bank sampah dengan aktivitas penabungnya

  • 55

    yang beragam. Selain menabung, kegiatan bank sampah juga memberikan

    pelatihan kepada penabung dan mengikuti pameran hasil kreasi dari

    sampah.

    3. Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung

    Fasilitas bank sampah berupa bangunan bank sampah dan

    kelengkapan pendukung kegiatan bank sampah seperti terlihat pada Tabel

    7. Dari tabel terlihat bahwa pada umumnya bank sampah sudah memiliki

    bangunan khusus walaupun awalnya ada yang operasionalnya masih

    menumpang dan belum punya bangunan khusus, tetapi operasionalnya bisa

    tetap berjalan. Namun ada juga bank sampah yang dipengaruhi

    operasionalnya oleh keberadaan bangunan bank sampah sehingga ketika

    terjadi transisi bangunan bank sampah menyebabkan operasionalnya

    terkendala.

    Tabel 8. Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung

    No Nama Bank

    Sampah

    Sarana Fasilitas Pendukung

    1 Lisana Belum ada bangunan khusus

    bank sampah, dan saat ini

    masih menumpang di rumah

    dari salah satu pengurus

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    komposter,

    timbangan.

    2 Mekar Swadaya Ada ruangan khusus bank

    sampah sekaligus ruang

    pameran

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    komposter,

    timbangan, pencacah

    plastik, biogas,

    komposter takakura

    3 Bina Lestari Ada bangunan khusus bank

    sampah dan gudang secara

    terpisah

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    timbangan.

  • 56

    4 Bontobila Ada ruangan khusus bank

    sampah sekaligus ruang

    pameran dan gudang

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    komposter,

    timbangan.

    5 Lamber Borong Ada bangunan khusus bank

    sampah dan gudang secara

    terpisah

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    komposter,

    timbangan.

    6 Samaturu Ada ruangan khusus bank

    sampah dan gudang

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    timbangan.

    7 Bina Manggala Ada ruangan khusus bank

    sampah sekaligus ruang

    pameran dan gudang

    Bak sampah organik

    dan anorganik,

    komposter,

    timbangan.

    4. Participation Rate Nasabah

    Karakteristik dari bank sampah kali ini adalah persentase seberapa

    banyak kepala keluarga (KK) dalam suatu wilayah rukun warga (RW) yang

    telah menjadi nasabah.

    Tabel 9. Participation Rate Nasabah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala

    Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala, 2017

    Participation Rate nasabah bank sampah yang telah memiliki

    persentase di atas 50 % dari 7 bank sampah aktif yang berada di Kecamatan

    Manggala ada tiga yaitu Bank Sampah Bontobila (85,71 %), Bank Sampah

    Nama Bank

    Sampah Kelurahan RW

    Jumlah

    KK

    Jumlah

    Nasabah Participation

    Rate (%)

    Lisana Bangkala 6 530 92 17,36

    Mekar Swadaya Biring Romang 2 315 158 50,16

    Bina Lestari Tamangapa 4 714 105 14,71

    Bontobila Batua 9 245 210 85,71

    Lamber Borong Borong 12 118 106 89,83

    Samaturu Tamangapa 2 470 35 7,45

    Bina Manggala Batua 5 340 231 67,94

  • 57

    Lamber Borong (89,83 %), dan Bank Sampah Bina Manggala (67,94 %).

    Sementara 4 bank sampah lainnya masih berada di bawah persentase 50 %

    maka dibutuhkan kerja sama yang lebih baik lagi bagi para pengurus bank

    sampah untuk meningkatkan minat masyarakat agar bergabung menjadi

    nasabah di bank sampah.

    5. Jenis Sampah

    Jenis sampah merupakan penggolongan sampah berdasarkan

    kemampuannya untuk terurai. Jenis sampah juga memiliki beberapa

    penggolongan, tetapi umumnya masyarakat hanya mengenal dua jenis

    penggolongan sampah saja yaitu sampah organik dan sampah anorganik. 7

    bank sampah aktif Kecamatan Manggala menggolongkan sampah menjadi

    dua golongan yang dapat dilihat pada Tabel 9.

    Tabel 10. Penggolongan Jenis Sampah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala

    Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala, 2017

    Nama Bank

    Sampah

    Jenis Sampah

    Anorganik Organik Plastik Kertas Logam Botol / Kaca Kompos Padat Kompos Cair

    Lisana √ √ √ √ - -

    Mekar Swadaya √ √ √ √ - -

    Bina Lestari √ √ √ √ - -

    Bontobila √ √ √ √ - -

    Lamber Borong √ √ √ √ - -

    Samaturu √ √ √ √ - -

    Bina Manggala √ √ √ √ - -

  • 58

    Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa jenis sampah yang

    terkumpul tiap bulannya berupa sampah anorganik seperti sampah plastik,

    kertas, logam dan botol/kaca. Sementara untuk jenis sampah organik sangat

    jarang, hal ini dikarenakan para nasabah merasa masih enggan untuk

    memilah sampah tersebut dengan alasan baunya yang busuk dan kurangnya

    lahan untuk mengelola jenis sampah organik.

    6. Timbulan Sampah

    Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang

    dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu

    (Departemen PU, 2004).

    Berdasarkan survei yang telah dilakukan di lokasi penelitian, maka

    pada Tabel 10 dijabarkan jumlah timbulan sampah yang disetorkan oleh

    nasabah masing-masing bank sampah aktif di Kecamatan Manggala selama

  • PLASTIK (KG) KERTAS (KG) LOGAM (KG) BOTOL/KACA (KG) LAINNYA (KG)

    92 1 Mei 1046 230 83 28 36

    92 1 Juni 504 119 40 26 40

    92 1 Juli 1057 609 116 0 0

    2607 958 239 54 76

    170 2 Mei 674 1521 115 126 0

    168 2 Juni 504 2122 101 39 0

    158 2 Juli 132 185 36 0 0

    1310 3828 252 165 0

    123 0 Mei 114 81 14 5 0

    105 0 Juni 152 0 16 229 0

    129 0 Juli 154 250 22 0 0

    420 331 52 234 0

    210 1 Mei 347 793 91 30 0

    210 1 Juni 334,5 919 60 73 0

    210 1 Juli 472,5 1221,5 142,5 109 0

    1154 2933,5 293,5 212 0

    107 1 Mei 247 919 85 0 0

    107 1 Juni 64 250 25 0 0

    107 1 Juli 149 436 53 34 0

    460 1605 163 34 0

    25 1 Mei 246 450 99 0 89

    35 1 Juni 237 279 124 1500 0

    35 1 Juli 300 114 439 0 0

    783 843 662 1500 89

    231 1 Mei 322 695 84 96 0

    237 1 Juni 114,5 744 18 0 0

    239 1 Juli 235,5 540 60 0 0

    672 1979 162 96 0

    BULANKELURAHANBANK SAMPAH UNITNO. TOTAL NASABAH KOMPOSTER

    6

    2

    TOTAL (KG) = 4.593

    TOTAL (KG) = 3.877

    TOTAL (KG) = 2.909

    6 2

    Batua

    Tamangapa

    Borong

    TOTAL (KG) = 3.934

    TOTAL (KG) = 3.146

    4

    12

    5

    Lamber Borong

    Batua

    5

    Samaturu

    Bina Manggala7

    JENIS SAMPAH

    1

    2

    3

    4

    4

    TOTAL (KG) = 5.555

    Tamangapa

    TOTAL (KG) = 1.037

    Lisana

    Mekar Swadaya

    Bina Lestari

    Bontobila

    Biring Romang

    Bangkala

    RW

    59

    Tabel 11. Timbulan Sampah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala

    Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala 2017

  • 60

    7. Reduksi Sampah

    Menurut SNI 19-3964-1994, bila pengamatan lapangan belum

    tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka

    timbulan sampah 0,5 kg/orang/hari. Komposisi sampah rata-rata di Kota

    Makassar sekitar 75 % yang merupakan sampah organik dan sekitar 25 %

    adalah sampah anorganik (Badan Pusat Statistik / BPS, 2014).

    Salah satu karakteristik dari bank sampah kali ini adalah perbandingan

    reduksi sampah dari asumsi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di

    tingkat RW dengan jumlah timbulan sampah di bank sampah.

    Berdasarkan survei di lokasi, didapatkan timbulan sampah selama 3

    bulan yaitu bulan Mei, Juni, dan Juli tahun 2017.

    Tabel 12. Reduksi Sampah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala

    Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala, 2017

    BANK

    SAMPAH KELURAHAN RW

    JUMLAH

    KK

    TIMBULAN

    SAMPAH (3

    BULAN)

    ASUMSI SAMPAH

    ANORGANIK (3

    BULAN)

    HASIL

    (%)

    Lisana Bangkala 6 530 3.934 29.815,5 13,19

    Mekar Swadaya Biring Romang 2 315 5.555 17.718,75 31,35

    Bina Lestari Tamangapa 4 714 1.037 40.162,5 2,58

    Bontobila Batua 9 245 4.593 13.781,25 33,33

    Lamber Borong Borong 12 118 3.146 6.637,5 47,40

    Samaturu Tamangapa 2 470 3.877 26.437,5 14,66

    Bina Manggala Batua 5 340 2.909 19.125 15,21

  • 61

    92 KK 158 KK 105 KK 210 KK 106 KK 35 KK 231 KK

    3934 Kg

    5555 Kg

    1037 Kg

    4593 Kg

    3146 Kg

    3877 Kg

    2909 Kg

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    RED

    UK