PENGELOLAAN SAMPAH

23
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MODEL PEMILAHAN MENUJU POLA HIDUP SEHAT DI BARAK PENGUNGSIAN KORBAN MERAPI Oleh : DERAJAT PRASOJO PO.7133109011 NURUL HANIFAH ASTUTI PO.7133109026

Transcript of PENGELOLAAN SAMPAH

Page 1: PENGELOLAAN SAMPAH

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MODEL PEMILAHAN

MENUJU POLA HIDUP SEHAT DI BARAK PENGUNGSIAN

KORBAN MERAPI

Oleh :

DERAJAT PRASOJOPO.7133109011

NURUL HANIFAH ASTUTIPO.7133109026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN 2010

Page 2: PENGELOLAAN SAMPAH

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan

rahmatNya, penulisan Karya Tulis Ilmiah sederhana ini berjudul Pengelolaan

Sampah Model Pemilahan Menuju Pola Hidup Sehat di Barak Pengungsian

Korban Merapi dapat terselesaikan tepat waktu sebagai partisipasi keikutsertaan

dalam lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta .

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Hj. Lucky Herawati, S.KM, M.Sc selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemkes Yogyakarta,

2. Ketua Panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis,

3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil,

4. Teman-teman Asrama 1 yang senantiasa memberikan semangat,

5. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.

Penulis menyadari betul bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari untuk kesempurnaan Karya Tulis ini di masa mendatang.

Yogyakarta, Desember 2010

Penulis

Page 3: PENGELOLAAN SAMPAH

Daftar Isi

Halaman Judul ........................................................................................ i

Kata Pengantar ....................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................. iii

Daftar Gambar......................................................................................... iv

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................. 2

C. Manfaat ................................................................................ 2

BAB II Isi

A. Sampah di Barak Pengungsian.............................................. 4

B. Gambaran Pelaksanaan ........................................................ 5

C. Proses Pemilahan ................................................................. 6

D. Manfaat Pemilahan di Barak Pengungsian .......................... 8

E. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................... 9

BAB III Penutup

A. Kesimpulan .......................................................................... 10

Daftar Pustaka ........................................................................................ 11

Riwayat Hidup Penulis ........................................................................... 12

Page 4: PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring aktifitas gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta dinyatakan

berstatus awas oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN)

sejak bulan Oktober lalu. Warga yang bermukim di zona berbahaya yaitu

kurang dari 10 km dari puncak merapi diharuskan untuk mengungsi di

barak pengungsian yang telah disediakan. Fasilitas yang telah ada di barak

pengungsian tidak selengkap di rumah masing – masing, terutama fasilitas

sanitasi yang meliputi MCK (mandi, cuci dan kakus) dan tempat sampah.

Pada setiap barak pengungsian tercatat rata – rata pengungsi yang

berada di sana berjumah ratusan pengungsi bahkan ada barak pengungsian

yang mampu menampung ribuan pengungsi. Jumlah tersebut tergolong

padat, banyak relawan berdatangan memberikan bantuan berupa makanan,

baju layak pakai, susu, obat – obatan dan lain sebagainya. Tidak hanya

berupa barang, tetapi jasa pengobatan kesehatan gratis juga disumbangkan

oleh relawan – relawan tenaga kesehatan baik dari instansi pemerintah

maupun swasta.

Masalah kesehatan lingkungan harus diperhatikan karena

pengungsi dapat terinfeksi bibit penyakit disamping melakukan

pengobatan. Masalah kesehatan lingkungan yang perlu diperhatikan adalah

permasalahan sampah dan ketersediaan fasilitas MCK (mandi, cuci dan

kakus). Sampah merupakan salah satu media yang cocok untuk

perkembangan vektor. Sampah yang berserakan kerap ditemui di barak

pengungsian. Kondisi demikian dapat menyebabkan kondisi para

pengungsi rentan terjangkit penyakit infeksi.

Produksi sampah berbanding lurus dengan jumlah orang yang

berada di suatu lokasi tertentu. Semakin banyak jumlah pengungsi di barak

pengungsian, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan. Apalagi di

Page 5: PENGELOLAAN SAMPAH

barak pengungsian yang mayoritas tempat istirahatnya terbuka, hal ini

mendorong vektor mudah kontak dengan pengungsi.

Keberadaan sampah dapat ditangani dengan pemberdayaan

masyarakat melalui penyuluhan dan tersedianya tempat sampah. Sehingga,

sampah tesebut nantinya dapat bermanfaat.

Untuk itu diperlukan suatu kebijakan saat bencana dalam bidang

sanitasi yang bisa mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit melalui

media lingkungan akibat terbatasnya sarana kesehatan lingkungan yang

ada ditempat pengungsian. Melalui pengawasan dan perbaikan kualitas

kesehatan lingkungan. Dalam hal ini, diambil metode pemilahan sampah

dari sumbernya sebagai wujud pengelolaan yang tepat.

B. Tujuan

a. Untuk menciptakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada para

pengungsi.

b. Agar masyarakat pengungsi menerapkan pemilihan sampah baik di

barak pengungsian ataupun di tempat tinggal masing – masing.

c. Menanamkan pola pikir bahwa mencegah itu lebih baik daripada

mengobati.

C. Manfaat

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan untuk memperkaya ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan, terutama kesehatan lingkungan.

2. Bagi Masyarakat

Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah informasi masyarakat

tentang pengelolaan sampah menggunakan metode pemilahan yang

dapat menghasilkan manfaat serta mencegah timbulnya penyakit.

3. Bagi Penulis

Karya Tulis Ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan

dalam penerapan metodologi riset tentang Sanitasi Lingkungan

terutama pada penerapan pemilahan sampah di barak pengungsian

Page 6: PENGELOLAAN SAMPAH

yang nantinya dapat diterapkan di rumah masing – masing pengungsi

setelah kembali ke kampung halaman.

Page 7: PENGELOLAAN SAMPAH

BAB II

ISI

A. Sampah di Barak Pengungsian

Sampah ialah bahan buangan sebagai akibat dari aktivitas

manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dipergunakan lagi,

sehingga dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Jenis maupun

karakteristik sampah sangat bervariasi tergantung pada sumber serta

komposisi sampah yang dihasilkan. Jenis sampah dan karakteristik sampah

penting untuk diketahui sebagai data informasi untuk perencanaan

pengelolaan lebih lanjut. Sampah yang dihasilkan di tempat pengungsian

antara lain terdiri dari :

1. Sampah basah

Sampah yang berasal dari dapur umum berupa sisa makanan.

2. Sampah kering

Selain sampah basah, di pengungsian juga dihasilkan sampah kering

berupa kertas-kertas bekas, kardus, plastik, aluminium, kaca.

3. Lain-lain

Bisa berupa botol bekas obat, batu baterai, dan lain-lain.

Permasalahan sampah di lokasi pengungsian menjadi masalah yang

tak kalah kompleks dengan masalah yang lainnya. Sampah yang tidak

terkelola dengan baik akan membentuk lingkungan yang tidak

menyenangkan bagi warga di pengungsian. Lokasi dan pengelolaan yang

kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi beberapa

binatang seperti lalat dan tikus yang dapat menjangkitkan penyakit.

Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan antara lain penyakit diare, kolera,

tifus, yang mengancam para pengungsi di tempat pengungsian. Oleh

karena itu, sampah haruslah tertangani dengan baik agar tidak

menimbulkan dampak terhadap kesehatan warga pengungsi. Penanganan

sampah organik di lokasi pengungsian mendesak dilakukan karena volume

Page 8: PENGELOLAAN SAMPAH

sampah yang dihasilkan di tempat yang menampung ratusan orang

tersebut cukup tinggi.

B. Gambaran Pelaksanaan

Pelaksanaan pemilahan sampah dengan menyediakan tempat

sampah khusus berdasarkan jenis sampah. Penyuluhan pemanfaatan

sampah dilakukan secepatnya sejak para pengungsi mulai bermukim di

barak pengungsian. Lebih cepat akan lebih baik, mengingat sampah akan

menumpuk berserakan di mana – mana dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan.

Pemilahan sampah merupakan suatu upaya mengelola sampah

dengan memilah sampah dari sumbernya langsung yaitu dengan cara

membagi tempat sampah menurut jenisnya. Jenis 1 adalah sampah

organik, terdiri atas daun, sisa makanan. Jenis 2 terdiri atas sampah kertas,

plastik. Jenis 3 terdiri atas botol, kaca, logam.

Disediakan 3 tempat sampah yang bertuliskan sampah organik

(daun, sisa makanan), sampah kertas dan palsatik, dan sampah botol, kaca,

logam. Ketiga tempat tersebut terdapat tutup agar tidak digunakan sebagai

sarang vektor, memnimbulkan bau yang tidak enak akibat proses

penguraian oleh bakteri. Tempat sampah diletakkan di tempat yang

strategis yang sering dilalui para pengungsi untuk beraktifitas, misal pada

tempat pencucian alat makan, toilet, tempat berkumpulnya para pengungsi

(halaman), dan lain sebagainya. Tindakan tersebut bertujuan agar sampah

terkumpul, tidak berserakan.

Pada tempat sampah organik (daun, sisa makanan) diambil tiap

hari oleh relawan ataupun pengungsi. Sampah plastik dapat dijadikan

sebagai tas dengan dijahit, sampah logam, botol, kaca, kertas dapat

ditabung ke bank sampah bila ada. Apabila tidak terdapat bank sampah,

sampah dapat dijual langsung ke pengepul, uang dari hasil penjualan

diberikan untuk keperluan pengungsi.

Sebelum pelaksanaan di mulai, para pengungsi dikumpulkan baik

anak – anak, remaja, kaum dewasa untuk diberi penyuluhan mengenai

Page 9: PENGELOLAAN SAMPAH

Sampah dari Barak

Pemilahan

Sampah OrganikDaun, Sisa Makanan

SampahKertas dan Plastik

SampahBotol/Kaleng/Kaca

Masuk ke Wadah Yang telah Tersedia

Dibuat Kompos

Masuk ke Wadah Yang telah Tersedia

Masuk ke Wadah Yang telah Tersedia

BankSampah

Pengepul BankSampah

Pengepul

Loker SampahKertas & Plastik

Dijual

Loker SampahBotol/Kaleng/Kacaa

Pendapatan/Kas Barak milik Pengungsi

Dijual

Kompos

Dijual Dipake Sendiri

Tanaman SuburPendapatan/Kas Barak milik Pengungsi

pemilahan sampah. Tindakan tersebut bertujaun mencegah gangguan

kesehatan, sampah bagai permata yang dapat menghasilkan pundi – pundi

rupiah. Model pemilahan disebut juga model pengelolaan sampah mandiri

dan produktif.

C. Proses Pemilahan

Bagan 1. Pengelolaan Sampah Model Pemilahan di Barak Pengungsian

Dalam sistem pengelolaan ini hal – hal yang perlu diperhatikan :

1. Proses yang menghasilkan sampah

Page 10: PENGELOLAAN SAMPAH

Lokasi pengungsian dimana warga pengungsi melakukan aktivitas

akan banyak menghasilkan sampah, misal dari aktivitas di dapur umum

dimana menghasilkan sampah organik. Saat proses sampah dihasilkan

adalah saat yang tepat untuk memisahkan atara berbagai jenis sampah

atau disebut pemilahan sampah. Gunanya untuk mendapatkan sampah

yang masih dapat dimanfaatkan kembali dan agar tidak tercampur antara

sampah organik dan anorganik.

2. Waktu penyimpanan (sampah sementara)

Sampah ditampung sementara agar tidak menarik serangga dan tikus

dan menimbulkan gangguan bau dan pandangan yang kurang sedap.

Tempat penyimpanan atau bak sampah harus memenuhi syarat antara

lain :

a. Tidak berkarat

b. Kedap air

c. Tertutup

d. Mudah dibersihkan

e. Tidak mudah rusak

Bak sampah yang ada dibedakan antara sampah organik dengan

anorganik sehingga memudahkan dalam proses berikutnya. Misalnya

untuk sampah organik bak sampahnya diberi warna hitam. Untuk

sampah anorganik, seperti kertas, plastik, kaleng, aluminium, dan

produk dari bahan plastik dibuang ke dalam bak berwarna hijau. Dalam

hal ini, warga pengungsi juga ikut dilibatkan.

3. Pengangkutan sampah

Pengangkutan sampah adalah pemindahan sampah (dari tempat

sampah sementara) ke tempat – tempat pengolahan sampah atau tempat

pembuangan. Dari tempat pengungsian, sampah anorganik diangkut ke

bank sampah terdekat untuk dilakukan proses selanjutnya, sedangkan

sampah organik diolah menjadi kompos.

Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, sekaligus

usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan

tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau

Page 11: PENGELOLAAN SAMPAH

mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-

bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.

Masyarakat di tempat pengungsian dapat membuat sendiri karena

prosesnya sederhana dan tidak memerlukan paralatan dan instalasi yang

mahal.

4. Pengolahan dan pemanfaatan kembali

Sampah anorganik berupa plastik, kertas, kaca, dan lainnya dikirim

ke bank sampah terdekat. Di tempat ini, sampah di pilah menjadi 3

kantong, kantong I berisi sampah plastik, kantong ke II berisi sampah

kertas dan kantong III berupa kaleng dan botol. Untuk harga per

kilogram kertas arsip Rp 1900, kertas karton Rp 1100, kertas campuran

Rp 700. Sedangkan plastik, botol, dan kaleng harganya menyesuaikan

ukuran. Pihak bank mendatangkan pengepul untuk membeli. Pengepul

turut memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah.

Selain diambil oleh pengepul, beberapa jenis sampah dimanfaatkan

untuk menjadi barang yang bernilai secara ekonomi dengan cara didaur

ulang. Misalnya sampah plastik kemasan didaur ulang menjadi tas,

dompet, dan barang-barang lainnya.

D. Manfaat Pemilahan di Barak Pengungsian

Sampah dipilah langsung dari sumbernya, sampah dapat

dimanfaatkan kembali untuk keperluan tertentu, dapat pula di jual.

1. Sampah organik (daun, sisa makanan) dapat dibuat menjadi kompos

dengan tambahan kotoran hewan dan penambahan CH4 , sehingga

proses pengomposan berlangsung lebih cepat yaitu 28 hari. Namun,

apabila pada barak pengungsian tidak tersedia sarana dalam membuat

kompos, maka sampah organik diangkut ke TPA.

2. Sampah kaca, kertas, botol, logam dijual ke pengepul, di sini sampah

menghasilkan uang.

3. Sampah plastik dibuat menjadi tas yang dijahit, dalam hal ini ibu – ibu

di barak pengungsian di perdayakan untuk menjahit sampah plastik

Page 12: PENGELOLAAN SAMPAH

menjadi tas. Tas tersebut dapat dijaul sehingga menghasilkan nilai

rupiah.

Para pengungsi dibekali ilmu kesehatan lingkungan tentang pengelolaan

sampah model pemilihan, diharapkan setelah para pengungsi kembali ke

rumah masing – masing untuk tetap melakukan pemilahan sampah dengan

menyediakan 3 tempat sampah berdasarkan 3 jenis sampah. Dengan

demikian, masalah sampah dapat teratasi, sampah bermanfaat untuk kita.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

i) Kemudahan mengumpulkan para pengungsi.

ii) Tempat sampah bertutup mudah didapat.

iii) Kemudahan kerjasama dengan relawan yang lain.

2. Faktor Penghambat

i) Ketaatan dalam mebuang sampah dipengaruhi tingkat kesadaran

masing – masing.

ii) Tingkat pendidikan yang berbeda dalam membaca tulisan yang

terdapat pada tempat sampah.

iii) Pola pikir terhadap kebiasaan sebelumnya, sampah dibuang,

dibakar dan ditimbun.

Page 13: PENGELOLAAN SAMPAH

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Model pemilahan sampah merupakan salah satu metode yang mudah

dilakukan di barak pengungsian dengan menyediakan 3 tempat sampah

tertutup bertuliskan masing – masing jenis sampah untuk mencegah

timbulnya gangguan kesehatan.

2. Untuk melaksanakan pengelolaan sampah model pemilahan terlebih

dahulu dilakukan penyuluhan terhadap para pengungsian agar mereka

taat dan patuh mengetahui maksud dan tujuannya, serta mengubah

kebiasaan terhadap sampah.

3. Pemilahan sampah mempermudah dalam hal memanfaatkan sampah

untuk keperluan tertentu karena satiap jenis sampah mempunyai

manfaat yang berbeda.

4. Dengan pemilahan sampah mencegah bercampurnya jenis sampah

yang berbeda jenis.

5. Model pemilahan sampah disebut juga model pengelolaan sampah

mandiri dan produktif artinya dapat dilakukan tanpa bantuan pihak lain

dan mengahsilkan nilai ekonomi, sehingga harus dilakukan secara

terus menerus. Kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan

masyarakat sebelum berada di barak pengungsian.

Page 14: PENGELOLAAN SAMPAH

DAFTAR PUSTAKA

Sudarso. 1985. Pembuangan Sampah. Surabaya : Proyek Pengembangan

Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Departemen Kesehatan

Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta : Azka Press

Mantariputra Marjan, Subaris Kasjono Heru, dkk. 2010. Buku Panduan Praktik

Jurusan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta

http://kemahasiswaanpoltekkesjogja.blogspot.com/2010/11/mesin-jahit-untuk-

pengungsi-merapi.html

.

Page 15: PENGELOLAAN SAMPAH

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama : Derajat Prasojo

Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo, 18 Oktober 1991

Karya – Karya yang Pernah Dibuat

-

Penghargaan yang Pernah Diraih

-

2. Nama : Nurul Hanifah Astuti

Tempat, Tanggal Lahir : Gunungkidul, 28 Agustus 1992

Karya – Karya yang Pernah Dibuat

-

Penghargaan yang Pernah Diraih

-

Page 16: PENGELOLAAN SAMPAH

Lampiran Gambar

Gambar 1. Contoh bak sampah model pemilahan

Gambar 2. Penyuluhan penerapan model pemilahan sampah kepada para

pengungsi

Gambar 3. Seorang Ibu warga pengungsi sedang menjahit sachet sisa bungkus

minuman untuk dibuat berbagai bentuk barang seperti tas, kantong belanja, dll.