Pengelolaan Sampah TPA

33
TPA SANGGRAHAN KABUPATEN TEMANGGUNG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sampah Dosen Pengampu : Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M.Kes Disusun Oleh : 1. Putri Januar Puspa A.P. (6411411047) 2. Nining Prastiwi (6411411051) 3. Rizky Ayu F.A. (6411411052) 4. Dian Wisnu Wardani (6411411062) 5. Zulfa Kamalia Amin (6411411069) 6. Dany Noviyani (6411411078) Rombel 02

description

Sampah merupakan segala sesuatu dari sisa kegiatan manusia yang berbentuk padat dan semi padat, yang terdiri dari organk dan anorganik.Sampah adalah zat kimia, energi, atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang adahanya produk-produk yang tidak bergerak.

Transcript of Pengelolaan Sampah TPA

Page 1: Pengelolaan Sampah TPA

TPA SANGGRAHAN

KABUPATEN TEMANGGUNG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan

Sampah

Dosen Pengampu : Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Putri Januar Puspa A.P. (6411411047)

2. Nining Prastiwi (6411411051)

3. Rizky Ayu F.A. (6411411052)

4. Dian Wisnu Wardani (6411411062)

5. Zulfa Kamalia Amin (6411411069)

6. Dany Noviyani (6411411078)

Rombel 02

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: Pengelolaan Sampah TPA

2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sampah merupakan segala sesuatu dari sisa kegiatan manusia yang

berbentuk padat dan semi padat, yang terdiri dari organk dan anorganik.

Sampah adalah zat kimia, energi, atau makhluk hidup yang tidak

mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep

buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada

hanya produk-produk yang tidak bergerak.

Di Indonesia sendiri, sampah merupakan masalah yang masih sulit

untuk diatasi. Dari tahun ke tahun, volume sampah yang dihasilkan semakin

bertambah. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia semakin beragam dan

bertambah. Juga karena adanya pembangunan yang menyebabkan

berkurangnya lahan untuk pengelolaan sampah. Dalam kehidupan manusia,

sampah dalam jumlah besar, datang dari aktivitas industri, misalnya saja

pada pertambangan dan konsumsi. Hampir pada semua produk industri yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan, akan menimbulkan sampah pada akhirnya.

Apalagi jumlah produksinya semakin lama semakin meningkat, sedangkan

laju pengurangan samapah dari produk yang dihasilkan lebih kecil. Hal

inilah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk disetiap penjuru kota.

Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani, dapat menyebabkan

berbagai permasalahan baik secara langsung maupun secara tidak langsung

bagi penduduk kota dan penduduk yang berada disekitar tempat penimbunan

sampah.

Dengan adanya penimbunan sampah yang tidak terurus di Tempat

Pembuangan Sementara (TPS), maka pemerintah daerah mencanangkan

program untuk pembuatan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) didaerahnya

masing-masing. Seperti pada Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung,

Page 3: Pengelolaan Sampah TPA

yang membuat Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) di Dukuh Losari, Desa

Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan hal diatas, kami perlu mengangakat masalah Pengelolaan

Sampah yang ada di Kabupaten Temanggung, karena berhubungan dengan

kerusakan alam sekitar dan kehidupan manusia. Dampak yang ditimbulkan

dari pencemaran akibat sampah, tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu

yang sebentar, melainkan memerlukan waktu yang lama karena efek yang

ditimbulkan akan bersifat permanen.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana Sejarah dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Dukuh

Losari, Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten

Temanggung ?

2. Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) di Dukuh Losari, Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan,

Kabupaten Temanggung ?

3. Apakah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Dukuh Losari, Desa

Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung

memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum:

Memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sampah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui sejarah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di

Dukuh Losari, Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan,

Kabupaten Temanggung.

Page 4: Pengelolaan Sampah TPA

2. Untuk mengetahui mekanisme Pengelolaan Sampah Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) di Dukuh Losari, Desa Sanggrahan,

Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.

3. Untuk mengetahui dampak negatif dari Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) di Dukuh Losari, Desa Sanggrahan, Kecamatan

Kranggan, Kabupaten Temanggung.

4. Menemukan penyelesaian dari masalah yang timbul akibat

adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Dukuh Losari,

Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, Kabupaten

Temanggung.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Masyarakat Desa Sanggrahan

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan masyarakat

lebih memahami dampak positif maupun negatif dengan adanya

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sanggrahan sehingga mereka

mampu untuk melakukan tindakan pencegahan sedari dini dari

dampak negatif yang ditimbulkan dengan ikut memantau kegiatan

di TPA dan mendukung adanya TPA tersebut karena dampak

positif yang diberikannya.

1.4.2 Bagi Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES

Penyusunan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan

informasi mengenai pengelolaan sampah, khususnya pengelolaan

sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di kabupaten

Temanggung, sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk penelitian selanjutnya khususnya pada penelitian

pengelolaan sampah.

1.4.3 Bagi Penyusun

Peneliti berharap dengan disusunnya makalah ini dapat

menambah wawasan peneliti lebih dalam dan dapat bermanfaat

Page 5: Pengelolaan Sampah TPA

selama perkuliahan peneliti selanjutnya sebagai wahana

pengembangan ilmu khususnya pengelolaan sampah.

BAB 2

ISI

2.1 Sejarah TPA Sanggrahan

Di setiap kota pasti tidak terlepas dari sampah,

begitupun dengan kota Temanggung. Setiap hari volume

sampah yang dihasilkan semakin bertambah. Hal tersebut

dikarenakan tingkat konsumsi untuk menghasilkan sampah

juga semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut,

Pemerintah Daerah (Pemda) bekerja sama dengan Dinas

Pekerjaan Umum (DPU) berusaha untuk membuka Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA).

TPA Sanggrahan dibangun pada tahun 2009 karena

berbagai alasan yang mendukung pembangunan. Sebelum

dibangunnya TPA Sanggrahan, TPA lama bernama TPA

Badran di Dusun Bangunsari, Desa Badran, Kecamatan

Kranggan dengan luasan sebesar 2,133 Ha.

TPA Badran mulai beroperasi pada tahun 1991 dengan

rencana operasional 15 tahun. Kondisi sekarang ini sudah

overload dan habis masa lakunya sehingga tidak layak untuk

dipergunakan dan diperpanjang masa lakunya. Pengelolaaan

TPA yang sudah tidak memenuhi syarat dapat dianggap

melanggar Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008.

Volume sampah yang terangkut di TPA Badran, rata-

rata setiap harinya pada tahun 2006 sebesar 129,90 m3/hari,

tahun 2007 sebesar 131,50 m3/hari, tahun 2006 sebesar

134,30 m3/hari. Kondisi TPA Badran yang sudah tidak layak

Page 6: Pengelolaan Sampah TPA

menjadikan pemerintah kabupaten Temanggung memulai

pembangunan TPA baru pada tahun 2009 yang bernama TPA

Sanggrahan. Pemilihan Desa Sanggrahan dijadikan sebagai

lokasi TPA yang baru dikarenakan masyarakat Desa

Sanggrahan menerima dengan baik rencana pembangunan

TPA di Sanggrahan, sebagian masyarakatnya bekerja

sebagai pemulung, dan lokasi tapak proyek yang jauh dari

pemukiman penduduk (kurang lebih 500-600 m).

Ditinjau dari aspek legalitasnya, pengadaan atau

pembangunan TPA di setiap kota diatur oleh Perda No 19

tahun 2011 tentang K4 (Kebersihan, Keindahan, Ketertiban,

dan Keamanan Lingkunagn), Perda No 29 tahun 2011

tentang Pengelolaan Sampah, dan Perda No 2 tahun 2012

tentang Retribusi Kebersihan / persampahan. Mengacu pada

peraturan tersebut, maka Pemda Temanggung membuka

lahan untuk area TPA. Tetapi, setelah beroperasi 2 tahun

yaitu pada tahun 2011 TPA Sanggrahan tersebut mengalami

kelongsoran sehingga mengakibatkan area-area yang sudah

digunakan untuk pemilahan sampah rusak. Setelah terjadi

longsor, pembangun pada TPA dilakukan kembali dan Pemda

melakukan perluasan dengan cara pembebasan lahan.

Luasan TPA Sanggrahan sekarang adalah 33.940 m2 yang

diperoleh dari pengadaan lahan pada tahun 2008 dan

perluasan lahan TPA Sanggrahan tahun 2012.

2.2 Design Report TPA Sanggrahan

TPA Sanggrahan terletak di Desa Sanggrahan,

Kecamatan Kranggan. Jarak dari pusat kota sekitar 5 km.

Jarak terjauh dari pelayanan persampahan di Kecamatan

Candiroto sejauh 31 km. Pengelolaan sampah di TPA

Page 7: Pengelolaan Sampah TPA

Sanggrahan menggunakan system controlled landfill sesuai

dengan tuntutan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Persampahan dan PP 16 Tahun 2005.

Luas TPA Sanggrahan yang ada sebesar 33.940 m2

dengan proyeksi untuk menampung sampah sampai dengan

tahun 2021 membutuhkan tambahan perluasan lahan TPA.

Pembangunan TPA baru dilakukan melalui 5 tahap dengan

pembagian 3 zona pembuangan sampah. Realisasi dana

dalam pembangunan TPA Sanggrahan cukup besar yaitu

pembangunan Tahap I pada tahun 2009 sebesar

Rp.2.336.189.000,- dan pembangunan Tahap II-V sebesar

Rp. 4.332.646.226,-. Anggaran operasional TPA Sanggrahan

setiap tahunnya sekitar Rp.600.000.000,-. Pembangunan

TPA Sanggrahan merealisasikan beberapa site-site, sebagai

berikut :

1. Perspektif Parsial Gerbang TPA

2. Perspektif Parsial Jembatan Timbang

3. Perspektif Parsial Kantor TPA

4. Perspektif Parsial Garasi

5. Perspektif Parsial Bengkel

6. Perspektif Parsial Komposting

7. Perspektif Parsial Peralatan Sampah

8. Perspektif Parsial Instalasi Pengolah Leachate (Lindi)

9. Perspektif Parsial zona I dan zona II

10. Perspektif Parsial Lapak Pemulung

11. Perspektif Parsial Area Parkir

12. Perspektif Parsial Jalan Operasional

13. Perspektif Parsial Tower Air dan Sumur Dalam

14. Perspektif Parsial Sumur Pantau

15. Perspektif Parsial Pengolahan Limbah

Page 8: Pengelolaan Sampah TPA

Rata-rata volume timbulan sampah pada bulan Maret

2013 adalah 170 m3/hari. Timbulan sampah tersebut paling

banyak berasal dari Kota Temanggung. Pelayanan sampah

diberikan kepada semua lapisan masyarakat di kabupaten

Temanggung, sebagai berikut :

No Uraian Volume Satuan Keterangan

1Jumlah IKK (Ibu Kota Kecamatan) yang terlayani

10 IKK

Temanggung, Bulu, Parakan, Ngadirejo, Candiroto, Kedu, Kranggan, Kandangan, Tlogomulyo, Pringsurat

2 Jumlah Kelurahan yang terlayani

24 Kelurahan

3 Jumlah Desa yang terlayani

25 Desa

4 Jumlah RW yang terlayani

161 RW

5 Jumlah RT yang terlayani 696 RT

6 Jumlah KK yang terlayani 31.858 KK

Jumlah Jiwa yang terlayani

127.432 Jiwa Asumsi 1 KK ada 4 Jiwa

7 Jumlah Pasar yang terlayani

10 Pasar 4 pasar Desa, 6 Pasar Kabupaten

8Jumlah timbulan sampah Kabupaten Temanggung

1.439,07 M3/hari

tahun 2011 Penduduk Kabupaten Temanggung 719.533 jiwa, timbulan sampah 2 liter/org/hari.

9Jumlah volume sampah terangkut ke TPA rata-rata/hari

171,37 M3/hariData volume sampah yang masuk ke TPA tahun 2012

10 Jumlah timbulan sampah wilayah perkotaan

467 M3/hari Jumlah penduduk wilayah perkotaan 233.540 jiwa

Page 9: Pengelolaan Sampah TPA

(termasuk IKK)

11Jumlah timbulan sampah Kota Temanggung

166.95 M3/hari

Jumlah penduduk Kecamatan Temanggung 83.473 jiwa

12Jumlah volume sampah terangkut ke TPA Kota Temanggung

119 M3/hari

13

Tingkat pelayanan sampah Kecamatan Temanggung berdasarkan timbulan sampah

71.07 %

Timbulan sampah kota dibanding sampah kota yang terangkut ke TPA

14

Tingkat pelayanan sampah Kecamatan Temanggung berdasarkan wilayah terlayani

84 %

Dari 25 Kelurahan/Desa ada 4 Kelurahan/Desa yang belum dilayani

15

Tingkat pelayanan sampah terhadap wilayah perkotaan (termasuk IKK)

35 % 7 IKK terlayani, 13 IKK belum terlayani

15

Tingkat pelayanan sampah Kota Temanggung terhadap wilayah Kota Temanggung

88 %

25 Desa/Kelurahan Kecamatan Temanggung, 3 Desa/Kelurahan yang belum terlayani

16 Tingkat pelayanan sampah terhadap timbulan sampah Kabupaten

8,9 %Timbulan sampah kabupaten dibanding sampah terangkut

17Jarak terjauh sumber sampah dengan TPA Sanggrahan

33 KMTerjauh pasar Candiroto

18Jarak terdekat sumber sampah dengan TPA Sanggrahan

2,5 KMTerdekat Kelurahan Kranggan

2.3 Sumber Daya Manusia di TPA Sanggrahan

Page 10: Pengelolaan Sampah TPA

TPA Sanggrahan mempunyai 10 pekerja tetap yang

terdiri dari 1 kepala seksi pengelolaan sampah, 2 operator

alat berat, 6 tenaga TPA, dan 1 petugas jaga malam.

Sementara pemulung yang menetap di TPA Sanggrahan

sekitar 67 orang. Masing-masing tenaga memiliki tugas-

tugas sebagai berikut :

1. Tugas Operator Alat Berat :

- Merawat dan mengoperasikan alat berat

- Menata dan mengelola sampah

- Mencatat volume sampah

2. Tugas Tenaga TPA

- Menata, merawat lingkungan TPA

- Membantu operator mengelola sampah

- Mengompos sampah organik

- Menjaga dan merawat peralatan di TPA

- Merawat kolam-kolam lindi dan drainase

3. Tugas Tenaga Kompos

- Mengelola dan merawat peralatan kompos

- Mengkompos sampah organic

- Mencatat hasil pengkomposan

4. Tugas Pengawas TPA

- Bertanggung jawab terhadap keberlangsungan

pengelolaan sampah di TPA

- Mengawasi proses kegiatan di TPA

2.4 Mekanisme Kerja TPA Sanggrahan

Mekanisme kerja di TPA Sanggrahan terdiri dari

beberapa tahapan yang dilakukan, sebagai berikut :

1. Pengumpulan

a. Langsung

Page 11: Pengelolaan Sampah TPA

Pengumpulan langsung dengan alat pengangkut

(truk/pick up) oleh petugas langsung ke TPA. Metode

ini untuk daerah komersial, perdagangan,

perkantoran, jalan protokol dan daerah dengan

timbulan sampah tinggi.

b. Tak langsung

Pengumpulan sampah dari wadah di tiap sumber

sampah oleh petugas dengan menggunakan

gerobak/sepeda motor roda tiga, untuk dikumpulkan di

transfer depo/TPS kemudian diangkut dengan dump

truk atau kontainer untuk dibawa ke TPA. Metode ini

diberlakukan untuk daerah

permukiman/perkampungan, pasar.

2. Sistem Pemindahan

a. Tidak Langsung

Terdiri dari 2 tahapan, yaitu :

- Pembuangan sampah dari alat pengumpul ke lokasi

pemindah (Transfer depo/TPS atau Kontainer)

- Pemindahan sampah dari lokasi pemindah ke alat

pengangkut ke TPA

b. Langsung

Sampah dari sumber langsung kea lat pengangkut ke

TPA. Metode ini diberlakukan untuk daerah jalan

protokol dan kawasan perumahan.

3. Sistem Pengangkutan

a. Sistem Stasiun Pemindahan (Transfer Depo)

Pada sistem ini, kendaraan pengangkut sampah dari

pool akan langsung menuju transfer depo untuk

mengangkut sampah yang telah terkumpul menuju ke

TPA. Selanjutnya dari TPA kendaraan pengangkut

Page 12: Pengelolaan Sampah TPA

sampah akan kembali lagi ke transfer depo untuk

pengambilan rit berikutnya. Di Kabupaten Temanggung

ada 5 Transfer depo, sebagai berikut :

- TD Banyuurip

- TD Seklontong

- TD Jampirejo

- TD Pasar Kranggan

- TD Nggandu Wetan

b. Sistem kontainer

Prinsip sistem ini adalah tempat pembuangan

sementara bersifat tidak tetap dan dapat dipindahkan .

Di kabupaten Temanggung ada 9 lokasi kontainer

yaitu :

- Kontainer Gor Temanggung

- Kontainer Pasar Temanggung

- Kontainer Pasar Legi Parakan

- Kontainer Pasar Entho Parakan

- Kontainer Pasar Wage Ngadirejo

- Kontainer Pasar Kranggan

- Kontainer Pasar Kranggan pagi

- Kontainer Pasar Medono Kebumen Pringsurat

- Kontainer Pasar Pingit Pringsurat

4. Pemilahan

Setelah dilakukannya pengangkutan sampah

dikumpulkan di TPA pada zona-zona tertentu yang ada di

TPA Sanggrahan. TPA Sanggrahan mempunyai 3 zona

aktif pengumpulan sampah, diantaranya zona aktif 1,

zona aktif 2, zona aktif 3. Selanjutnya dilakukan

pemilahan sampah oleh para pemulung. Mereka memiliki

lapak-lapak khusus untuk memilah sampah yang mereka

Page 13: Pengelolaan Sampah TPA

ambil dari zona aktif tersebut. Sampah yang mereka pilah

adalah sampah anorganik laku jual, seperti botol, plastik

(baik hitam maupun putih), kertas, kardus. Sampah

anorganik laku jual tersebut dijual kepada pengepul

sekitar yang datang setiap 2 kali dalam satu minggu.

Setelah pemilahan oleh pemulung maka tersisa sampah

organik dan sampah anorganik tidak laku jual. Sampah

tersebut selanjutnya dipilah oleh petugas untuk dijadikan

kompos (sampah organik) dan sampah anorganik tidak

laku jual untuk ditimbun menggunakan tanah yang

diambil dari Bank Tanah dengan menggunakan system

control landfill setiap 3-4 hari sekali. Rerata prosentase

komposisi sampah di kabupaten Temanggung paling

banyak adalah sampak organik sebesar 58,6 %

2.5 Dampak Adanya TPA di Sanggrahan dan Upaya

Pengendalian

2.4.1 Dampak terhadap Kualitas Udara dan

Kebisingan

2.4.1.1 Jenis Dampak

Kualitas udara semakin menurun dan terjadi

peningkatan kebisingan yang disebabkan

karena adanya mobilisasi material dan alat

berat, pembuatan akses jalan masuk dan

operasional, pembangunan sarana fisik TPA

yang masih terus berlanjut setiap tahunnya.

2.4.1.2 Upaya Pengendalian Dampak

Dikelola dengan penurunan gas buang

kendaraan, penjadwalan pengangkutan

material dan penjadwalan kegiatan konstruksi,

Page 14: Pengelolaan Sampah TPA

pembatasan muatan material sesuai dengan

kapasitas drump truck, dan menutup material

yang diangkut.

2.4.2 Dampak terhadap Kualitas Tanah

2.4.2.1 Jenis Dampak

Penurunan kualitas tanah di TPA Sanggrahan

dan peningkatan kesuburan tanah karena

banyaknya mikroorganisme di TPA.

2.4.2.2 Upaya Pengendalian Dampak

Penurunan kualitas tanah di tapak proyek

dapat dikelola dengan pembuatan lapisan

geotekstil dan geomembran, instalasi

pengolahan leachate yang telah dibangun oleh

pihak Pemda Kabupaten Temanggung.

2.4.3 Dampak terhadap Kualitas Air

2.4.3.1 Jenis Dampak

Pada tahun 2010 terjadi penurunan kualitas air

sungai yang berlokasi dibelakang TPA sebelum

terjadi longsor. Kualitas air di tapak proyek TPA

juga menurun karena adanya air hujan dan

pembangunan sumur bor dan sumur uji

(sebagai langkah untuk memantau kualitas air)

menjadi keruh.

2.4.3.2 Upaya Pengendalian Dampak

Kualitas air sungai yang menurun karena

longsor dapat dikelola dengan membuat box

cluvert untuk mengantisipasi pencemaran dari

sampah. Penurunan kualitas air dikelola

dengan pembuatan saluran air sementara di

Page 15: Pengelolaan Sampah TPA

dalam pembangunan sumur bor dan sumur uji

serta di dalam tapak proyek selama kegiatan

konstruksi. Serta pengoperasian instalasi

pengolahan leachate sebelum di buang ke

badan sungai (Kali Sari).

2.4.4 Dampak terhadap Kesehatan

2.4.4.1 Jenis Dampak

Masyarakat mengeluhkan bau yang menyengat

dan pada tahun 2010 tercemarnya air limbah

sehingga aktifitas mereka sedikit terganggu.

2.4.4.2 Upaya Pengendalian Dampak

Pelaksanaan system control landfill dengan

baik dan benar. System control landfill yang di

laksanakan secara benar dengan berkala setiap

3-4 hari akan mengurangi bau menyengat yang

timbul dari timbulan sampah. Manfaat lain

adalah terputusnya rantai vektor seperti lalat

yang sebelumnya belum pernah dihitung

tingkat kepadatannya di TPA Sanggrahan.

2.4.5 Dampak terhadap Komponen Sosial, Ekonnomi,

Budaya

2.4.5.1 Jenis Dampak

Adanya persepsi masyarakat karena adanya

pengadaan dan perluasan lahan di TPA

Sanggrahan akan meningkatkan harga tanah di

Desa Sanggrahan atau sebaliknya kegiatan

pengadaan dan perluasan lahan akan

memaksa masyarakat untuk menyerahkan

tanah kepada Pemerintah Kabupaten

Temanggung. Disamping itu dengan adanya

Page 16: Pengelolaan Sampah TPA

pembangunan TPA Sanggrahan akan membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar

dan membuka lapangan usaha baik formal

maupun non formal (pemulung).

2.4.5.2 Upaya Pengendalian Dampak

Pengelolaan dampak terhadap persepsi

masyarakat adalah dengan mengadakan

pertemuan rutin untuk pencarian kata mufakat

tentang harga ganti rugi lahan yang menjadi

objek pembebasan lahan dan pendekatan

terhadap tokoh-tokoh masyarakat Desa

Sanggrahan.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Osteoartritis didefinisikan sebagai penyakit kronis yang belum

diketahui secara pasti penyebabnya, ditandai dengan kehilangan tulang

rawan sendi secara bertingkat. Kadang-kadang kondisi ini disebut juga

Page 17: Pengelolaan Sampah TPA

penyakit sendi degeneratif atau osteoarthrosis (NIAMS, 2002). Terdapat 2

kelompok Osteoartritis yang selanjutnya akan disingkat OA, yaitu OA

primer dan OA sekunder. Osteoartritis biasanya terjadi pada usia diatas 40

tahun.

Di Amerika, dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 60 juta penderita

osteoartritis, sampai penyakit ini disebut sebagai penyakit pasca pensiun.

Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak

ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data

Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami gangguan

OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk. Osteoartritis dapat

terjadi lebih cepat jika Anda memiliki faktor risiko (hal-hal yang

meningkatkan risiko terkena OA). Diagnosis OA didasarkan pada

gambaran klinis yang dijumpai dan hasil radiografis (Soeroso, 2006). Pada

umumnya, gambaran klinis osteoartritis berupa nyeri sendi, terutama bila

sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan berkurang bila

penderita beristirahat. OA dapat dicegah dengan menghindari setiap faktor

risiko OA.

3.2 Saran

Penyusun berharap akan ada banyak mahasiswa yang meneliti dan

mengembangkan ruang lingkup penelitian pengelolaan sampah dengan

berbagai pendekatan metode sehingga lebih luas dan terspesialisasi

informasi yang bisa kita peroleh.

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Temanggung. 2012. Gambar Rencana TPA Sanggrahan Kabupaten Temanggung Tahun 2012. Temanggung : CV Tumbuh Jaya Design Konsultan.

Page 18: Pengelolaan Sampah TPA

------------. 2011. Gambar DED (Penyusunan Detail Engineering Design) TPA Baru Sanggrahan Tahun. Temanggung : CV Nirmana Konsultan Teknik.

------------. 2012. Gambar Rencana Kegiatan Peningkatan TPA Sanggrahan Tahap IV tahun 2013. Temanggung : CV Karsa Nusantara.

------------. 2008. Laporan Akhir Penyusunan UKL-UPL TPA Baru Sanggrahan Kabupaten Temanggung tahun anggaran 2008. Temanggung : CV Paramida Kreasi Mandiri.

Winarni, Sri. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta : Kanisius.

Page 19: Pengelolaan Sampah TPA

Lampiran I

Page 20: Pengelolaan Sampah TPA

Lampiran II

Page 21: Pengelolaan Sampah TPA
Page 22: Pengelolaan Sampah TPA
Page 23: Pengelolaan Sampah TPA
Page 24: Pengelolaan Sampah TPA
Page 25: Pengelolaan Sampah TPA
Page 26: Pengelolaan Sampah TPA
Page 27: Pengelolaan Sampah TPA