TUGAS AKHIR PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN …...TUGAS AKHIR PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN...
Transcript of TUGAS AKHIR PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN …...TUGAS AKHIR PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN ALOKASIPENYEDIAAN SARANA PRASARANA DI PERUMAHAN
SOLO BARU
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1Perencanaan Wilayah dan Kota
Oleh:DWI ADI KURNIAWAN
NIM. I0606014
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN ALOKASIPENYEDIAAN SARANA PRASARANA
DI PERUMAHAN SOLO BARU
Disusun Oleh:DWI ADI KURNIAWAN
I 0606014
Menyetujui,Surakarta, 11 Januari 2011
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Soedwiwahjono, MTNIP. 19620306 199003 1 001
Ir. Widi Suroto, MTNIP. 19560905 198601 1 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program StudiPerencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Hardiyati, M.T. Ir. Galing Yudana, M.T.NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002
Pembantu Dekan I
Ir. Nugroho Djarwanti, M. T.19561112 198403 2 007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kemauan dan kerja keras adalah sebuah proses menuju keberhasilan
Kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
ALLAH
Bapak dan Ibu yang telah mendukung penuh.
Kakak tercinta (Pajar Aji Prabanadi) terima kasih dukungannya.
Teman-temanku semua di PWK UNS yang telah membantuku
Kepada Bapak Nardi DPU Kabupaten Sukoharjo yang telah membantu
Seluruh pembaca dan pemerhati kemajuan lingkungan perumahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Pola Hunian 1:3:10 merupakan salah satu wujud dari PT.Pondok Solo Permaidalam menciptakan lingkungan apik, serasi, selaras dan seimbang di Perumahan SoloBaru. Dengan menerapkan konsep pola penggunaan lahan 50%:50% yang dirinci 40%untuk perumahan, 10% untuk komersial, 10% untuk infrastruktur dan 40% untukfasilitas non komersial merupakan cara untuk mencapai tujuan utama tersebut. Konseppola penggunaan lahan tersebut mencakup penyediaaan sarana dan prasarana.Dengan alokasi penyediaan penggunaan lahan untuk sarana prasarana diharapkanmampu mengurangi permasalahan lingkungan perumahan perkotaan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10dan penyediaan sarana prasarana di Perumahan Solo Baru. Sasaran yang ingindicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui perkembangan Perumahan Solo Baru,variasi tipe rumah, jumlah rumah mewah;menengah;sederhana, mengetahui luas lahanuntuk perumahan dan untuk fasilitas sosial,mengetahui penyediaan sarana prasaranapada pola hunian 1:3:10 dan Berdasarkan SNI 03-1733-2004 .
Menurut SK 3 Menteri, pola hunian 1:3:10 merupakan pola pengembangan daripola hunian 1:3:6 yang dianjurkan Pemerintah. Sehingga dalam penelitian ini untukmengetahui kriteria rumah mewah, menengah dan sederhana digunakan standar luaskaveling. Variabel penyediaan sarana prasarana diambil berdasarkan standar SNI 03-1733-2004.
Prosedur pengumpulan dan analisis data yang digunakan untuk penelitian iniadalah dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dari penghuni, pengelola danmasyarakat sekitar melalui observasi, studi instansi, wawancara dan kuesioner yangkemudian diolah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untukmenganalisis perkembangan perumahan Solo Baru, variasi tipe rumah, jumlah rumahmewah;menengah;sederhana, Analisis penyediaan sarana prasarana pada pola hunian1:3:10 dan berdasarkan SNI, Analisis penilaian masyarakat terhadap kualitas saranaprasarana di perumahan Solo Baru. Metode analisis yang digunakan adalah metodeanalisis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembangunanPerumahan Solo Baru saat ini belum mencerminkan penerapan hunian 1:3:10 sehinggapembangunan perumahan sekarang ini belum bias menjamin terciptanya lingkunganyang apik, serasi, selaras dan seimbang. Penerapan pola penggunaan lahan diPerumahan Solo Baru sampai pada tahun 2008 adalah 11.75% untuk perumahan,2.074% untuk Komersial, 0.34% untuk infrastruktur dan 14.07% untuk fasilitas nonkomersial. Sehingga dari 50% lahan yang akan dijual PT.Pondok Solo Permai baru13.824% lahan yang sudah terjual dan terbangun, sedangkan fasilitas yang sudahdibangun di Perumahan Solo Baru sebagai pendukung perumahan adalah 14.41% dari50% yang sudah direncanakan.Untuk sarana yang sudah dibangun di Perumahan SoloBaru sebesar 16.14% atau 60.54 ha dan untuk prasarana sudah dibangun sebesar0.34% atau 1.27 ha. Penyediaan Sarana prasarana berdasarkan SNI di PerumahanSolo Baru masih kekurangan 10 sarana TK, 5 SD. Berdasarka penilaian masyarakatterhadap kualitas sarana prasarana dapat disimpulkan kualitas sarana prasarana diPerumahan Solo Baru secara keseluruhan baik, akan tetapi pengembang harusmeningkatkan penyediaan air bersih pada sektor 1, 7 dan 10. Sedangkan untuk kualitasjalan PT.Pondok Solo Permai Harus memperbaiki jalan lingkungan II di sektor 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah, karena berkat dan limpahan
karuniaNya, akhirnya Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan
Penyediaan Sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru” dapat terselesaikan.
Penuyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, inspirasi serta
dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu
penyelesaiannya. Untuk itu penulis sangat ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah yang memberikan kekuatan serta ketabahan dalam berusaha.
2. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur UNS
3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota UNS
4. Ir Soedwiwahjono, MT dan Ir. Widi Suroto, MT selaku dosen pembimbing yang
memberikan waktu, kesediaan, arahan, bantuan, kesabaran serta bimbingan dan
kritikannya sehingga Tugas Akhir ini selesai.
5. Ir. Winny Astuti, M Sc, PhD dan Murtanti Jani R, ST, MT selaku dosen penguji
yang memberikan saran dan kritiknya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Keluargaku bapak, ibu, dan kakak yang senantiasa memberikan dukungan moral
dan doa restu untuk penulis.
7. Bapak Gatot selaku pengelola perencanaan PT.Pondok Solo Permai dan seluruh
masyarakat Perumahan Solo Baru.
8. Teman spesial yang sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan memberi
semangat kepada penulis.
9. Semua sahabatku PWK UNS 2006, 2007, 2008 atas dukungannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dari berbagai
pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan. Amin....
Surakarta, January 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................ ................................ ............ 1A. Latar Belakang ................................ ................................ ........... 1B. Perumusan Masalah................................ ................................ .... 3C. Tujuan dan Sasaran ................................ ................................ .... 4
1. Tujuan................................ ................................ ................... 42. Sasaran ................................ ................................ ................. 4
D. Batasan Penelitian ................................ ................................ ...... 51. Ruang Lingkup Substantif ................................ .................... 52. Ruang Lingkup Spasial ................................ ........................ 5
E. Metode Penelitian ................................ ................................ ....... 71. Pendekatan Penyelesaian Masalah ................................ ....... 72. Metode yang Digunakan ................................ ...................... 8
a. Metode Pengumpulan Data ................................ .......... 81) Observasi................................ ................................ 82) Studi Instansi ................................ .......................... 93) Wawancara ................................ ............................. 9
b. Metode Analisa Data ................................ .................... 14c. Metode Sintesis Data ................................ .................... 16
F. Sistematika Pembahasan ................................ ............................ 17
BAB II KAJIAN LITERATURPENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DANPENYEDIAAN SARANA PRASARANADI PERUMAHANSOLO BARU ................................ ................................ .................... 19A. Teori Perumahan ................................ ................................ ........ 19
1. Definisi Rumah dan Perumahan ................................ ........... 192. Developer ................................ ................................ ............. 203. Pengembangan Perumahan Formal Pemerintah ................... 214. Pengembangan Perumahan Formal Swasta .......................... 21
B. Kebijakan Pembangunan Perumahan Swasta ............................ 21C. Kebijakan Pola Hunian 1:3:6 (Pola Hunian Berimbang) ........... 26D. Konsep Ruang Neighborhood Unit ................................ ............ 30E. Standar Nasional Indonesia (SNI) Dalam Pembangunan Sarana
Prasarana Perumahan ................................ ................................ . 321. Sarana ................................ ................................ ................... 32
a. Pendidikan ................................ ................................ ...... 32b. Kesehatan ................................ ................................ ....... 33c. Peribadatan ................................ ................................ ..... 33d. Perdagangan ................................ ................................ ... 34e. Kebudayaan ................................ ................................ .... 34f. Ruang Terbuka ................................ ............................... 34
2. Prasarana ................................ ................................ .............. 38a. Jaringan Jalan ................................ ................................ . 38b. Jaringan Drainase ................................ ........................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
c. Jaringan Air Bersih................................ ......................... 39d. Jaringan Limbah ................................ ............................. 40e. Jaringan Sampah ................................ ............................ 40f. Jaringan Listrik ................................ ............................... 41g. Jaringan Telepon ................................ ............................ 42h. Jaringan Parkir................................ ................................ 42
BAB III GAMBARAN UMUM PERUMAHAN SOLO BARU .................... 46A. Sejarah Pembangunan Perumahan Solo Baru ............................ 46B. Perizinan Untuk Pembebasan Lahan Perumahan Solo Baru ...... 47C. Arahan Rencana Pengembangan Lingkungan Perumahan
Berdasarkan RUTRK Kecamatan Grogol (2003 -2014) ............. 49D. Kebijakan Pengembang PT. Pondok Solo Permai ..................... 50
1. Kebijakan PT.Pondok Solo Permai Tahun 1979 -1984........ 502. Kebijakan PT.Pondok Solo Permai Tahun 1985-1996........ 503. Kebijakan PT.Pondok Solo Permai Tahun 1997 s/d
Sekarang ................................ ................................ .............. 52E. Penduduk Perumahan Solo Baru ................................ ................ 52F. Perumahan di Kecamatan Grogol ................................ .............. 53G. Rencana Pembangunan Perumahan Solo Baru Oleh PT.Pondok
Solo Permai ................................ ................................ ................ 561. Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru.... 562. Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru ...................... 57
H. Implementasi Pembangunan Perumahan Solo Baru .................. 58I. Peruntukan Lahan Perumahan ................................ .................... 59
1. Perumahan Solo Baru Per Sektor ................................ ........ 60a. Sektor 1 ................................ ................................ .......... 60b. Sektor 2 ................................ ................................ .......... 65c. Sektor 3 ................................ ................................ .......... 67d. Sektor 4 ................................ ................................ .......... 70e. Sektor 5 ................................ ................................ .......... 72f. Sektor 6 ................................ ................................ .......... 74g. Sektor 7 ................................ ................................ .......... 76h. Sektor 8 ................................ ................................ ......... 78i. Sektor 9 ................................ ................................ .......... 80j. Sektor 10 ................................ ................................ ........ 82k. Sektor 11 ................................ ................................ ........ 84
J. Kelayakan Lokasi Perumahan Solo Baru ................................ ... 861. Menurut Pakar Lingkungan Ir.Sudati,MSL ......................... 862. Penelitian Universitas Sebelas Maret ................................ .. 86
K. Fasilitas di Perumahan Solo Baru ................................ .............. 871. Ketersediaan Sarana di Perumahan Solo Baru ..................... 87
a. Fasilitas Pendidikan................................ ........................ 87b. Fasilitas Kesehatan ................................ ......................... 88c. Fasilitas Peribadatan................................ ....................... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
d. Fasilitas Perdagangan ................................ ..................... 91e. Fasilitas Rekreasi................................ ............................ 93f. Fasilitas Ruang Terbuka ................................ ................. 94
2. Ketersediaan Prasarana di Perumahan Solo Baru ................ 96a. Jaringan Jalan ................................ ................................ . 96b. Jaringan Drainase ................................ ........................... 99c. Jaringan Air Bersih................................ ......................... 101d. Jaringan Limbah ................................ ............................. 102e. Jaringan Sampah ................................ ............................ 102f. Jaringan Listrik ................................ ............................... 103g. Jaringan Telepon ................................ ............................ 104h. Jaringan Parkir................................ ................................ 105
L. Pandangan Masyarakat Terhadap Kondisi dan K ualitas saranaPrasarana di Perumahan Solo Baru ................................ ............ 106
BAB IV PEMBAHASAN PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DANPENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DIPERUMAHAN SOLO BARU ................................ .......................... 109A. Analisis Perkembangan Perumahan Dari Waktu ke Waktu ........ 110B. Karakteristik Perumahan Solo Baru Berdasarkan Jumlah
Variasi Tipe Rumah ................................ ................................ .... 113C. Analisis Karakteristik Perumahan Solo Baru Berdasarkan
Jumlah Unit Rumah ................................ ................................ .... 115D. Analisis Penerapan Pola Hunian 1:3:10 Perumahan Solo
Baru ................................ ................................ ............................. 1161. Penerapan Pola Hunian Sektor 1 ................................ ........... 1172. Penerapan Pola Hunian Sektor 2 ................................ ........... 1223. Penerapan Pola Hunian Sektor 3 ................................ ........... 1254. Penerapan Pola Hunian Sektor 4 ................................ ........... 1295. Penerapan Pola Hunian Sektor 5 ................................ ........... 1326. Penerapan Pola Hunian Sektor 6 ................................ ........... 1357. Penerapan Pola Hunian Sektor 7 ................................ ........... 1388. Penerapan Pola Hunian Sektor 8 ................................ ........... 1419. Penerapan Pola Hunian Sektor 9 ................................ ........... 14410. Penerapan Pola Hunian Sektor 10 ................................ ......... 14711. Penerapan Pola Hunian Sektor 11................................ ......... 150
E. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan 50% :5 0% ( 40%untuk perumahan, 10% untukkomersial, 10% untukinfrastruktur, 40% untuk fasilitas non komersial) ....................... 1551. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk
Perumahan................................ ................................ ............. 1562. Analisi Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk
Komersial ................................ ................................ .............. 1573. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk
Infrastruktur ................................ ................................ .......... 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan UntukFasilitas non Komersial ................................ ......................... 160
F. Analisis Penyediaan Sarana Perumahan Solo BaruBerdasarkan SNI 03-1733-2004................................ .................. 1631. Analisis Penyediaan Sarana Pendidikan Perumahan Solo
Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ ... 1642. Analisis Penyediaan Sarana Kesehatan Perumahan Solo
Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ ... 1723. Analisis Penyediaan Sarana Peribadatan Perumahan Solo
Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ ... 1774. Analisis Penyediaan Sarana Perdagangan Perumahan Solo
Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ ... 1805. Analisis Penyediaan Sarana Rekreasi Perumahan Solo
Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ ... 1846. Analisis Penyediaan Sarana Ruang Terbuka Perumahan Solo
Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ ... 187G. Analisis Penyediaan Prasarana Permukiman Solo Baru
Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................ .................. 1911. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Jalan Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 .......................... 1912. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 1943. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 1974. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Limbah
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ....... 2005. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Sampah
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 2016. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 2047. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Telepon
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 2078. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Parkir
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 209H. Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Kuwalitas Sarana
Prasarana di Perumahan Solo Baru ................................ ............. 2101. Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas sarana .................. 2102. Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas Prasarana ............. 213
1BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................ ......... 216
A. Kesimpulan ................................ ................................ ................. 2161. Penerapan Pola Hunian 1:3:10 Perumahan Solo Baru .......... 2152. Penyediaan Sarana Prasarana Pada Pola Hunian 1:3:10
Perumahan Solo Baru................................ ............................ 2233. Penyediaan Sarana Prasarana Perumahan Solo Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Berdasarkan Standar SNI 03-1733-2004 .............................. 2244. Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas Sarana dan
Prasarana di Perumahan Solo Baru ................................ ....... 230
B. Rekomendasi ................................ ................................ ............... 2321. Rekomendasi Bagi PT.Pondok Solo Permai ......................... 2322. Rekomendasi Bagi Pemda Kabupaten Sukoharjo................. 2343. Rekomendasi Bagi Studi Lanjutan ................................ ........ 234
DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ...................... 235
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................ ................................ ..... 43Gambar 2.2 Kerangka Pikir ................................ ................................ ...... 44Gambar 3.1 Diagram Kepadatan Perumahan Solo Baru .......................... 53Gambar 3.2 Diagram Lahan Terbangun Per Kavling Rumah ................... 61Gambar 3.3 Rumah di Sektor 1 Perumahan Solo Baru ............................ 63Gambar 3.4 Tipe Rumah di Sektor 3 ................................ ........................ 68Gambar 3.5 Tipe Rumah di Sektor 5 ................................ ........................ 72Gambar 3.6 Tipe Rumah di Sektor 7 ................................ ........................ 76Gambar 3.7 Tipe Rumah di Sektor 9 ................................ ........................ 80Gambar 3.8 Tipe Rumah di Sektor 10 ................................ ...................... 82Gambar 3.9 Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru ...................... 88Gambar 3.10 Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru ..................... 91Gambar 3.11 Fasilitas Perdagangan di Perumahan Solo Baru ................... 93Gambar 3.12 Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo Baru .......................... 94Gambar 3.13 Fasilitas Ruang Terbuka di Perumahan Solo Baru ............... 96Gambar 3.14 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru ................................ 99Gambar 3.15 Jaringan Drainase di Perumahan Solo baru .......................... 101Gambar 3.16 Jaringan Sampah di Perumahan Solo Baru ........................... 103Gambar 3.17 Jaringan Parkir di Perumahan Solo Baru .............................. 106Gambar 4.1 Perkembangan Rumah di Perumahan Solo Baru .................. 112Gambar 4.2 Grafik Penerapan Rumah Menengah Sektor 1 ...................... 119Gambar 4.3 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 1 ................................ ................................ .... 120Gambar 4.4 Diagram rencana alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 2 ................................ ................................ .... 122Gambar 4.5 Diagram Jumlah Rumah Sederhana Berdasarkan Tipe
Rumah ................................ ................................ ................... 126Gambar 4.6 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektoe 3 ................................ ................................ ... 127Gambar 4.7 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 4 ................................ ................................ .... 130Gambar 4.8 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 5 ................................ ................................ .... 132Gambar 4.9 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 6 ................................ ................................ .... 136Gambar 4.10 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 7 ................................ ................................ .... 138Gambar 4.11 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 8 ................................ ................................ .... 142Gambar 4.12 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 9 ................................ ................................ .... 144Gambar 4.13 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Hunian Sektor 10 ................................ ................................ .. 147Gambar 4.14 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
Hunian Sektor 11 ................................ ................................ .. 150Gambar 4.15 Grafik Penerapan Pola Hunian 1:3:10 di Perumahan Solo
Baru ................................ ................................ ....................... 153Gambar 4.16 Perbandingan Penerapan Pola Hunian dengan Rencana
Pola Hunian 1:3:10 di Perumahan Solo Baru ....................... 154Gambar 4.17 Diagram Pola Penggunaan ahan Untuk Perumahan di
Perumahan Solo Baru................................ ............................ 157Gambar 4.18 Diagram Pola Penggunaan Lahan Untuk Fasilitas Non
Komersial di Perumahan Solo Baru ................................ ...... 161Gambar 4.19 Diagram Penerapan pola Penggunaan Lahan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 163Gambar 4.20 Diagram Penyediaan Sarana Pendidikan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 166Gambar 4.21 Diagram Penyediaan Sarana Kesehatan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 173Gambar 4.22 Diagram Penyediaan Sarana Peribadatan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 178Gambar 4.23 Diagram Penyediaan Sarana Perdagangan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 181Gambar 4.24 Diagram Penyediaan sarana Rekreasi di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 185Gambar 4.25 Diagram Penyediaan Sarana Ruang Terbuka di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 188Gambar 4.26 Diagram Lebar Prasarana Jaringan Jalan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ............... 192Gambar 4.27 Diagram Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas S arana di
Perumahan Solo Baru................................ ............................ 211Gambar 4.28 Diagram Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas Prasarana
di perumahan Solo Baru ................................ ........................ 214
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR PETA
Peta 1.1 Perumahan Solo Baru................................ ................................ .. 6Peta 3.1 Lahan Perumahan Sektor 1 ................................ ......................... 64Peta 3.2 Lahan Perumahan Sektor 2 ................................ ......................... 66Peta 3.3 Lahan Perumahan Sektor 3 ................................ ......................... 69Peta 3.4 Lahan Perumahan Sektor 4 ................................ ......................... 71Peta 3.5 Lahan Perumahan Sektor 5 ................................ ......................... 73Peta 3.6 Lahan Perumahan Sektor 6 ................................ ......................... 75Peta 3.7 Lahan Perumahan Sektor 7 ................................ ......................... 77Peta 3.8 Lahan Perumahan Sektor 8 ................................ ......................... 79Peta 3.9 Lahan Perumahan Sektor 9 ................................ ......................... 81Peta 3.10 Lahan Perumahan Sektor 10 ................................ ....................... 83Peta 3.11 Lahan Perumahan Sektor 11 ................................ ....................... 85Peta 4.1 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 1 ................................ ...... 121Peta 4.2 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 2 ................................ ...... 124Peta 4.3 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 3 ................................ ...... 128Peta 4.4 Penerapan Penggunaan Lahan Sekto r 4 ................................ ...... 131Peta 4.5 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 5 ................................ ...... 134Peta 4.6 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 6 ................................ ...... 137Peta 4.7 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 7 ................................ ...... 140Peta 4.8 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 8 ................................ ...... 143Peta 4.9 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 9 ................................ ...... 146Peta 4.10 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 10 ................................ .... 149Peta 4.11 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 11 ................................ .... 152Peta 4.12 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ..................... 171Peta 4.13 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ..................... 176Peta 4.14 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Peribadatan di
Perumahan Solo Baru................................ ................................ .. 179Peta 4.15 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Perdagangan di
Perumahan Solo Baru................................ ................................ .. 183Peta 4.16 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Rekreasi di Perumahan
Solo baru ................................ ................................ ..................... 186Peta 4.17 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Runag terbuka di
Perumahan Solo Baru................................ ................................ .. 190Peta 4.18 Analisis Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru ........................ 193Peta 4.19 Analisis Prasarana Jaringan Dra inase di Perumahan Solo Baru . 196Peta 4.20 Analisis Prasarana Jaringan Air Bersih di Perumahan Solo Baru
................................ ................................ ................................ ..... 199Peta 4.21 Analisis Distribusi Prasarana Jaringan Sampah di Perumahan
Solo Baru................................ ................................ ..................... 203
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Peta 4.22 Analisis Distribusi Prasarana Jaringan Listrikdi PerumahanSolo Baru................................ ................................ ..................... 206
Peta 4.23 Analisis Distribusi Prasarana Jaringan T elepon di PerumahanSolo Baru................................ ................................ ..................... 208
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kebutuhan Data ................................ ................................ .......... 11Tabel 1.2 Analisis Data................................ ................................ ............... 16Tabel 2.1 Kriteria Penyediaan Sarana Perumahan Kota Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 36Tabel 2.2 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Jalan Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 38Tabel 2.3 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 39Tabel 2.4 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 39Tabel 2.5 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Limbah
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004).................................. ................................ ................................ .... 40
Tabel 2.6 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan PersampahanBerdasarkan (SNI 03-1733-2004)................................ .............. 41
Tabel 2.7 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Berdasarkan(SNI 03-1733-2004)................................ ................................ .... 41
Tabel 2.8 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Telepun Berdasarkan(SNI 03-1733-2004)................................ ................................ .... 42
Tabel 2.9 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Parkir Berdasarkan(SNI 03-1733-2004)................................ ................................ .... 43
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Perumahan Solo Baru Yang dirinciTiap Desa di Kecamatan Grogol Tahun 2009 ............................ 53
Tabel 3.2 Pengembang dan Luas Perumahan yang Dibangun dariTahun 1979-2008................................ ................................ ........ 54
Tabel 3.3 Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru ........... 57Tabel 3.4 Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru .............................. 58Tabel 3.5 Perumahan Solo Baru dan Luas Perumahan
Berdasarkan Tahun dibangun ................................ ..................... 59Tabel 3.6 Peruntukan Lahan Perumahan Solo Baru ................................ ... 60Tabel 3.7 Variasi Tipe Rumah di Sektor 1 ................................ ................. 61Tabel 3.8 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 3 ................................ .. 67Tabel 3.9 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 5 ................................ .. 72Tabel 3.10 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 7................................ .. 76Tabel 3.11 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 9 ................................ .. 80Tabel 3.12 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 10 ................................ 82Tabel 3.13 Penyediaan Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru
Tahun 2008 ................................ ................................ ................. 88Tabel 3.14 Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Peruma han Solo Baru
Tahun 2008 ................................ ................................ ................. 89Tabel 3.15 Penyediaan Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru
Tahun 2008 ................................ ................................ ................. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel 3.16 Penyediaam Fasilitas Perdagangan dan Jasa di PerumahanSolo Baru Tahun 2008 ................................ ................................ 91
Tabel 3.17 Penyediaan Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo BaruTahun 2008 ................................ ................................ ................. 94
Tabel 3.18 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Perumahan Solo BaruTahun 2008 ................................ ................................ ................. 95
Tabel 3.19 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................. 97Tabel 3.20 Jaringan Drainase di Sektor 1 ................................ ..................... 99Tabel 3.21 Penyediaan Lahan Parkir di Perumahan Solo Baru Tahun
2008 ................................ ................................ ............................ 105Tabel 3.22 Kualitas sarana di Perumahan Solo Baru ................................ .... 107Tabel 3.23 Kualitas Prasarana di Perumahan Solo Baru .............................. 107Tabel 4.1 Perkembangan Perumahan Solo Baru Tahun 1984-2008 ........... 110Tabel 4.2 Jumlah Variasi Tipe Rumah Perumahan Solo Baru ................... 114Tabel 4.3 Jumlah Rumah di Perumahan Solo Baru ................................ .... 116Tabel 4.4 Penerapan Rumah Menengah di Perumahan Solo Baru ............. 118Tabel 4.5 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Perumahan .............. 157Tabel 4.6 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Komersial ............... 158Tabel 4.7 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Infrastruktur ............ 159Tabel 4.8 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Fasilitas Non
Komersial ................................ ................................ .................... 160Tabel 4.9 Analisis Penyediaan Sarana Pendidikan Perumahan Solo Baru
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ ................. 165Tabel 4.10 Analisis Penyediaan Sarana Kesehatan Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 172Tabel 4.11 Analisis Penyediaan Sarana Peribadatan Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 177Tabe 4.12 Analisis Penyediaan Sarana Perdagangan Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 180Tabel 4.13 Analisis Penyediaan Sarana Rekreasi Perumahan Solo Baru
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ ................. 184Tabel 4.14 Analisis Penyediaan Sarana Ruang Terbuka Perumahan
Solo Baru Berdasrkan SNI 03-1733-2004 ................................ .. 187Tabel 4.15 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 194Tabel 4.16 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ............. 197Tabel 4.17 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Air Limbah
Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ............. 200Tabel 4.18 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Sampah Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 201Tabel 4.19 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 204Tabel 4.20 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Perumahan
Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 209
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form Wawancara dan Kuesioner2. Hasil Rekapan Wawancara dan Kuesioner3. Surat Ijin Surve
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adanya kebijakan pengembangan perumahan dan permukiman oleh
pengembang swasta merupakan titik tolak pertumbuhan permukiman di Indonesia.
Mula-mula munculnya pengembang swasta atau termasuk diantaranya PT. Pondok
Solo Permai (PSP) pertama kali diprakarsai saat Repelita III tahun 1979/1984 , yang
dimaksudkan agar pengembang swasta dapat berperan sebagai mitra pemerintah
didalam pelaksanaan pembangunan perumahan yang menjadi peluang bisnis di
Indonesia. REI dalam hal ini menangani pembangunan perumahan skala kecil, sedang
dan besar yang telah diatur oleh pemerintah tentang Kawasan Siap Bangun (Kasiba)
dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba).
Kontribusi pengembang swasta saat ini telah sampai dengan diprakarsainya
pembangunan berbagai kota baru di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah PT.
Pondok Solo Permai (PSP) yang terletak di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
Jawa Tengah. PT. Pondok Solo Permai (PSP) membuat s ebuah konsep kota yang
mandiri dan dapat menyiapkan lapangan kerja serta pelayanan sendiri bagi penduduk
yang tinggal didalamnya. Dalam mencapai cita-citanya tersebut PT. Pondok Solo
Permai (PSP) tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, salah satunya
permasalahan ijin prinsip dan pembebasan lahan. Permasalahan ijin prinsip terhadap
Pemda Kabupaten Sukoharjo dapat diselesaikan sejalan dengan disetujuinya syarat
yang diberlakukan Pemda Sukoharjo yang mengharuskan PT. Pondok Solo Permai
(PSP) untuk melakukan pelebaran jalan dari Nonongan Surakarta sampai lokasi So lo
Baru dan diwajibkan membuat jalan tembus untuk jalur alternatif Surakarta-
Sukoharjo-Wonogiri dari Desa Bacem sampai Desa Tanjunganom. Selain itu masalah
pembebasan lahan juga tidak kalah rumitnya, dimana PT. Pondok Solo Permai (PSP)
harus mengganti atau membeli tanah dua kali lipat dari harga yang seharusnya. Walau
demikian masih terdapat masyarakat yang menganggap tanah mereka adalah tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
nenek moyang dan tidak mau menjual kepada PT.Pondok Solo Permai sampai
sekarang.
Menyusun konsep permukiman baru adalah tantangan yang sangat besar bagi
pengembang PT. Pondok Solo Permai (PSP), dimana dengan memiliki ijin
pembebasan lahan 500 ha pengembang tidak mungkin hanya akan mengembangkan
permukiman/real estate saja. Hal ini juga didukung sepenuhnya oleh Pemda
Sukoharjo dengan dikeluarkannya Perda No 6/1991 yang berisi tentang rencana
pengembangan Solo Baru menjadi 4.59 2 hektar. Begitu pula tersusunnya RUTRK
Solo Baru yang mengisyaratkan bahwa areal seluas 4.592 hektar itu diperuntukan
bagi pengembangan Kota Solo Baru agar mampu berfungsi sebagai pusat atau sub
pusat pengembangan dalam suatu sistem pengembangan wilayah Regional dan
Nasional. Dengan dikeluarkan Perda tersebut dan tersusunnya RUTRK Solo Baru
secara otomais kota baru ciptaan PT. Pondok Solo Permai h anya jadi bagian dari kota
baru “Solo Baru”yang diimpikan Pemda Kabupaten Sukoharjo. Akan tetapi PT.
Pondok Solo Permai tetap menjadi pencetus utama terbentuknya Kota Baru Mandiri
Solo Baru, dan tidak hanya samp ai disitu saja PT. Pondok Solo Permai tetap
mengembangkan inovasi dan gagasan yang diciptakan untuk menangani masalah
perumahan. Salah satu gagasan yang dibuat PT. Pondok Solo Permai adalah
menerapkan pola hunian 1:3:10. Pola yang diterapkan berbeda dengan peraturan
pemerintah yang menggunakan pola 1:3:6, hal ini dilakukan PT. Pondok Solo Permai
dengan tujuan mengurangi kesenjangan fisik antar perumahan yang dikembangkan
dengan rumah penduduk asli serta mengurangi kecemburuan sosial. Penerapan pola
hunian ini juga didukung dengan pengembangan pola pe nggunaan lahan 50% lahan
yang dijual dan 50% untuk fasilitas sosial, hal ini dirinci 40% untuk perumahan, 10%
untuk komersial, 10% untuk infrastruktur dan 40% untuk fasilitas non komersial .
Sehingga dalam hal ini PT. Pondok Solo Permai mengembangakan peru mahan
dengan pola hunian dan pola penggunan lahan tidak sesuai dengan peraturan
pemerintah yaitu untuk pola hunian pemerintah menerapkan 1:3:6 (setiap
membangun satu rumah mewah harus diikuti dengan pembangunan 3 rumah sedang
dan 6 rumah sederhana) dan pola penggunaan lahan dengan pemanfaatan 60% lahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang dijual 40% fasilitas sos ial, yang dirinci 50% untuk perumahan ,10% untuk
komersial,8% untuk infrastruktur dan 32% untuk fasilitas non komersial. Untuk itu
perlu diteliti apakah PT. Pondok Solo Permai bena r-benar sudah menerapkan gagasan
pengembangan pola hunian 1:3:10 dan pola pemanfaatan lahan yang dimaksudkan
untuk mengurangi kesenjangan fisik antara perumahan yang dikembangkan dengan
rumah penduduk asli.
Selain itu juga perlu mengetahui alokasi penyediaan sarana prasarana di
Perumahan Solo Baru karena munculnya masalah perkotaan salah satunya adalah
karena ketersediaan sarana prasarana yang kurang mencukupi ( Prof.Ir. Eko
Budihardjo, MSc). Bila dikaitkan penyediaan sarana dan prasarana dengan
perumahan, maka sarana prasarana merupakan suatu aktifitas yang berfungsi
melayani kebutuhan individu atau kelompok masyarakat da lam suatu lingkungan
kehidupan.
Untuk mengatur ketersediaan sarana dan prasarana pada sebuah lingkungan
perumahan pemerintah menetapkan SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan
lingkungan perumahan perkotaan yang memuat uraian tentang prinsip -prinsip
perencanaan lingkungan perumaha n di perkotaan. Keberhasilan keberadaa fasilitas
sarana prasarana dalam suatu lingkungan dapat dilihat dari tingkatan bagai mana
minat dan kesediaan penghuni perumahan dalam memanfaatkan fasilitas tersebut.
Keberhasilan tersebut dapat diukur dengan penilai an masyarakat terhadap kualitas
sarana prasarana yang sering mereka gunakan. Terciptanya interaksi sosial antara
penghuni perumahan merupakan hasil dari keberadaan penyediaan sarana prasarana,
sedangkan penataan fisik lingkungan dengan pola hunian 1:3:10 dan pola penggunaan
lahan 50:50 merupakan cara mencapai tujuan utama yaitu terciptanya Lingkungan
Perumahan Solo Baru yang apik, serasi, selaras dan seimbang .
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permasalahan yang telah diungk ap pada sub bab
sebelumnya, bahwa permasalahan perumahan yang sering muncul salah satunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
disebabkan oleh pengembang perumah an dalam menerapkan ide dan gagasan nya.
Sehingga dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan perumahan
Solo Baru sudah diterapkan PT. Pondok Solo Permai ?
Bagaimana penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1: 3:10 yang
dikembangkan PT. Pondok Solo Permai?
Bagaimana penyediaan sarana prasarana pada perumahan Solo Baru yang
dikembangkan PT. Pondok Solo Permai berdasarkan SNI 03-1733-2004?
C. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang serta rumusan permasalahan tersebut diatas maka
tujuan dari penelitian ini adalah
Mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan Perumahan
Solo Baru.
Mengetahui penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 yang
dikembangkan PT. Pondok Solo Permai.
Mengetahui penyediaan sarana prasarana pada Perumahan Solo Baru yang
dikembangkan PT. Pondok Solo Permai berdasarkan SNI 03-1733-2004.
2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka terdapat beberapa sasaran antara lain :
Identifikasi perkembangan Perumahan Solo Baru.
Identifikasi variasi tipe rumah di Perumahan Solo Baru.
Identifikasi jumlah rumah mewah, rumah sedang, rumah sederhana
Perumahan Solo Baru.
Identifikasi luas lahan untuk perumahan dan untuk fasilitas sosial P erumahan
Solo Baru.
Identifikasi penyediaan sarana prasar ana pada pola hunian 1:3:10 di
Perumahan Solo Baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada Perumahan Solo Baru sesuai
dengan SNI 03-1733-2004 tentang perencanaan perumahan kota.
.
D. BATASAN PENELITIAN
Batasan dalam penyusunan studi ini meliputi ruang lingkup materi atau substantif
dan ruang lingkup wilayah atau spasial.
1. Ruang Lingkup Substantif
Adapun batasan dari studi ini adalah melihat pola hunian dan pola
pemanfaatan lahan Perumahan Solo B aru apakah sudah sesuai dengan gagasan
atau ide awal pembangunannya dengan penerapan pola hu nian 1:3:10 dan pola
penggunaan lahan 50:50, dirinci penggunaan lahan bagi pengembangan kawasan
Perumahan Solo Baru dengan rasio 40%:10%:10%:40%. Masing -masing untuk
kawasan perumahan, komersial, infrastruktur, fasilitas non komersial. sehingga
dapat diidentifikasi pembangunan Perumahan Solo Baru apakah sudah
menerapkan ide atau gagasan tersebut. Untuk kriteria rumah mewah, menengah
dan sederhana akan ditentukan berdasarkan luas kaveling sesuai SK 3 Mentri.
Sedangkan untuk aspek sarana dan prasarana yang akan dibahas yaitu sarana
perdagangan dan rekreasi yang termasuk dalam fasilitas komersial dan sarana
pendidikan, kesehatan, peribadatan, ruang terbuka (taman dan lapangan olah raga)
yang termasuk dalam fasilitas non komersial. S edangkaan aspek prasarana yang
akan dibahas meliputi jalan, drainase, jaringan air bersih, jaringan limbah,
jaringan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan parkir yang
merupakan penggunaan lahan untuk infrastruktur . Untuk aspek sarana dan
prasarana tersebut yang akan dibahas adalah dengan mengukur jumlah, luas dan
kualitasnya pada setiap sektor Perumahan Solo Baru.
2. Ruang Lingkup Spasial
Pada ruang lingkup spasial atau wilayah yang akan dijadikan objek studi
adalah Perumahan Solo Baru yang meliputi 11 sektor yang dikelola oleh PT.
Pondok Solo Permai (PSP) dan wilayah studi ini berada di Kecamatan Grogol
Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penyelesaian Masalah
Untuk untuk mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dan alokasi
ketersediaan sarana prasarana , maka diperlukan pendekatan spasial. Pendekatan
spasial merupakan pendekatan keruangan (fisik) dimana studi ini dilakukan di
Perumahan Solo Baru Kecamatan Grogol yang terdiri dari 11 sektor.
Kajian penerapan pola hunian 1:3:10 didasarkan pada 2 kelompok penelitian
yaitu yang pertama penelitian jumlah rumah yang dilihat dari sisi jumlah rumah
pada setiap sektor di Perumahan Solo Baru yang dikelompokan dalam rumah
mewah, menengah dan sederhana. Sedangkan yang kedua penelitian tentang tipe
rumah atau ukuran rumah yang dilihat dari tipe rumah yang ada pada setiap
rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana. Kedua penelitian tersebut
masing-masing dijabarkan untuk mengukur apakah PT. Pondok Solo Perm ai
sudah menerapkan gagasan pola hunian 1:3:10 di perumahan solo baru.
Kemudian untuk mengkaji alokasi ketersediaan sarana dan prasarana yang
ada di Perumahan Solo Baru akan dibagi menjadi dua penelitian yaitu sarana yang
meliputi pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, rekreasi, ruang terbuka
(taman dan lapangan olah raga) dan prasarana yang meliputi jalan, drainase,
jaringan air bersih, jaringan limbah, jaringan sampah, jari ngan listrik, jaringan
telepon, jaringan parkir. Hal ini berguna untuk melihat kesesuaian pola
pemanfaatan lahan pada pola hunian 1:3:10 yaitu 40% untuk perumahan, 10%
untuk komersial, 10% untuk infrastruktur dan 40% untuk fasilitas non komersial .
Penelitian tersebut akan menjadi variab el yang akan di ukur masing-masing
indikatornya berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang perencanaan peru mahan
kota. Masing-masing indikator tersebut akan diukur jumlah, luas dan kualitasnya
pada setiap sektor Perumahan Solo Baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Metode yang Digunakan
Metode penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu tahapan
metode pengumpulan data, metode analisis data, serta metode sintesis data.
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, studi instansi dan wawancara. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan mendata fisik Perumahan Solo Baru di 11 sektor yang meliputi data
jumlah rumah mewah, sedang, sederhana hal ini terkait penerapan pola hunian
1:3:10 di Perumahan Solo Baru.
Sedangkan data fisik ketersediaan sarana dan prasarana bertujuan untuk
mengetahui alokasi penyediaan saran a prasarana pada pola hunian 1:3:10
perumahan Solo Baru serta mengetahui alokasi penyediaan sarana prasarana
berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Untuk data fisik ketersediaan sarana
prasarana meliputi aspek sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan,
perdagangan, rekreasi, ruang terbuka (taman dan lapangan olah raga)
sedangkaan aspek prasarana meliputi jalan, drainase, jaringan air bersih,
jaringan limbah, jaringan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan
transportasi, jaringan parkir. Sedang kan data kualitas sarana dan prasarana di
perumahan Solo Baru bertujuan untuk melihat kondisi dan kemampuan
pelayanan sarana prasarana pada waktu penelitian.
1) Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1984:136), observasi adalah suatu proses
pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan kemudian
melakukan pencataan secara sistematis terhadap fenomena -fenomena
yang terjadi.
Dalam metode ini peneliti mengamati kondisi fisik dan kualitas dari
perumahan serta sarana prasarana yang disediakan dalam Perumahan Solo
Baru. Selain itu peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto dari
obyek yang diamati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Studi Instansi
Metode studi instansi merupakan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Data - data yang diambil biasanya berupa
data sekunder dari suatu instansi.
Data dokumentasi yang dimak sud adalah berupa kebijakan -
kebijakan pemerintah dan data dari pengembang PT. Pondok Solo Permai
terkait pembangunan Perumahan Solo Baru yang berupa data-data
sekunder mengenai gambaran umum kawasan pola permukiman, dan
jumlah sarana dan prasarana yang dibangun di Permukiman Solo Baru.
Studi instansi dilakukan di PT Pondok Solo Permai dan Dinas terkait.
3) Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik mendekat i sumber informasi
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan
berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara merupakan percakapan
dengan tujuan tertentu dan dilakukan oleh pewawancara dan informan
(Moleong, 2001:135).
Wawancara dilakukan dengan responden yang dipilih melalui
proses pengambilan sampel. Wawancara ditujukan untuk memperoleh
data mengenai kualitas dari sarana dan prasarana yang telah disediakan
PT. Pondok Solo Permai dilihat dari segi kondisi dan kemampuan
pelayanannya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience
sampling dan homogen sampling. Penarikan convenience sampling
adalah sebuah metode untuk memilih populasi yang akan dijadikan
sampel dengan cara memilih siapa saja yang ditemui saat pene litian tetapi
harus orang terkait objek studi yang dijadikan penelitian (penghuni
Perumahan Solo Baru di 11 sektor). Sedangkan homogen sampling
adalah penarikan sampel dengan memfokuskan studi yang diteliti, dalam
penelitian ini yang akan dijadaikan fo kus studi adalah penduduk yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tinggal di Perumahan Solo Baru yang merasakan sarana dan prasarana
yang ada.
Untuk pengambilan sampel menurut Kartono (1992), pada
prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat secara mutlak menentukan
berapa persen sampel tersebut harus di ambil dari suatu populasi. Selain
itu karakteristik lainnya yang perlu diketahui dari responden adalah
tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan (Suharsi mi, 1998 :117).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tabel 1.1 Kebutuhan Data
Jenis Data Variabel
JenisSurvei
Indikator Penggunaan Sumber DataP S
O W I
Data Fisik perumahan,pola hunian, penggunaanlahan, jumlah sarana danprasarana
Luas wilayah √
Gambaran UmumStudi
Bapeda, BPSKabupatenSukoharjo, DPU danPT PSP
Kondisi Geografis √Penggunaan Lahan √Kependudukan √Tipe hunian/pola hunian √Sarana dan prasaranaKebijakanPengembangan SoloBaru dan Sukoharjo
√
Penerapan PolaHunian1:3:10
PerkembanganPerumahan Solo Baru
√ Perkembangan Perumahan Solo Barutahun 1984-2008
Analisis KualitatifPerkembanganPerumahan SoloBaru
PT. Pondok SoloPermai
Rencana Pola HunianPerumahan Solo Baruoleh PT.Pondok SoloPermai
√ Rencana Rumah Mewah
Analisis Kuantitatif& KualitatifPenerapan pola1:3:10 danpenggunaan lahanoleh PT. PSP
√ Rencana Rumah Sedang
√ Rencana Rumah Sederhana
Rencana PolaPenggunaan LahanPerumahan Solo Baruoleh PT.Pondok SoloPermai
√ Rencana Penggunaan lahan untukRumah
√ Rencana Penggunaan lahan untukKomersil
√ Rencana Penggunaan lahan untukInfrastruktur
√ Rencana Penggunaan lahan untukNon Komersial
Pola hunian yangditerapkan PT.Pondok
√ √ Rumah MewahRumah Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Solo Permai Rumah Sederhana
Pola Penggunaan Lahanyang diterapkanPT.Pondok Solo Permai
√ √ Alokasi lahan untuk Rumah√ √ Alokasi lahan untuk Komersil√ √ Alokasi lahan untuk Infrastruktur√ √ Alokasi lahan untuk Non Komersial
Kelayakan LokasiPerumahan Solo Baru
√ √ Lokasi sektor yang sulit berkembangAnalisis LokasiPerumahan SoloBaru
Surve lapangan &PT. Pondok SoloPermai
Alokasi KetersediaanSarana
Pendidikan
√ √ √ 1. Taman Kanak-kanak
Analisis Kuantitatif(SNI)
Bapeda, BPSKabupatenSukoharjo, PT PSP,masyarakat dantokoh setempat
√ √ √ 2. Sekolah Dasar√ √ √ 3. SLTP√ √ √ 4. SLTA
Kesehatan
√ √ √ 1. Posyandu√ √ √ 2. Balai Pengobatan√ √ √ 3. Klinik Bersalin√ √ √ 4. Puskesmas Pembantu√ √ √ 5. Puskesmas dan balai pengobatan√ √ √ 6. Tempat praktek dokter√ √ √ 7. Apotik
Peribadatan√ √ √ 1. Musholla/langgar
Analisis Kuantitatif(SNI) Bapeda, BPS
KabupatenSukoharjo, PT PSP,masyarakat dantokoh setempat
√ √ √ 2. Mesjid lingkungan√ √ √ 3. Sarana Ibadah Agama Lain
Perdagangan
√ √ √ 1. Warung
Analisis Kuantitatif(SNI)
√ √ √ 2. Pertokoan
√ √ √ 3. Pusat pertokoan + pasarlingkungan
√ √ √ 4. Pusat perbelanjaan dan niaga
Kebudayaan &Rekreasi
√ √ √ 1. Balai Pertemuan
Analisis Kuantitatif(SNI)
Bapeda, BPSKabupatenSukoharjo, PT PSP,masyarakat dantokoh setempat
√ √ √ 2. Balai Karang taruna/balaipertemuan
√ √ √ 3. Gedung serbaguna√ √ √ 4. Gedung bioskop
Ruang Terbuka √ √ √ 1. Taman/tempat main Analisis Kuantitatif Bapeda, BPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
√ √ √ 2. Taman dan lapangan olah raga (SNI) KabupatenSukoharjo, PT PSP,masyarakat dantokoh setempat
√ √ √ 3. Jalur hijau
√ √ √ 4. Pemakaman umum
Alokasi ketersediaanprasarana
Jaringan jalan
√ √ √ 1. Lokal sekunder I
Analisis Kuantitatif(SNI)
DPU KabupatenSukoharjo
√ √ √ 2. Lokal sekunder II√ √ √ 3. Lokal sekunder III√ √ √ 4. Lngkungan I√ √ √ 5. Lingkungan II
Jaringan drainase√ √ √ 1. Badan penerima air Analisis Kuantitatif
(SNI)DPU KabupatenSukoharjo√ √ √ 2. Bangunan pelengkap
Jaringan air bersih√ √ √ 1. Penyediaan kebutuhan air bersih
Analisis Kuantitatif(SNI)
PDAM KabupatenSukoharjo√ √ √ 2. Penyediaan Kran Umum
√ √ √ 3. Penyediaan hidran kebakaran
Jaringan air limbah√ √ √ 1. Septik tank
Analisis Kuantitatif(SNI)
PT. PSP√ √ √ 2. Bidang resapan√ √ √ 3. Jaringan pemipaan air limbah
Jaringan sampah
√ √ √ 1. Tong sampah
Analisis Kuantitatif(SNI)
PT.PSP & DPUKabupatenSukoharjo
√ √ √ 2. Bak sampah kecil√ √ √ 3. Bak sampah besar√ √ √ 4. Bak sampah besar√ √ √ 5. Bak sampah akhir
Jaringan listrik√ √ √ 1. Penyediaan kebutuhan daya listrik Analisis Kuantitatif
(SNI)PT.PSP & PLNKab. Sukoharjo√ √ √ 2. Penyediaan jaringan listrik
Jaringan telepun√ √ √ 1. Penyediaan kebutuhan sambungan
telpun Analisis Kuantitatif(SNI)
PT.PSP
√ √ √ 2. Penyediaan jaringan telepon
Jaringan TransportasiLokal
√ √ √ 1. Angkot Analisis Kuantitatif(SNI)
DPU Kab.Sukoharjo√ √ √ 2. Bus
Jaringan Parkir√ √ √ 1. Untuk Area hunian Analisis Kuantitatif
(SNI)PT. PSP
√ √ √ 2. Untuk pusat kegiatan
Keterangan : O : obserfasi, W : wawancara, K : kuesioner, I : instasional , Sumber : Analisis Peneliti 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Metode Analisis Data
Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Adapun penelitian yang
bersifat kuantitatif menampilkan data dalam bentuk angka -angka, sedangkan
penelitian yang bersifat kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang
sifatnya diskriptif.
Penelitian perkembangan Perumahan Solo Baru dari waktu ke waktu
merupakan penelitian diskriptif. Penelitian diskriptif ini terbatas pada usaha
untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan
Perumahan Solo Baru. Sedangkan identifikasi karakteristik Perumahan Solo
Baru berdasarkan variasi tipe rumah dan karakteristik Perumahan Solo Baru
berdasarkan jumlah rumah dilakukan hanya sebatas mengetahui karakteristik
tipe rumah dan karakteristik jumlah rumah yang dibangun tiap sektor.
Penelitian identifikasi Pola Hunian 1:3:10 Perumahan Solo Baru
merupakan penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian diskriptif ini terbatas
pada usaha mengungkapkan pola hunian yang dikembangkan di perumahan
solo baru apakah sudah menerapakan pola hunian 1:3:10 sesuai dengan
inovasi awal pembangunan Perumahan Solo Baru sehingga sasaran dari
analisis ini bersifat untuk sekedar mengungkapkan fakta (fact finding), yang
hasilnya ditekankan pada memberi gambaran pola hunian 1:3:10 yang
dikembangkan PT. Pondok Solo Permai. Selain itu analisis kualitataif juga
digunakan untuk mengetahui p ola penggunaan lahan yaitu dengan melihat
penggunaan lahan yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai apakah
sesuai dengan konsep penggunaan lahan yang dirinci pengembang 40% untuk
permukiman, 10% untuk komersial, 10% untuk infrast ruktur, 40% untuk
fasilitas non komersial. Sehinga nanti akan diketahui gagasan yang
dikembangkan PT. Pondok Solo Permai bukan hanya s ebuah gagasan yang
tidak diterapkan.
Kajian Analisis penyediaan sarana dan prasarana yang dikembangkan PT.
Pondok Solo Permai secara garis besar mencakup beberapa lingkup kajian:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10
Perumahan Solo Baru.
Proses identifikasi dilakukan dengan menghitung jumlah dan luas
sarana prasarana berdasarkan pola penggunaan lahan yang digagas oleh
PT. Pondok Solo Permai dengan alokasi 40%:10%:10%:40% . Untuk
sarana alokasi penggunaan lahannya dirinci 10% untuk komersial yang
meliputi perdagangan dan rekreasi, 40% untuk fas ilitas non komersial
yang meliputi pendidikan, kesehatan, peribadatan ruang terbuka dan
jaringan jalan. Sedangkan prasarana alokasi penggunaan lahan sebesar
10% yang meliputi jaringan sampah, parkir. Untuk jaringan drainase, air
bersih, air limbah, listrik, telepon dan jaringan transportasi lokal alokasi
penyediaan lahannya sudah tercakup dalam jaringan jalan, hal ini terkait
pola penyediaan jaringan tersebut berada pada sepanjang bahu jalan.
Sedangkan untuk jaringan transportasi local alokasi penyediaan la han
tidak dapat di hitung karena penyediaannya juga sudah tercakup pada
luasan jaringan jalan.
Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada P erumahan Solo Baru
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) .
Dalam tahap ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif
dengan identifikasi jumlah sarana dan prasarana yang dikembangkan di
Perumahan Solo Baru. Jumlah sarana dan prasarana yang disediakan
diukur berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga nanti
dapat diketahui ketersediaan sarana dan prasarana di perumahan Solo
Baru apakah sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta
jangkauan pelayanannya apakah sudah dapat dijangk au penduduk
penghuni Perumahan Solo Baru.
Mengkaji kualitas sarana prasarana yang dis ediakan di Perumahan Solo
Baru berupa penilaian tentang kondisi fisik sarana prasarana yang
dibangun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Mengkaji kualitas sarana dan prasarana yang disediakan di
Perumahan Solo Baru dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan
responden masyarakat (KK) yang tinggal di Perumahan Solo Baru.
Mengkaji kualitas sarana dan prasarana dilakukan dengan metode analisis
deskriptif kualitatif.
Tabel 1.2 Analisis DataTahapan Metode
PendekatanKegunaan Hasil
Identifikasiperkembanganperumahan Solo Barudari waktu ke waktu
Deskriptif Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhipembangunan PerumahanSolo Baru.
Faktor-faktor yangmempengaruhipembangunan PerumahanSolo Baru
IdentifikasikarakteristikPerumahan Solo Baruberdasarkan variasitipe rumah danjumlah rumah
Deskriptif Untuk mengetahui karakterpembangunan rumah tiapsektor di Perumahan SoloBaru
Karakteristik pembangunandisetiap sektor diPerumahan Solo Baru
Pola Hunian 1:3:10 diperumahan solo baru
Kualitatif(deskriptif)
Untuk mengetahui penerapanpola 1:3:10 diperumahan solobaru yang dikembangkan PT.Pondok Solo Permai
Penerapan Pola Hunian diperumahan solo baru
Identifikasaipenyediaan saranaprasarana pada polahunian 1:3:10
Kualitatif Untuk mengetahuiketersediaan sarana danprasarana pada pola hunian1:3:10 apakah sudah sesuaidengan alokasi penggunaanlahan untuk sarana prasarana
Ketersediaan jumlah saranadan prasarana berdasarkankebijakan pola penggunaanlahan yang digagas PT.Pondok Solo Permai.
Identifikasi saranadan prasaranaperumahan solo baru.
Kuantitatif(SNI)
Untuk mengetahuiketersediaan sarana danprasarana apakah sudahmemenuhi kebutuhanmasyarakat serta jangkauanpelayanannya apakah sudahsesuai SNI
Ketersediaan jumlah saranadan prasarana berdasarkanSNI
Identifikasi kualitassarana dan prasaranayang disediakan diperumahan solo baru
Kualitatif(wawancara)
Untuk mengetahui kualitassarana dan prasarana diperumahan solo baru
Kualitas sarana danprasarana di perumahan solobaru
Sumber : Analisis Peneliti 2010
c. Sintesis Data
Pada sintesis data dijelaskan secara singkat berbagai temuan serta
kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah.
Selain itu, dalam bagian ini juga diberikan beberapa rekomendasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
berkaitan dengan hasil studi Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Penyediaan
Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru .
Metode sintesis data dilakukan dengan menyimpulkan pembahasan yang
sudah dilakukan pada tahap analisis data sehingga dapat mengetahui
penerapan pola hunian 1:3:10 dan alokasi penyediaan sarana prasarana di
perumahan Solo Baru apakah sudah memenuhi kebutuhan masyarakat serta
bagaimana kualitasnya.
Dalam sintesis data juga disimpulkan beberapa temuan dari hasil
penelitian yang kemudian akan dibuat beberapa masukan dari hasil penelitian
yang berguna bagi pembangunan perumahan di Solo Baru dan pengembang
PT. Pondok Solo Permai . Sehingga dengan adanya penelitian Penerapan Pola
Hunian 1:3:10 dan penyediaan Sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru
dapat diketahui kebenaran penerapan pola hunian 1:3:10 dan dapat diketahui
kekurangan pengembang (PT. Pondok Solo Permai) dalam penyediaan sarana
prasarana.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi berupa substansif
maupun spasial, metodologi serta sistematika pembahasan .
BAB II Kajian Literatur Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Pe nyediaan
Sarana Prasarana
Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa kajian teoritis mengenai
perumahan, kebijakan pembangunan perumahan swasta, kebijakan pola
hunian berimbang, konsep ruang Neighborhood Unit serta Standar
Nasional Indonesia (SNI) dalam pembang unan sarana prasarana
perumahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III Gambaran Umum Perumahan Solo Baru
Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa kebijakan dan sejarah terkait
pembangunan Perumahan Solo Baru, gambaran mengenai kondisi
wilayah studi penelitian baik dari jumlah rumah per sektor atau jumlah
dan kualitas sarana prasarana yang disediakan di Perumahan Solo Baru.
BAB IV Pembahasan Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan P enyediaan
Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru
Pada Bab ini berisi tentang beberapa analisis di antaranya adalah
Identifikasi perkembangan perumahan Solo Baru dari waktu ke waktu ,
Identifikasi karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan variasi tipe
rumah, Identifikasi karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan
jumlah rumah, Identifikasi penerapan pola 1:3:10 di Perumahan Solo
Baru, Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10
perumahan Solo Baru, Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada
perumahan Solo Baru berdasarkan standar SNI.
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
Pada bab ini akan dijabarkan beberapa temuan dari analisis
penerapan pola hunian 1:3:10 dan penyediaan sarana prasarana,
sehingga nantinya akan diberikan s ebuah rekomendasi kepada Pemda
Kabupaten Sukoharjo dan Pengemba ng PT. Pondok Solo Permai (PSP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB II
KAJIAN LITERATUR
PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10
DAN PENYEDIAAN SARANA PRASARANA
DI PERUMAHAN SOLO BARU
Pada Bab ini akan dibahas kajian teoritis mengenai perumahan, kebijakan
pembangunan perumahan swasta, kebijakan pola hunian berimbang, kebijakan pola
hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT.Pondok Solo Permai, konsep ruang
Neighborhood Unit serta Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam pembangunan
sarana prasarana perumahan.
A. Teori Perumahan
1. Definisi Rumah dan Perumahan
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan fis iologis yang
saling melengkapi dengan kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Perumahan menurut UU No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana lingkungan.
Menurut Soedjajadi Keman tahun 2005 dalam bukunya yang berjudul
“Kesehatan Perumahan”, perumahan didefinisikan sebagai kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang
dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik
lingkungan misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik,
telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi
sebagaimana mestinya dan sarana lin gkungan yaitu fasilitas penunjang yang
berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sosial, dan budaya, seperti fasilitas taman bermain, olah raga, pendidikan,
pertokoan, sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghid upan (UU No 4
Thn 1992 tentang Perumahan dan Permukiman). Permukiman merupakan
wadah kehidupan manusia, bukan hanya menyangkut aspek fisik dan teknis
saja, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan budaya dari para penghuninya
(Bintarto, 1988).
2. Developer
Zuckerman, Howard A. dan George D. Blevins (1991) menjelaskan
pengembang adalah seseorang atau kelompok yang yang memiliki suaiu
keahIian dalam pernbangunan, yang meliputi segi arsitektur, teknis,
konstruksi, keuangan, pemasaran dan menajemen properti. Mak a dari itu
peran pengembang adalah sebagai manajer properti pada perumahan -
perumahan yang dibangunnya. Dalam arti yang lain, pengembang adalah
perusahaan yang membangun di atas atau menggunakan secara penuh
sebidang tanah, atau suatu kemampuan individu y ang mengubah tanah yang
tidak bermanfaat (Zuckerman dan Blevins, 1991). Kalau di Indonesia, para
pengembang perurnahan mempunyai suatu organisasi profesi yang
dinamakan Real Estate Indonesia (REI). Dari jumlah anggota yang ada,
sekitar 80% dari 2400 anggota REI bergerak di sektor pembangunan rumah
sederhana dan sangat sederhana. Pasar akan menentukan suat u keputusan
untuk membangun, apabila pasar yang terjadi adalah kelebihan
pembangunan perumahan dan harga yang terjadi sangat mahal, maka
kernungkinan pengembang akan kesusahan atau sulit berkembang.
Pengembang mungkin akan memilih untuk membeli perumahan y ang sudah
ada dan merenovasinya agar mempunyai nilai tambah sehingga menjadi
sesuatu yang baru dan dapat digunakan. U saha lain adalah membeli tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
secukupnya dan menunggu sampai waktu kondisi pasar yang terbaik
kemudian menentukan pembangunan sesuai denga n tipe rumah yang sesuai
dengan kemauan konsumen (Zuckerman dan Blevins, 1996) .
3. Pengembangan Perumahan Formal Pemerintah
Penyediaan perumahan formal oleh pemerintah maksudnya adalah
pemerintah menyediakan atau membangun rumah, pemerintah sebagai
pemilik dana dan pemilik aset daerah yang memfungsikan sumber dayanya
untuk menyediakan perumahan bagi masyarakat umum. perumahan ini biasa
disebut Perumda (Perumahan Daerah) dimana pada perumahan ini
mekanisme penyediaan juga melalui prosedur yang telah ditentukan. Hal ini
nantinya yang dilihat dalam perencanaan perumahan apakah memperhatikan
SKB 3 menteri tentang penyediaan perumahan yang berimbang ataukah
kebijakan tersebut terabaikan.
4. Pengembangan Perumahan Formal Swasta
Definisi pengembang menurut Zuchkerman, Ho ward A, George D
Blevins 1991, menjelaskan pengembang adalah seseorang atau kelompok
yang memiliki suatu keahlian dalam pembangunan yang meliputi segi
arsitektur, teknis konstruksi, keuangan, pemasaran dan menegemen properti.
Maka dari itu peran pengembang adalah sebagai manager properti pada
perumahan yang dibangunnya. Developer dalam membagun sebuah
perumahan tentu menganut mekanisme pada daerah dimana mereka
membangun perumahan. Hal ini merupakan sebuah ttik temu dimana
pemerintah sebagai pengendali peng gunaan ruang dan pengawal kebijakan
dengan pengguna ruang.
B. Kebijakan Pembangunan Perumahan Swasta
Perencanaan pembangunan perumahan swasta adalah suatu proses yang
berkesinambungan yang mencakup keputusan -keputusan atau pilihan-pilihan atas
berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk membangun kelompok rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan dilakukan oleh perusahaan
non-pemerintah (Glasson 1974:5 dalam Tarigan 2005:7).
Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh swasta merupakan suatu
upaya memenuhi kebutuhan perumahan yang terus meningkat terutama di
wilayah perkotaan. Kebutuhan tersebut dipandang sebagai sebuah peluang bisnis
yang besar bagi para pengembang, mengingat setidaknya setiap tahun ada
tambahan satu juta rumah tangga baru yang merupakan permintaan riil akan
perumahan. Untuk itu pemerintah perlu mengatur pelaksanaan pembangunan
perumahan swasta yang berkembang di Indonesia.
Pengaturan teknis yang terkait dengan pembangunan perumahan swasta di
Indonesia terdiri dari:
1. Kepemilikan dan Penguasaan Tanah dan bangunan
Diatur di dalam UU RI no.5 tahun 1999 tentang Peraturan Dasar Pokok -
Pokok Agraria. Didalamnya mengatur bahwa dalam penguasaan benda -
benda harus melapor pada pihak yang bersangkutan dan melaporkan
segala sesuatu tentang semua benda yang dikuasainya kepada pemilik.
Hal ini dilakukan agar hubungan yang terjalin dianggap syah dan sesuai
dengan peraturan. Dalam melakukan jual beli dan pemindahan benda
yang bersangkutan juga sudah ditentukan cara pembayarannya kepada
pemilk.
Diatur di dalam UU RI no.21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan.Didalamnya mengatur bahwa dalam
pemerolehan hak atas tanah dan atau bangunan diwajibkan membayar
pajak kepada Negara.
Diatur di dalam UU RI no.4 tahun 1 996 tentang Hak Tanggungan atas
tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Didalamnya
mengatur bahwa Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan
adalah hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan. Hal ini
membantu developer dalam peng aturan dan pengadministrasian hak-hak
atas tanah serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Pengaturan Jasa Konstruksi
Diatur dalam UU no.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Isinya
antara lain diperlukannya jasa konstruksi yang merupakan salah satu
kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai
peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang
terwujudnya tujuan Pembangunan Nasiona l. Dalam hal ini developer dapat
mengembangkan jasa konstruksinya sesuai dengan karakteristiknya,
sehingga dapat mengembangkan iklim usaha yang mendukung peningkatan
daya saing secara optimal, maupun bagi kepentingan masyarakat.
3. Peran Swasta Dalam Penyediaan Perumahan
Diatur dalam UU no.4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman.
Isinya dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah dan
untuk mendorong peran swasta dalam penyediaan perumahan yang layak dan
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, maka kebijakan yang ditempuh
adalah merubah peran pemerintah dari pelaksana (provider) menjadi
pendorong (enabler) dan fasilitator.
4. Penataan suatu kawasan
Diatur dalam UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Isinya
antara lain pemanfaatan suatu kawasan harus sesuai dengan rencana tata ruang
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayannya. Dalam
mendirikan bangunan dalam suatu kawasan, developer harus
mempertimbangkan adanya ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas
kawasan tersebut. Developer harus memenuhi persyaratan ijin pemanfaatan
suatu kawasan sesuai dengan undang -undang yang berlaku.
5. Pembangunan perumahan dan permukiman tidak bersusun
Pembangunan perumahan dan permukiman tidak bersusun harus
mengikuti Kawasan Perkotaan atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten, terdiri dari : Rumah sederhana, Rumah menengah dan Rumah
mewah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Persyaratan pembangunan perumahan dan permukiman tidak bersusun:
Pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun harus mengikuti
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/KPTS/1986 tentang
Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun
dan peraturan perubahannya.
Pembangunan rumah sangat sederhana harus memenuhi Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang Pedoma n Teknik
Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana dan peraturan
perubahannya.
Pembangunan rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah
wajib menerapkan ketentuan lingkungan hunian yang berimbang sesuai
dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan Rakyat No. 648 -384 Tahun
1992, No. 739/KPTS/1992 dan No. 09/KPTS/1992 dan Keputusan
Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku Ketua Badan Kebijaksanaan
dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional
No. 04/KPTS/BKP4N/1995 tentang Ketentuan Lebih Lanjut Surat
Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum
dan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Bangunan rumah tidak
bersusun yang belum selesai dibangun, dapat dijual dengan syarat harus
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri
Negara Perumahan Rakyat No. 09/KPTS/ M/1995 tentang Pedoman
Perikatan Jual Beli Rumah.
6. Kebijakan Pengembangan Kawasan Skala Besar
1. UU 4/1992, Pasal: 18 (Ayat:1)
Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui
pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara
menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan bertahap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. UU 4/1992, Pasal: 19 (Ayat:1)
Untuk mewujudkan kawasan permukiman sebagaiamana dimaksud
dalam pasal 18, pemerintah daerah menetapkan satu bagian atau lebih dari
kawasan permukiman menurut RTRW perkotaan dan RTRW bukan
perkotaan yang telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun.
3. PP 80/1999 Tentang Kasiba dan Lisiba
Pengelolaan Kasiba bertujuan agar tersedia 1 (satu) atau lebih Lisiba
yang telah dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana
lingkungan, serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana,
sarana lingkungan dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan
permukiman sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Pengelolaan
Lisiba bagian dari Kasiba atau Lisiba yang berdiri sendiri bertujuan agar
tersedia kaveling tanah matang beserta rumah dengan pola hunian yang
berimbang, terencana dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat.(BAB II pasal 2)
Pengelolaan Lisiba yang berdiri sendiri dilakukan oleh masyarakat
pemilik tanah atau badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman sebagai penyelenggara. Masyarakat pemilik tanah sebagai
penyelenggara dapat melakukan penyelenggaraa n Lisiba yang berdiri
sendiri dengan membentuk usaha bersama yang anggotanya terdiri dari
para pemilik tanah, berdasarkan peraturan perundang -undangan yang
berlaku. (BAB III pasal 1)
Dalam penyiapan lokasi untuk Kasiba, Pemerintah Daerah harus
memperhatikan:
a. Jumlah unit rumah yang dapat ditampung dalam 1 (satu) Kasiba
sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) unit rumah dan sebanyak -
banyaknya 10.000 (sepuluh ribu) unit rumah;
b. Jumlah unit rumah yang dapat ditampung dalam 1 (satu) Lisiba
sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) unit rumah dan sebanyak -
banyaknya 3.000 (tiga ribu) unit rumah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam penyiapan lokasi untuk Lisiba yang berdiri sendiri Pemerintah
Daerah harus memperhatikan bahwa jumlah unit rumah yang dapat
dibangun sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) unit ruma h dan sebanyak-
banyaknya 2.000 (dua ribu) unit rumah. Dalam menentukan lokasi dan
luas untuk Kasiba dan atau Lisiba yang berdiri sendiri, Pemerintah Daerah
dapat melakukan dengar pendapat dari masyarakat/kelompok masyarakat
terkait.(BAB IV pasal 9)
4. Kebijakan usaha yang dikenal dengan Paket Oktober (Pakto) No. 23 tahun
1993.
Isinya antara lain memberi kemudahan kepada kegiatan usaha
termasuk pengembang dalam hal pemberian izin lokasi dan pembebasan
tanah.
C. Kebijakan Pola Hunian 1:3:6 (Pola Hunian Berimbang)
Penjelasan tentang pola hunian berimbang berdasarkan Surat Keputusan
Bersama 3 menteri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri
Negara Perumahan Rakyat No : 648 --384 Tahun 1992, No : 739//Kpts//1992, No
:09//Kpts//1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan Permukiman dengan
lingkungan hunian yang berimbang, dengan isi setiap klausulnya adalah sebagai
berikut :
Pasal 1 :
1. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan untuk
mewujudkan kawasan dan lingkungan perumahan dan permukiman
dengan lingkungan hunian yang berimbang meliputi rumah sederhana,
rumah menengah dan rumah mewah dengan perbandingan dan kriteria
tertentu sehingga dapat menampung secara serasi antara kelompok
masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Dalam surat Keputusan Bersama tersebut yang dimaksud dengan :
a. Kawasan perumahan dan permukiman adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal atau
lingkungan hunian.
b. Lingkungan perumahan dan permukiman adalah kawasan
perumahan dan permukiman yang mempunyai batas -batas dan
ukuran yang jelas dengan penataan tanah dan ruang, prasarana serta
sarana lingkungan yang terstruktur.
3. Perbandingan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
perbandingan jumlah rumah sederhana, ber banding rumah menengah,
berbanding rumah mewah, sebesar 6 (enam) atau lebih, berbanding 3
(tiga) atau lebih, berbanding 1 (satu). (4) Kriteria tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1);
4. Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1);
a. Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan
luas kaveling antara 54 m 2 sampai 200 m2 dan/atau biaya
pembangunan per m2 tidak melebihi dari harga satuan per m 2
tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C
yang berlaku.
b. Rumah menengah adalah rumah yang dibangun di atas tanah
dengan luas kaveling antara 200 m 2 sampai 600 m2 dan/atau biaya
pembangunan per m2 antara harga satuan per m 2 tertinggi untuk
pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C sampai A yang
berlaku.
c. Rumah mewah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan
luas kaveling antara 600 m 2 sampai dengan 2000 m2 dan/atau biaya
Pembangunan per m2 diatas harga satuan per m 2 tertinggi untuk
pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dalam hal luas kaveling atau ha rga satuan pembangunan per m 2 masing-
masing memenuhi kriteria yang berlainan, sebagaimana dimaksud dalam butir a,
b, dan c maka kualitas ditentukan sesuai kriteria yang tinggi.
Pasal 2 :
1. Pembangunan suatu kawasan atau lingkungan perumahan dan
permukiman oleh badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman, wajib diselengarakan untuk mewujudkan perumahan dan
permukiman dengan lingkungan hunian yang berimbang dengan
perbandingan jumlah rumah sederhana, berbanding rumah menengah,
berbanding rumah mewah sebesar (enam) atau lebih berbanding 3 (tiga)
atau lebih berbanding I (satu), sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1.
2. Hal-hal khusus untuk mendorong badan usaha di bidang pembangunan
perumahan dan permukiman dalam membangun rumah se derhana, dan
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sepanjang
berdasarkan rencana tata ruang dapat diizinkan apabila :
a. Kawasan perumahan dan permukiman adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal atau
lingkungan hunian.
b. Pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman tersebut
diwujudkan seluruhnya melalui pembangunan rumah susun.
c. Pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman tersebut
hanya diperuntukan bagi lingkungan hunian dengan tipe rumah
menengah dan atau tipe rumah mewah dengan batasan sebagai
berikut :
Pembangunan tipe rumah menengah saja sebanyak -
banyaknya 900 unit pada setiap lokasi dianjurkan
membangun 2 (dua) tipe rumah sederhana untuk setiap 1
(satu) tipe rumah menengah di lokasi lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pembangunan tipe rumah mewah saja selanyak -banyaknya
100 unit pada satu lokasi.
Pembangunan tipe rumah mewah antara 100 unit sampai
dengan 300 unit pada satu lokasi diwajibkan membangun 6
(enam) tipe rumah sederhana untuk setiap 1 (satu) tipe
rumah mewah, dan dianjurkan membangun 3 (tiga) tipe
rumah menengah di lokasi lain.
UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang yang menjabarkan
pentingnya penyiapan, pemanfaatan dan pengendalian ruang yang sesuai dengan
peruntukan dan daya dukung lingkungan merupakan seke dul PT.Pondok Solo
Permai dalam realisasi pengembangan Perumahan Solo Baru. Dengan mensikapi
Surat Keputusan Mentri Negara Perumahan Rakyat No.02/KPTS/1993 yang
menyebutkan bahwa pembangunan perumahan harus selalu mengacu pada
keseimbangan sosial dengan mempertimbangkan komposisi penghunian antara
kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, PT.Pondok Solo Permai
mengambil langkah untuk menyusun Pola Hunian 1:3:10 untuk menghindari
kecemburuan sosial dengan penduduk asli. Sedangkan untuk menjaga
pengendalian ruang dan daya dukung lingkungan PT.Pondok Solo Permai
mengembangkan pola pemanfaatan 50:50 yang dirinci penggunaan l ahan bagi
pengembangan kawasan P ermukiman Solo Baru dengan rasio
40%:10%:10%:40%. Masing-masing untuk kawasan perumahan, komersial,
infrastruktur, fasilitas non komersial.
Pola Hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT.Pondok Solo Permai
merupakan perkembangan dari pola hunian 1:3:6 yang dianjurkan pemerintah
melalui Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Negara
Perumahan Rakyat No : 648--384 Tahun 1992, No : 739//Kpts//1992, No :
09//Kpts//1992. Dalam pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa perbandingan jumlah
rumah sederhana, berbanding rumah menengah, berbanding rumah mewah,
sebesar 6 (enam) atau lebih, berbanding 3 (tiga) atau lebih, berban ding 1 (satu).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Dengan melihat pasal 1 ayat 3 berarti pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan
PT.Pondok Solo Permai masih sesuai dengan peraturan pemerintah dan masih
dapat diterapkan untuk menciptakan suatu lingkungan perumahan yang apik,
serasi, selaras dan seimbang.
D. Konsep Ruang Neighborhood Unit
Neighborhood Unit adalah suatu lingkungan fisik perumahan dalam kota
dengan batasan yang jelas, tersedia pelayanan fasilitas sos ial untuk tingkat
rendah, untuk melayani jumlah penduduk, di mana terdapat hubungan kerjasama
yang dilandasi oleh control sos ial dan rasa komunitas (Porteous, 1977; dalam
suryanto, 1989:47).
Neighborhood Unit dikenal sebagai suatu konsep untuk merencanakan suatu
lingkungan yang berlandaskan suatu pemikiran so sial psikologis yang
diformulasikan oleh Clarence Perry pada tahun 1929 sebagai jawaban atas
permasalahan yang terjadi saat itu yaitu penurunan kualitas kehidupan masyarakat
di Negara-negara industry. Perry mengidentifikasikan Neghborhood Unit sebagai
suatu unit perumahan yang mempuny ai batasan yang jelas, besarnya diukur atas
dasar keefektifan jarak jangkauan pejalan kaki, terjadinya kontak langsung
individual serta adanya ketersediaan fasilitas pendukung kebutuhan harian dari
penghuni.
Konsep Neighborhood Unit pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ebenezer
Howard (1850-1928) yang mencoba mengangkat system dan bentuk komunitas
tadisional pedesaan sebagai komunitas ideal yang perlu dikembangkan di
perkotaan. Kemudian pada kota -kota tradisional tersebut kota masih terbagi
dalam unit-unit kelompok rumah tinggal/unit -unit fungsional spesifik yang
homogeny yang kemudian dikenal sebagai tradisional neighborhood. Unit -unit
tersebut merupakan kesatuan antara tempat tinggal dengan tempat kerja serta juga
adanya ikatan social kekerabatan.
Menurut Perry, neighborhood yang ideal akan merangkum seluruh fasilitas
public dan kondisi-kondisi yang diperlukan oleh rata -rata keluarga bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kenikmatan dan kewajaran hidup disekitar rumah mereka. Selanjutnya P erry
menguraikan enam prinsip dalam merencanakan Neighborhood (Rohe and Gates,
1985:26) :
1. Size (Ukuran), pembangunan unit tempat tinggal harus menyiapkan
perumahan dengan ukuran populasi tertentu yang mensyaratkan
diperlukannya satu sekolah dasar (elementary school), di mana area yang
diperlukan tergantung pada tingkat kepadatan populasi.
2. Boundaries (Batas), Pada setiap sisi unit lingkungan dibatasi oleh jalan -jalan
arteri dengan kelebaran yang memadai sehingga dapat dipakai sebagai lalu
lintas cepat, yang tidak menembus daerah permukiman tersebut.
3. Open Space (Ruang Terbuka), harus disediakan system taman dan ruang
kecil yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan individu yang
mendiami lingkungan perumahan tersebut.
4. Institution Sites (Area-aera institusi), area untuksekolah dan institusi yang
melayani lingkungan perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam lingkungan tersebut dan hendaknya ditempatkan secara
berkelompok disekitar sebuah titik umum atau titik pusat.
5. Local Shops (Pertokoan Setempat), satu atau lebih pertokoan local yang
cukup memadai bagi populasi yang dilayani, hendaknya diletakkan di
seputar permukiman dan lebih baik lagi diletakkan disekitar pertemuan jalur
lalu lintas yang mengikat beberapa lingkungan.
6. Internal Street System (Sistem jalan internal), di mana setiap unit p erlu
dilengkapi dengan system jalan khusus, sehingga setiap jalan raya
disesuaikan dengan beban lalu lintas yang mungkin dan jaringan jalan
sebagai suatu keseluruhan dirancang untuk memudahkan sirkulasi di dalam
lingkungan tersebut dan diupayakan untuk dic egah penggunaan sebagai jalur
lalu-lintas cepat.
Clarence Perry menyimpulkan bahwa konsep Neighborhood Unit
mempunyai tujuan utama untuk membuat interaksi social diantara penghuni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
lingkungan permukiman, sedangkan penataan fisik lingkungan merupakan cara
mencapai tujuan utama tersebut.
Konsep Neighborhood Unit dapat dijadikan landasan bagi banyak komuniti
permukiman. Dapat disimpulkan bahwa Neighborhood merupakan unit fisik
sekaligus unit social. Parameter pengikat untuk menjamin kesatuan unit fisik dan
unit social adalah besaran (size) dan fasilitas pelayanan social yang melayani
kebutuhan harian. Parameter besaran neighborhood diturunkan dari ukuran
efisiensi jarak tempuh pejalan kaki antara rumah dengan fasilitas pelayanan.
E. Standar Nasional Indonesia (SNI) Dalam Pembangunan Sarana Prasarana
Perumahan.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 -1733-2004 tentang tata cara
perencanaan lingkungan perumahan perkotaan memuat uraian tentang prinsip -
prinsip perencanaan lingkungan perumah an di perkotaan. Perencanaan sarana
prasarana yang diatur dalam SNI tersebut diantaranya mengatur sarana prasarana
pada hunian tidak bertingkat (dapat bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni
pihak yang sama). Persyaratan penyediaan sarana prasarana peruma han diuraikan
dalam SNI 2003-1733-2004 sebagai berikut :
1. Sarana
a. Pendidikan
Dasar dari perencanaan sarana pendidikan adalah untuk melayani
setiap unit administrasi pemerintah baik yang formal (RT,RW) maupun
yang formal (Kelurahan,Kecamatan) dan bukan didasa rkan semata-mata
pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut.
Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit -unit atau kelompok lingkungan yang
ada. Hal ini dapat terkait dengan bentuk grup bangunan/blok yang
nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan
penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk
melayani pada area tertentu.
b. Kesehatan
Dasar penyediaan sarana kesehatan didasarkan pada jumlah
penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan ini juga
akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit -unit atau
kelompok lingkungan yang ada. Hal ini terkait den gan bentuk grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas kesehatan akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan
kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk mela yani pada area
tertentu.
c. Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan juga sesuai dengan
keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam
agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang
bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas
peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan
perumahan dihuni beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur
adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta
kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi
bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religi ous.
Dasar penyediaan sarana peribadatan akan mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit -unit atau kelompok lingkungan yang
ada. Hal ini dapat terkait dengan bentuk grup bangunan/blok yang
nantinya lahir sesuai konteks lingkungannya. Untuk penempata n
penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk
melayani area tertentu.
d. Perdagangan
Sarana perdagangan dan niaga tidak selalu berdiri sendiri dan
terpisah dengan bangunan sarana lain. Dasar penyedianan sarana ini selain
berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayani, juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruanganunit -unit /kelompok
lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait dengan bentuk grup
bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang
harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
e. Kebudayaan
Sarana kebudayaan dan rekreasi merupak an bangunan yang
dipergunakan untuk mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau
rekreasi, seperti gedung pertemuan, gedung serbaguna, bioskop, gedung
kesenian dan lain-lain. Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai
bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum sehingga
penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut
kepentingannya pada waktu-waktu yang berbeda.
f. Ruang Terbuka
Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan yang
mempunyai arti sebagai suatu landsekap, hardscape, taman atau ruang
rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no.4 tahun 1988 yang
menyatakan “Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman dalam
pemanfaatan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi
ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Berikut kriteria penyediaan sarana perumahan kota berdasarkan ketentuan
dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 -1733-2004.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 2.1Kriteria Penyediaan Sarana Perumahan Kota Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1733-2004)
Variabel Indikator
ParameterRadius
pencapaian(m)
Lokasidan penyelesaian
Jml pddkpndukung
(jiwa)
Luaslahan min
(m²)
Pendidikan1. Taman Kanak-kanak 1.250 500 500 Ditengah kelompok warga, tidak menyebrang
jalan raya, bergabung dengan taman sehinggaterjadi pengelompokan kegiatan
2. Sekolah Dasar 1.600 2.000 1.0003. SLTP 4.800 9.000 1.0004. SLTA 4.800 12.500 3.000
Kesehatan
1. Posyandu 1.250 60 5001. Posyandu lokasi ditengah kelompok tetangga dan
tidak menyebrang jalan
2. Balai Pengobatan 2.500 300 1.0002. Balai pengobatan lokasi ditengah kelompok
tetangga dan tidak menyebrang jalan
3. Klinik Bersalin 30.000 3.000 4.0003. Klinik bersalin lokasi dapat dijangkau dengan
kendaraan umum
4. Puskesmas Pembantu 30.000 300 1.5004. Puskesmas pembantu lokasi dapat dijangkau
dengan kendaraan umum5. Puskesmas dan balai
pengobatan120.000 1.000 3.000
5. Puskesmas dan balai pengobatan lokasi dapatdijangkau dengan kendaraan umum
6. Tempat praktekdokter
5.000 - 1.5006. Tempat praktik daokter lokasi dapat dijangkau
dengan kendaraan umum
7. Apotik 30.000 250 1.5007. Apotik lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan
umum
Peribadatan
1. Musholla/langgar 250 45 1001. Di tengah kelompok tetangga, dapat merupakan
bagian dari sarana lain.2. Mesjid Masyarakat 30.000 1.800 1000 2. Dapat dijangkau dengan kendaraan umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Sarana Ibadah AgamaLain
Tergantungsystemkekerabatan/hirarkilembaga
1,2/jemaah
- 3. -
Perdagangan
1. Warung 250 100 300Di tengah kelompok tetangga. Dapat merupakanbagian dari sarana lain
2. Pertokoan 6.000 3.000 2.000 Di pusat kegiatan sub lingkungan. KDB 40%.3. Pusat pertokoan +
pasar lingkungan30.000 10.000 - Dapat dijangkau dengan kendaraan umum
4. Pusat perbelanjaandan niaga
120.000 36.000 - Terletak dijalan utama. Termasuk sarana parker sesuaiketentuan setempat
Kebudayaan&Rekreasi
1. Balai Pertemuan 2.500 300 100 Di tengah kelompok tetangga . Dapat merupakanbagian dari bangunan sarana lain
2. Balai Karangtaruna/balaipertemuan
30.000 500 100 Di pusat lingkungan
3. Gedung serbaguna 120.000 3.000 100 Dapat dijangkau dengan kendaraan umum4. Gedung bioskop 120.000 2.000 100 Terletak di jalan utama. Dapat merupakan bagian dari
pusat perbelanjaan.Ruang terbuka
1. Taman/tempat main 250 250 100 Di tengah kelompok tetangga2. Taman dan lapangan
olah raga30.000 9.000 - Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana
pendidikan3. Jalur hijau - - - Terletak menyebar4. Pemakaman umum 120.000 - - Mempertimbangkan radius pencapaian dan area yang
dilayani.Sumber : SNI 03-1733-2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Prasarana
a. Jaringan Jalan
Jenis prasarana jaringan jalan yang harus disediakan ditetapkan
menurut klasifikasi jalan perumahan yang disusun berdasarkan hirarki
jalan, fungsi jalan dan kelas kawasan/lingkungan perumahan. Berikut
adalah standar prasarana jaringan jalan yang ditetapkan dalam SNI :
Tabel 2.2Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Jalan Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)
Prasarana Hirarki JalanParameter
KeteranganPerkerasan(m)
Bahujalan (m)
Trotoar(m)
Jaringanjalan
1. Lokal sekunder I 7 2 1,5 -2. Lokal sekunder II 6 1,5 1,5 -3. Lokal sekunder III 3 0,5 1,2 Khusus pejalan kaki4. Lngkungan I 2 0,6 - Khusus pejalan kaki5. Lingkungan II 1,2 0,6 - Khusus pejalan kaki
Sumber : SNI 03-1733-2004
b. Jaringan Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan penerimaan air dan atau ke bangunan resapan buatan
yang harus disediakan pada lingkungan perumahan perkotaan.
Lingkungan perumahan perkotaan harus dilengkapi jaringan drainase
sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam
peraturan/perundangan yang telah berlaku. Salah satu ketentuan yang
berlaku adalah Standar Nasional Indonesia ( SNI) 02-2406-1991 (sebagai
acuan penyusunan SNI 03-1733-2004 tentang tata cara penyusunan
perumahan perkotaan, termasuk jaringan drainase).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 2.3Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1733-2004)
Prasarana Indikator Parameter
JaringanDrainase
1. Badan penerima airSumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)Sumber air di bawah permukaan tanah
2. Bangunanpelengkap
Gorong-gorongPertemuan saluranBangunan terjunanJembatanPompaPintu air
Sumber : SNI 03-1733-2004
c. Jaringan Air Bersih
Secara Umum setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang
memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu
lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan jaringan air limbah sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam
peraturan/perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan air bersih lingkung an perumahan di
perkotaan.
Tabel 2.4Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)
Prasarana Indikator Parameter
Jaringan AirBersih
1. Penyediaankebutuhan airbersih
Harus terdapat perusahaan air minum/sumber lainuntuk memenuhi air bersih
Terdapat sambungan air bersih kesetiap rumah
2. Penyediaan KranUmum
Satu kran umum disediakan untuk pemakai 250 jiwa Radius pelayanan maksimum 100 meter Kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30
liter/orang/hari
3. Penyediaanhidran kebakaran
Untuk jarak antara kran kebakaran 100 meter Untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum
200 meterSumber : SNI 03-1733-2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
d. Jaringan Air Limbah
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai
ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam
peraturan/perundangan yang telah berlaku terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan perumahan di
perkotaan. Salah satunya adalah SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan, serta pedoman
tentang pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan
perumahan yang berlaku. Berikut adalah persyaratan, criteria dan
kebutuhan perencanaan jaringan air limbah perumahan perkotaan yang
tertuang dalam SNI 03-1733-2004 :
Tabel 2.5Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Limbah Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)
Prasarana Indikator Parameter
Jaringan AirLimbah
1. Septik tank Harus terdapat septic tank lingkungan bila di setiap rumahtidak terdapat septic tank
2. Bidang resapan Bila tidak terdapat bidang resapan pada setiap rumah,maka harus dibuat resapan bersama yang melayanibeberapa rumah
3. Jaringan pemipaanair limbah
Sistem pembuangan air limbah lingkungan bila memakaisepti tank lingkungan
Sumber : SNI 03-1733-2004
e. Jaringan Sampah
Lingkungan perumahan perkotaan harus dilayani system
persampahan yang mengacu pada :
SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengolahan Sampah Perkotaan
SNI 03-3242-1994 tantant Tata Cara Pengelolaan Sampah di
permukiman
SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah
gerobak sampah, bak sampah, tempat pembuangan sampah sementara
(TPS) dan tempat pembuangan Akhir (TPA). Ber ikut adalah table
persyaratan, kriteria dan kebutuhan :
Tabel 2.6Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Persampahan
Berdasarkan (SNI 03-1733-2004)
Prasarana Indikator Parameter Ket
JaringanSampah
1. Tong sampah 5 jiwa/rumah Status pribadi2. Bak sampah
kecil2500 jiwa/RW
Status TPS ukuran 6m²,grobakmengangkut 3x seminggu
3. Bak sampahbesar
30.000 jiwa/ KelurahanStatus TPS ukuran 13m²,grobakmengangkut 3x seminggu
4. Bak sampahbesar
120.000 jiwa/KecamatanStatus TPS/TPA local ukuran25m²,mobil mengangkut 3x seminggu
5. Bak sampahakhir
>480.000 jiwa/Kota-
Sumber : SNI 03-1733-2004
f. Jaringan Listrik
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air listrik yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan perkotaan adalah :
Kebutuhan daya listrik
Jaringan listrik
Berikut adalah beberapa persyaratan, criteria dan kebutuhan yang
harus dipenuhi :
Tabel 2.7Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik
Berdasarkan (SNI 03-1733-2004)Prasarana Indikator Parameter
JaringanListrik
1. Penyediaan kebutuhan dayalistrik
Setiap unit rumah harus dapat dilayani dengandaya listrik dari PLN minimum 450 VA/ jiwa
2. Penyediaan jaringan listrik Disediakan gardu listrik untuk setiap200KVA daya listrik yang ditempatkan padalahan yang bebas dari kegiatan umum
Disediakan penerangan jalan yang memilikikuat penerangan 500lux dengan tinggi> 5meter dari muka tanah
Sumber : SNI 03-1733-2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
g. Jaringan Telepon
Lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan jaringan telepon
sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/
perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan
umum jaringan telepon lingkungan perumahan di perkotaan. Jenis
prasarana jaringan telepon yang harus disediakan pada lingkungan
perumahan di perkotaan adalah :
Kebutuhan sambungan telepon
Jaringan telepon
Persyaratan dan criteria yang harus dipenuhi adalah
Tabel 2.8Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Telepon
Berdasarkan (SNI 03-1733-2004)
Prasarana Indikator Parameter Jaringan
telepon1. Penyediaan kebutuhan
sambungan telpun 1 sambungan telepon umum untuk setiap
250 jiwa(RT) Ketersediaan antar sambungan telepon
umum memiliki jarak radius 200 -400 meter Penempatan telepon umum diutamakan di
area public2. Penyediaan jaringan telepon Tiap lingkungan rumah perlu dilayani
jaringan telepon lingkungan dan jaringantelpun hunian
Sumber : SNI 03-1733-2004
h. Jaringan Parkir
Persyaratan dan criteria penyediaan jaringan arkkir disusun sebagai
acuan bagi pengembangan lingkungan perumahan dalam skala besar
untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas transportasi umum local. Berikut
adalah beberapa persyaratan, criteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 2.9Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Parkir
Berdasarkan (SNI 03-1733-2004)
Prasarana Idikator Parameter Jaringan
Parkir1. Untuk
Areahunian
Untuk skala RT (250 penduduk) penyediaan lahan parkir 100 m²,yang berlokasi pada pusat lingkungan RT
Untuk skala RW (2.500 penduduk) penyediaan lahan parkir 400m² yang berlokasi pada pusat lingkungan R W
Untuk skala kelurahan (30.000 penduduk) penyediaan lahan parkir2000 m² yang berlokasi pada pusat lingkungan kelurahan
Untuk skala kecamatan (3120.000 penduduk) penyediaan lahanparkir 2000 m² yang berlokasi pada pusat lingkungan kecamatan
2. Untukpusatkegiatan
Lahan parkir harus sedekat mungkin dengan pusat kegiatan yangdilayani
Lokasi parkir harus mudah diakses dari/k e pusat-pusat kegiatantanpa gangguan ataupun memotong arus lalu;intas jalan utama
Lahan parkir harus memeiliki hubungan dengan jaringan sirkulasipedestrian secara langsung
Sumber : SNI 03-1733-2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Alokasi Penyediaan Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru
Pembangunan Repelita III Tahun 1970/1984, awal dari
pembangunan perumahan swasta dengan penerapan
membanguna perumahan yang seimbang startanya ( 1
rumah mewah, 3 sedang dan 6 sederhana ).
SK Mentri Negara Perumahan Rakyat No.02/KPTS/1993,
menyebutkan bahwa pembangunan perumahan harus selalu
mengacu pada keseimbangan social dengan
mempertimbangkan komposisi penghunian antara
kepompok berpenghasilan rendah dan menengah.
Undang –undang tentang lingkungan hidup, tentang pola
penggunaan lahan dengan pemanfaatan 60% lahan yang
dijual 40% fasilitas social, yang dirinci 50% untuk
perumahan 10% untuk komersial 8% untuk infrastruktur
dan 32% untuk fasilitas non komersi al.
PT. Pondok Solo Permai (PSP) yang memilikigagasan :
Menciptakan Kota Baru yang mandiri
Mengurangi kesenjangan fisik antarperumahanyang dikembangkan dengan rumahpenduduk asli serta mengurangi kecemburuansocial dengan menerapkan pola hunian 1:3:10.
Konsep Tree in one di setiap sector, yaitu selainmembangun rumah disetiap sector dihadirkanruko dan fasilitas kegiatan ekonomi lainnya.
Menciptakan lingkungan yang apik, selaras dan
seimbang dengan menerapkan pola penggunaan
lahan 50% lahan yang dijual dan 50% untuk
fasilitas social, yang dirinci 40% untuk perumahan
10% untuk komersial 10% untuk infrastruktur dan
40% untuk fasilitas non komersial.
Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc, Kota Baruadalah kota yang dirancang agar mandiridilengkapi dengan sarana dan prasaranasocial, komersial, kesehatan, pendidikandan kebudayaan dimana didalam kota baruini terdapat perusahaan /industry yangdapat menciptakan lapangan pekerjaansehingga warga tidak tergantung pada kotalain.
SARANA Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
Perdagangan
Rekreasi
Ruang terbuka(taman&lapangan olah raga)
PRASARANA Jalan
Drainasi
Jaringan air bersih
Jaringan air limbah
Jaringan persampahan
Jaringan listrik
Jaringan telepon
Jaringan Parkir
Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Penyediaan Sarana Prasarana Pada Pembangunan Permukiman di Solo Baru
SNI 2004 Tentang Perencanaan Perumahan Kota
Krangka Teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
TOPIKPenerapan Pola Hunian 1:3:10 dan AlokasiPenyediaan Sarana dan Prasarana diPerumahan Solo Baru
Pendahuluan
OUT PUTINPUT
Latar Belakang Peran swasta dalam pembangunan
perumahan rakyat, yang ditegaskan dalampembangunan Repelita III tahun1979/1984.
Gagasan Pondok Solo Permai untukmenciptakan kota baru yang diharapkanmampu menjawab permasalahanperkotaan yang makin kompleks.
Konsep pola hunian 1:3:10 yangdikembangkan Pondok Solo Permaimerupakan usaha untuk mengurangikesenjangan fisik dan kecemburuansocial, serta penerapan pola penggunaanlahan 50%:50% yang dikla im untuk dapatmenciptakan lingkungan yang apikselaras dan seimbang
Rumusan Masalah Bagaimana penerapan pola hunian 1:3:10
dalam pembangunan perumahan SoloBaru?
Bagaimana penyediaan sarana prasaranapada pola hunian 1:3:10 yangdikembangkan PT. PSP?
Tujuan Sasaran Mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10
dalam pembangunan Perumahan SoloBaru
Mengetahui ketersediaan sarana prasaranapada pola hunian 1:3:10 yangdikembangkan PT. PSP
Teori Kota Baru, Philip Gilbert, Prof.Ir. Eko Budhihardjo, MSc SNI 2004 Tentang Perencanaan Perumahan Kota
DATASarana Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan Rekreasi Ruang terbuka
(taman&lapangan olah raga)Prasarana Jalan
Drainasi
Jaringan air bersih
Jaringan air limbah
Jaringan persampahan
Jaringan listrik
Jaringan telepon
Jaringan Transportasi
Jaringan Parkir
MetodePengumpulan Data Observasi Studi instansi Wawancara
Analisis Data Analisis Kualitatif
Sintesis DataMengetahui dampak Pola Hunian 1:3:10 serta Penyediaan Sarana danPrasarana di Perumahan Pondok SoloPermai Solo Baru (PSP)
ANALISIS KUALITATIF Proses analisis ini untuk mengetahui pola hunian1:3:10 yang dikembangkan di
Solo Baru dengan melihat konsep penggunaan lahan yang dirinci 40% untukpermukiman, 10% untuk komersial 10% untuk infrastruktur, 40%untukfasilitas non komersial.
Selain itu dalam analisis ini juga untuk mengetahui penyediaan sarana danprasarana pada pola hunian 1:3:10 dengan mengukur jumlah dan kwalitassarana prasarana pada setiap blok di Solo Baru.
SINTESIS Penerapan pola hunian
1:3:10 dalam pembangunanperumahan Solo Baru.
Penyediaan saranaprasarana pada pola hunian1:3:10 yang dikembangkanPT. PSP
REKOMENDASI
KRANGKA PIKIR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
GAMBARAN UMUM
PERUMAHAN SOLO BARU
A. Sejarah Pembangunan Perumahan Solo Baru
Pada era 1970-an bisnis perumahan tengah menggejala di Indonesia. Jika
pada tahun1980-an ada pengembang daerah yang mengajukan izin
membangun perumahan, tentu bukan hal yang istimewa. Patut diketahui, saat
itu bisnis properti sangat menjanjikan. Pengembang daerah itu tak lain adalah
PT. Pondok Solo Permai (PSP) Solo Baru.
Semula ide untuk membangun real estate Solo Baru muncul dari nama
Kunto Harjono sebagai penggagas. Namun tidak jarang yang mencantumkan
nama Handoko, Bos PT. Batik Keris, sebagai pemilik obsesi membangun
kota baru. Kedua nama itu memang memiliki jalinan yang cukup erat, yang
satu sebagai anggota Komisaris sekaligus Direktur PSP sedangkan yang satu
sebagai Komisaris Utama.
Awalnya rencana pengembang untuk sekedar membangun perumahan
mulai goyah karena memiliki lahan yang sedemikian luas, 200 hektar bukan
angka yang kecil bagi pengembang yang tidak berniat memilikinya.
Kemudian lahir gagasan baru, rencana proyek yang semula berskala kecil
diubahnya, diperbesar. The great idea itu mencipta kota baru. Kota baru itu
tepatnya berlokasi di wilayah kecamatan Grogol dan Baki kabupaten
Sukoharjo.
Nama Solo Baru dipilih karena menurut pakar budaya MT Arifin
dimungkinkan akan menjadi populer seperti lagu Bengawan Solo. Dan
menurut arsitek terkemukan Prof. Ir. Eko Budiharjo MSc, Solo Baru
mempunyai nilai komersil yang dapat dijual dan mudah diingat.
Kawasan kota mandiri Solo Baru akan dibagi menjadi 11 sektor
perumahan. Penomoran sektor-sektor perumahan tersebut tidak berdasarkan
urutan pembangunannya, hanya nomor pengkaplingan untuk mempermudah
pengendalian dan pengawasan dalam merealisasikan bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Perizinan Untuk Pembebasan Lahan Perumahan Solo Baru
Untuk merealisasikan ide pembangunan perumahannya, PT PSP
melakukan proses perizinan untuk memperoleh lahan. Proses tersebut
meliputi:
1. Izin Prinsip
Izin prinsip adalah izin yang diberikan oleh Bupati Kabupaten
Sukoharjo kepada PT Pondok Solo Permai untuk membangun perumahan
di utara Kabupaten Sukoharjo.
2. Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan
Setelah mendapatkan izin prinsip, PT PSP mengajukan izin lokasi.
Izin lokasi adalah satu alat pengendalian pemanfaatan lahan agar sesuai
dengan rencana tata guna lahan dan/atau tata ruang. Pengajuan izin lokasi
dan pembebasan lahan oleh PT PSP untuk membangun perumahan
Pondok Solo Permai dilakukan dalam dua tahap:
a. Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan I
Permohonan yang pertama disetujui dengan dikeluarkannya
SK Gubernur Jawa Tengah Nomor : 593.8/22/1984, tertanggal 31
Maret 1984. Berdasarkan SK tersebut, PSP memperoleh izin lokasi
dan pembebasan lahan yang akan diperuntukkan pembangunan
rumah hunian seluas 50 ha. Lokasi lahan itu berada di Desa
Langenharjo, Madegondo dan Desa Gedangan. Ketiganya berada
disatu wilayah kecamatan Grogol, Kabupaten Dati II Sukoharjo.
Dalam perolehan izin yang pertama tersebut ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi PSP yaitu :
Pembelian tanah dilakukan secara langsung pada pemilik
dengan cara musyawarah dan tidak ada unsur tekanan yang
dapat menimbulkan permasalahan.
Dalam melaksanakan proyek pembangunan perumahan,
pengembang harus memberi kesempatan kerja pada bekas
pemilik tanah.
Melaksanakan penghijauan, kebersihan dan keindahan
lingkungan serta mencegah pencemaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Membuat jalan tembus yang menghubungkan Sukoharjo
dengan kota Surakarta. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas dari jalur yang sudah
ada, jalur gading.
Melakukan pelebaran jalan sepanjang 2,5 km. Dari Nonongan-
Surakarta sampai Desa Tanjunganom. Lebar jalan yang semula
7 m menjadi 22 m. Sekaligus memberikan ganti rugi kepada
pemilik tanah dan bangunan yang terkena proyek pelebaran
jalan tersebut.
b. Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan II
Melalui surat Nomor : 30/PSP/12.84, tertanggal 1 Desember
1984 yang didukung rekomendasi dari Bupati KDH Tingkat II
Sukoharjo Nomor BAPPB.V/004XI/1984, tertanggal 8 November
1984, oleh Pemda Tk. I Jateng dikeluarkanlah Surat Keputusan
Gubernur Jawa Tengah No. 593.8/354/1984. Surat Keputusan
tersebut berisi izin lokasi dan pembebasan lahan seluas 50 ha
kepada PSP, sebagai tambahan tanah yang telah diperoleh
sebelumnya berdasarkan SK Gubernur No. 593.8/22/1984.
sehingga luas keseluruhan menjadi 100 ha.
Dalam perolehan izin yang kedua tersebut ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi PSP yaitu :
Dalam pembebasan lahan harus melapor kepada Bupati KDH
Tk. II Sukoharjo melalui panitia pembebasan lahan, sesuai
permendagri No.2 Tahun 1984.
Membuat jalan tembus untuk jalur alternatif Surakarta-
Sukoharjo-Wonogiri, lebih kurang sepanjang 4,5 km dengan
lebar jalan 40 m dari Desa Bacem sampai Desa Tanjunganom.
c. Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan III
Dalam perkembangannya muncul kebijakan pembangunan
kota baru yang digulirkan oleh pemerintah. Untuk membangun
kota baru tentu memerlukan lahan lebih luas dari sekedar 100 ha.
Oleh karena itu PT PSP mengajukan izin lokasi dan pembebasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
lahan susulan sehingga diperoleh tambahan lagi seluas 200 Ha.
Kemudian berdasarkan SK Gubernur No. 593.8/247/1986,
593.8/1/1987, dan SK No. 593.8/258/1988, diperoleh tambahan
lahan seluas 400 Ha yang berlokasi di Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo. Tepatnya meliputi Desa Cemani, Kadokan,
Grogol, Telukan, Pondok, Langenharjo, Kwarasan, Sanggrahan,
Gedangan dan Manang sehingga total lahan yang sudah memiliki
ijin lokasi adalah seluas 500 ha.
Dalam pelaksanaan pembebasan lahan yang dilakukan PT. Pondok
Solo Permai hanya 375 ha lahan yang bisa dibebaskan hal ini terkait
adanya masyarakat yang tidak mau menjual lahannya. Dari 375 ha luas
lahan yang dimiliki PT. Pondok Solo Permai, baru 200 ha lahan yang
telah dibangun. Sehingga pengembang masih memiliki 175 ha lahan
untuk dikembangkan.
C. Arahan Rencana Pengembangan Lingkungan Perumahan Berdasarkan
RUTRK Kecamatan Grogol (2003-2014)
Dalam perencanaan pembangunan perumahan skala besar PT.Pondok
Solo Permai mengacu kepada peraturan dan kebijakan yang berlaku. Salah
satunya adalah Rencana Pengembangan Lingkungan Perumahan berdasarkan
RUTRK Kecamatan Grogol. Dalam rencana pengembangannya mengatur
antara lain yaitu:
1. Pengembangan Perumahan Kecil (Type Kecil)
Berkaitan dengan kemampuan daya beli lahan, maka untuk
pengembangan rumah type kecil dengan luas kapling maksimum 100 m2
diarahkan pada rencana wilayah terbangun yang terletak di luar wilayah
pusat kota. Namun tidak menutup kemungkinan pembangunan rumah
type dapat dilaksanakan kecil dekat dengan pusat lingkungan atau pusat
kota.
2. Pengembangan Perumahan Sedang (Type sedang)
Dengan pertimbangan harga lahan, maka pengembangan perumahan
sedang dengan luas kapling maksimum 300 m2 diarahkan pada rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
wilayah terbangun sekitar pusat kota. Pengembangan perumahan
memungkinkan pula dikembangkan pada semua bagian wilayah kota.
3. Pengembangan Perumahan Besar (Type Besar)
Untuk pengembangan perumahan besar dengan luas kapling sebesar
600 m2 diarahkan pada rencana wilayah terbangun yang merupakan
perluasan pengembangan perumahan pada wilayah pusat kota.
4. Pengembangan Perumahan Campuran
Pengembangan perumahan campuran merupakan bentuk lingkungan
perumahan yang dikembangkan bercampur dengan jenis-jenis kegiatan
lain antara lain toko, kios, warung-warung, kantor jasa, salon, bengkel,
tempat praktek dokter dan lain-lain.
D. Kebijakan Pengembang PT. Pondok Solo Permai
1. Kebijakan PT. Pondok Solo Permai Tahun 1979-1984
Tahun 1979 merupakan tahun pertama berdirinya perumahan di
Kecamatan Grogol yang juga merupakan tahun pertama PT. Pondok Solo
Permai merencanakan sebuah perumahan. PT. Pondok Solo Permai
pertama kali membangun sebuah perumahan dengan maksud dan tujuan
untuk memfasilitasi para pekerja PT. Batik Keris. Rencana pembangunan
perumahan para pekerja tersebut dibangun pada lahan dengan luas total
50 ha. Lahan tersebut berada di Desa Cemani dan Desa Madugondo.
2. Kebijakan PT. Pondok Solo Permai Tahun 1985-1996
Dengan luas lahan 375 ha yang dimiliki PT. Pondok Solo Permai
tidak mungkin hanya membanguan sebuah perumahan untuk pekerja
saja. Sehingga muncul kebijakan untuk membangun kawasan perkotaan
mandiri yaitu salah satunya dengan membangun kawasan perumahan
yang berwawasan lingkungan. Dalam rangka mensikapi Surat Keputusan
Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 02/KPTS/1993 yang
menyebutkan bahwa pembangunan perumahan rakyat harus selalu
mengacu pada keseimbangan sosial dengan mempertimbangkan
komposisi penghunian antara kelompok berpenghasilan rendah dan
menengah, PT. Pondok Solo Permai mengambil langkah yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dalam lagi dengan tidak begitu saja menerapkan pola hunian 1:3:6 yang
menjadi ketetapan pemerintah. Pola hunian yang diterapkan di
Perumahan Solo Baru adalah 1:3:10, yang masih ditambah lagi dengan
kesediaan PT. Pondok Solo Permai untuk mengurangi kesenjangan fisik
antara perumahan yang dikembangkan dengan rumah penduduk asli.
Salah satunya adalah bantuan perbaikan/renovasi untuk memperbaiki
lingkungan sekitarnya. Untuk mewujudkan harapan itu pengembang
merancang berbagai jenis dan tipe rumah hunian yang akan dibangun di
Perumahan Solo Baru, mulai dari tipe 21 sampai tipe 185. Jenis dan tipe
rumah yang disediakan pengembang yang beragam bukan berarti untuk
membedakan masing-masing kelas karena jenis dan tipe rumah yang
beragam dirancang dalam satu kawasan.
Untuk mempermudah pengendalian dan pengawasan dalam
merealisasikan bangunan pengembang membagi rencana bangunannya
dalam 11 sektor, yang masing-masing sektor dirinci lagi dalam tahap-
tahap pembangunan. Sektor 1, 2 dan 3 ditetapkan sebagai pusat kota Solo
Baru. Selain untuk kawasan hunian diketiga sektor tersebut juga
diperuntukan sebagai zona perdagangan, perkantoran dan perhotelan.
Sedangkan sektor 4 dan 5 hanya diperuntukan sebagai rumah hunian
yakni Perumahan Gading Permai dan Puri Gading. Di sektor 6,8,10 dan
11 diperuntukan sebagai rumah hunian dan industri, khusus sektor 11
peruntukannya ditambah perdagangan. Sedangkan sektor 7 dan 9 hanya
diperuntukan sebagai rumah hunian masing-masing dengan nama
Perumahan Grogol Indah, Kwarasan Permai dan Gedangan Permai.
Demi menjaga keseimbangan lingkungan di permukimam baru
pemerintah menetapkan pola penggunaan lahan dengan rasio
pemanfaatan 60:40, antara lahan yang dapat di jual dan yang
diperuntukan kepentingan umum. Berkaitan dengan pola penggunaan
lahan seimbang di atas PT. Pondok Solo Permai masih mengacu pada
prinsip keseimbangan lingkungan. Prinsip keseimbangan lingkungan
yang diterapkan PT.Pondok Solo Permai yaitu pengembang berani
menerapkan pola penggunaan lahan dengan rasio pemanfaatan 50:50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang berarti 10% lebih dari yang ditetapkan pemerintah. Dengan kata
lain PT.Pondok Solo Permai rela menambahkan 10% lagi untuk fasilitas
umum yang otomatis akan mengurangi pendapatan yang seharusnya
diterima. Lebih rinci penggunaan lahan bagi pengembangan kawasan
Perumahan Solo Baru dengan rasio 40%:10%:10%:40%. Masing-masing
untuk kawasan perumahan, komersial, infrastruktur, fasilitas non
komersial. Sehingga jauh lebih baik dengan peraturan pemerintah dengan
rasio penggunaan lahan bagi pengembang kawasan yakni
50%:10%:8%:32%.
Untuk melengkapi rencana pembangunan perumahan yang sudah
dirinci tersebut secara mikro PT. Pondok Solo Permai menerapkan
konsep Tree In One yang maksudnya selain membangun rumah hunian di
setiap sektor juga dihadirkan ruko dan fasilitas kegiatan ekonomi lainnya.
3. Kebijakan PT. Pondok Solo Permai Tahun 1997 s/d sekarang
Krisis moneter yang terjadi anatara tahun 1997-1999 merupakan
masa surutnya pengembangan perumahan, hal ini juga dirasakan
pengembang PT. Pondok Solo Permai. Dengan luas lahan 375 ha PT.
Pondok Solo Permai sampai sekarang baru membangun 200 ha untuk
perumahan. Sedangkan 175 ha masih berupa tanah kosong termasuk
kelima sektor yang belum dikembangkan yaitu sector 2,4,6,8,11. Belum
terealisasikan kelima sektor tersebut terkait dengan pembiayaan
pembangunan perumahan yang besar pada masa krisis moneter. Sehingga
muncul kebijakan dari PT.Pondok Solo Permai untuk menjual per blok
tanah ke developer lain.
E. Penduduk Perumahan Solo Baru
Penduduk Perumahan Solo Baru merupakan bagian dari penduduk di
Kecamatan Grogol. Penduduk Perumahan Solo Baru tersebar di enam desa di
Kecamatan Grogol. Sehingga dalam kehidupan sehari hari Penduduk
Perumahan Solo Baru dengan penduduk sekitar seharusnya dapat
berdampingan hidup dalam menjalankan aktifitasnya. Desa Langenharjo
merupakan lokasi Perumahan Solo Baru sektor 1 dengan luas perumahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
26.086 ha dan dihuni 4796 jiwa, yang memiliki penduduk terbanyak di
Perumahan Solo Baru. Akan tetapi jumlah kepadatan tertinggi berada di
sector 9 Desa Kwarasan dengan 549.01/ha. Untuk lebih jelas komposisi
penduduk tiap sector dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Perumahan Solo BaruYang Dirinci Tiap Desa di Kecamatan Grogol Tahun 2009
No Sektor DesaLuas Perumahan
(ha)Jumlah Penduduk
(jiwa)Kepadatan
tiap ha1 1 Langenharjo 26.086 4796 368.962 3 Madugondo 0,46 160 347.823 5 Grogol 10,7 4400 411.214 7 Telukan 6,25 1000 1605 9 Gedangan 3,73 1656 443.966 9 Kwarasa 1,02 560 549.017 10 Gedangan 2,88 1280 26.52
Jumlah 48,25 13852 2307.58Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.1 Diagram Kepadatan Perumahan Solo Baru
F. Perumahan di Kecamatan Grogol
Melalui pengamatan di lapangan dalam beberapa tahun terakhir terjadi
ekspansi pengembangan kompleks perumahan di Kecamatan Grogol.
Perumahan yang dibangun merupakan prakarsa pengembangan baik
pemerintah, swasta baik yang tergabung dalam REI (Real Estate Indonesia)
maupun non REI dan juga swadaya masyarakat. Munculnya pembangunan
443.96
549.01
Kepadatan Penduduk PerumahanSolo Baru
53
26.086 ha dan dihuni 4796 jiwa, yang memiliki penduduk terbanyak di
Perumahan Solo Baru. Akan tetapi jumlah kepadatan tertinggi berada di
sector 9 Desa Kwarasan dengan 549.01/ha. Untuk lebih jelas komposisi
penduduk tiap sector dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Perumahan Solo BaruYang Dirinci Tiap Desa di Kecamatan Grogol Tahun 2009
No Sektor DesaLuas Perumahan
(ha)Jumlah Penduduk
(jiwa)Kepadatan
tiap ha1 1 Langenharjo 26.086 4796 368.962 3 Madugondo 0,46 160 347.823 5 Grogol 10,7 4400 411.214 7 Telukan 6,25 1000 1605 9 Gedangan 3,73 1656 443.966 9 Kwarasa 1,02 560 549.017 10 Gedangan 2,88 1280 26.52
Jumlah 48,25 13852 2307.58Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.1 Diagram Kepadatan Perumahan Solo Baru
F. Perumahan di Kecamatan Grogol
Melalui pengamatan di lapangan dalam beberapa tahun terakhir terjadi
ekspansi pengembangan kompleks perumahan di Kecamatan Grogol.
Perumahan yang dibangun merupakan prakarsa pengembangan baik
pemerintah, swasta baik yang tergabung dalam REI (Real Estate Indonesia)
maupun non REI dan juga swadaya masyarakat. Munculnya pembangunan
368.96
347.82
411.21160
549.01
26.52
Kepadatan Penduduk PerumahanSolo Baru
Langenharjo
Madugondo
Grogol
Telukan
Gedangan
Kwarasa
Gedangan
53
26.086 ha dan dihuni 4796 jiwa, yang memiliki penduduk terbanyak di
Perumahan Solo Baru. Akan tetapi jumlah kepadatan tertinggi berada di
sector 9 Desa Kwarasan dengan 549.01/ha. Untuk lebih jelas komposisi
penduduk tiap sector dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Perumahan Solo BaruYang Dirinci Tiap Desa di Kecamatan Grogol Tahun 2009
No Sektor DesaLuas Perumahan
(ha)Jumlah Penduduk
(jiwa)Kepadatan
tiap ha1 1 Langenharjo 26.086 4796 368.962 3 Madugondo 0,46 160 347.823 5 Grogol 10,7 4400 411.214 7 Telukan 6,25 1000 1605 9 Gedangan 3,73 1656 443.966 9 Kwarasa 1,02 560 549.017 10 Gedangan 2,88 1280 26.52
Jumlah 48,25 13852 2307.58Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.1 Diagram Kepadatan Perumahan Solo Baru
F. Perumahan di Kecamatan Grogol
Melalui pengamatan di lapangan dalam beberapa tahun terakhir terjadi
ekspansi pengembangan kompleks perumahan di Kecamatan Grogol.
Perumahan yang dibangun merupakan prakarsa pengembangan baik
pemerintah, swasta baik yang tergabung dalam REI (Real Estate Indonesia)
maupun non REI dan juga swadaya masyarakat. Munculnya pembangunan
Langenharjo
Madugondo
Grogol
Telukan
Gedangan
Kwarasa
Gedangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perumahan di Kecamatan Grogol dimulai pada tahun 1979 dengan
diprakarsainya pembangunan perumahan skala kecil. Salah satu pengembang
tersebut adalah PT. Pondok Solo Permai yang membangun perumahan untuk
pekerja batik keris. Untuk data mengenai pengembang, luas kompleks
perumahan dan jumlah unit rumah yang dibangun dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.2 Pengembang dan Luas Perumahan yang Dibangundari Tahun 1979-2008
Nama Perumahan Pengembang PerumahanTahun
DibangunLuas Komplek
Perumahan (ha)Makmur CV. Makmur 1979 2.1
Tiga Serangkai PT. Tiga Serangkai 1980 0.1642
Otawa CV. Otawa 1981 5.67
BPR BPR 1983 2.7
Madugondo Permai Sektor 3 PT. Pondok Solo Permai 1984 0.46
Solo Baru Sektor 1 (Burung) PT. Pondok Solo Permai 1985 5.616
Grogol Indah Sektor 7 PT. Pondok Solo Permai 1986 6.25
Cemani Permai PT. Batik Keris dan Liris 1986 0,08
Perum.Telkom PT. Telkom 1987 0.552
Batik Keris Banaran Baru PT. Batik Keris dan Liris 1987 2,4
Solo Baru Sektor 1 (Hewan) PT. Pondok Solo Permai 1988 5.76
Solo Baru Sektor 1 (Bungan) PT. Pondok Solo Permai 1989 7.83
Solo Baru Sektor 1 (Buah) PT. Pondok Solo Permai 1990 6.88
Puri Langit Mas CV.Puri Langit Mas 1990 0.728
Sanggrahan Indah PT. sanggrahan Indah 1990 0.55
Pandeyan PermaiCV.Rejo Dadi SaranaMakmur
1992 2
Saroja Mabes TNI 1993 1
Madugondo Indah PT.Maju Jaya 1993 0.5
Puri Gading PT.Tri Surya 1993 11.5345
Dani RejoCV.Rejo Dadi SaranaMakmur
1996 0.16
Telukan Indah 1 PT.Panorama Melati Indah 1996 0.108
Telukan Indah 2 PT.Panorama Melati Indah 1996 0.2016
Wijaya Kusuma PT.Maju Jaya 1996 0.3
Cemani Indah PT. Pondok Solo Permai 1996 0.624
Gedangan Permai Sektor 9 PT. Pondok Solo Permai 1997 3.726
Gading Permai Sektor 5 PT. Pondok Solo Permai 1997 10.7
Kwarasan Permai Sektor 9 PT. Pondok Solo Permai 2000 1.02
Maesonet Sektor 3 PT. Pondok Solo Permai 2002 0.56
Viena Sektor 3 PT. Pondok Solo Permai 2002 2.008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Griya Parayangan PT.Manunggal Cipta Persada 2002 0.532
Puri Permata 2 PT.Bahtera Sukses Bersama 2003 0.2364
Gading Makmur CV.Agung Nugraha Grup 2003 0.9
Sanggaran Megah PT.Setya Widya Nugraha 2003 0.527
Gedangan Permai Sektor10 PT. Pondok Solo Permai 2004 2.88
Kencur Indah Ir.Winoto 2004 0.3
Puri Permata Regecy Pondok PT.Bahtera Sukses Bersama 2005 0.446
Griya Langen Harjo PT.Bahtera Sukses Bersama 2006 0.25
Griya Permata asri1 CV.Tunas Jaya 2007 0.4256
Pondok Palm Regency CV.Media Bangun Persada 2007 1.2Puri Permata RegencyParangjoro
PT.Bahtera Sukses Bersama 2007 1.2
Griya Permata asri2 CV.Tunas Jaya 2007 0.75
Peny Regency2 PT.Peny Jaya Regency 2007 0.9964
Nirwana Buana Agus Susanto dan Heri 2007 0.285
Kluster Soba Madugondo PT.Pondok Solo Permai 2008 1.95
Luas Total 92.5807
Sumber : Inventarisasi Perumahan DPU Kabupaten SukoharjoTahun 2010
Jika melihat data di atas pengembangan perumahan di Kecamatan
Grogol didominasi oleh pengembang swasta. Sehingga pengembang swasta
sangat berperan dalam menciptakan lingkungan hunian yang sehat di
Kecamatan Grogol. Salah satu pengembang perumahan swasta yang paling
besar membangun perumahan di Kecamatan Grogol adalah PT. Pondok Solo
Permai, dengan luas perumahan yang telah dibangun sebesar 55,64 ha.
Jika dilihat dari penggunaan lahan pada tahun 1998 sampai 2007
merupakan masa-masa yang terpengaruh dari dampak krisis moneter. Seperti
diketahui bahwa krisis moneter pada tahun 1998 sangat mempengaruhi
perkembangan bisnis property di Indonesia. Penurunan bisnis property di
Kecamatan Grogol semenjak terjadinya krisis moneter memberikan dampak
terhadap pengembang perumahan swasta salah satunya adalah PT.Pondok
Solo Permai. Dampak tersebut dirasakan dalam pelaksanaan pembangunan
perumahan yang sudah mendapat ijin pembebasan lahan dan pembangunan
perumahan dari Pemda Sukoharjo. Sehingga kurun waktu tahun tersebut PT.
Pondok Solo Permai sangat sulit menerapkan pembangunan perumahan
sesuai blok plan yang sudah diajukan ke Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Akibatnya PT. Pondok Solo Permai menjual sebagian tanahnya dalam bentuk
blok-blok tanah untuk dijual ke pengembang lainnya.
G. Rencana Pembangunan Perumahan Solo Baru oleh PT.Pondok Solo
Permai
1. Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru
Dalam mewujudkan lingkungan Perumahan Solo Baru yang apik,
serasi, selaras dan seimbang PT. Pondok Solo Permai melakukan
perencanaan lingkungan dengan menempatkan prioritas pada masalah
penggunaan lahan, serta kebijakan dan rencana penggunaannya. Untuk
menjaga keseimbangan lingkungan Perumahan Solo Baru PT. Pondok
Solo Permai masih mengacu pada prinsip keseimbangan lingkungan. PT.
Pondok Solo Permai berani menerapkan pola penggunaan lahan 50:50,
berarti 10% lebih dari yang ditetapkan pemerintah. Dengan kata lain PT.
Pondok Solo Permai rela menambahkan 10% lagi untuk fasum, yang
otomatis akan mengurangi pendapatan yang seharusnya diterima.
Lebih rinci penggunaan lahan Perumahan Solo Baru dengan rasio
40%:10%:10%:40%. Masing-masing untuk kawasan perumahan,
komersial, Infrastruktur, fasilitas non komersial. Jauh lebih baik dari
rasio penggunaan lahan bagi pengembangan kawasan yang ditetapkan
oleh pemerintah yakni 50%:10%:8%:32%. Rencana tersebut akan
diterapkan dengan luas lahan 375 ha hasil dari pembebasan lahan oleh
PT. Pondok Solo Permai. Dari luas lahan 375 ha yang dimiliki oleh PT.
Pondok Solo Permai 150 ha akan diperuntukan untuk pembangunan
perumahan disebelas sektor yang telah direncanakan. Kawasan komersil
yang meliputi perdagangan dan rekreasi akan dibangun dengan luas lahan
35.7 ha. Pembangunan kawasan komersil berada di sektor 1, 2 dan 3,
selain itu dengan menerapkan konsep pembangunan perumahan Tree In
One di setiap sektor secara otomatis disetiap sektor akan terdapat
kawasan perdagangan berupa ruko. Untuk Infrastruktur di Perumahan
Solo Baru akan direncanakan dengan luas lahan total 35.7 ha yang
meliputi jaringan jalan, sampah, parkir. Sedangkan fasilitas non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
komersial yang meliputi pendidikan, kesehatan, peribadatan dan ruang
terbuka dengan luas total 150 ha.
Tabel 3.3 Rencana Pola Penggunaan LahanPerumahan Solo Baru
Luas Lahan(ha)
Penggunaan Lahan (ha)
Perumahan(40%)
Komersil(10%)
Infrastruktur(10%)
Fasilitas nonkomersial
(40%)375 150 37.5 37.5 150
Sumber : PT.Pondok Solo Permaiol&olah data
2. Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru
Rencana pengembangan pola hunian di Perumahan Solo Baru
menerapkan pola 1:3:10. Penerapan Pola Hunian 1:3:10 ini mencakup 11
sektor di Perumahan Solo Baru yang bertujuan untuk mengurangi
kecemburuan dengan penduduk asli dan kesenjangan sosial antara
perumahan mewah, sedang dan sederhanan. Upaya penerapan pola
hunian 1:3:10 ini semua diarahkan pada pemenuhan tempat hunian yang
layak bagi seluruh rakyat, peningkatan kesejahteraan dan terciptanya
keadaan di mana setiap keluarga dapat menghuni rumah yang layak.
Rencana pengadaan rumah ini tidak hanya ditinjau dari sisi bisnis saja,
lebih jauh juga dipikirkan dampak dari kehadiranya. Sehingga PT.
Pondok Solo Permai memandang perlu untuk tidak begitu saja
menerapkan pola hunian yang dianjurkan pemerintah dan lebih memilih
mengembangkan penerapan pola hunian 1:3:10.
Rencana pembanguna rumah akan direncanakan dengan luas tanah
seluas 150 ha yang kemudian akan dibagi lagi untuk pembangunan
rumah mewah, menengah dan sederhana. Untuk rencana pembangunan
rumah mewah hanya direncanakan pada sektor 1 dengan jumlah 780 unit
rumah. Pembangunan rumah mewah direncanakan pada sektor 1 dimana
sektor ini merupakan pusat kegiatan dan kawasan komersil. Sehingga
perumahan sektor satu memiliki harga jual yang tinggi. PT.Pondok Solo
Permai merencanakan perumahan menengah di 11 sektor Perumahan
Solo Baru dengan jumlah 213 unit rumah per sektor. Sehingga rencana
pembangunan rumah menengah di Perumahan Solo Baru akan dibangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2343 unit rumah. Sedangkan rumah sederhana akan dibangun di seluruh
sektor kecuali sektor 1. Pembangunan rumah sederhana setiap sektornya
akan dibangun 780 unit rumah, sehingga PT.Pondok Solo Permai
memiliki 7800 unit rumah sederhana. Pembangunan rumah menengah
disetiap sektor dan rumah sederhana disetiap sektor kecuali sektor 1
merupakan salah satu strategi PT.Pondok Solo Permai dalam
menghindari kecemburuan social dengan perumahan penduduk asli dan
menghindari pengelompokan status ekonomi masyarakat. Selain itu
dengan keberadaan pola hunian 1:3:10 diharapkan Perumahan Solo Baru
disetiap sektornya dapat terjalin kehidupan yang apik, serasi, selaras dan
seimbang seiring dengan berpadunya hubungan sosial masyarakat dari
berbagai kalangan ekonomi.
Tabel 3.4 Rencana Pola HunianPerumahan Solo Baru
SektorPerumahan
Mewah(1)
Menengah(3)
Sederhana(10)
1 780 213 -2 - 213 7803 - 213 7804 - 213 7805 - 213 7806 - 213 7807 - 213 7808 - 213 7809 - 213 780
10 - 213 78011 - 213 780
Total 780 2343 7800Sumber : PT.Pondok Solo Permai & olah data
H. Implementasi Pembangunan Perumahan Solo Baru
Dampak dari krisis moneter bagi PT.Pondok Solo Permai sebagai
pengembang perumahan Solo Baru adalah ketidak mampuan merencaanakan
pembangunan perumahan di setiap sektor. Dari luas lahan yang dimiliki PT.
Pondok Solo Permai sebesar 375 ha jumlah perumahan yang sudah dibangun
sebesar 200 ha, akan tetapi hanya 55,64 ha yang benar-benar dibangun oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
PT. Pondok Solo Permai. Berikut daftar perumahan Solo Baru yang dibangun
oleh PT. Pondok Solo Permai.
Tabel 3.5 Perumahan Solo Baru dan Luas PerumahanBerdasarkan Tahun Dibangun
Nama PerumahanPengembangPerumahan
TahunDibangun
Luas KompleksPerumahan(ha)
Madugondo Permai Sektor 3 PT. Pondok Solo Permai 1984 0.46
Solo Baru Sektor 1 (Burung) PT. Pondok Solo Permai 1985 5.616
Grogol Indah Sektor 7 PT. Pondok Solo Permai 1986 6.25
Solo Baru Sektor 1 (Hewan) PT. Pondok Solo Permai 1988 5.76
Solo Baru Sektor 1 (Bungan) PT. Pondok Solo Permai 1989 7.83
Solo Baru Sektor 1 (Buah) PT. Pondok Solo Permai 1990 6.88
Gedangan Permai Sektor 9 PT. Pondok Solo Permai 1997 3.726
Gading Permai Sektor 5 PT. Pondok Solo Permai 1997 10.7
Kwarasan Permai Sektor 9 PT. Pondok Solo Permai 2000 1.02
Maesonet Sektor 3 PT. Pondok Solo Permai 2002 0.56
Viena Sektor 3 PT. Pondok Solo Permai 2002 2.008
Gedangan Permai Sektor10 PT. Pondok Solo Permai 2004 2.88Kluster Soba MadugondoSektor 3
PT.Pondok Solo Permai 2008 1.95
Luas Total 55.64Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Pembangunan perumahan Solo Baru secara keseluruhan dibangun secara
bertahap dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1989 PT.Pondok Solo
Permai membangun kompleks perumahan seluas 7.83 ha pada Solo Baru
sektor 1 (Burung) dan merupakan kompleks terluas yang dibangun dalam
periode pembangunannya. Dari data periode pembangunan perumahan Solo
Baru pada Tabel 3.3 terlihat dari tahun 1998-1999 PT.Pondok Solo Permai
tidak melaksanakan pembangunan perumahan akibat dampak krisis moneter.
Mulai tahun 2000 PT.Pondok Solo Permai mulai berani melaksanakan
pembangunan perumahan seiring membaiknya perekonomian Indonesia.
I. Peruntukan Lahan Perumahan
Guna mempermudah pengendalian dan pengawasan dalam
merealisasikan bangunan PT. Pondok Solo Permai membagi rencana
pembangunannya dalam 11 sektor. Untuk lahan perumahan yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
terbangun dan sudah di huni berada di sektor 1,3,5,7,9 dan 10 sedangkan
sektor 2,4,6,8 dan 11 masih berupa tanah kosong. Beberapa sektor tersebut
kemudian direncanakan peruntukan lahanya guna menciptakan lingkungan
yang apik, serasi, selaras dan seimbang. Berikut peruntukan lahan di setiap
sektor di perumahan Solo Baru :
Tabel 3.6 Peruntukan Lahan Perumahan Solo BaruSektor Peruntukan Lahan
1,2,3 Pusat Kota Solo Baru4 dan 5 Rumah Hunian
6,8,10,11Rumah Hunian dan Industri (untuk sektor 11 +perdagangan)
7 dan 9 Rumah HunianSumber : PT. Pondok Solo Permai
1. Perumahan Solo Baru Per Sektor
Dalam menerapkan peruntukan lahan PT. Pondok Solo Permai
membagi peruntukan lahan untuk pembangunan perumahan, komersial,
infrastruktur, pembanguna fasilitas non komersial. Untuk pembangunan
perumahan diklasifikasikan berdasarkan tipe-tipe rumah.
Klasifikasi dan tipe rumah hunian yang disediakan PT. Pondok
Permai baik rumah mewah, menengah maupun sederhana dapat di
jumpai di seluruh sektor yang sudah dikerjakan. Berikut adalah data
kondisi perumahan disetiap sektor :
a. Sektor 1
Lokasi sektor 1 berada di pusat Kota Solo Baru dengan luas 48.7
ha dan dilengkapi beberapa fasilitas penunjang utama lainya. Jika
dilihat dari segi blok bangunan, perumahan sektor 1 Solo Baru di
bagi dalam empat blok yang terpisah oleh jalan. Lokasi tersebut
adalah perumahan sektor 1 burung, perumahan sektor 1 hewan,
perumahan sektor 1 bunga, perumahan sektor1 buah. Pembagian
nama tersebut didasarkan pada nama jalan yang berada pada tiap
blok di sektor satu.
Untuk jenis rumah yang di bangun di sektor 1 terdapat empat
tipe rumah, tipe rumah tersebut yaitu tipe 46,100,110,175. Setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
blok disektor 1 memiliki variasi tipe rumah berbeda beda dengan
luasan yang bervariasi juga. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Burung
dibangun pada tahun 1985 dengan mengembangkan rumah tipe 46
dengan luas rumah 90 m2 dan dibangun sebanyak 424 unit rumah.
Untuk Perumahan Solo Baru Sektor 1 Hewan dibangun tahun 1988
dengan mengembangkan rumah tipe 100 dan luas rumah 200 m2
yang dibangun sebanyak 270 unit rumah. Sedangkan Perumahan
Solo Baru Sektor 1 Bunga dibangun tahun 1989 dengan
mengembangkan tipe 175 dan luas rumah 375 m2 yang dibangun
sebanyak 150 unit rumah. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Buah yang
dibangun pada tahun 1990 mengembangkan rumah tipe 110 dengan
luas rumah 275 m2 dan dibangun sebanyak 204 unit rumah. Berikut
adalah alokasi variasi tiap tipe rumah di sektor 1 :
Tabel. 3.7 Variasi Tipe Rumah di Sektor 1
SektorTipe
RumahLuas
Kavling (m2)JumlahRumah
Luas TotalKavling
Luas KompleksPerumahan(m2)
Solo Baru Sektor 1 (Burung) 46 90 424 38160 56160
Solo Baru Sektor 1 (Hewan) 100 200 270 54000 57600
Solo Baru Sektor 1 (Bunga) 175 375 150 56250 78300
Solo Baru Sektor 1 (Buah) 110 275 204 56100 68800
Total 1048 204510 260860Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.2 Diagram Lahan Terbangun Per Kavling Rumah
050
100150200250300350400
SoloBaru
Sektor 1(Burung)
SoloBaru
Sektor 1(Hewan)
4610090
61
blok disektor 1 memiliki variasi tipe rumah berbeda beda dengan
luasan yang bervariasi juga. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Burung
dibangun pada tahun 1985 dengan mengembangkan rumah tipe 46
dengan luas rumah 90 m2 dan dibangun sebanyak 424 unit rumah.
Untuk Perumahan Solo Baru Sektor 1 Hewan dibangun tahun 1988
dengan mengembangkan rumah tipe 100 dan luas rumah 200 m2
yang dibangun sebanyak 270 unit rumah. Sedangkan Perumahan
Solo Baru Sektor 1 Bunga dibangun tahun 1989 dengan
mengembangkan tipe 175 dan luas rumah 375 m2 yang dibangun
sebanyak 150 unit rumah. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Buah yang
dibangun pada tahun 1990 mengembangkan rumah tipe 110 dengan
luas rumah 275 m2 dan dibangun sebanyak 204 unit rumah. Berikut
adalah alokasi variasi tiap tipe rumah di sektor 1 :
Tabel. 3.7 Variasi Tipe Rumah di Sektor 1
SektorTipe
RumahLuas
Kavling (m2)JumlahRumah
Luas TotalKavling
Luas KompleksPerumahan(m2)
Solo Baru Sektor 1 (Burung) 46 90 424 38160 56160
Solo Baru Sektor 1 (Hewan) 100 200 270 54000 57600
Solo Baru Sektor 1 (Bunga) 175 375 150 56250 78300
Solo Baru Sektor 1 (Buah) 110 275 204 56100 68800
Total 1048 204510 260860Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.2 Diagram Lahan Terbangun Per Kavling Rumah
SoloBaru
Sektor 1(Hewan)
SoloBaru
Sektor 1(Bunga)
SoloBaru
Sektor 1(Buah)
100
175
110
200
375
275
Tipe Rumah
Luas Tanah
61
blok disektor 1 memiliki variasi tipe rumah berbeda beda dengan
luasan yang bervariasi juga. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Burung
dibangun pada tahun 1985 dengan mengembangkan rumah tipe 46
dengan luas rumah 90 m2 dan dibangun sebanyak 424 unit rumah.
Untuk Perumahan Solo Baru Sektor 1 Hewan dibangun tahun 1988
dengan mengembangkan rumah tipe 100 dan luas rumah 200 m2
yang dibangun sebanyak 270 unit rumah. Sedangkan Perumahan
Solo Baru Sektor 1 Bunga dibangun tahun 1989 dengan
mengembangkan tipe 175 dan luas rumah 375 m2 yang dibangun
sebanyak 150 unit rumah. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Buah yang
dibangun pada tahun 1990 mengembangkan rumah tipe 110 dengan
luas rumah 275 m2 dan dibangun sebanyak 204 unit rumah. Berikut
adalah alokasi variasi tiap tipe rumah di sektor 1 :
Tabel. 3.7 Variasi Tipe Rumah di Sektor 1
SektorTipe
RumahLuas
Kavling (m2)JumlahRumah
Luas TotalKavling
Luas KompleksPerumahan(m2)
Solo Baru Sektor 1 (Burung) 46 90 424 38160 56160
Solo Baru Sektor 1 (Hewan) 100 200 270 54000 57600
Solo Baru Sektor 1 (Bunga) 175 375 150 56250 78300
Solo Baru Sektor 1 (Buah) 110 275 204 56100 68800
Total 1048 204510 260860Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.2 Diagram Lahan Terbangun Per Kavling Rumah
Tipe Rumah
Luas Tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Jika dilihat dari tipe rumah sektor 1 menerapkan luas tanah > 90
m2 dan jika dibandingkan dari tipe rumah yang dibangun rata-rata
102.25 m2 lahan perumahan digunakan untuk resapan atau
penghijauan.
Total luas perumahan sektor 1 perumahan Solo Baru adalah
260860 m2 dan jika dilihat dari tota luas kavling perumahan sektor 1
sebesar 204510 m2, hal ini berarti tidak seluruhnya luas lahan sektor
1 dipakai untuk pembangunan perumahan. Sektor 1 merupakan
sektor komersil yang direncanakan dipusat kegiatan komersil
sehingga harga jual tanahnya lebih tinggi dari pada sektor yang lain.
Lokasi yang berada di pusat kegiatan tersebut mempengaruhi
pembangunan tipe rumah dan luas kavling di sektor 1. Dengan harga
rumah yang jauh lebih tinggi dari sektor lain membuat peminat
rumah sektor 1 dari kalangan menengah keatas. Sehingga varisi tipe
rumah dan luas kavling lebih beragan dan dengan desain modern.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 3.3 Rumah di Sektor 1 Perumahan Solo Baru
Sektor 1 Bunga
Sektor 1 Buah
Sektor 1 Burung
Sektor 1 Hewan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
b. Sektor 2
Sektor 2 Perumahan Solo Baru direncanakan pembangunannya
di sebelah selatan sektor satu yang dibatasi oleh jalan Raya Dlopo -
Langenharjo. Lokasinya berada di Desa Kudu dan Desa Langenharjo
dengan rencana pembangunan perumahan dengan luas 11.3 ha dan
akan dibangun rumah menengah sebanyak 213 unit dan rumah
sederhanan sebanyak 780 unit. Rencana pembangunan sektor 2
sampai saat ini belum terealisasi akan tetapi terdapat lahan yang
sudah dijual ke developer lain. Sektor 2 Perumahan Solo Baru dalam
rencananya ditetapkan sebagai pusat kegiatan perkotaan yang
meliputi perumahan, perdagangan, perkantoran dan perhotelan.
Sebagian lahan di sektor 2 yang sudah dijual ke developer lain
tersebut dapat berdampak buruk bagi Permukiman Solo Baru apabila
dalam pembangunan nanti tidak sesuai dengan rencana dan
ketetapan pembangunan perumahan yang sudah disetujui Pemkab
Sukoharjo. Terdapat satu perumahan yang dibangun developer lain
di sektor 2 ini. Developer tersebut adalah PT. Peny Jaya Regency
dengan membangun Perumahan Regency 2 seluas 9964 m2 di sektor
2. Perumahan Regency 2 dibangun 86 unit rumah, selain itu
Perumahan Regency 2 membangun dua tipe rumah sederhana yaitu
tipe 36 dan 52 dengan luas tanah 66 m2 dan 99 m2. Sektor 2 kondisi
tanahnya dimanfaatkan sebagai areal persawahan yang dikerjakan
oleh penduduk asli dengan ijin dari PT. Pondok Solo Permai.
Kondisi ini merupakan bukti kerjasama anatara penduduk asli dan
pengembang dengan tujuan meningkatkan pendapatan penduduk
asli. Berikut adalah peta lahan sektor 2 Perumahan Solo Baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
c. Sektor 3
Lokasi pembangunan Perumahan Solo Baru di sektor 3 berada
di sebelah utara sektor 1 dengan luas 11.3 ha. Perumahan Solo Baru
sektor 3 masih termasuk dalam pusat kota yang peruntukan lahannya
sebagai perumahan dan perdagangan. Perumahan Solo Baru sektor 3
memiliki 4 jenis perumahan yang berbeda jenisnya dan bervariasi
bentuknya. Jenis perumahan tersebut antara lain Perumahan
Madugondo Permai dengan satu tipe rumah yaitu tipe 45, Perumahan
Maesonet dengan dua tipe rumah yaitu 128 dan 200, Perumahan
Viena dengan dua tipe rumah yaitu tipe 45 dan 110, Kluster Soba
Madugondo dengan satu tipe rumah yaitu tipe 180. Dari empat jenis
perumahan tersebut yang dikembangkan di sektor 3, perumahan
maesonet adalah salah satu jenis perumahan yang desainnya
menerapkan desain rumah Singapura. Masing-masing jenis
perumahan tersebut terdiri dari beberapa tipe rumah dengan luas
yang beraneka ragam, berikut adalah jenis dan tipe rumah di sektor
3:
Tabel. 3.8 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 3
Jenis PerumahanTipe
Rumah
LuasTanah(m2)
JumlahRumah
Luas TotalRumah(m2)
Luas KompleksPerumahan
(m2)Madugondo PermaiSektor 3
45 90 40 3600 4600
Maesonet Sektor 3128 130 14
2620 5600200 200 14
Viena Sektor 345 90 35
8190 20080110 144 35
Kluster SobaMadugondo Sektor 3
180 180 10 1800 19500
TOTAL 148 16210 49780
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Total rumah yang dibangun di sektor 3 adalah 148 rumah dengan
luas lahan 16210 m2. Luas tanah yang dikembangkan pada rumah tipe 45
adalah 90 m2 sebanyak 40 unit rumah dan berada di Perumahan
Madugondo Permai Sektor 3 yang pembangunannya dimulai pada tahun
1984. Untuk Permahan Maesonet Sektor 3 dibangun pada tahun 2002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dengan mengembangkan tipe rumah 128 dan 200 dengan luas 130 m2 dan
200 m2, masing-masing tipe tersebut dibangun sebanyak 14 unit rumah.
Sedangkan untuk Perumahan Viena Sektor 3 dibangun tahun 2002 dengan
tipe rumah yang dikembangkan adalah tipe 45 dan 110 masing-masing
dengan luas 90 m2 dan 144 m2, masing-masing tipe tersebut dibangun
sebanyak 35 unit rumah. Kluster Soba Madugondo Sektor 3 dibangun
pada tahun 2008, menerapkan pengembangan rumah tipe 180 dengan luas
tanah 180 m2 dan dibangun sebanyak 10 unit rumah. Masih banyak lahan
yang belum dibangun di sektor 3 akan tetapi alokasi perdagangan pada
sektor 3 tahun 2010 sudah berfungsi semua dan diharapkan aktifitas
perdagangan mampu meningkatkan pemesanan hunian pada sektor 3.
Tipe 128 Tipe 180
Tipe 45
Gambar 3.4 Tipe Rumah di Sektor 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d. Sektor 4
Sektor 4 adalah salah satu sektor yang belum dapat terealisasi
pembangunannya yang lokasinya berada di Desa Grogol dan Desa
Kadokan. Jika dilihat dari lokasi sektor 4 berada di jalan Solo-
Sukoharjo - Wonogiri dan wilayahnya terbelah oleh Sungai
Bengawan Solo. Disepanajang jalan Solo-Sukoharjo-Wonogiri
tersebut sekarang dipenuhi oleh rumah yang dibangun oleh swadaya
penduduk. Selain itu juga di bangun beberapa pabrik, hal ini terjadi
karena beberapa bidang tanah milik PT.Podok Solo Permai juga
dijual kepada masyarakat. Lahan yang masih tersisa di sektor ini
terletak di tepi Sungai Bengawan Solo dan masih berupa
persawahan. Selain itu di Desa Kadokan terdapat Perumahan Griya
Mulia Kadokan yang dibangun oleh PT. Reka Kreasindo Pratama
pada tahun 2007 dengan luas lahan 4224 m2. Sedangkan rumah yang
dikembangkan adalah tipe 36 dengan luas 66 m2 sejumlah 64 unit.
Kondisi lahan yang berada di sektor 4 ini sulit berkembang karena
terdapat beberapa masalah yaitu sangat sulit dalam pengadaan air
bersih, genangan air dan kembang kerutnya tanah. Berikut adalah
peta kondisi sektor 4 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
e. Sektor 5
Tipe rumah yang dibangun di sektor 5 terdapat dua tipe rumah
yaitu tipe 21 dan 45 yang berada di Perumahan Gading Permai dan
dibangun pada tahun 2007. Luas rumah pada tipe 21 adalah 71 m2
dan pada tipe 45 dibangun pada luas tanah 90 m2. Jumlah rumah
yang dibangun pada sektor 5 sejumlah 1100 unit rumah. Rumah tipe
21 dibangun sebanyak 400 unit dan rumah tipe 45 dibangun
sebanyak 700 unit. Banyaknya rumah yang di bangun pada sektor 5
disebabkan karena peruntukan lahan sektor 5 ditetapkan hanya untuk
perumahan saja. Luas lahan sebesar 107000 m2 dan sudah dibangun
9140 m2 untuk 1100 unit rumah menjadikan perumahan Gading
Permai sektor 5 pembangunannya sudah hampir selesai. Dalam
rencana PT.Pondok Solo Permai akan dibangun perumahan dengan
luas total 11.3 ha di sektor 5. Berikut tabel variasi tipe rumahn di
sektor 5 :
Tabel. 3.9 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 5
Sektor TipeRumah
LuasTanah(m2)
JumlahRumah
Luas TotalTanah(m2)
Luas KompleksPerumahan (m2)
GadingPermaiSektor 5
21 71 40091400 107000
45 90 700
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21 Tipe 45
Gambar 3.5 Tipe Rumah di Sektor 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
f. Sektor 6
Sektor 6 merupakan salah satu lima sektor yang belum
terbangun. Lokasi dari sektor 6 berbatasan dengan Kota Surakarta
tepatnya di Desa Sanggrahan dan Desa Kwarasan. Pada awalnya PT.
Pondok Solo Permai memiliki lahan di sektor 6 seluas 695000 m2
dan yang akan dibangun perumahan adalah 11.3 ha. Akan tetapi
untuk melaksanakan pembangunan perumahan sangat membutuhkan
modal yang besar. Akhirnya PT.Pondok Solo Permai menjual
sebagian tanahnya kepadaa developer lain dan kemudian banyak
rumah yang terbangun di sektor 6 oleh masyarakat. Salah satu
pengembang tersebut adalah CV. Agus susanto dan Heri dengan
mengembangkan Perumahan Nirwana Buana sejumlah 32 unit
rumah sederhana pada tahun 2007 di Desa Kwarasan seluas 2850 m2
dan mengembangkan tipe rumah 56 dan 76 dengan luas rumah 108
dan 114. Juga terdapat PT. Setya Widya Nugraha yang
mengembangkan Perumahan Sanggrahan Megah di Desa Kwarasan
sejumlah 78 unit rumah sederhana pada tahun 2003 seluas 5270 m2
dengan mengembangkan rumah tipe 36 dengan luas rumah 80 m2.
Sebelum pembebasan lahan sektor 6 sudah terdapat lingkungan
industri garmen, sehingga dalam pembangunan perumahan nanti
PT.Pondok Solo Permai harus benar-benar memperhatikan
keseimbangan lingkungan industri dengan perumahan yang
dibangun. Bentuk perumahan yang terjadi pada sektor 6 mengikuti
pola jalan sehingga masih banyak lahan kosong yang berada pada
lahan yang belum dilalui jaringan jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
g. Sektor 7
Sektor 7 hanya terdapat satu perumahan yaitu Grogol Indah
yang berada di Desa Telukan dibangun pada tahun 1986 dan
memiliki dua jenis tipe rumah yaitu tipe 21 dan tipe 120. Tipe
tersebut dibangun pada luas tanah 72 m2 dan 299m2. Jika dilihat
jumlah rumah di sektor 7 terdapat 250 rumah yang terdiri dari 70
rumah tipe 21 dan 180 rumah tipe 120. Secara keseluruhan luas
rumah yang sudah dibangun di sektor 7 adalah 58860 m2 yang
berada pada lahan sebesar 62500 m2. Jika dilihat dari kondisi
lingkungan perumahan sektor 7 termasuk dalam pembangunan yang
berhasil,karena target pasar sektor 7 adalah kalangan menengah
kebawah. Dilihat dari lokasi sektor 7 berada di simpul transportasi
karena berada di tepi Jl.Solo-Wonogiri sehingga memudahkan
penghuni dalam melakukan pergerakan.
Tabel. 3.10 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 7
Sektor TipeRumah
LuasTanah(m2)
JumlahRumah
LuasTota
Rumah(m2)
LuasKompleks
Perumahan(m2)
GrogolIndah
Sektor 7
21 72 7058860 62500
120 299 180
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21 Tipe 120
Gambar 3.6 Tipe Rumah di Sektor 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
h. Sektor 8
Perumahan Solo Baru sektor 8 merupkan rencana pembangunan
perumahan yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai yang
belum terealisasi pengembangannya. Lokasi sektor 8 berada di dua
Desa yaitu Desa Pondok dan Desa Parangjora. Desa Pondok
merupaka salah satu desa yang memiliki tingkat kesulitan pengadaan
air bersih, genangan air dan kembang kerutnya tanah. Sehingga
dalam pembangunan dan rencana yang akan dikembangkan PT.
Pondok Solo Permai nanti harus benar-benar memperhatikan
pondasi bangunan dalam mengatasi kembang kerutnya tanah serta
mengatasi masalah kesulitan air bersih dan genangan. Pada tahun
2005 PT. Bahtera Sukses Jaya membeli tanah pada PT. Pondok Solo
Permai seluas 4460 m2 untuk kemudian dibangun Perumahan Puri
Permata Regency dengan mengembangkan rumah tipe 36 dengan
luas tanah 84 m2 dan membangun sebanyak 46 unit buah. Pada
kondisi esisting sektor 8 sudah terdapat perumahan yang
dikembangkan oleh masyarakat. Arahan alokasi penggunaan lahan
pada sektor 8 diperuntukan untuk perumahan dan industri.. Untuk
rencana tersebut akan tetap dikembangkan dalam pembangunan
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
i. Sektor 9
Peruntukan lahan yang diperbolehkan di sektor 9 adalah hanya
untuk permukiman saja dengan luas lahan yang akan dibangun
perumahan seluas 11.3 ha. Sektor 9 sampai tahun 2010 memiliki
total jumlah rumah sebesar 554. Jumlah rumah tersebut dibangun
pada dua lokasi perumahan yaitu Perumahan Gedangan Permai yang
dibangun pada tahun 1997 dan Perumahan Kwarasan Permai yang
dibangun pada tahun 2000. Perumahan Gedangan Permai memiliki
dua jenis tipe rumah yaitu tipe 21 dan 36 dengan jumlah rumah yang
dibangun adalah 164 dan 250 unit. Sedangkan Perumahan Kwarasan
Permai hanya memiliki satu jenis tipe rumah yaitu tipe 45 dengan
jumlah 140 unit. Masing-masing perumahan tersebut memiliki luas
komplek perumahan sebesar 37260 m2 dan 10200 m2. Dari luas
perumahan tersebut mempengaruhi jumlah rumah yang disediakan,
untuk Perumahan Gedangan Permai memiliki jumlah 414 rumah dan
Perumahan Kwarasan Permai memilik 140 rumah.
Tabel. 3.11 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 9
SektorTipe
RumahLuas Tanah
(m2)JumlahRumah
Luas TotalRumah (m2)
Luas KompleksPerumahan (m2)
GedanganPermai Sektor 9
21 72 16434308 37260
36 90 250KwarasanPermai Sektor 9
45 90 140 9900 10200
Jumlah 554 44208 47460Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Gambar 3.7 Tipe Rumah di Sektor 9
Tipe 21 dan 36 Tipe 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
j. Sektor 10
Sektor 10 adalah salah satu sektor yang peruntukan lahannya
digunakan umtuk hunian dan industri. Untuk hunian rencananya
akan dikembangkan dengan luas lahan 11.3 ha. Sehingga dalam
perencanaan sektor 10 harus matang karena kegiatan industri tidak
boleh menggangu perumahan sekitar. Dalam perencanaan
perumahan di sektor 10 PT.Pondok Solo Permai menggembangkan
satu jenis perumahan yaitu Perumahan Gedangan Permai yang
dibangun pada tahun 2004. Di Perumahan Gedangan Permai
dibangun 320 unit rumah dengan tipe 21 dan 70. Untuk tipe 21
jumlah rumah yang dibangun sebesar 170 unit dan untuk tipe 70
dibangun 150 unit rumah. Untuk kawasan industri sudah terdapat
industri garmen dengan luas 575,53 m2. Pada Tahun 2002
PT.Pondok Solo Permai menjual tanahnya di sektor 10 seluas 5320
m2 kepada PT.Manunggal Cipta Persada yang kemudian dibangun
Perumahan Griya Pharayangan dengan mengembangkan rumah tipe
36 dan luas rumah 120 m2 sebanyak 38 unit rumah. Dari total luas
sektor 10 sebesar 28800 m2 yang dibangun perumahan seluas 25740
m2 sehingga masih terdapat lahan untuk jarak ruang antara
permukiman dengan industri.
Tabel. 3.12 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 10
SektorTipe
RumahLuas
TanahJumlahRumah
LuasTota
Rumah
LuasKompleks
PerumahanGedangan
Permai21 72 170
25740 2880070 90 150
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21 Tipe 70
Gambar 3.8 Tipe Rumah di Sektor 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
k. Sektor 11
Sektor 11 merupakan sektor yang belum terealisasi
pembangunannya yang berada di Desa Manang, Desa Sanggrahan,
Desa Cemani, akan tetapi bila dilihat dari kondisi esisting
penggunaan lahan didominasi oleh perumahan. Perumahan yang
dibangun di sektor 11 merupakan perumahan yang dikembangkan
oleh developer dengan modal kecil. Developer tersebut membeli
tanah dari PT. Pondok Solo Permai, diantaranya adalah PT. Setya
Widaya Nugraha dengan mengembangkan Perumahan Sanggrahan
Megah yang berlokasi di Desa Sanggrahan dengan luas lahan
perumahan yang dibangun 5270 m2 degan jumlah rumah 78 unit
rumah, PT. Sanggrahan Indah dengan mengembangkan Perumahan
Sanggrahan Indah yang berlokasi di Desa Sanggrahan dengan luas
lahan yang dibangun 5270 m2 dengan jumlah rumah 55 unit rumah,
CV. Putra Pratama Mulia dengan mengembangkan Perumahan Puri
Manang Indah yang berlokasi di Desa Manang dengan luas lahan
yang dibangun 1275 m2 dengan jumlah rumah 17 unit rumah, PT.
Tiga Serangkai dengan mengembangkan Perumahan Tiga Serangkai
yang berlokasi di Desa Cemani dengan luas lahan yang dibangun
1642 m2 dengan jumlah rumah 48 unit rumah. Semua developer
tersebut mengembangkan tipe 21 dengan luas tanah 21 m2. Melihat
arah pada pembangunan perumahan disektor 11 PT. Pondok Solo
Permai sangat sulit melakukan pembangunan perumahan yang sehat
karena lingkungan disekitarnya sudah terasusun menjadi lingkungan
padat dan keterbatasan fasilitas yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
J. Kelayakan Lokasi Perumahan Solo Baru
1. Menurut Pakar Lingkungan Ir.Sudanti, MSL
Secara umum konsep penataan lingkungan Perumahan Solo Baru
sudah sesuai dengan peraturan pemerintah. Di samping telah mengacu
pada prinsip keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Jika dilihat
berdasarkan 11 kriteria lahan yaitu kemiringan, daya dukung, tingkat
pelapukan, kembang kerut, drainase, tingkat genangan air, saluran
pembuangan limbah, tingkat korosifitas, gerakan air tanah serta PH tanah
dan 3 kriteria keruangan yang meliputi aksesibilitas, jarak pencapaian
terhadap fasilitas kota dan jarak terhadap simpul-simpul transportasi..
Terdapat 4 faktor yang harus diperhatikan dalam memperhatikan
pengembangan Perumahan Solo Baru yaitu masalah air bersih, genangan
banjir, sifat dan jenis tanah yang kurang baik serta drainase.
Dengan mengacu pada kriteria - kriteria lahan dan keruangan
tersebut Perumahan Solo Baru sesuai dikembangkan di Kecamatan
Grogol Kabupaten Sukoharjo. Akan tetapi terdapat beberapa lokasi yang
merupakan lokasi pengembangan Perumahan Solo Baru yang sebenarnya
tidak sesuai untuk dikembangkan PT. Pondok Solo Permai. Lokasi
tersebut berada di Desa Cemani, Desa Sanggrahan, Desa Pondok dan
Desa Kadokan. Lokasi tersebut merupakan rencana pembangunan sektor
10, sektor 8 dan sektor 4. Desa tersebut tidak sesuai untuk dikembangkan
karena memiliki tingkat kesulitan yang relatife tinggi, dikategorikan
mempunyai kelas serasi dua. Keempat Desa tersebut sangat sulit dalam
pengadaan air bersih, genangan air dan kembang kerutnya tanah.
2. Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Setiap perencanaan yang dilakukan PT. Pondok Solo Permai selalu
melibatkan berbagai tenaga ahli termasuk perguruan tinggi yang ada.
Salah satunya adalah Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
berkerjasama dengan melakukan penelitian tentang kembang kerutnya
tanah yang cukup tinggi di Desa Cemani, Desa Sanggrahan, Desa
Pondok dan Desa Kadokan. Dalam peelitian yang dilakukan tentang
kembang kerutnya tanah yang cukup tinggi dikeempat Desa tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Universitas Sebelas Maret merekomendasikan apabila akan tetap
mengembangkan perumahan di desa tersebut perlu menekankan atau
mendapat perhatian khusus untuk memperkuat pondasi dari setiap
bangunan yang ada. Sehingga sangat dimungkinkan pembangunan
perumahan di 4 desa tersebut untuk pondasi bangunannya akan
memerlukan dana yang lebih besar.
K. Fasilitas di Perumahan Solo Baru
1. Ketersediaan Sarana di Perumahan Solo Baru
Berdasarkan site plan Perumahan Solo Baru dan hasil survei, sarana
yang di siapkan dalam lingkungan Perumahan Solo Baru adalah fasilitas
pendidikan (TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi), Fasilitas
kesehatan (rumah sakit, klinik bersalin, apotik), Fasilitas Peribadatan
(masjid lingkungan, gereja), Perdagangan (Pertokoan, pusat perbelanjaan
dan niaga), Rekreasi (Gedung serbaguna), Ruang Terbuka (taman, jalur
hijau, lapangan). Penyediaan sarana tersebar disemua sektor perumahan
Solo Baru. Berikut adalah penyediaan sarana di Perumahan Solo Baru.
a. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Perumahan Solo Baru ada
yang disediakan oleh PT. Pondok Solo Permai, yayasan maupun
pemerintah. Fasilitas pendidikan yang disediakan oleh PT. Pondok
Solo Permai bekerja sama dengan yayasan adalah perguruan tinggi
Singapore Piaget dan Akademi Teknik Warga, TK-SD-SMP
Tarakanita dan Al Azhar 28, SMU Kalam Kudus dan SMK
Saraswati. Sedangkan fasilitas pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah dan berada di lingkungan Perumahan Solo Baru adalah
SDN Gedangan dan Kwarasan 2. Fasilitas pendidikan tersebut
tersebar di semua sektor di Perumahan Solo Baru. Untuk mengetahui
lokasi dan luas tiap fasilitas pendidikan di Perumahan Solo Baru
dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 3.13 Penyediaan Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo BaruTahun 2008
No Fasilitas Pendidikan Lokasi Luas (m2)1. Singapore Piaget Academy Sektor 2 17884.162. Akademi Teknik Warga Sektor 9 21049.083 Akademi Perawat Pantai Kosala Sektor 9 7095.614. SMP-SMU Kalam Kudus Sektor 3 5547.685. SMK Saraswati Sektor 6 5436.556. TK-SD-SMP Tarakanita Sektor 1 9311.17. TK-SD Al Azhar 28 Sektor 2 7722.968. SDN Gedangan Sektor 9 1947.559. SDN Kwarasan 2 Sektor 6 330.94
Jumlah 76325.63Sumber :PT. Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak semua fasilitas
pendidikan terdapat di semua sektor di Perumahan Solo Baru. Sektor
1, sektor 6 dan sektor 9 merupakan sektor yang paling banyak
terdapat fasilitas pendidikan yaitu sebanyak 3 & 2 unit. Sedangkan
ada sektor yang tidak terdapat fasilitas pendidikan yaitu sektor 4, 5,
7, 8, 10 dan 11. Jika dilihat dari luasnya, maka Akademi Teknik
Warga merupakan fasilitas pendidikan yang terluas di Perumahan
Solo Baru dengan luas 21049.08 m2 sedangkan fasilitas pendidikan
yang paling kecil luasnya adalah SDN Kwarasan 2 yang merupakan
fasilitas yang dibangun pemerintah dengan luas hanya 330.94 m2 .
b. Fasilitas Kesehatan
Penyediaan fasilitas kesehatan di Perumahan Solo Baru juga
tidak jauh berbeda dengan penyediaan fasilitas pendidikan.
Gambar 3.9 Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Pengembang PT. Pondok Solo Permai juga mengadakan kerjasama
dengan yayasan, diantaranya pengembang mengadakan kerjasama
dengan Yayasan Panti Kosala Pengelola Rumah Sakit Dr. Oen untuk
mendirikan rumah sakit yang sama di Solo Baru. Dengan disediakan
areal hibah seluas 12 hektar untuk pembangunan rumah sakit
tersebut, yayasan Pengelola Panti kosala mulai mendesain dengan
konsep garden hospital dan hospital without wall. Selain itu
ketersediaan fasilitas kesehatan yang terdapat di perumahan Solo
Baru meliputi rumah sakit bersalin Yulita, Klinik/puskesmas, apotik
gedangan, rumah sakit bersalin Gedangan. Lokasi fasilitas kesehatan
juga tersebar di beberapa sektor di Perumahan Solo Baru, berikut
lokasi dan luas fasilitas kesehatan di Perumahan Solo Baru.
Tabel 3.14 Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Perumahan SoloBaru Tahun 2008
No Fasilitas Kesehatan Lokasi Luas (m2)1. Rumah Sakit Dr. Oen Sektor 1 88235.962. RS Bersalin Yulita Sektor 7 660.343. RS Bersalin Gedangan Sektor 9 274.304. Klinik/Puskesmas Sektor 9 740.305. Apotik Gedangan Sektor 9 86.58
Jumlah 89997.48Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Jika dilihat dari lokasinya, penyediaan fasilitas kesehatan di
Perumahan Solo Baru paling banyak terdapat di sektor 9 yaitu
sebanyak 2 unit. Namun fasilitas kesehatan terluas terdapat di sektor
1 yaitu Rumah Sakit Dr. Oen dengan luas 88235.96 m2.
c. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan di Perumahan Solo Baru cukup lengkap,
karena selain terdapat masjid dan gereja juga terdapat vihara.
Fasilitas tempat ibadah yang terdapat di perumahan Solo Baru adalah
Masjid Baitul Makmur Solo Baru, Masjid Baiturrahman Grogol
Indah, Masjid An Nikmah Tanjunganom, Masjid Al Azhar Solo
Baru, Masjid Barokah Ngemplak Gedangan, Gereja Bethany Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Baru, Gereja Kristus Raja Solo Baru, Wisma doa Solo Baru, Wihara
Vimalakirti. Untuk mengetahi persebaran fasilitas peribadatan di
Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.15 Penyediaan Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo BaruTahun 2008
No Fasilitas Peribadatan Lokasi Luas (m2)1. Masjid Baitul Makmur Solo Baru Sektor 1 291.422. Masjid Baiturrahman Grogol Indah Sektor 7 486.583. Masjid An Nikmah Tanjunganom Sektor 6 361.314. Masjid Al Azhar Solo Baru Sektor 2 43.155. Masjid Barokah Ngemplak Gedangan Sektor 9 452.456. Gereja Bethany Solo Baru Sektor 1 1985.527. Gereja Kristus Raja Solo Baru Sektor 1 1589.628. Wisma Doa Solo Baru Sektor 1 644.29. Wihara Vimalakirti Sektor 9 306.33
Jumlah 6160.58Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas maka terlihat bahwa penyediaan fasilitas
peribadatan di Perumahan Solo Baru paling banyak terdapat di
sektor 1 yaitu sebanyak 4 unit. Selain itu fasilitas peribadatan terluas
di Perumahan Solo Baru juga terdapat di sektor 1 yaitu Gereja
Bethany Solo Baru dengan luas 1985.52 m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Gambar 3.10 Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru
d. Fasilitas Perdagangan
Fasilitas perdagangan dan Jasa yang terdapat di Perumahan Solo
Baru berupa ruko (rumah toko) dan rukan (rumah kantor) yang
terdapat di beberapa sektor. Sedangkan pusat perbelanjaan berupa
carefour hanya terdapat di sektor 1. Penyediaan fasilitas perdagangan
sebagian besar terdiri dari rumah makan dan restaurant, selain itu
juga terdapat toko pakaian dan toko emas.
Penyediaan fasilitas jasa meliputi bank, laundry, salon dan
perkantoran. Untuk mengetahui lokasi dan luas penyediaan fasilitas
perdagangan dan jasa di Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.16 Penyediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasadi Perumahan Solo Baru Tahun 2008
Fasilitas Perdagangan dan Jasa Lokasi Luas (m2)PerdaganganCarefour Sektor 1 11406.2Water Place Resto Sektor 1 66.3Soto Karso Sektor 1 66.3RM Bu Tina Sektor 1 66.3Mie Surabaya Sektor 1 66.3Mie Pinangsia Sektor 1 66.3Timlo Asli Solo Baru Sektor 1 66.3Warung Laris Sektor 1 66.3Swekee Puewodadi Sektor 1 66.3RM Manunggal Rasa Sektor 1 66.3Bakso Pawirorejo Sektor 1 66.3Rada Dimsum Chinese Food Sektor 1 66.3Stefany fashion Sektor 1 66.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
FM Fashion Market Sektor 1 66.3ESES Fasion Sektor 1 66.3Warning Stiker Sektor 1 66.3Toko Mas Semar Sektor 1 66.3RM Berkat cab Pecenongan Sektor 3 66.3RM Faikie Sektor 3 66.3Mie Bethany Sektor 3 66.3Anys Boutique Sektor 3 66.3Candi Resto Sektor 3 728Wisma Boga Restaurant Sektor 6 26282.6Soto Kirana Sektor 6 66.3Thengkleng mak Diah Sektor 6 66.3Bakso Nyaman Sektor 6 66.3Bakmoy Lentera 9 Sektor 6 66.3Dins Balon Sektor 6 66.3JasaBank Lippo Solo Baru Sektor 1 66.3STO Telkom Sektor 1 66.3Kantor FIF Sektor 1 66.3Griya Indosat Sektor 1 66.3Central Laundry Sektor 1 66.3Impression Spa Sektor 1 66.3Nan Fang Sektor 1 66.3Pluit Pro Sektor 1 66.3Amway Sektor 1 66.3Papilio Spa&Works Sektor 1 66.3Malibu Studio Sektor 1 66.3PT.Inter Pan Pacific Sektor 1 66.3Audio One Sektor 1 66.3TOYOTA Sektor 1 225.6NASMOCO Sktor 3 237.8BPR Solo Baru Permai Sektor 3 66.3BPR Grogol Jaya Sektor 3 66.3BPR Sami Makmur Sektor 3 66.3BNI 46 Sektor 3 66.3Adira Finance Sektor 3 124Ray White Sektor 3 66.3Olive Salon Refleksi Sektor 3 66.3Rawit Tour & Travel Sektor 3 66.3Frends salon Sektor 3 66.3Ariani Balet Sektor 3 66.3Plasa Telkom Sektor 3 66.3Radio Prambos Sektor 3 66.3Picco Peralatan Bayi Sektor 3 66.3Grapari Telkomsel Sektor 3 66.3My Salon Sektor 3 66.3
Jumlah 42451.84Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persebaran fasilitas
perdagangan hanya terdapat pada sektor 1, 3 dan 6, sedangkan
persebaran fasilitas jasa hanya terdapat di sektor 1 dan 3. Secara
keseluruhan fasilitas perdagangan dan jasa di Perumahan Solo Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
disediakan di komplek ruko. Sektor 1 memiliki luas ruko 1922.7 m2,
sektor 3 memiliki luas ruko 1504 m2 dan sektor 6 memiliki luas ruko
331.5 m2. Sektor 1 masih memiliki ruko yang masih dalam tahap
pemasaran yang berlokasi dipinggir Jalan Raya Dlopo-Langenharjo
dengan luas 2675 m2. Selain ketiga sektor tersebut terdapat dua
sektor yang memiliki fasilitas ruko tetapi masih dalam tahap
pemasaran yaitu sektor 5 dan sector 9. Untuk ruko yang berada pada
sektor 5 lokasinya berada di dalam kompleks perumahan dengan luas
ruko 530 m2. Sedangkan ruko di sektor 9 lokasinya berada di pingir
Jalan Raya Tanjunganom Baki dengan luas ruko 669.6 m2.
Gambar 3.11 Fasilitas Perdagangan di Perumahan Solo Baru
e. Fasilitas Rekreasi
Penyediaan fasilitas kebudayaan dan rekreasi di Perumahan Solo
Baru meliputi tempat rekreasi keluarga, tempat karaoke, hotel,
gedung olahraga dan tempat hiburan lainnya. Fasilitas rekreasi di
Perumahan Solo Baru seluruhnya disediakan oleh pengembang
PT.Pondok Solo Permai. Lokasi fasilitas rekreasi tersebar di
beberapa sektor di Perumahan Solo Baru. Berikut tabel persebaran
fasilitas rekreasi di Perumahan Solo Baru.
Ruko Sektor 3 Ruko Sektor 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel 3.17 Penyediaan Fasilitas Rekreasidi Perumahan Solo Baru Tahun 2008
No Fasilitas Rekreasi Lokasi Luas (m2)1. Pandawa Waterworld Sektor 1 19634.182. Atrium Karaoke Sektor 1 714.823. Amanda Hotel Sektor 9 250.494. Action Original Movie Club Sektor 1 66.35. Odiva Video Rental Sektor 3 66.36. Sport Center Solo Baru Sektor 1 10717.92
Jumlah 31450.01Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Penyediaan fasilitas kebudayaan dan rekreasi oleh PT. Pondok Solo
Permai tidak tersebar di semua sektor. Sektor yang paling banyak terdapat
fasilitas kebudayaan dan rekreasi adalah sektor 1 yaitu sebanyak 4 unit
dengan Pandawa Waterworld yang merupakan fasilitas rekreasi terluas yaitu
19634.18 m2. Selain itu fasilitas rekreasi juga ada yang terdapat di ruko
sektor 1 dan sektor 3 yaitu Action Original Movie Club dan Odiva Video
Rental dengan luas 66.3 m2.
Gambar 3.12 Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo Baru
f. Ruang Terbuka
Ruang terbuka yang terdapat di Perumahan Solo Baru hanya
berupa ruang terbuka hijau yang meliputi taman, jalur hijau,
lapangan sepak bola dan danau.
Pandawa Waterworld Sport Center Solo Baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 3.18 Penyediaan Ruang Terbuka Hijaudi Perumahan Solo Baru Tahun 2008
No Ruang Terbuka Lokasi Luas (m2)1 Taman Sektor 1 Buah Sektor 1 Buah 12322 Taman Sektor 1 Hewan Sektor 1 Hewan 9073 Taman Sektor 1 Bunga Sektor 1 Bunga 12334 Taman Sektor 3 Sektor 3 17245 Taman Sektor 3 Sektor 3 5086 Taman Sektor 5 Sektor 5 10977 Lapangan Olah Raga Brimob Sektor 7 233648 Danau Grogol Indah 1 Sektor 7 136789 Danau Grogol Indah 2 Sektor 7 222228 Taman Sektor 9 Sektor 9 4719 Lapangan Sepak Bola Sektor 9 Sektor 9 156910 Jalur Hijau Jl.Raya Solo Baru Jl.Raya Solo Baru 7161.211 Jalur Hijau Jl.Raya Solo Permai Jl.Raya Solo Permai 1175312 Jalur Hijau Jl.Palem Raya Jl.Palem Raya 267513 Jalur Hijau Jl.Cemara Raya Jl.Cemara Raya 2098
Luas Total 91692.2Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas, maka penyediaan ruang terbuka hijau terdapat
di semua sektor yang sudah dihuni di Perumahan Solo Baru. Selain
itu juga terdapat jalur hijau yang terdapat di jalur utama di Solo
Baru. Jika dilihat dari luasnya, ruang terbuka hijau di Perumahan
Solo Baru sangat bervariasi dan total luas ruang terbuka hijau yaitu
91692.2 m2. Penyediaan taman hanya terdapat pada sector 1,3,5 dan
9 sedangkan sektor 7 dan 9 dilengkapi oleh lapangan olah raga.
Sektor 7 merupakan salah satu sector yang dilengkapi oleh 2 danau
yaitu Danau Grogol Indah. Danau tersebut merupkan danau buatan
PT.Pondok Solo Permai yang dibuat dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas air tanah, hal ini mengingat kwalitas dan
jumlah air tanah yang ada disektor 7 sangat rendah. Untuk
menciptakan sebuah perumahan berwawasan lingkungan PT.Pondok
Solo Permai membuat jalur hijau di sepanjang Jl.Raya solo Baru,
Jl.Raya Solo Permai, Jl.Palem Raya, Jl.Cemara Raya dengan luas
total 23687.2 m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Gambar 3.13 Fasilitas Ruang Terbuka di Perumahan Solo Baru
2. Ketersediaan Prasarana di Perumahan Solo Baru
a. Jaringan Jalan
Perumahan Solo Baru dilalui oleh dua jaringan jalan utama yang
membelah wilayah dan menjadi penghubung dengan wilayah lain di
sekitarnya. Jaringan jalan tersebut yaitu Jalan Propinsi (Kolektor
Primer) dan Jalan Kabupaten (Lokal). Jaringan Jalan kolektor Primer
(Jl.Raya Solo-Wonogiri) merupakan ruas jalan yang
menghubungkan Kabupaten Sukoharjo dengan Kota Surakarta dan
merupakan ruas jalan dengan panjang 4,5 km dan lebar jalan 40 m.
Jalan Raya Solo –Wonogiri merupakan jalan dengan tingkat
kepadatan lalulintas yang paling tinggi. Sedangkan jalan kolektor
primer lainnya yang berada di Perumhan Solo Baru memiliki lebar
jalan 8 m. Untuk jalan lokal dengan kepadatan arus lalu lintas tinggi
hanya terdapat pada ruas Jl. Raya Dlopo-Langenharjo dan Jl.Raya
Bacem Tanjunganom. Untuk jalan lokal sekunder 1 yang terdapat di
Perumahan Solo Baru memiliki lebar 7 m dan jalan lokal sekunder II
memiliki lebar jalan 6 m.
Sedangkan untuk jaringan jalan dalam blok perumahan dilayani
oleh jaringan jalan lingkungan yang terdapat menyebar merata
diseluruh Perumahan Solo Baru. Untuk jalan lingkungan di setiap
sektor Perumahan Solo Baru perkerasan jalan didominasi oleh
paving blok. Jalan lingkungan I di Perumahan Solo Baru memiliki
Taman Sektor 1 Jalur Hijau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
luas 2.5 m dan jalan lingkungan II memiliki luas 2 m. Untuk
mengetahui jaringan jalan di tiap sektor di Perumahan Solo Baru
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.19 Jaringan Jalandi Perumahan Solo Baru Tahun 2008
No Nama Jalan Tipe Jalan Lokasi Luas Jalan (m2)1 Jl.Raya Solo Permai 2 jalur Kolektor primer Sektor 1,3,6 35259.482 Jl.Raya Solo Baru Kolektor primer Sektor 1 Hewan 15510.783 Jl.Raya Dlopo-Langenharjo Lokal Sekunder I Sektor 1 buah&Sektor 2 126474 Jl.Palem Raya Lokal Sekunder II Sektor 1 Hewan&Buah 8021.345 Jl.Cemara Raya 2 jalur Lokal Sekunder II Sektor 1 Bunga&Buah 11446.086 Jl.Pinus Raya Lokal Sekunder II Sektor 1 Buah 6603.757 Jl.Kanguru1 Lingkungan I Sektor 1 Hewan 796.358 Jl.Kanguru2 Lingkungan I Sektor 1 Hewan 796.359 Jl.Cendrawasih Lingkungan I Sektor 1 Burung 1291.110 Jl.Gelatik Lingkungan I Sektor 1 Burung 976.9511 Jl.Merak Lingkungan I Sektor 1 Burung 133412 Jl.Kasuari Raya Lingkungan I Sektor 1 Burung 161913 Jl.Kutilang Lingkungan I Sektor 1 Burung 1547.914 Jl.Kenari Raya Lingkungan I Sektor 1 Burung 1661.5515 Jl.Anggrek Raya Lingkungan I Sektor 1 Bunga 2871.416 Jl.Saroja Lingkungan I Sektor 1 Bunga 1187.717 Jl.Sakura Lingkungan I Sektor 1 Bunga 1919.2518 Jl.Nusa Indah Lingkungan I Sektor 1 Bunga 1919.2519 Jl.Jaya Kusuma Lingkungan I Sektor 1 Bunga 89720 Jl.Flamboyan Raya Lingkungan I Sektor 1 Bunga 764.7521 Jl.Cendana Raya Lingkungan I Sektor 1 Buah 5234.4522 Jl.Beruang Lingkungan II Sektor 1 Hewan 2138.523 Jl.Kelinci Lingkungan II Sektor 1 Hewan 2138.524 Jl.Panda Lingkungan II Sektor 1 Hewan 2138.525 Jl.Kenari Lingkungan II Sektor 1 Hewan 462.526 Jl.Merpati Lingkungan II Sektor 1 Hewan 3687.527 Jl.Kaswari Lingkungan II Sektor 1 Hewan 698.528 Jl.Elang Lingkungan II Sektor 1 Hewan 454.629 Jl.Podang Lingkungan II Sektor 1 Hewan 27530 Jl.Seruni Lingkungan II Sektor 1 Bunga 297331 Jl.Teratai Lingkungan II Sektor 1 Bunga 2077.3532 Jl.Gardena Lingkungan II Sektor 1 Bunga 1752.8533 Jl.Mawar Lingkungan II Sektor 1 Bunga 2101.434 Jl.Melati Lingkungan II Sektor 1 Bunga 165035 Jl.Anggrek Lingkungan II Sektor 1 Bunga 58536 Jl.Leci Lingkungan II Sektor 1 Buah 129037 Jl.Jeruk Lingkungan II Sektor 1 Buah 142538 Jl.Rambutan Lingkungan II Sektor 1 Buah 1422.539 Jl.Manggis Lingkungan II Sektor 1 Buah 142540 Jl.Pisang Lingkungan II Sektor 1 Buah 1331.641 Jl.Mangga Lingkungan II Sektor 1 Buah 1088.542 Jl.Belimbing Lingkungan II Sektor 1 Buah 114943 Jl.Durian Lingkungan II Sektor 1 Buah 112444 Jl.Apel Lingkungan II Sektor 1 Buah 260945 Jl.Duku Lingkungan II Sektor 1 Buah 155446 Jl.Nangka Lingkungan II Sektor 1 Buah 1252.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
47 Jl.Sawo Lingkungan II Sektor 1 Buah 1252.748 Jl.Salak Lingkungan II Sektor 1 Buah 1209.549 Jl.Semangka Lingkungan II Sektor 1 Buah 123150 Jl.Jambu Lingkungan II Sektor 1 Buah 39151 Jl.Sirsat Lingkungan II Sektor 1 Buah 39152 Jl.Viena Utama Lingkungan 1 Sektor 3 2832.453 Jl.Paris Utama Lingkungan 1 Sektor 3 471.754 Jl.Viena Dalam Lingkungan 1 Sektor 3 1941.955 Jl.Paris Lingkungan II Sektor 3 940.556 Jl.Viena Utara Lingkungan II Sektor 3 96957 Jl.Viena Tengah Lingkungan II Sektor 3 1149.558 Jl.Viena Selatan Lingkungan II Sektor 3 107059 Jl.BrigjenSudiarto Kolektor Primer Sektor 5 8918.960 Jl.Raya Gading Permai Raya Lingkungan 1 Sektor 5 124161 Jl.Wirata Lingkungan II Sektor 5 27262 Jl.Mandura Lingkungan II Sektor 5 27263 Jl.Lasanapura Lingkungan II Sektor 5 256.5664 Jl.Monorobo Lingkungan II Sektor 5 284.265 Jl.Njodipati Lingkungan II Sektor 5 52766 Jl.Madukoro Lingkungan II Sektor 5 40867 Jl.Sawojajar Lingkungan II Sektor 5 389.968 Jl.Sabto Bumi Lingkungan II Sektor 5 381269 Jl.Sabto Argo Lingkungan II Sektor 5 549.970 Jl.RayaSoloSukoharjoWonogiri Kolektor Primer Sektor 7 18000071 Jl.Raya Grogol Indah Lingkungan 1 Sektor 7 1799.572 Jl.Pandawa Lingkungan 1 Sektor 7 47873 Jl.Madukara Lingkungan 1 Sektor 7 1518.674 Jl.Seta Lingkungan 1 Sektor 7 251775 Jl.Nakula Lingkungan II Sektor 7 596.476 Jl.Sadewa Lingkungan II Sektor 7 56477 Jl.Aviyasa Lingkungan II Sektor 7 108678 Jl.Kresna Lingkungan II Sektor 7 1047.579 Jl.Abimanyu Lingkungan II Sektor 7 1047.580 Jl.Srikandi Lingkungan II Sektor 7 88581 Jl.Amarta Lingkungan II Sektor 7 808.482 Jl.Bima Lingkungan II Sektor 7 438.283 Jl.Arjuna Lingkungan II Sektor 7 436.984 Jl.Larasati Lingkungan II Sektor 7 183585 Jl.Samba Lingkungan II Sektor 7 430.886 Jl.Antasena Lingkungan II Sektor 7 744.487 Jl.Kunti Lingkungan II Sektor 7 63088 Jl.Arimbi Lingkungan II Sektor 7 54789 Jl.Raya Tanjunganom Baki Kolektor Primer Sektor 9,10 26775.290 Jl.Gedang Raja Lingkungan II Sektor 9 4722.991 Jl.Gedang Lingkungan II Sektor 9 1654.292 Jl.Bima Sakti Lingkungan I Sektor 10 188493 Jl.Mars Lingkungan I Sektor 10 758.594 Jl.Jupiter Lingkungan I Sektor 10 752.595 Jl.Bumi Lingkungan II Sektor 10 229.596 JlMerkurius Lingkungan II Sektor 10 229.597 Jl.Venus Lingkungan II Sektor 10 229.598 Jl.Pluto Lingkungan II Sektor 10 229.599 Jl.Androveda Lingkungan II Sektor 10 1150
Jumlah 419917.09Sumber : PT.Pondok Solo Permai, DPU Kab.Sukoharjo, Citra Satelit Kec.Grogol 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Gambar 3.14 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru
b. Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase di Perumahan Solo Baru dibagi dalam
tiga saluran, yaitu saluran primer atau tipe I (sungai), saluran
sekunder atau tipe II yang berupa gorong-gorong dan saluran
sekunder kecil atau tipe III yang terletak di tepi jalan lokal dan
lingkungan.
Saluran drainase sekunder berupa gorong-gorong sebagai
penghubung dari saluran sekunder kecil ke saluran primer atau tipe 1
(sungai). Sedangkan saluran drainase tipe III terletak di tepi jalan
lokal dan lingkungan yang terdiri dari sistem drainase tertutup dan
terbuka biasanua berupa saluran kecil . Jaringan drainase di tiap
sektor di Perumahan Solo Baru berbeda antara satu dengan yang
lainnya Jaringan drainase di tiap sektor di Perumahan Solo Baru
dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Sektor 1
Tabel 3.20 Jaringan Drainase di Sektor 1No Sektor Saluran
PrimerSaluran
SekunderSaluran Sekunder
Kecil1 Sektor 1 (Burung) - Terbuka Terbuka & tertutup2 Sektor 1 (Hewan) - Terbuka Terbuka3 Sektor 1 (Bunga) - Terbuka &tertutup Terbuka & tertutup4 Sektor 1 (Buah) - Terbuka &tertutup Terbuka & tertutup
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Jl. Raya Solo Permai Jl. Cemara Raya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Untuk sektor 1 (Hewan) berdekatan dengan pintu air saluran
sekunder yang bermuara di Sungai Bengawan Solo dan
merupakan akses jaringan sekunder kecil perumahan Solo Baru
sektor 1.
2. Sektor 3
Untuk sektor 3, sistem jaringan drainasenya terdapat saluran
primer yang berupa sungai kecil yang terhubung dengan Sungai
Bengawan Solo. Saluran sekundernya terdiri dari sistem
drainase terbuka dan tertutup. Saluran sekunder kecil juga terdiri
dari sistem drainase terbuka dan tertutup.
3. Sektor 5
Sektor 5 merupakan salah satu sektor di Perumahan Solo
Baru yang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo,
sehingga sektor 5 terdapat tiga saluran drainase yang terdiri dari
saluran primer yaitu Sungai Bengawan Solo sebagai muara dari
saluran sekunder di semua sektor. Selain itu juga terdapat
saluran primer yang berupa sungai yang melintang di tengah
lokasi perumahan serta saluran sekunder kecil terbuka dan
tertutup yang berada di sepanjang jalan lingkungan yang
menghubungkan saluran rumah tangga ke saluran sekunder
tersebut.
4. Sektor 7
Sektor 7 merupakan Perumahan di Solo Baru yang lokasinya
dipisahkan oleh Sungai Bengawan Solo yang merupakan saluran
drainase primer, sehingga untuk akses kesana harus melalui
Jembatan Bacem yang dibangun PemKab Sukoharjo. Untuk
jaringan drainase rumah tangga disediakan saluran sekunder
kecil terbuka yang lokasinya di tepi jalan lingkungan.
5. Sektor 9Sektor 9 merupakan sektor di Perumahan Solo Baru yang
tidak memiliki saluran drainase primer dan sekunder. Di sektor
9 hanya terdapat saluran drainase sekunder kecil atau jaringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
drainase rumah tangga dengan sistem terbuka yang terdapat di
tepi jalan lingkungan.
6. Sektor 10
Di Perumahan Solo Baru sektor 10 tidak terdapat saluran
drainase primer. Namun terdapat saluran drainase sekunder
dengan sistem terbuka yang berupa bekas jaringan irigasi teknis
persawahan dan merupakan saluran pembuangan limbah rumah
tangga melalui saluran drainase sekunder kecil dengan sistem
terbuka. Selain itu saluran drainase sekunder juga digunakan
oleh industri untuk membuang limbah sisa industrinya. Kondisi
ini mempengaruhi kondisi air bersih di Perumahan Solo Baru
sektor 10.
Untuk Perumahan Solo Baru sektor 2, 4, 6, 8, 11 alokasi
pembangunan perumahan belum terealisasi sehingga belum terdapat
sistem jaringan drainasenya.
Gambar 3.15 Jaringan Drainase di Perumahan Solo Baru
c. Jaringan Air Bersih
Penyediaan air bersih di perumahan Solo Baru dibedakan atas
jaringan perpipaan dan non perpipaan. Jaringan perpipaan dilayani
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sukoharjo, PDAM
Duwet dan sebagian PDAM Surakarta yang menjadi satu system
jaringan. Sedangkan jaringan air bersih non perpipaan didominasi
oleh sumur gali dan sumur pompa dengan kedalama 5 sampai
Jaringan Drainase Sektor 1Jaringan Drainase Sektor 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
dengan 8 meter dari permukaan tanah. Sistem jaringan yang
digunakan adalah sistem jaringan induk dan cabang. Untuk
kebutuhan air bersih dilayani setiap rumah tangga sebesar 150
Liter/orang/hari.
Di Kecamatan Grogol jumlah rumah tangga pemakai sumber air
bersih dari PDAM sebesar 842 KK sedangkan 166 menggunakan
sumur pompa. Pemakaian sumber air bersih dari PDAM yang lebih
besar ini disebabkan akibat air sumur di Kecamatan Grogol berada di
bawah standar mutu air baku.
Selain itu juga terdapat hydran kebakaran yang hanya terletak di
sektor 1 Bunga dan Buah. Hydran tersebut berada di tepi jalan lokal
1. Untuk penyediaan kran terdapat di setiap rumah di semua sektor
di Perumahan Solo Baru. Di Perumahan Solo Baru tidak
menyediakan kran air bersih komunal.
d. Jaringan Limbah
Sistem pembuangan air limbah di semua sektor di Perumahan
Solo Baru menggunakan sistem pembuangan setempat (on-site
sanitation), yaitu dengan membuang air kotor kedalam tangki septic
(septic tank) dan atau bak peresapan. Keseluruhan rumah di
Perumahan Solo Baru sudah memiliki septic tank. Jaringan
pembuangan air limbah di Solo Baru belum terdapat suatu sistem
Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Untuk jaringan air limbah industri, pengelolaan air limbah
dikelola oleh pribadi dengan sistempengendapan air limbah yang
kemudian akan dibuang kedalam saluran drainase.
e. Jaringan Sampah
Sistem jaringan pembuangan sampah yang terdapat di
perumahan Solo Baru meliputi pembuangan sampah di tiap rumah
dan pembuangan sampah akhir. Untuk pembuangan sampah tiap
rumah di perumahan Solo Baru, dilengkapi dengan penyediaan tong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
sampah yang diambil satu minggu dua kali oleh petugas kebersihan
dari PT. Pondok Solo Permai. Kemudian sampah tersebut dibuang ke
tempat pembuangan sementara (TPS) container sektor 5 kemudian
disalurkan ke pembuangan akhir Mojorejo yang berada di
Kecamatan Bendosari dengan menggunakan truk pengangkut
sampah.
Gambar 3.16 Jaringan Sampah di Perumahan Solo Baru
f. Jaringan Listrik
Jaringan listri di Perumahan Solo Baru termasuk ke dalam area
dan jaringan PT.PLN (persero) Surakarta. Jaringan listrik yang
terdapat di perumahan Solo Baru merupakan bagian dari jaringan
yang lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan listrik Perumahan
Solo Baru saat ini didukung dengan 4 buah gardu induk (GI), GI
Wonosari (Wilayah distribusi Desa Pandeyandan Manang), GI Solo
Baru (wilayah distribusi Desa Gedangan, Langenharjo, Kwarasan
Madegondo, Pondok, Telukan, Parangjoro, Grogol, Kadokan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Pandeyan), GI Mangkunegaran (wilayah distribusi Desa Banaran,
Cemani, Kwarasan dan Sanggrahan), dan GI Jajar (wilayah distribusi
Desa Banaran dan Manang). Sedangkan kebutuhan listrik di
perumahan Solo Baru termasuk dalam Rayon Grogol yang melayani
Desa Telukan, Parangjoro, Pondok, Langenharjo, Gedangan,
Madegondo, Grogol, Kadokan, Kwarasan, Sanggrahan, Manang dan
Cemani.
Perumahan Solo Baru dilayani oleh wilayah gardu induk (GI
Solo Baru) dengan kapasitas 60 MVA. Jumlah daya yang tersedia di
GI Solo Baru lebih besar sehingga mampu memberikan pelayanan
jaringan di wilayah sekitarnya. Perumahan Solo Baru juga dilewati
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET). Untuk penerangan jalan
di perumahan Solo Baru disediakan 100 VA/100 m. Sedangkan
kebutuhan listrik perumahan Solo Baru dilayani 900 VA per rumah,
tetapi khusus untuk sektor 1 penyediaan listriknya bervariasi antara
900 VA untuk rumah sederhana dan sedang hingga 1500 VA.
g. Jaringan Telepon
Jaringan telekomunikasi merupakan media dalam
mempermudah komunikasi antar lokasi yang berbeda. Jaringan
telekomunikasi diantaranya adalah jaringan telepon. Perumahan Solo
Baru dalam Kerangka system telekomunikasi termasuk ke dalam
wilayah usaha Divisi Regional (Divre IV) yang meliputi wilayah
Propinsi Jawa Tengah dan DIY. Keberadaan jaringan telepon disuatu
wilayah akan memberikan kemudahan bagi penduduk yang berada di
dalamnya untuk melakukan komunikasi dengan penduduk lain di
wilayah yang berbeda.
Untuk penyediaan jaringan telepon umum di Perumahan Solo
Baru hanya terdapat di area perdagangan, sedangkan di lingkungan
perumahan tidak terdapat telepon umum. Pada umumnya hampir
seluruh rumah di Solo Baru sudah terlayani jaringan telepon hunian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
h. Jaringan Parkir
Alokasi penyediaan jaringan parkir di Perumahan Solo Baru
hanya terdapat pada area perdagangan. Sedangkan untuk jaringan
parkir pada area hunian di Perumahan Solo Baru tidak ada, karena di
setiap rumah sudah memiliki tempat parkir bagi kendaraan
pribadinya. Lahan parkir untuk area perdagangan di Perumahan Solo
Baru berada dekat dengan area perdagangan tersebut. Untuk luasan
lahan parkir pada area perdagangan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.21 Penyediaan Lahan Parkir di Perumahan SoloBaru Tahun 2008
No Lahan Parkir Lokasi Luas (m2)1 Carefour Sektor 1 2590.62 Wisma Boga Restaurant Sektor 3 1531.33 Candi Resto Sektor 3 -4 Ruko Sektor 1 Sektor 1 1978.85 Ruko Sektor 3 Sektor 3 6315.626 Ruko Sektor 6 Sektor 6 331.5
Luas Total 12747.82Sumber : PT.Pondok Solo Permai, Citra Satelit Tahun 2010
Lahan parkir di pusat perdagangan Carefour terdiri dari dua
jenis parkir yaitu untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda
empat. Untuk kendaraan roda empat disediakan lahan parkir seluas
1944 m2 dan untuk roda dua disediakan lahan parkir seluas 646.6
m2. Sedangkan untuk penyediaan lahan parkir di area ruko
disediakan tepat di depan ruko dengan alokasi bervariasi berdsarkan
luas ruko. Untuk Wisma Boga Restaurant memiliki lahan parkir
yang berlokasi di dalam komplek restaurant. Tetapi untuk candi resto
tidak memiliki lahan parkir dan lokasi parkir menggunakan badan
jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Gambar 3.17 Jaringan Parkir di Perumahan Solo Baru
L. Pandangan Masyarakat Terhadap Kondisi dan Kualitas Sarana
Prasarana di Perumahan Solo Baru.
Sarana prasarana merupakan salah satu alat yang sering digunakan
masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu lingkungan hunian.
Dalam hal ini masyarakat sangat pahan dan mengerti tentang kondisi sarana
prasarana yang berada dilingkungan huniannya. Sama hal nya yang terjadi di
Perumahan Solo Baru, masyarakat penghuni Perumahan Solo Baru sangat
tahu tentang kondisi sarana prasarana dilingkungannya. Berdasarkan persepsi
masyarakat Perumahan Solo Baru tersebut dapat menggambarkan kualitas
sarana dan prasarana yang ada.
Hampir 60 responden masyarakat menilai kualitas sarana Perumah Solo
Baru baik. Hal ini terlihat dari Tabel 3.22 yang menunjukan lebih dari 50%
responden mengatakan bahwa kwalitas setiap sarana diperumahan Solo Baru
Baik. Hanya terdapat satau sarana yang kurang dari 50% responden
menjawab baik yaitu wihara sektor 9. Penduduk Perumahan Solo Baru
menilai 20 responden mengatakan baik dan 7 mengatakan sedang saja dan 33
tidak menjawab tentang kualitas wihara. Selain itu terdapat sarana yang
belum terdapat di Perumahan Solo Baru yaitu posyandu, balai pengobatan,
tempat praktek dokter, mushola, Pura, warung, pasar lingkungan, balai
pertemuan, gedung serbaguna, gedung bioskop dan pemakaman umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Tabel 3.22 Kualitas Sarana di Perumahan Solo BaruSarana Baik Sedang Buruk
Taman Kanak-kanak 55 5 0Sekolah Dasar 54 3 3SLTP 44 11 0SLTA 60 0 0Perguruan Tinggi 60 0 0Rumah Sakit Umum 60 0 0Posyandu * * *Balai Pengobatan * * *Klinik Bersalin 44 16 0Puskesmas Pembantu 52 8 0Puskesmas dan balai pengobatan 39 21 0Tempat praktek dokter * * *Apotik 39 21 0Musholla/langgar * * *Mesjid lingkungan 60 0 0Gereja 47 3 0Pura * * *Wihara 20 7 0Warung * * *Pertokoan 50 5 0Pusat pertokoan + pasar lingkungan * * *Pusat perbelanjaan dan niaga 60 0 0Balai Pertemuan * * *Balai Karang taruna/balai pertemuan * * *Gedung serbaguna * * *Gedung bioskop * * *Fasiltas Rekreasi Lainnya 60 0 0Taman/tempat main 60 0 0Taman dan lapangan olah raga 10 0 0Jalur hijau 60 0 0Pemakaman Umum * * ** Sarana yang belum ada di Perumahan Solo Baru Sumber :Hasil survei
Tabel 3.23 Kualitas Prasarana di Perumahan Solo BaruPrasarana Baik Sedang Buruk
Jalan Kolektor Primer 60 0 0Jalan Lokal Sekunder I 60 0 0Jalan Lokal Sekunder II 59 1 0Jalan Lingkungan I 52 8 0Jalan Lingkungan II 52 2 6Drainase Saluran Primer 39 21 0Drainase Saluran Sekunder 30 0 0Drainase Saluran Sekunder Kecil 38 2 0Jaringan Air Bersih 42 12 6Jaringan Limbah 60 0 0Jaringan Sampah 58 1 1Jaringan Listrik 60 0 0Jaringan Telepon 60 0 0Jaringan Parkir 58 2 0
Sedangkan penilaian kualitas prasarana Perumahan Solo Baru
menunjukan bahwa kualitas prasarana baik, hal ini dilihat dari 50% lebih
Sumber :Hasil survei
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
semua responden menjawab bahwa prasarana Perumahan Solo Baru dinilai
baik. Akan tetapi terdapat 6 reponden yang menilai prasarana jalan dan
jaringan air bersih buruk. Responden tersebut menilai jalan lingkungan II di
sektor 7 buruk karena dari pembangunan tahun 1986 yang berupa aspal belum
pernah diperbaiki lagi. Untuk jaringan air bersih 3 penduduk yang berada di
sektor 7 dan 10 menilai kualitas air bersih yang mereka gunakan buruk
sedangkan 3 orang menilai baik dan 5 orang menilai buruk. Kemungkinan
sektor 7 kualitas air bersih mengalami penurunan disebabkan oleh naiknya air
Sungai Bengawan Solo melihat lokasi sektor 7 berada di tepi sungai tersebut.
Untuk penurunan air bersih di sektor 10 karena kondisi tanah memang tidak
baik untuk dibangun perumahan selain keterbatasan sumber air bersih juga
kembang kerut tanah yang sangat tinggi.