Tugas Akhir Nabil
-
Upload
andi-prasetio -
Category
Documents
-
view
809 -
download
172
description
Transcript of Tugas Akhir Nabil
1
TINJAUAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN RUMAH
PROYEK PERUMAHAN SUKUN PT. ABC
TUGAS AKHIR
Oleh :
Nabila Novia Satyari
123141914111018
PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI TERAPAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
2
TINJAUAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN RUMAH
PROYEK PERUMAHAN SUKUN PT. ABC
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Program Diploma III Akuntansi
Oleh :
Nabila Novia Satyari
123141914111018
PENDIDIKAN VOKASI
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI TERAPAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan
tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Program Diploma III Akuntansi Terapan di Program Pendidikan Vokasi
Universitas Brawijaya dengan judul Tinjauan Perhitungan Harga Pokok
Penjualan Rumah Proyek Perumahan Sukun PT. ABC.
Penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung baik dalam bentuk dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah
diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS selaku Ketua Program Pendidikan
Vokasi Universitas Brawijaya.
2. Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, MS selaku Pembantu Dekan 1 Program
Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya.
3. Susenohaji, SE, Ak, MSi selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi
Terapan serta Dosen Pembimbing On The Job Training dan Tugas
Akhir yang telah membimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini.
4. Suyono, SE, Ak, CA selaku Pembimbing Perusahaan yang telah
banyak memberikan saran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa
dan dukungannya baik moril maupun materi.
6. Saudaraku tersayang Reny, Lita, dan Nadia yang selalu memberikan
semangat, motivasi, serta dukungan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini.
7. Semua Dosen Pengajar Akuntansi Terapan yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis.
8. Direktur utama dan semua staf-staf PT. ABC, yang telah membantu
memberikan informasi dalam menyusun Tugas Akhir.
9. Seseorang yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, tawa,
canda, semangat, dorongan dan juga doa’nya untuk penulis. Zeinendyo
Anging, terimakasih atas nasihat yang diberikan, terimakasih telah
menjadi teman, sahabat, kakak, dan pacar yang selalu memberikan
dukungan membangun saat penulis sedang jatuh sekalipun,
terimakasih tetap selalu ada dan sabar menghadapi penulis
bagaimanapun keadaannya.
10. Sahabat-sahabat tercinta saya Rizky Azizia, Rita Novikartikasari, Ade
Noorlita, Nandia Samlistya, Mona Triana, Risca Dwi Jayanti, Putri
Dewi, Sekly Bestyantari yang selalu memberikan semangat, support,
motivasi dan berbagai informasi yang bermanfaat.
v
11. Teman-teman SGR-27G Rany Nurmalasari, Rahayu Hosniyati, Intan
Widyaningrum, Aesty Arievia, Agustina, dan Maya Puspito
terimakasih atas segala semangat kalian untuk penulis, terimakasih
atas segala kebersamaan kita yang tak akan terlupakan, untuk segala
cerita, canda, serta tawa yang telah kalian berikan.
12. Teman-teman senasib, sepenanggungan, dan seperjuanganku seluruh
keluarga besar Akuntansi Vokasi angkatan 2012 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih karena kalian telah
menjadi teman-teman yang baik selama perkuliahan, teman-teman
yang kocak sehingga membuat masa-masa kuliah menjadi berwarna
dan bermakna. Sukses selalu untuk kalian semua.
13. Semua pihak–pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan tugas akhir ini. penulis juga berharap tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Malang, 9 Mei 2015
Penulis
vi
ABSTRAK
Tinjauan Perhitungan Harga Pokok Penjualan Rumah
Proyek Perumahan Sukun PT. ABC
Oleh :
Nabila Novia Satyari
123141914111018
Salah satu kota di provinsi Jawa Timur khususnya kota Malang yang tiap
tahunnya mengalami peningkatan jumlah mahasiswa. Tentunya hal ini
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian kota
Malang salah satunya dapat dilihat pada bidang properti. Studi kasus ini
dilaksanakan pada PT. ABC yang bergerak di bidang general contractor dan
khususnya developer. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perusahaan melakukan perhitungan harga pokok penjualan rumah untuk tipe
36/66, tipe 40/72, dan 45/84 pada proyek Perumahan Sukun. Studi kasus ini
menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh langsung dari perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara, dan kerja praktik.
Adapun hasil dari studi kasus ini adalah : pertama, perusahaan telah
menerapkan perhitungan harga pokok produksi rumah berdasarkan unsur biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Kedua,
dalam menentukan harga pokok penjualan, perusahaan menambahkan harga
pokok produksi rumah dengan harga pokok tanah sesuai dengan luas tanah
masing-masing tipe rumah yang diproduksi. Ketiga, margin laba kotor yang
diperoleh perusahaan untuk rumah tipe 36/66 sebesar 126% untuk rumah tipe
40/72 sebesar 135% dan untuk rumah tipe 45/84 sebesar 158%. Dari ketiga tipe
tersebut penyumbang laba kotor terbesar terdapat pada rumah tipe 45/84.
Kata kunci : Harga Pokok Penjualan, Harga Pokok Produksi, Biaya
vii
ABSTRACT
Overview Calculation of Cost of Goods Sold Houses
Housing project Sukun PT. ABC
Oleh :
Nabila Novia Satyari
123141914111018
One city in the province of East Java town of Malang particularly
annually increasing number of students. Obviously this is a pretty big impact for
economic growth in the city of Malang one of which can be seen in the property
sector. This case study conducted at PT. ABC is engaged in the general
contractor and in particular developer. This case study aims to determine how the
company conducts calculation of the cost of home sales for 36/66 type, type 40/72,
and 45/84 on Sukun Housing project. This case study using qualitative methods
using secondary data obtained directly from the company. Data collection
technique used observation, interview, and work practices.
The results of this case study are: first, the company has implemented the
calculation of cost of production house based element of the cost of materials,
direct labor costs, and factory overhead costs. Second, in determining the cost of
goods sold, the company added the cost of production house with a base price of
land in accordance with a land area of each type of manufactured homes. Thirdly,
gross profit margin from the company to house type 36/66 by 126% for houses of
135% type 40/72 and 45/84 for the house type of 158%. Of the three types is the
largest contributor to gross profit are on the house type 45/84.
Keywords : Cost of Sales, Cost of Production, Costs
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 5
1.4 Maksud dan Tujuan Tugas Akhir ...................................................... 6
1.5 Kegunaan Laporan Tugas Akhir ......................................................... 6
1.6 Metodologi Laporan Tugas Akhir ...................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................... 8
1.8 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ........................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
2.1 Akuntansi Biaya .................................................................................. 10
2.1.1 Definisi Akuntansi Biaya ........................................................... 10
2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya ............................................................ 11
2.2 Biaya ................................................................................................... 11
2.2.1 Definisi Biaya ............................................................................ 11
2.2.2 Klasifikasi Biaya ........................................................................ 13
ix
2.3 Harga ................................................................................................... 16
2.3.1 Pengertian Harga ........................................................................ 16
2.3.2 Pengertian Harga Jual ................................................................ 17
2.3.3 Penetapan Harga Jual ................................................................. 18
2.3.4 Langkah-langkah Dalam Penetapan Harga Jual ........................ 19
2.3.5 Tujuan Penetapan Harga Jual ..................................................... 20
2.3.6 Metode Penetapan Harga Jual .................................................... 21
2.4 Harga Pokok Penjualan ....................................................................... 23
2.4.1 Pengertian Harga Pokok Penjualan ............................................ 25
2.5 Metode-metode Harga Pokok Penjualan ............................................ 26
2.6 Sistem Harga Pokok ............................................................................ 28
2.7 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi .................................... 29
2.8 Tahapan Perhitungan HPP Perusahaan Developer ............................. 32
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 34
3.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................. 34
3.2 Lokasi Perusahaan .............................................................................. 35
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 36
3.4 Aktivitas Bisnis Perusahaan ................................................................ 39
3.5 Pengelompokkan Biaya ...................................................................... 40
3.6 Perhitungan HPP Tanah ...................................................................... 41
3.7 Perhitungan Harga Pokok Produksi .................................................... 42
3.7.1 Rumah Tipe 36/66...................................................................... 42
3.7.2 Rumah Tipe 40/72...................................................................... 46
3.7.3 Rumah Tipe 45/84...................................................................... 49
3.8 Perhitungan Harga Pokok Penjualan .................................................. 52
3.8.1 Rumah Tipe 36/66...................................................................... 53
3.8.2 Rumah Tipe 40/70...................................................................... 53
3.8.3 Rumah Tipe 45/84...................................................................... 53
3.9 Perhitungan Laba Kotor Per Unit ....................................................... 53
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 55
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 55
5.2 Saran .................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57
LAMPIRAN ....................................................................................................... 58
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Harga Pokok Penjualan ...................................................... 32
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. ABC ............................................................ 36
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tipe Rumah Yang Diproduksi .............................................................. 42
Tabel 3.2 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 36/66 ........................................... 42
Tabel 3.3 Total Biaya Material Rumah Tipe 36/66 .............................................. 43
Tabel 3.4 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rumah Tipe 36/66 ..................... 45
Tabel 3.5 Total Biaya Overhead Pabrik Rumah Tipe 36/66 ................................. 45
Tabel 3.6 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 40/72 ........................................... 46
Tabel 3.7 Total Biaya Material Rumah Tipe 40/72 .............................................. 46
Tabel 3.8 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rumah Tipe 40/72 ..................... 48
Tabel 3.9 Total Biaya Overhead Pabrik Rumah Tipe 40/72 ................................. 48
Tabel 3.10 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 45/84 ......................................... 49
Tabel 3.11 Total Biaya Material Rumah Tipe 45/84 ............................................ 49
Tabel 3.12 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rumah Tipe 45/84 ................... 51
Tabel 3.13 Total Biaya Overhead Pabrik Rumah Tipe 45/84 ............................... 52
Tabel 3.14 Laba Kotor Per Unit ............................................................................ 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 PT. ABC Site Plan Perumahan Sukun .......................................... 58
Lampiran 2 PT. ABC Site Plan Rumah Tipe 36/6 .......................................... 59
Lampiran 3 PT. ABC Site Plan Rumah Tipe 40/72 ........................................ 60
Lampiran 4 PT. ABC Site Plan Rumah Tipe 45/84 ......................................... 61
Lampiran 5 PT. ABC Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 36/66 ................... 62
Lampiran 6 PT. ABC Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 40/72 ................... 64
Lampiran 7 PT. ABC Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 45/84 ................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang padat akan penduduknya.
Hal itu disebabkan karena tingkat kelahiran yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya. Beberapa tahun
terakhir ini kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal cukup meningkat,
karena mempunyai fungsi yang penting bagi masyarakat untuk kelangsungan
hidup setiap individu. Kota malang merupakan salah satu kota pendidikan di
provinsi Jawa Timur. Hal itu menyebabkan banyaknya masyarakat dari luar
kota ataupun luar provinsi yang menempuh pendidikan di kota Malang.
Dengan bertambahnya jumlah masyarakat dari luar kota Malang maka
berdampak pada kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal. Selain itu letak
kota Malang yang berdekatan dengan kota wisata Batu menjadikan kota
Malang sangat prospek untuk menjadi pilihan berinvestasi. Dengan demikian
prospek bidang usaha properti di kota Malang sangat berpotensi.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang
properti tersebut, maka persaingan yang bergerak di bidang properti ini
semakin ketat. Dan pada umumnya perusahaan didirikan untuk beroperasi
secara terus menerus. Tujuan ini bukanlah merupakan sesuatu yang terjadi
secara kebetulan, karena keberhasilan hanya dapat terjadi jika semua tahap-
tahap kegiatan yang akan dilakukan harus direncanakan secara seksama dan
2
teliti serta terperinci oleh mereka yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
perusahaan.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha properti adalah
PT. ABC. PT. ABC berlokasi di area ruko Soekarno Hatta kota Malang.
Perusahaan ini bergerak di bidang general contractor dan developer. Target
pasar PT. ABC adalah masyarakat menengah keatas.
Untuk dapat terus bertahan dan maju dalam persaingan suatu
perusahaan harus menciptakan perbedaan-perbedaan yang lebih baik dari
produk yang ditawarkan oleh pesaing perusahaan baik dalam harga, kualitas
produk, pelayanan yang diberikan kepada konsumen, maupun dalam strategi
pemasaran.
Perlunya strategi harga dalam perusahaan akan mempengaruhi tingkat
penjualan produk yang dihasilkan. Strategi harga yang ditawarkan
perusahaan sebaiknya tidak hanya memperhatikan harga namun perlu
memperhatikan faktor-faktor diluar harga yang memperngaruhi jumlah
permintaan, situasi pasar global, perilaku konsumen, siklus kehidupan
produk, dll, sehinga strategi penetapan harga ini dapat terarah, efektif dan
sesuai dengan tujuan perusahaan atas produk yang dihasilkan. Strategi harga
yang diterapkan pada PT. ABC sendiri yaitu harga jual yang ditetapkan
perusahaan sudah termasuk biaya sertifikat rumah, biaya ijin mendirikan
bangunan, biaya PLN 1300 w, biaya PDAM, dan juga lebih bermain dengan
diskon.
Harga adalah salah satu variabel bauran pemasaran yang penting bagi
perusahaan. Perusahaan melakukan penetapan harga untuk membedakan
3
penawarannya dari pesaing. Sedangkan bagi konsumen, harga merupakan
segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk
memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dan barang
beserta pelayanan dari suatu produk.
Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang
mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat
mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang
dari biaya standar yang ditentukan. Biaya standar adalah biaya yang
ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai
kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-
faktor lain tertentu. Pada PT. ABC, biaya standar digunakan dalam
penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya). Dimana RAB berfungsi
sebagai acuan perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi dan
perhitungan HPP.
Pada dasarnya akuntansi biaya bertujuan untuk menyediakan
akuntansi biaya bagi manajemen yang akan dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengelola perusahaan. Agar akuntansi biaya dapat
mencapai tujuan tersebut, setiap biaya yang terjadi di dalam perusahaan harus
dicatat dan digolongkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penentuan
harga pokok penjualan secara teliti, pengendalian biaya, dan analisa biaya.
Apabila terdapat kesalahan dalam penentuan harga pokok penjualan, maka
tentunya hal tersebut akan mempengaruhi harga jual produk yang
4
bersangkutan dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi tingkat penjualan
produk dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pada sektor properti harga jual untuk produk yang dihasilkan biasanya
ditentukan oleh harga pokok bangunan yang ditambah dengan harga pokok
tanah dan ditambah dengan suatu presentasi laba tertentu yang diinginkan
oleh perusahaan. Jika harga pokok terlalu tinggi atau terlalu rendah, hal ini
akan mempengaruhi laba rugi perusahaan, sehingga besar resikonya jika
perusahaan tidak teliti dalam memperhitungkan harga pokok suatu bangunan.
Perusahaan didirikan dengan orientasi memperoleh laba yang
maksimal. Agar dapat bertahan dalam persaingan maka perlu ditetapkan
kebijakan-kebijakan dalam menciptakan strategi untuk merebut pasar. Salah
satu cara adalah dengan menekan harga pokok penjualan tanpa mengurangi
mutu atau kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menghitung dan mengalokasikan harga pokok penjualan tersebut secara
layak dan tepat.
Harga pokok penjualan merupakan salah satu informasi penting yang
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, perencanaan laba,
pengendalian biaya, penyusunan, anggaran dan sebagainya. Oleh sebab itu,
perhitungan harga pokok penjualan yang tepat menjadi sangat penting.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok penjualan dapat memberikan
pengaruh terhadap keputusan yang diambil pihak manajemen.
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok penjualan menyebabkan
harga pokok penjualan menjadi terlalu tinggi atau rendah. Jika harga pokok
penjualan terlalu tinggi dan digunakan sebagai dasar harga jual produk akan
5
mengakibatkan barang tidak laku dijual karena tidak mampu bersaing
dipasaran. Dan sebaliknya, jika perhitungan harga pokok penjualan terlalu
rendah akan dapat merugikan perusahaan. Kesalahan dalam perhitungan
harga pokok penjualan juga akan berpengaruh pada target pasar PT. ABC itu
sendiri. Jika harga pokok penjualan terlalu tinggi dan digunakan sebagai
dasar penentuan harga jual akan mempengaruhi target pasar perusahaan yaitu
masyarakat menengah keatas untuk membeli produk perusahaan.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas masalah
perhitungan penetapan harga pokok penjualan rumah proyek Perumahan
Sukun pada PT. ABC sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul
Tinjauan Perhitungan Harga Pokok Penjualan Rumah Proyek
Perumahan Sukun pada PT. ABC.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis mencoba
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan harga pokok penjualan rumah proyek
Perumahan Sukun pada PT. ABC ?
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan saat mengerjakan tugas akhir lebih terfokus, maka
observasi tugas akhir ini di batasi dalam hal :
1. Perhitungan harga pokok penjualan rumah proyek Perumahan Sukun
untuk tipe 36/66, tipe 40/72, dan tipe 45/84.
6
1.4 Maksud dan Tujuan Tugas Akhir
Maksud dilaksanakan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sistem
informasi akuntansi perusahaan yang selama ini berjalan, dengan melihat
aktivitas penjualan khususnya dalam perhitungan harga pokok yang
dilakukan oleh PT. ABC sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
sidang Diploma III Program Pendidikan Vokasi Bidang Keahlian Akuntansi
Terapan Universitas Brawijaya.
Sesuai dengan masalah yang teridentifikasi di atas, maka tujuan
penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan harga pokok penjualan
rumah proyek Perumahan Sukun pada PT. ABC.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis laba kotor setiap unit rumah proyek
Perumahan Sukun pada PT. ABC.
1.5 Kegunaan Laporan Tugas Akhir
Penulisan Laporan Tugas Akhir yang dilakukan melalui tinjauan
perusahaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi perusahaan, metode harga pokok penjualan ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan
guna mencapai laba perusahaan untuk mengadakan peningkatan dan
perbaikan dari segala bidang dan juga bermanfaat untuk kelancaran
aktivitas perusahaan guna menunjang kemajuan perusahaan.
2. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis
khusunya dalam mengenai perhitungan harga pokok penjualan pada
perusahaan properti. Serta menambah pengetahuan dan pengalaman
7
penulis dengan cara membandingkan teori yang sudah diterima selama
masa kuliah dengan kenyataan yang dihadapi dalam dunia kerja.
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dapat bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan tidak menutup kemungkinan
sebagai dasar penelitian lebih lanjut di bidang ini.
1.6 Metodologi Laporan Tugas Akhir
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang menganalisis tentang
gambaran kondisi perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis
berdasarkan teori sehingga pada akhirnya mendapatkan sebuah kesimpulan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
Penelitian langsung pada perusahaan untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini penulis melakukan
kegiatan yang meliputi pengenalan akan kegiatan usahanya dan
pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang menjadi
pokok bahasan dalam Laporan Tugas Akhir. Adapun teknik yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi (Observation)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada
objek perusahaan yang akan diteliti melalui pengamatan dan
pencatatan yang diperoleh kebenarannya.
8
b. Wawancara (Interview)
Yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan pimpinan
dan karyawan perusahaan yang bersangkutan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bidang yang diteliti dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini.
c. Kerja Praktik
Yaitu peninjauan secara langsung ke perusahaan yang menjadi
objek pengamatan selama waktu yang ditentukan.
2. Penelitian Kepustakaan
Yaitu penulis melakukan studi kepustakaan dengan membaca,
mempelajari dari buku-buku referensi yang ada hubungannya dengan
penulisan tugas akhir ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah untuk dibaca dan dimengerti, maka penulis
membuat sistematika penulisan pada Tugas Akhir ini. Adapun sistematika
penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, maksud dan tujuan tugas akhir, kegunaan laporan tugas akhir,
metodologi laporan tugas akhir, sistematika penulisan, dan lokasi & waktu
kerja praktek.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang pengenalan tentang akuntansi
biaya, tujuan akuntansi biaya, biaya, klasifikasi biaya, harga, penetapan
9
harga, langkah-langkah penetapan harga, tujuan penetapan harga, metode
penetapan harga, harga pokok penjualan, metode harga pokok penjualan,
sistem harga perusahaan, metode pengumpulan harga pokok produksi, dan
tahapan perhitungan HPP perusahaan developer.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum perusahaan,
pengelompokkan biaya pada PT. ABC, perhitungan harga pokok tanah,
perhitungan harga pokok bangunan, perhitungan harga pokok penjualan
rumah, dan perhitungan laba kotor per unit.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan mengenai kesimpulan
yang penulis ambil dari pembahasan pada bab-bab yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pemecahan masalah tersebut.
1.8 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik
Untuk memperoleh data dan informasi dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini, penulis mengadakan kerja praktik disebuah perusahaan yang
bergerak dibidang usaha properti bernama PT. ABC yang berlokasi di area
Ruko Soekarno Hatta, Malang. Waktu kerja praktik ini dilakukan terhitung
sejak 2 Februari 2015 sampai dengan 28 Februari 2015.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan perangkat yang dibutuhkan
manajemen untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki
kualitas, meningkatkan efesiensi serta membuat keputusan-keputusan yang
bersifat rutin maupun yang bersifat strategis. Berkaitan dengan hal tersebut,
akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam memilih sistem dan
prosedur dari alternatif yang terbaik, guna dapat menaikkan pendapatan
maupun menurunkan biaya.
2.1.1 Definisi Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya adalah :
“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan
cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.”
Sedangkan menurut Bustami dan Nurela (2013:4) Akuntansi biaya
adalah :
“Akuntansi biaya adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari
bagaimana cara mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya yang
digunakan. Disamping itu akuntansi biaya juga membahas tentang
penentuan harga pokok produksi dari suatu produk yang diproduksi dan
dijual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persedian produk
yang dijual.”
11
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya
merupakan salah satu cabang yang mencatat, menghitung, menganalisa,
mengawasi dan melaporkan kepada manajemen mengenai informasi biaya
dan produksi. Laporan biaya ini juga disajikan untuk membantu
pengambilan keputusan.
2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2010:7) menyatakan bahwa :
“Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok : penentuan cost produk,
pengendalian biaya dan pengambilan keputusan.
Maka secara garis besar tujuan akuntansi biaya adalah membantu
manajemen dalam memberikan informasi yang memadai mengenai harga
pokok juga sebagai alat pengendalian biaya serta pengambilan keputusan
yang diperlukan.
2.2 Biaya
2.2.1 Definisi Biaya
Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, baik
manufaktur maupun jasa. Umumnya macam biaya yang terjadi dan cara
klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya. Istilah biaya umumnya
digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa
yang tidak dapat dikapitalisir nilainya.
Informasi biaya sangat penting dalam membuat perencanaan,
pengendalian, penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan
bahkan evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Untuk itu
manajemen harus mempunyai informasi yang lengkap mengenai
perusahaan terutama dalam informasi biaya. Jumlah biaya juga diperlukan
12
untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis termasuk operasi
personalia, pemasaran, dan departemen akuntansi.
Menurut Mulyadi (2010:8) menyatakan bahwa pengertian dalam
arti luas adalah :
“Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk
tujuan tertentu.”
Menurut Bustami dan Nurela (2013:7) menyatakan bahwa :
“Biaya atau cost adalah pengorbanan ekonomis yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan
sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca.”
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2009:47) menyatakan
bahwa :
“Biaya adalah asset kas atau nonkas yang dikorbankan untuk barang dan
jasa yang diharapkan keuntungannya bagi perusahaan pada masa sekarang
atau masa yang akan datang.”
Tidak semua pengorbanan sumber ekonomi disebut dengan istilah
biaya. Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan pengorbanan
sumber ekonomi, baik yang sudah terjadi maupun yang secara potesial akan
terjadi adalah kos atau rugi. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa biaya mempunyai 4 unsur pokok, yaitu :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
13
2.2.2 Klasifikasi Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam
cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang
hendak dicapai dengan penggolongan tersebut.
Menurut Mulyadi (2010:13) biaya dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Objek pengeluarannya
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perilaku volume biaya
5. Jangka waktu manfaatnya
Adapun penjelasan dari penggolongan biaya diatas adalah sebagai
berikut :
1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluarannya
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek
pengeluarannya adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang
berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contonya adalah
biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya
14
bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-
bagian, baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan
dengan proses produksi.
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi,
biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji
karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran,
biaya contoh (sample).
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya-biaya yang mengkoordinasi kegiatan produksi
dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji
karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, dan bagian
hubungan masyarakat, biaya pemerikasaan akuntan, dan biaya
photocopy.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya Dengan Sesuatu
Yang Dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubungannya dengan sesuatu dibiayai, biaya dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu :
a. Biaya langsung (direct cost)
Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
15
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan
produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau
biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilaku Biaya Dalam
Hubungannya Dengan Perubahan Volume Aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya
dapat digolongkan menjadi :
a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya
variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan voleme kegiatan. Biaya semi variabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu.
d. Biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah totalnya tetap dalam
kaisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji
direktur produksi.
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Pemanfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
manjadi dua, yaitu :
16
a. Pengeluaran modal (capital expenditures)
Merupakan biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
periode akuntansi (satu tahun kalender).
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Merupakan biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode
akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
2.3 Harga
2.3.1 Pengertian Harga
Menurut Swasta (2005:52) pada bidang ekonomi, harga, dan
faedah merupakan istilah–istilah yang berhubungan. Faedah adalah atribut
suatu barang yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah
uangkapan secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik
barang lain dalam pertukaran. Tetapi perekonomian kita bukan sistem
barter, maka untuk mengadakan atau untuk mengukur nilai suatu barang
kita menggunakan uang, dan istilah yang dipakai adalah harga. Jadi harga
adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.
Biasanya penjual menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi
barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang
memuaskan. Memang sulit untuk mendefinisikan harga. Pada sebuah mobil
misalnya, harga yang ditetapkan termasuk pula harga radio, kaset, atau alat
pendingin udara dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan lain harga dapat
didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Menurut
Swasta (2005:52) secara singkat harga dapat dikatakan bahwa :
17
“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:67) berpendapat
bahwa :
“harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah
elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur
produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak
waktu.”
Harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang
memberikan pendapatan bagi perusahaan, harga seringkali digunakan
sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan
manfaat yang dirasakan suatu barang atau jasa. Untuk menetapkan tingkat
harga biasanya perusahaan melakukan percobaan terhadap pasarnya.
Pengujian tersebut untuk mengetahui apakah pasar menerima atau menolak
harga yang ditetapkan oleh perusahaan. Keputusan tentang penetapan harga
tersebut perlu diintegrasikan dengan keputusan tentang produk. Hal ini
disebabkan karena harga merupakan bagian dari penawaran sebuah produk.
2.3.2 Pengertian Harga Jual
Menurut Hansen dan Mowen (2006:633) mendefinisikan sebagai
berikut :
“Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha
kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau
diserahkan”.
18
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:439) berpendapat
bahwa :
“Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat,
karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang diinginkan
perusahaan. Karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen
adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang
terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk
suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen.
2.3.3 Penetapan Harga Jual
Salah satu keputusan sulit yang dihadapi suatu perusahaan adalah
menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang mungkin dipakai
sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan atas biaya, persaingan,
permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut
berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
Menurut Kotler (2009:75) menerangkan bahwa :
“Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali mereka
mengembangkan produk baru, ketika perusahaan mengenalkan produk
regulernya ke saluran distribusi atau wilayah geografis baru, dan ketika
perusahaan memasukkan penawaran pekerjaan kontrak baru. Perusahaan
19
harus memutuskan dimana memposisikan produknya berdasrkan kualitas
dan harga.”
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara.
Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh
manajemen puncak bukan oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada
perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh
manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga
menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan
persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.
Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran
pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan bagi
bisnis. Keputusan-keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam
menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peran penting dalam
pembentukan citra bagi perusahaan tersebut.
2.3.4 Langkah-langkah Dalam Penetapan Harga Jual
Menurut Buchory & Saladin (2010:160) langkah-langkah dalam
penetapan harga jual bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Menyelesaikan tujuan penetapan harga
b. Menentukan permintaan (determinant demand)
c. Memperkirakan biaya
d. Menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing
e. Memilih metode penetapan harga
f. Memilih harga akhir
20
2.3.5 Tujuan Penetapan Harga Jual
Menurut Kotler (2009:76) ada lima tujuan utama penetapan harga.
Tujuan-tujuan tersebut yaitu :
1. Kemampuan Bertahan
Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama
mereka jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat,
atau keinginan konsumen yang berubah.
2. Laba Saat Ini Maksimum
Banyak perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan
memaksimalkan laba saat ini. Mereka memperkirakan permintaan dan
biaya yang berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih harga yang
menghasilkan laba saat ini, arus kas, atau tingkat pengembalian atas
investasi maksimum.
3. Pangsa Pasar Maksimum
Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasar mereka,
mereka percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya unit
akan semakin rendah dan laba jangka panjang akan semakin tinggi.
Mereka menetapkan harga terendah, mengasumsikan pasar sensitive
terhadap harga.
4. Pemerahan Pasar Maksimum
Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga
tinggi untuk memaksimalkan pasar. Pada penetapan harga ini
perusahaan mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi
nantinya harga akan turun mengikuti jaman.
21
5. Kepemimpinan Kualitas Produk
Perusahaan mungkin berusaha menjadi pemimpin kualitas produk di
pasar, banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau”.
Produk atau jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas
anggapan, selera, dan status yang tinggi dengan harga yang cukup
tinggi agar tidak berada diluar jangkauan konsumen.
Apapun tujuan khususnya, bisnis menggunakan harga sebagai alat
strategis akan menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang
hanya membiarkan biaya atau pasar menentukan penetapan harga mereka.
2.3.6 Metode Penetapan Harga Jual
Menurut Swasta (2000:54-56) ada beberapa metode penetapan
harga :
1. Metode Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
a. Cost-Plus Pricing
Penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu unit
barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah
dengan suatu jumlah tertentu untuk menutup laba yang diinginkan
(disebut margin) pada unit tersebut, formulanya dapat dilihat
berikut ini :
Biaya Total + Margin = Harga Jual
b. Mark-up Pricing Method
Variasi lain dari metode cost-plus adalah mark-up pricing method
yang banyak dipakai oleh para pedagang. Pedagang yang membeli
22
barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah
menambah harga beli dengan sejumlah mark-up.
Harga Beli + Mark-up = Harga Jual
Mark-up merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya.
Keuntungan bisa diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. Jadi,
mark-up terdiri dari laba yang diinginkan ditambah dengan biaya
marketing.
2. Metode Penetapan Harga Dalam Hubungannya Dengan Pasar
a. Penetapan harga sama dengan harga pesaing
b. Penetapan harga di bawah harga pesaing
c. Penetapan harga di atas harga pesaing
3. Metode Penetapan Harga Berdasarkan Keseimbangan Permintaan
dan Penawaran
Metode penetapan harga yang berdasarkan keseimbangan
permintaan dan penawaran dan permintaan adalah penetapan analisis
marjinal. Analisis marjinal yaitu analisis informasi dengan cara menguji
hasil nilai tambah ketika suatu variable meningkat akibat meningkatnya
variable lain.
4. Metode Penetapan Harga Permintaan
Metode penetapan harga ini adalah dengan analisis “Break
Event Point” yang dapat dilihat dalam formula berikutini :
Kontribusi per unit pada overhead dapat diartikan sebagai
kelebihan harga jual per unit atas biaya variabel rata-rata yang dipakai
23
untuk menutup biaya tetap. Jadi, kontribusi per unit produk pada
overhead ini dapat diperoleh dengan menggunakan formula, sebagai
berikut :
Kontribusi per unit produk pada overhead = harga jual per
unit – biaya variabel rata.
2.4 Harga Pokok Penjualan
Harga pokok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah
satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen
perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan.
Bila berbicara mengenai HPP, maka kita temukan 3 macam harga
pokok yaitu:
1. Harga Pokok Persediaan
2. Harga Pokok Produksi
3. Harga Pokok Penjualan
Ketiganya adalah komponen yang saling terkait namun bila kita
mendengar perkataan HPP, maka kita harus konsen mana yang
dimaksudkan. Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan
masing-masing tingkat manajemen. Manajer bagian pembelian (purchase
manager) lebih fokus pada harga pokok persediaan, manajer produksi
(production manager) atau manajer operasional (operation manager) lebih
fokus pada harga pokok produksi. Manajemen tingkat puncak tentunya
akan lebih cenderung fokus pada harga pokok penjualan.
Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada
perusahaan dagang maupun perusahaan industri adalah persediaan. Karena
24
harga pokok persediaan adalah bagian dari persediaan yang telah
digunakan, jadi perhatian lebih besar ditujukan pada harga pokok
persediaan cukup beralasan. Namun hal itu tidak cukup bagi manajer
operasional karena komponen biaya produksi baik biaya tenaga kerja
langsung maupun biaya overhead pabrik juga merupakan komponen
penting yang berada dalam ruang lingkup tugasnya. Karena itu manajer
produksi dan manajer operasional pada perusahaan industri akan fokus
pada harga pokok produksi yaitu harga pokok persediaan ditambah biaya
produksi. Perusahaan jasa tidak memiliki kedua komponen tersebut
sehingga pada perusahaan jasa jelas hanya harga pokok yang terdiri dari
biaya-biaya operasional.
Walaupun harga pokok adalah bagian dari laporan laba rugi namun
laporan harga pokok juga dilaporkan secara terpisah. Bentuk laporan harga
pokok disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan metode akuntansi
yang dipilih. Metode pepertual inventory adalah metode yang banyak
digunakan pada system akuntansi komputer namun masih banyak akuntan
yang masih familiar dengan metode phisikal inventory. Metode phisikal
inventory semakin ditinggalkan karena sistem akuntansi komputer dengan
metode pepertual dapat memberikan informasi setiap saat tanpa harus
menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil
perhitungan harga pokok untuk suatu produk yang akan diproduksi. Dengan
demikian diperoleh laporan harga pokok dalam bentuk rencana dan laporan
harga pokok realisasi. Biaya merupakan suatu elemen yang sangat
berpengaruh dalam sistem akuntansi biaya maupun akuntansi manajemen.
25
Dimana informasi tentang biaya yang berhubungan dengan suatu proses
produksi sangat diperlukan dalam penentukan harga pokok. Apabila tidak
ada informasi biaya atau klasifikasi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan,
perusahaan tidak akan bisa menetapkan harga pokok dengan tepat. Jadi
biaya dan harga pokok memiliki suatu hubungan yang terikat, karena biaya
merupakan elemen yang penting dalam perhitungan harga pokok.
2.4.1 Pengertian Harga Pokok Penjualan
Definisi harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry
(2002:72), yang diterjemahkan oleh Krista adalah sebagai berikut :
“Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan
dari barang yang dijual”
Ada dua manfaat harga pokok penjualan seperti dikemukakan oleh
Carter dan Usry (2002:72) dalam bukunya Cost Accounting yang
diterjemahkan oleh Krista (2002:72), yaitu :
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga
jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba,
sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan
akan diperoleh kerugian.
Menurut Mulyadi (2005:70) harga pokok penjualan merupakan
harga perolehan dari barang yang dijual oleh perusahaan, yang dihitung
dengan cara sebagai berikut :
Contoh perhitungan harga pokok penjualan dari perusahaan :
26
Persediaan awal, 1 Jan x x
Ditambah : Biaya Produksi x x
(bahan langsung yang digunakan,
Tenaga kerja langsung, overhead)
Harga pokok yang tersedia untuk dijual x x
Dikurangi : Persediaan akhir, 31 Des x x
Harga Pokok Penjualan x x
Sedangkan menurut Jusup (2001:104), harga pokok penjualan
adalah sebagai berikut :
“Harga pokok penjualan merupakan persediaan awal ditambah dengan
harga pokok barang yang dibeli sama dengan harga pokok barang yang
tersedia dijual, dan harga pokok barang yang tersedia dijual dikurangi
persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan”
2.5 Metode – Metode Harga Pokok Penjualan
Menurut Bustami dan Nurlela (2007:48) mengenai penentuan
harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu
produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara
memasukkan seluruh biaya variabel saja.
Menurut Mulyadi (2005:17-22) dalam menentukan unsur-unsur
biaya ke cost produksi terdapat dua pendekatan :
1. Full Costing
Full costing merupakan penentukan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel
27
maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut
metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
Biaya Bahan Baku x x
Biaya Tenaga Kerja Langsung x x
Biaya Overhead Pabrik Variable x x
Biaya Overhead Pabrik Tetap x x
Harga Pokok Produksi x x
2. Variable Costing
Variable costing merupakan penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berlaku variabel ke
dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variable. Dengan
demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing
terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
Biaya Bahan Baku x x
Biaya Tenaga Kerja Langsung x x
Biaya Overhead Pabrik Variable x x
Harga Pokok Produksi x x
3. Activity Based Costing
Menurut Mursyidi (2008:25) klasifikasi biaya ini dihubungkan dengan
jenis kegiatan yang menimbulkan biaya. Hal ini sangat diperlukan
dalam rangka perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based
costing). Dalam satu jalur produksi terdapat beberapa aktivitas
misalnya : persiapan produksi, pemotongan, peleburan, pencetakan,
28
perakitan, penyelesaian, pengepakan, dan pengapaian, maka jenis –
jenis biaya akan diklasifikasikan berdasarkan aktivitas tersebut.
Menurut Horngren, Foster, dan Datar (2000:140) bahwa :
“Activity Based Costing (ABC) system refine costing systems by
focusing on individual activities asthe fundamental cost object. An
activity is an event, task or unit of work with a specified puspose: for
example; design product, setting of machines, and distributing
product. ABC system calculate the cost of individual activities and
assign cost to cost object such as product and service on the basic of
the activities undertaken to produce each product each product or
service.”
2.6 Sistem Harga Pokok
Harga pokok merupakan akumulasi biaya yang telah
diklasifikasikan, dalam perhitungannya berbeda antara perusahaan
manufaktur, perdagangan, perusahaan jasa, dan perusahaan developer.
1. Pada perusahaan manufaktur, perhitungan harga pokok penjualan
terdiri dari harga pokok pabrik ditambah dengan persediaan awal
barang jadi dikurangi dengan persediaan akhir barang jadi. Sedangkan
perhitungan harga pokok pabrik terdiri dari pemakaian bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Untuk perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan manufaktur,
dimana harga pokok penjualan adalah merupakan perhitungan dari
nilai persediaan awal ditambah dengan nilai pembelian dikurangi
dengan nilai persediaan akhir.
3. Harga pokok diperlukan juga oleh perusahaan jasa seperti halnya
perusahaan manufaktur. Namun perbedaan yang sangat mencolok
29
antara perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa adalah hal
penggunaan bahan baku dimana pada perusahaan jasa tidak tergantung
pada bahan baku. Kalaupun terjadi penggunaan bahan baku jumlahnya
tidak material.
4. Untuk perusahaan developer, perhitungan harga pokok penjualan
terdiri dari harga pokok bangunan ditambah dengan harga pokok
tanah. Sedangkan perhitungan harga pokok bangunan terdiri dari
pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung, dan biaya
overhead pabrik.
2.7 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara
produksi. Secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
a. Produk atas Dasar Pesanan (Job Order Cost)
Menurut Mulyadi, yang dimaksud dengan harga pokok pesanan
adalah sebagai berikut :
“Merupakan metode pengumpulan biaya produk, dimana dalam
metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu
dan harga pokok produks per satuan dihitung dengan cara membagi
total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan”.
Siklus kegiatan perusahaan developer dimulai dengan
pengolahan bahan baku dan berakhir dengan penyerahan produk jadi
kepada user. Dalam perusahaan tesebut, siklus akuntansi biaya dimulai
dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam
proses produksi, dilanjutkan dengan proses pencatatan biaya tenaga
30
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untk
produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produksi.
Akuntansi biaya dalam perusahaan developer ini bertujuan untuk
menyajikan informasi harga pokok produksi per satuan produk jadi.
Karakteristik dalam metode pengumpulan harga pokok
produksi berdasarkan pesanan dalah sebagai berikut :
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga
pokok produksinya secara individual.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya
dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi
langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku da biaya
tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung
disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok
produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya
terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam
harga pokok pesanan berdasarkan yang ditentukan di muka.
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk
yang dihasilkan.
31
Manfaat informasi harga pokok produksi berdasarkan pesanan
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan harga jual yang dibebankan kepada pemesan.
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.
b. Produk atas Dasar Proses (Process Costing)
Setiap produk atas dasar proses (process costing) digunakan
dalam perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam jumlah
besar dalam jangka panjang. Dalam metode ini, biaya produksi
dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan
biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah
satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka
waktu yang bersangkutan.
Karakteristik dalam metode pengumpulan harga pokok
produksi berdasarkan proses adalah sebagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka
waktu tertentu.
32
Manfaat informasi harga pokok produksi berdasarkan proses
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
3. Menghitung laba atau rugi periodic.
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.
2.8 Tahapan Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Developer
Gambar 2.1 Tahapan Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan gambar 2.1 dapat dilihat bahwa perusahaan dalam
menghitung harga pokok penjualan diawali dengan pembelian bahan baku,
dilanjutkan dengan pencatatan biaya yang berhubungan dengan proses
Pembelian Bahan
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Bahan Baku Biaya Overhead
Pabrik
Pengumpulan Biaya
Produksi
Penentuan Harga
Pokok Produksi
HPP Tanah
Penentuan Harga
Pokok Penjualan
33
produksi sampai dengan dihasilkannya produk jadi diantaranya yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Selanjutnya biaya-biaya tersebut dikumpulkan dan digunakan untuk
menentukan harga pokok produksi yang selanjutnya ditambah dengan harga
pokok penjualan tanah yang kemudian akan membentuk harga pokok
penjualan produk yang dihasilkan perusahaan.
34
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perusahaan
PT. ABC merupakan badan usaha milik swasta yang didirikan pada
tahun 2010. PT. ABC pertama kali didirikan pada tanggal 8 Juli 2010
berdasarkan akta pendirian Nomor 12 dan mengalami perubahan pada
tanggal 21 November 2012 dengan Akta Notaris Nomor 7 dan disahkan
oleh Menteri Kehakiman dengan SK No. C-630.HT.0301 pada tanggal 25
Maret 2002.
Pemilik perseroan ini adalah seorang wiraswasta, selain menjadi
pemilik dia juga sebagai Direktur Utama PT. ABC.
Tujuan didirikan PT. ABC sendiri adalah untuk ikut serta
melaksanakan program pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional
dengan cara membina dan mengembangkan perusahaan atas dasar prinsip-
prinsip ekonomi yang sehat dan rasional. Semula PT. ABC ini masih dalam
bentuk CV, tetapi pada akhir tahun 2012 terjadi perubahan struktur
perusahaan yang dari awal berbentuk badan Commanditaire Vennootschap
(CV) ke Perseroan Terbatas (PT).
PT. ABC bergerak dalam bidang usaha general contractor dan
developer, sejauh ini PT. ABC sudah menjalankan berbagai proyek
diantaranya rumah Candi Agung, Kost-kostan Sigura-gura, Balai Arjosari
35
dan proyek yang sedang berjalan yaitu Perumahan Sukun dan Perumanan di
Jogogrand.
Adapun visi dan misi PT. ABC adalah sebagai berikut :
Visi
Menjadi spesialis dalam jasa kontraktor dan penciptaan
pemukiman yang indah, sehat, harmonis, dan berkualitas untuk berbagai
segmentasi pasar.
Misi
1) Membangun kawasan pemukiman yang indah, sehat, harmonis untuk
berbagai segmentasi pasar.
2) Memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam merealisasikan
program pemerintah dalam hal tempat tinggal yang layak huni untuk
masyarakat Indonesia khusunya di kawasan kota Malang.
3) Menjadi perusahaan yang terdepan, berkembang, bermanfaat dalam
percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
3.2 Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan merupakan aspek yang menunjang keberhasilan
suatu perusahaan karena dengan pemilihan lokasi perusahaan yang tepat,
kegiatan perusahaan diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Pemilihan
lokasi perusahaan yang strategis akan membuat perusahaan mudah dikenal
oleh masyarakat, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi roda
perekonomian perusahaan.
PT. ABC pada awal pendiriannya di tahun 2010, berkedudukan di
komplek Ruko Ocean Garden Soekarno Hatta, kemudian pada bulan Januari
36
tahun 2015 berpindah tempat di area Ruko Taman Niaga Soekarno Hatta,
Malang.
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu kerangka hubungan tanggung
jawab dan wewenang dari bagian-bagian organisasi dalam mencapai
tujuannya. Pada struktur tersebut ditunjukkan hubungan antara bawahan dan
pimpinan serta pimpinan dan bawahan. Pada PT. ABC ini, bagian-bagiannya
yang dikoordinasi dalam satu kesatuan yang dipimpin oleh pimpinan
perusahaan dimana pendiri perusahaan ini sekaligus menjabat sebagai
Direktur Utama. Hal tersebut mendorong perusahaan memperkuat karyawan
dengan jumlah 8 orang dan pekerja lapangan sejumlah 50 orang. Adapun
struktur organisasi PT. ABC terdiri dari :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. ABC
Job Description
Demi kelancaran operasional PT. ABC, perlu adanya struktur
organisasi yang secara tegas, wewenang, dan tanggung jawab tentang
masing-masing bagian dalam perusahaan, merupakan salah satu syarat yang
Komisaris / Direktur
Marketing
Teknik
Keuangan I
Admin Legal
Keuangan
Logistik
37
harus dipenuhi. Dalam tugas akhir ini penulis menguraikan tugass-tugas
setiap bagian yang ada di PT. ABC dimana penulis melakukan penelitian.
a. Direktur
Direktur mempunyai tanggung jawab penuh terhadap segala
kegiatan perusahaan kepada para pemegang saham dalam rapat umum
pemegang saham. Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai
berikut :
- Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya dengan baik
untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan
tujuannya dan selalu mengindahkan peraturan-peraturan yang ada.
- Mewakili perseroan didalam dan diluar tentang semua hal dan
segala kejadian yang mengikat perseroan dengan pihak lain.
- Melakukan koordinasi dengan seluruh manager dan kepala bagian
yang ada.
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerjasama, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.
- Memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya dan menilai prestasi dan potensi karyawannya.
- Memberikan otoritas atau persetujuan mengenai pengeluaran
penerimaan uang yang sesuai dengan hasil rapat umum pemegang
saham.
- Mempertanggung jawaban hasil usaha dan kegiatan perusahaan
dalam rapat umum pemegang saham.
- Mempertanggung jawabkan semua kewajiban perusahaan.
38
b. Marketing
- Mempunyai hak dan wewenang dalam memasarkan hasil-hasil
produksi dalam hal ini memasarkan rumah.
- Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek
maupun jangka panjang sesuai dengan kebijakan yang ditentukan
oleh perusahaan.
c. Bagian Keuangan
- Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencatatan semua
data keuangan yang terdapat dalam perusahaan.
- Bertanggung jawab terhadap pengawasan biaya-biaya proyek
dengan menyusun suatu anggaran.
- Bertanggung jawab terhadap bukti-bukti dan faktur penyusunan
laporan keuangan.
- Mengenai semua urusan yang berhubugan dengan pajak
- Menyusun laporan keuangan
d. Admin Legal
- Menjaga dan mengupdate informasi administrasi.
- Mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff, serta
melakukan hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat.
- Mengurus surat-surat perizinan mendirikan rumah atau bangunan
dan lain-lain
- Melayani user dalam proses pembelian rumah secara kredit dengan
pihak bank.
- Bertanggung jawab atas arsip-arsip user.
39
e. Teknik
- Mengatur dan melaksanakan proses pembangunan mulai dari
bahan baku sampai bangunan jadi.
- Membuat rekomendasi tentang kebutuhan bahan dan membuat
laporan tentang pemakaian bahan.
- Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan kerja dan
mengawasi buruh.
f. Logistik
- Mempelajari spesifikasi material dan jadwal penggunaan material.
- Memantau keluar masuknya bahan material.
- Melakukan pengadaan material sesuai jadwal.
3.4 Aktivitas Bisnis Perusahaan
PT. ABC adalah perusahaan yang lebih khusus bergerak pada
bidang developer atau pembangunan perumahan, selain itu PT. ABC juga
melayani jasa kontraktor lainnya. Perumahan-perumahan yang telah
dibangun pada umumnya dapat diterima oleh masyarakat menengah, karena
rumah yang dibangun rata-rata tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil
dengan harga yang terjangkau.
Adapun tipe-tipe rumah yang dibangun oleh PT. ABC diantaranya
tipe 36/66, 40/72, dan tipe 45/86. Sistem penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan adalah penjualan tunai dan penjualan kredit. Masyarakat selaku
konsumen diberikan sistem pembayaran melalui kredit pembayaran rakyat
(KPR) yang bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN). Kredit
perumahan ini dapat dicicil dengan bunga pinjaman yang relative rendah.
40
3.5 Pengelompokkan Biaya
PT. ABC dalam mengelompokkan biaya produksi terdiri dari biaya
langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang dapat
dengan mudah ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan. Sedangkan
biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah
ke objek biaya yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang terjadi pada PT. ABC diatas lalu digolongkan
menjadi tiga bagian, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik yang berperilaku tetap maupun variabel,
sehingga membentuk harga pokok produksi (HPP).
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikorbankan dalam rangka
untuk memperoleh barang yang digunakan dalam proses produksi. Yang
temasuk biaya bahan baku dalam pembangunan rumah proyek Perumahan
Sukun adalah biaya pemakaian material. Material yang digunakan pada
proses produksi antara lain yaitu semen, kapur, pasir, fly ass, besi, bendrat,
paku, dll. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah dari semua tenaga kerja
langsung yang secara fisik baik yang menggunakan tangan maupun mesin
ikut dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk atau barang
jadi. Dan yang termasuk biaya tenaga kerja langsung adalah biaya upah
tukang dan biaya pekerja. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah biaya
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung atau bisa
dikatakan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang tidak langsung
terhadap produk. Biaya overhead pabrik yang dihitung oleh perusahaan
adalah biaya gaji mandor, biaya borongan listrik, biaya galvalum, borongan
41
plafon, biaya lisplank, biaya lis gibs, biaya pemasangan listrik, dan biaya
pemasangan PDAM.
3.6 Perhitungan HPP Tanah
Dalam perusahaan developer perhitungan HPP tanah tidak dihitung
bersama dengan harga pokok bangunan namun dihitung secara terpisah.
Perhitungan HPP tanah adalah sebagai berikut :
Harga Beli Tanah per M2 Rp. 300.000,-
Harga Perolehan Tanah Rp. 2.995.200.000,-
Luas Tanah Total 9.984 M2
Luas Fasum 3.175 M2
Luas Tanah Efektif 6.809 M2
HPP Tanah Per M2 = Harga Perolehan Tanah : Luas Tanah Efektif
= Rp. 2.995.200.000,- : 6.809 M2
= Rp. 439.888,- per M2
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa perusahaan dalam
menghitung harga pokok tanah diawali dengan menghitung luas tanah
efektif yang dimiliki perusahaan untuk proses produksi, dimana luas tanah
efektif diperoleh dari total luas tanah keseluruhan dikurangi dengan luas
fasum. Selanjutnya untuk menghitung harga pokok tanah dengan cara total
harga beli tanah keseluruhan dibagi luas tanah efektif yang dimiliki
perusahaan, maka akan diperoleh harga pokok penjualan tanah per m2
sebesar Rp. 439.888,-. Kemudian dalam menentukan harga pokok tanah per
unit dengan cara harga pokok tanah per M2 dikalikan dengan luas tanah
masing-masing tipe rumah yang diproduksi.
42
3.7 Perhitungan Harga Pokok Produksi Rumah
Di dalam mengalokasikan total biaya produksi tersebut ke masing-
masing tipe rumah dilakukan perusahaan dengan cara menambahkan total
biaya produksi langsung maupun biaya biaya produksi tidak langsung.
Kemudian hasilnya dibagi dengan luas bangunan dari masing-masing tipe
rumah yang dihasilkan.
Untuk lebih jelas berikut disajikan tipe rumah yang dihasilkan dan
pengalokasian biaya produksi oleh perusahaan pada tabel V.1 Berikut :
Tabel 3.1 Tipe Rumah yang Diproduksi PT. ABC
Tipe Rumah Jumlah
Luas Bangunan
(M2)
Luas Tanah
(M2)
Harga Jual
(Rp)
36/66 36 66 207.000.000
40/72 40 72 229.000.000
45/84 45 84 282.000.000 Sumber : PT. ABC
Berdasarkan pada tabel 3.1 maka perusahaan menentukan harga
pokok rumah per unit untuk masing-masing tipe yang diproduksi terlihat
pada tabel-tabel berikut:
3.7.1 Rumah Tipe 36/66
Tabel 3.2 Harga Pokok Tipe 36/66 PT. ABC
Jenis Biaya Total Biaya (Rp)
HPP Tanah
29.032.608
Biaya Bahan Baku
- Pemakaian Material
44.325.200
Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.600.000
Biaya Overhead pabrik 5.766.000
Harga Pokok Produksi 62.691.200
Harga Pokok Produksi Per M2
1.741.422 Sumber : Data Olahan
43
Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa total harga pokok produksi
untuk rumah tipe 36/66 sebesar Rp. 62.691.200,- sehingga menghasilkan
harga pokok produksi per M2 sebesar Rp. 1.741.422,-.
Dari data diatas penulis sajikan rincian pengalokasian biaya
produksi untuk rumah tipe 36/66 sebagai berikut :
Tabel 3.3 Biaya Pemakaian Material Rumah Tipe 36/66 PT.XXX
No Material Volume Satuan Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Semen 95,5 Zak 54.000 5.157.000
2 Kapur 514 Zak 3.000 1.542.000
3 Fly ass 36 Zak 11.000 396.000
4 Besi ø 6 30 Lonjor 17.000 510.000
5 Besi ø 8 65 Lonjor 33.000 2.145.000
6 Bendrat 21,5 Kg 16.000 344.000
7 Paku 2,5” 8 Kg 16.000 128.000
8 Papan 31 Lembar 8.500 263.000
9 Kayu 4/6 62 Lonjor 8.500 527.000
10 Bambu 5 Lonjor 20.000 100.000
11 Benang 2 Buah 6.000 12.000
12 Bata merah 15000 Biji 470 7.050.000
13 Pasir pasang 30,42 M3 70.000 2.129.400
14 Pasir cor 4,52 M3
165.000 745.800
15 Batu belah 7,59 M3
85.000 645.150
16 Coral/tinsla 1,6 M3
185.000 296.000
17 Keramik 40/40 33 Duz 44.000 1.452.000
18 Keramik 30/30 12 Duz 49.000 588.000
19 Keramik 20/25 3 Duz 47.000 141.000
20 Keramik 20/20 3 Duz 44.000 132.000
21 Semen putih 20 Kg 90.000 1.800.000
22 Lem rajawali 13 Buah 11.000 143.000
23 Kalsium 2 Zak 38.000 76.000
24 Kapi 2 Buah 4.000 8.000
25 Kuas 2,5” 3 Buah 17.000 51.000
26 Kuas 4” 3 Buah 26.000 78.000
27 Cat luar 2 Galon 195.000 390.000
28 Cat dalam 2,5 Galon 88.000 220.000
29 Cat plafond 1 Gallon 88.000 88.000
30 Cat genteng 2,5 Gallon 149.000 372.500
31 Woodfiller 1 Kg 21.000 21.000
32 Aqua politer 1 Kg 60.600 60.600
33 Pipa 1/2” 2 Lonjor 23.600 47.200
34 Pipa 2 1/2” 2 Lonjor 50.200 100.400
44
35 Pipa 3” 2 Lonjor 58.300 116.600
36 Knee 1/2" 6 Buah 2.500 15.000
37 Scock 1/2" 1 Buah 2.500 2.500
38 Knee drat 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
39 Kran 1 Buah 100.000 100.000
40 Lem pvc 2 Buah 6.000 12.000
41 Tba 1 Buah 3.000 3.000
42 Kloset 1 Buah 749.000 749.000
43 Selot 4 Sett 135.000 540.000
44 Ensel pintu 4 Sett 27.500 110.000
45 Ensel jendela 5 Sett 15.000 75.000
46 Grendel jendela 5 Sett 25.000 125.000
47 Sikutan 5 Sett 15.000 75.000
48 Kaleng cor 1 Buah 8.500 8.500
49 Shika board 18 Lembar 39.000 702.000
50 Lisplank 6 Lembar 20.000 120.000
51 Avour lantai 1 Buah 25.000 25.500
52 Avour bak mandi 1 Buah 15.000 15.000
53 Beton bis 60 3 Buah 62.500 187.500
54 Genteng beton 600 Buah 3.800 2.280.000
55 Wuwung tengah 26 Nuah 4.000 104.000
56 Wuwung samping 30 Buah 4.000 120.000
57 Baut galvalume 1 Pack 160.000 160.000
58 Dinaboll 8 Buah 1.100 8.800
59 Galvalume C 25 Lonjor 57.000 1.425.000
60 Reng galvalume 45 Lonjor 29.000 1.305.000
61 Hollow 25 Lonjor 13.750 343.750
62 Wall angle 25 Lonjor 7.000 175.000
63 Skrup kuning 1 Pack 60.000 60.000
64 Skrup hitam 1 Pack 38.000 38.000
65 Compound 1 Zak 60.000 60.000
66 Perban 1 Buah 10.000 10.000
67 Pintu utama 1 Buah 700.000 700.000
68 Pintu panil 3 Buah 400.000 1.200.000
69 Daun jendela 5 Buah 275.000 1.375.000
70 Pintu pvc 1 Buah 210.000 210.000
71 Kusen kayu 1 Lusin 4.000.000
Total Material 44.325.000
Sumber : PT. ABC
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa total biaya bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi untuk rumah tipe 36/66 sebesar
Rp. 44.325.200,-.
45
Tabel 3.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rumah Tipe 36/66 PT.XXX
No Keterangan Total Biaya
(Rp)
1 Upah Kerja
- Upah Tukang 5.850.000
- Upah Pekerja 6.750.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.600.000
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.4 diatas diketahui biaya upah kerja yang terdiri
dari upah tukang sebesar Rp. 5.850.000,- dan upah pekerja sebesar Rp.
6.750.000,- sehingga total biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp. 12.600.000,-.
Tabel 3.5 Biaya Overhead Pabrik Rumah Tipe 36/66 PT. ABC
No Keterangan Total Biaya
(Rp)
1 Gaji Mandor 900.000
2 Upah Borongan Listrik 900.000
3 Upah Borongan Galvalume 688.000
4 Upah Borongan Plafon 630.000
5 Upah Borongan Lipslang 270.000
6 Upah Borongan Lisgibs 378.000
7 Biaya Pemasangan Listrik 1.000.000
8 Biaya Pemasangan PDAM 1.000.000
Total Biaya Overhead Pabrik 5.766.000
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa total biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 5.766.000,- yang terdiri dari biaya gaji mandor sebesar
Rp. 900.000,- upah borongan listrik sebesar Rp. 900.000,- upah borongan
galvalume sebesar Rp. 688.000,- upah borongan plafon sebesar Rp. 630.000,-
upah borongan lipslang Rp. 270.000,- upah borongan lisgibs sebesar Rp.
378.000,- biaya pemasangan listrik sebesar Rp. 1.000.000,- dan biaya
pemasangn PDAM sebesar Rp. 1.000.000,-
46
3.7.2 Rumah Tipe 40/72
Tabel 3.6 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 40/72 PT. ABC
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa total harga pokok produksi
untuk rumah tipe 40/72 sebesar Rp. 65.772.550,- sehingga menghasilkan
harga pokok produksi per M2 sebesar Rp. 1.644.313,-.
Dari data diatas penulis sajikan data rincian pengalokasian biaya
produksi untuk rumah tipe 40/72 sebagai berikut :
Tabel 3.7 Biaya Pemakaian Material Rumah Tipe 40/72 PT. ABC
No Material Volume Satuan Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Semen 89 Zak 54.000 4.806.000
2 Kapur 583 Zak 3.000 1.749.000
3 Fly ass 52 Zak 11.000 572.000
4 Besi ø 6 34 Lonjor 17.000 578.000
5 Besi ø 8 69 Lonjor 33.000 2.277.000
6 Bendrat 9 Kg 16.000 144.000
7 Paku 2” 3 Kg 16.000 48.000
8 Paku 2,5” 5 Kg 16.000 80.000
9 Papan 31 Lembar 8.500 263.500
10 Kayu 4/6 20 Lonjor 8.500 170.000
11 Bambu 5 Lonjor 20.000 100.000
12 Benang 3 Buah 6.000 18.000
13 Bata merah 15000 Biji 470 7.050.000
14 Pasir pasang 24 M3 70.000 1.680.000
15 Pasir cor 3 M3
165.000 495.000
16 Batu belah 12 M3
85.000 1.020.000
17 Coral/tinsla 2 M3
185.000 370.000
18 Keramik 40/40 37 Duz 44.000 1.628.000
19 Keramik 30/30 8 Duz 49.000 392.000
20 Keramik 20/25 8 Duz 47.000 376.000
Jenis Biaya Total Biaya
(Rp)
HPP Tanah 31.671.936
Biaya Bahan Baku
- Pemakaian Material
45.660.550
Biaya Tenaga Kerja Langsung 13.800.000
Biaya Overhead pabrik 6.312.000
Harga Pokok Produksi 65.772.550
Harga Pokok Produksi Per M2
1.644.313
47
21 Keramik 20/20 3 Duz 44.000 132.000
22 Semen putih 25 Kg 90.000 2.250.000
23 Lem rajawali 20 Buah 11.000 220.000
24 Kalsium 2 Zak 38.000 76.000
25 Kapi 2 Buah 4.000 8.000
26 Kuas 3” 2 Buah 17.000 34.000
27 Kuas 5” 4 Buah 26.000 104.000
28 Cat luar 3 Galon 195.000 585.000
29 Cat dalam 3,5 Galon 88.000 308.000
30 Cat plafond 1,5 Gallon 88.000 132.000
31 Cat genteng 2 Gallon 149.000 298.000
32 Woodfiller 4 Kg 21.000 84.000
33 Aqua politer 4 Kg 60.600 242.400
34 Pipa 1/2” 3 Lonjor 23.600 70.800
35 Pipa 1” 0,25 Lonjor 50.200 12.550
36 Pipa 2 1/2” 4 Lonjor 50.200 200.800
37 Pipa 3” 4 Lonjor 58.300 233.200
38 Knee 1/2" 3 Buah 2.500 7.500
39 Knee 2 1/2” 3 Buah 5.000 15.000
40 Knee 3” 4 Buah 6.000 24.000
41 Scock 1/2" 2 Buah 2.500 5.000
42 Tee 1” 1 Buah 3.000 3.000
43 Knee drat 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
44 Kran 1 Buah 100.000 100.000
45 Lem pvc 2 Buah 6.000 12.000
46 Tba 1 Buah 3.000 3.000
47 Kloset 1 Buah 749.000 749.000
48 Selot 4 Sett 135.000 540.000
49 Ensel pintu 4 Sett 27.500 110.000
50 Ensel jendela 5 Sett 15.000 75.000
51 Grendel jendela 5 Sett 25.000 125.000
52 Sikutan 5 Sett 15.000 75.000
53 Kaleng cor 5 Buah 8.500 42.500
54 Gibsum board 20 Lembar 39.000 780.000
55 Lisplank 7 Lembar 20.000 140.000
56 Avour lantai 1 Buah 25.000 25.000
57 Avour bak mandi 1 Buah 15.000 15.000
58 Beton bis 60 3 Buah 62.500 187.500
59 Genteng beton 630 Buah 3.800 2.394.000
60 Wuwung tengah 26 Buah 4.000 104.000
61 Wuwung samping 30 Buah 4.000 120.000
62 Baut galvalume 1 Pack 160.000 160.000
63 Dinaboll 8 Buah 1.100 8.800
64 Galvalume C 25 Lonjor 57.000 1.425.000
65 Reng galvalume 45 Lonjor 29.000 1.305.000
66 Hollow 36 Lonjor 13.750 495.000
48
67 Wall angle 25 Lonjor 7.000 175.000
68 Skrup kuning 1 Pack 60.000 60.000
69 Skrup hitam 1 Pack 38.000 38.000
70 Compound 0,5 Zak 60.000 30.000
71 Perban 1 Buah 10.000 10.000
72 Pintu panil 1 Buah 700.000 700.000
73 Pintu triplex 3 Buah 400.000 1.200.000
74 Daun jendela 5 Buah 275.000 1.375.000
75 Pintu pvc 1 Buah 210.000 210.000
76 Kusen kayu 43 Lusin 4.000.000
Total Material 45.660.550
Sumber : PT. ABC
Berdasarkan tabel 3.7 diketahui bahwa total biaya bahan yang
digunakan dalam proses produksi sebesar Rp. 45.660.550,-.
Tabel 3.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rumah Tipe 40/72
No Keterangan Total Biaya
(Rp)
1 Upah Kerja
- Upah Tukang 7.800.000
- Upah Pekerja 6.000.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 13.800.000
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.8 diatas diketahui biaya upah kerja yang terdiri
dari upah tukang sebesar Rp. 7.800.000,- dan upah pekerja sebesar
Rp. 6.000.000,- sehingga total biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp. 13.800.000,-.
Tabel 3.9 Biaya Overhead Pabrik Rumah Tipe 40/72 PT. ABC
No Keterangan Total Biaya
(Rp)
1 Gaji Mandor 1.200.000
2 Upah Borongan Listrik 900.000
3 Upah Borongan Galvalume 784.000
4 Upah Borongan Plafon 690.000
5 Upah Borongan Lipslang 360.000
6 Upah Borongan Lisgibs 378.000
7 Biaya Pemasangan Listrik 1.000.000
8 Biaya Pemasangan PDAM 1.000.000
49
Total Biaya Overhead Pabrik 6.312.000
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa total biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 6.312.000,- yang terdiri dari biaya gaji mandor sebesar
Rp. 1.200.000,- upah borongan listrik sebesar Rp. 900.000,- upah borongan
galvalume sebesar Rp. 784.000,- upah borongan plafon sebesar Rp.
690.000,- upah borongan lipslang Rp. 3600.000,- upah borongan lisgibs
sebesar Rp. 378.000,- biaya pemasangan listrik sebesar Rp. 1.000.000,- dan
biaya pemasangn PDAM sebesar Rp. 1.000.000,-
3.7.3 Rumah Tipe 45/84
Tabel 3.10 Harga Pokok Tipe 45/84 PT. ABC
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.10 diketahui bahwa total harga pokok produksi
untuk rumah tipe 45/84 sebesar Rp. 72.527.000,- sehingga menghasilkan
harga pokok produksi per M2 sebesar Rp. 1.611.711,-.
Dari data diatas penulis sajikan data rincian pengalokasian biaya
produksi untuk rumah tipe 45/84 sebagai berikut :
Tabel 3.11 Biaya Pemakaian Material Rumah Tipe 45/84 PT. ABC
No Material Volume Satuan Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Semen 86 Zak 54.000 4.644.000
2 Kapur 524 Zak 3.000 1.572.000
Jenis Biaya Total Biaya
(Rp)
HPP Tanah 36.950.592
Biaya Bahan Baku
-Pemakaian Material
49.984.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 15.375.000
Biaya Overhead pabrik 7.168.000
Harga Pokok Produksi 72.527.000`
Harga Pokok Produksi Per M2
1.611.711
50
3 Fly ass 59 Zak 11.000 649.000
4 Besi ø 6 80 Lonjor 17.000 1.360.000
5 Besi ø 8 35 Lonjor 33.000 1.155.000
6 Bendrat 21 Kg 16.000 336.000
7 Paku 2,5” 5 Kg 16.000 80.000
8 Papan 31 Lembar 8.500 263.500
9 Kayu 4/6 62 Lonjor 8.500 527.000
10 Bambu 5 Lonjor 20.000 100.000
11 Bata merah 18000 Biji 470 8.460.000
12 Pasir pasang 29 M3 70.000 2.030.000
13 Pasir cor 4,5 M3
165.000 742.500
14 Batu belah 7,59 M3
85.000 645.150
15 Coral/tinsla 2 M3
185.000 370.000
16 Keramik 40/40 42 Duz 44.000 1.848.000
17 Keramik 30/30 5 Duz 49.000 245.000
18 Keramik 20/25 12 Duz 47.000 564.000
19 Keramik 20/20 3 Duz 44.000 132.000
20 Semen putih 20 Kg 90.000 1.800.000
21 Lem rajawali 10 Buah 11.000 110.000
22 Kalsium 1 Zak 38.000 38.000
23 Cat luar 3 Galon 195.000 585.000
24 Cat dalam 5 Galon 88.000 440.000
25 Cat plafond 2 Gallon 88.000 176.000
26 Cat genteng 2 Gallon 149.000 298.000
27 Woodfiller 3 Kg 21.000 63.000
28 Aqua politer 3 Kg 60.600 181.800
29 Pipa 1/2” 2 Lonjor 23.600 47.200
30 Pipa 2 1/2” 2 Lonjor 50.200 100.400
31 Pipa 3” 2 Lonjor 58.300 116.600
32 Knee 1/2" 2 Buah 2.500 5.000
33 Knee 2 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
34 Knee 3” 2 Buah 6.000 12.000
35 Scock 1" 1 Buah 3.000 3.000
36 Knee drat 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
37 Kran 1 Buah 100.000 100.000
38 Lem pvc 2 Buah 6.000 12.000
39 Kloset 1 Buah 749.000 749.000
40 Selot 2 Sett 135.000 270.000
41 Ensel pintu 5 Sett 27.500 137.500
42 Ensel jendela 7 Sett 15.000 105.000
43 Grendel jendela 7 Sett 25.000 175.000
44 Sikutan 7 Sett 15.000 105.000
45 Kaleng cor 2 Buah 8.500 17.000
46 Gibsum board 25 Lembar 39.000 975.000
47 Lisplank 10 Lembar 20.000 200.000
48 Avour lantai 1 Buah 25.000 25.000
51
49 Avour bak mandi 1 Buah 15.000 15.000
50 Beton bis 60 3 Buah 62.500 187.500
51 Genteng beton 685 Buah 4.200 2.877.000
52 Wuwung tengah 26 Buah 5.000 130.000
53 Wuwung samping 45 Buah 5.000 225.000
54 Baut galvalume 1 Pack 160.000 160.000
55 Dinaboll 16 Buah 1.100 17.600
56 Galvalume C 34 Lonjor 57.000 1.938.000
57 Reng galvalume 55 Lonjor 29.000 1.595.000
58 Hollow 47 Lonjor 13.750 13.750
59 Skrup kuning 1 Pack 60.000 60.000
60 Skrup hitam 1 Pack 38.000 38.000
61 Compound 1 Zak 60.000 60.000
62 Perban 1 Buah 10.000 10.000
63 Pintu utama 1 Buah 700.000 700.000
64 Pintu panil 4 Buah 400.000 1.600.000
65 Daun jendela 7 Buah 275.000 1.925.000
66 Pintu pvc 1 Buah 210.000 210.000
67 Kusen kayu 1 Lusin 5.000.000
Total Material 49.984.000
Sumber : Data PT. ABC
Berdasarkan tabel 3.11 diketahui bahwa total biaya bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi sebesar Rp. 49.984.000,-.
Tabel 3.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rumah Tipe 45/84 PT. ABC
No Keterangan Total Biaya
(Rp)
1 Upah Kerja
- Upah Tukang 9.750.000
- Upah Pekerja 5.625.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 15.375.000
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.12 diatas diketahui biaya upah kerja yang terdiri
dari upah tukang sebesar Rp. 9.750.000,- dan upah pekerja sebesar
Rp. 5.625.000,- sehingga total biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.
15.375.000,-.
52
Tabel 3.13 Biaya Overhead Pabrik Rumah Tipe 40/72
No Keterangan Total Biaya
(Rp)
1 Gaji Mandor 1.500.000
2 Upah Borongan Listrik 1.080.000
3 Upah Borongan Galvalume 848.000
4 Upah Borongan Plafon 795.000
5 Upah Borongan Lipslang 450.000
6 Upah Borongan Lisgibs 495.000
7 Biaya Pemasangan Listrik 1.000.000
8 Biaya Pemasangan PDAM 1.000.000
Total Biaya Overhead Pabrik 7.168.000
Sumber :Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.13 dapat diketahui bahwa total biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 7.168.000,- yang terdiri dari biaya gaji mandor sebesar
Rp. 1.500.000,- upah borongan listrik sebesar Rp. 1.080.000,- upah borongan
galvalume sebesar Rp. 848.000,- upah borongan plafon sebesar Rp.
795.000,- upah borongan lipslang Rp. 450.000,- upah borongan lisgibs
sebesar Rp. 495.000,- biaya pemasangan listrik sebesar Rp. 1.000.000,- dan
biaya pemasangn PDAM sebesar Rp. 1.000.000,-
Perusahaan dalam menghitung harga pokok rumah yang dihasilkan
dengan cara menambahkan biaya produksi langsung maupun tidak langsung
yang kemudian hasilnya dibagi dengan luas bangunan dari masing-masing
tipe rumah yang diproduksi.
3.8 Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan uraian 3.6 dan 3.7 yang telah penulis sajikan maka dapat
dibuat perhitungan harga pokok penjualan per masing-masing untuk rumah
tipe 36/66, rumah tipe 40/72 dan rumah tipe 45/84 yang diproduksi
perusahaan sebagai berikut :
53
3.8.1 Tipe 36/66 = HPP Bangunan + HPP Tanah
= Rp. 62.691.200,- + Rp. 29.032.608,-
= Rp. 91.723.808,-
3.8.2 Tipe 40/72 = HPP Bangunan + HPP Tanah
= Rp. 65.772.550,- + Rp. 31.671.936,-
= Rp. 97.444.486,-
3.8.3 Tipe 45/84 = HPP Bangunan + HPP Tanah
= Rp. 72.527.000,- + Rp. 36.950.592,-
= Rp. 109.477.592,-
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa harga pokok
penjualan untuk rumah tipe 36/66 sebesar Rp. 91.723.808,- untuk rumah tipe
40/72 sebesar Rp. 97.444.486,- dan untuk rumah tipe 45/84 sebesar
Rp. 109.477.592,-
Perusahaan dalam menghitung harga pokok penjualan rumah yang
dihasilkan dengan cara menambahkan harga pokok bangunan dan harga
pokok tanah.
3.9 Perhitungan Laba Kotor Per Unit
Berdasarkan data rincian alokasi harga pokok penjualan yang telah
dilakukan perusahaan tersebut dapat pula diketahui laba kotor untuk rumah
tipe 36/66, rumah tipe 40/72, dan rumah tipe 45/84 yang diproduksi oleh PT.
ABC. Laba kotor per unit yang diperoleh perusahaan dapat dilihat pada tabel
V.14 berikut :
54
Tabel 3.14 Laba Kotor Per Unit PT. ABC
Tipe Harga
Pokok
Penjualan
(Rp)
Harga
Pokok
Penjualan
(%)
Harga Jual
(Rp)
Laba Kotor
(Rp)
Laba
Kotor
(%)
36/66 91.723.808 44 207.000.000 115.276.192 126
40/72 97.444.486 42 229.000.000 131.555.514 135
45/84 109.477.592 38 282.000.000 172.522.408 158 Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 3.14 dapat diketahui bahwa laba kotor yang
diperoleh perusahaan untuk rumah tipe 36/66 sebesar Rp. 115.276.192,-untuk
rumah tipe 40/72 sebesar Rp. 131.555.514,- dan untuk rumah tipe 45/84
sebesar Rp. 172.522.408,-.
Perusahaan dalam menghitung laba kotor per unit dengan cara total
harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dikurangi dengan total harga
pokok penjualan dari masing-masing tipe yang diproduksi. Dari ketiga tipe
diatas penyumbang laba kotor terbesar terdapat pada tipe 45/84 dengan
presentase laba 158%.
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi tinjauan
atas perhitungan harga pokok penjualan rumah proyek Perumahan Sukun
pada PT. ABC ini, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. PT. ABC dalam menghitung harga pokok produksi masing-masing tipe
rumah yang dihasilkan berdasarkan pengalokasian biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. PT. ABC dalam menghitung harga pokok penjualan masing-masing
tipe rumah yang dihasilkan dengan cara harga pokok produksi
ditambah dengan harga pokok tanah.
3. Margin laba kotor yang diperoleh perusahaan untuk rumah tipe 36/66
sebesar 126% untuk rumah tipe 40/72 sebesar 135% dan untuk rumah
tipe 45/84 sebesar 158%. Dari ketiga tipe tersebut penyumbang laba
kotor terbesar terdapat pada rumah tipe 45/84.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penulis mengemukakan
beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
memperbaiki dan meningkatkan perhitungan harga pokok penjualan sehingga
dapat bermanfaat bagi perusahaan adapun saran tersebut antara lain :
56
1. Dalam menentukan harga pokok produksi rumah yang dihasilkan,
diharapkan perusahaan lebih spesifik dalam mempertimbangkan biaya-
biaya yang berhubungan dengan pembuatan rumah dan juga laba yang
diharapkan sehingga dapat membantu dan memudahkan didalam
pengambilan keputusan untuk menetapkan harga pokok produksi
rumah.
2. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan sistem pengendalian
internal khususnya dibagian produksi agar tidak terjadi penyimpangan
biaya, sehingga biaya yang keluar benar-benar biaya untuk
memproduksi rumah.
3. Sebaiknya perusahaan menambah jumlah pembangunan untuk rumah
tipe 45/84 karena dari perhitungan yang telah dilakukan rumah tipe
45/84 merupakan penyumbang laba kotor terbesar yang diperoleh
perusahaan. Dengan begitu laba yang diperoleh perusahaan akan
meningkat.
57
DAFTAR PUSTAKA
Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. 2010. Manajemen Pemasaran.
Bandung: Linda Karya Bandung
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 4. Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Carter, William K. dan M.F. Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Buku I. Edisi 13.
Jakarta : Salemba Empat
Hansen, Don R. dan M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Buku I. Edisi 7.
Jakarta : Salemba Empat.
Hansen, Don R. dan M. Mowen. 2009. Manajemen Biaya. Buku Satu. Jakarta :
Salemba Empat.
Hongren, Charles T., G. Foster, dan S. Datar. 2000. Cost Accounting. New Jersy.
Prientice Hall, Inc. Eagle Wood Clift
Jusup, Al Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 6. Yogyakarta : STIE-
YKPN.
Kotler, Philip dan G. Amstrong. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Kotler, Philip dan K. Keller. 2009. Manajemen Biaya. Edisi 12. Jakarta : Indeks.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : BPFE.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Mursyidi, 2008. Akuntansi Biaya, Bandung : PT. Refika Aditama.
Swasta, 2000. Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat.
Swasta, 2005. Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat.
58
Lampiran 1. Site Plan Perumahan Sukun
59
Lampiran 2. Site Plan Rumah Tipe 36/66
60
Lampiran 3 Site Plan Rumah Tipe 40/72
61
Lampiran 4 Site Plan Rumah Tipe 45/84
62
Lampiran 5 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 36/66
No Material Volume Satuan Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Semen 95,5 Zak 54.000 5.157.000
2 Kapur 514 Zak 3.000 1.542.000
3 Fly ass 36 Zak 11.000 396.000
4 Besi ø 6 30 Lonjor 17.000 510.000
5 Besi ø 8 65 Lonjor 33.000 2.145.000
6 Bendrat 21,5 Kg 16.000 344.000
7 Paku 2,5” 8 Kg 16.000 128.000
8 Papan 31 Lembar 8.500 263.000
9 Kayu 4/6 62 Lonjor 8.500 527.000
10 Bambu 5 Lonjor 20.000 100.000
11 Benang 2 Buah 6.000 12.000
12 Bata merah 15000 Biji 470 7.050.000
13 Pasir pasang 30,42 M3 70.000 2.129.400
14 Pasir cor 4,52 M3
165.000 745.800
15 Batu belah 7,59 M3
85.000 645.150
16 Coral/tinsla 1,6 M3
185.000 296.000
17 Keramik 40/40 33 Duz 44.000 1.452.000
18 Keramik 30/30 12 Duz 49.000 588.000
19 Keramik 20/25 3 Duz 47.000 141.000
20 Keramik 20/20 3 Duz 44.000 132.000
21 Semen putih 20 Kg 90.000 1.800.000
22 Lem rajawali 13 Buah 11.000 143.000
23 Kalsium 2 Zak 38.000 76.000
24 Kapi 2 Buah 4.000 8.000
25 Kuas 2,5” 3 Buah 17.000 51.000
26 Kuas 4” 3 Buah 26.000 78.000
27 Cat luar 2 Galon 195.000 390.000
28 Cat dalam 2,5 Galon 88.000 220.000
29 Cat plafond 1 Gallon 88.000 88.000
30 Cat genteng 2,5 Gallon 149.000 372.500
31 Woodfiller 1 Kg 21.000 21.000
32 Aqua politer 1 Kg 60.600 60.600
33 Pipa 1/2” 2 Lonjor 23.600 47.200
34 Pipa 2 1/2” 2 Lonjor 50.200 100.400
35 Pipa 3” 2 Lonjor 58.300 116.600
36 Knee 1/2" 6 Buah 2.500 15.000
37 Scock 1/2" 1 Buah 2.500 2.500
38 Knee drat 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
39 Kran 1 Buah 100.000 100.000
40 Lem pvc 2 Buah 6.000 12.000
41 Tba 1 Buah 3.000 3.000
42 Kloset 1 Buah 749.000 749.000
43 Selot 4 Sett 135.000 540.000
63
44 Ensel pintu 4 Sett 27.500 110.000
45 Ensel jendela 5 Sett 15.000 75.000
46 Grendel jendela 5 Sett 25.000 125.000
47 Sikutan 5 Sett 15.000 75.000
48 Kaleng cor 1 Buah 8.500 8.500
49 Shika board 18 Lembar 39.000 702.000
50 Lisplank 6 Lembar 20.000 120.000
51 Avour lantai 1 Buah 25.000 25.500
52 Avour bak mandi 1 Buah 15.000 15.000
53 Beton bis 60 3 Buah 62.500 187.500
54 Genteng beton 600 Buah 3.800 2.280.000
55 Wuwung tengah 26 Nuah 4.000 104.000
56 Wuwung samping 30 Buah 4.000 120.000
57 Baut galvalume 1 Pack 160.000 160.000
58 Dinaboll 8 Buah 1.100 8.800
59 Galvalume C 25 Lonjor 57.000 1.425.000
60 Reng galvalume 45 Lonjor 29.000 1.305.000
61 Hollow 25 Lonjor 13.750 343.750
62 Wall angle 25 Lonjor 7.000 175.000
63 Skrup kuning 1 Pack 60.000 60.000
64 Skrup hitam 1 Pack 38.000 38.000
65 Compound 1 Zak 60.000 60.000
66 Perban 1 Buah 10.000 10.000
67 Pintu utama 1 Buah 700.000 700.000
68 Pintu panil 3 Buah 400.000 1.200.000
69 Daun jendela 5 Buah 275.000 1.375.000
70 Pintu pvc 1 Buah 210.000 210.000
71 Kusen kayu 1 Lusin 4.000.000
Upah Kerja 13.500.000
Borongan Listrik 900.000
Upah Galvalume 688.000
Upah Plafon 630.000
Upah Lipslang 270.000
Upah Lisgibs 378.000
Biaya Listrik 1.000.000
Biaya PDAM 1.000.000
HPP 62.691.200
HPP Per M2 1.741.422
64
Lampiran 6 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 40/72
No Material Volume Satuan Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Semen 89 Zak 54.000 4.806.000
2 Kapur 583 Zak 3.000 1.749.000
3 Fly ass 52 Zak 11.000 572.000
4 Besi ø 6 34 Lonjor 17.000 578.000
5 Besi ø 8 69 Lonjor 33.000 2.277.000
6 Bendrat 9 Kg 16.000 144.000
7 Paku 2” 3 Kg 16.000 48.000
8 Paku 2,5” 5 Kg 16.000 80.000
9 Papan 31 Lembar 8.500 263.500
10 Kayu 4/6 20 Lonjor 8.500 170.000
11 Bambu 5 Lonjor 20.000 100.000
12 Benang 3 Buah 6.000 18.000
13 Bata merah 15000 Biji 470 7.050.000
14 Pasir pasang 24 M3 70.000 1.680.000
15 Pasir cor 3 M3
165.000 495.000
16 Batu belah 12 M3
85.000 1.020.000
17 Coral/tinsla 2 M3
185.000 370.000
18 Keramik 40/40 37 Duz 44.000 1.628.000
19 Keramik 30/30 8 Duz 49.000 392.000
20 Keramik 20/25 8 Duz 47.000 376.000
21 Keramik 20/20 3 Duz 44.000 132.000
22 Semen putih 25 Kg 90.000 2.250.000
23 Lem rajawali 20 Buah 11.000 220.000
24 Kalsium 2 Zak 38.000 76.000
25 Kapi 2 Buah 4.000 8.000
26 Kuas 3” 2 Buah 17.000 34.000
27 Kuas 5” 4 Buah 26.000 104.000
28 Cat luar 3 Galon 195.000 585.000
29 Cat dalam 3,5 Galon 88.000 308.000
30 Cat plafond 1,5 Gallon 88.000 132.000
31 Cat genteng 2 Gallon 149.000 298.000
32 Woodfiller 4 Kg 21.000 84.000
33 Aqua politer 4 Kg 60.600 242.400
34 Pipa 1/2” 3 Lonjor 23.600 70.800
35 Pipa 1” 0,25 Lonjor 50.200 12.550
36 Pipa 2 1/2” 4 Lonjor 50.200 200.800
37 Pipa 3” 4 Lonjor 58.300 233.200
38 Knee 1/2" 3 Buah 2.500 7.500
39 Knee 2 1/2” 3 Buah 5.000 15.000
40 Knee 3” 4 Buah 6.000 24.000
41 Scock 1/2" 2 Buah 2.500 5.000
42 Tee 1” 1 Buah 3.000 3.000
43 Knee drat 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
65
44 Kran 1 Buah 100.000 100.000
45 Lem pvc 2 Buah 6.000 12.000
46 Tba 1 Buah 3.000 3.000
47 Kloset 1 Buah 749.000 749.000
48 Selot 4 Sett 135.000 540.000
49 Ensel pintu 4 Sett 27.500 110.000
50 Ensel jendela 5 Sett 15.000 75.000
51 Grendel jendela 5 Sett 25.000 125.000
52 Sikutan 5 Sett 15.000 75.000
53 Kaleng cor 5 Buah 8.500 42.500
54 Gibsum board 20 Lembar 39.000 780.000
55 Lisplank 7 Lembar 20.000 140.000
56 Avour lantai 1 Buah 25.000 25.000
57 Avour bak mandi 1 Buah 15.000 15.000
58 Beton bis 60 3 Buah 62.500 187.500
59 Genteng beton 630 Buah 3.800 2.394.000
60 Wuwung tengah 26 Buah 4.000 104.000
61 Wuwung samping 30 Buah 4.000 120.000
62 Baut galvalume 1 Pack 160.000 160.000
63 Dinaboll 8 Buah 1.100 8.800
64 Galvalume C 25 Lonjor 57.000 1.425.000
65 Reng galvalume 45 Lonjor 29.000 1.305.000
66 Hollow 36 Lonjor 13.750 495.000
67 Wall angle 25 Lonjor 7.000 175.000
68 Skrup kuning 1 Pack 60.000 60.000
69 Skrup hitam 1 Pack 38.000 38.000
70 Compound 0,5 Zak 60.000 30.000
71 Perban 1 Buah 10.000 10.000
72 Pintu panil 1 Buah 700.000 700.000
73 Pintu triplex 3 Buah 400.000 1.200.000
74 Daun jendela 5 Buah 275.000 1.375.000
75 Pintu pvc 1 Buah 210.000 210.000
76 Kusen kayu 43 Lusin 4.000.000
Upah Kerja 15.000.000
Borongan Listrik 900.000
Upah Galvalume 784.000
Upah Plafon 690.000
Upah Lipslang 360.000
Upah Lisgibs 378.000
Biaya Listrik 1.000.000
Biaya PDAM 1.000.000
HPP 65.772.550
HPP Per M2 1.644.3114
66
Lampiran 7 Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 45/84
No Material Volume Satuan Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Semen 86 Zak 54.000 4.644.000
2 Kapur 524 Zak 3.000 1.572.000
3 Fly ass 59 Zak 11.000 649.000
4 Besi ø 6 80 Lonjor 17.000 1.360.000
5 Besi ø 8 35 Lonjor 33.000 1.155.000
6 Bendrat 21 Kg 16.000 336.000
7 Paku 2,5” 5 Kg 16.000 80.000
8 Papan 31 Lembar 8.500 263.500
9 Kayu 4/6 62 Lonjor 8.500 527.000
10 Bambu 5 Lonjor 20.000 100.000
11 Bata merah 18000 Biji 470 8.460.000
12 Pasir pasang 29 M3 70.000 2.030.000
13 Pasir cor 4,5 M3
165.000 742.500
14 Batu belah 7,59 M3
85.000 645.150
15 Coral/tinsla 2 M3
185.000 370.000
16 Keramik 40/40 42 Duz 44.000 1.848.000
17 Keramik 30/30 5 Duz 49.000 245.000
18 Keramik 20/25 12 Duz 47.000 564.000
19 Keramik 20/20 3 Duz 44.000 132.000
20 Semen putih 20 Kg 90.000 1.800.000
21 Lem rajawali 10 Buah 11.000 110.000
22 Kalsium 1 Zak 38.000 38.000
23 Cat luar 3 Galon 195.000 585.000
24 Cat dalam 5 Galon 88.000 440.000
25 Cat plafond 2 Gallon 88.000 176.000
26 Cat genteng 2 Gallon 149.000 298.000
27 Woodfiller 3 Kg 21.000 63.000
28 Aqua politer 3 Kg 60.600 181.800
29 Pipa 1/2” 2 Lonjor 23.600 47.200
30 Pipa 2 1/2” 2 Lonjor 50.200 100.400
31 Pipa 3” 2 Lonjor 58.300 116.600
32 Knee 1/2" 2 Buah 2.500 5.000
33 Knee 2 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
34 Knee 3” 2 Buah 6.000 12.000
35 Scock 1" 1 Buah 3.000 3.000
36 Knee drat 1/2” 2 Buah 5.000 10.000
37 Kran 1 Buah 100.000 100.000
38 Lem pvc 2 Buah 6.000 12.000
39 Kloset 1 Buah 749.000 749.000
40 Selot 2 Sett 135.000 270.000
41 Ensel pintu 5 Sett 27.500 137.500
42 Ensel jendela 7 Sett 15.000 105.000
67
43 Grendel jendela 7 Sett 25.000 175.000
44 Sikutan 7 Sett 15.000 105.000
45 Kaleng cor 2 Buah 8.500 17.000
46 Gibsum board 25 Lembar 39.000 975.000
47 Lisplank 10 Lembar 20.000 200.000
48 Avour lantai 1 Buah 25.000 25.000
49 Avour bak mandi 1 Buah 15.000 15.000
50 Beton bis 60 3 Buah 62.500 187.500
51 Genteng beton 685 Buah 4.200 2.877.000
52 Wuwung tengah 26 Buah 5.000 130.000
53 Wuwung samping 45 Buah 5.000 225.000
54 Baut galvalume 1 Pack 160.000 160.000
55 Dinaboll 16 Buah 1.100 17.600
56 Galvalume C 34 Lonjor 57.000 1.938.000
57 Reng galvalume 55 Lonjor 29.000 1.595.000
58 Hollow 47 Lonjor 13.750 13.750
59 Skrup kuning 1 Pack 60.000 60.000
60 Skrup hitam 1 Pack 38.000 38.000
61 Compound 1 Zak 60.000 60.000
62 Perban 1 Buah 10.000 10.000
63 Pintu utama 1 Buah 700.000 700.000
64 Pintu panil 4 Buah 400.000 1.600.000
65 Daun jendela 7 Buah 275.000 1.925.000
66 Pintu pvc 1 Buah 210.000 210.000
67 Kusen kayu 1 Lusin 5.000.000
Upah Kerja 16.875.000
Borongan Listrik 1.080.000
Upah Galvalume 848.000
Upah Plafon 795.000
Upah Lipslang 450.000
Upah Lisgibs 495.000
Biaya Listrik 1.000.000
Biaya PDAM 1.000.000
HPP 75.527.000
HPP Per M2 1.611.711