Tugas Akhir Biaya Bahan Baku Pada Semen Gresik

download Tugas Akhir Biaya Bahan Baku Pada Semen Gresik

of 67

description

Bahan baku adalah bahan utama yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

Transcript of Tugas Akhir Biaya Bahan Baku Pada Semen Gresik

  • PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI)

    PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program

    Pendidikan Diploma III Jurusan Akutansi

    DISUSUN OLEH:

    NURIA FAUZIAH AGUSTIN

    NIM : 2007410552

    SEKOLAH TINGGI ILMI EKONOMI PERBANAS

    SURABAYA

    2010

  • 3

    TUGAS AKHIR

    PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI)

    PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

    Diajukan Oleh:

    NURIA FAUZIAH AGUSTIN

    NIM : 2007410552

    Telah siap dipresentasikan

    Dosen Pembimbing

    Tanggal: 22 Februari 2010

    Kautsar Riza Salman, SE., MSA., BKP, AK

    ii

  • 4

    TUGAS AKHIR

    PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI)

    PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK.

    Dipresentasikan Oleh:

    NURIA FAUZIAH AGUSTIN

    NIM : 2007410552

    Dan dinyatakan lulus evaluasi presentasi

    Pada tanggal : 22 Februari 2010

    Tim Evaluasi

    Evaluator I Evaluator II

    Dr. Wahyudiono,MM Supriyati,SE.,M.Si.,AK

    ii

  • 5

    PENGESAHAN TUGAS AKHIR

    Nama : Nuria Fauziah Agustin

    Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 4 Agustus 1989

    NIM : 2007410552

    Jurusan : Akuntansi

    Program Pendidikan : Diploma III

    Program Studi : Akuntansi

    Judul : Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir

    Besi) Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    Disetujui dan diterima baik oleh:

    Dosen Pembimbing Ketua Program Diploma

    Tanggal: 22 Februari 2010 Tanggal: 22 Februari 2010

    Kautsar Riza Salman, SE., MSA., BKP, AK Drs.Ec.Mochammad Farid.,MM

    iv

  • 6

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah

    selesai ( dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh sungguh ( urusan

    lain ) dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.

    ( Q.S Al Insyiraah ayat 6 8 )

    Kebanggaan yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

    kembali setiap kali kita gagal.

    Tugas Akhir ini, penulis persembahkan untuk:

    1. Allah SWT dan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah

    memberi hidayah dan karunia sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

    dengan lancar.

    2. Keluargaku yang tercinta, Ayah dan ibu yang telah bersusah payah mendidik,

    memberikan segalanya untukku, dan juga kakak dan adekku tersayang yang

    telah memotivasi dan mendukung hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan

    dengan baik.

    v

  • 7

    3. Keluarga Bapak Soenarko terima kasih atas dorongan dan semangat yang

    sudah diberikan.

    4. Kekasih hatiku, Kakang Wahyu yang selalu memberikan semangat, dukungan

    dan perhatiannya kepadaku sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

    5. Teman-teman Diploma III Akuntansi07 yang senantiasa menjadi teman di saat

    suka maupun duka dan berjuang demi kesuksesan bersama.

    6. Teman- teman kost Mujib Kingdom, mbak Gisca, mbak Hani, Dewi, Ica,

    Mimi dan Sarah, terima kasih atas dukungannya selama ini.

    7. Teman- teman lamaku maupun baru, Thanks to all.

    vi

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

    PENERAPAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU (PASIR BESI) PADA

    PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK..

    Dalam kesempatan yang baik ini, penulis dengan ketulusan dan

    kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang

    dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses

    penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini, antara lain:

    1. Ketua STIE Perbanas Surabaya Prof Dra.Psi. Hj Tatik Suryani ,M.M.

    2. Ketua Program Diploma III Bapak Drs. Ec. Mochammad Farid, MM.

    3. Dosen Pendamping Tugas Akhir Bapak Kautsar Riza Salman, SE., MSA.,

    BKP, AK yang selalu sabar untuk membimbing agar penulisan tugas akhir

    ini dapat selesai dengan baik dan benar.

    4. Bapak Drs. Hendro Wartono selaku Kepala Bagian Pendidikan dan

    Pelatihan (DIKLAT) PT. Semen Gresik, yang telah memberikan

    kesempatan untuk dapat melaksanakan kegiatan penelitian , serta staf

    lainnya.

    5. Bapak Sunaryo selaku Kasi Perencanaan Bahan dan Produksi PT. Semen

    Gresik, yang membantu saya dalam mencari informasi untuk penyusunan

    Tugas Akhir dan selalu memberikan penjelasan apabila saya mengalami

    vii

  • 9

    kesulitan sehingga dapat memberikan banyak pengetahuan tentang

    perencanaan bahan dan produksi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    6. Bapak Kautsar Riza Salman, SE.,MSA., BKP, Ak selaku dosen wali.

    7. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan dan masukan

    sehingga selesainya Tugas Akhir ini.

    Namun demikian, penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini

    masih jauh dari sempurna, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat

    membangun akan diterima dengan senang hati.

    Dengan terselesaikanya, laporan penelitian yang penulis susun

    diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terima kasih.

    Surabaya, 15 Februari 2010

    Penulis

    viii

  • 10

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Job Description Perencanaan Bahan dan Produksi . 26

    Tabel 4.1 Perhitungan Harga Perolehan. 43

    Table 4.2 Perhitungan Persediaan Pasir Besi Dengan Metode Average 45

    ix

  • 11

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Semen Gresik

    (Tingkat Divisi).............................................................. 22

    Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Divisi Litbang

    & Jaminan Mutu) 25

    Gambar 4.1 Gambar Bahan Baku Pasir Besi.. 40

    x

  • 12

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Keterangan dari Perusahaan

    Lampiran 2 Data Perhitungan Persediaan Pasir Besi dengan Metode Average

    Pada Tahun 2008

    xi

  • 13

    DAFTAR ISI

    Hal

    Halaman Persetujuan Siap Dipresentasikan......... ii

    Halaman Pernyataan Lulus Evaluasi............................................................... iii

    Halaman Pengesahaan..................................................................................... iv

    Halaman Motto dan Persembahan................................................................... v

    Kata Pengantar......... vii

    Daftar Tabel......... ix

    Daftar Gambar......... x

    Daftar Lampiran.............................................................................................. xi

    Daftar Isi...... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .. 1

    1.2 Penjelasan Judul 3

    1.3 Rumusan Masalah . 4

    1.4 Tujuan Penelitian.... 4

    1.5 Manfaat Penelitian.. 4

    1.6 Metode Penelitian... 5

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Biaya Bahan Baku. 6

    2.1.1 Unsur Biaya Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku

    yang Dibeli 6

    2.1.2 Biaya Unit Organisasi yang Terkait .......... 6

    2.1.3 Penentuan Harga Pokok Bahan Baku

    yang Dipakai Dalam Produk.......... 7

    2.2 Persediaan...... 7

    2.2.1 Konsep Persediaan.. 7

    2.2.2 Tujuan Persediaan.. 9

    2.2.3 Fungsi Persediaan.. 10

    2.2.4 Biaya Persediaan 13

    xii

  • 14

    2.2.5 Metode Penilaian Persediaan 15

    2.2.6 Perbandingan Atas Hasil Penilaian Persediaan 16

    BAB III LAPORAN PEMAGANGAN

    3.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan .. 19

    3.2 Visi, Misi Perusahaan ... . 20

    3.3 Struktur Organisasi Perusahaan. 22

    3.4 Job Description Perusahaan 23 .

    3.5 Struktur Organisasi Perencanaan Bahan & Produksi.. 25

    3.6 Job Description Perencanaan Bahan& Produksi 26

    3.7 Profil Usaha 30

    3.8 Proses Produksi .. 33

    3.9 Wilayah Pemasaran 35

    3.10 Anak Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk . 36

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    4.1 Kebijakan Perusahaan Atas Bahan Baku Pasir Besi ................. 40

    4.1.1 Pengertian Pasi Besi....................................................... 40

    4.1.2 Penggunaan Pasir Besi yang digunakan........................ 41

    4.2 Pembelian Bahan Baku Pasir Besi............................................. 42

    4.2.1 Syarat Penyerahan Bahan yang digunakan.................... 42

    4.2.2 Macam-Macam Supplier Pasir Besi............................... 43

    4.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pasir Besi ................................ 43

    4.4 Perhitungan Persediaan Pasir Besi dengan Metode Average..... 44

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Kesimpulan. 46

    5.2. Saran.. 47

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    xiii

  • 15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat

    menyebabkan persaingan yang terjadi antara perusahaan berlangsung semakin

    kuat. Di dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan kerapkali menghadapi

    permasalahan. Apalagi dengan semakin ketatnya persaingan dewasa ini, semakin

    beragam pula masalah yang dihadapi. Perusahaan harus semakin bekerja keras

    untuk mendapatkan laba yang diinginkannya untuk menjamin kelancaran proses

    produksinya. Perusahaan harus melakukan pengawasan ketersediaan bahan baku,

    sehingga tujuan perusahaan untuk dapat berproduksi secara efektif dan efisien

    dapat tercapai.

    Persediaan bahan baku yang menumpuk dalam perusahaan senantiasa

    menjadi perhatian, karena persediaan bahan baku yang terlalu besar akan

    menimbulkan kerugian. Hal ini disebabkan semakin besarnya biaya kepemilikan

    persediaan, sehingga berdampak pada berkurangnya dana pada bidang yang lain

    namun sebaliknya, persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan terhentinya

    kegiatan produksi untuk beberapa saat sampai bahan baku yang diperlukan dapat

    diperoleh kembali. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi keuntungan yang

    diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi harus berjalan terus sedangkan

    persediaan tidak ada, selain itu mempengaruhi keuntungan akan menyebabkan

    harga yang lebih tinggi untuk biaya pembelian bahan baku, dikarenakan kualitas

    pesanan yang lebih kecil. Disamping itu perhitungan sistematik diperlukan untuk

    1

    1

  • merencanakan jumlah bahan baku dan memerlukan kapan bahan baku tersebut

    dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan.

    Persediaan yang optimal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam

    pengadaan bahan baku. Persediaan yang optimal ini memerlukan perencanaan

    perhitungan yang akurat agar dapat mengendalikan jumlah produksi dan dapat

    mempertahankan dalam suatu jumlah persediaan yang optimum, tentunya dengan

    metode-metode perhitungan persediaan yang dapat menjamin kebutuhan bagi

    kelancaran kegiatan yang tepat dalam perusahaan tersebut, serta dengan biaya

    yang serendah-rendahnya untuk menghindari timbulnya kesia-sia-an akibat

    kesalahan penyetokan yang akan berpengaruh pada operasional suatu perusahaan

    tersebut.

    PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah suatu perusahaan manufaktur

    yang memproduksi semen. Masuknya perkembangan perekonomian yang ada di

    Indonesia saat ini membuat PT. Semen Gresik ( Persero ) Tbk. untuk bekerja

    keras melakukan program yang dapat membuat pangsa pasar di PT. Semen Gresik

    ( Persero ) Tbk meningkat dan senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas

    kerja perusahaan. Kemajuan produktivitas kerja suatu perusahaaan tidak terlepas

    dari peranan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan berkualitas serta

    peralatan produksi yang digunakan dan juga sistem yang menunjang aktivitas

    produksi. Dari hasil produksi yang baik akan dapat menarik minat para rekanan

    untuk bekerja sama dalam proses produktivitas dengan tujuan menunjang

    kelancaran proses produksi yang terjamin.

    2

  • 3

    Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk memilih

    judul Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen

    Gresik (Persero) Tbk.

    1.2 Penjelasan Judul

    Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul dalam laporan penelitian,

    maka penyusun akan memberikan pengertian dan batasan mengenai judul

    tersebut.

    Bahan Baku :

    Bahan baku adalah bahan utama yang akan menjadi bagian dari produk

    jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

    PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.

    Suatu perusahaan tempat diadakan pengamatan untuk laporan penelitian.

    Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai judul

    laporan penelitian ini yaitu sebagai berikut : kegiatan perhitungan, serta penilaian

    tentang Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen

    Gresik (Persero) Tbk.

  • 4

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumusan masalah sebagai

    berikut :

    Bagaimana penerapan perhitungan biaya bahan baku (Pasir Besi) pada PT.

    Semen Gresik (Persero) Tbk.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

    Untuk mengetahui bagaimana penerapan perhitungan biaya bahan baku

    (Pasir Besi) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    1.5 Manfaat Penelitian

    1. Bagi penulis

    Untuk menerapkan teori yang telah diterima dalam proses perkuliahan serta

    digunakan untuk membandingkan didalam dunia kerja, terutama yang

    berkaitan dengan penerapan perhitungan biaya bahan baku.

    2. Bagi perusahaan

    Diharapkan dapat memberi masukan berkaitan dengan pengakuan dan

    penilaian yang tepat tentang penerapan perhitungan biaya bahan baku.

    3. Bagi STIE Perbanas Surabaya

    Menambah perbendaharaan perpustakaan.

  • 5

    1.6 Metode Penelitian

    Dalam menyusun laporan penelitian ini akan dibahas secara diskriptif

    mengenai Penerapan Perhitungan Biaya Bahan Baku (Pasir Besi) pada PT. Semen

    Gresik (Persero) Tbk.

    1.6.1 Metode Pengumpulan Data

    1. Metode Interview

    Pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan pegawai

    yang berkaitan langsung dengan obyek yang diteliti.

    2. Metode Data Primer

    Data yang diperoleh dengan observasi atau interview secara

    langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan.

    3. Metode Data Sekunder

    a. Interview, mengadakan wawancara dan diskusi langsung dengan

    pimpinan dan staf perusahaan.

    b. Dokumentasi, pengumpulan data dengan mencatat data dari

    dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian.

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Biaya Bahan Baku

    2.1.1 Unsur Biaya Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli

    Di dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya biaya sejumlah

    harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,

    pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain. Biaya yang diperlukan dalam harga

    pokok bahan baku yang dibeli menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya

    yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam

    keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli.

    Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam

    faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang

    dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk

    diolah.

    2.1.2 Biaya Unit Organisasi yang Terkait

    Dalam pembelian bahan baku, unit organisasi yang terkait dalam

    pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian

    gudang dan bagian akuntansi persediaan. Dengan demikian akan timbul kesulitan

    dalam memperhitungkan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan

    kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.

    6

  • 7

    2.1.3 Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Dalam Produksi

    Dalam persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok

    per satu yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat menimbulkan

    masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini diperlukan

    berbagai macam metode yang diantaranya :

    a. Metode identifikasi khusus

    b. Metode masuk pertama keluar pertama

    c. Metode masuk terakhir keluar pertama

    d. Metode rata-rata bergerak

    e. Metode biaya standar

    f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan

    2.2 Persediaan

    2.2.1 Konsep Persediaan

    Persediaan didefinisikan sebagai pengadaan (penyimpanan) berbagai

    barang atau sumber daya yang digunakan dalam suatu organisasi. Suatu system

    persediaan merupakan serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor

    tingkat persediaan yang ada dan menentukan pada level berapakah persediaan itu

    harus ada, kapan persediaan itu harus diisi kembali dan seberapa besar nilai atau

    jumlah pesanan yang harus ditentukan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk

    melakukan pengelolan yang baik terhadap persediaan dengan cara mencapai

    keseimbangan antara biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh persediaan dan

    tingkat pelayanan kepada konsumen yang tetap prima. Efisiensi (reduksi) biaya

  • 8

    perolehan dan penyimpanan persediaan memang harus dilakukan tetapi jangan

    sampai hal ini akan berakibat terjadinya kekurangan stok (persediaan) pada saat

    konsumen membutuhkan produk tersebut.

    Pada umumnya, persediaan untuk perusahaan manufaktur biasanya

    mengacu pada barang-barang yang mempunyai kontribusi atau menjadi bagian

    dari hasil proses produksi atau produk. Persediaan manufaktur biasanya

    diklasifikasikan menjadi :

    1. Persediaan Bahan Baku

    Persediaan yang menjadi karena setelah bahan baku dibeli dari pemasok

    tetapi belum dimasukkan ke dalam proses produksi.

    2. Persediaan Barang Setengah Jadi

    Persediaan barang setengah jadi telah mengalami beberapa perubahan

    tetapi belum selesai dikerjakan. Barang jenis ini ada karena untuk

    membuat produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus) yang telah

    ditentukan sebelumnya sehingga kadangkala barang-barang belum selesai

    diproses.

    3. Persediaan Barang Jadi

    Persediaan ini merupakan penyimpanan barang yang telah selesai diproses

    dan menunggn untuk dikirim. Barang jadi harus disimpan digudang karena

    permintaan konsumen yang sangat sulit dipresiksi dan tidak menentu

    dalam jangka waktu tertentu.

    4. Persediaan Komponen (Suku cadang)

  • 9

    Persediaan ini merupakan penyimpanan komponen-komponen atau suku

    cadang-suku cadang yang dibutuhkan untuk membentuk suatu produk jadi

    tertentu. Barang-barang ini disimpan di gudang karena menunggu proses

    perakitan komponen dan suku cadang ke dalam proses pembuatan barang

    jadi.

    5. Persediaan Perlengkapan Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi

    Persediaan ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk melakukan

    pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh peralatan dan perlengkapan yang

    digunakan dalam proses produksi, sulit untuk diketahui kapan benar-benar

    terjadinya. Permintaan jenis ini seringkali merupakan fungsi jadwal-jadwal

    pemeliharaan.

    (Febriana W, Masmira K. 2008: 93-94)

    2.2.2 Tujuan Persediaan

    Setiap perusahaan (bahkan yang melakukan operasi just-in-time dimana

    melakukan minimalisasi persediaan, terkadang sebisa mungkin tidak ada

    persediaan) tetap melakukan persediaan pasokan dengan berbagai alasan-alasan

    sebagai berikut :

    1. Menjaga independensi aktivitas operasional sehingga tidak menimbukan

    terlalu banyak persediaan pada setiap pusat (unit) kerja yang ada.

    2. Menyesuaikan dengan viriabilitas pada permintaan produk sehingga dapat

    senantiasa memenuhi permintaan konsumen.

    3. Memungkinkan terjadinya fleksibilitas pada penjadwalan produksi yang

    terkait dengan jadwal dan jumlah kapasitas produksi yang dibutuhkan.

  • 10

    4. Memberikan pengaman untuk mengatasi viriabilitas waktu pengiriman

    bahan baku sehingga tidak mengganggu kalancaran proses produksi.

    5. Mengambil manfaat ekonomis (mendapatkan potongan atau diskon)

    karena melakukan pemesanan atau pembelian dalam jumlah yang besar.

    (Febriana W, Masmira K. 2008: 93-95)

    2.2.3 Fungsi Persediaan

    Berdasarkan kegunaannya persediaan dapat dikategorikan sebagai berikut :

    1. Working Stock yaitu persediaan yang diadakan dan disimpan sebelum

    dibutuhkan sehingga pemesanan dapat dilakukan pada suatu lot daripada

    berdasarkan keperluan. Pengukuran lot bertujuan untuk meminimasi biaya

    pemesanan dan penyimpanan, memperoleh diskon kuantitas atau untuk

    memenuhi syarat tarif penerbangan yang menguntungkan.

    2. Safety stock yaitu persediaan yang diadakan dalam rangka mengantisipasi

    ketidak pastian pasokan dan permintaan.

    3. Anticipation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menanggulangi

    permintaan yang memuncak, kebutuhan yang tidak menentu, atau akibat

    terjadinya penurunan kapasitas produksi.

    4. Decoupling stock yaitu persediaan yang diakumulasikan antara kegiatan-

    kegiatan yang saling bergantung untuk operasi-operasi yang sinkron

    sempurna.

    5. Psychic stock yaitu persediaan pajangan eceran yang diadakan untuk

    merangsang pembelian dan bertindak sebagai pelayan took bisu.

  • 11

    Fungsi persediaan :

    1. Mengantisipasi perubahan harga suppy yang fluktuatif

    Persediaan mempunyai fungsi untuk berjaga-jaga bila pada nantinya

    terjadi perubahan harga yang tidak diinginkan. Tentunya antisipasi ini

    akan menimbulkan kesan spekulatif. Untuk itu sebelum memutuskan

    melakukan penyimpanan, perusahaan melalui orang-orangnya harus jeli

    melihat perkembangan pasar dikemudian hari.

    2. Mencegah kekurangan stock (stock out)

    Permintaan pasar yang tidak konstan dan cenderung berfluktuatif akan

    mengakibatkan kebutuhan bahan baku juga berfluktuatif. Kondisi dapat

    merugikan jika nantinya terjadi kekurangan stock atau tidak adanya bahan

    baku produksi yang akan menghambat proses produksi. Untuk menjaga

    agar bahan baku selalu tersedia pada bagaimanapun keadaan pasar maka

    diadakan penyimpanan dalam jumlah tertentu untuk mengantisipasi

    permintaan yang melonjak. Persediaan yang semacam ini disebut Buffer

    stock.

    3. Mempelancar Operasional

    Persediaan yang semacam ini disebut smoothing stock. Pada dasarnya

    sama dengan buffer stock namun smoothing stock digunakan pada waktu

    terjadinya peningkatan permintaan yang sudah diperkirakan seperti pada

    waktu hari raya, musim, dan pada saat-saat tertentu. Tentunya ini lebih

    mudah untuk diperkitakan waktunya namun untuk jumlah dan kualitasnya

    masih memerlukan penilaian yang baik.

  • 12

    4. Lot Size Ekonomi

    Pada pemesanan barang perusahaan diharapkan pada pilihan jumlah

    pemesanan yang kecil namun sering dilakukan atau dalam jumlah besar

    dengan frekuansi yang jarang. Metode mana yang digunakan tergantung

    dari ongkos transportasi dan biaya pemesanan. Untuk perusahaan yang

    cukup modal lebih menyukai metode yang kedua yaitu yang banyak

    frekuensinya yang sedikit. Hal ini dilakukan karena pada jumlah yang

    besar sering kali dikenakan diskon sehingga biaya pembelian lebih murah.

    Selain itu, dengan sedikit transportasi mengakibatkan biaya transportasi

    per barang menjadi labih murah. Akibat pemesanan yang besar maka ada

    sejumlah bahan yang menunggu untuk digunakan.

    5. Pipeline atau transit inventory

    Adakalanya antara tempat produksi dan tempat pemesanan terlatak

    berjauhan sehingga tidak efektif jika dilakukan pengiriman yang berulang.

    Untuk itu, diantara tempat ini biasanya didirikan gudang sementara yang

    berfungsi untuk menyimpan barang yang berupa barang jadi agar

    pengiriman tidak dilakukan terlalu sering. Jumlah barang yang disimpan di

    gudang sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengiriman dan banyak

    penjualan barang.

    6. Decoupling Inventory

    Pada proses produksi yang berurutan, mancetnya suatu seksi produksi

    akan mengakibatkan mancetnya seksi yang mengikutinya. Akibatnya

    proses produksi dapat berhenti secara total. Untuk mencegah berhentinya

  • 13

    proses produksi ini disntara sekdi produksi tersebut diletakan digudang

    yang fungsinya menyimpan sementara barang setengah jadi sehingga jika

    seksi produksi mancet maka dapat diambil digudang, sehingga proses

    produksi secara keseluruhan dapat berjalan.

    (Mirna K.,Dwi I. 2005 : 8)

    2.2.4 Biaya Persediaan

    Pada saat pihak manajemen mengambil keputusan-keputusan yang dapat

    mempengaruhi besaran atau ukuran persediaan, maka terdapat berbagai macam

    biaya-biaya yang patut dipertimbangkan, yaitu :

    1. Biaya Penyimpangan (Penahanan)

    Yang termasuk kategori biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena

    perusahaan melakukan penyimpanan barang, penanganan barang, asuransi

    terhadap barang tersebut, keusangan, depresiasi, pajak dan biaya lain-lain

    yang terkait dengan penyimpanan barang. Apabila biaya penyimpanan ini

    dirasakan sangat mahal maka akan lebih menguntungkan mempunyai

    tingkatan persediaan yang rendah (sedikit) dan labih sering melakukan

    pengantian barang yang disimpan.

    2. Biaya Pemasangan (Persiapan) Produksi atau Perubahan Produksi

    Biaya yang muncul karena mempersiapkan mesin-mesin atau proses

    dengan persiapan peralatan spesifik yang digunakan untuk menghasilkan

    barang. Dengan demikian, dapat dilakukan penurunan biaya pemesanan

    dengan mengurangi biaya pemasangan dan dengan menggunakan prosedur

    yang efisien seperti pembayaran dan pemesanan via elektronik.

  • 14

    3. Biaya Pemesanan

    Biaya ini menunjukkan pada biaya-biaya manajerial dan administrasi

    untuk menyiapkan dan menepatkan pesanan pembelian atau produksi.

    Yang termasuk dalam biaya jenis ini adalah seluruh biaya yang terkait

    dengan jumlah barang dan kalkulasi kuantitas pesanan yang harus

    dilakukan

    4. Biaya Kekurangan Persediaan

    Biaya ini muncul sebagai akibat persediaan barang digudang tidak dapat

    memenuhi seluruh permintaan konsumen sehingga perlu menunggu stok

    atau persediaan itu digantikan dan bila tidak sabar menunggu maka terjadi

    pembatalan pesanan. Biaya ini seringkali disebut sebagai opportunity cost

    (biaya kesempatan) dan merupakan suatu dilemma (trade off). Untuk

    menghindari terjadinya kekurangan barang atau stok, maka perusahaan

    dapat melakukan penyimpanan barang dalam jumlah yang besar. Akan

    tetapi, hal ini akan berakibat pada pembengkaknya biaya persediaan yang

    lain yaitu biaya penyimpanan. Dengan demikian untuk menghindari

    pembengkakan biaya persediaan maka perusahaan melakukan

    pengurangan stok yang tentunya akan berdampak pada kekurangan

    persediaan. Hal ini akan mengakibatkan kehilangan konsumen, mungkin

    laba yang didapat dan risiko keterlambatan yang lain. Oleh karena itu,

    perlu dilakukan penyeimbangan jumlah persediaan yang tepat sehingga

    tidak menerima dampak negatifnya, walaupun hal ini sangat sulit untuk

    dilakukan.

  • 15

    Faktor penting lain yang dibutuhkan untuk menimumkan biaya persediaan

    secara keseluruhan adalah menentukan kuantitas pesanan yang benar baik kepada

    pemasok maupun penyedia sumber daya produktif internal perusahaan. Selain itu,

    faktor penentuan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan juga merupakan

    faktor penting yang berdampak pada biaya persediaan.

    (Febriana W, Masmira K. 2008: 95-96)

    2.3.5 Metode Penilaian Persediaan

    Menurut Drs. Sofjan Assauri (1980:182), dalam menilai suatu persediaan

    dan beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya dengan :

    1. Cara First-In, First-out (FIFO- Method)

    Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual

    dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan

    demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang

    terakhir masuk.

    2. Cara Rata-rata ditimbang (Weighted Average Method)

    Cara ini berbeda dengan cara FIFO karena didasarkan atas harga rata-rata

    dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh

    pada masing-masing harganya. Dengan demikian persediaan dinilai

    berdasarkan harga rata-rata.

    3. Cara Last-in, First-out (LIFO- Method)

    Cara ini didasarkan atas asumsi, bahwa harga barang yang telah terjual

    dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga

  • 16

    persediaan yang masih ada/stock, dinilai berdasarkan harga pembelian

    barang yang terdahulu.

    2.3.6 Perbandingan Atas Hasil Penilaian Persediaan

    Bilamana keadaan harga adalah stabil, maka semua cara penilaian

    menghasilkan angka yang sama. Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil

    (turun naik) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda.

    Pada saat harga meningkat :

    1. Maka cara FIFO menunjukkan :

    a. Nilai persediaan akhir yang tinggi

    b. Harga pokok barang yang terjual yang rendah

    c. Profit yang lebih besar

    2. Cara LIFO menunjukkan :

    a. Nilai persediaan akhir yang rendah

    b. Harga pokok barang yang terjual yang tinggi

    c. Profit yang rendah

    3. Cara rata-rata menunjukkan :

    Hasil berada diantara hasil menurut metode LIFO dan FIFO

    (Sofjan Assauri, 1980:182)

    Metode FIFO dan LIFO akan memberikan hasil yang berlawanan,

    sedangkan hasil dari metode-metode rata-rata terimbang akan berada diantara

    kedua kubu tersebut. Dalam rangka pemanduan (matching) antara harga pokok

    penjualan dengan pendapatan, metode LIFO akan memberikan hasil yang paling

    baik. Dalam metode LIFO, yang akan menjadi beban perusahaan dalam harga

  • 17

    pokok penjualan adalah harga beli yang paling akhir. Hal ini berlawanan dengan

    metode FIFO, dimana metode ini memantau harga pokok barang yang terlama

    dengan penjualan.

    Sedangkan dalam pelaporan neraca, metode FIFO akan memberikan harga

    pakok persediaan yang paling mencerminkan nilai sekarang, sedangkan LIFO

    akan memerikan nilai persediaan yang melesatkan, karena yang dinilai adalah

    persediaan berdasarkan harga beli barang-barang yang terlama.

    Dalam hubungannya dengan pajak penghasilan, maka dalam keadaan

    inflasi dimana harga-harga meningkat, metode LIFO akan menghasilkan

    pembayaran pajak yang paling rendah, sedangkan dalam keadaan harga-harga

    turun, pembayaran pajak akan menjadi paling rendah bila kita menggunakan

    metode FIFO, tapi paling tinggi menggunakan metode LIFO. Peraturan

    perpajakkan di Indonesia hanya memperbolehkan perusahaan untuk menggunakan

    metode FIFO atau rata-rata tertimbang.

    FIFO banyak dikritik karena metode ini dapat membuat laba yang

    diperoleh perusahaan menjadi lebih besar dengan adanya laba persediaan. Laba

    persediaan adalah perbedaan laba kotor yang didapatkan bila kita menggunakan

    metode FIFO dengan LIFO.

    Sementara itu metode LIFO dikritik karena metode ini dapat dipergunakan

    oleh manajemen untuk memanipulasi tingkat keuntungan yang didapatkan.

    Misalkan harga pembelian barang dagangan meningkat, dan manajer dari

    perusahaan tersebut ingin mengurangi keuntungan yang didapat perusahaan, agar

    perusahaannya bisa membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil. Mendakati

  • 18

    akhir tahun, manajer dapat membeli persediaan dalam jumlah yang besar. Dengan

    metode LIFO ini, persediaan yang paling akhir dibeli dengan harga yang lebih

    mahal akan dibebankan sebagai harga pokok penjualan. Hal ini akan

    meningkatkan nilai harga pokok penjualan dan menurunkan keuntungan yang

    diterima perusahaan.

    Kesimpulannya, jika perusahaan ingin melaporkan keuntungan yang lebih

    tinggi, jika harga-harga sedang meningkat sebaiknya perusahaan menggunakan

    metode FIFO, sebaliknya dalam kondisi harga-harga yang menurun, metode LIFO

    akan menghasilkan keuntungan yang paling tinggi. Dan setiap perusahaan

    memilih metode penilainan persediaan yang berbeda karena tujuan yang berbeda

    pula. Ada pula perusahaan yang menggunakan metode LIFO dan FIFO untuk

    jenis persediaan yang berbeda.

    (Setio A, Siddharta U, dan Thomas H. 1993: 435)

    Menurut Drs. Sofjan Assauri (1980:182), Cara mana yang dipilih tidak

    menjadi persoalan, asal saja cara tersebut dipergunakan secara konsisten, yaitu

    tidak berubah-ubah dari tahun ke tahun.

  • 19

    BAB III

    GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN

    3.1 Sejarah berdirinya Perusahaan

    PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di

    bidang industri semen. Didirikan pada tanggal 25 Maret 1953 dengan akta

    notaries Raden Mr Soewandi nomor 41,Jakarta dan diresmikan oleh Presiden RI

    pertama pada tanggal 7 Agustus 1957 dengan kapasitas terpasang 250.000 ton

    semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di bursa efek

    Jakarta & bursa efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public

    dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi

    kepemilikan saham pada saat itu adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%.

    Pada bulan Sepetember 1995, perseroan melakukan Penawaran Umum

    Terbatas I (right issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi

    Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 Semen Gresik

    berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa, yang kemudian

    dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG

    saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.

    Pada tanggal 17 September 1998, pemerintah melepas kepemilikan

    sahamnya di SGG sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan

    oleh Cemex S.A de C.V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko.

    Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, Masyarakat

    35%, dan Cemex 14%. Tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan

    19

  • 20

    saham perseroan berubah menjadi: Pemerintah RI 51,01% , masyarakat 23,46%,

    dan Cemex 25,53%.

    Blue Vallley Holding PTE Ltd yang berkantor di Singapura merupakan

    suatu perusahaan rajawali group pada tanggal 27 Juli 2006 membeli 24,90%

    (147.694.848 lembar) saham Semen Gresik yang dimilliki Cemex. Komposisi

    kepemilikan saham berubah menjadi : Pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09%

    Dan Blue Valley Holding PTE Ltd 24,90%.

    Saat ini kapasitas terpasang riil SGG sabesar 16,92 juta ton semen per

    tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa pasar semen domestik. Lokasi pabrik

    berada di Gresik dan Tuban, Jawa Timur, Indarung di Sumatra Barat, serta

    Pangkep di Sulawesi Selatan. Hasil produksi perseroan dan anak perusahaan

    dipasarkan di dalam dan keluar negeri.

    3.2 Visi, misi perusahaan

    Visi :

    Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang terkemuka dan

    mampu meningkatkan nilai tambah pada para pemangku kepentingan

    (stakeholders).

    Misi :

    1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang

    berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi

    yang ramah lingkungan.

  • 21

    2. Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandart internasional

    dengan menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan

    bertindak proaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya.

    3. Memiliki keunggulan bersaing dalam pasar semen domestik dan

    internasional.

    4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk

    meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

    5. Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku

    kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan, dan

    masyarakat sekitar.

  • 22

    3.3 Struktur Organisasi Perusahaan

    Gambar 3.1

    Struktur Organisasi PT. Semen Gresik Tingkat Divisi

    Sumber : PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

  • 23

    3.4 Job Description Perusahaan

    Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari bagian

    organisasi PT Semen Gresik (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:

    Direktur Utama.

    Direktur Utama langsung membawahi Direktur Produksi, Direktur Operasi

    & Litbang, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, sekertaris perusahaan, Divisi

    Komuniksi, Divisi Pengembangan Perusahaan, Divisi SDM, Divisi hukum &

    manajemen risiko, Interrnal Audit.

    Tugas Direktur Utama yaitu;

    a. Menjaga kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan

    b. Menjalin hubungan dengan pihak luar demi kemajuan perusahaan

    c. Bertanggung jawab terhadap hasil produksi, keuangan, personalia dan

    pemasran hasil-hasil produksi

    d. Mengawasi pekerjaan masing-masing direktur dan meminta pertanggung

    jawababan atas pekerjaan yang telah dilakukanya.

    Direktur Produksi

    Direktur Produksi membawahi Divisi Produksi bahan baku, Divisi Produksi

    terak, Divisi Produksi Semen, Divisi Teknik. Bertanggung jawab mengelola unit

    produksi yang dimiliki perusahaan agar tercapai target, menjaga kelangsungan

    operasi unit produksi untuk meminimalkan down time peralatan dengan sistem

    pemeliharaan yang memadai, membuat perencanaan dalam pembelian dan

    pemeliharaan mesin-mesin serta merencanakan target produksi, merencanakan,

    mengawasi dan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

  • 24

    Direktur Litbang dan Operasional

    Direktur Litbang dan Operasional membawahi Divisi Pengadaan dan

    Pengelolaan Persediaan, Divisi Rancang Bangun, dan Divisi Litbang dan jaminan

    mutu. Direktur Litbang dan Operasional bertanggungjawab mengkoordinasikan,

    mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional atas bidang

    pengadaan dan pengelolaan persediaan, rancang bangun, serta penelitian dan

    pengembangan jaminan mutu produk.

    Direktur Pemasaran

    Direktur Pemasaran membawahi Divisi penjualan, Divisi Distribusi dan

    Transportasi, dan Divisi Pengembangan pemasaran. Bertanggungjawab atas

    bidang penjualan, distribusi dan transportasi, serta pengembangan pemasaran.

    Direktur Keuangan

    Direktur keuangan membawahi Divisi Keuangan, Divisi akuntansi, Divisi

    Sistem Informasi, Divisi Umum. Direktur keuangan bertanggung jawab

    Mengelola dan mengawasi pelaksanaan pemakaian anggaran perusahaan,

    membuat uang untuk tiap-tiap bagian koordinasi, mencatat, mengawasi dan

    membuat arsip setiap administrasi yang dibuat oleh tiap-tiap bagian, mengawasi

    jalannya keuangan dengan meminta laporan keuangan dari masing-masing bagian,

    menetapkan alokasi pemanfaatan dana perusahaan, mencari alternatif sumber

    pendanaan yang menguntungkan bagi perusahaan, dan menetapkan penempatan

    dana pada porto folio yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

  • 25

    3.5 Struktur Organisasi Perencanaan Bahan& Produksi (004/Kpts/Dir/2008)

    Gambar 3.2

    Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    Direktorat Litbang & Operasional

    (Divisi Litbang & Jaminan Mutu)

    Direktur

    Litbang &

    Operasional

    Divisi

    Rancang

    Bangun

    Divisi

    Pengadaan &

    Pengelolaan

    Persediaan

    Bagian

    Pengelolaan

    SMSG

    Bagian

    Jaminan

    Mutu

    Divisi Litbang

    & Jaminan

    Mutu

    Seksi Jaminan

    Mutu

    Bagian

    Pengembangan

    Produk & Aplikasi

    Bagian

    Pengembangan

    Proses, Energi&

    lingkungan

    Seksi

    Pengembanga

    n Aplikasi

    Seksi

    Pengembangan

    Energi

    Seksi

    Perencanaan

    Bahan & Produksi

    Seksi

    Pengembanga

    n Produk

    Seksi

    Pengembangan

    Proses dan

    Bahan

    Seksi Penelitian

    & Pengujian

    Bahan

    Seksi

    Pemantauan

    Lingkungan

    Staf Bagian

    Sumber : PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

  • 26

    3.6 Job Description Perencanaan Bahan& Produksi

    Tabel 3.1

    Job Description Perencanaan Bahan& Produksi

    DIVISI LITBANG

    & JAMINAN

    MUTU

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan

    mengevaluasi kegiatan di bidang:

    1. Jaminan mutu

    2. Pengujian bahan dan Lingkungan

    3. Pengembangan proses dan produk

    4. Berfungsi sebagai koordinator Biaya,

    koordinator pendapatan dan koordinator

    investasi

    Bagian Jaminan

    Mutu

    Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan

    mengevaluasi kegiatan di bidang:

    1. Jaminan mutu di Gresik dan Tuban

    2. Perencanaan bahan dan produksi

    3. Berfungsi sebagai koordinator biaya

    Seksi Jaminan Mutu Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan

    mengevaluasi kegiatan jaminan mutu bahan dan

    produksi,yang meliputi:

    1. Menjamin mutu bahan baku dan

    penolong yang dibeli untuk pabrik

  • 27

    2. Menganalisa untuk semen yang akan

    dimasukkan ke dalam silo

    3. Mengatur semen yang dikeluarkan dari

    silo

    4. Menganalisa terak dan semen serta

    membuat sertifikat mutunya

    5. Melaksanakan kalibrasi internal alat-

    alat laboratorium serta memantau

    kalibrasi eksternal terhadap alat-alat

    laboratorium dan timbangan

    6. Menelusuri dan melayani penyelesaian

    keluhan pelanggan

    Seksi Perencanaan

    Bahan & Produksi

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan

    mengevaluasi kegiatan perencanaan bahan & produsi,

    yang meliputi:

    1. Merencanakan bahan baku dan

    penolong yang akan digunakan

    2. Membuat perhitungan-perhitungan jenis

    dan komposisi bahan baku dan

    penolong yang optimal

    3. Merencanakan produksi yang optimal

  • 28

    Bagian Pengujian

    Bahan &

    Lingkungan

    Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan

    mengevaluasi kegiatan di bidang :

    1. Penelitian dan pengujian bahan

    2. Pemantauan lingkungan

    3. Berfungsi sebagai koordinator biaya

    Seksi Penelitian &

    Pengujian Bahan

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan

    mengevaluasi kegiatan penelitian dan pengujian bahan,

    yang meliputi :

    1. Melaksanakan penelitian dan pengujian

    terhadap contoh-contoh bahan baku,

    bahan penolong dan bahan lainnya dalam

    pembuatan semen.

    2. Memeriksa, menganalisa dan

    mengevaluasi bahan-bahan yang dibeli

    untuk dijadikan acuan dalam penentuan

    harga pembelian dan keputusan diterima

    tidaknya bahan tersebut.

    3. Menerbitkan sertifikat hasil uji.

    Seksi Pemantauan

    Lingkungan

    Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan

    mengevaluasi pemantauan lingkungan, yang meliputi:

    1. Melaksanakan pemantauan lingkungan

  • 29

    kerja : konsentrasi debu, kebisingan, iklim

    kerja, intensitas cahaya, sanitas lingkungan

    kerja dan ergonomic

    2. Melakukan inspeksi dan pengendalian

    dampak lingkungan

    3. Menyusun usulan-usulan perbaikan

    sebagai tindak lanjut dari hasil

    pemantauan lingkungan

    Bagian

    Pengembangan

    Proses & Produk

    Merencanakan, mengkoordinasikan,mengarahkan dan

    mengevaluasi kegiatan di bidang :

    1. Penelitian dan pengembangan proses

    pembuatan semen

    2. Penelitian dan pengembangan produk

    aplikasi semen

    3. Presentasi teknis dan penyuluhan di

    lapangan serta melayani permintaan

    penjelasan teknis

    4. Berfungsi sebagai koordinator biaya.

    Sumber : PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

  • 30

    3.7 Profil Usaha

    Sebagai perusahaan publik, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    bertanggung jawab untuk memenuhi harapan pemegang saham. Dikelola secara

    professional dan transparan, PT. Semen gresik (Persero) Tbk. pantas

    dibandingkan dengan perusahaan unggul lainnya. Dengan sumber daya manusia

    yang dilandasi dengan filosofi dan dorongan untuk berprestasi, bersaing, dan

    bertanggung jawab, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. menerapkan 3 landasan

    utama dunia usaha (triple bottom line).

    Agar mampu bertahan dan berkembang, yaitu:

    1. Menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan meningkatkan efisiensi

    dan produktivitas.

    2. Menegakkan etika bisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip good

    corporate governance (GCG).

    3. Menangani masalah-masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan

    sistem manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan

    yang harmonis dengan masyarakat sekitar.

    Perseroan memproduksi berbagai jenis semen. Semen utama yang di

    produksi adalah Semen Portland Tipe I (OPC). Disamping itu juga memproduksi

    berbagai tipe khusus dan semen campur (mixed cement), untk penggunaan yang

    terbatas dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Berikut ini penjelasan

    mengenai jenis semen yang diproduksi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    serta penggunaannya :

  • 31

    1. Semen Portland Tipe I

    Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen

    hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi

    bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan

    perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.

    2. Portland Pozzolan Cement (PPC)

    Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan

    pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan

    ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,

    perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat

    penuh.

    3. Special Blended Cement (SBC)

    Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan

    Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di

    lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.

    Dan berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang diproduksi oleh Semen

    Gresik Group (SGG), serta penggunaannya :

    a. Semen Portland Tipe I

    Dikenal pula sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen

    hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi

    bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan

    perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.

  • 32

    b. Semen Portland Tipe II

    Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat

    dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa,

    dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.

    c. Semen Portland Tipe III

    Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi

    kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah

    proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin.

    Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan

    bandar udara.

    d. Semen Portland Tipe V

    Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang

    mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang

    pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit

    tenaga nuklir.

    e. Special Blended Cement (SBC)

    Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan

    Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di

    lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.

    f. Portland Pozzolan Cement (PPC)

    Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan

    pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan

    ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,

  • 33

    perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat

    penuh.

    g. Portland Composite Cement (PCC).

    Adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak, gypsum,

    dan satu lebih bahan anorganik. Kegunaan semen jenis ini untuk konstruksi beton

    umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan

    khusus, seperti beton pracetak, beton pra-tekan dan paving block.

    h. Super Masonry Cement (SMC).

    Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang

    struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku

    pembuatan genteng beton hollow brick, paving block dan tegel.

    i. Oil Well Cement (OWC) Class G HCR.

    Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi

    dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan

    bumi.

    3.8 Proses Produksi

    Bahan baku utama pembuatan semen adalah terak ( sekitar 90%) dan gips ( sekitar

    4% dari semen). Sedangkan komposisi terak (klinker) sendiri adalah :

    Bahan kapur ( sekitar 80% )

    Tanah liat ( sekitar 15% )

    Pasir silica ( sekita 4% )

    Pasir besi / Copper slag ( sekitar 1% )

  • 34

    Tiga peralatan utama yang diberikan dalam melaksanakan produksi semen

    adalah penggilingan bahan baku, tanur putar dan penggiling semen. Tanur putar

    merupakan jantung pabrik Semen karena tanur putar akan menghasilkan terak

    yang merupakan bahan dasar semen.

    Selain sarana utama diatas, perseroan juga mempunyai sarana pendukung

    yang membantu proses produksi diantaranya : mesin pengantongan dan

    pengangkutan, laboratorium untuk pengujian mutu produk, pelabuhan untuk

    pengangkutan semen, bahan baku dan bahan bakar.

    Dalam memproduksi semen terdapat dua proses yang dilakukan oleh

    perseroan yaitu proses basah dan kering, namun proses basah sudah tidak

    dijalankan karena tidak efisien.

    Proses kering, langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. Penyediaan bahan mentah

    Batu kapur dan tanah liat digali dari deposit milik sendiri. Sedangkan pasir besi,

    pasir silika dan gypsum diperoleh dari supplier (rekanan).

    2. Penggilingan dan pengeringan bahan mentah

    Bahan mentah semen berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi

    digiling dan dikeringkan sehingga menjadi serbuk halus dicampur hingga merata

    (homogen) di sela-sela pencampuran.

    3. Pembakaran

    Bahan mentah yang telah digiling halus dan dikeringkan tersebut kemudian

    diumpankan ke tanur putar untuk dibakar dengan suhu mencapai 1350-1400

  • 35

    derajat celcius hingga menghasilkan terak (clinker). Terak yang masih panas

    tersebut didinginkan secara mendadak agar mudah penggilingannya.

    4. Penggilingan akhir

    Selanjutnya 96% terak (clinker) ditambah 4% gypsum digiling bersama-sama

    hingga mencapai kehalusan tertentu sehingga menghasilkan semen.

    5. Pengemasan atau pengantongan.

    Setelah digiling di penggilingan akhir, semen tersebut dikemas di mesin

    pengantongan dengan berat 50 kg untuk semen jenis I dan 40 kg untuk Portland

    Pozzolan Cement (PPC).

    3.9 Wilayah Pemasaran

    Wilayah pemasaran pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. :

    PT. Semen Gresik yang berlokasi di Jawa Timur, dengan kapasitas

    terpasang 8,2 juta ton semen per tahun merupakan pemasok kebutuhan semen di

    Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jabar, DKI, Banten serta sebagian Bali, Nusa

    Tenggara Barat, dan Kalimatan. Khusus di pulau Jawa menyerap sebagian besar

    kebutuhan semen dalam negeri dan merupakan kawasan dengan tingkat

    pertumbuhan konsumsi semen paling tinggi di Indonesia. Perseroan

    mengoperasikan 21 gudang penyangga yang terbesar strategis di kota-kota besar

    di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Banten, DKI dan Bali.

    Keberadaan gudang penyangga tersebut mempunyai peran yang menentukan bagi

    pemasaran dan distribusi semen Perseroan, khususnya di Pulau Jawa.

    Wilayah pemasaran pada. Semen Gresik Group (SGG) :

  • 36

    Kapasitas terpasang Perseeroan yang dikenal dengan Semen Gresik Group (SGG)

    sebesar 17.700.000 ton per tahun, terdiri dari :

    Semen Gresik 8.200.000

    Semen Padang 5.800.000

    Semen Tonasa 3.600.000

    Dengan kapasitas serta lokasi pabrik yang strategis, pemasaran hasil produksi

    Perseroan selain untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri, sebagian juga

    diekspor. Untuk mengalokasikan hasil produksi ke pasar, Perseroan memiliki

    jaringan distribusi di seluruh tanah air yang dilengkapi terminal distribusi, unit

    pengantongan dan pemuatan semen, serta sentralisasi operasi penunjang seperti

    pengembangan produk baru, pemasaran, penelitian, pembuatan kantong semen

    dan integrasi system manajemen informasi untuk peningkatan efisiensi.

    2.8 Anak Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk

    Anak penisahaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, terdiri dari :

    1. PT. Semen Padang

    Kantor pusat: Indarung Padang

    Bergerak di bidang Pengolahan & Pemasaran Semen.

    2. PT. Semen Tonasa

    Kantor pusat : Tonasa, Biring gere, Pangkep, Sulawesi Selatan

    Bergerak di bidang Pengolahan & Pemasaran Semen.

    3. Koperasi Warga .Semen Gresik

    Kantor Pusat: Jl. Tauchid Perum PT. SG Tubanan Gresik

  • 37

    Kopersi Warga Semen Gresik bergerak dalam bidang pciiokuau Barang-

    barang Konsumsi, Upaboga, Percetakan, Penjahitan, Perdagangan

    Uinum, Ekspedisi, serta Bahan Bangunan (Distributor Semen Gresik,

    Besi. friplek.Keramik).

    4. Yayasan Wisma Semen Gresik (SG Foundations)

    Jl. Veteran Gresik

    Yayasan Wisma Semen Gresik mengelola .

    a. Pendidikan Fomal

    b. Layanan jasa Psikologi

    c. Sosial

    5. Dana Pensiun Semen Gresik

    Kantor : Jl. R.A Kartini No. 23, Grcsik

    Dana Pensiun Semen Gresik menyelenggarakan program Pension Ivlaniaai

    Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan pengiiasilan bagi peserta

    dan keluarganya.

    6. PT. Varia Usaha

    Kantor Pusat: Jl Veteran No 129 Gresik

    PT Varia Usaha bergerak dalam bidang Perdagangan Barang Industri,

    Pertambangan, Jasa, Angkutan dan Perdaganagn Semen.

    7. PT Varia Usaha Beton

    Kantor Pusat: Jl. Letjen S. Parman No. 38, Waru, Sidoarjo PT Varia Usaha

    Beton Bergerak di bidang industri beton dan hahan hangnnan yang

    meliputi empat bidang usaha. yaitu: beton siap pakai (Readymix

  • 38

    Concrete), beton pra cetak (precost/prestressed concrete/ tiang panc.ing),

    beton ringan (liollow brick, paving stone, genlcng betoii), scrta bam

    pc^ah mesm (crushed stone)

    8. PT United Tractors Semen Gresik

    Kantor Penambangan : Desa Sumberarum. kec. Kerek. Tuban

    PT United Tractors Semen Gresik bergerak dalam bidang antara lain :

    usaha penambangan bahan galian, persewaan peralatan berat, jasa

    sipil dan Angkutan, pengadaan / pemasaran hasil tambang serta jasa

    konsultan penambangan.

    9. PT. Waru Abadi

    Kantor pusat : Jl. Taichid Komplek SG Tbanan, Kel. Sidomoro. Kec

    Kebomas. Kab. Gresik

    PT. Waru Abadi bergerak dalam idang Perdagangan Umum, perdagangan

    antar pulau, ekspor inpory, kontraktor, dan kayu olahan

    10. PT. Industri Kemasan Semen Gresik

    Kantor Pusat : Jl. Veteran, Gresik.

    Kemasan atau kantong industri ( semen, makanan ternak, dan industri

    kimia )

    11. PT. Swadaya Graha

    Kantor : Jl. RA. Kartini No. 25 Gresik

    The Plant Builder specialist

  • 39

    PT. Swadaya Graha bergerak dibidang usaha kontruksi sipil, fabrikasi

    baja, mekanikal dan elektrika, serta persewaan alat kontruksi dan alat

    berat.

    12. PT. Swadaya Gatra.

    Kantor Pusat : Jl. RA Kartini No. 21 A Gresik

    PT. Swabina Gatra bergerak dalam bidang supplir tenaga kerja, cleaning

    service, persewaan gudang dan kendaraan, supplir dan pemeliharaan AC,

    service jembatan timbang, biro perjalanan dan wisata, perdagangan umum,

    produsen air minum dalam kemasan SWA , taman wisata Giri Wana

    Tairta .

    13. PT. Kawasan Industri Gresik

    Kantor : Jl. Tridharma No. 3 Gresik

    PT. Kawasan Industri Gresik bergerak dalam bidang penjualan lahan

    industri, persewaan lahan industri, persewaan bangunan Pabrik Siap

    Pakai, dan persewaan gudang.

    14. Rumah Sakit Semen Gresik.

    Kantor : Jl. R.A Kartini No 280, Gresik

    Rumah Sakit Semen Gresik Bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan

    untuk umum ( Rumah Sakit ) dan farmasi.

  • 40

    BAB IV

    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    4.1 Kebijakan Perusahaan Atas Bahan Baku Pasir Besi

    PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan salah satu jenis perusahaan

    manufaktur yang memproduksi semen. Dalam proses pembuatan semen,

    perusahaan menggunakan bahan baku yang sudah terkomposisi dengan bahan

    penolong sebagai peningkatan kualitas mutu dari semen tersebut. Dan salah satu

    komposisi bahan baku untuk pembuatan semen adalah Pasir Besi.

    4.1.1 Pengertian Pasir Besi

    Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan

    butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,

    piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous

    magnetit, ilmenit, limonit, dan hematite. Titaniferous magnetit adalah bagian yang

    cukup penting, yang merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih

    pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitic volkanik.

    (Gambar 4.1 Pasir Besi)

    40

  • 41

    Untuk itu pasir besi banyak digunakan selain untuk industri logam besi

    juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen, seperti PT. Semen Gresik

    yang salah satu bahan bakunya menggunakan pasir besi untuk proses pembuatan

    semen. Pasir besi ini banyak terdapat seperti di Sumatera, Lombok, Sumbawa,

    Sumba, Flores, dan Timor.

    4.1.2 Penggunaan Pasir Besi yang Digunakan

    Secara garis besar proses pembuatan semen pada PT. Semen Gresik

    (Persero) Tbk. ini, terdapat beberapa tahap produksi diantaranya :

    1. Penyiapan Bahan Mentah

    2. Pengolahan Bahan

    3. Pembakaran

    4. Penggilingan

    5. Pengisian dan Distribusi

    Namun khususnya untuk peranan pasir besi digunakan pada tahap pertama

    yaitu penyiapan bahan mentah. Dimana dalam proses tersebut komposisi pasir

    besi yang digunakan tidak terlalu besar, hanya (1%) dari komponen campuran

    bahan baku yang digunakan untuk proses produksi semen. Dengan ketentuan

    seperti berikut :

    1. Batu Kapur (80%)

    2. Tanah Liat (15%)

    3. Pasir Silika (4%)

    4. Pasir Besi (1%)

  • 42

    4.2 Pembelian Bahan Baku Pasir Besi

    Dalam perjanjian jual beli syarat penyerahan barang berhubungan dengan

    berpindahnya hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Dalam hal ini

    ditentukan siapa yang akan menanggung biaya pengangkutan. Sehingga syarat

    penyerahan merupakan suatu kesepakatan antara penjual dengan pembeli tentang

    pemindahan hak milik disertai biaya pengiriman barang dari gudang penjual

    sampai digudang pembeli.

    4.2.1 Syarat Penyerahan Bahan yang digunakan

    Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam proses pembelian pasir besi

    kepada supplier-supplier, syarat penyerahan bahan baku yang digunakan adalah

    menggunakan Franko Gudang Pembeli dan Free On Board Destination point

    (FOB Destination point).

    Franko Gudang Pembeli yang artinya barang yang diperjualbelikan akan

    menjadi hak milik pembeli pada saat barang tersebut sampai di gudang pembeli.

    Sehingga segala bentuk resiko yang timbul selama dalam perjalanan menjadi

    tanggung jawab penjual termasuk ongkos angkut barang tersebut. Dan FOB

    Destination point adalah biaya angkut barang dimulai dari gudang penjual sampai

    gudang pembeli ditanggung oleh pihak penjual. Ini berarti bahwa barang-barang

    dalam perjalanan masih merupakan hak milik penjual.

    Sehingga pada proses pembelian bahan baku pasir besi, PT. Semen Gresik

    (Persero) Tbk. tidak menanggung biaya angkut selama perjalanan sampai

    kedatangan pasir besi hingga proses pembongkaran ke gudang PT. Semen Gresik

    (Persero) Tbk.

  • 43

    4.2.2 Macam - Macam Supplier Pasir Besi

    Dalam proses pengadaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. untuk

    pembelian bahan baku khususnya pasir besi, perusahaan sudah menentukan

    supplier-supplier yang akan bekerja sama dengan perusahaan. Supplier-supplier

    tersebut diantaranya :

    1. CV. Perwira Cipta

    JL. Diponegoro 48 Tuban. Tlp (0356)324897

    2. CV. Pasir Mas

    JL. Raya Kalipang, Sarang Rembang. Tlp (0295)511243

    4.2 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pasir Besi

    Dari data yang didapat tentang data realisasi penerimaan dan pemakaian

    bahan baku pasir besi pada Tahun 2008, maka untuk perhitungan biaya bahan

    baku pasir besi seperti berikut :

    Pada tanggal 23 Juli 2008, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. melakukan

    pembelian pasir besi sebanyak 84,25 ton. Harga beli pasir besi per kilo sebesar

    Rp. 158,0921. Persyaratan yang digunakan Franko gudang pembelian dan FOB

    Destination.

    Perhitungan : Tabel 4.1

    Perhitungan Harga Perolehan

    Kuantitas Harga Beli Satuan Harga Beli Total

    84.250 kg 158,0921 13.319.259,43

    Biaya Angkut 0

    Harga Perolehan 13.319.259,43

  • 44

    4.3 Perhitungan Persediaan Pasir Besi Dengan Metode Average

    Bahan baku pasir besi pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. yang

    merupakan bahan material, dimana untuk penyimpanan persediaan pasir besi,

    perusahaan tidak memisahkan kedatangan serta pemakaian dalam penempatannya.

    Ada pun kendala yang terjadi dikarenakan lahan untuk penyimpanan pasir besi

    yang terbatas. Sehingga PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam menentukan

    perhitungan persediaan pasir besi, menerapkan metode Average atau metode biaya

    rata-rata tertimbang. Berikut adalah contoh perhitungan persediaan pasir besi pada

    Desember 2008 :

    Pada tanggal 31 Desember 2008 PT. Semen Gresik melakukan pemakaian

    pasir besi sebanyak 1.521.780 Kg, 823.130 Kg, 1.611.540 Kg dengan harga

    perolehan yang digunakan untuk perhitungan sebesar Rp. 147,8369. Diketahui

    saldo akhir November 2008 sebesar Rp. 1.464.176.658

    Langkah penyelesaian :

    1. Membuat tabel perhitungan persediaan bahan baku pasir besi tabel tersebut

    terdiri dari kolom tanggal, penerimaan, pemakaian, dan kolom saldo.

    2. Cara perhitungan :

  • Tabel 4.2

    Hasil Perhitungan Persediaan Pasir Besi Pada Bulan Desember 2008

    Untuk menghitung jumlah saldo pasir besi bisa dilakuan dengan cara saldo awal dikurangi dengan pemakaian. Sedangkan untuk menghitung

    biaya bahan baku per kg, sisa saldo dibagi dengan jumlah unit yang tersisa.

    Saldo Awal Rp. 1.464.176.658

    31-Des-08 1.521.780 Kg x Rp. 147,8369

    823.130 Kg x Rp. 147,8369

    1.611.540 Kg x Rp. 147,8369

    (Rp. 584.909.303)

    Saldo Akhir Rp. 879.267.355

    Tanggal Uraian

    Terima Pakai Saldo

    Unit Harga/Kg Jumlah Unit Harga/Kg Jumlah Unit Harga/ Kg Jumlah

    30-Nop-08 9.904.000 147,8369 1.464.176.658

    31-Des-08 Pakai 0 0 0 1.521.780 147,8369 224.975.238 8.382.220 147,8369 1.239.201.420

    31-Des-08 Pakai 0 0 0 823.130 147,8369 121.688.987 7.559.090 147,8369 1.117.512.432

    31-Des-08 Pakai 0 0 0 1.611.540 147,8369 238.245.078 5.947.550 147,8369 879.267.355

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pasir besi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan PT. Semen

    Gresik (Persero) Tbk. sebagai campuran komponen dari pembuatan

    semen. Dimana dalam penggunaannya tidak terlalu besar hanya (1%) dari

    campuran komponen bahan baku yang digunakan.

    2. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam proses pembelian pasir besi

    kepada supplier, syarat penyerahan bahan baku yang digunakan yaitu

    dengan menggunakan Franko Gudang Pembeli dan Free On Board

    Destination point (FOB Destination point). Sehingga PT. Semen Gresik

    (Persero) Tbk. tidak menanggung biaya-biaya pada saat perjalanan. Jadi,

    biaya bahan baku yang diperoleh sebesar harga beli bahan baku tersebut.

    3. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. dalam menentukan perhitungan

    persediaan pasir besi menerapkan metode Average. Dikarenakan

    merupakan bahan material, dimana untuk penyimpanan persediaan pasir

    besi, perusahaan tidak memisahkan kedatangan serta pemakaian dalam

    penempatannya.

    46

  • 3

    5.2 Saran

    Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil penelitian yang diperoleh,

    maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

    1. Saran untuk penulis adalah dalam pencarian data terkait sebanyak yang

    diperlukan sesuai dengan ruang lingkup batas penelitian. Sehingga

    pembahasan tugas akhir tidak melebar.

    2. Saran untuk PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah Sebaiknya

    perusahaan perlu mempertimbangkan mengenai seringnya penggantian

    pasir besi dengan bahan cooper slag (limbah Smealting) yang meskipun

    harganya lebih murah, akan tetapi cooper slag dapat membuat kerusakan

    atau abrasif terhadap peralatan penggilingan. Sedangkan pasir besi tidak

    membuat pengaruh terhadap peralatan meskipun harganya lebih mahal.

    47

  • 4

    DAFTAR PUSTAKA

    Febriana W, dan Masmira K., 2008. Distribusi & Logistik. Surabaya: Bagian

    Penerbitan Fakultas Ekonomi UNAIR.

    Http://www.akuntansi4u.blogspot.com/2008/11/biaya-bahan-baku.html

    Mirna K, dan Dwi I., 2005. Peramalan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan

    Bahan Baku & Penolong Pada PT. Semen Gresik. Laporan Kerja Praktek,

    Perpustakaan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

    Setio A, Siddharta U, dan Thomas H. 1993. Akuntansi Horngren &Harrison.

    Edisi Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

    Sofjan Assauri, 1980. Management Produksi. Jakarta: Bagian Penerbit Fakultas

    Ekonomi UI.

    48

  • 5

  • 6

  • 7

  • PT SEMEN GRESIK (PERSERO)Tbk.

    R / 40313 / 014

    SEKSI PERENC. BAHAN & PRODUKSI

    Edisi : 1 Revisi : 1 Tgl : 29-11-1999

    Halaman : 1 dari 1

    PROGNOSA PENERIMAAN , PEMAKAIAN , STOK BAHAN BAKU DAN PENOLONG

    PABRIK TUBAN

    31

    Des'08 BATU TRASS C.SLAG / P. BESI / STEEL.S PASIR SILIKA GYPSUM TOTAL FLY ASH I.D.O BATU BARA

    Tanggal Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK Terima Pakai STOCK *)

    6.051 9.904 7.565 31.887 0 6.261 162.040

    1 * 3.577 3.587 6.040 0 0 9.904 0 321 7.244 880 1.097 31.669 810 810 0 0 3 6.258 11.783 3.485 170.337

    2 * 3.261 3.457 5.844 0 0 9.904 426 289 7.381 2.275 1.198 32.746 465 465 0 0 1 6.258 8.644 3.791 175.191

    3 * 3.702 2.344 7.202 0 0 9.904 504 426 7.460 1.236 1.027 32.955 629 629 0 0 0 6.261 9.136 4.169 180.157

    4 * 3.581 1.903 8.880 0 0 9.904 360 352 7.468 1.439 958 33.436 552 552 0 0 0 6.261 5.597 4.079 181.675

    5 * 2.844 2.160 9.564 0 0 9.904 396 424 7.440 1.615 1.099 33.952 633 633 0 0 13 6.244 3.000 4.221 180.454

    6 * 3.338 2.234 10.668 0 0 9.904 0 631 6.810 1.172 1.028 34.095 390 390 0 0 4 6.244 10.561 4.078 186.938

    7 * 2.582 1.443 11.807 0 0 9.904 0 799 6.011 418 1.003 33.510 579 579 0 0 0 6.244 0 3.996 182.942

    8 * 0 609 11.198 0 0 9.904 0 627 5.384 0 513 32.998 290 290 0 0 0 6.244 2.133 4.011 181.064

    9 * 3.224 477 13.945 0 0 9.904 374 284 5.473 1.382 474 33.906 222 222 0 0 4 6.256 6.136 2.923 184.277

    10 * 3.582 806 16.721 0 0 9.904 71 615 4.929 1.084 644 34.346 414 414 0 0 0 6.225 3.884 4.091 184.070

    11 * 2.667 932 18.455 0 0 9.904 146 558 4.517 781 762 34.364 204 204 0 0 0 6.225 786 4.241 180.615

    12 * 2.189 970 19.674 0 0 9.904 20 311 4.226 1.366 726 35.004 252 252 0 0 0 6.225 1.709 4.243 178.081

    13 * 73 1.427 18.321 0 0 9.904 0 340 3.886 1.318 935 35.387 172 172 0 0 31 6.194 4.458 4.084 178.456

    14 * 0 843 17.477 0 0 9.904 0 171 3.715 633 754 35.266 165 165 0 0 0 6.225 0 3.928 174.528

    15 * 2.969 2.177 18.269 0 0 9.904 0 433 3.282 1.704 886 36.084 268 268 0 0 0 6.180 0 4.107 170.421

    16 * 2.851 2.613 18.507 0 0 9.904 20 531 2.771 968 888 36.165 365 365 0 0 0 6.180 2.450 4.004 168.867

    17 * 2.938 2.887 18.558 0 0 9.904 324 328 2.766 1.672 1.179 36.658 665 665 0 0 6 6.180 5.528 2.939 171.457

    18 * 3.112 2.715 18.955 0 0 9.904 658 506 2.919 1.366 1.204 36.819 549 549 0 0 0 6.180 2.267 4.177 169.547

    19 * 3.310 3.052 19.213 0 0 9.904 658 528 3.049 1.041 1.373 36.488 551 551 0 0 11 6.179 5.986 3.935 171.598

    20 * 2.979 2.761 19.431 0 0 9.904 144 626 2.567 48 1.291 35.244 542 542 0 0 0 6.179 9.593 3.737 177.454

  • 3

    21 * 0 2.028 17.404 0 0 9.904 0 833 1.734 0 1.069 34.175 509 509 0 0 0 6.179 2.010 3.782 175.682

    22 * 3.776 2.101 19.079 0 0 9.904 495 597 1.632 297 1.120 33.352 620 620 0 0 0 6.179 5.963 3.695 177.951

    23 * 3.541 1.940 20.680 0 0 9.904 855 536 1.951 856 1.241 32.967 366 366 0 0 4 6.176 10.208 2.518 185.641

    24 * 3.341 2.586 21.434 0 0 9.904 696 292 2.355 236 1.088 32.115 486 486 0 0 71 6.176 2.840 2.744 185.737

    25 * 92 2.175 19.351 0 0 9.904 1.052 391 3.015 123 900 31.338 485 485 0 0 0 6.105 7.550 3.777 189.510

    26 * 3.348 2.405 20.293 0 0 9.904 1.373 431 3.958 227 780 30.784 279 279 0 0 0 6.105 6.619 3.835 192.293

    27 * 1.271 3.441 18.123 0 0 9.904 1.197 388 4.766 0 1.244 29.540 324 324 0 0 0 6.105 8.978 3.818 197.453

    28 * 0 3.036 15.087 0 0 9.904 383 406 4.744 63 1.258 28.345 456 456 0 0 0 6.105 1.675 3.137 195.990

    29 * 1.290 2.937 13.440 0 0 9.904 1.003 129 5.618 0 1.184 27.162 450 450 0 0 0 6.105 0 2.616 193.374

    30 * 1.075 2.929 11.587 0 0 9.904 745 212 6.150 434 1.275 26.321 351 351 0 0 0 6.150 5.017 2.720 195.670

    31 * 0 1.960 9.627 0 3.956 5.948 0 278 5.872 0 1.087 25.233 0 0 0 0 0 6.150 0 2.550 193.120

    Realisasi

    70.514 66.938 9.627 0 3.956 5.948 11.899 13.592 5.872 24.633 31.286 25.233 13.044 13.044 0 0 147 6.150 144.514 113.433 193.120

    Prog

    70.514 66.938 0 3.956 11.899 13.592 24.633 31.286 13.044 13.044 0 147 144.514 113.433

    RKAP

    34.770 21.270 8.400 25.250 17.760 580 111.740

    Stock Min 5.000 10.000 4.000 20.000 7.000 160.000

    Stock Max 7.000 12.000 6.000 25.000 9.000 200.000

    Catatan :

    *) Stok batu bara terdiri dari batu bara open yard ditambah dengan batu bara dalam pile.