Tugas Adat Fix

6
BUDAYA KALIWIRO TRACAP A. Latar Belakang Slametan berasal dari kata slamet (Arab: salamah) yang berarti selamat, bahagia, sentausa. Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan lepas dari kejadian yang tidak dikehendaki. Sementara itu, slamet juga berarti gak ana apa-apa (tidak ada apa-apa), atau lebih tepat “tidak akan terjadi apa-apa” (pada siapa pun). Konsep tersebut dimanifestasikan melalui praktik- praktik slametan. Slametan adalah kegiatan- kegiatan komunal Jawa yang biasanya digambarkan oleh ethnografer sebagai pesta ritual, baik upacara di rumah maupun di desa, bahkan memiliki skala yang lebih besar, mulai dari tedak siti (upacara menginjak tanah yang pertama), mantu (perkawinan), hingga upacara tahunan untuk memperingati ruh penjaga. Dengan demikian, slametan merupakan memiliki tujuan akan penegasan dan penguatan kembali tatanan kultur umum. Di samping itu juga untuk menahan kekuatan kekacauan (talak balak). NAMA : LINAJAH KELAS : 1C NIM : 1112041

Transcript of Tugas Adat Fix

Page 1: Tugas Adat Fix

BUDAYA KALIWIRO TRACAP

A. Latar Belakang

Slametan berasal dari kata slamet (Arab: salamah) yang berarti

selamat, bahagia, sentausa. Selamat dapat dimaknai sebagai keadaan lepas

dari kejadian yang tidak dikehendaki. Sementara itu, slamet juga berarti gak

ana apa-apa (tidak ada apa-apa), atau lebih tepat “tidak akan terjadi apa-apa”

(pada siapa pun).

Konsep tersebut dimanifestasikan melalui praktik-praktik slametan.

Slametan adalah kegiatan- kegiatan komunal Jawa yang biasanya

digambarkan oleh ethnografer sebagai pesta ritual, baik upacara di rumah

maupun di desa, bahkan memiliki skala yang lebih besar, mulai dari tedak siti

(upacara menginjak tanah yang pertama), mantu (perkawinan), hingga

upacara tahunan untuk memperingati ruh penjaga. Dengan demikian,

slametan merupakan memiliki tujuan akan penegasan dan penguatan kembali

tatanan kultur umum. Di samping itu juga untuk menahan kekuatan

kekacauan (talak balak).

Slametan dalam skala kecil yang dilakukan oleh individu atau kelauarga

tampak ketika mereka mulai membangun rumah, pindahan, ngupati (slametan

mendoakan calon bayi yang masih umur empat bulan dalam kandungan),

mithoni (slametan untuk calon bayi yang masih umur tujuh bulan dalam

kandungan), puputan (lepas pusar), dan masih banyak lainnya. Skala yang

lebih besar dapat dijumpai praktik-praktik seperti bersih desa, resik kubur,

dan lainnya. Menurut Pamberton16 praktik yang sarat dengan makna

slametan dengan sajen (sesaji) tersebut dilaksanakan dengan maksud agar

dapat membangun kembali hubungan dengan roh, terutama dengan ruh

penunggu desa (dhanyang). Dengan kata lain, bersih desa bertujuan untuk

NAMA : LINAJAH

KELAS : 1C

NIM : 1112041

Page 2: Tugas Adat Fix

menjalin hubungan damai dengan dunia ruh setempat.

Dapat dipahami bahwa slametan seringkali merupakan pesta komunal

sebagaimana disebutkan pada slametan dalam skala besar. Hanya saja,

slametan bentuk ini (skala) besar justru tidak tampak nilai kebersamaannya,

tetapi yang menonjol adalah pesta ritual pembagian “buah tangan”, jajan

pasar, dalam bentuk makanan. Yang menarik adalah ketika warga desa

mendatangi slametan bukanlah kemungkinan untuk makan bersama —

sebagai wujud kebersamaan—, tetapi justru keinginan untuk membawa

pulang makanan bertuah (berkat).

Slametan dimaknai sebagai sebuah konsep dan ritual yang selanjutnya

dimaknai dalam bingkai yang lebih luas, yakni penciptaan tata, tertib, aman

(selamat), dan wilujeng (selamat). Bahkan, Orde Baru yang syarat dengan

tradisi Jawa, menginterpretasikan konsep ini dengan menciptakan satuan-

satuan pengamanan dengan maksud menciptakan ketertiban, in order

condition, dengan dalih keselamatan bangsa.

B. Teknik Pelaksanaan

1. Ngupat

Ngupat atau ngupati adalah salah satu upacara adat yang dilakukan

saat calon ibu mengandung ( mbobot ) 4 bulan. Kata ”ngupat ” berasal

dari kata papat ( 4 ) atau kupat. Tujuannya adalah untuk keselamatan

calon bayi dan ibu atau untuk tolak bala jadi hampir sama seperti mitoni.

Yang membedakan dengan upacara adat ”meteng” lainnya yaitu ada

sajian kupat yang ditaruh didalam tempat yang biasa disebut ”besek”

yang dibawa pulang oleh orang yang hadir pada acara kenduren.

Ngupati ini mengandung maksud sebagai lambang bahwa ”jabang

bayi” sudah masuk dalam tahap keempat dalam proses penciptaan

manusia. Waktunya harus diselenggarakan pada hari yang baik menurut

hitungan hari Jawa.

2. Ngliman

Ngliman adalah salah satu upacara adat ”wetwngan” yang

diselenggarakan ketika calon ibu mengandung lima bulan. Kata ”ngliman”

berasal dari kata lima ( 5 ). Tujuan dari upacara adat ini adalah sama

Page 3: Tugas Adat Fix

dengan ngupati yaitu upacara untuk keselamatan bayi dan calon ibu atau

juga untuk tolak bala.

Upacara adat ini kurang dikenal pada daerah-daerah tertentu,

berbeda dengan upacara adat ”mitoni” yang sudah umum dikenal oleh

masyarakat Jawa dan juga dikenal oleh masyarakat nusantara.

3. Mitoni atau Tingkeban

Mitoni berasal dari kata ”pitu”(7).Upacara adat ini diselenggarakan

saat calon ibu mengandung 7 bulan. Tujuannya adalah untuk keselamatan

calon bayi dan calon ibu dan juga untuk tolak bala. Di daerah tertentu

upacara ini juga disebut tingkeban.

Jabang bayi yang berumur tujuh bulan itu sudah mempunyai raga

yang sempurna. Jadi menurut orang Jawa ”wetengan” umur tujuh bulan itu

proses penciptaan manusia itu sudah nyata dan sudah sempurna atau

Sapta Kawasa Jati.

Rangkaian acara untuk upacara mitoni ini lebih banyak daripada

upacara ngupati, yaitu:

1) Siraman

2) Memasukkan telur ayam kampung didalam kain calon ibu oleh

calon bapak.

3) Salin rasukan ( ganti baju )

4) Brojolan ( memasukkan kelapa gading muda ).

5) Memutus lawe atau lilitan benang ( janur ).

6) Memecahkan wajan dan gayung.

7) Mencuri telur.

8) Kenduren.

Waktu pelaksanaannya menurut orang Jawa mitoni itu harus

diselenggarakan pada hari yang benar-benar bagus, yaitu hari senin siang

sampai malam. Atau hari jumat siang sampai malam.

Page 4: Tugas Adat Fix

C. Analisis

Menurut pendapat saya dengan adanya slametan membawa dua sisi,yaitu

negatif dan positif.

Negatif;

Menurut islam nggak ada karna itu Cuma adat saja

Bagi orang yang tidak mampu menjadi beban, tertekan dan

keberatan,hingga akhirnya berhutang.

Masyarakat juga menjadi boros atau membuang-buang uang

Positif;

Mewujudkan rasa syukur terhadap alloh swt karna telah memberikan

karunia berupa anak

Menjaga silaturahim dengan warga karna mengadakan selamatan warga

menjadi kumpul

Apabila ada pengumuman atau informasi bisa cepat tersampaikan.

Di percaya sebagai tolak bala

Mempertemukan atau mempersatu anggota keluarga.

Kita mendapat pahala karna sudah memberikan berkat.