Fix Tugas Lipi

11
A. Pengertian Biofilm Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat di suatu permukaan dan diselimuti oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri. Biofilm terbentuk karena mikroorganisme cenderung menciptakan lingkungan mikro dan relung (niche) mereka sendiri. Biofilm memerangkap nutrisi untuk pertumbuhan populasi mikroorganisme dan membantu mencegah lepasnya sel-sel dari permukaan pada sistem yang mengalir. Permukaan sendiri adalah habitat yang penting bagi mikroorganisme karena nutrisi dapat terjerap pada permukaan sehingga kandungan nutrisinya dapat lebih tinggi daripada di dalam larutan.Konsekuensinya, jumlah dan aktivitas mikroba pada permukaan biasanya lebih tinggi daripada di air. B. Pepaya (Carica papaya L.) 1. klasifikasi tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) ini berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica. Dewasa ini tanaman papaya telah menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Pada pertengahan abad ke-16, tanaman papaya mulai banyak ditanam dan dibudidayakan di Cina dan Malaysia. Pada abad ke-19, diperkirakan mulai masuk ke Indonesia (1925-1930). ( Ashari,2006). Tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang di Jawa terkenal dengan nama kates maupun ketela gantung adalah merupakan sebuah tanaman yang seluruh organnya dapat dipergunakan baik untuk manusia maupun hewan. DiIndonesia kegunaan pepaya ini belum begitu lengkap bila dibandingkan diluar negri. Sebab di luar

description

new

Transcript of Fix Tugas Lipi

Page 1: Fix Tugas Lipi

A. Pengertian Biofilm

Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat di suatu

permukaan dan diselimuti oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri. Biofilm

terbentuk karena mikroorganisme cenderung menciptakan lingkungan mikro

dan relung (niche) mereka sendiri. Biofilm memerangkap nutrisi untuk pertumbuhan populasi

mikroorganisme dan membantu mencegah lepasnya sel-sel dari permukaan pada sistem yang

mengalir. Permukaan sendiri adalah habitat yang penting bagi mikroorganisme

karena nutrisi dapat terjerap pada permukaan sehingga kandungan nutrisinya dapat lebih

tinggi daripada di dalam larutan.Konsekuensinya, jumlah dan aktivitas mikroba pada

permukaan biasanya lebih tinggi daripada di air.

B. Pepaya (Carica papaya L.)

1. klasifikasi tanaman

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) ini berasal dari kawasan sekitar Meksiko dan Costa

Rica. Dewasa ini tanaman papaya telah menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Pada

pertengahan abad ke-16, tanaman papaya mulai banyak ditanam dan dibudidayakan di Cina

dan Malaysia. Pada abad ke-19, diperkirakan mulai masuk ke Indonesia (1925-1930).

( Ashari,2006).

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang di Jawa terkenal dengan nama kates maupun

ketela gantung adalah merupakan sebuah tanaman yang seluruh organnya dapat dipergunakan

baik untuk manusia maupun hewan. DiIndonesia kegunaan pepaya ini belum begitu lengkap

bila dibandingkan diluar negri. Sebab di luar negri semuanya dapat dipergunakan selain

untukmakanan juga sebagai obat-obatan. (Muljana, 2006 :1).

Menurut, Tjitrosoepomo (1996) taksonomi tanaman pepaya adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Violales

Familia : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Page 2: Fix Tugas Lipi

Gambar bagian tanaman pepaya

2. Kandungan Kimia Pepaya

Daun : enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo-karpaina, glikosid,karposid dan saponin,

sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Alkaloid karpaina mempunyai efek seperti digitalis.

Buah : β-karotena, pektin, d-galaktosa, l-arabinosa, papain, papayotimin papain, serta

fitokinase.

Biji : glukoside kakirin dan karpain. Glukoside kakirin berkhasiat sebagai obat cacing,

peluruh haid, serta peluruh kentut (karminatif).

Getah : papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase.

(Dalimarta dan Hembing,1994).

3. Cara menganalisi kandungan kimia pada pepaya

analsis senyawa alkaloid

Sebanyak 4 g daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah dihaluskan ditambahkan kloroform

secukupnya lalu dihaluskan lagi. Selanjutnya ditambah 10 ml amoniak dan 10 ml kloroform.

Larutan disaring ke dalam tabung reaksi, filtrat ditambahkan asam sulfat 2N sebanyak 10 tetes.

Filtrat dikocok dengan teratur kemudian dibiarkan beberapa lama sampai terbentuk dua lapisan.

Lapisan atas dipindahkan ke dalam tiga tabung reaksi. Ketiga larutan ini dianalisis dengan pereaksi

Mayer, Dragendorff dan Wagner. Terbentuknya endapan menunjukkan bahwa sampel tersebut

mengandung alkaloid. Reaksi dengan pereaksi Mayer akan terbentuk endapan putih, dengan

pereaksi Dragendorff terbentuk endapan merah jingga dan dengan pereaksi wagner terbentuk

endapan merah kecoklatan.

Page 3: Fix Tugas Lipi

Analsis Senyawa Triterpenoid dan Steroid

Sebanyak 200 mg daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah dihaluskan, ditambahkan asam asetat

glasial sampai sampel terendam semuanya, dibiarkan selama kira-kira 15 menit, enam tetes larutan

dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah 2-3 tetes H2SO4. Adanya triterpenoid

ditunjukkan dengan terjadinya warna kecoklatan atau violet, sedangkan adanya steroid ditunjukkan

dengan adanya warna biru kehijauan.

Analisis Senyawa Flavanoid

Sebanyak 200 mg daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah dihaluskan, ditambahkan dengan 5

ml etanol dan dipanaskan selama lima menit di dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah beberapa

tetes HCl 2N pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 g bubuk Mg. Hasil positif ditunjukkan dengan

timbulnya warna merah tua (magenta) dalam waktu 3 menit.

Analisis Senyawa Saponin

Sebanyak 200 mg daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam

tabung reaksi, ditambah air suling sehingga seluruh cuplikan terendam, dididihkan selama 2-3

menit, dan selanjutnya didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat lalu ditambahkan 2 tetes HCl.

Apabila masih terbentuk buih yang stabil, maka sampel positif mengandung saponin.

Analisis Senyawa Tannin

Sebanyak 200 mg daun pepaya (Carica papaya L.) yang telah dihaluskan, ditambah etanol sampai

sampel terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1 ml larutan dipindahkan kedalam tabung reaksi

dan ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%.Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna

biru tua atau hitam

C. Singkong

1. Klasifikasi Tanaman

Singkong (Manihot utilissima) pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian

dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. DiIndonesia singkong

diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16 dari brasil dan mulai ditanam secara

komersial sekitar taun 1810. Singkong atau dalam bahasa daerahnya dikenal dengan ketela

pohon, ubi kayu, pohung (Jawa), sampeu (Sunda) dan kaspe (Papua) adalah pohon tahunan

daerah tropis dan subtropis dari keluarga Euphorbiaceae (Agoes, 2010 : 81-82).

Page 4: Fix Tugas Lipi

Menurut, Tjitrosoepomo (1996) taksonomi tanaman singkong adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilissima

Gambar tanaman singkong

2. Kandungan kimia

Di dalam daun singkong mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak,

hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida,

dan kalsium oksalat. (Agoes, 2010 : 82). Dan di daun singkong juga merupakan sumber protein

yang bagus karena mengandung asam amino metionin. (Sudarma, 2013 :125). Menurut (Kusnadi et

al. 2012) Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan sebagai anti cacing

(anthelmintic) dan kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan

ternak terhadap mikroorganisme parasit. Daun singkong mengandung senyawa glukosida

sianogenik, yang tersebar hampir di semua jaringan tanaman yang terdiri dari linamarin dan

lotaustralin. Linamarin jika terhidrolisis akan membentuk asam sianida (HCN) yang mempunyai

sifat mudah larut dan menguap, sehingga kadar linamarin dapat diturunkan melalui proses

perendaman dan perebusan. Dalam

proses perendaman linamarin akan terhidrolisis (bereaksi dengan air).(Askurrahman, 2010 : 138).

Page 5: Fix Tugas Lipi

3. Cara menganalisi kandungan kimia pada singkong

Analisis Senyawa Flavanoid

Sebanyak 200 mg daun singkong (Manihot utilissima) yang telah dihaluskan, ditambahkan dengan

5 ml etanol dan dipanaskan selama lima menit di dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah

beberapa tetes HCl 2N pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 g bubuk Mg. Hasil positif ditunjukkan

dengan timbulnya warna merah tua (magenta) dalam waktu 3 menit.

Analisis Senyawa Saponin

Sebanyak 200 mg daun singkong (Manihot utilissima )yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam

tabung reaksi, ditambah air suling sehingga seluruh cuplikan terendam, dididihkan selama 2-3

menit, dan selanjutnya didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat lalu ditambahkan 2 tetes HCl.

Apabila masih terbentuk buih yang stabil, maka sampel positif mengandung saponin.

Analisis Senyawa Tannin

Sebanyak 200 mg daun singkong (Manihot utilissima) yang telah dihaluskan, ditambah etanol

sampai sampel terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1 ml larutan dipindahkan kedalam tabung

reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%.Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya

warna biru tua atau hitam.

Uji glikosida 3-flavonoid

Ambil larutan percobaan sebanyak 1 ml, uapkan hingga kering, sisalarutkan dalam 2 ml etanol 96%

dan tambahkan logam Zn, 2 ml HCL2N, diamkan selama 1 menit kemudian tambahkan HCL p, jika

dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi perubahan warana menunjukan adanya glikosida 3-favonol.

D.Talas

1. Klasifikasi Tanaman

Talas (Colocasia esculenta) termasuk tumbuhan tegak yang memiliki perakaran liar,

berserabut dan dangkal. Batang yang tersimpan dalam tanah pejal, bentuknya menyilinder

(membulat), umumnya berwarna cokelat tua, ,dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat

diatas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas (stolon). Daun memerisai dengan

tangkai

Page 6: Fix Tugas Lipi

panjang dan besar. (Anonima, 2012).

Menurut Dalimarta (1999), klasifikasi tanaman talas sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa : Arales

Suku : Araceae

Marga : Colocasia

Jenis : Colocasia esculenta L Schott

Gambar tanaman talas

2. kandungan kimia daun talas

Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti

alkaloid, glikosida, saponin, minyak essensial, resin, gula dan asam-asam organik.

E. Mengkudu

1. Klasifikasi Tanaman

Morinda citrifolia L mempunyai nama daerah : Eodu, mengkudu, bengkudu, (Sumatera) ; kudu,

cengkudu, kemudu, pace (Jawa); wangkudu, manakudu, bakulu (Nusa tenggara); dan di Kalimantan

di kenal dengan nama mangkudu, wangkudu, dan labanan (Wijayakusuma, 1995).

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Anak kelas : Sympatalae

Bangsa : Rubiales

Suku : Rubiaceae

Page 7: Fix Tugas Lipi

Marga / genus : Morinda

Jenis / spesies : Morinda citrifolia L.

2. Kandungan kimia

1. Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapat di dalam buah mengkudu

adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung

bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah

sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk

mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

Xeronine dari mengkudu bekerja secara kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, xeronin

menurunkan tekanan darah menjadi normal. Pada penderita tekanan darah rendah, mengkudu

meningkatkan tekanan darah. Dengan kata lain, sari buah mengkudu berfungsi sebagai adaptogen,

penyeimbang fungsi sel-sel tubuh.

2. Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.

3. Scolopetin terdapat pada buah mengkudu. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagai unsur anti

peradangan dan anti-alergi. Scolopetin pada mengkudu adalah sejenis fitonutrien yang dapat

mengikat serotonin, yaitu zat kimiawi yang penting di dalam tubuh manusia. Scolopetin berfungsi

memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran

darah sehingga jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk 10 memompa darah. Dengan

demikian tekanan darah menjadi normal. Meskipun demikian, scolopetin yang terdapat dalam buah

mengkudu dapat berinteraksi sinergis dengan nutraceuticals (makanan yang berfungsi untuk

pengobatan) lain untuk mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurukan

tekanan darah rendah yang sudah normal.

4. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel

abnormal.

5. Asam. Asam askorbat yang terdapat di dalam buah mengkudu merupakan sumber vitamin C dan

antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat menetrasir radikal bebas, yaitu partikel-partiker

bebahaya yang terbentuk sebagai hasil samping proses metabolisme yang dapat merusak materi

genetic dan sistem kekebalan tubuh. Mengkudu juga mengandung asam kaproat, asam kaprik, dan

asam kaprilat. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam

ketika buah mengkudu masak, sedangkan asam kaprilat membuat rasa buah tidak enak. Asam

kaproat dan asam kaprik ini termasuk golongan asam lemak bebas.

6. Zat anti bakteri. Jurnal Pasific Scien melaporkan bahwa mengkudu mengandung bahan anti-

bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan jantung dan gangguan jantung.

Senyawa antarakuinon yang banyak terdapat pada buah mengkudu dapat melawan bakteri

Page 8: Fix Tugas Lipi

Staphylococcus yang menyebabkan infeksi pada jantung dan bakteri Shigella yang menyebabkan

disentri. Zat aktif yang terkandung dalam buah mengkudu dapat mematikan bakteri penyebab

infeksi, seperti 11 Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Stapholococcus aereus, Bacillus

subtilis, dan Esccherichia coli. Zat anti kanker ini juga dapat mengontrol bakteri pathogen

(mematikan) seperti Salmonellamontivideo, S. scotmuelleri, S. typhi, dan Shigella dusenteriae, S.

flexnerii, S. paradysenteriae, serta Stapholococcus aereus.