Tugas

13
BAB I PEMBAHASAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN 1. Pembuatan Papan Nama a. Dalam teori Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter. Tulisan dibuat dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama proyek harus jelas tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan, Pemilik Proyek, Sumber Dana, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan Dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir serta penjelasan lain yang diperlukan dengan Jenis Huruf yang akan ditentukan Direksi. b. Pada pelaksanaan dilapangan Papan nama kegiatan dipasang didepan lokasi proyek yang memungkinkan untuk dilihatorang lain. Tulisan dibuat dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama berisikan Nama Kegiatan, Pekerjaan, Pemilik Proyek, Sumber Dana, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir. 2. Mobilisasi Peralatan a. Dalam teori Peralatan yang dimobilisasi adalah peralatan yang dibutuhkan untuk peroyek, seperti : Direksi Keet, Gudang, Pagar peroyek. Serta peralatan pertukangan yaitu alat-alat tukang kayu dan tukang batu seperti; gergaji, palu/martil, sekop, linggis, alat perata campuran, ember, gerobak dorong, Alat pencampur beton (molen Alat Pemotong Besi (Strong Bar Cutter) dan Alat Pembengkok Besi (Strong Bar Bender), Kereta dorong, lampu, dan alat untuk

description

Tugas KP

Transcript of Tugas

BAB IPEMBAHASAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN1. Pembuatan Papan Namaa. Dalam teori Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter. Tulisan dibuat dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama proyek harus jelas tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan, Pemilik Proyek, Sumber Dana, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan Dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir serta penjelasan lain yang diperlukan dengan Jenis Huruf yang akan ditentukan Direksi.b. Pada pelaksanaan dilapangan Papan nama kegiatan dipasang didepan lokasi proyek yang memungkinkan untuk dilihatorang lain. Tulisan dibuat dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama berisikan Nama Kegiatan, Pekerjaan, Pemilik Proyek, Sumber Dana, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir.

2. Mobilisasi Peralatana. Dalam teori Peralatan yang dimobilisasi adalah peralatan yang dibutuhkan untuk peroyek, seperti : Direksi Keet, Gudang, Pagar peroyek. Serta peralatan pertukangan yaitu alat-alat tukang kayu dan tukang batu seperti; gergaji, palu/martil, sekop, linggis, alat perata campuran, ember, gerobak dorong, Alat pencampur beton (molen Alat Pemotong Besi (Strong Bar Cutter) dan Alat Pembengkok Besi (Strong Bar Bender), Kereta dorong, lampu, dan alat untuk meratakan elevasi lantai. Kontraktor juga harus dapat menyediakan alat-alat berat yang dibutuhkan untuk pekerjaan proyek.b. Pada Pelaksanaan dilapangan Peralatan yang dimobilisasi pada awal adalah bahan-bahan dan yang dibutuhkan untuk pembuatan direksi dan gudang. Mobilisasi selanjutnya yaitu alat pertukangan yaitu meliputi; gergaji, palu/martil, sekop, linggis, alat perata campuran, ember, gerobak dorong, Alat pencampur beton (molen Alat Pemotong Besi (Strong Bar Cutter) dan Alat Pembengkok Besi (Strong Bar Bender), Kereta dorong dan alat untuk meratakan lantai. kontraktor menyediakan Excavator untuk pekerjaan perataan lokasi proyek dan galian tanah pondasi.

3. Mobilisasi Personaliaa. Tenaga kerja yang dibutuhkan harus sesuai dengan bidangnya dan siap pakai.b. Tenaga kerja yang digunakan sekitar 38 orang. Yang terdiri dari Pekerja, Kepala Tukang, Mandor, Tukang cor beton, Tukang Kayu, Tukang Batu, dan Logistik

4. Pengadaan Bahan Bangunana. Mobilisasi material adalah mendatangkan bahan bahan/material yang diperlukan pada setiap unit pekerjaan dan diangkut dengan armada yang bisa masuk ke lokasi/barak bahan proyek dan tidak mengganggu lalulintas pada saat mobilisasi bahan/material serta diletakkan dekat lokasi pekerjaan atau dengan persetujuan direksi proyek.b. Bahan-bahan seperti, paku, kawat, semen dan lainlain disimpan di gudang / di kompleks pekerjaan agar terlindung dari terik matahari, serta hujan.c. Bahan-bahan seperti pasir, kerikil dan air diletakkan dekat lokasi pekerjaan (pencampuran).

5. Pembersihan Lokasi Proyeka. Dalam teori Kontraktor harus menyingkirkan pohon-pohon, semak belukar, akar, sampah, bahan-bahan organik dan benda-benda asing lainnya yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali atau diurugb. Pada Pelaksanaan dilapangan Pekerja melakukan pembersihan dengan melakukan perataan serta menyingkirkan pohon-pohon, akar, sampah dan pasangan-pasangan pondasi bekas bangunan lama yang ada di lokasi dan benda asing lainnya menggunakan alat berat yaitu Excavator.

6. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplanka. Dalam teori Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar. Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang letaknya tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan, merusak dan merubah elevasinya. b. Pada pelaksanaan dilapangan Setelah pembersihan lokasi proyek, kegiatan selanjutnya adalah pengukuran dan pematokan lokasi atau pemasangan Bowplank sesuai dengan gambar kerja

B. PEKERJAAN TANAH1. Galian Tanah Pondasi Lajura. Dalam teori dimensi galian tanah pondasi harus sesuai dengan gambar kerja atau maksimal sampai mencapai tanah keras/asli. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 3 m dari tepi lubang galian. Semua tanah galian yang tidak terpakai harus diangkut keluar dari lokasi proyek.b. Pada pelaksanaan dilapangan Dimensi galian tanah pondasi Lajur sesuai dengan gambar kerja. Dan tanah galian ditempatkan sejauh 2 meter dari lubang galian.c. Tanah galian dibuang tidak jauh dari bangunan proyek agar pada saat pekerjaan urugan tanah dibawah lantai, tanah galian tersebut masih dapat dipergunakan. 2. Galian Tanah Pondasi Tapaka. Dalam teori dimensi galian tanah pondasi harus sesuai dengan gambar kerja atau maksimal sampai mencapai tanah keras/asli. Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana harus memeriksa dimensi dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar). Pelaksana harus membuat papan bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali. Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring. Metode galian untuk pondasi tapak dilakukan dengan metode setempat.b. Pada pelaksanaan dilapangan Pelaksanaan penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator sesuai elevasi kedalaman yang ada pada gambar dan tipe galian yang dibuat sisi galian tegak karna kondisi tanah yang ada memiliki koefisien runtuhan tanah yang kecil. Dan metode penggalian dilakukan secara menerus dimana penggalian tidak dilakukan dengan metode setempat.c. Pelaksanaan penggalian terlaksana dengan baik tetapi penggalian dilakukan dengan metode galian menerus

3. Pekerjaan Urugana. Dalam teori jika terdapat tempat-tempat pada lokasi yang menurut direksi perlu ditimbun maka kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan degan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai nilai CBR 90% minimal 4% rendam. Urugan pasir/tanah harus disertai dengan pemadatan stamper, sehingga minimal sama dengan keadaan sebelum tanah digali. ketebalan lapisan urugan tanah diperkenankan maksimum 30 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. semua urugan pasir/tanah harus dipadatkan sambil disiram air sampai jenuh, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal. paris yang digunakan harus paris kali dan bukan pasir laut dengan persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.b. Pada pelaksanaan dilapangan Pekerjaan Urugan yang dilakukan di lokasi proyek sesuai dengan gambar dan kebutuhan urugan pada proyek. Selain tanah urugan bekas galian yang digunakan sebagai timbunan, digunakan juga tanah timbunan ex Palupi yang diambil dari sungai disekitar lokasi proyek. Urugan tanah yang digunakan bersih dari rumput, akar-akar dan lain-lain. pemadatan yang digunakan pada proyek hanya pemadatan secara manual, serta ketebalan tanah timbunan perlapis lebih dari 30 cm dan proses penimbunannya disiram air untuk mencapai kepadatan maksimum.c. Tidak adanya pengujian kepadatan tanah timbunan sehingga tidak dicantumkan nilai CBR tanah tersebut. Penilaian kepadatan tanah timbunan berdasarkan visual dan pengalaman kerja.

C. PEKERJAAN BETON1. Pekerjaan Kolom Utama 35/35 + Purplat BB K22

a. Dalam teori : Bekisting merupakan Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi / Pengawas menegaskan lain. Penulangan Pekerjaan penulangan dimaksudkan yaitu pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan pemotongan tulangan sampai pada pekerjaan penganyaman/perakitan tulangan. Pemotongan dan pembengkokan tulangan di lokasi pekerjaan. Setelah semua tulangan yang dipotong dan dibengkokkan, maka dilanjutkan dengan perakitan tulangan. Tulangan-tulangan yang sudah dipotong, dibengkokkan dan dirakit dibawa ke lokasi pekerjaan yang diangkut dengan menggunakan Tower Crane. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar. besi untuk tulangan harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara bergaram, tanah lembab, aspal, oli/minyak dan gemuk. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.b. Pada pelaksanaan: Bekisting terbuat dari papan yang dilapisi multipleks yang dibentuk sesuai dengan model perencanaan. Tulangan yang dipakai untuk Kolom Utama dan Purplat berdiameter D16 mm. Pembengkokkan besi tulangan dilakukan dengan menggunakan Strong Bar Bender (Alat Pembengkok Besi) dan telah sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar perencanaan. Setelah semua tulangan yang dipotong dan dibengkokkan sudah siap maka dilanjutkan dengan perakitan tulangan. Tulangan-tulangan yang sudah dipotong dan dibengkokkan dibawa ke lokasi pekerjaan, kemudian dirakit satu demi satu sehingga membentuk rakitan tulangan yang utuh.Adapun dimensi kolom yaitu 35/35 cm2. Mempunyai tulangan pokok D16 mm. Pengecoran dilakukan dengan cara memasukan campuran yang diperoleh dari hasil campuran beton menggunakan molen ke dalam bekisting kolom dan malukukan pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan cara tradisional yaitu dipadatkan dengan tongkat yang ditusukan pada campuran yang telah dimasukkan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

2. Pekerjaan Rabat Beton, Lantai Kerja, Poerplat a. Dalam teori: Pengecoran Rabat beton dan lantai kerja poerplat yaitu, Setelah dilakukannya galian tanah untuk pondasi maka lantai pondasi harus diberi urugan pasir dan pengecoran lantai kerja yang akan menjaga kestabilan bawah pondasi. Pekerjaan ini harus sesuai dengan gambar rencana yang ada. Penulangan yaitu, pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan pemotongan tulangan sampai pada pekerjaan penganyaman/perakitan tulangan. Pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di lokasi pekerjaan. Setelah semua tulangan yang dipotong dan dibengkokkan, maka dilanjutkan dengan perakitan tulangan. Tulangan-tulangan yang sudah dipotong, dibengkokkan dan dirakit dibawa ke lokasi pekerjaan yang diangkut dengan menggunakan Tower Crane . Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar. besi untuk tulangan harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara bergaram, tanah lembab, aspal, oli/minyak dan gemuk. Pemasangan Bekisting yaitu, Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi / Pengawas menegaskan lain. Pengecoran Poerplat yaitu, Pada pekerjaan pencampuran dan pengadukan, pengadukan dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk beton. Dengan cara memasukan semen, pasir, kerikil, kemudian dicampur sampai merata menggunakan molen. Penempatan molen di usahakan sedekat mungkin dengan lokasi pengecoran agar pengangkutan campuran tidak terlalu jauh. Setelah selesai pengadukan campuran, kemudian diangkut dengan menggunakan kereta dorong kelokasi pengecoran.b. Dalam pelaksanaan dilapangan: Pengecoran Rabat beton dan lantai kerja poerplat, Sebelum Perakitan Tulangan Pondasi Tapak, tempat perletakan pondasi diberi urugan pasir dan diatasnya dilakukan pengecoran lantai kerja yang akan menjaga kestabilan bawah pondasi sesuai dengan gambar rencana. Penulangan, Pembengkokkan besi tulangan dilakukan dengan menggunakan Strong Bar Bender (Alat Pembengkok Besi) kemudian dilakukan pekerjaan perakitan tulangan di atas lantai kerja pekerjaan pondasi dan pekerjaan ini telah sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar perencanaan. Pemasangan bekisting, Bekisting terbuat dari papan yang dilapisi multipleks yang dibentuk sesuai dengan model perencanaan. Pengecoran poerplat 1:3:5, Penempatan molen diletakkan dekat dengan lokasi pengecoran agar pengangkutan campuran tidak terlalu jauh. Setelah selesai pengadukan campuran, kemudian dituang ke bak penampungan dan diangkut dengan menggunakan kereta dorong ke tempat pekerjaan pondasi.

3. Pekerjaan Sloof Utamaa. Dalam teori: Penulangan, pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan pemotongan tulangan sampai pada pekerjaan penganyaman/perakitan tulangan. Pemotongan dan pembengkokan tulangan dan di lokasi pekerjaan. Setelah semua tulangan yang dipotong dan dibengkokkan, maka dilanjutkan dengan perakitan tulangan. Tulangan-tulangan yang sudah dipotong dan dibengkokkan dibawa ke lokasi pekerjaan, kemudian dirakit satu demi satu sehingga membentuk rakitan tulangan yang utuh. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar. besi untuk tulangan harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara bergaram, tanah lembab, aspal, oli/minyak dan gemuk. Pemasangan bekisting, Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi / Pengawas menegaskan lain. Pelaksanaan pengecoran, Pengecoran dilakukan dengan cara memasukan campuran yang diperoleh dari hasil campuran beton menggunakan molen ke dalam bekisting sloof dan malukukan pemadatan Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.b. Pada pelaksanaan dilapangan: Penulangan, Tulangan yang dipakai untuk sloof berdiameter D16 mm. Pembengkokan baja tulangan dilakukan dengan menggunakan alat pembengkok baja (Strong Bar Bender).Setelah dilalukan pemotongan tulangan maka selanjutnya dilakukan perakitan tulangan pokok dan begel. jarak begel disamakan untuk tumpuan dan lapangan yaitu 200 mm. Pemasangan bekisting, Bekisting terbuat dari papan yang dilapisi multipleks yang dibentuk sesuai dengan model dan ukuran yang direncanakan. Pelaksanaan pengecoran, Pengecoran dilakukan dengan cara memasukan campuran yang diperoleh dari hasil campuran beton menggunakan molen ke dalam bekisting sloof dan malukukan pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan cara tradisional yaitu dipadatkan dengan tongkat yang ditusukan pada campuran yang telah dimasukkan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

4. Pekerjaan Balok Lantai Utamaa. Dalam Teori: Penulangan, pekerjaan ini dimulai dari pekerjaan pemotongan tulangan sampai pada pekerjaan penganyaman/perakitan tulangan. Pemotongan dan pembengkokan tulangan dan di lokasi pekerjaan. Setelah semua tulangan yang dipotong dan dibengkokkan, maka dilanjutkan dengan perakitan tulangan. Tulangan-tulangan yang sudah dipotong dan dibengkokkan dibawa ke lokasi pekerjaan, kemudian dirakit satu demi satu sehingga membentuk rakitan tulangan yang utuh. Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar. Pekerjaan bekisting, Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi / Pengawas menegaskan lain. Bekisting umumnya. terbuat dan papan kayu dengan ukuran beranekaragam tergantung perencanaannya dan disusun sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran dilakukan tidak menyebabkan kerusakan beton. Pemasangan papan bekisting harus memperlihatkan perilaku kayu untuk menjaga kerataan permukaan bekisting ini terutama bila papan bekisting melengkung dan juga bila ada papan-papan yang tidak sama tebalnya, maka papan tersebut harus diketam atau dikikis. Untuk papan bekesting yang harus disambung karena bentang atau panjang bekesting yang akan dibuat melebihi dari pan.jang papan, maka papan tersebut harus disambung diatas balok gelagar yang agak lebar sehingga papan tersebut tidak mudah terjungkit atau melesak akibat pembeban yang diakibatkan oleh beban pekerja pada saat penulangan atau pengecoran berlangsung. Pelaksanaan pengecoran, Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan berbagai tahap yaitu mulai dari tahap pekerjaan kesiapan pengadukan sampai pada pekerjaan pengecoran berlangsung. Pada pekerjaan persiapan pengadukan hal-hal yang harus diperhatikan adalah perakitan tulangan, bahan material, alat-alat yang digunakan, serta tenaga keja yang dibutuhkan telah tersedia, lalu melakukan pengecoran dan pemadatan.b. Pada pelaksanaan dilapangan: Penulangan, Setelah dilalukan pemotongan tulangan maka selanjutnya dilakukan perakitan tulangan pokok dan tulangan geser tetapi untuk jarak tulangan geser atau begel tidak sesuai dengan gambar perencanaan hal ini dikarenakan keterbatasan pekerja yang sulit memperkirakan jarak tulangan tumpuan dan lapangan serta batas wilayah tumpuan dan lapangan sehingga jarak begel disamakan untuk tumpuan dan lapangan yaitu 200 mm. Pemasangan bekisting, Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Dalam pemotongan plywood dilakukan dengan cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung. Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan. Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan perataan permukaan coran dengan menggunakan alat-alat manual.Setelah proses pengecoran selesai sampai batas pengecoran, maka dilakukan finishing.