Tugas 3,Komunikasi Inovasi

download Tugas 3,Komunikasi Inovasi

of 3

Transcript of Tugas 3,Komunikasi Inovasi

DJIMMY LANGAPA NIM : 0 1 6 6 9 1 1 8 9 UPBJJ UT-MANADO

KOMUNIKASI INOVASI , TUGAS 3Secara umumkemiskinanlazim didifinisikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menuju kehidupan yang lebih bermartabat. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan.Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hal-hal untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik khususnya di daerah pedesaan baik perempuan maupun laki-laki.Permasalahan berikutnya masih besarnya penduduk miskin di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal yang antara lain:1. Pemerataan pembangunan belum merata terutama di daerah perdesaan. Penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi dari penduduk miskin di daerahperkotaan. Kesempatan berusaha di daerah perdesaan dan perkotaan belum dapat mendorong penciptaan pendapatan bagi masyarakat terutama bagi rumahtangga miskin.2. Masih tingginya pengangguran terbuka di daerah perdesaan dibandingkan dengan di daerah perkotaan menyebabkan kurangnya sumber pendapatan bagi masyarakat miskin terutama di daerah perdesaan. Sementara itu masyarakat miskin yang banyak menggantungkan hidupnya pada usaha mikro masih mengalamiketerbatasan dalam memperoleh akses permodalan dan sangat rendah produktivitasnya.3. Masyarakat miskin belum mampu menjangkau pelayanan dan fasilitas dasar seperti pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi, serta transportasi.4. Gizi buruk masih terjadi di lapisan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan terutama oleh cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin yang belum memadai.5. Bantuan sosial kepada masyarakat miskin, pelayanan bantuan kepada masyarakat rentan (seperti penyandang cacat, lanjut usia, dan yatim-piatu), dan cakupanjaminan sosial bagi rumah tangga miskin masih jauh dari memadai.6. Prasarana dan sarana transportasi di daerah terisolir, masih kurang mencukupi untuk mendukung penciptaan kegiatan ekonomi produktif bagi masyarakat miskin.Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan setiap tahun padapengentasan kemiskinan. Beberapa diantaranya:1. menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok;2. mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin;3. menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat;4. meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar;5. membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin;6. Meningkatkan program pemberdayaan berbasis masyarakat;7. menguatkan dan mendorong efektifitas TKPK tingkat daerah;8. Sinkronisasi data terpadu.9. Dll.Dalam upaya menghadapi pengentasan kemiskinan di zaman global juga diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. upaya pengentasan kemiskinan tidak bisa ditangani dengan cara birokratis saja (Haryono Suyono) namun juga perlu dikembangkan menjadi gerakan nasional melalui kampanye berkesinambungan yang bergelora dan gegap gempita. Gerakan kampanye tersebut dikembangkan dengan tujuan untuk perubahan-perubahan yang dramatis dengan tema-tema yang jelas dan menarik perhatian publik, dengan mengerahkan sebanyak mungkin masyarakat tujuannya agar bersimpatik dan terlibat didalam upaya-upayapenanggulangan kemiskinan.Contoh: seperti halnya program keluarga berencana (KB), bukan sukses karena dibangun klinik di mana-mana, tetapi karena telah menjadi gerakan nasional untuk mengubah budaya 'anak banyak' menjadi budaya baru 'dua anak cukup laki perempuan sama saja'.Di masa lalu, KB berhasil mengembangkan pendapat yang menggiring masyarakat percaya adanya kegelisahan massal akan bahaya ledakan penduduk dan tingkat kematian ibu hamil. Apabila masalah tersebut tidak ditangani dengan segera akan menimbulkan malapetaka yang luar biasa. Teori kegelisahan massal merupakan basis utama yang diikuti munculnya kegelisahan individual karena kehamilan dan mempunyai anak adalah peristiwa yang bisa terjadi pada setiap pasangan usia subur muda, atau bahkan pasangan masih subur lainnya.Gerakan KB dengan landasan teori gerakan masyarakat secara bergelora dan gegap gempita itu berhasil mengembangkan kepemimpinan berkomitmen tinggi serta melengkapinya dengan jaringan pelaksana berdedikasi tinggi. Teori penderitaan struktural, massal dan pengembangan sumber daya dikombinasikan dengan manis dan profesional menghasilkan terjemahan komitmen pemimpin di semua level yang memunculkan berbagai inovasi menarik untuk bersama menanggulangi ledakan kelahiran.Salah satu inovasi yang sangat menonjol adalah dalam hal informasi dan edukasi yang mempunyai nilai jangkauan sangat luas dan hampir tidak ada tandingannya. Pembuatan mata uang lima rupiah disertai gambar pasangan ber-KB (pasangan suami-istri dengan dua anak) dengan mudah menyebarluaskan program KB ke seluruh rakyat sampai lapisan yang paling bawah, tanpa biaya dari pemerintah. Setiap penduduk dipastikan memerlukan uang pecahan lima rupiah tersebut hingga sekaligus termotivasi untuk ikut KB.Melihat keberhasilan inovasi melalui informasi dan edukasi tersebut perlu di contoh dalam pengembangan inovasi yang bergelora dan gegap gempita, untuk menggiring pendapat masyarakat tentang gerakan Penanggulangan Kemiskinan, dengan salah satunya membuat mata uang Rupiah bergambar program penanggulangan Kemiskinan, dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan budaya "tergantung dari bantuan pemerintah" menjadi budaya "rasa malu" sehingga ada gerakan-gerakan massal untuk bangkit dari kemiskinan.Inovasi yang lainnya dilakukan melalui radio maupun media TV dengan memuat serial cerita-cerita bersambung dengan harapan dapat memukau hampir semua lapisan masyarakat tingkat menengah ke bawah karena tergila gila dengan rangkaian cerita yang menyentuh hati dan tidak ada habisnya.Strategi gerakan masyarakat itu ternyata merupakan pilihan tepat. Pilihan pada periode 'birokratisasi', menurut tahapan gerakan massal, bukan diserahkan kepada pemerintah saja dengan membentuk lembaga TKPK dari pusat sampai daerah. Tetapi, digerakkan dengan membudayakan bahwa yang dapat mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan adalah mereka sendiri. Pemerintah dengan upaya-upaya program Penanggulangan kemiskinan melalui bantuan secara langsung (BLT, Raskin, dll) maupun dengan model Pemberdayaan seperti PNPM hanya sekedar motivasi. Dengan asumsi untuk keluar dari kemiskinan orang miskin bukanlah tergantung dari bantuan pemerintah ataupun dari orang lain tetapi kemauan merekalah yang dapat mengentaskan dari jurang kemiskinan.Tawaran untuk mengembangkan upaya pengentasan kemiskinan menjadi gerakan masyarakat bisa diperlakukan serupa karena alasan ancaman kegelisahan massal yang memerlukan inovasi variatif untuk menyelesaikan kemiskinan. Ada kemiskinan struktural yang perlu dicarikan inovasinya untuk mengatasi masalah dengan baik agar mata rantai kemiskinan dapat dipatahkan. Ada kemiskinan yang disebabkan fluktuasi perkembangan ekonomi yang penyelesaiannya cukup sederhana dan dapat dilakukan dengan dukungan fasilitasi yang memihak.Inti dari upaya gerakan masyarakat untuk terlibat dalam penanggulangan kemiskinan tidak lain adalah arus kuat untuk mendorong konsentrasi pada sasaran dengan tujuan jelas dan melalui tahap-tahap konsisten dengan komitmen tinggi dari semua pihak.