Tugas 2 = Peristiwa Sesudah Berakhirnya Perang Dingin
-
Upload
vinsensius-viktor-limas -
Category
Documents
-
view
1.237 -
download
0
Transcript of Tugas 2 = Peristiwa Sesudah Berakhirnya Perang Dingin
PERISTIWA-PERISTIWA SESUDAH BERAKHIRNYA PERANG
DINGIN
Diajukan untuk memenuhi tugas Sejarah semester genap
Disusun Oleh :
VinsensiusViktor Limas
XII IPA 5
43
SMA XAVERIUS 1
PALEMBANG
2009/2010
1. Perang Teluk
Perang Teluk meletus akibat invasi Irak ke Kuwait 2 Agustus 1990. Atas resolusi dari
PBB, pasukan multinasional di bawah pimpinan AS menyerang Irak dan meletuslah Perang
Teluk. Setelah dilakukan gencatan senjata, dimulailah perundingan antara negara-negara
koalisi dan Irak, yang hasilnya, Irak bersedia menerima resolusi Dewan Keamanan PBB.
Setelah itu, PBB juga memberlakukan embargo ekonomi terhadap rezim Saddam, namun
yang menjadi korban utama adalah rakyat sipil dan anak-anak Irak yang kekurangan makanan
dan obat-obatan akibat embargo tersebut.
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang
Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar
sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan
produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai
perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang
melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis.
Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam
pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990.
Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990.
Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara
lain baik negara-negara Arab kecuali Syria, Libya dan Yordania serta Palestina. Kemudian
datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman
Barat), serta beberapa negara di kawasan Asia. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di bawah
komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal Collin
Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen. Khalid bin Sultan.
Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz gagal (9
Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari Kuwait 15
Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan menyatakan
perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi Badai Gurun dimulai
tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali serangan serangan udara
atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya serta operasi di daratan yang mengakibatkan
perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.
Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani Israel
terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B buatan
Sovyet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur sumur
minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-menawar
perdamaian antara Uni Sovyet dengan Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny Primakov
dan Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush pada tanggal 19
Februari 1991. Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan
Keamanan PBB semisal mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak
mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer
Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.
Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden
Bush menyatakan perang selesai
2. Konflik Afganistan
Pada Masa sebelum perang Dunia I Afgahnistan dibawah ke Khalifahan Abassyiah dan
Turki Utsmani. Kekhalifahan Turki Ustmani runtuh dan Turki jatuh ketangan Barat
bergabung dengan kekuatan Aliansi Facis Jerman, Italia, Turki dan Jepang melawan Sekutu
Amerika Serikat, dan Uni Sovet dan Inggris, pada Perang Dunia II.
Sampai akhirnya pihak Aliansi dikalahkan pada Perang Dunia II, dan negara yang kalah pada
Perang Dunia II tidak diperbolehkan menguasai daerah jajahan, maka Afghanistan yang pada
mulanya dikuasai Turki terpaksa melepaskan Afghanistan dan akhirnya wilayah ini jatuh
dibawah kekuasaan Uni Soviet. Sejak Perang Dunia berakhir banyak wilayah jajahan berhasil
berjuang mendapatkan kemerdekaannya. Tetapi lain dengan Afghanistan , ketika dikuasai
Turki , Afghanistan tidak merasa terjajah bahkan membangun bersama dan merasa
bersaudara. Tetapi tidak ketika dibawah Uni Soviet Afghanistan merasa terjajah. Dan sejak itu
Afghanistan memperjuangkan kemerdekaan negaranya dari jajahan Uni Soviet tetapi tidak
kunjung berhasil.
Sampai masa perang dingin berlangsung, wilayah ini berjuang untuk mendapatkan
kemerdekaannya dari Uni Soviet. Perjuangan rakyat Afghanistan dalam memperoleh
kemerdekaannya dikenal dengan kelompok Mujahidin.
Konflik antar Kelompok Mujahidin terjadi setelah Mujahidin menguasai Kabul dan Uni
Soviet meninggalkan Afghanistan , pada 25 April 1992. Justru sa’at-sa’at menentukan
kemerdekaan Afghanistan terjadi konflik internal antar kelompok Mujahidin disebabkan
banyak lobi dan kepentingan Internasional agar Afghanistan terbentuk seperti kelompok
Internasional mau, kalau tidak dibiarkan Afghanistan kacau. Walau demikian kesepakatan
sempat terwujud dengan pengangkatan Prof. Burhanuddin Robbani sebagai presiden
Afghanistan dan Ir. Gulbudin Hekmateyar sebagai perdana mentrinya, sebagai suatu
kesepakatan yang terbentuk berdasarkan perjanjian di Peshawar Pakistan .
3. Politik Apatheid di Afrika Selatan
Republik Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian
selatan. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara,
Mozambik dan Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman
Afrika Selatan.
Pada masa dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik 'apartheid'nya tetapi
sekarang Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih
terbesar di benua Afrika. Afrika Selatan juga merupakan negara dengan berbagai macam
bangsa dan mempunyai 11 bahasa resmi. Negara ini juga terkenal sebagai produsen berlian,
emas dan platinum yang utama di dunia.
Banyak yang menilai bahwa apartheid adalah reinkarnasi politik diskriminasi rasial Nazi.
Politik Apatheid mulai diterapkan di Afrika Selatan pada tahun 1948 ketika sebuah partai
ultra nasionalis memenangkan pemilu. Sejak saat itu pula muncul undang-undang yang tidak
berpihak kepada kaum kulit hitam. Hal ini berpuncak saat Partai Nasional berkuasa dan
kemudian meresmikan undang-undang yang sangat kental dengan diskriminasi rasial.
Population Regestration Act (1949) merupakan awal berdirinya struktur apartheid. Penduduk
Afrika Selatan diharuskan mendaftarkan diri berdasarkan rasnya. Kemudian berlanjut dengan
munculnya Bantu Self Government Act (1959), dibangun ghetto bagi kaum kulit hitam.
System ini ditujukan agar kaum kulit hitam kehilangan hak politiknya dalam politik Afrika
Selatan. Kaum kulit hitam hanya boleh mempelajari tentang kebudayaan masing-masing,
harus memiliki surat jalan jika ingin keluar dari wilayahnya, dan dilarang melakukan
perkawinan antar ras. Tentu hal ini membuat kaum kulit hitam merasa terkekang.
Sistem Apartheid yang dirasa sangat mengekang menimbulkan semangat perlawanan dari
kaum kulit hitam. African National Congres (ANC), South Africa Communist Party (SACP),
dan Pan Africa Congres membentuk aliansi untuk melawan system Apartheid. Aksi di
parlemen, aksi boikot hingga pembentukan Umkhonto We Sizwe (Lembing Bangsa) sebagai
sayap bersenjata mereka adalah sebagian kecil dari aksi yang mereka lakukan.
Setelah mengorbankan banyak jiwa, akhirnya perjuangan mereka berhasil pada penghujung
dekade 1980-an.
Nelson Mandela adalah seorang tokoh yang memperjuangkan politik perbedaan
perlakuan atas dasar ras atau politik Apartheid di Afrika Selatan. Nelson Mandela lahir di
Transkei , Afrika Selatan pada 18 Juli 1918 dengan nama lengkap Nelson Rolihlahla
Mandela. Ayahnya seorang Penasehat Pengadilan Tinggi Thembuland. Setelah kematian
ayahnya, Nelson Mandela menempati posisi sang ayah. Ia diharapkan memangku jabatan
yang lebih tinggi lagi, tetapi karena kasus-kasus yang terjadi seringkali berlatar belakang
politik Apartheid maka hal itu sulit dicapai. Kemudian ia menjadi seorang pengacara.
Mandela memimpikan memberikan sumbangan menciptakan kebebasan bagi orang-orang
kulit hitam. Mandela merasakan kepedihan dan kekejaman politik Apartheid, ketidakadilan
ini lah yang menggerakkan hatinya untuk menekuni bidang politik dan hokum.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pergi ke Healdtown untuk melanjutkan
pendidikan ke Universitas Fort Hare. Tahun 1942 ia bergabung dengan the African National
Congress, karena aktivitas politiknya yang menentang politik Apartheid, ia terkena tahanan
kota dan menyelesaikan pendidikannya melalui surat.
Dalam gerakan anti apartheid ini Mandela banyak mendapat dukungan dari isterinya.
Karena aktivitas ini Mandela diputus oleh pengadilan dilarang mengikuti segala macam
bentukpertemuan politik dan dikenakan tahanan kota selama 6 bulan. Ketika persidangan
tahun 1964 ia dinyatakan bersalah karena pelanggaran undang-undang anti komunis dan
diganjar hukuman seumur hidup.
Ketika dipenjara (pulau Robben), ia masih terus menjadi symbol perlawanan orang kulit
hitam, dan mengorganisisr kampanye internasional menuntut pembebasannya. Rezim
apartheid Afrika Selatan pun lama-lama goyah. Senjata dan kekerasan yang mereka jalankan
selama ini, tidak mampu lagi menopang kekuasaan mereka. Dan akhirnya, pada tahun 1990,
Presiden FW De Klerk mulai mengubah politik Afrika Selatan. Ia mencabut larangan
keberadaan Kongres Nasional Afrika dan organisasi perjuangan kulit hitam lainnya. Dan
akhirnya, setelah mendekam di penjara selama 27 tahun Nelson Mandela dibebaskan pada 11
Pebruari 1990.
Tahun 1994, Mandela dengan mudah terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di
Afrika Selatan dalam pemilihan umum yang pertama kalinya juga bagi semua ras.
4. Konflik Kamboja
Perang Kamboja-Vietnam (Vietnam: Chiến dịch phản công biên giới Tây-Nam Việt
Nam) adalah konflik yang terjadi antara Republik Sosialis Vietnam dan Kamboja. Perang ini
dimulai dengan invasi dan pendudukan Vietnam terhadap Kamboja dan penurunan Khmer
Merah dari kekuasaan.
Konflik ini juga mengemukakan bagaimana perpecahan Tiongkok-Soviet telah merusak
pergerakan komunis. Partai Komunis Vietnam memihak kepada Uni Soviet, sementara Partai
Komunis Kamboja tetap setia dengan Republik Rakyat Cina.
5. Runtuhnya Uni Soviet ( USSR )
Faktor-Faktornya adalah :
- Perekonomian ekonomi yang colaps sehingga tidak mampu menopang sendi-sendi
perekonomian.
- Pengeluaran Uni Soviet untuk membiayai kekuatan hegemoninya semakin besar, sedangkan
Uni Soviet tidak memiliki dana untuk membiayai program-program luar negerinya untuk
memelihara hegemoninya.
- Industri berat tidak dapat membantu perekonomian domestiik.
- Keberhasilan ideologi liberalisme yang semakin berkembang pesat
- Menurunnya tingkat kesejahteraan.
Kegagalan Glasnot dan Perestroika yang diambil dalam rangka untuk meningkatkan
perekonomian mlahan telah melahirkan banyak separatisme.
Sejak runtuhnya USSR dan bubarnya USSR , maka perang dingin antara komunis dan
kapitalis habis. maka kapitalis menentukan musuh baru bagi
peradaban, dan musuh baru tersebut adalah islam, seperti yang banyak digembar-gemborkan
di media massa dahulu.
Salah satu bukti bahwa bukti bisa dibuat adalah dengan adanya peristiwa pemberontakan
G 30 S/PKI yang lalu di Indonesia, yang mana sebenarnya adalah peristiwa yang dibuat oleh
Amerika dan Inggris untuk menghancurkan Soekarno, yang mana dunia mengakui kehebatan
dan kebesaran soekarno, sedangkan amerika dan inggris tidak suka melihat kenyataan
tersebut. dalam peristiwa tersebut yang menjadi kambing hitam adalah Partai Komunis
Indonesia .
Sama halnya dengan banyak peristiwa yang dilakukan oleh teroris di dunia ini, seperti
Al~qaeda dan osama bin laden membom USA, sampai kini tidak ada bukti satupun sekalipun
bukti-bukti tidak langsung yang sangat lemah yang menunjuk Al~Qaeda dan osama bin laden
adalah pelakunya, malah semakin terkuak, bahwa sebenarnya ada konspirasi antara USA dan
Israel untuk mendiskreditkan islam.
Hal lain lagi, Iraq dinyatakan memiliki dan membuat Mass Destruction Weapons, sampai
Iraq di invasi dan dihancurkan oleh lagi-lagi duet inggris dan USA . adakah sampai kini bukti
bahwa Iraq memiliki dan membuat Mass Destruction Weapons, malah semakin terkuak
adanya konspirasi internasional bahwa alasan tersebut hanyalah dibuat-buat.
Bisa jadi, bom di spanyol, ancaman terhadap perancis, jerman, dll hanyalah permainan
"Kontra Spionase" untuk menghancurkan islam, sesuai dengan strategi global, bahwa islam
adalah musuh peradaban masa kini.
Di indonesia, seorang ulama dituduh melakukan tindak pidana teroris, baasyir, tetapi
walaupun pengadilan sampai berbusa-busa membuat berita acara sampai setebal ± 5000
halaman, yang terbukti hanyalah bahwa baasyir mempergunakan ID palsu, tetapi tuduhan
utama, sebagai pelaku teroris, sama sekali tidak terbukti.
Runtuhnya Uni Soviet dilatarbelakangi oleh krisis (politik, ekonomi, sosial), Glasnost
dan Perestroika, juga konflik etnis. Krisis politik di Uni Soviet, disebabkan oleh Leninisme.
Krisis ekonomi di Uni Soviet terjadi karena inefisiensi yang kronis dari sistem yang
dikolektivasi, keborosan ekonomi, keterbelakangan teknologi dan sistem hegemoninya. Krisis
sosial budaya di Uni Soviet terjadi karena adanya pembagian kelas dalam kehidupan
masyarakat Uni Soviet, rendahnya kualitas kehidupan masyarakat Uni Soviet, serta tidak
diperbolehkan berkembangnya kreativitas masyarakat oleh pemerintah Uni Soviet. Glasnost
dan Perestroika yang dicanangkan oleh Gorbachev merupakan pemicu bagi meledaknya
revolusi sosial di negara-negara Eropa Timur. Glasnost dan Perestroika membuat dunia
komunis meragukan sistem sosial-komunis mereka untuk dapat tetap menjawab tantangan
zaman. Konflik etnis di Uni Soviet tumbuh dari kesadaran akan eksistensi kelompoknya.
Gorbachev terlambat dalam menyadari pentingnya permasalahan etnis, sehingga sudah
telanjur banyak terjadi kerusuhan, demonstrasi dan protes dari etnis-etnis di beberapa tempat
di Uni Soviet yang terjadi secara berturut-turut, namun sporadis. Runtuhnya Uni Soviet terjadi
setelah satu persatu republik-republik di Uni Soviet melepaskan diri dari USSR . Banyak cara
telah dilakukan Gorbachev untuk mencegah disintegrasi Uni Soviet, namun gagal. Pemerintah
Uni Soviet berakhir ditandai dengan pengunduran diri Presiden Uni Soviet, Mikhail
Gorbachev pada tanggal 25 Desember 1991 dan pembentukan CIS oleh pemimpin Rusia,
Boris Yeltsin.
Runtuhnya Uni Soviet yang menandai matinya komunisme dan berakhirnya Perang
Dingin, membawa konsekuensi yang sangat nyata bagi perpolitikan dunia. Komunisme sudah
tidak memiliki kekuatan social seperti sebelum runtuhnya Uni Soviet. Pasca Perang Dingin
mulai berkembanglah pemikiran sosialisme demokratik yang bertujuan mengoreksi kesalahan
sosialisme-komunisme Uni Soviet dan membangun konsep alternatif sosialisme dalam
hubungan dengan demokrasi sosial. Runtuhnya sosialisme-komunisme menyebabkan
liberalisme-kapitalisme menjadi satu-satunya ideologi yang berjaya bahkan hingga saat ini.
Ada pula pemikir-pemikir lainnya yang mempunyai prediksi berbeda tentang konsep
perpolitikan pasca Perang Dingin dan mengemukakan paradigma alternatif untuk menjawab
kelemahan dari sistem liberal.
6. Jerman Bersatu
Penyatuan kembali Jerman (Jerman Deutsche Wiedervereinigung) berlangsung pada
tanggal 3 Oktober 1990, ketika mantan daerah Republik Demokratis Jerman ("Jerman
Timur") digabungkan ke dalam Republik Federal Jerman ("Jerman Barat").
Selepas pemilihan umum bebas pertama Jerman Timur pada tanggal 18 Maret 1990,
rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat selesai dalam satu kesatuan perjanjian,
manakala rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat serta empat kuasa pendudukan
menghasilkan kononnya "Perjanjian dua tambah empat" yang menegaskan kedaulatan penuh
kepada negara kesatuan Jerman.
Negara Jerman yang telah bersatu menjadi anggota Komunitas Eropa (kemudian Uni
Eropa) dan NATO. Istilah "Penyatuan kembali" digunakan berbeda dengan persatuan awal
Negara Jerman pada tahun 1871. Walaupun biasanya disebut dengan istilah "Penyatuan
kembali", ia sebenarnya suatu "penyatuan" bagi negeri Jerman kepada satu entitas yang lebih
besar, yang tidak pernah ada sebelum ini (lihat Sejarah Jerman). Para politisi Jerman sendiri
menghindari pemakaian istilah seperti ini dan lebih suka menyebutnya sebagai die Wende.
Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam
negara bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-Vorpommern,
Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan
Republik Federal Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan
dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz). Maka dengan masuknya secara resmi lima
negara bagian Jerman yang kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal 23, lalu wilayah di
mana Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas untuk memuat mereka.
Alternatifnya ialah bahwa Jerman Timur bergabung secara keseluruhan dalam rangka
persatuan resmi antara dua negara Jerman, yang lalu antara lain harus membuat Konstitusi
baru bagi negara yang baru saja didirikan. Meski opsi yang dipilih lebih sederhana, hal ini
telah menjadi alasan adanya sentimen-sentimen tertentu di Timur bahwa mereka telah
"diduduki" atau "dianeksasi" oleh Republik Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).
Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negara-negara lain, Jerman Barat
membuat beberapa perubahan kepada "Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah sehingga
Pasal 23 dari konstitusi yang berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu, jika lima
"negara bagian yang telah didirikan ulang" di Jerman Timur sudah bergabung, maka Undang-
Undang Dasar bisa diubah lagi untuk menyatakan bahwa tidak ada daerah Jerman lainnya
yang ada di luar wilayah negara kesatuan yang belum bergabung. Namun konstitusi ini bisa
diubah lagi di masa depan dan hal ini masih memungkinkan diambilnya sebuah konstitusi lain
di masa depan oleh bangsa Jerman.
Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah perjanjian
dengan Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-
Neisse, dan demikian, melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania, Danzig
(Gdańsk), dan Prusia Timur. Bulan berikut, pemilihan umum bebas pertama bagi seluruh
rakyat Jerman semenjak tahun 1932, diadakan. Hasil pemilu ialah mayoritas yang bertambah
besar bagi pemerintahan koalisi Helmut Kohl.
7. Kemelut Yugoslavia
Sejarah Yugoslavia dapat ditelusuri sejak abad ke- VI, dan bangsa yang dianggap sebagai
nenek moyang bangsa Yugoslavia ialah bangsa Carpadus. Bangsa-bangsa yang berturut-turut
datang dan menguasai wilayah tertentu di Yugoslavia antara lain bangsa Romawi, Bangsa
Perancis, Austro-Hungaria, Turki, Italia, dan Jerman. Di wilayah Yugoslavia pertama-tama
terdapat beberapa bangsa kecil yang berdiri sendiri-sendiri sehingga memungkinkan bangsa-
bangsa pendatang tersebut menjajah beberapa wilayah dalam kurun waktu yang cukup
panjang.
Perjuangan bangsa Yugoslavia untuk mengusir penjajah dimulai oleh Serbia dan
Montenegro yang mendapat pengakuan kemerdekaan sepenuhnya dalam tahun 1878. Dalam
perang Balkan tahun 1912, mengadakan persekutuan dengan Bulgaria dan Yunani melawan
Turki dan berhasil mengakhiri penjajahan Turki di Yugoslavia. Dalam tahun 1914 situasi
politik di Yugoslavia menjadi genting karena pembunuhan putra mahkota Austro-Hungaria,
Franz Ferdinand, di Sarajevo oleh seorang pemuda Serbia bernama Gavrilo Princip, anggota
Organisasi Pemuda "Bosnia Muda".
Kejadian tersebut memperuncing hubungan Serbia dengan Austro-Hungaria karena
Austria menuduh komplotan Serbia sebagai mendalangi pembunuhan itu. Pemerintah Serbia
menolak permintaan Austro-Hungaria untuk menyelidiki kasus tersebut. Tindakan Serbia
yang melaksanakan mobilisasi umum menyebabkan Austro-Hungaria mengumumkan perang
terhadap Serbia dan akibatnya pecahnya Perang Dunia Pertama.
1918: Setelah dibubarkannya Kekaisaran Austria-Hongaria setelah Perang Dunia I maka
“Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia” didirikan dengan Peter I dari Serbia sebagai raja.
Bibit untuk konflik di masa datang sudah ditaburkan mulai saat ini. Serbia menginginkan
sebuah negara kesatuan padahal Kroasia menginginkan sebuah federasi. Pada tahun 1928,
Kroasia mencoba melepaskan diri setelah seorang anggota parlemen dari Kroasia dibunuh.
Raja Alexander, sejak 1921, berreaksi keras dengan membubarkan parlemen dan
mencanangkan diktatorialisme.
1929: Nama negara dirubah menjadi Yugoslavia (= Slavia Selatan). Raja Yugoslavia ,
Alexander, dibunuh di Paris, Prancis, oleh kelompok nasionalis ekstrim Makedonia-Kroasia.
1939: Kroasia mendapatkan lebih banyak otonomi.
1941-1945: Wali Raja Yugoslavia , Pangeran Paul, terpaksa menandatangani persetujuan
kerja sama dengan Poros Jerman-Italia-Jepang. Akan tetapi para perwira Serbia yang anti-
Jerman berontak dan menggulingkan pemerintahannya. Hitler marah dan menyerang
Yugoslavia . Negara Balkan tersebut jatuh dengan cepat, terutama karena etnis-etnik non
Serbia banyak yang bergabung dengan para penyerbu.
Setelah menaklukkan negeri itu, Hitler memecah-belah negeri tersebut di bawah pendudukan
Poros dan rezim boneka lokal. Atas perintah Hitler, bekas propinsi Kroasia, Bosnia, dan
Hercegovina digabungkan ke dalam negara boneka Kroasia sementara wilayah sebagian besar
Kosovo, Montenegro Selatan dan Makedonia Barat digabungkan ke dalam Negara Albania
Raya. Penduduk Yugoslavia kemudian bangkit melawan pasukan pendudukan dan bergabung
dengan dua kekuatan gerilya utama: kaum Chetnik yang didominasi orang Serbia pendukung
raja dan kaum Partisan pimpinan Tito yang komunis. Yugoslavia pada masa ini menjadi
medan pertempuran berdarah, di mana penduduknya bukan hanya memerangi pasukan
pendudukan Poros namun juga saling membantai antara sesama warga--suatu preseden bagi
perang antaretnis tahun 1990-an. Di Negara Kroasia Merdeka, kaum nasionalis ekstrim
Kroasia bekerja sama dengan kaum Muslim Bosnia berusaha membersihkan negara boneka
tersebut dari orang-orang Serbia, Yahudi dan Jipsi. Antara tahun 1941-45, kaum Ustasa-
Muslim telah membantai 750.000 orang Serbia , 60.000 Yahudi dan 25.000 Jipsi.
Pembersihan etnis juga terjadi di Negara Albania Raya, di mana kaum militan Albania
mengusir dan membunuh puluhan ribu orang Serbia dan orang Slavia Ortodoks lainnya,
terutama di Kosovo dan Makedonia Barat, dan menggantikannya dengan para pendatang
Albania dari wilayah Albania. Tragedi ini membuat trauma yang mendalam terhadap bangsa
Serbia .
1944: Para partizan komunis dipimpin oleh Tito membebaskan Belgrado pada bulan Oktober
dengan bantuan tentara Uni Soviet. Setahun kemudian diadakan pemilu, dengan hanya satu
partai. Pada tahun 1946, kerajaan dihapuskan dan Republik Rakyat Federal Yugoslavia
diproklamasikan untuk mematahkan dominasi politik orang Serbia sebelumnya. Negara ini
terdiri dari: Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro dan Republik
Makedonia serta dua daerah otonom: Kosovo dan Vojvodina.
1948: Melepaskan diri dari pengaruh Uni Soviet. Yugoslavia ingin berjalan sendiri dalam
melaksanakan paham komunisme.
1961: Kekuatan vokal dalam pembentukan KTT Negara Non Blok.
1980: Tito meninggal, perbedaan antaretnis mulai nampak, terutama ketika pada akhir tahun
80’an terjadi krisis ekonomi. Diskriminasi terhadap penduduk Serbia dan non Albania lainnya
di Kosovo menyebabkan ribuan orang mengungsi dari propinsi tersebut. Hal tersebut
membuka kembali luka lama orang Serbia dan mendorong terpilihnya Milosevic yang
mengajukan program-program nasionalis Serbia sebagai presiden Serbia : status otonom
Kosovo dan Vojvodina ditiadakan. Nasionalisme berdasarkan etnisitas menjadi marak.
1990: April pemilu di negara-negara bagian. Di Slovenia dan Kroasia; daerah terkaya, partai
pro kemerdekaan menang. Di Serbia dan Montenegro, partai komunis.
1991:Pada bulan Juni Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan. Tentara
Federal (terutama beranggotakan orang Serbia ) mengintervensi. Akan tetapi perang di
Slovenia hanya berlangsung 7 hari karena penduduk di sana nyaris homogen sehingga tidak
ada kepentingan warga Serbia yang terancam. Dibandingkan dengan Slovenia yang memiliki
penduduk homogen, perang di Kroasia berlangsung sengit dan lama serta kejam karena
ingatan sejarah Perang Dunia II maupun besarnya komunitas Serbia di wilayah tersebut.
Ketika Republik Makedonia, negara bagian termiskin, memerdekakan diri, Tentara Federal
diam saja.
1992: Februari, penduduk Muslim dan Kroasia di Bosnia-Herzegovina memilih untuk
merdeka. Penduduk Serbia Bosnia menolak hasil tersebut dan berusaha membentuk negara
terpisah dengan bantuan Tentara Federal. Dari enam negara bagian hanya Serbia dan
Montenegro yang tertinggal. Sekali lagi, perang di Bosnia -Hercegovina berlangsung sengit
dan kejam karena alasan trauma sejarah.
1995: Perjanjian Dayton mengakhiri perang di Bosnia - Herzegovina .
1999: Pecah pemberontakan orang Albania di Kosovo. Upaya memadamkan pemberontakan
tersebut oleh Serbia menyebabkan banjirnya kaum pengungsi Albania ke wilayah tetangga.
NATO tanpa mandat PBB menyerang Serbia . Milosevic menyerah dan Kosovo diberikan di
bawah pengawasan internasional. Giliran penduduk Serbia yang dibersihkan secara etnis oleh
KLA. Kelompok gerilyawan Albania ini juga menghancurkan banyak peninggalan budaya
Serbia di Kosovo sebagai jalan menghapuskan jejak orang Serbia di sana . Tujuan utama KLA
sendiri adalah menggabungkan Kosovo dan berbagai wilayah Balkan lainnya yang dihuni
orang Albania ke dalam suatu Negara Albania Raya, seperti yang terjadi pada masa Perang
Dunia II. Pemberontakan orang Albania meluas ke Makedonia, yang sebelumnya dengan
tangan terbuka menerima pengungsi Albania dari Kosovo.
2000: Pada Bulan Oktober Milosevic mundur setelah Vojislav Kostunica menag pemilu.
Milosevic pada bulan Juni 2001 diserahkan kepada Tribunal Yugoslavia.
2002: Pada bulan Maret pemerintah Serbia dan Montenegro sepakat untuk membuat uni yang
lebih bebas. Uni Eropa bisa menekankan tidak boleh diadakan referendum kemerdekaan
(untuk Montenegro)
2003 : Sejak tanggal 4 Februari 2003 negara Yugoslavia bernama Serbia Montenegro.
8. Gerakan Nasionalisme di Eropa Timur dan Asia Tengah
Inggris menempuh strategi memberikan pinjaman bagi modernisasi Mesir. Strategi ini
berhasil. Pemerintah Mesir tidak mampu membayar bunga pinjaman. Akhirnya sudah dapat
diduga, tidak hanya Terusan Suez yang jatuh ke tangan Inggris, melainkan juga Mesir
dikuasainya. Kemudian sejak akhir abad ke- 19, Mesir menjadi jajahan Inggris. Dengan
keadaan demikian, memunculkan rasa nasionalisme bagi rakyat Mesir. Pada tahun 1882, di
bawah pimpinan Arabia Pasya, Mesir memberontak terhadap Inggris. Setelah PD-I, Mesir
menuntut kemerdekaan kepada Inggris. Akhirnya tahun 1922, Mesir menjadi kerajaan di
bawah persemakmuran Inggris. Tahun 1936 Mesir menjadi negara yang merdeka penuh.
Selanjutnya Terusan Suez dikuasai Mesir kembali pada tahun 1956 setelah di nasionalisasi
oleh Gamal Abdul Nasser.
- Latar belakang timbulnya rasa nasionalisme di kalangan bangsa Asia dan Afrika adalah
disebabkan oleh tekanan yang berlebihan dari penjajahan bangsa asing terhadap bangsa Asia
dan Afrika.
- Nasionalisme Cina muncul setelah rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu yang dinilai
bukan dinasti keturunan Cina.
- Nasionalisme India muncul pada awalnya bersifat gerakan sosial dan pendidikan, kemudian
politik dalam melawan penjajah Inggris.
- Nasionalisme Turki kalahnya Turki pada perang Dunia I sehingga ilayahnya diambil sekutu.
- Nasionalisme Mesir disulut oleh keinginan bangsa Inggris untuk menguasai Terusan Suez.
Gerakan Nasionalisme Asia Tenggara
Latar belakang Perang Vietnam
Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada
tahun 938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti
menentang serangan pihak asing.
Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai
Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an.
Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania
Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk
menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya.
Semasa pemerintahan Perancis, golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan
ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-
kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919, semasa Perjanjian
Versailles dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan
agar Vietnam dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam dan seluruh Indochina terus
menjadi jajahan Perancis.
Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir
Perancis dari Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah
Perancis Vichy bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai
pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis Vichy tetap
menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh
setelah tentara sekutu menaklukan Perancis dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai
pemimpin Perancis.
Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan
kebangkitan pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II,
Vietnam diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk
membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan
kelompok OSS (yang akan berubah menjadi CIA nantinya).
Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil
membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya untuk masa yang
singkat saja. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu
bentuk “kemerdekaan” sebagai sebagian dari rancangan Jepang untuk "membebaskan" bumi
Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok
nasionalis.