Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

32
DUNIA PADA MASA PERANG DINGIN Diajukan untuk memenuhi tugas Sejarah semester genap Disusun Oleh : VinsensiusViktor Limas XII IPA 5 43 1

Transcript of Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Page 1: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

DUNIA PADA MASA PERANG DINGIN

Diajukan untuk memenuhi tugas Sejarah semester genap

Disusun Oleh :

VinsensiusViktor Limas

XII IPA 5

43

SMA XAVERIUS 1

PALEMBANG

2009/2010

1

Page 2: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Bab. 1 Definisi, Faktor-Faktor

Penyebab dan Dampak /Akibat Perang

Dingin

Perang dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik,

ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat)

dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—

1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi,

dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan

nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di

mana kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang

antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik

internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara

adikuasa itu.

Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya

tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard

Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang

terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut. Penguasaan kawasan yang dilakukan

oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini memunculkan perimbangan kekuatan dalam

berbagai bidang kehidupan. Amerika Serikat memegang kekuatan dalam hal politik dan

ekonomi, sedangkan Uni Soviet dan sekutunya (negara Eropa Timur dan Cina) muncul

dalam kekuatan ideologi, politik, ekonomi dan militer yang cukup besar pula. Kondisi

perimbangan kekuatan (balances of power) pun tak terelakkan lagi. Perang ideologi

demokrasi-kapitalis dan komunisme menjadi perang dominan di masa tersebut; perang

tersebut dikenal dengan istilah perang dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam

bentuk kerja sama ataupun bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.

Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi,

kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk

membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di

antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS

membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi

dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia

Tenggara. Setelah Perang Dunia II, antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi

perebutan pengaruh yang melahirkan Perang Dingin (Cold War).

2

Page 3: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perang Dingin

Perang dingin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya perbedaan

paham dan keinginan untuk berkuasa.

a. Perbedaan Paham

Paham demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan

bertentangan dengan paham sosialis-komunis Uni Soviet. Paham demokrasi-kapitalis

mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan

subur. Akan tetapi, Amerika Serikat menyadari bahwa kaum buruh tidak boleh

diperlakukan sewenang-wenang seperti di Eropa beberapa abad silam yang dapat

menyuburkan paham sosialis-komunis. Oleh karena itu, kaum buruh diberi jaminan cukup

dan diberi kesempatan bermodal dalam perusahaan, sehingga pemogokan yang mereka

adakan dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Uni Soviet yang berpaham sosialis-

komunis berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh

maupun rakyatnya, karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan

memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat. Hal itu dibuktikan dengan Rencana Lima

Tahun. Akan tetapi, caranya yang serba tertutup menyebabkan negara-negara Barat

menyebutnya sebagai “negara di balik tirai besi”.

b. Keinginan Untuk Berkuasa

Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di

dunia dengan cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar

membantu negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman modal

untuk pembangunan, dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat

menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis-

komunis. Masyarakat yang menderita atau miskin, merupakan lahan subur bagi paham

sosialis komunis. Di samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya membantu

perjuangan nasional berupa senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk

mempengaruhi negara-negara tersebut.

Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut

bidang yang sangat luas, yaitu politik, ekonomi, militer, maupun ruang angkasa.

a) Bidang Politik

Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang

berkembang menjadi negara demokrasi, agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di

negara-negara yang sebelumnya kalah perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham

3

Page 4: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

demokrasi, kapitalisme juga dikembangkan. Negara-negara tersebut dapat sehaluan

dengan Amerika Serikat dan merupakan negara pengaruhnya. Uni Soviet dengan paham

sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima

Tahunnya. Caranya tidak dilakukan dengan liberal, tetapi dictator. Negara-negara yang

sehaluan disebut dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang diperintahkannya wajib

dilakukan oleh negara-negara satelit tersebut. Penyimpangan seperti yang dilakukan oleh

Polandia dan Hongaria ditindak keras oleh Uni Soviet (1956).

b) Bidang Ekonomi

Sebagai negara kreditor terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan

pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang.

Negara-negara Barat yang hancur ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui

Marshall Plan. Di samping itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan

ekonomi dengan kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli

barang-barang Amerika Serikat. Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan “The

Points Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan teknik dalam

wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor

swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang

sedang berkembang.

c) Bidang Militer

Perebutan pengaruh yang paling mencolok antara Amerikat Serikat dengan

Uni Soviet adalah dalam pakta pertahanan. Negara-negara Barat membentuk North

Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949 sebagai suatu organisasi

pertahanan. Pada mulanya markas NATO berada di Paris, tetapi setelah Perancis keluar

dari NATO, maka NATO didominasi oleh Amerika Serikat. Walaupun Perancis tidak

menjadi anggota Blok Timur, tetapi hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC lebih

baik dibandinkan dengna negara-negara Barat lainnya. Di Asia Tenggara dibentuk South

East Asia Treaty Organization (SEATO) tahun 1954, atas dasar South East Asia Collective

Defence Treaty. Anggotanya yang utama justru negara-negara Barat, sedangkan negara-

negara utama di Asia Tenggara seperti Indonesia tidak turut serta. Pakta pertahanan

tersebut ditujukan terhadap komunis Asia Tenggara, khususnya di Vietnam. Pakta

pertahanan SEATO menyatakan bubar pada tahun 1975. Sementara itu, Uni Soviet dengan

negara-negara Blok Timur membentuk Pakta Warsawa (1975) atas dasar “Pact of Mutual

Assistance and Unified Command”. Di Asia Tenggara, Uni Soviet memberikan bantuan

4

Page 5: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

peralatan militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika

Serikat dari negara tersebut (1975).

B. Dampak Perang Dingin

Selama berlangsungnya Perang Dunia II, Amerika Serikat

merupakan salah satu negara sekutu yang memiliki kekuatan

militer cukup besar. Dalam pertempuran melawan Jerman dan

Italia, Amerika Serikat berhasil memukul mundur dan bahkan

memaksa kedua negara tersebut untuk menyerah kepada sekutu.

Selain itu, Jepang juga menyerah dan tuntuk di bawah kekuatan

sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom

pada 9 Agustus 1945. Sementara itu, Uni Soviet juga memiliki peran

yang sangat besar dalam kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II. Berkat Uni Soviet,

negara-negara Eropa Timur berhasil direbut oleh pihak Sekutu dari tangan Jerman.

Negara-negara tersebut, antara lain Bulgaria, Alabnia, Hungaria, Rumania, Polandia, dan

Cekoslowakia. Keenam negara itu mendapat penaruh yang kuat dari Uni Soviet. Dalam

usaha untuk melancarkan ekspansi politis dan ideologis, pada tahun 1947, Amerika Serikat

mengeluarkan Marshall Plan. Marshall Plan diusulkan oleh seorang komandan militer

Amerika Serikat semasa Perang Dunia II yang bernama George Catlerr Marshall. Marshall

Plan ditujukan khusus ke Eropa agar keputus asaan akibat perang dunia II, dan agar Eropa

segera bangkit untuk dijadikan mitra Amerika Serikat dalam menghadapi kekuatan

komunis dari Uni Soviet. Selain Marshall Plan, posisi politik luar negeri Amerika Serikat

pada awal masa Perang Dingin juga tercermin di dalam Truman Doctrine. Truman Doctrine

adalah sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Harry Truman pada 12 Maret

1947, yang menyatakan kesediaan Amerika Serikat memberikan bantuan bagi kekuatan

anti-komunisme di Turki dan Yunani dalam menghadapi kekuatan komunisme Uni Soviet.

Salah satu prinsip yang mendasari kebijakan itu adalah bahwa paham komunisme akan

mudah berkembang di kalangan rakyat miskin. Truman Doctrine dicanangkan berdasarkan

pertimbangan Teori Domino, yaitu jika suatu negara jatuh dalam paham komunime,

negara tetangganya akan jatuh juga dalam paham komunisme. Kemudian Truman

Doctrine menjadi standar kebijakan politik luar negeri Amerika Serika selam perang dingin.

Amerika Serikat juga menetapkan politik Containment, yaitu sebuah strategi politik luar

negeri Amerika Serikat untuk membendung kekuatan ekspansi komunisme Uni Soviet.

Kebijakan itu dikeluarkan oleh George Kennan, seorang diplomat Amerika pada tahun

1947, dan menjadi sebuah panduan dalam kerangka politik luar negeri Amerika Serikat

5

George Catlerr Marshall

Page 6: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

dalam kurun waktu 1947-1987.Uni Soviet juga berusaha melancarkan ekspansi politik dan

ideologis di berbagai negara kawasan Eropa Timur dan Asia. Hal itu terlihat dari

bergabungnya negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet. Pada tahun 1948, sewaktu

Berlin (ibu kota Jerman Timur) berada dalam kekuasaan Uni Soviet, Joseph Stalin

memutus hubungan jalan dan jalur kereta api antara Jerman Timur dan Jerman Barat. Hal

itu berdampak pada blockade ekonomi Jerman Barat. Meskipun pada akhirnya Uni Soviet

mencabut blokade itu pada bulan Mei 1949, kejadian tersebut memicu konfrontasi antara

Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada krisis ini, Amerika Serikat mengirim sejumlah dana

bantuan melalui udara dengan program yang disebut “Berlin Airlift”. Selain itu, Amerika

Serikat juga menerapkan politik penangkalan / pencegahan (deterrence) untuk membela

Jerman Barat dengan cara

menempatkan senjata penghancur jarak jauh dan serdadu Amerika Serikat di

negara sekutunya, Inggris. Kejadian tersebut memicu dibentuknya North Atlantic

Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949. Tujuan pendirian NATO adalah mendukung

stabilitas politik dan keamanan di daerah Atlantik Utara. Pada awal pendirian NATO

Bendera NATO

anggotanya terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Kanada,

Perancis, Belanda, Belgia, Italia, Portugal,

Islandia,

Norwegiam

Luxembrug,

dan Denmark.

Badan

tersebut

didirikan dengan prinsip bahwa ancaman

terhadap satu negara anggota NATO berarti ancaman bagi seluruh anggota NATO.

Blok Timur pun mendirikan Warsaw Pact atau Pakta Warsawa. Pakta tersebut

dibentuk pada tanggal 14 Mei 1955 di kota Warsawa, Polandia. Di bawah kepemimpinan

Uni Soviet, Pakta Warsawa mempunyai anggota negara Jerman Timur, Polandia, Bulgaria,

Cekosiowakia, Hungaria, dan Albania. Tujuan Pakta Warsawa adalah untuk menangkal

dampak dari pembangunan instalasi senjata di Jerman Barat, yang berafiliasi langsung

dengan NATO. Pakta Warsawa didominasi oleh Uni Soviet. Pada tahun 1961, Albania

keluar dari Pakta Warsawa dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Uni Soviet

karena adanya perbedaan ideologis.

6

Page 7: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Kebijakan luar negeri Joseph Stalin dari Uni Soviet yang melakukan ekspansi pasca

Perang Dunia II. Politik ekspansi menimbulkan ketegangan di Eropa pasca Perang Dunia II.

Kebijakan Stalin tersebut diungkapkan di depan peserta kongres Manifesto Cominform

tahun 1947. Politik ekspansi Soviet terus dikembangkan ke seluruh Eropa Timur.

Kecurigaan pun muncul dari kalangan negara sekutu. Apalagi pengganti Roosevelt, Harry

S.Truman menaruh kecurigaan yang besar terhadap Stalin. Kecurigaan tersebut membuat

Truman tidak memberikan sama sekali infromasi tentang bom nuklir yang sedang

dikembangkannya. Inilah kelebihan Sekutu dibandingkan dengan Soviet.

Eksistensi NATO di Eropa Barat dan Pakta Warsawa di Eropa Timur, yang masing-

masing mewakitli dua ideologi yang saling bertentangan ini, menimbulkan terminologi

baru di dalam dunia hubungan internasional, yaitu terminologi Timur-Barat. Negara

“timur” dianalogikan sebagai negara komunis, sedangkan negara “barat” dianalogikan

sebagai negara demokrasi-kapitalis. Tahun 1946, Winston Churcill, mantan Perdana

Menteri Inggris memberikan pernyataannya menyangkut sikap ekspansif Uni Soviet dalam

menguasai kawasan Eropa Timur. Dalam ceramahnya di Fulton, Missouri pada bulan

Maret 1946, mengatakan bahwa politik tirai besi dapat diterapkan untuk memisahkan

hubungan antara Eropa Barat dan Eropa Timur. Pernyataan itu mendorong dikeluarkannya

kebijakan isolasi yang melarang adanya arus lalu lintas dan komunikasi antara dua

kawasan itu.

Kejadian-kejadian di Eropa yang telah dijelaskan di atas bukanlah satu-satunya

pemicu munculnya Perang Dingin. Kejadian di Asia, seperti kemengan Mao Zedong tahun

1949 dalam perang saudara yang melanda Cina, juga menjadi salah satu pemicu

munculnya konstelasi tersebut, Implikasi dari menguatnya Mao Zedong di Cina adalah

menguatnya ideologi komunime di kawasan Asia, khususnya di cina. Secara otomatis, Uni

Soviet langsung mendapatkan sekutu yang berkiblat pada ideologi dan politik yang sama.

Kejadian di Asia lainnya yang juga memicu Perang Dingin adalah diserangnya Korea

Selatan oleh Korea Utara pada 1945. Hal ini merepresentasikan penyerangan ideologi

komunisme secara frontal atas ideologi demokrasi-kapitalis. Peristiwa itu membuat Korea

terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.

7

Page 8: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Bab. 2 Perluasan Perang Dingin

Keluar Eropa

A. Konsep Teori Domino, Proxy War, World War

Teori Domino, atau lazim disebut dengan Domino Effect, adalah sebuah teori

yang menyatakan bila satu negara telah menganut ideologi tertentu , negara-negara

tetangganya secara otomatis akan menganut ideologi yang sama pula. Perwujudan dari

Teori Domino pada masa perang dingin adalah munculnya Proxy War di berbagai kawasan

di luar Eropa. Proxy War adalah perang sekunder sebagai akibat dari perang primer yang

berlangsung di antara dua negara besar, yaitu Amerika Serikat dan Uni soviet. Proxy War

terjadi, antara lain di Vietnam dan Korea. Di Vietnam, komunisme direpresentasikan oleh

Vietnam Utara. Kubu yang mendapat dukungan kekuatan dari komunisme Soviet ini

berseteru dengan Vietnam Selatan yang mendapatkna dukungan dari kekuatan

demokratis-kapitalis Amerika Serikat. Di Korea, kekuatan ideologi demokrasi-kapitalis

Amerika Serikat diwakili oleh Korea Selatan, sedangkan kekuatan komunisme Uni Soviet

diwakili oleh Korea Utara.

B. Perang Dingin di Cina dan Terbentuknya Republik Rakyat Cina

Setelah Perang Dunia II

Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak

komunis menguasai Tiongkok Daratan dan

Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-

pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949,

Mao Zedong mendeklarasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara

komunis.

Ideologi komunisme di Tiongkok agak lain daripada dengan Marxisme-

Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet. Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno

dari Tiongkok dengan Marxisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan

mendasar dari komunisme Tiongkok dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa

komunisme di Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan

karena kondisi Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak

terpisahkan dari kapitalisme. Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong Pinyin: Máo Zédōng

Sīxiǎng), adalah varian dari Marxisme-Leninisme berasal dari ajaran-ajaran pemimpin

komunis Cina Mao Zedong (Wade-Giles Romanization: "Mao Tse-tung").

8

Page 9: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Perlu dicatat bahwa istilah Pemikiran Mao Zedong lebih disukai oleh Partai

Komunis Cina (PKC) dan bahwa istilah Maoisme tidak pernah dipergunakan dalam

terbitan-terbitan bahasa Inggrisnya kecuali dalam penggunaan peyoratif. Demikian pula,

kelompok-kelompok Maois di luar Cina biasanya

menyebut diri mereka Marxis-Leninis dan bukan Maois. Ini

mencerminkan pandangan Mao bahwa ia tidak

mengubah, melainkan hanya mengembangkan Marxisme-

Leninisme. Namun demikian, beberapa kelompok Maois,

percaya bahwa teori-teori Mao telah memberikan

tambahan berarti kepada dasar-dasar kanon Marxis, dan

karena itu menyebut diri mereka "Marxis-Leninis-Maois"

(MLM) atau "Maois" saja.

Di RRC, pemikiran Mao Zedong adalah bagian dari

doktrin resmi Partai Komunis Cina, namun sejak 1978,

permulaan pembaruan Deng Xiaoping yang berorientasi ekonomi pasar, dengan konsep

tampilnya ke barisan depan "sosialisme dengan ciri khas Cina" dalam politik,

diberlakukanlah pembaruan ekonomi Cina, dan definisi resmi serta peranan ideologi asli

Mao di RRC secara radikal telah diubah dan dikurangi (lihat Sejarah Cina). Di luar RRC,

istilah Maoisme digunakan sejak 1960-an, biasanya dalam pengertian yang negatif, untuk

menggambarkan partai-partai atau orang-orang yang mendukung Mao Zedong dan

bentuk komunismenya. Sejak kematian Mao dan pembaruan oleh Deng, kebanyakan

partai yang secara tegas menyebut dirinya "Maois" telah lenyap, namun berbagai

kelompok komunis di seluruh dunia, khususnya yang bersenjata seperti Partai Komunis

India (Maois), Partai Komunis Nepal (Maois) dan Tentara Rakyat Baru di Filipina, terus

memajukan gagasan-gagasan Maois dan memperoleh perhatian pers karenanya.

Kelompok-kelompok ini biasanya berpendapat bahwa gagasan-gagasan Mao telah

dikhianati sebelum sempat sepenuhnya atau dengan semestinya diterapkan.

Maoisme dan turunannya dengan kuat mendukung Uni Soviet dari era pra-

Nikita Khruschev dan menganggap perkembangan dari Bahasa Rahasia telah memulai

"revisionisme" dan "imperialisme-sosial" negara itu. Biasanya orang menganggap bahwa

kaum Maois mengambil garis politik yang anti-revisionis dan yang umumnya lebih militan

daripada "ko-eksistensi damai" yang diajukan oleh Soviet dan para pengikutnya setelah

1956. Biasanya kebanyakan Maois menganggap Joseph Stalin sebagai pemimpin sosialis

sejati terakhir dari Uni Soviet.

9

Mao Zedong

Page 10: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

C. Perang Dingin di Korea

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan Jepang terpaksa

menyerahkan daerah bekas kekuasaanya, termasuk Korea, kepada sekutu. Uni Soviet

mendapatkan Kepulauan Kuril, Kepulauan Sakhalin, dan bagian utara Semenanjung Korea.

Sementara Amerika Serikat mendapatkan gugusan pulau di Lautan Pasifik Filipina, Prancis

mendapatkan Indocina. Uni Soviet merasa dirugakan karena hanya mendapat sebagian

kecil wilayah saja.

Maka, PBB mengusulkan diadakannya free election. Amerika menyetujui

karena wilayah selatan yang mereka kuasai mempunyai wilayah jumlah populasi

penduduk dua pertiga dari total populasi penduduk di Korea. Dengan demikian, orang-

orang komunis Korea di wilayah utara akan kalah dalam perhitungan suara.

Pecahnya Korea menajadi Korea Utara dan

Korea Selatan bermula dari adanya aneksasi Jepang

terhadap Korea sejak tahun 1910. Pada masa awal

Perang Dunia II, Uni Soviet menduduki Korea dan

memerangi Jepang. Pada 10 Agustus 1945, Amerika

Serikat mengeluarakan sebuah kebijakan politik luar

negeri untuk menduduki Korea bagian selatan dalam

rangkat membendung penyebaran komunisme Uni Soviet yang telah terlanjur menyebar

di kawasan Korea Utara. Langkah Amerika Serikat itu bertujuan agara Uni Soviet tidak

sampai menguasai seluruh wilayah kawasan semenanjung Korea. Para petinggi Amerika

Serikat pada saati itu membuat sebuah grand-design untuk memecah Korea pada titik 380,

dengan alasan untuk tetap mempertahankan posisi Seoul dari pengaruh Uni Soviet yang

dirasa semakin kuat di bagian utara Korea.

Selanjutnya, untuk meneguhkan posisi di

kawasan pendudukan, Amerika Serikat dan Uni

Soviet saling mendukung berdirinya sebuah rezim di

daerah kekuasaan masing-masing. Rezim pertama di

Korea Selatan dipimpin oleh Syngman Rhee. Ia

adalah tokoh anti-komunis yang sempat tinggal di

Amerika Serikat dan sangat terkenal dengan gerakan

“kanan” nya. Rezim pertama di Korea Utara dipimpin

oleh Kim II Sung. Ia adalah tokoh gerilyawan Korea yang pernah berperang bersama Cina

untuk membendung kekuatan Jepang di Manchuria tahun 1930-an. Kebijakan pertama

10

Bendera Korea Utara

Bendera Korea Selatan

Page 11: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Kim II Sung yang sangat terkenal adalah meredistribusi tanah di Korea Utara. Korea

Selatan memproklamirkan berdirinya Republic of Korea dan Korea Utara

memproklamirkan berdirinya People’s Republic of Korea. Titik garis batas pada lintang 380.

Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950 yang ditandai dengan invasi pasukan Korea

Utara melewati garis batas menuju Korea Selatan. Perang tersebut merupakan kelanjutan

terpecahnya Korea. Korea Utara didukung oleh Uni Soviet telah berhasil memukul mundur

pasukan Korea Selatan dan pasukan Amerika Serikat hingga Busan, sebelah selatan dari

Korea Selatan. Penyebab kekalahan Korea Selatan dan pasukan Amerika Serikat adalah

minimnya kapasitas dan kualitas persenjataan, selain itu jumlah pasukan Korea Utara dan

Uni Soviet jauh lebih banyak. Tanggal 15 September 1950, pasukan Amerika Serikat

dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur, mendarat di kawasan Inch’on. Pendaratan

pasukan Amerika Serikat itu menjadi taktik yang sangat jitu dalam mengurung pasukan

Korea Utara yang sudah terlanjur jauh memasuki Korea Selatan.

Keikutsertaan Cina dalam Perang Korea pada bulan Oktober 1950, menyebabkan

makin melebarnya ruang konflik Perang Dingin di kawasan Asia. Keikutsertaan Cina dalam

perang Korea diawali dengan masuknya pasukan PBB ke kawasan Korea Utara dengan

melintasi garis batas lintang. Tujuan tindakan pasukan PBB itu semata-mata hanya

mewujudkan persatuan Semenanjung Korea yang terpecah akibat Perang Korea. Cina

menganggap hal itu sebagai ancaman terhadap pertahanan dan keamanannya, karena

PBB beraliansi erat dengan Amerika Serikat.

Akhirnya negoisasi damai dilakukan seiring dengan terpilihnya Dwight D. Eisenhower

sebagai Presiden Amerika Serikat. Ia mengisyaratkan Cina dan Korea Utara untuk bersikap

akomodatif, terhadap proses negoisasi. Jika tidak, Eisenhower memberikan ultimatum

akan menggunakan kekuatan nuklirnya untuk menginvasi Cina. Kesepakatan pun dicapai

pada 27 Juli 1953, dalam dua poin utama. Pertama, kedua negara yang berseteru

menyepakati secara de facto garis batas lintang 380 sebagai garis perbatasan antara Korea

Utara dan Korea Selatan. Kedua, pengembalian para tawanan perang ke negaranya

masing-masing. Akan tetapi, ekskalasi perang dingin yang diharapkan mereda seiring

dengan dicapainya kesepakatan tersebut tidak kunjung terwujud sampai saat ini. Zona

dimiliterisasi yang terdapat di perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara sepanjang

kurang lebih 1000km menjadi bukti atas masih aktifnya perang antara Korea Utara dan

Korea Selatan.

Akibat Perang Korea yang mengambil bentuk Proxy War ini adalah sebagai berikut:

Bagi kedua Korea, perang tersebut adalah bencana karena total korban yang

meninggal adalah empat juta tentara Korea Utara dan Selatan, lima juta orang

11

Page 12: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

kehilangan tempat tinggal, serta banyak anggota keluarga yang terpisah dari

keluarganya.

Perang tersebut seolah-olah mengumumkan pada dunia bahwa selain Uni

Soviet, kekuatan komunis besar juga diperlihatkan oleh RRC. Hal ini mengubah

dimensi Perang Dingin. Perang dingin tidak hanya berlaku di Eropa namun

menyebar ke Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

D. Perang Dingin di Cuba

Republik Kuba terdiri atas Pulau Kuba (pulau terbesar di Kepulauan Antilles

Besar), Pulau Pemuda dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Nama "Kuba" konon berasal

dari sebuah kata dalam bahasa Taíno, cubanacán, yang berarti 'tempat yang sentral'.

Kuba merupakan negara yang perjalanan sejarah politiknya

diwarnai oleh pemerintahan diktatorial yang saling menjatuhkan

melalui proses kudeta. Tahun 1924, Kuba dipimpin oleh Gerrado

Machado, tokoh politik yang korup dan diktator dalam

melaksanakan pemerintahan. Berbagai kelompok masyarakat

Kuba pun menunjukan perlawanan dan melakukan serangkaian

gerakan pembangkangan terhadapa Machado. Tahun 1933,

puncak perlawanan rakyat Kuba diwakili oleh kelompok pekerja

dan buruh yang mengancam akan melakukan serangan besar terhadap pemerintahan

Machado. Akhirnya pemerintahan Machado berhasil ditumbangkan oleh kekuatan militer

pimpinan Fulgencio Batista. Batista memimpin Kuba tahun 1940.

Pada kurun waktu 1940 sampai 1944, di bawah kekuasaan dictatorial Batista, Kuba

mengalami masa yang penuh ketakutan dan state-terrorism. Kondisi state-terrorism

adalah kondisi apabila aparatur pemerintahan melaksanakan terror dan kekejaman

terhadap rakyatnya dengan menggunakan segenap perangkat negara. Kepemimpinan

Batista yang diktaktor sebenarnya sempat berakhir tahun 1944 dengan terpilihnya Carlos

Prio secara demokratis dalam pemilihan umum. Akan tetapi, Batista kembali berkuasa

tahun 1952 hingga 1958. Pada masa kepemimpinannya yang kedua ini, pemerintahan

Batista mengalami banyak perlawanan dan berbagai gerakan rakyat dan gerilyawan

revolusioner, terdapat pula dua kelompok gerilyawan besar yang menentang Batista.

Kelompok pertama menamakan diri sebagai The Second Front. Kelompok ini dipimpin oleh

Eloy Guierez berpusat di Pegunungan Escambray. Kelompok yang kedua dan yang

mendorong terjadinya Revolusi Kuba adalah kelompok revolusioner yang dipimpin Fidel

Castro.

12

Batista

Page 13: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Fidel Castro

Penyerangan Castro pertama terjadi pada 26

Juli 1953, yang dikenal dengan “26th of July

Movement”, atau “Gerakan 26 Juli”. Dalam

penyerangan itu, Castro dan pasukannya

menyerang pangkalan militer Moncada di kota

Santiago, yaitu pangkalan militer besar yang dihuni

oleh pasukan Batista. Perlawanan Castro tersebut

berhasil menggugah semangat masyarakat Kuba

walaupun akhirnya mengalami kegagalan. Castro pun ditangkap dan dipenjarakan hingga

tahun 1955.

Pada proses pengadilannya, pidato Castro yang berjudul “Sejarahlah yang Akan

Membebaskanku” menjadi penggugah semangat rakyat Kuba untuk bangkit melawan

diktatorianisme Batista, sekaligus menjadi simbol Revolusi Kuba. Setelah dibebaskan

tahun 1955, Castro melawat ke Meksiko dan Amerika Serikat untuk menggalang dukungan

dan dana untuk aksi perlawanannya terhadap pemerintahan Batista. Tahun 1956, setelah

menyusun dan membangun rencana kekuatan, Fidel Castro bersama Che Guevara dan

anggota pasukan lainnya kembali melakukan penyerangan. Dengan menggunakan kapal

dari Meksiko, pasukan Castro mendarat di dataran Kuba dan disambut dengan

perlawanan sengit dari pasukan Batista. Pasukan Castro terdesak mundur dan masuk ke

daerah Pegunungan Siera Maestra, lalu memulai taktik perang gerilya. Akhirnya, pada

Maret 1958, pasukan Castro memasuki Havana dan mengalahkan kekuatan militer Batista.

Pasukan Castro yang menaman dirinya “The 26th Movement” tersebut dipimpin oleh Che

Guevara dan Camilio Cienfuegos.

Masuknya pasukan Castro ke Hanava disambut meriah oleh penduduk setempat

dengan meneriakkan yel-yel “Long live Castro”. Hal ini menjadi indikasi atas kuatnya

pengaruh Castro di tataran masyarakat kelas bawah Kuba. Serangan itu berhasil dan

Batista pun menyerah, lalu pergi ke Amerika Serikat pada 1 Januari 1959. Kemudian Castro

menjadi pemimpin Kuba, dan menjalankan negaranya dengan haluan komunisme.

Secara startegis, Amerika Serikat melihat kekuatan komunisme di Kuba sebgai

ancaman karena dua faktor utama. Pertama, ada efek domino penyebaran paham

komunisme di kawasan Kuba. Oleh karena itu, Amerika Serikat segera membangun sebuah

kekuatan penangkal untuk mencegahnya, yaitu memperkuat dominasi persenjataan dan

militernya di kawasan tersebut. Kedua, kondisi kedekatan jarak antara Kuba dan Amerika

Serikat berdampak pada dekatnya jarak tempur Kuba untuk mencapai kawasan Amerika

Serikat. Selain itu, adanya kesamaan paham dan kerja sama erat antara Kuba dan Uni

13

Page 14: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Soviet memungkinkan Uni Soviet menyimpan salah satu rudalnya di kawasan Kuba. Hal itu

berdampak pada terciptanya sebuah efek domino dan Proxy War di kawasan Amerika

Latin.

Dalam konsep Proxy War, ketegangan Perang Dingin antara Kuba dan Amerika

Serikat memuncak pada Oktober 1962. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Krisis

Misil Kuba. Peristiwa itu diawali dengan adanya laporan dari pesawat mata-mata Amerika

Serikat tentang adanya aktivitas pembangunan instalasi senjata nuklir Uni Soviet di Kuba

yang tergolong dalam jenis Intermediate Range Ballistic Missiles (IRBMs). Laporan itu

langsung membuat John F. Kenedy, Presiden Amerika Serikat saat itu, bergerak untuk

mencegah agar proyek instalasi itu tidak berkembang lebih lanjut karena berpotensi

menimbulkan perang nuklir antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Taktik yang digunakan

adalah dengan memblokade perairan di sekitar Kuba dari masuknya armada kapal selam

Uni Soviet yang membawa hulu ledak nuklir ke Kuba. Cara tersebut diperhalus Kenedy

dengan tidak menggunakan kata “blokade laut” dalam pernyataannya karena kata

“blokade” identik dengan perang. Ia menggunakan istilah “karantina laut”, sebagai sebuah

istilah yang menurut Kenedy tepat untuk mereduksi ekalasi potensi munculnya perang

akibat Krisis Misil Kuba. Krisis itu terjadi selama 13 hari.

Krisis misil Kuba berakhir dengan adanya kesepakatan antara Nikita Khrushchev dan

John F. Kenedy. Kesempatan itu terdiri atas dua hal. Pertama, Uni Soviet setuju untuk

menarik semua hulu ledak nuklirnya dari Kuba dan tidak membangun instalasi nuklir di

sana. Kedua, Amerika tidak boleh menginvasi Kuba.

Bab. 3 Perang Vietnam dan

Perkembangan Politik di Kawasan Asia

Tenggara

Perang Vietnam adalah penanda bagi negara-negara yang baru merdeka di seluruh

dunia untuk tidak terlibat dalam perang dingin. Rakyat Vietnam merasakan perang yang

lebih panjang dibandingkan dengan PD I dan PD II. Perang Vietnam ini berlangsung selam

20 tahun (1955-1975). Perang Vietnam serupa dengan Perang Korea, mengakibatkan

pecahnya negara ini menjadi dua bagian, yaitu Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Perpecahan ini diawali dengan perseteruan antara The Vietnam Independence League

(Viet Minh) dan pasukan Perancis yang ingin kembali

berkuasa di kawasan Indocina, khususnya Vietnam.

1. Fase 1945 - 1954

14

Hoo Chi Minh

Page 15: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Fase ini adalah fase perjuangan rakyat Vietnam di bawah League for Vietnamese

Independence yang dipimpin oleh Hoo Chi Minh (Nguyet Tat Thant) dalam usahanya

membebaskan diri dari cengkraman Prancis. Pada tahun 1945, Ho Chi Minh

memproklamirkan kemerdekaan seluruh Vietnam. Namun Perancis menolaknya sehingga

terjadilah pertempuran antara Vietminh dan Perancis sampai tahun 1954.

Vietnimh menggunakan taktik perang gerilya dan berhasil mendapatkan dukungan

dari mayoritas rakyat Vietnam. Menghadapi taktik perang Vietnimh, Perancis sangat

kewalahan. Hal ini disebabkan Perancis dalam keadaan yang sangat hancur akibat Perang

Dunia II.

Ketidakberdayaan Perancis dalam mengirimkan tentara tambahan menjadi

keuntungan sendiri bagi Vietnimh, terlebih setelah RRC ikut membantu Vietminh dalam

penyediaan senjata dan amunisinya. Perancis meminta bantuan sekutunya, Amerika

Serikat. Amerika juga mempunyai kepentingan untuk membendung laju komunisme di

Asia tenggara bersedia membantu. Namun bantuan Amerika itu tidak memadai sehingga

Vietnimh terus merajalela. Kemenangan akhirnya berada di tangan Ho Chi Minh. Perancis

bisa dikalahkannya di Kota Dien Bien Phu setelah delapan tahun perang.

Penyelesaian secara damai segera diadakan untuk mencari kesepakatan-

kesepakatan damai di Indocina. Pada tahun 1954, Geneva Agreement akhirnya disepakati

dengan isinya yang mengatakan bahwa Laos dan Kamboja ditetapkan sebagai negara

merdeka, sedangkan Vietnam untuk sementara dibagi dua wilayah dengan batas garis

lintang utara 170.

Ho Chi Minh dan Vietnimh mendapatkan wilayah yang merdeka di utara Vietnam

(Vietnam Utara) dan untuk bagian selatan akan direncanakan pemilu yang bebas tahun

1956 sehingga akan terbentuk pemerintahan yang baru di selatan. Ho Chi Minh sangat

kecewa dengan pembagian dua Vietnam, namun ia yakin dalam pemilu bebas di Vietnam

Selatan pihak komunis pasti menang.

Sayangnya, rencana pemilu bebas di Vietnam Selatan tahun 1956 gagal karena

Perancis setengah hati dalam menjalankannya. Perancis justru mendirikan pemerintahan

tandingan Vietnam Utara di Vietnam Selatan dengan presiden Ngo Dinh Diem pada tahun

1955 atas dasar referendum di Vietnam Selatan.

2. Fase 1954-1975

Pada fase ini, Vietnam utara menghadapi lawan baru yaitu Amerika Serikat.

Keberadaan Amerika di Vietnam Selatan adalah atas permintaan Perancis yang sudah

kewalahan dalam menghadapi Vietnam Utara dan sisa kekuatan Vietnimh di Vietnam

15

Page 16: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Selatan. Tahun 1954, Amerika mulai terjun mendukung rezim Ngo Dinh Diem. Presiden

Amerika Serikat yang baru, Dwight Eisenhower (1953-1961) dihadapi oleh masalah

menyebarnya komunisme ke hampir seluruh dunia, dan Amerika harus bisa menahan laju

perkembangannya.

Eisenhower sangat percaya sekali dengan teori domino. Efek dari kartu domino

itulah yang ditakutkan oleh Eisenhower dari komunisme. Komunisme akan menyebar

dengan mudah jika satu negara sudah masuk komunis, negara tetangganya juga akan ikut.

Oleh sebab itu, Eisenhower terus mengirimkan bantuan kepada Diem dan Vietnam

Selatan.

Pendukung Ho Chi Minh di Vietnam Selatan menamakan dirinya NLF (National

Liberation Front) dan para gerilyawan pendukung Ho Chi Minh menamakan dirinya

Vietkong. Gerilyawan sulit dikalahkan karena mereka menyamar sebagai petani biasa,

membangan bunker-bunker, jalan bawah tanah hingga jebakan untuk lawan mereka

dalam hutan-hutan tropis Vietnam. Pemerintahan Diem akhirnya jatuh pada tahun 1967

dan digantikan Nguyen Van Thieu yang terus menjalankan programnya untuk melawan

Vietkong. Pada masa pemerintahan Presiden Nixon, Amerika membom Laos dan Kamboja

yang menjadi jalan suplai senjata dari Vietnam Utara ke Vietkong di selatan. Selanjutnya,

Presiden Nixon juga menggunakan Napalm Bomb. Anak-anak, orang tua, dan masih

banyak lagi korbannya. Dunia internasional mengecam penggunaan bom tersebut.

Presiden Nixon pun kehilangan popularitasnya. Pada tahun 1972, Presiden Nixon

memutuskan untuk menarik mundur secara bertahap pasukan Amerika di Vietnam

Selatan. Setahun berikutnya, gencatan senjata antara Amerika Serikat dan Vietkong

ditandatangani.

Pada April 1975, tentara Vietnam Utara dan Vietkong berhasil menduduki ibukota

Vietnam Selatan, Saigon. Selanjutnya Vietnam bersatu dan bebas dari campur tangan

asing lagi. Bagi Amerika ini adalah kekalahan yang memberi ruang bagi komunisme untuk

berkembang di Asia Tenggara.

Bab. 4 Perkembangan Teknologi

Persenjataan dan Ruang Angkasa

pada Masa Perang Dingin

Perkembangan Teknologi Persenjataan

16

Page 17: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Teknologi persenjataan selalu mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu.

Perkembangan teknologi persenjataan tersebut

diharapkan oleh negara-negara industri maju

untuk memperbesar pengaruh dan

kedudukannya di dunia internasional. Adapun

teknologi persenjataan yang banyak

dikembangkan oleh negara-negara antara lain

senjata darat-udara, senjata nuklir, senjata laser,

dan biologi.

Pada 1912, bom masih berbentuk granat

tangan yang sederhana tetapi setengah abad kemudian bom sudah dapat meluncur

terkendali dan tepat menuju ke sasaran. Oleh karena itu, bom bernilai politis dan tidak

serta merta menjadi barang dagangan yang didapat. Amerika Serikat yang paling giat

mengembangkan bom menjualnya ke sejumlah negara tertentu saja. Selain kepada

sekutu Amerika Serikat juga menjual bom ke Israel yang merupakan menguji senjata

buatan USA.

Pada awalnya berkembangnya bom dibuat menjadi amunis dinamis yang

dapat dijatuhkan dari pesawat. Bentuknya seperti panah dengan bagian tengah yang

menggembung. Bom yang kerap diklasifikasikan sebagai General Purpose (GP) tersebut

terdiri atas segumpal bahan peledak yang dibungkus kulit metal. Di bagian ujungnya

ditempatkan pemantik yang secara mekanis jika terbentur benda keras akan

mengaktifkan bom. Agar bom tersebut dapat meluncur sempurma, dipasanglah

sirip ekor sebagai stabilisator. Bentuk dasar tersebut ternyata bertahan cukup lama

di antara pihak yang terlibat perang yang menuntut penggunaan bom yang canggih.

Senjata rudal merupakan elemen kunci dalam pertahanan strategis negara-

negara besar, seperti USA, Rusia, Inggris, Prancis, dan Cina. Rudal sebagai wahana

pelontaran hulu ledak bisa nuklir atau senjata pemusnah massal lain dalam hal ini

kimia dan biologi-dikembangkan melalui teknologi peroketan. Dunia mengenal

Robert Goddard dari USA, Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia, dan Wemher von

Braun dari Jerman sebagai bapak-bapak peroketan. Pada awalnya, rudal tersebut

untuk menopang visi eksplorasi ruang angkasa, misi ke bulan dan obyek tata surya

tetapi kemudian juga sangat vital bagi pertahanan.

17

Page 18: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Roket-roket Hitler pada masa Perang Dunia II, seperti V-2 pernah

mengancam London, Inggris. Dengan menguasai teknologi roket tersebut, pada

1957 Rusia berhasil meluncurkan Sputnik. Sementara itu dengan didukung oleh Von

Braun, USA mengembangkan Roket Saturnus V yang membawa para astronotnya ke

Bulan.

Kini teknologi peroketan untuk membuat rudal sudah meluas. Selain

negara-negara yang disebut di atas, Iran, Korea Utara, dan Irak juga memiliki

teknologi peroketan. Arab Saudi juga memiliki

rudal balistik jarak sedang yang dibeli dari

Cina. USA bersama dengan negara-negara

sekutunya menerapkan Missile Technology

Control Regime (MTCR), yaitu bagian

pengawasan teknologi rudal. Negara-negara

yang diketahui mengembangkan teknologi

peroketan (rudal) mendapat tekanan

untuk tidak menyebarluaskan ke negara-

negara lain, khususnya ke negara berkembang.

Tindakan Amerika tersebut tidak adil, seperti halnya penetian senjata nuklir

hanya negara-negara tertentu saja yang boleh memilikinya. Dari 190 negara hanya

beberapa negara saja yang mendapat privilege.

Pada saat Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional (LAPAN) membuat roket eksperimental I2

kali, pihak asing sudah menilai Indonesia tengah

mengembangkan rudal jarak sedang. Bagi

Indonesia, penguasaan teknologi peroketan

sangatlah penting bukan untuk memanfaatkan

situs peluncuran satelit, melainkan untuk

pengembangan iptek dan sumber daya alam.

Perang rupanya mendorong para teknokrat menjadi kreatif untuk

menciptakan senjata perang. Sejak era Perang Dunia I sebenarnya sudah ada usaha

untuk mendesain helikopter khusus untuk kepentingan militer. Igor Sikorsky ialah

orang yang kali pertama mengembangkan helikopter untuk kepentingan militer.

Melihat. kemampuan dan kelebihan helikopter, kalangan militer kemudian

menggunakannya dalam memenangkan pertempuran. Konflik Alegeria menjadi titik

18

Rudal V-2 Jerman, yang pernah mengancam

London

Roket Saturnus V buatan Amerika Serikat

Page 19: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

awal dari peran helikopter dalam memenangkan pertempuran. Ketika itu seorang

komandan pasukan Prancis menerima banyak pujian berkat kreativitasnya

mempersenjatai helikopter intai untuk menghancurkan kaum pemberontak yang berada

di puncak perbukitan. Hal yang sama dilakukan, oleh seorang marinir Amerika dalam

Perang Korea. Pada waktu itu seorang marinir Amerika mempersenjatai UH-34D untuk

menghancurkan sasaran. Kedua peristiwa tersebut boleh disebut sebagai era pertama

perkembangan helikopter tempur.

Di Amerika Serikat sendiri perkembangan teknologi helikopter tempur justru

bermula dari pemisahan Angkatan Darat dari Angkatan Udara pada 1947. Sejak saat itu,

Angkatan Udara USA hanya berkonsentrasi mencegah serangan global dari luar

terutama perang nuklir. Konsekuensinya, Angkatan Udara menarik diri dari

pengoperasian helikopter dan menitikberatkan operasinya pada pesawat tempur

pembom. Sejak saat itu, lahirlah sejumlah helikopter tempur khusus untuk kepentingan

angkatan darat, laut, dan juga marinir.

Dalam mengembangkan helikopter tempur dasar filosofis Amerika Serikat dan

Rusia adalah sama saja, yaitu mempersenjatai helikopter transportasi. Namun, dalam

praktiknya di lapangan helikopter tersebut selain bisa dipakai untuk mengangkut

pasukan, juga dapat membersihkan lokasi sekitar titik pendaratan dari pasukan atau

kendaraan tempur musuh. Adapun Amerika dan negara-negara yang tergabung dalam

NATO memilih untuk mengembangkan helikopter dengan tugas-tugas yang spesifik.

Sejak 1967, Amerika Serikat dan Rusia bersaing mengembangkan konsep

pesawat tempur pembom modem bermesin jet supersonik jarak jauh antarbenua.

Melanjutkan tradisi perseteruan terselubung, dua negara adikuasa tersebut sering

mengeluarkan perangkat perang khususnya pesawat dengan bentuk dan karakteristik

yang sama. Masing-masing saling mengklaim bahwa produknya lebih unggul dibanding

produk lawannya. Rupanya hal tersebut menyangkut prestise clan cermin keunggulan

industri militer masing-masing negara.

Pada 2 Agustus 1939 saat sebelum pecah Perang Dunia II, Albert Einstein

menulis surat yang ditujukan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt. Dalam surat

tersebut diberitahukan bahwa Nazi-Jerman sedang giat memurnikan uranium dan

kemungkinan bahan tersebut dipersiapkan untuk pembuatan bom atom dengan

kekuatan besar. Tidak lama kemudian, pemerintah Amerika menggelar suatu proyek

rahasia yang disebut Proyek Manhattan. Proyek tersebut menitikberatkan pada

penelitian dan pembuatan bom atom.

19

Page 20: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Sejak 1939-1945, pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan biaya sekitar

2 miliar dollar bagi Proyek Manhattan. Mereka berhasil menguak tenaga inti dan

membuka era baru dalam tenaga atom. Kilatan cahaya di cakrawala mulai memudar dan

berubah menjadi berwarna jingga disertai tumbuhnya monster cendarwan debu yang

menggumpal membumbung tinggi dan membakar langit di utara New Mexico.

Tokoh di belakang semua itu adalah J. Robert Oppenheimer. Sejak saat itu, hanya

ada dua bom atom, yang pernah dijatuhkan dalam perang, yaitu bom atom yang

pertama dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan bom atom yang kedua

dijatuhkan di Nagasaki, Jepang pada 9 Agustus 1945.

Senjata lain yang berbahaya adalah senjata biologi yang dapat

menyebabkan jatuhnya ribuan korban hanya dengan menggunakan sedikit material.

Sejumlah negara maju memandang senjata biologi dan senjata nuklir tersebut

setara bahayanya sebagai senjata pemusnah massal.

Senjata biologi dapat dikembangkan dengan mempergunakan organisme

organisme hidup (bakteri dan virus) atau toksin (racun) yang diperoleh dari

organisme-organisme. Dengan penerapan teknologi yang tepat, senjata biologi ini

lebih murah dan mudah diproduksi dibanding senjata nuklir. Perkembangan

bioteknologi terbaru dalam industri sipil terutama di sektor farmasi dan obat-

obatan untuk hewan telah memungkinkan produksi, penyimpanan, dan peningkatan

sistem persenjataan dari jenis organisme patogen tertentu secara lebih mudah.

Sampai pertengahan 1970-an, senjata biologi memiliki nilai tertentu secara militer.

Secara ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi senjata tersebut tidak dapat

dipantau dan senjata tersebut juga menimbulkan masalah besar dalam hal penyim-

panan dan penanganannya. Sebagai konsekuensinya, jenis senjata lain lebih

memungkinkan untuk dikembangkan.

Program persenjataan biologi juga lebih mudah disamarkan dalam bentuk

fasilitas produksi dan penelitian biasa daripada melalui fasilitas nuklir atau kimia.

Bagian paling sulit untuk menyembunyikan program senjata biologi adalah proses

akhimya, yaitu ketika organisme atau zat tuksin diletakkan di hulu ledak misil, bom,

senjata artileri, atau tangki penyemprot aerial.

Kesepakatan Persenjataan Biologi (KPB) yang diberlakukan pada 1975,

melarang penelitian, pengembangan, produksi, penimbunan, atau pengambilalihan

senjata biologi dan toksin. Kesepakatan tersebut juga melarang sistem

pengangkutan yang dirancang untuk mengangkut jenis-jenis senjata tersebut.

20

Page 21: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Aturan tersebut berasal dari aturan perang kuno yang melarang penggunaan

senjata ataupun substansi "beracun" dalam konflik bersenjata yang pertama kali

dimodifikasi dalam Kesepakatan Den Haag pada 1899 dan 1907.

Tabel 3.1 Perbandingan Persenjataan Nuklir antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat

Jenis Persenjataan Uni Soviet Amerika Serikat

Rudal Balistik berpangkalan di darat 1398 1052

Rudal yang dilontarkan dari kapal selam 989 584

Pesawat pengebom berawak dengan rudal 150 376

Kendaraan bolak-balik yang bersasaran ledakan

Kekuatan Nuklir Medan: Rudal 850 108

Kekuatan Nuklir Medan: Pesawat Pengebom 860 218

Tabel Perbandingan Senjata Konvensional antara Pakta Warsawa dengan NATO

Perkembangan Teknologi Ruang Angkasa

Pada mulanya Uni Soviet meluncurkan

pesawat Sputnik I tanpa awak kapal (1957),

kemudian diikuti oleh Sputnik I I yang membawa

seekor anjing. Amerika Serikat mengimbangi

dengan meluncurkan Explorer i (1958),

kemudian diikuti dengan Explorer I I , Discoz ,erer

dan Vanguard. Uni Soviet mengungguli dengan

meluncurkan Lunik yang berhasil didaratkan ke

bulan, dan kemudian ditandingi oleh Amerika

Serikat dengan pendaratan manusia di Bulan.

Jenis Persenjataan Pakta Warsawa NATO

Tank 45.000 17.000

Senjata Artileri 19.400 9.500

Senjata Anti Pesawat Udara 6.500 6.300

Pelontar Rudal Darat ke Udara 6.300 1.800

Pelontar Rudal Darat ke Darat 1.200 350

21

Vostok 1

Page 22: Tugas 1 = Dunia Pada Masa Perang Dingin

Persaingan teknologi ruang angkasa semakin marak antara Amerika Serikat

dan Uni Soviet. Setelah Amerika mendaratkan manusia pertama di Bulan, dilanjutkan

dengan pendaratan manusia di Bulan oleh Uni Soviet. Manusia ruang angkasa

(astronot) pertama yang diluncurkan Uni Soviet adalah Yuri Gagarin (1934-1968)

dengan mengendarai pesawat ruang angkasa Vostok 1 yang berhasil mengitari bumi

selama 108 menit (1961). Amerika Serikat kemudian menyusul dengan astronotnya

yang pertama adalah Alan Bartlett Shepard, Jr (1923-1998) yang berada di ruang

angkasa selama 15 menit (1961). Uni Soviet menunjukkan lagi kelebihannya dengan

meluncurkan Gherman Stepanovich Titov (1935-2000) yang mengitari bumi selama 25

jam dengan pesawat Vostok I I . Disusul oleh Amerika Serikat yang meluncurkan John

H. Glenn dengan pesawat Frierdship VII yang berhasil mengitari bumi sebanyak tiga

kali.

Amerika Serikat berusaha menaklukkan ruang angkasa dengan mengadakan

penyelidikan-penyelidikan atas benda-benda ruang angkasa yang letaknya jauh dari

bumi seperti Saturnus, Yupiter, dan lain-lain.

Dengan demikian, demi kepentingan politik ekonomi, dan militer, kedua

negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah. Negara dan bangsa yang

terpecah belah antara lain Korea, Vietnam, dan Jerman. Khusus Vietnam dan Jerman

telah bersatu kembali sebagai sebuah negara dan bangsa, walaupun dalam

penyatuannya memerlukan proses yang cukup lama, terutama di dalam beradaptasi,

mengingat di antara mereka pemah mendapat pengaruh dari paham-paham yang

berbeda.

22

Syngman

Rhee