Tugas 2 Modul 4-6
Transcript of Tugas 2 Modul 4-6
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
1/10
MODUL 4.
MANAJEMEN ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA
1. PERENCANAAN DAN PENGANGGARANA. Perencanaan menurut para ahli :
Luther H.Gullick dan Lyndall Urwick yang menyampaikan tujuh prinsip POSDCoRB(Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting)menyatakan perencanaan sebagai kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan
penyusunan garis-garis besar yang memuat apa yang harus dikerjakan dan metode-
metode untuk melaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Harold Koontz dan ODonnel menjelaskan bahwa perencanaan berkaitan denganpemilihan Di antara beberapa alternatif usaha kegiatan untuk masa yang akan datang
bagi setiap unit yang berada di dalam suatu organisasi secara keseluruhan.
Kast dan Rosenzweig (dalam Widodo,20021) menyatakan perencanaan adalah prosesmemutuskan apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya, perencanaan
mencakup misi, identifikasi bidang dan menentukan serangkaian tujuan khusus serta
menyusun kebijakan, program, dan prosedur untuk mencapainya. Perencanaan komprehensif adalah suatu kegiatan yang terpadu yang berusaha untuk
memaksimalkan efektivitas keseluruhan organisasi sebagai suatu sistem yang sesuai
dengan tujuan dan sasarannya.
Dari berbagai literatur mengenai arti perencanaan maka dapat dibuat suatu batasandari perencanaan, dimana perencanaan adalah sebagai suatu: Proses, Keputusan, dan
Fungsi Manajemen.
B. Pentingnya Perencanaan: untuk efisiensi, memperkirakan dan membatasi kondisiketidakpastian di masa datang, pengukur/standar kegiatan pengawasan/penilaian
C. Ciri Perencanaan yang Efektif: harus jelas tujuannya, sederhana/tidak rumit, mudahdianalisis dan diklasifikasikan, fleksibel, tersedianya sumber-sumber dalam perencanaan,
menjawab pertanyaan apa, mengapa, bilamana, di mana, siapa dan bagaimana,
operasional, ambisius tapi realistis, berkelangsungan, punya skala prioritas.
D. Tahapan Perencanaan: perincian tujuan lengkap dan jelas, ada perumusan kebijakan, adaanalisis dan penetapan cara dan sarana, ada penunjukan pelaksanaan, ada penentuan
sistem pengendalian
E. Perencanaan Program: yakni suatu aktivitas penyusunan rencana kegiatan yang akandilaksanakan untuk mencapai tujuan. Program sendiri artinya adalah instrumen kebijakan
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga
yang mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatanmasyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
F. Jenis-Jenis Perencanaan: jangka panjang: long-range planning, policy planning,organizational planning, long-term plan or master plan, menengah: medium range
planning, intermediate planning: 3-10 tahun atau umumnya 5 tahun, jangka pendek:
annual planning, perencanaan kerja, perencanaan untuk memecahkan masalah yang
mendesak.
G. Perencanaan Berdasar Materi, terbagi 2: a) perencanaan kebijakan/policy planning,berhubungan dengan pengembangan garis besar/tujuan umum yang harus dilakukan
pemerintah demi kepentingan umum; b) perencanaan program/program planning, tugas
utama pimpinan dalam pemerintahan, mencerminkan kegiatan nyata dan terperinci.
H. Perencanaan dan Penganggaran: penganggaran dibuat dalam perencanaan untukmemastikan agar yang direncanakan dapat dilaksanakan. Dalam penyelarasan
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
2/10
perencanaan dan penganggaran harus dipastikan keserasian hubungan kerja sama dan
koordinasi antara unit perencanaan dan unit penganggaran dan penyusunan anggaran
dengan lembaga-lembaga yang memerlukan persetujuan bersama kedua unit organisasi
tersebut. Harus diatur secara jelas peran DPR/DPRD dan Pemerintah dalam proses
penyusunan dan penetapan anggaran.
I. Problem dalam Perencanaan : i)kejadian yang tidak dapat diramalkan sebelumnya,ii)kekurangan informasi, iii) kebijakan pemerintah, iv) pelaksana kebijakan memerlukan
waktu yang lebih lama atau biaya yang lebih besar, v)kendala ketika melibatkan beberapa
unit atau lembaga (ada unit yang lepas tanggung jawab dan takut disalahkan), vi) terlalu
menekankan segi kuantitatif, vii)terlalu dilihat dari aspek hasilnya sehingga cara
mencapai tujuan tidak diperhatikan.
2. KOORDINASI
A. Pengertian Koordinasi: sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan keserasian danketerpaduan berbagai kegiatan inter dan antar lembaga-lembaga negara di institusi
ataupun dengan menggunakan sistem manajemen dengan TI atau MIS.B. Pentingnya Koordinasi: i) karena unit tidak berdiri sendiri, tapi kesatuan/sistem dari
organisasi yang lebih besar; ii) adanya ketergantungan dalam masalah pekerjaan yang
menimbulkan hambatan pelaksanaan pekerjaan; iii) karena keberhasilan organisasi secara
keseluruhan harus diprioritaskan; iv) kecenderungan menganggap spesialisasi
pekerjaannya sendiri lebih penting, bidang lain tidak; v) terbatasnya sumber daya, harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin; vi) terutama di daerah, koordinasi dan konsistensi
pelaksanaan kebijakan dan rencana nasional dengan daerah perlu senantiasa diusahakan
dan ditingkatkan. Hendaknya kebijakan daerah melengkapi rencana nasional dan
diusahakan keserasian pelaksanaannya. Kepala Daerah berwenang mengoordinasikan
pelaksanaan pembangunan daerah.
C. Fungsi Koordinasi
1) fungsi manajemen;2) usaha menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dari berbagai komponen dalam
organisasi;
3) mengarahkan dan menyatukan kegiatan satker organisasi agar bergerak sebagaikesatuan yang bulat
4) faktor dominan bagi kelangsungan hidup organisasi;5) bukan hanya masalah teknis semata, tetapi dilakukan terus menerus dari pemegang
fungsi organik;
6) berperan penting dalam merumuskan pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab;
7) mengantisipasi pertumbuhan organisasi seperti penambahan jabatan dan pejabat;8) mengatasi kerumitan yang semakin bertambah dengan munculnya spesialisasi.
D. Jenis Koordinasi
a) Koordinasi vertikal: dari pejabat pimpinan instansi kepada pejabat/pegawai atauinstansi bawahannya, terdapat hubungan hierarkis karena berada pada suatu garis
komando
b) Koordinasi Fungsional Horizontal: dilakukan oleh instansi yang secara fungsionalbertanggung jawab atas suatu masalah/program terhadap instansi lain yang turut
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
3/10
terlibat dalam penanganan masalah/program tersebut, dilakukan pejabat suatu
unit/instansi terhadap pejabat unit/instansi lain yang setingkat dengannya .
c) Koordinasi Fungsional Diagonal: dilakukan instansi yang mempunyai struktur lebihtinggi, yang dalam struktur organisasinya dan secara operasional bukan atasannya,
namun secara fungsional mengoordinasikannya. Contoh: BKN ke BKD
d) Koordinasi Fungsional Teritorial: dilakukan pejabat pimpinan/suatu instansi dalamwilayah/teritorial tertentu terhadap pejabat /instansi lain di mana semua urusan berada
di wilayah tersebut menjadi wewenang atau tanggung jawabnya.
Koordinasi efektif bila: ada kejelasan penanggung jawab kegiatan, tujuan organisasi
memperhatikan tujuan satker, kejelasan wewenang, tanggung jawab dan tugas satker,
koordinasi dalam penyusunan anggaran, menjaga hubungan baik antar institusi
Hambatan dalam Koordinasi
a. Kurangnya pemahaman pentingnya fungsi koordinasib. Kurangnya kemampuan menjalankan koordinasi: kurang kecakapan, kewibawaan dan
kemampuan manajerial lainnya.
c. Pimpinan unit kerja menganggap tugasnya sendiri paling penting dibanding lainnyad. Pimpinan unit kurang menyadari koordinasi adalah bagian dari tugas dan tanggung
jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh
e. Prosedur dan tata kerja kurang jelas dan berbelit-belitf. Kurang tersedianya sarana melakukan komunikasi antar para pejabat
3. Pengawasan dalam Administrasi Negara
A.Pengertian Pengawasan:segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa pekerjaan dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijakan yang telah digariskan dan perintah yang
telah diberikan dalam rangka pelaksanaan rencana tersebut
Hasil pengawasan: untuk bahan penyempurnaan terhadap unsur aparatur negara dan untuk
melakukan penindakan penertiban bagi tindakan penyelewengan yang melanggar peraturan
per UU yang berlaku
B. Jenis Pengawasan
a. Pengawasan Melekat Sistem Pengendalian Internal (Waskat-SPI): merupakanserangkaian kegiatan yang bersifat pengendalian yang terus menerus oleh atasan
langsung terhadap bawahannya, baik preventif (sebelum tindakan dilaksanakan) atau
represif (setelah tindakan dilaksanakan terhadap penyimpangan yang terjadi dari tata
kerja, prosedur kerja dan peraturan per UU yang berlaku).
b. Pengawasan Fungsional (Wasnal): dilaksanakan aparat yang ditunjuk khusus untukmelakukan audit secara independen terhadap objek yang diawasinya. Fungsinya
membantu tugas pimpinan dalam bidang manajemen, waskat atau pengendalian tugas
secara efektif dan efisien. Wasnal wajib melaporkan temuannya kepada pimpinan serta
memberi saran dari hasil pengawasan tsb. Terdiri dari; i) BPKP, Itjen di Departemen,
Inspektorat di LPND, Bawasda di Prop, Bawasda di Kab/Kota, SPI di BUMN/BUMD.;
ii) Pengawasan Eksternal Pemerintah bid. Keuangan dilakukan BEPEKA.
c. Pengawasan Legislatif (Wasleg/Pengawasan Politik (Waspol): Sesuai UUD 1945, DPRwajib melakukan pengawasan terhadap Pemerintah. Di daerah, wasleg dilakukan olehDPRD.
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
4/10
d. Pengawasan oleh Lembaga Lainnya: contohnya KPKPN (Komisi Pemeriksa KekayaanPenyelenggara Negara) yang bertugas melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan
penyelenggara negara untuk mencegah KKN. Bertanggung jawab langsung kepada
Presiden, dan bebas dari pengaruh eksekutif, legislatif dan yudikatif.
e. Pengawasan Masyarakat (Wasmas): dilakukan masyarakat atas penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan
C. Pengawasan Keuangan Negara
Dilakukan baik eksternal maupun internal.
1)BEPEKA : bebas dan mandiri, tidak dipengaruhi pemerintah dan instansi lain, dalammelaksanakan tugas memperhatikan dan memanfaatkan hasil pekerjaan aparat
pengawasan intern pemerintah yang wajib menyampaikan hasil pengawasannya ke
BEPEKA.
2)BPKP: harus memperhatikan hasil pengawasan BAWASDA.3)BAWASDA: mengawasi internal keuangan Pemda. Hasil pengawasan disampaikan
kepada BPKP dan BEPEKA untuk ditindaklanjuti
4. Kontrol Birokrasi
Metode Organisasi: terbagi 2: a) publisitas: bermanfaat dalam kaitannya dengan tindakan
individu baik tindakan melebihi batas atau terlalu patuh pada prosedur dan peraturan. b)
disiplin internal: alat yang efektif melakukan kontrol adm birokrasi tanpa harus
membebani kontrol politik eksternal. c) tekanan kelompok dan publik (public and group
pressure): kontrol adm tanpa menimbulkan konflik antara institusi melalui kelompok
penekan dan pendapat publik
Metode Kontrol Politik: oleh Lembaga Legislatif melalui penganggaran (funding):
dengan cara penetapanAPBN yang diusulkan pemerintah, investigasi (investigation): hak
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat, dan posaudit (post audit); melalui
pemeriksaan pembukuan pemerintah.
E. Perizinan
Merupakan satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang
dimiliki pemerintah, seperti: pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota dan
izin melaksanakan sesuatu (license) yang harus dimiliki atau diperoleh suatu perusahaan
atau seseorang sebelum dapat melakukan suatu kegiatan.
Dalam memberikan perizinan, pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai segi seperti
aspek sosial, ekonomi dan keamanan.
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
5/10
MODUL 5.
ADMINISTRASI KEUANGAN DAN ADMINISTRASI MATERIL
1. Administrasi Keuangan
A. Dasar Hukum Administrasi Keuangan: BAB VIII Pasal 23 UUD 1945 yang di amandemenTahun 2002: 1) APBN ditetapkan tiap tahun . RUU APBN dilakukan Presiden, dibahas
bersama DPR dengan pertimbangan DPD. Jika DPR tidak menyetujui RAPBN, dijalankan
APBN tahun lalu; 2) segala pajak dibebankan pada masyarakat; 3) macam dan harga mata
uang ditetapkan dengan UU; 4) pasal 23C ditetapkan bahwa hal lain mengenai Keuangan
Negara diatur dengan UU; 5) tanggung jawab memeriksa keuangan negara oleh BPK, hasil
pemeriksaan diserahkan kepada DPR, DPD, DPRD, ditindaklanjuti lembaga sesuai UU.
B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara: Penerapan APBN harus disetujui DPR menjadiUU APBN; digunakan sebagai dasar, pedoman, batas penggunaan dan sekaligus programrencana kerja pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan
pembangunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN
1. Anggaran: i) Anggaran Pembangunan: penerimaan bersumber dari tabungan pemerintahdan sumber lain seperti bantuan LN; ii) Anggaran Rutin: pendapatan negara secara rutin
dan terus menerus, seperti pajak.
2. Prinsip Anggaran Belanja Negara: a) hemat, tidak mewah, efisien, sesuai dengankebutuhan teknis: efektif, terarah dan terkendali sesuai perencanaan dan mengutamakan
penggunaan produksi dalam negeri; b) harga barang menguntungkan negara dan dapat
dipertanggungjawabkan, kualitas barang jasa didasarkan persyaratan teknis terbaik atau
yang diperlukan; c) dilarang menggunakan APBN untuk perayaan, peringatan hari
besar, pemberian hadiah, dan iklan ucapan selamat dan sejenisnya.
3. Tahapan atau Siklus APBN
4. Prioritas Penggunaan Pengeluaran Pembangunan: a) mendayagunakan proyek yangsedang berjalan; b) menyediakan dana pendamping rupiah untuk Banlu; c) membiayai
kegiatan operasi dan pemeliharaan dari pengeluaran pembangunan; d) mengutamakan
program nasional (wajib belajar dan pengentasan kemiskinan); e) melayani proyek yangberdampak luas pada kesejahteraan dan kecerdasan rakyat.
1. PenyusunanRencana Anggaran
2. PengajuanRancangan
Anggaran ke DPR
3. PembahasanRancangan
Anggaran di DPR
6. Pengawasan danPemeriksaan atas
Pelaksanaan
anggaran oleh BPK
5. PelaksanaanAnggaran oleh
Pemerintah
4. PengesahanRancangan
Anggaran oleh
DPR
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
6/10
5. Anggaran Rutin: a) penyusunan dimulai dari pidato Presiden pengantar nota keuanganuntuk TA berjalan, sedang penyusunan pengeluaran rutin dimulai dari penyusunan
DUK oleh instansi yang disampaikan DJA; b) satuan Tiga A turun ke Departemen,
instansi menyusun konsep DIK disertai memori penjelasan, DIK dibahas dengan DJA,
hasilnya disampaikan ke Kemenkeu. c) DJA menandatangani DIK a/n Menkeu dan
Menteri/Kepala/ketua Instansi untuk catatan DIK.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dikelola oleh Daerah, dampaknya: a)penetapan persentase bagi hasil yang jelas; b) plafon DAU diberikan kepada daerah dan
DAK yang diatur dalam PP NO. 104 Tahun 2000; c) Kebebasan Daerah mengadakan
pinjaman ari sumber dana dalam negeri berdasar PP No. 107 Tahun 2000; d)
dibentuknya dana cadangan daerah untuk membiayai pembangunan; e) perubahan
format APBD, sebelumnya berimbang dan dinamis yang memungkinkan defisit; f)
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan dan kinerja keuangan; g)
kebebasan daerah mengelola keuangan daerah.
7. Pendapatan Asli Daerah : hasil pajak, retribusi, perusahaan milik daerah, pengelolaankekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain ( penjualan aset dan jasa giro)
C. Laporan Keuangan
a) Bentuk Laporan: i) bulanan (SPJR/P, LKKR/P), triwulan dan laporan konsolidasi; ii)laporan triwulan pemeriksaan kas (registrasi dan berita acara pemeriksaan kas)
sekurang-kurangnya 3 bulan sekali baik anggaran rutin/proyek; iii)hasil penerimaan:
laporan penerimaan pajak dan pengeluaran pajak, kegiatan rutin atau proyek.
b) Penyampaian Laporan: kas rutin/proyek: LKKR/P disampaikan kepada: i)Dirjen/Pejabat setingkat dan Ka. Kanwil Dept/LPND up Kabag. Keuangan/Kabag
Umum Dep/LPND bersangkutan dan unit Pelaporan; ii) Ke. Ka.KPKN , paling lambat 7
bulan untuk kegiatan yang lalu.
D. Pengawasan Keuangan
1. Bentuk Pengawasan: a) preventif: dilakukan sebelum adanya pengeluaran, bahkansebelum adanya perjanjian yang mengikat pemerintah untuk membayar, massal DUK
yang memerlukan pengesahan oleh DJA dan DIP, yang perlu disahkan oleh DJA dan
Bappenas. Contoh: peraturan mengenai standarisasi, harga, tata cara pengolahan DIP
atau peraturan mengenai pelelangan umum dan terbatas; b)represif: dilakukan sesudah
pembayaran selesai dilaksanakan. Contoh: pemeriksaan SPJ dan surat bukti yang
dikeluarkan KPN dan Eselon I, pemeriksaan kas oleh atasan bendaharawan yakni Irjen
Dept, BKKP, dan BPK. Bisa dari segi keuangan dan ketaatan atas peraturan per UU
yang berlaku terhadap pelaksanaan APBN dan APBD, pelaksanaan penggunaan
kekayaan negara, pengecekan inventaris barang milik negara, dan pengelolaan kas
negara.
2. Pengawasan Tingkat Eksekutif: dimiliki setiap departemen, yakni Itjen. Selain itu jugaBPKP.
3. Pengawasan Tingkat Legislatif: DPR dan BEPEKA.2. Administrasi Materiil Materiil: peralatan, perbekalan, barang-barang, bahan-bahan, logistik, perlengkapan, dsb.
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
7/10
Pengertian Administrasi Materiil: proses penataan barang-barang baik yang mempunyaimanfaat lebih dari satu tahun maupun barang habis pakai yang diperoleh melalui tahapan
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, pendistribusian,
pemeliharaan, penghapusan atau pelelangan, pengawasan, pelaporan, dan evaluasi.
Klasifikasi Barang Milik Negara: i) barang tidak bergerak: pabrik gedung tanah pertanian,monumen, inventaris perlengkapan; ii) barang bergerak: alat pengangkutan, mesin, alat
berat, peralatan kantor, semua inventaris perpustakaan dan kebudayaan; iii) barang habis
pakai
Pengelolaan Barang Milik Negara
1) perencanaan: jenis barang yang dibutuhkan, jumlah barang yang diperlukan, kapan harustersedia, siapa yang membutuhkan dan mengelolanya, dimana diperlukan dan mengapa
barang itu diperlukan;
2) pengadaan: tatacaranya bisa dengan pemilihan langsung, pelelangan, penunjukanlangsung, dan swakelola;
3) pergudangan: yang berfungsi sebagai penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan danpengamanan barang;
4) pendistribusian: yaitu proses kegiatan yang menyangkut penerimaan, penyerahan, sertapenyaluran barang-barang yang diterimakan, diserahkan, dan disalurkan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Yang penting tanda bukti kegiatan yang disetujui pejabat
berwenang;
5) pemeliharaan: agar dapat menambah umur penggunaan barang dan mencegah darikerusakan;
6) penghapusan barang inventaris: dilakukan melalui keputusan pejabat berwenang. Denganpenghapusan makan bendahara barang dibebaskan dari tanggung jawab adm.
Tujuan penghapusan: mencegah kerugian negara, menjamin ketertiban proses
penghapusan, menekan biaya operasional, meningkatkan penerimaan negara sektor non pajak,
menciptakan efisiensi dan efektifivitas penggunaan barang.
Alasan penghapusan: barang dalam kondisi rusak berat, barang kadaluwarsa, selisih
dalam penyimpanan/ukuran/pengiriman, mengurangi biaya operasional, berlebihan/surplus,
kesalahan bendaharawan/pengurus barang,force majeure, mati (hewan/tanaman)
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
8/10
MODUL 6.
APARATUR PEREKONOMIAN NEGARA
1. Pengertian, Sejarah Perkembangan, dan Peranan Aparatur Perekonomian Negara
A.Sistem Demokrasi Ekonomi Indonesia:i. Kebijakan Pemerintah dilandasi sistem perekonomian yang berorientasi pada penerapan
demokrasi ekonomi dengan mengutamakan peran aktif masyarakat untuk mencapai
kemakmuran bagi semua orang;
ii. Aparatur Perekonomian Negara diperankan oleh BUMN/D yang dibentuk sebagaiketerlibatan negara dalam keseimbangan dinamis antara tiga pelaku ekonomi yaitu
sektor negara, swasta dan koperasi dalam pembangunan nasional.
B. Pengertian BUMN dan BUMD:
i. Badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki negara;ii. Badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki negara, tetapi statusnya disamakan
dengan BUMN/D:
a) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemda;
b) BUMN patungan antara pemerintah dan BUMN lainnya;
c) BUMN yang merupakan badan usaha patungan dengan swasta nasional/asing dimana
negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.
C. Sejarah Perkembangan BUMN/D
1. Periode Tahun 1945 1960: BUMN didirikan dengan modal pemerintah yangdigunakan untuk mengembangkan usaha ekonomi di bid. tertentu yang bersifat
strategis/vital. Digunakan pemerintah untuk mengembangkan usaha publik dan hidup
orang banyak:
a) Perusahaan negara yang diatur dalam IBW: Jawatan KA, Pegadaian, Percetakan
Negara;
b) Perusahaan negara yang diatur dalam ICW: Penerbit BP, PLN Distribusi, PAM
Negara.
2. Periode Tahun 19601974: BUMN berkembang:a) Terbit UU No. 19/1960 tentang Perusahaan Negara sebagai upaya menyeragamkan
cara pengelolaan dan pengendalian serta bentuk hukum dari PN dalam Sistem
Ekonomi Terpimpin;
b) Pertengahan 60-an, sistem eko-pol berubah ke arah debirokrastisasi dan deetatisme.
Sistem beralih ke arah pasar bebas dan diupayakan menarik peran masyarakat dan
mengurangi dominasi negara;
c) Perkembangan 70-an ditandai meningkatkan tuntutan pembangunan di semua sektor
yang mendorong BUMN/D termasuk persero menjalankan tugas pembangunan.
3. Periode Tahun 1974 1982: Pemerintah melakukan ekspansi besar-besaran dalampembangunan infrastruktur ekonomi dengan mendirikan BUMN, akibat pertumbuhan
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
9/10
ekonomi yang cukup tinggi (minyak). BUMN/D menjalankan peran sebagai agen
pembangunan
4. Periode Tahun 1982 1990 : Harga minyak bumi merosot, sehingga peran pemerintahdalam pembangunan bergeser, tidak lagi dominan. Sisa-sisa sektor publik yang semula
dicanangkan untuk BUMN/D bergeser ke swastanisasi. Jumlah BUMN/D menurun.
5. Periode Tahun 1990 dan seterusnya: Ditandai fenomena perekonomian antarbangsayang semakin terbuka dan kuatnya arus liberalisasi perdagangan. BUMN/D terdesak
kekuasaan swasta nasional dan asing, dorongan meningkatkan efisiensi, daya saing dan
profesionalisme.
D. Peranan BUMN/DBUMN penting karena negara harus menanamkan modalnya untuk proyek/bidang
yang tidak dimasuki sektor swasta, karena modal yang diperlukan terlalu besar atau
investasinya kurang menarik
Peran BUMN/D dalam penyelenggaraan ekonomi negara:
a. Memberi sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional;b. Mencari keuntungan;c. Menyelenggarakan kemanfaatan barang dan jasa bermutu dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak;
d. Menjadi perintis kegiatan yang belum dapat dilaksanakan swasta dan koperasi;e. Menyelenggarakan kegiatan yang bersifat melengkapi swasta dan koperasi;f. Turut aktif memberi bimbingan kegiatan kepada sektor swasta, khususnya
golongan ekonomi lemah dan koperasi.
Kelemahan BUMN/D :
a. Terlalu berlindung di balik misi;b. Rantai birokrasi terlalu panjang dalam pengelolaan;c. Manajemen kurang terkontrol;d. Terlalu banyak turut campur departemen teknis;e. Tidak memiliki renstra;f. Standar penilaian kinerja kurang tepat;g. Kekuasaan dept teknis sebagai pemegang saham terlalu besar;h. Pergantian menteri kebijakan berubah;i. Dirut harus memberi servis kepada pejabat dan keluarganya
2. Pengelompokan Aparatur Perekonomian Negara
A. Bentuk dan Karakteristik BUMN/D
1. Perusahaan Jawatan (Perjan):
a) Bersifatpublic service, seluruh kegiatan merupakan pelayanan kepada masyarakat,
dijalankan dengan berpegang teguh pada efisiensi dan efektifitas, barang jasa yang
dihasilkan merupakan kewajiban pemerintah pada masyarakat, bidang usahanya
monopoli pemerintah dan tidak menarik minat swasta;
b) Dipimpin oleh Kepala, bawahan suatu bagian atau Dept/Dirjen/Direktorat yang
diangkat pemerintah, tugas-tugas tercermin dalam susunan organisasi departemen,
mempunyai dan memperoleh fasilitas negara;
c) Permodalannya dari APBN/D, tarif ditetapkan menteri ybs bersama Menkeu.Pegawai Perjan adalah PNS. Contoh RSU.
2. Perusahaan Umum (Perum):
-
7/29/2019 Tugas 2 Modul 4-6
10/10
a. Bersifatpublic utility, melayani umum dan mencari keuntungan;b. Bergerak dalam jasa-jasa vital.c. Pemerintah berwenang menetapkan usaha yang bersifat public utility tanpa perlu
diatur sebagai PN;
d. Pemerintah dapat menetapkan tarif/harga jika diperlukan untuk kepentingan umum;e. Dipimpin direksi yang diangkat/diberhentikan oleh presiden atas usul menteri ybs;f. Perum berstatus badan hukum, dapat menuntut dan dituntut, menjalankan tugas
perusahaan tapi juga mengemban tugas pemerintahan;
g. Modal milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan;h. Tidak boleh punya anak perusahaan;i. Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak;
j. Laporan tahunan memuat neraca dan kekayaan yang disampaikan kepadaPemerintah;
k. Pegawainya merupakan pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri.3. Perusahaan Perseroan (Persero)
a) Bersifat profit motive, seluruh aktivitasnya berorientasi untuk memperolehkeuntungan.
b) Barang jasa yang dihasilkan bukan kewajiban pemerintah untuk menghasilkannya.c) Persero tidak punya hak monopoli atau perlakuan khusus dari negara.d) Dipimpin oleh Direksi di bawah pengawasan Dewan Komisaris, bertanggung jawab
kepada Rapat Umum Pemegang Saham/RUPS
e) Berstatus badan hukum : PTf) Pengesahan Laporan Tahunan oleh RUPSg) Modal seluruhnya atau sebagian milik negara, dibagi atas sahamh) Negara dapat mengurangi, menambah atau melepaskan pemilikan saham Persero
dari Perusahaan.
i) Pegawai berstatus pegawai swasta biasa, hubungan kerja diatur dalam kontrakj) Contoh: Bank Milik Negara, BPD,BPR
B. Pembinaan dan Pengembangan BUMN/D
Strategi Restrukturisasi:dilakukan dalam rangka penyehatan kondisi BUMN yang
merupakan langkah strategis memperbaiki kinerja dan meningkatkan nilai
perusahaan,di antaranya melalui perubahan status hukum dan organisasi BUMN/D
menjadi Persero.
Strategi Privatisasi: penyebabnya adalah kemampuan subsidi pemerintah yang rendah.
Tidak harus diartikan pengalihan kepemilikan BUMN/D melalui go public, melainkan
juga pengikutsertaan swasta ke dalam BUMN/D, dengan strategi BOT dan BOO,
kontrak manajemen, kerja sama operasi maupun penjualan saham pada partner
strategis.
Strategi Emergency: Bermuara pada penyelamatan,terutama BUMN/D yang tidak
sehat. Merupakan strategi defensif agar BUMN tetap bertahan hidup. Sasaran utama:
efisiensi untuk penyelamatan cash flow yang positif.
Strategi Hands-Off (Menarik Diri): strategi menarik diri dari bidang-bidang yang
bukan core competence-nya.