Tugas 2-Auditing I
-
Upload
wiwiek-s-ningsih -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Tugas 2-Auditing I
TUGAS 2-AUDITING I
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di berikut ini:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Laporan Auditor Independen
2. Sebutkan jenis-jenis Laporan Auditor Independen
3. Uraikan kondisi apa saja yang menyebabkan auditor mengeluarkan masing-masing jenis
pendapat auditor
4. Berikan contoh laporan dari masing-masing jenis laporan auditor independen
Selamat Bekerja
Jawaban:
1. Menurut IAI (1994), laporan audit adalah suatu sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan
pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak
kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap
kewajiban terhadap kliennya dan memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.
Jadi laporan audit berisi tentang opini auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Jenis-jenis Laporan Auditor Independen adalah;
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (Unqualified Opinion
with Explanatory Paragraph/Languange)
c. Pendapat wajar dengan pengecualian(Qualified Opinion)
d. Pendapat tidak wajar(adverse Opinion)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)
3. 1) Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat ini dikeluarkan auditor jika tidak adanya pembatasan terhadap auditor dalam
lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan
penerapan standar akutansi keuangan dalam laporan keuangan disertai dengan
pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit tipe ini merupakan
1
laporan yang paling diharapkan dan dibutuhkan oleh semua pihak. Baik oleh klien maupun
oleh auditor.
Ada beberapa kondisi laporan keuangan yang harus dipenuhi untuk menilai laporan
keuangan yang dianggap menyajikan secara wajar kepada posisi keuangan dan hasil
suatu organisasi agar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu:
Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan
keuangan,
Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.
Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan
dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling
dibutuhkan oleh semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan maupun oleh
auditor.
2). Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas
Suatu paragraf penjelas atau bahasa penjelasan yang lain dalam laporan audit diberikan
oleh auditor dalam keadaan tertentu yang mungkin mengharuskannya melakukan hal
tersebut, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan.
Mengapa pendapat WTP ini diikuti dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam
laporan audit?
Menurut SPAP/94-SA Seksi 504 junto PSA No. 52 paragraf 11 hal 508.7 pentingnya
penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa keadaan tertentu seringkali
mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas( bahasa penjelasan lain) dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang di
nyatakan oleh auditor. Misalnya karena sebagian laporan keuangan diperiksa oleh auditor
lain. Dalam hal ini apabila auditor memutuskan untuk membuat referensi ke laporan
auditor independen lain sebagai dasar, sebagian pernyataan pendapatnya auditor harus
menjelaskan kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia harus menunjuk
ke laporan auditor independen lain dalam pernyataan peendapatnya. Referensi ini
merupakan petunjuk adanya pemisahan tanggungjawab dalam pelaksanaan audit.
3). Pendapat wajar dengan pengecualian
2
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian, diantaranya yaitu :
Klien membatasi ruang lingkup audit
Kondisi-kondisi yang ada diluar kekuasaan klien ataupun auditor menyebabkan auditor
tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
Ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi keuangan yang digunakan dalam
menyusun laporan keuangan
4). Pendapat tidak wajar
Pendapat ini merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor
memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien.
Hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi
keuangan. Selain itu pendapat tidak wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor
dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat
dikumpulkan. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka
informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya,
sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan
keputusan.
5). Pernyataan tidak memberikan pendapat
Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini disebut
lampiran tanpa pendapat (adverse opinion). Hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu
adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, kemudian
karena auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya. Perbedaan antara
pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat
tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam
laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (no
opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
4. Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)
Laporan Audit Independen
3
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100 Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba,
laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha,
serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 200
Contoh 2 Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas
Laporan Auditor Independen Laporan No. AR/L-044/12
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Panin Financial Tbk
“kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT.X dan anak perusahaannya tgl 31 desember 199y dan 199x
serta laporan rugi/laba, laporan laba yang ditahan dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab managemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami tidak mengaudit PT. ABC, suatu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT X yang laporan
keuangannya menyajikan total aktiva sebesar Rp......dan Rp..... berturut-turut pada tanggal 31 desember
199y dan 199x dan total pendapatan sebesar Rp..... dan Rp...... untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami dan pendapat kami sejauh yang
berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan PT,ABC, sematamata hanya berdasar atas laporan
auditor independen tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang telah ditetepkan
4
ikatan akuntan indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit
pemeriksaaan bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang buat oleh
managemen perusahaan serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen yang lain diatas, laporan
keuangan konsolidasi yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material,
posisi keuangan perusahaan PT.X tanggal 31 desember 199y dan 199x, hasil usaha, laba yang ditahan, serta
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum..”
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 200
Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba,
laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah
pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan kewajiban dalam
neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah
sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih
5
akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,-
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa guna usaha
seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
Contoh 4. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba,
laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah
pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan
perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai
tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan diatas,
pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-. Dengan
diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih
besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih
tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
6
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph diatas, laporan
keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
Contoh 5. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang lingkup.
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan
penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp.
850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan
aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan.
Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap
persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak dapat
menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga pokok persediaan
dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan
pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
7