tugas 2

6
TUGAS RANGKUMAN HASIL KEMAMPUAN LAHAN BERDASARKAN METODE MATCHING DAN SCORING DAS PABELAN Ahmad Syukron Prasaja 08/264931/GE/6382 Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM I. Pendahuluan Evaluasi lahan adalah proses penilaian kinerja lahan untuk tujuan tertentu yang meliputi pelaksaanan dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang memungkinkan dikembangkan (FAO, 1976 di dalam Konsevasi tanah dan air, 1975). Dalam proses evaluasi lahan perlu diketahui informasi kemampuan lahan yang telah diklasifikasi berdasarkan karakteristik lahan sehingga menujukkan kondisi lahan secara umum, karena klasifikasi kemampuan lahan merupakan salah satu bentuk evaluasi lahan. Klasifikasi kemampuan lahan dilakukan dengan beberapa teknik. Teknik kemampuan lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan yang dilakukan menggunakan teknik: 1. Metode kualitatif/deskriptif: Metode ini didasarkan pada analisis visual/pengukuran yang dilakukan langsung dilapangan dengan cara mendiskripsikan lahan. Metode ini bersifat subyektif dan tergantung pada kemampuan peneliti dalam analisis. 2. Metode statistik:

Transcript of tugas 2

Page 1: tugas 2

TUGAS RANGKUMAN HASIL KEMAMPUAN LAHAN

BERDASARKAN METODE MATCHING DAN SCORING DAS

PABELAN

Ahmad Syukron Prasaja08/264931/GE/6382

Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM

I. Pendahuluan

Evaluasi lahan adalah proses penilaian kinerja lahan untuk tujuan tertentu yang

meliputi pelaksaanan dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi,

iklim, dan aspek lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan

berbagai penggunaan lahan yang memungkinkan dikembangkan (FAO, 1976 di dalam

Konsevasi tanah dan air, 1975). Dalam proses evaluasi lahan perlu diketahui informasi

kemampuan lahan yang telah diklasifikasi berdasarkan karakteristik lahan sehingga

menujukkan kondisi lahan secara umum, karena klasifikasi kemampuan lahan

merupakan salah satu bentuk evaluasi lahan.

Klasifikasi kemampuan lahan dilakukan dengan beberapa teknik. Teknik

kemampuan lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan yang dilakukan menggunakan

teknik:

1. Metode kualitatif/deskriptif:

Metode ini didasarkan pada analisis visual/pengukuran yang dilakukan langsung

dilapangan dengan cara mendiskripsikan lahan. Metode ini bersifat subyektif dan

tergantung pada kemampuan peneliti dalam analisis.

2. Metode statistik:

Metode ini didasarkan pada analisis statistik variabel penentu kualitas lahan yang

disebut diagnostic land characteristic (variabel x) terhadap kualitas lahannya

(variabel y)

3. Metode Matching, yang terdiri dari:

a. Weight factor matching, adalah teknik matching untuk mendapatkan faktor

pembatas yang paling berat dan kelas kemampuan lahan.

b. Arithmatic matching, adalah teknik matching dengan mempertimbangkan

faktor yang dominan sebagai penentu kelas kemampuan lahan.

Page 2: tugas 2

c. Subjective matching, adalah teknik matching yang didasarkan pada

subyektivitas peneliti. Hasil pada teknik subjective matching sangat tergantung

pada pengalaman peneliti.

4. Scoring (pengharkatan), adalah metode pemberian skor/harkat terhadap masing-

masing nilai parameter lahan untuk menentukan tingkat kemampuan lahannya.

terdiri dari:

a. Penjumlahan, adalah teknik scoring yang dilakukan secara obyektif

berdasarkan harkat yang diberikan kepada tiap variabel-variabel yang nilanya

sudah ditentukan pada satuan lahan yang dijumlahkan sehingga didapat nilai

kemampuan lahan.

b. Perkalian/pembobotan, adalah teknik scoring yang dilakukan secara subyektif

dengan pemberian bobot pada setiap nilai parameter yang ada sesuai dengan

tujuan pembuatan kemampuan lahan.

II. Pembahasan

DAS Pabelan seluas 105,38 km2, kemampuan lahannya dibuat berdasarkan

metode matching dan scoring yang ditentukan berdasarkan karakteristik lahan pada

masing – masing satuan pemetaan lahan. Pada metode wieght factor matching dimana

dengan metode ini faktor yang digunakan untuk penentuan kelas akhir adalah faktor

pemberatnya, sehingga hasil terendah adalah kelas III sedangkan nilai tertinggi adalah

kelas VIII.

Metode arithmatic matching dilakukan dengan mempertimbangkan faktor yang

paling dominan ada pada setiap variabel sehingga kemampuan lahan yang muncul lebih

banyak dibandingkan pada metode wieght factor matching, yaitu kemapuan I - IV dan

VI. Kedua metode ini masih bersifat obyektif.

Metode matching yang terakhir yaitu metode Subjective matching dimana

dengan metode ini digunakan untuk melengkapi kedua metode lainnya dengan

memberikan asumsi-asumsi tambahan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga

kelas menjadi lebih baik dan lebih sesuai dengan kemampuan lahan secara nyata

dilapangan. Kelas yang didapat pada metode ini adalah kelas III – VIII.

Lokasi kemampuan lahan pada DAS Pabelan yang ditampilkan berdasarkan

ketiga metode di atas untuk lahan dengan kelas IV – VIII (non-arable land) berada di

bentuklahan lereng tengah ke atas hingga kepundan. Sedangkan lahan dengan kelas I –

VI (arable land) berada di bentuklahan lereng bawah kebawah hingga kaki.

Page 3: tugas 2

Metode yang digunakan selanjutnya adalah metode scoring yang berupa

penjumlahan dan perkalian/pembobotan. Dari hasil dari metode scoring penjumlahan

yang bersifat obyektif didapat kelas I – VIII, dimana kelas I berada di daerah bawah dan

berapa di daerah atas yaitu sekitar Kecamatan Selo yang berada diantara Gunungapi

Merbabu dan Gunungapi Merapi.

Metode scoring dengan metode perkalian/pembobotan yang bersifat subyektif

dengan pembobot untuk faktor penghambat yang permanen dikalikan 2 sedangkan faktor

penghambat yang tidak permanen tidak dimasukkan dalam penghitungan. Faktor

penghambat permanen yang dimaksud adalah lereng, erodibilitas, tingkat erosi, rekstur,

permeabilitas. Sedangkan faktor penghambat tidak permanen adalah kedalaman tanah.

Untuk faktor penghambat tidak permanen di tentukan kedalaman tanah dikarenakan

tanah yang sifatnya dapat tererosi dan dapat tersedimentasi sehingga di satu lokasi dapat

kedalaman tanah bisa bertambah seperti di lereng datar namun disisi lain dapat berkurang

seperti di lereng terjal. Kelas kemampuan yang ditampilkan sama dengan kelas

kemampuan lahan yang ditampilkan pada metode scoring penjumlahan.

III. Kemsimpulan

Setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Untuk metode matching baik weight maupun arithmatic bersifat obyektif

sedangkan metode Subjective matching sesuai dengan namanya metode ini bersifat

subyektif dimana dengan metode ini dapat menyempurnakan informasi pada dua metode

lainnya (weight matching dan arithmatic matching) .

Metode scoring penjumlahan bersifat obyektif karena harkat yang diberikan

berdasarkan harkat yang telah disepakati. Sedangkan metode scoring perkalian/

pembobotan lebih bersifat subyektif sesuai dengan tujuan dari penelitian.

Namun semua metode ini tidak lepas dari ketelitian cara memberikan informasi

pada setiap variabel-variabel karakteristik lahan yang terkandung pada setiap satuan

pemetaan lahan. Sehingga dalam pemberian informasi pada karakteristik lahan haruslah

secara detail bahkan harus didukung dengan informasi hasil survei agar hasil yang

dicapai memiliki kesalahan yang dapat ditolerir, karena masih bersifat tentatif.

Page 4: tugas 2

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Sitanala, 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press; Bogor.

Ritung, Sofyan, dkk. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan. Balai Penelitian Tanah;

Bogor

Sitorus, Santun R. P., 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito; bandung