TUGAS 1,PP

24
Tugas 1 Makalah PERPINDAHAN PANAS OLEH : MAIFA DIAPATI JANNA 0922090008 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNILOGI INDUSTRI

Transcript of TUGAS 1,PP

Page 1: TUGAS 1,PP

Tugas 1

Makalah

PERPINDAHAN PANAS

OLEH :

MAIFA DIAPATI JANNA

0922090008

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNILOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2012

Page 2: TUGAS 1,PP

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia juga menghasilkan kalor atau panas, sama halnya dengan

peralatan mekanis seperti mesin atau peralatan eletronika. Panas yang dihasilkan

adalah berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya. Jika panas yang dihasilkan

berlebih karena proses aktivitas yang terus menerus maka harus segera didinginkan.

Bila ini terjadi pada peralatan mekanis maka pendinginan dapat dilakukan dengan

cara pemberian fan atau kipas untuk mengeluarkan panas dengan segera jika tidak

maka akan rusaklah peralatan mekanik tersebut. Jika panas yang berlebih terjadi pada

tubuh manusia maka hal ini akan mengganggu kenyamanan kita dalam beraktivitas,

keseimbangan suhu pada manusia harus dipertahankan atau dikendalikan agar

kenyamanan suhu dapat tercapai.

Tubuh manusia mempunyai mekanisme alam untuk mempertahankan

keseimbangan suhu tersebut, mekanisme itu adalah berkeringat atau menggigil. Bila

laju perpindahan panas tubuh terlalu lambat maka tubuh akan memberi peringatan

kepada kita melalui keringat yang berlebih sedangkan bila perpindahan panas terlalu

cepat maka yang terjadi adalah menggigil.

Page 3: TUGAS 1,PP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalor

Ada suatu perbedaan antara kalor (heat) dan energi dalam dari suatu bahan.

Kalor hanya digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari satu tempat ke yang lain.

Kalor adalah energi yang dipindahkan akibat adanya perbedaan temperature sedangkan

energi dalam (termis) adalah energi karena temperaturnya.Kalor merupakan salah satu

bentuk energi dan kalor merupakan transfer energi dari satu benda ke benda lain

karena adanya perbedaan temperatur (Masytitah dan Haryanto 2006).

Kalor mengalir dengan sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang

rendah. Akan tetapi, gaya dorong untuk aliran ini adalah perbedaan suhu. Bila

sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimi1iki sesuatu benda lain yang

lebih panas, demikian pula halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan

benda lain yang lebih dingin (Kern 1950). Perpindahan suhu tersebut disebut

driving force yang memungkinkan panas berpindah. Tanpa adanya perbedaan suhu

tidak mungkin terjadi perpindahan panas. Panas mengalir dari bahan yang lebih

panas ke bahan yang lebih dingin. Proses pengeluaran panas akan banyak dijumpai

dalam proses pendinginan produk pangan (Winarno 2007).

Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu

benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor

yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya

rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Berdasarkan hasil percobaan yang sering dilakukan dapat diketahui bahwa

besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor

yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) dan perubahan suhu sehingga secara

matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c.(t2 – t1)

Dimana :

Page 4: TUGAS 1,PP

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)

m adalah massa benda (kg)

c adalah kalor jenis (J/kg 0C)

(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Pemindahan panas merupakan gabungan ilmu teknik fisik dan kimia, dan

bila diterapkan pada bahan pangan akan banyak mempengaruhi mutu bahan

pangan dan makanan yang dihasilkan. Aplikasi pemberian panas ke dalam bahan

pangan, dapat diatur supaya prosesnya dapat dikehendaki sebaik mungkin (Tanaka

1980).

2.2 Perpindahan Panas

Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih

tinggi ke tempat dengan tempeatur lebih rendah. Hukum percampuran panas juga

terjadi karena panas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas

dapat terjadi dalam bentuk pertukaran panas dengan luar sistem.Jadi pemberian

atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasa zat suatu benda

secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lain benda atau

tempat lain. Peristiwa ini disebut perpindahan panas, transfer panas merupakan

bentuk mendasar dari interaksi atmosfer dan hidrosfer. Dimana seluruh gejala-

gejala alam yang terjadi didalam interaksi atmosfer dan hidrosfer merupakan

fenomena dari dampak adanya transfer panas antara dua karakteristik alam.

Menurut penyelidikan, perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam

beberapa golongan cara perpindahan. Panas itu dapat merambat dari suatu bagian

ke bagian lain melalui zat atau benda yang diam. Panas juga dapat dibawa oleh

partikel-partikel zat yang mengalir.

Beberapa cara yang digunakan oleh tubuh untuk memindahkan panas tubuh ke

udara sekitarnya adalah :

Page 5: TUGAS 1,PP

a. Konduksi (Conduction), Perpindahan panas melalui kontak langsung antara

permukaan

Contoh, Ketika tangan kita kedinginan kita akan merasa nyaman memegang

gelas panas atau pada saat panas kita berbaring diatas lantai yang sejuk.

b. Konveksi (Convection), Perpindahan panas berdasarkan gerakan fluida dalam

hal ini adalah udara, artinya panas tubuh dapat dihilangkan bergantung pada

aliran udara yang melintasi tubuh manusia.

Contoh, Kita akan merasa nyaman bila terkena hembusan angin pada saat kita

berkeringat.

c. Radiasi (Radiation), perpindahan panas berdasarkan gelombang

eletromagnetik, tubuh manusia mendapat panas dari pancaran panas yang

lebih tinggi dan tubuh manusia dapat akan memancarkan panasnya secara

radiasi ke setiap objek yang mempunyai suhu lebih dingin dari manusia,

Contoh, Kita akan merasa lebih panas berada di bawah atap seng saat

matahari terik, hal ini disebabkan suhu seng jauh diatas suhu tubuh manusia

sehingga akan memancarkan panasnya ke tubuh kita melalui rambatan panas.

d. Penguapan ( Evaporation), perpindahan panas karena perbedaan lapisan udara

(steck effect) yaitu lapisan udara panas akan terdorong naik oleh lapisan

udara dingin.

Pada radiasi panas, tenaga panas berpindah melalui pancaran yang

merupakan juga satu cara perindahan panas. Umumnya perindahan panas

berlangsung sekaligus dengan ketiga cara ini. Perpindahan panas melalui cara

pertama disebut perpindahan panas melalui konduksi. Cara kedua, perpindahan

panas melalui konveksi dan cara ketiga melalui radiasi.

Di sini kita menyelidiki peristiwa berlangsungnya perindahan panas itu.

Kalau kita menganggap perindahan panas berlangsung secara mengalir analogi

dengan aliran listrik atau aliran fluida, maka aliran panas ini kita namakan arus

panas. Kita definisikan arus panas ini sebagai jumlah tenaga panas per satuan

Page 6: TUGAS 1,PP

waktu atau daya panas melalui penampang tegak lurus kepada arah arus. Oleh

sebab itu arus panas rata-rata adalah

H=∆ Q∆ τ

………(2.1)

dengan ∆ τsebagai waktu perpindahan panas yang dipandang. Karena arus panas

dapat berubah-ubah menurut waktu, maka arus panas pada setiap saat adalah

H= lim∆τ → 0

∆ Q∆ τ

=dQdτ

……… (2.2)

Perindahan panas dapat kita ketahui melalui perubahan temperatur. Oleh

karenanya perlu ditentukan hubungan antara arus panas dan perubahan atau

perbedaan temperatur. Bagi kalorimeter yang mengalami pertukaran panas

dengan luar sistem, akibat perpindahan panas, Newton memberikan suatu koreksi

yang dikenal sebagai hukum pendinginan atau pemanasan Newton.

2.3 Hukum pendinginginan atau pemanasan newton

Perubahan temperatur akibat pertukaran panas seperti pada kalorimeter

menurut Newton pada tahun 1701, adalah berbanding lurus dengan waktu. Bila

temperatur sistem lebih tinggi daripada tempeatur sekitarnya, maka akan terjadi

pendinginan pada sistem atau penurunan temperatur dan demikian pun

sebaliknya. Perbandingan ini dapat dijadikan persamaan dengan membubuhi

suatu faktor konstanta k, sehingga

∆ t∆ τ

=−K (t−t s ) ……… (2.3)

dengan t dan ts. masing-masing merupakan temperatur sistem dan temperatur

sekitarnya. Tanda negatif menunjukkan terjadinya penurunan temperatur bila t >

ts. Karena perubahan temperatur ini dapat berbeda menurut waktu, maka

perubahan temperatur setiap saat adalah

dtdτ

=−K (t−t s ) ………(2.4 )

atau dapat juga ditulis:

Page 7: TUGAS 1,PP

dt(t−t s)

=−Kdτ ……… (2.5)

sehingga setelah diintegrasikan diperoleh temperatur sistem setelah waktu τ ,

sebesar

ln (t−t s¿)=−Kτ+C ………(2.6 )¿

jika temperatur pada waktu τ=0 adalah to maka konstanta integrasi C dapat

ditentukan, sehingga diperoleh

lnt−t

t0−t s

=−Kτ ……… (2.7)

Atau

t=t 0+(t 0−t s ) e−kτ ……… (2.8)

Apabila perbedaan temperatur sistem dan sekitarnya kecil maka dengan

sendirinya perubahan temperatur pada sistem adalah kecil juga karena perubahan

temperatur maksimum dari sistem adalah menyamai temperatur sekitarnya. Oleh

sebab itu dalam hal ini nampak dari (2.8) bahwa k 'τ akan kecil juga harganya.

Untuk k 'τ« 1 dapat diadakan pendekatan dari (2.8) dengan menguraikan dulu ke

dalam deret

t=t 0+(t 0−t s )¿

Dengan mengabaikan faktor k τ dengan pangkat dua dan lebih, pendekatan ini

menjadi

t=t 0+(t 0−t s ) Kτ ……… (2.10)

atau perubahan temperatur sistem selama waktu τ adalah kira-kira

t−t 0=−(t¿¿0−t s)Kτ ………(2.11)¿

Bagi to > ts terjadi pendinginan yakni penurunan temperatur sistem dan

bagi to <ts terjadi pemanasan atau kenaikan temperatur. Jadi untuk perbedaan

temperatur sistem dan sekitarnya yang kecil hubungan( 2.3) dapat dipergunakan

Page 8: TUGAS 1,PP

sebagai suku koreksi. Suhu koreksi ini dapat dipergunakan misalnya untuk

koreksi temperatur pada kalorimeter.

2.4 Cara Perpindahan Panas

A. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui satu jenis zat sehingga

konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor

ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor adalah dari titik

bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah (Dewitt 2002). Proses perpindahan

kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi

kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat

meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

Konduktivitas termal untuk beberapa bahan :

Bahan k (W/m.Co) Bahan k (W/m.Co)

Aluminium 238 Asbestos 0,08

Tembaga 397 Concrete 0,8

Emas 314 Gelas 0,8

Besi 79,5 Karet 0,2

Timbal 34,7 Air 0,6

Perak 427 Kayu 0,08

Udara 0,0234

Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskan dalam selang

waktu tertenu, ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan

bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari

bagian logam yang bersuhu tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah.

Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini

disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi adalah

Page 9: TUGAS 1,PP

perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi perpindahan kalor,

tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantaranya.

Perpindahan kalor di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan teori

atom. Atom atom dalam zat padat yang dipanaskan akan bergetar dengan

kuat. Atom atom yang bergetar akan memindahkan sebagian energinya

kepada atom atom tetangga terdekat yang ditumbuknya. Kemudian atom

tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini akan ikut bergetar dan

menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga terjadi

perpindahan kalor dalam zat padat.

Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan

suhu antar dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat

bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat tersebut

menjadi sama, maka rambatan kalor pun akan terhenti

Berdasarkan kemampuan suatu zat menghantarkan kalor secara

konduksi, zat dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan

isolator. Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik,

sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu zata yang sukar menghantarkan

kalor. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara

konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor,

perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang penghantar yang

dilalui oleh kalor tersebut. Bersarnya perpindahan kalor secara konduksi tiap

satu satuan waktu dinyatakan dengan persamaan

B. Konveksi

Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan

dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya

dikarenakan perbedaan kerapatan disebut konveksi alami (natural

convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau pompa disebut konveksi

paksa (forced convection).

Page 10: TUGAS 1,PP

Besarnya konveksi tergantung pada :

a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).

b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).

c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :

1. viscositas fluida

2. kecepatan fluida

3. perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida

4. kapasitas panas fluida

5. rapat massa fluida

6. bentuk permukaan kontak

Konveksi : H = h x A x ∆T

Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan satu

fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan.

Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan

permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah

yang utama.

Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk

pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan

zat ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus

dibawa ke suhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak

atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil

daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi,

sehingga kalor akhirnya tersebar pada seluruh zat (Dewitt 2002).

Perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini akan dipindahkan ke

sekelilingnya dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena pengaliran fluida

melibatkan pengangkutan masa, maka selama pengaliran fluida bersentuhan

dengan permukaan bahan yang panas, suhu fluida akan naik.

Page 11: TUGAS 1,PP

Gerakan fluida melibatkan kecepatan yang seterusnya akan

menghasilkan aliran momentum. Jadi masa fluida yang mempunyai energi

termal yang lebih tinggi akan mempunyai momentum yang juga tinggi.

Peningkatan momentum ini bukan disebabkan masanya akan bertambah.

Masa fluida menjadi berkurang karena fluida menerima energi kalor

(Winanno 2007).

Fluida yang panas karena menerima kalor dari permukaan bahan akan

naik ke atas. Kekosongan tempat masa bendalir yang telah naik itu diisi pula

oleh masa fluida yang bersuhu rendah. Setelah masa ini juga menerima energi

kalor dari permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan naik ke atas

permukaan meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula oleh

masa fluida bersuhu renah yang lain. Proses ini akan berlangsung berulang-

ulang.

Dalam kedua proses konduksi dan konveksi, faktor yang paling

penting yang menjadi penyebab dan pendorong proses tersebut adalah

perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu .terjadi maka keadaan tidak stabil

termal akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui proses

perpindahan kalor (Dewitt 2002).

C. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke

zat yang lain. Semua benda memancarkan ka1or. Keadaan ini baru terbukti

setelah suhu meningkat. Hakekatnya proses perpindahan ka1or radiasi terjadi

dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua

teori yang berbeda untuk menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi.

Semua bahan pada suhu mutlak tertentu akan menyinari sejumlah energi

ka1or tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula

energi kalor yang disinarkan.

Page 12: TUGAS 1,PP

Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi tidak terjadi

pada bagian da1am bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar, maka

banyak hal yang boleh terjadi. Apabila sejumlah energi ka1or menimpa suatu

permukaan, sebahagian akan dipantulkan, sebahagian akan diserap ke da1am

bahan, dan sebagian akan menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi da1am

mempelajari perpindahan ka1or radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan

(Fust 1980).

Bahan yang dianggap mempunyai ciri yang sempurna adalah jasad

hitam. Disamping itu, sama seperti cahaya lampu, adakalanya tidak semua

sinar mengenai permukaan yang dituju. Jadi dalam masalah ini kita mengena1

satu faktor pandangan yang lazimnya dinamakan faktor bentuk. Maka jumlah

kalor yang diterima dari satu sumber akan berbanding

langsung sebahagiannya terhadap faktor bentuk ini. Lebih dari itu sifat termal

permukaan bahan juga penting. Berbeda dengan proses konveksi, medan

a1iran fluida disekeliling permukaan tidak penting, yang penting ialah sifat

termal saja. Dengan demikian, untuk memahami proses radiasi dari satu

permukaan kita perlu memahami juga keadaan fisik permukaan bahan yang

terlibat dengan proses radiasi yang berlaku (Dewitt 2002).

Proses perpindahan kalor sering terjadi secara serentak. Misa1nya

sekeping plat yang dicat hitam kemudian dikenakan dengan sinar matahari.

Plat akan menyerap sebahagian energi matahari. Suhu plat akan naik ke satu

tahap tertentu. Oleh karena suhu permukaan atas naik maka kalor akan

berkonduksi dari permukaan atas ke permukaan bawah.. Permukaan bagian

atas kini mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara sekeliling, maka

jumlah kalor akan disebarkan secara konveksi. Tetapi energi kalor juga

disebarkan secara radiasi. Dalam hal ini dua hal terjadi, ada kalor yang

dipantulkan dan ada kalor yang dipindahkan ke sekeliling (Kern 1950).

Berdasarkan kepada keadaan terma permukaan, bahan yang di

pindahkan dan dipantulkan ini dapat berbeda. Proses radiasi tidak melibatkan

Page 13: TUGAS 1,PP

perbedaan suhu. Keterlibatan suhu hanya terjadi jika terdapat dua permukaan

yang mempunyai suhu yang berbeda. Dalam hal ini, setiap permukaan akan

menyinarkan energi kalor secara radiasi jika permukaan itu bersuhu T

dalamunit suhu mutlak. Lazimnya jika terdapat satu permukaan lain yang

saling berhadapan, dan jika permukaan pertama mempunyai suhu T1 mutlak

sedangkan permukaan kedua mempunyai suhu T2 mutlak, maka permukaan

tadi akan saling memindahkan kalor (Fust 1980).

Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini

termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah infrared yang memiliki

panjang gelombang 700 nm - 100 m. Saat gelombang elektromagnetik tersebut

berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi termal.

Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan

luas pada temperatur T kelvin adalah :

E = e T4.

Dimana:

 : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m2 K4.

e : emitansi (0  e  1)

D. Evaporasi

Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu:

1. evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan

2. evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat

diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.

Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid

(cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat

disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan

steam. Evaporasi diadasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu (1)

pemberian panas ke dalam cairan, (2) pembentukan gelembung-gelembung

Page 14: TUGAS 1,PP

(bubbles) akibat uap, (3) pemisahan uap dari cairan, dan (4)

mengkondensasikan uapnya.

Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai

perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).

Evaporasi vs pengeringan Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam

evaporasi sisa penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat

vuskos – dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi

cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada

pengeringan sedikit.

Page 15: TUGAS 1,PP

BAB III

KESIMPULAN

Transfer panas merupakan bentuk mendasar dari interaksi atmosfer dan

hidrosfer. Dimana seluruh gejala-gejala alam yang terjadi didalam interaksi atmosfer

dan hidrosfer merupakan fenomena dari dampak adanya transfer panas antara dua

karakteristik alam.

Menurut penyelidikan, perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam beberapa

golongan cara perpindahan. Panas itu dapat merambat dari suatu bagian ke bagian

lain melalui zat atau benda yang diam. Panas juga dapat dibawa oleh partikel-partikel

zat yang mengalir.

Beberapa cara yang digunakan oleh tubuh untuk memindahkan panas tubuh ke udara

sekitarnya adalah :

a. Konduksi (Conduction), Perpindahan panas melalui kontak langsung

antara permukaan

b. Konveksi (Convection), Perpindahan panas berdasarkan gerakan fluida

dalam hal ini adalah udara, artinya panas tubuh dapat dihilangkan

bergantung pada aliran udara yang melintasi tubuh manusia.

c. Radiasi (Radiation), perpindahan panas berdasrkan gelombang

eletromagnetik, tubuh manusia mendapat panas dari pancaran panas yang

lebih tinggi dan tubuh manusia dapat akan memancarkan panasnya secara

radiasi ke setiap objek yang mempunyai suhu lebih dingin dari manusia,

d. Penguapan ( Evaporation), perpindahan panas karena perbedaan lapisan

udara (steck effect) yaitu lapisan udara panas akan terdorong naik oleh

lapisan udara dingin.

Page 16: TUGAS 1,PP

DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Lukman.2012.Perpindahan Panas.pdf/16 Maret 2012

Perpindahan Panas.pdf/16 Maret 2012

Sulastri,Suhana.2012,Pindah Panas Konveksi Pada Berbagai Jenis Bahan Cair./19

Maret 2012