Tugas 1 AC CEntral

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penghawaan buatan (AC) di era globalisasi, sudah menjadi kebutuhan (primer). Hampir di setiap bangunan/gedung perkantoran, mal, hotel, rumah sakit bahkan rumah tinggal,menggunakan AC (Air Conditioner). Semula, jendela sangat diperlukan untuk memungkinkan masuknya cahaya matahari bagi penerangan ruangan dan masuknya udara segar. Namun,kemajuan yang di peroleh dalam bidang penghawaan buatan,jendela tidak lagi merupakan bagian yang dikenai persyatatanyang terlampau berat . Prinsip penghawaan buatan adalah untuk menurunkan temperatur dan kelembaban ruang, sehingga penyaluran (distribusi) udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Temperatur udara di Indonesia sekitar 30ºC dan kelembaban sekitar 90 %, Indonesia termasuk daerah tropis lembab. Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam, dengan suhu/temperatur < 30ºC dan banyak mengandung O2. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa itu AC Central? 2. Apa saja komponen yang ada di dalam AC Central? 3. Bagaimana system AC Central yang terdapat dibangunan bertingkat? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari AC Central 1

description

lj

Transcript of Tugas 1 AC CEntral

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penghawaan buatan (AC) di era globalisasi, sudah menjadi kebutuhan (primer). Hampir di

setiap bangunan/gedung perkantoran, mal, hotel, rumah sakit bahkan rumah

tinggal,menggunakan AC (Air Conditioner). Semula, jendela sangat diperlukan untuk

memungkinkan masuknya cahaya matahari bagi penerangan ruangan dan masuknya udara

segar. Namun,kemajuan yang di peroleh dalam bidang penghawaan buatan,jendela tidak lagi

merupakan bagian yang dikenai persyatatanyang terlampau berat .

Prinsip penghawaan buatan adalah untuk menurunkan temperatur dan kelembaban ruang,

sehingga penyaluran (distribusi) udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan

sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Temperatur udara di Indonesia sekitar 30ºC dan

kelembaban sekitar 90 %, Indonesia termasuk daerah tropis lembab. Udara yang nyaman

mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam, dengan suhu/temperatur < 30ºC dan

banyak mengandung O2.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu AC Central?

2. Apa saja komponen yang ada di dalam AC Central?

3. Bagaimana system AC Central yang terdapat dibangunan bertingkat?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari AC Central

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengertian, komponen dan cara kerja serta kelebihan dan kekurangan dari

Ac Central

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui system kerja AC Central pada bangunan tinggi

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari AC Central

1

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai penambah wawasan tentang system AC Central serta

penerapannya di dalam bangunan bertingkat.

1.5. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumber yang diperoleh, data dapat dibagi menjadi :

Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui buku-buku

berkaitan dengan penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui media internet, sesuai dengan topik

yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini.

1.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah suatu metode khusus yang dipergunakan sebagai alat

mencari atau memperoleh data, mencatat peristiwa-peristiwa, serta keterangan-keterangan

maupun karakteristik-karakteristik.

Adapun teknik yang dipergunakan penulis dalam memperoleh data :

Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah metode yang dilakukan dengan cara mendalami,

mencermati, menelaah, dan mengidentifikasikan pengetahuan yang ada dalam

kepustakaan (informasi dari media internet yang menunjang penelitian).

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian AC Central

Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu sistem pengkondisian udara dimana proses

pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua

arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen

utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU),

Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control &

kelistrikan.

2.2. Komponen AC Central

1. Chiller (Unit Pendingin).

Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi

evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor

( FCU / Fan Coil Unit ).

Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :

a. Reciprocating

bekerja secara resiprokasi (piston selalu bergerak bolak-balik dari titik mati atas ke titik mati

bawah setiap saat). Kompresor ini cocok untuk menangani siklus refrigerant dimana

refrigerant yang digunakan mempunyai berat jenis tinggi sehingga menyebabkan tekanan

kondensingnya juga tinggi

3

Gambar 1. Reciprocating Chiller

Sumber : www.google.com

b. Screw

Gambar 2. Screw Chiller

Sumber : www.google.com

c. Centrifugal

Mekanisme kerja siklus refrigerasi dan beberapa bagian alat kontrol pengaman pada

umumnya sama dengan yang terdapat pada Reciprocating Water Chiller. Uap /gas refrigerant

dari cooler  (Evaporator) masuk kedalam kompresor sentrifugal, alirannya dipercepat oleh

impeller, kemudian masuk ke bagian diffuser.Dimana pada bagian ini  terjadi perubahan

energi kinetik menjadi energi tekanan.Gas bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut

masuk ke Kondenser dan mengalami kondensasi sambil melepas kalor ke air pendingin

4

kondenser. Sebelum masuk ke cooler (Evaporator) refrigerant cair mengalami ekspansi di

katup ekspansi.

Gambar 3. Centrifugal Chiller

Sumber : www.google.com

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :

a. Air Cooler

Condenser, evaporator dan AHU ditempatkan pada satu tempat

Udara dingin dari tempat tersebut dialirkan ke seluruh ruangan dengan ducting

Menggunakan central AHU yang dilengkapi dengan central direct expantion coil

Keuntungan menggunakan all air system :

Lebih sederhana ( mudah dipasang dan dirancang)

Distribusi udara lebih baik

Pemeliharaan di sentralisir operation

Kerugian menggunakan all air system :

Initial cost tinggi ( biaya ducting dan isolasi tinggi)

Ukuran shaft dan ducting sama besar

b. Water Cooler

AHU ditempatkan pada setiap ruangan / lantai

Setiap AHU dihubungkan dengan pipa air dingin dengan sentral

5

2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara

Fungsi AHU adalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.

Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untuk diatur

suhunya

Gambar 4. AHU

Sumber : www.google.com

AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan

melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya

didistribusikan ke ruangan. komponen-komponen AHU:

Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya

sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan

kelas-kelasnya.

Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk

mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.

3. Cooling Tower ( Khusus Untuk Chiller Jenis Water Cooler ).

Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan

condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang

dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

6

Gambar 5. Colling Tower

Sumber : www.google.com

4. Pompa Sirkulasi.

Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :

a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin

dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.

b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).

Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air

pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.

5. Ducting Ac / Saluran Ac

Merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkan udara dingin yang dihasilkan colling

tower ke seluruh ruangan.

7

Gambar 6. Ducting

Sumber : www.google.com

2.3. Jenis Jenis AC Central

Ada dua sistem AC Central yang ada di pasaran saat ini yaitu : sistem Air dan Sistem

Freon. Pada sistem air, media pembawa dingin yang berjalan dalam pipa distribusi adalah

air / water. Sedangkan pada sistem freon, media yang dipakai untuk membawa dingin adalah

freon. Sistem air memiliki kelebihan dapat digunakan dalam skala yang besar / gedung

bertingkat atau mall yang berukuran besar

1. Sistem Freon

Sistem freon hanya dapat dipakai dalam sistem yang tidak terlalu besar/jauh

jaraknya antara unit indoor dan outdoor. Pada sistem freon, unit AC Central yang dikenal

biasa disebut dengan Split Duct. Prinsip kerjanya hampir sama dengan sistem ac split

biasa, akan tetapi lubang udaranya menggunakan sistem ducting / pipa dan pada tiap-tiap

keluaran udaranya menggunakan diffuser. Untuk mengatur besar kecilnya udara yang

keluar digunakan damper.

Sistem ini cocok digunakan untuk keperluan :

a. Mini market

b. klinik

c. sekolah / universitas

d. ruangan kantor, dll.

8

Kelebihan daripada sistem ac central split duct ini adalah pendistribusian dinginnya

merata pada setiap ruangan dan komponen yang dipakai tidak terlalu banyak karena

hanya menggunakan unit indoor, condensing unit / outdoor ac, dan ducting ac / saluran ac

2. Sistem Air

Sistem AC Central dengan menggunakan air adalah sebuah sistem ac central yang

menggunakan media air sebagai pembawa dinginnya. Biasanya pada skala kecil, unit

indoor yang digunakannya adalah fan coil unit. Sedangkan pada skala yang besar

biasanya menggunakan AHU.

Untuk mendinginkan air yang akan di distribusikan, maka digunakan Chiller.

Chiller bertugas memindahkan panas yang di dapat dari sirkulasi di dalam ruangan ke

sistem sirkulasi luar gedung. Lalu air yang panas itu kemudian di dinginkan dengan

menggunakan cooling tower.

Sistem AC Central yang menggunakan air ini biasanya lebih cocok digunakan pada :

Gedung bertingkat

Mall yang besar

Stadium

Pabrik

Bandara udara

Terminal kereta

dll.

Kelebihan dari sistem AC Central yang menggunakan media air ini adalah

kemampuannya membawa kalor dari satu titik ke titik yang lain lebih tahan lama

ketimbang menggunakan sistem freon. Persyaratan Bagi Menara Pendingin ( Cooling

Tower )

Kondisi nominal dari menara pendingin

Kapasitas menara pendingin 1 ton refrigrasi di standarisasikan menurut The Jap

Anese Cooling tower Industry Association, sebagai berikut :

1 ton refrigrasi 390 kcal/jam pada kondisi :

temperature bola basah 27o C

temperature air masuk 37o C

temperature air keluar 32o C

9

Vlomue aliran air 13 liter/menit.

Harga standartersebut diatas menentukan prestasi menara pendingin.

2.4. AC Central Pada Bangunan

a. Gedung kantor

Didistribusikan menurut jumlah tingkat lantai. Setiap AHU dapat melayani satu lantai atau

lebih tergantung kapasitas AHU-nya dan beban kalor yang didinginkan.

b. Hotel

Apartemen dan asrama umumnya menggunakan fan-coil unit. Ruang-ruang umum pada hotel

biasanya menggunakan AC package ataupun horizontal ducting.

c. Rumah Sakit

Ruangan yang tersedia dibagi menjadi beberapa daerah sedemikian rupa sehingga tidak

terjadi pencampuran udara yang mengandung kuman penyakit. Jenis AC yang sesuai adalah

fan-coil unit yang dipasang pada setiap ruangan atau AC Package yang dipasang pada setiap

daerah.

d. Toko Serba Ada dan Pusat Pertokoan

Hampir sama dengan gedung kantor, dengan horizontal ducting system.

e. Gedung Pertemuan dan Bioskop

Dapat menggunakan AC Package atau horizontal ducting system.

f. Bangunan Industri

Dibedakan atas dua bagian, yaitu penyegaran udara bagi para karyawan dan penyegaran

udara yang digunakan dalam proses produksi, penyimpanan, lingkungan kerja mesin, dsb.

Sedangkan jenis yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan.

2.5. Mekanisme Kerja Chiller Dan Water Cooling

Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa mungkin sudah tidak efisien

lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC biasa  sangat banyak refrigerant yang harus

digunakan. Begitu pula dengan kerja kompresornya. Oleh karena itu sering kali sistem yang

digunakan adalah sistem Chiller.

Chiller Water

Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller tidak langsung mendinginkan udara

melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air) terlebih dahulu. Setelah air tersebut dingin

kemudian air dialirkan melaui AHU (Air Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan udara.

10

 

Gambar 7. Skema Chiller

Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau sistem absorbsi.

Dalam tulisan ini yang dibahas adalah chiller yang menggunakan sistem refrigerasi kompresi

uap. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak jauh berbeda dengan AC biasa,

namun perbedaannya adalah pertukaran kalor pada sistem chiller tidak langsung mendinginkan

udara.

Pada evaporator terjadi penarikan kalor. Heat Exchanger disini mungkin berupa pipa yang

didalamnya terdapat pipa. Di pipa yang lebih besar mengalir air sedangkan pipa yang lebih kecil

mengalir refrigeran (bagian evaporator siklus refrigerasi).

Gambar 8. Penampang Heat Exchanger Chiller11

Di Heat Exchanger  tersebut terjadi pertukaran kalor antara refrigeran yang dengan air. Kalor

dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat exchanger air menjadi lebih dingin.

Air dingin ini kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk mendinginkan udara.

AHU  terdiri dari Heat exchanger yang berupa pipa dengan kisi-kisidi mana terjadi pertukaran

kalor antara air dingin dengan udara.

Air dingin yang telah melewati AHU suhunya menjadi naik karena mendapatkan kalor dari

udara. Setelah melewati AHU air akan mengalir kembali ke Chiller (Bagian Evaporator) untuk

didinginkan kembali.

Cooling Water

Seperti dijelaskan sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat refrigerasi yang

sistemnya terdapat bagian yang menarik kalor dan membuang kalor. Dalam hal pembuangan

kalor sering kali chiller menggunakan perantara air untuk media pembuangan kalornya.

Gambar 9. Skema Cooling water dengan Cooling Tower

Hampir sama dengan Chilled water, pertukaran kalor chiller pada kondensernya juga melalui

perantara air. Air dialirkan melalui kondenser. Kondenser ini juga merupakan Heat

exchanger berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran air dan

pipa yang lebih kecil untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran kalor

dimana kalor yang dibuang kondenser diambil oleh air. Akibatnya air yang telah melewati 12

kondenser akan menjadi lebih hangat. Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower untuk

didinginkan dengan udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian alirkan kembali

ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang kondenser.

Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan sistem yang

terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller), Siklus Chilled Water, dan siklus

Cooling Water.

Gambar 10. Skema Chiller, Chilled Water dan Cooling Water

2.6. Mekanisme Kerja Cooling Tower

Cooling Tower merupakan salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU,

dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya adalah sebagai alat

untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara

secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Konstruksi cooling tower terdiri dari system

pemipaan dengan banyak nozzle, fan/blower, bak penampung, casing.

Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system

kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi

dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir

dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya.

13

Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser yang menggunakan air

untuk proses pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube

dimana air mengalir memasuki shell/ tabung dan uap refrigeran superheat mengalir dalam pipa

yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran superheat

berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi,

sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan

lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan

kembali atau didinginkan pada cooling tower. Langkah pertama adalah memompa air panas

tersebut menuju cooling tower melewati system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak

nozzle untuk tahap spraying atau semburan.

Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar

yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling tower.

Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah

mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung

dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam

chiller.

Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air

terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses

evaporative cooling tersebut. Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan

“approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach

adalah selisih antara udara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar.

Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh.

Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan

parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem

ini lebih hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller.

Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara

chiller dan cooling tower sehingga memerlukan system pemipaan yang relative panjang. Selain

itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan system lainnya.

2.7. Mekanisme Kerja AHU

14

AHU merupakan singkatan dari Air Handling Unit. Di AHU ini terjadi proses pengkodisian

udara seperti suhu, kelembaban dan kebersihan udara. Di AHU terdapat Cooling Coil, Filter dan

Blower (fan). Sedangkan Ducting adalah saluran yang berfungsi menyalurkan udara. Dalam

gambar 1 menunjukkan bagaiamana aliran udara dalam ducting dan AHU.

Gambar 11. Skema Ducting dan AHU

Sumber : www.google.com

Return Air (RA) adalah udara yang disirkulasikan untuk didinginkan kembali dari ruangan

yang didalamnya terdapat beban panas. Outdoor air (OA) adalah udara segar dari luar gedung. Di

dalam gedung terdapat banyak manusia yang membutuhkan udara segar. Sedangkan di dalam

gedung, terutama di gedung-gedung besar hanya memiliki sedikit jendela. Oleh karena itu udara

segar ini disisipkan ke dalam sistem ducting untuk keperluan manusia di dalam gedung.

Banyaknya udara luar yang dialirkan dalam sistem ini harus disesuaikan dengan keperluan.

Mixing Air adalah udara campuran dari Return Air dan Outdoor Air. Udara campuran inilah

yang akan disupply ke dalam gedung atau ruangan dengan terlebih dahulu dibersihkan dan

didinginkan.

15

RA dan OA bercampur menjadi Mixing air atau udara campuran. Kemudian udara campuran

ini melewati filter untuk dibersihkan. Debu-debu akan disaring disini sehingga menjadi lebih

bersih. Setelah melewati filter udara campuran ini akan mengalami pendinginan oleh Cooling

Coil. Seteleh itu udara yang bersih dan dingin dialirkan ke ruangan-ruangan dan gedung.

Di dalam ruangan terdapat beban panas. Udara dingin yang dialirkan ke ruangan sehingga udara

menjadi lebih sejuk.

Karena udara dingin tadi menarik kalor dari beban panas ruangan maka udara tersebut

menjadi lebih panas dibandingkan sebelum memasuki ruangan. Udara yang lebih panas inilah

yang disebut dengan Return Air (RA). Setelah itu RA akan kembali ke Ducting dan mengalami

proses yang sama.

Cooling coil merupakan sebuah penukar kalor (Heat Exchanger). Pertukaran kalor terjadi

dengan udara yang lewat penukar kalor tersebut. Cooling coil yang lebih dingin akan menarik

kalor dari udara yang lewat (Mixing Air) sehingga udara menjadi lebih dingin.Cooling coil ini

dingin karena adanya sistem refrigerasi (bagian evaporator) atau sistem chiller.

Blower dapat berupa kipas (fan) yang berfungsi untuk mengalirkan udara.

Filter mempunyai fungsi untuk membersihkan udara. Filter dapat berupa saringan yang

menahan debu-debu sehingga tidak masuk ke ruangan.

2.8. Mekanisme Kerja AC Central

16

Gambar 12. Cara Kerja AC Central

Sumber : www.google.com

SKEMA KERJA AC SENTRAL:

1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor. Refrigerator ini difungsikan

untuk mendinginkan air panas dari AHU.

2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk chiller

dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin tersebut di

sirkulasikan kembali ke dalam AHU, yang mana AHU digunakan untuk

mengkondisikan/mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin.

3. Udara panas dalam ruang akan dihisap ke dalam AHU melalui lubang register (in-let grill)

yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan Oksigen (02).

4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan tekanan

berkecepatan (velocity) yang cukup.

17

Gambar 13. AC Central Bersikulasikan Air Dan Udara

Sumber : www.google.com

18

KECEPATAN UDARA YANG

DISARANKAN

Kecepatan (m /detik)

Tempat Tinggal, Apartemen, Gereja,

Kamar Tidur Di Hotel, Kantor

Pribadi

2,50 - 3,75

Studio Siaran Radio 1,50 - 2,50

Gedung Umum 5,00 - 6,25

Gedung Bioskop 5,00

Gedung Lantai Atas 7,50

Gedung Lantai Utama 10,00

Gambar 14. Sistem Chiller  Pendinginan Kondensor Dengan System Air Cooled

Sumber : www.google.com

19

Gambar 15. Sistem Chiller  Pendinginan Kondensor Dengan Systemwater Coolled

Sumber : www.google.com

Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara

dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan

(fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara

tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah

itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke

setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu

sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.

2.9. Cara Perawatan AC Central

1. Mempersiapkan Perawatan Mesin

1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang

ditentukan,

1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien

mungkin,

1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar

efektif sesuai kebutuhan.

1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila

perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.

1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja

dengan baik dan aman

20

2. Merawat Memperbaiki Mesin AC Sentral Bagian Luar

2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan

2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti

2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.

2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan

setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.

2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara

kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan

2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki

2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat

tersebut.

2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang

diperlukan.

3. Merawat Dan Memperbaiki Mesin AC Sentral Sesuai Ketentuan

3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran

refrijeran.

3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur

yang Ditentukan

3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.

3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang

ditentukan

3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat

sesuai ketentuan

3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan

diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan

3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang

kembali tanpa adanya kerusakan alat

3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.

3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.

3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan

bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat

3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak

mengulangi pekerjaan.

3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak

kerja

4. Mengevaluasi Dan Memeriksa Hasil Perawatan

4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak

terjadi pengulangan pekerjaan.

4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang

ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.

4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan

mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.

21

4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan

sesuai dengan yang diharapkan

4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya.

2.10. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Ac Sentral

Kelebihan :

1. Kebisingan dan getaran mesin pendingin hamper tidak mempengaruhi ruangan

2. Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah

3. Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh satu

system ( unit ) saja.

4. Kelembapan udara dapat diatur

Kekurangan :

1. Harga mula cukup tinggi

2. Biaya operasional yang cukup mahal

3. Unit sentral tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena kuman- kuman dari ruangan

untuk penderita penyakit menular ( melalui saluran udara balik ) dapat disebarkan ke

ruangan - ruangan lain.

4. Jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup

Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat

di koil pendingin pada komponen AHU

22

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengunaan AC sebagai media pengatur suhu sangatlah tepat namun perlu juga

memperhatikan berbagai aspek di dalamnya ini bertujuan agar AC yng dipergunakan dapat

bekerja secara tepat dan efisien.

Penggunaan AC Central pada bangunan tinggi dengan sistem air adalah sebuah sistem AC

Central yang menggunakan media air sebagai pembawa dinginnya. Karena skalanya yang

besar menggunakan AHU / Air HandlingUnit. Untuk mendinginkan air yang akan di

distribusikan, maka digunakan Chiller. Chiller bertugas memindahkan panas yang di dapat

dari sirkulasi di dalam ruangan ke sistem sirkulasi luar gedung. Lalu air yang panas itu

kemudian di dinginkan dengan menggunakan cooling tower

23

Daftar Pustaka :

https://cvastro.com/sistem-perawatan-ac-sentral-ruangan.htm

(Diakses tanggal 7 Februari 2016)

http://arisandidelta75.blogspot.co.id/2011/01/ac-sentral.html

(Diakses tanggal 7 Februari 2016)

http://fawwazservice.blogspot.co.id/2013/09/mekanisme-kerja-chiller-ac-sentral.html

(Diakses tanggal 8 Februari 2016)

http://teknisi-elektro.blogspot.co.id/2012/10/pengenalan-dan-cara-kerja-ac-sentral.html

(Diakses tanggal 8 Februari 2016)

https://id.wikipedia.org

(Diakses tanggal 8 Februari 2016)

24

Lampiran :

25