Tugaas Mamah

12
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemahaman dasar mengenai karakteristik peserta didik sangat penting untuk dipetimbangkan dalam proses pembelajaran karena setiap mata pelajaran mempunyai tujuan yang harus dicapai. Itulah sebapnya perkembangan peserta didik khususnya mengenai implementasi pendidikan anak usia sekolah dasar harus diberikan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Pembahasan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai implementasi pendidikan anak usia sekolah dasar, sehingga dapat meningkatkan kualitas guru maupun calon guru sekolah dasar. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan dari penulisan makalah ini : 1. Apa sajakah karakteristik anak usia sekolah dasar? 2. Apa saja tugas tugas guru dalam mengembangkan perkembangan anak usia SD dan implikasinya dalam pendidikan? 3. Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD? C. TUJUAN Tujuan dari makalah ini sebagai berikut:

description

a

Transcript of Tugaas Mamah

Page 1: Tugaas Mamah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH.

Pemahaman dasar mengenai karakteristik peserta didik sangat penting untuk

dipetimbangkan dalam proses pembelajaran karena setiap mata pelajaran mempunyai  tujuan

yang harus dicapai. Itulah sebapnya perkembangan peserta didik khususnya mengenai

implementasi pendidikan anak usia sekolah dasar harus diberikan sebagai pedoman dalam

melakukan pembelajaran agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Pembahasan ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai implementasi pendidikan anak usia

sekolah dasar, sehingga dapat meningkatkan kualitas guru maupun calon guru sekolah dasar.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan dari penulisan makalah ini :

1. Apa sajakah karakteristik anak usia sekolah dasar?

2. Apa saja tugas tugas guru dalam mengembangkan perkembangan anak usia SD dan

implikasinya dalam pendidikan?

3. Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD?

C. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Kta dapat mengetahetahui apa itu implementasi bagi anak usia sekolah

2. Kita dapat mengetahui pengertian karakteristik anak usia sekolah dasar.

3. Kita dapat menjelaskan berbagai tugas seorang guru dalam mengembangkan anak

usia dini dan implikasi dalam sebuah pendidikan

4. Kita dapat menyelenggarakan pendidikan yang baik bagi anak usia dini.

Page 2: Tugaas Mamah

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Anak Usia Dasar (SD)

Menurut Sumantri dan Nana Syaodih (2006) karakteristik anak pada usia SD adalah :

1. Senang bermain

Pada umumnya anak SD terutama kelas rendah itu senang bermain namun perlu juga di

pahami, bahwa pembelajaran di SD tidak selalu menunjukkan permainan, tapi perlu

pembelajaran yang serius, santai dan menyenangkan. 

2.  Senang bergerak

Anak SD masih senang untuk bergerak dan pindah tempat duduk walau dalam kelas. Oleh

sebab itu seorang guru dalam rancanagn pembelajaran perlu mempertimbangkan

karakteristik anak yang masih senang bergerak.

3.  Senang bekerja dalam kelompok

Melalui pergaulan dengan kelompok sebaya anak belajar aspek penting sosialisasi seperti:

a. Belajar memenuhi aturan kelompok

b. Belajar setia kawan

c. Belajar mandiri

d. Mempelajari perilaku yang dapat di terima lingkungan

e. Belajar menerima tanggung jawab

f. Belajar bersaing secara sehat

g. Belajar kekompakan

h. Belajar keadilan dan demokrasi.

4. Senang merasakan atau melakukan sesutu secara langsung

Berdasarkan teori psikologi perkembangan anak SD memasuki tahap operasi konkrit. Pada

masa ini anak belajar membentuk konsep tentang angka, ruang, waktu, fungi badan, peran

jenis kelamin, moral dsb. pembelajaran di SD akan cepat di pahami apabila anak

dilibatkan langsung melakukan atau praktik yang di ajarkan guru.

B.     Tugas – Tugas Perkembangan Anak Usia SD dan Implikasinya Dalam Pendidikan

Manusia selama hidup dan kehidupannya mengalami tahap perkembangan. Setiap

tahap menunjukkan karakteristik dan kebutuhannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka

setiap individu mempunyai tugas – tugas perkembangan untuk memenuhinya.

Page 3: Tugaas Mamah

Perincian tugas – tugas perkembangan anak SD menurut Havigust (1961) dan

implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan sehari – hari .

Siswa SD dituntut untuk menguasai keterampilan fisik antara lain :  keterampilan dalam

menangkap, melempar, menendang, berguling, dll. Memperhatikan karakteristik

keterampilan fisik tersebut maka tugas perkembangan anak pada usia SD adalah

mengembangkannya. Melalui pembelajaran yang berorientasi pengembangan

keterampilan fisik dapat mengembangkan pula rasa solidaritas diantara teman sebaya.

2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang

tumbuh.

Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Anak SD

sudah waktunya mulai dikenalkan pendidikan seks baik dari pihak sekolah maupun

keluarga, dengan harapan anak tidak mengarah pada pergaulan bebas. Sekolah

hendaknya memperhatikan kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan

bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok. Hal ini bertujuan

agar anak mencapai keutuhan dan keseraian sikap dirinya sendiri sebagai organisme

yang sedang tumbuh secara optimal.

3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya

Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Proses

pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran

“kepribadian sosial” yang sesungguhnya. Anak belajar bagaimana memerlakukan teman-

teman secara bersahabat, bermain jujur dalam bermain dan sebagaiya. Pemenuhan tugas

perkembangan ini membawa implikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD.

Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul

dan bekerja bersama teman sebaya. Guru harus terampil mempelajari dan memahami

budaya teman pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Melalui sosiometri guru dapat

mempertimbangkan tingkat kecerdasan, pendekatan pergaulan, struktur sosial ekonomi

keluarga dan lain sebagainya.

4. Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita

Secara kodrati pria dan wanita berbeda, baik secara jasmani maupun rohani. Maka tugas

perkembangan antara siswa pria dan wanita juga berbeda sesuai dengan tahap

pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Mulyani Sumantri dan Nana syaudih

(2006) dalam mencapai tugas perkembangan perbedaan anatomi tidak menuntut jenis

Page 4: Tugaas Mamah

kelamin selama anak sekolah dasar. Tubuh anak laki-laki dan perempuan tumbuh dengan

baik melalui aktifitas fisik, baru mulai usia 9 / 10 tahun terdapat perbedaan anatomi.

Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelamin telah  diawali dalam asuhan

keluarga. Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika

ada anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembanagn ini.

5. Pengembangan ketrampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.

Secara kronologis anak SD sudah cukup matang untuk mengembangkan keterampilan

membaca, menulis dan berhitung (calistung).Keterampilan ini telah dikenalkan pada

masa sekolah TK. Khusus berkenaan ketrampilan membca, berdasarkan hasil study

psikologis menunjukkan, bahwa membaca dipelajari oleh kebanyakan masyarakat hingga

usia dua belas atau tiga belas tahun. Kecepatan membaca dalam hati dan kemauan

membaca bersuara jarang meningkat lagi setelah usia tersebut. Namun tentang

kemampuan dalam mengambil makna isi bacaan terus bertambah selama ia belajar.

Ketrampilan menulis sejalan dengan mambaca, bahwa penguasaan menulis dipengaruhi

oleh frekuensi anak melakukan/ belajar menulis. Karena menulis memerluakn kebiasaan

penggunaan aktifitas fisik/tangan. Pada anak usia SD sudah mencapai kematangan dalam

hal aktivitas fisik/ tangan. Keterampilan berhitung berkembang hingga usia dua belas

atau tiga belas tahu, dan jarang berkembang lagi jika tidak melanjutkan ke sekolah

menengah atau perguruan tinggi.

6. Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari

Manusia hidup tidak lepas dengan lingkungan sekitar baik sosial maupun non sosial.

Keterkaitan manusia dengan lingkungannya maka ia harus mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri maka ia perlu memahami

dan mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD untuk memperoleh sejumlah konsep

yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif berkenaan dengan pekerjaan,

kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa sosial.

Secara psikologis pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya telah memiliki

perpendaharaan banyak konsep, terutama konsep-konsep yang sederhana, seperti: konsep

tempat (di rumah, di di kamar, depan, belakang, atas, bawah, dan alin-lain). Konsep

makanan, seperti: nasi goreng, bakso, soto, roti/kue, tempe, tahu dan lain-lainnya.

Konsep waktu, seperti: pagi, siang, malam, cepat. Konsep warna, seperti: merah, hijau,

kuning, hitam, putih, coklat. Konsep nilai, seperti: sopan-santun, baik-buruk, salah-

benar.

Page 5: Tugaas Mamah

Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan tempat

yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum sekolah

hendaknya memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin

terutama pada kelas-kelas bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun

konsep-konsep baru berdasar hal-hal yang nyata, misalnya tentang konsep yang

berhubungan dengan waktu, ruang, tempat dan angka.

7. Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai

Aspek perkembanagn kata hati moral dan nilai-nilai telah diawali sejak dalam

lingkungan keluarga. Melalui proses identifikasi terhadap kedua orang tua anak

mengembangkan sendiri “peringatan dan hukuman” sebagai perwujudan kata hati.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan pentingdalam perkembanagn kata

hati, moral dan nilai-nilai melalui proses pembelajaran. Bimbingan merupakan tehnik

untuk membantu siswa yang mengalami hambatan yang berkaitan dengan

pengembangan ini.

8. Mencapai kemandirian pribadi

Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD mampu menjadi di yang mandiri.

Kemandirian ini ditujukan pada kemampuan membuat perencanaan dan melaksanakan

kegiatan belajar/ sekolahnya tanpa harus selalu diarahkan oleh guru maupun orangtua.

Sehubungan tugas pencapaian kemandirian ini, maka guru dalam melaksanakan proses

pembelajarannya mengacu pada kemandirian. Baik kemandirian individual maupun

kemandirian dalam tugas – tugas kelompok.

C. Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Sekolah Dasar .

Pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) adalah pendidikan yang paling lama

penyelenggaraanya (6 tahun) dibanding jenjang pendidikan yang lain. Pada jenjang inilah

kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan, baik sebagai bekal untuk pendidikan

lanjutan maupun untuk terjun kemasyarakat. Studi longitudinal yang dilaksanakan blom

(1964) memberikan gambaran bahwa prestasi akademik umum pada kelas 3 sekolah

menengah diperkaya oleh prestasi akademik pada akhir tahun kelas 3 SD.

Hasil penelitian ini memberikan pemahaman, bahwa:

1. Tahun tahun pertama anak belajar di SD berpengaruh sangat signifikan terhadap sikap

anak terhadap sekolah dan pola pola pencapaian prestasi tahap tahap selanjutnya.

2. Perilaku anak pada usia 6 sampai 10 tahun memiliki kadar prediksi yang tinggi bagi

perilakunya nanti saat dewasa (Dinkmeyer dan Caldwwel, 1970)

Page 6: Tugaas Mamah

Kebijakan pemerintah RI tentang penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar diatur pada

beberapa peraturan perundang undangan antara lain:

1. Permen Dikanas Nomor 19 tahun 2007 tentang “Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. Peraturan ini memberikan acuan tentang (1)

perlunya merumuskan visi dan misi sekolah, tujuan sekolah, (2) kurikulum mengarah pada

KTSP, (3) Perlunya sekolah kemitraan.

2. Permen Diknas Nomor 20 tahun 2007 tentang “Standar penilaian pendidikan” peraturan

ini menyangkut beberapa hal, seperti  (1) prinsip prinsip penilaian, (2) teknik dan

instrumen penilaian, (3) mekanisme dan prosedur penilaian, (4) pelaksanaan penilaian

oleh pendidik.

3. Permen Diknas Nomor 24 tahun 2007 tentang “Standar Sarana dan Prasarana”. Peraturan

ini meliputi antara lain: lahan (tanah), bangunan (gedung), ketentuan ruang kelas, ruang

perpustakaan, laboratorium, ruang pimpinan atau guru, tempat ibadah, UKS, jamban,

gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain atau olahraga.

4. Permen Dikanas Nomor 39 tahun2007 tantang “ Ujian Akhir Sekolah Berstandar

Nasional” (UASBN).

5. Pemerintah jugha memberlakukan peraturan pemerintah Nomor 14 tahun 2005 tentang

“Guru dan Dosen”. Peraturan ini menuntut adanya kualifikasi guru/pendidik , bahwa guru

atau pendidik dari tingkat sekolah TK  hingga sekolah menengah harus berijazah S1

pendidikan.

Kebijakan pemerintah yang lain misalnya : ditetapkanya pelaksanaan program wajib belajar

pendidikan dasar sekoah sembilan tahun. Program ini telah dicanangkan oleh pre3siden

suharto pada tanggal 2 Mei 1994, yaitu pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan

Dasar Sebilan Tahun (Wajar Diknas 9 Tahun) untuk anak usia 7 sampai dengan 15 tahun.

Page 7: Tugaas Mamah

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Karakteristik Anak Usia Dasar (SD)

1.      Senang bermain

2.      Senang bergerak

3.      Senang bekerja dalam kelompok

4.      Senang merasakan atau melakukan sesutu secara langsung

Tugas – Tugas Perkembangan Anak Usia SD dan Implikasinya Dalam Pendidikan

1. Pembelajaran keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan sehari – hari .

2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang

tumbuh.

3.      Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya

4.      Mempelajari peran sosial sebagai pria dan wanita

5.      Pengembangan ketrampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.

6.      Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari

7.      pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai

8.      Mencapai kemandirian pribadi

B.   Saran

Kita sudah tau bagaimana dan seperti apa karakteristik anak usia SD maka dari itu

kita sebagai orang yang lebih dewasa harus dapat mengimplementasikannya secara maksimal

dengan cara memberikan sarana dan prasarana sebagai tempat untuk mengimplementasikan

kegiatan tau hal hal yang ingin mereka lakukan. Seperti, bermain, bergerak, bekerja dalam

kelompok dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Dengan demikian perkembangan

pada anak tersebut tidak akan terhambat karena pada semasa kecilnya ini ia telah

mengimplementasikan hal yang dia inginkan secara maksimal.

Page 8: Tugaas Mamah

DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, Saring , Rubino Rubiyanto, an Sri Hartini. 2011. Perkembangan Peserta

Didik. Surakarta : UMS Pres.