Tuberkulosis

3
REFLEKSI KASUS Tuberkulosis Paru 1. Rangkuman Kasus Pasien datang dengan keluhan batuk, pilek dan demam sejak 2HSMRS. Nafas terdengar grok-grok. Pasien susah makan, minum, dan malas menyusu. Orang tua pasien mengaku batuk- pilek sering kambuh dalam satu bulan ini dan berat badan susah meningkat. Anggota keluarga yang tinggal satu rumah sering batuk-batuk berdahak lebih dari 3 minggu dan perokok aktif namun belum pernah berobat ke dokter. Mual (-), muntah (-), sesak nafas (-). Riwayat asma dan alergi makanan/obat disangkal. Pasien di diagnosis Tuberkulosis Paru 2. Perasaan terhadap Pengalaman Bagaimana cara penularan TB dan anak usia berapa yang memiliki faktor terserang resiko TB lebih besar? 3. Evaluasi TB ditularkan melalui udara dan yang memiliki factor resiko terserang TB adalah anak-anak berusia ≤ 5 tahun. 4. Analisis Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara, sehingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara, penularan dapat per oral misalnya minum susu yang mengandung basil tuberkulosis, biasanya Mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi melalui kontak langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke dalam bentuk droplet. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi apabila droplet tersebut masuk ke dalam saluran pernafasan, kemudian kuman TB dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Pasien TB anak jarang menularkan kuman pada anak lain atau orang dewasa. Hal ini disebabkan karena kuman TB sangat jarang ditemukan dalam sekret endobronkial dan jarang terdapat batuk. 1

description

tuberkulosis

Transcript of Tuberkulosis

REFLEKSI KASUSTuberkulosis Paru

1. Rangkuman KasusPasien datang dengan keluhan batuk, pilek dan demam sejak 2HSMRS. Nafas terdengar grok-grok. Pasien susah makan, minum, dan malas menyusu. Orang tua pasien mengaku batuk-pilek sering kambuh dalam satu bulan ini dan berat badan susah meningkat. Anggota keluarga yang tinggal satu rumah sering batuk-batuk berdahak lebih dari 3 minggu dan perokok aktif namun belum pernah berobat ke dokter. Mual (-), muntah (-), sesak nafas (-). Riwayat asma dan alergi makanan/obat disangkal. Pasien di diagnosis Tuberkulosis Paru

2. Perasaan terhadap PengalamanBagaimana cara penularan TB dan anak usia berapa yang memiliki faktor terserang resiko TB lebih besar?

3. EvaluasiTB ditularkan melalui udara dan yang memiliki factor resiko terserang TB adalah anak-anak berusia 5 tahun.

4. AnalisisPenularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara, sehingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara, penularan dapat per oral misalnya minum susu yang mengandung basil tuberkulosis, biasanya Mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi melalui kontak langsung misalnya melalui luka atau lecet di kulit. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke dalam bentuk droplet. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi apabila droplet tersebut masuk ke dalam saluran pernafasan, kemudian kuman TB dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Pasien TB anak jarang menularkan kuman pada anak lain atau orang dewasa. Hal ini disebabkan karena kuman TB sangat jarang ditemukan dalam sekret endobronkial dan jarang terdapat batuk.Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru-paru. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif, maka penderita tersebut dianggap tidak menular.Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun timbulnya penyakit TB pada anak dibagi menjadi faktor risiko infeksi dan faktor risiko progresi infeksi menjadi penyakit (risiko penyakit).

Risiko Infeksi TBFaktor risiko terjadinya infeksi TB adalah sebagai berikut : anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah endemis, kemiskinan, serta lingkungan yang tidak sehat (tempat penampungan atau panti perawatan). Kemungkinan seseorang terinfeksi TB juga ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Risiko Penyakit TBOrang yang telah terinfeksi kuman TB tidak selalu akan mengalami sakit TB. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan progresi infeksi TB menjadi sakit TB adalah:

a. UsiaAnak 5 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami progresi infeksi menjadi sakit TB, mungkin karena imunitas selulernya belum berkembang sempurna (imatur). Resiko tertinggi terjadinya progresivitas TB adalah pada dua tahun pertama setelah infeksi. Namun, risiko sakit TB ini akan berkurang secara bertahap seiring pertambahan usia. b. Konversi tes tuberkulin dalam 1-2 tahun terakhirc. Malnutrisid. Keadaan imunocompromised (misal pada infeksi HIV, transplantasi organ, keganasan, pengobatan imunosupresi)e. Status sosioekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian, pengangguran dan pendidikan yang rendah, dan kurangnya dana untuk pelayanan masyarakat.

5. KesimpulanTuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara, sehingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Faktor resiko tinggi terinfeksi TB paru adalah anak 5 tahun, konversi tes tuberculin dalam 1-2 tahun terakhir, malnutrisi, imunocompromised, status sosioekonomi yang rendah.

6. Daftar Pustaka

Rahajoe, N.N., Basir, D., Makmuri, Kartasasmita, C.B., 2005, Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, Unit Koordinasi Pulmonologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985, Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

1