Tua(1)
-
Upload
raden-bagoes-zow-boro -
Category
Documents
-
view
259 -
download
4
description
Transcript of Tua(1)
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :
a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan
kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat
kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan
kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan
akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen
dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila
dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai
barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total
utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan
menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau
jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya
perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini
adalah
sebagai berikut:
1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan
marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi
secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan
konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka
tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran
dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen
mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari
sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang
dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi
oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 . Xn dan sebaliknya.�b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam
teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkankombinasi 2
(dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari
pendekatan ini adalah:
1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi
kegunaannya.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai
uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus
berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk
memenuhi kebtuhan mereka.
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih
disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai
daripada C, maka A lebih disukai daripada C
- Persaman dan perbedaan:
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen
dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan
konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
- Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat
dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility
dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat
analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal). Sedangkan analisis
ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan
perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar
kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Konsep elastisitas ini
digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan
mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting.
Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus
mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar
penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya
produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan
harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini
jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah
yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih
mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan
permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil
penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia
menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat
elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus
memperkirakan seberapa besar kepekaan
konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga
sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya. Besar kecilnya kepekaan
tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
KONSEP ELASTISITAS:
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan
akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan
daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase
perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga
naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya. Sedangkan tanda elastisitas selalu
negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa
elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan
lebih besar dari satu dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya
dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.
Disamping tiga bentuk elastisitas harga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas
harga
permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang
paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari
jumlah barang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan
garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς)
pada
kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga
yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan
tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang
terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal
dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah
nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi
jumlah permintaannya. Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
- Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan
harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap
penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah
kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya. Ada beberapa faktor yang
menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan
harga/periode
waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga
yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang- barang substitusi yang baik, Dan
benda tersebut sangat dibutuhkan.
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga
barang
tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan
komplementer dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/
reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut
dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand). Perubahan harga suatu
barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka
elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari
barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan
kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang
lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta
akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain
tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif,
misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. Bentuk umum dari Elastisitas silang
adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer
Δ Py Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva
atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada
hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
- Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan
berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan
tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan
ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta
dengan persentase perubahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau
Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 %
jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan
bagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah
barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang
diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut
berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas
terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior
atau giffen.
Teori Fungsi ProduksiPengertian Definisi Produksi
Secara umum, produksi dapat diartikan sebagai kegiatan optimalisasi dari faktor-
faktor produksi seperti, tenaga kerja, modal, dan lain-lainnya oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk berupa barang-barang dan jasa-jasa. Secara teknis, kegiatan
produksi dilakukan dengan mengombinasikan beberapa input untuk menghasilkan
sejumlah output. Dalam pengertian ekonomi, produksi didefinisikan sebagai usaha
manusia untuk menciptakan atau menambah daya atau nilai guna dari suatu barang
atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh produksi adalah menanam
padi, menggiling padi, mengangkut beras, memperdagangkan beras, dan menjual nasi
dan makanan. Contoh yang lebih modern adalah produksi pembuatan benang,
produksi pembuatan kain, produksi pembuatan baju, memperdagangkan baju,
produksi pembuatan kendaraan bermotor, dan produksi pembuatan computer dan
sebagainya. Tujuan produksi
Bedasarkan pada kepentingan produsen, tujuan produksi adalah untuk menghasilkan
barang yang dapat memberikan laba. Tujuan tersebut dapat tercapai, jika barang atau
jasa yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi adalah melayani kebutuhan masyarakat
atau untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara umum.
Fungsi Produksi/Persamaan Produksi
Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional
atau
saling memengaruhi, yaitu:
1. berapa output yang harus diproduksi, dan
2. berapa input yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau
sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output
sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak
bebas. Input produksi dikenal juga dengan faktor-faktor produksi, dan ouput produksi
dikenal juga dengan jumlah produksi. Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau
persamaan yang menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat
penggunaan input-input. Hubungan antara jumlah output Q dengan jumlah input yang
dipergunakan dalam produksi X , X2, X3, Xn, secara matematis dapat dituliskan�
sebagai berikut:
Q = f (X1, X2, X3, Xn)�Q = output
X = input
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology
maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut:
Q = f (C, L, R, T)
Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan
f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional
C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan
L = Labour, tenaga kerja
R = Resources, sumber daya alam
T = Technology, teknologi dan kewirausahaan
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi
atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari
produksi akan tergantung pada jenis/ macam dari input yang digunakan. Perubahan
yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output. Dalam
ilmu ekonomi, Teori produksi dibedakan menjadi teori Produksi dengan Satu Input
Variabel dan teori produksi dua input variable.
- Teori Produksi Dengan Satu Input
Variabel
Dengan mengamsumsikan beberapa input dianggap konstan dalam jangka pendek dan
hanya satu faktor produksi yaitu tenaga yang dapat berubah, maka fungsi produksinya
dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f(L)
Persamaan produksi ini menjadi sangat sederhana kerana hanya melibatkan tenaga
kerja untuk mendapatkan tingkat produksi suatu barang tertentu. Artinya, factor
produksi yang dapat berubah dan mempengaruhi tingkat produksi adalah hanya
jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan berkeinginan untuk menambah Tingkat
produksi, maka perusahaan hanya dapat menambah jumlah tenaga kerja.
Teori Produksi Dengan Dua Input
Variabel
Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlahmodal
atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Q = f(L, C)
Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan
merubah factor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan mempunyai dua
alternative jika berkeinginan untukmenambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat
meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau
menambah tenaga kerja dan modal.
Daftar Pustaka:
1. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,Ilmu Ekonomi Dalam PIPS, Edisi Kedua,� �
Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
2. Sukirno, S, 2011, Mikroekonomi Teori Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Edisi� �
Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
Pengertian MonopoliMonopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas
penguasaan jasa tertentu oleh suatu pelaku usaha atau suatu kelompok usaha tertentu.
Istilah monopoli berasal dari bahasa yunani yakni monos polein yang berarti menjual�
sendiri.�CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
1. Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
3. Tidak terdapat kemumgkinan untuk masuk ke dalam industri
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga .
5. Promosi iklan kurang diperlukan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MONOPOLI
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (Economies
of scale) hingga ketingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut. Hal-hal yang memungkinkan
timbulnya pasar monopoli adalah:
1. Produsen mempunyai hak paten untuk output yang dihasilkan eperti hak pengarang,
merk dagang, nama dagang
2. Produsen memiliki sumber daya yang penting dan merahasiakannya atau produsen
memiliki pengetahuan lain dari pada yang lain tentang teknis produksi
3. Pemberian izin khusus oleh pemerintah pada produsen tertentu untuk mengelola
suatu usaha tertentu pula.
4. Ukuran pasar begitu kecil untuk dilayani lebih dari 1 perusahaan yang
mengoperasikan skala perusahaan optimum.
5. Produsen memungkinkan untuk menetapkan kebijakasanaan pembatasan harga
(limit pricing policy)
Pengelompokan diperolehnya monopoli oleh suatu organisasi atau perusahaan
adalah:
1. Monopoli Menurut Kenyataan
Dalam hal ini perusahaan memperoleh monopoli karena untuk memproduksi suatu
barang tertentu diperlukan peralatan yang mahal, sehingga masuknya perusahaan lain
dihalangi oleh kebutuhan modal dan investasi yang sangat besar.
2. Monopoli Alamiah
Maksudnya adalah monopoli tercipta karena menguasai bahan dasar tertentu.
Mekanisme murni dalam pasar. Monopoli ini lahir secara wajar dan alamiah karena
kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang menyebabkan perusahaan
ini unggul dalam pasar tanpa bisa ditandingi dan dikalahkan secara memadai oleh
perusahaan lain.
3. Monopoli Yuridis
Dalam hal ini tercipta karena adanya penetapan oleh pemerintah.
4. Monopoli Buatan
Monopoli tercipta karena memang sengaja dibuat menjadi monopoli seperti dalam
bentuk cartel, cocern maupun trust. Teori Monopoli menimbulkan 3 prakiraan yang
pokok :
1. Dalam industri dimana terdapat kekuatan monopoli, akan lebih sedikit sumber
produksi yang digunakan daripada yang digunakan dalam kondisi yang bersaing
2. Perusahaan yang memiliki kekuatan monopoli akan memperoleh laba yang
melebihi
biaya alternatifnya
3. Dengan demikian para pemiliknya akan menguasai bagian yang lebih besar dari
pendapatan nasional dibandingkan dengan yang akan diperoleh dalam kondisi yang
bersaing.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA MONOPOLI
1. Penguasaan bahan mentah yang potensial dan strategis.
2. Produsen memiliki tehnik produksi yang berbeda dengan yang lain (exclusive
knowledge).
3. Produsen memiliki hak penjualan tunggal (exclusive francise)
4. Produsen memiliki ijin khusus dari pemerintah untuk mengelola suatu usaha
tertentu.
5. Pasar yang sangat terbatas sehingga ukuran pasar tersebut terlalu kecil apabila
dikelola oleh lebih dari satu perusahaan.
6. Penguasaan masalah distribusi.
7. Investasi awal yang sangat besar.
8. Produsen menetapkan kebijakan limitasi harga (limit pricing
policy). Kebaikan dan Keburukan Pasar Monopoli
Kebaikan dalam pasar monopoli
Ø Biaya produksi lebih murah dari pada di firma pasar persaingan sempurna dan
produksi lebih besar.
Ø Mutu barang semakin meningkat dan harga barang semakin murah.
Ø Kesejahteraan masyarakat dapat di tingkatkan apabila monopoli dapat terus
menghasilkan barang yang lebih mura dan bermutu.
Keburukan dalam pasar monopoli
Ø Harga barang lebih mahal dan tingkat produksi lebih rendah di pasar persaingan
sempurna.
Ø Barang yang di hasilkan tidak banyak mengalami perubahan.
Ø Kesejahteraan masyarakat lebih buruk.
Ketidak Efisienan Pasar Monopoli
Di dalam jangka panjang firma monopoli masih dapat memperoleh keuntungan yang
lebih besar dari keuntungan normal, dan dapat di capai pada saat harga masih lebih
besar dari ongkos marginal. Ini berarti pengguna sumber daya adalah lebih tidak
efisien
dalam monopoli. Penggunaan sumder daya yang tidak optimum ini menimbulkan dua
akibat yang tidak menguntungkan, yaitu:
1. Produksi dan penawaran barang adalah relatif sedikit dan ini meninggikan harga.
2. Ongkos produksi adalah lebih tinggi dari pada ongkos rata-rata optimum.
Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah suatu cara yang di lakukan oleh seorang monopolis dalam
menjual barang yang sama dengan tingkat harga yang berbeda-beda, pada saat yang
sama kepada pembeli yang berbeda, dimana harga di bedakan bukan karna perbedaan
dalam biaya produksi. Syarat-syarat agar seseorang dapat melakukan Diskriminasi
Harga
1. Pasar benar-benar terpisah.
2. Monopolis harus dapat membagi pasar kedalam dua atau lebih kelompok
pembeli,yang masing- masing fungsi permintaannya memiliki elastisitas yang
berbeda-
beda.
3. Penjual harus mempunyai kemampuan untuk menaikan harga tanpa kehilangan
seluruh konsumen.
Macam-Macam Diskriminasi Harga
1. Diskriminasi Harga Derajat I terjadi, apabila monopolis dapat menjual produknya
pada konsumen pada tingkat harga maksimum sesuai dengan kesanggupan konsumen
untuk membayarnya.
2. Diskriminasi harga derajat II, Monopolis akan menetapkan harga yang berbeda
berdasarkan kelompok / sejumlah barang, tetapi apabila konsumen membeli lagi akan
di kenakan harga yang lebih murah.
3. Diskriminasi derajar III, Monopolis menetapkan harga yang berbeda untuk pasar
yang berbeda pada produk yang sama.
Contoh-contoh kebijakan Diskriminasi
Harga :
1. Kebijakan Diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah , misalnya:
perusahaan listrik negara menggunakan tarif yang berbeda untuk listrik yang dipakai
rumah tangga dan yang dipakai perusahaan.
2. Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa-jasa profesional.
3. Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.
Untuk dapat menjalankan kegiatan diskriminasi harga, harus mewujudkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Barang tidak dapat dipindahkan dari suatu pasar kepasar lain.
2. Barang yang diproduksi dapat di kedua-dua pasar yang berbeda.
3. Elastisitas permintaan di kedua pasar berbeda.
4. Biaya yang dikeluarkan tidak melebihi keuntungan tambahan yang diperoleh.
5. Ciri pembeli disatu pasar berbeda dengan dipasar lainya.
Kekuasaan Monopoli yang diperoleh dari Peraturan Pemerintah Di dalan Undang-
Undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan- perusahaan terdapat
beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli,
yaitu :
1. Peraturan patent dan hak cipta ( copy right).
2. Hak usaha eksklusif ( exlusive franchise) yang diberikan kepada perusahaan jasa
umum. Contohnya : perusahaan air minum, perusahaan pembakit listrik dan angkutan
kereta api.
PENGARUH PENETAPAN HARGA PEMERINTAH PADA MONOPOLI
Karena besarnya kekuasaan pengaruh penguasa tunggal pada pasar,maka biasanya
pemerintah ikut campur tangan dalam sektor yang dikuasai oleh penguasa monopoli
tersebut. Caranya:
1. Mengusahakan sendiri usaha dibidang ini. Misalnya : Pos, Telepon, Listrik dan
sebagainya.
2. Pemerintah dapat membuat undang-undang untuk melarang kolusi (collusion) atau
persekongkolan diantara para pengusaha yang mempunyai akibat yang sama dengan
monopoli.
3. Pemerintah dapat menerapkan pajak progresif atas dasar besar kecilnya bagian
pasar yang dipunyai oleh suatu parusahaan.
4. Pemerintah dapat mengatur melalui penetapan harga maksimal (ceiling price)
Maksimalisasi Keuntungan dalam Monopoli
Dalam menggambarkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan dalam
monopoli di gunakan dengan 2 cara, dengan menggunakan angka-
angka dan secara grafik. Syarat pemaksimuman keuntungan dalam monopoli adalah :
- Biaya total dan hasil penjualan total.
- Biaya marjinal dan hasil penjualan marginal.
Apabila harga barang menjadi semakin menurun pada waktu jumlah produksi
semakin meningkat, maka :
Ø Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin
berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat
produksi
tertentu pertambahannya akan semakin negatif.
Ø Pada umumnya hasil penjualan marjinal nilainya adalah lebih rendah dari pada
harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marjinal =
harga.
Pertanyaan :
Sebuah perusahaan monopoli memproduksi barang X memiliki struktur biaya
produksi yang ditunjukkan oleh persamaan; TC = 250 + 200Q 10Q 2 + Q 3 .�
Persamaan kurva
permintaan pasar terhadap produk (barang X) yang dihasilkan oleh perusahaan
monopoli tersebut adalah P = 500 10Q. Berdasarkan informasi tersebut, tentukan:�
Persamaan kurva permintaan individu perusahaan monopoli tersebut.
Harga dan jumlah barang X yang harus dipilih perusahaan monopoli agar tercapai
kondisi keseimbangan perusahaan monopoli (perusahaan tersebut diperoleh laba
maksimum/rugi minimum).
Laba maksimum/rugi minimum perusahaan monopoli tersebut.
Jawaban :
Persamaan kurva permintaan individu perusahaan monopoli sama dengan persamaan
kurva permintaan pasar, yaitu: P = 500 10Q. Karena di pasar monopoli hanya ada�
satu perusahaan yang beroperasi. Harga dan jumlah barang pada kondisi
keseimbangan perusahaan monopoli tercapai pada saat
MR = MC.
MR = ∂TR/∂Q
TR = P x Q = (500 – 10Q)Q = 500Q
– 10Q 2
MR = ∂TR/∂Q = 500 – 20Q
TC = 250 + 200Q – 10Q 2 + Q3
MC = ∂TC/∂Q = 200 – 20Q + 3Q 2
500 – 20Q = 200 – 20Q + 3Q 2
3Q 2 = 300
Q 2 = 100
Q = ± 10
Jumlah barang yang dapat dipilih dari penyelesaian secara sistematis adalah Q = - 10
dan Q = 10. Jumlah barang yang tidak mungkin bernilai negative, maka jumlah
barang keseimbangan perusahaan monopoli adalah 10 unit. Harga keseimbangan
perusahaan monopoli dapat ditentukan dengan memasukkan jumlah barang (Q) ke
dalam persamaan permintaan perusahaan monopoli, yaitu:
P = 500 10Q�= 500 10(10)�
= 400
Menentukan keuntungan maksimum/ kerugian minimum.
π = TR – TC
TR = P x Q
= 400 (10)
= 4.000
TC = 250 + 200Q – 10 Q 2 + Q3
= 250 + 200(10) – 10(10) 2 + (10) 3
= 2.250
π = 4.000 – 2.250
= 1.750
Besarnya π adalah positif. Ini berarti perusahaan monopoli memperoleh keuntungan
maksimum pada produksi barang X sebanyak 10 unit dan harga barang X sebesar 400.