Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

110
TRIO DETEKTIF ROUGH STUFF by G. H. Stone Copyright © 1989 by Random House, Inc. Text by G. H. Sone. Based on characters created by Robert Arthur. This translation published by arrangement with Random House. Inc. BISNIS KOTOR Alihbahasa: Hendarto Setiadi GM 307 91 056 Hak cipta terjemahan Indonesia Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 Sampul digambar kembali oleh NBC. Sukma Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka utama, anggota IKAPI, Jakarta, Maret 1991 Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT) Bisnis Kotor | Trio Detektif; teks oleh G. H. Stone ; alihbahasa, Hendarto Setiadi. - Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama. 1991. 176 hal. ; 18 cm. Judul asli : Rough Stuff. ISBN 979-511-056-X. 1. Remaja - Fiksi Amerika I. Judul. II. Setiadi, Hendarto. 8X0.3K Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan PT Gramedia Djvu: syauqy_arr Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Daftar Isi 1. Terbang Tinggi di Angkasa Biru 7 2. Pendaratan Darurat 17 http://inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia

description

http://inzomnia.wapka.mobi TRIO DETEKTIF ROUGH STUFF by G. H. Stone Copyright © 1989 by Random House, Inc. Text by G. H. Sone. Based on characters created by Robert Arthur. This translation published by arrangement with Random House. Inc. BISNIS KOTOR Alihbahasa: Hendarto Setiadi GM 307 91 056 Hak cipta terjemahan Indonesia Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 Sampul digambar kembali oleh NBC. Sukma Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pust

Transcript of Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Page 1: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

TRIO DETEKTIF

ROUGH STUFF

by G. H. Stone

Copyright © 1989 by Random House, Inc. Text by G. H. Sone. Based on

characters created by Robert Arthur. This translation published by

arrangement with Random House. Inc.

BISNIS KOTOR

Alihbahasa: Hendarto Setiadi GM 307 91 056

Hak cipta terjemahan Indonesia Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,

Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 Sampul digambar kembali

oleh NBC. Sukma Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia

Pustaka utama, anggota IKAPI, Jakarta, Maret 1991

Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT)

Bisnis Kotor | Trio Detektif; teks oleh G. H. Stone ; alihbahasa,

Hendarto Setiadi. - Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama. 1991. 176

hal. ; 18 cm.

Judul asli : Rough Stuff. ISBN 979-511-056-X.

1. Remaja - Fiksi Amerika I. Judul.

II. Setiadi, Hendarto.

8X0.3K

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan PT Gramedia

Djvu: syauqy_arr

Edit & Convert: inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

Daftar Isi

1. Terbang Tinggi di Angkasa Biru 7

2. Pendaratan Darurat 17

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 2: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

3. Survival di Alam Terbuka 28

4. Kesulitan Baru 42

5. Di Mana Mr. Andrews? 49

6. Pelari Misterius 60

7. Orang-orang Sakit 71

8. Wahyu dari Sang Pencipta 81

9. Nyaris Celaka 93

10. Pemburu Manusia 102

11. Mengatur Siasat 112

12. Bergelantungan di Tebing Batu Cadas 121

13. Lembah Leluhur 133

14. Bisnis Kotor 146

15. Perangkap Maut 153

16. Bertarung Melawan Tukang Sihir 162

1. Terbang Tinggi di Angkasa Biru

Matahari pagi bersinar dengan cerah. Sebuah pesawat Cessna

membelah angkasa biru. Di bawah pesawat kecil itu, barisan pegunungan

Sierra Nevada di California nampak menghijau karena lebatnya pohon-

pohon cemara.

Bob Andrews menikmati pemandangan lewat jendela kokpit Di sebelah

Bob, ayahnya menerbangkan pesawat bermesin tunggal itu jauh di atas

lembah-lembah dan puncak-puncak gunung.

"Hei, ada sesuatu di bawah sana," ujar Bob. "Tuh, di lapangan rumput

itu! Kelihatan, tidak?"

Pete Crenshaw segera menyikut Jupiter Jones, lalu mengedipkan

sebelah mata. Mereka duduk di kursi penumpang di belakang Mr.

Andrews dan Bob. Kedua pemuda itu pun sejak tadi memandang ke luar

jendela. Berganti-ganti mereka menggunakan teropong untuk mengamati

pegunungan di bawah.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 3: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Wah, seorang gadis!" Pete berkata dengan sungguh-sungguh. "Dia

cantik sekali. Sebentar lagi dia pasti akan melambaikan tangan padamu,

Bob."

"Dan setelah itu dia minta nomor teleponmu," Jupiter menambahkan

sambil nyengir.

"Lalu bertanya apakah kau sudah punya acara malam ini," Pete

menyambung.

"Mr. Andrews, apakah di Diamond Lake ada bioskop?" Jupe berlagak

polos. "Saya rasa Bob tidak akan punya waktu untuk kami. Karena itu

Pete dan saya terpaksa mencari kesibukan sendiri."

Mr. Andrews hanya tersenyum simpul.

Bob menurunkan teropong. "Ah, ternyata cuma seekor kucing hutan," ia

berkata sambil menoleh ke arah kedua sahabatnya. Bob memang

berwajah tampan, ia berambut pirang, dan bermata biru. Senyumnya

memiliki daya tarik bagaikan magnet -terutama bagi gadis-gadis cantik.

Ke mana pun ia pergi, gadis-gadis tiba-tiba bermunculan... dan langsung

menuju ke arahnya.

"Hahaha, lucu sekali," Bob menanggapi komentar Pete dan Jupe. "Tapi

bagaimana pun juga, aku tidak perlu minta izin pada pemimpin kelompok

cheerleaders kalau mau pergi berlibur."

"Siapa yang harus minta izin?" balas Pete dengan nada dibuat-buat.

Sepertinya Pete sudah lupa bahwa Kelly Madigan, pacarnya, sempat

minta penjelasan panjang lebar sebelum mem biarkannya pergi.

Kemudian Bob berpaling pada Jupe. "Dan kalau aku pergi dengan seorang

gadis," ia berkata, "maka aku tidak akan merusak suasana dengan

berceramah mengenai struktur atom."

Jupe segera pasang tampang kencang. "Habis, dia mengatakan bahwa dia

ingin membahas hal-hal yang paling pokok saja!" ia menjawab dengan

ketus.

Mr. Andrews langsung ketawa terbahak-bahak. Jupe tersipu-sipu. Baru

sekarang ia menyadari apa yang dimaksud gadis itu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 4: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Ketiga sahabat itu pun ikut ketawa. Pete dan Bob karena merasa geli,

Jupe karena terpaksa. Meskipun memiliki otak yang cemerlang, Jupe

sampai sekarang belum bisa memahami kaum wanita.

Dengan hati-hati Jupe berdiri. Penampilannya memang bukan seperti

bintang musik rock. Wajahnya bulat. Rambutnya hitam dan lurus, ia

selalu memakai baju-baju yang kedodoran untuk menyembunyikan

perutnya. Jupe yakin bahwa diet yang dijalankannya akan membuahkan

hasil di masa mendatang. Tapi sampai saat itu, ia lebih suka

menggunakan kata 'gempal' untuk menggambarkan dirinya. Bunyi kata

itu lebih enak didengar dibandingkan 'gendut'.

Langit-langit di pesawat Cessna itu tidak begitu tinggi. Jupe terpaksa

membungkuk ketika menuju ke ekor pesawat, yang digunakan sebagai

tempat barang.

"Hei, Jupe! Sedang apa kau?" tanya Pete.

"Aku mencari teropongku," Jupe menjelaskan. "Aku ingin menemukan

seorang gadis di bawah sana, yang sudah tahu apa yang dimaksud dengan

E = mc2 alias teori relativitas Einstein."

Sekali lagi suara tawa memenuhi kabin pesawat itu. Tapi kali ini Jupe-

lah yang tertawa paling keras.

Akhir pekan di musim panas ini dimulai dalam suasana yang

menyenangkan. Matahari bersinar cerah. Langit tampak biru, tanpa awan

sama sekali. Satu, dua, mungkin bahkan tiga hari penuh kebebasan

menunggu mereka-tergantung pada berapa waktu yang diperlukan oleh

Mr. Andrews untuk mengumpulkan bahan bagi artikelnya.

Kini-setelah mengudara, setelah segala tugas dan tanggung jawab

ditinggalkan di Rocky Beach-tak ada yang bisa menahan mereka. Mereka

akan menikmati liburan singkat di salah satu kota wisata pegunungan

terkemuka di California. Diamond Lake memiliki lapangan golf kelas

dunia, kolam renang berukuran internasional, belasan lapangan tennis,

sejumlah sauna (tempat mandi uap), beberapa tempat penyewaan kuda,

serta lebih dari sepuluh lokasi perkemahan. Diamond Lake bahkan sudah

membangun lapangan terbang untuk menyambut para eksekutif serta

orang-orang terkenal yang sering melarikan diri ke sana.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 5: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jupe masih sibuk membongkar tas di ekor pesawat "Dengan bantuan

teropong, aku mungkin bisa menemukan Mr. X yang harus dihubungi oleh

ayahmu, Bob," ujar Jupe setengah bercanda. "Sayangnya aku lupa nama

orang itu."

"Saya memang belum menyebutkan namanya," Mr. Andrews langsung

menjawab.

"Aha!" kata Jupe. "Sumber informasi Anda ternyata seorang pria. Saya

mengatakan Mr. X, dan Anda menjawab tanpa merasa perlu

membenarkan ucapan saya. Ini adalah petunjuk pertama bagi kami."

"Ah, ada-ada saja," Mr. Andrews berkomentar sambil tersenyum. Ini

berarti tebakan Jupe memang tepat

"Ayo dong, Ayah!" Bob mendesak. "Siapa sih nama orang itu? Percayalah,

kami tidak akan mengatakannya pada siapa pun juga."

"Sorry," Mr. Andrews menggeleng, ia berbadan langsing. Tingginya enam

kaki kurang sedikit- masih sedikit lebih tinggi dibandingkan anaknya.

Tapi sebentar lagi ia pasti sudah tersusul oleh Bob. Ia mengenakan

kacamata hitam, topi pet bertulisan Los Angeles Dodgers (nama klub

baseball), serta jaket berwarna biru tua. Di kantong jaketnya ada

setengah lusin pensil.

"Artikel seperti apa yang akan Anda tulis?" tanya Pete. "Barangkali

mengenai seorang atlet terkenal? Seseorang yang sedang menjalani

latihan di Diamond Lake?" Pete memang gemar berolahraga. Anaknya

tinggi dan berbadan kekar. Kekuatan ototnya sudah sering berhasil

menyelamatkan Trio Detektif dari ancaman bahaya. "Hei, saya tahu!

Anda akan menulis artikel tentang seorang petinju! Bulan depan kan ada

kejuaraan tingkat negara bagian!"

"Pokoknya saya takkan memberikan keterangan apa pun pada kalian.

Seorang wartawan harus melindungi sumber informasinya," Mr. Andrews

mengingatkan mereka.

"Oh ya, aku tahu!" Bob mendesah. "Tanpa sumber informasi rahasia," ia

mengulangi kata-kata yang sudah sering didengarnya, "seorang

wartawan kadang-kadang tidak bisa memperoleh berita secara utuh."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 6: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Dan jika seorang reporter mengungkapkan dari mana ia memperoleh

informasinya," Pete mengakhiri kalimat yang sudah akrab di telinga

mereka, "maka semua sumber beritanya akan mengering!"

"Kami paham bahwa Anda harus menjaga rahasia," Jupe berusaha

meyakinkan Mr. Andrews, "tapi Anda tidak perlu takut bahwa kami akan

membocorkannya."

Mr. Andrews nyengir lebar. "Tentu saja! Kalian memang tidak bisa

membocorkan sesuatu yang tidak kalian ketahui."

Ketiga sahabat hanya bisa geleng-geleng kepala. Ayah Bob ternyata

benar-benar sulit ditembus. Pantas saja ia merupakan salah satu

wartawan top di sebuah koran besar di Los Angeles. Biarpun didesak

terus menerus, Mr. Andrews tak akan mengungkapkan berita apa yang

sedang dikejarnya.

Sehari sebelumnya, di rumah mereka, Bob sempat mendengar ayahnya

mengurus izin pemakaian salah satu pesawat perusahaan untuk terbang

ke Diamond Lake, ia tahu bahwa pesawat perusahaan hanya boleh

digunakan oleh para wartawan yang akan meliput berita yang sangat

penting. Namun sampai sekarang Bob belum berhasil mengorek

keterangan dari ayahnya.

"Aku jadi heran kenapa Ayah mengizinkan kami untuk ikut ke Diamond

Lake," Bob menggerutu.

"Ayah terpengaruh oleh keramahanmu," ujar Mr. Andrews. "Kau selalu

bersikap seperti itu untuk mempengaruhi orang lain-terutama gadis-

gadis cantik dalam radius 15 meter." Ia menatap putranya dengan

bangga, lalu menambahkan, "Tapi kau juga berjanji untuk tidak ikut

campur dalam urusan Ayah. Ingat, yang ditugaskan bukan Trio

Detektif!"

Ketiga sahabat saling berpandangan. Sudah beberapa tahun mereka

membuka kantor detektif secara semi-profesional-semi-profesional

karena mereka masih di bawah umur dan belum memiliki surat izin

usaha, sehingga belum bisa pasang tarif. Meskipun demikian mereka

tidak pernah bisa diam kalau menghadapi sebuah misteri. Pada usia

tujuh belas tahun, sudah banyak kasus aneh yang berhasil mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 7: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

pecahkan, dan banyak kejadian misterius yang berhasil mereka jelaskan.

Mereka bahkan berhasil meringkus sejumlah bajingan dan pencuri.

"Jangan khawatir, Mr. Andrews! Kami kan lagi berlibur," ujar Pete.

"R & R," Jupe menambahkan. "Rest and relaxation-istirahat dan

bersantai."

"Salah," Pete segera menanggapinya. 'Rest and recreation-istirahat dan

rekreasi"

Bob membalik dan nyengir. "Ada satu yang masih ketinggalan: Berkencan

dengan gadis-gadis cantik!" ia bergurau.

Pete segera mencekik leher Bob, lalu mengguncang-guncang sahabatnya.

"Hei! Aku rela kehilangan gaji tiga hari bukan untuk disiksa seperti ini,"

Bob berseru sambil ketawa.

Bob memang minta sengaja izin dari Sax Sendler-pemilik perusahaan

pencari bakat Rock-Plus tempat ia bekerja-agar bisa ikut dengan

ayahnya. Pete meninggalkan sebuah sedan kuno yang sedang

diperbaikinya untuk dijual kembali. Tugas itu ia serahkan pada Ty

Cassey, sepupu Jupiter dan montir mobil jempolan. Sedangkan Jupe

baru saja selesai membuat daftar barang yang ada di Jones Salvage

Yard. Tempat penimbunan barang bekas itu merupakan usaha keluarga

yang dijalankan oleh Paman Titus dan Bibi Mathilda-paman dan bibi

Jupe. Jupe sebenarnya sudah pernah mendaftar semua barang yang ada

di sana dengan bantuan komputer. Tapi setiap kali paman atau bibinya

memakai komputer Jupe, pasti ada file yang terhapus.

Dengan uang simpanan hasil bekerja samping-an selama liburan musim

panas, ketiga sahabat itu bisa membayar tempat tidur tambahan di

ruang hotel Mr. Andrews. Mereka juga bisa membeli makanan sendiri

tanpa perlu membebani ayah Bob.

"Hei, anak-anak muda," ujar Mr. Andrews. "Ada sesuatu yang menarik

untuk kalian. Kalian lihat lembah itu?" ia bertanya sambil menunjuk ke

depan.

Bob memandang melalui teropong, lalu menyerahkannya pada Pete.

"Saya akan turun sedikit, supaya kalian bisa melihat lebih jelas," Mr.

Andrews berkata. "Kita toh sudah hampir sampai di Diamond Lake."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 8: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Hidung pesawat menukik. Mesinnya mendengung secara berirama.

Jupe berhenti mencari teropongnya, lalu kembali ke tempat duduk di

belakang Mr. Andrews, ia pun menatap ke arah lembah sempit yang

nampak di kejauhan. Lembah itu memanjang ke arah utara-selatan, dan

dibatasi oleh dinding batu cadas yang terjal. Di ujung selatan ada tebing

yang menghubungkan tepi kiri dan kanan lembah. Sebuah air terjun

nampak berkilau-kilau.

"Wow!" Jupe berseru. "Luar biasa!"

"Apa nama lembah itu?" Bob bertanya.

"Ayah juga tidak tahu," jawab Mr. Andrews. "Tapi pemandangannya

indah sekali, bukan? Nah, coba lihat ke depan sana. Itu Diamond Lake.

Jaraknya masih sekitar 40 mil dari sini."

Bentuk danau itu hampir bulat. Permukaannya nampak biru. Bangunan-

bangunan mini memadati salah satu tepi. Sebuah jalan beton nampak

berkelok-kelok di antara gunung-gunung, lalu mengelilingi danau."

Bob mengangguk. "All right!" ia berseru dengan riang.

"Dan kita tiba tepat pada waktu makan siang," Jupe berkomentar.

"Itulah yang paling penting sekarang," Pete mendukung sahabatnya.

Tiba-tiba saja pesawat mereka bergetar dengan pelan. Getaran itu

hampir tidak terasa.

"Apakah kalian juga...?" Jupe mulai bertanya.

Kemudian waktu seakan-akan berhenti.

Ketiga anggota Trio Detektif saling bertatapan, kemudian menoleh ke

mesin pesawat mereka.

Suara mendengung yang sejak berangkat terus terdengar, kini

mendadak lenyap.

"Mr. Andrews..."

Mata ayah Bob langsung tertuju ke panel instrumen. Sudah dua tahun ia

memiliki izin terbang. Pesawat Cessna ini pun sudah sering

diterbangkannya. Tapi selama ini ia belum pernah mengalami kesulitan.

ia menekan berbagai tombol, lalu mengamati jajum-jarum penunjuk.

Untuk sejenak ia tertegun karena tidak ada perubahan sama sekali.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 9: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jarum-jarum itu sama sekali tidak bergerak. Semua instrumen tiba-tiba

mati. Aetitude-penunjuk ketinggian, kecepatan, bahan bakar...

"Sistem elektrik tidak bekerja!" Bob berseru.

"Bagaimana dengan mesin?" tanya Jupe, meskipun sudah mengetahui

jawabannya.

"Mati!" kata Mr. Andrews. "Tapi jangan khawatir. Yang penting kita

sekarang cepat-cepat mengurangi ketinggian, sebelum kecepatan

pesawat terlalu rendah untuk tetap melayang."

2. Pendaratan Darurat

Tanpa tenaga mesin, pesawat Cessna itu mulai melayang-layang di udara.

Suara angin menderu-deru. Mr. Andrews mencabut mikrofon dari panel

instrumen, lalu menekan tombolnya.

"Mayday! Mayday!" ia berkata sambil berusaha untuk tetap tenang. "Di

sini Cessna November 3638 Papa. Mesin kami mendadak mati. Terpaksa

mendarat darurat. Posisi kami 047 radial dari Bakersfield VOR pada

75DME!"

Mr. Andrews memberikan mikrofon pada Bob, dan kembali memegang

kemudi.

Bob menekan tombol mikrofon, lalu mengulangi ucapan ayahnya. "Di sini

Cessna November 3638..."

Tiba-tiba saja wajah Mr. Andrews menjadi pucat pasi. "Lupakan saja,

Bob," ia memotong. "Sudah terlambat."

"Kenapa?" Bob bertanya kebingungan.

"Sistem elektrik tidak berfungsi," ujar Jupe. "Jadi radionya juga tidak

bekerja."

"Tapi kita kan punya alat pemancar darurat," kata Bob. "Alat itu secara

otomatis mulai bekerja kalau kita jatuh."

"Bob," Jupe berkata dengan serius, "kalau aku boleh pilih, maka aku pilih

untuk tidak jatuh." Jantungnya berdetak kencang. "Mudah-mudahan

saja kita bisa mendarat dengan selamat..."

"Ya, mudah-mudahan saja," Bob dan Pete berkata secara bersamaan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 10: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Sambil membisu mereka mengencangkan sabuk pengaman masing-masing.

"Mr. Andrews, berapa kecepatan yang diperlukan supaya kita tetap

melayang?" tanya Jupe.

"Pesawat Cessna dirancang agar bisa melayang tanpa bantuan mesin,

asal kecepatannya tidak kurang dari 80 mil/jam," ayah Bob menjelaskan

secara singkat.

"Apa artinya?" Pete bertanya dengan cemas.

"Kalau kecepatan kita lebih rendah dari itu, maka pesawat kita tidak

bisa melayang lagi," jawab Jupe. Wajahnya yang bulat nampak berkerut-

kerut "Hidung pesawat harus tetap menukik. Dengan demikian gaya

tarik bumi akan membantu agar kecepatan kita tetap di atas 80 mil per

jam."

"Kalau tidak," Bob berkomentar dengan nada suram, "maka kita akan

jatuh seperti batu."

"Eh Jupe, bagaimana kalau kau duduk di hidung pesawat," Pete mencoba

bergurau.

Mr. Andrews beserta ketiga penumpangnya berusaha ketawa. Namun

suasana di dalam kabin terasa mencekam. Hidung pesawat mengarah

tepat ke puncak-puncak batu cadas di bawah. Dibandingkan dengan

gunung-gunung di sekitar, pesawat mereka tak lebih dari mainan anak-

anak. Jika sampai membentur salah satu puncak gunung, maka pesawat

itu akan hancur berkeping-keping. Begitupula orang-orang yang ada di

dalamnya.

Rasa takut yang luar biasa membuat perut Jupe terasa kejang. Seluruh

tubuhnya bermandikan keringat dingin.

Pete mengepalkan tangan. Otot-ototnya mengencang.

Bob menelan ludah, dan berusaha menarik napas secara teratur.

Aku takkan pernah lagi menggoda Jupe mengenai berat badannya, atau

mengejek Pete karena selalu mengalah pada Kelly, Bob berjanji pada

dirinya sendiri, asal saja kita semua masih bisa melihat matahari terbit

besok pagi...

"Kita menuju ke mana?" ia bertanya dengan suara seakan-akan sedang

dicekik.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 11: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Kembali ke lapangan rumput tadi," jawab ayahnya. Lapangan rumput itu

cukup luas, dan terletak di lembah yang mereka lewati sebelumnya.

"Berapa lama lagi?" tanya Jupe.

"Tiga menit-kurang lebih..."

Jupe, Pete, dan Bob menatap ke luar jendela. Mereka tidak bisa

mengalihkan pandangan ketika pesawat mereka meluncur mendekati

tanah. Pohon-pohon serta batu-batu cadas semakin membesar. Tebing

panjang di sebelah utara lapangan rumput kelihatan semakin putih, dan

semakin tinggi menjulang ke angkasa.

Bob teringat pada ibunya. Sungguh menyedihkan kalau ibunya harus

membaca berita mengenai kecelakaan ini di koran: Seorang wartawan

dan anaknya tewas karena pesawat yang mereka tumpangi jatuh di

daerah pegunungan.

Semakin mendekati tanah, pesawat mereka seakan-akan semakin cepat-

melaju menuju bencana!

"Menunduk!" teriak Mr. Andrews. "Lindungi kepala kalian dengan

tangan!" "Ayah..."

"Kau juga, Bob. Jangan berlagak jadi jagoan."

Bob membungkuk dan menutupi kepalanya dengan kedua belah tangan.

"Paling tidak kita masih punya roda untuk mendarat," ia bergumam untuk

menghibur diri. "Roda pesawat Cessna tidak bisa dilipat seperti roda

pesawat lain."

Tak ada yang menyinggung soal rem. Semuanya tahu bahwa rem pesawat

tidak bisa bekerja tanpa sistem elektrik.

Suara angin di sekitar pesawat semakin keras.

Nah, ini dia! pikir Bob.

Sedetik kemudian pesawat mereka menghantam tanah.

Bob dan yang lain terlempar ke depan, ditahan oleh sabuk pengaman

masing-masing, lalu menabrak sandaran kursi. Rasa sakit yang menusuk-

nusuk membuat mata Bob berkunang-kunang.

Pesawat mereka melompat ke udara, kemudian kembali membentur

tanah dengan keras. Keempat penumpangnya terguncang-guncang tak

berdaya. Kemudian pesawat Cessna itu terpental lagi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 12: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Pegangan!" Mr. Andrews berteriak.

Untuk ketiga kali mereka menghantam tanah. Pesawat mereka bergetar

dengan hebat, tetapi tidak terpental melainkan meluncur seperti rudal

yang kehilangan arah.

Sambil berpegangan pada tepi kursi, Bob berusaha untuk tetap

menundukkan kepala. Seluruh tubuhnya terasa seperti bubur. Mereka

masih hidup, tapi untuk berapa lama lagi?

Tiba-tiba terdengar bunyi logam sobek yang memekakkan telinga.

Bob, ayahnya, Pete, dan Jupe terlempar ke depan. Kepala mereka

membentur dinding pesawat. Kertas-kertas dan buku-buku

berhamburan. Sebagian barang bawaan mereka melayang ke depan.

Sesuatu mengenai lengan Bob, tapi ia tidak merasakan apa-apa. Anak itu

nyaris tidak bisa menarik napas, ketika pesawat mereka berputar-putar

dengan kencang.

"Kemudian semuanya menjadi hening. Tak ada suara sama sekali.

Pesawat mereka telah berhenti.

Perlahan-lahan Bob mengangkat kepala.

"Ayah!"

Mr. Andrews bersandar pada panel instrumen.

Bob mengguncangkan bahu ayahnya. "Ayah! Ayah!!!" Ayahnya tidak

bergerak.

"Kita harus mengeluarkannya dari sini!" Pete memutuskan sambil

memanjat ke depan.

Cepat-cepat Bob melepaskan head-phone yang dipakai oleh ayahnya.

Pete membuka sabuk pengaman yang melingkar pada pinggang pilot yang

pingsan itu. Bercak darah terlihat pada kening Mr. Andrews.

Bob melompat keluar dari pintu, disusul oleh Pete. Mereka berlari

mengelilingi pesawat. Bob tidak mengalami cedera. Pete dan Jupe pun

kelihatan baik-baik saja, namun ayahnya terluka! Bob langsung membuka

pintu di sisi pilot. Ayah masih bernapas! ia berkata pada diri sendiri.

Pete muncul di samping Bob. Dengan tangannya yang kuat ia mengangkat

Mr. Andrews. Pete tidak punya waktu untuk memperhatikan diri sendiri.

Ia tahu bahwa Mr. Andrews membutuhkan pertolongannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 13: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Mana Jupiter?" Pete berseru pada Bob, ketika ia bergegas ke arah

sebongkah batu besar. Bob berlari di samping Pete. Matanya terus

tertuju pada ayahnya.

"Aku di sini!" Jupiter berkata dengan suara lemah. Ia masih di dalam

pesawat. Kepalanya terasa pening dan berdenyut-denyut. Perlahan-lahan

ia menggerakkan tangan dan kakinya. Sepertinya semuanya masih

berfungsi secara normal...

"Keluar, Bodoh!" Pete membentaknya sambil berjalan ke balik batu

besar tadi. Kemudian ia meletakkan Mr. Andrews ke atas rumput.

Bob berlutut di samping ayahnya, lalu memeriksa denyut nadi di leher.

"Ayah! Ayah bisa mendengarku? Ayah!!!" Pete kembali ke pesawat.

"Aku pun sedang berusaha keluar dari sini!" Jupe bergumam. Dengan

kesal ia memelototi sahabatnya.

"Tangki bensinnya!" Pete berseru, lalu menarik lengan Jupe.

Jupe langsung terbelalak "Tangki bensin!" ia mengulangi dengan panik.

Mesin pesawat pasti panas sekali, dan jika tangki bensin bocor... maka...

pesawat mungkin akan meledak!

Jupe menjatuhkan diri dari lubang pintu, kemudian segera berdiri, ia

tidak punya waktu untuk menguji keutuhan tubuhnya. Hanya ada dua

pilihan: Lari atau mati! Sambil tergopoh-gopoh ia mengikuti Pete.

Mereka menuju ke batu besar yang melindungi Mr. Andrews dan Bob.

Jupe roboh di samping Mr. Andrews. Napasnya tersengal-sengal.

Wajahnya yang bulat basah karena keringat. Pete segera duduk di

sebelah Jupe.

Mereka menunggu ledakan yang akan segera mengguncangkan daerah

sekeliling.

Bob telah melepaskan dan menggulung jaket jeans yang ia kenakan,

kemudian memakai gulungan itu sebagai bantal untuk ayahnya. "Denyut

nadinya stabil," ia berkata sambil menatap kedua sahabatnya.

Jupe mengangguk. "Mudah-mudahan saja ayahmu segera siuman."

"Ayahmu tahan bantingan," Pete menghibur Bob. ia pun membuka jaket,

menyelimuti Mr. Andrews, lalu berdiri. Ia meregangkan otot-ototnya,

lalu segera kembali berjongkok untuk menunggu sampai pesawat

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 14: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

meledak... atau sampai mesin menjadi dingin. Punggungnya terasa pegal

karena berulang kali terbentur pada sandaran kursi. Dadanya agak lecet

karena tergesek oleh sabuk pengaman. Tapi Pete berkata pada dirinya

sendiri bahwa ia sudah sering lebih pegal dari sekarang seusai berlatih

di fitness-centre.

Mr. Andrews mengerang.

"Ayah?" Bob langsung berkata. "Ayah, bangun!"

"Anda bisa mendengar kami, Mr. Andrews?" tanya Jupe.

Mr. Andrews membuka mata dan menatap Bob.

Bob tersenyum lega. "Pendaratan yang mulus, Ayah!"

"Ya, Anda pantas diberi angka 10 untuk pendaratan tadi," Jupe

berkomentar.

"Jadi kapan Anda akan mulai mengajar kami?" tanya Pete.

Mr. Andrews tersenyum sambil menahan sakit. "Kalian baik-baik saja?"

"Pokoknya keadaan kami lebih baik dibandingkan pesawat kita," Jupe

menjawab.

"Ya, Tuhan, pesawat kita!" Mr. Andrews berseru. "Apakah sayapnya

copot?"

"Sayapnya?"

Jupe, Pete, dan Bob berdiri dan mengintip lewat bagian samping batu

besar yang melindungi mereka. Sebuah alur panjang merupakan jejak

pesawat pada lapangan rumput yang penuh bunga mekar. Beberapa pohon

kecil nampak seperti dipancung oleh kedua sayap Salah satu daun

baling-baling terlepas, dan sempat melayang sejauh beberapa puluh

meter. Dua dari ketiga roda pesawat patah. Sayap sebelah kiri patah,

karena tersangkut pada batu-batu besar yang akhirnya menghentikan

laju pesawat. Tanpa sayap, pesawat itu tidak mungkin lepas landas lagi.

"Wow!" ujar Bob.

"Ini baru pendaratan!" Pete berkomentar dengan kagum bercampur

ngeri.

"Dan aku hanya mengalami luka memar saja," kata Jupe sambil

terheran-heran.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 15: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Mana topi pet saya?" Mr. Andrews bertanya. Tanpa mempedulikan

ketiga pemuda di sekelilingnya, ia meraih tepi batu, lalu berusaha

bangkit.

"Ayah!"

"Mr. Andrews!"

Mr. Andrews bersandar pada batu itu, dan memegangi kepala. Ia

tersenyum getir. "Tidak apa-apa. Saya cuma agak pusing."

"Sebaiknya Ayah duduk saja!" Bob berkeras.

"Nanti dulu, Bung!" balas ayahnya. "Saya harus memeriksa keadaan

pesawat."

"Tapi mesinnya..." kata Pete.

"...mungkin meledak?" tanya Mr. Andrews. "Kalau sampai sekarang belum

meledak, maka kemungkinan besar memang tidak akan ada apa-apa."

Dengan hati-hati ia menuju ke pesawat. "Hmm, lumayan juga," ia

bergumam.

Bob memegang lengan kiri ayahnya. Pete menggenggam lengan yang satu

lagi.

"Apakah sudah pernah ada yang mengatakan bahwa Ayah keras kepala?"

Bob bertanya pada ayahnya.

"Ya, atasan saya di kantor," Mr. Andrews menjawab sambil ketawa.

"Setiap hari dia mengatakannya." Namun ia tidak menolak bantuan Bob

dan Pete.

Jupe berjalan di samping mereka. Ketika mencapai bangkai pesawat, Bob

meraih ke dalam dan mengambil kacamata hitam serta topi pet ayahnya.

Mr. Andrews segera memasukkan kacamatanya ke dalam kantong baju.

Kemudian ia mencoba mengenakan topinya. Ternyata topinya masih bisa

dipakai.

Kini mereka mengamati lapangan rumput, serta hutan lebat yang

mengelilinginya. Pada tiga sisi, puncak-puncak gunung nampak

bermandikan cahaya matahari. Di belakang mereka ada tebing setinggi

200 kaki, yang melebar sampai ke hutan. Tebing itu menghalangi

pegunungan di sebelah utara.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 16: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Tak ada tanda-tanda kehidupan. Diamond Lake masih berjarak 30

sampai 40 mil dari sini-di balik tebing yang hampir tegak lurus.

Bob mulai mempelajari medan. Dalam keadaan normal, ia pasti akan

menikmati pemandangan di sekelilingnya. Puncak-puncak gunung

menjulang tinggi di atas lembah-lembah. Tapi kini satu-satunya pikiran

yang terlintas di kepalanya adalah bahwa mereka sendirian di sini.

Mereka terdampar di daerah tak berpenghuni, tanpa air minum,

makanan, radio, maupun perlengkapan camping.

"Hmm," Mr. Andrews berkata dengan lesu, seakan-akan bisa membaca

pikiran Bob. "Kelihatannya kita harus bertahan sampai ada bantuan."

3. Survival di Alam Terbuka

"Seberapa dingin sih di sini kalau malam?" Bob bertanya pada ayahnya.

Mereka berdua duduk sambil berjemur, sementara Pete dan Jupe

mencari kotak obat serta tempat untuk menampung air minum dalam

bangkai pesawat.

"Ah, biasa saja," jawab Mr. Andrews. "Sepanjang bulan Agustus suhu

udara jarang turun sampai ke bawah titik beku. Saya rasa kita akan

mengalami suhu sekitar delapan sampai sepuluh derajat nanti malam!"

"Delapan derajat!" Bob berseru. "Kita bisa mati kedinginan!"

"Nah, ini kesempatan emas bagi kalian untuk menunjukkan bahwa

pemuda-pemuda California zaman sekarang tidak kalah tangguh dengan

para perintis yang membuka daerah ini," Mr. Andrews berkata sambil

tersenyum.

"Sebenarnya, California terkenal karena sinar mataharinya, bukan

karena hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang sumsum," ujar Pete

sambil melompat ke luar pesawat. Di tangan kanannya ada sebuah kotak

logam berbentuk pipih.

"Ya, betul!" Bob mendukung sahabatnya. "Secara genetik kami sudah

diprogram untuk cuaca cerah!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 17: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Perut Pete berbunyi keras. "Kami juga dipro- gram untuk makan tepat

pada waktunya. Saya tadi sudah membayangkan nikmatnya makan siang

di Diamond Lake," Pete menyesalkan. "Makan siang sampai kenyang."

Bob dan Mr. Andrews mengangguk. Mereka pun merasa lapar.

"Tapi paling tidak keadaan ini bisa membantu Jupe dalam menjalankan

dietnya," ujar Bob.

Mr. Andrews kelihatan penuh harapan. "Hmm, dengan sedikit

keberuntungan kita akan segera keluar dari sini. Pasti ada yang

mendengar sinyal yang dikirim oleh alat pemancar otomatik kita. Alat

itu bekerja pada frekwensi 121,5 megahertz."

"Anda yakin bahwa alat itu hidup?" tanya Pete. Tiba-tiba saja ia merasa

gelisah sekali.

"Alat pemancar itu dijalankan dengan batere," Mr. Andrews meyakinkan

Pete. "Benturan kecil sudah cukup untuk menyalakannya. Saya pernah

dengar cerita bahwa alat sejenis ini mulai bekerja setelah terjatuh ke

lantai."

Mr. Andrews menunjuk asap putih yang nampak tinggi di langit yang

biru. "Pesawat jet itu mungkin terlalu tinggi untuk melihat kita. tapi

sinyal SOS yang dipancarkan dari sini pasti terekam."

Bob memandang ke arah pesawat itu, lalu tersenyum pada ayahnya.

Mereka memang dalam keadaan terjepit, namun ketenangan yang

diperlihatkan ayahnya membuat Bob merasa agak lebih lega. ia yakin

bahwa mereka akan diselamatkan.

"Apa saja yang kauperoleh, Pete?" Bob lalu bertanya pada sahabatnya.

"Aku menemukan kotak obat."

"Sip!" Bob berseru.

Mereka segera membuka kotak logam itu. Di dalamnya ada aspirin,

sabun, perban, semprotan anti-nyamuk, obat merah, pil iodine untuk

memurnikan air, satu kotak korek api, serta enam selimut ringan yang

terbuat dari bahan mengkilap. Setiap selimut bisa dilipat sampai

mencapai ukuran 7,5 x 12,5 cm.

"Korek api!" Bob berkata dengan gembira.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 18: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Pil iodine," ujar Mr. Andrews. "Sekarang kita bisa minum air sungai

tanpa perlu takut terserang sakit perut."

"Ini sih mirip pakaian astronot," Pete berko mentar ketika memeriksa

salah satu selimut, ia memakai selimut itu sebagai jubah, lalu bertingkah

seperti orang kesurupan.

"Hei, bagaimana pendapat kalian?" ia berseru pada kedua sahabatnya.

"Apakah aku pantas sebagai bintang rock?"

Bob hanya menggelengkan kepala. Kemudian ia menggunakan isi kotak

obat untuk membersihkan dan membalut luka pada kening ayahnya. Luka

itu tidak terlalu dalam, tetapi membengkak besar sekali.

Bob mengamati benjolan itu dengan saksama. "Sebaiknya Ayah jangan

terlalu banyak memeras tenaga. Luka di kepala tidak boleh dianggap

enteng. Kalau Ayah merasa pusing, Ayah harus langsung duduk dan..."

"Ternyata tidak sia-sia saya menyuruhmu mengikuti kursus P3K dulu,"

Mr. Andrews berkomentar sambil ketawa.

Setelah melipat selimut tadi, Pete menyusuri tepi lapangan rumput

untuk mencari dan mengumpulkan kayu kering. Ia menumpukkan

semuanya di dekat batu besar. Jika mereka perlu membuat api unggun,

maka mereka akan menyalakannya jauh dari pesawat-dan jauh dari

tangki bensin.

Sementara itu Jupe masih mencari tempat untuk menampung air.

"Ya, Tuhan!" ia tiba-tiba berseru. "Mr. Andrews! Ada yang tidak beres

di sini!"

Bob dan Pete segera berlari ke pesawat. Mr. Andrews menyusul dengan

langkah gontai.

"Alat pemancar otomatis tidak bekerja," ujar Jupe dengan lesu.

"Coba saya periksa dulu," kata Mr. Andrews.

Jupe telah membuka kotak pemancar. "Lampu merah di bagian luar ini

seharusnya berkedap-kedip. Itulah yang menunjukkan bahwa alat itu

sedang bekerja. Sambungan kabel kelihatannya beres semua. Berarti

baterenya yang tidak berfungsi dengan semestinya."

"Baterenya?" tanya Bob sambil membelalakkan mata.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 19: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Jadi alat ini sama sekali belum memancarkan isyarat SOS?" Pete

berseru. Wajahnya nampak pucat pasi.

"Sepertinya begitu," jawab Jupe.

"Aduh!" kata Pete. ia mengepalkan kedua tangannya. Jantungnya

berdebar-debar. Ini benar-benar suatu bencana.

"Mula-mula sistem elektrik mati mendadak," ujar Bob sambil

menggeleng. "Dan sekarang ini lagi!" Kepalanya terasa agak pening.

"Kita kena kutukan para dewa!" Pete berkomentar.

"Sistem listrik kadang-kadang memang bisa mati mendadak," kata Mr.

Andrews. "Kemungkinan besar karena sambungan kabel yang tidak

sempurna. Kasus seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Sedangkan

batere tidak selalu diperiksa secara berkala. Artinya, batere yang

sudah mati tidak segera diganti."

"Dan itu berarti bahwa kita terdampar di sini," ujar Pete lesu.

Tak ada yang bisa mereka perbuat. Mereka keluar dari pesawat. Angin

sore menerpa pohon-pohon cemara yang berada di sekeliling lapangan

rumput.

"Terdampar di tengah alam yang indah," kata Bob sambil menggeleng.

"Apanya yang indah?" Jupe segera memprotes. "Ular berbisa, tanah

longsor, batu cadas tajam, kebakaran hutan, petir, binatang pemangsa

yang kelaparan, buah-buah yang beracun-itu baru sebagian dari

ancaman-ancaman yang harus kita hadapi." Jupe memang orang kota

sejati. Sejak kecil ia tidak pernah suka berkeliaran di alam bebas.

"Tunggu dulu!" Bob berkata dengan nada penuh harap. "Bagaimana

dengan orang yang harus Ayah hubungi di Diamond Lake? Dia pasti

curiga kalau kita tidak muncul-muncul."

"Dia tidak tahu bahwa kalian ikut," balas Mr. Andrews. "Saya tidak

sempat memberitahunya. Hmm, memang ada kemungkinan bahwa dia

akan menelepon ke kantor kalau saya tidak muncul-muncul. Tapi kalau

tidak, maka kita harus menunggu selama tiga hari sebelum orang-orang

di ia mulai merasa curiga."

"Bagus," Pete bergumam.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 20: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Oke, Pete, kau sudah pernah berkemah sebelum ini, bukan?" ujar Mr.

Andrews. "Kau pasti tahu apa yang harus kita lakukan sekarang."

"Pertama-tama kita harus membuat daftar barang-barang kita," Pete

menjelaskan. "Saya hanya membawa pakaian yang saya kenakan

sekarang." Seperti biasa ia memakai celana jeans dan sepatu tennis. T-

shirtnya berwarna hitam. Pada dadanya ada tulisan Pink Floyd (grup

musik rock) dengan huruf-huruf berwarna emas. "Selain itu saya masih

punya jaket, pisau lipat, dan beberapa potong pakaian dalam koper.

Bagaimana dengan kalian?"

"Bawaanku tidak jauh berbeda," kata Bob. Celana jeansnya bermerk

Calvin Klein. "Tapi aku tidak bawa pisau."

"Saya juga tidak," kata Mr. Andrews, ia mengenakan celana jeans,

kemeja, jaket, serta topi pet kebanggaannya.

"Coba kalau aku tahu bahwa kita akan memerlukan peralatan camping,

Jupe mendesah. "Tapi kalau dipikir-pikir, tiga hari rasanya tidak terlalu

lama-meskipun kita harus tidur di langit terbuka, tanpa banyak

makanan..."

"Sebentar, Jupe!" Bob cepat-cepat memotong. "Kenapa kau mengatakan

tanpa banyak makanan? Kau pasti merahasiakan sesuatu. Kalau tidak,

kau pasti akan berkata tanpa makanan sama sekalil Kau bawa

perbekalan, ya!?"

Jupe tersipu-sipu. "Aku tidak mau membangkitkan harapan palsu..."

"Makanan!" Pete berseru. "Sini, berikan padaku!

"Kau tidak perlu kalap seperti itu!" Jupe naik darah. "Kau bisa bertanya

secara sopan dan..."

"Sekarang aku bertanya!" kata Pete.

"Saya pun tidak keberatan kalau bisa mengisi perut," Mr. Andrews

mengakui.

Jupiter mengangkat bahu. "Oke, tapi makanan yang saya bawa mungkin

tidak seperti yang kalian bayangkan." Ia menghilang ke dalam pesawat.

"Hei, Jupe!" Pete berseru. "Cepatan, dong! Kau bawa oven microwave,

ya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 21: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jupiter kembali sambil membawa ranselnya. Ransel itu berwarna merah

menyala dengan strip-strip putih. Pada bagian sampingnya ada tulisan

came from pizza heaven, ia mengeluarkan kantong plastik berisi

popcorn, dan beberapa batang coklat.

"Sini, sini, sini! Mana bagianku?" seru Pete dengan semangat berapi-api.

"Diet macam apa ini, Jupe?" Bob bertanya keheranan. "Dan kenapa kau

sendiri tidak kelaparan?"

"Aku lagi diet popcorn," jawab Jupe sambil menegakkan tubuh. "Setiap

dua jam aku harus makan secangkir popcorn. Aku baru saja

menghabiskan jatahku sesuai jadwal." ia meraih ke dalam kantong

bajunya yang berukuran raksasa, mengeluarkan tiga kantong plastik

berisi popcorn, lalu menyerahkan ketiga-tiganya pada Pete, Bob, dan Mr.

Andrews.

"Bagaimana dengan batang-batang coklat itu?" tanya Pete sambil

melahap jatah popcornnya.

"Silakan ambil," Jupe berkata dengan nada datar.

"Batang coklat? Astaga, diet macam ini?" Bob semakin heran. Tapi ia

pun makan dengan lahap.

"Diet popcorn dan coklat masih mendingan dibanding diet-diet lain yang

pernah dicoba oleh Jupe," Pete berkomentar. "Kau masih ingat waktu

Jupe hanya makan jeruk dan buah prem?"

"Atau waktu dia menjalankan diet kentang goreng?" Bob membalas.

"Bagaimana dengan cairan dalam kaleng yang baunya seperti bensin?"

Pete menambahkan.

ia dan Bob ketawa terbahak-bahak.

"Aku mengakui bahwa cairan karbohidrat itu tidak terlalu bermanfaat,"

ujar Jupe dengan serius, kemudian tersenyum. "Tapi diet yang

kujalankan sekarang merupakan manifestasi kemajuan dunia sains

dewasa ini."

"Apa katanya?" Pete bertanya pada Bob.

"Maksud Jupe, para pakar ilmu nutrisi akhirnya berhasil menciptakan

diet yang efisien dan efektif."

Dengan pandangan putus asa Pete menatap Mr. Andrews.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 22: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Mr. Andrews nyengir lebar. "Jupe yakin bahwa diet ini akan

membantunya untuk menurunkan berat badannya."

Pete langsung geleng-geleng kepala. "Ya, ampun, Jupe! Kenapa kau tidak

berlatih olahraga saja, sih? Kau kan pernah ikut judo." ia melebarkan

tangan dan menggerakkan tubuhnya yang atletis. "Dengan berlatih

secara teratur, berat badanmu pasti akan berkurang. Kecuali itu kau

akan merasa lebih sehat."

Jupe bersandar pada bangkai pesawat, ia nampak pucat. "Setiap kali aku

merasakan dorongan untuk berolahraga," katanya sambil memejamkan

mata, "aku cepat-cepat membaringkan diri dan menunggu sampai

dorongan itu hilang dengan sendirinya."

Semuanya ketawa. Jupe membuka mata dan tersenyum lebar, ia telah

melatih otaknya sampai cemerlang. Dan itu sudah cukup baginya.

"Terima kasih atas makananmu, Jupe," ujar Mr. Andrews. "Sebaiknya

kau menjatahkan sisanya untuk tiga hari. Tapi ingat, kita mungkin harus

bertahan lebih lama lagi di sini."

"Bagaimana kalau kita cari pertolongan saja?" Pete mengusulkan.

"Barangkali saja ada pondok petugas kehutanan di sekitar sini. Atau

tempat berkemah, atau sebuah jalan. Bagaimana pun juga kita harus

mencari air minum. Ketika mengumpulkan kayu bakar tadi, aku sempat

mendengar suara air mengalir di sebelah sana." ia menunjuk ke arah

barat daya. "Tempat perke-mahan biasanya ada di dekat aliran sungai."

"Kau bisa memakai ini untuk mengangkut air," kata Jupe. Tangannya

meraih ke dalam pesawat, lalu mengambil sebuah botol berukuran dua

liter yang pernah berisi sari jeruk.

"Oke," ujar Pete, kemudian menyerahkan botol itu pada Bob. "Tolong

bersihkan dengan sabun, isi dengan air bersih, lalu masukkan pil iodine

ke dalamnya."

Bob meraih botol itu. "No problem* Tapi apa yang akan kaulakukan

sekarang?"

"Aku lihat jalan setapak di hutan sebelah selatan dari sini. Mungkin

hanya lintasan binatang liar, tapi siapa tahu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 23: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Ide yang bagus, Pete," kata Mr. Andrews. "Saya akan mencoba

memanjat tebing." ia mengangguk ke arah dinding granit yang

membatasi tepi utara lapangan rumput. Di bagian itu tebingnya tidak

terlalu terjal. "Darj atas sana saya bisa melihat sampai jauh. Mudah-

mudahan saja saya menemukan menara petugas kehutanan di sekitar

sini."

"Ayah sanggup?" tanya Bob dengan nada khawatir. "No problem!"

Kini Mr. Andrews, Pete, dan Bob menatap Jupiter.

"Ehmmm..."Jupe bergumam. "Mungkin ada baiknya kalau saya tetap di

sini. Siapa tahu tim penyelamat tiba-tiba muncul?"

"Kita perlu lebih banyak kayu bakar," kata Pete. "Kayu yang masih

basah, supaya kita bisa membuat api sinyal yang banyak mengeluarkan

asap. Dan tolong ambilkan beberapa T-shirt dari koper-koper kita. Kau

harus memanjat tiga atau empat pohon, lalu mengikatkan baju-baju itu

seperti bendera."

Begitu mendengar penjelasan Pete, Jupe langsung kelihatan letih. Bob

tiba-tiba membayangkan sahabatnya yang gendut itu bertengger di

puncak pohon. Langsung saja ia ketawa berderai-derai.

"Dan kalau itu semua sudah selesai kaukerja-kan," Pete melanjutkan

dengan riang, "kau harus menyusun batu-batu sehingga membentuk

tulisan SOS di tengah lapangan. Mungkin saja ada sebuah pesawat yang

terbang cukup rendah untuk membaca tulisan itu."

Jupiter mendesah panjang. "Bagaimana kalau aku membangun pondok

peristirahatan sekaligus?" ia menawarkan. Yang lainnya ketawa.

"Oke, oke," Jupe mengalah. "Aku akan mengumpulkan beberapa potong

kayu basah."

"Jangan cuma beberapa," kata Pete. "Setumpuk!" Kemudian ia dan Bob

berangkat.

"Jangan lupa mengingat-ingat jalan yang kalian lewati!" Mr. Andrews

berseru. "Di hutan seperti ini orang mudah sekali tersesat"

Bob dan Pete berpencar di tepi lapangan rumput Bob menuju ke barat

daya, ke arah suara aliran air yang terdengar secara sayup-sayup. Pete

menyusuri jalan setapak dan menghilang ke arah tenggara.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 24: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Karena teringat pada pesan ayahnya, Bob memperhatikan jalan yang ia

lalui dengan saksama, ia melewati sebuah pohon berbentuk unik-tiga

batang pohon telah tumbuh menjadi satu. Beberapa waktu kemudian Bob

melewati sebuah batu besar, yang menampilkan cekungan-cekungan

mirip mangkok sup. Kelihatannya orang-orang Indian yang dulu pernah

tinggal di sini, memanfaatkan cekungan-cekungan itu sebagai tempat

menggiling gandum. Bob berusaha mengingat semua keanehan yang

dilihatnya sesuai urutan, dan akhirnya tiba di sebuah jalan setapak, ia

menyusuri jalan setapak itu ke arah suara aliran air. Semakin lama,

suara itu semakin keras.

Tidak lama kemudian Bob telah menemukan sumbernya: sebuah sungai

dangkal selebar ku-rang-lebih 6 meter. Sungai itu mengalir di antara

batu-batu, dan ranting-ranting pohon yang menjuntai. Di kedua tepinya

terhampar batu-batu kerikil yang halus terkena erosi. Airnya jernih

sekali, dan kelihatannya bisa diminum.

Bob mencuci botol yang dibawanya dengan sabun dari kotak obat di

pesawat. Setelah dibilas sampai bersih, ia mengisi botol itu dengan air,

lalu memasukkan pil iodine.

Tugas berikutnya adalah mencari pertolongan. Tapi ke mana ia harus

mencari?

Bob teringat pada lembah yang sempat dilihatnya dari pesawat, ia tahu

bahwa lembah itu terletak di sebelah barat lapangan rumput, dan bahwa

ada sungai di tengah-tengahnya. Mungkin saja sungai itu sama dengan

sungai tempat ia berdiri sekarang. Jika perhitungannya tepat, maka

lembah itu terletak di sebelah utara. Lembah seindah itu pasti

dilengkapi dengan tempat berkemah yang terbuka untuk umum.

ia menyusuri sungai ke arah yang berlawanan dengan aliran air. Hampir

sepanjang waktu ia bisa berjalan di tepi sungai. Tapi kadang-kadang ia

harus membelok untuk menghindari batu-batu besar, semak-semak

berduri, atau genangan lumpur. Suara aliran air semakin keras.

Akhirnya ia mengelilingi sekumpulan pohon besar, lalu melangkah ke

suatu lapangan terbuka. Di salah satu sisi lapangan ia melihat sebuah air

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 25: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

terjun yang cukup tinggi. Pemandangannya benar-benar menakjubkan.

Air terjun itu menderu-deru seperti dengung sejuta tawon besar.

Bob menghirup udara yang penuh dengan percikan-percikan air. ia

menatap ke arah air terjun, lalu memperhatikan tebing pada kedua

sisinya. Aliran air telah mengikis tepi atas tebing selama ribuan tahun,

sehingga menghasilkan celah yang dalam.

Kalau inilah air terjun yang sempat dilihat Bob dari pesawat, maka

lembahnya ada di balik tebing. Dan untuk mencapainya Bob harus

memanjat dinding, granit di hadapannya. Masalahnya, dari mana ia harus

mulai?

Bob mempelajari dinding batu yang tegak lurus itu, dan menemukan

sebuah tempat untuk menginjakkan kaki. ia meletakkan botol airnya,

melewati hamparan batu-batu, kemudian mulai memanjat. Ia naik pelan-

pelan. Setiap tonjolan dan akar pohon digunakannya sebagai pegangan.

Tiba-tiba saja beberapa batu kerikil mengenai kepala Bob. Ia

mendengar suara gemuruh, dan langsung mendongak. Dengan mata

terbelalak Bob melihat sebuah batu besar sedang meluncur ke arahnya!

4. Kesulitan Baru

Kecepatan batu-batu longsor di atas Bob semakin tinggi. Tapi Bob tidak

bisa mundur. Rasa takut seakan-akan mencekik lehernya. Ini bukan

waktu untuk berpikir, ini waktu untuk bertindak!

Sambil merapatkan badan pada permukaan tebing, ia langsung berusaha

menghindar. Keringat dingin membanjiri keningnya. Debu halus yang

menempel pada bebatuan membuat hidungnya terasa gatal.

Dengan panik Bob bergerak ke kiri.

Suara gemuruh tadi semakin memekakkan telinga.

Batu-batu yang longsor meluncur di samping Bob. Kerikil-kerikil tajam

menusuk-nusuk kulitnya seperti ribuan jarum.

Longsoran batu itu menghantam hamparan batu di kaki tebing. Baru

sekarang Bob menyadari bahwa tumpukan batu dan kerikil itu terbentuk

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 26: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

oleh puluhan tanah longsor seperti ini. Batu-batuan pada tebing ini tidak

stabil. Tebing ini tidak aman untuk dipanjat!

Bob memejamkan mata. Rasa ngeri akibat kecelakaan yang nyaris

menimpanya membuat jantung anak itu berdetak dengan kencang.

Tetapi ia tidak bisa berdiri di sini untuk selamanya.

ia membuka mata dan memandang ke sekeliling. Apa yang harus

dilakukannya sekarang? Naik? Atau turun lagi?

Kemudian ia melihat pemandangan yang aneh. Tempat pegangan tangan-

atau tempat untuk menginjakkan kaki. Bukan, kedua-duanya! Dan

sepertinya buatan manusia! Tak ada kekuatan alam yang bisa membuat

jalur pegangan tangan dan pijakan kaki dengan begitu sempurna.

Dengan tubuh masih agak gemetar, Bob pindah dari celah sempit tempat

ia bergelantungan ke jalur pegangan tangan dan pijakan kaki yang lebih

aman. Baru sekarang ia melihat bahwa jumlahnya cukup banyak.

Pegangan tangan serta pijakan kaki itu membentuk jalur memanjat yang

rapi namun berbahaya. Jalur yang menuju ke bagian kiri tebing itu

mungkin dibuat oleh orang-orang Indian, lebih dari seratus tahun lalu.

Bob melirik jam tangannya. Hari sudah menjelang sore. Yang lain pasti

sudah menunggunya.

Ia terus merayap naik. Beberapa saat ia mencapai celah di atas air

terjun, ia terus bergerak berlawanan dengan arah aliran air.

Dan kini ia berhadapan dengan lembah indah yang sempat dilihatnya dari

udara. Lembah itu tertutup hutan, dan memanjang jauh ke arah

cakrawala. Tebing-tebing yang membatasinya terbuat dari granit.

Sungai di bagian tengah mengalir pelan dan penuh damai, berbeda sekali

dengan arus deras yang jatuh melewati tepi tebing. Namun harapan Bob

tidak terkabul, ia tidak menemukan tempat perkemahan seperti yang

diharapkannya.

Angin yang bertiup dari sebelah utara membawa bau belerang yang

tajam. Ini berarti bahwa mungkin ada sumber air panas di sini. Kedua

mata Bob terasa perih sekali. Ia memalingkan kepala, kemudian menoleh

lagi untuk terakhir kalinya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 27: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Rasanya sudah lama sekali sejak ia, Jupe, Pete, dan ayahnya melihat

lembah ini dari pesawat. Begitu banyak yang terjadi sejak itu. Mereka

beruntung bahwa mereka masih hidup sekarang. Kalau bukan karena

keahlian ayahnya sebagai pilot ketika sistem elektrik tiba-tiba mati...

Bob membuang pikiran itu jauh-jauh, lalu berbalik untuk kembali

menyusuri jalur memanjat, ia lewat di tempat ia nyaris menjadi korban

tanah longsor, kemudian menyeberang sebuah tonjolan sempit yang

ditumbuhi semak-semak. Setelah beberapa belas meter, jalur memanjat

mulai menurun lagi.

Entah kenapa orang-orang Indian tidak ingin orang lain mengetahui jalur

yang mereka buat untuk mencapai lembah tadi. Ketika jalur itu sudah

cukup dekat ke kaki tebing, sehingga kelihatan dari bawah, letaknya

malahan berjauhan dari ruang terbuka di sekitar air terjun.

Bob segera melompat ke tanah, lalu melirik jam tangannya. Sekarang ia

benar-benar terlambat!

Ia bergegas ke tempat ia meninggalkan botol air, menyambarnya tanpa

berhenti, lalu berlari menyusuri lintasan binatang liar yang membelah

hutan. Kemudian ia meninggalkan jalan setapak itu, dan menyusuri

patokan-patokan yang sempat ia hafalkan tadi-tapi kini dalam urutan

terbalik.

Ketika Bob sampai di lapangan rumput, matahari sudah hampir

terbenam. Bob merasa letih, tapi gembira. Tunggu saja sampai yang lain

mendengar apa yang baru saja dialaminya!

***

Setelah berpisah dari Bob, Pete mulai menyusuri jalan setapak yang ia

temukan pada waktu mengumpulkan kayu bakar. Jalan itu menuju ke

hutan lebat di sebelah tenggara-sesuai dengan perkiraan Pete.

Sinar matahari menyusup di antara daun-daun, dan menghasilkan pola

gelap-terang di tanah. Di atas kepala Pete dahan-dahan besar nampak

saling bersilangan, dan kadang-kadang menghalangi pandangan ke langit

Udara berbau tanah dan daun cemara.

Pete terus menyusuri jalan setapak itu selama setengah jam. Sepanjang

waktu ia berusaha menemukan jejak manusia, ia melihat jejak rusa dan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 28: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

kucing hutan, juga tumpukan kotoran kijang dan beruang. Namun dengan

kecewa ia menyadari bahwa tak ada bekas sepatu lars atau sepatu tenis.

Dalam hati Pete masih berharap untuk mencium bau asap dari sebuah

api unggun, mendengar suara mesin mobil, atau melihat tiang telepon.

Tapi harapannya tidak menjadi kenyataan.

Tiba-tiba Pete merasa bahwa sesuatu sedang mendekatinya dari

belakang-sejajar jalan setapak dan dengan kecepatan tinggi. Seseorang

atau seekor binatang.

Ia mendengar bunyi keresek-keresek.

Pete langsung berhenti dan memasang telinga sambil berkonsentrasi

penuh. Tanpa bersuara ia meninggalkan jalan setapak, lalu bersembunyi

di balik sebatang pohon.

Bunyi tadi semakin mendekat-hampir di depan Pete-dan kemudian

berlalu begitu saja. Pete tidak sempat melihat apa-apa.

Bulu kuduknya berdiri. Apa yang menimbulkan bunyi itu?

"Hei!" Pete berseru keras-keras. Jika bunyi itu ditimbulkan oleh seekor

binatang, maka Pete berharap agar suaranya mengusir binatang itu.

"Stop!" Seorang manusia pasti akan berhenti untuk mencari tahu siapa

yang berteriak, dan mengapa.

Pete berdiri seperti patung. Tak ada lompatan tiba-tiba. Tak ada bunyi

langkah menembus semak-semak. Namun bunyi keresek tadi tetap

menjauh, seakan-akan Pete tidak pernah berteriak.

Pete mulai mengejar suara itu. Ia berlari dengan sekuat tenaga.

Beberapa saat kemudian ia mengurangi kecepatan, dan kembali

memasang telinga. Suara keresek-keresek kembali terdengar.

Pete meninggalkan jalan setapak, lalu menerobos ke dalam hutan.

Kemudian ia melihat sebuah sosok-seorang laki-laki. Sosok itu nyaris tak

kelihatan karena bergerak di bawah bayang-bayang pepohonan.

"Stop!" Pete berseru sambil mengejar sosok misterius itu. "Saya ingin

bicara dengan Anda! Kami butuh pertolongan!"

Sosok itu nampak ragu-ragu. Irama langkahnya jadi kacau. Tapi

kemudian ia kembali menambah kecepatan, dan menghilang di bagian

hutan yang paling gelap.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 29: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Pete terus mengejarnya. Orang macam apa yang tidak mau menyahut

kalau dimintai tolong? Dengan gesit Pete melewati sekumpulan pohon-

pohon besar.

Sosok misterius itu telah menghilang. Lenyap! Sikap orang-atau hantu!-

itu benar-benar menyeramkan.

Pete berhenti untuk mengamati sekitarnya. Tapi tak ada apa-apa.

"Saya hanya ingin bicara dengan Anda!" Pete berseru. "Saya dan teman-

teman saya tersesat di sini!" Ia menunggu.

Tak ada jawaban.

"Kami tidak akan menyakiti Anda..." Hening. Aku harus menemukan orang

itu, pikir Pete, lalu mulai memeriksa daerah sekeliling.

Tiba-tiba saja ia teringat pada waktu, ia melirik jam tangannya. Hari

sudah sore. ia harus segera kembali.

Tapi kembali ke mana?

Dasar ceroboh! Pete memaki dirinya sendiri, ia bahkan tidak tahu di

sebelah mana jalan setapak yang disusunnya tadi! Dan selama mengejar

sosok misterius itu, ia sama sekali tidak ingat untuk memperhatikan

patokan-patokan di sepanjang jalan.

Rasa panik mulai menguasai Pete. Secara mendadak ia sadar bahwa ia

telah tersesat!

5. Di Mana Mr. Andrews?

Pete menarik nafas dengan pelan. Hei, santai saja! ia berkata pada

dirinya sendiri. Kau berhasil sampai di sini. Sekarang tinggal cari cara

untuk kembali!

Sekali lagi Pete melirik jam tangannya. Kemudian ia pindah ke suatu

tempat di mana ia bisa melihat posisi matahari dengan jelas.

Pete mulai berpikir. Ketika menyusuri jalan setapak dan menjauh dari

lapangan rumput, ia berjalan ke arah tenggara. Pada waktu itu matahari

berada di atas bahu kanannya. Kini matahari sudah lebih rendah. untuk

menuju ke arah barat laut, matahari harus berada di sebelah kiri,

hampir setinggi dadanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 30: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Menemukan sebuah lapangan rumput di tengah hutan lebat merupakan

tugas yang hampir mustahil. Tapi mau tidak mau Pete harus mencobanya.

ia bergerak dengan hati-hati. Pandangannya selalu mengawasi posisi

matahari. Burung-burung berkicau. Angin menerpa puncak pepohonan.

Binatang-binatang kecil berlari menjauh ketika mendengar langkah Pete.

Pete berjalan selama satu jam. Sial, aku belum mengenali apa-apa, ia

berkata pada dirinya sendiri.

Matahari semakin rendah. Tinggal sejam lagi sampai matahari tenggelam

di sebelah barat Tiba-tiba Pete kembali mendengar suara langkah di

hutan, ia hendak memanggil, namun kemudian berubah pikiran. Tanpa

berkata apa-apa ia berjalan mengikuti suara itu.

Suara langkah ini, yang lebih berisik dibandingkan dengan yang ia dengar

tadi, membawanya ke arah utara.

Pete mungkin sudah kehilangan akal! Seharusnya ia berusaha kembali ke

lapangan rumput, bukannya membiarkan diri semakin tersesat!

Suara langkah itu berhenti.

Selama sedetik Pete nampak ragu-ragu. Tapi setelah itu ia segera

melesat maju-dan berhenti mendadak.

"Bob!" Pete berseru dengan heran.

Bob menoleh ke belakang. "Hallo, Pete! Bagaimana, kau berhasil

menemukan sesuatu?" ia bertanya sambil tersenyum.

Pete ketawa. ia lega sekali karena akhirnya menemukan seseorang yang

mau menyahut! Sambil membungkuk ia menyeruduk ke depan.

"Aduuuh!" Bob berseru, lalu ikut ketawa.

Pete menabrak perut Bob, kemudian memanggul sahabatnya ke lapangan

rumput.

"Hei, aku baru saja bertemu dengan seseorang yang kukenal!" kata Pete.

"Kau!" Tawanya meledak-ledak.

Bob melepaskan diri dari cengkeraman Pete, dan menggelengkan kepala.

"Dasar sinting! Apakah pernah ada yang memberitahumu bahwa kau

tidak waras?"

"Ada!" jawab Pete. "Kau!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 31: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Pete merangkul bahu Bob. Bersama-sama, dan sambil bertukar cerita,

mereka menuju bangkai pesawat.

"Tanah longsor?!" ujar Pete. "Astaga, untung saja kau tidak tergencet di

bawah batu-batu itu!"

"Dan kau sendiri?" balas Bob. "Kau tersesat gara-gara hantu hutan!"

Kedua pemuda itu menggeleng seakan-akan tidak percaya pada kesialan

beruntun yang menimpa mereka.

"Eh, lihat tuh! Jupiter lebih sukses dari kita berdua," kata Bob sambil

menunjuk ke depan. "Asap api itu cukup tebal untuk menarik perhatian

petugas kehutanan!"

Jupe duduk di samping api unggun yang mengeluarkan asap tebal.

Menjelang malam suhu udara semakin turun, sehingga Jupe

mengancingkan jaketnya sampai ke kerah, ia telah mengeluarkan semua

ransel dari pesawat, lalu menyiapkan tempat bermalam seadanya. Tanah

dalam radius 2 meter dari api unggun sudah dibersihkan dari daun

kering, rumput, serta benda-benda lain yang mudah terbakar. Tumpukan

daun cemara tinggal diatur sebagai tempat tidur darurat.

"Sergapanmu hebat juga," Jupe berkata pada Pete, ketika melihat

kedua sahabatnya mendekat.

"Pete cuma gembira karena bertemu aku," Bob menjelaskan.

Jupe segera menatap tubuh Pete yang penuh otot. "Mudah-mudahan

saja aku tidak disambut dengan cara yang sama."

"Apakah kau lebih suka kalau aku menciummu?" tanya Pete.

"Coba saja!" Jupe mengancam. "Bibirmu akan mengering dan copot dari

mulut!"

Ketiga sahabat itu ketawa. Pete dan Bob mengenakan jaket masing-

masing, lalu berdiri di dekat api. Sambil menghangatkan tangan,

keduanya melaporkan hasil pencarian mereka pada Jupe.

Bob memandang sekeliling. "Mana ayahku?"

"Belum datang," jawab Jupe.

"Seharusnya dia sudah lama kembali ke sini," ujar Bob cemas. Ia

menatap ke arah tebing dan teringat pada luka memar pada kepala

ayahnya. Langsung saja ia bergegas ke arah sana.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 32: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Hei, tunggu dong!" Pete berseru, lalu menyusul.

Jupe mendesah, ia pun merasa khawatir. Tapi ia tidak bisa ikut, sebab

salah satu dari mereka harus tetap mengawasi api unggun. Jupe tahu

bahwa api unggun yang dibiarkan menyala tanpa pengawasan bisa

menimbulkan kebakaran hutan.

Pete mengamati langit di sebelah barat. Setengah jam lagi matahari

akan menghilang di balik cakrawala. Dan tidak lama setelah itu keadaan

akan menjadi gelap gulita.

Bob segera mulai memanjat tebing. Batu-batu di sini ternyata cukup

kokoh, karena tidak terkikis seperti tebing di sekitar air terjun. Kecuali

itu lapisan-lapisan batu granit nampak bertumpuk-tumpuk seperti

tangga raksasa, sehingga tidak terlalu sulit dinaiki. Namun Bob dan Pete

tetap harus berhati-hati. Permukaan batu di beberapa tempat sangat

licin, akibat dipoles oleh gerakan lapisan es beberapa ribu tahun silam.

Ketika sampai di atas, Pete dan Bob berdiri di tepi tebing. Napas

mereka tersengal-sengal.

Dengan cemas Bob memandang sekitar. "Aku tidak melihatnya," ia

berkata.

"Barangkali ayahmu sedang duduk dan beristirahat," Pete mencoba

menenangkan sahabatnya.

Di bawah mereka terdapat pemandangan yang hendak dilihat oleh Mr.

Andrews. Gunung-gunung berhutan menghampar sejauh ratusan mil.

Matahari yang sudah hampir tenggelam membanjiri puncak-puncak

gunung dengan cahaya keemasan. Lembah-lembah sebaliknya nampak

hitam pekat Sejauh mata memandang tidak ada menara petugas

kehutanan.

Mereka berbalik, lalu mulai memeriksa bagian atas tebing. Daerah itu

datar, penuh batu-batu berserakan. Di sebelah utara dataran ini, Pete

dan Bob melihat tepi hutan cemara. Hutan itu merayap sampai ke

punggung bukit yang nampak melebar di kejauhan. Diamond Lake

terletak di balik bukit itu.

Pete dan Bob berpencar lagi.

"Ayah!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 33: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Mr. Andrews!

"Ayah!"

Angin dingin menyapu dataran tempat mereka berdiri. Bob mulai

menggigil. Di mana ayahnya? Ayahnya tidak mungkin pergi jauh-jauh

tanpa memberi tahu siapa-siapa.

Dan kemudian ia melihatnya: topi pet bertulisan Los Angeles Dodgers

milik ayahnya.

"Ayah!" Bob memanggil dengan nyaring. Ia menghampiri topi pet yang

tergeletak di samping semak-semak. "Ayah!" Mr. Andrews pasti tidak

jauh dari sini. "Ayah ada di mana?"

"Hei, kau menemukan sesuatu?" Pete bertanya sambil mendatangi Bob.

Bob segera menunjukkan topi ayahnya. "Ini topi kesayangan ayahku. Ia

tidak mungkin membiarkannya tergeletak di sini. Pasti telah terjadi

sesuatu. Mungkin ia cedera. Atau pusing dan bingung. Atau tersesat."

"Coba kulihat dulu," kata Pete. Ia memeriksa topi Mr. Andrews dari

segala sudut. Topi itu ternyata tidak sobek, kotor, maupun berdarah.

"Ayah!" Bob kembali berseru.

"Jangan panik! Mungkin saja topi ini terjatuh tanpa sengaja."

Bob menggeleng dengan pasti. "Tidak mungkin. Ini adalah topi

keberuntungan ayahku."

Pete memungut beberapa batu sebesar kepalan tangan. "Aku akan

membuat tanda di sini, supaya kita bisa ingat di mana kita menemukan

topi ayahmu. Kau terus saja mencari."

Bob mengangguk dan kembali memanggil-manggil ayahnya.

Pete melirik ke arah matahari tenggelam. Dengan cepat ia membuat

tumpukan batu-sebuah tanda yang umum digunakan oleh para pencinta

alam. Kemudian ia ikut mencari, ia tidak mau menunjukkan pada Bob

bahwa ia pun mencemaskan nasib Mr. Andrews.

Bob dan Pete membentuk corong dengan tangan masing-masing, lalu

mulai memanggil. Tetapi seruan mereka tersapu oleh tiupan angin.

Mereka mencari di balik batu-batu besar, di belakang pohon-pohon,

serta di dalam retakan-retakan batu granit

"Kita harus kembali ke pesawat," Pete akhirnya menyerah.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 34: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Jangan dulu!" Bob memprotes. Sambil terus mencari, ia mendekati

hutan yang membatasi dataran di atas tebing.

"Ayo!" Pete mendesak. "Ayahmu pasti ingin agar kita kembali!"

"Tidak!" Bob bisa merasakan bahwa ayahnya berada tidak jauh dari

mereka.

"Ayahmu pasti marah besar kalau tahu bahwa kita juga tersesat!" Pete

berseru.

Bob berhenti, ia nampak putus asa.

"Ayo, Bob! Matahari sudah hampir tenggelam," Pete berkeras.

"Sebentar lagi kita tidak bisa lihat apa-apa."

Bob membalik. Logika Pete berhasil membujuknya. Tapi ia belum mau

menyerah. Besok pagi-pagi aku mulai lagi, ia berjanji dalam hati.

Mereka menyusuri tepi tebing sampai menemukan tempat di mana

mereka memanjat ke atas tadi. Mereka turun lewat jalan yang sama.

Bulan di langit nampak hampir bulat, tetapi pantulan cahayanya tidak

cukup terang untuk meneruskan pencarian.

Sambil menggigil kedinginan, Pete dan Bob bergegas ke arah camp yang

disiapkan oleh Jupe. Mereka dikelilingi kegelapan. Api unggun di depan

mereka merupakan satu-satunya patokan.

"Belum berhasil?" tanya Jupe.

"Kami hanya menemukan topi Mr. Andrews," jawab Pete. Kemudian ia

melaporkan apa yang mereka lihat di atas. Bob duduk di atas sebuah

batu. ia nampak sedih sekali. Sambil membisu ia menatap lidah api yang

menari-nari di depannya.

Jupe mengerutkan kening dan menatap Pete. Pete mengangguk. Mereka

harus menghibur Bob.

"Eh," Pete tiba-tiba berkata. "Katanya grup 'Hot Pistons' benar-benar

hebat, ya?" Yang dimaksudnya adalah sebuah band yang ditangani oleh

perusahaan pencari bakat tempat Bob bekerja.

"Ya, kemampuan mereka memang di atas rata-rata," Bob menjawab lesu,

sambil terbengong-gengong.

"Yah," Jupe melanjutkan, "apa judul album mereka yang terbaru?"

"Low to the ground'," jawab Pete. "Hei, Bob! Kau hafal liriknya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 35: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Sudahlah, Pete. Aku tidak..."

"Ayo dong, Bob! Tempat ini membuatku gelisah," Pete berbohong.

"Oke, deh...'Cruisin' in my Chevy down the Coast Highway...'" Bob mulai

bernyanyi.

Kedua sahabatnya segera bergabung. Dalam waktu singkat nyanyian

mengenai mobil-mobil kencang telah memenuhi udara malam. Pete

memungut sepotong kayu, lalu mulai berlagak seperti pemain gitar.

Namun Pete pun sempat terkejut ketika Jupe tiba-tiba berdiri, lalu

bergoyang seirama dengan lagu yang mereka dendangkan. Kemudian,

dengan wajah merah padam, ia berganti peran dan mulai meniru tingkah

pemain drum. Mau tidak mau Bob terbawa arus kegembiraan, sehingga

untuk sesaat ia melupakan pikiran suram mengenai nasib ayahnya.

Setelah menyanyikan beberapa lagu, ketiga sahabat itu bersiap-siap

untuk tidur.

"Buka baju yang kalian pakai sekarang," Pete berkata pada Jupe dan

Bob, "lalu pakai svmua baju lain yang ada. Tidak baik tidur dengan baju

lembap di alam terbuka."

Jupe menggerutu, tapi ia sadar bahwa Pete benar. Suhu udara pasti

turun lagi menjelang subuh, sedangkan api unggun mungkin sudah padam

pada waktu itu.

Setelah kedua sahabatnya mengancingkan jaket masing-masing, Pete

kembali mengatur. "Sekarang lakukan hal yang sama dengan kaos kaki

kalian. Jangan pakai sesuatu yang sudah kalian pakai tadi. Kaos kaki yang

basah akan menyedot panas tubuh kalian."

Sambil menyeringai karena terpaksa mencium bau jempol, Bob dan Jupe

menuruti anjuran Pete.

Jupe mengambil jatah makanan untuk malam ini dari pesawat, lalu

membagi-bagikannya. Mereka makan dengan lahap. Kemudian mereka

membuat tempat tidur dengan daun-daun cemara.

Pete membawa kantong-kantong popcorn yang telah kosong kembali ke

pesawat. "Jika kita membiarkan sampah bekas makanan tergeletak,"

katanya, "maka kita akan kedatangan tamu tak diundang. Binatang-

binatang liar memiliki penciuman yang sangat tajam. Mereka akan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 36: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

datang untuk berfoya-foya. Apa jadinya kalau seekor puma menyangka

bahwa kita hidangan utamanya?"

Ketiga sahabat itu membungkus diri dengan selimut, lalu berbaring

mengelilingi api unggun. Lidah api yang biru dan Jingga kekuning-

kuningan nampak menari-nari.

Mereka memejamkan mata. Mereka perlu istirahat agar tenaga mereka

pulih kembali besok. Begitu bangun mereka akan segera meneruskan

pencarian atas Mr. Andrews!

Tiba-tiba saja Jupe teringat pada sesuatu. "Hei, Bob!" ia bergumam

sambil terkantuk-kantuk. "Bagaimana dengan lensa kontakmu?"

"Jangan khawatir, Jupe," jawab Bob. "Aku menggunakan lensa jenis

baru, yang bisa dipakai terus menerus selama seminggu."

"Dan kita pasti sudah pergi dari sini sebelum lensa kontak yang kaupakai

mulai menempel di bola matamu," Pete berkomentar.

Sambil ketawa ketiga anggota Trio Detektif bersiap-siap untuk tidur.

Pete dan Jupe segera terlelap. Namun lain halnya dengan Bob. Ia tetap

membuka mata dan menatap bintang-bintang yang gemerlapan di langit

malam. "Ayah tidak perlu khawatir," ia berbisik dengan lembut. "Kami

pasti datang!"

Bob memejamkan mata. Seekor burung hantu berteriak. Beberapa

anjing hutan melolong bersahut-sahutan. Bob seperti mendengar suara

mobil di kejauhan. Tapi pada malam hari di tengah alam bebas memang

sukar untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan.

Ia menarik napas panjang. Tak ada gunanya untuk tetap terjaga.

Perlahan-lahan otot-otot Bob mulai mengendur. Rasa kantuk mulai

menyerang, dan Bob pun tenggelam dalam alam mimpi.

6. Pelari Misterius

Matahari nampak pucat di atas lereng-lereng gunung di sebelah timur

lapangan rumput. Ketiga anggota Trio Detektif segera berdiri, lalu

menggerak-gerakkan badan. Api unggun telah lama padam. Sepanjang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 37: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

malam tidak ada yang menambahkan kayu bakar. Untung saja tubuh

anak-anak itu terbungkus selimut serta pakaian tebal.

"Semalam suhu tidak jatuh ke bawah titik beku," Bob berkata sambil

memperhatikan air dalam botol minum yang tidak berubah menjadi es.

"Mudah-mudahan saja ayahku tidak terlalu kedinginan."

Ketiga detektif muda menghabiskan sisa popcorn sebagai sarapan.

Batang-batang coklat mereka simpan untuk makan malam. Mereka

menjemur selimut masing-masing, lalu membuka baju serta kaos kaki

tambahan.

Bob keluar dari pesawat sambil membawa sebuah buku catatan.

"Catatan ayahku," ia menjelaskan. "Pada halaman pertama ada tanggal

kemarin, dan nama seorang pria: Mark MacKeir. Kalian pernah dengar

namanya?"

"Belum," Pete dan Jupe menjawab berbarengan.

"Barangkali orang inilah yang seharusnya ditemui oleh ayahku," Bob

menduga-duga. "Tanggalnya cocok, dan ayahku tidak membawa buku

catatan lain." Ia menyelipkan buku kecil itu ke dalam kantong dada.

Kemudian ketiganya menuju ke tebing.

Bob yang pertama naik. Setelah sampai di atas, ia menunggu yang lain di

dekat tanda yang dibuat Pete. Sambil bertolak pinggang ia mengamati

dataran yang penuh dengan batu berserakan. Karena memakai topi pet

ayahnya, ia kelihatan seperti Mr. Andrews pada waktu masih muda.

"Oke," Bob berkata dengan tegas, "kita akan berpencar lagi sekarang.

Semalam Pete dan aku sudah memeriksa daerah sekitar sini. Aku akan

menuju lebih ke utara, ke arah tepi hutan. Kalian mencari di sebelah kiri

dan kanan. Dalam satu jam kita ketemu lagi di sini, oke?"

Ketiga sahabat itu mencocokkan jam tangan, kemudian berpencar untuk

meneruskan pencarian di antara batu-batu besar. Mereka memanggil-

manggil Mr. Andrews, dan memeriksa setiap celah serta retakan pada

permukaan batu cadas-tanpa hasil.

Dalam waktu singkat mereka telah menyapu daerah yang cukup luas.

Ketika kembali, masing-masing berharap agar temannya lebih beruntung

dan berhasil menemukan Mr. Andrews.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 38: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Namun rupanya mereka masih saja dibuntuti oleh nasib buruk.

Tumpukan batu yang menunjukkan tempat Bob menemukan topi ayahnya

telah lenyap.

"Mana tanda yang kita buat?" Pete keheranan.

Perlahan-lahan mereka berjalan di atas batu granit yang berwarna abu-

abu.

"Seharusnya ada sini," kata Bob.

"Bukan, di sini," ujar Pete.

"Dua-duanya bukan," Jupe berkata dengan yakin. "Tanda itu mestinya

berada di sini. Aku ingat bercak bekas lumut pada permukaan batu ini.

Aku tahu bahwa kita tadi mulai mencari dari sini."

Ia membungkuk, memungut sebuah puntung rokok, kemudian

mengamatinya dengan saksama. "Coba perhatikan puntung rokok ini,"

katanya. "Warnanya masih putih bersih. Berarti puntungnya belum lama

tergeletak di sini. Aku yakin, puntung ini belum ada di sini waktu kita

berpencar tadi. Aku pasti melihatnya, begitu juga kalian."

"Apa maksudmu?" tanya Pete.

"Jupe hendak mengatakan bahwa ada orang yang datang ke sini," ujar

Bob sambil merenung. "Seorang perokok. Orang itulah yang

menyingkirkan tanda kita. Dia juga mengawasi segala gerak-gerik kita."

"Paling-paling anak-anak iseng," kata Jupe sambil memperhatikan

puntung rokok di tangannya. Sebuah pita berwarna hijau melingkari

filter puntung itu. "Kelihatannya seperti rokok mahal." Ia memasukkan

puntungnya ke dalam kantong baju.

"Kita harus meneruskan pencarian," Bob memutuskan. "Ayahku tidak ada

di Sini. Aku rasa kita sebaiknya pindah ke daerah yang didatangi Pete

kemarin. Pete sempat melihat seseorang. Mungkin saja ayahku."

"Rasanya sih bukan," kata Pete.

"Belum tentu," Bob berkeras. "Kau tidak sempat melihat orang itu

dengan jelas, bukan? Jika kepala ayahku terbentur lagi. maka ada

kemungkinan bahwa ia kehilangan arah dan tersesat sampai ke sana."

"Tapi kalau itu memang ayahmu," ujar Pete, "kenapa dia tidak menyahut

ketika aku memanggilnya?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 39: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu.

"Paling tidak kita bisa mencari tahu siapa yang kaulihat di sana," Bob

menanggapi pertanyaan Pete. "Dan siapa tahu di sana juga ada pos

petugas kehutanan. Mereka pasti bisa membantu kita."

Jupe dan Pete saling bertatapan, lalu mengangguk Usul Bob memang

masuk akal. Dinas kehutanan memiliki semua perlengkapan yang

diperlukan untuk melancarkan pencarian besar-besaran.

***

Mereka kembali ke camp. Bara api kelihatannya sudah padam. Tetapi

untuk berjaga-jaga, Jupe menimbunnya dengan tanah. Pete dan Bob

mengatur batu-batu sehingga membentuk tulisan SOS di tengah

lapangan rumput. Kemudian mereka mengisi kantong masing-masing

dengan beberapa batang coklat. Bob membawa botol berisi air minum.

"Jangan lupa bawa selimut," Pete mengingatkan kedua sahabatnya. "Dan

kotak obat. Aku sempat kesasar kemarin. Sebaiknya kita

mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk."

Bob dan Jupe mengangguk. Dalam hati Bob menyesalkan bahwa ayahnya

tidak punya selimut semalam.

Sinar matahari menembus puncak pepohonan, dan membentuk kerucut-

kerucut terang di antara bayang-bayang hutan. Sambil beriring-iringan,

Bob, Pete, dan Jupe menyusuri jalan setapak yang dilewati Pete kemarin

sore. Pandangan Bob, yang masih mengenakan topi ayahnya, terus

beralih dari kiri ke kanan.

Mereka baru saja sampai di tepi suatu lapangan terbuka, ketika mereka

mendengar suara pesawat.

"Ya, Tuhan!" Jupe berseru.

Ketiga sahabat itu langsung berlari ke tengah lapangan. Mereka

melambaikan tangan ke arah pesawat yang terbang tinggi di atas hutan.

Mereka berteriak-teriak. Pete mengeluarkan selimut, lalu

mengayunkannya dengan liar. Bob dan Jupe melakukan hal yang sama.

Dalam keputus-asaannya, Bob sampai melompat-lompat di tempat. Ia

memerlukan bantuan untuk menemukan ayahnya.

"Hei, kami ada di sini!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 40: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Lihat ke bawah!"

Namun pesawat itu meneruskan perjalanan, dan akhirnya menghilang di

balik gunung.

"Mudah-mudahan saja mereka lihat tanda SOS kita!" ujar Bob penuh

harap.

Tapi semuanya sadar bahwa pesawat itu terbang terlalu tinggi.

Bob kembali menyusuri jalan setapak. "Kita harus menemukan ayahku-

biarpun tanpa bantuan mereka."

Dengan tekad bulat ketiga sahabat itu berangkat lagi.

Perut Pete berbunyi. Begitu juga perut Jupe.

"Wah, suaranya stereo!" Pete bergurau.

"Dasar sinting!" Bob menanggapinya sambil tersenyum.

Tiba-tiba Pete berhenti, dan menempelkan jari telunjuk pada bibir. Ia

memandang ke sebelah kiri.

Bob sepera menoleh ke arah yang sama. ia melihat dahan-dahan semak

belukar di antara pohon-pohon bergerak-gerak. Ayah! langsung terlintas

kepalanya. Sayup-sayup terdengar suara langkah. Dan kemudian Bob

melihat penyebabnya-sebuah sosok langsing, berpakaian rompi dan

celana kulit, bergerak dengan gesit di antara bayang-bayang pohon. Bob

kecewa sekali. Ternyata bukan ayahnya.

Pete menunjuk ke arah jalan setapak. Jupe dan Bob segera paham

bahwa Pete menginginkan mereka tetap di tempat. Sedetik kemudian

pemuda itu telah menghilang di hutan.

Jupe dan Bob bergegas menyusuri jalan setapak. Mereka berusaha

untuk mengimbangi kecepatan Pete. Mereka mendengar bunyi dahan

patah, dan beberapa kali melihat Pete. Namun orang yang sedang

dikejarnya tidak menampakkan diri lagi.

Pete melesat di antara batang-batang pohon. Ia yakin bahwa orang di

depan adalah orang yang sempat ia lihat pada hari sebelumnya. Tetapi

hari ini langkah Pete lebih ringan dibandingkan kemarin. Sang pemburu

dan buruannya terus beradu cepat, sampai Pete menyadari bahwa irama

langkah orang itu mulai berubah. Rupanya dia sudah mengetahui

kehadiran Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 41: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Orang itu membelok ke kanan, melewati sekelompok pohon besar, dan

berusaha untuk melepaskan diri dari kejaran Pete-persis seperti

kemarin.

Namun kali ini Pete tidak mau tertipu Ia segera membelok ke kiri, dan

melewati kelompok pohon itu pada sisi berlawanan. Ketika hampir

mengelilinginya, ia berhenti secara mendadak. Perlahan-lahan ia

membalik badan. Matanya nyaris copot dari kepala.

Pete menatap sepasang mata berwarna hitam milik seorang pemuda yang

sebaya dengannya.

Pemuda Indian itu mengenakan rompi kulit dan celana jeans. Ia berdiri

seperti patung. Bahkan matanya pun tidak berkedip.

Pete menarik napas. "Hei, kami butuh pertolongan..." ia mulai berkata.

Mulut pemuda Indian itu tetap tertutup rapat. Secepat kilat ia

berbalik, lalu berlari menjauh- nyaris tanpa bersuara.

Pete berusaha mengejarnya, tetapi pemuda itu telah menghilang. Belum

pernah Pete bertemu dengan pelari secepat itu.

Pete tetap berlari. Namun akhirnya ia sadar bahwa usahanya sia-sia. Ia

kesal sekali karena pemuda Indian itu menolak untuk bicara dengannya,

serta tidak bersedia membantu.

Sementara itu Bob dan Jupe terus menyusuri jalan setapak. Bob berlari

di depan. Jupe berusaha keras agar tidak ketinggalan terlalu jauh. Jalan

setapak itu seakan-akan tak berujung, terutama pada saat-saat Pete

menghilang di antara pepohonan.

Tiba-tiba saja Pete muncul beberapa puluh meter di depan mereka.

Napasnya tersengal-sengal. Rambutnya nampak acak-acakan, dan

wajahnya basah karena keringat

"Kalian sempat lihat orang itu?" tanya Pete, ketika Bob dan Jupe

menghampirinya.

"Siapa?"

"Pemuda Indian itu!"

"Apa?" Bob berseru keheranan.

"Brengsek! Berarti dia lolos lagi," ujar Pete. "Ayo, kita jalan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 42: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Rombongan kecil itu mengikuti jalan setapak yang naik-turun sesuai

keadaan medan. Pete menceritakan apa yang baru saja dialaminya.

"Hmm, jadi dia kabur ke arah ini," kata Bob sambil mengerutkan kening.

"Aku jadi ingin tahu apa yang ada di depan kita," Pete berkomentar.

"Aku tidak peduli apa yang menunggu kita di sana," Jupe mengeluh, "asal

jaraknya tidak terlalu jauh dari sini."

Karena merasa kasihan pada Jupe, Bob memutuskan untuk beristirahat

selama lima menit. Kemudian mereka kembali berjalan.

Matahari semakin tinggi di langit. Perlahan tapi pasti sinarnya mengusir

kabut tipis yang menggantung di atas lembah-lembah. Kupu-kupu mulai

beterbangan. Burung-burung berkicau. Bau cemara dan keringat

bercampur baur menjadi satu.

Pete berjalan dengan cepat, ia mendahului Bob dan Jupe, kemudian

menunggu sampai mereka menyusul. Setelah tiga kali, ia berseru pada

mereka agar bergegas.

"Ada apa, sih?" tanya Bob.

"Awas kalau tidak ada apa-apa!" Jupe menambahkan dengan geram.

"Ayo, cepat!" Pete mendesak. "Apa kalian tidak tertarik melihat jalan

ini?"

Bob dan Jupe langsung mempercepat langkah. Pete ternyata berdiri di

tepi jalan tanah yang sempit. Jalan itu muncul di antara pohon-pohon di

sebelah timur-laut, kemudian kembali menghilang di tengah-tengah

hutan di sebelah barat-daya. Di tengah jalan ada jejak ban yang

kelihatannya masih baru.

"Rasanya aku tidak melihat jalan ini dari pesawat," kata Bob.

"Ketika kita terbang di atas daerah ini," Jupe mengingatkan, "kita tidak

sempat melihat-lihat pemandangan. Kita sedang bersiap-siap untuk

mendarat darurat!"

Mereka menatap ke kiri dan kanan. Jalan tanah itu dibatasi oleh semak

belukar. Lebarnya hanya cukup untuk satu setengah mobil.

"Kita turun bukit saja," ujar Jupe, sesuai kehendak kakinya yang pegal.

"Aku tidak keberatan," kata Pete.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 43: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Ayo!" Bob mendesak. Tidak jauh dari sini pasti ada bantuan untuk

menemukan ayahnya. Dan ia harus mencari bantuan itu.

Mereka menuruni bukit. Tiga perempat kilometer kemudian jalan itu

membelok dan menuju ke arah barat.

Permukaan tanahnya kering dan keras. Mereka menduga bahwa selokan-

selokan yang dalam terbentuk oleh hujan deras di musim gugur dan

musim semi. Pada musim dingin jalan ini pasti tersembunyi di bawah

lapisan salju tebal.

Ketiga anak itu berjalan dengan hati-hati, agar tidak terperosok ke

dalam selokan. Mereka letih dan lapar. Mereka membisu hampir

sepanjang jalan. Sementara itu matahari semakin terik.

Bunyi itu mula-mula hanya terdengar secara sayup-sayup. Ketiga

anggota Trio Detektif saling berpandangan dengan heran. Baru ketika

mendekat, mereka mengenali bunyi itu sebagai suara orang, anjing, dan

anak-anak.

Semangat mereka timbul kembali. Bob tersenyum lebar.

Mereka melewati sebuah tikungan panjang. Di ujungnya ada sekelompok

pondok kayu dan karavan-karavan tua. Di luar rumah-rumah itu ada jala

ikan, peralatan berburu, kandang ayam, serta beberapa jeep dan mobil

pick-up tua yang seharusnya sudah lama dipensiun.

Sebuah perkampungan Indian! Dua anak kecil berpakaian celana pendek

dan T-shirt berhenti bermain, dan menatap Bob, Jupe, dan Pete. Mata

mereka nampak merah. Anjing coklat di samping mereka langsung

mendengus-dengus.

Suasana di perkampungan itu kelihatan sibuk sekali. Wanita-wanita dan

anak-anak berkumpul di tengah desa. Kemudian terdengar suara-

genderang.

"Hei!" Pete tiba-tiba berseru. "Berhenti!"

Pete melesat maju, dan menghilang di balik salah satu pondok. Ia

menggenggam bahu seorang pemuda Indian yang mengenakan rompi kulit

dan celana jeans. Pemuda itu membalik, dan menatap Pete dengan tajam.

"Kau!" Pete membalas tatapannya. "Kau yang sejak kemarin

mempermainkan aku!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 44: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

7. Orang-orang Sakit

"Kenapa kau kabur begitu saja?" Pete menghardik pemuda Indian itu.

Pemuda di depannya melepaskan diri dari cengkeraman Pete. Dengan

rambutnya yang hitam dan lurus, serta sepasang mata yang berapi-api,

pemuda itu tampak garang. Namun kemudian ia mengenali Pete, dan

membelalakkan mata dengan heran. Tampangnya mengendur. Ia

tersenyum.

"Bagaimana kalian bisa sampai ke sini?" ia bertanya pada Pete. "Kalian

melacak jejakku? Ah, tentu saja tidak. Tapi kalian berhasil menemukan

perkampungan kami! Sebenarnya aku ingin mencari kalian begitu aku

punya waktu. Maaf, aku terpaksa meninggalkanmu begitu saja."

Sekarang giliran Pete merasa heran. "Apa maksudmu?" ia bertanya.

"Aku akan menjelaskan semuanya," pemuda Indian itu melanjutkan

dengan ramah, ia merapikan rompi yang dikenakannya. Ikat pinggangnya

berbentuk unik-sebuah bulatan perak dengan batu berwarna hijau di

tengahnya. Pemuda Indian itu menyentuh batu itu, lalu berkata, "Aku

mendapat tugas untuk mencari wahyu..."

Baru sekarang Jupe dan Bob berhasil menyusul sahabat mereka.

"Namaku Daniel Grayleaf," pemuda Indian itu memperkenalkan diri

dengan sopan. "Aku..."

"Apakah ada telepon di sini?" Bob segera mengajukan pertanyaan. "Kami

harus menghubungi Dinas Kehutanan. Pesawat kami jatuh, dan ayahku

hilang. Kami belum berhasil menemukannya!"

Daniel menggeleng. "Sorry, kami tidak punya telepon maupun radio. Kami

selalu pergi ke kota kalau perlu sesuatu."

"Kalau begitu, tolong antarkan kami ke pos kehutanan terdekat," Bob

memohon.

"Tidak ada yang pergi dari sini," sebuah suara berat berkata dari

belakang Trio Detektif. "Siapa orang-orang asing ini?"

Ketiga detektif muda berbalik, dan melihat seorang laki-laki kekar.

Matanya nampak merah dan berair.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 45: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Paman, inilah orang-orang yang kuceritakan padamu," ujar Daniel. "Kau

bicara dengan mereka?" "Baru sekarang."

"Bagus." Pria itu tersenyum ke arah Daniel. Tetapi wajahnya kembali

kaku ketika menatap 'orang-orang asing' di hadapannya.

Pete, Jupe, dan Bob segera memperkenalkan diri.

Daniel memperkenalkan laki-laki itu sebagai Amos Turner, kepala

kampung mereka.

"Ayah saya hilang," ujar Bob. Dengan nada putus asa ia menjelaskan

musibah yang menimpa mereka.

"Paman, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?" tanya

Daniel.

Penuh harap Bob memperhatikan si kepala kampung.

"Ini masalah yang rumit," pria itu berkata. "Belum pernah ada kejadian

seperti ini. Paman harus berunding dulu."

Tanpa bersuara ia membalik dan melangkah pergi. Bob nampak kecewa

sekali.

"Tak ada yang bisa kita lakukan sekarang," Daniel Grayleaf berusaha

menghibur Bob. "Mudah-mudahan saja pamanku akan membawa kabar

baik nanti."

Bob mengangguk dengan cemas.

"Tadi kau mengatakan bahwa kau ditugaskan untuk mencari wahyu,"

Jupiter berkata untuk mengisi waktu, sekaligus untuk mengalihkan

perhatian Bob. "Apa maksudnya?" Namun sebelum Daniel sempat

menjawab, perut Jupe berbunyi dengan keras. Di dekat tempat mereka

berdiri, seseorang sedang memasak sesuatu yang lezat. Dan Jupe bisa

mencium baunya yang merangsang selera.

"Nanti kujelaskan," jawab Daniel. "Tapi sebelumnya aku akan

menyiapkan makanan dulu. Kalian pasti lapar sekali."

"Betul!" Jupe membalas dengan spontan.

"Kau kan masih bawa?" Pete bergurau. Kemudian perutnya ikut berbunyi.

"Kalian tunggu saja di sini," ujar Daniel. "Aku akan segera kembali."

Langsung saja ia bergegas ke tengah perkampungan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 46: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Wow!" Pete bergumam dengan kagum. "Gerakannya benar-benar

lincah."

Hanya ada satu pikiran di kepala Bob. "Mereka harus mengantar kita ke

pos kehutanan terdekat!"

"Jangan khawatir, mereka pasti akan membantu," kata Jupe dengan

yakin. Namun dalam hati ia merasa ragu-ragu. ia menatap sekeliling

sambil bertanya-tanya apa artinya suara genderang yang sejak tadi

terdengar.

Tidak lama kemudian Daniel sudah muncul lagi. "Ayo, ikut aku. Makanan

sudah ada di atas meja. Pertama-tama kami akan menari, lalu makan, dan

kemudian menjalankan upacara. Kalian adalah tamu kehormatan, jadi

kalian dipersilakan makan duluan."

"Maksudmu, kalian harus menunggu sampai nanti?" Bob bertanya

kebingungan. "Itu tidak benar!"

"Kami akan menunggu," Pete berkeras.

Jupe menelan ludah. "Ya, tentu saja!" katanya dengan berat hati.

Namun Daniel malah ketawa. "Jangan macam-macam. Makanan sudah

disiapkan. Dan kalian lapar. Bagi kami justru suatu kehormatan kalau

kalian makan duluan." Ketiga detektif muda saling berpandangan.

"Kita tidak boleh mengecewakan tuan rumah," ujar Jupe.

"Betul," Pete mendukung.

"Terima kasih, Daniel," kata Bob. Dalam hati ia berharap bahwa ayahnya

juga bernasib baik seperti mereka.

Mereka mengikuti Daniel melalui perkampungan. Orang-orang dewasa

dan anak-anak memperhatikan mereka dengan penuh rasa ingin tahu.

Kaum pria mulai bergabung dengan para wanita dan anak-anak yang telah

berkumpul di tengah desa. Mereka berdada telanjang dan mengenakan

hiasan kepala berupa bulu burung, serta kalung yang terbuat dari bulu

burung dan batu-batu berwarna. Kaum wanita mengenakan kalung dan

baju yang dihiasi dengan manik-manik. Beberapa laki-laki nampak

menggoyangkan tongkat sambil melangkah seirama dengan pukulan

genderang. Tongkat-tongkat mereka mengeluarkan bunyi berderak-

derak.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 47: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Mereka sedang melakukan pemanasan," Daniel menjelaskan. "Nah, ini

piring-piring untuk kalian. Silakan ambil makanan sendiri. Kalian bisa

makan sambil nonton. Aku akan mencoba menegangkan semuanya."

Jupe, Pete, dan Bob, mengisi piring masing-masing dengan daging,

kentang rebus, kacang polong, dan roti. Jupe begitu gembira melihat

makanan sungguhan, sehingga langsung mengambil porsi raksasa. Peduli

amat dengan dietnya!

"Daging rusa?" Pete bertanya pada Daniel sambil menunjuk salah satu

piring besar.

"Ya, dan itu daging kelinci, dan itu daging tupai. Di sebelah sana ada

ikan. Kami menangkapnya di truoc. Dalam bahasa kami truoc berarti

sungai."

Mereka menduduki bangku panjang di bawah pohon-pohon raksasa.

Sebuah peti bertulisan SUKU CADANG MOBIL - Nancarrow Trucking

Company berfungsi sebagai meja makan. Di sebelah kanan, sebuah pick-

up tua sedang didongkrak. Bagian-bagian dari mesinnya tergeletak di

atas peti lain. Di sebelah kiri, mereka melihat truoc-sungai kecil yang

mengalir di pinggir perkampungan.

"Apakah sungai ini berasal dari lembah besar di sebelah utara?" tanya

Bob.

"Kau tahu lembah itu?" Daniel balik bertanya. Ia nampak agak curiga.

Bob langsung bersikap hati-hati. "Aku melihatnya dari jauh," katanya

sambil menggigit sepotong daging rusa.

"Tak ada yang boleh pergi ke sana," ujar Daniel. "Lembah itu adalah

tempat keramat bagi kami. Kami menyebutnya Lembah Leluhur. Orang-

orang kami dimakamkan di lembah itu. Kadang-kadang kami juga

mengadakan upacara di sana."

"Aku pun tidak memasuki lembah itu," Bob meyakinkan lawan bicaranya,

ia kembali menggigit sepotong daging. "Suku-mu pasti sudah lama sekali

tinggal di sini."

"Dari mana kau tahu?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 48: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Aku melihat tempat pegangan tangan dan pijakan kaki pada tebing yang

membatasi Lembah Leluhur. Sepertinya tempat pegangan tangan dan

pijakan kaki itu sudah lama sekali ada di sana."

"Sudah sejak semula, ketika Sang Pencipta menciptakan orang-orang

kami." kata Daniel. "Dia juga menciptakan tanah longsor untuk

menghalau orang-orang yang tidak berkepentingan. Segala sesuatu

adalah ciptaan-Nya." Ia tersenyum. "Aku mengerti sekarang. Kau

berusaha mencari ayahmu. Para leluhur kami tidak akan marah

karenanya."

"Tapi mereka pasti marah kalau didatangi oleh para pelancong."

"Ya, jangan sampai ada turis yang mengotori kesucian lembah itu," ujar

Daniel dengan tegas.

Jupiter sudah menghabiskan setengah piring. Ia mulai merasa sehat

lagi. "Pasti ada sesuatu yang sangat penting sehingga tidak ada yang

boleh meninggalkan perkampungan."

"Orang-orang kami sedang menderita sakit," Daniel menjelaskan. "Mata

kami menjadi merah, sejumlah orang menderita batuk, dan dada kami

terasa sesak. Beberapa orang bahkan diganggu oleh roh-roh jahat yang

membuat api di perut mereka. Para tetua desa memutuskan untuk

mengadakan upacara adat untuk mengatasi penyakit ini. Untuk itu desa

kami dinyatakan tertutup sampai besok siang. Tak ada yang boleh

pergi."

"Apakah tidak lebih baik kalau kalian pergi ke dokter?" Pete bertanya

dengan polos.

Di bawah meja, Jupiter segera menendang kaki sahabatnya. Pete

langsung tersentak.

"Tidak apa-apa," kata Daniel. "Kalian punya dokter, kami punya shaman.

Dia telah mengurus kami sebelum aku lahir. Orangnya sangat bijaksana.

Kadang-kadang dia menyuruh kami ke rumah sakit di Bakersfield. Tapi

itu jarang terjadi. Biasanya kami selalu sehat, atau cepat sembuh lagi.

Sampai beberapa bulan yang lalu."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 49: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Apakah peraturan adat kalian juga berlaku untuk kami?" tanya Bob.

"Maksudnya, apakah ada yang bisa mengantarkan kami dalam keadaan

darurat?"

"Itulah yang sedang ditanyakan oleh pamanku."

Tiba-tiba suara genderang bertambah keras. Tongkat-tongkat di tangan

para laki-laki dibunyikan secara serempak. Sebuah teriakan yang bisa

membuat bulu kuduk berdiri menggema di udara.

Para penari mulai menari sambil membungkuk dan menegakkan badan.

Kaki-kaki mereka bergerak ringan.

"Coba perhatikan," ujar Daniel, "mereka naik turun pada saat yang tidak

bersamaan. Itu dilakukan karena dunia tak ubahnya seperti sebuah

perahu. Jika semua orang bergerak secara serempak, maka perahu

menjadi oleng, lalu terbalik. Itu tidak baik."

Beberapa saat kemudian sejumlah penari melompat ke tengah-tengah

lingkaran. Mereka melompat-lompat dengan gerakan aneh dan terpatah-

patah.

"Ketika dunia dilahirkan kembali," Daniel menjelaskan, "Sang Pencipta

menugaskan burung pelatuk untuk melaporkan bagaimana

perkembangannya. Karena itu para penari meniru gerakan burung

pelatuk. Mereka melebarkan tangan, dan meniru kicauan burung itu. Ini

memberi tahu roh burung pelatuk bahwa ada yang sakit, dan bahwa ia

harus melaporkan hal ini pada Sang Pencipta. Jika Sang Pencipta sudah

diberi tahu, maka Dia akan memberikan kekuatan besar pada Shaman.

Dengan demikian Shaman bisa menyembuhkan orang-orang kami."

Tarian itu terus berlanjut. Para penari bermandikan keringat. Mereka

terus berganti-ganti tempat pada lingkaran. Kaum wanita dan anak-anak

duduk sambil menonton. Kadang-kadang mereka bertepuk tangan serta

ikut menyanyi. Orang-orang yang sakitnya paling parah dibaringkan di

tikar-tikar. Kepala-kepala mereka diganjal dengan selimut, sehingga

mereka pun bisa mengikuti jalannya upacara.

Tiba-tiba semuanya berakhir.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 50: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Suara genderang berhenti. Para penari dan penonton menghampiri meja

makan. Jupe memperhatikan bahwa semua penari bermata merah. Dan

beberapa orang di antara mereka sempat terbatuk-batuk.

Si Kepala Kampung, yang dipanggil Paman" oleh Daniel, muncul lagi. Ia

ditemani seorang laki-laki tua berwajah tegang. Pakaian kebesaran yang

mereka kenakan nampak menonjol di tengah-tengah kerumunan.

Berdasarkan sikap para penghuni desa yang penuh hormat, Jupe

menebak bahwa pria tua itu adalah sang Shaman.

Akhirnya mereka berhenti di depan Daniel dan ketiga anggota Trio

Detektif.

"Kami tidak dapat membantu kalian," ujar Amos Turner, si Kepala

Kampung. "Kalian harus berangkat sendiri. Inilah keputusan kami."

8. Wahyu dari Sang Pencipta

"Risikonya terlalu besar," sang Shaman berkata. "Kesucian upacara

harus dijaga dengan ketat Terlalu banyak orang yang menderita sakit."

Bob, Jupiter, dan Pete merasa bahwa sang Shaman benar-benar

menyesal karena terpaksa mengambil keputusan ini. Namun ini tidak

membantu Mr. Andrews.

"Saya rasa kalian lebih baik tinggal di sini saja," Amos Turner, si Kepala

Kampung, berkata. "Besok siang kami bisa mengantarkan kalian."

"Kami harus berangkat hari ini juga," kata Bob. "Ayah saya mungkin

cedera berat"

"Daerah ini luas sekali," Amos kembali berkata, "jauh lebih luas dari

yang kalian bayangkan. Bagaimana kalian akan menemukan Diamond

Lake?" ia kelihatan tidak setuju dengan rencana Bob.

"Kami akan menyusuri jalan tanah yang melewati desa ini," jawab Pete.

"Kalau begitu kalian harus menempuh 40 mil!" si Kepala Kampung

menanggapinya.

"40 mil!" Pete segera menelan ludah.

Jupe nyaris ambruk ketika mendengarnya-tapi kemudian ia mendapat

akal.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 51: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Barangkali kami bisa menyewa salah satu mobil pick-up Anda," ia

mengusulkan.

Gntuk pertama sejak tiba di perkampungan ini, wajah Bob yang tampan

nampak agak cerah. Jupe memang bisa diandalkan, katanya dalam hati.

Jupe selalu menemukan pemecahan yang luput dari perhatian orang lain.

"Kami semua punya SIM," Bob cepat-cepat berkata.

"Dan uang," Pete menambahkan sambil mengeluarkan dompet. Dompet

itu berisi seluruh uang yang hendak dibelanjakannya di Diamond Lake.

"Kami akan membayar tunai."

"Dan kami akan mengantarkan mobil itu sesuai dengan permintaan

Anda," ujar Jupe. "Kami akan menjaganya dengan cermat. Ini kartu

nama kami. Biasanya orang mempercayakan masalah mereka pada kami.

Tapi kali ini kami yang memerlukan bantuan."

Jupe menyerahkan dua buah kartu nama pada Shaman dan Kepala

Kampung. Kartu-kartu itu merupakan desain baru yang dirancangnya

sendiri.

Si Kepala Kampung memegang kartunya dengan kaku. Sang Shaman

bahkan tidak membacanya sama sekali. Ia langsung menyerahkan kartu

itu pada Daniel. Daniel membacakannya untuk semua.

TRIO DETEKTIF

"Kami Menyelidiki Segala Sesuatu"

Jupiter Jones, Pendiri

Pete Crenshaw, Rekan

Bob Andrews, Rekan

Si Kepala Kampung menggelengkan kepala. "Rencana kalian tidak akan

berhasil," katanya.

Sang Shaman mengerutkan kening. "Mungkin saja, tapi saya rasa tidak

ada salahnya kalau mereka mencobanya." Ia menatap ketiga detektif

muda dengan tajam. "Bagaimanapun juga mereka akan berangkat. Karena

itu lebih baik kalau kita membantu mereka sebisa kita."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 52: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Si Kepala Kampung menggigit bibir. Ia tidak setuju, namun sang Shaman

telah mengambil keputusan. "Baiklah, saya akan mengatur semuanya," ia

berkata lalu melangkah pergi.

"Terima kasih banyak," ujar Bob sambil tersenyum dengan lega.

Sang Shaman mengangguk pelan. Untuk sesaat kedua matanya nampak

bersinar-sinar. "Anak-anak muda," ia bergumam. "Selalu saja dilanda

kesulitan." Kemudian ia berpaling pada Daniel. "Bagaimana?"

"Aku sudah melaksanakan tugas yang diembankan padaku."

"Ceritakanlah apa yang telah kaukerjakan," sang Shaman menyuruh

Daniel. "Ketiga temanmu ini pasti tertarik."

Daniel menghadapi Jupe, Pete, dan Bob. "Aku ditugaskan mencari wahyu.

Selama 24 jam aku berpuasa dan berlari menembus hutan. Aku hanya

berhenti untuk berdoa. Pada malam hari aku tidur, agar Sang Pencipta

bisa menyampaikan pesannya."

"Apa yang kaulihat ketika bermimpi, cucuku?" sang Shaman bertanya.

"Cucu?" Pete bertanya dengan heran. "Apakah kau punya hubungan

saudara dengan semua orang di sini?"

Daniel dan sang Shaman langsung ketawa.

"Ini adalah kebiasaan kami untuk menunjukkan rasa hormat," Daniel

menjelaskan.

"Berarti si Kepala Kampung bukan pamanmu?" Bob menduga-duga.

"Dan aku juga bukan cucu sang Shaman. Tetapi ia seperti kakek bagi

kami semua."

Ketiga anggota Trio Detektif mengangguk.

"Mimpiku sungguh aneh, Kakek," Daniel lalu berkata dengan serius. "Aku

berada di danau yang luas. Ketika aku melangkah ke air yang berwarna

hijau, tiba-tiba saja seekor ikan melompat ke tanganku. Aku merasa

beruntung sekali- ikan itu merupakan makanan lezat. Karena itu aku

berterima kasih pada Sang Pencipta. Tapi kemudian banyak sekali ikan

yang melompat ke tanganku. Aku tidak bisa menangkap semuanya. Ikan-

ikan itu terus menabrak punggungku, dadaku, wajahku-makin lama makin

keras."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 53: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Dan kau khawatir bahwa mereka akan menabrakmu sampai mati?" sang

Shaman bertanya.

Daniel mengangguk. "Aku melemparkan semua ikan yang sempat

kutangkap, kemudian meninggalkan danau itu."

"Tindakanmu tepat sekali. Pelajaran apa yang bisa diambil dari kejadian

itu?"

"Sesuatu yang diperoleh tanpa usaha seringkali tidak berguna, bahkan

bisa merugikan," Daniel segera menjawab.

Sang Shaman mengangguk. "Dan pesan apa yang disampaikan oleh Sang

Pencipta?"

"Di tempat yang benar, namun tanpa diberkati."

"Ahhh!" Sang Shaman mengulangi kata-kata itu sambil bergumam.

"Apakah itu menjawab pertanyaanmu?"

Ketiga detektif muda menatap Daniel dengan pandangan bertanya-

tanya.

"Aku tidak memahami artinya," pemuda Indian itu berkata sedih. "Aku

takkan pernah bisa menemukannya."

"Sang Pencipta telah memberikan jawaban padamu," sang Shaman

menyanggah. "Kau harus bisa mempergunakan jawaban itu."

Daniel menunduk malu. "Baik, Kakek."

"Sekarang kau harus berganti pakaian untuk upacara berikut."

"Ya, Kakek." Daniel berpaling pada Jupiter, Bob, dan Pete, lalu

tersenyum. "Aku akan berdoa agar kalian berhasil." Sedetik kemudian ia

telah pergi.

"Selamat jalan, prajurit-prajurit muda," ujar sang Shaman. "Jangan

percaya pada siapa pun selain diri kalian sendiri."

Ia segera bergabung dengan anggota suku yang lain.

"Coba perhatikan kepala kampung," kata Pete sambil melirik ke sebuah

pondok seng yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat mereka

berdiri.

Amos Turner berdiri di depan pondok itu. Ia sedang berbicara dengan

seorang laki-laki yang terus menerus menggosokkan kedua tangan pada

celana jeansnya. Orang itu mengangguk-angguk, seakan-akan sedang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 54: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

diberi perintah oleh lawan bicaranya. Kemudian si Kepala Kampung

menuju ke meja makan, sementara laki-laki itu menghilang ke dalam

pondok. Beberapa peti dengan ukuran berbeda-beda nampak ditumpuk di

satu sisi bangunan kecil itu. Masing-masing bertulisan Nancarrow

Trucking Company.

Jupe kembali duduk untuk menghabiskan makanannya. Ia meraih

garpunya, lalu menunduk agar lebih mudah menyuap. Pada saat itulah ia

melihat sebuah puntung rokok tergeletak di tanah.

Ia segera memungut puntung yang sudah mulai menguning itu. Filternya

dihias dengan pita berwarna hijau-persis seperti puntung rokok yang

ditemukannya tadi pagi.

"Hei, Jupe," kata Pete. "Ada apa?"

"Lihat ini," Jupe menjawab dengan singkat.

"Wow!" Pete berseru dengan suara tertahan.

"Apa artinya?" tanya Bob.

"Aku pun tidak tahu," Jupe mengakui, "tapi aku akan menyimpan puntung

ini. Siapa tahu ada gunanya nanti."

Seorang wanita muda muncul dari kerumunan orang dan menghampiri

Jupe, Pete, dan Bob.

"Aku Mary Grayleaf, adik Daniel," ia memperkenalkan diri. Matanya

terarah pada Bob. "Ini!" ia menjatuhkan sebuah kunci ke tangannya.

"Kepala Kampung menitip pesan bahwa mobil untuk kalian sedang

disiapkan. Apakah kalian sudah kenyang?"

"Sudah," jawab Bob sambil membalas tatapan gadis itu. Wajah Mary

cantik sekali. Rambutnya hitam dan lurus. Ia mengenakan kalung yang

terbuat dari batu-batu berwarna turkis. Bob melihat bahwa mata gadis

itu pun nampak merah.

"Apakah kau benar-benar adik DanieP" Bob bertanya, "Ataukah ini juga

hanya salah satu cara untuk memperlihatkan rasa hormat?"

Untuk sesaat Mary Grayleaf agak kebingungan. Tetapi kemudian ia

ketawa. "Betul, kok! Daniel adalah kakak kandungku."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 55: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jupiter dan Pete saling bertatapan. Jupe mengangkat alis. Pete

tersenyum simpul. Bob telah beraksi lagi. Ke mana pun ia pergi, ia selalu

menjadi magnet bagi gadis-gadis cantik.

"Apakah masih ada upacara lagi setelah ini?" Bob bertanya pada Mary.

"Shaman akan menari dan menyanyi," jawab Mary sambil menatap mata

Bob. "Kemudian ia akan berdoa, ia sedang mempersiapkan diri untuk

menerima pesan dari Sang Pencipta. Sang Pencipta akan

memberitahunya apa yang menyebabkan penyakit yang menyerang

orang-orang kami.

Setelah itu, Shaman akan menggunakan kekuatan gaib yang dimilikinya

untuk mengobati para penderita."

"Kekuatannya pasti ampuh sekali," Bob berkomentar sambil tersenyum.

"Kami selalu disembuhkan oleh kekuatan Shaman," Mary berkata dengan

serius.

Jupiter tidak bisa menahan diri lebih lama lagi. "Bagaimana dengan

usaha pencarian wahyu oleh Daniel?"

Pertanyaan ini segera menarik perhatian gadis itu. "Kalian sempat

mendengar pesan yang disampaikan pada Daniel? Bagaimana bunyinya?"

Jupe mengulangi pesan itu. "Di tempat yang benar, namun tanpa

diberkati."

Mary merenung sejenak, kemudian menggelengkan kepala. "Aku tidak

tahu apa maksudnya. Apakah Daniel bisa mengartikan pesan itu?"

"Tidak. Tapi Shaman menyuruh Daniel untuk memikirkannya," ujar Bob.

"Pesan itu rupanya penting sekali bagi kalian."

Mary mengerutkan kening, lalu memejamkan mata selama beberapa

detik. "Paman kami hilang," ia menjelaskan. "Dia membantu ibu kami

untuk membesarkan Daniel dan aku setelah ayah kami pindah dari sini.

Sudah bertahun-tahun ayah kami menghilang. Dan kini paman kami juga

lenyap. Sudah satu bulan dia tidak kelihatan, dan Daniel terus

mencarinya di hutan."

"Ada sesuatu yang tidak beres di sini," kata Bob. "Ayahku juga hilang."

Mary mengangguk dengan sedih. Perhatiannya beralih pada seseorang

yang berdiri di tengah kerumunan. Orang itu adalah laki-laki yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 56: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

sempat berbicara dengan Kepala Kampung tadi. Ketiga detektif muda

tidak melihat dia meninggalkan pondoknya. Namun kini orang itu

mengangkat tangan dan memberi isyarat pada Mary.

"Mobil kalian sudah siap," gadis itu berkata sambil menggosok-gosok

matanya yang merah.

ia mengantarkan Jupe, Pete, dan Bob mengelilingi perkampungan,

melewati anjing-anjing kudisan, serta setumpuk tanah sebesar rumah.

"Itu tempat di mana para pria mensucikan badan mereka," Mary

menjelaskan.

"Ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan," ujar Jupe. Tangannya meraih

ke dalam kantong baju, lalu mengeluarkan dua puntung rokok. "Apakah

kau tahu siapa yang mengisap rokok merk ini?"

"Tidak," jawab Mary sambil terheran-heran.

Dengan kecewa Jupe mengembalikan puntung-puntung itu ke kantong

bajunya.

Mereka melewati sebuah pick-up Ford berwarna merah yang masih baru.

Mobil itu nampak menonjol di antara kendaraan-kendaraan lain.

"Mobil itu milik Kepala Kampung," kata Mary. "Orangnya baik sekali. Dia

penembak paling jago di desa kami. Dia sering membelikan pakaian, alat-

alat, serta suku cadang untuk mobil-mobil yang rusak."

"Dari mana dia memperoleh uang untuk itu?" tanya Jupe.

Mary mengangkat bahu. "Entahlah. Mungkin dengan bekerja sambilan di

Diamond Lake. Itu bukan urusanku." Ia menepuk bemper sebuah pick-up

yang penuh karat. "Ini mobilnya yang lama. Dia meminjamkannya pada

kalian. Tapi kalian harus menjaganya baik-baik. Dia minta agar kalian

menitipkan mobil ini di pos kehutanan di Diamond Lake setelah kalian

tiba di sana."

Setelah memasukkan barang-barang mereka ke bak, ketiga anggota Trio

Detektif naik ke mobil.

"Ikuti jalan tanah ini sampai mencapai jalan yang digunakan untuk

mengangkut batang-batang pohon yang habis ditebang," Mary berkata.

"Kemudian belok ke arah barat. Jalan itu akan membawa kalian ke jalan

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 57: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

bebas hambatan. Kalian tinggal belok ke kanan, sebab jalan bebas

hambatan itu menuju ke Diamond Lake."

Jupe, Pete, dan Bob mengucapkan terima kasih. Pete menghidupkan

mesin. Mary tersenyum ke arah Bob dan melambaikan tangan.

Mereka berangkat. Debu beterbangan. Anjing-anjing menyalak.

"Akhirnya kita bisa naik mobil," Pete berkata dengan gembira.

"Yah!" ujar Jupe. "Ini hampir cukup untuk melupakan keampuhan daya

tarik Bob."

"Sorry, Jupe," Bob berkomentar dengan riang. "Kita harus

memanfaatkan semua kelebihan yang kita miliki."

Jupe dan Pete menoleh dan meringis. Bob duduk di bangku belakang

sambil memikirkan Mary. Pete menggenggam kemudi dengan erat-erat,

lalu berkonsentrasi penuh. Jalan tanah itu berbelok-belok, dan

mengikuti naik-turunnya bukit.

"Kelihatannya si Kepala Kampung tidak menyukai kita," ujar Pete.

"Lain halnya dengan Shaman," Jupe menanggapinya. "Berkat dialah kita

memperoleh pick-up ini. Apakah kalian sempat memperhatikan tampang

Shaman ketika Daniel menceritakan wahyu yang ia peroleh? Laki-laki tua

itu tahu apa arti wahyu itu, dan ia tidak gembira karenanya."

"Maksudmu, pamannya Daniel...?"

"Satu bulan merupakan waktu yang cukup lama untuk menghilang tanpa

berita," kata Jupe. "Dan penyakit apa yang diderita oleh orang-orang

Indian itu? Mereka mungkin terserang sejenis virus, tapi rasanya..." ia

terdiam sambil menggigit bibir, ia selalu bersikap seperti itu kalau

sedang memeras otak.

Beberapa mil kemudian, jalan tanah yang mereka lalui mulai menanjak.

Matahari sore bersinar cerah.

Di puncak bukit, pick-up tua itu sempat mengeluarkan bunyi mirip

tembakan dari knalpot Kecepatannya mulai bertambah, karena jalanan

menurun curam.

Pete menginjak rem. Mobil tua itu menggelinding pelan. Pete melepaskan

rem, dan mobil mereka kembali melaju dengan kencang.

Mereka meluncur melewati semak belukar dan pohon-pohon.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 58: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Sekali lagi Pete menginjak rem. Untuk sesaat kecepatan mereka

berkurang. Namun tiba-tiba rem berhenti bekerja. Pete langsung kalang

kabut.

"Ya, Tuhan!" ia berseru. "Remnya blong!"

9. Nyaris Celaka

Semakin cepat pick-up tua itu meluncur menuruni bukit yang curam.

Pete menggenggam kemudi dengan erat. Di sebelahnya, Jupe terlempar-

lempar dari kiri ke kanan. Bob berpegangan pada sandaran tangan yang

terpasang di pintu. Ketiga sahabat itu terguncang-guncang. Berkali-kali

kepala mereka membentur atap mobil dengan keras.

"Rem tangannya!" Jupe berseru. "Percuma, kita terlalu kencang," balas

Pete. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" Bob berteriak.

"Mudah-mudahan saja jalan ini kembali datar!" Jupe berharap dengan

cemas.

"Aku akan menurunkan gigi," Pete berkata. "Kalau bisa!"

Pete mulai bermandikan keringat ketika meraih tongkat persnelling. ia

ragu-ragu sejenak, lalu menurunkan gigi dari tiga ke dua secara paksa.

Mesin mobil mereka meraung-raung. Pick-up tua itu bergetar, kemudian

bertambah pelan.

Namun itu masih belum cukup. Mereka tetap saja meluncur dengan

kencang.

"Awas!" teriak Bob. "Di depan ada tikungan!"

Jalanan di depan mereka membelok ke kanan, lalu menghilang di balik

bukit.

Ketiga sahabat itu berteriak, "Wuaduuuh!" ketika mobil mereka

melewati tikungan yang panjang dan menurun itu. Akar-akar pohon

nampak di tempat-tempat di mana tanah termakan oleh erosi.

Pete memutar kemudi ke kanan, mendekati tebing.

"Aku akan merapat ke tebing," ia berseru. "Itu akan mengurangi

kecepatan kita."

"Awas!" Jupe berteriak.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 59: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Tumpukan tanah, kerikil, serta bongkahan batu dari tebing tergeletak di

sepanjang jalan. Pick-up mereka segera menerjang tumpukan itu.

Pete berjuang keras agar tidak kehilangan kendali. Namun akhirnya

kemudi terlepas dari tangannya dan berputar dengan liar. Mobil mereka

meronta-ronta dan bergetar dengan hebat, persis seperti sebuah mesin

cuci tua.

Sekali lagi Pete membelokkan kemudi ke arah tebing. Terlambat-pick-up

mereka sudah mulai selip! Keempat rodanya terperosok ke selokan yang

dalam.

"Mulai lagi, deh," Pete berkata dengan geram.

Karena terperangkap dalam selokan, mobil mereka melewati tikungan

berikut dengan kecepatan tinggi, lalu hampir keluar dari jalan. Namun

dengan sigap Pete berhasil mencegahnya

"Ya, Tuhan!" teriak Bob. "Kita akan kebalik!"

Di depan jalanan mulai mendaki bukit kecil yang landai.

"Wah, akhirnya!" kata Jupe. Wajahnya yang bulat nampak basah karena

keringat.

Pick-up mereka meluncur ke kaki bukit yang curam, lalu mulai naik ke

bukit kecil-persis seperti rollercoaster di taman ria. Dengan mesin

meraung-raung, mobil itu tetap melaju dengan kecepatan tinggi.

Lengan Pete nyaris kejang karena terus menggenggam kemudi erat-erat.

Bob berpegangan pada pintu. Sementara Jupe, yang duduk di tengah,

hanya bisa menopang dirinya pada dashboard dan atap.

Tebing yang membatasi jalan sudah tertinggal jauh di belakang. Di

kedua sisi jalan kini hanya ada semak belukar. Kecepatan mobil mereka

agak berkurang ketika jalanan mulai menanjak.

Ketiga sahabat bisa menarik napas panjang. Kalau saja ada jalan datar di

atas bukit, maka pick-up mereka bisa menggelinding sampai berhenti...

"Ya, ampun!" Jupe berseru ketika mobil mereka mencapai puncak bukit.

Meskipun kecepatannya telah berkurang, pick-up itu tetap saja

meluncur dengan kencang. Mobil tua itu melompat melewati puncak

bukit, lalu mendarat dengan keras pada roda belakang. Roda depannya

menyusul.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 60: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Dan kemudian perjalanan gila-gilaan menuruni bukit dilanjutkan lagi.

"Pegangan!" teriak Pete sambil berusaha untuk menahan mobil mereka

dalam posisi lurus.

Tanpa mengenakan sabuk pengaman, ketiga sahabat itu tak berdaya

menghadapi guncangan-guncangan hebat yang membuat mereka

terlempar ke segala arah.

"Mobilnya sudah mau rontok!" teriak Bob sambil menatap ke luar

jendela. Semak belukar di sebelah kanan jalan telah lenyap. Bob hanya

melihat puncak pepohonan. Sambil membelalakkan mata ia menyadari

bahwa bagian kanan jalan kini diapit oleh jurang sedalam puluhan meter.

Pete berusaha agar ban mobil mereka tetap berada di dalam selokan.

Dengan ngeri ia mem- bayangkan apa akibatnya kalau mereka sampai

masuk ke jurang itu.

"Lihat!" Pete tiba-tiba berseru.

Tepat di depan ada sebuah tebing granit yang memanjang ke arah

timur-barat Jalan membelok ke kanan, dan menyusuri tebing yang

mungkin merupakan akhir dari mimpi buruk mereka. Kalau saja Pete bisa

merapatkan mobil mereka ke dinding batu cadas itu...

"Pete, jangan nekat!" Jupe berkata dengan cemas. "Mobil kita bisa

hancur berantakan!"

"Tangki bensinnya bisa meledak kalau ada per-cikan api!" Bob pun

mengemukakan keberatannya.

"Apakah kalian punya ide yang lebih baik?" balas Pete.

Jupe dan Bob terdiam. Pandangan mereka terpaku pada tebing granit

yang kini membatasi tepi kiri jalan.

Mobil mereka masih meluncur dengan kencang. Pete kembali

membelokkan kemudi, agar ban mobil bisa keluar dari selokan.

Pick-up tua itu menabrak tebing. Percikan-percikan api beterbangan ke

segala arah.

"Ya, Tuhan!" Bob bergumam.

Seluruh perhatian Pete tercurah pada tebing di sebelah kirinya. Dengan

hati-hati ia memutar kemudi. Sekali lagi mobil mereka menyentuh

permukaan batu cadas. Sekali lagi. Dan sekali lagi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 61: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Suasana di dalam mobil benar-benar tegang.

"Tahan!" kata Jupe.

"Kau pasti bisa, Pete!" Bob menyemangati sahabatnya.

Sekali lagi Pete membelokkan setir. Pick-up mereka menempel pada

tebing, tapi kali ini Pete bertahan pada posisi ini. Bunga api memercik

dengan hebat.

Ketiga sahabat bermandikan keringat

Dan akhirnya kecepatan mobil mereka mulai berkurang. Sesaat

kemudian mereka telah berhenti. Pete segera mematikan mesin. Bemper

mobil mereka menempel pada tebing.

Pete, Jupe, dan Bob duduk sambil memejamkan mata. Debu beterbangan

di udara. Selama setengah menit tidak ada yang bergerak atau

membuka mulut.

"Pete, kau telah menghancurkan mobil ini," Jupe lalu berkata dengan

serius.

"Kau harus membayar ganti rugi," Bob menambahkan.

"Reputasimu sebagai pengemudi terampil telah tercoreng."

Perlahan-lahan Pete menoleh. Ia menatap kedua sahabatnya sambil

terheran-heran.

"Tapi bagaimana kami bisa membalas jasamu ini?" ujar Jupe sambil

menepuk bahu Pete.

"Kau benar-benar pengemudi jempolan," Bob berkata sambil nyengir.

Pete mulai ketawa. "Dasar sinting semua! Ayo, keluar! Sampai kapan

kalian mau duduk di sini, heh? Aku ingin lihat bagaimana keadaan mobil

ini. Mungkin kalian belum sadar, tapi aku tidak bisa buka pintu sebelah

sini."

Mereka turun dari mobil, lalu berjalan ke bagian belakang.

Pete menggelengkan kepala. "Astaga! Ty pasti tidak percaya kalau

mendengar cerita ini!"

Seluruh lapisan cat pada sisi sopir telah terkelupas habis. Pinggiran

pintu telah bersatu dengan body mobil. Dan pegangan pintu telah lenyap.

"Aha!" kata Pete. ia kembali ke depan.

"Aha?" Jupe menirunya, lalu menyusul.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 62: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Pete masuk ke kolong mobil. Kepala dan tangannya berada di bawah

pedal gas, rem, dan persnelling. ia memungut sesuatu dari tanah.

"Ada apa, sih?" Jupe bertanya tak sabar.

Pete berdiri lagi. ia memegang ujung sebuah baut, Jupe segera

memeriksanya. Ulir baut itu nampak seperti habis digergaji. Jupe

langsung menyerahkannya pada Bob.

"Ini pasti ada hubungannya dengan kerusakan rem yang kita alami," ujar

Jupe.

"Betul sekali," Pete menanggapinya. "Pedal rem menggerakkan sebuah

tangkai pendorong yang dihubungkan dengan booster rem. Kalau pedal

rem diinjak, maka sebuah piston di dalam booster akan menekan oli rem

ke saluran..."

"Jangan berbelit-belit, deh!" ujar Bob.

"Oke, oke," Pete menggerutu. "Baut itu yang menghubungkan pedal rem

dengan tangkai pendorong."

"Dan seseorang telah menggergajinya sehing-" ga langsung patah pada

saat mengalami tekanan," Jupe menyimpulkan.

"Tepat sekali!"

Bob mendesah panjang. Harapan untuk menemukan ayahnya semakin

menipis.

Ketiga sahabat itu saling berpandangan. Sekali lagi mereka berada

dalam kesulitan besar.

"Ini pasti ulah salah satu orang Indian," kata Jupe.

"Barangkali si Kepala Kampung?" Pete menduga-duga. "Dia tidak

menyukai kita. Tapi apakah alasan itu cukup kuat sehingga dia tega

membunuh kita?"

"Yang pasti, pelakunya bukan Daniel," ujar Bob sambil merenung. "Atau

Mary," Jupe menambahkan.

"Atau pun Mary," Bob mengulangi dengan yakin.

"Kita tidak bisa kembali ke sana untuk minta bantuan," kata Pete.

"Ya, salah satu penghuni perkampungan itu baru saja mencoba untuk

membunuh kita," Jupe pun sependapat "Aku rasa lebih baik kalau kita

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 63: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

teruskan perjalanan ke Diamond Lake. Apakah kau bisa membetulkan

remnya, Pete?"

"Bisa, tapi untuk itu aku memerlukan baut baru. Di mana kita bisa

mendapatkan baut?"

Pete dan Bob memeriksa pick-up. Tetapi mereka tidak menemukan apa-

apa. Bahkan dongkrak pun tidak ada.

"Barangkali di pesawat kita ada baut yang cocok," ujar Jupe. "Kalau

tidak salah, aku sempat melihat kotak peralatan di ekor pesawat." ia

mulai menyusuri tebing ke arah barat

Pete dan Bob saling berpandangan, kemudian menatap ke arah Jupe.

"Hei, ini kan tebing yang membatasi lapangan rumput!" Pete tiba-tiba

berseru.

"Kelihatannya begitu," kata Jupe. "Kita bisa menyusuri tebing ini sampai

ke tempat kita mendarat darurat, mengambil baut, kembali ke sini,

membetulkan mobil, lalu meneruskan perjalanan ke Diamond Lake." Jupe

mendesah tertahan. Dalam hati ia merasa puas dengan rencana ini.

Namun bayangan mengenai usaha yang dibutuhkan untuk mencapai

pesawat hampir membuatnya patah semangat.

Bob mengambil botol air dari bak. Ketiga sahabat itu mengikat jaket

masing-masing mengelilingi pinggang, kemudian mulai menyusuri tebing.

Ketika jalanan membelok ke arah perkampungan orang Indian, mereka

tetap mengikuti tebing dan masuk ke hutan.

Dalam waktu singkat mereka telah dikelilingi oleh pohon-pohon besar.

Kicau burung terdengar merdu. Daun-daun berdesir karena digerakkan

oleh angin lembut. Puncak pepohonan memberi perlindungan terhadap

sengatan matahari.

Tiba-tiba saja terdengar bunyi tembakan.

Sebuah peluru berdesing dan mengenai batang pohon cemara di depan

Pete.

Jupe, Pete, dan Bob langsung tiarap. Peluru kedua lewat di atas kepala

mereka.

Seseorang sedang menembak ke arah mereka!

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 64: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

10. Pemburu Manusia

"Mana mereka?" seseorang berseru dengan suara serak. Suara itu

berasal dari balik pepohonan di belakang Trio Detektif.

"Ayo, Biff!" orang lain membalas. "Kita harus menemukan mereka!"

Kata-kata yang diucapkan kedua orang itu terdengar menggema. Sukar

sekali untuk memastikan dari mana sumbernya.

"Kenapa mereka menembaki kita?" bisik Bob sambil menempelkan kepala

ke tanah.

"Entahlah," balas Jupe, "tapi aku rasa akibatnya pasti kurang

menyenangkan kalau kita bertahan di sini untuk memperoleh

jawabannya."

Mereka saling berpandangan, mengangguk, lalu bangkit tanpa

mengeluarkan suara. "Ayo!" Pete mendesak, ia segera lari ke arah semak

belukar.

Bob dan Jupe menyusul. Mereka berlari sejajar dengan tebing, dan

menuju lapangan rumput

Sekali lagi suara tembakan terdengar. Sebuah dahan rontok dan jatuh

ke tanah.

Jupe, Pete, dan Bob segera menjatuhkan diri, lalu merangkak ke balik

sebongkah batu sebesar rumah.

"Brengsek! Ke mana mereka?" suara pertama berseru dari tengah hutan.

"Dasar anak-anak berandal!" rekannya berkomentar dengan kesal. "Bikin

repot saja!"

Kedua orang itu semakin mendekat. Jupe mendengar suara dahan patah

terinjak. Kelihatannya orang-orang itu tidak peduli apakah kedatangan

mereka diketahui atau tidak.

Pete dan kedua sahabatnya kembali menerobos semak-semak.

"Itu mereka!" penembak pertama berseru. "Ayo, Biff! Sikat saja!"

Peluru-peluru berdesingan. Tanah dan debu tersembul ke atas di sekitar

Trio Detektif.

"Cepatan!" Pete memacu Bob dan Jupe.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 65: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

ia memasuki daerah bayangan pepohonan. Bob dan Jupe berada tidak

jauh di belakangnya. Agar tidak kehilangan arah, mereka tetap berlari

sejajar dengan tebing. Jupe sudah terengah-engah. Namun ia berusaha

keras agar tidak ketinggalan. Akhirnya mereka berhenti di balik semak-

semak.

"Apakah kalian sempat melihat tampang mereka?" tanya Jupe di sela

sela tarikan napas.

"Tidak," jawab Bob. ia mencopot topi ayahnya dan menyeka keringat.

"Kau masih tahan, Jupe? Wajahmu kelihatan seperti tomat matang."

"Jangan takut," jawab Jupe sambil tersengal-sengal. "Aku masih kuat."

"Ayo, kita jalan lagi," ujar Pete. Mereka segera menjauh dengan langkah

panjang.

"Apakah kita berhasil mengelabui mereka?" Bob bertanya.

"Mudah-mudahan saja," kata Jupe.

"Aku tidak yakin bahwa mereka mau menyerah begitu saja," Pete

memudarkan harapan kedua sahabatnya.

Ketiga detektif itu terus menuju ke arah barat. Mereka sebisa mungkin

berjalan sambil berlindung di balik pepohonan. Dalam waktu singkat

mereka telah menempuh beberapa mil. Mereka melewati bunga-bunga

liar, tumpukan batu besar, serta sebuah kali dengan air bening.

"Berapa lama lagi?" tanya Pete ketika mereka berhenti untuk mengisi

botol air.

"Kalau arahnya tepat, maka seharusnya kita sudah hampir sampai," kata

Jupe.

Mereka berangkat lagi.

"Itu dia!" Pete tiba-tiba berseru.

Mereka muncul di sisi selatan dari lapangan rumput yang sudah akrab

bagi mereka.

"Lho, mana pesawat kita?" Jupe langsung bertanya.

Sambil terbengong-bengong ketiga sahabat itu menatap ke tengah

lapangan. Pesawat mereka tidak kelihatan. Bahkan sayapnya yang patah

pun sudah lenyap! Bagaimana mungkin?

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 66: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Tunggu dulu," Pete berkata sambil mengintai. "Pesawat kita ditutupi

dengan semak-semak."

"Dan lihat, tuh!" Bob berseru. "Tanda SOS yang kita buat juga sudah

tidak ada!

"Berarti tidak ada yang bisa menemukan lapangan rumput ini," kata Pete.

"Sepertinya ada seseorang yang tidak menyukai kita," Jupe

berkomentar dengan suara tertahan.

"Yah... tapi siapa?" tanya Bob. "Dan kenapa?"

"Apakah kalian tersesat?" seseorang bersuara berat tiba-tiba berkata.

Jupe, Pete, dan Bob langsung membalik.

Seorang pria berbadan besar dan berambut pirang sedang berjalan ke

arah mereka.

"Ada yang bisa saya bantu?" ia mengenakan kacamata hitam, celana

serta kemeja berwarna serba coklat, dan membawa ransel. Sebuah

sarung senapan yang terbuat dari kulit menggantung pada bahu kirinya.

"Siapa Anda?" Pete langsung bertanya.

"Nama saya Oliver Nancarrow. Tapi teman-teman saya biasa memanggil

saya Ollie," pria itu memperkenalkan diri. Sambil tersenyum lebar ia

bersalaman dengan Jupe, Pete, dan Bob. "Saya datang ke sini untuk

berburu. Tapi kelihatannya hari ini bukan hari keberuntungan saya. Ini

memang baru pertama kalinya saya berburu di sini."

Bob tersenyum penuh harap. "Apakah Anda bawa mobil, Mr.

Nancarrow... ehm... Ollie?"

"Ya, tapi saya meninggalkannya di atas sana," si pemburu menjawab. Ia

menunjuk ke arah tebing.

"Jaraknya lumayan jauh dari sini, di pinggir jalan tanah yang menuju ke

jalan bebas hambatan."

"Kita tidak keberatan kalau harus jalan kaki ke sana, bukan?" Bob

bertanya pada teman-temannya. "Ayo, kita berangkat."

"Nanti dulu," ujar Nancarrow. "Kalau saya akan mengajak kalian naik

mobil, paling tidak saya harus tahu dulu kenapa kalian cari tumpangan."

Bob menjelaskan bahwa pesawat mereka jatuh, dan bahwa ayahnya

menghilang. Kemudian ia menambahkan, "Kami harus cepat-cepat ke

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 67: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Diamond Lake untuk minta bantuan petugas kehu-tanan. Saya khawatir

ayah aya pasti memerlukan

pertolongan.

"Apakah ada kejadian lain kecuali itu?" Nancar-row kembali bertanya.

"Saya mendengar suara tembakan kira-kira sejam yang lalu."

Bob menatap kedua sahabatnya. Jika mereka berterus terang pada

Nancarrow, maka pria itu mungkin tidak bersedia membantu.

"Saya rasa hanya pemburu seperti Anda," kata Jupe.

"Kami tidak bisa membuang-buang waktu lagi," Bob mendesak.

Nancarrow berpikir sejenak. "Oke. Sepertinya ada yang kalian

rahasiakan. Tapi tidak apa-apa. Itu toh bukan urusan saya. Saya akan

membantu kalian."

Nancarrow mengajak mereka menyeberang lapangan rumput, ke arah

tebing-Bob di sebelah kiri, Jupe di sebelah kanan, dan Pete di belakang.

"Rasanya saya pernah mendengar nama Anda," ujar Jupe sambil

berjalan. "Apakah Anda orang terkenal?"

"Wah, rasanya saya belum pantas disebut terkenal," jawab Nancarrow

sambil tersenyum. "Saya hanya memiliki beberapa restoran kecil di

Bakersfield. Ngomong-ngomong, Bob, apa tujuan ayahmu datang ke

sini?"

Bob bercerita bahwa ayahnya bekerja sebagai wartawan koran, dan

bahwa ia datang ke Diamond Lake untuk bertemu dengan seorang

sumber berita.

Sambil mendengarkan penjelasan Bob, Nancarrow mengeluarkan

sebungkus rokok. Pete langsung mengerutkan kening, ia tahu bahwa

puntung rokok yang dibuang sembarangan merupakan penyebab utama

kebakaran hutan yang sering terjadi di musim kemarau seperti

sekarang. Namun Jupe segera menoleh ke belakang, dan memberi

isyarat agar Pete jangan mengatakan apa-apa. Rokok yang sedang

dinyalakan oleh Nancarrow memiliki filter yang dihiasi dengan pita

hijau-persis seperti puntung rokok yang ditemukan oleh Jupe di

perkampungan orang Indian, dan di tempat di mana mereka menemukan

topi pet Mr. Andrews. Jupe yakin bahwa ia pernah mendengar atau

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 68: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

melihat nama Nancarrow sebelumnya. Tapi di mana? Di perkampungan

orang Indian?

"Kami menduga, ayah saya hendak menemui seseorang bernama Mark

MacKeir," Bob mengakhiri penjelasannya. Ia mengeluarkan buku catatan

ayahnya dan membuka halaman pertama. "Ya, Mark MacKeir. Apakah

Anda pernah mendengar nama itu?"

"Aneh sekali," ujar Nancarrow. "Benar-benar aneh. Saya tidak mengenal

orang itu, tapi berita radio tadi pagi mengatakan bahwa seseorang

bernama Mark MacKeir tewas dalam kecelakaan lalu lintas ketika

sedang dalam perjalanan menuju Diamond Lake. Mungkin dia ingin

berlibur. Dia kehilangan kendali atas mobilnya, lalu masuk ke jurang.

Mobilnya meledak. Dia tewas seketika."

"Ya, Tuhan!" Bob mendesah.

Mereka membisu selama beberapa saat. Masing-masing memikirkan

kematian MacKeir yang mengerikan. Pandangan Jupe tertuju pada

penutup sarung senapan Nancarrow, yang terkepak-kepak setiap kali

pria itu melangkah. Setiap kali Jupe melihat sepotong logam berwarna

gelap di dalamnya. Belum lama ini Jupe sempat membaca sebuah buku

mengenai senjata api. Senapan yang disandang Nancarrow memiliki

bentuk yang tidak lazim-bagian tengahnya nampak menggembung. Ini

berarti bahwa sarungnya pun harus dipesan secara khusus, agar bisa

menampung senapan yang aneh itu.

"Sekarang ini kau dan ayahmu merupakan orang penting di sini,"

Nancarrow berkata pada Bob. "Siapa saja yang tahu bahwa kalian

datang ke sini?"

"Hanya beberapa orang," Jupe cepat-cepat berkata sebelum Bob

sempat menjawab bahwa tidak ada yang mengetahui kedatangan

mereka. "Orang-orang di kantor ayah Bob."

"Betul itu, Bob?" Nancarrow bertanya sambil menoleh ke arah anak itu.

Jupe segera mencoba untuk mengangkat penutup sarung senapan

Nancarrow. Ia ingin mengintip ke dalamnya.

Ada sesuatu pada diri pria itu yang membuat Jupe merasa cemas. Peti

yang mereka gunakan sebagai meja ketika makan di perkampungan orang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 69: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Indian mempunyai cap Nancarrow Trucking Company pada sisinya. Cap

yang sama juga terdapat pada semua peti yang ditumpuk di luar pondok

seng. Pondok itu milik laki-laki Indian yang memberi isyarat pada Mary

bahwa mobil Kepala Kampung sudah siap dipakai. Jupe yakin bahwa

Nancarrow telah berbohong. Dia sudah pernah datang ke sini-dan lebih

dari satu kali.

Bob memandang ke arah Jupe. Ia nampak terkejut ketika menyadari

bahwa Jupe hendak mengintip ke dalam sarung senapan Nancarrow.

Namun Bob langsung bisa menguasai diri. ia tahu apa yang diinginkan

oleh Jupe. Tanpa berpikir panjang Bob tersenyum ke arah Oliver

Nancarrow.

"Betul," Bob berkata pada pria itu. "Ayah saya memberi tahu atasannya

bahwa kami akan datang ke sini. Selain itu dia juga menghubungi bagian

keuangan, sebab merekalah yang harus membayar ongkos hotel selama

ayah saya tinggal di Diamond Lake."

Ketika Jupe agak membungkuk ke depan untuk mengintip ke dalam

sarung senapan, Nancarrow tiba-tiba berhenti.

Jupe segera menarik tangannya, lalu berlagak mengikat tali sepatu.

Nancarrow mengisap rokoknya untuk terakhir kali, kemudian

menginjaknya sampai mati. Pete tidak suka melihat alam bebas

digunakan sebagai tempat sampah. Karena itu ia menunggu sampai

Nancarrow melihat ke arah lain. Kemudian ia cepat-cepat berjongkok,

dan memungut puntung rokok itu.

"Kapan ayahmu harus kembali ke kantornya?" Nancarrow bertanya

sambil jalan. Mereka kini sudah di kaki tebing.

"Saya tidak tahu pasti. Tepi seharusnya dia menelepon ke sana

kemarin," ujar Bob. Ia menduga bahwa Jupe tidak percaya pada

Nancarrow. Dan pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa indra

keenam yang dimiliki Jupe lebih sering tepat daripada meleset Karena

itulah ia sengaja memberikan keterangan palsu pada Nancarrow.

Sementara Nancarrow berbincang-bincang dengan Bob, Jupe-dengan

keterampilan pencopet ulung-membuka penutup sarung senapan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 70: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Kalau begitu mereka pasti akan mengirim orang untuk mencari kalian?"

Nancarrow kembali bertanya.

"Saya yakin, tim pencari sudah dalam perjalanan ke sini," kata Bob.

"Tapi kami tidak bisa menunggu sambil berpangku tangan," Pete

menambahkan.

Di bawah penutup sarung senapan, Jupe melihat pegangan tangan di atas

laras. Dan tiba-tiba saja ia mengenali bentuk senjata yang aneh itu.

Tapi mendadak Nancarrow berhenti lagi.

"Hei!" ia berseru dengan geram. "Sedang apa kau?" Dengan satu gerakan

cepat ia menepis tangan Jupe. Ia mundur selangkah, lalu menghadap ke

arah ketiga detektif muda. Kemudian ia mengeluarkan senapan besar

dan mengarahkannya pada mereka.

"Ternyata memang M-16," Jupiter bergumam. Tonjolan pada sarung

senapan Nancarrow dibuat agar bisa menampung pegangan tangan,

gagang, serta tempat peluru.

"Apa-apaan ini?" tanya Bob dengan heran.

"Senapan M-16 pertama kali diperkenalkan dalam Perang Vietnam," Jupe

berkata. Jantungnya berdebar-debar. "Dan kini senapan itu termasuk

jenis yang paling populer di seluruh dunia. Tapi kegunaannya terutama

untuk memburu manusia, bukan binatang. Siapa Anda sebenarnya, Mr.

Nancarrow? Dan apa yang Anda kehendaki dari kami?"

"Oke, jagoan-jagoan," Nancarrow menjawab sambil tetap membidikkan

senapannya ke arah mereka. "Saya sudah berusaha untuk menyelesaikan

urusan ini secara baik baik. Tapi sekarang kita akan menempuh jalan

yang lebih praktis. Cepat, naik ke tebing itu! Kalian harus ikut dengan

saya!"

11. Mengatur Siasat

"Ayo, Bob! Pete!" Jupiter berkata sambil menundukkan kepala. "Jangan

sampai Mr. Nancarrow marah." ia mulai berjalan ke arah tebing.

Pete dan Bob menatap Jupe dengan heran. Mereka agak terkejut

melihat perubahan yang begitu tiba-tiba. Dulu, ketika masih kanak-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 71: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

kanak, Jupe pernah jadi aktor film. Pada waktu itu ia memainkan peran

Baby Fatso dalam seri TV berjudul The Wee Rogues alias Berandal Cilik.

Jupe tidak suka mengenang peran itu, tetapi sampai sekarang pun ia

belum lupa cara berakting. Bakat itu memang sudah mendarah daging

dalam dirinya. Bob dan Pete mendadak menyadari bahwa sahabat

mereka sedang bersandiwara.

"Ayo, jalan!" Nancarrow memerintah dengan tegas.

"Apakah Anda akan membawa kami ke tempat Mr. Andrews?" Jupe

bertanya dengan nada mengibakan.

"Hah, jangan berharap yang aneh-aneh," balas Nancarrow, lalu ketawa

dengan sinis. "Itu urusan saya. Kau tidak perlu repot-repot

memikirkannya."

"Jadi Anda yang menculik ayah saya!" kata Bob sambil membelalakkan

mata. "Kenapa?"

"Karena dia sok ingin campur urusan orang lain," Nancarrow menjawab

dengan geram. "Sama seperti temanmu yang gendut ini. Sudah, jangan

banyak omong!"

Mereka menyusuri tebing ke arah barat untuk mencari tempat yang

cocok untuk memanjat naik. Jupe sengaja menarik napas sambil

tersengal-sengal.

"Saya tidak kuat kalau harus terus jalan secepat ini," ia mengeluh.

"Dasar cengeng!" kata Nancarrow.

"Aduh!" Jupe mengerang, ia membiarkan kakinya terpeleset pada

sebuah batu yang ditumbuhi lumut, ia jatuh terjengkang, dan menimpa

Bob.

Bob terdorong mundur. Tapi dengan sengaja ia tidak membentur Pete.

Mata Pete nampak bersinar-sinar, ia memahami apa maksud Jupe dan

Bob.

Nancarrow mengerutkan kening. Meskipun curiga, ia belum memahami

apa yang sedang terjadi.

Pete tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Secepat kilat ia

berbalik badan dan menghampiri Nancarrow. Dengan menggunakan sikut,

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 72: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Pete melancarkan haishu-uke ke arah laras senapan M-16 di tangan pria

itu.

"Lariii!" ia berteriak pada Bob dan Jupe.

Kedua anak itu cepat-cepat berdiri, lalu menyeberangi lapangan rumput

ke arah tepi hutan sebelah barat.

Pada saat yang sama, Pete kembali beraksi. Kali ini sasarannya adalah

dada Nancarrow.

Nancarrow terhuyung-huyung, ia kehilangan keseimbangan, namun tetap

menggenggam senapannya erat-erat.

Pete berlari menyusul kedua sahabatnya.

Peluru-peluru berdesingan di sekitar mereka. Daun-daun cemara, debu,

serta kulit pohon beterbangan di udara. Burung-burung bercuit-cuit,

lalu terbang menjauh. Ketiga detektif muda segera merebahkan diri.

untuk sementara mereka cukup terlindung di balik semak belukar.

"Biff! George!" Nancarrow memanggil. "Di mana kalian? Dasar pemalas!

Cepat ke sini! Anak-anak itu mencoba melarikan diri."

Pete mengangkat kepala. Ia melihat Nancarrow berdiri di lapangan

rumput. "Nancarrow bawa walkie-talkie. Dia memanggil bantuan."

"Biff adalah salah satu dari kedua orang yang mengejar kita tadi," bisik

Bob. "Dialah yang bersuara serak."

"Berarti yang satu lagi bernama George," ujar Jupe-juga dengan suara

tertahan. "Sepertinya mereka tadi hanya berusaha menggiring kita ke

tangan Nancarrow. Pantas saja mereka tidak terlalu ngo-tot" Jupe lalu

bercerita bahwa ia telah menemukan hubungan antara rokok yang diisap

Nancarrow dengan peti-peti di perkampungan orang Indian.

"Tapi aku tidak yakin bahwa Nancarrow yang menyabot pick-up kita,"

ujar Bob. "Dia tidak punya kesempatan untuk itu."

"Aku rasa, itu ulah si Kepala Kampung," Pete berpendapat.

"Nanti saja kita pikirkan soal ini," kata Jupe. "Sekarang kita harus pergi

dulu dari sini."

"Bagaimana dengan ayahku?" tanya Bob.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 73: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Kalau mendengar ocehan Nancarrow tadi," jawab Jupe, "aku yakin,

ayahmu masih hidup. Tapi pertama-tama kita harus menyelamatkan diri

dulu. Baru setelah itu kita bisa menyelamatkan ayahmu."

Mereka memandang ke lapangan rumput. Nancarrow masih berdiri di

tempat yang sama. Pandangannya terarah ke tepi hutan.

"Dia tidak mau menghambur-hamburkan amunisi," Jupe berkata. "Dia

tidak akan melepaskan tembakan sebelum melihat kita."

Ketiga sahabat itu berdiri tanpa bersuara, lalu bergerak menjauh

melalui hutan.

"Itu mereka!" suara Biff yang serak terdengar.

Jupe, Pete, dan Bob masih sempat berlari beberapa langkah. Kemudian

mereka berhenti.

Tiba-tiba saja mereka berhadapan dengan laras M-16 kedua.'

Seorang pria berambut gelap, bermata biru, dan dengan kulit terbakar

oleh matahari, mengarahkan senjatanya pada mereka. Secara

bergantian ia membidik Jupe, Pete, dan Bob. ia nampak tersenyum,

tetapi wajahnya tidak memancarkan keramahan.

"Nah, akhirnya kena juga!" ia berkata dengan puas. Mendengar suaranya,

orang itu mestinya George. "Hei, Biff! Di mana kau?"

Pria bernama Biff muncul di sebelah kiri Trio Detektif, ia pun membawa

senapan M-16. "Bagus, George! Tepat di mana kita menghendaki

mereka." Biff berbadan pendek dan kurus. Rambutnya berwarna coklat.

Ia memiliki alis yang tebal. "Anak-anak ini memang tidak punya otak."

Suara Oliver Nancarrow yang angkuh kini terdengar dari belakang.

"Oke, giring mereka lewat sini. Cepat, perjalanan kita masih panjang."

"Kalian dengar apa kata Bos," ujar Biff. "Ayo, jalan!"

Jupe, Bob, dan Pete saling berpandangan. Pete mengangkat bahu. ia

sadar bahwa mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

"Jalan!" Biff menggeram.

Kemudian ia membuat kesalahan fatal. Si kerdil itu mendorong punggung

Pete dengan menggunakan moncong M-16-nya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 74: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Pete segera membalik. Ia menggenggam laras senapan, kemudian

mendorongnya dengan keras sehingga popor senjata itu menghantam

perut Biff.

Biff jatuh ke tumpukan dahan-dahan kering.

Seketika Bob melancarkan tendangan yoko-geri-keage. Kakinya tepat

mengenai dagu George. George terhuyung-huyung ke belakang. Bob

segera maju dan melayangkan tendangan susulan. Kali ini George

ambruk.

Jupe berlindung di balik pohon cemara, ia hendak memanfaatkan

kemampuan judo-nya untuk melumpuhkah Nancarrow. Pria itu sedang

bergegas ke arah mereka. Tetapi pada detik-detik terakhir Jupe

memilih cara yang lebih mudah. Langsung saja ia menjulurkan kaki.

Nancarrow tersandung dan kehilangan keseimbangan.

Pria itu berusaha agar tidak terjatuh. Tapi secepat kilat Pete

menghantam tengkuknya dengan gerakan otoshi hiji-ate. Nancarrow

tumbang.

Ketiga detektif muda tidak membuang-buang waktu. Mereka langsung

kabur ke hutan.

Mereka mendengar Nancarrow menyumpah-nyumpah, dan memaki-maki

kedua rekannya.

"Dasar Tolol semua! Kejar mereka, cepat! Tapi jangan main tembak. Aku

menginginkan mereka hidup-hidup."

Jupe, Pete, dan Bob menembus hutan ke arah selatan. Sambil berlari,

mereka menghindari pohon-pohon dan batu-batu yang menghalangi jalan.

Suara langkah para pengejar lerdengar dengan jelas di belakang

mereka.

Mereka terus bergegas. Namun tenaga mereka semakin berkurang.

Langkah-langkah mereka semakin berat.

Pete menemukan sebuah jalan setapak dan langsung membelok ke kanan.

Bob seqera mengenali jalan setapak itu-kemarin, setelah mengisi botol

air, ia sempat menyusurinya.

"Kita harus susun siasat," Jupe berkata sambil terengah-engah. "Kita

tidak bisa terus-menerus main kucing-kucingan seperti ini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 75: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Selain itu kita juga masih harus menyelamatkan ayahku!" ujar Bob.

Dari belakang terdengar teriakan garang, yang membuat mereka

menambah kecepatan.

"Mereka telah sampai di jalan setapak!" Pete berseru.

"Mereka akan menyergap kita di sini!" Bob mengingatkan.

"Sebaiknya pick-up si Kepala Kampung kita lupakan saja," ujar Jupe

sambil terus berlari. "Pete, apakah kau bisa menemukan jalan yang

dibicarakan oleh Nancarrow tadi?"

"Jalan untuk mengangkut pohon-pohon yang baru ditebang? Jalan itu

kan berhubungan dengan jalan bebas hambatan," Pete mengingat-ingat.

"Mary Grayleaf juga sempat menyinggungnya. Jalan tanah dari

perkampungan orang Indian juga menuju ke sana."

"Ya, jalan itu yang kumaksud," kata Jupe. Napasnya tersengal-sengal.

"Pete, kaulah yang paling kuat dan paling cepat di antara kita. Kaulah

yang punya kesempatan terbesar untuk bisa mencapai Diamond Lake."

"No problem," balas Pete dengan yakin.

"Sementara itu Jupe dan aku harus berusaha agar Nancarrow mengejar

kami," Bob menanggapinya. "Betul tidak, Jupe?"

"Betul!"

Pete segera berangkat. Ia meninggalkan jalan setapak dan masuk ke

hutan. Setelah Nancarrow dan kedua anak buahnya lewat, Pete akan

kembali ke jalan setapak lalu menuju ke Diamond Lake.

Jupe dan Bob terus berlari.

"Kita perlu tempat untuk bersembunyi," Jupe berkata pada Bob.

"Bagaimana dengan sebuah lembah rahasia?" Bob mengusulkan. "Aku

rasa dalam keadaan seperti ini para Leluhur Indian takkan keberatan."

"Oke!" Jupe menyetujui gagasan sahabatnya.

Bob berhenti sejenak ketika mereka mencapai tempat yang agak lebar.

"Tapi kita harus pastikan dulu bahwa Nancarrow memang mengejar

kita."

Jupe tersenyum, ia menarik napas dalam-dalam, lalu berseru,

"Bob, aku capek! Aku harus istirahat sebentar!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 76: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Kau selalu capek!" balas Bob dengan sengit. "Aku bosan dengan

kecengenganmu!"

Meskipun sadar bahwa Bob hanya bersandiwara, Jupe sempat kaget

juga. "Aku tidak peduli! Berhenti dulu, deh!"

Mereka berdiri sambil memasang telinga. Nancarrow dan kedua anak

buahnya sedang menuju ke arah mereka. Langkah ketiga pemburu itu

terdengar seperti gerombolan gajah liar yang sedang mengamuk.

"Ya, Tuhan!" Bob tiba-tiba berseru. "Lihat!"

ia mengangkat tangan, ia masih membawa botol air.

"Seharusnya kita berikan ini pada Pete!" ujar Jupe.

"Yah, di tempat yang kita tuju ada kali kecil. Tapi siapa tahu apa yang

dihadapi oleh Pete?"

12. Bergelantungan di Tebing Batu Cadas

Seruan-seruan Jupe dan Bob menggema di hutan, dan juga sampai ke

telinga Pete.

Beberapa saat kemudian ia mendengar suara langkah berat lewat di

depan tempat persembunyiannya.

Pete membayangkan senapan-senapan M-16 yang dibawa oleh Nancarrow

dan kedua anak buahnya, ia berharap bahwa Jupe dan Bob berada dalam

keadaan aman. Kemudian Pete menyingkirkan kecemasan yang berada

dalam hatinya, ia harus memusatkan segala daya untuk mencapai

Diamond Lake. Keselamatan Mr. Andrews tergantung padanya sekarang.

Ia mengencangkan otot-ototnya, lalu mulai berlari dengan langkah

ringan. Dengan demikian ia bisa menempuh jarak yang jauh tanpa terlalu

memeras tenaga. Suhu udara di hutan sudah menurun. Angin sore mulai

bertiup.

Pete mengikuti jalan setapak kembali ke lapangan rumput, kemudian

menuju ke tebing batu cadas. Sejauh ini ia belum melihat tanda-tanda

bahwa Nancarrow masih membawa orang selain Biff dan George. Namun

Pete tetap berhati-hati. ia tidak berani mengambil risiko. Karena itu ia

terus berjalan di bawah lindungan pohon-pohon.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 77: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Setelah sampai di bawah tebing, Pete mulai memanjat naik. Dalam

beberapa menit ia telah mencapai dataran di atas tebing, lalu berhenti

sejenak untuk menarik napas. Di sinilah mereka menemukan topi Mr.

Andrews tergeletak. Jadi, kemungkinan besar di tempat inilah ayah Bob

disergap dan diculik. Tapi kenapa? Tindakan seperti itu rasanya tidak

masuk akal.

Pete menatap gunung-gunung yang ditumbuhi hutan lebat. Angin bertiup

dengan kencang di dataran puncak tebing, dan menembus T-shirt Pete

yang tipis. Jaketnya masih terikat mengelilingi pinggang, dan selimutnya

berada dalam kantong jaket. Pete sadar bahwa ia akan membutuhkan

keduanya nanti, ia menyesal karena lupa mengambil botol air, namun

sekarang sudah terlambat untuk kembali lagi. Gntung saja ia masih

menyimpan beberapa batang coklat yang diberikan oleh Jupe.

ia menuju ke utara, sambil mengingat-ingat dari arah mana matahari

mengenai bahu dan punggungnya. Matahari kini merupakan satu-satunya

penunjuk arah yang dimiliki Pete.

ia menyeberangi hamparan batu cadas yang mulai menanjak ke arah

pepohonan lebat Ketika tiba di hutan, Pete segera mencari jalan

setapak.

Setelah menemukan satu, ia menembus semak-semak dan meneruskan

perjalanan.

Jalan yang dilewati Pete semakin curam. Ia berlari dan berjalan cepat

secara bergantian. Matahari semakin condong ke barat. Tapi Pete terus

memacu dirinya. Ia telah bermandikan keringat

Menjelang malam, Pete sampai di sebuah punggung bukit, lalu berhenti,

ia melihat ke bawah, dan nyaris tidak percaya pada pandangan matanya.

Di kaki bukit ada sebuah jalan tanah yang memanjang ke arah timur-

barat Jalan itu penuh jejak ban kendaraan berat, tetapi dua kali lebih

lebar dari jalan yang menuju ke perkampungan orang Indian-persis

seperti yang digambarkan oleh Mary Grayleaf.

Pete meluncur menuruni lereng bukit, lalu berhenti sejenak untuk

beristirahat dan menikmati keberhasilan ini. Kalau saja sebuah mobil

lewat dan mau menawarkan bantuan...

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 78: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Otot-otot Pete terasa gemetar. Jarak yang sudah ditempuhnya memang

cukup jauh. Tapi ia masih harus berjalan sejauh 25 mil, mungkin bahkan

30 mil.

Mudah-mudahan saja aku dapat tumpangan setelah sampai di jalan

bebas hambatan, ujar Pete dalam hati.

ia menuju ke barat, ke arah matahari yang sedang tenggelam. Sambil

jalan ia mengenakan jaketnya, sebab suhu udara turun dengan cepat.

Matahari menghilang di balik cakrawala, dan digantikan oleh bulan

purnama. Pete melewati jembatan yang menyeberangi pertemuan antara

dua sungai beraliran deras. Kabut menggantung di udara. Bau cemara

tercium dengan jelas. Pete sebenarnya merasa haus, tapi ia tidak berani

minum air sungai tadi.

ia berhenti di seberang jembatan. Di depannya ada percabangan jalan.

Jalan yang lebih kecil menuruni bukit-sejajar dengan aliran sungai-

sampai akhirnya menghilang di sebuah ngarai sempit. Melihat palang

yang menghalangi ujung jalan, Pete menyimpulkan bahwa jalan itu

digunakan oleh petugas kehutanan untuk memerangi kebakaran yang

sering terjadi di musim kemarau.

Pertama-tama Pete merasa gembira. Namun kemudian ia teringat bahwa

jalan-jalan seperti itu seringkali terletak di daerah terpencil dan jarang

dilewati. Para petugas kehutanan tidak akan datang ke sini-kecuali jika

ada pemberitahuan mengenai kecelakaan atau kebakaran.

Akhirnya Pete kembali menyusuri jalan semula, ia makan sebatang

coklat. Badannya semakin letih dan semakin kedinginan. Di kejauhan

terdengar lolongan coyote (anjing hutan).

***

Setelah Pete berpisah dari mereka, Jupe dan Bob kembali berlari.

Nancarrow dan kedua anak buahnya masih terus mengejar dengan

langkah berat Mereka semakin mendekat, sehingga Jupe dan Bob.

terpaksa menambah kecepatan.

Suara langkah di belakang mereka merupakan kabar baik, sekaligus

kabar buruk. Suara itu menunjukkan bahwa ketiga laki-laki itu melewati

tempat pesembunyian Pete tanpa melihatnya. Tetapi kini Jupe dan Bob

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 79: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

harus mencari jalan untuk meloloskan diri dari para pembunuh, serta

senapan-senapan M-16 yang mereka bawa.

Sambil membisu Bob dan Jupe mencapai sungai yang disebut truoc oleh

orang-orang Indian. Mereka segera menyusurinya ke arah yang

berlawanan dengan aliran air. Angin yang bertiup di atas air yang bening

menyebarkan bau belerang, dan membuat mata kedua detektif muda

terasa perih.

Bob berjalan di depan. Ia mengikuti jalan setapak yang telah dilewatinya

kemarin. Baik Bob maupun Jupe sudah lelah dan kehabisan napas ketika

mencapai jalan masuk ke Lembah Leluhur. Air terjun di hadapan mereka

menderu-deru.

"Wow!" Jupe berseru sambil memandang air terjun itu. "Di sinikah kau

hampir jadi korban tanah longsor?"

"Di sekitar sini," kata Bob. ia menoleh ke belakang. "Itu mereka!"

Jupe mengikuti arah pandangan sahabatnya. Kurang lebih setengah mil

dari tempat mereka, Nancarrow, Biff, serta George sedang mengelilingi

sebongkah batu besar. Nancarrow berjalan di depan. Senapan M-16

ketiga laki-laki itu tergantung pada bahu masing-masing. Mereka

menatap ke arah air terjun, lalu melihat Bob dan Jupe. Biff, si Pendek

bersuara serak, meneriakkan sesuatu dan mengacungkan tinju.

"Ayo, Bob!" Jupe mendesak. "Kita tidak bisa berlama-lama di sini."

Bob segera memasuki hutan, dan kembali menyusuri tebing. Jupe berada

beberapa meter di belakangnya. Akhirnya Bob berhenti. Ia meraih ke

atas, lalu mengunci jari-jarinya pada tempat pegangan tangan yang

hampir tidak kelihatan. Kemudian ia menjejakkan kaki pada pijakan yang

juga hampir tidak kelihatan. Tempat pegangan tangan serta pijakan kaki

itu sudah selama berabad-abad dimakan erosi, sehingga sama sekali

tidak menyolok.

Bob mulai memanjat naik.

Dengan hati-hati Jupe mengikuti contoh yang diberikan sahabatnya.

"Ya, ampun!" ia mendesah tertahan. Jupe tidak menyukai perkembangan

terakhir ini. Keringat mulai membasahi keningnya. Dengan susah payah

ia berusaha menjaga keseimbangan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 80: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Kau pasti bisa, Jupe!" Bob memberi semangat

Bob memanjat dengan cepat, sekaligus menunjukkan jalur yang harus

dilewati oleh Jupe. Dengan setiap langkah mereka semakin tinggi, dan

semakin mendekati dinding batu cadas di atas air terjun. Lembah

Leluhur terletak di balik dinding itu.

Pepohonan lebat melindungi mereka dari pandangan para pengejar.

Nancarrow, Biff, dan George baru bisa melihat bagian tebing ini setelah

mereka berdiri di kaki air terjun. Bob berdoa bahwa ia dan Jupe sudah

mencapai Lembah Leluhur pada saat itu.

Jupe bergerak dengan perlahan. Lengan dan kakinya gemetar. Kenapa

aku mau dibujuk oleh Bob? Anak itu bertanya dalam hati. Aku pasti

sudah kehilangan akal sehat!

Tiba-tiba saja kaki kanannya terpeleset. Kejadian itu begitu mendadak

sehingga Jupe tidak sempat berbuat apa-apa. ia telah mencapai

ketinggian sekitar 30 meter, dan percikan air dari air terjun membuat

batu cadas selicin es. Sebelum Jupe sempat mejejakkan kaki, tangan

kanannya juga mulai merosot.

Mati-matian Jupe berusaha mencengkeram permukaan cadas.

Jantungnya nyaris copot Jari-jarinya mulai kejang. Jupe memelototi

tangan kanannya, seakan-akan tidak percaya bahwa tangan itu gagal

melaksanakan tugas. Kemudian pegangannya terlepas sama sekali. Waktu

seolah-olah berhenti. Hanya tangan dan kaki kiri Jupe yang masih

menahan berat badannya.

Aku akan mati di sini, terlintas di kepala Jupe. Aku akan meluncur ke

bawah dan terempas ke batu karang! "Jupe!" teriak Bob. Ia seperti

terpaku di tempat Wajah Jupe nampak pucat pasi. Seluruh tubuhnya

terasa lumpuh.

"Tundukkan kepala!" Bob kembali berseru. Ia dicekam rasa takut. Jupe

harus diselamatkan! "Gerakkan bahu kananmu! Gerakkan kaki kananmu!

Atur keseimbanganmu sampai kau merapat ke tebing!"

Jupe tidak bereaksi.

Dia tidak mendengarku, pikir Bob. "Jupe!" ia berteriak, kemudian

merayap turun ke arah sahabatnya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 81: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jupe bisa merasakan kehadiran Bob. Namun ia tidak melihatnya.

Teriakan-teriakannya juga hanya terdengar secara sayup-sayup. Tetapi

perlahan-lahan perintah Bob mulai diserap oleh otak Jupe. Gunakan

otakmu! Jupe berkata pada diri sendiri. Berpikirlah!

Tepat pada waktu Bob tiba di sampingnya, Jupe berhasil menguasai diri.

Bob memperhatikan sahabatnya dengan saksama. Ia seolah-olah bisa

melihat roda-roda di kepala Jupe mulai berputar kembali. Penuh harap

Bob menahan napas.

Tiba-tiba saja kepala Jupe bergerak maju. Dengan gerakan kaku seperti

robot, tangan dan kakinya menemukan tempat berpijak pada tebing.

Sambil terengah-engah ia menempel pada permukaan batu cadas.

"Kau berhasil, Jupe!" Bob berseru dengan gembira. "Ayo, kita lanjutkan

pendakian. Sedikit di atas sini ada tonjolan pada tebing yang ditumbuhi

semak-semak. Kita bisa beristirahat di sana. Mereka tak bakal melihat

kita. Ayo, Jupe! Sedikit lagi!"

Penuh rasa was-was Jupe memindahkan tangan ke tempat pegangan

berikut. Kakinya menyusul. Sambil memaksakan diri untuk tetap tenang,

ia merayap pada tebing-semakin lama, semakin tinggi.

Bob mendahuluinya. Dalam waktu singkat ia telah mencapai tonjolan

yang dimaksudnya. Semak-semak tumbuh pada tepi tonjolan, sehingga

mereka bisa berlindung dengan aman.

"Cepat, Jupe!" Bob mendesak. "Nancarrow dan kawan-kawannya sudah

hampir sampai."

Perlahan tapi pasti Jupe memanjat naik. Tak sekalipun ia menoleh ke

bawah. Ia terus memanjat sampai Bob akhirnya bisa mengulurkan tangan

dan menyentuh jari Jupe.

"Ayo, sedikit lagi, Jupe!" Bob berkata dengan lembut. Jari Jupiter

terasa basah.

Jupe tidak mengatakan apa-apa. ia memindahkan kakinya ke pijakan

berikut Kemudian ia menarik diri ke atas. Setelah berhasil mencapai

tonjolan batu, ia segera merangkak ke balik semak-semak, ia duduk

seperti patung, sambil memejamkan mata.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 82: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Berapa lama lagi mereka sampai di air terjun?" Jupe bertanya dengan

suara serak.

"Sebentar lagi," jawab Bob. "Lihat!"

Percikan-percikan air memenuhi udara. Angin yang bertiup dari lembah

menyebarkan bau belerang. Mata Jupe dan Bob terasa perih ketika

mereka memperhatikan Nancarrow, Biff, dan George mendekati air

terjun.

"Mana anak-anak brengsek itu?" Nancarrow marah-marah. Sambil

bertolak pinggang, ia me-mandang hutan dan tebing-tebing melalui

kacamata hitamnya.

Bob dan Jupe berusaha keras agar dapat mendengar ucapan Nancarrow.

"Ini salah kalian!" Nancarrow membentak kedua anak buahnya. "Gara-

gara kebodohan kalian mereka bisa kabur."

"Mereka pasti di sekitar sini, Bos," ujar George.

"Kami akan menemukan mereka," Biff berjanji.

"Mereka tidak boleh lolos!" Nancarrow berkata dengan kesal.

"Wartawan sok tahu itu sudah berhasil kita amankan. Dan sekarang kita

juga harus menangkap bocah-bocah ingusan itu."

Ketika mendengar kata wartawan, Bob dan Jupe segera bertukar

pandang.

"Sepertinya Nancarrow menculik ayahmu karena ayahmu hendak

menyelidiki sesuatu," Jupe menduga-duga. "Barangkali ada hubungannya

dengan sumber berita di Diamond Lake."

"Hmm, aku jadi ingin tahu siapa Mark McKeir itu, dan apa yang

diketahuinya," balas Bob.

"Kita harus mengatur semuanya supaya kelihatan seperti kecelakaan,"

Nancarrow masih memberi kuliah pada Biff dan George.

"Pertama-tama kita hajar kepala mereka," Biff menanggapinya. "Kita

hajar mereka sampai pingsan-persis seperti kita menghajar McKeir!"

Bob dan Jupe kembali bertukar pandang. Mereka benar-benar terkejut.

Apakah McKeir menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh anak

buah Nancarrow?

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 83: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Setelah itu kalian harus masukkan mereka ke dalam pesawat," Oliver

Nancarrow berkata. "Kita bakar mereka bersama-sama-Andrews dan

anak-anak itu. Orang-orang akan menyangka bahwa pesawat mereka

meledak dan terbakar waktu jatuh. Sebuah kecelakaan-seperti yang

dialami McKeir. Takkan ada yang tahu apa yang terjadi sesungguhnya."

"Ya, takkan ada yang tahu," Biff meniru ucapan bosnya dengan sungguh-

sungguh.

"Tepat sekali!" Nancarrow menepuk bahu anak buahnya itu. "Sekarang

kau kembali saja, Biff. Urusan ini mungkin masih makan waktu agak

lama. Malam ini ada kiriman lagi, dan harus ada orang yang

menanganinya. Kaulah orang itu."

"Wah, Bos!" Biff mengeluh dengan kecewa.

"Kalau kau melaksanakan tugasmu dengan baik, maka kau boleh

menghabisi anak-anak ini setelah mereka kutangkap," Nancarrow

berjanji.

Wajah Biff langsung kembali cerah. "Oke!" ia membalik dan menyusuri

sungai menjauh dari air terjun.

"Kiriman apa yang dimaksudnya?" Bob bertanya keheranan.

"Barangkali berita yang tidak sempat disampaikan oleh McKeir

berhubungan dengan kiriman ini," ujar Jupe.

"Ayo, George!" Nancarrow mengajak anak buahnya. "Di atas air terjun

ini ada lembah.

Bocah-bocah tengil itu mungkin bersembunyi di sana."

ia segera menghampiri tebing.

George nyengir lebar, ia menggenggam senapannya erat-erat, kemudian

mengikuti Nancarrow yang telah berdiri di kaki tebing-tepat di bawah

tempat persembunyian Bob dan Jupe.

Kedua detektif muda itu terbelalak. Sebentar lagi Nancarrow dan

George akan menemukan tempat persembunyian mereka. Dan kali ini

tidak ada kemungkinan untuk meloloskan diri!

13. Lembah Leluhur

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 84: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Big Oliver Nancarrow dan George nampak amat berhati-hati ketika

melewati tumpukan batu-batu di kaki tebing. Nancarrow menemukan

celah yang dipanjat Bob kemarin. Ia berpegangan erat-erat, menarik

badannya ke atas, dan mulai mendaki.

"Kelihatannya kurang aman," George bergumam, ia menyandang senapan

M-16 pada punggungnya, lalu menyusul.

Mereka memanjat dengan mantap. Wajah mereka nampak merah dan

basah karena keringat Tanpa menyadarinya, mereka menuju tonjolan

batu tempat Bob dan Jupe bersembunyi.

"Jupe!" Bob berbisik cemas.

Lengan dan kaki Jupe masih gemetar, tapi otaknya bekerja dengan

sempurna. Ia segera meraih akar semak-semak yang tumbuh pada tepi

tonjolan, kemudian menariknya keras-keras -tanpa hasil. Jupe menarik

lebih keras lagi. Kali ini ia berhasil mencabut akar dari tanah. Kerikil-

kerikil, debu, dan pasir ikut berhamburan.

Nancarrow dan George memandang ke atas.

Kerikil-kerikil itu meluncur ke bawah, dan membentur permukaan

tebing. Batu-batu sebesar kepalan tangan mulai terlepas, kemudian

batu-batu seukuran kepala orang dewasa.

Nancarrow dan George segera menghindar.

Batu-batu longsor itu lewat di samping mereka.

"Bos...," George berkata dengan hati-hati. Wajahnya nampak pucat.

"Sudahlah," Nancarrow memutuskan, "lebih baik kita turun lagi. Anak-

anak itu tidak mungkin naik dari sini. Nanti malam kita berkemah di tepi

sungai saja. Dan besok pagi-pagi kita teruskan pencarian."

Bob mendesah tertahan. "Thanks, Jupe!"

Nancarrow dan George turun lewat celah yang sama.

Kedua detektif muda segera menyelesaikan sisa pendakian. Bob berada

di depan. Dalam waktu singkat Lembah Leluhur telah tampak di depan

mereka.

Matahari mulai tenggelam. Bayang-bayang semakin panjang. Sungai di

tengah lembah mengalir tenang. Kedua tepinya ditumbuhi rumput tinggi.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 85: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Di beberapa tempat uap nampak menyembur ke udara-mungkin dari

sumber air panas alami.

Bob dan Jupe terus berjalan.

"Hei," Jupe tiba-tiba berkata pada Bob, "matamu merah. Bagaimana

dengan mataku?"

Bob memperhatikan mata sahabatnya dengan saksama, kemudian

mengangguk. "Sama seperti mata orang-orang di perkampungan Indian.

Tapi..." Ia terdiam sejenak, dan merenung. "Hanya mata Daniel yang

tidak merah. Waktu kita bertemu dengannya, dia baru saja kembali ke

perkampungan setelah pergi selama satu hari. Barangkali bau ini yang

membuat mereka sakit. Angin yang keluar dari lembah ini bertiup tepat

ke arah perkampungan mereka."

"Orang-orang Indian itu menderita sakit yang cukup parah. Aku rasa

penyebabnya bukan sekadar bau belerang saja," Jupe berkata cepat-

cepat, ia sedang berkonsentrasi penuh. Dengan hati-hati ia

memindahkan kaki dan tangannya. Ia ingin segera turun dari tebing ini.

Perlahan mereka menuju ke bawah. Ketika Jupe akhirnya melompat ke

tengah-tengah pakis, ia langsung mendesah lega.

Jupe memandang sekeliling. Beberapa tanaman pakis nampak coklat dan

layu-terutama yang dekat dengan sungai. Sedangkan air sungai yang

kelihatannya bening, pada beberapa tempat tertutup oleh lapisan abu-

abu yang berbuih.

"Hei, coba perhatikan buih itu," ia berkata pada Bob.

Bob menatap permukaan air. "Jorok! Apa itu?"

"Kelihatannya tidak alami," ujar Jupe.

"Mungkin semacam polusi air."

"Yah, mungkin saja," kata Jupe. "Ayo, kita pergi dari sini. Mataku sudah

perih sekali."

Matahari menghilang di balik punggung bukit yang membatasi lembah ini.

Jupe dan Bob segera mengenakan jaket Kemudian mereka mulai

menyusuri sungai. Di sepanjang tepi sungai mereka menemukan tanaman

yang layu dan sudah hampir mati.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 86: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Lembah Leluhur ternyata menanjak dengan landai. Tanah longsor telah

mengikis beberapa bagian dari dinding batu cadas pada kedua sisi

lembah.

"Kalau dipikir-pikir," Jupe berkata sambil mengerutkan kening,

"kecelakaan pesawat yang kita alami sebenarnya agak aneh." Ia

mengeluarkan sebatang coklat dan mulai mengunyah.

"Maksudmu?" tanya Bob. ia mereguk air dari botol minum, lalu makan

juga.

"Sistem elektrik pesawat kita mendadak mati," ujar Jupe. "Kita

terpaksa mendarat darurat Dan siapa yang sudah siap menunggu untuk

menculik ayahmu? Oliver Nancarrow!"

"Wow!" Bob membelalakkan mata. "Maksudmu, dia yang menyabot

pesawat kita?"

"Dia, atau salah satu anak buahnya."

Mereka makan sambil membisu.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Bob akhirnya bertanya. "Kita

harus menemukan ayahku sebelum terlambat"

Jupiter menjawab sambil mengunyah. "Kita tidak boleh berhenti lama-

lama. Kalau aku tidak salah, lembah ini memanjang ke arah utara-

selatan. Dan ini berarti bahwa jalan kehutanan ada di depan kita.

Mungkin kita akan bertemu Pete di sana. Atau petugas kehutanan!"

"Oke! Paling tidak kita sudah berhasil meloloskan diri dari kejaran

Nancarrow. Dia takut naik ke tebing."

"Dan barangkali kita juga menemukan apa yang membuat orang-orang

Indian itu menderita sakit," Jupe menambahkan.

Mereka menghabiskan batang coklat masing-masing, lalu menyimpan

kertas pembungkus dalam kantong jaket Mereka ingin melestarikan

alam dengan tidak membuang sampah secara sembarangan.

Lembah kini telah diselimuti kegelapan. Bintang-bintang nampak

bergemerlapan di langit malam. Perlahan-lahan bulan purnama muncul di

atas punggung bukit

Dengan tenaga sudah hampir terkuras habis, kedua sahabat itu

melanjutkan perjalanan di bawah cahaya bulan. Kadang-kadang mereka

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 87: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

harus mengitari semak belukar serta batu-batu besar sebelum kembali

ke tepi sungai. Setelah berjalan sekitar setengah mil, Jupe dan Pete

terpaksa mengambil jalan putar untuk menghindari daerah rawa-rawa,

dan akhirnya sampai di tebing yang membatasi lembah.

Tiba-tiba Bob berhenti. Bulu kuduknya berdiri.

"Ada apa?" tanya Jupe dengan suara tertahan.

Tanpa berkata apa-apa Bob menunjuk ke depan. Sekitar 10 meter di

depan mereka ada sesuatu berwarna putih yang memantulkan cahaya

bulan.

Jantung Jupe berdetak dengan kencang.

"Apakah... apakah itu..." Bob tergagap-gagap.

Bahu-membahu mereka melangkah maju. Pantulan cahaya di depan

mereka semakin meluas. Berkas-berkas cahaya lemah menembus semak-

semak.

Jupe dan Bob berhenti. Bob nampak ketakutan. Jupe mengumpulkan

seluruh keberaniannya, namun ia pun gemetar.

Di depan kaki mereka ada sebuah tulang panjang berwarna keperak-

perakan.

"Tulang apa ini?" Bob berbisik.

"Ini tulang kering," ujar Jupe. "Tulang kering orang dewasa. Sepertinya

kita telah menemukan tempat pemakaman orang-orang Indian."

"Sebenarnya aku jauh lebih suka kalau kita tidak menemukannya," Bob

berkata dengan sungguh-sungguh. "Tulang-belulang ini pasti diobrak-

abrik oleh tanah longsor. Berapa banyak jumlahnya menurutmu?"

Tulang-belulang itu berserakan pada tumpukan tanah yang jatuh dari

tebing di sebelah kirinya. Beberapa tulang nampak menancap di tanah.

"Itu tulang kering yang satu lagi," ujar Jupe sambil menunjuk. "Dan di

sana ada tulang paha, beberapa tulang iga, dan sebagian tulang

belakang." Tulang-belulang itu nampak berpendar di bawah sinar bulan

purnama. "Kelihatannya seperti kerangka yang lengkap."

"Dan itu tengkoraknya!" kata Bob. "Ih, menyeramkan."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 88: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Dua lubang hitam, yang dulu pernah berisi sepasang mata, menghadap ke

arah kedua detektif muda. Lubang yang lebih kecil merupakan bekas

hidung. Mulut tengkorak itu kelihatan seperti meringis.

"Tunggu dulu!" Jupe tiba-tiba berkata. Ia memungut sebuah benda yang

nampak berkilau-kilau. Benda itu adalah sebuah gesper perak dengan

batu berwarna turkis.

Bob memperhatikannya sambil mengerutkan kening. "Persis ikat

pinggang yang dipakai Daniel," katanya.

"Mungkin milik pamannya," Jupe berkomentar sambil memasukkan

gesper itu ke dalam kantong jaket

"Tapi pamannya baru menghilang selama sebulan. Sedangkan tulang-

belulang ini..."

"Jangan lupa, di sini masih banyak binatang liar."

Jupe menatap tengkorak di depan mereka, ia telah berhasil mengatasi

rasa takutnya. Kini ia malah merasa sedih, sangat sedih. "Coba lihat ini!"

ia menunjuk sebuah lubang kecil pada tempurung kepala.

"Lubang peluru?"

"Yah," Jupe menjawab dengan lesu. "Kelihatannya orang ini meninggal

karena dibunuh."

***

Pete berjalan menembus malam yang dingin. Langkah-langkahnya

semakin berat Karena tidak kuat lagi, ia akhirnya meninggalkan jalan

tanah dan mencari tempat untuk bermalam. Dengan tubuh terbungkus

selimut, ia membaringkan diri di atas tumpukan daun cemara.

Tiba-tiba Pete mendengar suara truk mendekat. Ia segera bangkit

kembali. Sayangnya kendaraan-kendaraan berat itu menuju ke arah yang

salah -kembali ke pegunungan dari mana ia datang.

Dengan kecewa Pete duduk lagi. ia melihat dua truk lewat di depannya.

Para pengemudi hanya menyalakan lampu kecil. Aneh, pikir Pete ketika ia

mulai diserang kantuk, kenapa mereka tidak menyalakan lampu besar?

Pete merasa seolah-olah baru saja tertidur ketika ia dibangunkan oleh

suara kendaraan berat. Ia segera melirik jam digital yang melingkari

pergelangan tangannya: tengah malam kurang beberapa menit.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 89: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Cepat-cepat ia berdiri. Kali ini truk-truk itu menuju ke arah yang tepat-

ke arah jalan bebas hambatan... ke arah bantuan untuk Mr. Andrews,

Bob, dan Jupe!

"Stop!" ia berseru. "Stop!"

Truk yang paling depan mengurangi kecepatan. Begitu juga truk yang

menyusul di belakangnya.

Penuh semangat Pete berlari ke arah truk pertama.

Kendaraan berat itu langsung berhenti. Pintunya dibuka dari dalam.

Pete segera menggenggam pegangan tangan dan menarik dirinya ke atas.

Ia baru saja hendak mengucapkan terima kasih pada si pengemudi,

ketika menyadari bahwa ada yang tidak beres. Laras senapan M-16

mengarah tepat pada dahinya. Pete mulai berkeringat dingin. Ia teringat

pada kata-kata yang diucapkan oleh Jupe: M-16 merupakan senapan

untuk berburu manusia.

"Ayo, masuk!" si Pendek bernama Biff menggeram, ia nampak nyengir

lebar. "Mana teman-temanmu, Bung?"

***

Jupiter dan Bob memutuskan bahwa mereka harus beristirahat. Sambil

membungkus badan dengan selimut, kedua sahabat itu membaringkan

diri di atas tumpukan pakis. Mereka tidak berani menyalakan api unggun,

karena ada kemungkinan bahwa Nancarrow atau salah satu anak buahnya

melihat cahaya yang terpancar.

Menjelang subuh mereka bangun lagi, kemudian langsung meneruskan

perjalanan. Perut keduanya terasa keroncongan, tetapi mereka sudah

kehabisan bekal. Sambil menahan lapar mereka menatap tanaman-

tanaman liar yang tumbuh di dekat sungai. Namun baik Jupe maupun Bob

telah berkali-kali diperingatkan oleh Pete: Jangan sekali-sekali makan

sesuatu yang belum pasti bisa dimakan.

Malah kebetulan, Jupe menghibur diri. Aku toh harus mengurangi berat

badan.

Mereka terus berjalan pada tepi kanan sungai. Di sini tidak ada jalan

setapak, sehingga mereka hanya bisa maju pelan-pelan. Mereka

melewati sumber air panas yang mengeluarkan bau belerang yang

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 90: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

menusuk hidung. Beberapa kali mereka menemukan lapisan berwarna

abu-abu atau genangan oli yang mengambang pada permukaan sungai.

Akhirnya Jupe dan Bob mencapai puncak sebuah bukit.

Mereka berhenti sejenak, sambil merasakan nikmatnya sukses pertama.

Mereka telah menca-j pai ujung lembah, yang dibatasi oleh punggung

bukit. Sungai yang mereka susuri sejak pagi mengalir lewat ngarai

sempit.

"Hei, di sana ada jalan!" ujar Bob, sambil memutar topi pet yang

dikenakannya ke belakang.

Jalan tanah yang dimaksud Bob juga melewati ngarai sempit yang

membelah punggung bukit di depan mereka.

"Jalan itu sama sekali tidak mirip dengan jalan kehutanan yang

digambarkan oleh Mary Grayleaf," Jupe berkomentar kemudian.

"Ya, tidak ada mirip-miripnya sama sekali," ujar Bob.

Mereka menyeberangi sungai. Tiba-tiba saja bau busuk memenuhi udara

di sekeliling mereka. Bob dan Jupe menahan napas, lalu menatap ke

bawah. Sesuatu berwarna hitam yang nampak seperti ter telah

terkumpul di pinggir sungai. Tanaman-tanaman di sekitar kelihatan layu.

Kedua sahabat itu mengamati air yang keruh. Lapisan minyak pada

permukaannya nampak berwarna-warni seperti pelangi.

Cepat-cepat Jupe dan Bob naik ke darat.

"Kelihatannya seperti aspal, atau minyak, atau mungkin malah kedua-

duanya," kata Bob.

"Dan baunya minta ampun."

"Baunya mirip dengan cairan busuk yang kaubuat waktu praktikum

kimia," ujar Bob sambil nyengir.

"Asal tahu saja," balas Jupe dengan kesal, "cairan itu merupakan hasil

akhir dari eksperimen termo-reaktif yang rumit." Namun kemudian ia

ketawa. "Kau masih ingat tampang Mr. Perry waktu cairan itu meledak

dan menyembur sampai ke langit-langit?"

Sambil ketawa-ketawa mereka menuju ke jalan tanah di depan.

Ternyata mereka menemukan sejumlah jejak kendaraan berat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 91: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Jejak truk," kata Bob. ia berjongkok dan memungut puntung rokok

yang persis seperti puntung rokok yang ditemukan Jupe sebelumnya.

Jupe mengangguk dengan geram. "Rupanya di sinilah tujuan akhir dari

kiriman yang disinggung oleh Nancarrow."

"Nancarrow Trucking Company! Mungkin ayahku ada di sekitar sini!"

Bob dan Jupe memandang sungai yang telah tercemar, semak-semak,

pohon-pohon, serta punggung bukit. Jalan tanah di depan mereka

nampak bercabang di kejauhan. Cabang jalan itu menghilang di balik

pohon-pohon cemara.

"Coba lihat ke sebelah sana," ujar Jupe.

Di sebelah kanan jalan tanah terdapat sejumlah gua pada tepi bukit.

Beberapa pasang jejak ban menuju ke sana. Langsung saja Bob dan Jupe

menghampiri gua-gua itu.

Mereka menyusuri deretan mulut goa, tetapi bau yang keluar dari sana

membuat mata mereka terasa seperti terbakar. Kedua anak itu

terbatuk-batuk, lalu kembali ke gua pertama.

"Yang ini masih agak mending dibandingkan yang lain," kata Jupe.

Dengan mata setengah terpejam mereka mengintip ke gua yang paling

dekat ke jalan tanah.

"Aku melihat benda berbentuk kotak," ujar Bob.

Mereka melangkah masuk, lalu berhenti sejenak untuk membiasakan diri

dengan cahaya remang-remang. Sinar matahari mengalir masuk melalui

mulut gua yang lebar.

Akhirnya mereka mulai bisa melihat dengan jelas. Jupe segera

memandang sekeliling. Di depannya ratusan drum tertumpuk-tumpuk.

Jupe membaca label pada salah satu drum. "PCB," ia berkata.

Bob membaca label yang lain. "Asam chlorida."

Jupe melanjutkan, "Alkaline, lumpur belerang."

Dengan mata terbelalak kedua sahabat itu bertukar pandang.

"Limbah beracun!" Jupe akhirnya menyimpulkan.

"Kita menemukan tempat pembuangan limbah beracun," ujar Bob.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 92: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Tiba-tiba keadaan dalam gua menjadi gelap. Mereka segera berbalik dan

memandang ke mulut gua. Seorang pria berdiri di sana dan menghalangi

jalan keluar.

Jupe dan Bob terperangkap!

14. Bisnis Kotor

"Jupiter! Bob!" orang di mulut gua itu berseru dengan marah. "Sedang

apa kalian di sini?"

Kedua detektif muda saling bertatapan.

"Daniel?" Jupiter berkata dengan ragu-ragu.

"Dari mana kau tahu bahwa kami ada di sini?" tanya Bob.

Daniel semakin marah. "Keluar!" pemuda Indian itu berseru. "Kalian

tidak boleh berada di sini. Ini Lembah Leluhur kami!"

"Tidak!" balas Jupe. "Kau saja yang masuk ke sini. Kami akan

menunjukkan apa yang membuat sukumu menderita sakit."

Daniel nampak ragu-ragu. Namun kemudian ia melangkah ke dalam gua.

"Matamu perlu waktu sebentar untuk membiasakan diri dengan

keremangan di sini," ujar Jupe.

"Aku harap kalian bisa menjelaskan semua ini," kata Daniel.

"Tenang saja," jawab Jupe. ia menggiring pemuda Indian itu ke

tumpukan drum. Di bagian belakang gua ternyata ada salah satu drum

yang sudah bocor. Uap yang dihasilkan oleh cairan di dalamnya membuat

mata terasa seperti terbakar. Cepat-cepat mereka menyingkir dan

keluar dari gua. Kemudian Jupiter menjelaskan apa yang ada di dalam

drum-drum itu.

"Limbah beracun?" Daniel mengulangi seakan-akan tidak percaya.

"Itukah yang meracuni air dan tanah kami?"

"Lihat, matamu sudah merah lagi," ujar Bob. "Begitu juga mata kami."

Daniel menatap kedua teman barunya. "Kalau begitu, air di truoc tidak

bisa diminum. Dan ikan yang ada di dalamnya tidak bisa dimakan."

"Binatang-binatang yang kalian buru di hutan juga minum air dari sungai

ini," Bob mengingatkannya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 93: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Keadaan di gua-gua yang lain bahkan lebih buruk lagi," Jupe bercerita.

"Kami sama sekali tidak bisa masuk. Sepertinya gua-gua itu penuh

dengan drum bocor."

Daniel nampak geram. Ia memikirkan bahaya yang ditimbulkan oleh

limbah beracun itu. Kemarahannya meledak. "Siapa yang berani

mengotori Lembah Leluhur kami?"

"Oliver Nancarrow," Jupe menjawab dengan singkat "Pemilik Nancarrow

Trucking Company. Kau mengenalnya?"

"Tentu saja," ujar Daniel. "Kepala kampung kami kadang-kadang bekerja

untuk dia. Tapi Mr. Nancarrow selalu membantu desa kami.."

"Dia sering datang ke sini," kata Bob. "Kalau Nancarrow menculik

ayahku, di mana dia menahannya?"

"Aku tidak tahu," Daniel berkata sambil mengangkat bahu. "Aku belum

pernah mendatangi bagian Lembah Leluhur ini. Tapi aku yakin kita bisa

melacak jejaknya-atau jejak Mr. Nancarrow."

Ketika mereka menuju ke jalan tanah, Jupiter bertanya, "Jadi kau

melacak jejak kami?"

Daniel berjalan sambil membungkuk, ia mengamati bekas ban yang

terlihat pada permukaan jalan. "Kakek mengizinkan aku untuk

meninggalkan upacara tadi pagi," ia berkata sambil berhenti untuk

mempelajari bekas ban yang paling baru. "Dia mengkhawatirkan

keselamatan kalian. Aku pinjam mobil Bibi, lalu menemukan pick-up yang

kalian pakai dalam keadaan ringsek. Telapak sepatu kalian bergerigi,

sehingga meninggalkan jejak yang mudah diikuti. Pertama-tama hanya

ada jejak kalian bertiga. Namun kemudian aku menemukan jejak sepatu

lars. Ada tiga orang yang mengejar kalian. Kalian berusaha kabur, lalu

berkelahi dua kali dengan orang-orang itu. Kemudian Pete memisahkan

diri. Kelihatannya Pete berhasil lolos, tapi ketiga orang itu tetap

mengejar kalian berdua."

"Kau mengetahui itu semua hanya dengan mempelajari jejak sepatu?"

Jupe bertanya sambil terheran-heran.

"Aku dibesarkan di hutan ini," Daniel menjelaskan. "Dan Paman

mengajarkan cara membaca jejak."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 94: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Apakah kau juga bisa mengetahui siapa yang menyabot pick-up kami?"

tanya Jupe.

"Apaaa?!" Daniel berseru sambil membelalakkan mata.

Jupe lalu bercerita mengenai baut pada pedal rem.

Daniel menundukkan kepala. "Siapa yang tega melakukan sesuatu yang

begitu mengerikan?" ia menatap Jupe dan Bob. "Aku gembira bahwa

kalian masih hidup. Pete pasti pengemudi jempolan."

Jupe dan Bob mengangguk. "Ehm..." Bob berkata sambil memandang ke

arah Jupe.

Jupe mengangguk sambil memasang tampang serius. Tak ada jalan untuk

menghindari pertanyaan berikut. "Daniel, apakah kau mengenali benda

ini?" ia bertanya dengan berat hati. Tangannya memegang gesper perak

dengan batu berwarna turkis di tenqah-tengahnya.

Tanpa berkala apa-apa Daniel mengambil gesper itu. Bentuknya hampir

sama dengan gesper yang dikenakannya. "Ini milik Paman," pemuda

Indian itu menjawab, lalu menatap Jupe. "Di mana kalian menemukan

ini?"

"Di samping kerangka manusia di dekat tebing," ujar Jupe. "Kau pasti

melihat tulang-belulang itu waktu menuju ke sini."

Daniel memejamkan mata dan mengangguk perlahan.

"Sekarang aku tahu apa arti wahyu yang kuterima," ia berbisik

kemudian. "'Di tempat yang benar, namun tanpa diberkati'. Tubuh

pamanku sudah berada di Lembah Leluhur, namun jiwanya belum

memperoleh berkat untuk melakukan perjalanan dari kehidupan ini ke

kehidupan berikut."

Ketiga pemuda itu terdiam untuk beberapa saat.

"Apakah kau sempat mengamati tulang-belulang itu?" Jupe bertanya

dengan lembut.

"Tidak. Aku terburu-buru karena memikirkan kalian," ujar Daniel.

"Kalau begitu masih ada satu berita buruk lagi yang harus kusampaikan

padamu. Kami menemukan lubang peluru pada tengkorak itu."

"Pamanku dibunuh?" tanya Daniel. ia nampak terpukul sekali. "Siapa?

Kenapa?"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 95: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Bob bercerita mengenai 'kecelakaan' yang dialami Mark McKeir, serta

rencana Nancarrow untuk membunuh Mr. Andrews dan Trio Detektif.

"Jadi kalian menduga bahwa Paman menemukan... ini?" Daniel bertanya

sambil menunjuk deretan gua pada tebing.

"Ada kemungkinan," kata Jupiter.

Daniel merenung sejenak. "Waktu menjalankan upacara, Kakek

mendapat pesan dari Sang Pencipta bahwa penyakit yang kami derita

adalah akibat dari ulah seorang tukang sihir asing. Menurut Kakek,

tukang sihir itu teramat serakah dan hanya bisa dihancurkan jika kita

memberikan sesuatu yang diinginkannya."

"Tukang sihir yang dimaksud kakekmu pasti Oliver Nancarrow," kata

Jupe.

"Tapi apa artinya: memberikan sesuatu yang diinginkannya?" Bob

bertanya dengan heran.

"Aku pun tidak tahu," balas Daniel, ia memasukkan gesper pamannya ke

dalam kantong celana. "Sebaiknya kita mulai mencari jawabannya." ia

menunjuk sepasang jejak ban lebar pada permukaan jalan tanah.

"Ini bekas ban dari karavan milik Mr. Nancarrow," ia berkata. Kemudian

ia mulai mengikuti jejak itu.

Bob dan Jupe segera menyusul. Mereka terka-gum-kagum pada

kemampuan membaca jejak yang dimiliki Daniel. Jejak-jejak yang tak

jelas pada debu jalanan bisa bercerita panjang lebar pada pemuda

Indian itu. Mereka menyusuri jalan tanah sambil setengah berlari.

Dalam waktu singkat bau yang keluar dari deretan gua mulai digantikan

oleh bau cemara.

Daniel berhenti. "Itu dia! Mobil karavan milik Mr. Nancarrow. Dia sering

membawa kendaraan itu ke desa kami untuk membagi-bagikan hadiah-

makanan, amunisi, mainan untuk anak-anak."

Karavan mewah itu diparkir di suatu lapangan terbuka. Mobil itu tidak

kelihatan dari deretan gua. Pohon-pohon besar melindunginya dari bau

busuk di tempat itu.

Daniel segera mendekat.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 96: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Tunggu dulu!" Jupe berseru dengan suara tertahan. "Barangkali ada

orang di dalamnya.

Nancarrow dan anak buahnya masing-masing membawa senapan M-16."

Daniel menunjuk bekas sepatu pada permukaan jalan. Jejak itu menuju

ke arah karavan.

"Kalian tahu siapa yang ada di sini?" Daniel bertanya.

Jupe dan Bob menggeleng.

"Pete! Yang lainnya pergi semua. Kalian lihat jejak-jejak itu?" Ia

menunjuk beberapa bekas sepatu yang nampak menjauh dari karavan.

"Mereka menangkap Pete!" Jupe berseru.

Kedua detektif muda menatap Daniel. Secara mendadak kecemasan

mereka jadi berlipat ganda.

"Ayo, kita ke sana," kata Daniel.

"Kita harus waspada!" Jupe mengingatkan. "Nancarrow mungkin berada

di sekitar sini."

Sambil membungkuk dan tanpa bersuara, ketiga pemuda itu menghampiri

karavan. Kemudian mereka mengintip dengan hati-hati. Di dalam

kendaraan itu ada dua orang. Pete diikat pada kursi makan. Di

sampingnya ada satu orang lagi yang juga dalam keadaan terikat.

"Ayah!" Bob memekik.

15. Perangkap Maut

Jupe dan Bob melepaskan kain yang menyumbat mulut Mr. Andrews dan

Pete.

"Ayah baik-baik saja?" Bob langsung bertanya.

Mr. Andrews menganggukkan kepala. Luka pada keningnya masih

membengkak. Ia memerlukan perawatan dokter. Bob berjanji pada

dirinya sendiri bahwa ia akan segera mencari dokter-jika mereka bisa

lolos dari sini.

"Bagaimana kau bisa sampai ke sini, Pete?" Jupe bertanya sambil

membuka tali yang mengikat lengan Pete. Sahabatnya itu tampak lelah

sekali.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 97: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Aku capek dan bodoh dan tertangkap oleh Biff," Pete menerangkan

dengan singkat. "Si Cebol itu ternyata tahu jalan potong lewat hutan.

Dia lebih dulu sampai ke jalan, lalu naik mobil."

Begitu bebas, Mr. Andrews dan Pete berdiri dan menggerak-gerakkan

kaki dan tangan.

"Terima kasih, Bung," Mr. Andrews berkata dengan gembira ketika

mengambil topi petnya dari kepala Bob.

"Kembali," ujar Bob sambil nyengir lebar, ia lega sekali karena sudah

berhasil membebaskan ayahnya. Kemudian ia memperkenalkan Daniel.

Dalam beberapa menit saja Pete sudah mulai pulih. Ia langsung menuju

ke lemari es di bagian belakang karavan. "Aku hampir mati kelaparan,"

katanya, lalu mengeluarkan selai kacang, roti, dan sebotol orange-juice.

Semuanya makan dengan lahap.

Mr. Andrews mencoba berjalan sambil berpegangan pada sandaran kursi

serta rak-rak yang terpasang pada dinding karavan. "Syukurlah kalian

semua dalam keadaan sehat-sehat," ia berkata. "Tolong ceritakan apa

saja yang telah terjadi sejak saya ditahan di sini."

Bob segera melaporkan petualangan mereka selama dua hari terakhir.

"Mark McKeir sudah mati, Ayah," Bob mengakhiri laporannya. "Dia

dibunuh oleh Nancarrow."

"Saya rasa Biff yang melakukannya," ujar Mr. Andrews. "Dia mencium

bahwa ada yang tidak beres, lalu membuntuti Mark. Sementara itu

George menyabot sistem elektrik di pesawat untuk melenyapkan saya.

Dia memasang bahan peledak khusus pada kabel-kabel listrik di dekat

mesin."

"Kemungkinan besar dia juga memasang detonator elektronik," Jupe

menduga-duga sambil mengunyah. "Dengan demikian Nancarrow bisa

meledakkan bom mini itu dari bawah."

Mr. Andrews mengangguk. "Nancarrow memang ingin agar pesawat kita

jatuh di suatu tempat di mana dia bisa memastikan kematian saya. Dan

seandainya saya selamat, maka dia bisa menanyakan siapa saja yang

mengetahui bahwa saya pergi ke Diamond Lake. Ketika mendengar

bahwa masih ada orang lain dalam pesawat-yaitu kalian bertiga-

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 98: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Nancarrow langsung panik. Dia menjalankan bisnis kotor yang

menghasilkan setengah juta dollar per tahun, dan tidak ingin kehilangan

sumber penghasilan itu."

"Saya tidak pernah menyangka bahwa orang bisa mendapat keuntungan

sebesar itu dengan menyimpan limbah beracun secara ilegal," Pete

berkomentar keheranan.

"Begitulah kenyataannya," ujar Mr. Andrews. "Padahal usaha yang

dijalankan Nancarrow masih termasuk kelas teri. Di seluruh Amerika

ada banyak perusahaan yang dikenakan denda oleh Badan Perlindungan

Alam. Penanganan limbah beracun secara legal memerlukan biaya besar.

Karena itu perusahaan-perusahaan tertentu mau melakukan apa saja

asal bisa menekan pengeluaran. Baru beberapa minggu yang lalu, BPA

menangkap seorang pengusaha yang membuang cairan beracun ke

gorong-gorong di Los Angeles."

"Astaga!" Jupiter berseru sambil membelalakkan mata. "Berarti ada

kemungkinan bahwa air tanah juga telah terkena pencemaran."

"Tepat sekali," ujar Mr. Andrews. "Setelah kejadian itu terungkap, saya

ditugaskan untuk mengadakan penyelidikan untuk menyiapkan artikel

mengenai limbah beracun. Tidak lama kemudian Mark McKeir menelepon

ke kantor, dan minta untuk bertemu dengan seorang wartawan. Mula-

mula dia begitu ketakutan, sehingga tidak bersedia menyebutkan

namanya. Dia hanya memberitahu saya bahwa dia bekerja di sebuah

bengkel mobil, dan bahwa pemilik bengkel itu menekan pengeluarannya

dengan mengupah seorang pengusaha angkutan untuk menangani semua

limbah yang ada-oli rem, oli transmisi, oli mesin, dan sebagainya. Ketika

si pemilik bengkel tidak mau menghentikan perbuatannya, dan bahkan

mengancam untuk memecat McKeir, McKeir mengikuti si pengusaha

angkutan-yaitu Oliver Nancarrow-lalu menemukan usaha sampingannya.

Mark McKeir adalah seorang warganegara yang baik. Dia ingin agar

pembuangan limbah beracun secara ilegal dipublikasikan. Dengan

demikian masyarakat luas akan menyadari bahaya limbah tersebut.

Karena itulah dia akhirnya bersedia untuk menemui saya."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 99: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Daniel bersandaran pada pintu. Sejak tadi ia mendengarkan cerita Mr.

Andrews tanpa berkomentar. "Mereka menghancurkan lembah kami," ia

kini berkata. "Tanah, air, binatang-binatang, bahkan udara yang kami

hirup. Mereka membuat kami sakit, dan mungkin juga membunuh paman

saya."

"Pihak pemerintah mempunyai tenaga-tenaga ahli yang akan menangani

limbah beracun di lembah ini," kata Mr. Andrews. "Dan saya turut

berduka cita atas kematian pamanmu. Mereka tidak pernah

membicarakan dia, sehingga saya tidak tahu apa yang terjadi."

Jupe pindah ke bagian depan karavan, lalu duduk di kursi sopir. "Mr.

Andrews, apakah informasi yang Anda kumpulkan sudah cukup untuk

menulis sebuah artikel?"

"Lumayan," ujar Mr. Andrews. "Nancarrow menyimpan dokumen-

dokumen penting di meja kerja ini. Saya tinggal membaca semuanya.

Nancarrow rupanya menggunakan karavan ini sebagai kantor. Dia selalu

berpindah-pindah tempat, sehingga sukar ditangkap."

"Kalau begitu kita kabur saja dari sini," kata Pete. "Dan kita bawa

kantor ini sekaligus. Ayo Jupe, pindah ke sebelah." Ia menuju ke depan.

"Biar aku yang pegang setir."

"Jangan, saya saja!" ujar Mr. Andrews.

"Anda masih cedera, Mr. Andrews," kata Pete.

"Pete benar, Ayah," Bob menambahkan.

"Saya tidak apa-apa," kata Mr. Andrews. Tiba-tiba ia berhenti dan

memegangi kepala, ia merasa pusing sekali. Ia berpegangan pada

sandaran kursi, lalu duduk. "Kelihatannya kalian benar," ia akhirnya

mengakui.

"Kunci mobilnya tidak ada," kata Jupe. "Mr. Andrews, apakah Anda tahu

di mana Nancarrow menyimpan kuncinya?"

"Mungkin Nancarrow membawanya."

Ketiga detektif muda langsung patah semangat.

"Oke," Pete akhirnya berkata. "Kalau begitu saya terpaksa mengutak-

atik kabei sampai mesinnya mau menyala." ia menuju ke pintu.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 100: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Tunggu dulu!" Kata Daniel tiba-tiba, penuh wibawa. Pemuda Indian itu

berdiri seperti patung, persis seperti di hutan ketika Pete

menyergapnya. Ia memejamkan mata. "Beberapa orang sedang menuju

ke sini," ia berkata dengan yakin.

Cepat-cepat semuanya berjongkok, lalu mengintip ke luar jendela. Daniel

benar. Mereka melihat gerakan di antara pohon-pohon di sekeliling

lapangan. Kadang-kadang ada berkas cahaya yang terpantul oleh logam

senapan.

"Kita masuk perangkap!" Jupiter berbisik, panik.

Yang lainnya hanya bisa menelan ludah.

"Itu Nancarrow!" Bob tiba-tiba berbisik.

"Dan itu temannya yang haus darah," Pete menambahkan.

"Kita harus berhati-hati terhadap Biff," Bob berkata dengan gelisah.

"Orang itu benar-benar berbahaya."

"Lho, Kepala Kampung kami ada bersama mereka," kata Daniel terheran-

heran. "Juga Ike Ladysmith."

"Ike Ladysmith bekerja untuk Amos Turner?" tanya Jupe. Ia mengenali

laki-laki kurus itu sebagai orang yang memberi isyarat pada Mary bahwa

pick-up si Kepala Kampung sudah siap dipakai.

"Kadang-kadang," jawab Daniel. "Lihat! Paman Kepala Kampung dan Ike

membawa walkie-talkie. Dan senapan baru. Aku baru tahu bahwa di desa

kami ada orang dengan perlengkapan sehebat itu! Kepala Kampung kami

adalah pemburu ulung. Sebuah senapan berburu merupakan hadiah yang

paling cocok untuknya."

"Senapan Ruger 10/22," Jupe mengenali senjata-senjata itu. Gntuk

sesaat ia dikuasai rasa panik. Bagaimana mereka bisa meloloskan diri,

jika mereka dikelilingi oleh senapan-senapan dengan daya tembak yang

luar biasa?

"Mary sempat bercerita bahwa Kepala Kampung kalian sering

membelikan barang-barang untuk orang-orang di desamu," Bob

menambahkan. "Barang-barang mahal, seperti suku cadang mesin mobil.

Lalu masih ada mobilnya yang baru. Barangkali ia dibayar oleh

Nancarrow supaya tutup mulut mengenai tempat ini."

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 101: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Daniel langsung mengerutkan kening. "Tidak mungkin!" ia memprotes.

"Paman Kepala Kampung adalah laki-laki terhormat. Dia tidak mungkin

merusak kesucian Lembah Leluhur."

Suasana di dalam karavan terasa mencekam. Dan kemarahan Daniel

semakin menambah ketegangan.

"Kita berada dalam posisi terjepit," kata Mr. Andrews secara

diplomatis, "tapi saya sependapat dengan Daniel. Kita tidak punya bukti

yang memberatkan si Kepala Kampung ataupun Ike Ladysmith."

"Kalau begitu siapa yang menyabot rem di pick-up yang kami pakai?

tanya Pete.

Daniel menatapnya untuk sejenak, kemudian mengalihkan pandangan.

"Aku tidak tahu," ia berkata dengan nada menyesal.

"Hmm," Jupe bergumam, ia kembali menuju kursi sopir. "Satu hal sudah

pasti. Kita harus cari jalan untuk keluar dari sini-secepatnya."

"Barangkali ada senjata di sini," ujar Pete sambil memeriksa sebuah

lemari.

"Lupakan saja," kata Mr. Andrews. "Nancarrow tidak pernah melepaskan

senapannya. Kita harus cari jalan lain."

Tangan Jupe meraba-raba bagian bawah dashboard. "Bibi Mathilda

selalu mengingatkan saya agar bersiap-siap terhadap segala

kemungkinan. Nancarrow pasti juga bersikap seperti itu, terutama kalau

dia menggunakan karavan ini sebagai kantor.... Aha!" Jupe menarik

tangannya, lalu memperlihatkan sebuah kotak magnetik. Kotak seperti

itu sering digunakan untuk menyimpan kunci cadangan.

Gntuk sejenak ketegangan di dalam karavan agak berkurang. Sambil

tersenyum dengan puas, Jupe menyerahkan kotak itu pada Pete. Pete

segera duduk di kursi sopir.

"Oke, Pete," Mr. Andrews berkata, ia duduk kembali. "Buktikan bahwa

kau memang pengemudi jempolan. Tancap terus, meskipun mereka

menembak ban mobil. Pokoknya jangan berhenti! Kita harus mencapai

Diamond Lake!"

Bob segera menoleh ke arah ayahnya. Mr. Andrews jarang

memperlihatkan rasa takut. Tapi kali ini ia menyadari bahwa

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 102: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

keselamatan mereka tergantung pada keterampilan Pete sebagai

pengemudi.

Pete mengangguk. "Semuanya tiarap. Cari tempat untuk berpegangan!"

Mr. Andrews, Bob, Jupe, dan Daniel segera membaringkan diri di lantai.

Dalam hati Bob bertanya-tanya apakah ia akan bertemu lagi dengan

Jennifer, atau Amy, atau Debbie... Jupe menelan ludah, lalu mulai

berdoa.

Pete menarik napas panjang, kemudian memutar kunci kontak. Mesin

mobil segera menyala.

16. Bertarung Melawan Tukang Sihir

Karavan itu mulai menggelinding. Pete menyetir sambil membungkukkan

badan. Dalam sekejap saja mereka telah meninggalkan lapangan. Pete

sempat melihat bahwa Oliver Nancarrow nampak terkejut.

Kemudian peluru-peluru mulai berdesingan. Butir-butir timah panas

menembus dinding karavan, lalu keluar lewat dinding seberang.

"Bagaimana keadaan di belakang?" teriak Pete.

"Aman!!" empat suara menyahut.

Kaca depan pecah diterjang peluru. Pete terus tancap gas, dan menuju

ke jalan tanah yang menjauh dari lapangan.

Si Kepala Kampung muncul di samping Oliver Nancarrow. ia nampak

berbicara dengan sengit. Nancarrow mendengarnya, lalu memberi

isyarat pada yang lain agar berhenti menembak. Kemudian ia

mengatakan sesuatu melalui walkie-talkie.

Ketika karavan yang dikemudikan Pete melewatinya dengan kecepatan

tinggi, Nancarrow melakukan sesuatu yang aneh-ia tersenyum sinis

sambil memperhatikan kendaraan itu. Pete tidak mengerti apa sebabnya.

Mereka sedang melarikan diri. Tapi kenapa Nancarrow malah

tersenyum?

"Mereka membiarkan kita lolos!" Pete berseru pada rekan-rekannya.

Karavan itu melaju dengan kencang. Pete menekan pedal gas sebatas

keberaniannya. Jalan yang mereka lewati berkelok-kelok, sehingga ia

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 103: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

hanya bisa melihat 25 meter ke depan. Karavan itu sempat oleng, dan

menyerempet dahan-dahan pohon.

Kemudian ia menyadari kenapa Nancarrow bersikap tenang-tenang saja.

Pete segera menginjak rem.

"Ada apa?" seseorang bertanya dari belakang.

Di depan mereka ada sebuah truk besar milik Nancarrow Trucking

Company. Kendaraan berat itu berhenti melintang di jalan. Rupanya

George atau orang lain hendak membawa kiriman baru. Pete tidak

mungkin menghindari truk itu.

"Kita terperangkap!" Pete memekik.

Karavan itu berhenti secara mendadak. George muncul dari balik truk.

Senapan M-16 yang disandangnya mengarah pada Pete.

Keempat penumpang segera berdiri dan melihat ke luar.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan?" Bob mendesah.

Jupe mulai menggigit-gigit bibir.

"Ayo, keluar!" George berteriak. "Aku akan membiarkan kalian hidup-

tapi hanya karena permintaan Bos!"

"Sebentar lagi Nancarrow dan yang lain sudah sampai di sini," Mr.

Andrews berkata dengan waswas.

"Aku punya ide," ujar Jupe tiba-tiba. "Aku akan mengalihkan perhatian

George. Sementara itu kalian bisa kabur ke semak-semak."

"Cepat!" George kembali berteriak.

"Hati-hati!" Mr. Andrews mengingatkan.

Jupe mengangguk, ia menggenggam pegangan pintu, lalu berhenti

sejenak. Setelah menarik napas dalam-dalam, ia membuka pintu, ia

memegangi kepala, dan berlagak kesakitan.

"Ohhh," Jupe mengerang sambil melangkah keluar. "Ohhh, sakitnya!" ia

terhuyung-huyung ke arah George.

George mengerutkan kening, ia nampak curiga. Laras senapannya terus

diarahkan pada Jupe.

"Tolong!" Jupe berseru. "Saya belum mau mati!"

"Jangan mendekat!" teriak George.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 104: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jupe melambaikan tangan, dan secara "tidak sengaja" menepis moncong

M-16 di tangan George. "Tolong!" Dengan putus asa ia menerjang pria

bersenjata itu.

"Brengsek!"

Pete melompat keluar lewat pintu sopir, ia disusul oleh Bob, Mr.

Andrews, dan Daniel.

Jupe dan George sama-sama terjatuh. Tapi Jupe berada di atas.

"Lepaskan saya, Gendut!" George berteriak sambil berusaha

membebaskan diri dari himpitan tubuh Jupe.

"Awas! Mereka mau kabur lagi!" Nancarrow berseru dari jauh. "Hentikan

mereka!"

Nancarrow dan anak buahnya berlari mendekat.

Jupiter segera bangkit. Bob dan Mr. Andrews bergegas ke arah hutan.

Pete berlari ke arah jalan yang keluar dari lembah. Daniel menghampiri

truk lain milik Nancarrow. Dan Jupe berusaha menyusul Pete.

Tetapi ia dikejar oleh si Kepala Kampung. Langkah orang Indian itu jauh

lebih panjang dibandingkan langkah Jupe. Karena sadar bahwa ia tak

mungkin lolos, Jupe pun berganti taktik, ia membelok dan berlari ke

arah deretan gua. Sebuah ide terlintas di kepalanya, ia teringat bahwa

kepala kampung itu sempat marah-marah di depan Nancarrow.

Jupe memasuki gua pertama. Si Kepala Kampung hanya beberapa meter

di belakangnya.

"Ayo, keluar!" Amos Turner berkata dengan marah, ia berdiri di mulut

gua. "Kau sudah cukup banyak membuat onar di sini. Seharusnya kau

tidak boleh berada di Lembah Leluhur!"

"Bagaimana dengan Nancarrow dan anak buahnya?" balas Jupe.

"Mereka membantu orang-orang kami! Sang Pencipta pasti bisa

mengerti. Kami menjalani kehidupan yang berat. Sejak Mr. Nancarrow

menyewa ujung lembah ini, segala sesuatu menjadi lebih baik."

"Dan penyakit yang kalian derita?"

"Itu tidak ada hubungannya dengan Mr. Nancarrow!" Amos Turner

berkeras. "Ayo, keluar!"

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 105: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Coba perhatikan drum-drum ini," Jupe berkata tanpa mempedulikan

perintah si Kepala Kampung. "Anda bisa mencium bau busuk di dalam

gua? Drum-drum ini berisi limbah beracun!"

Si Kepala Kampung memperhatikan tumpukan drum di depannya.

Kemudian ia menggeleng. "Mr. Nancarrow mengatakan bahwa ia

menyimpan bahan peledak di sini. Saya bertugas untuk melaporkan

kedatangan setiap orang asing di daerah ini. Mr. Nancarrow punya

banyak saingan. Mereka bersedia melakukan apa saja untuk

menjatuhkannya. Karena itulah dia minta agar saya merahasiakan gua-

gua ini. Kalau dia juga menyimpan barang lain di sini, maka itu urusan dia

sendiri." Amos Turner terdiam sejenak, kemudian menambahkan, "Gang

sewa yang kami peroleh dari Mr. Nancarrow sangat penting bagi desa

kami. Gang itu meringankan beban yang harus kami pikul."

"Tapi limbah beracun ini justru membuat kalian sakit!"

Si Kepala Kampung melewati Jupe, kemudian membidikkan senapannya

ke punggung detektif muda itu. "Ayo, jalan!" ia memerintah.

"Nancarrow-lah tukang sihir yang dimaksud oleh Shaman," Jupiter

terus berusaha meyakinkan orang Indian itu. "Dan saya tidak percaya

bahwa Anda benar-benar akan menembak saya."

Sejenak si Kepala Kampung nampak ragu-ragu. Kemudian ia kembali

membidikkan senapan berburunya ke arah Jupe. Tanpa berkata apa-apa

lagi, ia lalu menggiring pemuda itu ke tempat Nancarrow menunggu.

Ike Ladysmith dengan sabar mengikuti Mr. Andrews dan Bob ke dalam

hutan. Dalam waktu tidak terlalu lama ia pasti akan menemukan mereka.

Pete dan Biff bertarung di dekat sungai. Pete belum berhasil merebut

M-16 dari tangan laki-laki itu.

"Daniel!" si Kepala Kampung memanggil.

Daniel sedang berusaha untuk menyalakan mesin truk. Tapi George

keburu membuka pintu dan menodongnya dengan senapan M-16.

"Daniel, hentikan kebodohanmu!" Amos Turner berseru. "Ayo, ke sini!"

Jupe menyadari bahwa ia dan rekan-rekannya terperangkap. Kini hanya

masalah waktu sampai Nancarrow memerintahkan untuk menembak Mr.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 106: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Andrews dan yang lainnya. Nancarrow sudah tidak punya alasan untuk

membiarkan mereka hidup lebih lama lagi.

Tanpa gangguan dari mereka, Nancarrow bisa terus mencemari lembah

ini. Sementara orang-orang Indian akan terus mencari tukang sihir asing

dengan sia-sia. Mereka hanya bisa mengadakan upacara, sambil

mengharap agar Sang Pencipta menurunkan wahyuNya.

Wahyu! Seusai menjalankan upacara, Shaman telah menceritakan wahyu

yang diterimanya pada Daniel: tukang sihir asing itu hanya bisa

dihancurkan jika kita memberikan sesuatu yang diinginkannya!

Jupiter memandang sekeliling. Jika memang Nancarrow tukang sihir

yang dimaksud, maka yang diinginkannya adalah menangkap mereka

semua. Jupe merenung sejenak. Perlahan-lahan sebuah ide terbentuk di

kepalanya. Risikonya besar... namun mereka tidak punya pilihan lain.

"Daniel! Pete! Bob! Mr. Andrews!" Jupe memanggil. "Percuma saja kita

mengadakan perlawanan. Sebaiknya menyerah saja!"

"Tidak!" teriak Pete. Pada saat yang sama Biff menghantamkan popor

senapannya ke perut Pete.

"Tidak!" teriak Daniel. Namun kemudian ia menyadari bahwa M-16 di

tangan George terarah pada jantungnya.

Ike Ladysmith menerjang semak belukar. Ketika muncul lagi, ia

menggenggam kerah baju Mr. Andrews. Bob berdiri di sampingnya.

"Ayo!" Jupe mendesak. "Kita tidak punya pilihan selain menyerah."

Dengan heran, dan sambil menahan geram, mereka menuju ke tengah

lapangan. Anak buah Nancarrow menyusul.

"Anda pasti tahu bahwa Nancarrow akan membunuh kami," Jupe berkata

pada Amos Turner.

"Mr. Nancarrow hanya akan mengusir kalian dari sini," si Kepala

Kampung menanggapinya dengan dingin, ia masih beranggapan bahwa

Jupe hanya mengada-ada.

"Apakah Anda tahu bahwa rem pada mobil yang kami pinjam telah

disabot oleh seseorang?" Jupe kembali bertanya.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 107: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Apa?" Amos Turner bertanya dengan kaget. "Saya memang lihat bahwa

mobil kalian telah menabrak tebing, tapi saya tidak..." ia mulai kelihatan

ragu-ragu.

Ketika semuanya berkumpul di tengah lapangan, Jupiter menunjuk ikat

pinggang yang dikenakan Daniel. "Selain Daniel masih ada lagi yang

memakai ikat pinggang seperti itu?" ia bertanya pada si Kepala Kampung.

"Pamannya," orang Indian itu menjawab.

Daniel mengeluarkan gesper pamannya dari kantonq baju, lalu

menyerahkannya pada si Kepala Kampung. "Jupiter menemukan gesper

ini tergeletak di samping tulang-belulang manusia. Tengkoraknya

ditembus peluru."

Biff terperanjat Ia langsung berpaling pada Nancarrow dan berteriak.

"Aku kan sudah bilang bahwa mereka sebaiknya dibunuh saja-seperti

Indian tua itu!"

Biff mulai berlari ke arah truk.

"Berhenti, Pengecut!" Nancarrow berseru.

Sebelum Nancarrow sempat bergerak, si Kepala Kampung sudah

membidikkan senapannya. Suara tembakan terdengar menggema.

Senapan Biff terlepas dari tangannya dan jatuh ke tanah. Pete segera

mengejar laki-laki itu.

Si Kepala Kampung membalik. Kini bidikannya terarah pada Nancarrow.

"Jangan!" Nancarrow memohon. Ia menjatuhkan senapannya, lalu

bergerak mundur.

"Kalian membunuh sepupu saya!" si Kepala Kampung membentak Oliver

Nancarrow sambil menghampiri penjahat yang ketakutan itu. "Dan

sekarang kalian ingin membunuh orang-orang yang tidak bersalah ini!"

Nancarrow membungkuk. Si Kepala Kampung segera melayangkan tinju

ke wajah Nancarrow. Untuk sedetik Nancarrow nampak bengong.

Kemudian ia memejamkan mata dan jatuh pingsan.

Bob segera melancarkan serangan. Tendangan karatenya mendarat telak

pada dagu George. Bob berputar, lalu menendang sekali lagi. George pun

ambruk tanpa sempat mengadakan perlawanan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 108: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Pete menggenggam lengan Biff. Si Pendek kehilangan keseimbangan, dan

Pete melumpuhkannya dengan pukulan mae hiji-ate ke arah dada.

"Jangan! Jangan!" Biff meraung-raung, ia mengangkat kedua tangannya

untuk melindungi wajah. Pete menatapnya dengan jijik, lalu

menggiringnya kembali ke tengah lapangan.

"Saya berhutang budi pada kalian," ujar Amos Turner. "Sukar bagi saya

untuk percaya bahwa Mr. Nancarrow ternyata berhati busuk."

"Dia memang cerdik sekali," Mr. Andrews mengakui. "Dengan

memberikan hadiah-hadiah untuk desa Anda, dia berhasil menghapus

segala kecurigaan."

"Sebenarnya Anda harus berterima kasih pada Shaman," kata Jupe, lalu

menjelaskan bagaimana ia dibantu oleh wahyu yang diterima orang tua

itu.

Daniel memandang sekeliling. "Hei, aku tidak melihat Ike!" katanya. "Di

mana bajingan itu?"

Ike ternyata telah memanfaatkan suasana kacau-balau untuk melarikan

diri ke dalam hutan.

"Dia pasti dibayar oleh Nancarrow," si Kepala Kampung berkata pada

Daniel. "Kelihatannya Ike yang menyabot rem pick-up saya. Dia nyaris

mencelakakan ketiga temanmu."

"Dia tidak boleh melarikan diri!" Daniel berseru.

"Saya akan menemukannya," si Kepala Kampung menjawab dengan pasti.

"Tapi sekarang kita harus mengikat Nancarrow dan kedua anak buahnya.

Kita masukkan mereka ke dalam truk, lalu..."

"Ke dalam karavan saja," Mr. Andrews memotong. "Di dalam mobil itu

ada dokumen-dokumen penting yang harus ditunjukkan pada polisi."

"Baiklah," si Kepala Kampung berkata sambil mengangguk. "Kita pakai

karavan saja. Daniel akan menemani Anda. Dia akan menunjukkan jalan

ke kantor polisi."

"Tapi bagaimana dengan Ike?" tanya Pete.

"Kami punya polisi sendiri," si Kepala Kampung berkata.

"Paman adalah kepala polisi kami," Daniel menjelaskan.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 109: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

"Perjanjian antara kami dengan pemerintah Amerika Serikat

mengatakan bahwa kami berhak menangani kejahatan yang terjadi di

kalangan kami sendiri," kata Amos Turner. "Kami juga berhak mengadili

para pelanggar hukum."

"Kakek menjabat sebagai hakim," Daniel menambahkan.

Mereka mengikat Nancarrow dan kedua tukang pukulnya. Ketiga

bajingan itu dimasukkan ke dalam karavan. Amos Turner lalu

meminggirkan truk besar yang menghalangi jalan. Ketika Pete

mengarahkan karavan ke jalan kehutanan, si Kepala Kampung

melambaikan tangan. Senyum lebar menghiasi wajahnya.

ia melompat ke samping, kemudian menghilang di hutan.

***

Daniel menunjukkan jalan menuju Diamond Lake. Mereka melewati rute

yang digambarkan oleh saudara perempuannya.

Ketika menuju ke pusat kota wisata itu, mereka melewati kolam renang,

lapangan golf, beberapa lapangan tennis, orang-orang berpakaian koboi

yang sedang naik kuda, pencinta alam yang membawa ransel berwarna-

warni, pejalan kaki berpakaian olahraga, pondok-pondok mungil, serta

hotel-hotel mewah. Sebuah pesawat jet pribadi baru saja mendarat di

lapangan terbang.

"Akhirnya berhasil juga," Pete mendesah dengan lega.

"Aku sudah hampir mati kelaparan!" Jupe berkomentar.

"Saya butuh telepon," kata Mr. Andrews, "dan kamar hotel dengan

kamar mandi."

"Dan perawatan dokter," Bob menambahkan sambil tersenyum.

Tiga gadis muda nampak tertarik oleh senyum Bob. Mereka segera

bersuit-suit sambil melambaikan tangan.

Daniel nampak terheran-heran. "Apa tidak kebalik?" ia bertanya dengan

polos.

"Wah, aku tidak bisa bilang apa-apa," ujar Bob sambil tetap

memamerkan giginya yang putih.

Pete langsung melepaskan kemudi, ia membalik dan melemparkan sebuah

bantal ke arah Bob.

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Page 110: Trio Detektif 48 - Bisnis Kotor

Jupe segera menghimpit sahabatnya itu.

"Sang Shaman bisa membantumu, Bob," Daniel berkata dengan sungguh-

sungguh. "Dia bisa menggunakan kekuatan gaibnya untuk

membebaskanmu dari beban yang disebabkan oleh daya tarik yang

kaumiliki..."

"Jangan, jangan! Stop!" Bob berseru sambil ketawa. "Jupe! Lepaskan

aku! Berat badanmu memang turun selama beberapa hari terakhir, tapi

kau tetap saja bisa membuatku gepeng. Tolong! Aku akan mencarikan

teman kencan untuk kalian semua!"

"Oke," ujar Jupe sambil berdiri. "Nanti akan kuceritakan kasus ini

secara lengkap. Aku yakin gadis-gadis itu tertarik pada sejarah

pembentukan sierra. Ngomong-ngomong, apakah kalian tahu bahwa kata

sierra berasal dari bahasa Spanyol dan berarti barisan pegunungan?

Jadi. istilah 'pegu-

nungan sierra' yang lazim disebut oleh orang-orang, sebenarnya berarti

'pegunungan barisan pegunungan'..."

Semuanya mendesah panjang ketika Pete membelok ke kantor polisi

Diamond Lake.

TAMAT

Edit & Convert: inzomnia

http://inzomnia.wapka.mobi

http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia