Modul Air Kotor

48
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto 1 4.1 Dasar-dasar Air Kotor 4.1.1. Jenis air buangan/kotor ir buangan, atau sering pula disebut limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri. Air buangan dapat dibagi menjadi empat golongan: 1) Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya. 2) Air bekas : air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur dsb. 3) Air hujan : dari atap, halaman dsb. 4) Air buangan khusus : yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya seperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif atau mengandung bahan radioaktif yang dibuang dari Pusat Listrik Tenaga Nuklir atau laboratorium penelitian atau pengobatan yang menggunakan bahan radioaktif. Air buangan yang mengandung banyak lemak berasal dari restoran, akhir-akhir ini menjadi masalah dan dimasukkan dalam kelompok ini karena banyak mengandung heksan. Selain jenis-jenis tersebut, air kotor dan air bekas sering disebut air buangan sehari-hari karena keduanya berasal dari kehidupan sehari-hari. 4.1.2. Klasifikasi Sistem Pembuangan air Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut jenis air buangan, cara membuang air, dan sifat-sifat lain dari lokasi di mana saluran itu akan dipasang. (1) Klasifikasi menurut jenis air buangan (a) Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan, melalui mana air kotor dari kloset, peturasan, dan lain-lain dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar. (b) Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan di mana air bekas dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar. (c) Sistem pembuangan air hujan adalah sistem pembuangan di mana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya di kumpulkan dan di alirkan ke luar. 4.1.3. Perangkap Maksud perangkap Bagian terpenting dari system pembuangan adalah perangkap dan pipa ven. Tujuan utama dari system pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung keluar, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa menimbulkan pencemaran kepada lingkungannnya dalam gedung itu sendiri. Tetapi karena alat plambing tidak terus menerus digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi air; ini dapat menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun, atau bahkan serangga. Untuk mencegah hal ini harus dipasang suatu perangkap, biasanya berbentuk huruf “U”, yang akan menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga merupakan suatu “penyekat” atau penutup air yang mencegah masuknya gas-gas tersebut. Gbr.4.1 memperlihatkan bagian-bagian perangkap. A

description

Plumbing

Transcript of Modul Air Kotor

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    1

    4.1 Dasar-dasar Air Kotor 4.1.1. Jenis air buangan/kotor

    ir buangan, atau sering pula disebut limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung

    sisa-sisa proses dari industri. Air buangan dapat dibagi menjadi empat golongan:

    1) Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.

    2) Air bekas : air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur dsb.

    3) Air hujan : dari atap, halaman dsb. 4) Air buangan khusus : yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya seperti

    yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif atau mengandung bahan radioaktif yang dibuang dari Pusat Listrik Tenaga Nuklir atau laboratorium penelitian atau pengobatan yang menggunakan bahan radioaktif. Air buangan yang mengandung banyak lemak berasal dari restoran, akhir-akhir ini menjadi masalah dan dimasukkan dalam kelompok ini karena banyak mengandung heksan. Selain jenis-jenis tersebut, air kotor dan air bekas sering disebut air buangan sehari-hari karena keduanya berasal dari kehidupan sehari-hari.

    4.1.2. Klasifikasi Sistem Pembuangan air

    Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut jenis air buangan,

    cara membuang air, dan sifat-sifat lain dari lokasi di mana saluran itu akan dipasang. (1) Klasifikasi menurut jenis air buangan (a) Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan, melalui mana air kotor dari kloset,

    peturasan, dan lain-lain dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar. (b) Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan di mana air bekas dalam gedung

    dikumpulkan dan dialirkan ke luar. (c) Sistem pembuangan air hujan adalah sistem pembuangan di mana hanya air hujan dari atap

    gedung dan tempat lainnya di kumpulkan dan di alirkan ke luar.

    4.1.3. Perangkap

    Maksud perangkap

    Bagian terpenting dari system pembuangan adalah perangkap dan pipa ven.

    Tujuan utama dari system pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung keluar, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa menimbulkan pencemaran kepada lingkungannnya dalam gedung itu sendiri. Tetapi karena alat plambing tidak terus menerus digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi air; ini dapat menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun, atau bahkan serangga. Untuk mencegah hal ini harus dipasang suatu perangkap, biasanya berbentuk huruf U, yang akan menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga merupakan suatu penyekat atau penutup air yang mencegah masuknya gas-gas tersebut. Gbr.4.1 memperlihatkan bagian-bagian perangkap.

    A

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    2

    Syarat-syarat bagi perangkap :

    Pada dasarnya suatu perangkap harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diuraikan dibawah ini: a. Kedalaman air penutup

    Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar antara 50 mm sampai 100 mm. Angka tersebut walaupun belum pernah diselidiki secara ilmiah, tetapi berdasarkan pengalaman telah diterima di negara manapun pada waktu ini. Dengan kedalaman minimum sebesar 50 mm, sebenarnya dalam keadaan ada tekanan (positif ataupun negatif) sebesar 25 mm kolom air akan tetap dapat diperoleh penutup air setinggi 25 mm. Air penutup tersebut dapat terdorong ke dalam pipa pembuangan oleh tekanan positif dalam alat plambing, atau tersedot ke dalam pipa pembuangan oleh tekanan negatif dalam pipa pembuangan. Untuk mencegah hal tersebut, pemilihan ukuran pipa serta konstruksinya harus di usahakan agar perubahan tekanan dalam pipa pembuangan tidak lebih dari 25 mm kolom air. Bagian dalam dari perangkap alat plambing akan selalu tercemar kotoran sampai tingkat tertentu. Setiap kali ada aliran air buangan, terjadi efek membersihkan diri dari kotoran tersebut. Tetapi makin dalam air penutup di dalam perangkap, efek ini makin berkurang. Oleh karena itulah nampaknya diperoleh angka 100 mm sebagai pedoman batas maksimum, walaupun batas ini tidak mutlak.

    Ada alat-alat plambing khusus yang mempunyai kedalaman air penutup lebih dari 100 mm, tetapi perangkapnya dibuat dengan konstruksi yang mudah dibersihkan.

    b. Konstruksinya harus sedemikian agar dapat selalu bersih dan tidak menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap. Aliran air buangan harus dapat menimbulkan efek membersihkan diri perangkap tersebut dan permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak tersangkut atau menempel pada permukaannya.

    c. Konstruksi perangkap harus sedemikian sehingga fungsi air sebagai penutup tetap dapat dipenuhi. Artinya, menutup kemungkinan masuknya serangga dan gas-gas melalui pipa pembuangan. Kriteria yang harus dipenuhi : 1) Selalu menutup kemungkinan masuknya gas dan serangga 2) Mudah diketahui dan diperbaiki kalau ada kerusakan 3) Dibuat dari bahan yang tidak berkarat

    d. Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah membersihkannya karena endapan kotoran lama kelamaan tetap akan terjadi. Juga adanya kemungkinan benda-benda padat, potongan kain dan sebaginya yang jatuh kedalam alat plambing. Kalau tersedia lubang pembersih pada perangkap, maka penutup lubang

    Gbr. 4.1: Bagian-bagian perangkap.

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    3

    pembersih tersebut harus mudah dicapai dan dapat ditutupi kembali dengan rapat setelah pembersihan perangkap.

    e. Perangkap tidak boleh dibuat dengan konstruksi dimana ada bagian bergerak ataupun bidang-

    bidang tersembunyi yang membentuk sekat penutup. Kalau bagian bergerak membuat sekat penutup, fungsi penutup tidak terpenuhi apabila bagian tersebut rusak. Bidang-bidang tersembunyi dapat mengganggu aliran air buangan atau menyebabkan penyumbatan.

    Jenis-jenis perangkap : Perangkap alat plambing dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    Yang dipasang pada alat plambing

    Yang dipasang pada pipa pembuangan

    Yang menjadi satu dengan alat plambing

    Yang dipasang di luar gedung lihat gambar 4.2

    a. Perangkap yang dipasang alat plambing

    - Perangkap jenis P Perangkap jenis ini bentuknya menyerupai huruf P dan banyak digunakan.

    Gambar 4.2 (d) perangkap drum

    Gambar 4.2 (e-2) untuk bak cuci didapur

    Gambar 4.2 (e-1) perangkap jenis genta untuk pipa buang lantai

    Sekat perangkap

    Gambar 4.2 (b) Perangkap S

    Sekat perangkap

    Gambar 4.2 (a) Perangkap P

    Sekat perangkap

    Gambar 4.2 (c) perangkap u

    Sekat perangkap

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    4

    Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil kalau dipasang pipa ven. - Perangkap jenis S Perangkap ini bentuknya menyerupai huruf S dan seringkali menimbulkan kesulitn akibat efek sifon. Di Amerika Serikat jenis ini dilarang dipasang. Di Jepang jenis ini banyak digunakan, terutama dalam hal dinding gedung tidak cukup tebal; kalau digunakan perangkap jenis P, pipa pembuangan akan menembus ke dalam ruangan sebelahnya. Lihat Gbr.4.3.

    b. Perangkap yang dipasang pada pembuangan

    - Perangkap jenis U Perangkap jenis ini bentuknya menyerupai huruf U dan dipasang pada pipa pembuangan mendatar, umumnya untuk pembuangan air hujan. Kelemahan jenis ini adalah karena dapat memberikan tambahan terhadap aliran. Karena perangkap jenis P, S dan U tersebut diatas dibuat dengan membengkokkan pipa, seringkali disebut pula perangkap pipa. Kelebihan jenis-jenis ini adalah ukurannya yang relative kecil dan mempunyai efek membersihkan diri yang cukup baik.

    - Perangkap jenis tabung Perangkap jenis ini mempunyai sekat air yang berbentuk tabung, sehingga mengandung air lebih banyak dibandingkan dengan jenis-jenis yang telah disebutkan di atas. Air penutup tidak mudah hilang. Diameter tabung bagian dalam biasanya sekitar 2,5 kali diameter pipa pembuangannya.

    c. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing Perangkap ini merupakan bagian dari alat plambing iti sendiri, seperti terlihat pada Gbr. 4.4 misalnya pada kloset duduk dan beberapa jenis peturasan.

    d. Bak perangkap Jenis ini dipasang di luar gedung. Sebagaimana terlihat pada Gbr. 4.5, bak ini berfungsi sebagai perangkap bila ujung pipa pembuangan terbenam dalam air di dalam bak tersebut.Kalau digunakan penutup yang berlubang, Gbr. 4.5 (a) gas yang berbau masih mungkin masuk dari

    Gambar 4.3 Contoh Pemasangan Perangkap

    Gb. 4.4 Contoh perangkap yang digunakan pada peralatan sanitasi (b) Contoh bak peturasan pria

    (digantung didinding)

    Gb. 4.4 Contoh perangkap yang digunakan pada peralatan sanitasi (a) Contoh dari mangkuk kloset air

    jenis sifon bagi orang barat

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    5

    riol gedung. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknyadigunakan cara seperti yang dinyatakan dalam Gbr. 4.5 (b).

    e. Perangkap yang terlarang - Beberapa jenis kloset (umumnya jenis jongkok), peturasan, dan bak cuci telah dibuat tanpa

    perangkap dialamnya. Pemasangan perangkap pada kloset dan peturasan dari jenis tersebut sebenarnya tidak menjamin terhadap kemungkinan timbulnya pencemaran, dan oleh karena itu dilarang. Kloset dan peturasan harus mempunyai perangkap yang di buat didalamnya. Tetapi untuk bak cuci masih dapat dibenarkan, selama pemasangannya sedekat mungkin pada lubang keluar bak cuci tersebut.

    - Perangkap mangkuk dan lubang buangan lantai Lubang buangan lantai (floor drain) dengan perangkap yang berbentuk mangkuk banyak sekali digunakan, karena harganya murah dan dikatakan mudah dibersihkan. Lihat Gbr. 4.2 (e) dan 4.6. Walaupun demikian, jenis ini sebenarnya kurang memenuhi syarat sebagai perangkap, karena mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

    Hampir semuanya telah dibuat tanpa memenuhi syarat kedalaman air penutup. Kalau kedalaman airnya dibuat cuku, maka pembersihannya agak sulit 9ini bertentangan dengan pernyataan yang biasannya diiklankan oleh produsen).

    Air penutup mudah hilang karena kedalamannya yang kurang, terutama kalau jarang dialiri air. Hal inimakin nyata pada ruang yang kering atau dipanaskan.

    Fungsi penyekat dilaksanakan oleh bagian yang dapat bergerak, yaitu bagian mangkuk yang dibalik, sehingga kalau diangkat tidak berfungsi lagi ebagai perangkap.

    Faktor terpenting dalam suatu perangkap adalah kedalaman air penutup, yang merupakan pencegah masuknya gas dan sebagainya dari pipa pembuangan jumlah air yang terlalu sedikit tidak akan berfungsi dengan baik sebagai penutup.

    Gbr.4.5 Contoh bak penampung perangkap

    Permukaan tanah Permukaan tanah

    Keluar

    Pasir kerikil Pasir kerikil Sekat perangkap

    masuk

    keluar

    masuk Sekat perangkap

    a) b)

    Gb. 4.6 (a) Contoh perangkap genta tampak

    luar

    Gb. 4.6 (b) Contoh perangkap dalam keadaan terbongkar

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    6

    Perangkap jenis mangkuk umumnya dipasang pada lubang buangan lantai dalam kakus, kamar mandi dan sebagainya. Kesulitan yang timbul umumnya karena pemasangan yang tidak rapi dan cara penggunaan yang kurang tepat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pada waktu lantai ruangan tersebut dibersihkan dan di cuci dengan air, biasanya tutup dan

    mangkuk diangkat kalau ada kotoran yang agak aliran. Dengan demikian gas dari pipa pembuangan akan masuk kedalam ruangan. Setelah selesai pembersihan, seringkali tidak dipasang kembali dengan benar dan perangkap tidak diisi lagi dengan air.

    2. Akhir-akhir ini banyak digunakan bahan lantai jenis baru, yang pembersihannya tidak dengan disiram air melainkan dilap dengan kain pel basah. Dengan cara ini seringkali perangkap lup tidak diperiksa dan diisi dengan air lagi. Banyak ditemukan perangkap jenis ini yang telah kering airnya, baik di kamar mandi hotel maupun dikamar operasi rumah sakit yang cukup baik.

    3. Di daerah dimana jalan kotor atau banyak tanah, perangkap jenis ini mudah sekali tersumbat, akibat kotoran atau tanah yang menempel pada sepatu atau kaki.

    Apabila diperlukan memasang lubang buangan lantai, perangkap dengan kedalaman air yang cukup harus dipasang, dan air dalam perangkap harus selalu diisi. Pengisian air ini dapat juga dilakukan dengan air yang berasal dari bak cuci tangan atau dari pipa air penggelontor otomatik untuk peturasan. Lihat Gbr. 4.7, 4.8 dan 4.9.

    Gb. 4.7 contoh katup pengisi air sekat perangkap buatan Amerika (a) Contoh produk Amerika no. 1

    Gb. 4.7 contoh katup pengisi air sekat perangkap buatan Amerika (b) Contoh produk Amerika no. 2

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    7

    Penggunaan perangkap jenis mangkuk pada bak cuci dapur jelas akan menimbulkan kesulitan-kesulitan seperti dikemukakan diatas. - Perangkap terpisah

    Contoh perangkap jenis ini dapat dilihat pada Gbr. 4.10. Konstruksi perangkap ini mempunyai dua pelat pemisah yang tersembunyi. Kalau terjadi kerusakan, misalnya ada lubang pada pelat tersebut, air tidak lagi dapat berfungsi sebagai penutup jalannya gas dari pipa pembuangan. Kerusakan pada pelat semacam ini tidak mudah diketahui, oleh karena itu perangkap jenis ini sebaiknya tidak digunakan.

    Gbr. 4.8 (b dan c) Contoh katup pengisi air perangkap

    Gbr. 4.9 Contoh dari pipa pengisi

    Gbr. 4.8 a Contoh katup pengisi air perangkap

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    8

    - Perangkap pipa yang tidak dibenarkan Pipa pembuangan bak cuci dapur yang dibuat dari bahan plastic lunak (vinyl misalnya), seringkali dibengkokkan sehingga seakan-akan membentuk suatu perangkap. Sebagai contoh lihat Gbr. 4.11

    Walaupun akan terdapat sejumlah air yang dapat berfungsi sebagai penutup, cara ini tidak dibenarkan sebagai perangkap karena bentuk demikian tidak stabil. Tidak dapat diperkirakan, kapan pipa lunak tersebut akan berubah bentuk sedemikian sehingga tidak lagi dapat dijamin adanya air sebagai penutup.

    - Perangkap tanpa air sebagai penutup Ada beberapa produk yang oleh pembuatnya dikatakan berfungsi sebagai perangkap tanpa menggunakan air sebagai penutup. Ada yang menggunakan bahan karet dan sebangsa plastic lunak, yang setelah sekian lama dipakai menjadi getas dan tidak dapat lagi berfungsi sebagai perangkap. Selama kelemahan ini belum diatasi, jenis ini juga tidak dibenarkan.

    (f) Pengecualian pemasangan perangkap. Ada keadaan istimewa di mana tidak diharuskan pada setiap alat plambing dipasang perangkap. Contoh keadaan ini dapat dilihat pada Gbr. 4.12.

    Gbr 4.10 Contoh dari perangkap dinding

    pemisah

    Gbr 4.11 Contoh konstruksi yang dapat diterima sebagai perangkap (perangkap terbuat dari selang vinil atau sesamanya)

    Gbr. 4.12 Contoh penggunaan satu perangkap untuk beberapa kepentingan

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    9

    (g) Larangan memasang perangkap berganda Yang dimaksud dengan perangkap berganda di sini dalah pemasangan dua perangkap berturutan dalam arah aliran air buangan dari alat plambing. Misalnya, memasang perangkap pada bak cuci dapur dan kemudian pipa pembuangannya masuk ke dalam suatu penangkap lunak, yang juga berfungsi sebagai perangkap. Dalam pemasangan demikian, udara akan terperangkap ke dalam pipa di antara dua perangkap tersebut, dan akan mendorong air penutup dalam perangkap sebagai hilir pada waku air buangan mulai masuk ke dalam perangkap setelah hulu. Pada waktu air buangan akhirnya melewati perangkap setelah hilir, air penutup dalam perangkap sebelah hulu akan tersedot. Disamping itu adanya udara yang terperangkap dalam pipa juga akan menghambat aliran air buangan. Oleh karena itu penggunaan perangkap ganda dilarang.

    (h) Perangkap dalam pembuangan air hujan Apabila pipa pembuangan air hujan akan disambungkan kepada pipa air kotor atau air bekas, perlu dipasang perangkap pada bagian mendatar pipa buangan air hujan tersebut. Ada dua cara yang dapat ditempuh,, yaitu memasang perangkap pada setiap pipa mendatar ( lihat Gbr 4.13 a ) atau memasang perangkap pada gabungan pipa mendatar pembuangan air hujan (lihat Gbr 4.13 b)

    Gbr 4.13 (a) Contoh pemasangan perangkap bagi pipa air hujan

    Pipa tegak air kotor

    Pipa tegak air kotor

    Pipa penuntun air hujan

    Pipa tegak air kotor

    perangkap

    Pipa penuntun air hujan

    perangkap

    3,0 m

    Kombinasi pipa tegak air kotor dan air hujan

    Posisi penyambungan pipa air hujan hendaknya 3 meter atau lebih kearah hilir dari setiap cabang dari pipa pembuangan gedung

    Pipa tegak air kotor

    3,0 m

    Arah aliran

    di luar dinding gedung

    Pipa tegak air kotor

    Kombinasi pipa airbuangan

    Pipa tegak air kotor

    Pipa air kotor

    Pipa air hujan

    Pipa penuntun air hujan

    Meskipun sebuah perangkap sebaiknya dipasang untuk setiap pipa air hujan, apabila atap hanya digunakan untuk membuang air hujan dan tidak digunakan untuk tempat bermain, perangkap boleh tidak dipasang pada setiap pipa air hujan

    Pipa penuntun air hujan

    Gbr. 4.13 (b) Contoh instalasi perangkap pada sistem pembuangan air hujan

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    10

    Kalau tidak dipasang perangkap, gas dan bau dari riol gedung atau riol umum akan mengalir keluar talang atap dan akhirnya dapat masuk melalui jendela yang berdekatan. Terlebih lagi apabila atap gedung juga digunakan, misalnya, untuk restoran atau keperluan lain. Perangkap yang harus digunakan untuk ini dari jenis U.Gbr.4.14.a, memperlihatkan perangkap yang dipasang pada pipa besi cor, Gbr. 4.14 b untuk pipa baja (terutama dalam gedung) dan Gbr. 4.15 untuk diluar gedung.

    Lubang pembersih perlu disediakan pula pada pipa pembuangan air hujan, demikian pula pada perangkapnya (gbr 4.16) Pada pipa pembuangan yang dipasang dalam tanah, dengan kedalaman sampai 70 cm, satu atau kedua lubang pembersih pada perangkap U harus disambungkan ke atas sampai permukaan tanah agar mudah dilakukan pembersihan pipa. Kalau hanya salah satu yang diperpanjang, harus dipilih yang bagian hilir. LIhat Gbr.4.16.

    Gbr.4.14 (a) Contoh perangkap U yang dipasang pada pipa air hujan untuk pipa besi

    Gbr 4.15 (b) Contoh pemasangan Perangkap dan lubang pembersihan

    untuk pipa penuntun air hujan Gbr 4.15 (a) Contoh pemasangan

    lubang pembersihan untuk air hujan

    Gbr 4.15 (c) Contoh pemasangan Perangkap dan lubang pembersihan

    untuk pipa penuntun air hujan

    Gbr 4.15 (d) Contoh pemasangan Perangkap dan lubang pembersihan

    untuk pipa penuntun air hujan

    Gbr. 4.14 (b) Contohperangkap U yang dipasang pada pipa air hujan untuk pipa baja

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    11

    Kalau kedalamannya lebih dari 70 cm, dapat ditambahkan bak pemeriksa lubang pembersih diatasnya. Lihat Gbr 4.15 (d). Ukuran bak tersebut harus cukup besar untuk memudahkan pembersihan, dan tutupnya harus rapat. Pipa pembuangan air hujan tidak boleh disambungkan kepada tangki septic atau instalasi pengolah air kotor dan air bekas.

    4.1 4 Ruang Pembusukan

    Telah kita ketahui bahwa tinja manusia adalah sumber bibit penyakit bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Bibit penyakit sampai pada manusia melalui perantara seperti binatang peliharaan ataupun juga lalat dan juga melalui kontak langsung. Misalnya : - Kita bejalan tanpa alas kaki dan tdak sengaja menginjak tinja - Ketika membersihkan lubang anus setelah buang air besar

    Untuk itu agar kita hidup didalam lingkungan yang sehat dan terhindar dari sumber bibit penyakit maka kita harus mengurus atau menempatkan tinja kita pada tempatnya, tentunya aspek yang lain harus juga ikut diperhatikan. Oleh sebab itu hilangkanlah kebiasaan buang air besar disembarang tempat misalnya disungai, kebun dan lain-lain dan bangunlah setiap rumah mempunyai WC sendiri. Sebagai bentuknya WC agar disesuaikan dengan petunjuk-petunjuk pemerintah. Contoh : 1. Sumur cubluk 2. Kakus leher angsa langsung tangki septik 3. Kakus leher angsa, tangki septik dan tangki rembesan 1. Sumur Cubluk Sumur cubluk atau kakus cemplung yang sederhana adalah fasilitas sanitasi yang umum dijumpai dinegara-negara yang sedang berkembang. Bentuknya sangat sederhana dan terdiri atas 3 bagian yaitu : Sumuran pengumpul tinja (cubluk ) Pelat jongkok atau tempat duduk dan tumpuannya berikut fondasi Bangunan pelindung/ konstruksi bagian atas Sumur cubluk konvensional Contoh : 1. Cubluk Konvensional

    Gbr. 4.16 Contoh Pemasangan lubang pembersihan untuk perangkap U pada pipa air

    hujan bawah tanah

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    12

    Banyak sekali kelemahannya diantaranya : Sumur telah penuh dengan tinja, sumur dibongkar dan membuat lubang sumur pada sisi lain. Berbau tidak enak Lalat dan nyamuk dapat berkembang biak secara cepat didalam lubuk. Lingkungan menjadi tidak sehat, banyak bibit penyakit terbawa melalui lalat dan nyamuk. Sebagian melihat dari kelemahan sumur cubluk konvensional tersebut dan tempat tinja seperti itu seringkali dijumpai pada pedesaan. Untuk menjaga kesehatan lingkungan dan personal maka timbullah alternatif yaitu : 1. Lubang sumur cubluk diganti dengan latrine

    - Latrine dapat dengan mudah diangkat jika sumur telah penuh - Latrine dapat mencegah bau yang tidak enak didalam ruangan WC.

    2. Memberi saluran Ventilasi - Ventilasi berguna untuk sirkulasi udara, sehingga dapat mengurangi perkembangbiakan lalat

    dan nyamuk. - Pipa ventilasi dibuat lurus dan tegak sehingga akan membuat cahaya sebanyak mungkin

    menerangi kebawah melalui pipa kedalam lubang lubuk. (Gb. 4.18). 3. Dibuatkan dua buah sumur cubluk ( Gb. 4.18 )`Untuk menghindarkan :

    - Pembuatan sumur yang sangat dalam

    DASAR

    PELAT JONGKOK

    PERMUKAAN

    TANAH

    TANAH GALIAN

    CUBLUKBETON DIATAS

    TANAH STABILISASI

    CUBLUK TANPA LAPISAN

    CUBLUK

    Gambar 4.17 b Sumur cubluk konvesional

    URUGAN BETON

    CUBLUK

    CUBLUK PERSEGI EMPATDENGAN LAPISAN SEBAGIAN

    Gambar 4.17 c Sumur cubluk konvesional

    Pelat Jongkok

    PlinPermukaan

    Tanah

    Pasangan Bata

    dan Luluh Cubluk

    Pasangan Bata

    tanpa Luluh

    Kakus yang Dipertinggi untuk

    Permukaan Air Tanah Tinggi

    Gambar 4.17 d Sumur cubluk konvesional

    TERBUKA UNTUK VENTILASI

    BETON ATAU

    PASANGAN

    DASAR

    PELAT JONGKOK

    PERMUKAAN TANAH

    TANAH GALIAN CUBLUK

    LUBANG UDARA

    TUTUP YG DAPAT DIANGKAT

    CUBLUK

    TAMPAK SAMPING

    Gambar 4.17 a Sumur cubluk konvesional

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    13

    - Pembuatan jamban lain kalau cubluknya habis - Mudah dalam pengosongan.

    4.2 Sistem Instalasi Air Kotor 4.2.1 Macam-macam Pipa air Kotor dan Sambungan

    Pipa pembuang adalah suatu alat pembawa air kotor dari alat-alat saniter ke pipa pembuang halaman (di bawah tanah ). Pipa-pipa disambung dengan alat-alat penyambung yang sesuai dan dikuatkan pada dinding bangunan dengan klip penguat. Pipa-pipa pembuang dibuat dari bahan : - Pipa besi tuang - Pipa baja - Pipa asbestsemen - Pipa plastik

    a. PVC ( POLYVINYL CHLORIDE ) b. PE ( POLYETHYLEN ) c. PP ( POLYPROPYLEN )

    1. Pipa besi tuang : Sifat : - Kuat

    - Stabil terhadap perubahan bentuk karena cuaca - Tidak dapat terbakar

    Gambar 4.18 : 2 kakus sederhana (sumur cubluk)

    A

    EMBER

    VENTILASI

    15 cm

    A

    70

    100

    DENA H

    SKA LA 1 : 25

    100

    POTONGAN A A SKALA 1 : 25

    Perhitungan Isi Sumur : Seorang dalam setahun menghasilkan lumpur

    najis 30.l. Kakus kakus dipakai oleh satu kelurga dari 10 jiwa maka banyak lumpur najis : 10 x 30 l/ tahun Isi sumur cubluk akan penuh dalam waktu

    thL

    L

    /000.3

    31,769= 2,56 l/tahun

    Jadi untuk amannya paling lama 2,5 tahun. Sumur cubluk harus dikuras.

    7 0

    + 2.0.6

    +

    2 . 7 5

    Dinding dari bilik

    -

    -

    0,65 Maka tinggi muka air tanah

    -

    2 . 2.6.5 5

    M.T .

    Pondasi balok

    Plat beton

    Ventilasi dari seng 116 mm

    + 2.2.6

    + 2.7.6

    + 2.0.0 = 0.0.0

    0.15

    0.06

    Dari kantong bambu atau dari

    batu bata

    Dinding dari bilik

    TAMPAK DEPAN

    SKALA 1 :25

    Balok latrine jongkok yang dapat diangkat

    + 2.7.6

    0.0.0

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    14

    - Mudah karatan - Diameter pipa mulai DN 50 s/d DN 20

    Cara Penyambungan :

    - Spigot

    - Tanpa socket

    Stutz ring

    Dichtung

    Innenring

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    15

    2. Pipa baja

    3. Pipa asbestsemen

    4. Pipa plastik : Untuk masa kini banyak sekali menggunakan bahan plastik untuk instalasi pipa. Karena pipa dari bahan plastik seperti PVC, PE, PP banyak sekali kelebihanya dibanding dengan pipa besi, baja. Misalnya : Tahan terhadap karat, ringan, permukaanya licin pada bagian dalam. a. Pipa PVC :

    1. Tahan temperatur sampai 600 C 2. Dipergunakan untuk

    - Pipa ven - Pipa air hujan - Pipa kanal

    3. Sistim sambungan - Sistim spigot - Sistim lem

    b. Pipa PE :

    Pipa asbestsement

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    16

    1. Tahan temperatur sampai 1000C 2. Diameter DN 40 DN 300 3. Dipergunakan untuk

    - Pipa buang - Pipa air minum - Pipa zat kimia

    4. Sistim sambungan - Las tumpul - Fitting elektrik - Fitting tekan - Sambungan flans

    4.2.2 Pemasangan Pipa Air Kotor

    Pemasangan Pipa Air Kotor

    Air buangan yang keluar dari alat plambing mungkin mengandung bahan bahan yang berbahaya, yang dapat menyumbat atau mempersempit penampang pipa, yang dapat mempengaruhi kemampuan instalasi pengolahan air buangan. Dengan melihat beberapa problem tersebut di atas maka setiap instalasi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemasangan air kotor banyak hal yang perlu diperhatikan akibat-akibat kesalahan didalam pemasangan instalasi pipa air kotor. Untuk mendapatkan instalasi air kotor yang baik ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sepertinya : 1. Diameter pipa buang

    Diameter pipa tidak boleh mengecil dan harus disesuaikan dengan beban unit alat plambing. Misal : - Pipa buang dari wastafel harus berdiameter lebih besar dari pada pipa buang setelah trap;

    minimal 40 mm

    - Pipa buang dari WC, minimal 100 mm

    - Pipa tegak, minimal 70 mm jika tidak ada WC; apabila ada satu WC pipa tegak harus 100 mm

    - Pipa buang dari tempat cuci piring minimal 50 mm -

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    17

    2. Panjang pipa :

    Jarak antara alat plambing dengan pipa tegak air buangan usahakan jangan terlalu panjang, tidal lebih dari 3 m. Pipa tegak air kotor letakkanlah sedekat mungkin dengan WC.

    Tabel 4.1: menentukan panjang pipa DN Zul . H Zul . L 40 50

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    18

    DN Kemiri-ngan

    cm/m Temperatur

    100 1 : 50 2 1 10o

    125, 150 1 : 66,7 1,5 50o

    ab 200 1 : 0,5 . DN

    - -

    Diameter pipa

    ( mm )

    Kemiringan minimum

    75 atau kurang J = 1 : 50

    100 atau kurang J = 1 : 100

    Gambar 4.21 Menentukan kemiringan pipa sambungan air kotor

    DN 32 ( 40 )

    DN 40 ( 50 )

    J=1:5 bis 1:20

    Max.3m

    ~880

    ~

    % 50 0.5 10

    5

    d

    h

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    19

    4. Kekasaran pada permukaan dalam pipa :

    Kekasaran permukaan dalam pipa ini mempunyai pengaruh terhadap kecepatan aliran air buangan . Menurut teori kecepatan terbaik dala pipa berkisar antara 0,6 sampai 1,2 m/detik. Jika kecepatan aliran air buang kurang dari 0,6 m/detik maka kotoran dalam air bua-ngan dapat mengendap yang pada akhirnya akan dapat menyumbat pipa. Oleh sebab itu pipa buang pada umumnya menggunakan pipa PVC dari pada pipa jenis lainnya. Karena pipa PVC mempunyai permukaan dalam yang halus, sehingga boleh dikatakan bebas hambatan.

    5. Penyambungan pipa : Dalam hal ini instalatur harus bekerja dengan benar, jika tidak sambungan pipa mudah bocor atau terdapat kebocoran, untuk ini dihindari kejadian tersebut karena air rembesan dari pipa pembuang sangat berbau tidak enak.

    6. Penguat pipa : Untuk menghindari pipa lepas dari sambungannya atau pipa bergerak ketika sedang dipergunakan. Untuk menghilangkan hal tersebut perlu dipasang penguat pipa. Penguat pipa dipasang pada tempat-tempat sebagai berikut : - Disekitar katup dan sambungan ekspansi - Pada belokan pipa mendatar - Pada dasar pipa tegak - Pada cabang pipa tegak - Pada pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan di dekat mesin atau peralatan

    tersebut.

    4.2.3 Sistim Pembuangan Air Kotor

    Dalam membuang atau menampung air kotor harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan pencemaran disekitar lingkungan gedung, terutama mengenai bau dari air kotor dan genangan kotor dihalaman rumah akibat saluran pembuangan air kotor. Oleh karena itu pada prinsipnya ada 2 cara yaitu :

    1. Riol bawah tanah 2. Pipa kanal 3. Saluran induk air kotor 4. Pipa tegak 5. Pipa buang dari alat

    plambing 6. Pipa buang penghubung 7. Pipa ven 8. Pipa tegak air hujan 9. Batas tanah bangunan

    Gambar. 4.22

    skema instalasi air kotor

    7

    3

    8

    4

    6 5

    1 2

    9

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    20

    Gambar.4.24 : sistim terpisah

    R R R R

    R R R R

    1. sistim campuran :

    Dalam sistim pembuangan ini adalah antara air kotor dan air bekas dikumpulkan dan dialirkan kesatu aliran.

    2. Sistim terpisah : Dimana dalam sistim ini adalah antara air kotor dan air bekas masing-masing dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah.

    3. Sistim tepisah ( di Indonesia ) : Dalam sistim ini adalah air buang dari alat plambing dan air hujan menjadi satu aliran sedangkan air kotor dari WC disalurkan ke Septictank.

    R R R R

    R R R R

    Gambar.4.23: sistim campuran

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    21

    Contoh :

    Diket : Rumah tinggal ; K = 0,5 a). Nilai unit plambing untuk pipa tegak I s/d III a = 27,5

    AWs Pipa tegak IV 4 klosetts; 4 wastafel 4 alat cuci piring 4 bath tub

    b). Pipa buang dengan kemiringan j = 1 : 50 c). Pipa ven tegak

    Hitunglah : 1. Pipa buang dalam tanah 2. Kapasitas air buang ( Qs = I/s )

    Hitungan : Pipa tegak :

    Alat Plambing AWs

    Qs

    I/s AWs .K

    DN Mm

    I ...................................... 27.5 2.62 100

    II ..................................... 27.5 2.62 100

    III ......................................... 27.5 2.62 100

    IV - WC : 4 . 2,5 = 10

    - Wastafel : 4 . 1 = 4

    - A. Cuci Piring : 4 . 1,5 = 2

    - Bath tub : 4 . 1 = 4 20 2,24 100

    I = Qs = 0,5 5,27 = 2,62 I/s

    Pipa buang didalam tanah : Urutan AWs Qs = I/s DN

    I B 27,5 2,62 100 II B 27,5 2,62 100 III C 27,5 2,62 100

    20

    2

    2 5

    I I I

    I I I I V B

    C

    D

    8 0 m

    8 0 m 2

    0 m 2

    1 0 0 m 2

    F

    1 0 0 m 2

    S E P T I C T A N K R I O L

    Gambar.4.25 : sistim terpisah

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    22

    IV D 20 2,24 100 B C 55 3,7 100 C D 82,5 4,54 125 D F 102,5 5,06 125

    4.3 Sistem Instalasi Ventilasi Air Kotor 4.3.1 Dasar-dasar Sistem Ven

    Tujuan system ven

    Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatu system pembuangan. Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut : 1) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan 2) Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan 3) Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan

    Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, maka ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air tersebut. Telah dijelaskan bahwa sekat air dalamnya harus sekurang-kurangnya 50 mm. Pipa pembuangan dan ven harus dirancang dan dipasang agar mampu menjaga kedalaman sekat tersebut. Hilangnya sekat air dan perlunya ven Hilangnya sekat air terjadi pada waktu muka air dalam perangkap turun sampai di bawah lekuk atas, dan ini terutama disebabkan oleh hal-hal berikut ini : 1) Efek sifon sendiri (self-Siphonage) 2) Efek hisapan 3) Efek tiupan keluar (blow-out) 4) Efek kapiler 5) Penguapan 6) Efek momentum

    1. Efek sifon sendiri timbul apabila seluruh perangkap dan pipa pengering alat plambing terisi

    penuh dengan air buangan pada akhir proses pembuangan. Sehingga air perangkap juga akan ikut mengalir ke dalam pipa pengering.

    2. Efek hisapan dapat terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang dekat dengan pipa

    tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di bawahnya. Akibatnya, dalam perangkap alat plambing dapat timbul tekanan vakum yang akan menghisap air dalam perangkap.

    Gbr. 4.26: efek sifon

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    23

    Efek tiupan keluar (blow-out) dapat terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang

    dekat dengan pipa tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di atasnya. Akibatnya, dalam perangkap alat plambing dapat timbul tekanan positif yang akan mendorong air dalam perangkap bahkan keluar dari alat plambing.

    Efek kapiler terjadi kalau ada rambut atau benang yang tersangkut dalam perangkap dan menjurai ke dalam pipa pengering alat plambing. Akibatnya air dalam perangkap lama-kelamaan akan habis terbuang.

    Penguapan air dalam perangkap biasanya terjadi kalau alat plambing tidak dipergunakan untuk waktu yang cukup lama, apalagi kalau alat plambing tersebut berada dalam ruangan yang agak kering udaranya.

    Gbr. 4.27: efek isapan

    Gbr. 4.28: efek tiupan

    Gbr. 4.29: efek kapiler

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    24

    Lubang pembuangan lantai yang sekarang ini banyak digunakan, mempunyai kedalaman sekat air yang kurang dari 50 mm, dan sering terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah banyak air nya yang menguap sehingga air sebagai sekat tidak cukup lagi.

    Efek momentum biasanya jarang terjadi. Efek ini bisa timbul kalau ada pembuangan air mendadak atau terjadi perubahan tekanan yang cepat dalam pipa pembuangan. Diantara berbagai sebab yang dapat menghilangkan sekat air dalam alat plambing, yang sering terjadi adalah disebabkan oleh efek sifon-sendiri, hisapan, dan tiupan-keluar. Pencegahan dilakukan dengan memasang pipa ven. Tetapi efek kapiler, penguapan, dan momentum, tidak dapat dicegah walaupun dipasang pipa ven.

    Jenis sistem ven dan pipa ven Ada beberapa jenis pipa ven yang dibagi berdasarkan tujuannya. Jenis pipa ven terutama adalah ven tunggal, ven lup (loop vent) dan ven pipa tegak. Sistem ven yang menggunakan jenis-jenis pipa ven tersebut dinamakan sistem ven tunggal, sistem ven lup, dan sistem ven pipa tegak. Secara umum pada dasarnya sistem harus dilengkapi dengan kombinasi pipa-pipa ven berikut ini : Ven pipa tegak dan ven tunggal atau Ven pipa tegak dan ven lup. Walau demikian pada banyak gedung dapat ditemui sekaligus ketiga jenis pipa ven tersebut, mengingat lokasi dan pengelompokan alat plambingnya. Di samping itu masih ada pipa ven lainnya yang merupakan tambahan atau perubahan atau tiga jenis tersebut di atas.

    Jenis pipa vend dan penjelasannya

    (a) Ven tunggal Pipa ven ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada system ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.

    (b) Ven lup Pipa ven ini melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dan disambungkan kepada ven pipa tegak.

    (c) Ven pipa tegak Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipa air buangan tertinggi.

    (d) Ven bersama Pipa ven ini adalah satu pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di mana kedua pipa pengering alat plambing tersebut disambung bersama.

    (e) Ven basah

    Gbr. 4.30 penguapan

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    25

    Pipa ven basah adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambing selain kloset.

    (f) Ven pelepas Pipa ven ini adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan.

    (g) Pipa ven balik Pipa ven balik adalah bagian pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian tegak ke atas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat plambing, dan yang kemudian disambungkan kepada pipa tegak ven setelah dipasang mendatar di bawah lantai. Lihat Gbr. 4.31

    (h) Pipa ven yoke Pipa ven ini suatu ven pelepas, yang menghubungkan pipa tegak air buangan kepada pipa tegak ven, untuk mencegah perubahan tekanan dalam pipa tegak air buangan yang bersangkutan.

    Macam-macam Sistem ven dan penjelasannya ; (a) Sistem ven tunggal

    Ini adalah system ven di mana pada setiap alat plambing dipasang sebuah ven. Walaupun sistem ini yang terbaik, tetapi system ini paling banyak menggunakan bahan (pipa).

    (b) Sistem ven lup Dalam system ini pipa ven melayani dua atau lebih alat plambing (sebanyak-banyaknya 8) dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada ven pipa tegak. Pipa ven tersebut dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan yang mempunyai ukuran tetap, di depan alat plambing yang paling jauh dari pipa tegak air buangan. Kalau pada cabang mendatar pipa air buangan tersebut ada cabang lagi, maka pada cabang tambahan tersebut perlu pula dipasang pipa ven lup lainnya.

    Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada sistem ven lup adalah sebagai berikut : 1) Bagian pipa pengering alat plambing yang tidak dipasang ven, maksimum panjangnya 1,8 m

    untuk diameter 75 mm atau kurang dari 3,0 m untuk diameter 100 mm ke atas. 2) Pipa ven lup harus disambungkan kepada ven pipa tegak atau pipa tegak ven, atau

    langsung terbuka ke udara luar. 3) Pada setiap lantai kecuali untuk gedung satu tingkat, cabang mendatar yang melayani lebih

    dari 8 kloset dan sejenisnya, harus dipasang ven pelepas di depan tempat sambungan pipa pengering alat plambing pada cabang mendatar tersebut.

    4) Walaupun diterapkan system ven lup, sebaiknya untuk bak cuci tangan dan bak cuci lainnya dipasang ven tunggal untuk mencegah efek sifon sendiri, karena ada kekhawatiran bahwa ven lup tidak cukup.

    (c) Sistem ven sistem tegak

    Gambar 4.31

    Contoh Ven Balik

    dinding

    150 mm atau

    lebih

    Ven balik

    Muka lantai

    (a)

    dinding

    150 mm atau

    lebih

    Ven balik

    Muka lantai

    (b)

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    26

    Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipa tegak saja dan tidak dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipa tegak tunggal atau sistem pipa pembuangan tunggal. Sistem ini dapat diterapkan pada gedung di mana pipa tegak air buangan dapat dipasang dekat alat-alat plambing, seperti pada gedung rumah susun (apartment). Menurut percobaan yang dilakukan di Amerika Serikat, system semacam ini masih cukup memuaskan untuk gedung sampai dengan tiga lantai.

    (d) Sistem ven lainnya 1) Sistem ven bersama adalah system ven dimana pipa ven bersama dipasang untuk melayani

    dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang (misalnya bak cuci) pada kedua sisi dinding pemisah. Sistem ini banyak diterapkan pada rumah susun, hotel dsb.

    2) Sistem ven basah : Dalam system ini pipa pembuangan juga berfungsi sebagai pipa Ven, oleh karena itu beban air buangan sebaiknya hanya setengahnya dibandingkan dengan pipa pembuangan sejenis dari ukuran yang sama. Lihat Gbr. 4.32. Bagian pipa antara titik (A) dan (B) berfungsi sebagai pipa pembuangan air dari bak cuci tangan dan juga sebagai pipa ven bak mandi. Bagian pipa inilah yang disebut pipa ven basah.

    3) Sistem ven balik : Sistem ini diterapkan kalau pipa ven tunggal tidak dapat disambung ke pipa ven lainnya yang lebih tinggi ataupun langsung ke udara luar, sehingga harus dibelokkan ke bawah lebih dahulu. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa cara ini kurang alamiah. Lihat Gbr. 4.33.

    4) Sistem ven yoke : Pipa tegak air kotor atau bekas yang melayani lebih dari 10 interval cabang harus dilengkapi dengan pipa ven yoke untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang lantai paling atas.

    (e) Pipa tegak ven Pipa tegak ven harus dipasang dalam hal di mana pipa tegak air kotor atau air bekas melayani dua interval cabang atau lebih, dan dalam hal di mana alat-alat plambing pada setiap lantai mempunyai pipa ven tunggal atau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas dari pipa tegak ven ini harus terbuka langsung ke udara luar di atas atap tanpa di kurangi ukurannya atau langsung disambungkan kepada ven pipa tempat yang letaknya 150 mm atau lebih tinggi di atas muka air banjir dari alat plambing tertinggi. Bagian bawah dari pipa tegak ven ini harus disambungkan kepada pipa tegak air buangan, tanpa dikurangi ukurannya, pada tempat yang lebih rendah dari cabang terendah atau disambungkan kepada pipa pembuangan gedung.

    WC : Kloset air BT : Bak mandi

    L : Bak cuci tangan

    Gambar 4.32 Contoh sistem pipa ven basah (diameter

    pipa hanya sebagai referensi)

    L

    Pipa ven basah

    Ven pipa tegak

    Pipa tegak air

    kotor

    40

    B WC

    50

    32

    BT

    32 A

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    27

    Ven pipa tegak dan pipa tegak ven tidak harus dibuat masing-masing langsung terbuka ke udara luar, melainkan boleh digabungkan lebih dahulu baru dibuat terbuka ke udara luar.

    Persyaratan untuk pipa ven (1) Kemiringan pipa ven

    Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk atu air yang terbawa masuk ke dalamnya dapat mengalir secara grafitasi kembali ke pipa pembuangan.

    (2) Cabang pipa ven Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa ven untuk cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan kepada pipa Cabang mendatar tersebut pada bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut secara vertical ; hanya dalam keadaan terpaksa boleh disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45 terhadap vertical. Lihat Gbr. 4.33. Syarat ini untuk mencegah masuknya air buangan ke dalam pipa ven dalam keadaan pipa air buangan, di mana pipa ven tersebut disambungkan, kebetulan sedang penuh dengan air buangan.

    Gambar 4.33 :(a) cara membuat cabang pipa ven yang benar

    gambar 4.33 :(b) cara membuat cabang pipa ven yang salah

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    28

    (3) Letak bagian mendatar pipa ven

    Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air buangan, pipa ven tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani ven tersebut, sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang pipa ven. Lihat Gbr. 4.34. Walaupun demikian, cukup banyak ditemukan keadaan dimana terpaksa dipasang pipa ven di bawah lantai. Pipa ven semacam ini melayani cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya dengan cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya dengan cabang mendatar tersebut pipa ven hanya dibuat pendek dalam arah tegak kemudian langsung dibelokkan mendatar masih di bawah lantai (tetapi letaknya masih berada di atas cabang mendatar tersebut). ditunjukkan empat cara pemasangan pipa ven di bawah lantai tersebut lihat gambar 4.35. Cara yang paling buruk adalah a dan b dalam gambar tersebut

    Pipa buang horizontal

    Muka lantai yang siap

    Syarat : Muka air banjir dari peralatan

    tertinggi yang dilayani oleh ven 150 m

    m a

    tau

    lebih

    Pipa tegak untuk ven

    Pipa ven tegak untuk buangan

    Gambar 4.34 Contoh rancangan pipa yang benar untuk sistem ven

    gbr. 4.35 contoh sistem ven yang salah (supaya dilarang) Cara A

    Pipa tegak buangan Pipa tegak ven

    Pipa ven bawah lantai (pipa ven

    bawah)

    Pipa ven bawah lantai (pipa ven bawah)

    Pipa buang horizontal

    Pipa buang horizontal

    Pipa ven bawah lantai

    (pipa ven bawah)

    gbr. 4.35 : contoh pipa -pipa sistem ven yang salah (supaya dilarang) Cara B

    Pipa tegak buangan

    Pipa tegak ven

    Pipa buang horizontal

    Pipa buang horizontal

    Pipa ven bawah lantai (pipa ven bawah) 1

    50 m

    m a

    tau

    lebih

    Batas luapan dan peraltan teratas yang dilayani oleh ven

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    29

    Pada dasarnya kalau terjadi penyumbatan pada cabang mendatar pipa air buangan yang dilayani pipa ven semacam ini, maka air buangan akan masuk ke dalam pipa ven sehingga pipa ven seakan-akan menjadi semacam cabang pipa pembuangan. Akibatnya, kalau ada bagian padat dalam air buangan yang masuk kedalam pipa ven tersebut mungkin akan tertinggal dan akhirnya mengurangi penampang pipa ven atau bahkan dapat menyumbat sama sekali.

    (4) Ujung pipa ven Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Berikut ini adalah persyaratan untuk pembukaan ujung pipa tersebut.

    (a) Ujung terbuka 1) Pipa ven yang menembus atap; ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-

    kurangnya 15 cm di atas bidang atap tersebut. 2) Kalau atap digunakan sebagai taman, tempat bermain, jemuran pakaian dsb di daerah mana

    pipa ven akan menembus, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-kurangnya 2 m di atas bidang atap tersebut.

    3) Ujung pipa ven tidak boleh di gunakan sebagai tiang bendera, antenna televise dsb. (b) Lokasi ujung pipa ven

    Seringkali ujung pipa ven terpaksa ditempatkan dekat pintu masuk, jendela, lubang masuk udara ventilasi ruangan dsb. Dalam hal demikian perlu diperhatikan persyaratan berikut (lihat Gbr. 4.36):

    gbr. 4.35 : contoh pipa -pipa sistem ven yang salah (supaya dilarang) Cara C

    Muka lantai

    Pipa tegak buangan Pipa tegak ven

    Pipa buang horizontal

    Pipa ven bawah lantai (pipa ven bawah)

    gbr. 4.35 : contoh pipa -pipa sistem ven yang salah (supaya dilarang) Cara D

    Pipa tegak buangan Pipa tegak ven

    Pipa buang

    horizontal

    Pipa ven bawah lantai (pipa ven bawah)

    150 m

    m

    ata

    u lebih

    Batas luapan dan peraltan teratas yang dilayani oleh ven

    Muka lantai

    Gambar 4.35 Contoh cara pemasangan sitem ven dibawah lantai

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    30

    Catatan : jarak ini adalah minimum. Apabila ujung pipa ven diletakkan dekat lubang pemasukan udara kecepatan tinggi dari sistem penyegaran udara, hendaknya digunakan jarak vertikal atau horizontal yang lebih besar

    1) Ujung pipa ven tidak boleh berada langsung di bawah pintu, lubang masuk udara ventilasi

    dsb, dan juga tidak boleh berada dalam jarak 3 m horizontal dari padanya kecuali kalau sekurang-kurangnya 60 cm di atasnya.

    2) Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga tidak mengganggu fungsinya.

    3) Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan di bawah bagian atap yang menjorok keluar karena gas-gas dari pipa pembuangan mungkin akan terkumpul dan dapat menimbulkan gangguan.

    4) Di lingkungan tertentu mungkin perlu dipasang kawat saringan untuk mencegah masuknya daun-daun kecil atau burung bersarang di dalamnya.

    Penentuan Ukuran Pipa Ven

    Gambar 4.36 Letak ujung pipa ven

    Puncak pipa ven

    Ujung pipa ven harus sekurang-kurangnya 600 mm lebih tinggi dari pada bagian atas pintu atau jendela, atau 3,0 m atau lebih dalam jarak horizontal

    3,0 mm

    Ruang diatas gedung

    Ujung pipa ven

    Pintu atau jendela

    Bagian atas dari

    pintu atau jendela

    Atap dari gedung yang lebih rendah

    Jendela dari gedung yang berdekatan

    Bagian atas dari jendela 600

    mm

    Jarak horizontal dari jendela 3,0 m

    150

    mm

    Jarak horizontal kurang dari 3,0 m. Tetapi 600 m diatas bukan jendela

    Lubang pemasukan udara pada sistem penyegaran udara

    Ujung pipa ven harus sekurang-kurangnya 600 mm lebih tinggi dari pada bagian atas pintu atau jendela, atau 3,0

    m atau lebih dalam jarak horizontal

    3,0 mm

    600 m

    m

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    31

    Secara umum ukuran pipa ven harus di dasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam buku Pedoman Plambing Indonesia 1979 atau standar paling baru yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang. (1) Ukuran pipa ven lup dan pipa ven sirkit

    a) Ukuran pipa ven lup dan ven sirkit minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter cabang mendatar pipa buangan atau pipa tegak ven yang disambungkannya.

    b) Ukuran pipa ven pelepas minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari setengah kali diameter cabang mendatar pipa pembuangan yang dilayaninya

    (2) Ukuran ven pipa tegak

    Ukuran ven pipa tegak tidak boleh kurang dari ukuran pipa tegak air buangan yang dilayaninya dan selanjutnya tidak boleh diperkecil ukurannya sampai keujung terbuka

    (3) Ukuran pipa ven tunggal Ukuran pipa ven tunggal minimum 32 mm dan idak boleh kurang dari setengah kali diameter pipa pengering alat plambing yang dilayaninya.

    (4) Ukuran pipa ven pelepas ofset Ukuran pipa ven pelepas untuk offset pipa pembuangan harus sama dengan atau lebih besar dari pada diameter pipa tegak ven atau pipa tegak air buangan (yang terkecil di antara keduannya).

    (5) Ukuran pipa ven yoke

    Ukuran pipa ven yoke harus sama dengan atau lebih besar dari pada diameter pipa tegak ven atau pipa tegak buangan (yang terkecil di antara keduannya).

    Gambar 4.37 Contoh konstruksi pada bagian puncak pipa Ven

    (6) Pipa ven untuk bak penampung

    Ukuran pipa ven untukbak penampungan air buangan minimum harus 50 mm dalam keadaan apapun.

    Cara menentukan ukuran pipa ven

    Ukuran pipa ven didasarkan pada unit beban alat plambing dari pipa pembuangan yang dilayaninya, dan panjang ukuran pipa ven tersebut. Lihat Tabel 4.2 dan 4.3.

    .

    Nomor jalur

    Ukuran pipa air kotor atau air

    buangan

    (mm)

    Unit alat plambing (angka

    maksimum)

    Diameter ven lup (mm)

    40 50 65 75 100 125

    Panjang maksimum horisontal (m)

    1 40 10 6

    Tabel. 4.2 ukuran pipa cabang horisontal ven dengan lup

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    32

    2 50 12 4,5 12

    3 50 20 3 9

    4 75 10 - 6 12 30

    5 75 30 - - 12 30

    6 75 60 - - 48 24

    7 100 100 - 2,1 6 15,6 60

    8 100 100 - 1,8 5,4 15 54

    9 100 500 - - 4,2 10,8 42

    10 125 200 - - - 4,8 21 60

    11 125 1100 - - - 3 12 42

    Ukuran pipa

    tegak air buan gan

    (mm)

    Beban unit alat plambing

    yang disambungkan

    Diameter pipa ven yang diperlukan

    32 40 50 65 75 100 125 150 200

    Panjang maksimum pia ven (m)

    32 2 9

    40 8 15 45

    40 10 9 30

    50 12 9 22,5 60

    50 20 7,8 15 45

    65 42 - 9 30 90

    75 10 - 9 30 60 180

    75 30 - - 18 60 150

    75 60 - - 15 24 120

    100 100 - - 10,5 30 78 300

    100 200 - - 9 27 75 270

    100 500 - - 6 21 54 210

    125 200 - - - 10,5 24 105 300

    125 500 - - - 9 21 90 270

    125 1100 - - - 6 15 60 210

    150 350 - - - 7,5 15 60 120 390

    150 620 - - - 4,5 9 37,5 90 330

    150 960 - - - - 7,2 30 75 300

    150 1900 - - - - 6 21 60 210

    200 600 - - - - - 15 45 150 390

    200 1400 - - - - - 12 30 120 360

    200 2200 - - - - - 9 24 105 330

    200 3600 - - - - - 7,5 18 75 240

    250 1000 - - - - - - 22,5 37,5 300

    250 2500 - - - - - - 15 30 150

    250 3800 - - - - - - 9 24 105

    250 5600 - - - - - - 7,5 18 75

    Sumber: Sanitartechnik. Mitarbeiter. Wilhelm, Herschman. Usw. 1979.

    Tabel. 4.3 ukuran dan panjang pipa ven

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    33

    4.4 Penentuan Dimensi Pipa

    Pipa merupakan alat yang baik untuk transportasi air/ cairan, karena cairan mempunyai berba-gai karakteristik maka pipa juga terdapat berbagai jenis untuk berbagai jenis cairan. Misalnya : - Air bersih menggunakan pipa galvanis - Air kotor menggunakan pipa PVC - Cairan kimia menggunakan pipa plastik khusus untuk cairan kimia Dengan adanya berbagai problem di atas maka pipa diproduksi juga bermacam-macam sesuai dengan fluid yang dialirkan dan tentunya juga akan bervariasi tentang tehnik penyambungan. Macam-macam pipa : 1. Pipa baja

    Pipa baja merupakan produk pertama dari industri pipa yang kemudian dikerjakan lagi sesuai dengan penggunaanya sepertinya : Pipa baja dilapisi dengan galvanis disebut pipa galvanis dan pipa ini yang paling sering dipergunakan unutk instalasi air bersih. Namun masih ada pipa baja yang lain juga dipergunakan didalam instalasi air bersih; yaitu pipa baja tuang dan pipa baja tahan karat. Penggunaanya : - Pipa baja digunakan pada instalsi gas, uap, air. - Pipa baja galvanis digunakan pada instalasi air dan gas bumi. - Pipa baja tuang dipergunakan pada instalasi air dengan diameter besar lebih dari 4 dan

    instalasi di bawah jalan raya. - Pipa baja tahan karat dipergunakan pada instalasi air dekat dengan laut atau tanah yang

    banyak mengandung garam. Keuntungan : - Kuat - Tahan benturan - Tahan karat - Tahan terhadap perubahan cuaca Kelemahan :

    - dalam kasar - Berat - Bersifat konduktor listrik - Cairan tidak boleh bersifat asam

    2. Pipa Tembaga

    Penggunaanya :

    - Instalasi air bersih - Instalasi air panas

    Keuntungan :

    - Cepat didalam pemasangan - Mudah dibengkokkan - Sistem sambungan solder - Tidak mudah korosi - Gesekan kecil karena dinding dalam halus - Baik untuk instalasi air panas

    Kelemahan :

    - Harga terlalu mahal

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    34

    - Angka muai panjang besar - Tidak tahan terhadap asam

    Panjang pipa :

    1. Pipa tembaga keras setiap batang 5 m 2. Pipa tembaga lunak 1 roll : 25 m ( pipa tembaga fluxible)

    3. Pipa Plastik

    Penggunaanya : - Instalasi air bersih - Instalasi air kotor - Instalasi air di industri kimia Keuntungan : - Ringan - Mudah sekali didalam pengerjaan - Tidak korosi - Permukaan dalam pipa sangat licin - Tidak menghantar arus listrik - Tahan terhadap zat-zat kimia Kekurangan : - Tidak tahan terhadap perubahan cuaca - Tidak tahan terhadap benturan terhadap paku, pecahan batu

    Klasifikasi Pipa PVC dari Rucika - Class AW adalah pipa untuk saluran air bertekanan 10 kg/cm2 - Class AZ adalah pipa untuk saluran air bertekanan 8 kg/cm2 - Class D adalah pipa untuk saluran air buangan - Class C adalah pipa untuk saluran kabel - Class Telkom adalah pipa untuk saluran Telkom Indonesia - Class P adalah pipa untuk saluran air atau pompa air

    4. Pipa Tegak Untuk Air Kotor Pipa tegak adalah pipa yang tegak lurus, dimana pipa tersebut melawati satu tingkat atau lebih pada bangunan dan pipa tersebut melewati atap untuk mendapatkan pengudaraan. Pada pipa tegak dimungkinkan adanya belokan. Batas pipa tegak bagian bawah adalah pipa pengumpul atau pipa buangan.

    Air kotor dan air hujan dialirkan melalui pipa tegak secara terpisah. Pada sistem campuran, air kotor dan air hujan boleh dialirkan secara bersama-sama pada pipa buangan setelah diluar bangunan.

    Diameter pipa tegak boleh diperkecil mulai dari pipa buangan sampai diatas atap.

    Diameter minimal untuk pipa tegak adalah DN 70

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    35

    Perbandingan Aliran Pada Pipa Tegak

    Sumber: Sanitartechnik. Mitarbeiter. Wilhelm, Herschman. Usw. 1979.

    Air yang mengalir pada pipa tegak tidak terdapat pusaran. Air mengalir ke bawah dan bagian terbesar terdapat pada dinding pipa. Ada cukup besar udara yang terdapat dan menyertai aliran air. Aliran air kotor memungkinkan udara pada pipa tegak, mendorong udara didepannya dan menekan udara di dalam pipa yang tertutup. Kecepatan aliran air kotor cukup besar. Namun karena ada hambatan dari udara dan dinding pipa, kecepatan air dalam pipa tegak berkisar antara 10 m/dtk sampai dengan 12 m/dtk pada tinggi jatuh antara 12 m sampai dengan 15 m, gambar 2. Air kotor dan udara yang ada di depan pipa yang berbelok akan terjadi kemacetan dan menimbulkan tekanan lebih, gambar 4.39.

    Gambar 4.38.

    Aliran pada Pipa Tegak

    Air yang mengalir pada pipa tegak menekan dinding pipa akibat

    adanya hambatan udara didalam pipa.

    Batas kecepatan akibat hambatan udara dan dinding pipa adalah 10 m/dtk sampai dengan 12 m/dtk diagram 4.1

    Terjadi penyumbatan di depan belokan dan terjadi hisapan pada pipa buangan Gbr. 4.39.

    Besar hisapan udara sampai dengan 35 kali aliran air.

    Pada tinggi jatuh 12 m, kecepatan pada pipa tegak adalah 10 m/dtk, sedangkan kecepatan pada jatuh beban adalah 15,5 m/dtk

    Diagram 4.1: Beban kecepatan pada pipa tegak

    0 5 10 15 20 25 30 m 0

    5

    10

    15

    20

    25

    m/s

    Fallhhe h

    Flie

    geshw

    indig

    keit V

    2

    1

    1. Freier fall : standig zunehmende geschwindigkeit

    ghV 2 2. Fliegeschwindigkeit in

    Falleitungen : B egrenzt V 12 m/s

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    36

    Sedangkan di bawah belokan terjadi efek lainnya. Pada pipa tegak tidak akan terjadi macet bila tidak ada belokan. Untuk menghindari kemacetan air pada pipa tegak gunakan belokan 30 atau 45 gambar 4.40.

    Pada bangunan sampai dengan tiga tingkat atau tinggi jatuh air kotor

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    37

    Apabila tidak dapat menghindar belokan yang besar, maka dilarang menyambung alat plambing di daerah tekan lebih dan di daerah tekan kurang, gambar 4.42. Pada belokan pipa tegak

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    38

    Pada bangunan dengan tingkat lebih dari 8 atau pada tinggi jatuh air kotor lebih dari 22 m selalu menggunakan pipa penghindar pada pipa belokan atau pipa peralihan yang menuju pada pipa pengumpul atau pipa buangan, gambar 4.41(c), 4.42(b), 4.43, 4.44.

    Gambar 4.43. Sambungan pada pipa pengumpul yang berfungsi juga sebagai pipa Vent.

    Pipa ven

    1

    ,5 m

    2

    ,0 m

    1 m

    1,5 m

    1

    ,5 m

    2

    ,0 m

    Sebuah sambungan selalu terletak tegak pada pipa tegak (umgehungleistung) untuk penggelontoran pada instalasi

    Gambar 4.44.

    Pipa penghindar untuk pipa tegak > 8 tingkat atau tinggi jatuh > 22 m

    Gambar 4.42 Belokan pipa tegak pada tingkat 4 sampai 8.

    b) tinggi belokan < 2 m hanya boleh dengan pipa tersendiri.

    a ) Tinggi belokan > 2 m

    1 m

    Sambungan mendatar

    2

    m

    1 m

    2 m

    450

    2

    m

    1

    ,5 m

    1

    m

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    39

    Diameter pipa penghindar adalah sama seperti diameter pipa tegak, tetapi paling besar DN 100. Pada pipa tegak yang berubah beberapa hal, seperti pada rumah yang berjenjang, dipasang pipa vent pada pipa tegaknya.Pipa vent ini dinamakan pipa vent samping. Pipa vent ini dipasang pada setiga tingkat pada pipa tegak, agar tidak terjadi kemungkinan air kotor mengalir balik. Lihat gambar 4.45. Tabel 4.4: Diameter nominal (DN) yang sesuai dengan diameter dalam minimal d l min

    (sesuai tabel 4.4 dalam DIN EN 12056-2)

    Ukuran pipa Diameter dalam d I min (mm)

    30 26

    40 34

    50 44

    56 49

    60 56

    70 68

    80 75

    90 79

    100 96

    125 113

    150 146

    200 184

    225 207

    250 230

    300 290 Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993

    450

    450

    Gambar 4. 45. Pipa Vent samping langsung pada pipa tegak yang berubah beberapa kali pada

    rumah yang berjenjang.

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    40

    Tabel 4.5 : Pengukuran dari instalasi penampung Yang tidak ada pengudaraan

    (sesuai tabel 4.5 dalam DIN 1986-100)

    K= 0,5 DU

    K= 0,7 DU

    K= 1,0 DU

    DN di

    mm

    1,0 1,0 0,8 50 44

    2,0 2,0 1,0 56/60 49/56

    9,0 4,6 2,2 70* 68

    13,0** 8,0** 4,0 80 75

    13,0** 10,0** 5,0 90 79

    16,0 12,0 6,4 100 96 Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993

    Tabel 4.6 : Pengukuran dari instalasi penampung

    (Sesuai tabel 4.6 dalam 1986 - 100)

    K= 0,5

    DU

    K= 0,7

    DU

    K= 1,0

    DU DN

    di

    mm

    3,0 2,0 0,8 50 44

    5,0 4,6 1,0 56/60 49/56

    13,0 10,0 2,2 70* 68

    16,0 13,0 4,0 80 75

    20,0 16,0 5,0 90 79

    25,0 20,0 6,4 100 96 Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993

    Tabel 4.7 : Pipa saluran air kotor yang diperkenankan untuk pipa tegak dengan ven-utama

    (sesuai tabel 4.7 dalam DIN EN 12056-2)

    Pipa tegak air kotor dengan ven utama

    Qmax (I/S)

    percabangan Percabangan dengan radius

    dalam

    60 0,5 0,7

    70 1,5 2,0

    80* 2,0 2,6

    90 2,7 3,5

    100** 4,0 5,2

    125 5,8 7,6

    150 9,5 12,4

    200 16,0 21,0

    Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993

    * Diameter minimal pada penggunaan pada bak air kloset dengan 4 sampai dengan 6 liter

    volum air penggelontor

    ** Diameter minimal pada penggunaan dari bak air kloset dengan volum air penggelontor > 6

    liter.

    * tidak ada kloset

    ** max 2 Kloset

    * tidak ada kloset

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    41

    50 mm 70m m 30 mm

    4.5 Penentuan Kemiringan Pipa 4.5.1 Kemiringan pipa dan kecepatan aliran

    Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian padat. Untuk maksud tersebut, pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus dialirkan. Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi air buangan, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang kosong cukup untuk mengalirkan udara. Sebagai pedoman umum, kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter pipanya (dalam mm), Tabel 4.8 memuat standar untuk penggunaan umum. Kecepatan terbaik dalam pipa berkisar antara 0,6 samai 1,2 m/detik. Kemiringan pipa pembuangan gedung dan riol gedung dapat dibuat lebih landai dari pada yang dinyatakan dalam Tabel 4.8 asal kecepatannya tidak kurang dari 0,6 m/detik. Kalau kurang, kotoran dalam air buangan dapat mengendap yang pada akhirnya akan dapat menyumbat pipa. Sebaliknya kalau terlalu cepat akan menimbulkan turbulensi aliran.

    Tabel 4.8 Kemiringan pipa pembuangan horizontal

    Diameter pipa (mm)

    Kemiringan minimum

    75 atau kurang

    1/50

    100 atau kurang

    1/100

    Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993

    yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Hal ini mungkin akan dapat merusak fungsi air penutup dalam perangkap alat plambing. Di samping itu, kemiringan yang lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek sifon yang akan menyedot air penutup dalam perangkap alat plambing. Pipa ukuran kecil akan mudah tersumbat karena endapan kotoran dan kerak, walaupun dipasang dengan kemiringan yang cukup. Oleh karena itu untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya

    tidak kurang dari 50 mm. Pipa DN 100 Tinggi air kotor

    Gambar 4.46 Elevansi (tinggi permukaan) air dalam pipa

    Tabel 4.9 penentuan kemiringan

    Saluran air buang Kemiringan

    Di dalam gedung 0,5 Di luar gedung Sampai DN 125 .......................0,5

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    42

    Di atas DN 150 ........................0,7

    Air hujan dan air buangan campuran

    0,7

    Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993

    Baik Baik Salah - Pipa air hujan - Pipa induk

    Cara menentukan kemiringan pipa: 1. Pipa buang untuk dalam bangunan atau di luar bangunan(Tabel 4.9 ). 2. Panjang pipa buang 3. Perbedaan tinggi antara kedua ujung pipa yang direncanakan 4. Perhatikan : Batas kemiringan pipa buang air kotor.

    Maximal kemirinan 1 : 20 ; 5% ; 5 cm/m Maximal kemiringan 1 : 50 ; 2% ; 2 cm/m

    5. Rumus kemiringan - Desimal

    - Prosentase

    - Skala kemiringan

    Keterangan :

    kemiringan Angka I

    h = Perbedaan tinggi ( m )

    L = Panjang pipa ( m )

    4.6 Sistem Pengikat/Klem Pipa

    Sistem pengikat

    Pada pekerjaan instalasi saniter ( kerja pipa ) cukup banyak alat-alat penunjang, satu contoh pada saat kita akan memasang jaringan pipa baik pada tembok atau pada lantai kita memerlukan alat pengikat agar jaringan pipa dapat kokoh kedudukannya.

    Dimana alat pengikat ini banyak macamnya : 1. Pengikat (Fischer) Pada dinding beton

    100% . L

    h % I

    h

    L : 1 I N

    L

    h I

    0.3 100

    30

    d

    h 0.7

    100

    70

    d

    h 0.5

    100

    50

    d

    h

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    43

    2. Pengikat antara dinding tembok dengan kayu

    3. Pengikat Tegel keramik

    4. Pengikat dengan batu

    5. Pengikat antara beton dengan mesin (ringan)

    6. Pengikat antara beton dengan mesin (berat)

    Penggantung dan Penumpu Pipa

    Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan untuk penggantung atau penumpu pipa. (1) Berat pipa

    Berat yang harus diperhitungkan bukan hanya berat berat pipa itu sendiri, tetapi meliputi berat perlengkapannya, seperti katub, bahan isolasi dsb serta berat isi pipa tersebut. Di samping itu,

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    44

    pada instalasi pipa-pipa tertentu ada kemungkinan orang akan berdiri di atas pipa, baik untuk berjalan maupun untuk memeriksa atau memperbaiki perlengkapan pipa tersebut atau pipa lain di sebelahnya. Sebaiknya tambahan berat orang tersebut dipertimbangkan pula.

    (2) Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan pipa, karena adanya perbedaan kelenturan.

    (3) Mencegah perambatan getaran Pipa yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang bergerak atau berputar dapat meneruskan getaran mesin atau peralatan tersebut ke dalam ruangan lainnya, baik melalui pipa itu sendiri atau penggantung/penumpu pipa, atau melalui konstruksi gedung, sehingga dapat menimbulkan kebisingan dan resonansi. Penggantung dan penumpu pipa sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran semacam ini. Di samping itu penggantung atau penumpu pipa harus juga cukup kuat untuk menahan gaya-gaya tumbukan akibat timbulnya pukulan air dalam pipa.

    (4) Ekspansi pipa Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya perubahan panjang pipa akibat perubahan temperature pipa.

    (5) Jarak antara pipa Jarak antara pipa dengan pipa dan antara pipa dengan dinding atau permukaan lainnya, harus cukup lebar untuk memungkinkan penggunaan alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa yang lainnya, pengecatan, dan pekerja perawatan umumnya. Jarak minimum untuk ini biasanya sekitar 25 mm.

    (6) Pertimbangan untuk pekerja lainnya Perlu diperhatikan juga jarak atau ruang yang perlu untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya yang nantinya akan dipasang di sekitar pipa, seperti saluran udara, pipa dan rak untuk kabel listrik dsb.

    (7) Beberapa pipa sejajar Pipa-pipa sebaiknya dipasang dengan sumbunya atau permukaan bawahnya pada satu bidang dengan rapid an dengan jarak antara sejauh mungkin

    (8) Penggantungan pipa pada pipa lainnya Pipa tidak boleh digantungkan pada pipa lainnya karena dapat menimbulkan lendutan pada pipa yang di atasnya. Lihat Gbr. 4.47.

    (9) Baut penggantung pipa

    Baut ini harus dipasang vertical dengan baik, terutama kalau klemnya dilengkapi dengan cincin karet peredam getaran. Harus dijaga agar karet tersebut mendapat beban yang merata.

    (10) Kebebasan arah lateral Pipa harus diikat dengan kuat oleh penggantung atau penumpu agar tidak bergerak dalam arah lateral atau melintang.

    Lokasi dan jarak antara penggantung (1) Jarak antara penggantung

    Jarak antara penggantung pipa sebaiknya dibuat seperti yang dimuat dalam tabel 4.12. Kalau jarak tersebut dibuat lebih panjang akan ada kemungkinan timbulnya lendutan pipa yang berlebihan

    (2) Lokasi penggantung Penggantung atau penumpu pipa harus dipasang pada tempat-tempat berikut ini :

    Gambar 4.47 Contoh penggantungan bersama pada

    pipa horizontal

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    45

    Disekitar katup dan sambungan ekspansi (untuk katup ukuran 100 mm atau lebih harus dipasang pada kedua sisinya)

    Pada belokan pipa mendatar

    Pada dasar pipa tegak

    Pada cabang pipa

    Pada pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan, di dekat mesin atau peralatan tersebut

    Tabel 4.10 Jarak tumpuan atau penggantung pipa.

    Klasifikasi Keterangan Jarak tumpuan

    Pipa

    tegak

    Pipa

    besi

    cor

    Pipa lurus Satu titik setiap batang pipa

    Pipa disambung-sambung

    Dua potong Satu titik, salah satu batang

    Tiga potong Satu titik, batang ditengah

    Pipa baja Satu titik atau lebih setiap

    lantai

    Pipa timah hitam, pipa PVC, pipa tembaga 1,2 m atau lebih dekat

    Pipa mendatar

    Pipa besi

    cor

    Pipa lurus Satu titik setiap batang pipa

    Pipa disambung-sambung

    Satu titik setiap sambungan

    Pipa baja, diameter :

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    46

    Air ini biasanya keruh sekali dan bau busuk karena oksigen yang ada di air telah diambilnya untuk proses pembusukan. Bau busuk dari air kotor ini yang mempersulit untuk proses pengolahan atau penjernihan. Air kotor dapat menyebabkan penyakit karena mengandung berbagai virus dan bakteri dan air kotor yang berasal dari air hujan juga mengandung kotoran dari atap, teras, kebun, jalan dan tumbuh-tumbuhan. Pada proses pengotoran air kotor dibedakan antara benda yang dapat terpisah dengan air misalnya lumpur dan yang tidak dapat dipisahkan misalnya tidak terlihat oleh mata ( kolloid ).

    Secara umum proses penjernihan terbagi 2 tingkat :

    1. Penjernihan secara mekanis 1.1. Pembersihan dengan garpu:

    Dimana pembersihan dengan garpu berjalan pada permulaan air kotor ditampung maka akan dibersihkan benda-benda kasar yang terapung, melayang misalnya : kayu, benang, kain, sampah plastik, kertas dan lain-lain. Garpu pembersih digerakkan secara mekanis untuk mengambil dan membuang koto-ran yang ikut terbawa.

    1.2. Pembersihan dengan saringan pasir : Pada proses ini biasanya kecepatan aliran air dijaga agar tidak lebih dari 30 cm/det. Karena dengan kecepatan tersebut maka akan mengendaplah mineral-mineral sepertinya pasir, batu kecil dan sebagainya. Endapan lumpur melalui ruang pemisah kemudian ditampung.

    1.3. Pembersihan dalam bak pengendapan (awal penjernihan ) : Air bekas buangan kemudian disalurkan melalui pipa menuju bak pengendapan sebagai awal penjernihan. Kecepatan aliran pada bak pengendapan adalah 1,5 cm/det. Sehingga pada proses ini akan terjadi benda halus akan mengendap misalnya : lumpur halus, serat kayu dan lain-lain dan benda yang melayang dan ringan akan naik kepermukaan air seperti serat benang atau kapas. Lumpur yang mengendap ditampung ke dalam bak dan yang halus juga diambil dari permukaan air dan ditampung. Air buangan setelah melalui proses secara mekanis dan bisa disebut dengan air mengalami proses awal penjernihan. Dimana air kemudian disalurkan melalui pipa untuk proses yang berikutnya adalah proses penjernihan secara biologis.

    2. Penjernihan secara biologis : 2.1. Penjernihan pada bak pengaduk :

    Air buangan setelah melalui awal penjernihan ditampung pada bak pengaduk dimana pada tempat ini air buangan diaduk sambil diberi tambahan udara melalui semprotan pada dasar dengan tekanan tertentu dan pada permukaan air disemburkan ke udara agar air me-ngikat oksigen lebih banyak dari udara. Dengan banyaknya udara pada air buangan dapat terpisah dari zat lemas, posphat juga sebagian dari mikroorganis sepertinya bakteri dan mikroorganisme lain yang menyebabkan endapan pada air.

    2.2. Penjernihan akhir : Air buangan yang masih mengandung bakteri mengalir pada bak penjernihan akhir dan air

    tinggal dalam waktu agak lama sehingga lumpur yang halus sekali akan me-ngendap dan masuk penampungan lumpur.

  • ___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto

    47

    Gambar 4.48

    Skema penjernihan Instalasi Air Kotor

    4.8 Perencanaan Instalasi Air Kotor Rencanakanlah 1. Instalasi air kotor 2. Rumah tinggal dengan lantai satu 3. Skala alat plambing 1 : 50

    4. Hitunglah diameter pipa buang dan kemiringannya

    Rencanakanlah : 1. Instalasi air kotor 2. Rumah tinggal dengan lantai satu 3. Skala alat plambing 1 : 50 4. Hitunglah diameter pipa buang dan

    kemiringannya

    Bak

    pengendapan

    Penampungan air hujan

    Saluran buang rumah tangga Penangkap lemak

    Garpu Saringan pasir Penjernihan dengan garpu

    Penjernihan secara biologis

    udara

    Gas

    Biogas

    Lumpur

    Bak pengaduk Udara

    Tekan

    Penjernihan akhir

    Lumpur

    hidup

  • dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________

    48

    Rencanakanlah :

    1. Instalasi air kotor 2. Rumah tinggal dengan lantai dua 3. Skala alat plambing 1: 50 4. Hitunglah diameter pipa buang dan

    kemiringannya

    Rencanakanlah : 1. Instalasi air kotor 2. Rumah tinggal dengan lantai dua 3. Skala alat plambing 1 : 50

    4. Hitunglah diameter pipa buang dan kemiringannya

    Rencanakanlah :

    1. Instalasi air kotor 2. Rumah tinggal dengan lantai dua 3. Skala alat plambing 1 : 50 4. Hitunglah diameter pipa buang dan

    kemiringannya.