TRIGGER5 PENELUSURAN1

23
Definisi dari PIKUN adalah terus menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan. Well, friend..sampai disini dulu ya entar disambung lagi...^_^ Sumber : info-sehat.com Definisi dari PIKUN adalah terus menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan. Nah, ada beberapa hal yang menjadi gejala - gejala PIKUN antara lain : 1. Penurunan Kemampuan Berpikir, terutama menurunnya kinerja memori dan kemampuan memecahkan masalah sehari-hari. 2. Alzheimer, . Di negara-negara maju, sekitar 60 persen dari penyebab pikun adalah penyakit Alzheimer. Dalam kasus ini, penurunan kemampuan berpikir terjadi akibat rusaknya jaringan otak. Yang juga amat menarik, perempuan lebih banyak mengidap pikun akibat penyakit Alzheimer dibanding laki-laki. Penyakit ini biasanya menyerang secara pelan- pelan dan diam-diam, kebanyakan pada usia di atas 60 tahun. Seiring dengan perjalanan waktu, penyakitnya terus bertambah parah. 3. Tidak Mau Mengakui, Pikun sejak lama sudah menjadi penyakit umum di kalangan manula. Akan tetapi, biasanya kalau dokter mendiagnosa seseorang menderita pikun, ibaratnya dimulai semacam permainan petak umpet. Dalam arti, penderitanya terus berusaha memungkiri penyakitnya.

description

IO

Transcript of TRIGGER5 PENELUSURAN1

Page 1: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Definisi dari PIKUN adalah terus menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan.

Well, friend..sampai disini dulu ya entar disambung lagi...^_^

Sumber : info-sehat.com

Definisi dari PIKUN adalah terus menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan.

Nah, ada beberapa hal yang menjadi gejala - gejala PIKUN antara lain :

1. Penurunan Kemampuan Berpikir, terutama menurunnya kinerja memori dan kemampuan memecahkan masalah sehari-hari.

2. Alzheimer, . Di negara-negara maju, sekitar 60 persen dari penyebab pikun adalah penyakit Alzheimer. Dalam kasus ini, penurunan kemampuan berpikir terjadi akibat rusaknya jaringan otak. Yang juga amat menarik, perempuan lebih banyak mengidap pikun akibat penyakit Alzheimer dibanding laki-laki. Penyakit ini biasanya menyerang secara pelan-pelan dan diam-diam, kebanyakan pada usia di atas 60 tahun. Seiring dengan perjalanan waktu, penyakitnya terus bertambah parah.

3. Tidak Mau Mengakui, Pikun sejak lama sudah menjadi penyakit umum di kalangan manula. Akan tetapi, biasanya kalau dokter mendiagnosa seseorang menderita pikun, ibaratnya dimulai semacam permainan petak umpet. Dalam arti, penderitanya terus berusaha memungkiri penyakitnya.

4. Penyuluhan Dini, Menimbang cukup banyaknya penderita pikun, Füsgen menuntut agar penyakit itu lebih diperhatikan. Untuk itu sebaiknya sejak kanak-kanak harus ditanamkan pengertian, bahwa dalam usia tua, kemampuan kita dapat menurun.

5. Tidak Bisa Diobati, Penyakit pikun menggeregogoti kepribadian penderitanya. Seringkali mereka menjadi agresiv. Atau sebaliknya menjadi sangat derpresiv. Menurut professor Ingo Füsgen, penyakit pikun memang tidak dapat disembuhkan, akan tetapi lajunya dapat direm.

6. Kemampuan Regenerasi, Penelitian para pakar menunjukkan bahwa sel-sel saraf pada penderita Alzheimer tidak memiliki kemampuan memulihkan synapse yang sudah aus, atau lebih jauh lagi membentuk jaringan synapse baru. Padahal, kemampuan stabilisasi atau regenerasi synapse, dalam kondisi normal, tetap ada pada sel saraf manusia lanjut usia. Pada penderita pikun akibat penyakit Alzheimer, penurunan drastis

Page 2: TRIGGER5 PENELUSURAN1

kemampuan regenerasi sel saraf, sebagian diakibatkan mutasi genetika dan sebagian lagi akibat pengerasan protein tertentu di dalam otak.

7. Pencegahan Munculnya Gejala, Dalam ilmu kedokteran aktual terdapat tiga pilar pengobatan pikun akibat Alzheimer. Pada dasarnya pengobatan ini hanya memerangi gejalanya, bukan penyebab penyakitnya. Pilar pertama, adalah yang berbasis pengobatan penyakit dalam. Di sini, dilakukan pengobatan penyakit lain yang memperparah gejala Alzheimer. Antara lain pengobatan tekanan darah tinggi, penyakit gula atau penyakit gangguan metabolisme. Metode berikutnya, adalah pemberian obat-obatan untuk meningkatkan kinerja sel saraf. Biasanya diberikan obat-obatan yang mengandung unsur aktiv yang memicu perbaikan kinerja saraf. Sedangkan pilar ketiga adalah pemberian obat-obatan psiko-farmaka, untuk menekan gejala gangguan perilaku, seperti sikap gelisah, agresiv atau juga terpecahnya kepribadian.

8. Menghambat Kemunduran, Namun para dokter juga memperingatkan, pemberian obat penenang semacam itu, juga dapat memicu reaksi yang sebaliknya. Dalam kondisi tertentu, para penderita penyakit Alzheimer, malahan dapat bersikap lebih agresiv lagi. Selain itu, kemampuan berfikir para penderita yang sudah menurun menjadi macet samasekali. Semua cara pengobatan, pada intinya hanya bertujuan untuk menjaga stabilitas fungsi otak. Terutama agar penderita tetap dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Selain itu juga dapat dihambat kemunduran fungsi otak yang lebih parah.

Semoga bermanfaat ya friend...

Sumber : www.Info-sehat.com

Alzheimer, Salah Satu Penyebab pikun

Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan. Di negara-negara maju, sekitar 60 persen dari penyebab pikun adalah penyakit Alzheimer. Dalam kasus ini, penurunan kemampuan berpikir terjadi akibat rusaknya jaringan otak. Penyebabnya hingga kini masih dicari.

Yang juga amat menarik, perempuan lebih banyak mengidap pikun akibat penyakit Alzheimer dibanding laki-laki. Penyakit ini biasanya menyerang secara pelan-pelan dan diam-diam, kebanyakan pada usia di atas 60 tahun. Seiring dengan perjalanan waktu, penyakitnya terus bertambah parah.

Tidak Bisa Diobati                                                       

Penyakit pikun menggeregogoti kepribadian penderitanya. Seringkali mereka menjadi agresif. Atau sebaliknya menjadi sangat derpresif. Menurut professor Ingo Füsgen, penyakit pikun memang tidak dapat disembuhkan, akan tetapi lajunya dapat direm.

Page 3: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Füsgen mengatakan, “Kita sekarang memiliki sarana yang cukup bagus. Misalnya dengan pemberian obat-obatan. Itu berarti, meningkatkan kualitas kehidupan, dan mencegah terbuangnya waktu bagi perawatan.“

Untuk pemberian obat-obatan atau terapi lainnya, tentu saja harus dilibatkan tenaga ahli medis. Pasalnya, penyebab penyakit pikun, khususnya akibat penyakit Alzheimer, sejauh ini baru sebagian yang diketahui. Selain faktor genetika, juga terus diteliti gangguan fungsi pada jaringan saraf pengantar pesan di otak yang disebut synapse. Dalam proses penuaan yang normal, jumlah synapse di otak memang berkurang. Akan tetapi, dalam kasus penyakit Alzheimer, jumlah synapse berkurang secara dramatis.

Pencegahan Munculnya Gejala 

Dalam ilmu kedokteran aktual, terdapat tiga pilar pengobatan pikun akibat Alzheimer. Pada dasarnya pengobatan ini hanya memerangi gejalanya, bukan penyebab penyakitnya. Pilar pertama, adalah yang berbasis pengobatan penyakit dalam. Di sini, dilakukan pengobatan penyakit lain yang memperparah gejala Alzheimer. Antara lain pengobatan tekanan darah tinggi, penyakit gula atau penyakit gangguan metabolisme.

Metode berikutnya, adalah pemberian obat-obatan untuk meningkatkan kinerja sel saraf. Biasanya diberikan obat-obatan yang mengandung unsur aktiv yang memicu perbaikan kinerja saraf. Sedangkan pilar ketiga adalah pemberian obat-obatan psiko-farmaka, untuk menekan gejala gangguan perilaku, seperti sikap gelisah, agresif atau juga terpecahnya kepribadian.

Dari berbagai sumber

Foto : www.horticulturaltherapy.info

 

Penurunan Kemampuan Berpikir

Gejalanya juga mudah dikenali. Misalnya saja, manula yang sering kelabakan mencari kunci rumah yang hilang. Jika kunci rumah ditemukan di kotak tempat gula, atau di tempat lain yang tidak lazim, ini merupakan pertanda pikun. Definisi dari pikun adalah, terus menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Dampaknya, terutama menurunnya kinerja memory dan kemampuan memecahkan masalah sehari-hari.

Alzheimer, Salah Satu Penyebab

Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan. Di negara-negara maju, sekitar 60 persen dari penyebab pikun adalah penyakit Alzheimer. Dalam kasus ini, penurunan kemampuan berpikir terjadi akibat rusaknya jaringan otak. Penyebabnya hingga kini masih dicari. Yang juga amat menarik, perempuan lebih banyak mengidap pikun akibat penyakit Alzheimer dibanding laki-laki. Penyakit ini biasanya menyerang secara pelan-pelan dan diam-diam, kebanyakan pada usia di atas 60 tahun. Seiring dengan perjalanan waktu, penyakitnya terus bertambah parah.

Page 4: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Tidak Mau Mengakui

Pikun sejak lama sudah menjadi penyakit umum di kalangan manula. Akan tetapi, biasanya kalau dokter mendiagnosa seseorang menderita pikun, ibaratnya dimulai semacam permainan petak umpet. Dalam arti, penderitanya terus berusaha memungkiri penyakitnya. Dokter Ingo Füsgen, direktur Klinik Ilmu Penuaan di Wuppertal mengatakan:   

"Banyak yang masih berkilah, memang begitulah kalau sudah tua. Tapi dengan pernyataan seperti itu, penyakit menjadi tidak dapat diobati. Kita tidak lagi menganggap tema itu tabu, atau merasa malu membicarakannya. Karena itulah, bersama dengan para dokter umum, saya berusaha membuat panduan pengobatan penyakitnya secara terstruktur.“

Penyuluhan Dini

Menimbang cukup banyaknya penderita pikun, Füsgen menuntut agar penyakit itu lebih diperhatikan. Hal ini juga telah ditanggapi oleh para tokoh politik. Misalnya saja menteri sosial di negara bagian Jerman, Thüringen, Klaus Zeh, mengimbau dilakukannya penyuluhan terhadap generasi muda. Menteri Zeh juga mengatakan, sejak kanak-kanak harus ditanamkan pengertian, bahwa dalam usia tua, kemampuan kita dapat menurun.

Tidak Bisa Diobati

Penyakit pikun menggeregogoti kepribadian penderitanya. Seringkali mereka menjadi agresiv. Atau sebaliknya menjadi sangat derpresiv. Menurut professor Ingo Füsgen, penyakit pikun memang tidak dapat disembuhkan, akan tetapi lajunya dapat direm. Füsgen mengatakan, “Kita sekarang memiliki sarana yang cukup bagus. Misalnya dengan pemberian obat-obatan. Itu berarti, meningkatkan kualitas kehidupan, dan mencegah terbuangnya waktu bagi perawatan.“

Untuk pemberian obat-obatan atau terapi lainnya, tentu saja harus dilibatkan tenaga ahli medis. Pasalnya, penyebab penyakit pikun, khususnya akibat penyakit Alzheimer, sejauh ini baru sebagian yang diketahui. Selain faktor genetika, juga terus diteliti gangguan fungsi pada jaringan saraf pengantar pesan di otak yang disebut synapse. Dalam proses penuaan yang normal, jumlah synapse di otak memang berkurang. Akan tetapi, dalam kasus penyakit Alzheimer, jumlah synapse berkurang secara dramatis.

Kemampuan Regenerasi

Penelitan para pakar menunjukan, sel-sel saraf pada penderita Alzheimer tidak memiliki kemampuan memulihkan synapse yang sudah aus, atau lebih jauh lagi membentuk jaringan synapse baru. Padahal, kemampuan stabilisasi atau regenerasi synapse, dalam kondisi normal, tetap ada pada sel saraf manusia lanjut usia. Pada penderita pikun akibat penyakit Alzheimer, penurunan drastis kemampuan regenerasi sel saraf, sebagian diakibatkan mutasi genetika dan sebagian lagi akibat pengerasan protein tertentu di dalam otak.

Pencegahan Munculnya Gejala 

Dalam ilmu kedokteran aktual, terdapat tiga pilar pengobatan pikun akibat Alzheimer. Pada dasarnya pengobatan ini hanya memerangi gejalanya, bukan penyebab penyakitnya. Pilar pertama, adalah yang berbasis pengobatan penyakit dalam. Di sini, dilakukan pengobatan penyakit lain yang memperparah gejala Alzheimer. Antara lain pengobatan tekanan darah tinggi, penyakit gula atau penyakit gangguan metabolisme. Metode berikutnya, adalah pemberian obat-obatan untuk meningkatkan kinerja sel saraf. Biasanya diberikan obat-obatan yang mengandung unsur aktiv yang memicu perbaikan kinerja saraf. Sedangkan pilar ketiga adalah pemberian obat-obatan psiko-farmaka, untuk menekan gejala gangguan perilaku, seperti sikap gelisah, agresiv atau juga terpecahnya kepribadian.

Menghambat Kemunduran

Namun para dokter juga memperingatkan, pemberian obat penenang semacam itu, juga dapat memicu reaksi yang sebaliknya. Dalam kondisi tertentu, para penderita penyakit Alzheimer,

Page 5: TRIGGER5 PENELUSURAN1

malahan dapat bersikap lebih agresiv lagi. Selain itu, kemampuan berfikir para penderita yang sudah menurun menjadi macet samasekali. Semua cara pengobatan, pada intinya hanya bertujuan untuk menjaga stabilitas fungsi otak. Terutama agar penderita tetap dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Selain itu juga dapat dihambat kemunduran fungsi otak yang lebih parah.

[]

URL : http://www2.dw-world.de/indonesia/

Kemunduran daya ingat

Alzheimer merupakan penyakit yang menyebabkan kemunduran daya ingat dan daya pikir akibat kematian sel-sel saraf secara cepat. Saat ini diperkirakan ada sekitar 500.000 kasus Alzheimer di Indonesia.

Gejala Alzheimer bervariasi pada setiap orang, tetapi bisa ditandai dengan terjadinya penurunan daya ingat, misalnya lupa nama, lupa tempat menaruh benda, gangguan aktivitas sehari-hari, perubahan suasana hati dan perilaku, disorientasi, dan sering nyasar. Pada tahap tertentu, penderita Alzheimer tidak ingat apa-apa lagi mengenai diri, keluarga, dan lingkungannya.

Mereka yang berisiko terkena Alzheimer adalah orang lanjut usia (lebih dari 60 tahun), punya riwayat keluarga terkena Alzheimer, penderita stroke, gangguan jantung, diabetes, dan cedera kepala/otak.

Obat Alzheimer yang ada saat ini adalah penghambat kolinesterase. Obat ini untuk memperbaiki daya ingat dan menekan gangguan perilaku, serta peningkatan kualitas hidup.(kmp) www.suaramedia.com

Penyakit Pikun dan Pencegahannya

Penyakit Alzheimer (PA) atau pikun dimulai dengan penurunan kemampuan otak seperti pemikiran, daya ingat, dan penggunaan bahasa. Meskipun penelitian berjalan secara kontinu namun penyebab pikun yang sebenarnya belum diketahui secara pasti.

Penyakit ini biasanya mulai sesudah umur 60 tahun dengan resiko meningkat sesuai dengan pertambahan umur. Penyakit ini merupakan bagian dari Demensia. Lima puluh sampai 60% demensia adalah penyakit Alzheimer. Pada penderita dijumpai kelainan fungsi intelek yang bersifat menetap yakni adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi saraf yaitu berbahasa, mengingat, melihat, emosi dan memahami.

PenyebabPenyakit ini merupakan penyakit degenerasi saraf yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun dan usia lebih dari 58 tahun (96%).

Page 6: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki.

Ada beberapa faktor pencetus yang dicurigai sebagai penyebab, seperti (1) Faktor genetik:Beberapa peneliti mengungkapkan 50% kasus diturunkan melalui gen autosomal dominan. Individu keturunan garis pertama pada keluarga penderita mempunyai resiko menderita demensia, enam kalilebih besar dibandingkan kelompok kontrol normal. (2) Faktor infeksi, Ada penelitian yang menyatakan pada keluarga penderita ditemukan antibodi reaktif. Diperkirakan terdapat infeksi virus yang menyebabkan infeksi menahun pada susunan saraf pusat identik dengan penyakitCreutzfeldt-Jacob dan kuru yang diduga berkaitan dengan penyakit Alzheimer. (3) Faktor lingkungan, antara lain aluminium, silicon, mercury, zinc. (4) Faktor imunologis. (5) Faktor trauma: Adanya hubungan penyakit Alzheimer dengan trauma kepala, dihubungkan dengan petinju yangmenderita demensia, dimana pada otopsinya ditemukan banyak serabut neurofibrillary. (6) Faktor neurotransmitter (enzim), perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita Alzheimermempunyai peranan yang sangat penting.

Pemberian obat stimulan, vitamin B, C, dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan. Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang perkembangannya lambat. Mulai dengan masalah daya ingat yangberakhir dengan kerusakan saraf. Perjalanan penyakit dan bagaimana kecepatannya akan berbeda dari orang per orang. Rata-rata pasien dapat hidup 8-10 tahun setelah diagnosa walaupun ada yangmampu sampai 20 tahunan.

Tindakan PencegahanDelapan tindakan pikun. (1) Berikan selalu tantangan hidup. Perangsangan yang terus menerus merupakan kunci membangun dan mempertahankan sel saraf, mengurangi kehilangan ingatan ataupun Alzheimer. Carilah pekerjaan yang menarik, dibayar atau sukarela, punya hobi, aktif dalam kehidupan sosial, belajar musik atau bahasa asing, program computer. Kedua, dosis kecil aspirin. (3) Supplemen vitamins C dan E. (4) Dosis harian asam folat dan vitamin B. (5) Gunakan bumbu masak tradisional: Jahe, Turmeric, dan cabe merah. (6) Lemak omega-3s, (salmon, sardines). (7) Buah dan sayur segar dalam makanan. Dan kedelapam, gunakan minyak nabati tidak jenuh (minyak bunga matahari, jagung). (H Azwar Agoes, DAFK, SpFK (K)). (sumber: Sriwijaya Post)

Untuk itu Astuti pun memberikan beberapa kiat mengatasi kemunduran daya ingat atau memperlambat kepikunan. Intinya, jangan biarkan otak Anda berhenti bekerja. Berikut kiatnya:

Page 7: TRIGGER5 PENELUSURAN1

1.    Selalu belajar, berarti aktifkan otak Anda. Bangkitkan minat memakai pikiran dengan cara misalnya membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat, seperti membaca Al-Qur’an secara rutin, belajar matematika, berhitung, merancang, atau memasak.

2.   Ulangi informasi yang baru untuk disimpan dalam ingatan

3.   Melatih memusatkan perhatian/konsentrasi, misalnya: dengan berdzikir, shalat yang khusuk, yoga, dan lain-lain.

4.   Melakukan kegiatan rekreasi.

5.   Ikut kegiatan sosial.

6.   Konseling ke spesilis saraf, untuk deteksi dini demensia.

7.   Membuat catatan atau biografi merupakan aktifitas lansia yang paling baik dan sangat berharga.

8.   Menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat seperti makan-makanan sehat, istirahat/tidur cukup, hindari rokok dan alkohol.

9.    Gerak Latih Otak (senam otak) dan olahraga lain sesuai kemampuan.

Gerak dan Latih OtakPada prinsipnya dasar latihan otak adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah pikun. Otak adalah satu-satunya organ yang kecanggihannya menurut para peneliti lebih canggih dari tata surya di alam lain. Seumur hidup manusia menurut penelitian, otak hanya terpakai 20 persen dan 80 persen lainnya belum terungkap, kata dr Astuti SpS.

Astuti memberi contoh, tersumbatnya di bagian otak sebelah kiri di atas telinga kita itu pusat berbahasa. Akibatnya, orang akan sulit bicaranya. Jika yang terjadi lesi di atas puncak kepala, pas pusat penggerakan jari tangan atau bibir, bisa cadel, lumpuh, dan sebagainya.

”Kita harus memberi edukasi pada masyarakat untuk memelihara otak tetap bugar. supaya kualitas hidupnya tetap terjaga baik. Karena sedikit lesi (luka), jaringan otak tidak berfungsi sehingga dengan sendiri aktivitas/kualitas hidup seseorang menjadi jelek,”kata Astuti.

Salah satu latihan untuk otak adalah dengan senam otak sehat atau yang diciptakan oleh Asosiasi Alzheimer Indonesia disebut Gerak dan Latih Otak (GLO).

GLO ini bisa dilakukan oleh semua usia. Pada penderita epilepsi anak, anak dengan cerebral palsy, anak yang gerak tangannya tidak terkoordinasi selain difisioterapi, mereka juga bisa dilatih otaknya lewat GLO.

GLO ini gerakannya mudah dan dapat dilakukan saat duduk atau berdiri. dilakukan dengan perasaan senang, rileks, serta tidak menahan napas. ”Bila sedang berada di bus kota, sedang di depan meja komputer, gerakan ini bisa saja dilakukan dalam hanya dalam lima menit.

Page 8: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Biasanya latihan yang dianjurkan tiga kali seminggu, masing-masing sekitar 15-20 menit, harus selalu membayangkan gerak fisiknya, supaya tersambung sirkuit otak dengan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan.

1. Latih peregangan leherPosisi badan menghadap lurus ke depan, dengan telapak tangan kanan pada sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala menghadap lurus ke depan. Otot-otot leher akan terasa teregang melawan dorongan tangan. Lakukan delapan kali hitungan dengan tidak menahan nafas. Lakukan secara bergantian dengan telapak tangan kiri.

2. Peregangan bahu dan lengan atasa. Luruskan tangan kanan ke atas (di samping telinga), telapak tangan menghadap ke depan. Tangan kiri melewati belakang di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang satunya menahan ke depan.Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot diaktifkan atau tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.

b. Luruskan tangan kanan ke atas, di samping telinga dengan telapak tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus digerakkan ke kanan, sedangkan tangan yang satu lagi menarik tangan kanan ke arah dalam. Lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.

c. Posisi tangan kanan lurus menekan ke arah telinga kanan dan tangan yang satu lagi mendorong ke arah keluar. Lakukan bergantian dengan tangan kiri, masing-masing dua kali.

3. Pemanasan sakelar otakGosoklah dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas, ke bawah dan memutar dari kiri atas ke kanan atas. Lakukan enam kali pernapasan dengan tangan bergantian.

4. Latihan intia. Delapan tidurBerdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas di depan hidung. Gerakkan tangan ke kiri atas, kiri bawah, kembali ke tengah, lalu ke ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke tengah. Gerakan ini membentuk angka delapan tidur dan lakukan tanpa diikuti gerakan bola mata.

b. Untuk variasi delapan tidur, gerakkan ibu jari sama seperti gerakan delapan tidur, tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola mata. Lakukan latihan ini bergantian dengan tangan kanan, kiri, dan kedua tangan saling berkaitan. Masing-masing dalam hitungan dua kali delapan.(idionline/RoL)

Page 9: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Sepertinya tidak hanya orang tua dan lanjut usia saja yang terserang penyakit pikun. Banyak orang muda juga yang ‘terinfeksi’, padahal pasti setiap orang tidak menginginkan hal itu terjadi. Namun jangan khawatir, ada sedikit solusi yang bisa dicoba untuk mengatasi kepikunan :1.Buat visualisasi kreatifHal ini akan sangat bermanfaat bagi kita yang punya rutinitas super sibuk. Supaya tidak lupa, gabungkan semua hal yang telah terjadwal dalam suatu cerita kreatif. Misalnya, hari ini Anda memiliki janji dengan teman Anda untuk minum kopi di sebuah cafe, namun setelah itu Anda juga harus menyelesaikan tugas pekerjaan untuk esok pagi. Anda bisa membayangkan mengerjakan tugas sambil mengobrol dengan teman Anda di sebuah cafe dengan secangkir kopi di tangan membicarakan atasan Anda yang berpenampilan aneh.2.Semprotkan wewangian favoritDalam sebuah penelitian di Jerman, para mahasiswa menghirup wangi mawar ketika memasangkan kartu dan kemudian mencium wangi lagi ketika akan tidur. Ketika bangun, mahasiswa yang mencium mawar lebih baik dalam mengingat kartu-kartu yang mereka pasangkan. Berdasarkan penelitian tersebut, semprotkan wewangian favorit di ruangan atau kamar Anda sebelum tidur, khususnya jika esok pagi Anda akan menghadapi presentasi penting.3.Senam mataGerakkan mata secara horisontal ke kanan dan kiri selama 30 detik sebelum melakukan tugas penting (misalnya ujian, presentasi) karena hal tersebut dapat membuat belahan otak berinteraksi, yang merupakan hal penting dalam mengingat memori.4.MeditasiPenelitian membuktikan bahwa meditasi dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berfokus atau berkonsentrasi pada hal tertentu. Belum pernah meditasi? Duduklah di ruangan yang tenang, letakkan kedua tangan di perut, dan bernafaslah dalam. Fokuslah pada ketenangan, tidak perlu memikirkan apa-apa. Lakukan hal ini selama sekitar 10 menit, lihatlah bagaimana hal itu akan bekerja.5.Coba hobi baruDengan melakukan hal-hal yang baru, maka akan terbentuk jalur-jalur baru di otak (meregangkan otak). Hal itu dapat meningkatkan kemampuan mengingat Anda.6.Cukup tidurPerlu digarisbawahi, cukup tidur. Hal itu berarti tidak kurang dan tidak lebih alias pas. Tidur cukup yaitu antara 6-8 jam setiap hari. Penelitian dari Boston’s Beth Israel Deaconess Medical Centre mengatakan bahwa cerebellum, bagian otak yang mengontrol kecepatan dan akurasi sangat aktif setelah Anda cukup tidur.7.Hindari RutinitasMengubah rutinitas dapat merangsang pertumbuhan sel-sel saraf di otak sehingga memori Anda tetap tajam. Misalnya : ambil rute yang berbeda untuk menuju ke kantor atau tempat Anda bekerja, Mengambil sesuatu dengan menggunakan tangan kiri (jika Anda bukan kidal), dsb.8.Olah ragaOlah raga memberikan banyak manfaat, salah satunya mempertajam memori. Aerobik dan angkat beban baik untuk memperkuat memori, tetapi pada dasarnya semua olah raga baik untuk ‘melatih’ memori. Untuk pemula, disarankan olah raga jalan cepat 30 menit tiga kali seminggu.

Page 10: TRIGGER5 PENELUSURAN1

Sumber : tabloid gaya hidup sehat

Pengertian Lanjut Usia (Lansia)

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang

berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di

dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik

dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan

lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo

dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes

dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :

a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.

b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).

c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

Menurut Hurlock (2002) tahap terakhir dalam

perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar

antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut

yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir

kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65

hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75

tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger,

Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih)

Page 11: TRIGGER5 PENELUSURAN1

dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda

(Johnson&Perlin).

Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua

pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu

menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.

Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau

lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas,

dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa

atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia

adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60

tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia

maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut

usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59

tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75

– 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Ciri-Ciri Lansia

Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa

ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :

a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik

dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada

psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting

dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia

semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah,

sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka

kemunduran itu akan lama terjadi.

Page 12: TRIGGER5 PENELUSURAN1

b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai

akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan

terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-

pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-

pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang

mempertahankan pendadapatnya daripada mendengarkan

pendapat orang lain.

c. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai

mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan

peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar

keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari

lingkungan.

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat

lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk.

Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.

Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian

diri lansia menjadi buruk.

Perubahan yang terjadi pada lansia

1. Perubahan fisik

Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada

alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem pendengaran,

penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan

Page 13: TRIGGER5 PENELUSURAN1

keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem

sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari

stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga

mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat

reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan

fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder

atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan

lingkungannya. (J.W.Santrock, 2002, h.198).

2. Perubahan psikis

Perubahan psikis pada lansia adalah besarnya individual

differences pada lansia. Lansia memiliki kepribadian yang

berbeda dengan sebelumnya. Penyesuaian diri lansia juga sulit

karena ketidak inginan lansia untuk berinteraksi dengan

lingkungan ataupun pemberian batasan untuk dapat beinteraksi

(Hurlock, 1980, h.391).

3. Perubahan sosial

Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi

sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara

terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan

dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi

merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak

pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan

sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239).

4. Perubahan kehidupan keluarga

Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang

memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal.

Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban

Page 14: TRIGGER5 PENELUSURAN1

terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak

dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara

lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai

lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun.

Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan

tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia

tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya.

Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal

keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak

semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang

harus mereka penuhi.

Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.

Hubungan Sosio-Emosional Lansia

Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki

berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang

sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua,

namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa

cemas ketika mereka beranjak tua. Takut di tinggalkan oleh

keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa

kesepian yang akan datang.

Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang

menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi

perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula

sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya

Page 15: TRIGGER5 PENELUSURAN1

atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi

mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi

kelangsungan hidup lansia.

Menurut teori aktivitas (activity theory), semakin orang

dewasa lanjut aktif dan terlibat, semakin kecil kemungkinan

mereka menjadi renta dan semakin besar kemngkinan mereka

merasa puas dengan kehidupannya. Dalam hal ini penting bagi

para dewasa lanjut untuk menemukan peran-peran pengganti

untuk tetap menjaga keaktifan mereka dan keterlibatan

mereka didalam aktivitas kemasyarakatan. Dengan adanya

aktivitas pengganti ini maka dapat menghindari individu dari

perasaan tidak berguna, tersisihkan, yang membuat mereka

menarik diri dari lingkungan.

Dalam teori rekonstruksi gangguan sosial (social

breakdown-reconstruction theory) (Kuypers & Bengston, 1973)

menyatakan bahwa penuaan dikembangkan melalui fungsi

psikologis negative yang dibawa oleh pandangan-pandangan

negatif tentang dunia sosial dari orang-orang dewasa lanjut dan

tidak memadainya penyediaan layanan untuk mereka.

Rekonstruksial dapat terjadi dengan merubah pandangan dunia

sosial dari orang-orang dewasa lanjut dan dengan menyediakan

sistem-sistem yang mendukung mereka. Ketersediaan layanan

bagi dewasa lanjut dapat mengubah pandangan mereka

mengeanai lingkungan sosialnya. Mereka akan tetap mampu

untuk berperan aktif dengan layanan yang ada dan juga mereka

akan mengubah pandangan dunia sosial yang negatif dan

meniadakan pemberian label sebagai seseorang yang tidak

mampu (incompetent). Dorongan untuk berpartisipasi aktif

orang-orang dewasa lajut di masyarakat dapat meningkatkan

Page 16: TRIGGER5 PENELUSURAN1

kepuasan hidup dan perasaan positif mereka terhadap dirinya

sendiri.

Kesepian

Kesepian adalah dimana orang lanjut usia merasa sendirian,

merasa terisolasi, merasa tidak memiliki seorangpun untuk

dijadikan pelarian saat dibutuhkan serta kurangnya waktu untuk

berhubungan dengan lingkungannya (lingkungan sosial) baik

dalam keluarga ataupun disekitar tempat tinggal mereka

(J.W.Santrock, 2002, h.113).

Kesepian adalah dimana orang lanjut usia merasa sendirian,

merasa terisolasi, merasa tidak memiliki seorangpun untuk

dijadikan pelarian saat dibutuhkan serta kurangnya waktu untuk

berhubungan dengan lingkungannya (lingkungan sosial) baik

dalam keluarga ataupun disekitar tempat tinggal mereka

(J.W.Santrock, 2002, h.113). Menjalin suatu kontak atau

hubungan dengan sesama manusia adalah suatu hal yang

penting. Begitu pentingnya kontak ini sehingga bila tidak

berhubungan dengan orang lain dalam waktu lama akan

menimbulkan rasa tertekan, rasa ragu terhadap diri sendiri

muncul, dan orang menjadi sulit untuk menjalani kehidupannya

sehari-harinya. Empat alasan umum untuk pengembangan

hubungan menurut De Vito 1997: (1) Mengurangi kesepian.

Kontak dengan sesama manusia dapat menguurangi kesepian.

Adakalanya kita mengalami kesepian karena secara fisik kita

sendirian, walaupun kesendirian tidak selalu berarti kesepian.

(2) Mendapat rangsangan. Manusia membutuhkan stimulasi.

Jika kita tidak menerima stimulasi, kita mengalami kemunduran

dan bisa mati. Kontak antar manusia merupakan salah satu cara

terbaik untuk mendapatkan stimulasi ini. (3) Mendapat

Page 17: TRIGGER5 PENELUSURAN1

pengetahuan-diri. Sebagian besar melalui kontak dengan

sesama manusialah kita belajar mengenai diri kita sendiri. (4)

Memaksimalkan kesenangan. Meminimalkan penderitaan.

Alasan paling utama untuk membina hubungan dan alas an

yang dapat mencakup semua alasan lainya adalah, bahwa kita

berusa berhubungan dengan manusia lain untuk

memaksimalkan kesenangan kita dan meminimalkan

penderitaan.

Kesepian merupakan kondsi yang tidak menyenangkan,

dan berdasarkan pengalaman berhubungan dengan tidak

mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan yang akrab

atau intimasi (Sullivan dalam Perlman dan Peplau, 1982). Sermat

(dalam Peplau & Perlman, 1982) berpendapat bahwa kesepian

merupakan hasil dari interpretasi dan evaluasi individu terhadap

hubungan sosial yang dianggap tidak memuaskan. Orang akan

merasa kesepian bila intensitas hubungan sosial yang

diharapkannya tidak sesuai atau kurang dari apa yang

merupakan kenyataannya. Sedangkan Peplau dan Perlman

(1982) mndefinisikan kesepian sebagai pengalaman yang tidak

menyenangkan, yang terjadi ketika hubungan sosial individu

tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkannya. Young

(dalam Peplau & Perlman, 1982) menyatakan bahwa kesepian

merupakan respon individu atas ketidak hadiran yang dirasa

sangat penting dari social reinforcement.