Trichotilomania

14
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFARAT MINI 1 FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015 UNIVERSITAS HASANUDDIN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TRIKOTILOMANIA DISUSUN OLEH: Syazwani Farain Binti Zakaria C111 11 846 PEMBIMBING: dr. Dyah Pratiwi DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

description

Trichotilomania

Transcript of Trichotilomania

Page 1: Trichotilomania

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFARAT MINI 1

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015

UNIVERSITAS HASANUDDIN

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TRIKOTILOMANIA

DISUSUN OLEH:

Syazwani Farain Binti Zakaria C111 11 846

PEMBIMBING:

dr. Dyah Pratiwi

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: Trichotilomania

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Syazwani Farain binti Zakaria

Nim : C11111846

Judul refarat: Diagnosis dan Penatalaksanaan Trikotilomania

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitan Hasanuddin.

Makassar, Februari 2015, Mengetahui,

Pembimbing (Syazwani Farain binti Zakaria) (dr Dyah Pratiwi)

Page 3: Trichotilomania

BAB 1

PENDAHULUAN

Trikotilamania (Greek, kegilaan menarik rambut) bermanifestasi sebagai

keinginan yang kompulsif atau kebiasaan untuk menarik rambut. Ia adalah

gangguan psikiatris yang ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut yang

berulang. Ia terjadi kepada 0,6% - 3,4% orang dewasa dengan kecenderungan

lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki dengan perbandingan 7:1.(1)

Biasanya trikotilomania adalah lebih parah pada remaja dan orang dewasa,

sehingga menimbulkan masalah psikatri. Pada kanak-kanak, kebiasaan ini sama

seperti kebiasaan untuk mengisap jempol, dan kebanyakannya membaik secara

spontan. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang ketara dan

tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain.(2, 3)

Trikotilomania sering dijumpai pada anak-anak atau remaja dengan rata-

rata berumur 13 tahun.(4) Menurut The American Psychiatric Association’s

Dignostic and Statiscal Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5),

trikotilomania termasuk dalam kategori gangguan obsesif kompulsif dan

gangguan terkait. Gangguan ini ditandai dengan suatu tindakan khusus berupa

kebiasaan menarik rambut. Kebiasaan ini terjadi baik dalam keadaan santai

maupun keadaan yang penuh tekanan. Kriteria diagnosis menurut DSM-5, antara

lain:

i. Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan

yang jelas.

ii. Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika

berusaha untuk menahan perilaku tersebut.

iii. Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut.

iv. Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental

lain dan bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi

dermatologis).

Page 4: Trichotilomania

v. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau

gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset, menjadi: prasekolah,

praremaja-dewasa muda, dan dewasa. Pada onset prasekolah, selalunya bersifat

self-limiting. Trikotilomania pada orang dewasa sering berhubungan dengan

masalah psikiatri. Pada praremaja-dewasa muda, bisa diintervensi dengan

intervensi aktif seperti meningkatkan kesadaran tentang perilaku menarik rambut

dan pelatihan modifikasi perilaku.(5)

Rata-rata usia yang paling sering pada praremaja-dewasa muda ialah

antara 9 dan 13 tahun. Secara keseluruhan, pada usia ini sering terjadi relaps dan

tingkat keparahan lebih tinggi. Sementara itu, trikotilomania pada orang dewasa

mungkin karena penyakit sekunder yang mendasari gangguan psikiatri.(5)

Hingga saat ini penyebab trikotilomania itu sendiri masih belum jelas.

Menurut teori neurokogniti gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan pada

basal ganglia pasien sebagaimana diketahui bahwa basal ganglia memiliki peran

dalam membentuk kebiasaan. Kegagalan lobus frontal dalam menghambat

kebiasaan tertentu juga diperkirakan bagian dari pathofisiologi gangguan ini.

Sebuah studi pencitraan menggunaan Magnetic Resonance Image (MRI) juga

menyatakan bahwa substansigrasia (gray matter) pasien dengan trikotilomania

lebih meningkat kapasitasnya dibandingkan yang tidak memiliki penyakit ini..(6)

Sampai saat ini ada 3 terapi utama yang sering dilakukan untuk

penatalaksanaan pasien trikotilomania di antaranya: Habit Reversal Therapy

(HRT), golongan farmakoterapi seperti SSRI dan Clomipramine.Berdasarkan

saran Trichotillomania Impact Project, penggunaan farmakoterapi dengan SSRI

merupakan terapi yang paling sering digunakan bahkan lebih dianjurkan

penggunaannya dibandingkan Clomiperamine.(7)

Apabila pasien datang dengan gejala klinis trikotilomania dan mengaku

menarik rambut, diagnosisnya jelas trikotilomania. Tetapi, kalau pasien datang

dengan botak dan menolak kemungkinan mereka menarik rambut, diagnosa

Page 5: Trichotilomania

bandingnya adalah alopecia areata dan mesti diselidiki penyebab yang mendasari

rambut rontok. Pada alopecia areata, bagian yang botak seperti “licin seperti

bokong bayi (bare as a baby’s bottom)” dan dasar kulit kepala yang botak

berwarna peach. Sedangkan rambut pada penderita trikotilomania masih terasa

pangkal rambut di bagian yang baru ditarik. Kuku pada penderita alopecia areata

kelihatan tartan pattern atau onikodistrofi (onychodystrophy) berat. Sedangkan

kuku pada penderita trikotilomania kelihatan normal. Jika kedua bulu mata

penderita, bulu mata atas dan bulu mata bawah terpengaruhi, lebih mungkin

diagnosanya adalah alopecia areata.(5)

Page 6: Trichotilomania

BAB II

DIAGNOSIS

Langkah untuk mendiagnosa suatu penyakit adalah sama. Di mulai dari

anamnesis, pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang. Tujuan dari

pemeriksaan adalah untuk memperoleh informasi dan menentukan diagnosis bagi

tujuan pengobatan.(4)

a. ANAMNESIS

Oleh karena penyakit trikotilomania suatu peyakit psikis, adalah

penting bagi dokter untuk melakukan anamnesa terhadap pasien sebelum

menegakkan diagnosis. Pertanyaan haruslah bersifat komprehensif dan

menyeluruh. Perlu ditekankan mengenai onset, kekerapan melakukan

kebiasaan menarik rambut (adakah kebiasaan menarik rambut dilakukan setiap

hari, adakah ia persisten atau hanya muncul saat mengalami tekanan), kuantiti

(menarik sehelai rambut atau sekelompok rambut), keadaan emosi, riwayat

pengobatan, lingkungan, faktor kognitif yang dapat mempengaruhi kebiasaan

menarik rambut.(4)

Biasanya penderita prasekolah berusia kurang dari 5 tahun menarik

rambut tanpa sadar dan sering menarik dari kulit kepala. Anak-anak sering

menarik rambut pada saat mereka sendiri, terutama pada saat sebelum tidur,

dan kadang orangtua melihat anak mereka menarik rambut sementara tidur.

Trikotilomania pada usia muda berhubung dengan situasi yang memberi

tekanan kepada mereka seperti kehadiran saudara baru, persaingan antara

saudara, dan kurangnya mendapat kasih sayang orangtua.(5)

b. INSPEKSI

Pada kanak-kanak, kebiasaan menarik rambut berlaku secara tidak

sadar. Rambut lebih banyak ditarik pada regio frontoparietal. Dan

menampakkan kelainan patch dan bentuk angular pada region berkenaan.

Pasien yang lebih berumur datang dengan luas kulit kepala yang lebih jelas

Page 7: Trichotilomania

dan rambut yang lebih kasar. Luas area rambut yang ditarik mungkin tidak

assimetris atau tidak menutupi keseluruhan area. Perlu dibedakan dengan

alopecia areata. Pada penderita alopecia areata, dikeseluruhan area tersebut

mengalami botak total.(1)

Fig. 1.0 Foto trikotilomania. Kehilangan rambut dibagian yang ditarik oleh penderita.

Fig. 1.1 Foto alopecia areata. Rambut hilang total dibeberapa area di kepala.

Penderita trikotilomania bukan saja menarik-narik rambut di

kepala sehingga menyebabkan kerontokan rambut, bahkan bisa juga di area lain

seperti alis mata, bulu mata, ketiak dan pubis.(1)

Page 8: Trichotilomania

BAB III

PENATALAKSANAAN

Penelitian tentang pengobatan untuk gangguan kebiasaan dan impuls

sebagian besar berfokus pada penggunaan terapi perilaku kognitif dan obat-

obatan. Terapi perilaku kognitif (CBT) menggabungkan unsur-unsur dari kedua

terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi kognitif meneliti cara pikiran orang

tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia mempengaruhi kesehatan

mental mereka.(8)

Penatalaksanaan utama pada trikotilomania adalah dengan terapi

pengendalian perilaku, namun obat-obatan juga dapat membantu. Terapi

medikamentosa tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, tujuan pemberan obat-

obatan hanya untuk mengurangi gejala pada pasien sehingga pasien dapat

menahan keinginan untuk mencabut rambutnya dia.

a. TERAPI PERILAKU KOGNITIF (CBT)

Oleh karena penyakit trikotilomania suatu peyakit psikis, adalah penting

bagi dokter untuk melakukan anamnesa terhadap pasien sebelum menegakkan

diagnosis. Pertanyaan haruslah bersifat komprehensif dan menyeluruh. Perlu

ditekankan mengenai onset, kekerapan melakukan kebiasaan menarik rambut

(adakah kebiasaan menarik rambut dilakukan setiap hari, adakah ia persisten atau

hanya muncul saat mengalami tekanan), kuantiti (menarik sehelai rambut atau

sekelompok rambut), keadaan emosi, riwayat pengobatan, lingkungan, faktor

kognitif yang dapat mempengaruhi kebiasaan menarik rambut.(4)

Biasanya penderita prasekolah berusia kurang dari 5 tahun menarik rambut

tanpa sadar dan sering menarik dari kulit kepala. Anak-anak sering menarik

rambut pada saat mereka sendiri, terutama pada saat sebelum tidur, dan kadang

orangtua melihat anak mereka menarik rambut sementara tidur. Trikotilomania

pada usia muda berhubung dengan situasi yang memberi tekanan kepada mereka

seperti kehadiran saudara baru, persaingan antara saudara, dan kurangnya

mendapat kasih sayang orangtua.(5)

Page 9: Trichotilomania

b. TERAPI ORAL

HRT mungkin tidak berkesan buat beberapa kasus khas seperti penderita

yang berumur lebih muda, penderita dengan perkembangan otak yang terlambat,

serta penderita autism. Untuk kasus seperti ini, medikasi secara oral

diperbolehkan. Berikut antara obat-obat yang bisa diberikan.

i. SSRI’s: Merupakan obat anti-depresi. Dianggap sebagai obat jalur pertama

(first-line drug) karena mempunyai efek samping yang sedikit berbanding

dengan obat-obat yang lain.(4) Penggunaan farmakoterapi dengan SSRI

merupakan terapi yang paling sering digunakan bahkan lebih dianjurkan

penggunaanya dibanding Clomiperidine.(7) Karena Clomiperidine

mempunyai lebih banyak efek samping termasuk gangguan ritma kardiak

disebabkan oleh adanya sifat penghambatan kalsium (calcium blocking). (3)

ii. Athypical anti-psycotic: Obat ini biasanya diresepkan bersama-sama obat

SSRI.

iii. Kortikosteroid topical: Diberikan karena bisa mengurangi gejala gatal, dan

iritasi akibat penumbuhan rambut baru.(3)

iv. N-acetylcysteine (NAC): Penggunaan obat ini dapat menunjukkan

efikasiagen glutamatergic dalam mengobati trikotilomania.(7)

Page 10: Trichotilomania

DAFTAR PUSTAKA

1. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook's Textbook of

Dermatology. 8th ed. USA: Wiley-Blackwell; 2010. 4362 p.

2. Chayavichitsilp P, Barrio V, Johnson B. Interdisciplinary Insights:

Management of Trichotillomania. 2010:26. Epub July, 2010.

3. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ.

Fitzpatricks's Dermatology in General Medicine. 7th ed. United States,

America: The McGraw-Hill 2008. 769 p.

4. Behavioral Assessment of Trichotillomania. International Journal of

Behavioral Consultation and Therapy 2006. p. 69.

5. Sah DE, Koo J, Price VH. Trichotillomania. Dermatologic Therapy.

2008;21(1):13 - 21. Epub March 4, 2008.

6. Chamberlain SR, Menzies LA, Fineberg NA, Campo Nd, Suckling J,

Craig K, et al. Grey Matter Abnormalities in Trichotillomania:

Morphometric Magnetic Resonance Imaging Study. The British Journal of

Psychiatry. 2008:216-21. Epub November 30, 2007.

7. Dewi W, Ratep N, Westa W. N-acetylcysteine Sebagai Farmakoterapi

Trikotilomania.8.

8. Golomb R, Franklin M, Grant JE, Keuthen NJ, Mansueto CS, Mouton-

Odum S, et al. Expert Consensus Treatment Guidelines for

Trichotillomania, Skin Pricking and Other Body-Focused Repetitive

Behaviors. In: Center TL, editor. Santa Cruz: Scientific Advisory Board of

the Trichotillomania Learning Center; 2011. p. 8-9.