TRAVEL.docx

7
Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 telah dimulai. Serangkian pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri oleh para pejabat senior dan menteri-menteri dari negara-negara Asia Afrika telah dimulai sejak kemarin, Minggu (19/4) di Jakarta. Adapun di kota Bandung di mana Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada 1955 silam, perhelatan peringatan 60 tahun KAA dimulai sejak Selasa (21/4) ini. Perhelatan peringatan akan diisi serangkaian kegiatan seni budaya, diskusi, pameran hingga pada puncaknya tanggal 24 April, direncanakan para pemimpin dan kepala negara akan melakukan napak tilas dengan berjalan kaki menyusuri pedestrian dari depan Hotel Savoy Homan menuju Gedung Merdeka. Karnaval Asia Afrika Karnaval Asia Afrika dimulai sejak 21 April 2015. Karnaval bertajuk ‘Solidarity Day’ akan diawali dengan bazar kuliner di

Transcript of TRAVEL.docx

Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 telah dimulai. Serangkian pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri oleh para pejabat senior dan menteri-menteri dari negara-negara Asia Afrika telah dimulai sejak kemarin, Minggu (19/4) di Jakarta. Adapun di kota Bandung di mana Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada 1955 silam, perhelatan peringatan 60 tahun KAA dimulai sejak Selasa (21/4) ini. Perhelatan peringatan akan diisi serangkaian kegiatan seni budaya, diskusi, pameran hingga pada puncaknya tanggal 24 April, direncanakan para pemimpin dan kepala negara akan melakukan napak tilas dengan berjalan kaki menyusuri pedestrian dari depan Hotel Savoy Homan menuju Gedung Merdeka.Karnaval Asia AfrikaKarnaval Asia Afrika dimulai sejak 21 April 2015. Karnaval bertajuk Solidarity Day akan diawali dengan bazar kuliner di kawasan taman-taman dan area publik di bawah jalan layang Pasteur-Surapati (Pasupati) di sepanjang Balubur-Taman Sari. Di Hotel Trans Bandung,Asian-African Meet and Greetakan diselenggarakan pada 22-23 April dan pameran foto sejarah Konferensi Asia-Afrika 1955 pada 22 -27 April 2015.Saat puncak peringatan 24 April mendatang, panitia penyelenggara juga akan mengajak delegasi peserta konferensi ke sejumlah tempat wisata seperti Gunung Tangkuban Parahu. Permainan angklung masal oleh 20 ribu orang di Stadion Siliwangi, juga akan melibatkan delegasi peserta, diadakan pada keesokan harinya 25 April 2015.Pesta budaya yang dihelat oleh kota Bandung akan berakhir pada 26 April dengan parade kostum yang diiringi musik perkusi di sepanjang Jalan Asia-Afrika. Panitia mengundang 50 negara dan 20 daerah di Indonesia. Sementara ini, 17 negara sudah memastikan mengikuti karnaval, diantaranya India, Afganistan, Iran, Myanmar, Sri Lanka, Korea Selatan, Cina, dan Jepang. Pada hari yang sama di Jalan Ir.H.Juanda yang beken disebut Dago juga akan dilangsungkanFestival of Nationsyang akan menampilkan keberagaman budaya di negara-negara Asia dan Afrika.Angklung harmoni duniaPada tanggal 25 April 2015, 20 ribu orang akan memainkan angklung bersama-sama dalam pagelaranAngklung Harmony for The Worldbertajuk Alunkan Angklungmu di Guiness World of Record Bandung Lautan Angklung. Para pemain angklung terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, tentara, polisi, buruh, budayawan, seniman, hingga delegasi dan perwakilan setiap negara.Saung Angklung Udjo (SAU) mempersiapkan alat musik bambu tradisional Jawa Barat itu. Angklung yang akan dimainkan nanti dikerjakan oleh 25 kelompok perajin angklung yang tersebar di berbagai daerah di sekitar sanggar Saung Angklung Udjo di Padasuka, Bandung sampai ke kota Tasikmalaya. SAU membina kelompok-kelompok perajin itu memproduksi angklung sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk memenuhi kualitas dari alat musik angklung. Setelah pemecahan rekor dunia ini, diharapkan pertunjukan musik angklung akan semakin sering dimainkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para perajin angklung.UNESCO telah menetapkan angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (Representative List of The Intangible Heritage of Humanity)pada tanggal 16 November 2010. Angklung merupakan identitas penting dalam kebudayaan masyarakat Jawa Barat dan Banten. Pada sebuah angklung mengandung nilai-nilai dasar kerjasama, saling menghormati dan keharmonisan sosial. Sebab angklung tidak dapat dimainkan sendiri. Setiap nada angklung membutuhkan nada angklung lainnya untuk dapat membentuk dan membuat suatu harmoni menjadi sebuah lagu.

Warga Bandung dan turis menyerbu kawasan di sekitar Jl.Asia Afrika jelang KAA 2015 dimulai.(Foto:Ist.)Menurut Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Freddy H. Tulung, juga menjadi Sekretaris Divisi untuk Media dan PR Komite Nasional Peringatan KAA, semangat KAA 1955 akan lebih efektif disampaikan melalui pertunjukan seni budaya. Melalui pertunjukanhappening artoleh Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan musisi-musisi dari berbagai daerah dan negara-negara lain, warga Bandung dapat lebih memahami pesan KAA.Semangat KAA berarti mendukung masyarakat dunia mendapatkan kemerdekaan dari penindasan kolonialisme. Konferensi ini telah menginspirasi tindakan-tindakan luar biasa di masa silam. Namun sekarang semangat melawan kolonialisme semakin memudar. Itu sebabnya perlu meremajakan kembali semangat tersebut. Kinerja budaya dapat menjadi metode efektif untuk menyebarkan semangat KAA oleh para aktivis kesenian tradisional melalui jalur informal.Pada kesempatan ini, masyarakat juga bisa berdiskusi dengan para pembicara yang akan menjelaskan sejarah KAA dan prestasi kerja sama negara-negara di kedua kawasan selama 60 tahun terakhir. Warga Bandung, khususnya generasi muda yang mencintai kesenian lokal, bisa langsung menyaksikan betapa pentingnya memberantas kolonialisme seperti yang didengungkan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno bersama dengan para pemimpin dari Asia dan Afrika lainnya pada tahun 1955.Peringatan Konferensi Asia Afrika 2015 dengan tema Mempererat Kerja Sama Selatan-selatan Menuju Perdamaian dan Kemakmuran Dunia dihadiri oleh 109 negara dari kawasan Asia dan Afrika, 16 negara peninjau, dan 25 organisasi internasional yang berpartisipasi dalam serangkaian even yang dilaksanakan pada 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. *** (Yun Damayanti) (Diambil Dari Travel Turism Indonesia)