TRANSPORTASI_STASIUN

download TRANSPORTASI_STASIUN

of 15

description

fasilitas umum

Transcript of TRANSPORTASI_STASIUN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSecara khusus pengaturan sanitasi untuk angkutan umum baik yang berupa undang-undang ataupun peraturan belum ada, namum upaya ke arah penyehatan lingkungan angkutan umum sebenarnya sudah merupakan hal yang harus dilakukan. Hanya saja instansi mana yang berwenang untuk pengaturan sanitasi angkutan umum ini, karena untuk pengaturan angkutan umum tentu saja merupakan wewenang Departemen Perhubungan, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan angkutan umum atau dengan istilah lain sanitasi transportasi.Dalam program PLP Departemen Kesehatan, sanitasi angkutan umum telah dimasukkan ke dalam Sub Program penyehatan Tempat Tempat Umum dan Industri, sasarannya baru pada upaya peningkatam kebersihan lingkungan terminal angkutan darat, stasiun kereta api, pemantauan polusi udara khususnya di kota-kota besar.Stasiun Kereta Api adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana umum berkumpul untuk menunggu, naik dan turun kereta api. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Stasiun adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.Stasiun Kereta Api besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon penumpang kereta api, seperti ruang tunggu (VIP ber AC), restoran, toilet, mushola, area parkir, sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, dipo lokomotif, dan sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu dari permukaan laut.Keberadaan sarana dan prasaran di stasiun kereta api tidak lepas dari adanya permasalahan sanitasi lingkungan, oleh karena itu perlu selalu dilakukan pemantauan secara rutin dan berkala terhadap keadaan sanitasi lingkungan di Stasiun Kereta Api. B. Tujuan1. Agar mahasiswa mampu melakukan inspeksi sanitasi di lingkungan Stasiun Tugu Yogyakarta2. Agar mahasiswa dapat mengetahui masalah sanitasi yang ada di Stasiun Tugu Yogyakarta3. Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran pencahayaan dan kebisingan di lingkungan Stasiun Tugu Yogyakarta4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Laik Sehat atau Tidak Laik Sehat hasil pemeriksaan inspeksi sanitasi yang ada di Stasiun Tugu Yogyakarta.C. Manfaat1. Bagi MahasiswaMenambah pengetahuan tentang sanitasi yang ada di lingkungan Stasiun Tugu Yogyakarta2. Bagi Stasiun Tugu YogyakartaMemberikan informasi baru bagi pihak Stasiun Tugu Yogyakarta mengenai permasalahan sanitasi yang ada di lingkungan Stasiun

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Stasiun Kereta ApiStasiun kereta api adalah tempat kegiatan pengangkutan/penurunan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di atas rel baja. Adapun ciri-ciri kereta api yaitu:a. Mempunyai batas yang tetapb. Tempat menurunkan/menaikkan penumpang dan atau barangc. Mempunyai lintasan rel bajad. Tempat berangkat / berhehentinya kereta apie. Merupakan tempat tinggal sementara bagi pengelola dan pengguna jasa stasiun.B. Kereta ApiKereta api adalah merupakan angkutan umum yang berjalan di atas rel baja, merupakan rangkaian yang terdiiri dari lokomotif, kereta penumpang / barang, dan kereta makan. Jenis kereta api dibedakan menjadi:a. Menurut tenaga penggerak : 1) KA rel listrik 2) KA rel Dieselb. Menurut jarak jangkauan :1) KA jarak jauh 2) KA jarak dekat c. Menurut demensi dan beratnya :1) KA demensi besar 2) KA demensi sedang 3) KA demensi kecil d. Menurut muatannya :1) KA Penumpang2) KA BarangC. Sejarah Stasiun TuguStasiun Tugu merupakan hasil dari pembangunan sistem transportasi kereta api oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan transportasi penumpang dan hasil bumi dari perkebunan di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. 17 Juni 1864, Gubernur Jendereal Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van Beele meletakkan batu pertama pembangunan rel kereta api pertama di Pulau Jawa. Jalur tersebut dikelola oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (Perusahaan Perkeretaapian Hindia Belanda) dan beroperasi mulai 10 Agustus 1867 dengan hubungan jalur kota Semarang dan Tanggung, Surakarta.Dalam perkembangannya, jalur baru ini diteruskan sepanjang 166 kilometer ke Kota Jogja dan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta menjadi stasiun pertama yang dibangun dan beroperasi pada tanggal 2 Maret 1872 untuk jalur Semarang-Jogja. Sementara itu, Stasiun Tugu mulai melayani kebutuhan transportasi sejak 2 Mei 1887, sekitar 15 tahun setelah Stasiun Lempuyangan. Awalnya, stasiun ini hanya digunakan untuk transit kereta pengangkut hasil bumi dari daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak 1 Febnruari 1905, stasiun ini mulai digunakan untuk transit kereta penumpang. Jalur luar kota pertama dibangun tahun 1899, menghubungkan yogyakarta dan Surakarta.Berawal dari sebuah stasiun kecil, stasiun Tugu kini telah menjadi salah satu stasiun terbesar di Indonesia. Memiliki 6 jalur kereta, stasiun ini melayani transportasi dari hampir seluruh kota besar di Jawa. Lebih dari 20 keberangkatan dan kedatangan kereta berlangsung setiap hari, baik kereta ekonomi, bisnis maupun eksekutif. Ada berbagai tawaran kereta dan waktu keberangkatan untuk menuju daerah tertentu sehingga anda memiliki banyak pilihan.Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun besar yang masih mempertahankan fungsinya sebagai tempat perawatan kereta, berbeda dengan stasiun besar umumnya yang kini hanya sebagai tempat transit. Karenanya, bisa berkelana ke sudut-sudut stasiun untuk dapat menyaksikan aktivitas para montir kereta serta menelusuri jejak ketuaan stasiun kereta ini. Beberapa karyawan di stasiun ini cukup mengetahui sejarah stasiun, sehingga dapat diajak berbincang.Bila menuju ke bagian barat stasiun, akan menemui tempat perbaikan lokomotif kereta, karena bisa mengamati secara detail setiap komponen yang ada di lokomotif. Bahkan, bisa mengamati mesin dari bawah karena ada sebuah tangga menuju bagian bawah lokomotif yang 'diparkir'. Tak jauh dari situ, bisa dilihat patung kereta kuno berwarna hitam yang juga menarik untuk dinikmati. Berjalan sedikit ke selatan, dapat ditemui tempat perbaikan gerbong kereta. Meski tak bisa masuk, bisa mengintipnya dari pagar-pagar besi berwarna putih biru yang mengelilinginya. Memandang ke atas, akan terlihat sebuat onderdil kereta yang diletakkan di menara berwarna kuning. Onderdil itu adalah derek penyambung gerbong kereta yang telah digunakan sejak jaman Belanda. Bila berjalan lagi ke utara, maka akan ditemui para petugas pembersih kereta.D. Fasilitas Stasiun Tugu1. Reservasi Tiket KA H-30 2. Loket Tiket Langsung 3. Peron 4. Ruang Tunggu 5. Restoran 6. Mushola 7. Kamar mandi (KM/WC) 8. Mini Market 9. Warung Telepon 10. Taxi Service 11. Pemesanan Hotel 12. Pemesanan Tour&Travel 13. Parkir motor dan mobil 14. Penitipan Kendaraan Bermotor Menginap

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dari hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan/inspeksi sanitasi prasarana angkutan umum/darat stasiun kereta api Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut :

NoVariabel UpayaHasilKeterangan

1.I

Laik sehat

2.II

Laik sehat

3.III

Laik sehat

4.IV

Laik sehat

5.V

Laik sehat

TotalLaik sehat

Dari hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan/inspeksi sanitasi sarana angkutan umum/darat kereta api Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut :NoVariabel UpayaHasilKeterangan

1.I

Laik sehat

2.II

Laik sehat

3.III

Laik sehat

TotalLaik sehat

B. Pembahasan Dari hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan/inspeksi sanitasi prasarana angkutan umum/darat stasiun kereta api Yogyakarta diperoleh hasil bahwa semua variabel upaya telah memenuhi persyaratan sesuai persyaratan prasarana angkutan bila pencapaian nilai 70%.Sehingga variabel upaya I dikatakan laik sehat dengan hasil skornya sebesar 1400 dengan nilainya 70%. Meskipun ada beberapa variabel upaya penyehatan lingkungan luar yang belum memenuhi persyaratan seperti : lingkungan di luar bangunan yang belum dapat mencegah masuk dan berkembangbiak binatang pengganggu dan kualitas udara yang kadar debu maksimalnya 0,26 mg/m3 udara dikarenakan tidak dilakukan pengukuran serta untuk tingkat kebisingan tidak memenuhi persyaratan karena batas maksimalnya 70 dBA.Pada variabel upaya II juga dikatakan laik sehat dengan hasil skornya sebesar 5000 dengan nilainya 83,3%. Walaupun masih ada salah satu variabel upaya penyehatan ruang dan bangunan yang belum memenuhi persyaratan yaitu kualitas udara ruang tunggu yang tingkat kebisingannya melebihi ambang batas maksimalnya 70 dBA.Untuk variabel upaya III juga dikatakan laik sehat dengan skornya 2470 dengan nilainya 82,3%. Di variabel upaya ruang kantor masih banyak variabel upaya fasilitas sanitasi belum memenuhui persyaratan seperti fasilitas sanitasi tempat penampungan sampah sementara yang belum tersedianya air bersih yang mencukupi, disekitarnya tidak bersih, becek, lembab dan kedap air serta menjadi tempat berkembangbiakan serangga dan tikus. Selain itu fasilitas saluran hujan tidak terdapat saluran pembuangan air hujan yang kedap air.Sedangkan untuk variabel upaya IV juga dikatakan laik sehat dengan skornya sebesar 1125 dengan nilainya 75%. Di variabel upaya kenyamanan dan keselamatan masih ada salah satu variabel upaya yang belum memenuhi persyaratan yaitu tingkat kebisingan < 55 dBA. Dan untuk variabel upaya V juga dikatakan laik sehat dengan skornya sebesar 2000 dengan nilainya 100%. Dari keseluruhan variabel upaya didapatkan total skor seluruh variabel upaya yang ada sebesar 8262 dengan nilai 82,6%. Sehingga stasiun kereta api Yogyakarta dikatakan LAIK SEHAT karena dari total keseluruhan telah melebih persyaratan nilai sebesar 70% dan dari keseluruhan ke 5 variabel upaya tersebut semuanya telah memenuhi persyaratan atau dikatakan laik sehat. Dari hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan/inspeksi sanitasi sarana angkutan umum/darat kereta api Yogyakarta diperoleh hasil bahwa semua variabel upaya telah memenuhi persyaratan sesuai persyaratan prasarana angkutan bila pencapaian nilai 70%.Sehingga upaya variabel I dan II didapatkan presentase skore 100% dan untuk upaya variabel III didapatkan presentase 80% dimana upaya variabel ini tingkat kebisingannya masih . Dari hasil total keseluruhan didapatkan presentase 84% sehingga kereta api Yogyakarta dikatakan LAIK SEHAT karena dari total keseluruhan telah melebihi persyaratan nilai sebesar 70% dan dari ke 3 variabel upaya tersebut semuanya memenuhi persyaratan.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan/inspeksi sanitasi prasarana dan sarana angkutan umum/darat stasiun Kereta Api Yogyakarta dinyatakan Laik Sehat.2. Hasil pemeriksaan Inspeksi Sanitasi di Stasiun Kereta Api Yogyakarta masih terdapat komponen yang memerlukan perbaikan diantaranya adalah tingkat kebisingan, Tempat Penampungan sampah Sementara (TPS), Penyediaan Air Bersih yang cukup

B. Saran 1. Sebaiknya di Stasiun Kereta Api Yogyakarta dilakukan pengendalian terhadap tingkat kebisingan dikarenakan kebisingan melebihi batas yang ditentukan , yaitu melebihi batas maksimal 70 dBA, yaitu dengan memasang peredam pada dinding ruangan di Stasiun Kereta Api Yogyakarta.2. Di Stasiun Kereta Api Yogyakarta harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi Tempat Penampungan sampah Sementara (TPS), harus disediakan air bersih yang mencukupi.

LAMPIRANA. Kebisingan 1. Gerbong KeretaForm Bis-112345678910

193,693,793,794,594,594,594,694,594,594,5

294,6122,3122,2122,2122,1122,1121,5121,9121,8121,8

3121,7121,7121,7121,6121,6121,6121,5121,5121,4121,3

4121,3121,3121,3121,2121,2121,2121,1121,1121,1121

5121120,9120,9120,8120,8120,7120,8120,5120,5120,5

6120,5120,4120,4120,4120,3120,3120,2120,1120,1120,1

7120119,9119,9119,8119,8119,8119,8119,7119,7119,7

8119,7119,6122,2122,2122,1122,1121,5121,9121,8121,8

9121,7121,7121,7121,6121,6121,6121,5121,5121,4121,3

10121,3121,3121,3121,2121,2121,2121,1121,1121,1121

11121120,9120,9120,8120,8120,7120,8120,5120,5120,5

12120,5120,4120,4120,4120,3120,3120,2120,1120,1120,1

Form Bis-2Kelas IntervalJumlahProsen(%)Jumlah KomulatifProsen Komulatif(%)

90-9432,532,5

95-9986,7119,1

100-104

105-109

110-114

115-119

120-12410990,8120100

a. Perhitungan :X = = 119,5 + 5 = 119,5 + 5 = 119,5 + 12,2 = 131,52 dB2. Kebisingan StasiunTempat PemberangkatanForm Bis-112345678910

174,976,177,375,576,375,475,276,173,975,5

275,175,174,476,781,080,178,878,779,880,2

374,779,387,586,885,179,177,376,277,176,9

477,576,777,177,576,87676,577,374,975,8

578,775,176,174,875,275,575,876,277,177,6

676,376,875,674,476,174,976,174,675,275,2

776,674,175,575,177,177,275,875,476,475,7

876,686,475,274,47678,276,8778079,1

981,377,593,680,881,879,17776,776,275,9

1075,675,7777577,676,276,577,274,878,8

119080,881,0182,581,378,878,479,978,174,2

1278,978,378,276,476,176,776,576,575,175,3

Form Bis-2

Kelas IntervalJumlahProsen(%)Jumlah KomulatifProsen Komulatif(%)

70-746565

75-799478,310083,3

80-841411,711495

85-8943,311898,3

90-9421,7120100

a. Perhitungan :X = = 74,5 + 5 = 74,5 + 5 = 74,5 + 11,9 = 86,4 dB

B. Pencahayaan 1. Ruang tunggu dalam (dalam Lux)TitikPencahayaan (lux)

1177,8

2107

3205,6

4268

5261

Rata- rata203,88

2. Dalam keretaTitikPencahayaan (lux)

150,3

277,1

3111,5

4140

5137

Rata-rata103,18

DOKUMENTASIHalaman depan stasiun

Halaman parkirRuang Tunggu