TRANSFUSI

download TRANSFUSI

of 8

Transcript of TRANSFUSI

TRANSFUSI Definisi Menurut kamus Dorland, transfusi adalah tindakan pemasukan darah lengkap atai komponen-komponen darah secara langsung ke dalam aliran darah atau sirkulasi Prinsip WHO mengemukakan beberapa prinsip terkait transfuse, diantara lain : Transfusi hanyalah salah satu tindakan manjemen dalam menangani kondisi pasien Kehilangan darah akut harus ditanggulangi terlebih dahulu oleh penggantian cairan intravena Klinisi harus cermat menilai resiko transmisi penyakit perantaraan transfuse Transfusi dilakukan jika keuntungannya lebih besar dari kerugian Klinisi harus mencatat alasan transfuse dan memonitor pasien setelah infuse diberikan Indikasi umum Pendarahan sampai Hb 20% volum darah Komponen 1. Whole blood Darah lengkap atau whole blood adalah darah yang tidak terpisah yang dikoleksi dalam suatu kontainer antikoagulan. Adapun beberapa larutan yang digunakan untuk mengawetkan darah, seperti pada table dibawah berikut :

Tindakan pengawetan tersebut akan mempengaruhi beberapa aspek biokimia pada darah, seperti pada table dibawah berikut :

Adapun beberapa penjelasan dari whole blood, seperti yang terlihat pada table dibawah berikut :

2. Komponen darah

Berikut komponen darah yang bisa digunakan transfusi : a. Konsentrat sel darah merah Konsentrat sel darah merah disebut juga packed red cell atau plasmareduced blood. Komponen ini terbentuk dari hasil sentrifugasi atau disimpan pada suhu 2C-6C dibawah pengaruh gravitasi selama semalam. o Indikasi Pengganti sel darah merah pada pasien anemia Digunakan bersama pada pengganti cairan pada kehilangan darah akut b. Konsentrat platelet Konsentrat platelet dihasilkan dari sentrifugasi plasma dimana diharuskan mengandung sekurang-kurangnya 240 x 109 platelet/L dan disimpan pada suhu 20 - 24C. o Indikasi Pendarahan : trombositopenia, Defisit fungsi platelet o Kontraindikasi TTP dan DIC o Dosis 1 unit konsentrat/10 kg berat badan o Komplikasi Non hemolitik febris dan urtikaria alergik c. Fresh frozen plasma (FFP) FFP dipisahkan dari whole blood dengan sentrifugasi dan disimpan dibawah suhu < -25C selama 68 jam. o Indikasi Pengganti kekurangan factor pembekuan yang berganda Dissemanited intravascular coagulation (DIC) Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) o Dosis Diawali 15 ml/kg d. Cryoprecipitated Kriopresipitasi dibentuk dari fresh frozen plasma yang dibekukan yang mengandung 50% faktor VIII, 20-40% fibrinogen, von Willebrand factor (vWF) dan factor XIII. Cryoprecipitated harus disimpan dibawah suhu -25C o Indikasi Untuk menanggulangi kekurangan factor VII, XIII dan vWF Untuk menanggulangi kekurangan fibrinogen pada kasus koagulopati, seperti Disseminated intravascular coagulation (DIC) Adapun komponen darah lainnya yang bisa digunakan untuk transfusi dan merupakan turunan dari plasma, diantara lain : Human albumin solution Konsentrat factor VIII Konsentrat factor IX Konsentrat protrombin Immunoglobulin Uji pre-transfusi Tentukan tipe golongan darah (sistem ABO dan Rh) Lakukan uji kompatibilitas (crossmatch) berdasarkan sistem ABO dan Rh Efek samping

Transfusi darah dapat menimbulkan beberapa reaksi, baik itu reaksi cepat (acute) atau reaksi lambat (delayed). Adapun penjelasannya sebagai berikut : a. Acute Reaksi akut terjadi dalam waktu sekitar 24 jam setelah transfusi dilakukan. Berdasarkan tingkat keparahannya, reaksi akut dapat dibagi menjadi 3 kategori seperti yang dilihat di table berikut :

Secara umum, penanggulangan reaksi akut tersebut sebagai berikut : Hentikan transfuse Jika ada hipotensi, berikan larutan normal saline dan inotrop Berikan antihistamin dan prasetamol Beri kortikosteroid IV jika terdapat tanda anafilaktoid Beri diuretic (furosemide) Jika ada tanda bakteremia, beri antibiotic spectrum luas b. Delayed Reaksi lambat kemungkinan besar disebabkan penularan agen infeksi, seperti dibawah berikut : HIV Hepatitis B dan C

Sifilis Penyakit Chagas Malaria Cytomegalo vrus Toxoplasmosis Infectious mononucleosis Perhitungan Dalam prosedur operasi perlu diestimasi kehilangan darah yang diijinkan untuk diperbolehkan dilakukan transfuse dan memperkirakan volume darah yang akan diberikan. Adapun rumus Allowed blood loss (ABL) yaitu

ELEKTROLIT IMBALANS 1. Natrium Ion natrium berperan dalam membentuk osmolaritas darah ( normal = 280-295 mOsm/kgH2O. Kadar normal natriuam yaitu 135-145 mg/L. Hiponatremia Definisi Kadar serum natrium < 135 mEq/L Gejala/tanda Disorientasi, gangguan mental, kejang Letargi, iritabilitas, lemah Penyebab Euvolemia : SIADH, hipotiroid, insufisiensi adrenal Hipovolemia : diare, muntah, penggunaan diuretic, Hipervolemia : cirrhosis, nephrosis Terapi Hipovolemia Beri NaCl 3% Formula Adrogue-Madilas Na : (140 x ) 0,6 x BB = Euvolemia dan hipervolemia Restriksi cairan 800-1000 ml/hari Hipernatremia Definisi Kadar serum natrium > 145 mEq/L Gejala/tanda Letargi, koma, iritabilitas, kejang, Penyebab Defisit air murni Kurang asupan air Renal loss : Diabetes insipidus Defisit air dan natrium Extrarenal loss : kulit terbakar, keringat, muntah, diare Renal loss : diuretika, osmotic diuresis Terapi Defisit cairan : Total body water x (serum Na/ 140-1) = 2. Kalium Kalium merupakan kation yang paling banyak dalam tubuh yang berperan untuk meregulasi fungsi enzim intraseluler dan eksitabilitas jaringan neuromuscular. Kadar serum normal = 3.5 5.5 mEq/L. Hipokalemia Definisi Kadar serum K < 3.5 mEq/L Gejala dan tanda Mild ( K : 3 3,5 mEq/L) asimtomatik Moderate ( K : 2.5 3 mEq/L) Malaise, weakness, keram, konstipasi, ileus, paralisis, aritmia Severe ( < 2.5 mEq/L ) Hipertensi, interstitial nephritis, paralisis, aritmia

Penyebab Pergeseran transeluler : alkalosis, hiperventilasi, beta-adrenergik agonis Renal loss : diuretika, metabolic alkalosis, diebtik ketoasidosis Extrarenal loss : diare, keringat Terapi K = ( K1 K2) x 0,25 BB Suplemen kalium : KCl = oral, NGT, drip with normal saline High K food : alpukat, kacang, bayam, pisang Sembuhkan penyakit/kondisi yang mendasari Hiperkalemia Definisi Kadar serum K > 5 mEq/L Gejala dan tanda K > 6 mEq/L : Aritmia, bradikardia, heart block, lemah otot, pralisis, prasthesia, reflek hipoaktif, abnormal EKG ( PR dan QRS memanjang, P mendatar ) K > 7 mEq/L : Fatal Penyebab Diuretika K-sparring, ACE inhibitor, hipoaldosteronisme, disfungsi ginjal, rhabdomiolosis Terapi Furosemide Hiperventilasi Calcium glukonat Insulin 10 U dan 5% dextrose atau albuterol 3. Kalsium Kalsium berperan dalam kontraksi otot, transmisi impuls saraf, pembekuan darah dan sekresi hormone. Kadar serum normal kalsium : 1 1,25 mmol/L Hipokalsemia Definisi Kadar kalsium < 1 mmol/L Gejala dan tanda Hipotensi, bradikardi, aritmia, gagal jantung, henti jantung Abnormal EKG ( QT dan ST memanjang) Spasme otot, lemah, hiperrefleks, tetani, parastesia Penyebab Hipoparatiroid, pancreatitis, rhabdomiolosis, penyakit hepar dan renal Terapi CaCl2 10% : 3-4 ml atau CaGlukonat 10% : 10 ml Hiperkalsemia Definisi Kadar kalsium > 1,3 mmol/L Gejala dan tanda Hipertensi, aritmia, lemah, depresi mental, mual-muntah, konstipasi, kejang, koma Penyebab Hiperparatioid, keganasan, imobilisasi, overdosis vitamin A atau D Terapi NaCl 0,9% + loop diuretic

4. Magnesium Magnesium berperan dalam transfer energy dan stabilitas elektrik biologis. Penyebab Kehilangan lewat ginjal : diuretic, disfungsi ginjal, obat (aminoglikosida) Kehilangan lewat grastrointesitinal : diare, malabsorbsi Asupan kurang, malnutrisi, alkoholisme Gejala dan tanda Hipomagnesemia, aritmia, vasospasme, tetani, tremor, kejang, lemah, koma Terapi MgSO4 10% 0,2 ml/Kg IV 5. Fosfat Fosfat berperan dalam metabolism energy sel Penyebab Kehilangan lewat ginjal : diuretic, steroid, hipokalemia Kehilangan lewat gastrointestinal : diare, antasida, malabsorbsi Asupan kurang, malnutrisi Gejala/tanda Otot lemah, letargi, parastesia, kejang, koma Gangguan fungsi platelet, disfungsi imunitas, disfungsi hepar, hemolisis Terapi > 1mg/dL enteral < 1mg/dL potasiium phosphate : 0,6 0,9 mg/kg/jam IV

V Agrawal, M Agarwal, Shashank R Joshi dan AK Ghosh.2008. Hyponatremia and Hypernatremia : Disorders of WaterBalance. JAPI; vol 56; 2008. Fredrick V. Osorio dan Stuart L. Linas. 2010. Disorders of potassium metabolism ;Chapter 3. Jean C Emmanuel. The clinical use of blood. World Health Organization (WHO) Ery Leksana.Terapi cairan dan elektrolit. Bagian Anestesi dan terapi intensif FK UNDIP Semarang. Richard A. McPherson dan Matthew R. Pincus. 2007. Henrys clinical diagnosis and management by laboratory methods. Saunders Elseviers

Widya W. Hartanto. 2007. Terapi cairan dan elektrolit perioperatif. Bagian farmakologi klinik dan terapeutik. Fakultas kedokteran Universitas padjadjaran.