TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN...
Transcript of TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN...
TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKANPONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang)
Tahun 2017
Oleh:
MUHAMMAD AGUS LUQMAN
NIM. M1 14 006
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKANPONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang)
Tahun 2017
Oleh:
MUHAMMAD AGUS LUQMAN
NIM. M1 14 006
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKANPONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang)
Tahun 2017
Oleh:
MUHAMMAD AGUS LUQMAN
NIM. M1 14 006
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : MUHAMMAD AGUS LUQMAN
NIM : MI.14.006
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Hari/Tanggal Ujian : Jum’at, 24 Maret 2017
Judul : TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK
PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan
Magelang) Tahun 2017
Panitia Munaqosah Tesis
Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag ………………………
Sekretris : Dr. Phil. Widiyanto, M.A ………………………
Penguji I : Prof. Dr. Mansur, M.Ag ………………………
Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag ………………………
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : MUHAMMAD AGUS LUQMAN
NIM : MI.14.006
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Hari/Tanggal Ujian : Jum’at, 24 Maret 2017
Judul : TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK
PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan
Magelang) Tahun 2017
Panitia Munaqosah Tesis
Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag ………………………
Sekretris : Dr. Phil. Widiyanto, M.A ………………………
Penguji I : Prof. Dr. Mansur, M.Ag ………………………
Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag ………………………
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : MUHAMMAD AGUS LUQMAN
NIM : MI.14.006
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Hari/Tanggal Ujian : Jum’at, 24 Maret 2017
Judul : TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN PONDOK
PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan
Magelang) Tahun 2017
Panitia Munaqosah Tesis
Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag ………………………
Sekretris : Dr. Phil. Widiyanto, M.A ………………………
Penguji I : Prof. Dr. Mansur, M.Ag ………………………
Penguji II : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag ………………………
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karyasendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkantanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulisoleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasahpada IAIN Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Boyolali, 14 Maret 2017
Yang membuat pernyataan
Muhammad Agus Luqman
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karyasendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkantanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulisoleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasahpada IAIN Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Boyolali, 14 Maret 2017
Yang membuat pernyataan
Muhammad Agus Luqman
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karyasendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkantanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulisoleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasahpada IAIN Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Boyolali, 14 Maret 2017
Yang membuat pernyataan
Muhammad Agus Luqman
iv
ABSTRAK
Judul : Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren DalamMengembangkan
Kewirausahaan Sosial(Studi di Ponpes Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang)Tahun 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses dan dampaktransformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkankewirausahaan sosial di pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol MuntilanMagelang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiankualitatif. Tekhnik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan(observasi) secara langsung di pondok pesantren Darussalam Putri WatucongolMuntilan Magelang dan studi dokumen. Tekhnik analisis data dengan caramengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Dalam analisis ini peneliti melakukan analisis data kualitatif bersifat induktifanalitik, yang menekankan pada pemaknaan kekhususan suatu kasus, bukankeumumannya (nomotetik). Analitik induktif merupakan upaya untukmenganalisis data dengan berpijak kepada logika positivisme dan fenomenology
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi sistem pendidikanpondok pesantren Darussalam Putri Watucongol dalam mengembangankewirausahaan sosial, yang diawali dari proses transformasi yang sangatsederhana, dalam membekali santri di bidang kewirausahaan yang menjunjungtinggi prinsip dan nilai-nilai khas pesantren, yaitu: kemandirian, keikhlasan,kejujuran, kesederhanaan, disiplin, tanggung jawab serta keberkahan. Sehinggadampak dari pengembangan kewirausahaan sosial di pondok pesantren ini sangatsignifikan bagi penyelesaian masalah-masalah sosial utamanya adalah ekonomidan kemiskinan. Dan dampak yang diakibatkan dari pengembangankewirausahaan sosial ini tidak hanya kepada santri, tetapi juga kepada alumnimasyarakat serta pondok pesantren itu sendiri.
Kata kunci : Transformasi, Pesantren, Kewirausahaan Sosial
v
ABSTRACT
Judul : Transformation Of The Educational System Of Pesantren In DevelopingSocial Entrepreneurship(Study in the Girls Pesantren of Darussalam Watucongol MuntilanMagelang) 2017
This study aims to describe the process and impact of the transformation ofthe educational system of Pesantren in developing social entrepreneurship in theGirls Pesantren of Darussalam Watucongol Muntilan Magelang.
The method used in this study is qualitative method. The techniques ofcollecting the data through interviews, direct observation in the Girls Pesantren ofDarussalam Watucongol Muntilan Magelang and document study. The analysistechniques were done by data collection, reduction, presentation and conclusion.In this study the researcher conducted inductive analytical qualitative dataanalysis that emphasizes the specific meaning of a case, not the generality(nomothetics). Analytical inductive is an attempt to analyze the data whichgrounded to logical positivism and phenomenology.
The result of the study indicates that the transformation of the educationalsystem of the Girls Pesantren of Darussalam Watucongol in developing socialentrepreneurship is begun from the very simple transformation process, providestudents (santri) in the field of entrepreneurship respecting to principles andtypical values of Pesantren namely; independence, sincerity, honesty, simplicity,discipline, responsibility and blessing. So the impact of the socialenterpreneurship development in the Pesantren is very significant for the socialproblem solving mainly economy and poverty. And the impact resulting from thesocial enterpreneurship development is not only for the Santri but also for thealumni community as well as the Pesantren it self.
Keywords : Transformation, Pesantren, Social Entrepreneurship
vi
PRAKATA
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan nikmat,
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis
ini yang berjudul “Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam
Mengembangkan Kewirausahaan Sosial”(Studi di Ponpes Darussalam Putri
Watucongol Muntilan Magelang) yang menjadi persyaratan untuk mempeoleh
gelar Magister Pendidikan Islam
Tersajinya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Salatiga.
3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., Ka. Prodi PAI Pascasarjana IAIN
Salatiga dan sekaligus pembimbing penulis sehingga atas bimbingannya
yang sabar tesis ini bisa selesai.
4. Bapak ibu dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberi ilmu
dan pencerahan kepada penulis.
5. KH.Agus Nurul Hidayat, Pengasuh Ponpes Darussalam Putri
Watucongol Muntilan Magelang atas bantuan dan dukungannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
vii
6. Istiqomah, istri tercinta yang telah menemani penulis di lokasi penelitian
dan setia dalam menemani penyelesaian tesis ini. Afrand, fira, serta
bapak, ibu dan keluarga besar penulis yang menyemangati dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
7. Sahabat-sahabat Pascasarjana IAIN Salatiga angkatan 2014 yang selalu
dan saling menyemangati, sukses untuk kita semua.
Semoga apa yang telah bapak/ibu berikan menjadi barokah serta manfaat
bagi semua pihak. Kami berdo’a semoga kebaikan bapak/ibu dan teman-teman
menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT.
Boyolali, 14 Maret 2017
Penulis
Muhammad Agus Luqman
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… iHALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. .. . iiHALAMAN PERNYATAAN……………………………………………......... iiiABSTRAK……………………………………………………………………... ivPRAKATA………………………………………………………………....….. viDAFTAR ISI………………………………………………………………….... viiiLAMPIRAN………………………………………………….………………. ... x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1B. Rumusan masalah…………………………………………….... 3C. Signifikansi Penelitian……………………………………….… 3D. Kajian Pustaka……………………………………….…………
1. Penelitian Terdahulu……………………………………….2. Kerangka Teoritis……………………………………….….
447
E. Metode Penelitian……………………………….……………... 10F. Sistematika Pembahasan………………………………………. 12
BAB II AKAR SEJARAH DAN POTRET PESANTRENDARUSSALAM………………………………………………….. 14A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darussalam
Watucongol Muntilan Magelang……………………………….. 14B. Kondisi Geografis Pondok Pesantren Darussalam
Watucongol Muntilan Magelang……………………………….. 15C. Kepengurusan Pondok Pesantren……………………………... 16D. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam
Watucongol Muntilan Magelang……………………………….. 17BAB III CIKAL BAKAL DAN IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN
SOSIAL DI PONPES DARUSSALAM…………………………. 19A. Kondisi Pra Transformasi ……………………………………... 19B. Proses Transformasi Sistem Pendidikan
Pondok Pesantren Dalam MengembangkanKewirausahaan Sosial. …………………………………………. 21
C. Strategi Mengembangkan KewirausahaanBerbasis Pesantren…………………………………………...…. 23
D. Implementasi Pengembangan Kewirausahaan Sosialdi Pondok Pesantren Darussalam PutriWatucongol Muntilan Magelang……………………………….. 25
E. Refleksi ……………………………………………………...…. 30
ix
BAB IV KEWIRAUSAHAAN SOSIAL SOLUSIEKONOMI UMAT………………………………………………... 32A. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan
Kewirausahaan Sosial Kepada Santri ……………………….. 32B. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan
Kewirausahaan Sosial Kepada Masyarakat ………………… 33C. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan
Kewirausahaan Sosial Kepada Pondok Pesantren…………….. 34BAB V D. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan
Kewirausahaan Sosial Kepada Kyai…. ……………………….. 35PENUTUP………………………………………………………… 37A. Kesimpulan…………………………………………………….. 37B. Saran-Saran………………………………………………...…… 38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 43
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 47
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………….. 70
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara dan penggalian informasi…………………………… 45
2. Transkip percakapan/wawancara ………………………………………….. 46
3. Foto-foto kegiatan usaha…………………………………………………… 66
4. Surat Keterangan Penelitian ………………………………………………. 69
5. Lembar Bimbingan Tesis ………………………………………………….. 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesantren selalu menarik untuk diteliti, dan tidak sedikit peneliti yang
mengkaji tentang pesantren dalam berbagai macam prespektif, baik sejarah,
kurikulum, pendiri atau tokoh, tradisi, peran pesantren dan lain-lain. Banyak
orang besar lahir dari pondok pesantren, tentu bukanlah sebuah kebetulan.
Boleh jadi, ini merupakan isyarat bahwa pondok pesantren memang memiliki
“sesuatu” yang patut disimak dan didalami.
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Di
samping itu, pesantren juga sebagai lembaga sosial keagamaan dan lembaga
dakwah. Pesantren berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan
pengembangan Islam. Menurut sejarah pendidikan Indonesia mencatat bahwa
pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di
Indonesia, walaupun secara pasti sejak kapan di Indonesia ada pesantren masih
banyak perdebatan.
Pondok pesantren harus berani melakukan transformasi, utamanya
dalam hal sistem pendidikan. Keberadaan pesantren sampai saat ini
membuktikan keberhasilannya menjawab tantangan zaman. Namun akselerasi
modernitas yang begitu cepat menuntut pesantren untuk tanggap secara cepat
2
pula, sehingga eksistensinya tetap relevan dan signifikan.1 Masa depan
pesantren ditentukan oleh sejauh mana pesantren menformulasikan dirinya
menjadi pesantren yang mampu menjawab tuntutan masa depan tanpa
kehilangan jati dirinya.
Dalam kaitan dengan transformasi atau perubahan sistem pendidikan
ini, pesantren diharapkan mampu menyumbangkan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam kehidupan modern apalagi tahun ini pondok pesantren harus
menyikapi dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Dan ini menjadikan
tantangan bagi pondok pesantren itu sendiri. Maka salah satu cara untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapai tantangan tersebut
adalah pondok pesantren yang mampu bertransformasi dalam bidang
kewirausahaan sosial. Karena pondok pesantren yang dengan ide dan terobosan
tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menyelesaikan
permasalahan sosial. Transformasi pesantren dalam pengembangan
kewirausahaan sosial belumlah banyak ditemukan. Karena kewirausahaan
sosial memilki karakteristik yang sulit dilaksanakan oleh kebanyakan
pesantren.
Penulis bermaksud untuk meneliti Pondok Pesantren kaitannya
dengan sejauh mana proses Transformasi atau perubahan sistem
Pendidikannya. Penulis dalam penelitian ini mengambil judul penelitian
1Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju DemokratisasiInstitusi. Jakarta: Erlangga, 2005,10.
3
“Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam
Mengembangkan Kewirausahaan Sosial”(Studi di Ponpes Darussalam
Putri Watucongol Muntilan Magelang) Tahun 2017
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren
dalam mengembangkan kewirausahaan sosial?
2. Bagaimanakah dampak transformasi sistem pendidikan pondok pesantren
dalam mengembangkan kewirausahaan sosial?
C. Signifikansi Penelitian
Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini, maka
penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain sebagai
berikut:
1. Tujuan Penelitian, Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menjelaskan proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren
dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.
b. Mendiskripsikan dampak transformasi sistem pendidikan pondok
pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.
2. Manfaat penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan
dunia pendidikan pesantren secara umum, dan juga bagi peneliti sendiri
khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu sumber atau contoh pertimbangan dalam mengembangan sistem
4
pendidikan pondok pesantren khususnya dalam mengembangkan
kewirausahaan sosial.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Dibawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu
yang dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari
pokok permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak
perbedaannya dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah
hasil-hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian
sebegai berikut:
Zuni Nurrochim, “Peran da’i dalam meningkatkan ekonomi
umat” Tesis ini menguraikan peran Da’i dan pesantren dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Secara garis besar,
tesis ini menjabarkan peranan Aa Gym dan pesantren Daarut Tauhid di
Bandung dalam meningkatkan pengembangan ekonomi keummatan.2
Zubaidi, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren”.
Disertasi ini telah dijadikan buku yang diterbitkan di Yogyakarta pada
tahun 2007. Isi buku ini lebih pada mewartakan bahwa ide untuk fikih
sebagai bagian dari pemecahan problem sosial telah mendasari langkah
Kiai Sahl dalam merumuskan fikih sosial.3
2Zeni Nurrochim, Peran Da’i Dalam Meningkatkan Ekonomi Umat Tesis, PPs UIN SyarifHidayatullah , Jakarta: 2004.
3Zubaidi, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren, Desertasi, Program PascaSarjana UIN Sunan Kalijaga , Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2007.
5
L. Fauroni- Susilo dalam bukunya “Menggerakkan Ekonomi
Syariah Dari Pesantren”. Buku ini berbicara tentang kelayakan pesantren
menjadi lokomotif pengembang ekonomi syari’ah di negeri ini. Fondasi
motor penggerak adalah koperasi BMT. Fleksibilitas BMT sebagai
lembaga bisnis jasa keungan syari’ah dan organ inti sel bisnis sektor riil,
sinergis dan simultan bersama pesantren dengan cavtive market-nya.4
Abdurrahman Wahid, “Menggerakkan Tradisi”. Buku ini
membahas tentang pesantren dan watak mandirinya. Aspek dominan pada
buku ini adalah hubungan pesantren, negara dan pembangunan serta
tawaran pembaruan untuk pesantren, seperti dalam hal penyusunan
kurikulum, peningkatan saran dan pembenahan manejemen
kepemimpinan.5
Amin Haedari dkk, “Masa Depan Pesantren, Dalam Tantangan
Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global”. Buku ini lebih
membahas tentang bagaimana pesantren mampu memecahkan beberapa
tantangan zaman, yang mengarah pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta informasi, disamping pesantren harus mempertahankan
khazanah luhur pesantren, khususnya berupa tradisi keilmuan dan budaya
yang dikembangkan pesantren.6
4L.Fauroni- Susilo, Menggerakkan Ekonomi Syariah Dari Pesantren , Yogyakarta:Forum Pengkajian Pondok Pesantren Yogyakarta (FP3Y), 2007.
5 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Pesantren, Yogyakarta:LKis, 2001.6Amin Haedari dkk, Masa Depan Pesantren, Dalam Tantangan Modernitas dan
Tantangan Kompleksitas Global ,Jakarta: IRD Press, 2005.
6
Hasani Ahmad Said, “Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di
Nusantara”, tulisan ini menunjukkan bahwa pesantren akan tetap eksis
jika mengadaptasi perubahan tanpa harus kehilangan jatidirinya.7
Muhammad Anwar. HM. “Modernisasi Pesantren: Pergeseran
Tradisi dan Pudarnya Kyai”, Tulisan ini menjelaskan bias orientasi
pesantren, transformasi pesantren dan implikasinya terhadap
pengembangan kelembagaan pesantren. Temuan memberikan indikasi
bahwa lembaga pendidikan ini, perlahan tapi pasti, tidak mampu untuk
mewujudkan jati dirinya sebagai agen perubahan sosial. Pada saat yang
sama, generasi muda lulusan SLTA dan perguruan tingi, baik umum
maupun Islam telah mulai memainkan peran strategis dalam manajemen
dan kepemimpinan pesantren khususnya dan umat pada umumnya. Oleh
karena itu, sangat penting bagi pesantren untuk memahami ide dasar
modernisasi di bidang pendidikan. Dengan pengetahuan ini, pesantren
akan mampu membuat beberapa revisi terhadap bentuk ideal pesantren di
masa depan.8
Setelah dilakukan penyelidikan beberapa penelitian ternyata
terdapat perbedaan antara penelitian sebelumnya yang diantaranya penulis
sajikan diatas dengan penelitian ini. Adapun perbedaannya terletak pada
rumusan masalah yang akan diteliti dan dianalisa, begitu pula hasil
penelitian yang akan dihasilkan dari proses dan penganalisaan proses
7Hasani Ahmad Said, Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara,ejournal.iainpurwokerto.ac.id,Vol. 9, IAIN Purwokerto: 2011
8Muhammad Anwar. Modernisasi Pesantren: Pergeseran Tradisi dan Pudarnya Kyai,Hunafa Jurnal Studia Islamika,Vol.10 No.1, (2013), 34.
7
transformasi sistem pendidikan pondok pesantren yang mengembangkan
kewirausahaan sosial pada pondok pesantren Darusalam Putri Watucongol
Muntilan Magelang. Peneliti berusaha untuk menyajikan sebuah hasil
penelitian secara konkrit bagaimana transformasi atau perubahan sistem
pendidikan pondok pesantren dalam mengembangkan kewirausahaan
sosial. Mampukah pondok pesantren tetap eksis mempertahankan model
pendidikan yang klasik atau mengadopsi model pendidikan yang baru
yang memungkinkan diterapkan di pondok pesantren dalam
mengembangkan kewirausahaan sosial.
2. Kerangka Teoritis
a. Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren
Transformasi dalam ensiklopedi umum merupakan istilah ilmu
eksakta yang kemudian dimasukkan ke dalam ilmu sosial dan
humaniora, yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih
rinci memiliki arti perubahan fisik maupun non fisik (bentuk,
rupa,sifat,dan sebagainya).9 Apabila menjadi sifat sesuatu transformasi
menjadi transformative yang bisa berarti perombakan/perombakan
nilai-nilai10.
Mengambil istilah ilmu-ilmu sosial, khususnya sosiologi, maka
transformasi berarti perubahan sosial dan kebudayaan, yang berarti
9 Pringgodigdo, Ensikplopedi Umum, Yogyakarta: Yayasan Kanisius,1973, 57.10Perombakan nilai-nilai (budaya) di masyarakat terjadi karena imbas industrialisasi yang
akhirnya membentur dan memaksa perubahan ranah-ranah kultural, lihat Septi Gumiandari,“Transformasi Pesan Santri Vis-a-Vis Hegemoni Modernitas”, dalam Said Agil Siradj, et.al,Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Bandung: PustakaHidayah, 1999,115.
8
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur, fungsi masyarakat,
dan perilaku masyarakat serta pengaruhnya dalam struktur organisasi
ekonomi, politik dan budaya11. Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas, transformasi sistem pendidikan pondok pesantren berarti
perubahan bentuk atau pergeseran nilai dan perombakan dalam
pendidikan yang diimplementasikan di pondok pesantren dengan
dilaksankan semua bergantung konteks yang dihadapi.
b.Pengembangan Kewirausahaan Sosial
Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) telah digunakan
dalam konteks bisnis selama lebih dari 200 tahun, tetapi hingga saat ini
masih banyak pertentangan arti. Entrepreneurship sendiri telah diteliti
antara lain dari prespektif ekonomi, kelembagaan, politik, psikologis
dan sosial.12
Kewirausahaan sosial (Social Entrepreneurship) merupakan
sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari kedua kata,
yaitu social yang artinya kemasyarakatan dan entrepreneurship yang
artinya kewirausahaan. Beberapa Pengertian kewirausahaan sosial
sebagai berikut:
Mort mendefinisikan :“Social entrepreneurship is “a multidimensional constructinvolving the expression of entrepreneurially virtuous behaviour toachieve the social mission, a coherent unity of purpose and actionin the face of moral complexity, the ability to recognise social
11Soryono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997,cet. XXIII335-336.
12Ali Aslan Gunusay, Entrepreneurship from an Islamic Perspective, Journal of BusisnessEthics, http://link.springer.com/article/10.1007/s10551-014-2223-7.
9
value-creating opportunities and key decision-makingcharacteristics of innovativeness,proactiveness and risk-taking”. 13
(Kewirausahaan sosial adalah pembentukan multidimensi yangmelibatkan ekspresi perilaku secara kewirausahaan yang berbudiluhur untuk mencapai misi sosial, kesatuan yang koheren dantindakan dalam menghadapi kompleksitas moral, kemampuanuntuk mengenali nilai sosial yang menciptakan peluang, kuncipengambilan keputusan yang berkarakter inovasi, proaktif dan siapmengambil risiko).
Gerald Smale, mendefinisikan “Social entrepreneurship is
ability to initiate, lead and carry though problem-solving and an
understanding that all resource all locations are really stewardship
investment”.14 (Kewirausahaan sosial adalah kemampuan untuk
memulai, memimpin dan membawa pikiran atau ide dalam mengatasi
masalah dan pemahaman bahwa semua sumber daya semua lokasi yang
benar-benar bisa digunakan dalam pelayanan dan investasi)
Definisi lain dari kewirausahaan sosial adalah kemampuan
untuk menggagas, memimpin dan melaksanakan strategi pemecahan
masalah, melalui kerja sama dengan orang lain dalam semua jenis
jaringan sosial. Dan ini merupakan disiplin ilmu yang menggabungkan
antara kecerdasan berbisnis, inovasi dan tekad untuk maju kedepan.15
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan sosial yang
dikembangkan di pesantren adalah usaha-usaha yang dilakukan
13Christine K.Volkmann Kim Oliver Tokarski, Social Entrepreneurship and SocialBusiness An Introduction and Discussion with Case Studies, Springer Gabler,…34
14Christine K.Volkmann Kim Oliver Tokarski, Social Entrepreneurship…,34.15Vasuda Vasakaria, A Study on Social Entrepreneurship and The Characteristics of
Social Entrepreneurship, The Journal of management Research, Vol.VII, No.4. (2008), 35.
10
pesantren dengan memberdayakan potensi yang ada baik itu santri,
alumni, atau masyarakat dengan satu tujuan bahwa pondok pesantren
tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama tetapi juga sebagai
penggerak dan pemecah berbagai macam masalah sosial, diantaranya
masalah kemiskinan dan masalah sosial yang lainnya .
Kewirausahaan menjadi fenomena menarik dalam dunia usaha
dan bisnis Karena tidak hanya keuntungan materi saja yang menjadi
orientasinya, melainkan bagaimana usaha yang dilakukan memberikan
dampak positif dalam kehidupan masyarakat. Ada motif pemberdayaan
masyarakat dalam kewirausahaan sosial ini. Pondok pesantren dalam
hal pemberdayaan masyarakat bukanlah hal yang baru, tetapi
pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi atau kewirausahaan
belumlah banyak pesantren menerapkannya.
Konsep entrepreneurship berbasis pesantren pada dasarnya
adalah menggunakan spirit dan orientasi nilai pesantren dalam aktivitas
entrepreneurship. Sehingga entrepreneurship bukan hanya sekedar
aktivitas yang loyal pada keuntungan saja, akan tetapi sarat dengan nilai
sosial dan ajaran agama. Konsep ini dijabarkan dari praktik
entrepreneurship yang ada dipesantren, sehingga munculah istilah baru
dengan sebutan Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) yang
dikembangkan di pesantren. Kaum tradisional pesantren tidak asing
dengan istilah “berkah”,nilai “berkah” inilah manjadi ruh dari seluruh
aktivitas social entrepreneurship, karena dalam aktivitas ini bukan lagi
11
sekedar profit oriented (mengejar keuntungan), namun juga social
oriented (mengedepankan sosial) dan religious spiritual oriented.
(mengutamakan nilai-nilai agama)
Karakteristik kewirausahaan sosial menurut bebarapa peneliti
adalah sebagai berikut: (a) Adanya aktivitas produksi barang/jasa; (b)
Memiliki nilai sosial; (c) Menjaga jaringan informasi atau komunikasi.
Filipe M. Santos menggambarkan tentang pendekatan
kewirausahaan sosial dalam sebuah jurnal dengan judul A Positive Theory
of Social Entrepreneurship bahwa tujuan utama dan pendekatan
kewirausahaan sosial adalah (a) untuk mencari solusi berkelanjutan dari
pada keuntungan yang berkelanjutan dan (b) untuk mengembangkan solusi
yang dibangun diatas logika pemberdayaan dari pada logika kontrol.16
E. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Sesuai dengan obyeknya
penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) adapun yang
perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah:
Setting penelitian kualitatif ini sangat berkaitan dengan field work
artinya peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting)
tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dlam latar
alamiahnya. Penelitian ini mengambil lokasi di Pondok Pesantren Darussalam
Putri Watucongol Muntilan Magelang tahun 2017.
16Nicola M.Pless, Social Entrepreneurship in Theory and Practice—An Introduction,Journal of Business Ethics, Volume 111, Issue 3. (2012), 317–320.
12
Subyek penelitian dalam penelitian ini meliputi pengasuh pondok
pesantren Darusalam, para ustadz, santri, komunitas usaha di sekitar pondok
pesantren, dan masyarakat seekitar pondok pesantren.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut
digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya.
Jenis dan Sumber Data (a) Jenis data, pada pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif berjenis analisis kegiatan pengembangan kewirausahaan
sosial di pondok pesantren Darussalam putri Watucongol Muntilan Magelang;
(b) Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sumber data
primer dan sumber data sekunder yang akan diuraikan sebagai berikut: 1)
Sumber data primer, yaitu sumber data mengenai proses transformasi sistem
pendidikan pondok pesantren Darussalam dan dampak transformasinya. Data
tersebut bersumber dari pengasuh (kyai), ustadz, santri, dan komunitas usaha
disekitar pesantren; 2) Sumber data sekunder yaitu dari beberapa dokumen
pelengkap dan pendukung data primer, yaitu berupa dokumen serta wawancara
dengan masyarakat sekitar pesantren
Teknik analisis data, menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono
mengatakan bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan aktivitasnya dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, yaitu : reduksi data, penyajian data,
13
penarikan kesimpulan dan verivikasi.17 Dalam analisis ini peneliti melakukan
analisis data kualitatif bersifat induktif analitik, yang menekankan pada
pemaknaan kekhususan suatu kasus, bukan keumumannya (nomotetik).
Analitik induktif merupakan upaya untuk menganalisis data dengan berpijak
kepada logika positivisme dan fenomenology.
F. Sistematika Pembahasan
Bab pertama pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, Signifikansi penelitian, kajian pustaka/kajian penelitian sebelumnya,
kerangka teoritis, metodologi penelitian dan sistematikan pembahasan..
Bab kedua akar sejarah dan potret pesantren Darussalam, yang berisi
tentang sejarah pesantren,letak geografis, kepengurusan pondok pesantren serta
dinamika perkembangan pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol.
Bab ketiga cikal bakal dan implementasi pengembangan kewirausahaan
sosial di ponpes Daarussalam, yang menyajikan serta menganalisis data tentang
proses transformasi sistem pendidikan pondok pesantren Darussalam Putri
Watucongol Muntilan Magelang dalam mengembangkan kewirausahaan sosial.
Bab keempat kewirausahaan sosial solusi ekonomi umat, yang berisi
tentang dampak transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam
mengembangkan kewirausahaan sosial,
Bab kelima adalah penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian
akhir adalah daftar pustaka dan lampiran.
17Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&I, Ganesa, Bandung:2006,336.
14
BAB II
AKAR SEJARAH DAN POTRET PESANTREN DARUSSALAM
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darussalam Watucongol Muntilan
Magelang
Pondok Pesantren Darussalam merupakan pesantren yang tertua di
Muntilan, Magelang, yang didirikan pada masa Pangeran Diponegoro oleh
kakek Simbah Kyai H. Dalhar Nahrowi yakni Kyai Abdurrauf bin Raden
Bagus Kemuning Hasan Tuqo18. Pada waktu itu belum berbentuk pondok
pesantren yang formal atau berbentuk lembaga pendidikan tetapi hanya sebatas
majlis taklim dan pengajian-pengajian rutin, karena tekanan penjajah belanda
pada waktu itu yang melarang berdirinya lembaga pendidikan selain lembaga
pendidikan milik Belanda. KH. Dalhar Nahrowi (mbah Dalhar) begitu
panggilan akrabnya di masyarakat Magelang, adalah mursyid tarekat
Sadziliyah dan dikenal sebagai seorang yang wara’ dan menjadi suri teladan di
masyarakat sekitarnya. KH. Dalhar, Watucongol, Magelang dikenal sebagai
salah satu guru para ulama. Kharisma, akhlak, dan ketinggian ilmunya
menjadikan rujukan banyak umat Islam untuk belajar dan mendalami ilmu
agama. Simbah kyai H. Dalhar adalah sosok yang disegani sekaligus panutan
umat Islam, terutama di Jawa Tengah. Salah satu mursyid tarekat ini dikenal
juga banyak menciptakan ulama dan santri yang mumpuni.19
18Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB.
19 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB.
15
KH. Dalhar lahir dalam lingkungan keluarga santri yang taat. Sang ayah
yang bernama kyai Abdurrahman bin kyai Abdurrauf bin kyai Hasan Tuqo.
Adapun nasab kyai Hasan Tuqo sendiri sampai kepada Sunan Amangkurat Mas
atau Amangkurat III. Oleh karenanya sebagai keturunan raja, kyai Hasan Tuqo
juga mempunyai nama lain yaitu Raden Bagus Kemuning.20 Pada masa asuhan
kyai Abdurrahman bapak KH. Dalhar pesantren ini sempat pindah ke
Tempur,21 tetapi menjelang kyai Abdurrahman wafat pesantren ini dipindah
kembali ke Watucongol. Setelah kyai Abdurrahman berpulang, kepemimpinan
pesantren beralih ke KH. Dalhar. Sepeninggal kyai Dalhar, pesantren pun
dipimpin oleh KH. Ahmad Abdul Haq (mbah Mad Watucongol). Pada tahun
2010 KH. Ahmad Abdul Haq berpulang kemudian kepemimpinan pondok
pesantren ini diasuh oleh tiga putra KH. Ahmad Abdul Haq. Salah satunya
adalah KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul haq yang khusus mengasuh
pesantren Darussalam putri.22
B. Kondisi Geografis Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol
Muntilan Magelang
Watucongol, Gunungpring merupakan daerah yang sangat strategis, dan
sangat nyaman untuk sebuah pondok pesantren, Cuacanya yang sejuk
dikarenakan secara geografis ketinggian tanah di Watucongol adalah 350 Mdpl
dan termasuk curah hujan yang kategorinya adalah sedang. Begitu pula jarak
20Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB
21Tempur : Sebuah dusun yang letaknya tidak jauh dari dusun Watucongol, masih satukecamatan Muntilan Magelang (informasi dari KH.Agus Nurul Hidayat).
22Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB
16
dengan pusat kecamatan hanya sekitar 1,5 km. sehingga hanya membutuhkan
5 menit perjalan bermotor. Sedangkan ke pusat kabupaten juga cuma 10 km.
Daerah agraris dan sumber mata air yang asli dari pegunungan yang dapat
menambah kesejukan daerah Watucongol ini, sehingga daerah ini sangat cocok
untuk pertanian, peternakan dan perikanan.
C. Kepengurusan Pondok Pesantren
Ponpes Darussalam Watucongol, Muntilan, Magelang merupakan
lembaga yang tetap eksis keberadaanya dari sejak berdiri sampai sekarang,
dinamika administrasi kelembagaan yang menuntut lembaga ini harus terkelola
dengan baik, maka profil pondok pesantren tidak banyak mengalami perubahan
diataranya terkait dengan nama pondok pesantren yaitu Pondok Pesantren
Putra Putri Darussalam Watucongol.23 Yang beralamat di jalan KH.Dalhar,
Santren, Gunungpring, Muntilan, Magelang.
Layaknya pondok pesantren salaf yang berdiri sejak Indonesia belum
merdeka, maka secara kelembagaan ponpes ini belum memiliki badan hukum.
Barulah sekarang ponpes ini memiliki badan hukum yang ini merupakan
tuntutan sebuah lembaga pendidikan. Sehingga baru tahun 2012 ponpes ini
didaftarkan ke notaris Fauzi Raharjo, SH. dengan nomor akta 11/19 November
2012.
Sejak meninggalnya KH.Ahmad Abdul Haq ponpes ini di asuh oleh
ketiga putranya. Khusus pondok putri diasuh oleh KH.Agus Nurul Hidayat dan
dibantu dengan kepengurusan Pondok Pesantren Darussalam Putri
23 Dokumen Profile di Pondok Pesantren Darussalam
17
Watucongol. Dalam kepengurusan, selayaknya pondok pesantren salaf yang
terdapat pengurus harian (lurah pondok) yaitu sebagai berikut ; Ketua Thoyib
sekretaris; Slamet Nasirudin dan bendahara adalah Muh. Chasib dan dibantu
dua seksi, seksi pendidikan M.Misbach dan seksi perlengkapan Triyono24
D. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Darussalam Putri
Watucongol.
Sejak pondok pesantren di rintis oleh kyai Abdurrouf kemudian
diteruskan dzuriyah (keturunan) nya Kyai Abdurrahman, KH.Dalhar, KH.
Ahmad Abdul Haq, dan sekarang oleh KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul
Haq, pesantren ini mengalami perkembangan yang signifikan dari masa ke
masa dan dinamikanya sangat luar biasa. Berdiri sejak zaman penjajahan dan
masa-masa perjuangan kemerdekaan, kemudian pada awal-awal kemerdekaan
serta pada masa orde lama, orde baru sampai sekarang era reformasi tentunya
ini sangat berpengaruh pada eksistensi dari pondok pesantren Darussalam ini.
Ketokohan kyai-kyai ponpes Darussalam ini juga yang berperan
sangat besar dalam eksistensi pondok pesantren. Sudah tidak menjadi rahasia
umum lagi bahwa KH. Ahmad Abdul Haq (mbah Mad) ini menjadi guru
spiritualnya para pemimpin negeri ini contohnya, Megawati, Susilo Bambang
Yudoyono, M.Yusuf Kalla dan juga masih banyak lagi tokoh–tokoh besar yang
sering berkunjung ke ponpes ini untuk bersilaturahim atau berkonsultasi
kepada kyai-kyai yang menjadi pengasuh di ponpes ini. Meskipun ponpes ini
sering dikunjungi para pejabat negeri ini, bukan berarti kemudian dimanfaatkan
24 Dokumen Akta Notaris Fauzi Raharjo, SH. nomor 11, Tanggal 19 November 2012.
18
oleh para pengasuh untuk mengambil keuntungan secara materi, baik itu
digunakan untuk pembangunan infrastruktur maupun sarpras yang lain.
Pengasuh ponpes Darussalam ini tetap berpegang teguh dan
menjunjung tinggi pada nilai-nilai yang selama ini diajarkan di pesantren yaitu:
kemandirian, keikhlasan, kejujuran, kesederhanaan, disiplin, tanggung jawab
serta keberkahan. Sehingga walaupun ada kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan dari faktor kedekatan dengan para pejabat tetapi tidak mau
menggunakan kesempatan tersebut karena komitmen terhadap nilai-nilai khas
pesantren tersebut.
19
BAB III
CIKAL BAKAL DAN IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN SOSIALDI PONPES DARUSSALAM
A. Kondisi Pra Transformasi
Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol muntilan
merupakan salah satu pondok pesantren salaf yang berada di kabupaten
Magelang. Keberadaan, kiprah serta kegiatannya tentunya tidak jauh beda
dengan pondok pesantren salaf lain yang berada di kabupaten Magelang,
yaitu diantaranya mengajarkan kepada santrinya berbagai kitab fiqh, ilmu
akidah, dan kadang-kadang amalan sufi, di samping tata bahasa Arab (nahwu-
sharaf) dan lain-lain. Dari kegiatan-kegiatn tersebut juga terdapat kegiatan-
kegiatan ekstra yang mengakomodir minat bakat siswa serta yang bersifatnya
pembekalan kepada santri selain ilmu-ilmu agama.
Ada juga beberapa pesantren yang memperkenalan latihan
ketrampilan dalam sistem pendidikannya. Dalam menghadapi suatu
perubahan dan tantangan tersebut, pesantren tidak tergesa-gesa dalam
mentransformasikan dirinya menjadi pendidikan modern. Tetapi pesantren
hanya menerima pembaharuan tersebut hanya dalam skala terbatas. Begitu
juga pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntila Magelang yang
masih konsisten mempertahankan model salafiyah baik dalam kegiatan
pembelajaran maupun dalam kultur pesantren.
Beberapa hal yang membedakan pondok pesantren Darussalam
Watucongol dengan yang lain adalah pada pendekatan kepada jama’ah atau
masyarakat sekitar kabupaten Magelang yang mengikuti pengajian-pengajian
20
atau kegiatan-kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.
Masyarakat-masyarakat yang mengikuti kegiatan di pesantren inilah yang
kemudian menjadi cikal bakal transformasi atau perubahan sistem pendidikan
di pondok pesantren Darussalam Watucongol. Karena pola pendekatan yang
dilakukan oleh pengasuh ini berbeda dengan yang dilakukan oleh kebanyakan
kyai di pesantren lain yang juga mengadakan kegiatan-kegiatan serupa.
Pendekatan-pendekatan yang tepat inilah yang menjadikan masyarakat
banyak yang simpati kemudian jama’ah ini semakin tahun semakin
berkembang.25
Ada hal menarik yang peneliti temukan di lapangan bahwa
masyarakat yang menjadi pengikut (penderek) Watucongol inilah yang
kemudian pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol harus mampu
mentransformasikan sebuah sistem pendidikan yang ideal bagi
masyarakat/jama’ah yang belajar serta melakukan ritual keagamaan yang
diikuti oleh para pengikut (penderek) tersebut. Karena pada dasarnya kata
santri itu merupakan status yang dilekatkan pada seseorang atau sekelompok
orang yang sedang belajar di pondok pesantren dan tidak terbatas pada usia.
Sehingga para penderek tersebut otomatis tergolong santri pondok pesantren
Darussalam Watucongol Muntilan Magelang yang sekarang diasuh oleh KH.
Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq.
Perubahan tersebut adalah dalam hal peningkatan peran pondok
pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntila Magelang dalam
25 Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq, pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 09.45 WIB
21
memberikan atau membantu kesulitan santri, alumni, dan masyarakat dalam
hal ekonomi. Terlebih daerah muntilan dan sekitarnya merupakan daerah
yang rentan dengan terjadinya bencana gunung merapi. Dikarenakan secara
geografis letaknya termasuk hilir dari aliran lahar dingin.
B. Proses Transformasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam
Mengembangkan Kewirausahaan Sosial
Prinsip pondok pesantren terlihat dalam lima elemen dan pola hidup
santri. Lima elemen tersebut adalah; kyai, santri, masjid, asrama, kitab
klasik/kitab kuning.26 Sedangkan pola hidup santri sehari-hari yaitu; para
santri dibiasakan hidup seadanya, sederhana, disiplin, mandiri, tanggung
jawab, berjiwa ikhlas, berjiwa ukhuwah islamiyah, dan sikap optimisme
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip ini sangat dipegang
teguh oleh pengasuh pondok pesantren Darussalam Watucongol Muntilan
Magelang. Sehinggal dalam hal kajian-kajian kitab kuning serta rutinitas
santri tidak ada perubahan yang mendasar.
Yang ditekankan dalam transformasi ini adalah pola hidup sehari-
hari yang dibiasakan hidup sederhana, disiplin, mandiri serta tanggung jawab.
Santri di bekali dengan skill dan kemandirian untuk berwirausaha sesuai yang
diminati. Adapun fasilitas yang disediakan oleh pondok pesantren adalah
pabrik pembuatan kue, koperasi usaha berupa kios-kios dagang di
gunungpring, peternakan, pertanian, perikanan dan usaha-usaha lain yang
26Zamakhsyari Dhoifir, Tradisi Pesantren:Studi Pandangan Hidup Kyai dan VisinyaMengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3ES cet.9,2015,79.
22
semuanya merupakan aset dari pondok pesantren Darussalam Putri
Watucongol Muntilan Magelang.
Selain santri yang mukim di asrama, transformasi untuk
kemandirian juga ditujukan kepada Para penderek yang mengikuti kegiatan-
kegiatan rutin seperti pengajian, istighosah yang diadakan oleh pondok
pesantren. Para penderek tersebut kemudian mempermanenkan dengan
sebuah nama “Gada Dewa” yang kepanjangannya adalah Gabungan Pemuda
Penderek Watucongol yang berdiri sejak tahun 1998, semenjak masih diasuh
oleh KH. Ahmad Abdul Haq. Anggota Gada Dewa ini terdiri dari bermacam-
macam latar belakang yang berbeda. Ada petani, kuli bangunan, buruh,
pemuda yang belum bekerja, pedagang dan lain-lain.27 Latar belakang yang
berbeda dari anggota Gada Dewa inilah yang kemudin muncul bermacam-
macam masalah, yang kemudian pengasuh dari Gada Dewa ini yaitu KH.
Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq harus mencarikan solusi dari masalah
para jama’ah atau anggota Gada Dewa ini. Kebanyakan masalah yang muncul
adalah masalah ekonomi.
Langkah yang dilakukan H. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq
adalah mendirikan unit-unit usaha yang sesuai dengan latar belakang santri
dan masyarakat yang menjadi jama’ah pondok pesantren Darussalam
Watucongol Muntilan Magelang. Adapun potensi yang dapat dikembangkan
dan sesuai dengan latar belakang santri adalah sebagai berikut: (a) Pembuatan
makanan ringan atau kue; (b) Koperasi usaha; (c) Pertanian(Hortikultura); (d)
27 Wawancara dengan Bapak Triyono ketua Gada Dewa, tanggal 15 Februari 2017 pukul09.30 WIB.
23
Perikanan; (e) Peternakan. Dari potensi tersebut kemudian KH. Agus Nurul
Hidayat Ahmad Abdul Haq mengumpulkan beberapa alumni dan pengurus
Gada Dewa untuk merumuskan mendirikan unit-unit usaha tersebut.
C. Strategi Mengembangkan Kewirausahaan Berbasis Pesantren
Dalam mengembangkan kewirausahaan dalam pesantren tentunya
sangat dibutuhkan sebuah strategi, Karena strategi ini pada dasarnya
merupakan gabungan dari dua jenis strategi besar, yaitu strategi yang dibuat
secara terencana dan strategi yang muncul secara spontan. Strategi yang
terencana mengandalkan aspek-aspek pengendalian sedangkan strategi yang
muncul secara spontan menyadarkan diri pada aspek belajar.28
Ada beberapa strategi dalam mengembangkan entrepreneurship
diantaranya adalah ; a. Integrasi vertikal, b. Diversifikasi terkait, c.
difersivikasi tak terkait, d. Putar haluan dan pemangkasan, e. Diversi dan
likuidasi, f. Kombinasi. 29
1. Strategi Integrasi Vertikal
Dalam strategi ini tidak tepat digunakan dalam pengembangan
entrepreneurship di pesantren, karena strategi ini hanya menguntungkan
apabila dilakukan oleh perusahaan dengan penguasaan pangsa pasar yang
besar. Padahal usaha yang dilakukan atau dikembangkan oleh pesantren
rata-rata masih skala mikro.
28Abu Choir, Manajemen Entrepreneurship Berbasis Pesantren Dalam MengembangkanSumber Pembiayan Pendidikan, Disertasi,UIN Malang: 2016,20.
29Hendrawan Supratikno et al, Advancest Strategic Management, Jakarta:PT. GramediaPustaka Utama, 2003,6.
24
2. Strategi Diversifikasi Terkait
Prinsip dalam strategi ini adalah “Jangan menaruh telur dalam
sekranjang” yang mempunyai arti bahwa memungkinkan dalam sebuah
usaha dapat dikembangkan dengan usaha-usaha lain yang terkait,
walaupun skala masih kecil tetapi tidak menuntut kemungkinan dapat
dikembangkan dengan jenis usaha yang lain tetapi masih ada keterkaitan
dengan usaha utama.
3. Startegi Diversifikasi Tak Terkait
Dalam strategi ini disebut juga strategi konglomerasi kekuatan modal
dan kemampuan menejerial yang baik menentukan kesuksesan dalam
sebuah usaha, sehingga mampu mengelola bermacam- macam jenis usaha
atau bisnis
4. Strategi Putar Haluan (Turnaround) dan Pemangkasan (Retrenchment)
Kedua strategi ini dimaksudkan untuk membenahi portofolio usaha
yang tidak sehat, dan urgensi persoalan yang dihadapi. Tujuan
pemangkasan adalah strategi yang bersifat jangka pendek untuk
meningkatkan efisiensi dan keuntungan dalam berbisnis atau usaha.
5. Strategi Diversi dan Likuidasi
Evaluasi terhadap usaha-usaha yang dijalankan dan apabila tidak bisa
dilanjutkan usaha-usaha tersebut biasanya dijual ke pihak lain dengan
tujuan untuk efisiensi dan menyehatkan usaha-usaha lain yang dijalankan.
25
6. Strategi Kombinasi
Lima strategi diatas bukanlah sebuah pilihan, artinya dalam
berwirausaha harus mampu mengkombinasaikan dari beberapa strategi
yang telah disampaikan diatas. Begitu pula dalam mengembangkan
kewirausahaan di pesantren. Dan menjadi cirri khas pesantren dalam
melakukan sesuatu diawali dengn manajemen dan strategi yang seadanya
sehingga membutuhkan waktu yang relative lama untuk mengembangkan
semua usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren Darussalam
Watucongol.
D. Implementasi Pengembangan Kewirausahaan Sosial di Pondok Pesantren
Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang
Nilai penting dalam kewirausahaan sosial adalah tidak hanya profit
oriented tetapi juga social oriented ditambah lagi karena di kembangkan di
pesantren menjadi religious oriented. Berdasarkan temuan di lapangan bahwa
unit-unit usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren tidak hanya mengejar
keuntungan saja, tetapi 50% usaha yang dijalankan adalah untuk kegiatan
sosial dan pemberdayaan masyarakat sekitar serta juga kepada anggota Gada
Dewa yang tersebar di 21 kecamatan se kabupaten Magelang dan terdiri dari
31 kelompok / korda khususnya. Adapun datanya sebagai berikut:
1. Usaha Peternakan
a) Pembibitan ikan
Dalam usaha ini pondok pesantren memiliki lahan seluas 35.000
m2 (3,5 ha) Lokasinya di jalan raya Muntilan-Borobudur, dan 3,5 ha ini
26
adalah untuk pembibitan ikan nila dan lele. Luas lahan tersebut untuk
sebuah usaha pembibitan ikan, 3,5 ha bukanlah lahan yang kecil. Hal ini
dikarenakan komitmen dari pengasuh pondok pesantren Darussalam
untuk mentasarufkan atau mengalokasikan 50 % bibit ikan yang di
bibitkan untuk mayarakat yang membutuhkan.
Masyarakat umum bisa mengambil manfaat dari usaha yang
dikembangan oleh pondok pesantren ini tidak hanya yang berwujud dari
bibit ikan, akan tetapi pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan terkait
dengan cara pengeloaan dan pemeliharaan ikan yang baik dan benar.
Sehingga dalam unit usaha ini juga diselenggarakan kursus ternak ikan
yang didapat secara gratis dan memperoleh fasilitas yang gratis pula
selama satu bulan. Distribusi bibit ikan sebagai wujud komitmen sosial
oriented ini tidak hanya diperuntukkan masyarakat di sekitar kabupaten
magelang saja, akan tetapi juga sampai di jaringan pesantren di seluruh
jawa tengah antara lain, Boyolali, Sragen, Wonosobo, Purworejo,
Semarang dan Jepara.30
Untuk usaha ini dikelola oleh pondok pesantren dengan
melibatkan anggota Gada Dewa sebagai teknisi dan tenaga. Hasil dari
usaha ini 50% untuk operasional pesantren yang sekalanya besar (bukan
untuk operasional) contoh untuk haul muassis (pendiri) ponpes
30Wawancara dengan Bapak Triyono ketua Gada Dewa, tanggal 15 Februari 2017 pukul13.30 WIB.
27
Darussalam.31 Kemudian 50 % nya lagi untuk sosial dengan
pemberdayaan Gada Dewa yang tersebar di 31 lokasi di kabupaten
magelang dan kabupaten sekitar. Adapula kolam yang khusus dikelola
oleh santri sebagai wahana belajar dan mengembangkan diri santri
sebagai bekal kemandirian santri pasca belajar di pesantren.
Sirkulasi keuangan dari usaha ini sangatlah besar. Dari luas tanah
3,5 ha ini dalam satu bulan mengasilkan bibit ikan nila dan lele
sebanyak 400,000 ekor. Maka sesuai komitmen kewirausahaan
sosialnya 50% nya untuk sosial. Peneliti mensimulasikan untuk
gambaran bahwa yang sosial ini kalau dinominalkan uang Harga satu
ekor bibit ikan nila atau lele ukuran 7-9 cm itu per ekor seharga Rp. 150
x 200,000 ekor = Rp. 30,000,000. Artinya dari usaha pembibitan ikan
ini komitmen untuk kewirausahaan sosialnya adalah sebesar Rp.
30.000.000 (tiga puluh juta rupiah).32 Dari 200,000 ekor ini
didistribusikan ke 31 titik Gada Dewa dan masyarakat lain yang
membutuhkan.
Dalam pengelolaan hibah dari pondok pesantren Darussalam
yang berupa bibit ikan tersebut, masing-masing kelompok Gada Dewa
dalam waktu tertentu melaporkan perkembangan usahanya kepada
pengurus pondok pesantren dan pengurus Gada Dewa pusat,adapun
tujuan dari laporan tersebut adalah apabila ada kendala dan masalah
31Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq , tanggal 15 Februari 2017 pukul 09.30 WIB.
32Wawancara dengan Bapak Triyono Pengurus Gada Dewa, tanggal 24 Februari 2017pukul 13.30 WIB.
28
dalam pengelolaannya pengurus bisa memberikan solusi terkait masalah
tersebut. Sehingga penerima hibah selain dapat bibit ikan juga dapat
ilmu dan pendampingan dalam pengelolaannya sehingga meminimalisir
kerugian dalam usaha.
b) Sapi
Peternakan sapi ini merupakan usaha yang sudah cukup lama
dijalankan oleh pondok pesantren, tetapi dalam perkembangannya tidak
bisa sebesar seperti pembibitan ikan. Lokasinya di sebelah selatan
makam Santreen (makam KH. Ahmad Abdul Haq). Adapun sapi yang
khusus di ternakkan adalah jenis lemosin. Jenis peternakan ini adalah
penggemukan atau sapi pedaging. Keuntungan dari ternak ini adalah
50% bagi pengelola yang melibatkan masyarakat sekitar pondok
pesantren.
c) Kambing
Jenis kambing yang diternakkan adalah kambing etawa. Tetapi
dalam usaha ini pondok pesantren tidak terlibat langsung karena dalam
pelaksanaanya di kelola oleh Gada Dewa yang tersebar di 31 lokasi
tersebut.
d) Bebek
Dalam usaha ternak bebek yang mengelola adalah santri
langsung karena dalam pemeliharaannya yang tidak begitu sulit
sehingga tidak mengganggu aktifitas santri dalam belajar. Dan dari
keuntungan ternak bebek ini 50 % juga dikelola santri langsung.lokasi
29
ternak bebebk ini disebelah ternak sapi yang letaknya di selatan makam
Santreen.
2. Usaha pertanian
Dalam usaha pertanian ini pondok pesantren Darussalam
mengembangkan pertanian model hortikutura dengan sistem tumpang sari,
adapun luas lahan sekitar 2 ha. Jenis tanaman yang dikembangkan adalah
melon dan lombok. Adapun untuk padi juga dikembangkan di sebagian
lahan milik pondok pesantren seluas 1ha. Hasil dari pertanian ini juga
seperti usaha-usah lain yang dijalankan oleh pondok pesantren yaitu
sebagian untuk kegiatan sosial dan sebagiannya untuk kebutuhan pondok
pesantren.33
3. Usaha boga
Dalam usaha boga ini adalah khususnya memproduksi makanan
ringan atau kue-kue yang mudah dipasarkan dan menjadi konsumsi
masyarakat sekitar magelang, antara lain roti, emping dan peyek. Usaha ini
awalnya hanya untuk membekali santri putri dalam berwirausaha dan tidak
ada target keuntungan tertentu, tetapi dengan berjalannya waktu ternyata
produksi yang dihasilkan oleh santri-santri putri ini dapat dipasarkan ke
pasar-pasar lokal atau di jual di area makam Gunungpring. Terkait dengan
33Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Darussalam, KH. Agus Nurul HidayatAhmad Abdul Haq, tanggal 15 Februari 2017 pukul 09.30 WIB.
30
hasil usaha ini tidak sebesar usaha-usaha lain sehingga motif usaha ini
murni membekali santri dalam berwirausaha.34
4. Usaha koperasi/perdagangan
Koperasi dan perdagangan yang dijalankan oleh pondok pesantren
ini sebetulnya paling awal yang dijalankan, karena sudah lazimnya sebuah
pondok pesantren ini memiliki koperasi untuk mencukupi kebutuhan-
kebutuhan santri, baik kebutuhan pribadi maupun yang bersifat penyediaan
alat tulis, kitab-kitab yang dikaji maupun hanya sekedar makanan ringan.
tetapi usaha ini tidak bisa dikategorikan social oriented karena hanya
bersifat penyediaan barang untuk keperluan santri saja. Adapun
perdagangan lain selain koperasi adalah kios-kios yang berada di sepanjang
jalan masuk makam Gunungpring, ada beberapa kios yang merupakan asset
dari pondok pesantren dan dalam usahanya juga melibatkan santri.35
E. Refleksi
Pertama, social entrepreneurship dilakukan karena problem kemiskinan
masyarakat dan sebagian besar keluarga santri. Disamping itu sebagian kecil
juga untuk kebutuhan pesantren. Melalui kegiatan ini juga pesantren mampu
menjadi problem solver bagi persoalan santri, ustadz, masyarakat dan
pesantren itu sendiri. Para santri juga diajarkan bahwa bekerja merupakan
aktivitas yang sangat dianjurkan oleh agama Islam, karena menurut ajaran
34Wawancara dengan Thoyib pengurus ponpes Darussalam, tanggal 15 Februari 2017pukul 10.30 WIB.
35Wawancara dengan Misbach Pengelola Koperasi ponpes Darussalam tanggal 15Februari 2017 pukul 11.30 WIB.
31
agama Islam, setiap muslim harus bekerja dan mandiri tidak boleh tergantung
kepada orang lain. Ajaran agama khususnya fiqih dalam wirausaha digunakan
sebagai bagian pengalaman ajaran agama dalam praktik. Sehingga
kewirausahaan sosial yang dikembangkan oleh pondok pesantren Darussalam
Putri Watucongol merupakan implementasi ajaran fiqih sosial yang juga
diajarkan di dunia pesantren.
Kedua, dalam mengembangkan kewirausahaan sosial, pondok
pesantren Darussalam Putri Watucongol selalu memperhatikan nilai-nilai
khas pesantren, yaitu: kemandirian,keikhlasan, kejujuran, kesederhanaan,
disiplin, tanggung jawab serta keberkahan. Nilai-nilai ini bersumber dari
ajaran agama Islam dan merupakan tradisi pesantren dan juga keteladanan
dari pengasuh yaitu KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq. Dan dalam
melaksanaan seluruh aktivitas usahanya para santri harus berpegang pada
nilai-nilai tadi sehingga secara otomatis para santri mampu
menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam dirinya.
Ketiga, orientasi kewirausahaan sosial yang dikembangkan oleh
pesantren Darussalam putri Watucongol meliputi beberapa hal penting, yaitu:
menjawab kebutuhan santri, perluasan praktik ajaran agama terutama fiqih
yang diajarkan di pesantren, menjadi pusat pendidikan kewirausahaan santri,
pemberdayaan santri dan masyarakat melalui Gada Dewa, pondok pesantren
mampu menjawab persoalan sosial terkait dengan kemiskinan.
32
BAB IV
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL SOLUSI EKONOMI UMAT
A. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial
Kepada Santri
Pengembangan kewirausahaan sosial yang dirintis oleh KH. Agus Nurul
Hidayat Ahmad Abdul Haq pengasuh pondok pesantren Darussalam Putri
Watucongol Muntilan Magelang, memang bertujuan salah satunya adalah
bagaimana santri ini memiliki jiwa entrepreneurship dan mandiri sehingga
pasca nyantri sudah siap terjun di masyrakat dalam segala bidang. Tidak hanya
memiliki bekal agama yang kuat untuk menjadi juru dakwah di masyarakat
tetapi juga mampu survive untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dan
keluarganya. Sehingga tidak tergantung pada orang lain.
Santri putra memiliki kompetensi yang lebih banyak dari pada santri
putri karena pilihan usaha yang dapat dijadikan ajang pembelajaran lebih
banyak dari pada santri putri yang hanya sebatas tata boga dan perdagangan.
Adapun santri putra dapat memilih atau belajar disetiap usaha yang dijalankan
diantaranya peternakan, perikanan, pertanian serta perdagangan. Sehingga
dengan kata lain usaha-usaha yang dikembangkan oleh pondok pesantren
Darussalam Watucongol Muntilan Magelang, sangat berdampak pada santri
diantaranya:
a) Membekali skill santri dalam berwirausaha
b) Menanamkan jiwa entrepreneurship
33
c) Mendidik sikap mandiri, disiplin, ikhlas, tanggung jawab dalam setiap
aktifitas.
d) Memberikan pengalaman/praktik langsung dalam mengamalkan ajaran
Islam khususnya fiqih sosial.
Berdasarkan temuan tersebut, maka diperlukan kurikulum kewirausahaan
di pondok pesantren sebagai wujud transformasi sistem pendidikan pondok
pesantren. Santri merupakan subjek dari Pengembangan kewirausahaan sosial
yang dikembangkan oleh pesantren sehingga secara otomatis pesantren
membekali skill dalam berwirausaha kepada santri.
B. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial
Kepada Masyarakat
Masyarakat yang tergabung dalam Gabungan Penderek Watucongol
(Gada Dewa) sebagai eksekutor dalam kewirausahaan sosial yang
dikembangkan oleh pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan
Magelang, tentunya sangat berdampak secara langsung. Karena latar belakang
munculnya usaha-usaha tersebut bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan
yang kebanyakan di alami oleh masyarakat yaitu masalah kemiskinan.
Masyarakat tidak hanya menerima pasif bantuan atau hibah dari program ini.
Karena harus diikuti juga dengan ikhtiyar lahir batin. Iktiyar lahir yaitu dengan
usaha pertanian, peternakan, perikanan dan modal dibantu oleh pondok
pesantren. Adapun ikhtiyar batin yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
rutin yang diadakan oleh pondok pesantren yang sifatnya mingguan, lapanan
dan tahunan.
34
Masyarakat yang mengambil manfaat dengan adanya kewirausahaan
sosial ini yang tadinya selalu mengeluh dan sulit untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari atau mengikuti kegiatan di pondok pesantren karena alasan
transportasi, maka semenjak adanya program ini keluhan-keluhan ini sudah
tidak ada lagi, karena usaha yang dijalankan ini berjalan dengan baik dan
masyarakat dapat memperoleh keuntungan yang banyak dari usaha-usaha yang
dijalankan dengan tanpa meninggalkan kegiatan-kegiatan rutin yang selama ini
diikuti di pondok pesantren Darussalam Watucongol.
Konsekuensi dari pengembangan kewirausahaan sosial ini maka pondok
pesantren harus memfasilitasi pelatihan kewirausahaan agar masyarakat
penerima manfaat dari program ini mampu melaksankan usaha dengan baik
dan memperoleh keuntungan. Pengembangan kewirausahaan sosial ini
berdampak pada kemandirian kejujuran, keikhlasan, keberkahan bagi
masyarakat, maka lembaga pondok pesantren ini berhasil dalam pengabdian
kepada masyarakat.
C. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial
Kepada Pondok Pesantren
Berdasarkan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sacara prinsip,
pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan Magelang,memiliki
kemampuan untuk mengembangkan semangat entrepreneurship berdasar nilai-
nilai keagamaan dan kepesantrenan seperti: kemandirian,kejujuran, keikhlasan,
kebersamaan dan keberkahan. Artinya bisa melakukan kegiatan ekonomi tanpa
mengganggu kegiatan pokoknya, yakni memberikan pendidikan agama kepada
35
para santrinya. Dalam hal ini pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol
Muntilan Magelang, berhasil mengembangkan pertanian hortikultura,
perikanan dan peternakan. Sesuatu hal penting dari usaha-usaha tersebut adalah
pesantren mampu memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan
entrepreneurship kepada santrinya. Jiwa usaha yang ditanamkan oleh
pesantren bukan menempatkan keuntungan dan kapital sebagai tujuan akhir
dari usahanya, melainkan tujuan akhirnya adalah bentuk pengabdian kepada
masyarakat. Sebab pesantren ada, hadir, dan eksis bersama masyarakat.36
D. Dampak Transformasi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Sosial
Kepada Kyai
Gerakan sosial yang dilakukan oleh KH. Agus Nurul Hidayat Ahmad
Abdul Haq pengasuh pondok pesantren Darussalam Putri Watucongol
Muntilan Magelang, peneliti meminjam istilah dari Anne Jennings bahwa kyai
mampu mengembangkan masyarakat sebagai bentuk core bussines of
pesantren dan spirit of entrepreneurship sekaligus menjadi fenomena baru
sehingga terjadi pergeseran paradigma (shifting paradigm) kyai dari nalar
thinkable (nalar teks-teks keagamaan) pada nalar unthinkable (persoalan sosial
kemanusiaan). Hal ini menjadi diskursus baru mengenai integrasi pesantren
dan masyarakat.37 Pengembangan masyarakat dan rekayasa sosial pesantren,
khususnya pesantren Darussalam Watucongol telah memperluas peran
36Abu Choir, Manajemen Entrepreneurship Berbasis Pesantren, …,80.37Anne Jennings, Community Development Supporting Sustainability Education,
Dunedin: University of Otago,2008,26.
36
fungsional pesantren itu sendiri. Dalam posisi kuturalnya sebagai sub kutur.38
Dengan ide mengembangkan kewirausahaan sosial KH.Agus Nurul Hidayat
melakukan gerakan sosial/social movements yang pada gilirannya mendorong
terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan riil masyarakat seketarnya.39
38Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi: esai-esai Pesantren,ctk.III, Yogyakarta:LKiS, 2010,9-10.
39 Piort Sztompka, The Socialogy of Social Change, Oxford: BlackwellPublishers,1999,235.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan fokus penelitian,paparan data dan temuan penelitian serta
pembahasan-pembahasan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
transformasi sistem pendidikan pondok pesantren Darussalam Putri
Watucongol dalam mengembangan kewirausahaan sosial, yang diawali dari
proses transformasi yang sangat sederhana, Karena transformasi yang
dilakukan bukanlah merombak semua sistem pendidikannya akan tetapi
perubahan yang dilakukan adalah dalam membekali santri dibidang
kewirausahaan. Hal ini juga dilakukan karena problem kemiskinan masyarakat
dan sebagian besar keluarga santri. Santri terjun langsung untuk
mengimplementasikan ajaran Islam dalam hal ini adalah fiqih sosial yang
didalamnya terdapat ajaran tentang kewirausahaan.
Dalam mengembangkan kewirausahaan sosial, pondok pesantren
Darussalam Putri Watucongol selalu memperhatikan nilai-nilai khas
pesantren, yaitu: kemandirian, keikhlasan, kejujuran, kesederhanaan, disiplin,
tanggung jawab serta keberkahan. Sehingga dampak dari pengembangan
kewirausahaan sosial di pondok pesantren ini sangat signifikan bagi
penyelesaian masalah-masalah sosial utamanya adalah ekonomi dan
kemiskinan. Adapun dampak yang diakibatkan dari pengembangan
kewirausahaan sosial ini tidak hanya kepada santri, tetapi juga kepada alumni
masyarakat serta pondok pesantren itu sendiri.
38
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah diperoleh
dan didiskusikan dalam pembahasan maka peneliti menyarankan kepada:
1. Kementerian Agama RI
Perlu ada pemetaan dan dampingan dari Kementerian Agama kepada
pondok pesantren yang sedang dan telah melakukan transformasi dalam
sistem pendidikan atau yang lain sehingga pondok pesantren ini tidak
hanya dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang mempelajarai ilmu-
ilmu agama tetapi juga sebagai lembaga pemberdayaan dan mampu
menggerakkan masyarakat dalam pemecahan masalah yang timbul di
masyarakat sekitar sehingga pesantren mampu memperluas peran dan
fungsinya.
2. Pemerintah Daerah
Program kewirausahaan sosial yang dikembangkan di ponpes Darussalam
Putri ini ternyata secara kalkulatif dapat membantu pemerintah daerah
dalam mengurangi angka kemiskinan di kabupaten Magelang, terbukti
dari sirkulasi hibah yang diberikan kepada masyarakat dari pembibitan
ikan. Maka pemerintah daerah dapat memberdayakan pesantren-pesantren
lain yang ada di kabupaten Magelang untuk dapat menerapakan model
yang sama dengan support pemda. Sehingga secara otomatis program
pemerintah daerah dalam mengurangi pengangguran dan mengurangi
angka kemiskinan di kabupaten Magelang dapat terwujud.
39
3. Pengasuh Pondok Pesantren
Perlu lebih intensif dalam memberikan motivasi dan visi kewirausahaan
kepada santri, alumni, masyarakat serta pengelola-pengelola unit usaha
melalui berbagai jalur informasi atau kegiatan, supaya budaya
entrepreneurship ini dapat dikembangkan. Dilain sisi pengasuh pondok
pesantren juga harus dapat mempertahankan nilai-nilai kekhasan
pesantren supaya santri, alumni dan masyarakat dalam berwirausaha tidak
hanya mengedepankan keuntungan saja (profit oriented) tetapi juga harus
mengedepankan kepentingan sosial (social oriented).
4. Pengelola Unit Usaha
Peguatan manajemen dalam mengembangkan kewirausahaan sosial
menjadi syarat utama untuk mencapai visi social entrepreneurship. Agar
tidak ada pergeseran nilai-nilai baik yang selama ini ditanamkan oleh
pondok pesantren.
5. Santri
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah diberlakukan itu artinya
kompetisi lintas negara menjadi tantangan. Maka untuk santri dalam
menghadapi tantangan global ini mau tidak mau harus tekun dalam
belajar, juga serius dalam mencari pengalaman entrepreneurship
sehingga setelah lulus tidak bingung untuk mencari pekerjaan tetapi
mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
40
6. Pesantren lain
Transformasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam
mengembangkan kewirausahaan sosial ini dapat dijadikan sebagai model
dalam mengembangkan kewirausahaan yang telah dilakukan oleh
sebagian pondok pesantren, karena pesantren juga dituntut untuk
memperluas peran dan fungsinya kepada masyarakat sekitar dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan sosial (problem solver). Penelitian ini
dapat dijadikan inspirasi untuk mengembangkan kewirausahaan tersebut.
7. Peneliti lain
a. Agar dilakukan penelitian lanjut yang mampu mengungkap lebih
dalam tentang pengembangan kewirausahaan sosial.
b. Agar dilakukan tindak lanjut dengan melakukan studi yang sama di
lokasi yang berbeda. Terutama kemungkinan kewirausahaan sosial
juga bisa dikembangkan di pondok-pondok pesantren modern.
41
DAFTAR PUSTAKA
Abawihda, Ridwan. “Kurikulum Pesantren dan Tantangan Perubahan Global”dalam Dinamika Pesantren dan Madrasah. Ismail SM. Nurul Huda. AbdulKhaliq (Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002.
Abdullah, Amin. Falsafah Kalam di Era Postmodernisme. Yogyakarta: PustakaPelajar. 1995.
Ali, A. Mukti. Persoalan Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali Press. 1987.
Anwar, Muhammad. Modernisasi Pesantren: Pergeseran Tradisi dan PudarnyaKyai. Hunafa Jurnal Studia Islamika. Vol.10 No.1. ( 2013) hal.34.
Azra, Azyumardi. “Pesantren: Kontinuitas dan Perubahan” dalam pengantarbuku Madjid, Nurcholish. Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan.Jakarta: Paramadina. 1997.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju MilleniumBaru. Jakarta: Logos. 1999.
A’la, Abd. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2006.
Arifin, M. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta: Biona Aksara.1995
Bruinessen, Martin Van. Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan.1995.
Choir, Abu. Manajemen Entrepreneurship Berbasis Pesantren DalamMengembangkan Sumber Pembiayan Pendidikan. Disertasi,UIN Malang:2016.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai.Jakarta: LP3ES. 1990.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES. 2001.
Echols, John M. dan Hasan Sadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.1992.
Effendi, Bakhtiar. “Nilai-nilai Kaum Santri”. dalam Raharjo M. Dawam.Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah. Jakarta: P3M. 1985.
42
Effendi, Djohan. “Pesantren dan Kampung Peradaban; Sebuah Pengantar” dalamIndra, Hasbi. Pesantren dan Transformasi Sosial. Jakarta: Penamadani2003.
Fatah, Rohadi Abdul. et al. Rekonstruksi Pesantren Masa Depan: DariTradisional, Modern, Hingga Post Modern. Jakarta: PT Listafariska Putra.2005.
Gunusay, Ali Aslan. Entrepreneurship from an Islamic Perspective, Journal ofBusisness Ethics. http://link.springer.com/article/10.1007/s10551-014-2223-7.
Haedari, Amin dkk. Masa Depan Pesantren, Dalam Tantangan Modernitas danTantangan Kompleksitas Global. Jakarta: IRD Press. 2005.
HS, Mastuki. Kebangkitan Kelas Menengah Santri: Dari Tradisional,Liberalisme, Posttradisionalisme Hingga Fundamentalisme. Tangerang-Selatan, Banten: Pustaka Dunia. 2010.
Jennings, Anne. Community Development Supporting Sustainability Education.Dunedin: University of Otago. 2008.
Lombard, Denys. Nusa Jawa: Silang Budaya, kajian Sejarah Terpadu. Bagian IIjaringan Asia. Jakarta: Gramedia. 2006.
Madjid, Nurcholish. Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:Paramadina. 1997.
Mas’ud, Abdurrahman. Kyai Tanpa Pesantren (Potret Kyai Kudus), Yogyakarta,Gama Media. 2014.
Masyhud, M. Sulthon. et al. Manajemen Pondok Pesantren. Ed. Mundzir Supartadan Amin Haedari. Jakarta: Diva Pustaka. 2004.
Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu kajian Tentang Unsurdan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS. 2010
Nurrochim, Zeni. Peran Da’i Dalam Meningkatkan Ekonomi Umat Tesis. PPsUIN Syarif Hidayatullah . Jakarta: 2004.
Pringgodigdo. Ensikplopedi Umum. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.1973.
Pless, Nicola M. Social Entrepreneurship in Theory and Practice An Introduction,Journal of Business Ethics. Volume 111. Issue 3. .2012.
Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Metodologi MenujuDemokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga. 2005.
43
Raharjo, Dawan. Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3S. 1985.
Rais. M. Amin. Cakrawala Islam: Antara cita dan Fakta. Bandung. Mizan, 1995.
Saifuddin, Fahmi D. “Pesantren dan Penguatan Basis Pedesaan”, dalam Ma’shum,Saifullah (Ed.). Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan PesantrenSaat Ini. Jakarta: Yayasan Islam al-Hamidiyah dan Yayasan SaifuddinZuhri. 1998.
Suhartini, A. Halim. Rr. dkk, Manajemen Pesantren. Yogyakarta: LKIS PelangiAksara. 2005.
Steenbrink, Karel A. Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalamKurun Modern. Jakarta: LP3ES. 1986.
Shihab, Alwi. Islam Inklusif. Bandung: Mizan. 2002.
Syukur, Fatah. Dinamika Pesantren dan Madrasah. Yogyakarta: Pustaka Pelajardan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 2002.
Said, Hasani Ahmad. Meneguhkan Kembali Tradisi Pesantren di Nusantara.ejournal.iainpurwokerto.ac.id.Vol. 9. IAIN Purwokerto: 2011
Siradj, Said Agil. Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan danTransformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah. 1999.
Soekanto, Soryono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.1997. cet. XXIII.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&I, Bandung: Ganesa.2006.
Supratikno, Hendrawan. et al, Advancest Strategic Management. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2003.
Susilo, L. Fauroni. Menggerakkan Ekonomi Syariah Dari Pesantren ,Yogyakarta: Forum Pengkajian Pondok Pesantren Yogyakarta (FP3Y).2007.
Sztompka, Piort. The Socialogy of Social Change. Oxford: BlackwellPublishers.1999.
.Tokarski, Christine K.Volkmann Kim Oliver. Social Entrepreneurship and Social
Business An Introduction and Discussion with Case Studies. SpringerGabler.
44
Vasakaria, Vasuda. A Study on Social Entrepreneurship and The Characteristicsof Social Entrepreneurship. The Icfaian Journal of management Research.Vol.VII. No.4. 2008.
Wahid, Abdurrahman. Menggerakkan Tradisi Pesantren. Yogyakarta: LKis.2001
Wahid, Abdurrahman. “Principles of Pesantren Education”, dalam ManfredOepen and Wolfang Karcher (Eds.). The Impact of Pesantren. Jakarta:P3M. 1988.
Yasmadi. Modernisasi Pesantren. Kritik Nurcholish Madjid Terhadap PendidikanIslam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press. 2002.
Zarkasyi, Abdullah Syukri. Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok ModernGontor Ponorogo: Timurti Press. 2005.
Zuhri, Saifudin. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia,Bandung : Al-Ma’arif Bandung . 1979.
Zubaidi. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren. Desertasi. ProgramPasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga . Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2007.
45
PEDOMAN WAWANCARA DAN PENGGALIAN INFORMASI
Informan meliputi
A. Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Putri Watucongol Muntilan1. Menggali informasi tentang sejarah pesantren?2. Menggali informasi tentang profile pesantren serta dinamikaperkembangan?3. Bagaimana latar belakang pesantren mengembangkan kewirausahaansosial?4. Bagaiman proses transformasi sistem pendidikan dalam
mengembangkan kewirausahaan sosial.?5. Bagaimana dampak dalam transformasi sistem pendidikan dalam
mengembangkan kewirausahaan sosial.?
B. Santri1. Apakah santri dilibatkan dalam kegiatan usaha-usaha yang dijalankanoleh pesantren?2. Koperasi dan perdagangan bagaimana pengelolaannya?
3. Apakah ada keuntungan dan dampak yang diterima oleh santri dariusaha-usaha yang dikelola oleh santri?
C. Pengelola usaha1. Apa saja jenis –jenis usaha yang dijalankan oleh pesantren?2. Berapa luas lahan untuk masing-masing usaha yang dijalankan?3. Bagaimana sistem menjalankan usaha yang berorientasi sosial?4. Bagaimana komitmen untuk social oriented?5. Berapakah omset pertahun dari semua hasil usaha (kalau bisa berjenisusaha) ?
D. Masyarakat1. Apakah masyarakat dilibatkan dalam kegiatan kewirausahaan yang
dijalankan oleh pesantren?2. Bagaimana bentuk keterlibatan masyarakat?3. Bagaimana bentuk support dari pesantren?4. Apakah masyarakat merasa terbantu dengan program/kegiatan usaha
yang dijalankan oleh pesantren ini?5. Apakah masyarakat mendapat keuntungan dari kewirausahaan sosial
yangdikembangkan oleh pesantren?
PEDOMAN OBSERVASI1. Mengamati kondisi fisik pesantren2. Mengamati kegiatan-kegiatan santri
46
3. Mengamati seluruh kegiatan usaha yang dijalankan oleh pesantren.4. Mengamati aktifitas masyarakat sekitar pesantren
PEDOMAN DOKUMENTASI1. Dokumentasi kegiatan-kegiatan usaha yang dikembangkan oleh
pesantren2. Dokumen-dokumen arsip atau tulisan yang sifatnya administratif.
47
Catatan Lapangan 1Metode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Senin, 20 Juni 2016Pukul : 18.30 – 20.00 WIBMedia/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Pertemuan yang pertama ini peneliti datang bersama ketua KMPI(Komunitas Masyarakat Pesantren Indonesia) bapak Kyai Muh. Aminsebagai informan peneliti bahwa Ponpes Darussalam Putri Watucongoltelah mengembangkan Kewirausahaan Sosial. Dalam pertemuan inipeneliti memperkenlkan diri, menyampaikan maksud tujuan silaturrahim.Dengan transkip percakapan sebagi berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Mohon maaf Kyai perkenalkan nama saya Muhammad
Agus Luqman, mahasiswa pasca sarjana iain salatigayang akan menyelesaikan tugas akhir (menyusun tesis).
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya terus apa yang bisa saya bantu?
Agus luqman Maaf kyai saya dapat info dari pak kyai Amin bahwapondok pesantren ini telah mengembangkankewirausahaan sosial, apakah benar begitu pak kyai?
Kyai AgusNurul Hidayat
Waduh Pak Amin ini bisa saja…..he..he…saya tidaktahu namanya mas yang jelas pesantren ini dengandibantu gada dewa melakukan usaha-usaha yangtujuannya adalah membantu masyarakat.
Agus luqman Apabila benar begitu, saya mohon ijin kyai untukmengadakan penelitian di pondok pesantren ini.
Kyai AgusNurul Hidayat
Silahkan mas, selagi ada yang bisa saya bantu maka sayabantu.
Agus luqman Iya kyai.,trus apa saja jenis usahanya ya kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Pertanian ada, perikanan ada, peternakan ada, koperasidan pabrik kue.
Agus luqman Apakah semuanya melibatkan masyarakat kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Tidak semua mas, contoh pabrik kue ini hanyamelibatkan satri putri saja mas..
Agus luqman Ow, begitu ya.Agus luqman Sejak kapan kyai pesantren ini mengembangkan
kewirausahaan sosial?Kyai AgusNurul Hidayat
Sejak tahun 2010 mas.
Agus luqman Apakah ada kendala-kendala dalam mengembangkan
48
kewirausahaan ini kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Tidak mas, sampai saat ini lancar-lancar saja, tidak adakendala yang berarti, malah beberapa kali pemprov jugaikut serta membantu dalam program ini
Agus luqman Maaf kyai karena ini merupakan pertemuan pertamamaksud dan tujuan saya silaturahim sudah sayasampaikan maka lain waktu saya pasti akan merepotkankyai untuk saya mintai informasi terkait denganpenelitian yang akan saya lakukan dipesantren ini,karena sudah dapat dipastikan bahwa pesantren inibenar-benar telah mengembangankan kewirausahaansosial,
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya mas tidak apa-apa, nanti selain saya mas agus bisaminta informasi ke Gada Dewa( Gabungan Pemudapenderek Watucongol) sebagai pelaksana sekaliguspengelola beberapa usaha yang kita jalankan.
Agus luqman Iya kyai, terima kasih sebelumnya karena telahdiperkenankan saya untuk meneliti di ponpes ini, dansaya mohon maaf apabila sewaktu-waktu merepotkankyai. Mohon doa restunya semoga saya dapatmenyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik.
49
Catatan Lapangan IIMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Senin, 2 Januari 2017Pukul : 09.30 – 10.00 WIBMedia/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Pertemuan yang kedua ini peneliti menggali informasi tentang sejarah danprofil pondok pesatren Darussalam Putri Watucongol, dan mohon izinuntuk menemui dan mewancarai beberapa santri serta pengelola usahayang dikembangkan pondok pesantren.Dengan transkip percakapan sebagi berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum wr.wb.
Mohon maaf Kyai masih ingat dengan saya (karenapertemuan pertama dengan kedua ini jaraknya sangatlama kira-kira 8 bulanan memungkinkan kyai AgusNurul Hidayat lupa, maka peneliti menanyakan kembalisupaya memudahkan dalam berkomunikasi).Saya yang sowan dengan pak Amin dulu pak kyai,…
Kyai AgusNurul Hidayat
Oya…yang mau neliti itu ya,..kok lama mas gak ditindaklanjuti?
Agus luqman Iya kyai, maaf setelah silaturahim yang pertama itukebetulan ada kerjaan yang harus diselesaikan jadi mautidak mau saya harus kerjaan dulu kyai, jadi mohon maafsamapi lama tidak ditindak lanjuti…
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya mas tidak apa-apa…Terus apa yang bisa saya bantu mas?
Agus luqman Iya kyai yang pertama data yang saya butuhkan terkaitsejarah dan porfil pesantren kyai…
Kyai AgusNurul Hidayat
untuk sejarah nanti seingat saya ya mas masalahnyapanjang kalu dijelaskan panjang lebar…untuk profil lainnanti mas Agus minta tolong sama kang Toyib supayadicarikan di secretariat.
Agus luqman Iya kyai.,..Untuk sejarah berdirinya ponpes ini bagaimana kyaimulai tahun kapan dan siapa pendirinya?
Kyai AgusNurul Hidayat
Pondok Pesantren Darussalam merupakan pesantrenyang tertua di Muntilan, Magelang, yang didirikan padamasa Pangeran Diponegoro oleh kakek Simbah Kyai H.Dalhar Nahrowi yakni Kyai Abdurrauf bin Raden BagusKemuning Hasan Tuqo. Pada waktu itu belum berbentukpondok pesantren yang formal atau berbentuk lembaga
50
pendidikan tetapi hanya sebatas majlis taklim danpengajian-pengajian rutin, karena tekanan penjajahbelanda pada waktu itu yang melarang berdirinyalembaga pendidikan selain lembaga pendidikan milikBelanda. KH. Dalhar Nahrowi (mbah Dalhar) adalahmursyid tarekat Sadziliyah dan menjadi suri teladan dimasyarakat sekitarnya.
Agus luqman Terus siap saja kyai penerus-penerus yang mengasuhpesantren ini
Kyai AgusNurul Hidayat
Pada masa asuhan kyai Abdurrahman bapak KH. Dalharpesantren ini sempat pindah ke Tempur, tetapi menjelangkyai Abdurrahman wafat pesantren ini dipindah kembalike Watucongol. Setelah kyai Abdurrahman berpulang,kepemimpinan pesantren beralih ke KH. Dalhar.Sepeninggal kyai Dalhar, pesantren pun dipimpin olehKH. Ahmad Abdul Haq (mbah Mad Watucongol). Padatahun 2010 KH. Ahmad Abdul Haq berpulang kemudiankepemimpinan pondok pesantren ini diasuh oleh tigaputra KH. Ahmad Abdul Haq. Salah satunya adalah KH.Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul haq yang khususmengasuh pesantren Darussalam putri
Agus luqman Ow, begitu ya.mohon maaf kyai untuk profil detailnyaberarti saya bertanya ke kang toyib ya?
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya mas..
Agus luqman Informasi lain saya harus menemui siapa ya kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Untuk masalah usaha saya serahkan sepenuhnya kepada“Gada Dewa”
Agus luqman ‘Gada Dewa” apa itu kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
“Gada Dewa” itu kepanjangannya Gabungan PemudaPenderek Watucongol”
Agus luqman Oww..begitu terus anggotanya itu alumni atau siapakyai?
Kyai AgusNurul Hidayat
Tidak, alumni malah ikut akhir-akhir ini, Gada dewa iniberanggotakan masyarakat umum yang berlatar belakangmacam-macam dan secara sukarela menjadi anggotagada dewa.
Agus luqman Terus kegiatan Gada Dewa ini apa kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Banyak mas ada kegiatan-kegiatan sosial, pengajian,istighosah dan kegiatan ekonomi bersama. Bahkan bisadikatakan seluruh usaha di pondok pesantren ini jugaatas kerja sama dari gada dewa.
Agus luqman Saya bisa ketemu dengan pengurus gada dewa kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Bisa…nanti biar diantar sama kang Toyib
51
Agus luqman Oya kyai, untuk yang melatar belakangi pesantren inimengembangkan kewirausahaan sosial apa ya?
Kyai AgusNurul Hidayat
Intinya bagaimana pondok pesantren itu dapat membantumasyarakat, karena masyarakat kebanyakanpermasalahannya itu ekonomi, jadi kami berusahabagaimana caranya pesantren ini mampu menyelesaikanmasalah-maslaah tersebut. Awalnya melalui diskusibeberapa orang pengurus Gada dewa untuk mencarisolusi itu kemudian munculah ide untuk melakukanbeberapa usaha yang memungkinkan dijalankan olehpesantren dan masyarakat mampu melaksanakan usaha-usaha tersebut..dan itu diawai pada tahun 2010 setelahmbah mad meninggal dan setelah terjadi erupsi gunungmerapi tahun 2010 itu.
Agus luqman Iya kyai…untuk jenis usahanya seperti yang sudhdisampaikan kemrin itu ya kyai?
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya mas..nanti mas bisa lihat-lihat dan observasi kelokasi langsung biar diantar kang Toyib
Agus luqman Iya kyai terima kasih, Sementara itu dulu kyai saya taklangsung menemui santri dan gada dewa tersebut..
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya tak panggilkan dulu kang toyibnya.
Agus luqman Terima kasih kyai.Kyai AgusNurul Hidayat
Sama-sama mas.
52
Catatan Lapangan IIIMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Rabu, 15 Februari 2017Pukul : 09.30 – 10.00 WIBMedia/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Pertemuan yang ketiga ini peneliti menggali informasi tentangimplementasi dan dampak dari kewirausahaan yang dikembangkan dipondok pesatren Darussalam Putri Watucongol.Dengan transkip percakapan sebagi berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…
Mohon maaf Kyai saya silaturahim dan merepotkan lagikarena masih banyak informasi yang perlu saya gali dipondok pesantren ini.
Kyai AgusNurul Hidayat
Wa’alaikum salam, wr.wb.Iya tidak apa-apa mas, santai aja. Kira-kira informasi apaya yang bisa saya bantu untuk mas?
Agus luqman Iya kyai, terkait dengan implementasi atau pelaksanaankewirausahaan sosial ini bagaimama ya?
Kyai AgusNurul Hidayat
Jadi begini mas, sebetulnya pelaksana usaha-usaha iniadalah mereka yang sejak awal siap untuk mengelola,jadikami tidak susah untuk mencari orang atau dalampengelolaan ini.
Agus luqman Terus sistem pengelolaannya bagiamana kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Ada 2 sistem mas dalam pengelolaan usaha-usaha ini.Yang pertama: usaha yang dikelola secara total olehmasyarakat dalam hal ini adalah Gada dewa. Baik ituterkait dengan perencanaan, pengelolaan/produksisampai distribusi/ pemasaran serta untuk yang diberikankepada masyarakat yang membutuhkan.contoh usahapembibitan ikan. Pesantren hanya memfasilitasikebutuhan material pokok.Yang kedua: usaha yang dikelola pesantren tetapipengelolanya itu santri atau masyarakat yang sistemnyabagi hasil. Contoh peternakan, dan pertanianTrus yang ketiga tidak ada sistemnya..he..he..
Agus luqman Maksudnya kyai..?Kyai AgusNurul Hidayat
Maksudnya yang tidak ada sistem itu,.usaha yangmerupakan peningkatan life skill ketrampilan hidup yangdibekalkan kepada para santri,khususnya santri putri.Usaha ini adalah pembuatan kue atau roti-roti.
53
Agus luqman Trus hasil dari pembuatan roti dan kue-kue itu dijual ataudikonsumsi sendiri kyai?
Kyai AgusNurul Hidayat
Ya ada yang dikonsumsi, dan ada yang di jual..
Agus luqman Keuntungan dari penjualan itu kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Kita serahlan pada santri prinsip modal bisa kembalisantri ini mendapat pengalaman serta mendapat hasilwalaupun sedikit, sehingga usaha ini bisa jalan..
Agus luqman Dijual kemana kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Ya sekitar-sekitar sini saja mas..
Agus luqman Jadi belum produksi yang skala besar kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Belum mas..
Agus luqman Terus untuk usaha yang lain kyai seperti pembibitan ikanapakah juga keuntungannya untuk pondok pesantrencontoh untuk operasioanal.
Kyai AgusNurul Hidayat
Oh ..tidak mas. Semua pengeloaan sampai keuntungandikelola gada dewa.
Agus luqman Berarti pesantren tidak mengambil keuntungan itu untukoperasioanal
Kyai AgusNurul Hidayat
Tidak mas, Cuma dalam kegiatan-kegiatan yang skalabesar dan membutuhkan biaya yang banyak (contoh haulMuasis pondok) pesantren tidak mengeluarkan dana,semuanya sudah dicukupi oleh gada dewa melaluikeuntungan-keuntungan usaha yang dikelola.
Agus luqman Ow begitu..Kyai AgusNurul Hidayat
Iya mas…
Agus luqman Untuk koperasi didepan itu kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Ow itu hanya menjual kitab-kitab yang dibutuhkan santriserta kebutuhan-kebutuhan keseharian santri.
Agus luqman Apakah itu juga termasuk usaha yang dijalankanpesantren kyai?
Kyai AgusNurul Hidayat
Iya, tetapi itu hanya sifatnya fasilitas untuk santri mas,biar mudah mencari kitab dan tidak jauh-jauh keluaruntuk membeli kebutuhan pribadi. Dan itu kamiserahkan kepda pengurus pondok mas pengelolaannya.
Agus luqman Untuk yang pertanian bagaimana kyai?Kyai AgusNurul Hidayat
Seperti yang sudah saya sampaikan tadi untuk pertaniansistemnya bagi hasil, jadi tanah/sawah itu milikpesantren kemudian di keloala masyarakat kemudianbagi hasil dan hasil yang untuk pesantren digunakanuntuk mencukupi kebutuhan para santri..misal kebutuhanberas.
54
Agus luqman Mohon maaf kyai bisa saya nanti diperbolehkan kelilinguntuk observasi ke semua usaha yang dikembangkan dipesantren?Terima kasih kyai.
Kyai AgusNurul Hidayat
Boleh silahkan mas kami terbuka kok untuk ini..
Agus luqman Terima kasih kyai informasinya, sekalian ini saya pamituntuk observasi ke lapangan
Kyai AgusNurul Hidayat
Sama-sama mas, silahkan..
Agus luqman Assalamu’alaikumKyai AgusNurul Hidayat
Wa’alaikum salam
55
Catatan Lapangan IVMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Rabu, 15 Februari 2017Pukul : 09.30 – 10.00 WIBInforman : Thoyib (santri senior, pengurus sekaligus ustadz diponpes
DarussalamMedia/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi tentang keterlibatansantri/ustadz dalam kegiatan kewirausahaan yang dikembangkan dipondok pesatren Darussalam Putri Watucongol.Dengan transkip percakapan sebagi berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…
Mohon maaf mas mengganggu aktifitas massebentar,mau minta informasi terkait kegiatan ponpes.
Thoyib Wa’alaikum salam, wr.wb.Iya tidak apa-apa mas, santai aja. Kira-kira informasi apaya yang bisa saya bantu untuk mas?
Agus luqman Mas sudah lama nyantri di ponpes ini?Thoyib Lumayan mas sudah sekitar 14 tahun.Agus luqman Waow lumayan lama ya mas..?Thoyib Iya mas, ya pingin dapat berkah juga..Agus luqman Berkah mas?Thoyib Iya, karena saya punya keyakinan semakin lama saya
nyantri dan dapat membantu pondok pesantren makasaya yakin akan keberkahan itu..
Agus luqman Ow..begitu salut saya dengan mas..Thoyib Ah biasa saja mas,..Agus luqman Berarti mas tahu dong semua dengan kegiatan ponpes
baiktentang pendidikan dan kegiatan-kegiatan lain yangdikembangkan ponpes?
Thoyib Iya tahu mas, bahkan saya terlibat didalamnya..Agus luqman Terlibat dalam hal apa mas?Thoyib Ya semuanya.Agus luqman Masalah kegiatan pembelajaran atau kegiatan yang lain?Thoyib Semua mas.Agus luqman Berarti jengan juga paham terkait dengan kegiatan
kewirausahaan dan masalah Gada Dewa ?Thoyib Paham mas, masalah usaha-usaha yang dikembangkan di
56
ponpes ini ada banyak mas, ada peternakan, perikanan,pertanian, pembuatan kue, dan koperasi atauperdagangan.
Agus luqman Kalau tadi mas bilang terlibat dalam semua kegiatanapakah juga terlibat dalam semua kegiatan usahatersebut?
Thoyib Tidak mas, Cuma dalam kegiatan-kegiatan yangmemungkinkan kami bisa lakukan mas, Karena kita jugapunya kewajiban lain yang lebih penting, yaitu belajar.
Agus luqman Ow begitu..apa mas yang bisa dikerjakan atau dilakukansantri yang tidak mengganggu belajar?
Thoyib Kita bisa bantu di peternakan mas, ada bebek, sapi.Karena letak ternaknya juga tidak jauh dengan pondokpesantren.
Agus luqman Ada yang lain mas?Thoyib Kalau yang santri putri itu bisa buat kue atau roti mas.Agus luqman Trus kira-kira apa yang didapat oleh mas dan teman-
teman santri yang lain dari kegiatan-kegiatankewirausahan tersebut mas?
Thoyib Banyak mas..Agus luqman Apa saja mas?Thoyib Kita dapat pengalaman berwirausaha, terus kita dapat
ketrampilan sebagai bekal besok klu sudah tidakmondok, terus kita juga dapat keuntungan dari usaha-usaha tersebut.
Agus luqman Berarti sangat bemanfaat yam as kegiatan kewirausahaanyang dikembangkan di ponpes ini.
Thoyib Sangat bemanfaat mas.Agus luqman Mas tahu tentag Gada Dewa?
Thoyib Tahu mas.Agus luqman Bisa bantu saya untuk diantar ke salah satu pengurusnya
mas?Thoyib Sangat bisa mas..he..he…santai saja nanti kita antar.Agus luqman Terima kasih mas atas informasinyaThoyib Sama-sama mas, mari saya antar ke pak Tri
57
Catatan Lapangan VMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Rabu, 15 Februari 2017Pukul : 12.30 – 14.00 WIBInforman : Triyono (pengurus Gada Dewa dan pengelolapembibitan Ikan)Media/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi tentang sistem danstrategi kewirausahaan yang dikembangkan di pondok pesantrenDarussalam Putri Watucongol khusus masalah pembibitan ikan.Dengan transkip percakapan sebagai berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…Triyono Wa’alaikum salam, wr.wb.Agus luqman Mohon maaf pak Tri mengganggu aktifitas pak Tri
sebentar,mau minta informasi terkait kegiatankewirausahaan ponpes.
Triyono Iya tidak apa-apa mas, santai aja.Agus luqman Sebelumnya perkenalkan nama saya Agus Luqman
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Salatiga yang sekarangsedang menyelesaikan tuga akhir dan penelitian diPonpes Darussalam Watucongol.
Triyono Iya mas, rumah mas manaAgus luqman Saya dari kecamatan Klego Boyolali pak.Triyono Ow dekat pk kyai Mukri dong? (pak kyai Mukri ini
adalah pengasuh Ponpes Umul Qurok Klego yangmerupakan salah satu mitra dari kewirausahaan yangdikembangkan di ponpes Watucongol)
Agus luqman Dekat pak.Triyono Kira-kira informasi apa ya yang bisa saya bantu untuk
mas?Agus luqman Gini pak terkait dengan kewirausahaan yang
dikembangan di ponpes Darussalam, tadi saya sudahsowan ke gus Nurul dan sudah banyak informasi terkaitponpes dan kegiatan-kegiatan usaha, oleh gus Nurul sayadisuruh menemui pak Tri untuk memperoleh secaradetail informasi tekait dengan beberapa usaha tersebut,karena pak tri merupakan pengelola usaha tersebut.
Triyono Ow begitu, trus yng belum dijelaskan tadi apa mas?Agus luqman Terakait proses, sistem, strategi dan pengelolaannya pak.
58
Untuk kewirausahaan sosial ini sudah dimulai sejakkapan ya pak Tri ?
Triyono Secara menyeluruh itu di mulai pada tahun 2013,walaupun tahun – tahun sebelumnya juga sudah dirintisusaha-usaha tetapi masih lingkupnya internal. Pada tahun2013 itu sudah melibatkan ekstrenal, masyarakat luaskita bikin usaha-usaha mulai dari perikanan denganspesifikasi pembenihan untuk ikannila dan lelesangkuring. Dan nila ini juga bermutu tinggi yaitu dariVietnam dan kalifornia.
Agus luqman Terus ini nanti konsumennya khusus, tidaak ke pasarumum?
Triyono Tidak mas, karena untuk menjaga kualitas. Jadi kitabikin pasar sendiri ya disini ini, nanti para konsumenyang datang ke lokasi ini.
Agus luqman Terus apakah ada komitmen sosialnya dari usaha inipak?
Triyono Adam as, kita punya sistem Profit Oriented dan Socialoriented .Dari poerikanan ini kit abisa mengeluarkan sejak tahun2013 untuk konsumen pondok pesantren di seluruh jawatengah, antar lain: Boyolali, Sragen, Jepara,Wonosobo,Purworejo, kab. Semarang dll.
Agus luqman Terus bagaimana tekhnisnya pak?Triyono Kita survey dulu lokasinya, kemudian tingkat
aklimatisasinya, kemudian kapasitasnya baru kitadistribusikan.
Agus luqman Cuma-Cuma itu pak?tidak ada biaya ganti ongkostransportasinya..
Triyono Cuma-Cuma mas…bahkan operasional nya kita semuayang nanggung.
Agus luqman Trus untuk pemasaran kalau sudah besar itu gimana pakTri?
Triyono Bebas, mereka diberikan kebebasan untuk menjualsendiri hasil dari panen ikan tersebut. kita tidak adaikatan apapun. Dan itu sudah berali-kali.
Agus luqman Trus presentasi dari usaha ini untuk yang di profitkanberapa persen dan untuk sosialnya berapa persen pak?
Triyono 50 % profit 50 % sosialAgus luqman Dalam pemberian benih ini apakah begitu saja dikasih
atau bagaimana pak Tri?Triyono Ya itu tadi sebelum saya kasih benih saya survey dulu
bagaimana suhu udaranya, jenis airnya, kemudianlokasinya. Tidak hanya itu kita juga memberikanpenyuluhan cara pembesaran ikan yang baik sehinggatingkat kerugiannya sangat minim. Walaupun secara
59
serampangan bisa, kita kasih mintanya berapa kita kasih,tapi nanti hasilnya akan beda jauh dengan menggunakancara yang baik.
Agus luqman Jadi produksi ikannya hanya dua jenis ini ya Lele danNila ya pak?
Triyono Iya mas.Agus luqman Untuk usaha lain selain pembenihan ikan pak, apa saja?Triyono Ada, ternak sapi sebelah makam mbah mad, peternakan
bebek. Sama seperti yang disini, disana juga profitoriented dan social oriented,…trus Hortikulrura..
Agus luqman Apa saja pak horti yang dikembangkan pak?
Triyono Cabe, melon sama semangka jadi satu tempat..Agus luqman Berarti tumpang sari ya pak?Triyono Iya sistem tumpang sari.Agus luqman Dimana itu lokasinya pak?Triyono Nanti biar mas Thoyib mengantar kelokasinya..oya
disana juga ada papaya kalifornia dan thailand juga.Agus luqman Untuk lokasi pembenihan disini berapa pak luasnya?Triyono 35.000 m mas atau 3,5haAgus luqman Waoow luas nggih..Triyono Ini tanahnya sewa atau bagai mana pak?Agus luqman Gak ini tanahnya milik pondok semua.Triyono Terus yang mengolala dan tenaga bagaimana pakAgus luqman 80% tenaganya adalah masyarakat dan semua mendapat
gaji.Triyono Ada juga yang dijalankan di masing-masing daerah oleh
gada dewa.Agus luqman Ada berapa komunitas pak?Triyono 31 komunitas mas.Agus luqman Berarti disetiap kecamatan ada ya pak?Triyono Semuanya ada bahkan ada beberapa kecamatan itu ada 2
komunitas.Agus luqman Semua komunitas itu menjalankan usaha seperti ini ya
pak?Triyono Iya masing-maisng korda itu menjalankan usaha
pembesaran ikan, ternak, dan pertanian. Semua kitafasilitasi diantaranya benih ikan gratis silahkan besarkan,pelihara dan jual sendiri dan hasilnya dinikmati angggotaitu sendiri.kemudian kita juga sudah distribusi kambingetawa dan sapi sudah ratusan ke semua komunitas danbibit –bibit pertanian juga.
Agus luqman Apakah usaha-usaha pemberdayaan ini ada perhatiandari pemerintah daerah?
Triyono Kalau kabupaten tidak, tetapi kalu pemerintah provinsi
60
pernah ada, dengan membantu induk ikan, itik, sapi dankambing.
Agus luqman Untuk mengkoordinasikan Gada dewa itu bagaiman pak?Triyono Ya kita buat forum-forum rutin yang sifatnya mingguan,
lapanan dan tahunan.Agus luqman Kegiatannya apa saja pak?Triyono Ya diawali istighosah, tausiyah kemudian sharing terkait
dengan perkembangan usaha masing-masing.Agus luqman Apakah dari usaha ini ada dampak yang dapat dirasakan
oleh masyarakat atau anggota gada dewa itu sendiri pak?Triyono Alhamdulillah secara ekonomi sangat berdampak bagi
anggota gada dewa yang mayoritas anggotanya adalahdari kelas bawah yang secara ekonomi sangat minim,tetapi dengan adanya usaha ini sudah tidak ada keluahandari anggota terkait dengan ekonomi.Jadi usaha-usaha ini kita jalankan lahir batin.Lahirnya melalui usaha-usaha iniBatinnya melalui istighosah dan mujahadah.
Agus luqman Kemudian dampak untuk santri bagaimana pak?Triyono Setiap usaha yang dijalankan pasti melibatkan santri, jadi
selain dapat materi, santri juga mendapatkan skill dalamberwirausaha.
Agus luqman Prosesnya bagaimana pak kok usaha seperti ini bisabesar dan berdampak besar pula, tahapannya bagaimana?
Triyono Kalau tahapan sangat panjang mas prosesnya..yang jelasdakwah yang dijalnkan oleh gus nurul ini sangatmengena dengan metode pendekatan yang tepat sehinggapotensi-potensi yang bermacam-macam ini bisadimaksimalkan untuk merintis usaha sesuai dengan latarbelakang jamaah atau gada dewa.Jadi pembenahan ahklak anggota gada dewa dulukemudian pemberdayaan ekonomi.
Agus luqman Apakah sebelum gada dewa ini ada, ponpes belummengajarkan life skill kepada santri?
Triyono Belum mas, ..semuanya bermula ya setelah gada dewaini besar dan mampu menjalankan usaha-usaha.
Agus luqman Baik pak,sementara itu info yang saya butuhkan nantisewaktu-waktu saya repotkan lagi bisa ya pak..
Triyono He,,he,,,monggo kita sangat terbuka mas.Agus luqman Terima kasih pak tri atas bantuannya.Triyono Iya mas sama-samaAgus luqman Ini saya akan ke peternakan sapi dan bebek pak,Triyono Iya biar diantar mas thoyib mas.Agus luqman Inggih pak, matur suwun. Assalamu’alaikum..Triyono Wa’alaikum salam
61
Catatan Lapangan VIMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Rabu, 15 Februari 2017Pukul : 14.30 – 15.00 WIBInforman : Misbach (pengurus ponpes, santri dan pengelolakoperasi)
Media/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi tentang sistem danstrategi kewirausahaan yang dikembangkan di pondok pesantrenDarussalam Putri Watucongol khusus masalah pembibitan ikan.Dengan transkip percakapan sebagai berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…Misbach Wa’alaikum salam, wr.wb.Agus luqman Mohon maaf misbach mengganggu aktifitas mas misbach
sebentar,mau minta informasi terkait kegiatan kewirausahaanponpes.
Misbach Iya tidak apa-apa mas.Agus luqman Sebelumnya perkenalkan nama saya Agus Luqman Mahasiswa
Pascasarjana IAIN Salatiga yang sekarang sedang menyelesaikantuga akhir dan penelitian di Ponpes Darussalam Watucongol.Langsung saja ya mas
Misbach Iya , gimanaAgus luqman Mas misbach nyantri disini sudah mulaii tahun berapa mas?Misbach Kira-kira tahun 2007 mas.Agus luqman Sudah lama ya?Misbach Ya begitulah mas..Agus luqman Mas misbach ini yang diserahi untuk mengelola koperasi nggih?Misbach Iya mas muali 2 tahun lalu.Agus luqman Bagai mana perkembangannya masMisbach Ya lumayan, prinsip kebutuhan santri dapat tercukupi mas itu
menurut saya sudah bagus.Agus luqman Menyediakan apa saja mas koperasinya?Misbach Ya kitab-kitab yang diajarkan di ponpes ini mas, kemudian
kebutuhan santri, baju, kopyah dan perlengkapan ibadah lain.Agus luqman Untuk melaksankan ini apakah ada target keuntungan tertentu mas?Misbach Ah tidak ada..Agus luqman Berarti ini murni untuk memfasiitasi santri ya mas misbachMisbach Iya .
62
Agus luqman Terus pengelolannya itu masih dipegang ndalem atau bagaimanMisbach Untuk koperasi yang mengelola pengurus pondok mas. Jadi ini ya
usaha dari pengurus pondok.Agus luqman Terima kasih mas atas informasinyaMisbach Sama-sama mas.
63
Catatan Lapangan VIIMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Rabu, 15 Februari 2017Pukul : 15.30 – 16.00 WIBInforman : Badrudin (pengelola pertanian)
Media/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi tentang sistem danstrategi kewirausahaan yang dikembangkan di pondok pesantrenDarussalam Putri Watucongol khusus masalah pembibitan ikan.Dengan transkip percakapan sebagai berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…Badrudin Wa’alaikum salam, wr.wb.Agus luqman Mohon maaf pak Badrudin mengganggu aktifitas pak badrudin
sebentar,mau minta informasi terkait kegiatan kewirausahaanponpes.
Badrudin Iya tidak apa-apa mas.Agus luqman Sebelumnya perkenalkan nama saya Agus Luqman Mahasiswa
Pascasarjana IAIN Salatiga yang sekarang sedang menyelesaikantuga akhir dan penelitian di Ponpes Darussalam Watucongol.
Badrudin Iya masAgus luqman Langsung saja ya pakBadrudin Iya , gimanaAgus luqman Pak badrudin ini yang mengurusi sawah pondok nggih?Badrudin Iya mas, bersama teman-teman, kalau sendiri gak mampu mas.Agus luqman Berapa luas sawah ini pak?Badrudin Kira-kira 1ha mas.Agus luqman Ditanami apa saja pak sawah ini?Badrudin Macam-macam mas. kadang padi, kadang melon, cabe dan
semangka.Agus luqman Terus bagiman sistem bagi hasilnya dengan pondok pak?Badrudin Separuh mas.. jadi hasil panen separuh kembali ke pondok separuh
untuk yang mengelola.Agus luqman Hasilnya bagus pak?Badrudin Sangat bagus Karena tanah disini sangat subur, airnya gak pernah
telat dan enak pokoknya.Agus luqman Untuk modal dari mana pak?Badrudin Modal seluruhnya dari pondok pak, saya dan teman-teman hanya
merawat dan mengelola saja.
64
Agus luqman Pernah gagal panen pak?Badrudin Pernah sekaliAgus luqman Terus bagaimana kalau gagal panen?Badrudin Biasanya kalu gagal panen kita dapat kompensasi dari pondok mas
jadi tidak ikut mennaggung rugi atas gagal panen itu.Agus luqman Saya dapat informasi dari pak tri bahwa sistem pertaniannya dengan
sistem tumpang sari pak, dengan budidaya melon, cabe dansemangka, apakah benar itu?
Badrudin Iya mas benar tapi itu setahun sekali saja mas..dan kali ini pas tanampadi
Agus luqman Hasilnya lebih bagus yang hortikultura atau tanaman padi pak?Badrudin Klu boleh pilih ya yang hortikultura hasilnya lebih banyak.tetapi
pondo juga butuh beras jadi harus gantian masAgus luqman Ow begitu pak, sementara itu dulu ya pak, lain kali mungkin
merepotkan bapak lagiBadrudin Tidak apa-apa masAgus luqman Assalamu’alaikumBadrudin Wa’alaikum salam
65
Catatan Lapangan VIIIMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Rabu, 15 Februari 2017Pukul : 15.30 – 16.00 WIBInforman : Muslih (pengelola peternakan)
Media/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi tentang sistem danstrategi kewirausahaan yang dikembangkan di pondok pesantrenDarussalam Putri Watucongol khusus masalah pembibitan ikan.Dengan transkip percakapan sebagai berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…Muslih Wa’alaikum salam, wr.wb.Agus luqman Mohon maaf pak Muslih mengganggu aktifitas pak Muslih
sebentar,mau minta informasi terkait kegiatan kewirausahaanponpes.
Muslih Iya tidak apa-apa mas.Agus luqman Sebelumnya perkenalkan nama saya Agus Luqman Mahasiswa
Pascasarjana IAIN Salatiga yang sekarang sedang menyelesaikantuga akhir dan penelitian di Ponpes Darussalam Watucongol.
Muslih Iya masAgus luqman Langsung saja ya pakMuslih Iya , gimanaAgus luqman Pak Muslih ini yang mengurusi peternakan pondok nggih?Muslih Iya masAgus luqman Apa saja yang diternak disini pak?Muslih Sapi dan bebek masAgus luqman Banyak pak sapinya?Muslih Nggak mas Cuma 4 ekorAgus luqman Bebeknya banyak pak?Muslih Kira-kira Cuma 300 ekor masAgus luqman Untuk sapi jenisnya sapi apa pak?Muslih Sapi lemosin mas..Agus luqman Tidak nernak sapi lokal ya pakMuslih Tidak mas, hasilnya tidak sepadan dengan tenaganya mas karo sapi
lokal, jadi kau sapi lokal itu perkembangannya sangat lama. Tidakseperti sapi lemosin yang perkembanganny asangat cepat.
Agus luqman Berapa bulan pak untuk pemeliharaan /penggembukannya?Muslih Rata-rata 3-4 bulan mas.
66
Agus luqman Sistemnya gimama pak, gaduh atau Cuma tenaga cari rumput?Muslih Sistemnya gaduh mas, jadi keuntungannya separoh-separoh.Agus luqman Kira-kira dalam satu penjualan sapi bapak dapat bagain berapa pak?Muslih Rata-rata 1.5 sampai 2 juta an mas.Agus luqman Wah lumayan ya pak.Muslih Ya lumaynlah mas.Agus luqman Kalau yang bebek bagaimana pak?Muslih Bebek kebanyakan yang memlihara para santri mas, saya Cuma
mengawasi saja, karena kandangnya yang berdekatan jadi mudahuntuk mengawasinya.
Agus luqman Ow begitu, ya sudah kalau begitu terima kasih pak informasiya,silahkan dilanjut aktifitasnya. Assalamu’alaikum
Muslih Wa’alaikum salam
67
Catatan Lapangan IXMetode pengumpulan data : Wawancara
Hari tanggal : Jumat, 24 Februari 2017Pukul : 15.30 – 16.00 WIBInforman : Triyono (pengurus Gada Dewa dan pengelolapembibitan Ikan)
Media/alat yang digunakan alat rekam dan buku catatan kecilDeskripsi data :Dalam wawancara ini peneliti menggali informasi tentang sistem danstrategi kewirausahaan yang dikembangkan di pondok pesantrenDarussalam Putri Watucongol khusus masalah pembibitan ikan.Dengan transkip percakapan sebagai berikut:(bahasa yang digunakan dalam percakapan asli adalah menggunakanbahasa Jawa)Agus luqman Assalamu’alaikum,…Triyono Wa’alaikum salam, wr.wb.Agus luqman Mohon maaf pak Tri mengganggu aktifitas pak Tri
kemarin ada yang kelupaan belum Tanya sama pak triTriyono Iya tidak apa-apa mas, apa mas yang belum?Agus luqman Itu terkait harga bibit ikan pak?setelah saya ketik di
rumah kok kelihatany ada yang kurang dan itumerupakan data pokok..
Triyono Iya mas,Agus luqman Kalau dijual perekor atau perliter pak?Triyono Tergantung permintaan mas.bisa ekoran bisa literan.Agus luqman Kalau ekoran berapa pak tri?Triyono Untuk ukuran 3-4 cm itu harganya 50,00
Untuk ukuran 4-6 cm itu harganya 90,00Untuk ukuran 5-7 cm itu harganya 140,00Untuk ukuran 7-9 cm itu harganya 180,00Untuk ukurn 9-12 cm itu harganya 225,00
Agus luqman Idealnya untuk bibit itu yang ukuran berapa pak?Triyono Ya ideal ya 9cm sampai 10 cm an mas.
Tetapi untuk panturanan biasanya minta yang ukuran 3-4cm dengan harga 50,00 dan biasanya minta ekoran tidakliteran.Kalau untuk magelangan biasanaya minta 7-9 cm denganharga 180,00 dan minta kiloan . hitungannya satu kilonya35.000.
Agus luqman Untuk omset setahunnya berapa pak?Triyono Waduh kalau untuk omset satahun sangat besar saya
68
hitungnya, perbulan aja ya.klau terhitung ekor 400.000ekor satu bulan.diambil randomnya tengah denganukuran 5-7 dengan harga 140-150
Agus Luqman Berarti 400.000 x 150 ekor ya pakJadinya 60.000.000..luar biasaJadi yang di sosialkan itu separohnya ya pak?
Triyono IyaAgus Luqman Berarti 30.000.000 perbulan untuk sosial.Triyono Ya kita tidak menghitung itu mas, yang jelas komitmen
ke sosial tidak bisa diganggu gugat, misal sudah adayang mau beli tetapi stock yang untuk komersial/profitini habis dan yang ada ini adalah stock untuk social makakita tidak akan mengambil yang jatah untuk socialtersebut. Dan tidak hanya itu yang social ini jug abisameminta bibit yang sesui dengan keinginannya.jadi kaluminta bibit yang bagus dengan ukuran yang agak besarjuga bisa.
Agus Luqman Jadi kalau dikalkulasi yang untuk social pebulan kalaudinominalkan 30.000.000x 12 bulan= 360.000.000 iniangka yang sangat luar biasa untuk sebuah gerakansocial dari sebuah pondok pesantren…seandainya inipemerintah dapat mengadopsi model ini maka secaraotomatis angka kemiskinan di kabupaten magelang akanberkurang setiap tahun.
Triyono Iya begitulah mas,Agus Luqman Baik pak tri saya kira ini info yang luar biasa dan terima
kasih telah memberikan informasi untuk penelitian ini..Triyono Iya mas sama-sama.
69
KOLAM PEMBENIHAN/INDUKAN IKAN
Wawancara dengan PakTriyono pengelolapembenihan ikan
KOLAM BIBIT IKAN SIAPDI HIBAHKAN
70
Ternak Sapi Lemoosin
Ternak Bebek
Lahan Pertanian
71
KOLAM PEMBENIHANIKAN
KOLAM PEMBENIHANIKAN
BENIH IKAN NILA SIAPJUAL
72
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Muhammad Agus Luqman
NIM : MI.14.006
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 14 September 1983
Email : [email protected]
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Formal
1. MI Islamiyah Karangpakel Klego Boyolali lulus tahun 19942. MTs N Andong Boyolali lulus tahun 19973. SMU N 1 Andong Boyolali lulus tahun 20004. STAIN Salatiga lulus tahun 2005
Pengalaman Organisasi
1. Ketua IPNU Kabupaten Boyolali2. Sekretaris PW IPNU Jawa Tengah3. Ketua HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga4. Ketua PMII Kota Salatiga5. Wakil Ketua PC. GP. ANSOR Boyolali6. Ketua Kelompok Kerja Kepala Ma’arif Se Kabupaten Boyolali7. Wakil sekeretaris IKA PMII Salatiga