TRAKOMA

36
TRAKOMA Putri Sarah FK Universitas Trisakti Pembimbing: dr. Irastri Anggraini, SpM

description

trakoma, trachoma, chlamydia trachomatis

Transcript of TRAKOMA

Page 1: TRAKOMA

TRAKOMA

Putri SarahFK Universitas Trisakti

Pembimbing: dr. Irastri Anggraini, SpM

Page 2: TRAKOMA

PENDAHULUAN

Trakoma adalah sebuah penyakit mata menular, dan penyebab utama kebutaan akibat infeksi di dunia.

Secara global, 84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang menjadi tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini.

dapat mengenai semua umur, terutama orang muda dan anak-anak.

dapat mengenai semua umur, terutama orang muda dan anak-anak.

infeksi trakoma berulang dapat mengakibatkan entropion yang merupakan bentuk kebutaan permanen

Page 3: TRAKOMA

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Page 4: TRAKOMA

DEFINISI

suatu bentuk dari konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Chlamydia trachomatis serotipe A, B, Ba, atau C.

Trakoma termasuk jenis infeksi mata yang berlangsung lama yang

menyebabkan inflamasi dan jaringan parut pada konjungtiva dan kelopak

mata, serta kebutaan

Page 5: TRAKOMA

ANATOMI KONJUNGTIVA

Konjungtiva merupakan membran halus yang melapisi kelopak mata dan melapisi permukaan

sklera yang terpajan dengan lingkungan luar

Konjungtiva bulbaris

Konjungtiva palpebralis

Konjungtiva forniks

Page 6: TRAKOMA
Page 7: TRAKOMA

HISTOLOGI KONJUNGTIVA

Lapisan epitel konjungtiva

Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superficial) dan satu lapisan fibrosa (profundus).

Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring),

Page 8: TRAKOMA
Page 9: TRAKOMA

EPIDEMIOLOGI

variasi higiene perorangan

standar kehidupan masyarakat

kondisi iklim tempat tinggal

usia saat terkena

frekuensi dan jenis infeksi mata bakterial yang sudah

ada.

Trakoma yang membutakan banyak di Afrika, beberapa di

daerah Asia, dan diantara suku aborigin di Australia.

Page 10: TRAKOMA

ETIOLOGI

Trakoma disebabkan oleh Chlamydia

trachomatis serotipe A, B, Ba, atau C.

Chlamydia ini termasuk bakteri gram

negatif

serotipe A-C menyebabkan

trakomaSerotipe D-K

menyebabkan konjungtivitis inklusi

Limfogranuloma venerum disebabkan oleh serotipe L1-L3.

Page 11: TRAKOMA

PATOFISIOLOGI

Infeksi menyebabkan terjadinya proses inflamasi

dominasi oleh infiltrat limfosit dan monocytic dengan sel plasma dan makrofag dalam folikel.

Folikel merupakan pusat germinal khas dengan pulau-pulau proliferasi sel-B yang dikelilingi oleh sebukan sel T.

Infeksi konjungtiva berulang peradangan berkepanjangan menyebabkan terbentuknya jaringan parut konjungtiva (Conjungtival scarring).

Jaringan parut diasosiasikan dengan atrofi epitel konjungtiva sel goblet, dan pergantian jaringan normal, longgar, stroma vaskular subepitel dengan jaringan ikat kolagen tipe IV dan tipe V.

Page 12: TRAKOMA
Page 13: TRAKOMA

Tanda dan Gejala Klinis

konjungtivitis folikular kronik

Masa inkubasi trakoma rata-rata 7 hari, tapi bervariasi dari 5 sampai 14 hari.

Pada bayi atau anak-anak timbul diam-diam dan penyakit itu dapat sembuh dengan sedikit

atau tanpa komplikasi

Pada orang dewasa timbulnya sering akut atau subakut, dan komplikasi cepat

berkembang

Page 14: TRAKOMA

Tanda dan Gejala Klinis

mata berair fotofobia, nyeri eksudasi, edema palpebra

kemosis konjungtiva

bulbarishiperemia hipertrofi papilar folikel tarsal dan

limbal

keratitis superior pembentukan pannus

sebuah nodus preaurikular kecil yang nyeri tekan

Page 15: TRAKOMA

Yang penting untuk mendirikan diagnosa trakoma adalah pemeriksaan:

Konjungtiva palpebra superior,

dimana terlihat prefolikel dan

sikatrik

Konjungtiva forniks superior, dapat

terlihat folikel dan sikatrik

Kornea 1/3 bagian atas, dimana

terlihat infiltrat, neovaskularisasi,

folikel, herbet’s pits

Page 16: TRAKOMA

Prefolikel (PF) bercak bulat, kecil menonjol, jernih, di konjungtiva tarsalis superior merupakan kumpulan limfosit dan sel plasma yang letaknya subepitel

Folikel (F) -> tonjolan yang jernih, lebih besar dari prefolikel, kadang ada pembuluh darah di atasnyakumpulan sel limfosit dan sel plasma + nekrose subepitel. Folikel terdapat di konjuntiva forniks atau di 1/3 atas limbus kornea

folikel ini diresorpsi, maka timbul bekas pada tempat ini yang disebut Herbert Periferal Pits.

Page 17: TRAKOMA

FOLIKEL TRAKOMA

Page 18: TRAKOMA

Folikel Trakoma Folikel Non Trakoma

- mudah pecah- kalau pecah timbul sikatrik- terutama di dapat di konjungtiva forniks superior- sama besar seperti butiran sagu

- tak mudah pecah- tak menimbulkan sikatrik- terutama di konjungtiva fornik inferior- tidak sama besar

Herbert’s Pit

Page 19: TRAKOMA

Sikatrik, berasal dari folikel atau prefolikel. Tampak sebagai garis-garis yang sejajar dengan margo palpebra, yang disebut garis artle

Panus aktif: terdiri dari infiltrat dan neovaskularisasi

Panus non aktif: hanya terdiri dari neovaskularisasi saja

Sikatrik, berasal dari folikel atau prefolikel. Tampak sebagai garis-garis yang sejajar dengan margo palpebra, yang disebut garis artle

Papil, bukan tanda khas dari trakoma. Di tengah-tengahnya terdapat bintik merah, oleh karena adanya neovaskularisasi di bawahnya.

Di antaranya terdapat kripta, pada tempat mana berkumpul sisa-sisa metabolisme dari sel epitel

Page 20: TRAKOMA

PAPIL

Page 21: TRAKOMA

SIKATRIKS

Page 22: TRAKOMA

PANUS

Page 23: TRAKOMA

KLASIFIKASIMc Callan

Stadium Nama Gejala

Stadium I Trakoma insipien Folikel imatur, hipertrofi papilar minimal

Stadium II Trakoma Folikel matur pada dataran tarsal atas

Stadium II A Dengan Hipertrofi folikular yang menonjol

Keratitis, folikel limbal

Stadium II B Dengan hipertrofi papilar yang menonjol

Aktivitas kuat dengan folikel matur tertimbun di bawah hipertropi papilar yang hebat

Stadium III Trakoma memarut (sikatriks) Parut pada konjungtiva tarsal atas, permulaan trikiasis, entropion

Stadium IV Trakoma sembuh Tak aktif, tak ada hipertropi papilar atau folikular, parut dalam bermacam derajat variasi

Page 24: TRAKOMA

Trakoma Inflamasi-Folikuler (TF) : lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal

Trakoma Inflamasi – Intense (TI) : infiltrasi difus dan hipertrofi papilar konjungtiva tarsal superior yang sekurang-kurangnya menutupi 50% pembuluh profunda normal

Trakoma Sikatriks (TS) : parut konjungtiva trakoma

Trakoma Trikiasis (TT) : Trikiasis atau entropion (bulu mata terbalik ke dalam)

Kekeruhan kornea (CO) : kekeruhan kornea

KLASIFIKASIWHO

Page 25: TRAKOMA
Page 26: TRAKOMA

Temuan Laboratorium

ditemukan Inklusi klamidia (inklusi Halber-staedter Prowazeki) tampak sebagai massa sitoplasma biru atau ungu gelap yang sangat halus, yang menutupi inti sel epitel. Dengan pewarnaan Giemsa

Kerokan konjungtiva menghasilkan

badan inklusi dan badan elementer dengan pewarnaan Giemsa

Biakan kerokan

konjungtiva Tes fiksasi komplemen

Tes mikro-imunofluoresen

Tes serologik

Page 27: TRAKOMA

Diagnosis

• Terdapat 2 dari 4 gejala yang khas, sebagai berikut:• Adanya prefolikel konjungtiva tarsalis superior• Folikel di konjungtiva forniks superior dan limbus kornea 1/3 bagian atas• Panus aktif di 1/3 atas limbus kornea• Sikatrik berupa garis-garis atau bintang di konjungtiva palpebra/forniks superior, Herbert’s

peripheral pits di limbus kornea 1/3 bagian atas

Gejala klinis

Kerokan konjungtiva

Biakan kerokan konjungtiva

Tes serologik

Page 28: TRAKOMA

Diagnosis banding

TRAKOMA

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS

KONJUNGTIVITIS VERNAL

Page 29: TRAKOMA

Penatalaksanaan

Kunci untuk pengobatan trakoma dikenal dengan strategi SAFE

yang dikembangkan oleh WHO

("S") Surgical care

("A") Antibiotic

("F") Facial cleanliness

("E") Environmental improvement

Page 30: TRAKOMA

Tindakan pembedahan

untuk memperbaiki entropion dan/atau

trikiasis sangat penting

memiliki resiko tinggi terhadap

terjadinya gangguan penglihatan dan

kebutaan (Trachomatous visual

impairment and blindness)

Page 31: TRAKOMA

Terapi antibiotik

WHO 2 antibiotik untuk kontrol trachoma:

azitromisin dan tetrasiklin

Dosis azitromisin: dewasa 1 gram per oral sehari, anak-anak 20mg/kgBB per oral

sehari

Selain azitromisin dan tetrasiklin dapat digunakan

juga doxycycline dan erythromycin.

Perbaikan klinis dapat dicapai dengan Tetracycline, 1-1,5 g/hari per oral dalam empat dosis

terbagi dalam 3-4 mingguDoxycycline, 100 mg per oral dua kali sehari selama 3

minggu Erythromycin, 1 g/ hari per oral dibagi dalam empat

dosis selama 3-4 minggu.

Salep atau tetes topikal, termasuk pereparat

sulfonamide, tetracycline, erythromycin, dan rifampin, empat kali sehari selama 6 minggu, sama efektifnya.

Page 32: TRAKOMA

Kebersihan

wajah

Pada studi epidemiologi dan

uji coba masyarakat

kebersihan wajah pada anak-anak mengurangi baik risiko dan tingkat

keparahan trachoma aktif.

Page 33: TRAKOMA

Perbaikan lingkungan

Perbaikan umum dalam kebersihan pribadi dan

masyarakat yang hampir secara universal

penurunan prevalensi dan akhirnya hilangnya-trakoma

Page 34: TRAKOMA

Komplikasi dan Sekuele

Xerosis konjungtiva dan epitel kornea

Ulkus kornea

Simblefaron, entropion, trikiasis, litiasis

Page 35: TRAKOMA

Prognosis

Trakoma, secara karakterisitik merupakan penyakit kronik yang

berlangsung lama.

Dengan kondisi higiene yang baik (khususnya, mencuci muka pada anak-anak), penyakit ini dapat sembuh atau bertambah ringan

sehingga sekuele berat terhindarkan.

Sekitar 6-9 juta orang di dunia telah kehilagan penglihatannya karena

trakoma

Page 36: TRAKOMA

TERIMA KASIH