Training.docx
-
Upload
moszya-navfisha-irhan -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
Transcript of Training.docx
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
TRAINING SUMBER DAYA MANUSIA PADA BALAI LATIHAN KERJA SURABAYA
Moza Nafisah 041411231191
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
Tahun 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan yang diperoleh di lembaga pendidikan memang sudah memadai untuk
bekerja. Namun, masih terlalu umum apabila digunakan untuk bekerja di suatu kantor.
Kemampuan yang sifatnya umum membuat pekerja tidak bisa mengerjakan pekerjaan
yang sifatnya khusus. Maka pekerja harus dilatih terlebih dahulu agar memperoleh
kemampuan yang dibutuhkan perusahaan.
Fungsi pelatihan juga dapat meningkatkan motivasi karyawan baru. Apabila motivasi
meningkatkan maka karyawan akan memperoleh pelatihan. Sehingga karyawan lebih
berkomitmen dalam organisasi yakni mengerjakan tugas dengan baik apabila dilatih oleh
karyawan. Terkadang karyawan yang mempunyai kemampuan yang sama dapat
memiliki hasil kerja yang lebih banyak apabila dimotivasi dengan baik oleh perusahaan
maupun oleh dirinya sendiri.
Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi,
karena penempatan karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka
akan berhasil. Karyawan baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan
tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah
seimbang melalui program orietasi dan pelatihan, keduanya sangat dibutuhkan. Hal ini
dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga
kerja untuk bekrja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau
akan dijabat kedepan Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai
pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan
tanggung jawab mereka di masa depan
Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training and
development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang
bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan
pengembangan. Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja
pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum
menguasainya. Management thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja
membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari
kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam
menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki
jabatan baru yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum mampu
melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan
pelatihan dan pengembangan karir.
Melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan,
meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya. Dalarn kaitannya dengan tema iin,
pemakalah mencoba dengan menyajiKan point-point penting yang ada kaitannya
dengan pelatihan dai pengembangan sebagai berikut: Pengertian, tujuan, jenis-jenisnya,
tahapan-tahapannya, tekniknya, manfaat dan kelemahannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud pelatihan.
1.2.2 Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
1.2.3 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan
1.2.4 Jenis Pelatihan dan Pengembangan
1.2.5 Teknik – teknik Pelatihan dan Pengembangan
1.2.6 Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
2. MengetahuiTujuan Pelatihan dan Pengembangan
3. Mengetahui Manfaat Pelatihan dan Pengembangan
4. Mengetahui Jenis Pelatihan dan Pengembangan
5. Mengetahui Teknik – teknik Pelatihan dan Pengembangan
6. Mengetahui Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Training
Training adalah proses belajar yang digunakan untuk menambah pengetahuan dan
kemampuan untuk dapat mengerjakan suatu tugas. Beberapa alasan yang dilakukan
manajer untuk mentraining pegawai antara lain :
- Perubahan ekonomi, sosial , teknologi, dan pemerintahan membutuhkan
perkembangan kemampuan.
- Merencanakan perubahan organisasi yang membuat karyawan memperbaharui
kemampuan.
- Meningkatkan produktivitas karyawan.
- Memperkenalkan aturan perusahaan kepada karyawan.
Pelatihan (training) adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari
pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. (Sikula :1976) Pelatihan kerja
menurut undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal I ayat 9. adalah keseluruhan kegiatan
untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan
Menurut Marzuki (1992, halaman 4), ”Pelatihan adalah pengajaran atau pemberian
pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, skill,
sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan” Sjafri Mangkuprawira (2004) pelatihan bagi
karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta
sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan semakin baik, sesuai dengan standar.
2.2 Perbedaan training dan perkembangan
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi
yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang
bersangkutan saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program
pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan
dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan
kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa
direncanakan(unplened change) atau perubahan yang direncanakan (planed change).
(Syafaruddin:200 1:2 17).
Hal serupa dikemukakan (Hadari:2005:208). Pelatihan adaah program-program
untuk memperbaiki kernampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok
dan/atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan
pengembangan karir adalah usaha yang diakukan secara formal dan berkelanjutan dengan
difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Dan
pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengembangan karir adalah peningkatan
kemampuan mental tenaga kerja.
2.2 Perbedaan pelatihan dan pengembangan
2.3 Manfaat pelatihan dan pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata dari program pelatihan dan pengembangan adalah:
1. Manfaat Umum
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
- Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja
yang dapat diterima
- Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
- Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
- Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
- Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
- Mengarahkan kemampulabaan dan atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada
keuntungan
- Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat perusahaan
- Membantu orang mengidentifikasi tujuan perusahaan
- Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik
- Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan
3. Manfaat bagi individual
- Membantu individu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan pemecahan
masalah yang efektif.
- Melalui pelatihan dan pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan, prestasi,
pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan dan dilaksanakan.
- Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.
- Membantu seseorang dalam mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan konflik.
- Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan
berkomunikasi dan sikap.
4. Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
- Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual
- Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru
melalui pengalihan atau promosi
- Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati
- Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal
- Memperbaiki kebijakan, aturan dan regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan
2.4 Jenis – Jenis Training
Terdapat beragam model training atau pelatihan. Berikut penjelasan berbagai model
pelatihan yang lazim digunakan dalam perusahaan.
2.4.1 On-the-job-Training
Metode on the job adalah
pelatihan yang menggunakan
situasi dalam pekerjaan. Di sini
karyawan diberi pelatihan
tentang pekerjaan baru
dengan supervisi langsung
seorang pelatih yang
berpengalaman (biasanya
karyawan lain). (Slide powerpoint presentasi yang bagus mengenai training dan manajemen
SDM dapat dilihat DISINI).
Di dalam On the job Training, dibagi dalam beberapa metode, yaitu :
1. Job Instruction Training (Latihan Instruktur Pekerjaan)
Adalah dengan memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan
dan terutama digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan
pekerjaan sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya.
2. Job Rotation (Rotasi Pekerjaan)
Dalam rotasi jabatan karyawan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan
pada bagian-bagian organisasi yang berbeda dan juga praktek berbagai macam ketrampilan
dengan cara berpindah dari satu pekerjaan atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain.
3. Apprenticeships
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman.
Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan, sehingga para
karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
Sampel 3000 Key Performance Indicators untuk 20 Jenis Bisnis dan Industri - dari bisnis
manufakturing, consumer goods, perbankan, rumah sakit, hotel, hingga bisnis online store.
Download NOW.
4. Coaching
Adalah suatu cara pelaksanaan pelatihan dimana atasan mengajarkan keahlian dan
ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini pengawas diperlukan sebagai
petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang
akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
2.4.2 Off-The-Job-Training
Metode off the job adalah pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan.
Dipergunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat seperti halnya dalam
penguasaan pekerjaan, di samping itu juga apabila pelatihan dalam pekerjaan tidak dapat
dlakukan karena sangat mahal.
1. Lecture
Merupakan metode pelatihan dengan memberikan kuliah atau ceramah dalam rangka
penyampaian informasi-informasi yang dibutuhkan petatar Metode ini mengeluarkan biaya
yang tidak tinggi, namun kelemahannya adalah peserta kurang partisipasi dan kurang
respon.
2. Video Presentation
Adalah prestasi yang dilakukan melalui media televisi, film, slides dan sejenisnya serupa
dengan bentuk lecture.
3. Vestibule Training
Merupakan pelatiha yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat
kerja biasa dan disediakan jenis pelaralatan yang sama seprti yang akan digunakan pada
pekerjaan sebenarnya. Latihan ini berguna sebagai pendahuluan dari latihan kerja.
4. Role Playing
Merupakan suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai
peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda
perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta, seperti misalnya: menjadi lebih
toleransi terhadap perbedaan individual dan juga dapat mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan antar pribadi.
5. Case Study
Merupakan metode pelatihan dimana para peserta pelatihan dihadapakan pada bberapa
kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.
6. Simulation
Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan
situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan saja dan para pelatihan harus
memberikan respon seperti dalam kejadian yang sebenarnya. Jadi simulasi merupakan
suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan
yang akan dijumpai.
7. Self Study
Merupakan teknik yang menggunakan modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau video tape
rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri. Teknik ini tepat digunakan apabila
jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dalam jumlah yang besar, pada karyawan
tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda dan sulit mengumpulkan para karyawan
sekaligus untuk bersama-sama mengikuti program pelatihan tertentu.
8. Programmed Learning
Dalam metode ini, diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan para peserta pelatihan
harus memberikan jawaban yang benar. Metode ini dapat juga melalui komputer yang
sudah mempunyai program tersendiri agar para peserta dapat mempelajari dan memperinci
selangkah demi selangkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian- setiap langkah.
Masing-masing peserta pelatihan dapat menetapkan kecepatan belajarnya
9. Laboratory Training
Teknik ini adalah merupakan suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan
untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi. Latihan ini bersifat
sensivitas, dimana peserta menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan
lingkungan. Laboratory Training ini berguna untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi
tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang.
2.5 Metoda-Metoda Pelatihan
Secara umum, metoda-metoda yang sering digunakan dalam proses pelatihan diantaranya
yaitu :
Ø Reading
Sebagaimana sudah diuraikan, membaca membutuhkan usaha tambahan peserta pelatihan
untuk memvisualisasikan apa yang dibaca. Penyerapan materi yang dapat kita harapkan
lebih kecil dari 30%. Meski begitu, metoda ini bisa digunakan untuk persiapan pelatihan.
Ø Lecture style presenation
Lecture style presentation adalah ceramah satu arah. Metoda ini hampir selalu diperlukan
dalam pelatihan, dikombinasikan dengan metoda lain. Seorang trainer harus menyadari
bahwa metoda ini lebih banyak menggunakan rangsangan audio dengan tingkat penyerapan
yang rendah. Ilustrasi dalam bentuk slide yang merangsang sensor lain dari peserta
pelatihan, atau gaya bercerita yang dapat merangsang emosi peserta (untuk topik tertentu)
dapat membantu penyerapan yang lebih tinggi.
Ø Demonstration
Menggunakan rangsangan visula, metoda ini paling banyak digunakan untuk memberi
pelatihan terkait pekerjaan fisik; mengoperasikan mesin, menggunakan alat pemadam
kebakaran dan lain-lain (ketrampilan psikomotorik) atau membangun 'inter-personal skill'
seperti teknik mengaudit, teknik menjawab telpon dan sebagainya. Metoda ini
mengandalkan rangsangan visual.
Ø Interactive demonstration
Metoda ini adalah demonstration dengan melibatkan peserta pelatihan, meminta mereka
melakukan sesuatu atau mempraktekan sesuatu. Daya serap tentu lebih tinggi dari 'hanya
demonstration' karena melibatkan efek kinestetik.
Ø Group discussion
Diskusi untuk melakukan suatu tugas atau menggali ide-ide baru. Metoda ini akan
merangsang peserta pelatihan untuk mereproduksi, memikirkan berulang-ulang secara
intensif apa yang terkandung dalam materi pelatihan. Metoda ini mempunyai daya serap
yang tinggi, selama trainer dapat menjaga keterlibatan dari semua peserta pelatihan.
Pembagian peserta pelatihan dalam grup-grup yang tidak terlalu besar (sekitar 5 orang)
dapat membantu upaya menjaga keterlibatan peserta.
Ø Role playing
Role playing dilakukan dengan meminta peserta pelatihan untuk melakukan suatu peranan.
Metoda ini tentu menjamin keterlbatan peserta pelatihan dan juga mendayagunakan efek
kinestetik/gerakan. Role playing biasanya digunakan untuk mengembangkan kemampuan
inter-personal atau kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, bagaimana
melakukan audit (berinteraksi dengan auditee) atau bagaimana melakukan pelayanan
kepada pelanggan. Role playing dilakukan dengan terlebih dahulu merancang suatu kondisi
yang harus dihadapi.
2.6 Tahap pelatihan
Tahap-Tahap Pelatihan dan Pengembangan Dalam tahapan ini menurut (Gomes : 2003 :204)
terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni
penentuan kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program pelatihan.
1. Penentuan Kebutuhan Pelatihan (assessing training needs) adalah lebih sulit untuk
menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada dari pada
mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi kedua-duanya sama. Tujuan
penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi yang relevan guna mengetahui dan atau menentukan apakah perlui atau tidaknya
pelatihan dalam organisasi tersebut. Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan
akan pelatihan yaitu :
a. General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai
dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari
seseorang pegawai tersebut.
b. Oversable performance discrepancies,yaitu jenis penilain kebutuhan pelatihan
yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara,
daftar pertanyan, dan evaluasi kinerja, dan dengan cara meminta para pekerjaan untuk
mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c. Future human resources needs, keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan
ketidaksesuaian kinerja, tetapi lebih berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk waktu
yang akan datang
Tujuan juga dapat dibagi menjadi tujuan individu dan organisasional. Apabila tujuan
individual tercapai maka tujuan organisasional juga akan tercapai dengan baik :
- Tujuan organisasi : Meningkatkan produkvitas karyawan sehingga jumlah pekerjaan akan
lebih banyak dibandingkan sebelum training.
- Individual performance : Menambah sikap yang baik terhadap pekerjaan. Serta
kemampuan dalam mengerjakan tugas.
2. Mendesain program pelatihan (designing a training program), sebenarnya persoalan
performasi bisa diatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi atau imbalan, dan
juga melalui pelatihan. Atau akan lebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap
pegawai selama masa percobaan. Jika pelatihan merupakan solusi terbaik maka para
manajer atau supervisor harus memutuskan program pelatihan yang tepat yang bagaimana
harus dijalankan. Ada dua metode dan prinsip bagi pelatihan : a. Metode pelatihan :
metode pelatihan yang tepat tergantung pada tujuannya. Tujuannya atau saran pelatihan
yang berbeda akan berakibat pemakai metode yang berbeda pula. b. Prinsip umum bagi
metode pelatihan : metode tersebut harus memenuhi prinsip-prinsip seperti motivasi para
peserta pelatihan, memperlihatkan keterampilan, harus konsisten dengan isi pelatihan,
peserta berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan untuk perluasan keterampilan,
memberikan feedback, mendorong dari hasil pelatihan ke pekerjaan, harus efektif dari segi
biaya.
3. Evaluasi efektivitas program (evaluating training program effectivenees) Untuk
meningkatkan usaha belajarnya, para pekerja harus menyadari perlunya perolehan
informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan baru dan keinginan untuk
belajar harus dipertahankan. Evaluasi training dapat dibagi oleh :
- Reaksi adalah tangga peserta mengenai hasil training yang diberikan. Reaksi dapat berupa
perasaan atau perbuatan. Perasaan merupakan reaksi yang disembunyikan. Perwujudan
perasaan dapat melalui perbuatan.
- Learning merupakan proses dari bisa menjadi tidak bisa, tidak tahu menjadi tahu. Jadi
proses belajar dapat ditentukan dari peningkatan pengetahui dan kemampuan karyawan
dalam mengerjakan tugas di perusahaan.
- Perbuatan yakni berupa peningkatan motivasi dalam bekerja. Apabila hasil training baik
maka karyawan dapat meningkatkan hasil kerjanya sehingga perusahaan akan memperoleh
keluaraan yang lebih besar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Sejarah BLK Surabaya
Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja (UPT-PK) Surabaya atau yang lebih dikenal
sebagai BLK Surabaya dibangun pada tahun 1979 dengan dana bantuan dari Bank Dunia
(World Bank). Diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (Dr. Harun Zein)
pada 19 Maret 1980 dengan nama Pusat Latihan Kerja (PLK) Surabaya yang berlokasi di Jl.
Dukuh Menanggal III/29 Kecamatan Gayungan Surabaya dengan luas area keseluruhan
48.470 m2. Pada tahun 1990 nama PLK Surabaya diubah menjadi Balai Latihan Kerja Industri
(BLKI) Surabaya.
Pada tahun 2000 saat dimulainya otonomi daerah nomenklatur BLKI diubah menjadi
Balai Latihan Instruktur dan Pengembangan (BLKIP) Surabaya. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi Kependudukan Provinsi Jawa Timur maka BLKIP Surabaya diubah
menjadi UPT Pelatihan Kerja Surabaya.
Melalui berbagai pelatihan berbasis kompetensi yang telah diselenggarakan selama
lebih dari 30 tahun, UPT Pelatihan Kerja/BLK Surabaya telah mencetak ribuan tenaga kerja
terampil dan ahli yang bekerja di perusahaan-perusahaan Nasional maupun Multinasional.
Pada masa sekarang dan mendatang, kualitas sumber daya manusia menjadi sangat
penting mengingat persaingan tenaga kerja secara global yang semakin ketat. Kontribusi
UPT Pelatihan Kerja/BLK Surabaya sebagai lembaga pelatihan milik pemerintah dalam
menghadapi tantangan saat ini adalah dengan meningkatkan daya saing tenaga kerja
Indonesia melalui pelatihan berbasis kompetensi, ujian kompetensi serta sertifikasi keahlian.
Untuk menyelenggarakan uji kompetensi UPT Pelatihan Kerja/BLK Surabaya bekerja sama
dengan Lembaga Sertifikasi Profesi(LSP), Badan Nasional sertifikasi Profesi (BNSP).
Dengan peralatan yang memadai dan lengkap serta didukung oleh instruktur-
instruktur senior yang telah memiliki sertifikasi assessor, UPT Pelatihan Kerja/BLK Surabaya
telah terakreditasi sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk Kejuruan Mesin Logam, Las,
Listrik dan Otomotif. Sedangkan untuk membantu penyerapan lulusan oleh UPT Pelatihan
Kerja/BLK Surabaya menyediakan layanan Kios “3 in 1” yaitu bentuk pelayanan untuk
mengakses lowongan pekerjaan secara online dan BursaTenaga Kerja Khusus (BKK) yang
dapat dimanfaatkan oleh lulusan maupun perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Pada tanggal 24 Desember 2010 lembaga Pelatihan ini berhasil mendapatkan sertifikasi ISO
9001 : 2008 yang merupakan bukti pengakuan keberhasilan di bidang manajemen Mutu.
4.2 Visi dan Misi
VISI
Mewujudkan UPT Pelatihan Kerja Surabaya sebagai Lembaga Pelatihan Bertaraf
Internasional yang Unggul dan Profesional.
MISI
1. Menyelenggarakan Pelatihan Tenaga Kerja dan Pencari Kerja.
2. Menyelenggarakan Pengembangan Sumber Daya Pelatihan.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Jasa Produksi dan Konsultasi.
4. Melaksanakan Pelayanan Prima pada Masyarakat.
5. Melaksanakan Ujian Kompetensi (UJK) dan Sertifikasi.
STRATEGI
1.Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Instruktur.
2.Menyiapkan sarana dan Prasarana Pelatihan.
3.Menjalin Kerjasama Dengan Instansi Pemerintah dan Swasta.
4.Meningkatkan Promosi Pelatihan Jasa Produksi dan Konsultasi.
5.Mengembangkan Methodologi dan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT).
6.Mengoptimalkan Program 3 In 1 (Pelatihan, Sertifikasi dan Penempatan) Tenaga Kerja.
7.Melayani Program Pelatihan sesuai dengan Kebutuhan Pasar Kerja (Training Need
Analysis).
4.3 Struktur organisasi
4.4 Program Pelatihan
Guna menunjang kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar/ dunia industri, UPT
PK/BLK SURABAYA menyelenggarakan program / paket pendidikan dan pelatihan meliputi :
A. PAKET PELATIHAN STANDAR
1. Pelatihan Institusional
Paket latihan yang dananya dari Pemerintah APBN & APBD dilaksanakan di dalam Workshop UPT PK/BLK Surabaya.
Paket ini terdiri dari:
A. Paket 160 jam latihan
B. Paket 240 jam latihan
C. Paket 320 jam latihan
D. Paket 480 jam latihan
E. Paket 640 jam latihan
Dengan komposisi tipe paket 70% praktek dan 30% teori.
2. Pelatihan Non Institusional
Jenis pelatihan ini dilaksanakan diluar UPT PK/BLK Surabaya atau dilaksanakan dimana
masyarakat tinggal yang didanai APBD. Paket ini umumnya program-program pendek :
A. Paket 320 jam latihan
B. Paket 160 jam latihan
B. PROGRAM DIII KERJASAMA DISNAKERTRANSDUK PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN ITS
SURABAYA
Perencanaan ketenagakerjaan tidak dapat dipisahkan dari tingkat pendidikan formal khususnya
tenaga ahli madya.Kebutuhan pasar dan tingkat pendidikan harus dirancang secara terintergrasi
dengan memperhatikan tujuan dan sasaran industri. Dalam rangka memenuhi Tenaga kerja trampil
UPT PK/BLK Surabaya bekerjasama dengan ITS mendirikan program DIII Teknik industri, adapun
fasilitas program tersebut adalah :
Workshop terdiri dari mesin konvensional maupun mesin modern
Las dengan berbagai klasifikasi
Laboratorium Metalurgi dan Fisi
Studio gambar
Laboratorium Pneumatik / Elektro Pneumatik
Laboratorium PLC
Ruang komputer CAD / CAM dan Auto Cad
Perpustakaan
Dengan fasilitas tersebut UPT PK/BLK SURABAYA menyelenggarakan Program Studi dengan
konsentrasi pada bidang rekayasa yaitu:
Mesin Produksi
Elektro Industri
Selain bekerja sama dengan ITS Surabaya UPT PK/BLK Surabaya juga menjalin kerjasama dengan
beberapa perguruan tinggi lainnya, Antara Lain : Universitas Negeri Surabaya dan Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
C. PELATIHAN SWADANA
Pelatihan swadana merupakan jenis pelatihan yang diselengarakan oleh UPT PK/BLK Surabaya
dimana biaya pelatihan dibebankan pada peserta pelatihan. Pelatihan ini bisa dilaksanakan secara
perorangan maupun secara berkelompok. Pada akhir pelatihan akan dilaksanakan uji kompetensi
khususnya jurusan Listrik, Tekmek dan Automotive. Paket Swadana dibuka untuk semua kejuruan
dan lama pelatihan disesuaikan dengan permintaan peserta.
D. KERJASAMA PIHAK KETIGA /JASA KONSULTASI
Dalam rangka mendukung peningkatan kompetensi karyawan perusahaan, UPT PK/BLK Surabaya
menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi (CBT) dimana waktu pelatihan, sarana dan
prasarana ditentukan bersama dengan pihak perusahaan. Dalam Bidang jasa UPT Pelatihan Kerja
Surabaya memberikan pelayanan sebagai Konsultan Pelatihan yang meliputi :
1. Manajemen Pelatihan/Analisa Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)
Desain Program Pelatihan
Desain Kurikulum Pelatihan
2. Analisa Jabatan (Uraian Jabatan Berbasis Kompetensi
3. Sertifikasi Kompetensi, antara lain :
Otomotif untuk kendaraan Roda 2 dan Roda 4
Listrik
Las
Mesin Bubut
E. JASA PRODUKSI DAN PERBAIKAN
Pembuatan Spare Part (Komponen Mesin)
Perbaikan(service) AC
Perbaikan Peralatan Elektronika
Pengujian Bahan (Metallurgi)
Perkayuan/Mebel
Konstruksi Las
Perbaikan Mobil dan Motor
Production Training Center (PTC)
4.5 Fasilitas
Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Surabaya (UPT-PK SURABAYA) sebagai salah satu lembaga
latihan pemerintah yang menyelenggarakan pelatihan tenaga kerja industri senantiasa
mengembangkan potensi yang ada dan selalu melengkapi perangkat pelatihan sejalan dengan
perkembangan kebutuhan dunia industri dewasa ini. Sampai saat ini sarana pelatihan yang dimiliki
adalah sebagai berikut :
SARANA / FASILITAS FISIK
A. Kantor Pusat
Kantor Pusat berfungsi sebagai pusat administrasi dan pusat informasi pelatihan menempati areal
151 m2 terdiri dari :
Ruang Kepala BLK Surabaya
Ruang Rapat
Ruang Adm. Pelatihan
Ruang Adm. Pemasaran
Ruang Tata Usaha
Ruang Urusan Kepegawaian Ruang Urusan Umum
B. Work Shop / Bengkel
Work Shop yang ada dan dikembangkan sampai pada saat ini adalah sesuai kejuruan yang ada yaitu
sebagai berikut :
Work Shop Mesin Logam Seluas 1008 m2.
Work Shop Las seluas 852 m2
-Work Shop Listrik seluas 630 m2
Work Shop Automotive seluas 1008 m2
Work Shop Elektronika seluas 1008 m2
Work Shop Pneumatik seluas 1008 m2
Work Shop Bangunan seluas 600 m2
Work Shop Tata Niaga seluas 108 m2
Work Shop Perhotelan Seluas 50 m2
Work Shop Aneka Kejuruan seluas 600 m2
Work Shop Production Training Center ( PTC)
Ruang kelas Berjumlah 12 Kelas
C. Asrama
Asrama berfungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi peserta pelatihan dan dapat disewa oleh
masyarakat umum berdasarkan peraturan yang berlaku, asrama yang ada saat ini seluas 1784 m2
terdiri bangunan satu lantai dan dua lantai dengan 65 kamar satu kamar kapasitas 4 orang dengan
satu kamar mandi, sehingga daya tampung seluruhnya 260 orang.
D. Masjid
Dalam rangka melengkapi sarana peribadatan bagi seluruh peserta pelatihan maupun karyawan
dibangun sebuah masjid seluas 234 m2 dengan kapasitas lebih kurang 300 jamaah, dengan
bangunan masjid terletak
didepan asrama.
E. Kantin
Kantin menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari yang dikelola oleh koprasi karyawan Unit
Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Surabaya(UPT-PK SURABAYA) dan masyarakat yang menyewa
lahan untuk usaha.
F. Gedung dan Lapangan Olah Raga
Sampai saat ini fasilitas olah raga, yang ada adalah gedung bulu tangkis dan lapangan bola voli dan
satu meja tenis.
G. Aula
Gedung Aula selain untuk acara formal seperti seminar, rapat umum, juga dapat disewa untuk
kegiatan masyarakat umum dengan kapasitas 250 orang.
4.6 Kejuruan
-Kejuruan Teknik Las menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi /uji kompetensi serta jasa produksi
dan konsultasi. Terdiri dari beberapa Sub kejuruan antara lain : 1. Las Industri 2. Fabrikasi
- Kejuruan Teknik Manufaktur menyelenggarakan pelatihan, sertifikasi / uji kompetensi serta
produksi dan konsultasi. Terdiri dari beberapa Sub kejuruan antara lain :1. Mesin Produksi 2. Instansi
Pipa 3. Kerja Pelat 4. Pengecoran Logam 5. CNC
-Kejuruan Teknik Otomotif menyelenggarakan pelatihan, konsultasi dan sertifikasi/uji kompetensi
dalam bidang otomotif. Terdiri dari beberapa sub kejuruan antara lain : 1. Teknik Kendaraan Ringan
2. Teknik Sepeda Motor
- Kejuruan Teknik Listrik menyelenggarakan pelatihan, kerjasama produksi serta sertifikasi/uji
kompetensi. Terdiri dari beberapa sub kejuruan, antara lain :1. Instalasi Penerangan2. Instalasi
Tenaga 3. Otomasi Industri
-Elektronika Menyelenggarakan pelatihan kejuruan, produksi dan konsultasi. Terdiri dari beberapa
subkejuruan antara lain : 1. Telekomunikasi2. Instrumentasi & Kontrol 3. Audio Video
- Kejuruan Bangunan enyelenggarakan pelatihan, kerjasama produksi, dan konsultasi bidang yang
berkaitan dengan konstruksi bangunan, interior dan perkayuan. Terdiri dari beberapa sub kejuruan
antara lain : 1. Konstruksi Batu & Beton 2. Konstruksi Kayu3. Gambar Bangunan 4. Furniture 5.
Konstruksi Baja Ringan 6. Pekerjaan Gipsum 7. Survei dan Pemetaan 8. Pembesian
- Kejuruan Bisnis dan Manajemen menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi dan jasa
produksi yang meliputi beberapa sub kejuruan, antara lain :1. Sekretaris2. Administrasi Perkantoran
3. ICT For Secretary 4. Keuangan5. Tata Niaga / Penjualan 6. Bahasa 7. Kewirausahaan
- Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan pelatihan serta sertifikasi / uji
kompetensi. Terdiri dari beberapa sub kejuruan, antara lain : 1. Networking 2. Technical Support 3.
Computer Engineering 4. Pemrograman 5. Multimedia6. Database 7. System Analyst8. Graphic
Design 9. Office Tools