Training need analysis...Hilangnya dokumen invoice di dalam proses pembayaran Individual :...
Transcript of Training need analysis...Hilangnya dokumen invoice di dalam proses pembayaran Individual :...
TRAINING NEEDS
ANALYSIS
Luthfi
Rochmatika
Content
Training Needs Analysis
Role in Training Process
Training Evaluation Effectiveness
Training Matrix Based on Competency
Suatu kegiatan yang direncanakan dan diatur untuk
memperbaiki cara kerja seseorang agar lebih efektif dan
efisien. Dalam hal ini, efektif dan efisien diartikan sebagai
bekerja yang memenuhi kebutuhan organisasi
Training merupakan sarana untuk mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan
Sumber : Institute Leadership & Management, Planning Training and
Development (2003)
TRAINING NEED ANALYSIS
GAP
Suatu rangkaian aktivitas yang
dilaksanakan untuk
mengidentifikasi masalah atau
isu yang relevan dalam suatu
organisasi. Rangkaian aktivitas
ini akan menentukan apakah
training merupakan tindakan
yang tepat untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
Kapan melakukan needs
analysis ?
Perubahan kebijakan organisasi
Kurangnya kemampuan dasar dari Individu
Perkembangan teknologi baru
Persaingan dari kompetitor
Produk baru
Standar kinerja lebih tinggi atau SOP baru
Perubahan struktur atau budaya organisasi
Rekomendasi mengenai :
Apa yang perlu diketahui trainee
Siapa saja yang akan menerima training
Metode yang digunakan dalam training
Internal training atau eksternal training
Memberikan solusi selain training
Assignment Individual
Organization
Surveilance (Identifikasi
awal)
Investigation (penyelidikan)
Analysis (Analisa)
Training Design
Reporting
(Pelaporan)
Training Interventions
Non Training
Interventions
Tujuan
Mengidentifikasi adanya performance gap
Proses
Mengumpulkan data performance organisasi saat ini dan membandingkannya dengan tingkat kerja yang diharapkan.
Output
Performance gap teridentifikasi
Scope Contoh
Makro : Melibatkan seluruh karyawan Seluruh karyawan perlu mendapat
orientasi cara melakukan prosedur
pembelian barang & jasa
Cross functional : Melibatkan 2
departemen atau lebih
Kurangnya koordinasi antara buyer
procurement dengan user pengguna
barang
Departemental : Melibatkan internal
departemen sendiri
Hilangnya dokumen invoice di dalam
proses pembayaran
Individual : Melibatkan hanya 1 orang
atau beberapa orang
Seorang Manajer toko dikeluhkan
oleh staffnya
Tujuan
Menggali lebih lanjut tentang performance gaps yang sudah diidentifikasi
sebelumnya
Proses
o Tentukan lingkup investigasi
o Tegaskan fokuskan investigasi Anda
o Dapatkan data secara detail
o Dapatkan dukungan dari management
Output
Data tentang performance
gap siap untuk dianalisis
Questionnaire :
• Essay
• Rating
• 360 multi rater
feedback
Interviews :
• Face to face
• Phone
• Focus Group Discussion
• Informal discussion
External records :
• Mystery shopper
• Customer feedback
• Other third party
evaluation
Internal records :
• Personal appraisal results
• Sales
• Inventory stock
• Personal files
• Lead time delivery
• KPI
Permasalahan Hasil Investigasi Keterangan
Temuan audit kecocokan
SOP vs Aktual
SOP tidak
disosialisasikan
9 orang
Perubahan SOP tidak
diikuti dengan sistem
yang menunjang
3 orang
SOP sering berubah-
berubah
2 orang
Kekurangan tenaga
didalam melaksanakan
SOP
3 orang
Tujuan
Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan training dan non-
training untuk mengatasi gap performance
Proses
o Analisa data yang telah didapatkan
o Memilah data yang tidak valid
o Mengelompokkan dan meringkas data
o Menarik kesimpulan logis
Output
Rekomendasi solusi
training dan non-training
Kurangnya kompetensi
• Tidak mengetahui bagaimana cara mengerjakan pekerjaan mereka
Kurangnya motivasi
• Karyawan tidak ingin mengerjakan pekerjaan mereka
Kurangnya sumberdaya
• Tidak memiliki cukup sumberdaya untuk menyelesaikan pekerjaan
Pekerjaan
monoton
Berfikir negatif
Kurang dihargai
Konflik antar rekan
Otoriter
Support atasan
kurang
Office politics
Motivasi
Gaya memimpin
Delegasi yang
tidak tepat
Analisa masalah
Kemampuan
menjual
Kemampuan
bernegosiasi
Kemampuan
public speaking
Planning &
organizing
Kompetensi
SDM kurang
Pekerjaan
overload
SOP tidak ada
Tools kurang
Anggaran tidak
ada
Birokrasi terlalu
kaku
Sumberdaya
Hasil Investigasi Penyebab Alternatif solusi
SOP tidak
disosialisasikan
Kompetensi Sosialisasi/
Training
Perubahan SOP tidak
diikuti dengan sistem
yang menunjang
Sumberdaya Meeting
koordinasi
SOP sering berubah-
berubah
Motivasi Focus Group
Discussions
Kekurangan tenaga
didalam melaksanakan
SOP
Sumber daya Lakukan workload
analysis
Tujuan
Merencanakan program pelatihan yang sesuai dengan rekomendasi dari
langkah analysis
Proses
o Mengidentifikasi solusi training dari
proses analysis dan memjabarkan ke
dalam bentuk yang lebih detail
Output
Silabus dan training matriks
Latar belakang (definisi masalah)
Outcome yang ingin dicapai
Tujuan & agenda training
Metode training
Target peserta dan jumlahnya
Durasi training
Internal Trainer atau external ?
In-house atau public ?
Uji dengan pertanyaan berikut :
Apakah kita memiliki ahli dibidang ini dengan kemampuan memberikan training
yang cukup baik ?
Berapa sering dan berapa banyak peserta yang harus ditraining ?
Dengan training ini, apakah memberikan ketrampilan umum atau spesifik
teknikal ?
Apakah level dari peserta tersebut staff atau manajer ?
Apakah dari isi training tersebut ada isi dan pesan dari top management ?
Tujuan
Menghasilkan penjelasan pelaksanaan training yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi aktual
Proses
Menmbuat laporan dan meringkas seluruh aktivitas Training Needs Analysis
Output
Laporan Training Needs Analysis
Executive Summary
Tujuan dari Needs Analysis
Metode Pengumpulan data
Ringkasan dari hasil penemuan
Training yang disarankan
Rekomendasi langkah selanjutnya
ROLE IN TRAINING
PROCESS
Trainee Peserta menyadari kebutuhan
training
Trainee Trainer Trainer membuat materi yang
sesuai dengan kebutuhan
peserta
Trainee Trainer Manager memberikan
dukungan dan observasi
terhadap training yang
diberikan Manager
Sebelum Training
Trainee
Trainer
Trainer Manager
Mengumpulkan dasar performance
Memberikan arahan kepada peserta tentang pentingnya
training yang akan diikuti.
Mereview isi dari module yang akan disampaikan
Mendorong peserta untuk mengikuti seluruh training
Menyelaraskan antara perencanaan pelatihan dengan
tujuan organisasi
Membuat module sesuai dengan kebutuhan
Membuat follow up action dari setelah program
Berpartisipasi aktif
Memberikan masukan terhadap perencanaan pelatihan
Selama Training
Trainee
Trainer
Trainer
Obervasi peserta dan memberikan umpan balik yang
membangun
Tampil percaya diri dan mengusai materi yang
disampaikan
Menjawab pertanyaan dari peserta training
Memberikan contoh aktual dan mudah dipahami
Berpartisipasi aktif
Memberikan ide dan berdiskusi saat pelatihan berlangsung
Datang tepat waktu
Membuat komitmen perubahan perilaku
Setelah Training
Trainee
Trainer
Trainer Manager
Memberikan kesempatan trainee untuk menerapkan ilmu yang didapatkan
Mencarikan metode pengembangan lainnya
Menetapkan harapan tinggi untuk perbaikan
Mendorong trainee untuk melakukan sharing ilmu kepada rekan lainnya
Menyediakan laporan training beserta observasi perilaku peserta pada saat training
Memberikan lembar evaluasi untuk perbaikan training ke depannya
Melakukan follow up atas pertanyaan dan kesulitan peserta
Memeriksa dan mempelajari kembali materi training
Mengaplikasikan materi yang telah diberikan
Membangun jadwal mentoring dengan atasan
Training yang Berhasil In
div
idu
• Meningkatkan kepuasan kerja karyawan
• Meningkatkan kebanggaan profesi
• Meningkatkan kesempatan untuk promosi
• Meningkatkan pengetahuan bagi karyawan lain
Man
ag
er • Pekerjaan lebih cepat selesai dengan aman, efektif dan efisien
• Meningkatkan motivasi dan lingkungan kerja yang kondusif
• Fleksibiltas tinggi, tiap karyawan dan mem-backup pekerjaan rekan lainnya
Org
an
isa
si • Bekerja lebih cepat
dan target organisasi lebih cepat tercapai
• Menekan hal yang tidak perlu dalam proses (waste)
• Meningkatkan inovasi menciptakan produk baru
• Meningkatkan kualitas pelayanan
• Menekan angka kecelakaan kerja
Kegagalan Training
Peserta tidak mengerti pentingnya training dan tidak ingin mengetahui isi training tersebut. Tidak ada keinginan untuk belajar
Tidak ada rencana tindak lanjut dari atasan atas perubahan perilaku yang diharapkan dari training tersebut
Tidak ada rencana tindakan dan eksekusi penerapan hasil training dari sisi peserta ke dalam aktifitas bekerja sehari-hari
TRAINING EVALUATION
EFFECTIVENESS
Level 1 - Reaction
Level 2 - Learning
Level 3 – Behavior
Application
Level 4 – Business
Impact
Level IV Business Impact
Level III Behavior Application
Level II Learning
Level I Reaction
Alat :
o Performance appraisal
(KPI)
• Focus group Discussion
Mengukur implementasi hasil
training di tempat kerja
Mengukur pemahaman peserta pada saat selesai mengikuti training
Mengukur tingkat kepuasan dan kebutuhan training dari peserta training
Mengukur keberhasilan training
dari sisi pertumbuhan bisnis
melalui peningkatan
kinerja/kompetensi
Alat :
o Observation
o Interview
o Action plan
Alat :
o Pre test vs Post test
o Roleplay
o Case study
Alat :
o Participant/kuisioner
form
Level IV Business Impact
Level III Behavior
Application
Level II Learning
Level I Reaction
Tentukan hal yang ingin dievaluasi
Buat kuisioner agar dapat dikuantifikasi
Sediakan tempat untuk komentar dan
saran
Dapatkan response dengan segera
Tentukan standar yang dapat diterima
Bandingkan reaksi dengan standar, ambil
tindakan yang sesuai
Lihat Contoh Lampiran (attachment)…
Level IV Business Impact
Level III Behavior
Application
Level II Learning
Level I Reaction
Evaluasi pengetahuan, ketrampilan sikap
sebelum dan sesudah training
Gunakan tes tertulis untuk mengukur
pengetahuan dan sikap
Gunakan praktek kinerja untuk mengukur
ketrampilan
Dapatkan response segera
Gunakan hasilnya untuk mengevaluasi
dan mengambil hasil tindakannya
Level IV Business Impact
Level III Behavior
Application
Level II Learning
Level I Reaction
Sediakan waktu untuk perubahan
perilaku (3-6 bulan setelah kegiatan
training)
Evaluasi baik sebelum maupun sesudah
program
Lakukan survei, kuisioner, wawancara
terhadap peserta, atasan langsung, dan
bawahannya, rekan kerja dan observasi
langsung terhadap peserta pelatihan
Interviewer bersama interviewee mengulas kembali perilaku yang
diajarkans selama pelatihan.
Interviewer menjalankan maksud wawancara, yaitu untuk menilai
efektifitas pelatihan sehingga kualitasnya dapat ditingkatkan.
Tujuan dari wawancara adalah
- Untuk mengetahui perkembangan perilaku yang telah diajarkan
pada pelatihan
- Jika ada kendala, apa alasannya
Interviewer menegaskan bahwa informasi akan dijaga
kerahasiaannya
Level IV Business Impact
Level III Behavior
Application
Level II Learning
Level I Reaction
Gunakan asumsi untuk dapat mengukur
keberhasilan bisnis karena training.
Contoh kenaikan sales xx % karena
sales mahir bernegosiasi yang diajarkan
training.
Gunakan performance indicators
monitoring untuk melihat hasil nyata
program training
TRAINING MATRIX BASED
ON COMPETENCY
Fungsi
Menyusun posisi dan training yang sesuai
Menyesuaikan kompetensi dan trainingnya
Menyusun jadwal training
Merumuskan biaya yang dibutuhkan
1
Kamus kompetensi
2
Job profile yang menyebutkan kebutuhan kompetensi di setiap jabatannya
3
Kurikulum training
Design training
Nama : Luthfi Rochmatika
Jabatan : HR Manager & Trainer
Contact : 081319554465
Email : [email protected]
Universitas Jurusan Tahun
Insitut Pertanian Bogor Agribisnis 2002 - 2006
Universitas Indonesia Ekonomi Syariah 2009 - 2011
Perjalanan karir Luthfi diawali dari dunia perbankan selama 5 tahun. Mulai tidak
menemukan passionnya, Luthfi mendapatkan tawaran program development dari
Mahadasha (Trakindo Grup) untuk menjadi level managerial. Sistem rekrutmen
menggunakan assessment center dan pelatihan bekerja sama dengan PPM management
dengan kurikulum yang komprehensif membuat Luthfi semakin paham dunia HR. Lulus
dari program tersebut, Luthfi mendapat tantangan untuk mengajar soft skill d ibidang
Customer Service di bawah perusahaan Mahadya (Carl’s Jr, WingStop, Caribou Coffe
brand) . Hingga saat ini, program-program soft skill merupakan andalan Luthfi di dalam
mengajar. Karirnya tidak berhenti disitu, Mahadya memberikan kesempatan Luthfi untuk
mengambil program HR sertifikasi yang diadakan oleh GML. Kesehariannya, Luthfi
menjadi HR Business Partner di Mahadya mendukung keberhasilan operasional Bisnis.