TRAINER

42
TRAINER MULYONO

description

belajar sebagai trainer

Transcript of TRAINER

Page 1: TRAINER

TRAINERMULYONO

Page 2: TRAINER

• Trainer yang berkualitas sangatlah sulit didapatkan perusahaan.

• Kebanyakan motivator untuk para karyawan hanya membacakan

materi lewat presentasi yang membosankan atau mengadakan

banyak permainan yang cukup seru tapi tidak membawa perubahan

yang permanen.

• Kini, saatnya saya membagikan tips untuk menjadi trainer atau

motivator yang bermutu;

Page 3: TRAINER

• Dua dekade belakangan ini industri training dan konsultasi

berkembang secara pesat.

• Kebutuhan akan training di perusahaan-perusahaan sangat tinggi,

sejalan dengan semakin tingginya tuntutan akan kinerja

karyawannya untuk mengimbangi persaingan pasar.

• Namun seringkali tingginya tuntutan training ini tidak bisa dipenuhi

oleh perusahaan sendiri karena beberapa hal.

Page 4: TRAINER

• Salah satunya adalah kapasitas trainer perusahaan yang tidak

mencukupi.

• Oleh karena itu, untuk menutup kekurangan ini perusahaan

memanfaatkan trainer dari luar yang disediakan oleh perusahaan

training dan konsultasi.

• Persoalannya lagi, tidak selalu training yang diberikan oleh

perusahaan training sesuai dengan harapan perusahaan.

Page 5: TRAINER

• Terhadap training yang diselenggarakan, keluhan yang sering

dikemukakan lebih banyak soal cara penyampaian dan bukan mengenai

materinya.

• Artinya, kompetensi, gaya, cara dan sikap trainer dalam memberikan

training dinilai tidak bagus.

• Kekurangpahaman trainer mengenai seluk beluk training adalah

penyebab seorang trainer tampak tidak kompeten.

• Penguasaan bukan hanya mencakup materi, tetapi juga mencakup proses

belajar, jenis peserta, metode training, perilaku di depan peserta dan

Page 6: TRAINER

• Buku ini disusun untuk memberi bekal kepada para trainer agar proses

training berjalan lebih efektif.

• Gagasan, pendapat dan pengalaman disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk urutan yang sistematis mungkin sesuai dengan kaidah

pembelajaran.

• Pada bab pertama, buku ini membahas mengenai training baik itu

menyangkut definisi, perannya dalam bisnis dan perusahaan, maupun

pandangan-pandangan bias mengenainya.

Page 7: TRAINER

• Kemudian untuk lebih memahami training, pada bab kedua akan dibahas secara lebih

mendalam mengenai proses pembelajaran.

• Peserta training, yaitu orang dewasa, mempunyai cara belajar yang berbeda dengan

cara belajar anak-anak.

• Untuk itu mereka harus dimengerti dan dipahami serta diperlakukan berbeda dengan

anak kecil.

• Bab ketiga membahas secara detil (dan tentu saja prkatis) mengenai cara belajar,

harapan dan perlakuan yang dianjurkan terhadap orang dewasa agar proses training

berjalan efektif, dinamis, interaktif dan mencapai tujuan.

Page 8: TRAINER

• Pencapaian tujuan training juga sangat tergantung dari pemberi

materinya, yakni trainernya.

• Sikap, perilaku dan kemampuan seorang trainer mempunyai peran yang

sangat besar dalam kelancaran proses training.

• Proses yang baik akan membuat tujuan training akan lebih mudah dicapai.

• Dalam bab keempat inilah akan dibahas seluk beluk mengenai apa yang

sebaiknya dihindari oleh seorang trainer dan saran-saran agar seorang

trainer bisa mendapatkan kharisma di depan peserta training.

Page 9: TRAINER

• Tidak cukup mengandalkan perilaku, seorang trainer juga

memerlukan alat bantu dalam training.

• Bab kelima akan membahas secara detil alat-alat bantu yang biasa

dipakai oleh seorang trainer untuk membuat proses training menjadi

lebih mudah dan efektif.

• Pemilihan alat bantu tidak bisa sembarangan, tetapi harus

disesuaikan dengan metode training yang dipilih.

Page 10: TRAINER

• Ada banyak metode training, yang masing-masing mempunyai

peruntukannya sendiri. Arti, fungsi utama, kekuatan dan kelemahan setiap

metode akan dibahas dalam bab yang keenam.

• Setelah seorang trainer mengetahui dan memahami proses belajar, peserta,

sikap, alat bantu dan metode, ia harus mempraktekkannya.

• Bab ketujuh akan membahas cara melakukan fasilitasi, yaitu cara mengajak

peserta training untuk terlibat secara aktif, berpartisipasi secara dinamis.

Page 11: TRAINER

1). Mulai dengan cepat dan akhiri dengan kesan yang baik.

• Jangan bertele-tele dengan perkenalan dan pembukaan yang

panjang.

• Akhiri dengan kata-kata yang tak terlupakan sehingga pelatihannya

selalu diingat-ingat

meski telah berakhir serta mendorong perubahan yang bermakna.

Page 12: TRAINER

2). Selalu berlatih dan melakukan persiapan dengan matang.

• Rekam sesi motivasi untuk evaluasi nanti.

• Perbanyak praktek dan perbaiki materi serta cara

mempresentasikannya.

• Siapkan alat bantu visual, video, multimedia, alat dan media untuk

menggambar, serta hadiah sederhana untuk kuis atau permainan.

Page 13: TRAINER

3). Fokus, selalu antusias, dan menjaga tingkat energi agar tetap bersemangat dalam memberikan training

dengan bahasa tubuh yang meyakinkan.

•Berbicaralah dengan penuh kepercayaan

diri, gerakkan badan dan tangan secara

harmonis berkoordinasi dengan apa yang

ingin disampaikan.

Page 14: TRAINER

4). Perhatikan dan manfaatkan emosi serta gaya belajar dari

para partisipan. •Gunakan gambar dan tulisan, video dan

lagu, contoh kasus dan strategi, gambaran umum dan detail khusus, pertanyaan dan permainan, pengajaran dan diskusi, dan sebagainya.

•Ciptakan interaksi personal yang menarik dan pancing sensasi perasaan yang menggugah.

Page 15: TRAINER

5)Sederhanakan presentasi, beri ruang agar partisipan

belajar dan menemukan sendiri ilmu yang ingin diajarkan.

•Berikan lembaran untuk partisipan

memberikan umpan balik dan menulis

saran/masukan untuk sang trainer.

Page 16: TRAINER

6)Tingkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial untuk para partisipan

dengan membentuk kelompok atau grup yang saling berkompetisi.

• Para peserta pelatihan akan belajar berinteraksi, bekerja sama, dan

saling melengkapi dalam sebuah kelompok.

• Berikan tugas yang cukup menantang bagi grup-grup ini.

Page 17: TRAINER

7) Last but not least, be yourself! Jadilah diri sendiri, jadilah versi yang terbaik dari diri sendiri.

• Setiap orang itu unik dan bisa memaksimalkan potensi dirinya tanpa perlu

menjadi orang lain.

• Tapi kita juga memerlukan orang lain sebagai role-model, orang-orang yang

telah mencapai kesuksesan yang ingin kita miliki.

• Selain mencari sosok yang bisa diteladani, kita juga harus mendapatkan tim

pendukung untuk membantu presentasi ini.

• Tanpa dukungan orang lain, seorang trainer tidak akan berhasil dalam

membawakan materi pelatihannya.

• Sekian dahulu tips untuk kali ini, semoga berguna dan bisa membawa

Page 18: TRAINER

BUANG RASA MINDER

• Minder atau rendah diri adalah perasaan diri tidak mampu dan menganggap

orang lain lebih baik dari dirinya.

• Orang yang merasa minder cenderung bersikap egosentris (terpusat pada diri

sendiri), memposisikan diri sebagai korban atau hal yang negatif, merasa tidak

puas terhadap dirinya, mengasihani diri sendiri dan mudah menyerah. orang

yang mempunyai rasa minder akan merasa lemah, kekurangan,rasa bersalah yg

berlebihan, takut pada orang lain,menarik diri dari lingkungan/pergaulan,

cemas menghadapi sesuatu yang baru,tidak berani menghadapi kenyataan,sukar

mengambil keputusan,takut akan kegagalan.

Page 19: TRAINER

• Untuk mengatasi sikap minder tersebut ada satu syarat, yakni menghargai diri

sendiri dan berpikiran positif.

• Minder adalah tipikal orang yg bermental lemah. Mental yg lemah akan merasa

selalu tidak aman, selalu gelisah dan kuatir.

• Karena kerja otak sudah dipenuhi dg rasa kawatir, takut dan gelisah tanpa sebab

atau disebabkan oleh hal-hal kecil, maka kerja otakpun menjadi lemah dan tidak

dapat berfungsi untuk memikirkan hal-hal besar yg bermanfaat buat diri sendiri

dan orang lain.

Page 20: TRAINER

Ciri-ciri orang yang merasa minder ialah:

• Selalu berpikir negative terhadap diri sendiri.

• Suka menyendiri.

• Terlalu berhati-hati ketika berhadapan dengan orang lain sehingga

pergerakannya kelihatan kaku.

• Pergerakannya agak terbatas, seolah-olah sadar yang dirinya memang

mempunyai banyak kekurangan.

• Berasa curiga terhadap orang lain

• Tidak percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan

Page 21: TRAINER

• Sering menolak apabila diajak ke tempat-tempat yang ramai orang.

• Beranggapan bahwa orang lainlah yang harus berubah,

• Menolak tanggung jawab hidup untuk mengubah diri menjadi lebih baik.

• Minder harus sebisa mungkin dihindari dan dicari jalan keluarnya.

• Minder menghambat kita menggapai mimpi dan kesuksesan.

• Minder, semua orang tahu maknanya, adalah sikap yg manusiawi.

Page 22: TRAINER

• Semua orang memiliki sikap dan perasaan ini dengan level yang

berbeda.

• Minder adalah manusiawi, akan tetapi menjadi tidak manusiawi lagi

ketika kita tidak berusaha untuk menghilangkan sikap dan perasaan

minder.

Page 23: TRAINER

Tips Mengatasi Minder/Rendah Diri

1. Berpikir positif.

Tekankan pada diri Anda bahwa Anda patut

dihargai.

Page 24: TRAINER

2. Hadapi rasa takut jangan dihindari.

•Toh ia tidak akan berakibat seburuk yg anda kira. •Melawan rasa takut akan menambah percaya diri anda.

Page 25: TRAINER

3. Hargai diri sendiri.

• Hargailah Anda sebagai Ciptaan Tuhan karena Anda telah berhasil

dalam berbuat sesuatu.

• Bila tidak mengapa orang lain mesti menghargai anda?

• Bukankah akan lebih mudah apabila anda membantu dan

menghargai diri sendiri?

Page 26: TRAINER

Meningkatkan Rasa Percaya Diri(1. Berpikir Positif)

•Tekankan berulang-ulang pada diri

Anda “Saya bisa. Tenang saja. Saya

berani. Orang lain bisa, saya pasti

bisa”.

Page 27: TRAINER

2. Menenangkan diri:

• Kenapa harus grogi?

• Anggap saja yang di depan Anda adalah keluarga Anda.

• Jadi, tampilah se-rileks mungkin.

• Dengan rileks, Anda dapat focus pada apa yang akan Anda

sampaikan

Page 28: TRAINER

3. Hilangkan rasa ingin tampil sempurna:

•Mengapa Anda cemas? Karena Anda ingin tampil sesempurna mungkin.

•Padahal, sudah jelas kita manusia, tidak ada yang sempurna.

Page 29: TRAINER

4. Menjernihkan pikiran:

• Saat Anda merasa cemas, saat itulah pikiran Anda sedang dipenuhi

kalimat-kalimat negatif, seperti “aduh, kalau salah gimana ya”

“aduh, gimana ntar kalo aku dipermalukan didepan kelas”.

• Nah pemikiran seperti inilah yang harus dihilangkan.

Page 30: TRAINER

5. Kuasai Materi:

• Sebelum Anda berbicara di depan umum, pahamilah apa yang ingin

Anda sampaikan, focus dan konsentrasi.

• Saat Anda cemas, materi inti yang sesungguhnya malah akan hilang

dari pikiran Anda.

• Pahami bahan pembicaraan yang akan Anda sampaikan. Jangan

menghapalkan, tapi memahami.

Page 31: TRAINER

• Seperti saat Anda ingin menceritakan sebuah film kepada teman

Anda, tentu Anda bisa menceritakan dengan mudah isi film tersebut

kan? Itu karena Anda menguasai film itu.

• Berlatih dan Berlatih

• Setelah Anda mempunyai semua modal itu, berlatihlah! Anda bisa

berlatih di depan kelompok arisan, kelompok kerja, kelompok

tetangga, dsb.

Page 32: TRAINER

Berbicara di depan Umum

• Apakah itu berbicara di depan umum?

• Berbicara di depan umum adalah suatu proses komunikasi dimana satu orang

yang

• berbicara kepada kelompok orang banyak.

• Berbicara di depan umum atau di depan kelompok berbeda dengan berbicara

dalam kelompok. atau ngobrol karena perhatian hadirin akan terpusat pada

pembicara dan seorang pembicara harus memberikan perhatian pada seluruh

peserta, bukan hanya pada orang-orang tertentu.

Page 33: TRAINER

• Untuk itu perlu diperhatikan posisi berdiri, kontak mata, ekspresi

atau mimik, kejelasan bicara (artikulasi dan nada),

• Pemahaman akan isi topik menjadi sangat penting, karena setiap

orang akan menjadi percaya diri ketika menerangkan sesuatu yang

dipahami dengan baik.

• Karena itu berbicara di depan umum membutuhkan persiapan yang

baik.

Page 34: TRAINER

Posisi berdiri

• Berdirilah di tempat yang dapat dilihat oleh seluruh peserta.

• Jangan memunggungi peserta dan jangan menutupi pandangan

peserta terhadap obyek yang harus mereka lihat, misalnya tulisan

atau praktek kegiatan tertentu.

Page 35: TRAINER

Kontak mata

•Tataplah mata peserta dengan tenang.

• Jangan pernah melihat ke tempat lain, apalagi ke

tempat kosong.

• Kontak mata akan memastikan bahwa peserta

mengikuti pembicaraan kita.

Page 36: TRAINER

Mimik

• Tunjukkan perasaan Anda dengan jujur. Jika anda merasa lucu,

tertawalah.

• Jika anda agak grogi atau gugup, katakanlah , jika anda cemas,

katakanlah alasannya.

• Peserta akan bersimpati pada anda, dan anda akan berkembang

ketika mampu mengatakan hal tersebut.

Page 37: TRAINER

Kejelasan Bicara: artikulasi, dan nada.

• Artikulasikan setiap huruf dengan sebaik-baiknya dengan cara yang

benar.

• Sesekali berilah intonasi nada bicara yang berirama, meninggi atau

melemah sesuai kepentingan.

Page 38: TRAINER

Jadilah diri sendiri

• Jangan pernah berusaha menjadi orang lain atau menjadi imitasi orang lain.

• Jadilah dirimu sendiri, karena gaya setiap orang adalah unik.

Page 39: TRAINER

Melibatkan Peserta (pendengar)

•Sapalah peserta di awal pembicaraan

dengan menanyakan kabar mereka

serta hal-hal ringan dalam kegiatan

keseharian.

Page 40: TRAINER

Tips Praktis

•Untuk menjadi Trainer, berpikir

positif untuk meningkatkan

percaya diri adalah hal yang utama.

Page 41: TRAINER

TIPS MENJADI TRAINER

•Ada yang perlu diperhatikan jika kita menjadi seorang trainer(pelatih).

•Fungsi trainer bukan seperti seorang pelatih, tetapi menjadi fasilitator yang baik dalam mengelola forum .

•Baik forum besar ataupau kecil yang melibatkan masyarakat.

Page 42: TRAINER

1. Suara Perlu di perhatikan. Suara berpengaruh terhadap audience terutama untuk keras dan lunaknya

penyampaian.2. Pandangan Tidak Merata. Tips untuk menjadi trainer ketika bertemu denganaudience yang perlu adalah

melihat keseluruh audience.3. Jangan Monoton tidak ada improvisasi

4. Intonasi5. Bahasa Tubuh6. Jangan Terburu-buru7. Suasana Hati8. Lingkungan yang Mendukung.9. Penguasaan Materi10. Banyak Gerak