Tradisi islam-nusantara

6
MATERI KELAS IX SEMESTER 2 SMP N 1 TIRTO Tugas Di susun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Teknologi Pendidikan Dosen pengampu : Failasuf Fadli, M. Si Di Susun oleh: Zuhrotun Nisa‘ 2021113126 Kelas : C PRODI PAI JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2015

Transcript of Tradisi islam-nusantara

MATERI KELAS IX SEMESTER 2

SMP N 1 TIRTO

Tugas

Di susun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Teknologi Pendidikan

Dosen pengampu : Failasuf Fadli, M. Si

Di Susun oleh:

Zuhrotun Nisa‘

2021113126

Kelas : C

PRODI PAI

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2015

SEJARAH TRADISI ISLAM NUSANTARA

A. SENI BUDAYA LOKAL YANG ISLAMI

1. Pengertian seni budaya lokal yang islami

Seni budaya lokal yang islami adalah segala bentuk kesenian yang

berasal dan berkembang di daerah-daerah di Indonesia yang

dipengaruhi oleh ajaran-ajaran islam.

Adapun bentuk-bentuk kesenian islam itu bisa berupa teks, musik,

perupaan benda, dan lain-lain. Seni atau kesenian termasuk dari

bagian kebudayaan. Kebudayaan manusia bisa berwujud perilaku

manusia, tutur bahasa, perlengkapan hidup manusia, dan organisasi

masyarakat.

2. Macam-macam seni budaya lokal yang islami

a. Seni arsitektur

Kehadiran islam telah mendorong lahirnya ciptaan-ciptaan baru

dalam seni bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat islam, misalnya bangunan masjid sebagai pusat

beribadah dan berkumpulnya umat islam. Masjid di Aceh,

Demak, Kudus, dan di daerah lain di Nusantara merupakan

kekayaan seni arsitektur yang terus berkembang sampai

sekarang. Karya seni arsitektur pengaruh islam juga tampak

dalam bangunan keraton-keraton kerajaan islam di Nusantara.

b. Seni ukir

Seni ukir pengaruh islam juga berkembang di Nusantara. Seni

ukir yang di maksud adalah berupa seni ukir hias untuk

memperindah masjid di bagian mimbar dan bangunan makam di

bagian jirat, nisan-nisannya, cungkupnya, dan tiang-tiang

cungkupnya. Seni ukir hias itu antara lain berupa daun-daunan,

bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit karang, pemandangan, dan

ukiran kaligrafi.

c. Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkaikan

huruf-huruf Arab atau ayat suci Al-Qur’an, hadis, asma Allah,

shalawat, maupun kata-kata hikmah sesuai dengan bentuk yang

diinginkan. Kaligrafi sebagai motif hiasan dapat dijumpai di

masjid-masjid kuno, seperti ukir-ukiran yang terdapat pada

masjid di Jepara. Tidak hanya masjid kuno, masjid-masjid

sekarang juga banyak di jumpai tulisan kaligrafi, baik di

mimbar, dinding, maupun pada bagian luar masjid.

d. Seni tari

Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian

yang berkaitan dengan bacaan sholawat. Misalnya, pada seni

rebana diikuti dengan tari-tarian zipin, bacaan sholawat dengan

menggunakan lagu-lagu tertentu.

e. Seni musik/suara

Dalam kebudayaan islam kita juga mengenal seni musik berupa

rebana, hadrah, qasidah, nasyid, dan gambus yang melantunkan

lagu-lagu dengan syair yang islami. Kita juga mengenal

grup/kelompok nasyid dan qasidah seperti Bimbo., Nidaria,

Nasyidaria, Raihan, Snada dan sebagainya.

f. Seni pertunjukkan

Berupa pagelaran wayang kulit yang merupakan perpaduan

kebudayaan Jawa dengan unsur keislaman. Bagi orang Jawa,

wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan

karena sarat dengan pesan-pesan moral yang menjadi filsafat

hidup orang Jawa.

g. Seni sastra

Seni sastra yang berkembang pada zaman islam umumnya

berkembang di daerah sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan

di Jawa. Ditinjau dari corak dan isinya, kesusastraan zaman

islam dibagi menjadi beberapa jenis, meskipun pembagian itu

tidak dapat dilakukan secara tegas sebab sering terjadi suatu

naskah dapat dimasukkan ke dalam dua golongan sekaligus.

Jenis-jenis karya sastra zaman islam diantaranya adalah sebagai

berikut.

1. Hikayat

Adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan

keajaiban dan keanehan. Tidak jarang hikayat berpangkal

pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang benar-benar

terjadi.

2. Babad

Adalah dongeng yang sengaja di ubah sebagai cerita sejarah.

Dalam babad, tokoh, tempat, dan peristiwa hampir semua ada

dalam sejarah, tetapi penggambarannya dilakukan secara

berlebihan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon,

Babad Giyanti, dan Babad Pakepung. Di daerah melayu,

babad dikenal dengan nama sejarah sarasilah (silsilah) atau

tambo, yang juga diberi judul hikayat. Contohnya Tambo

Minangkabau, Hikayat Rja-raja Pasai, dan Hikayat Sarasilah

Perak.

3. Suluk

Adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Kitab

suluk sangat menarik karena sifatnya pantheismr, yaitu

menjelaskan tentang bersatunya manusia dengan Tuhan

(manunggaling kawulo lan Gusti). Pujangga-pujangga

kerajaan dan para wali banyak menghasilkan karya-karya

sastra jenis suluk in, antara lain sebagai berikut.

a. Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk

puisi yang dibukukan dalam kitab Bonang

b. Hamzah Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk

puisi yang bernafaskan keislaman, misalnya Syair Perahu

dan Syair Dagang.

c. Syekh Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat

sebagai pujangga di kerajaan Banten, berhasil menulis

beberapa buku tentang tasawuf.

B. TRADISI DAN ADAT BUDAYA DI NUSANTARA

Tradisi adalah adat kebiasaan yang sudah turun-temurun dan masih

dijalankan dalam kehidupan masyarakat. Tradisi Islam di Nusantara

merupakan perpaduan antara ajaran agama islam dan adat yang berada di

Nusantara. Tradisi islam dijadikan sebagai sarana dakwah oleh para ulama

pada masa itu, dengan tidak menghapis secara total adat yang sudah ada.

Sehingga tradisi islam di Nusantara bukanlah ajaran islam yang wajib

diamalkan, melainkan hanya sebagai sarana untuk menyebarkan agama

islam pada masa itu.

Berbagai macam adat yang berkembang di Nusantara, antara lain:

1. Halal bihalal

Tradisi halal bihalal merupakan tradisi khas yang dilakukan bangsa

Indonesia. Dikatakan khas karena di Arab Saudi sebagai tempat awal

mula islam lahir tidak ditemukan tradisi halal bihalal. Halal bihalal

dilakukan pada bulan syawal setelah melaksanakan ibadah puasa

dibulan ramadhan. Tujuannya untuk menjalin silaturrahmi dan saling

memaafkan. Halal bihalal dilakukan di berbagai lapisan masyarakat,

mulai tingkat keluarga, RT.RW. Desa. Kecamatan, bahkan di istana

kepresidenan pun di lakukan tradisi halal bihalal.

2. Kupatan (bakdo kupat)

Di pula Jawa bahkan sudah berkembang di daerah-daerah lain terdapat

tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan

seminggu setelah Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu

tempat seperti mushola dan masjid untuk mengadakan selamatan

dengan hidangan yang di dominasi kupat (ketupat).

3. Dugderan di Semarang

Tradisi ini merupakan tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat

Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk

menyambut datangnya bulan puasa. Ritual dugderan dilaksanakan

setelah shalat ashar yang diawali dengan musyawarah untuk

menentukan awal bulan ramadhan yang diikuti oleh para ulama. Hasil

musyawarah itu kemudian diumumkan kepada khalayak. Sebagai tanda

dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug. Dalam acara ini

biasanya juga dipentaskan tarian Jipin yang dibawakan oleh 100 orang

penari dari Semarang dan Demak.

4. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta

Tradisi sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa

Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan

dilestarikan sebagai sarana untuk mengenang jasa-jasa perjuangan

Walisongo yang telah berhasil menyebarkan tuntunan Nabi Muhammad

saw. Tersebut konon diperingati oleh para wali di Keraton Demak

selama seminggu, dari tanggal 5-15 rabiul awwal. Peringatan yang

lazim di namai maulid Nabi itu, oleh para wali disebut sekaten, yang

berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat syahadat).

Dalam upacara sekaten tersebut disuguhkan gamelan pusaka

peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Suguhan

ini sebagai pertanda bahwa dalam berdakwah para wali mengemasnya

dengan menjalin kedekatan dengan masyarakat.

5. Kerobok maulid di Kutai dan pawai obor di Manado

Di Provinsi Kalimanta Timur, tepatnya kawasan Keraton Kutai

Kartanegara juga diselenggarakan tradisi yang dinamakan Kerobok

Maulid. Istilah kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya

berkerubun atau berkerumun oleh orang banyak. Tradisi ini

dilaksanakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad

saw, tanggal 12 Rabiul awwal. Tradisi kerobok maulid dipusatkan

dihalaman masjid Jami’ Hasanuddin, Tenggarong.

6. Grebek besar di Demak

Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap tahun

dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini

dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijah bertepatan dengan datangnya

Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban.

7. Tradisi rabu kasan di Bangka

Tradisi rabu kasa dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun,

tepatnya pada hari rabu terakhir bulan safar. Hal ini sesuai dengan

namanya, yakni rabu kasan berasal dari kata rabu pungkasan (terakhir).

Upacara rabu kasan sebenarnyatidak hanya dilakukan di Bangka saja,

namun di daerah lain seperti di Bogor, Jawa Barat dan Gresik Jawa

Timur. Pada dasarnya maksud tradisi ini sama yaitu untuk memohon

kepada Allah swt agar di jauhkan dari bala’ (musibah dan bencana).