tpth 2.3.5 - 2.3.7

23
2.3.5 Teknologi Budidaya Tanaman Nanas (Ananas comosus L.) A. Pembibitan Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan tidak menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri khusus, yaitu tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di bawah tangkai buah dan di atas tunas batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif dengan mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non- aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak, seragam, dan mudah dalam pengangkutan. Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang dengan memilih tunas batang pada pohon induk yang sedang

description

horti

Transcript of tpth 2.3.5 - 2.3.7

Page 1: tpth 2.3.5 - 2.3.7

2.3.5 Teknologi Budidaya Tanaman Nanas (Ananas comosus L.)

A. Pembibitan

Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat

dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan adalah tunas akar,

tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan

dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang

pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Benih nanas dari biji (generatif)

jarang digunakan karena membutuhkan teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan

penyerbukan sendiri dan tidak menghasilkan biji.

Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri khusus, yaitu tunas yang tumbuh

dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk

daun lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang)

mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas

batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di bawah tangkai buah dan di atas

tunas batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran

tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif dengan mahkota

buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non-aktif pada batang, kemudian

disemaikan dalam media steril dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak,

seragam, dan mudah dalam pengangkutan.

Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas batang dan bibit

nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang dengan memilih tunas batang pada pohon induk yang

sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik adalah panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat

pangkal pohon dipotong untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu

biarkan selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman langsung

segera ditanam. Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakuakan adalah

memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian potongan dibelah

menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai berupa pasir bersih dalam bak tanam.

Bibit yang dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila

bibit akan diangkut dalam jarak jauh, akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.

Benih yang disiapkan harus disesuaikan dengan luas areal penanaman. Kepadatan tanaman yang

ideal berkisar antara 44.000-77.000 bibit tanaman per Ha, tergantung jarak tanam, jenis nanas,

kesuburan tanah, sistem tanam dan jenis bibit. Penanaman dengan sistem persegi (jarak tanam 150 x

Page 2: tpth 2.3.5 - 2.3.7

150 cm) membutuhkan sekitar 3556 bibit bila lahan yang mangkus ditanami 80%. Atau 12.698 - 15.875

bibit pada sistem tanam kereta api dengan jarak tanam 60 x 60 cm dan jarak antar barisan sebelah

kanan/kiri dari kereta api adalah 150 cm.

a. Teknik Penyemaian

Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam menyiapkan media

semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya Rootone) pada permukaan belahan batang untuk

mempercepat pertumbuhan akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 - 2,5

cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara

baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastic tembus cahaya (bening). Stek batang

nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru yang medianya disuburkan dengan

pupuk kandang disiapkan. Campuran media berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1)

atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1). Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas

dari persemaian perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit. Pemeliharaan

pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala dijaga agar kondisi media tanam selalu

lembab dan tidak kering supaya bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk

kandang dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian pestisida

dapat dilakukan jika diperlukan. Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-

30 cm atau berumur 3-5 bulan.

B. Pengolahan Media Tanam

Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan dan

pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim kemarau, dengan membuang pepohonan

yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman

tanah perlu diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar 5,5. Jumlah

bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan

ekologi pertumbuhannya.

Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan pembuangan dan pembersihan pohon-pohon atau

batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat penampungan limbah pertanian. Mengolah tanah

dengan dicangkul/dibajak dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga gembur, karena, bisa berakibat fatal

pada produksi tanaman. Biarkan tanah menjadi kering minimal selama 15 hari agar tanah benarbenar

matang dan siap ditanami.

Page 3: tpth 2.3.5 - 2.3.7

Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk kedua

kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan cukup dengan cara meratakan

tanah, kemudian di sekililingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan

dilakukan dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150

cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.

Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton per hektar.

Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam.

Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan

tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium

diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea penggunaannya dikombinasikan

dengan perangsang pembungaan.

C. Teknik Penanaman

I. Penentuan Pola Tanam

Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu

tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem tanam,

yaitu sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar

barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm. Sistem baris

rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2

barisan adalah 150 cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah kiri dan

kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm

membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90

cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90

cm serta sisitem baris rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan

dari 4 barisan tanaman 90 cm.

II. Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem tanam. Ukuran

lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain.

III. Cara Penanaman

Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan: (1)

membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas

sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per

Page 4: tpth 2.3.5 - 2.3.7

lubang tanam; (3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah

roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga

tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang

tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.

D. Pemeliharaan

I. Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak berbentuk pohon.

Kegiatan penyulaman nanas diperlukan, sebab ceding-ceding bibit nanas tidak tumbuh karena kesalahan

teknis penanaman atau faktor bibit.

II. Penyiangan

Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan gulma pesaing

tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari. Rumput liar sering menjadi

sarang dari dan penyakit. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun

untuk menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Cara

penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar

bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.

III. Pembubunan

Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi bedengan yang

seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di

sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga

drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar

yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman nanas berdiri kuat.

IV. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan. Pemupukan

susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis

pupuk yang digunakan adalah:

a) Pupuk NPK tablet (Pamafert)

Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO adalah 17-8-12-0-2+mikro

Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap tablet

Dosisi anjuran satu tablet tiap tanaman

b) Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl

Page 5: tpth 2.3.5 - 2.3.7

Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per hektar. Pupuk susulan

diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama.

Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam dipupuk dengan ZA 125 kg atau urea

62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur 6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha.

Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara

barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain: disemprotkan pada daun terutama

pupuk Nitrogen dengan dosis 40 gram Urea per liter atau ±900 liter larutan urea per hektar.

V. Pengairan dan Penyiraman

Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan tanaman

yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan /penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau

tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang

pembungaan dan pembuahan secara optimal. Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu

kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang

paling baik adalah sore dan pagi hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.

E. Panen

Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari jenis bibit

yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen

buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18

bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:

a. Mahkota buah terbuka.

b. Tangkai buah mengkerut.

c. Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.

d. Warna bagian dasar buah kuning.

e. Timbul aroma nanas yang harum dan khas.

Tata cara panen buah nanas yaitu dngan memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda

siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril.

Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak rusak dan memar. Tanaman nanas dipanen setelah

berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama

sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun

perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah

Page 6: tpth 2.3.5 - 2.3.7

membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai

penanaman dilakukan seperti cara bercocok tanam pada lahan yang baru.

2.3.6 Teknologi Budidaya Tanaman Melon (Cucumis melo L.)

A. Pembibitan

Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat

dan terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam dan Atonikselama 2 (dua)

jam. Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan mengapung di atas

permukaan air.

1. Pengadaan benih secara generative

Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak

unsur fosfor untuk memperkuat akar dan membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila

tanaman dalam kondisi sehat maka jaringjaring pada buah diharapkan muncul secara merata.

Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium dan boron maka tanaman disemprot dengan pupuk

daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.

2. Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)

Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam dan sumber eksplan yang digunakan

haruslah tepat agar memberikan hasil yang maksimal. Media dasar yang dipakai tersusun dari

garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan thiamin

0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon

tanaman yang ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan

penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl

0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C

selama 30 menit.Tanaman yang didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan dan

bunga betina separti halnya tanaman yang didapat dari biji.

Benih harus disimpan ditempat yang kering dan tempat untuk menyimpan benih dapat

dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari,

karena untuk melindungi benih tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan

serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran

agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam tanah. Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam

ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.

Page 7: tpth 2.3.5 - 2.3.7

Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana dibandingkan dengan benih

semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra.

Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.

Teknik Penyemaian

Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam.

Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang

dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya

menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1

yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang

perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian

dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3

atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.

Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit

muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk

penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau

kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat

atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman perlu diulangi pada sore

hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan

tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.

Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon

telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya,

yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada

bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.

B. Pengolahan Media Tanam

I. Persiapan

Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat

remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu

selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah

sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm. Untuk pencangkulan dan

penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yang

semula berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan cukup sarang (mudah

Page 8: tpth 2.3.5 - 2.3.7

diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah

menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:

1. Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.

2. Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman ±30–

50 cm. (untuk dua kali cangkulan)

3. Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam

tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah.

II. Pembentukan Bedengan

Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat

tanah menjadi lengket dan berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses

pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun

dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat

petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum

12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; dan lebar parit 55–65 cm.

Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yang

remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan

tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-

unsur beracun ada hingga menghilang tuntas. Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan

memudahkan perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi

bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm

agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras. Dan pada musim kemarau tinggi bedengan

cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan

lebar 55–65 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir,

maupun penalian.

III. Pemasangan Mulsa Hitam Perak (PHP)

Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dapat

memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk

satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada

bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua ujung mulsa

PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap

meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi

sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan,

Page 9: tpth 2.3.5 - 2.3.7

bedenganbedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam.

Tujuan agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap

tanaman.

C. Teknik Penanaman

Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas

kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian

rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan

cepat. Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan beserta medianya. Akar tanaman diusahakan

tidak sampai rusak saat menyobek polibag. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada

lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan

kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas.

D. Pemeliharaan

I. Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit

tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan

bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih

beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5

hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam.

Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.

II. Penyiangan

Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit

di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab

sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.

III. Pembubunan

Untuk pembubunan pertama-tama yang perlu dilakukan adalah pemupukan awal dan

mensterilkan lahan. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan

akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah

diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena

terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.

Page 10: tpth 2.3.5 - 2.3.7

IV. Perempalan

Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.

V. Pemupukan

Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari

(ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak

proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan

kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran

tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam

pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.

a) Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.

b) Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk

susulan III=440 kg/ha.

c) TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.

d) KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.

Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan

I : umur ±20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.

VI. Penyiraman

Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus

lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.

Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat

menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan

buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan

tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-

pagi sekali atau malam hari.

VII. Pemasangan ajir

Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai

membuat pembubunan dan selesai mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit

ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus

terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2–3 kg.

Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri.

Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk

segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.

Page 11: tpth 2.3.5 - 2.3.7

VIII. Pemangkasan

Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai

dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas,

cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya

bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal

dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-

cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika

ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

E. Panen

a) Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen:

Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal

Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar

Warna kulit hijau kekuningan.

b) Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.

c) Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

Cara Panen :

1. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa

simpan buah.

2. Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi

atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.

3. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah

siap dipanen.

4. Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat

terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama

di swalayan.

2.3.7 Teknologi Budidaya Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaertner) Vass)

A. Pembibitan

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah

penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu

kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi

Page 12: tpth 2.3.5 - 2.3.7

perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang

dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah

tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji

(generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan

menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat

berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan

terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.

Penyiapan bibit

Bibit dari biji :

1) Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.

2) Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.

Bibit dari anakan :

1) Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik

2) Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah

Teknik penyemaian

Bibit dari biji :

1) Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastic yang sudah

dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai

kecambah berumur 20-30 hari

2) Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3

minggu sekali

3) Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari

Bibit dari anakan :

1) Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan

kebutuhan

2) Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm

3) Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm

4) Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur

5) Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan

0,01-0,02 cc/liter air

6) Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm

Page 13: tpth 2.3.5 - 2.3.7

7) Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada

dibawah.

Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian.

Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.

B. Pengolahan lahan

Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi

dan sumber air. Bongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta

menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. Bajak tanah untuk menghilangkan

bongkahan tanah yang terlalu besar.

C. Teknik penanaman

I. Pembuatan Lubang tanam

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau

1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m.

Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.

II. Cara Penanaman

Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai

tumbuh.

Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh

seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman

peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon

peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m,

durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

D. Pemeliharaan

Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga

diperoleh produksi yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa

produksi tanaman salak.

I. Penjarangan dan Penyulaman

Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu

dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman

Page 14: tpth 2.3.5 - 2.3.7

dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus

atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu

tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan

tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan

dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah

perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya dibungkus dengan plastik

agar akarakar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.

II. Penyiangan

Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu

lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak

diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan

berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan

cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim

penghujan.

III. Pembubunan

Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke

pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan.

Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk

menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit

yang ada.

IV. Perempalan dan Pemangkasan

Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu

rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama

mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak

tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancer

diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian

vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang. Pemangkasan

Page 15: tpth 2.3.5 - 2.3.7

dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan

kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.

Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan

menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup disisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan

maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.

Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong

setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi

tanaman.

Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya

menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang

tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.

V. Pemupukan

Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang.

Umur tanaman :

a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.

b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.

c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.

d) 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.

VI. Penyiraman

Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai

dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan

aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak

memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus

tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.

E. Panen

Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah

bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman

atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa

lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat

Page 16: tpth 2.3.5 - 2.3.7

(klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak. Karena buah salak masaknya

tidak serempak, maka dilakukan petik pilih.

Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau

segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa:

gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan.

Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2014.

Melon (Cucumis melo L.). www.warintek.ristek.go.id/pertanian/melon.pdf. Diunduh tanggal 23 Maret

2014.

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2014.

Nanas ( Ananas comosus ). www.warintek.ristek.go.id/pertanian/melon.pdf. Diunduh tanggal 23

Maret 2014.

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2014.

Salak (Salacca zalacca). www.warintek.ristek.go.id/pertanian/melon.pdf. Diunduh tanggal 23 Maret

2014.