TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa...

225

Click here to load reader

Transcript of TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa...

Page 1: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI

KAJIAN TERHADAP RITUS, MAKNA, DAN FUNGSI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Strata 1 (S-1) Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Serafin Letuna

084114011

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

11:■■

liti‐ ■|:|:‐ 1111■

.`:ヽ :i■:||■| :|

:■ 11■ .■

'●

■11● 11■ r■

1'|=lt■ ■:11■ ■●:1

1iプ・ 平‐‐

,_二4=■ ■

|11 ■ 1■1:|ヽ fllil i■ ■:| ザ }1111■

1111■ 11,' 11‐し,■ i'1■ ■1■・

■ ■‐| |■ |■|■ ::II I■ :lili l・■ .11■ ■ ‐ ■

:":1.II'( 1 :シ ■ 11[1.■ it■■1■ ′‐1, I1 11t i

7)

111■ 1■ ||| |11'■ l tl■ ■■「

_|‐ |'

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

Skripsi

罫θttO∬ :PUISI RITUAL ORANG MANCCARAI

IKAJIAN TER難:ADAP RITUS.MAKNA,DAN FUNCSI

E〉 isiapkan dan ditulis olch

Serain Letじ na

Ni■i:084114011

Tclah dipettahallkan di depail panitia pengtti

pada tanggal.2]Jantlari 201 5

dall dinyatakall nt(1■ entlhi syttat

S馨 (.11lall l` 。111.t.=・ e.1=し:i:

Kはじa

Sekretans

A埓紳 ta

ゝ乙霧a Leilgkap

:Drs ilerv Antcno,MHし m

iFE Iど、:A島:,SS,M him

i S il Pcni Adil,S_S,ヽ 4 Hum

・Df Yo,ォ:千

ド'|:Talll■

・,卜`:iぎ

`Pror D.l.Prapto麗 o3awadi

1噛紙 瓢亀 13 Fd轟鑓i鰺 15

SastraDharrna

X Sittadi,MA

tJcH 3n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, l3 Februari 2015

Penulis

Serafin Letuna

iV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

”Fr謂

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Hmiah

untuk Kepentingan Akademis

Yang berlanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Serafin Letuna

NIM : 084114011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul"Torok: Puisi Ritual Orang Manggarai: Kajian

Terhadap Ritus, Makna, dan Fungsi".

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

rnenyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkaian data,

mendistribusi secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media iain untuk

kepentingan akademis tanpa periu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencanturnkan narna saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal, 13 Februari 2015

Yang menyatakan

\,\ hiiiv'i

Seralin Letuna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan kasihnya untuk menuntun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi

ini adalah Torok: Puisi Ritual Orang Manggarai: Kajian Terhadap Ritus, Fungsi, dan Makna,

ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra Indonesia.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

karena itu penulis mau mengucapkan limpah terima kasih kepada:

1. Dr.Yosep Yapi Taum, M.Hum., yang berkenan menjadi dosen pembimbing I penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Beliau telah memberikan banyak masukan, pinjaman

buku referensi, teori-teori yang digunakan dalam skripsi ini, dan terus memotivasi penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., yang berkenan menjadi dosen pembimbing II.

Beliau juga memberikan masukan dan terus memotivasi penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

3. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia USD: Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Dra.

Fransisca Tjandrasih Adji, M.Hum., Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., Drs. Heri Antono,

M.Hum., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., dan Drs. F.X. Santosa., M.S., serta dosen-dosen

pengampu mata kuliah tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Pengabdian mereka untuk dunia pendidikan sangat berharga dan patut dihormati.

4. Bapak Samuel Letuna dan ibu Yustina Nuet, orang tuakut ercinta yang selalu mendukung

dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

vii

5. Kakak-kakakku tercinta, Rinyo, Noya, dan Vio yang terus menyemangati penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-temanku: Yodi, Erik, Tolin, Debost, Apry, Atno, Ernest, Miki, Gery, Dio, Darma,

Oncu, Ijen, Mechil, Ermin, Viani, Avi, dan Dewi yang terus menemani penulis saat suka

dan duka.

7. Ase ka’e lawa JXCOM, Marasta, Remang, Kopi Pa’it, Kos Narada 3A dan Rastamof,

atas keceriaannya dan dukungan penuhnya selama ini. Terima kasih untuk canda dan

tawanya.

8. Karyawan/i sekretariat fakultas Sastra dan BAAK yang selalu mempermudah urusan

administrasi.

9. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah mempermudah peminjaman buku-

buku referensi.

10. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2008, atas kebersamaan dan dukungan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat dapat penulis sebutkan satu per satu, namun telah banyak

memberikan dukungan dan perhatian sampai selesai skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima segala

bentuk kritik dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

viii

I can do all things through Christ which strengtheneth me

(Philippians 4:13)

Motto

Iman bukanlah percaya tanpa pembuktian, tetapi percaya tanpa syarat

Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Kedua orang tuaku,

Prodi Sastra Indonesia,

Segenap pembaca Skripsi ini…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……………………………………………………… iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………………….. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………………… v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… ix

ABSTRAK……………………………………………………………………………………... xv

ABSTRACT……………………………………………………………………………………. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 2

1.4 Manfaat Hasil Penelitian…………………………………………………… 2

1.5 Tinjauan Pustaka…………………………………………………………... 3

1.6 Landasan Teori……………………………………………………………... 4

1.6.1 Tradisi Lisan…………………………………………………………. 4

1.6.2 Struktur Sastra Lisan…………………………………………………. 6

1.6.3 Makna dan Fungsi Sastra Lisan……………………………………… 7

1.6.4 Ritual………………………………………………………………… 8

1.6.5 Makna dan Fungsi Ritual…………………………………………… 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

x

1.6.6 Ritus…………………………………………………………………. 10

1.7 Metode Penelitian………………………………………………………….. 12

1.7.1 Penentuan Lokasi dan Subjek Penelitian……………………………. 12

1.7.2 Metode……………………………………………………………….. 12

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 13

1.7.3.1 Teknik Pengamatan (Observasi)……………………………… 13

1.7.3.2 Teknik Wawancara……………………………………………. 14

1.7.3.3 Teknik Pencatatan……………………………………………. 14

1.7.3.4 Teknik Dokumentasi…………………………………………. 14

1.7.4 Analisis Data…………………………………………………………. 15

1.8 Teknik Penyajian Data……………………………………………………… 15

BAB II TOROK DALAM KONTEKS SASTRA DAN BUDAYA MASYARAKAT

MANGGARAI

2.1 Pengantar…………………………………………………………………… 18

2.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………….. 18

2.2.1 Sumber Sejarah Manggarai…………………………………………… 18

2.2.2 Nama ‘Manggarai’: Sejarah Perseteruan Berbagai Versi…………….. 19

2.2.3 Sejarah Orang Manggarai: Asal-Usul yang Beragam………………… 22

2.2.4 Geografi-Topografi Manggarai……………………………………….. 28

2.2.5 Kebudayaan Orang Manggarai……………………………………….. 31

2.2.5.1 BahasaManggarai……………………………………………. 31

2.2.5.2 Sistem Pengetahuan: Alam Pemikiran Orang Manggarai dan

Pandangan Tentang Dunia…………………………………… 33

2.2.5.2.1 Relasi yang Intim dalam Harmoni Manusia dengan

Alam dan Dunia Kondrati………………………….. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xi

2.2.5.2.2 Merajut Alam Kebersamaan: Sosial-Kodrati………. 35

2.2.5.2.3 Menemukan Kebenaran di Balik yang Mistis………. 38

2.2.5.2.4 Daya Alam Gaib……………………………………. 40

2.2.5.2.5 Kepercayaan Orang Manggarai…………………….. 40

2.2.6 Struktur dan Kehidupan Sosial……………………………………….. 47

2.2.6.1 Sistem Kekerabatan…………………………………………... 47

2.2.6.1.1 Kelompok Kekerabatan…………………………….. 47

2.2.6.1.2 Pola Perkawinan……………………………………. 48

2.2.6.2 Sistem Pemerintahan…………………………………………. 51

2.2.6.2.1 Sebelum Masa Penjajahan………………………….. 51

2.2.6.2.2 Selama Masa Penjajahan…………………………… 54

2.2.6.2.3 Masa Kemerdekaan………………………………… 572.2.6.3 LapisanSosial………………………………………………... 61

2.2.6.3.1 Keraeng (Bangsawan)……………………………… 61

2.2.6.3.2 Ro’eng (Orang Kebanyakan-Masyarakat Biasa)…… 62

2.2.6.3.3 Mendi (Budak)……………………………………… 63

2.2.6.4 Sistem Mata Pencaharian……………………………………... 65

2.2.6.5 Kesenian dan Sastra Lisan……………………………………. 69

2.2.6.6 Sistem Peralatan danTeknologi………………………………. 70

2.3 Rangkuman…………………………………………………………………. 72

BAB III TOROK DAN RITUS ADAT ORANG MANGGARAI

3.1 Pengantar…………………………………………………………………… 74

3.2 Arti Torok………………………………………………………………….. 74

3.3 Penutur Torok………………………………………………………………. 75

3.4 Sifat Torok………………………………………………………………….. 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xii

3.4.1 Baro (Melapor)……………………………………………………….. 75

3.4.2 Naring (Memuji)……………………………………………………… 76

3.4.3 Béngkés (Bersyukur dan Berterima Kasih)…………………………. 76

3.4.5 AmpongNdekok (Pengampunan Dosa)……………………………… 77

3.4.6 Tégi (Meminta)……………………………………………………….. 78

3.4.7 Suju (Menyembah)……………………………………………………. 79

3.5 Ritus Kelahiran Orang Manggarai………………………………………….. 81

3.5.1 Cikeng………………………………………………………………… 81

3.5.2 Loas…………………………………………………………………... 81

3.5.3 Entap Siding………………………………………………………….. 81

3.5.4 Poro Putes…………………………………………………………….. 82

3.5.5 Boak Dimar…………………………………………………………… 82

3.5.6 Toko Ruis Cumpe……………………………………………………... 83

3.5.7 Upacara Cear Cumpe atau Lega Cumpe……………………………… 83

3.5.7.1 Arti dan Maksud……………………………………………… 83

3.5.7.2 Urutan Acara…………………………………………………. 84

3.5.8 La’at Meka Weru……………………………………………………... 91

3.5.9 Cémol/Dopo Wing/Rebong………………………………………….... 91

3.6 Ritus Kebun Orang Manggarai……………………………………………... 95

3.6.1 Pembukaan Lingko……………………………………………………. 95

3.6.2 PenanamandanPersiapanPanen…………………………………….. 98

3.6.3 Pemanenan Hasil Kebun……………………………………………... 101

3.7 Penti (Syukuran hasil panen)……………………………………………... 102

3.8 Ritus Pembangunan Rumah Orang Manggarai…………………………….. 106

3.8.1 Cincang………………………………………………………………. 106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xiii

3.8.2 Tongke……………………………………………………………….. 108

3.8.3 Ceko………………………………………………………………….. 109

3.8.4 We’e Mbaru…………………………………………………………... 114

3.9 Ritus Perkawinan Adat Orang Manggarai………………………………….. 119

3.9.1 Persiapan Pongo agu Tiba Meka…………………………………… 120

3.9.2 Acara Pongo/ Wéda Réwa Tuke Mbaru…………………………….. 123

3.9.3 Acara Kempu……………………………………………………….. 123

3.9.4 Réke Kawing……………………………………………………….. 124

3.9.5 We’e………………………………………………………………… 124

3.9.6 Kawing……………………………………………………………… 127

3.9.7 Rame Kawing……………………………………………………….. 128

3.9.8 Karong Kilo atau Lo’ang…………………………………………… 129

3.9.9 Wagal atau Nempung……………………………………………….. 131

3.9.10 Podo………………………………………………………………… 134

3.9.11 Gérép Ruha………………………………………………………… 134

3.10 Ritus Wu’ad Wa’i (Memberi Bekal) Orang Manggarai…………………... 140

3.10.1 Susunan Acara……………………………………………………. 140

3.10.1.1 Di Luar Rumah…………………………………………………… 140

3.10.1.2 Di Dalam Rumah…………………………………............... 141

3.10.1.3 Rahi Pa’ang Olo-Ngaungn Musi…………………………… 141

3.10.1.4 Toto Urat Manuk…………………………………………… 145

3.10.1.5 Helang……………………………………………………… 145

3.10.1.6 Makan Bersama……………………………………………. 145

3.11Ritus Teing Hang(Memberi Makan Leluhur)………...…………………. 148

3.11.1 Pengertian dan Maksud……………………………………………. 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xiv

3.11.2 Hewan Kurban………………………………………………........... 148

3.11.3 Susunan Acara…………………………………………................... 148

3.11.3.1 Pembukaan…………………………………………………. 148

3.11.3.2 Upacara Teing Hang Dimulai……………………………… 153

3.11.3.3 Toto Urat Manuk…………………………………………… 160

3.11.3.4 Helang……………………………………………………… 161

3.11.3.5 Hang Wie Cama (Makan Malam Bersama)………............... 161

3.12 Ritus Kematian Orang Manggarai………………………………………… 161

3.12.1 Adak Teing Tinu…………………………………………………… 161

3.12.1.1 Pengertian dan Maksud……………………………………. 161

3.12.1.2 Waktu Pelaksanaan………………………………………… 161

3.12.1.3 Hewan Kurban……………………………………………… 162

3.12.2 Wero Mata agu Wae Lu’u………………………………………….. 162

3.12.3 Lorang agu Loling………………………………………………….. 164

3.12.4 Haeng Nai………………………………………………………….. 165

3.12.4.1Pengertian dan Maksud…….…………………….................... 165

3.12.4.2 Hewan Kurban……………………………………................. 165

3.12.5 Tékang Tana (Penggalian Kubur)………………………………….. 171

3.12.6 Na’a One Peti atau Ancém Peti…………………………………….. 173

3.12.7 Tokong Bako atau Tokong Mbakung………………………………. 175

3.12.8 Wangkas agu Boak…………………………………………………. 176

3.12.9 Lonto Walu…………………………………………………………. 180

3.12.10 Saung Ta’a………………………………………………………… 180

3.12.11 Kélas, Paka Dia’a atau Pédéng Bokong…………………………... 184

3.13 Rangkuman………………………………………………………………… 187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xv

BAB IV MAKNA DAN FUNGSI TOROK BAGI MASYARAKAT MANGGARAI

4.1 Pengantar…………………………………………………………………… 190

4.2 Struktur Ritus………………………………………………………………. 190

4.3 Makna Torok……………………………………………………………….. 191

4.3.1 Makna Religius..................................................................................... 192

4.3.2 Makna Historis……………………………………………………….. 192

4.3.3 Makna Persaudaraan…………………………………………………. 195

4.4 Fungsi Torok……………………………………………………………….. 196

4.4.1 Fungsi Magis…………………………………………………………. 196

4.4.2 Fungsi Ajaran Hidup…………………………………………………. 196

4.4.3 Fungsi Sosial............…………………………………………………. 197

4.4.4 Fungsi Estetis………………………………………………………… 197

4.5 Rangkuman…………………………………………………………………. 197

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan……………………………………………………………………. 199

5.2 Saran………………………………………………………………………… 202

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………... 203

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………. 206

1. Daftar Informan…………………………………………………………….. 207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xv

ABSTRAK

Letuna, Serafin. 2015, “Torok: Puisi Ritual Orang Manggarai: Kajian Terhadap Ritus, Makna,

dan Fungsi”. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma

Skripsi ini membahas Torok : Puisi Ritual Orang Manggarai, Kajian Terhadap Ritus,

Makna, dan Fungsi. Studi ini memiliki dua tujuan, yakni (1) menguraikan struktur ritus dalam

tradisi masyarakat Manggarai dan (2) menguraikan makna dan fungsi torok dalam tradisi

masyarakat Manggarai.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tradisi lisan, struktur sastra

lisan, makna dan fungsi sastra lisan, ritual, dan makna dan fungsi ritual. Penelitian ini

menggunakan metode etnografi dengan empat teknik pengumpulan data, yaitu pengamatan

(observasi), wawancara, pencatatan, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal berikut: (1) masyarakat Manggarai sudah

mengenal wujud tertinggi yang biasa disebut “Mori Jari agu Dedek” melalui torok, (2) torok

sebagai doa asli Orang Manggarai tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Orang Manggarai, (3)

torok selalu diikutsertakan dalam semua upacara adat masyarakat Manggarai. Ada 8 upacara adat

yang dibahas dalam skripsi ini, yaitu (a) ritus kelahiran rang Manggarai, (b) ritus kebun orang

Manggarai, (c) penti, (d) ritus pembangunan rumah orang Manggarai, (e) ritus perkawinan Adat

orang Manggarai, (f) ritus wu’ad wa’i orang Manggarai, (g) ritus teing hang, dan (h) ritus

kematian orang Manggarai. (4) Ada tiga makna yang terkandung dalam torok, yaitu (a) makna

religius memandang torok sebagai doa asli orang Manggarai (b) makna historis, yang

mengisahkan kepercayaan masyarakat Manggarai sebelum masuknya agama Katolik yang masih

menganut kepercayaan animisme dan dinamisme dan menjadikan torok sebagai doa lisan mereka

terhadap wujud tertinggi dan (b) makna persaudaraan yang menunjuk pada kemufakatan dan

kesepakatan seluruh warga kampung dalam mengambil tindakan. Sementara itu, fungsi torok

meliputi fungsi magis, fungsi ajaran hidup, fungsi sosial, dan fungsi estetis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

xvi

ABSTRACT

Letuna, Serafin. 2015, “Torok: Ritual Poem of Manggaraian: Research about the ceremony, the

definition, and the function”. Undergraduate Thesis. Indonesian Letters Program,

Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

This undergraduate thesis discus Torok : Ritual Poem of Manggaraian, Research about

the ceremony, the definition, and the function. This research has two goals: (1) Explain the

structure of the ritual based on Manggarai tradition and (2) Explain the definition and the

function of Torok itself in Manggarain tradition.

The theoretical framework used for this research is that of oral literature, the structure of

oral literature, the meaning and function of oral literature, the definition and the function of

ritual, and the meaning of ritus. This research was completed using the ethnographic method,

with three forms of data collection, namely observing, interviewing, recording, and

documentation.

The result of this research shows that (1) Manggrai people has already recognized a

supreme force, known as “Mori Jari agu Dedek”, through torok. (2) Torok, as a prayer which

originates from the Manggarai people, cannot be separated from their lives. (3) Torok is always

included in every cultural ceremony of the Manggarai people. There are eight cultural

ceremonies which are discussed in this thesis. They are a) Manggarai born ritual b) Manggarai

plantination ritual c) penti, d) Manggarai house- built ritual, e) Manggarai culture marriage

ritual, f) Manggarai wu’ad wa’i ritual, g) Manggarai Teing Hang ritual, and h) Manggarai death

ritual. (4) There are three meanings of Torok, a) religius meaning tells about torok as the

Manggaraian real prayer, (b) historical meaning which tells about Manggarains’ animism and

dynamism belief using Torok as their oral prayer to the Almighty before catholic religion is

finally adopted and b) the spirit of social relation which is implemented to take an action through

agreement reached by all the Manggarai people in a village. The function of Torok includes

social function, Magic function, value of life and esthetic function.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Skripsi ini berjudul “Torok : Puisi Ritual Orang Manggarai: Kajian Terhadap

Ritus, Makna, dan Fungsi. Judul ini dipilih karena tiga alasan mendasar, yaitu (1) torok

merupakan budaya asli orang Manggarai yang diwujudkan dalam bentuk doa lisan, (2)

torok memiliki nilai estetis yang tinggi yang terungkap dalam syair-syair torok, dan (3)

torok selalu didaraskan di setiap upacara adat. Torok adalah ungkapan-ungkapan yang

tersusun dalam syair-syair indah untuk menyatakan maksud-maksud tertentu dan

ditujukan kepada Wujud Tertinggi ataupun para leluhur (Deki, 2011:183). Torok selalu

disampaikan dalam konteks upacara adat, dalam suasana sakral dan penutur adalah

representan yang hadir. Torok kerap pula disebut sebagai doa asli orang Manggarai.

Torok terkait dengan siklus kehidupan orang Manggarai dalam filosofi “gendangn one

lingkon pe’ang” yang menyatakan kesatuan relasi antara rumah sebagai tempat tinggal

dengan lingko sebagai lahan untuk mengais kehidupan. Filosofi ini kemudian menyata

dalam pelbagai upacara dan ritus yang ada, baik dalam upacara komunal maupun privat.

Torok selalu didaraskan di setiap upacara adat Manggarai. Upacara tersebut

antara lain Ritus Kelahiran, Ritus Pembukaan Kebun Komunal, Ritus Penti (Syukuran

hasil panen), Ritus Pembangunan Rumah, Ritus Perkawinan, Ritus Wu’ad Wa’i (memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

2

bekal bagi yang hendak merantau) , Ritus Kematian, dan Ritus Teing Hang (memberi

makan leluhur).

Aspek yang dibahas dalam penelitian ini adalah fungsi dan makna torok dalam

beberapa upacara adat Manggarai. Sebagai doa asli orang Manggarai, torok memiliki

nilai-nilai positif untuk kehidupan manusia. Nilai-nilai tersebut mesti dilihat dalam

konteks keseluruhan hidup manusia yang memiliki orientasi mencapai kehidupan yang

sejahtera.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana struktur ritus dalam tradisi masyarakat Manggarai?

1.2.2 Apa saja makna dan fungsi torok dalam tradisi masyarakat Manggarai?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Menguraikan strukur ritus dalam tradisi masyarakat Manggarai.

1.3.2. Menguraikan makna dan fungsi torok dalam tradisi masyarakat Manggarai.

1.4. Manfaat Hasil Penelitian

Torok merupakan salah satu tradisi yang terdapat di daerah Kabupaten

Manggarai Raya (Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Tengah, dan

Kabupaten Manggarai Timur) yang masih dilakukan sampai sekarang. Penelitian ini

dilakukan bukan hanya untuk kepentingan peneliti semata, akan tetapi diharapkan juga

bermanfaat untuk menambah wawasan dan kepustakaan mengenai penelitian tradisi lisan

yang sangat minim dalam masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

3

1. Manfaat Teoretis:

Dalam bidang budaya, penelitian ini dapat mengembangkan teori

budaya tentang makna dan fungsi.

2. Manfaat Praktis

Dalam bidang sastra lisan, penelitian ini dapat digunakan sebagai

pertahanan atau revitalisasi budaya

Dalam bidang religi, masyarakat bisa mengetahui torok sebagai doa

asli masyarakat Manggarai sebelum masuknya agama Katolik.

Dalam bidang pariwisata dan pemerintah daerah, dimanfaatkan untuk

meningkatkan pendapatan daerah setempat, yaitu sebagai wisata

budaya, dan adat yang berakar pada keaslian daerah sehingga bisa

meningkatkan hakikat, martabat, serta moralitas dalam kehidupan.

1.5. Tinjauan Pustaka

Torok merupakan salah satu potensi budaya yang patut diperhitungkan dalam

adat Manggarai. Sebagai salah satu potensi budaya, banyak peneliti yang telah meneliti

tentang torok, tetapi penelitian-penelitian tersebut tidak secara rinci membahas torok dari

segi fungsi dan maknanya. Kanisius Teobaldus Deki, salah satu pengamat budaya

Manggarai dalam bukunya yang berjudul Tradisi Lisan Orang Manggarai – Membidik

Persaudaraan Dalam Bingkai Sastra hanya membahas torok dari segi pengertian dan arti

torok dalam konteks persaudaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

4

Dalam buku yang berjudul Gereja Menyapa Manggarai (buku yang ditulis untuk

memperingati Yubileum Gereja Katolik di Manggarai), juga disinggung tentang torok.

Dalam buku tersebut, torok dengan pengertian sebagai doa asli orang Manggarai

dikaitkan dengan masuknya agama Katolik di Manggarai.

Selain Deki, belum ada peneliti atau mahasiswa yang mengangkat torok sebagai

objek penelitian untuk skripsi.

1.6. Landasan Teori

1.6.1. Tradisi Lisan

Vansina dalam bukunya yang berjudul de la Tradition Orale: Esai de Methode

Historique mendefenisikan tradisi lisan sebagai “kesaksian verbal yang ditransmisikan

dari satu generasi ke generasi selanjutnya atau generasi masa depan”.

Dalam banyak literatur, istilah tradisi lisan sering disepadankan dengan folklor

(oral and customary tradition), seperti yang digunakan di Amerika Serikat oleh Jan

Harold Brunvand. Tentang folklor, Arche Taylor mendefenisikannya sebagai bahan-

bahan yang diwariskan oleh tradisi, baik melalui kata-kata dari mulut atau oleh adat

istiadat dari praktek. Pada tahun 1948 , dengan tegas Taylor mengatakan ”folklor adalah

bahan (material) yang diwariskan oleh tradisi, baik melalui kata-kata yang keluar dari

mulut, atau melalui adat kebiasaan ataupun praktek”.

Istilah tradisi berasal dari kata Latin tradition (kata kerja tradere) yang berarti

tradisi atau penyerahan. Francis Bacon, seorang filsuf ilmu pengetahuan menggunakan

kata yang sama untuk mendefenisikan pernyataaan atau pengiriman pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

5

Sedangkan menurut Lorens Bagus, kata tradisi (bahasa Inggris: tradition) memiliki

perluasan makna dalam berbagai bidang. Dalam bidang sejarah, tradisi berarti adat-

istiadat, ritus-ritus, ajaran-ajaran sosial, pandangan-pandangan, nilai-nilai, aturan-aturan,

perilaku-perilaku yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ia merupakan warisan sosio

kultural yang dilestarikan dalam masyarakat atau dalam kelompok sosial masyarakat

dalam kurun waktu yang sangat panjang. Tradisi bersifat progresif kalau dihubungkan

dengan perkembangan kreatif budaya tetapi tradisi bersifat reaksioner kalau ia berkaitan

dengan sisa-sisa yang sudah usang dari unsur-unsur budaya masa lampau. Dalam ranah

ilmu, tradisi berarti kontinuitas pengetahuan dan metode-metode penelitian. Sedangkan

dalam dunia seni, tradisi berarti kesinambungan gaya dan penampilan (Harold, 1998:5-6).

Istilah lisan (oral) dapat diartikan sebagai kata-kata yang dituturkan, diucapkan

(Bagus, 1996:1115). Dengan demikian, kata “lisan” dalam kaitan dengan tradisi lisan

(oral tradition) berarti tradisi yang ditransmisikan secara lisan (KBBI, 1990:528). Tradisi

lisan tersebut ditransmisikan ke dalam berbagai bentuk seperti ujaran rakyat (folk

speech), yang diperinci lagi kedalam bentuk dialek, julukan (naming), ungkapan-

ungkapan, dan kalimat tradisional (traditional phrases and sentences) yang dapat

digolongkan dalam kelompok peribahasa (proverb and proverbial saying), sedangkan

pertanyaan tradisional termasuk dalam teka-teki rakyat (folk riddles). Selain itu ada sajak

rakyat (folk rhymes), syair rakyat (folk poetry), dan bermacam-macam cerita rakyat (folk

narratives) seperti mite, legenda, dan dongeng. Bentuk terakhir adalah nyanyian rakyat

(folk song) dan balada rakyat (folk ballads) dengan musiknya (Soekanto, 1993:520).

Sastra lisan orang Manggarai berkaitan langsung dengan kebudayaan yang mereka miliki.

Sastra lahir dalam kebudayaan itu dan ikut membentuk kebudayaan dari dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

6

Kenyataan inilah yang menyebabkan terdapat relasi yang intens antara sastra dengan

kebudayaan orang Manggarai (Deki, 2011:103). Dalam perkembangannya, hal itu

menjadi nyata pada tuturan-tuturan yang dieksplisitasikan di berbagai ritual-ritual adat

orang Manggarai. Sastra lisan yang kemudian diwariskan secara turun-temurun

memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat. Sastra menjadi

bagian dari kehidupan bersama, baik komunal maupun privat. Lahirnya bermacam-

macam bentuk sastra yang menyajikan pelbagai pluralitas dalam mengais makna hidup

manusia.

Dalam perspektif budaya, sastra lisan orang Manggarai merupakan ekspresi dari

pembatinan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi titik pangkal membangun kehidupan

yang human, seraya menampilkan religiositas masyarakat yang selama ini cenderung

tereliminasi perubahan dan perkembangan yang ditimbulkan oleh prinsip dan pola hidup

modern. Kesadaran akan betapa kaya dan luhurnya nilai yang dikandung oleh sastra lisan

yang lahir dan tumbuh serta hidup dalam budaya Mangarai, menantang setiap orang yang

tergugah dan memiliki perhatian untuk terlibat dalam penggalian ranah budaya ini.

1.6.2. Struktur Sastra Lisan

Sastra lisan mempunyai struktur yang berbeda untuk setiap jenisnya. Dalam

pembagian yang umum, menurut isinya kesusastraan dibagi menjadi empat bagian, yakni

epik, lirik, didaktik, dan dramatik. Sementara menurut bentuknya ada prosa, puisi, dan

prosa liris (Sumarjo, 1990:441). Epik adalah karangan yang bersifat objektif. Artinya,

pengarang melukiskan apa yang terjadi sesungguhnya seperti dalam kenyataan tanpa

memasukkan unsur emosi dan imajinasi penulisnya. Sebaliknya, lirik adalah semua jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

7

karangan yang bersifat subjektif. Dalam karangan jenis ini, pengarang secara intens

melukiskan imajinasi dan ilham pribadinya. Bahasa sastra selalu terkait dengan emosi

(perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir,

peristiwa dengan khayalan dengan bentuk bahasa yang istimewa (Firgo, dalam DIAN,

Minggu, 27 Februari 2005:4).

Ada dua bentuk utama sastra yang sudah menjadi lazim, yakni prosa naratif yang

terungkap dalam pelbagai kisah rakyat (tombo nunduk dan tombo turuk) dan puisi lirik

yang diekspresikan melalui peribahasa, tamsil-tamsil (go’et), syair-syair doa (torok) dan

syair-syair lagu rakyat. Sejarah lisan (oral tradition) maupun tradisi lisan merupakan

sebuah perilaku budaya yang harus dilakoni setiap warga generasi sebagai jati diri sejarah

tanah air dan keturunannya (Sumarjo, 1990:442).

1.6.3 Makna dan Fungsi Sastra Lisan

Sastra lisan mempunyai makna dan fungsi yang berbeda-beda dalam setiap

jenisnya. Prosa naratif seperti kisah rakyat biasanya bercerita tentang kehidupan para

pahlawan, fabel, dan kehidupan para dewa yang cenderung bersifat dan bertabiat baik

serta kisah tentang raksasa atau orang-orang yang tamak dan serakah. Kisah-kisah

tersebut berfungsi untuk mendidik, menghibur dan dijadikan sebagai pelajaran bagi anak-

anak kecil. Makna yang dapat dipetik dari prosa naratif tersebut adalah makna spiritual

dan pendidikan nilai. Puisi lirik juga mempunyai fungsi dan makna yang sama dengan

prosa naratif.

Prosa naratif dalam sastra lisan orang Manggarai tertuang dalam Tombo Nunduk

dan Tombo Turuk. Tombo nunduk dapat dipahami sebagai aktivitas dalam meneruskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

8

sejarah keberadaan sebuah keturunan suku (klan yang disebut wa’u) yang dikisahkan

secara terus menerus secara lisan kepada setiap generasi keturunan itu. Sedangkan Tombo

Turuk dimengerti sebagai cerita-cerita yang memiliki berbagai makna kehidupan, seperti

sosial,spiritual, ekonomis, humor, pendidikan nilai, dan lain-lain (Toda, 1999:13). Kedua

jenis prosa ini dikisahkan dalam bentuk lisan oleh generasi tua kepada anak-anaknya

umumnya demi alasan pedagogis dan penerusan sejarah keberadaan diri masyarakat.

Go’et-go’et adalah kata-kata bijak yang diramu sebagai syair-syair bertuah. Bentuknya

tidak selalu sama, tetapi bervariasi dan memiliki tujuan yang sama yakni mendidik,

mengeritik, dan menghibur. Torok adalah doa-doa yang biasa didaraskan di berbagai

tempat, misalnya di lodok (titik pusat dari kebun komunal yang disebut lingko), di

compang (batu-batu yang disusun menyerupai altar persembahan), di Mbaru Gendang

(disebut juga Mbaru Tembong, rumah adat), dan tempat-tempat lain pada saat upacara-

upacara adat dilangsungkan. Syair-syair dere ini memiliki fungsi yang sama seperti

prosa-prosa, menyampaikan asal-usul, mengisahkan kembali peristiwa-peristiwa,

mengajukan sebuah pertanyaan, mengeritik sistem sosial yang ada, dan menghibur (Deki,

2011:99).

1.6.4 Ritual

Ritual adalah pola-pola pikiran yang dihubungkan dengan gejala yang

mempunyai ciri-ciri mistis. Ritual dapat dibedakan atas empat macam (1) Tindakan magi,

yang dikaitkan dengan penggunaan bahan-bahan yang bekerja karena daya-daya mistis;

(2) Tindakan religius, kultus para leluhur, juga bekerja dengan cara ini; (3) Ritual

konstitutif yang mengungkapkan atau mengubah hubungan sosial dengan merujuk pada

pengertian-pengertian mistis, dengan cara ini upacara-upacara kehidupan menjadi khas;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

9

dan (4) Ritual faktitif, yang meningkatkan produktivitas dan kekuatan, atau pemurnian

dan perlindungan, atau dengan cara lain meningkatkan kesejahtraan materi suatu

kelompok (Dhavamony, 1995: 175-176).

Proses ritual berhubungan erat dengan emosi keagamaan yang dimiliki individu

itu sendiri. Menurut Koentjaraningrat (1976:218), emosi keagamaan atau religius

emotion yaitu suatu getaran jiwa yang pada suatu ketika pernah menghinggapi seorang

manusia dalam jangka waktu hidupnya, walaupun getaran itu mungkin hanya

berlangsung beberapa detik saja kemudian menghilang lagi. Emosi keagamaan inilah

yang mendorong manusia untuk berlaku serba religi dan menyebabkan sifat keramat atau

mistis pada segala sesuatu yang bersangkutan dengan kelakuan serba religi tersebut,

seperti: tempat, waktu, benda-benda, dan orang-orang yang bersangkutan.

1.6.5 Makna dan Fungsi Ritual

Makna adalah arti atau maksud pembicara atau penulis (KBBI, 2005:703).

Fungsi adalah kegunaan suatu hal (KBBI, 2005:322). Makna yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah arti tuturan lisan masyarakat Manggarai dalam Torok, sedangkan

fungsi proses ritual secara umum terbagi menjadi empat, yaitu fungsi spiritual, sosiologis,

ekonomis, dan politis. Proses ritual sebagai fungsi spiritual yaitu usaha manusia dalam

berkomunikasi dengan dunia gaib. Cara manusia berkomunikasi melalui upacara-upacara

keagamaan untuk memohon keselamatan, menjaga keseimbangan kosmos, bahkan

membina hubungan baik dengan para leluhur dan Tuhannya (Rosiyati, 1994: 106-107).

Sebagai fungsi sosiologis, upacara keagamaan memiliki penjelasan-penjelasan

sebagai aktivitas untuk mengintensifkan kembali semangat kehidupan sosial antar warga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

10

masyarakat. Para penganut religi atau agama terkadang tidak menjalankan kewajiban

mereka secara sungguh-sungguh, tetapi hanya melakukannya karena mereka menganggap

melakukan upacara itu sebagai suatu kewajiban sosial saja (Rosiyati, 1994: 111-112).

Fungsi yang dimaksud adalah kegunaan torok bagi masyarakat Manggarai.

Dalam hal ini makna dan fungsi yang dimaksud adalah arti dan fungsi tuturan adat

masyarakat Manggarai dalam Torok.

1.6.6. Ritus

Dalam bahasa Latin, “ritus” berarti tatacara keagamaan, upacara agama,

seremoni, adat, kebiasaan. Kata latin itu mengasalkan kata Inggris: rite, dan

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ritus. Adjectiva-nya ritual, baik dalam Inggris

dan Indonesia. Menurut A. Nijk, ritus muncul karena adanya kesadaran akan kekosongan

(lacunae, hiatus), ada sesuatu yang hilang, tak terumuskan, tapi orang harus “melakukan

sesuatu tanpa tahu bagaimana caranya”. Maka, orang pun “melakukan sesuatu” secara

coba-coba. Apa yang tadi ada di wilayah kesadaran dan perasaan coba diwujudkan

dengan melakukan sesuatu. Percobaan pertama diulang, dan diulang. Tindakan repetitif

sering disertai devosi yang kuat. Maka, jadilah ritus (Deki, 2011:93)

Sedangkan menurut Ronald L. Grimes, ritus merupakan suatu tipe perilaku yang

secara jelas dan sengaja dibedakan dari “perilaku biasa” yang menunjukkan suatu aturan

khusus dalam ruang dan waktu. Ritus adalah serangkaian tindakan yang secara luas

dikenal oleh anggota budayanya sebagai “klasik”, “normatif”, “esensial” untuk

pemahaman yang semestinya tentang relasi dengan diri sendiri, dunia, dan Yang Ilahi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

11

Selain ritus, bentuk adjektif, “ritual”, dipahami secara mirip oleh Ronald L. Grims, Roy

Rappoport, Catherine Bell dan Gerard Lukken.

Ronald L. Grimes mendefenisikan “ritual” sebagai suatu perpaduan dari

beberapa jenis tindakan, misalnya nyanyi, drama, tari. Mirip dengan Ronald, Roy

Rappoport mengartikan ritual sebagai suatu bentuk atau struktur yang ditampilkan

melalui rangkaian tindakan dan ucapan formal yang tidak dibuat oleh para pelakunya.

Cirinya adalah formal (invariant, stylized, repetitif, stereotip, terikat waktu tertentu dan

tempat khusus), performatif (tak sekedar cara untuk mengungkapkan sesuatu, tapi ritual

itu sendiri adalah aspek dari apa yang sedang diungkapkan; beda drama [perlu

audiences yang melihat] dengan ritual (perlu congregations yang berpartisipasi), dan

mujarab (tak hanya mengkomunikasikan, tapi juga memberi dampak, suatu kemujaraban

yang tak bersumber dari pengalaman inderawi dan tak merujuk pada pengaruh material).

Menurut Catherine Bell, ritual/ritus/ritualisasi bukan terdiri dari tindakan-

tindakan unik yang hanya terjadi dalam konteks ritus, tapi suatu cara bertindak, yang

berbeda dengan cara-cara bertindak lainnya, ada tipe kontras (misalnya perayaan

Ekaristi = bukan seperti ritual makan-minum biasa). Perbedaan itu dikuatkan melalui

aneka strategi sosial: periode, materi, lokasi. Tujuan: (1) membedakan cara “ini”

dengan cara “itu”, (2) menegaskan nilai-nilai yang ada dari pembedaan itu, (3) memberi

partisipan suatu “pengalaman” dari pembedaan itu berdasarkan pada hakikat realitasnya

(ada hirarki perilaku: lebih tinggi, lebih suci).

Gerard Lukken berpendapat tak cukup hanya mengatakan bahwa ritual

mengandung unsur simbol (things), tindakan simbolik (acts), dan bahasa simbolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

12

(words), tapi perlu lihat makna ritual dari ciri-ciri fungsionalnya: (1) penyembuhan dan

penyaluran (memberi kelegaan, pembebasan yang tak harus mencari sendiri caranya;

khususnya ketika menghadapi situasi krisis: kematian, bencana; tapi juga saat

kegembiraan: untuk mengelola dan menyalurkan emosi); (2) penghubung dengan masa

lalu (selalu bersifat lama, sudah ada, ingatan masa kecil: kini dihadirkan kembali); (3)

etis (sumbangan untuk tindakan non-ritual: diajak keluar dari diri sendiri dan aktif dalam

komunitas); (4) sosial (ungkapkan diri dalam cara yang dapat dimengerti orang lain,

menentukan identitas kolektif, komunitas perlu ritual supaya sungguh menjadi

komunitas); (5) permohonan (aspek invokatif, mengundang kekuatan di luar diri kita

untuk menolong); (6) ekspresif (meski warisan sifatnya, ritual juga mengekspresikan diri

kita; menolong kita untuk memberi wajah bagi pengalaman kita dan untuk memahami

diri sendiri).

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Penentuan Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini memilih aktivitas torok yang sering dilakukan di setiap upacara

adat di Kabupaten Manggarai Tengah. Awalnya Manggarai hanyalah satu kabupaten.

Pada tahun 2003, terjadi pemekaran Kabupaten Manggarai Barat dengan ibukota

kabupaten Labuan Bajo. Pada tahun 2007, pemekaran Kabupaten Manggarai Timur

dengan ibukota kabupaten Borong dilaksanakan. Penulis memilih lokasi penelitian di

Kabupaten Manggarai Tengah karena penulis berasal dari kabupaten tersebut dan lebih

memahami bahasa Manggarai di wilayah Kabupaten Manggarai Tengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

13

Subjek penelitian ini adalah para penutur torok dan para budayawan Manggarai

yang memahami struktur, makna, dan fungsi torok secara mendalam. Para penutur torok

menjadi sasaran utama untuk mendapatkan informasi mengenai torok karena para penutur

torok lebih memahami struktur, makna, dan fungsi torok secara mendalam.

1.7.2. Metode

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode etnogafi. Menurut

Sukmadinata (2008:62), metode etnografi adalah metode yang mendeskripsikan dan

menginterpretasi budaya, kelompok, sosial, atau sistem. Meskipun makna budaya itu

sangat luas, metode etnografi biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa,

kepercayaan, ritual, dan cara-cara hidup. Proses penelitian etnografi dilaksanakan di

lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara

alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kegiatan penelitian serta

mengumpulkan dokumen-dokumen.

Dalam penelitian ini, metode ini digunakan untuk mengetahui proses ritual,

makna, dan fungsi Torok dalam tradisi masyarakat Manggarai di Flores, NTT.

1.7.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data lapangan, teknik-teknik pengamatan,

wawancara, perekaman, pencatatan, dan dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan

data dari tempat penelitian (Taum, 2011:239-240).

1.7.3.1 Teknik Pengamatan (Observasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

14

Pengamatan adalah melihat dan mengamati suatu kejadian (tari, permainan,

tingkah laku, nyanyian, dll) dari gejala luarnya sampai ke dalamnya dan menggambarkan

atau mendeskripsikan secara tepat hasil pengamatannya (Taum, 2011:239).

Dalam teknik ini peneliti mengamati torok sebagai doa asli Orang Manggarai

dalam upacara memasuki rumah baru. Peneliti tidak bisa mengamati torok dalam semua

upacara yang dibahas dalam skripsi ini karena keterbatasan waktu. Pengamatan upacara

tersebut dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Desember 2013 yang bertempat di

Kampung Ru’a, Kecamatan Wae Ri’I, Kabupaten Manggarai Tengah, Flores, NTT.

1.7.3.2 Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, yaitu dua orang arau lebih

berhadap-hadapan secara fisik, yaitu satu dapat melihat muka yang lain dan

mendengarkan dengan telinga sendiri (Hadi, 1979:192).

Dalam wawancara ada dua tahap penting. Tahap pertama “wawancara bebas”

yaitu memberi kebebasan seluas-luasnya kepada informan untuk berbicara. Tahap kedua

“wawancara terarah” yaitu mengajukan pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya

untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan mendalam (Taum, 2011:239).

Teknik ini yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data secara langsung

dari para informan yaitu tua-tua adat dan penutur torok yang dipercaya dan mengetahui

secara jelas tentang torok. Selain itu data juga diperoleh melalui tokoh masyarakat.

1.7.3.3 Teknik Pencatatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

15

Dalam teknik ini peneliti menggunakan perlengkapan data dengan mengambil

dari sumber data dalam bentuk catatan-catatan tertulis tentang torok yang berasal dari

Kabupaten Manggarai Tengah.

1.7.3.4 Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan, dapat

digunakan bila diperlukan, juga gambar atau foto. Mendokumentasikan adalah mengatur

dan menyimpan tulisan atau gambar dan foto sebagai dokumen (KBBI, 1994:354)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kamera untuk mengambil gambar

objek dalam bentuk foto selama berlangsungnya torok.

1.7.4. Analisis Data

Penulis menggunakan metode deskriptif analisis dalam penelitian ini. Metode

deskriptif analisis berfungsi sebagai pemecah masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya untuk memberikan bobot lebih tinggi pada

metode ini (Namawi dan Martini, 1994:73)

1.7.5. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan terdapat transkrip teks

Torok beserta terjemahannya dalam delapan upacara adat di Manggarai.

1.8. Sistematika Hasil Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

16

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam lima bab, yaitu : (i) Pendahuluan, (ii)

Gambaran Lokasi Penelitian, (iii) Arti torok beserta teks Torok dan terjemahannya, (iv)

Makna dan Fungsi Torok bagi Masyarakat Manggarai, dan (v) Penutup. Bab I berisi

pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode dan teknik

penelitian, dan sistematika penyajian. Latar belakang masalah berisi pernyataan atau

penjelasan singkat mengenai topik penelitian, alasan pemilihan topik serta aspek yang

akan dibahas dari topik penelitian. Tujuan penelitian merupakan uraian mengenai tujuan

yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka berisi ulasan

tentang kajian yang telah dilakukan tentang objek penelitian, atau penelitian yang relevan

dengan objek penelitian. Metode dan teknik penelitian berisi uraian mengenai metode dan

teknik dalam melakukan sebuah penelitian. Sistematika penyajian berisi uraian mengenai

metode penelitian, hasil dari penelitian yang dilakukan.

Bab II berisi topografi dan struktur geografis lokasi penelitian. Pada bab ini,

penulis menjabarkan secara rinci topografi dan geografis Kabupaten Manggarai. Selain

menjabarkan topografis dan geografis Manggarai, pada bab ini juga dijabarkan (1)

gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sumber sejarah Manggarai, nama

Manggarai: sejarah perseteruan betbagai versi, sejarah orang Manggarai: asal-usul yang

beragam, geografi dan topografi Manggarai, (2) kebudayaan Manggarai yang meliputi

bahasa Manggarai, sistem pengetahuan, pola perkampungan asli Manggarai, kepercayaan

orang Manggarai, sistem kekerabatan, pola perkawinan, sistem pemerintahan, lapisan

sosial, sistem mata pencaharian, kesenian dan sastra lisan, dan sistem peralatan dan

teknologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

17

Bab III berisi pengertian torok, teks torok serta terjemahannya dalam setiap

upacara adat di Manggarai. Pada bab ini dibahas pengertian torok, penutur torok, sifat

torok, teks torok beserta terjemahannya dalam upacara Ritus Kelahiran, Ritus Pembukaan

Kebun Komunal, Ritus Penti (syukuran atas panen), Ritus Pembangunan Rumah, Ritus

Perkawinan, Ritus Wu’ad Wa’I (memberikan bekal sebelum merantau), Ritus Kematian,

dan Ritus Teing Hang (memberi makan leluhur), serta berisi pembahasan mengenai

struktur, makna dan fungsi torok dalam tradisi adat .masyarakat Manggarai. Struktur

torok dalam setiap upacara adat hampir sama, yang berbeda adalah makna dan fungsinya,

karena setiap upacara memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Bab IV berisi makna dan fungsi torok bagi masyarakat Manggarai. Makna torok

bagi masyarakat Manggarai terdiri dari makna historis dan makna persaudaraan. Fungsi

torok terdiri dari fungsi sosial, fungsi magis, fungsi ajaran hidup, dan fungsi estetis.

Bab V berisi penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang

dimaksud adalah kesimpulan tentang struktur, makna dan fungsi torok dalam tradisi adat

masyarakat Manggarai. Saran yang dimaksud adalah saran kepada peneliti selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

18

BAB II

TOROK DALAM KONTEKS SASTRA DAN BUDAYA MASYARAKAT MANGGARAI

2.1 Pengantar

Untuk mendalami secara detail tradisi Torok dalam upacara adat di Manggarai,

maka diperlukan penjelasan yang mendalam mengenai Manggarai. Oleh karena itu, pada

bab ini akan dibahas tentang gambaran umum lokasi penelitian. Pembahasan akan

dimulai dengan (1) Sumber Sejarah Manggarai, (2) nama “Manggarai”: Sejarah

perseteruan Berbagai Versi, (3) Sejarah Orang Manggarai: Asal-Usul yang Beragam, (4)

Geografi dan Topografi Manggarai, (5) Kebudayaan Orang Manggarai, (6) Sistem

Peralatan dan teknologi, dan diakhiri dengan (7) Rangkuman.

2.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2.2.1. Sumber Sejarah Manggarai

Terdapat dua sumber yang bisa ditelusuri untuk menemukan sejarah Manggarai

yang otentik, yakni sumber lisan dan sumber tertulis berdasarkan kajian-kajian para

peneliti yang coba merekonstruksikan kembali sejarah Manggarai yang ternyata memiliki

pluralitas dalam asal usul keturunannya (Deki, 2011:29). Sumber lisan memiliki

keterbatasan karena sering terkait dengan mitologi yang sudah bercampur dengan

pelbagai unsur sastra, khususnya dengan maksud didaktis.

Dari sisi mitologi ada banyak kisah yang tersebar luas. Namun umumnya

menurut orang Manggarai secara mitologis, dunia ini pada mulanya kosong dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

19

memiliki apa-apa sehingga disebut tana lino. Tana berarti tanah atau bumi dan lino

berarti kosong. Tana lino berarti bumi yang kosong (empty earth). Kehidupan, menurut

orang Manggarai berasal dari perkawinan Ame/ Ema Eta (Ayah di atas atau langit) dan

Ine/ Ende Wa (harafiah: ibu di bawah atau bumi) sebagaimana nyata dalam pelbagai

mitologi (Raho, 2003:3).

Selain itu ada sumber-sumber tertulis yang cukup membantu, khususnya arsip-

arsip kerajaan Manggarai, Bima, dan Belanda seperti yang ditelusuri oleh W. P. H.

Coolhaas, Verheijen dan Dami N. Toda. Sumber tertulis ini juga memiliki keterbatasan

karena tidak semua unsur penting dari sejarah orang Manggarai telah termuat dalam

kajian-kajian itu.

2.2.2. Nama “Manggarai” : Sejarah Perseteruan Berbagai Versi

Terdapat begitu banyak asal usul nama Manggarai dari perspektif historis.

Berbagai usaha mengkaji etimologi nama tempat maupun penelusuran historis

berdasarkan peristiwa yang terjadi pada saat itu telah dibuat. Sekurang-kurangnya ada

tiga tokoh yang coba membuat penelusuran nama Manggarai dalam sejarah modern.

Usaha pertama dibuat oleh Van Bekkum sebagaimana dikutip oleh Jilis

Verheijen, seorang misionaris dan pakar budaya yang banyak membuat penelitian tentang

Manggarai dan kebudayaannya, khususnya tentang Wujud Tertinggi, bahasa, flora dan

fauna Manggarai. Menurut Van Bekkum yang mengutip pernyataan orang Bima, “

Manggarai” adalah gabungan dari kata mangga yang berarti sauh dan rai yang berarti

lari, berpautan dengan satu peristiwa terdahulu. Selanjutnya, verheijen mengacu pada

Van Bekkum yang mengadopsi kisah lisan di Cibal tentang kisah tokoh yang bernama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

20

Mangga-Maci. Konon putra sulung Nunisa itu diutus Bima untuk menaklukkan

Manggarai bersama tiga saudaranya yang bernama Nanga-Lere, Tulus-Kuru dan Jena-ili-

Woha. Mereka memberi nama Manggarai kepada Nuca Lale (Toda, 1999: 68-69).

Orang kedua yang mencoba membuat telaahan tentang hal yang sama adalah

Doroteus Hemo (Toda, 1999: 68-69). Menurut Hemo, konon pada waktu perahu Mangga-

Maci bersaudara sedang membongkar sauh dan mendarat, tiba-tiba pasukan Cibal

menyerang, memotong sauh hingga perahu-perahu itu hanyut. Pasukan Bima pun

terperanjat dan berteriak Mangga-rai (sauh berlari). Sejak peristiwa itulah Manggarai

mendapat namanya hingga sekarang ini.

Orang ketiga, Dami N. Toda juga melakukan studi yang sama. Menurut Toda,

asal usul nama Manggarai dari Freijss maupun Wihelmus Van Bekkum yang kemudian

diikuti oleh Verheijen maupun Hemo tetap saja berisi kisah kekeliruan yang telah

berdampak politis tatkala dihubungkan dengan istilah ata raja dengan semiotik

souverinitas Raja Bima atas Manggarai dan diakui oleh pemerintah kolonial Belanda.

Menurut Toda, kata Manggarai sebenarnya berasal dari sebutan Manga dan Raja. Kata

Manggarai manga berarti “ada” tetapi kata “ raja” sama sekali tidak bersinonim dengan

kata “raja” dalam bahasa Melayu-Indonesia. Dalam Bahasa Manggarai, kata raja berarti

sebab musabab, masalah, biasa, manusiawi nyata (sebagai lawan kata: yang bersifat

seberang sana, asing) (Toda, 1999: 68-69).

Lebih lanjut Toda membuat perluasan arti dari manga raja. Pasangan kata

manga raja berarti : “ada ( memiliki) sebab musabab” hanyalah sebuah frase yang bila

dihidupkan akan menjadi kalimat harus memperoleh proses morfologis, misalnya manga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

21

rajan “ ada sebab musaba, alasan, manga rajag “ ada sebab musabab alasanku”. Ata raja

dalam bahasa Manggarai tidak dimaksudkan dengan terjemahan “ ada raja” seperti yang

dibuat oleh Freijss, melainkan berarti ada orang, manusia biasa yang memiliki raga. Kata

ini berlawanan dengan sebutan ata pele sina yang berarti orang (manusia) dari dunia

seberang, manusia roh, mahkluk halus (Toda, 1999:68-69). Jika istilah ini yang dipakai

dalam pemahaman tentang asal usul kata Manggarai maka pengakuan akan souveniritas

Bima dan Belanda atas Manggarai merupakan sebuah pencaplokan atas suatu bangsa

tertentu. Sebab, Manggarai sebagai suku bangsa tertentu akan memiliki identitas, sistem

pemerintahan, budaya dan semua unsur yang mencirikan mereka sebagai suku bangsa

yang berdaulat. Kata Manggarai lebih merupakan pengakuan sekaligus pemakluman

bahwa “kami ada” dan karena itu kami memiliki otonomi atas diri dan kehidupan kami

sendiri.

Peristiwa pada abad ke-18 tidak memiliki kecocokan historis dengan peristiwa

kedatangan Mangga-Maci. Kedatangan formal ekspedisi Bima baru terjadi setelah tahun

176-an, tahun tiba pertama kali misi 27 perahu Bima menuju pelabuhan Adak Todo

(Kerajaan Todo) di pantai selatan Manggarai yang bernama Nanga Ramut pada 6

November 1716 melayani permintaan bantuan Todo ke Bima (Toda, 1999: 68-69).

Meskipun ada ketidaksamaan pemahaman dalam mengartikan Manggarai,

sebenarnya “Manggarai” sebelum abad ke -18 disebut dengan nama Nuca Lale. Nuca

berarti pulau dan Lale adalah nama pohon kerbang (artocarpus eastica) yang memiliki

warna kekuning-kuningan. Menurut pengakuan para petani, pohon Lale merupakan

lambang kesuburan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

22

Dalam karya Piet Petu, lale itu adalah nepa, yakni ular besar berwarna merah

kekuning-kuningan (python reticulates), dengan demikian, Nuca Lale berarti Pulau Ular

(Petu, 1969:45). Tetapi sebutan Nusa Nipa ini adalah nama umum yang ditemukan Piet

Petu dari Orang Wonda di Lio Timur untuk menyebut Pulau Flores (Petu, 1983:89).

Karena itu hampir tidak ada hubungan historisnya dengan nama Manggarai, kecuali relasi

makna tafsiran.

Ditinjau dari akar budaya Manggarai, nama (orang, tempat) memang tidak harus

mempunyai arti (Toda, 1999:71). Hal itu sangat jelas pada usulan rancangan nama yang

berjumlah lima yang diajukan pada saat pemberian nama seorang anak. Tetapi nama yang

diajukan biasanya tidak asing dalam komposisi rasa bunyi bahasa Manggarai, bahkan

sering berasal dari nama turunan ataupun variasi bunyi yang mirip dengan nama bapa,

moyang, tokoh terkenal ataupun nama gelar dari lingkungan keluarga besar. Di tengah

kerancuan ini, Orang Manggarai tetap yakin bahwa nama Manggarai bukanlah hasil

pemberian orang luar, melainkan memiliki keaslian yang menyatakan bahwa “ada orang”

(manga raja), penduduk asli yang mendiami wilayah ini. Sejarah membuktikan bahwa

terbanyak penduduk yang hingga kini berada di daerah Manggarai merupakan pendatang

yang bermigrasi dari berbagai wilayah.

2.2.3 Sejarah Orang Manggarai: Asal Usul yang beragam

Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan pada

zaman purba di Manggarai. Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di

Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang pada umumnya berbentuk mikrolit (flake and

blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951 tim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

23

yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain Liang Momer dan Liang

Panas. Pada tempat itu ditemukan tulang belulang manusia purba yang ditetapkan sebagai

manusia Protonegrito (Hemo, 1990:25).

Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih

dilanjutkan hingga tahun 2004. pada tanggal 7 November 2004, Wahyu Jadmiko dan tim

yang dipimpin Dr. Raden Panji Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai Homo

Floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Sejak tahun 50-an Liang Bua dijadikan

tempat penelitian oleh Dr. Verhoeven, ahli bahasa Yunani dan Latin yang menjadi

misionaris di Manggarai. Penggalian pertama dilakukan bulan Juli 1965. saat itu

ditemukan tujuh kerangka manusia modern (homo sapiens). Juga ditemukan periuk,

beliung persegi dan beberapa benda lain. Setelah sempat vakum, R.P. Soejono

mengambil alih penelitian pada tahun 1978-1989 dengan membuka 10 kotak gali dan

menemukan kerangka seperti yang ditemukan tahun 1950 (Febrian, 2004:46).

Pada masa sekarang bekas perkampungan atau tempat tinggal manusia serupa

oleh para ahli prehistori disebut abris sous roches (tempat-tempat perlindungan di bawah

karang). Tempat-tempat ini merupakan gua-gua atau karang-karang dengan himpunan

tanah pada dasarnya, yang mengandung bekas-bekas alat-alat batu, tulang dan kerang

dari zaman lampau. Tempat semacam ini banyak ditemukan di Flores Barat dan Irian

(Koentjaraningrat, 2002:5).

Selain itu, hingga saat ini kajian tentang historitas Orang Manggarai masih

berlanjut. Meskipun demikian studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

24

berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran

sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai berasal dari satu suku dan

satu nenek moyang. Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan-temuan fosil serta kontak

yang tetap dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa

orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Dami N. Toda

dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu yakni asal keturunan Sumba,

Mandosawu, Pong Welak, emigran Sulawesi Selatan dan Bima, keturunan Melayu-

Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena (Toda, 1999:246).

Keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh

Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandosawu) mengasalkan nenek moyang

mereka dari Turki, dan dari kepandaian yang mereka miliki, jelas bahwa mereka bukan

berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal

kepandaian menyepuh logam. Maka amat mungkin orang-orang Turki ini adalah

pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa

Kuleng inilah yang mengasalkan adak (kerajaan yang membawahi kedaluan) Cibal dan

adak Lamba Leda dan keturunannya tersebar di Riwu, Sita, Ruteng, Ngkaer, Desu,

Kolang- Torok.

Keturunan Sumba membuat adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi

sejumlah wilayah selatan barat daya dan barat gelarang-gelarang adak dan ada beberapa

kedaluan seperti Dalu Kolang, Lo’ok Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut.

Menurut Dami N. Toda, keturunan Sumba di kedaluan Matawae masih dapat mengingat

20 lapis keturunannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

25

Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan

Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai Utara dan

sedikit di selatan. Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala kerajaan

Luwu’ dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi

terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik. Para lawan

politik Raja Goa pertama yang Islam, Sultan Alauddin tak tahan dibawah paksaan lalu

menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Tetapi gelombang-

gelombang migrasi besar-besaran berupa pelarian politik terjadi setelah Perjanjian

Bungaya 18 November 1667 antara Belanda sebagai pemenang dan Goa-Tallo (Sultan

Hasanudin) sebagai pihak yang kalah. Sultan Goa-Tallo sempat menempatkan

perwakilannya di Reok dan Pota (Toda, 1999:323).

Sedangkan keturunan Bima kebanyakan bermukim di Reo(k) setelah secara

politis Bima membawahi sejumlah kedaluan di pantai utara Manggarai seperti Kedaluan

Pacar, Kedaluan Berit, Kedaluan Rembong, Kedaluan Rego, Kedaluan Nggalak,

Kedaluan Cibal, Kedaluan Lambaleda, Kedaluan Congkar, Kedaluan Biting, dan Pasat

serta 14 kedaluan lainnya di bagian barat dengan pusat perwakilannya di Labuan Bajo.

Pendatang Melayu-Minangkabau mendapat tempat tersendiri dalam sejarah

Manggarai, karena selain tersebar luas di wilayah Manggarai, mereka juga kemudian

menduduki posisi-posisi kepemimpinan di wilayah ini sejak zaman sebelum

kolonialisme bangsa Belanda hingga periode tahun 1980-an. Kelompok yang lazim

diakui sebagai keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor

yang sekarang telah menyebar ke berbagai tempat di Manggarai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

26

Menurut Dami N. Toda, “orang asli” (ata ici tana) Manggarai senantiasa

dikisahkan tradisi pelisanan sebagai mahkluk berbadan bulu, berpakaian kulit kayu,

memakan makanan mentah, dan belum mengenal api (Toda, 1999, 221). Menurut hasil

penelitian Verheijen, di Manggarai ditemukan beberapa subklan yang nenek moyangnya

sebagai pendatang dari luar, antara lain Bugis, Goa, Makasar, Serang, Sumba, Bima dan

Boneng Kabo (1991:23). Itu artinya bahwa moyang Manggarai berasal dari banyak suku

yang dating dari luar. Kurangnya data tertulis menyebabkan sulit dipastikan

pengelompokkan klan-klan di Manggarai berdasar suku asalnya, baik yang datang dari

luar maupun suku asli Manggarai. Hampir pada umumnya setiap wilayah distrik

(hamente/dalu) atau wilayah kecamatan di Manggarai memiliki dialek bahasa yang

berbeda-beda, meskipun bahsa daerah tetap satu yaitu bahasa Manggarai. Melihat hal

itu, Verheijen berkesimpulan bahwa tidaklah jelas apakah golongan bangsawan

(keraeng) pada umunya berasal dari satu kelompok imigran tertentu (1991:24).

Suku luar yang cukup berpengaruh di Manggarai kebanyakan berasal dari

Sulawesi Selatan (Kerajaan Goa/Makasar/Bugis). Misalnya istilah Keraeng

sesungguhnya merujuk pada sebutan bangsawan yang sama dengan yang digunakan di

Makasar (Goa). Hanya sedikit perbedaan dari segi penulisan dan pelafalannya. Orang

Manggarai menyebutnya keraeng (ke-ra-eng), sedangkan Orang Makasar menyebutnya

karaeng (ka-ra-eng). Mengapa istilah itu dijadikan pertimbangan yang kuat karena

istilah itu mengarah pada istilah bangsawan. Bangsawan adalah status sosial masyarakat

yang terhormat. Golongan bangsawan sebagai pemangku adat / tua adat untuk mengatur

tata hidup sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

27

Ada beberapa pertimbangan lain yaitu berupa unsur bahasa yang mempunyai

kesamaan antara suku Manggarai dengan Goa / Makasar / Bugis antara lain:

Bugis Goa / Makasar Manggarai Indonesia

Manuk - Manuk Ayam

Lipa Lipa Lipa / Towe Kain / Sarung

Kasiasi - Kasiasi Miskin

- Somba Opu Somba Opu Menghormati

Leluhur

- Lampa Lampa Jalan/Melangkah

- Karaeng Keraeng Bangsawan

- Nyarang Jarang Kuda

Bembe Bembe Bembe/Mbe Kambing

(Nggoro, 2006:27).

Dari uraian yang menyelisik asal usul ini dapat disimpulkan bahwa Orang

Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Melayu-

Malaka, Melayu-Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan

pemukiman dan persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini dengan

adanya mobilitas sosial dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usuk asal

yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas yang lebih “Manggarai”

(Mirsel dan Embu, 2004:8).

2.2.4 Geografi – Topografi Manggarai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

28

Secara administratif Manggarai pada mulanya adalah salah satu kebupaten dari

14 kabupaten yang sekarang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2002,

atas berbagai pertimbangan, khususnya ketika masyarakat semakin banyak dan wilayah

yang dilayani pemerintah terlalu luas, maka dibentuklah Kabupaten Manggarai Barat.

Tahun 2007 dilakukan lagi pemekaran untuk wilayah Manggarai Timur.

Secara geografis, Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan

Manggarai Timur) terletak pada 08,14° LS – 08,30° LS dan 119,30° BT – 120,30° BT.

Dari segi administratif sebelah utara Manggarai Raya berbatasan dengan Laut Flores, di

sebelah selatan dengan Laut Sawu, di sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Nusa

Tenggara Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngada. Manggarai

Raya mempunyai luas wilayah 7.136,04 km persegi dengan jumlah penduduk pada

tahun 1996 sebanyak 561.660 jiwa (BPS, 1996:1).

Iklim yang berlaku di Manggarai adalah iklim tropis. Seperti wilayah-wilayah

lainnya di Indonesia, di Manggarai bertiup angin musim yang berubah dua kali dalam

setahun. Angin barat yang lebih banyak mengandung uap air dalam bahasa Manggarai

disebut warat sale mai (angin yang bertiup dari arah selatan) dan angin timur yang

kurang mengandung uap air disebut warat awo mai (angin yang bertiup dari arah timur)

(Deki, 2011:40).

Di Manggarai dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Musim hujan berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan April dan bulan April

sampai bulan September adalah musim kemarau. Namun karena pengaruh iklim global

yang kian panas curah hukan yang dulunya berlangsung selama bulan-bulan itu kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

29

kerap bergeser dan tak menentu. Menurut data yang dikumpulkan 13 stasiun di seluruh

kabupaten tahun 1976, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yakni 451,8 mm

dan terendah pada bulan Juli yakni 94 mm (Hemo, 1990:13). Keadaan curah dari data

tahun 1976 ini sudah tidak aktual lagi untuk saat sekarang karena terjadi perubahan

panas bumi dan efek rumah kaca yang semakin mengglobal di seluruh dunia. Menurut

data tahun 2003, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yakni 314,3 mm dan

terendah pada bulan Juli yakni 19,7 mm (BPS, 2003:7). Lebih-lebih sepanjang 2010

sehingga awal 2011 curah hujan sangat tinggi hampir sepanjang tahun

Topografi daerah Manggarai tidak rata. Daerah pedalaman bergunung-gunung

dan daerah pantai umumnya berbukit-bukit. Beberapa puncak yang terkenal antara lain

Poco Ranaka, Poco Kasteno, Poco Nembu, Poco Mbeliling dan Poco Mandosawu.

Kadang-kadang antara gunung dan bukit terentang dataran rendah yang potensial untuk

dijadikan lahan persawahan. Beberapa dataran rendah yang terdapat di Manggarai antara

lain Satar Walang, Satar Mese, Satar Randang, Gising dan Lembor. Peningkatan potensi

dataran menjadi sawah dimungkinkan oleh adanya sungai-sungai yang mengalir di

daerah ini. Sungai-sungai tersebut antara lain Wae Buntal, Wae Pesi, Wae Look, Wae

Bobo, Wae Mese, Wae Laku dan Wae Musur adalah sungai-sungai besar dan begitu

banyak sungai kecil yang bertebaran di berbagai daerah turut membantu keberadaan

sawah-sawah itu.

Bumi Manggarai tidak hanya subur tetapi juga kaya akan hasil tambang.

Menurut penelitian yang dibuat tahun 1997, Manggarai juga memiliki kandungan emas,

marmer, gamping, dolomite, batu oker, batu andesit, batu diorite, fuller earth, batu

lempung, silikat, batu tras, dan batu felsfar (Pos Kupang, 1997:5). Selain itu ada usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

30

memanfaatkan tenaga panas bumi yang sedang dikerjakan di Ulumbu kecamatan

Satarmese.

Sejarah membuktikan bahwa terdapat perubahan yang evolutif dalam pengadaan

jenis-jenis tumbuh-tunbuhan di Manggarai. Hal ini dimungkinkan oleh hubungan

perdagangan dengan pihak-pihak luar, antara lain dengan Kerajaan Goa- Tallo dan

kehadiran Belanda. Ada dua klasifikasi yang bias dibuat. Pertama, tumbuh-tumbuhan

yang sudah lama dikenal di wilayah ini antara lain padi, jagung, kestela, kacang-

kacangan, kemiri, kelapa dan pelbagai jenis pohon hutan. Sedangkan jenis kedua adalah

tumbuhan baru yang diperkenalkan antara lain cengkeh, vanili, coklat, dan beberapa

jenis pohon seperti cemara, ampupu, akasia, dan juga kapas yang dimasukkan oleh

penjajah Belanda. Hutan Manggarai kaya akan berbagai jenis pohon yang menjadikan

Manggarai sebagai wilayah yang masih memiliki kawasan hutan yang luas dan kaya

akan flora langka di Nusa Tenggara Timur, misalnya tanaman yang terdapat di hutan

Mbeliling.

Jenis fauna yang hidup di Manggarai dibedakan atas dua, yaitu hewan liar dan

hewan peliharaan. Hewan liar yang hidup di daerah hutan antara lain rusa, babi hutan,

ular dan berbagai burung. Sedangkan hewan peliharaan antara lain kuda, kerbau, anjing,

kambing, babi, unggas, dsb. Binatang purba dan langka yang masih hidup di wilayah ini

adalah buaya darat Komodo (Varanus Komodoensis) yang kemudian menjadi terkenal

dalam dunia ilmu pengetahuan oleh laporan J.K. Van Steyn kepada P.A. Ouwens,

curator pada museum Zoologi Bogor. Hingga saat ini populasinya kian bertambah surut

dari tahun ke tahun (Rosari, 1996:50). Kepopuleran buaya darat ini membuat Pulau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

31

Komodo dan pulau-pulau sekitarnya menjadi daerah tujuan wisata internasional hingga

saat ini.

2.2.5 Kebudayaan Orang Manggarai.

2.2.5.1 Bahasa Manggarai

Bahasa Manggarai menjadi umum di Manggarai dan hampir dikuasai oleh semua

Orang Manggarai di berbagai wilayah. Bahasa ini sebenarnya digunakan oleh Orang

Manggarai dari wilayah bagian tengah. Meskipun bahasa Manggarai menjadi umum,

namun dua wilayah timur yakni Rongga dan Rembong memliki bahasa yang khas dan

berbeda dengan bahasa Manggarai. Menurut Fransiskus Xaverius Do KoO, pembagian

bahasa di Manggarai dapat ditelusuri dari klasifikasi kata “tidak” (1984:25). Orang

Manggarai Tengah dan bahasa yang digunakan di wilayah ini disebut bahasa Toe. Orang

Rongga dengan bahasa Rongga menggunakan bahasa Mbaen. Orang Rembong dengan

bahasa Rembong yang wilayahnya dekat dengan perbatasan dengan Kabupaten Ngada

menggunakan bahasa Pae. Perbedaan yang paling mencolok ketiga jenis bahasa ini

terletak dalam kosa kata, dialek, dan konsonan-vokal yang dimiliki tiap bahasa.

Sedangkan di wilayah barat, hampir semua kata yang digunakan sama dengan

kosa kata yang di pakai di Manggarai Tengah. Perbedaan yang cukup kentara terletak

dalam dialek, sedangkan konsonan-vokal tidak memiliki perbedaan yang mencolok.

Verheijen melihat perbedaan itu dalam kekhususan yang dimiliki setiap bahasa

(Verheijen, 1978:1430). Misalnya. Bunyi [è] dalam suku akhir tertutup diganti dengan

bunyi [o]. kata temèk dalam bahasa Manggarai Tengah (MT) menjadi temòk dalam

bahasa Manggarai Timur (MTi). Di MT kita temukan pada akhir kata bunyi [-ng], di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

32

MTi terdapat [-n] misalnya MTi latun pada kata yang sama di MT latung, maupun [-ng]

MTi lasen MT laseng (Verheijen, 1987:1429). Di Manggarai Barat (MB) lafal-lafal

bunyi menyerupai bunyi-bunyi di MT. perubahan terjadi pada pronominal personal

misalnya di MT ami (kami), meu (kamu) menjadi hami, hemi di MB. Selain itu ada kosa

kata yang berbeda, misalnya ciri yang dalam bahasa MT berarti jadi dan kata yang sama

diubah menjadi jiri di MB. Ada juga kata-kata pinjaman dari bahasa Bima seperti bisa

(pandai), daha (senjata), disa (berani), kani (pakaian), ngango (rebut), dsb (Verheijen,

1987:1263). Kata-kata ini tidak terdapat di MT dan MTi. Wilayah yang memiliki

kekhususan bahasa di Manggarai Barat hanyalah Orang Komodo. Bahasa Komodo

merupakan campuran antara bahasa Manggarai dan bahasa Bima.

Verheijen dalam penelitiannya tentang bahasa Orang Komodo menampik

anggapan Eiser (1931) yang menggabungkan bahasa Komodo ke wilayah bahasa Bima.

Selain itu masih ada ahli yang mengelompokkan bahasa Komodo sebagai bahasa Bima,

misalnya Salzner (1960) (Verheijen, 1987:34). Penelitian yang dibuat Verheijen

menunjukkan bahwa bahasa orang Komodo merupakan gabungan antara bahasa

Manggarai, Bima dan Bugis, Bajau, Makasar dan Sulawesi Selatan (Verheijen,

1987:56). Hal itu secara mencolok dapat dilihat dari sebagian kosa kata yang khas pada

orang Komodo dan tidak terdapat pada daerah lainnya di Manggarai.

2.2.5.2 Sistem Pengetahuan : Alam Pemikiran Orang Manggarai dan Pandangan

Tentang Dunia

2.2.5.2.1 Relasi yang Intim dalam Harmoni Manusia dengan Alam dan Dunia

Kodrati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

33

Istilah “pandangan tentang dunia” diartikan sebagai sikap atau cara suatu

masyarakat atau manusia memandang dan memberikan karater tentang bagaimana dia

menempatkan dirinya diantara fenomen lain dan bagaimana segala sesuatu seharusnya

berada. (Deki, 2011:46). Alam pemikiran orang Manggarai tidak terlepas dari

keseluruhan cara pandang dunia Timur yang melihat segala sesuatu dalam rangkaian

kosmos yang serba teratur dan harmonis, sintetis, emosional, dan sosial (Fernandez,

1979:57).

Pertama, dalam hubungannya dengan kosmos, orang Manggarai memiliki relasi

yang sangat intim dengan alam semesta. Konsep pemahaman monisme dianggap sebagai

milik manusia timur pada umumnya. Dalam konsep ini ada keyakinan bahwa manusia

dan seluruh realitas yang tampak, pun tak tampak membentuk satu kesatuan yang tidak

retak. Dengan kata lain, segala yang ada mengambil bagian dalam hidup yang sama

yang ada dalam aku. Mereka merupakan diriku seutuhnya, totalitasku yang agung, dari

mana aku datang, dan kemana aku kembali kalau nasib yang sekejap ini berlalu. Aku

ada di sini karena yang lain juga ada (Anh, 1984:71). Orang Manggarai tidak secara

tegas memisahkan dirinya dengan alam semesta karena mereka merasa bersatu erat

dengan alam itu dan menjadi bagian darinya.

Kedua harmoni dengan alam. Dalam lingkup pemikiran yang lebih luas,

pemikiran yang opositoris seperti filsafat Yang dan Ying di China juga ada pada

masyarakat Manggarai. Menurut konsep filsafat China Yin dan Yang adalah dua prinsip

yang saling berlawanan, namun keduanya adalah sumber eksistensi dan transformasi di

dalam alam semesta. Yang diartikan sebagai “yang terbuka” sedangkan Yin diartikan

sebagai “yang tertutup”. Yang lantas disamakan dengan terang, di depan, aktif, siang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

34

jantan, dan langit. Sedangkan Yin disamakan dengan gelap, di belakang, pasif, malam,

betina, dan bumi. Dengan kata lain, alam tersiri dari perubahan-perubahan seperti

pemulaian (yang) selalu diikuti dengan penyelesaian (yin), yang seterusnya diikuti oleh

pemulaian dan penyelesaian (Bahm, 2003:91).keduanya sangat berlawanan namun

sangat menentukan keharmonisan dalam alam semesta ini. Kerja sama dan interaksi

yang seimbang antara keduanya menghasilkan keseimbangan kosmos. Demikianpun

halnya dengan cara pandang orang Manggarai yang bersifat opositoris binaries. Ada

bumi (tanan wa) – langit (awangn eta), terbit di timur (parn awo) – terbenam di barat

(kolepn sale), hulu (ulun le) – muara (wa’in lau). Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan

satu kesatuan kosmos yang harmonis. Seperti matahari terbit di ufuk timur pada pagi

hari, matahari yang sama juga akan terbenam di ufuk barat pada senja hari. Aturan ini

akan berjalan terus sebagai sesuatu yang konstan.

Harmonisasi kosmos sangat penting. Tapi apa yang dimaksud dengan menjadi

harmonis? Filasafat Taoisme yang diajarkan oleh Laotse menjelaskan harmoni sebagai

“menaati aturan alam”. “tao” berarti jalan atau cara, aturan alam. Dalam arti yang leboh

luas tao berarti realitas yang absolut yang tak terselami, yang menjadi asal dan ibu dan

mempersatukan alam semesta dengan isinya. Manusia dan ciptaan lainnya mempunyai

tao-nya sendiri yang menjadi jalan baginya untuk bersatu dengan tao absolut, sehingga

dengan jalan tersebut mereka memperoleh keselamatan (Ahn, 1984:12). Para pengikut

tao dengan etikanya bermaksud mengajarkan sikap yang tepat kepada manusia sebagai

salah satu jalan keluar demi harmonisasi kosmos. Orang Manggarai juga memiliki

pandangan yang sama. Alam dilihat sebagai yang memiliki roh sakral. Alam merupakan

ibu yang dari rahimnya muncul kehidupan. Bersatu dengan alam merupakan panggilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

35

setiap pribadi dalam masyarakat komunalnya masing-masing. Konsekuensinya alam

disembah dan tidak boleh dirusak. Ada praktek asli orang Manggarai yang memberikan

sesajen (takung) terhadap alam dan roh-roh yang mendiaminya, khususnya di hutan-

hutan lebat (pong). Praktek ini mulai memudar ketika konsep agama-agama formal

melihatnya sebagai bentuk penyembahan berhala (Deki, 2011:48).

2.2.5.2.2 Merajut Alam Kebersamaan : Sosial – Kolektif

Masyarakat Nusa Tenggara Timur dala keseharian hidup mereka selalu berpikir,

hidup, dan bersikap sosial - kolektif. Manusia NTT adalah man in relation atau man in

society. Ia tidak mempunyai pengertian sosial-kolektif yang abstrak, namun dari

ungkapan-ungkapan asli dapat disimpulkan bahwa masyarakat NTT berpikir sosial-

kolektif. Untuk menyatakan kebersamaan dan kolektivitas, manusia NTT asli sering

memakai baitan-baitan bahasa syair dan bahasa simbol (Fernandes, 1990:24). Bersikap

harmonis terhadap alam juga berpengaruh dalam relasi dengan sesama manusia.

Sesama manusia (hae tau, hae ata) adalah teman seperjalanan untuk mencapai

kesejahtraan hidup bersama. Seseorang selalu melihat dirinya dalam hubungan

kebersamaan dengan orang lain. Individu berperan dan berfungsi sejauh ia berada

dalam kebersamaan dengan orang lain, entah dalam siku ataupun di dalam kebersamaan

lintas suku. Dalam relasi dengan sesama tampak dalam ungkapan kiasan berikut:

Muku ca pu’u neka woleng curup,

Teu ca ambong neka woleng tombo,

Ema agu anak neka woleng bantang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

36

Ase agu ka’e neka woleng tae

(pisang sepohon jangan lain bicara,

Tebu serumpun jangan lain tutur;

Ayah dan anak jangan lain sepakat,

Kakak dan adik jangan lain kata).

Ungkapan di atas memiliki arti bahwa orang Manggarai harus seia-sekata dalam

pikiran, sikap, dan tindakan guna menjaga kesatuan dan kebersamaan. (Deki, 2011:49).

Dalam hal perembugan di kalangan orang Manggarai dikenal ungkapan neki

weki manga ranga, yang secarah harafiah masing-masing menyatakan makna

berkumpul, berbadan, muka, ada hadir, menunjukkan bahwa dalam pertemuan-

pertemuan di kampung semua warga kampung (sangged lawa beo, wan koe etan tu’a)

harus hadir (Fernandes, 1990:32).

Kenyataan lain yang dapat dengan mudah ditemukan adalah model-model kerja

sama dalam menyelesaikan pekerjaan di kebun- kebun mereka seperti dodo atau

wenggol dan kokor tago, yaitu gotong royong menyiapkan atau mengerjakan kebun

secara bergiliran dari satu pemilik ke pemilik yang lainnya di dalam kampung atau

persekutuan adat komunal. Demikian pun dengan perkawinan. Perkawinan bukan

hanya urusan keluarga inti (nuclear family) tetapi lebih merupakan urusan keluarga

besar. Tanggung jawab pendampingan kedua pasangan baru dalam tangan keluarga

besar, termasuk tanggung jawab bagi pendidikan anak-anak mereka. Contoh dari dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

37

kolektif pertanian dan perkawinan ini menekankan hal yang sama yaitu cara berpikir

sosial-kolektif (Deki, 2011:50).

Pembentukan kampung ( beo atau golo) juga mencerminkan cara berpikir sosial-

kolektif. Kampung-kampung tradisional Manggarai umumnya berbentuk lingkaran, di

mana terdapat sebuah mbaru gendang / tembong (rumah adat kolektif), sebuah natas

(halaman besar kampung), sebuah pa’ang (gerbang besar memasuki kampung), dan

sebuah compang ( altar korban) untuk upacara-upacara adat besar seperti kèlas mèsè,

(pesta kenduri untuk seorang tokoh dalam kampung), hang rani (pesta menjelang

matangnya tanaman dalam kebun, khususnya padi), atau kalok (pesta adat yang

diselenggarakan pada saat kebun sudah mulai memberikan hasil-hasil pertama seperti

jagung dan sayur-sayuran), dan penti (pesta syukur setelah panen).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

38

Pola Perkampungan Asli Manggarai

(Hemo, 1990:17)

2.2.5.2.3. Menemukan Kebenaran di Balik yang Mistis

Orang Manggarai melihat kejadian atau peristiwa sebagai sejarah in illo tempore,

sesuatu yang terjadi secara gaib di waktu awal ( Deki, 2011:51). Hal ini terungkap

dalam mitos-mitos yang paling banyak di Manggarai. Tipe mitos yang paling banyak

ditemukan di Manggarai adalah tipe mitos kosmogoni, yakni mitos yang berkaitan

dengan kisah penciptaan alam semesta, mitos-mitos tentang usul-asal (nenek moyang,

usul asal tanaman pangan, awal mula lahirnya totem dan tabu dll), mitos-mitos tentang

Pa’ang (di muka)

Salang Lako(Jalan)

Compang agu Haju Langke(altar dan pohon beringin)

Mbaru Gendang(Rumah Adat

Komunal)

Mbaru (Rumah)

Natas Labar(Halaman Komunal)

Ngaung (bagian belakang)

Kena (Pagar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

39

mahluk ilahi dan roh-roh, mitos androgini baik ilahi maupun insani, dan mitos-mitos

tentang akhir dunia.

Berikut ini sebuah mitologi tentang asal usul manusia pertama yang ditulis oleh

Bernard Raho. Menurut orang Manggarai, manusia berasal dari sinar matahari yang

terpancar dari langit ( langit – Éma Éta dan bumi –Énde Wa). Sinar itu mengenai

sebuah rumpun bambu di sebuah gunung yang tinggi. Dari rumpun bambu itu keluarlah

dua orang manusia yakni pria dan wanita. Pada mulanya, kedua manusia pertama itu

memakan tumbuh-tumbuhan dan daun-daunan sebagai makanan pokok. Api terbuat

dari bambu yang di wilayah Kolang di sebut kelo, sedangkan pakaian mereka terbuat

dari kulit kayu lale. Kedua manusia itu kawin dan melahirkan anak laki-laki.

Dalam perjalan waktu anak ini menjadi besar. Ayahnya lalu membuka lingko

(kebun komunal). Ketika anak tersebut berumur lima tahun, ayahnya bermimpi

didatangi Mori agu Ngaran – Jari agu Dedek (Tuhan sang Pemilik, Pencipta dan

Penjaga). Mori agu Ngaran – Jari agu Dedek meminta supaya anaknya dibunuh,

tubuhnya dicincang dan disiram ke seluruh kebun. Ayah itu melakukan apa yang

diperintahkan. Tak lama kemudian tumbuh berbagai jenis tumbuhan seperti pepaya,

padi, mentimun, kestela, jagung dan berbagai umbi-umbian. Ketika ayahnya hendak

memetik buah-buahan itu, betapa kagetnya sang ayah karena ada suara yang

mengatakan “Ema, aku ho’o ce’e” (bapa, saya di sini). Demikian juga ketika ibunya

memetik buah-buahan yang sama terdengar suara “Ende, aku ho’o ce’e” (ibu, saya di

sini). Akhirnya mereka tahu bahwa anak yang telah meninggal itu kini hidup kembali

dalam benih-benih dan tanaman-tanaman yang akan mereka jadikan makanan sehari-

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

40

Berdasarkan kisah mitologi ini sekurang-kurangnya ada dua hal yang dapat

diperlihatkan. Pertama, kesatuan manusia dengan alam. Dari kisah itu, menurut orang

Manggarai, kehidupan adalah hasil perkawinan Éma - Eta Énde – Wa. Kehidupan itu

kelihatannya tercampur. Manusia berasal dari pohon dan pohon berasal dari darah anak

yang dikorbankan. Karena itu sebagai konsekuensi logis, tumbuh-tumbuhan merupakan

saudara manusia dan karena itu harus dipelihara dan dilestarikan dengan baik. Kedua,

hidup diperoleh melalui pengorbanan. Anak dalam mitologi tadi harus dikorbankan

supaya ayah-ibu dan adik-adiknya bisa hidup. Pengorbanan adalah sesuatu yang sentral

dalam kepercayaan asli orang Manggarai. Sejak pembukaan kebun sampai rasa syukur

atas hasil panen. orang Manggarai menjalani sejumlah upacara. Dalam siklus

pengerjaan sebuah lingko terdapat berbagai upacara yang mengharuskan

dikorbankannya seekor atau beberapa hewan (Raho, 199:4-5).

2.2.5.2.4 Daya Alam Gaib

Orang Manggarai, khususnya masyarakat agraris tradisional beranggapan bahwa

setiap mahkluk mempunyai kehidupan serta kekuatan kehidupan penuh misteri, yang

mengandung daya gaib. Semua yang tidak dapat dipahami dan diterangkan dengan akal

budi dikaitkan dengan asal muasalnya yang gaib. Ada suatu keyakinan dasar bahwa

segala yang ada dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan segala yang ada dapat

membawa kebaikan atau keberuntungan dan malapetaka atau bencana. Hubungan antar

sesama manusia dengan alam dunia, tindakan-tindakan ritus-ritus memiliki daya yang

bisa membawa keberuntungan ataupun sebaliknya. Segala sesuatu seperti pohon,

dedaunan, akar-akaran, rerumputan, hewan, bebatuan, angin, matahari, bulan, bintang,

langit, manusia, dan tutur kata juga memiliki daya yang ganda ini. Karenanya apa saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

41

yang ada memiliki tempatnya tersendiri di dalam relasi dan mendapat penghormatan

selayaknya dari manusia sebagai mikro-kosmos.

Dalam kaitan dengan cara berpikir magis dikenal kata mbéko dalam bahasa

Manggarai, yaitu magi yang dipakai untuk mendatangkan keuntungan (magi putih)

ataupun kerugian (magi hitam) bagi manusia (Fernandes, 1990:142). Menurut

penelitian Ozias, ata mbéko magi putih dapat diklasifikasi menurut daya yang muncul

dari tindakan ritualnya. Mbéko perinding merupakan magi putih yang berkuasa

menangkis serangan jahat. Mbéko humit berdaya menyembuhkan hanya dengan gerak

mulut yang berkomat-kamit dalam mengucapkan mantra. Dan mbéko seoh dapat

memuluhkan segala penyakit, termasuk patah tulang, terkilir, penyakit lambung, dsb

(Fernandes, 1990:142).

Di sini Ata Mbéko (pemilik kekuatan magis) memainkan peranan penting.

Melalui ata mbéko, seseorang dapat meminta kekuatan yang mendatangkan keuntungan

bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain (Verheijen, 1999:26). Sebaliknya ia juga dapat

meminta ata mbéko dari aliran magi hitam untuk membahayakan keselamatan orang

lain melalui jampi-jampi yang kerap disebut rasung (meracuni orang lain, binatang

maupun tanaman-tanaman lewat mantra) dan pelakunya disebut Ata Mbéko Janto.

Ata Mbéko menjalankan tindakan magis dengan banyak maksud dan tujuan. Pada

galibnya, mbéko diberikan kepada manusia untuk tujuan yang baik khususnya

membantu manusia menyejahterakan hidupnya, membebaskannya dari gangguan dan

ketidakseimbangan kosmos. Itulah sebabnya ata mbéko terkait erat dengan kekuatan

supranatural khususnya kemampuan untuk meramu obat-obatan. Hal ini terbukti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

42

dengan penyimpanan ru’u (tanda larang) yang mengandung konsekuensi tertentu bila

dilanggar. Selain itu, mbéko sering dihubungkan dengan usaha memberikan

perlindungan terhadap diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat komunal yang dikenal

dengan istilah jaga wéki (perlindungan diri). Dalam pelbagai pengalaman, khususnya

ketika situasi kurang aman dan dalam suasana peperangan, ata mbéko ini sangat

penting sebagai perisai diri yang memberikan pengamanan melalui kekuatan

supranatural. Keyakinan ini menjadi kuat tatkala muncul ata mbéko eros (dukun yang

memiliki kekuatan sakti yang tak tertandingi) yang mampu menyelamatkan masyarakat

dari pelbagai ancaman, baik manusia maupun alam.

2.2.5.2.5 Kepercayaan Orang Manggarai

Kepercayaan orang Manggarai tidak dapat dilepas-pisahkan dengan kultur

agraris yang memiliki keterkaitan yang erat antara alam dengan seluruh kehidupan

ciptaan (Deki, 2011:58). Tanah, gunung, air, dan iklim mempunyai relasi yang tak

terpisahkan dan menyatu dengan kehidupan semua mahkluk. Kepercayaan akan

keterkaitan unsur-unsur ini menyata dalam berbagai bentuk.

Pertama, kepercayaan akan roh alam dan roh leluhur. Roh berpengaruh atas atas

pelbagai peristiwa dan kejadian yang dialami manusia dan ciptaan lainnya.

Kepercayaan akan roh alam ini membawa orang Manggarai pada keyakinan bahwa roh

alam inilah jiwa dari alam semesta. Selain roh alam yang memiliki identitas yang

abstrak dan tak terjamah, orang Manggarai juga percaya pada roh leluhur yang telah

meninggal (ata pali sina). Roh-roh leluhur ikut berperan dalam menciptakan

keseimbangan kosmos. Itulah sebabnya orang Manggarai selalu memberikan respek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

43

penghargaan, serta menjalin relasi yang tetap inti dan konstan terhadap roh-roh leluhur

yang sudah meninggal melalui pelbagai ritus, seperti ritus Teing Hang atau Takung

yakni memberikan sesajian kepada roh leluhur sebagai bentuk persembahan yang

memiliki berbagai maksud, antara lain meminta keberhasilan, memohon perlindungan,

dan juga berupa ucapan syukur, ritus Toto Urat (memperlihatkan usus hewan) yakni

sebuah upacara untuk membaca tanda-tanda alam, khususnya yang berkaitan dengan

nasib di masa depan dengan melihat bentuk urat ayam, babi ataupun kerbau, tergantung

bahan korban yang disiapkan dan maksud diadakannya ritus itu. Usai toto urat sebagian

bahan persembahan disebarkan ke berbagai tempat yang disebut wecak helang dan

sebagian lagi disimpan di piring kecil bersama secangkir tuak.

Roh alam dan roh leluhur juga sering disebut naga golo atau naga tana (roh

kampung). Naga golo ini diyakini memiliki peran khusus yakni melindungi masyarakat

adak komunal dari berbagai serangan, entah serangan fisik dalam peperangan maupun

non-fisik seperti penyakit, berbagai bentuk mbéko janto (racun kiriman melalui ilmu

hitam yang dimaksudkan sebagai aksi destruktif), bencana alam, dsb. Naga golo juga

kerap dihubungkan dengan pelbagai peristiwa yang menguntungkandan menakjubkan,

khususnya bila warga golo bersangkutan selamat dari pelbagai bencana.

Kedua, kepercayaan akan adanya roh halus berupa Darat Tana (bidadari, peri)

dan poti (setan). Alam-dunia dipercayai oleh orang Manggarai sebagai yang memiliki

roh. Mahklik halus seperti peri, bidadari yang disebut darat tana adalah mahkluk halus

yang sering menampakkan diri di mata air, sungai yang memiliki kolam besar dengan

kedalaman yang tinggi dan berdaya angker (tiwu leteng). Darat kerap dilihat sesekali

pada saat matahari meninggi persis di atas ubun-ubun sekitar jam 12 siang, pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

44

kesempatan yang kerap tidak diduga-duga dan merupakan pengalaman istimewa. Ada

keyakinan bahwa darat bisa membantu manusia dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu,

misalnya memikul batu-batu untuk compang (altar persembahan). Di kampung Tenda –

Riwu ataupun Ruteng Pu’u terdapat compang yang dibuat dari batu-batu ceper besar

yang beratnya berton-ton. Menurut masyarakat yang mendiami wilayah-wilayah

tersebut, batu-batu besar tersebut berada di compang berkat bantuan darat yang

didasarkan pada perjanjian tertentu.

Selain membantu manusia, darat juga dapat memberikan malapetaka tertentu,

misalnya ada orang yang tiba-tiba hilang yang biasa disebut wendo lé darat yakni

peristiwa darat membawa lari seseorang dan akan dikembalikan lagi jika ada ritus

tertentu dibuat oleh ata pécing atau ata mbéko. Ritus pemanggilan orang yang dibawa

oleh darat disebut benta. Ritus ini ditandai oleh pemukulan gendang dan gong. Ada

keyakinan bahwa bagi darat bunyi gong dan gendang yang ditabuh di luar acara-acara

adak merupakan bunyi guntur gemuruh dan halilintar yang menyambar-nyambar

mereka. Itulah sebabnya para darat membuat aksi pemulangan (podo kole) orang yang

mereka bawa lari itu. Ritus benta dibuat dengan pertolongan ata mbéko atau tu’a adat

yang dapat membebaskan orang yang dibawah lari itu dari pengaruh darat.

Selain darat, ada mahkluk halus yang disebut poti atau setan. Poti merupakan

kekuatan yang indifferent terhadap manusia, tetapi pada saat tertentu ia berpengaruh

juga khususnya poti yang disebut jing da’at atau poti wolo (setan jahat). Jika manusia

berpapasan dengan poti maka manusia tersebut akan sakit bahkan dapat juga meninggal

dunia. Untuk menghindari bahaya yang lebih besar dari kekuatan poti ini ata pécing

atau ata mbéko membuat ritus tertentu. Poti juga dipakai manusia yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

45

kekuatan supranatural untuk membawa malapetaka bagi orang lain. Di Manggarai ada

istilah rasung (racun) yang berhubungan dengan penggunaan kekuatan magis dan

melibatkan poti sebagai mediumnya. Ritus memberi rasung bisa dilakukan melalui

pelbagai materi alam, misalnya air, udara, cahaya, kayu, tanah, dsb. Benda-benda ini

akan membunuh manusia dengan cara yang irrasional dan tak tampak secara kasat

mata. Kehadiran ata pécing atau ata mbéko sangat penting untuk menetralisir kekuatan

magi hitam. Dalam banyak kasus, ata mbéko selalu berpihak kepada korban, kecuali

jika ada perhitungan bisnis antara yang meracuni dengan ata mbéko. Meskipun hal itu

merupakan pengecualian, pada galibnya ata mbéko hadir selalu sebagai pihak yang

menolong. Itulah sebabnya ada pembagian yang jelas antara ata mbéko dengan ata

janto (orang yang menggunakan mbékonya untuk tujuan destruktif)

Ketiga, benda dan ucapan magis (mbéko, ceca, krenda, sungke) (Verheijen,

1978:338). Mbéko berhubungan dengan benda-benda dan ucapan-ucapan mantra yang

memiliki daya magis. Ata mbéko memiliki keduanya. Dalam melakukan ritual

penyembuhan, ata mbéko merapalkan beberapa mantra kemudian melakukan

gestikulasi tertentu lalu mengambil air (wae), garam (ci’e), atau benda lain seperti akar

kayu (wake haju), keris (kiris), medali (céca) lalu meletakkan benda-benda itu sesuai

dengan maksudnya ke badan orang sakit. Benda-benda dan mantra ini kerap berfungsi

sebagai pelindung diri dan masyarakat (pake wéki) yang disebut jimak (azimat). Jimak

memiliki banyak wajah yang terungkap dalam benda-benda bertuah seperti batu akik,

keris, bandul, tanduk dan gigi binatang tertentu, emas, dsb.

Ada satu jenis mantra yang disebut krenda. Krenda adalah mantra-mantra

tertentu yang diucapkan oleh Orang Manggarai pada saat-saat khusus dengan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

46

untuk membebaskan pengucapnya dari rasa takut dan tertekan oleh situasi atau

peristiwa tertentu. Misalnya jika seseorang dipanggil oleh Kraeng Raja maka supaya

tidak salah dalam berkata-kata krenda toe réntang dirapal kemudian terjadilah

percakapan dengan Raja sebagai sebuah dialog yang akrab. Seperti diakui banyak pihak

krenda bukanlah bagian dari mbéko sebab krenda dapat diucapkan oleh siapa saja

meskipun asal krenda dari ata mbéko (Deki, 2011:62). Walaupun demikian, krenda

tetap diyakini sebagai mantra yang manjur dan berdaya magis, namun menjadi mantra

yang popular dikalangan masyarakat Manggarai.

Keempat, Mori Keraeng (pencipta, pemelihara, dan pemilik segala sesuatu).

Hingga saat ini bagian terbesar populasi penduduk yang mendiami tanah Manggarai

beragama katolik. Menurut Robert Mirsel, jumlahnya hampir sebanyak 95% Orang

Manggarai menganut agama Katolik (2004:33). Meskipun demikian kepercayaan akan

adanya Yang Ilahi yang mengatasi segala kekuatan yang ada dan menjadi sumber, asal,

dan tujuan segala sesuatu bukanlah semata-mata karena ajaran iman Katolik sejak

zaman lampau Orang Manggarai percaya akan adanya Allah yang diungkapkan melalui

paralelisme Mori agu Ngaran, Jari agu Dedek, parn awo-kolépn sale, tanan wa-

awangn eta (Verheijen, 1999:34-35).

Dalam pemahaman asli Manggarai, terminologi iman dalam kosa kata agama

formal sinonim dengan imbi (percaya) (Haryanto, 2003:3). Terminologi ini secara

eksplisit menggambarkan relasi antara seseorang atau sekelompok dengan orang lain.

Relasi in terbentuk karena rasa saling percaya. Karena itu, imbi dipahami sebagai suatu

sikap percaya kepada sesuatu yang lain, baik orang - pribadi, kelompok maupun

kekuatan lain. Dalam konteks religius, terminologi yang sama menggambarkan sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

47

dan keterarahan hati manusia kepada Wujud Tertinggi dalam agama primal mereka

(Deki, 2011:24).

Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan Orang Manggarai dalam kesatuannya

dengan kosmis berkiblat pada animisme, dinamisme, fetisisme dan totenisme yang

bercampur dengan ide tentang Yang Ilahi yang mereka sebut sebagai Mori jari dedek,

atau pada zaman modern disingkat dengan Mori Kraeng.

2.2.6 Stuktur dan Kehidupan Sosial

2.2.6.1 Sistem Kekerabatan

2.2.6.1.1 Kelompok Kekerabatan

Sistem kekerabatan yang berlaku di Manggarai bersifat patrilineal (Verheijen,

1977:99). Ayah (salang éma) menjadi lebih awal dalam perhitungan suatu garis

keturunan menjaring mereka yang mengaku masih bersumber satu. Dalam sistem

keturunan yang demikian anak-anak wanita dalam keturunan yang sama bila telah

menikah akan memasuki klan/suku suaminya. Sebaliknya semua wanita dari klan yang

lain yang menjadi istri di dalam keturunan ayah akan ditarik kedalam keanggotaan klan

ayah. Kesatuan kekerabatan yang terkecil adalah keluarga inti. Dalam bahasa

Manggarai keluarga inti disebut kilo. Kesatuan yang lebih besar dari kilo disebut ame.

Ame adalah kesatuan keluarga ini (kilo) sampai lapisan keempat. Apabila kesatuan

tersebut memasuki lapisan ke lima atau lebih, maka kesatuan sosial itu disebut panga

atau rabeng (cabang). Akhirnya panga-panga itu sebagai satu kesatuan yang luas

disebut wa’u (klan besar). Klan besar ini mempunyai pemukiman sendiri yang disebut

ca beo atau ca golo (satu kampung asal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

48

Dari segi keturunan, seluruh warga wa’u masih dibedakan atas berbagai

kelompok. Kelompok pertama adalah keturunan sulung yang disebut wae tu’a,

kelompok turunan sesudah wae tu’a disebut wae sreha, dan kelompok keturunan

bungsu disebut wae koe. Selain itu kekerabatan dapat terjadi akibat perkawinan yang

disebut woe nelu. Woe nelu melahirkan istilah kekerabatan yang khas antara keluarga

pihak lelaki dan keluarga pihak perempuan. Keluarga pemberi gadis disebut anak rona

dan keluarga penerima gadis disebut anak wina. Dalam sistem kekerabatan yang

diciptakan oleh woe nelu ini kedudukan anak rona sangat penting dan karena itu anak

rona sangat dihargai oleh anak wina dalam pelbagai urusan adat, entah perkawinan

maupun kematian.

2.2.6.1.2 Pola Perkawinan

Perkawinan antara muda-mudi di Manggarai dapat terjadi antara pasangan yang

berasal dari keturunan yang sama (masih satu wa’u) (Deki, 2011:65). Selain itu dapat

terjadi juga dari garis keturunan yang berbeda (tidak ada hubungan wa’u). Perkawinan

dalam garis kerabat sendiri disebut tungku atau perkawinan cako. Perkawinan tungku

terjadi antara seorang pria anak ibu dengan anak wanita dari saudara pria ibu (anak de

amang- anak Om).

Perkawinan tungku memiliki bermacam-macam jenis. Pertama, tungku cu (cross

cousin unilateral) yakni perkawinan antara anak lelaki ibu dengan dengan anak

perempuan saidara ibu, atau dengan bahasa sehari-hari disebut perkawinan antara

saudara-saudari ibu atau sepupu kandung (Verheijen, 1999:25). Pada zaman lampau

perkawinan semacam ini menjadi hal yang biasa dengan berbagai macam alasan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

49

khususnya supaya belis tidak dibawa keluar dari lingkaran kekerabatan dalam satu ame.

Sejak kedatangan Gereja Katolik perkawinan jenis ini dilarang karena masih sangat

dekat jarak antara anak lelaki ibu dengan dan anak perempuan saudara ibu. Hingga saat

ini, meski sudah sangat langka, dalam kasus-kasus tertentu yang disebabkan oleh alasan

khusus, perkawinan tungku cu masih dapat ditemukan. Kedua, tungku canggot yakni

perkawinan yang dilangsungkan antara anak lelaki ibu dengan anak perempuan saudara

sepupu ibu (bukan saudara kandung ibu). Perkawinan tungku canggot ini tidak

dipersoalkan. Menurut Gabriel Gat (60 th), seorang penutur adat dari gendang Lait,

meskipun gereja lebih menyetujui perkawinan tungku canggot, namun dari segi urusan

adat tungku cu lebih jelas strukturnya daripada tungku canggot. Alasan yang paling

kuat adalah hilangnya peran dé amang (paman) dalam urusan adat. Ketiga, tungku

dungka. Tungku dungka sebenarnya nama lain dari tungku cu karena langsung

berhadapan dengan anak lelaki saudara ibu. Tetapi yang membedakannya adalah

tungku dungka terjadi pada lapisan kedua. Keempat, tungku salangn atau kerap disebut

tungku manga sa’i, yakni perkawinan cucu-cece atau disebut juga perkawinan cako.

Dalam perkawinan cako pemuda berasal dari keturunan sulung (wae tu’a) dan gadis

berasal dari keturunan bungsu (wae koe). Perkawinan cako baru dapat terjadi setelah

lima empo (lima garis keturunan). Perkawinan Cako didahului oleh suatu upacara yang

disebut baro kamping morin.

Selain perkawinan tungku dan cangkang, ada juga beberapa jenis perkawinan

yang mirip dengan tungku. Pertama, perkawinan lobo pa’a atau disebut juga toko rénér

( tidur dengan tindih-menindih). Perkawinan jenis ini terjadi bila dua orang kakak

beradik menikahi dua orang perempuan kakak beradik. Meskipun ini bukanlah gejala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

50

yang umum namun perkawinan ini terdapat di beberapa tempat di Manggarai. Kedua,

Perkawinan Duluk atau disebut juga kémpéng kabo, yakni perkawinan yang

dilangsungkan antara satu pria dengan dua orang gadis yang kakak beradik. Ketiga,

perkawinan lili. Perkawinan lili terjadi jika seorang pria menikahi janda kakak atau

adiknya sendiri. Dan keempat, perkawinan tinu lalo, yakni seorang pria menikahi adik

dari istri yang meninggal. Alasan yang paling kuat dari perkawinan tinu lalo adalah

memberikan perlindungan, pertolongan, dan jaminan masa depan kepada anak-anak

yang telah ditinggalkan oleh ibu mereka.

Selain perkawinan dalam garis kekerabatan sendiri (tungku), adapula perkawinan

diluar kekerabatan (cangkang). Perkawinan cangkang ini tidak banyak dibicarakan

karena telah menjadi hal yang umum diberbagai tempat. Meskipun demikian ada

beberapa hal yang perlu dilihat. Perkawinan Cangkang dimulai dengan upacara wéda

rewa, tuke mbaru (menaiki tangga, masuk rumah). Upacara ini merupakan tanda bahwa

anak wina secara resmi datang untuk melamar. Jika keluarga anak rona menerima

lamaran anak wina maka akan diadakan upacara yang disebut némpung, yakni

pengesahan secara resmi menurut adat bahwa pasangan tersebut merupakan calon

suami-istri yang sah. Sebelum mereka diresmikan sebagai suami-istri ada sebuah acara

yang disebut turuk émpo (melihat silsilah keluarga) calon suami-istri. Ada beberapa

halangan yang dapat menyebabkan perkawinan dibatalkan. Pertama, toe naun seperti

perkawinan lobo pa’a. Perkawinan ini bisa dianggap sah tetapi tidak halal. Dalam kasus

khusus, perkawinan jenis ini tetap diadakan apabila pasangan tersebut sudah hidup

bersama. Kedua, toe kop atau toe ndoron yakni perkawinan yang tidak cocok seperti

jurak (incest), perkawinan antara saudara-saudari kandung, ayah dengan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

51

perempuan atau ibu dengan anak lelaki (Verheijen, 1978:1140). Dalam kenyatan jurak,

ada upacara pemulihan yang bertujuan mendamaikan kembali kosmos yang telah

dirusakkan oleh mereka yang melakukannya. Upacara itu disebut “kepu élong”

(pemotongan batang pisang) sebagai tanda béhas (pembatalan) perkawinan itu.

2.2.6.2 Sistem Pemerintahan

2.2.6.2.1 Sebelum Masa Penjajahan

Jauh kedatangan Orang Bima dan Goa sebagai penjajah lokal dan Belanda

sebagai penjajah Eropa, Manggarai telah memiliki sistem pemerintahan sendiri yang

otonom dan teratur. Setiap beo memiliki sistem pemerintahan yang sama dengan

struktur yang jelas (Deki, 2011:68). Ada tiga subyek pemerintahan yang berlaku pada

masa itu, yakni Tu’a Golo, Tu,a Téno, dan Tu’a Panga. Tiga subyek ini saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dan dapat ditempatkan secara hirarkis. Tu’a

Panga memiliki peran memimpin tu’a-tu’a kilo, yakni gabungan kilo-kilo atau

kumpulan keluarga yang biasanya terdiri dari beberapa kepala keluarga. Tu’a Teno

memiliki tugas khusus berkaitan dengan pembagian tanah masyarakat komunal. Dan

Tu’a Golo adalah pemimpin atas seluruh golo yang tergabung dalam wilayah yang

lebih luas. Ia adalah kepala pemerintahan kampung yang bisa terdiri dari beberapa suku

di dalamnya. Ia mengatur kebijakan kehidupan bersama, terutama mengatur pola

hubungan dalam masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah bersama tu’a-tu’a adat,

dan mengatur pola hubungan keluar. Ia memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang

kampung, batas-batas tanah lingko dan jumlahnya, sejarah keberadaan golo dan

legalitas atas kehidupan golo seluruhnya. Tu’a Golo biasanya diangkat dari suku tertua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

52

yang mendiami kampung. Tetapi karena berbagai pertimbangan khususnya menyangkut

kemampuan dan integritas kepribadian, Tu’a Golo bisa saja diangkat dari suku lain asal

melalui persetujuan bersama para tua adat. Meskipun ia memiliki posisi puncak, ia

tidak wajib tinggal di mbaru gendang.

Dalam zaman modern, satu golo dapat identik dengan sebuah desa atau

kelurahan. Dalam kehidupan sehari-hari, Tu’a Beo kadang-kadang dijabat rangkap oleh

Tu’a Golo dan kerap kedua status ini memiliki perbedaan yang sangat tipis dalam

pelaksanaan tugas kepemimpinan mereka. Selain itu, ia juga mengurus proses

pembagian kebun baru pada berbagai lingko yang dimiliki secara bersama oleh

masyarakat adat, memulai pengerjaan kebun baru hingga memimpin upacara-upacara

yang berkaitan dengan lodok lingko wéru (pembagian kebun baru). Lazimnya, Tu’a

Téno tinggal di mbaru géndang. Mbaru Géndang merupakan simbol identitas golo.

Pada umunya bersama tua-tua adat dan Tu’a Golo dia menentukan kapan dimulainya

pesta-pesta adat tertentu seperti kalok, hang rani dan pénti. Tu’a Téno diangkat oleh

Tu’a Golo dengan persetujuan tua-tua adat yang lain (dari berbagai panga) dan harus

tinggal di mbaru géndang.

Meskipun zaman telah berubah namun kehadiran kepemimpinan Tu’a Beo, Tu’a

Téno dan Tu’a Golo tetap memiliki arti dan peran yang besar serta diakui eksistensinya.

Dalam sistem pemerintahan lokal tradisional orang Manggarai, rencana dan gagasan

biasanya datang dari para anggota persekutuan adat lalu diajukan kepada Tu’a Kilo

(kepala keluarga) lalu diteruskan ke Tu’a Panga (kepala suku) atau langsung kepada

Tu’a Golo. Pelaksanaan urusan bersama didasarkan pada perintah lisan seorang Tu’a

Golo atau berdasarkan hasil kesepakatan lonto léok (duduk bersama membentuk posisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

53

lingkaran di dalam rumah adat atau di tempat-tempat yang telah disepakati untuk

membicarakan hal-hal menyangkut hidup bersama). Hal ini dapat dilakukan dengan

mengumumkan langsung atau melalui siro yakni mengundang anggota persekutuan

adat di dalam kampung dengan memukul gong.

Dalam sistem pemerintahan tradisional seperti ini, orang Manggarai menjalankan

pola pemerintahan yang didasarkan pada lima prinsip (Deki, 2011:70). Prinsip-prinsip

itu saling berhubungan yang satu dengan yang lainnya. Pertama, mbaru bate ka’éng

(rumah tempat tinggal). Kedua, uma bate duat (kebun-lingko tempat kerja sekaligus

sumber nafkah). Ketiga, natas bate labar (lapangan tempat bermain). Keempat, wae

bate teku (mata air minum, mandi, cuci, mengairi sawah, dan minuman hewan).

Kelima, compang (altar persembahan dan korban). Pada compang ini upacara-upacara

adat besar dan ritus komunal warga beo diadakan. Compang melambangkan hubungan

dunia manusia dengan dunia adikodrati, manusia dengan alam, dan manusia dengan

Wujud Tertingginya (Mirsel dan Embu, 2004:12).

Kesatuan unsur-unsur yang terdapat dalam lima prinsip ini memungkinkan hidup

Orang Manggarai harmonis. Mengabaikan salah satu dari kelima prinsip ini membawa

akibat ke-chaos-an dalam kehidupan bersama. Tugas tua-tua adat yang juga merupakan

perpanjangan kekuasaan Tu’a Golo bersama jajarannya adalah menciptakan

keseimbangan antara semua unsur itu dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan-persoalan

yang terjadi berkaitan dengan selisih paham, misalnya sedapat mungkin diselesaikan

dengan membuat pertimbangan yang komprehensif dan holistik atas kepentingan dan

kesejahtraan bersama masyarakat komunal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

54

2.2.6.2.2 Selama Masa Penjajahan

Kehadiran Goa dan Bima pada awal abad ke-17 dan Belanda pada permulaan

abad ke-20 di Manggarai membawa sejumlah perubahan besar dibidang pemerintahan.

Meskipun sistem pemerintahan tradisional-asli Manggarai tetap diakui perannya,

namun dalam banyak hal kekuasaan merka dipangkas dengan dimunculkannya pola dan

sistem baru yang diperkenalkan penjajah. Menurut dugaan Dami N. Toda, kehadiran

sistem baru ini merupakan pengaruh langsung keberadaan Kerajaan Goa-Tallo dari

Sulawesi Selatan. Toda dalam analisis linguistiknya menyatakan bahwa kata dalu

kemungkinan berasal dari kata datu yang berarti raja di masa Kerajaan Luwu (Bugis).

Kata ini kemudian diadopsi kedalam bahasa Manggarai dengan pergeseran bunyi.

Demikian halnya denngan kata gelarang yang berasal dari kata gallarang yang berarti

penguasa kecil dalam tradisi Goa-Tallo (Toda, 1999:246).

Kedaluan di Manggarai dikelompokkan menjadi tiga dalu mese (dalu besar),

yakni Dalu Mese Cibal, yang membawahi kedaluan Lamba Leda, Kedaluan Congkar,

Kedaluan Biting, dan Kedaluan Rembong. Dalu Mese Todo membawahai kedaluan

Pongkor, kedaluan Poco Leok, Kedaluan Riwu, Kedaluan Lelak, dan Kedaluan

Ruteng. Sedangkan Dalu Mese Bajo meliputi Kedaluan Kempo dan Kedaluan

Penggawa Bajo. Setiap kedaluan mempunyai seorang pemimpin yang disebut dalu. Di

bawah dalu ada gelarang. Pada masa pemerintahan Goa ada 14 gelarang di Manggarai

yang diperintah oleh tu’a gelarang (Hemo, 1988:34). Berbeda dengan Hemo, Toda

menyebutkan hanya ada 13 kedaluan pada masa pemerintahan Goa, yakni Kedaluan

Ruteng, Kedaluan Rahong, Kedaluan Poco Leok, Kedaluan Torok Golo, Kedaluan

Manus, Kedaluan Riwu, Kedaluan Ndehes, Kedaluan Ndoso, Kedaluan Kolang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

55

Kedaluan Wélak, Kedaluan Wontong, Kedaluan Lelak dan Kedaluan Sita yang

dihitung berdasarkan kekuasaan adak Todo dan Pongkor (Toda, 1999:283-284).

Para dalu bertugas untuk memerintah rakyat kedaluannya secara adil dan

bijaksana. Wilayah-wilayah adak mula-mula memiliki otonomi, sistem, dan pola

pemerintahannya, namun kerap kali otonomi itu hilang ketika pemerintah penjajah

menekan mereka melalui perang dan perjanjian politis. Pada gilirannya para dalu tidak

lebih dari kaki tangan penjajah yang berusaha memenuhi permintaan upeti dari para

penjajah. Peran Tu’a Golo dan Tu’a Téno semakin lemah disebabkan disubordinasi

oleh kekuasaan para dalu dan gelarang, walaupun ada pembagian tugas yang jelas

antara eksekutif dan yudikatif.

Pada masa pemerintahan Belanda, Manggarai merupakan satu Onder Afdeling

yang diperintahkan oleh kontrolir Belanda yang berkedudukan di Ruteng. Pada tingkat

yang lebih rendah diangkat Pamong Praja Bumi Putera yang bergelar Kepala Kampung.

Meskipun terjadi lagi perombakan sistem dan pola pemerintahan yang lama dan

digantikan dengan yang baru, gelarang dan dan kedaluan masih dipertahankan

meskipun dengan batas kekuasaan yang tidak jelas. Bahkan 11 kedaluan yang ada pada

masa pemerintahan Goa-Tallo ditingkatkan mejadi 38 kedaluan pada masa

pemerintahan Belanda (Hemo, 1988:35). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pada masa pemerintahan Belanda terdapat tiga sistem pemerintahan campuran yang

berbeda, yakni sistem tradisional yang tetap berjalan dan diakui eksistensinya, sistem

Goa-Tallo yang tidak dihapus namun diberi tempat yang wajar walaupun berada di

bawah kekuasaan Belanda, dan sistem ciptaan Belanda sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

56

Sejarah membuktikan bahwa kehadiran para penjajah di Manggarai bukanlah

sebuah infiltrasi yang damai tanpa perlawanan. Sejak kehadiran penjajah Goa-Tallo,

Bima dan Belanda perlawanan demi perlawanan diusahakan. Usaha perlawanan

ditampilkan oleh Adak Todo, Pongkor, dan Cibal menghadapi masing-masing musuh,

tetapi ketidak-kompakkan diantara adak itu menyebabkan terjadinya perang antara adak

yang satu dengan adak yang lain. Keunggulan Adak Todo-Pongkor menjadi kentara

dalam perlawanan terhadap Belanda. Mereka tidak suka terhadap sikap Belanda yang

langsung berkuasa tanpa mengindahkan Adak (kerajaan) yang berkuasa (Toda dalam

Hagul dan Lana, 1989:12). Dalam pelbagai perang, keunggulan Adak Todo-Pongkor

menyebabkan mereka memiliki kuasa atas Manggarai dan menjadi penguasa lokal yang

diakui oleh penjajah Belanda. Sejak saat itu, raja-raja Manggarai selalu berasal dari

Adak Todo-Pongkor. Raja-raja resmi Manggarai, yakni Kraeng Tamur (Adak Todo),

Kraeng Baruk, dan Kraeng Bagung. Raja-raja ini memerintah bersama kontrolir

Belanda hingga masa kemerdekaan.

Raja-raja dan Kepala Swapraja Manggarai

NoNama Raja dan

Kepala SwaprajaKeterangan

1 Bagoeng,

1924-1930

Lahir tahun 1879 di Golo Langkok dan meninggal di

RSU Ruteng 19 Juni 1947.

Bagoeng adalah wakil raja tanpa raja. Tahun 1909

ditawan oleh Belanda karena terlibat dalam “Rampas

Papang”.

Bagoeng disahkan menjadi raja melalui dokumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

57

Gouvernemets-Besluit No. 19, 2 Mei 1924

Bagoeng dikenal sebagai arsitek dan tokoh pusat

perbawa yang membuka Manggarai pada fase baru

modernisasi. Dia membuka isolasi wilayah

Manggarai dengan tetap menghargai hukum adak

tana Manggarai.

2 Alexander

Baroek,

1931-1949.

Hidup tahun 1900-1949 dan dikukuhkan menjadi

raja Manggarai terakui Belanda pada tanggal 13

November 1930 berdasarkan Gouvernements Besluit

No. 56, 3 Februari 1931.

Membuka lahan persawahan di berbagai tempat

dengan sawah percontohan.

3 Constantinus

Ngamboet,

1949-1960

Sejak C. Ngamboet, gelar raja ditiadakan dan

digantikan dengan Kepala Swapraja. Ngamboet

belajar di Schakel School-Ndao dan OSVIA di

Makasar.

Melanjutkan pembukaan areal persawahan yang

telah dibuka oleh pendahulunya, menambah

pembukaan jalan baru, dikenal sangat dekat dengan

rakyat.

(Deki, 2011:74-75).

2.2.6.2.3 Masa Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan hingga sekarang, paling kurang terjadi lima perubahan

dalam sistem dan pola pemerintahan. Garis besar kronologinya dapat dibuat sebagai

berikut. Pertama, pada tahun 1945-1949 berlaku sistem pemerintahan Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

58

Kerajaan diperintah bersama antara kontrolir dan raja. Kedua, tahun 1950-1958 sistem

kerajaan dihapus sehingga Manggarai berubah statusnya menjadi sebuah daerah

swapraja. Kedaluan dan pemerintah Tu’a Gelarang masih diakui dan diberi tempat.

Tahun 1958-1962 daerah Swapraja Manggarai ditingkatkan menjadi daerah Swatantra

Tingkat II. Pemerintahan kedaluan dan kepala kampung masih tetap berjalan. Tetapi

sejak tahun 1966 sistem kedaluan dan kepala kampung dihapus. Kedaluan diganti

dengan sebutan kecamatan dan kampung diganti dengan sebutan desa yang berjumlah

255 desa pada tahun 1980. Sejak tahun 1980 terbentuk koordinator pemerintah Kota

Ruteng dan kelahiran pemerintahan desa bergaya baru yang disebut kelurahan.

Sejak tahun 1969, selain memiliki wilayah kecamatan, Manggarai juga memiliki

6 wilayah perwakilan. Perubahan dan penambahan kecamatan terus dibuat sejak era

1990-an sehingga wilayah yang dulu merupakan perwakilan kini menjadi kecamatan

penih. Pada tahun 2001, Kabupaten Manggarai dimekarkan menjadi dua dengan

kelahiran Kabupaten Manggarai Barat (Deki, 2011:76).

Para Bupati Kepala Daerah Tingkat II Manggarai

No Nama Bupati Keterangan

1 Carolus Hamboer

(April 1960 - 24 Agustus

1967)

Melanjutkan usaha pembukaan isolasi fisik

dengan sarana jalan raya, meneruskan

bendungan-bendungan yang sudah

dibangun, membuka areal persawahan yang

baru

Pembentukan sepuluh kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

59

menggantikan kedaluan.

Memiliki interese terhadap seni budaya

daerah seperti caci, sastra lisan (go’et) dan

tenun ikat.

2 Frans Sales Lega

(24 Agustus 1967-

4 November 1978)

Salah satu pejuang yang memungkinkan

NTT menjadi propinsi sendiri.

Pada masa pemerintahannya, Manggarai

meraih anugerah Parasanya Punakarya

Nugraha dari pemerintah pusat atas

keberhasilannya dalam bidang perhubungan

dan irigasi.

Berhasil membuka isolasi udara dengan

membuat Bandar Udara Satar Tacik,

membangun dermaga-dermaga untuk

perhubungan laut dan pembukaan areal

persawahan yang semakin banyak tersebar

di seluruh Manggarai.

3 Frans Dula Burhan

(4 November 1978 – 11

Januari 1989)

Pencalonannya sebagai Bupati Manggarai

menuai banyak kritikan, tetapi ia

menganggap keterlibatannya dalam politik

sebagai pelayanan terhadap masyarakat.

Memperkenalkan KUD kepada masyarakat.

Memiliki intrese terhadap sastra lisan,

khususnya go’et-go’et.

Peningkatan pelayanan kesehatan,

pendidikan dan perhubungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

60

4 Drs. Gaspar Parang Ehok,

MA.

(11 Januari 1989-1998).

Menurut banyak pengamat telah

membangun Manggarai mencapai kemajuan

dalam segala bidang, khususnya

peningkatan kesejahtraan rakyat.

Bertugas selama dua periode.

Perang tanding berkecamuk di beberapa

wilayah.

5 Anton Bagul Dagur

(1998-22 Februari 2005).

Pada masa pemerintahannya banyak kasus

korupsi mencuat ke permukaan, kekerasan

horizontal berupa perang tanding, kekerasan

vertikal khususnya peristiwa berdarah Colol

dan pembabatan pohon kopi rakyat

dibeberapa tempat.

Sangat getol memperjuangkan lingkungan

hidup dan karenanya mendapat penghargaan

dari Mentri Lingkungan Hidup RI pada

tahun 2004.

Membangun stadion olahraga termegah

sedaratan Flores.

6 Christian Rotok

(2005- Sekarang)

Membangun kantor Bupati termegah

sedaratan Flores dan membuka akses jalan

ke daerah-daerah terisolasi.

Pada tahun 2007 berhasil memekarkan

Kabupaten Manggarai Timur.

Sepanjang tahun 2007 memberikan kuasa

pertambangan (KP) sebanyak 15 dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

61

menyebabkan kehancuran Tanah Manggarai

oleh eksploitasi kekayaan alam yang massif.

Pada masa pemerintahannya yang pertama

terjadi banjir badang dan longsor yang

menyebabkan kerugian harta benda dan

kematian puluhan orang di Gapong dan

Gologega.

Selain bencana alam, juga bencana busung

lapar akibat gizi buruk dan kurang gizi serta

prosentase kelulusan Ujian Nasional

terburuk di bidang pendidikan.

(Deki, 2011:76-79).

2.2.6.3 Lapisan Sosial

2.2.6.3.1 Keraeng (Bangsawan)

Stratifikasi sosial dalam masyarakat Manggarai pada zaman dahulu terdiri dari

tiga lapisan, yaitu golongan Keraeng (bangsawan), Ro’eng (Orang Biasa), dan Mendi

(Budak) (Deki, 2011:79). Dasar dari pelapisan itu adalah keturunan dari klan-klan yang

dianggap mempunyai sifat keaslian, senioritat, atau juga pengaruh politis. Di

Manggarai, keturunan Todo-Pongkor kerap dianggap sebagai keturunan Keraeng yang

kerap melahirkan para raja atau pemimpin-pemimpin Manggarai dari generasi ke

generasi. Selain raja dan keturunannya yang dianggap sebagai Keraeng, ada juga

lapisan-lapisan yang diklasifikasi kedalam status dan strata sosial yang sama seperti

Dalu dan Gelarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

62

Dalam perkembangan lebih lanjut, istilah keraeng mengalami kejamakan arti

berkaitan dengan perubahan dan pergeseran makna dan isi yang terkandung dalam kata

itu. Kata Keraeng juga dikenakan untuk mereka yang memiliki posisi kuat dalam hal

ekonomi, memiliki pengaruh sosial yang besar dan secara politis. Konsekuensinya, klan

yang tadinya adalah termasuk golongan Ro’eng kini bisa dipanggil Keraeng Bupati,

Keraeng Camat, Keraeng Kepala Desa, dsb. Dewasa ini sebutan Keraeng sudah

memiliki arti yang kebih kaya. Dalam percakapan sehati-hari sering kali istilah yang

sama digunakan tanpa memperhatikan arti yang sebenarnya dalam stratifikasi sosial

yang menempatkannya sebagai status sosial yang tertinggi. Kata Keraeng juga

merupakan sapaan bentuk hormat terhadap orang yang lebih dewasa.

2.2.6.3.2 Ro’eng (Orang Kebanyakan-Masyarakat Biasa)

Ro’éng adalah masyarakat kebanyakan. Istilah ro’éng juga berkaitan dengan

peran raja sebagai pemimpin pemerintahan ataupun Tu’a Golo yang juga memiliki

kekuasaan tertentu. Dalam bahasa yang lazim dipakai, ro’éng dihubungkan dengan

peran masyarakat kebanyakan. Ro’éng sering dikiaskan dalam sebutan wan koe etan

tu’a (semua orang, baik yang kecil maupun yang besar) (Deki, 2011:80). Beberapa

literatur menyebut bahwa lapisan sosial setelah golongan bangsawan (keraeng) adalah

ata leke. Istilah ata leke tidak terlalu dikenal secara luas di Manggarai.

Dalam sejarah pernah muncul istilah Ata Leke, yakni masyarakat biasa yang

memiliki peran khusus dalam pengumpulan upeti yang diminta oleh Raja Goa ataupun

Bima. Menurut Doroteus Hemo ata leke juga berarti rakyat jelata. Istilah ata leke ini

berkaitan erat dengan istilah lain yakni mangko pitu (mangkuk tujuh) dan mangko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

63

bakok (mangkuk putih) yang berhubungan dengan upeti kala itu. Leke dipakai sebagai

alat penakar beras, kopi, jagung, dan sebagainya. Dalam masyarakat tertentu leke juga

dipakai sebagai alat minum. Leke itulah yang dipakai untuk menakar pembayaran

upeti. Setiap kilo (keluarga inti) harus memberikan upeti sebanyak satu leke lalu

dikumpukan pada beka (keranjang besar yang dibuat dari anyaman bambu dan satu

beka tersebut kurang lebih sama dengan 80 kg) yang ada di rumah Tu’a Teno.

Ro’éng memiliki kepatutan terhadap perintah penguasa kampung (Tu’a Golo),

Keraeng Dalu, dan Keraeng Raja. Sebaliknya Keraeng Tu’a Golo, Keraeng Dalu, dan

Keraeng Raja memiliki kewajiban moral untuk melindungi, menyejahterakan Ro’éng

yang berada di bawah kekuasaanya. Keraeng Tu’a Golo, Keraeng Dalu, dan Keraeng

Raja umumnya sangat dihormati oleh Ro’éng. Mereka dianggap sebagai Éma (bapa)

yang memiliki peran besar bagi kehidupan mereka.

2.2.6.3.3 Méndi (Budak)

Istilah méndi (budak) erat kaitannya dengan sejarah kolonialisme lokal kerajaan-

kerajaan tetangga, Goa dan Bima. Kerajaan-kerajaan itu menjajah Manggarai dan

menangkap orang-orang Manggarai untuk dijadikan budak di negeri mereka

(Hemo,1988:35). Itulah sebabnya orang Manggarai pada zaman lampau memilih untuk

tinggal di tempat yang jauh dari daerah pesisir pantai, di atas bukit, dan daerah-daerah

pedalaman. Mereka membangun benteng-benteng untuk mempertahankan diri sebagai

satu beo atau kampung yang otonom. Tetapi ketika para penajah menguasai wilayah

kekuasaan raja atau dalu-dalu, maka perbudakkan tidak dapat terelakkan (Deki,

2011:81).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

64

Munculnya istilah ata leke berhubungan dengan upeti yang harus dibayar kepada

para penjajah. Tradisi mengumpulkan upeti melalui takaran leke inilah yang melahirkan

orang-orang khusus untuk para pengumpul leke-leke yang disatukan dalam satu béka.

Dalam kehidupan sehari-hari, para pengumpul leke disebut sebagai méndi yang diserahi

tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan pelayanan terhadap kepentingan keraeng dan

para penjajah. Méndi umumnya dimikili oleh kalangan dan lapisan sosial yang tinggi

seperti Keraeng Raja, Keraeng Dalu, dan Keraeng Tu’a Golo. Méndi sebagai lapisan

sosial paling bawah kurang dihargai dan bahkan sering diremehkan dalam kehidupan

bersama.

Pada zaman lampau, méndi sengaja didatangkan khususnya bila terjadi kekalahan

dalam peperangan. Selain itu méndi juga didapat dari perbuatan bangsawan yang

sombong, otoriter, sewenang-wenang, dan kejam (Deki, 2011:82). Terdapat tiga

klasifikasi méndi. Pertama, méndi ata hae, yakni orang yang dijadikan budak saat-saat

tertentu saja, misalnya menemani sang tuan untuk memikul beban ketika tuannya

mengadakan perjalanan. Kedua, méndi lampang. Méndi jenis ini hampir sama dengan

jenis pertama tetapi memiliki kekhususan, yakni ia terus berada bersama tuannya

termasuk menjalankan tugas untuk mengundang orang yang dibutuhkan tuannya.

Ketiga, méndi lampang one, yakni budak yang tinggal bersama tuannya, melayani

tuannya sampai ke hal-hal yang paling kecil, misalnya memotong daging untuk tuannya

dan menuang tuak ke gelas tuannya. Meskipun ada kedekatan dengan tuannya, ketiga

jenis méndi itu tinggal terpisah dengan tuannya. Sedangkan jenis méndi keempat, yakni

méndi sékontu, tinggal bersama tuannya (toe ka’eng woleng) (Verheijen, 1978:289).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

65

Di Ruteng ada banyak méndi yang berasal dari Dompu, Bima. Sebaliknya di

Bima ada banyak orang Manggarai yang dibawa kesana sebagai méndi pada zaman

dahulu ketika kekuasaan mereka masih kuat. Ada pertukaran méndi yang dilakukan

atas konsensus bersama. Pada zaman Belanda, ada begitu banyak orang Manggarai

yang dibawa ke Batavia. Mereka hidup dan berkembang dari generasi ke generasi

dengan identitas ke-Manggarai-annya, termasuk pemberian nama tempat Manggarai di

Jakarta yang dikenal hingga saat ini (Deki, 2011:83).

Dewasa ini istilah méndi sebagai status sosial terendah tidak ada lagi di

Manggarai. Tugas méndi diganti oleh pembantu atau pelayan yang memiliki hak dan

kewajiban berdasarkan azas kemanusiaan dan penghargaan terhadap humanitas.

2.2.6.4 Sistem Mata Pencaharian

Pada zaman dahulu, terdapat tiga jenis aktivitas yang berkaitan dengan mata

pencaharian Orang Manggarai sebagai petani. Pertama, bekerja di ladang atau di sawah;

kedua, berburu (di hutan maupun mencari ikan, udang, dan belut di laut atau di sungai);

dan ketiga, beternak. Masyarakat Manggarai umumnya adalah petani dengan kultur

agraris yang ketat dan evolutif. Mula-mula lahan pertanian, khususnya ladang

dikerjakan dengan pola sederhana dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain

(field rotation system). Kenyatan ini berlaku mana kala jumlah penduduk belum terlalu

banyak. Pada masa kini hal itu sulit dilakukan karena terkait dengan pelbagai aturan

hukun pemerintahan dan semakin padatnya manusia yang menghuni daerah-daerah

yang dulunya tak berpenghuni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

66

Tanaman utama di ladang adalah padi, berbagai jenis umbi-umbian, dan jagung

yang merupakan bahan makanan pokok. Selain itu diusahakan pula tanaman-tanaman

perdagangan seperti kopi, kelapa, kapas, dan coklat. Jenis kopi yang mula-mula dikenal

di Manggarai adalah kopi Arabica yang sehari-hari lebih dikenal sebagai kopi

Manggarai. Sejak kedatangan Belanda, Manggarai diperkenalkan pada jenis kopi baru,

yakni kopi Robusta dan oleh masyarakat Manggarai disebut kopi tuang (kopi

penguasa). Sejak Pelita I dicanangkan oleh pemerintah, dikenal pula jenis tanaman lain

seperti vanili dan cengkeh. Berbagai jenis kopi unggul diperkenalkan seperti kopi

Columbia pada masa kepemimpinan Gaspar Parang Ehok.

Sawah dikenal oleh masyarakat luas tatkala Kerajaan Goa berpengaruh

disebagian besar wilayah Manggarai. Sawah percontohan dibuat di daerah Reo dan

Pota. Persawahan kemudian diperluas pada masa penjajahan Belanda dan kemudian

diteruskan oleh para Raja Manggarai dan Bupati Manggarai hingga masa

kepemimpinan Bupati Frans Sales Lega (1968-1978). Beberapa daerah yang menjadi

pusat area persawahan adalah Cancar, Reo, Lembor, dan Wae Reca.

Alat untuk mengolah tanah lazim disebut nggala. Alat ini terbuat dari batang

pinang atau enau yang memiliki fungsi sebagai bajak. Nggala ditarik oleh kerbau.

Itulah sebabnya bagi orang Manggarai kerbau memiliki nilai ekonomis yang tinggi,

termasuk dalam urusan belis (paca). Perubahan teknologi pertanian sederhana ke

teknologi pertanian modern dimulai tatkala pemerintah memperkenalkan bajak

sebelum tahun 1940 dan menjadi umum dan meluas sejak tahun 1950. pada masa

sekarang penggunaan bajak bukan lagi merupakan hal yang paling modern karena

traktor-traktor tangan telah menggantikan peran kerbau dan bajak sekaligus. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

67

untuk memberantas hama telah digunakan alat-alat semprot, baik yang manual

maupun yang otomatis yang dipakai secara luas di seluruh wilayah persawahan. Alat-

alat pengirik padi ditinggalkan dan diganti dengan yang mesin rontok. Sebagian besar

petani juga mengganti lésung atau alu dengan mesin giling padi yang tersebar di

seluruh Manggarai.

Pergantian tampuk kekuasaan di Manggarai tak luput dari usaha untuk

menjadikan Manggarai daerah swasembada pengan pertama di NTT. Pemerintah

membangun sarana irigasi yang modern dan pusat-pusat persawahan yang baru. Pusat-

pusat persawahan baru itu antara lain dibangun di Lembor, Loba, Lolang, Satar Mese,

Ronang, Gising, Wae Lengga, Dampek, dan Buntal. Luas persawahan yang dibuka ini

mencapai ratusan hektar setiap tempat.

Sumber mata pencaharian yang lain adalah beternak. Hewan ternak pada zaman

dahulu biasanya dibiarkan berkeliaran di padang-padang yang luas, seperti kerbau,

kuda, dan sapi. Meskipun hewan-hewan tersebut dibiarkan berkeliaran, tetapi

masyarakat luas mengetahui pemilik hewan-hewan tersebut hingga jarang terjadi

perebutan hewan-hewan yang dibiarkan berkeliaran tersebut. Sedangkan ternak lain

seperti babi dan ayam dipelihara disekitar perumahan rakyat. Ternak-ternak ini

memiliki peran dan fungsi ritual, khususnya babi, ayam, dan kerbau sering dijadikan

kurban dalam acara atau pesta adat.

Aktivitas berburu (ngo bang) bukanlah pekerjaan pokok orang Manggarai.

Berburu adalah kegiatan selingan yang dilakukan apabila musim tanam sudah selesai.

Kegiatan ini memiliki kaitan erat dengan siklus pertanian, khususnya pembasmian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

68

hewan-hewan liar yang sering merusak tanaman, seperti babi hutan, rusa, kerbau liar,

kuda liar, musang, landak, kera, dsb. Berburu memiliki aspek sosial karena dilakukan

secara kolektif dan demi kepentingan bersama. Kegiatan perburuan dilengkapi dengan

tombak atau lembing (korung, vokad dan anjing. Selain itu ada aktivitas yang disebut

sa’a. Sa’a adalah kegiatan mencari lauk-pauk yang difokuskan di sungai atau laut. Di

Manggarai sungai-sungai besar kaya akan jenis ikan, udang, kepiting, dan belut yang

ditangkap dalam sa’a bersama. Sarana yang biasa digunakan adalah capat (perangkap

udang).

Hingga saat ini sebagian orang Manggarai juga berprofesi sebagai nelayan.

Umumnya mereka mereka merupakan penduduk yang berimigrasi ke Manggarai dari

daerah sekitar, khususnya Makasar, Pulau Ende, dan Bima. Penduduk asli Manggarai

rupanya tidak tertarik untuk menjadikan nelayan sebagai perkerjaan pokok, kecuali

menjadi nelayan musiman, misalnya pada saat ada kesempatan menangkap nénér

(anak ikan Bandeng) untuk dijual. Disamping itu ada juga yang menjadi Pegawai

Negeri Sipil, masuk Dinas Militer, pegawai swasta, dan pedagang. Pluralitas pekerjaan

memungkinkan orang Manggarai memiliki interaksi sosial yang tinggi terhadap

pelbagai segmen yang ada dalam masyarakat dan budayanya (Deki, 2011:86).

Meskipun Manggarai dikenal sebagai kabupaten yang memiliki banyak sumber

daya alam, namun menurut data tahun 2004, jumlah kepala keluarga (KK) yang

tergolong miskin mencapai 70.423 KK. Data KK ini tersebar di 12 kecamatan di

seluruh Kabupaten Manggarai. Dari keseluruhan jumlah KK yang tergolong miskin

itu, terbanyak adalah warga Kecamatan Satar Mese, yakni sebanyak 10.524 KK,

sedangkan jumlah KK miskin terendah adalah Kecamatan Langke Rembong, yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

69

sebanyak 3.200 KK miskin. Jumlah KK miskin ini hampir separuh dari seluruh KK di

Manggarai yang berjumlah sebanyak 111.642 KK.

2.2.6.5 Kesenian dan Sastra Lisan

Orang Manggarai memiliki intrese yang tinggi terhadap dunia seni. Pada

umumnya bentuk kesenian orang Manggarai dapat diklasifikasi dalam dua jenis, yakni

seni sastra dan seni pertunjukkan. Orang Manggarai memiliki seni sastra yang tinggi.

Kesusastraan itu diungkapkan dalam pelbagai bentuk sastra seperti prosa (tombo

nunduk, tombo turuk, tombo rapang), mantra, bidal, dan puisi berupa pepatah,

peribahasa, dan syair lagu (go’ét, dere, torok).

Selain itu, orang Manggarai juga mengenal seni pertunjukkan yang diekspresikan

melalui seni musik, seni tari dan seni rupa. Syair-syair lagu biasanya dinyanyikan pada

saat-saat khusus dan istimewa ataupun sebagai ungkapan rasa batin dalam keseharian.

Olah vokal sering dinyatakan dalam tarian caci, mbata, dan sanda. Alat-alat musik

yang digunakan antara lain gendang, gong, tambor (drum), juk (gambus), lamba,

mbetung, dan tiding. Seni tari ditampakkan dalam tarian caci, ndudu ndake, krangku

kaluk, dan danding. Sedangkan seni rupa ditampilkan dalam seni kriya (kerajinan

tangan) berupa motif-motif kain songke (towe songke atau towe todo), motif loce

(tikar), motif songkok re’a, ukiran-ukiran bubungan mbaru géndang atau mbaru

témbong (rumah adat), berbagai hiasan perlengkapan caci seperti panggal (perisai

dikepala yang ditempatkan di depan dahi), sapu (destar), tubi-rapa (manik-manik yang

melingkari dagu), kiris (keris) dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

70

Permainan caci merupakan puncak kesenian orang Manggarai, karena dalam

permainan itu semua unsur seni diungkapkan. Unsur seni tersebut adalah seni sastra

dalam paci (semacam slogan) yang puitis, seni suara dalam syair-syair dere, nenggo,

landu (lagu-lagu yang merupakan ungkapan perasaan orang yang terlibat dalam caci)

yang indah, seni tari dalam gerakan yang mengikuti irama gong dan gendang yang

ditabuh bersamaan dengan danding (hentakan kaki yang diiringi musik dan lagu), dan

seni rupa dalam rupa-rupa perhiasan yang dikenakan oleh para peserta yang terlibat

dalam caci. Selain itu ketangkasan dalam meragakan keberanian seorang lelaki

dinyatakan terbuka. Ada gaya tertentu dalam memegang nggiling perisai) dan ayunan

kalus atau larik (cemeti) yang memukau. Dengan kata lain, dalam permainan caci

unsur-unsur seni disatu-padukan secata seimbang sehingga menimbulkan kesan

eksotis, lengkap, dan sekaligus menawan hati setiap orang yang menyaksikannya.

2.2.6.6 Sistem Peralatan dan Teknologi

Peralatan yang digunakan oleh orang Manggarai pada zaman lampau sangat

sederhana. Terdapat perkembangan yang signifikan dalam teknologi. Asal-usul suku

yang berlainan memungkinkan terjadinya pertukaran teknologi. Suku-suku yang

berasal dari Turki dan Minangkabau telah mengenal penyepuhan besi sejak lama.

Karena itu beberapa keturunan mereka masih terlibat dalam usaha pandai besi.

Menurut Anton Bagul Dagur, ada beberapa unsur yang termaktub dalam peralatan dan

teknologi Manggarai.

Pertama, perumahan. Rumah orang Manggarai, khususnya mbaru tembong atau

mbaru niang (rumah adat) berbentuk kerucut dan bersegi lima yang terdiri atas tiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

71

bagian utama, yakni ngaung (bagian bawah rumah yang memiliki kolong), bate ka’eng

(tempat kediaman manusia), dan wuwung (atap). Atap ini terdiri atas tiga bagian yakni

lobo, ngando atau lempa rae, dan wuwung. Di bagian atap ada ukiran kepala manusia

dengan tanduk kerbau di telinganya. Orang Manggarai membuat rumah mereka

dengan teknologi sederhana yang melibatkan seluruh warga kampung (wan koe, etan

tu’a). Pada zaman lampau atap terbuat dari ijuk sedangkan dindingnya dari papan yang

digergaji secara manual. Kata mbaru jika ditinjau dari segi etimologisnya berasal dari

dua kata, yakni mbau (teduh) dan ru (sendiri) yang berarti naungan (yang dibuat)

sendiri (Dagur, 1990:104).

Kedua, alat-alat produksi. Alat-alat produksi tradisional mencakup kope

(parang), béci (tofa), ngéncung (lesung), alu, léwing tana (periuk dari tanah liat).

Ketiga, senjata untuk berburu dam berperang. Senjata yang digunakan antara lain kope

banjar atau klewang (parang panjang), korung dan vokad (rombak), kiris (keris),

sumpit, sundang, dan panah. Selain itu ada berbagai bentuk perangkap seperti béndi

atau disebut juga weku, nggépit, serente, cempe, wenta, dan lain sebagainya. Keempat,

pakaian dan perhiasan. Pada zaman dahulu pakaian orang Manggarai terbuat dari kulit

kayu Lale dan kulit binatang. Setelah mengenal alat tenunan pakaian dibuat dari kain-

kain yang ditenun sendiri. Mereka menciptakan alat pemintal benang dan alat tenun

untuk dédang (tenunan) yang memakai kapas sebagai bahan dasar. Dari kain-kain itu

tercipta berbagai bentuk baju dan kain lipa seperti baju kembiang, towe mbiris,

selendang slampe, towe songke dan sapu curuk, lalong-ndeki, golo, nggorong (giring-

giring) (Verheijen, 1978:54). Perhiasan yang dipakai seperti gelang (nekar, cake,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

72

meloso), tuni mbero, tubi rapa, anting-anting, bali-belo (hiasan yang menyerupai

mahkota dan dikenakan di kepala wanita), luju, dan rétu.

Kelima, berbagai bentuk wadah; langkok, joreng, cecer, (tempat penyimpanan

padi atau jagung dalam ukuran besar), roto atau beka (wadah yang berfungsi sebagai

tempat penyimpanan padi atau beras yang bisa menampung kira-kira 80 kg), berbagai

bentuk bakul, doku (nyiru), lide (bakuk kecil), luni (keranjang kecil yang terbuat dari

anyaman daun pandan, biasa digunakan untuk menyimpan beras, garam, kacang-

kacangan dalam jumlah sedikit kira-kira 1 kg), tongka (wadah yang terbuat dari

bambu, biasanya hanya satu buku), lorang atau teong (wadah yang terbuat dari ruas

bambu dan digunakan untuk mengambil air. Lorang biasanya lebih panjang dari teong

dan tanpa tali).

Keenam, alat transportasi. Alat transportasi di Manggarai umumnya

menggunakan tenaga sendiri, hewan (kerbau, kuda) dan sampan dalam bentuk

sederhana. Searah dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, ada perubahan

drastis dalam bidang transportasi dengan memanfaarkan sarana-sarana yang lebih

canggih.

2.3 Rangkuman

Dalam uraian diatas telah dipaparkan secara singkat tentang Orang Manggarai:

sejarah, geografi-topografi, dan kebudayaan. Manggarai sebagai sebuag wilayah yang

memiliki sejarah yang khas karena berasal dari berbagai keturunan yang berbeda.

Wilayah yang sama ini diwarnai oleh kolonialisme lokal (Goa-Tallo dan Bima) dan

asing (Belanda), yang mempengaruhi budaya serta sistem pemerintahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

73

Identitas ke-manggarai-an terbentuk dari semua unsur campuran yang melekat-

erat jadi satu, yang pada gilirannya sulit dipisahkan manakah yang asli dan manakah

yang merupakan tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

74

BAB III

TOROK DAN RITUS ADAT ORANG MANGGARAI

3.1 Pengantar

Dalam budaya Manggarai, torok atau doa asli Manggarai memiliki peran yang

sangat penting dan kedudukan yang tinggi. Torok sebagai doa asli orang Manggarai

selalu dijadikan tiang utama dalam upacara adat. Sebuah upacara adat tidak bisa

dilangsungkan jika torok tidak diikutsertakan dalam upacara tersebut. Penjelasan

dalam bab ini akan diawali dengan (1) pengertian torok, (2) penutur torok (3) sifat-

sifat torok, (4) Ritus Kelahiran Orang Manggarai, (5) Ritus Kebun Orang Manggarai,

(6) Ritus Penti (syujuran hasil panen), (7) Ritus Pembangunan Rumah Orang

Manggarai, (8) Ritus Perkawinan Adat Orang Manggarai, (9) Ritus Wu’ad Wa’i

(memberi bekal bagi yang hendak merantau), (10) Ritus Teing Hang (memberi makan

leluhur), (11) Ritus Kematian Orang Manggarai dan diakhiri dengan (12) Rangkuman.

3.2 Arti Torok

Kata torok berarti menyampaikan, mengemukakan, membeberkan. Torok dapat

diartikan sebagai menyampaikan pesan ujud permohonan acara atau pesta kepada

leluhur atau Allah. Misalnya, torok mata (menyampaikan pesan waktu acara

kematian). Pengertian torok yang lebih lengkap ialah menyampaikan pesan, berupa

doa permohonan, syukuran, pujian, sembah, hormat, dan terima kasih kepada Allah

atau leluhur, sesama, lingkungan baik yang masih hidup maupun yang sudah

meninggal dunia atas segala pengalaman hidup manusia yang sifatnya positif, dalam

situasi terbuka, formal, dihadapan banyak orang dengan menggunakan bahasa kiasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

75

(bahasa tinggi budaya), dan dapat dilakukan dengan disertai penyembelihan hewan

dan bisa juga tanpa penyembelihan hewan.

3.3 Penutur Torok

Pada zaman feodal, yang berhak membawakan torok adalah dari kalangan

bangsawan, karena ini adalah pesan budaya dengan menggunakan bahasa tinggi

budaya. Tetapi kini, karena pengaruh zaman modernisasi budaya bahwa yang

membawakan torok boleh juga di luar keturunan darah biru, yang penting punya

kharisma untuk itu. Oleh karena itu, ia harus mengusai adat, memahami istilah-istilah

budaya Manggarai, sehingga kata-kata yang diucapkannya pada saat torok sesuai

dengan momen acaranya.

3.4 Sifat Torok

3.4.1. Baro (melapor)

Pada bagian awal torok, pertama-tama orang menyapa Allah atau leluhur atau

dewa. Selanjutnya ia menyampaikan maksud yang mau disampaikan.

Contohnya:

Ho ami méndi anak me manga ranga : Kini kami hamba-Mu

Lonto torok padir wa’i réntu sa’i : Hadir duduk berbicara dan bersila

Wan koe etan tu’a : Dari yang kecil sampai yang tua

Pa’ang olo ngaung musi : (Beserta) Seluruh warga kampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

76

Ce’e tana Manggarai ho’o : Di Manggarai

Té tégi berkak dite : Hendak meminta berkat-Mu

Sembeng koe lite : Lindungilah kami

Sangged géjur dami : (Dan) Segala pekerjaan kami

One ntaung ho’o : Sepanjang tahun ini

3.4.2 Naring (Memuji)

Berikut ini sebait contoh doa atau torok yang bersifat memuji

Ho’o ami mai hiang : Kini kami berkumpul

Naring kamping ite : (Untuk) MemujiMu

Jari agu Dedek : Pencipta dan Pemelihara

Par awo kolépn sale : (Yang menciptakan) Matahari

Ulun le wa’in lau : (Yang menciptakan) Utara dan selatan

Tanan wa awang eta : (Yang menciptakan) Bumi dan langit

3.4.3 Béngkés (Bersyukur dan Berterima Kasih)

Contoh torok yang bersifat syukuran dan terima kasih

Cémbér keta nai dami : (Hati) Kami berbahagia

Lep pucu : (Merasa) Lega

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

77

Mbiang ranga : Wajah berseri

Ai mesen momang dite : Karena begitu besar kasihMu

Latang ami anak me : terhadap kami anak-anakmu

Ai kawe lami haeng : Kami menemukan apa yang kami cari

Tuluk lami dumpu : Kami mencari (di tanah) dan menemukan

Hamar lami manga : Kami meraba-raba dan menemukan

Ita hang ciwal : Kami mendapat hasil kebun

Haeng hang kawe : Kami mendapatkan makanan melimpah

Lincik ici : Tanaman berbuah

Wéras wua : Bulir padi berisi

Lébo kala wéri : Sirih bertumbuh

Wua raci po’ong : Pinang berbuah

Tela galang kéte api : Kayu bakar untuk memasak

Kembus wae teku : Air melimpah ruah

Mboas wae woang : (Dari) Mata air yang bersih

3.4.5 Ampong Ndekok (Pengampunan Dosa)

Contoh torok meminta pengampunan dosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

78

Ampong koe sangged sala dami méndi : Maafkanlah dosa-dosa kami hambaMu

Lé humér nai : Dosa (karena) niat kami

Le tombo agu le pande : (Karena) perkataan dan perbuatan kami

Agu lawang one mai kilo ru : Serta dosa kami dalam keluarga

Osang bate duat : (Dan) Dosa kepada teman kerja kami

Cewen kole agu hae ata. : Terlebih lagi bagi sesama kami

Ami tégi berkak dite yo Mori : Kami meminta berkatMu ya Tuhan

Kudut toto lami nai molor : Supaya kami mempunyai hati yang bersih

Rantang kose mose one lino : Takut akan kejahatan duniawi

Rantang calang wakar ngo one ngampang: (Serta) Takut jiwa kami tersesat.

3.4.6 Tégi (Meminta atau Memohon)

Contoh torok yang bersifat memohon

Yo Mori : Ya Tuhan

Berkak koe wéki agu wakar dami méndi : Berkatilah jiwa dan raga kami hambaMu

Kudut cebo lewe mose one lino ho’o : Supaya kami berumur panjang

Uwa koe ami haeng wulang : Tua sampai kami mencapai bulan

Langkas haeng ntala : Tinggi sampai ke bintang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

79

Nai ca anggit tuka ca leleng : Satu kata dan pikiran

Léma emas muju mu’u eme curup cama tau: Sopan dalam berbicara dengan sesama

Berkak koe golo lonto : Berkatilah kampung tempat kami tinggal

Natas labar : Halaman tempat kami bermain,

Compang dari : Altar persembahan

Agu wae teku : Juga mata air tempat kami menimba air

Porong duat pe’ang uma we’e one baru : Lindungilah kami selama kami bekerja

Neka cumang dungka : (Sehingga) Kami tidak bertemu langsung

Neka pala ranga : Bertatapan muka

Neka dudi tae tuil pala tae raja : Supaya mata hati kami tidak tertutup

Neka nggoko one golo caka one salang :Dan kami tidak mendapat sial dalam

perjalanan

3.4.7 Suju (Menyembah)

Contoh torok yang bersifat menyembah

Ai dolong ite toe nganceng dopo :Kami berusaha mengejarMU tetapi kami

tidak dapat menangkapMu

Kawe lami ite toe manga nganceng haeng:Kami mencariMu tetapi kami tidak

menemukanMu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

80

Dépa lami toe hena :Kami berusaha menggapaiMu tetapi kami

tidak dapat menyentuhMu

Landing imbi lami ite manga ranga : Tetapi kami percaya bahwa Engkau ada

Lawang wie agu leson one mose :(Melindungi) Kami baik siang maupun

malam

Agu géjur dami lete léso : (Dan melindungi) Pekerjaan kami tiap hari

Lé mesen momang dite : Karena besarnya kasihMu

Itu tara tadang sangged usang warat :(Sehingga) Engkau menjauhkan segala

mara bahaya

Sembeng buru mese : (Kami) Dilindungi dari badai

Pangga lite darap dé tana : Engkau menghalau bencana

Kolang dé léso : (Dan) Melindungi kami dari panas

Ita lami hang ciwal :Kami mendapat makanan dari tanaman

kami

Haeng hang kawe :Kami mendapat makanan dari pekerjaan

kami

Ho’os lami condo wéki agu wakar dami :Kini kami menyerahkan jiwa dan raga

kami

One tara wua po’ong so’o : Dalam rupa hasil bumi yang kami peroleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

81

Té ho’o agu tedeng len. : Untuk saat ini sampai selama-lamanya.

3.5 Ritus Kelahiran Orang Manggarai

Bagi orang Manggarai, kelahiran seorang manusia memiliki tempat yang sangat

istimewa. Oleh karena itu, setiap tahapannya memberi arti yang sangat dalam dan

nuansa yang kaya makna. Berikut ini ada beberapa tahapan yang menjadi pusat

perhatian.

3.5.1 Cikeng

Cikeng mempunyai arti mengurut, meraba pada bagian tertentu dari tubuh, perut,

kandungan, vagina perempuan pada detik-detik menjelang persalinan. Hal seperti ini

biasa dilakukan oleh ibu-ibu (dukun kampung) yang sudah berpengalaman dalam

membantu persalinan di kampungnya. Hal yang sama bisa juga dilakukan oleh laki-

laki asalkan ada persetujuan dari ibu atau suaminya. Tujuannya untuk mengetahui

dengan pasti kapan bayi akan lahir.

3.5.2 Loas

Loas berarti melahirkan. Istilah ini dalam bahasa Manggarai hanya dikhususkan

untuk manusia, dalam hal ini bagi ibu yang melahirkan anaknya.

3.5.3 Entap Siding

Entap siding (entap: memukul, siding: dinding) dalam arti yang luas adalah

memukul dinding bilik atau rumah saat terjadinya persalinan. Ada kebiasaan pada saat

si ibu sedang menunggu saat persalinan, kaum pria tinggal diluar rumah, sambil

berdiang di dekat api unggun. Jika terdengar tangisan bayi, mereka memukul dinding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

82

sebanyak tiga kali sambil bertanya “ata one ko ata pé’ang?” (orang dalam atau orang

luar). Ata one adalah istilah untuk laki-laki karena dia akan menjadi penerus generasi

klan (sistem patrilineal), sedangkan ata pé’ang adalah istilah untuk perempuan sebab

jika dia diperistri, dia akan masuk dalam klan suaminya.

Tujuan dari acara ini adalah untuk mengukuhkan atau mendeklarasikan pertama

kalinya status jenis kelamin anak dalam keluarga.

3.5.4 Poro Putes

Poro putes (poro: memotong, putes: tali plasenta) mempunyai arti memotong tali

plasenta bayi yang baru lahir.

Alat yang digunakan untuk memotong tali plasenta adalah lampek, yakni pisau

dengan bahan baku bambu yang dikeringkan lalu dipertajam. Pemanfaatan pisau

lampek adalah tradisi turun temurun untuk menghindari karatan besi yang dapat

menyebabkan infeksi pada plasenta.

3.5.5 Boak Dimar

Boak dimar (boak: mengubur, dimar: gumpalan darah, ari-ari) merupakan

penguburan sisa darah dan ari-ari yang telah dipotong pada saat persalinan serta kain-

kain yang memiliki bercak darah pada saat persalinan. Tempat penguburannya adalah

di samping rumah, khususnya daerah yang agak lembab. Tujuannya adalah agar

kondisi kesehatan si bayi dan ibunya tetap terjaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

83

Pada saat upacara boak dimar ini juga dikuburkan benda tertentu yang mewakili

harapan orang tua untuk anaknya di masa depan, misalnya menyertakan buku dan

ballpoint supaya kelak anaknya menjadi orang cerdas.

3.5.6 Toko Ruis Cumpé

Toko ruis cumpé(toko: tidur, ruis: dekat, cumpé: tenda) secara harafiah berarti

tidur dekat tungku api. Maksud dari toko ruis cumpe adalah agar ibu dan bayinya

merasa hangat sesudah melahirkan.

3.5.7 Upacara Céar Cumpé atau Lega Cumpé

3.5.7.1 Arti dan Maksud

Lega cumpé atau céar cumpé adalah upacara yang dilaksanakan pada hari ke -3

atau hari ke-5 setelah seorang bayi dilahirkan. Adapun tujuan dari acara ini adalah agar

ibu dan bayi yang baru lahir bisa berpindah tempat, sebab sebelum acara ini dibuat ibu

dan sang bayi hanya berada di dalam kamar saja.

Upacara Céar Cumpé dibagi menjadi dua bagian, yakni ratung wuwung dan wali

cumpé. Ratung wuwung dimaksudkan agar ubun-ubun bayi yang masih lembek

dikuatkan sehingga dibebaskan dari kuasa angin jahat. Sedangkan wali cumpe dibuat

karena ada kebiasaan orang tua dulu bayi yang baru lahir dibaringkan di atas cumpé

(bale-bale/tenda). Wali cumpé adalah upacara pemindahan bayi dari tenda ke tikar atau

tempat yang layak.

Menurut Yoseph Ngadut (61), alasan yang lebih substansial, upacara ini dibuat

sebagai simbol pengakuan atas keabsahan seorang anak yang baru lahir untuk menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

84

anaknya dan ungkapan kesediaan orang tua untuk bertanggung jawab atas itu dalam

mendidik dan membesarkannya. Dalam acara ini yang menjadi perhatian adalah

pemberian nama anak. Adapun nama, dipilih empat atau lima, dipilih salah satu dari

nama-nama yang ada untuk diberikan kepada anak tersebut.

Adapun yang menjadi hewan kurban dalam upacara ini adalah ayam jantan

(manuk lalong). Ayam disembelih dalam sebuah ritual khas dengan struktur yang

sudah baku melalui torok céar cumpé.

Acara ini disaksikan oleh anak rona (pihak pemberi gadis, ibu dari anak yang

baru lahir) dan wa’u (keluarga klan ayah, pihak penerima gadis, disebut juga ase-kae)

dan weki pa’ang olon- ngaungn musi (warga kampung).

Bila kondisi tidak memungkinkan atau bila kedua orang tuanya berhalangan

maka perlu dibuatkan acara khusus yang lebih sederhana, yakni acara nggolong ruha

one sa’i gala de mantar hitud cai weru (menggulingkan telur di dahi bayi yang baru

lahir). Maksud dari acara ini adalah pengungkapan kesediaan kedua orang tua bahwa

mereka akan mengadakan acara céar cumpé. Tujuan lainnya adalah supaya “toe

mangas babang agu bentang le kaka tana, saung haju” ( tidak ada gangguan dari naga

tanah), sehingga sang bayi seperti telur yang tetap terjaga di dalam cangkangnya.

3.5.7.2 Urutan Acara

Upacara dibuka dengan ucapan salam ( tuak kapu agu sanggéd ase kae ata

manga one acara céar cumpé). Ucapan selamat datang kepada semua peserta yang

hadir biasanya dilakukan oleh anggota keluarga (tertua) yang telah diberi mandat oleh

pemilik hajatan céar cumpé. Sang penerima mandat, sambil memegang sebotol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

85

tuak/arak, menyampaikan ucapan terima kasih telah hadir di acara céar cumpé

sekaligus memohon doa restu untuk masa depan anak yang baru lahir. Setelah ucapan

salam, acara dilanjutkan dengan pemberian nama (teing ngasang, nampo ngasang).

Peserta yang hadir diberi kesempatan untuk memberikan empat nama dan nama

kelima di pilih oleh orang tua anak tersebut. Nama yang diberikan oleh orang tua bayi

tersebut akan menjadi nama sebenarnya yang akan disebutkan dalam torok manuk.

Oleh karena itu, nama tersebut disebut ngasang manuk , sebuah nama yang harus

dihargai, lebih-lebih kalau pemiliknya sudah dewasa.

Setelah pemberian nama, torok céar cumpé didaraskan oleh penuturnya. Dalam

torok diucapkan maksud dari perayaan itu termasuk memohon berkat dan

perlindungan dari Tuhan, nenek moyang yang sudah meninggal serta roh alam.

Jawaban atas persetujuan dari atas akan dinyatakan lewat toto urat manuk (hati dan

usus ayam) dan penutur torok akan membacanya serta menyampaikan artinya kepada

peserta yang hadir. Torok terbagi menjadi dua bagian besar. Pertama, pemberian sirih

pinang dan tuak (teing cépa agu tuak) bagi leluhur yang telah meninggal. Kedua,

penyampaian torok pemberian nama dengan doa dan harapan bagi kebaikan bayi di

masa depan. Di sela-sela torok, ada kebiasaan bagi anak wina (pihak penerima gadis)

untuk memberikan uang kepada sang bayi. Anak rona (pihak pemberi gadis) pun

demikian. Pada upacara ini mereka juga membawa sesuatu (misalnya gelang emas,

anting emas, kain songke/lipa) lalu anak wina akan menggantikannya dengan sejumlah

uang yang nilainya lebih besar dari nilai normal.

Acara dilanjutkan dengan toto urat manuk (acara pembacaan tanda pada hati dan

usus ayam). Ayam yang sudah disembelih dibelah lalu diperlihatkan ususnya. Penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

86

torok akan membaca hati dan usus ayam lalu menyampaikan hasilnya. Jika usus ayam

ini tidak terbelit, berarti Mori Jari agu Dedek (Tuhan Pencipta dan Pemelihara) dan

semua leluhur memberi restu kepada bayi itu dan dan menjadi pelindungnya dalam

meraih masa depan yang gemilang. Sebagai wali urat di’a (syukur atas lurusnya usus

ayam yang merupakan pertanda baik), pihak anak wina memberikan sejumlah uang

sebagai tanda kegembiraan. Acara ini ditutup dengan upacara helang (sesajian untuk

leluhur). Bagian-bagian tertentu seperti hati ayam, paha ayam diambil lalu dibakar

umtuk dijadikan sajian bagi yang Maha tinggi dan arwah leluhur. Bersama daging itu

disertakan nasi, air, dan tuak (arak).

Torok Teing Cépa agu Tuak:

Kerrrr…… : Kerrrrr……

Ho’o cépa di’a kudut ite :Inilah sirih pinang terbaik yang kami

siapkan untuk kalian

Ngasang énde lopo agu éma do : (Kalian) Yang kami sebut ayah dan ibu

Agu ise wura agu céki : (Beserta kalian) Para leluhur

Ai leso ho’o de : Karena pada hari inilah

Néki wéki : Kami berkumpul

Tara manga padir wa’i rentu sa’i : Menyatukan hati dan pikiran

Té adak cear cumpe dé émpos : Untuk mengadakan upacara membongkar

tenda cucu kalian yang baru lahir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

87

Lalong bakok to’ong : Ayam jantan putih yang kami sediakan

Kudut adak tanda ngasan dé émpo :Untuk upacara pemberian nama cucu kalian

Ho’os cépa agu tuaks, maim ga : Inilah sirih pinang dan tuak untuk kalian,

datanglah

Torok Céar Cumpé

Denge di’a lé meu céki agu émpo : Dengarlah wahai kalian para leluhur

Nénggitu kole ite : dan juga Engkau

Mori agu Ngaran : Tuhan Pemilik

Ai mese momang dé meu : Karena begitu besar kasih kalian

Katu lé meu le mai : (Dari surga) Kalian mengirimkan

Anak bara agu wua tuka dami. : Anak kepada kami

Ho’og de manuk : Inilah ayam jantan

Kudut adakn lami ratung wuwung :Yang telah kami siapkan untuk menguatkan

ubun-ubun

Agu cear di’an cumpen. : Dan membongkar tendanya

One manuk ho’o lami teing ngasang :Melalui ayam ini kami memberikan

namanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

88

Hi (caro ngasang) muing ngasangn : Si… (sebutkan nama anak itu) adalah

namanya

Kudut pu’ung no’o main hia ga : Sehingga mulai dari sekarang

Eme lage para neka koe béntang lé tana peang: Kemanapun ia pergi tidak diganggu

oleh roh jahat

Neka ligot siong : Dibebaskan dari ancaman roh jahat

Neka pédéng ménés : Dijauhkan dari pelbagai penyakit

Ai hitu de rutan lami rajan : Karena itulah tujuan dari acara ini

One manuk ho’o ratung wuwung : Melalui ayam ini ubun-ubunnya dikuatkan

Cear cumpe agu teing ngasang ho’o :Tendanya dibongkar dan namanya

diberikan

Kali hitus tae agu torok toe senget le : Walaupun maksud ayam ini dikurbankan

sudah kami sampaikan

Toe pinga sina : Namun niat kami tidak dihiraukan

Ngongt benta kin lé tana pe’ang : Kekuatan roh jahat masih menguasainya

Ligot kit siong : Alam tak menjaganya

Pédéng kin ménés : Sakit masih dideritanya

Ngongt cau bon lami manuk ratung wuwung: Ayam kurban ini menjadi tak bermakna

untuk upacara menguatkan ubun-ubunnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

89

Cear cumpe agu teing ngasang :Untuk membongkar tenda dan

memberikan nama

Ho’o tura one urat : Sampaikanlah melalui urat

Pécing one péning rao ranggi : ketidaksetujuan dan ketidaksukaan kalian

Agu mbolot urat manuk toe kong toton :Nanti ususnya terbelit-bengkok, dan

darinya tidak dapat dibaca apapun

Somba… : Kasihanilah kami

Yo émpo agu céki, : Hai nenek moyang dan para roh leluhur

Nggitu kole ite Morin agu Ngaran : Serta Tuhan pemilik dan Sang Empunya

Ho’o ketag manukn lami pujud mu’u :Inilah ayamnya untuk memuji

Saka cangkéms meu : Dan memuliakan kalian

Nahe pu’ung no’o main : Biarlah mulai dari sekarang ini

Sembeng lite wéki agu wakar : Kalianlah yang menjadi penjaga tubuh dan

jiwanya

Nahe uway lé usang : Biarlah dia bertumbuh dan berkembang

seperti banyaknya hujan

Bekay lé léna : Beranak pinak seperti musim kemarau

Kudut langkas haeng ntalay eta mosen : Biarlah dia tinggi sampai langit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

90

Uwa haeng wulang : bertumbuh mencapai bulan

Hitus de tae agu torok : Itulah yang kami sampaikan dalam doa

Senget lite le : Dengarlah hai kalian

Pinga lite sina : Pahamilah dan ketahuilah

Pécing lé meu céki agu ase ka’e : Hai kalian para leluhur dan roh nenek

moyang

Camas raja ce’e, manuk laing tu’ung : Inilah ayam sejati

Manuk cear cumpe agu teing ngasang ho’o: Ayam untuk membongkar tenda dan

memberikan nama

Cékél ndéng, déri wa’i : Nyatakanlah itu dalam hati ayam yang

berkilat-bersinar

Bombong pésu, lengkas maja : Empedu yang bergelembung indah

Lengkang salang urat manuk ho’o. : (Dan) Usus ayam yang lurus terbaca

Cala mangas poti kose agu keba kamping hia: Mungkin ada setan jahat dan pembawa

malapetaka yang akan mencelakai dia

Du waes laud, du léso saled :Biarlah itu semua dibuang bersama

matahari yang tenggelam dan air yang

mengalir

Somba… : Ampunilah kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

91

Di’a dé urat manuk ho’o tong :Biarlah usus ayam ini menjadi pertanda

baik

3.5.8 La’at Méka Wéru

La’at méka wéru (la’at: mengunjungi, méka wéru: tamu baru/bayi yang baru

lahir) dalam konteks kelahiran adalah mengunjungi keluarga yang memiliki bayi yang

baru lahir. La’at ini bertujuan untuk mengunjungi sekaligus menyambut bayi yang

baru lahir, sebab sebelumnya dia adalah orang asing yang kini tinggal bersama dengan

keluarga dan klan tertentu. Biasanya para tamu yang datang membawa serta hadiah

berupa ayam, beras, kacang-kacangan, dll., yang bertujuan untuk menambah nutrisi

bagi ibu dan bayi. Pemberian ini merupakan keikhlasan hati atas dorongan cinta kasih.

3.5.9 Cémol/ Dopo Wing/ Rebong

Dalam masa menopause, ibu menjalankan ritus cémol atau dopo wing (

cémol:selesai, dopo: berhenti, wing: usia reproduksi). Tujuan dari ritus ini adalah

mendoakan agar anak yang pernah dilahirkan dapat berkembang dan hidup dengan

baik. Selain itu, ritus ini juga merupakan acara syukuran atas segala karunia yang telah

diberikan oleh Tuhan, khususnya anugerah keturunan. Hewan kurban yang biasa

digunakan dalam ritus ini adalah ayam, kambing, atau babi. Hewan-hewan ini

dimaksudkan untuk kurban sekaligus menjadi bagian dari menu santapan bersama.

Torok

Dénge lite éma agu énde : Dengarlah hai bapa dan mama

Ata poli ngo pa’ang bé le : Yang telah meninggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

92

Ai léso ho’o aku olon raja rébong : Hari ini saatnya aku menyampaikan

“rebong”

Pu’ung ata ngaso nang ata cucu : Mulai dari yang sulung hingga yang

bungsu

Landing neho tégi daku meu éma agu énde: Karena itu, aku meminta kepada kalian

Rangas nggér ce’e tonis nggér le : Hadapkanlah wajahmu ke arah kami

Senget tura agu tilir dami anak : Dengarlah segala harapan dan permohonan

kami

Porong pu’ung ata ngaso nang ata cucu : Semoga semua anak, mulai dari yang

sulung sampai yang bungsu

Neka empeng sa’i, neka burang recap : Dihindari dari segala jenis penyakit

Bolek koe loke : Biarlah mereka memiliki kulit yang indah

Baca koe rangad : (Dan) Wajah yang berseri

Wake calér nggér wa :Memiliki akar kehidupan yang kuat, ,

Saung bembang koe nggér eta : Mempunyai kedigdayaan

Témék koe wa, mbau koe eta main : Kenyaman dan pelindung

Landing ného tégi dami émad agu ended : Kami pun meminta

Petu koe le ulun lite liwu koe lau wa’in :Berilah mereka sumber kehidupan agar

mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

93

Neka mangas melo agu dango : Tidak layu lalu mati.

Pu’ung ata ngaso nang ata cucu : Mulai dari yang sulung hingga yang

bungsu

Okong ita one urat mbe agu éla : Nyatakanlah persetujuan kalian dalam usus

kambing dan babi

Agu manuk ho ce’e léma remaps : Juga dalam usus ayam jantan ini

Botek kéte éla hitu pe’ang : Buanglah semua keburukan yang ada pada

babi ini

Rewak koe cola copun mbe hitu pe’ang : Juga keburukan yang ada pada kambing ini

Somba…o… éma agu énde : Ampunilah kami bapak dan mama

Hitu mangan olo raja rebong ho’o : Itulah yang menjadi alasan acara “rebong”

ini

Pu’ung ata ngaso nang ata cucu : Untuk mensyukuri adanya anak-anak kami

mulai dari yang sulung hingga yang bungsu,

Ai meu éma agu énde larong jaong : Karena kalian adalah penghubung ke

haribaan Tuhan

Létang témba naring Mori agu Ngaran : Sang Pencipta dan Pemilik

Neka kurang té tura meu neka poso té tombo :Janganlah kalian bermalas tutur di

hadapan-Nya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

94

Dasor tompal koe nai momang : Supaya Dia berbelas kasih

Pati koe nai ngalis : Memberikan rahmat-Nya

Widang koe b si di’a : Menurunkan berkat

Okong todo pu’ung ata ngaso nang ata cucu : (Kami mohon) Agar anak kami, dari

yang sulung hingga yang bungsu

Bolek loked, baca rangad : Senantiasa berwajah cerah dan sehat selalu

Lako ngger one umas ise dasor cumang :(Kemanapun mereka pergi) Entah ke

kebun, mereka membawa pulang sesuatu

Lako nggér one wae dasor haeng : ke sungai mereka menemukan sesuatu

Nénggitu kole mbaru bate kaengd : Demikianpun pulang ke rumah tinggal

Neka langgar wacang neka larong ri’i :Hendaknya mereka hanya menyajikan yang

baik

Neka goro siri bongkok neka gege siri leles: Menghindari segala bentuk perilaku yang

menyesatkan

Témek wan koe le meu : Biarlah hidup mereka nyaman

Mbau koe eta main : Damai dan tentram

Dasor nai ca anggit koe meu naga mbaru : Semoga roh penjaga rumah

Agu ise éma agu énde : Bersatu hati dengan bapak-mama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

95

Okong ita ata milad pa’eng ata wased : Untuk memberikan kami rezeki.

Eme awar lata neka makak : Jika ada pihak yang berminat mencelakai

mereka

Eme tegi lata neka taing : Jangan biarkan orang-orang itu mencelakai

mereka

Com ita one urat éla agu mbe hitu pe’ang : Nyatakanlah maksud baik kalian

dalam hati dan usus babi, kambing yang ada

dipelataran

Agu manuk ho ce’e : dan ayam yang ada di sini

Cékel ndéng dari wa’i langkas maja : Biarlah lidah, usus, dan hatinya

Bombong keta pésun ti manuk ho’o : menunjukkan tanda baik hingga nanti dapat

terbaca

3.6 Ritus Kebun Orang Manggarai

3.6.1 Pembukaan Lingko

Lingko adalah sebutan untuk kebun komunal yang berbentuk bundar dan di

tengahnya terdapat titik pusat yang disebut lodok. Dari lingko itu ditarik garis lurus ke

luar hingga pinggiran lingko yang disebut cicing. Masing-masing orang mendapat

jatah tanah sesuai kedudukannya dalam kampung dan takarannya diukur dengan

menggunakan ibu jari tangan (moso). Ada yang mendapat moso ponggo (ibu jari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

96

karena dia adalah tetua kampung yang berpangkat tu’a golo atau tu’a teno, sedangkan

seluruh warga biasa juga mempunyai hak sesuai dengan moso-nya masing-masing.

Menurut Petrus Anggut (59), maksud dari torok dalam acara buka lingko ini

adalah memberitahukan kepada Mori Jari Dedek, leluhur, naga tanah (ende wa) bahwa

mereka hendak membuka ladang baru di lingko tersebut yang ditandai dengan

penancapan satu batang kayu teno di tengah-tengah ladang yang mau dibuka,

sekaligus meminta perlindungan agar semua jenis tanaman yang akan ditanam dalam

kebun tersebut terhindar dari segala macam penyakit dan memberikan kesuburan

kepada tanah tersebut, sehingga dapat menghasilkan panen yang melimpah.

Dalam mengerjakan segala sesuatu (khususnya kebun), orang Manggarai selalu

mengawalinya dengan acara adat. Misalnya untuk membuka lahan baru (pembagian

lahan), tetua adat atau tu’a golo menghimpun warga untuk mengadakan pembagian

lahan (lodok uma). Dalam pertemuan ini semua warga wajib terlibat di dalamnya.

Sebelum pembagian lahan, diadakan upacara adat. Adapun bahan yang disiapkan

adalah ruha (telur), haju teno (kayu teno), wase keci ci’é (tali keci ci’é; sejenis

tumbuhan). Proses upacara ini sebagai berikut. Telur dikuburkan di tengah-tengah

lahan yang akan dibagikan, kemudian kayu teno ditancapkan diatasnya dan dikelilingi

oleh tali yang telah disiapkan.

Torok peletakan telur

Ho’o tuak : Inilah tuak

Porong neka babang le hau tana : Janganlah merasa kaget hai tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

97

Neka ngga’ut hau watu : Demikian pula engkau hai batu

Neka tae le hau wase : Janganlah berkata apapun hai tali

Neka ngga’ut lé hau haju : Dan tak usahlah mengomel hai kayu

Lu’ung tuak ho’o meu : Inilah tuak untuk kalian

Telur sebagai minuman dimaksudkan untuk mendamaikan kita dengan tanah, batu,

kayu, dan tali yang ada di tempat pembagian lahan agar tidak diganggu pada saat

mengerjakan lahan tersebut. Setelah itu tu’a téno merentangkan tali dari kayu yang

telah di pasak tadi di tengah-tengah lahan tersebut yang dibantu oleh seorang yang

disebut “lander” (orang yang membantu merentangkan tali).

Torok Merentangkan Tali

Dénge lite énde wa : Dengarlah hai ibu

Agu wicung pat lingko ho’o : Empat penjuru mata angin dari kebun ini

Ai léso ho’o na’a wan téno lami : Karena inilah harinya kami menanam

“teno”

Tuak titis lami ngasang de tombo : Inilah tuak untuk kalian sebagai tanda

penghargaan dan penghormatan

Kamping ite énde wa :Untuk menyampaikan segalanya kepada ibu

pemilik bumi

Na’a wa di’am téno gula ho’o : Khususnya di hari téno ditancapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

98

Landing tégi dami témék koe wa :Kami memohon biarlah kami senantiasa

berair-sejuk

Mbau koe eta main : Ditudungi oleh penutup yang menyejukkan

Dasar ceos koe : Dan hidup kami aman

Telur dipecahkan sedikit pada bagian atasnya, menurut kebiasaan, kemudian

diletakkan ditempat yang sudah ditentukan.

3.6.2 Penanaman dan Persiapan Panen

Setelah lahan dibersihkan, tanah siap ditanami benih. Berikut ini ada beberapa

upacara waktu penanaman padi dan jagung. Dalam upacara ini masyarakat meminta

bantuan Mori Jari Dedek (Tuhan Pencipta dan Pemelihara) dan leluhurnya supaya

menjaga dan memelihara tanaman tersebut. Bahan persembahannya seekor ayam atau

sebutir telur dan tuak. Upacaranya sebagai berikut.

1) Upacara Oke Cu’a

Pada saat penanaman, orang Manggarai mengawalinya dengan acara adat.

Tahap ini disebut “wa’u wini” (menanam benih). Yang disiapkan adalah bibit, ayam,

dan babi. Binatang ini disembelih lalu darahnya dicampur dengan bibit yang siap

ditanam. Maksud dari upacara ini tertuang dalam torok, yaitu sebagai berikut. O…

manuk agu éla, ai ami kudut wa’u wini, porong tadang koe sangged kaka, todo di’as

koe sangged wéri dami. (permohonan agar apa yang ditanam dapat bertumbuh dengan

baik). Setelah itu bibit yang telah disiapkan ditanam menurut pembagian masing-

masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

99

Inti pokok acara ini tidak lain memohon perlindungan para leluhur (émpo) untuk

menjaga tanaman padi dan jagung sehingga mendatangkan hasil yang melimpah.

Selain itu diminta pula kesehatan rohani dan jasmani bagi mereka yang mengerjakan

kebun tersebut. Ayam persembahan itu dibunuh di kebun dan seperti biasanya hati dan

usus hewan kurban dibaca (toto urat) dan kemudian disajikan “helang” (memberi

persembahan) dan akhirnya mereka semua yang hadir dapat makan bersama-sama di

kebun. Dalam peristiwa ini tersirat pula kepercayaan bahwa arwah para leluhur itu

masih hidup di dunia seberang dan dapat diundang oleh anak cucunya untuk menjaga

dan melindungi tanaman mereka sehingga mendatangkan hasil yang berlimpah.

Torok Upacara Oke Cu’a

Yo Mori : Ya Tuhan

Ho’o ami méndi : Kami hambaMu

Manga ranga, padir wa’i, rentu sa’i :Berkumpul dan menyatukan hati dan

pikiran kami

Wan koe etan tu’a : Dari yang kecil sampai yang tua

Pa’angn olo ngaung musi : (Beserta) Seluruh warga kampung

Té tégi berkak dite : Hendak meminta BerkatMu

Sémbeng koe lite : Berkatilah

Sangged géjur dami one ntaung ho’o : Seluruh pekerjaan kami di tahun ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

100

Ho’o lami katu nggér lau : Kami menyampaikan permohonan kami

Porong katu kole lau mai : Kabulkanlah permohonan kami

Latang ami célingko dami ho’o : Berkatilah seluruh warga kampung ini

2) Upacara Kalok

Kalok dilaksanakan pada waktu menjelang musim panen (sebelum ako

woja agu geok latung). Bahan persembahan dalam acara ini adalah telur dan ayam.

Telur sebagai tuak kapu (bentuk penghargaan) kepada Tuhan dan para leluhur. Putih

telur yang dipersembahkan itu dituang ke tanah sebagai persembahan terhadap bunda

sebagai penjaga dan pelindung bumi, dan selanjutnya telur ditaruh di kayu atau bambu

yang sudah disiapkan (hiang énde mese wa mai agu éma mese eta mai). Setelah itu

ayam yang merupakan hewan kurban yang dipersembahkan, bertujuan untuk

mengungkapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan dan para leluhur atas

perlindungannya selama pekerjaan hingga saat panen tiba.

Torok Saat Upacara Kalok

Yo Mori : Ya Tuhan

Tara manga ranga : Saat ini kami berkumpul

Padir wa’i dami : Dan duduk melingkar

One uma ho’o : Di kebun ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

101

Ai ho’o kat dami kudut ako woja : Karena saat ini kami hendak memetik

hasil panen

Tégi dami porong teing koe berkak dite : Kami mohon berikanlah berkatMu

Latang té ami agu reing koe hasil : Kepada kami dan berikanlah

Latang sangged géjur dami : Keberhasilan untuk pekerjaan kami

One uma ho’o : Di kebun ini

3.6.3 Pemanenan Hasil Kebun

Pada saat warga hendak memetik hasil dari apa yang telah ditanam diawali

dengan acara adat. Tujuannya agar pada saat panen dapat memperoleh hasil yang

memuaskan. Dalam hal ini hewan kurban yang disiapkan adalah ayam. Acara ini biasa

disebut “tabor” (menyembelih ayam sebelum menuai padi). Acara “tabor” dilakukan

di pinggir sawah atau ladang sehari sebelum padi dipetik atau dituai.

Torok Upacara Tabor

O manuk : Ooo ayam

Dénge lé hau uma : Dengarlah wahai kebun

Ai kudut nongko : saat ini kami hendak mengumpulkan

Sanggéd bate géjur dami : Hasil pekerjaan kami

Porong neka cegong wuam : Jangan biarkan bencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

102

Neka manga koas : Menghancurkan kebun kami

Cai kali hasil du po’ong dami : Dengan demikian

Agu wéri dami : Kami memperoleh hasil yang memuaskan.

Inilah permohonan agar tanaman yang akan dipetik dapat memperoleh hasil yang

baik. Setelah torok ini selesai didaraskan warga atau yang bersangkutan melakukan

pemetikan. Selanjutnya, darah ayam dioles pada perlengkapan kerja, misalnya karung,

doku (nyiru), roto (keranjang), kéntu (alat untuk memotong tangkai padi), dll. Acara

ini bertujuan melancarkan pekerjaan agar tidak diganggu oleh roh halus (darat) yang

diyakini ada disekitar kebun dan juga untuk memberitahukan kepada penjaga kebun

bahwa hari itu memetik hasil padi dimulai.

3.7 Pénti

Upacara Pénti adalah upacara syukuran atas segala hasil panen kepada Tuhan

dan para leluhur (émpo). Upacara Pénti juga merupakan upacara syukur karena

pergantian musim kerja, karena itu sering dikatakan pesta tahun baru orang

Manggarai. Perayaan syukur dan tahun baru ini datangnya dari seluruh warga

kampung. Seperti yang diungkapkan dalam go’et: penti weki- peso beo de weki pa’ang

olo- ngaung musi, ce’e lawing weki, pe’ang lawang anak wina agu anak rona (Pénti

dari seluruh warga kampung, mulai dari depan hingga belakang, dari dalam hingga

anak wina dan anak rona).

Sebelum perayaan Penti dilaksanakan mbata dan sanda di rumah adat. Lagu-lagu

sanda dan mbata pada umumnya melambungkan puji dan syukur kepada Tuhan (Jari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

103

agu Dédék) dan juga kepada leluhur (empo). Mbata dan sanda di rumah adat itu

biasanya diadakan selama lima malam sebelum perayaan puncak. Pada malam puncak

itu pun selalu didahului oleh lagu-lagu yang bernuansa syukur dan pujian kepada

Tuhan dan para leluhur.

Tata perayaan Penti ini menurut adat Manggarai diatur sebagai berikut:

a) Renggas : pekikan pembukaan acara

b) Wéwa : ajakan dari pemimpin upacara untuk mengikuti

upacara dengan khidmat

c) Rahi/Kedi : sapaan khusus kepada peserta anak rona untuk

mengukuhkan perayaan dan kepada anak wina untuk menyerahkan

sumbangannya berupa uang sebagai tanda dukungannya dalam

perayaan itu.

d) Kari : permulaan doa

e) Tudak/Réngé : doa atas hewan kurban yang ditujukan kepada

leluhur dan akhirnya kepada Morin agu Ngaran (Tuhan Pemilik).

Hewan kurban disembelih setelah doa. Darahnya harus mengeenai

jenang pintu rumah adat sebagai bukti nyata upacara peni telah

dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

104

f) Toto Urat : Memeriksa hati atau urat hewan kurban untuk

mengetahui apakah isi doa mereka berkenandi hati para leluhur dan

Tuhan atau tidak.

g) Hélang : Memberikan sesajian kepada arwah atau roh-roh

yang hadir dalam perayaan penti seperti arwah para leluhur/empo dan

arwah yang kebetulan lewat di kampung itu. (Janggur, 130-131:2010).

Setelah doa atas kurban ada yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu sanda

lima. Hal ini tidak sama persis dari satu kampung ke kampung yang lain, karena ada

yang menyanyikan sanda lima sesudah ela penti dibunuh. Lagu sanda lima ini

semacam lagu agung yang wajib dinyanyikan dalam upacara penti. Lagu ini tidak

dapat dinyanyikan pada kesempatan lain atau upacara adat yang lain. Lagu sanda lima

ini intinya hendak mendendangkan kebutuhan hidup manusia setiap hari dan mohon

berkat dan perlindungan Tuhan dan para leluhur agar kebutuhan dasar terpenuhi di

masa-masa yang akan datang. Kebutuhan-kebutuhan dasar itu adalah kebutuhan akan

hidup sejahtera lahir dan batin untuk warga, kebutuhan akan air minum, kebutuhan

atas hasil yang berlimpah dari kebun (lingko), kebutuhan akan hewan ternak yang

berkembang, dan kebutuhan tempat tinggal yang aman dari segala bahaya (mbaru baté

ka’éng agu golo tara lonto).

Upacara kemudian ditutup dengan makan malam penti bersama-sama. Seluruh

peserta upacara wajib mengambil bagian dalam santap malam bersama. Sesudah

makan masih dilanjutkan dengan nyanyian-nyanyian yang melukiskan peristiwa

sekitar perayaan penti itu hingga pagi hari. Apabila masih ada caci, maka mulai pagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

105

hari hingga petang hari dilaksanakan caci. Dengan berakhirnya caci maka seluruh

rangkaian perayaan penti itu dinyatakan selesai

Torok upacara Penti

Ho’o ongko sanggéd po’ong : Saat ini kami mengumpulkan hasil panen

Gejur dami mendi anak oné ntaung ho’o : Hasil kerja kami selama setahun ini

Néka koe bénta réha pola pohang : Sebab kami telah menemukan apa yang

kami cari

Mora ata ita :Kami mendapat berkat berupa makanan

dari hasil kerja kami,

Ahir nuhu laing kali :Semua yang kami tanam bertumbuh dengan

subur

Sanggéd ata poli haéng :Janganlah hilang semua yang sudah kami

dapat

Kudut ngancéng tinu mosé :Semoga kami bisa mendapatkan berkat

makanan yang berlimpah seperti pasir di laut

Hang bara wéngko weki : Selimut untuk badan kami

Tujuan upacara Penti dalam konteks ini adalah bersyukur atas segala rezeki yang

telah diterima, khususnya atas hasil panen yang telah diberikan oleh Mori Jari Dédék

(Tuhan Pencipta). Biasanya penti dibuat di akhir tahun dengan maksud sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

106

ungkapan syukur sekaligus permohonan untuk rezeki di tahun yang baru. Sebagai

ungkapan kegembiraan, beberapa hari sebelum acara penti dilaksanakan, tarian (sanda

dan mbata) serta lagu dinyanyikan sepanjang malam.

3.8 Ritus Pembangunan Rumah Orang Manggarai

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Karena sebagai

kebutuhan pokok, maka manusia selalu berusaha agar rumah menjadi tempat tinggal

yang aman dan sehat. Menurut kepercayaan para leluhur dari dahulu kala, rumah akan

nyaman ditempati jika pemilik rumah setia melakukan ritus sejak awal pembuatan

rumah hingga rumah itu ditempati. Pada zaman dahulu, rumah nenek moyang orang

Manggarai berbentuk panggung (mbaru ngaung).

Pada zaman sekarang, saat kebanyakan konstruksi rumah terbuat dari campuran

semen dan beton, tata upacara pembangunan rumah sudah banyak bergeser. Sebelum

rumah dibangun, dibuat upacara peletakan batu pertama dengan mengorbankan seekor

ayam jantan. Berikut ini adalah susunan yang lazim di Manggarai Tengah.

3.8.1 Cincang

Pada saat pembangun rumah, tahap pertama yang dilakukan adalah cincang.

Cincang berarti merapikan kembali balok yang telah disiapkan sehingga ukurannya

sama.

Torok Upacara Cincang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

107

Tara emim laku hau manuk :Adapun alasan kami mengambil engkau hai

ayam

Ai ho’o gi cincang haju :Karena kini tibalah saatnya untuk

menyatu-padukan semua balok

Kudu pande mbaru : Untuk membangun rumah

Dengé leméu ende lopo, ema lopo : Dengarlah hai kakek-nenek

Ende ema agu ase ka’é ata pa’ang be lé :Para orang tua dan semua keluarga yang

sudah meninggal

One leso cincang ho’o : Di hari cincang kayu ini

Le méus koé jagad ata kerja :Hendaklah kalian yang menjaga semua

orang yang bekerja

Néka cantut limed :Biarlah tangan mereka luput dari

malapetaka

Néka gomal wa’i : Jangan biarkan kaki mereka tersangkut

Néka calang matad : Jangan butakan mata mereka

Le méus sémbéng isé dé : Kalianlah yang menjaga mereka

Néka ngger one isé kosé : Jauhkanlah segala sial dari para pekerja

Agu damang data : Dan niat buruk orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

108

Acara Cincang bertujuan untuk memohon perlindungan selama pekerjaan

berlangsung, atau agar terhindar dari segala macam bentuk tantangan lainnya yang

dapat menghambat pekerjaan.

3.8.2 Tongké

Tahap selanjutnya adalah Tongké. Tongké merupakan proses berdirinya rumah

setelah balok-balok disusun. Pada momen ini, permohonan yang penting adalah

supaya rumah yang dibangun kuat dan kokoh.

Torok Tongke

Tara émim laku hau manuk : Adapun alasan kami mengambil kau ayam

Ai ho’o gi tongke mbaru : Karena kini saatnya bangunan didirikan

Dénge lé meu énde lopo, éma lop o : Dengarlah hai kakek-nenek

Ende, éma, agu ase ka’e : Ayah ibu, saudara-saudari

Ata pa’ang bé le : Yang sudah meninggal

Lé meu jagan mbaru ho’o : Kalianlah yang menjaga rumah kami

Neka manga lahas : Jauhkanlah segala bentuk perpecahan

Neka manga endok : Dan semua kegoyahan

Porong ise ata kerja mbaru ho’o : Lindungilah pekerja rumah kami

Neka gomal limed neka ngancel wa’id : Lindungilah mereka dari malapetaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

109

3.8.3 Ceko

Ceko merupakan tahap ketiga dalam proses pembangunan. Ceko berarti

memasang atap. Pada tahap ini anak rona dan anak wina perlu hadir. Anak rona

mempunyai peran penting di sini. Anak rona yang hadir adalah anak rona ulu dan

anak rona (saudara laki-laki) istri. Pihak yang memaku atap pertama haruslah saudara

laki-laki istri.

Ceko disebut juga upacara manuk hése ngando. Ngando adalah tiang utama rumah

yang berdiri di tengah-tengah. Acara ini disaksikan oleh ase-ka’e, pa’ang agu ngaung.

Hewan kurban saat acara ini adalah seekor ayam. Tujuan dari acara tersebut adalah

agar bangunan tersebut berdiri dengan kokoh dan tidak mudah roboh ( boto lako

ngando, geges regel, boto bewet bélek, kudut rakét semen agu kawing haju).

Torok Manuk Hése Ngando

Dénge di’a lé hau manuk : Dengarlah wahai ayam

Tara mangan cau laingm hau lami : Adapun kami mengambil engkau

One léso ho’o : Karena hari ini

Ai poli taungs ra’upd ngasang haju : Kayu-kayu sudah tersusun rapi

Ata kudut wengko ami : Untuk menjaga kami

Cama neho potang iring dé manuk : Sama seperti kandang ayam

Kudut léso ho’o muing lami : Karena pada hari ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

110

Adak kawing haju : Kami mengadakan upacara agar kayu-kayu

telah dipilih dan disatupadukan

Boto geges regel : Tidak terlepas dari ikatan dan pahatannya

Lakos ngando :Tiang-tiang utama kuat-kokoh kami

bersiap-sedia menempatinya.

Mbéter sanggat bélek : Atapnya terjalin utuh

Kudut kaeng lami tai : Kami bersiap-sedia menempatinya

Tegi koe cés agu ceos :Harapan kami agar rumah kami nyaman

dihuni

Poro duat tai nggér pe’ang uma : Jika ke kebun kami pergi

Neka koe cumang dungkam : Jauhkan kami dari malapetaka

Poro neka koe timpok wa’ikm : Dijauhkan dari segala keterantukan

Dokek matagm : Dan gangguan terhadap mata kami

Ai lé hau ngasang mbaru dé amit manusia: Karena engkau, rumah, kami mendapat

perlindungan kehangatan

Neka tibas lé hau : Janganlah engkau bersekutu

sangget siong agu ménes : Dengan segala penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

111

Darap tana, kolang léso :Segala bentuk kedurjanaan serta

membiarkan panas terik mengusai hidup

kami

Hitus de tombo ata kopd : Itulah yang menjadi harapan kami

Hitus de pa’u agu patut : Harapan yang indah dan menyenangkan

Poro pinga torok hitu sina : Terimalah disana harapan ini

Senget torok hitu le : Dengarlah harapan kami

Kudut cama laingt lé jari pécing : Biar menjadi sejajar dengan harapan Sang

Pemilik Kehidupan

Lé ase ka’e wéki : Mendapat restu dari roh pelindung

Cama raja ce’e manuk laing to’ong : Akan menyata dalam hati dan usus ayam

ini

Ita one urak pécing one péning : Terbaca restu yang diberikan

Té suan kole : Selain itu

Dénge di’a tara manga caum hau manuk : Adapun alasan kami mengambil engkau

ayam

Léso ho’o muing adak : Hari inilah upacara

Kudut geges regel : Untuk menguatkan rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

112

Lakos ngando : Dan menguatkan tiang rumah

Ngont toe de raums tai haju : Kayu-kayu tegak lurus menjadi miring

Toe rakét semen, ngong gege kin regel e : Semen-semen menjadi retak-rusak

Lako kit tai ngando : Tiang-tiang utama goyah

Mbéter kit tai bélek : Atapnya terbang

Ngong toe di rawuk wa :Tempat perapian tidak bisa membakar

apapun

Kudut mangan kid tai pédéng ménés : Sakit tetap menimpa

Ngong mai kid kole mésu sai : Segala bentuk kebingungan yang merusak

Helo huwék : Tetap menyertai

Hitus de tombo ata kop : Itulah permintaan kami

Hitus de pa’u ata patut : Itulah harapan kami

Somba… Mori : Ampunilah kami ya Tuhan

Tae dami nggitun kole tae dé ase ka’e : Demikianpun semua sanak keluarga

Pa’ang agu ngaung : (Warga kampung ini) Mulai dari pintu

gerbang depan kampung hingga belakang

kampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

113

Wan koe etan : Dari yang tertua sampai yang terkecil

Ho’o keta muing manuk lami : Inilah ayamnya

Kudut adak hése ngando :Untuk adat membangun tiang utama rumah

ini

Kawings taung haju :Menyatu-padukan semua kayu

Boto geges regel : Agar kayu-kayu terikat dan terpahat kuat

Boto lako kit ngando mbéter bélek :Tiang-tiang utama tegak-lurus

Kudut rawok wa tai : Biarlah perapian tetap menyala

Kaeng one mbaru ho’o nus etan : Asapnya menandai rumah ini

Hitus de tombo ata kop : Itulah harapan dan niat kami,

Hitus de pa’u ata patut : Itulah doa yang pantas dilambungkan,

Kudut pinga torok hitu sina : Pahamilah doa kami

Senget torok hitu le : Dengarlah permohonan kami

Kudut cama laing lé ase ka’e wéki : Supaya bersama roh penjaga

Te ho’o muing manuk ita : Melalui ayam ini

One urak pécing one péning : Terbaca dalam urat

Wai déri hau manuk : dan terjawab dalam usus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

114

Bombing pesu langkas maja : Semua permohonan kami

3.8.4 We’e Mbaru

Setelah rumah selesai dibangun dan siap ditempati, diadakan upacara We’e

Mbaru. We’e Mbaru berarti mulai menempati rumah baru. We’e Mbaru disebut juga

kebéng. Ini merupakan acara yang dibuat sebelum kita menempati rumah baru. Hewan

kurban yang dipakai saat upacara ini adalah ayam, tetapi bagi orang yang memiliki

kemampuan ekonomi cukup bisa juga menggunakan babi. Acara ini juga harus

disaksikan oleh keluarga, ase-kae, beserta anak wina dan anak rona. Tujuan dari acara

kebéng atau we’e mbaru adalah untuk mendamaikan pemilik rumah dengan roh

penjaganya (naga tanah, ase-kae weki) serta ucapan syukur pemilik rumah kepada

Tuhan dan para leluhur, seraya memohon perlindungan bagi semua orang yang

menghuni rumah baru tersebut (boto rojong toko, bentang tuju, kudut po’e nggér one

lewang ngger pe’ang, kudut neka ligot siong agu menes, poro ite Morin agu Ngaran

nggitu kole ite naga mbaru, lewang koe nggér pe’ang kali meu ga po’e nggér one).

Torok Upacara Kebéng Mbaru / We’e Mbaru

Dénge di’a lé hau manuk : Dengarlah wahai ayam

Tara mangan caum laing : Adapun alasan kami mengambil engkau

Lami one wie ho’o : Pada malam ini

Ai polis ra’um taud haju ga : Karena semua kayu sudah tersusun rapi

Adak boto geges regel, lakos ngando : (Inilah) Upacara untuk menguatkan rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

115

Mbétar bélek : (Dan) Menguatkan atapnya

Ngont nggo’o wie ho’o kali ga : Pada malam inilah

Adak we’e kudut lé hau : Upacara adat untuk memasuki

Mbaru muing rowing one kami : Rumah yang akan menjadi tempat tinggal

kami

Lé hau loce kumbu téke pe’ang : Bersihkanlah semua tikar

Ho’o muing manuk adak we’e : Inilah ayam untuk upacara memasuki

rumah baru

Kudut koe ces agu ceos kali amit : Supaya kami nyaman

Ka’eng tai mbaru ho’o : Tinggal di rumah ini

Kudut duat tai nggér pe’ang uma : ketika kami pergi ke kebun

Neka koe cumang dungkam agu pala cala : Janganlah biarkan kami mendapat sial

Eme we’ekm tai nggér one mbaru : Begitu pula ketika kami pulang ke rumah

Neka koe timpok wa’igm : Jangan biarkan kaki kami terantuk

Neka dokek matagm : Jangan biarkan mata kami buta

Kudut lewang kali nggér pe’ang : Biarlah Engkau yang mengusir roh jahat

Lé hau ga po’e nggér one : Dan membawa kebaikan ke dalam rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

116

Kudut ite muing kepe lé tadu laun : Biarlah engkau yang menjaga sudut-sudut

rumah

Para olon, ntongang musi : Pintu rumah ini

Ngandon eta ngaung wa : Beserta atap dan kolong rumah ini

Nénggitu kole ite loang toko : Begitu pula kamar tidur

Agu ite lutur lonto : Dan (kamar) tempat duduk

Poro ami kali ga wiko koekm le ulung : Jagalah kami dari ujung rambut sampai

ujung kaki

Jengok koekm lau wa’ing : Lindungilah seluruh raga kami

Tégi dami kali teing wuas koe raci werigm: Kami juga memohon kesuburan untuk

tanaman kami

Hitus de tombo ata kopd : Itulah harapan kami

Hitus de pa’u ata patut : Itulah permohonan kami

Poro pinga torok sina : Pahamilah harapan kami

Senget lite le : Dengarlah permohonan kami

Manuk laing tu’ung ite one urak to’ong : Nyatakanlah restuMu melalui urat ayam ini

Somba… : Ampunilah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

117

Mori tae dami : YaTuhan

Nggitu kole tae dé ase ka’e : (Ampunilah) Juga keluarga kami

Pa’ang agu ngaung : (Serta) Seluruh warga kampung ini

Wan koe etan tu’a : (Mulai) Dari yang kecil hingga yang tua

Ho’o keta muing manukn : Inilah ayamnya

Kudut adak kebéng/we’e : Untuk upacara memasuki rumah baru

Di’an ngasang mbaru ka’eng : Karena rumah ini

Kudut lise ngasang mbaru muing : Akan selalu menjadi rumah kami

Ami rowing one loce : Buanglah keluar

Kumbu teke pe’ang : Segala keburukan dari dalam rumah ini

Kudut neka tibas lé hau siong agu ménes : Supaya kami terlindungi

Sangget darap tana, kolang léso : Dari sakit, panas dan dingin

Ho’o de manuk kudut rakét semen : Inilah ayamnya untuk merapatkan semen

Ra’ums haju : Untuk mengikat kayu

Kudut dénge lite para olon, ntongang musi: Dengarlah wahai pintu dan dapur

Ngandong eta, wancang wan : Dan juga bagian atas rumah

Nénggitu kole ite kilo toko : Begitu juga pasangan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

118

Agu lutur lonto, agu naga mbaru : Dengarlah tikar dan roh penjaga rumah

Kudut lewang nggér pe’ang : Supaya segala keburukan dibuang keluar

Po’e ngger one : Dan kebaikan dimasukkan ke dalam rumah

Porong mose dami kali ga : Perhatikanlah hidup kami

Petu di’a le liwu di’a lau : Selama kami hidup

Kudut ami kali ga wiko le ulun : Dari ujung kaki sampai ujung rambut

Jéngok lau wa’ing : Seluruh raga kami

Témék koegm wa mbau koe eta : Teduhkanlah tempat tinggal kami

Poro lébo koes kala po’ong : Suburkanlah kebun kami

Wua koes raci wérigm : Limpahkanlah hasil panen kami

Hitus de torok dami : Itulah doa kami

Torok ata kopd : Doa yang sederhana

Hitus de pa’u ata patut : Itulah harapan kami

Kudut pinga koe torok hitu sina : Pahamilah doa kami

Senget koe torok hitu le : Dengarlah permintaan kami

Pinga torok hitu sina : Pahamilah doa kami

Kudut cama laing lé jari : Kabulkanlah permintaan kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

119

Pécings lé ase ka’e wéki cama raja ce’e : Nyatakanlah kebaikanMu kepada kami

Manuk laing tu’ung to’ong : Melalui ayam ini

Ita sina urat pécing one péning : Nyatakanlah dalam urat ayam ini

Baro one ati : Sampaikanlah melalui hati ayam

Cala manga mas data : Jika ada orang yang berniat jahat

Kudut pande kose nggér one mose dami : Hendak mencelakai kami

Ole… : Biarkanlah

Du wae laud taung : Pergi bersama air laut

Agu du lésos sale : Dan terbakar oleh panasnya matahari

Porong ite céki : Jagalah kami wahai leluhur

Nggitu kole naga mbaru : Begitu juga roh penjaga rumah

Pengge lé meu e… : Kalianlah yang menghalau

Tadu lau : segala kesialan dalam hidup kami

3.9 Ritus PerkawSinan Adat Orang Manggarai

Perkawinan dalam bahasa Manggarai disebut “kawing”. Laki-laki yang

dikawinkan disebut “na’a wina” dan wanita yang dikawinkan disebut “na’a rona”.

Kehidupan suami istri atau kehidupan berkeluarga disebut “ka’eng kilo” atau “ mose

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

120

kilo”. Adapun maksud yang sering terungkap dalam perkawinan adalah supaya

melanjutkan keturunan (kudut beka agu buar). Ada beberapa tahap yang harus dilalui

oleh pria dan wanita sebelum mereka melangkah ke jenjang perkawinan sesuai adat

Manggarai.

3.9.1 Persiapan Pongo agu Tiba Méka

Tahapan pertama adalah persiapan pongo agu tiba méka (meminang dan

menerima tamu dari keluarga laki-laki). Pihak mempelai laki-laki, sebelum pergi

merundingkan waktu peminangan dengan keluarga perempuan, mengadakan upacara

Teing Hang (memberi makan leluhur) untuk memohon restu leluhur dan Tuhan agar

acara Pongo (meminang) dapat berjalan lancar. Sebelum acara Teing Hang

dilaksanakan keluarga pria berdoa dan membakar lilin di makam leluhur. Demikian

pula keluarga perempuan melakukan acara dengan maksud yang sama.

Torok saat berdoa di makam leluhur

Dénge di’a lite éma agu énde : Dengarlah wahai ayah dan ibu

Ata poli pa’ang bé le : Yang sudah ke haribaan Tuhan

Mangan nggéwit ite : Adapun alasan kami mengundang kalian

Kong lonto torok : Untuk duduk bersama kami

Loce ca ami agu ite : Di atas tikar ini

Ai ami manga tura : Karena kami ingin menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

121

Agu tombo kamping ite : Maksud dan tujuan kami mengundangmu

Ai lonto laing loce dami lite ga : Karena kalian telah datang

Ho wa cépa, agu rongko : Inilah sirih pinang dan rokok

Ho wa tuak : Juga tuak untuk kalian

Torok Upacara Persiapan Pongo

Landing mai nitu main : Oleh karena itu

Toe tombo mu’u kanang lami kamping ite: Kami datang berbicara kepada kalian

Cau manuk lami : (Dengan) Membawa seekor ayam jantan

Té tura agu tombo kamping ite : Untuk menyampaikan maksud kami

Ai gerak ho’o anak dami tiba méka pongo: Besok kami akan menerima tamu yang

hendak datang meminang cucu kalian

Landing tégi dami ite éma agu énde : Kami mohon ya bapa dan mama

Gerak ho’o neka mangas watang pangga : Janganlah biarkan ada yang menghalangi

Ronggo do’ong : Dan membatalkan

Wancing koe nggaring koe meu : Biarkanlah semuanya berjalan lancar

We’ang koe gerak : Dalam cahaya kasih kalian

Toe kop laing tombo dami wie ho’o : Belum lengkap rasanya permintaan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

122

Ita one urat manuk ho’o tékéréwut : Karena urat ayam masih terlipat

Somba… : Ampunilah

O… éma agu énde : Oh bapa dan mama

Manuk dami wie ho’o : Melalui ayam ini

Té tura agu tombo kamping ite : Kami menyampaikan maksud kami

Hamar di’a bara : Rabalah perut kami

Ngguang di’a tuka dite : Eluslah perut kami

Pujut di’a mu’u : Jagalah mulut kami

Saka di’a cangkém : Belailah dagu kami

Nio mangas watang pangga : Jika ada yang berniat menghalangi

Ronggo do’ong : Dan berniat membatalkan

Gerak ho’o tai : Melalui terang kasihmu

Wae laus koe lite, léso sales : Buanglah itu bersama air di laut

Coga koe wancing nggaring lite : Buanglah semua kejahatan

We’ang gerak lé tiba méka pongo : Biarlah kebaikan yang datang

Kop kingn tombo dami ho’o : Jawablah permohonan kami

Ita one urat manuk ho’o : Melalui urat ayam ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

123

3.9.2 Acara Pongo/ Wéda Réwa Tuke Mbaru

Setelah upacara persiapan Pongo, keluarga laki-laki pergi ke rumah keluarga

wanita untuk mengadakan upacara Pongo atau Wéda Réwa-Tuke Mbaru. Pongo adalah

ucapan dalam bahasa Manggarai yang berarti mengadakan ikatan cinta antara laki-laki

dan perempuan. Ada kebiasaan kedua belah pihak, yaitu keluarga pria dan keluarga

wanita berunding untuk menentukan waktu yang tepat untuk diadakan upacara Pongo

ini. Keluarga pria akan membawa serta kambing (mbe) dan ayam (manuk) pada saat

mereka datang ke rumah keluarga perempuan. Selain itu, mereka juga membawa

sejumlah uang yang dimaksudkan untuk seng kémbung (sejumlah uang untuk

menghargai makanan, minuman, serta pelayanan pihak keluarga wanita), seng raja do

(segala jenis keuangan yang menjadi bagian dari adat perkawinan), seng pongo (uang

ikatan), seng wali tuak agu rongko (uang rokok dan semua minuman yang disajikan),

dan seng tadu lopa (uang keringat).

Lazimnya, setelah diadakan upacara pongo, maka status hubungan laki-laki dan

perempuan berada pada masa pertunangan. Agar ikatan itu resmi, kuat secara adat,

maka pihak keluarga laki-laki menyerahkan uang ikatan (seng pongo). Jumlah uang

ikatan tergantung pembiacaraan adat saat itu. Sebetulnya, acara pongo itu bermaksud

agar keduanya saling setia, percaya pada janji untuk tidak memilih atau menerima

laki-laki atau perempuan lain. Untuk itulah, pada saat ini ada acara pertukaran cincin

sebagai tanda persatuan.

3.9.3 Acara Kémpu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

124

Setelah keputusan dari kedua belah pihak sudah ditentukan, maka diadakan acara

Kémpu. Kémpu adalah putusan akhir pembicaraan adat, perihal berapa seluruhnya

jumlah uang belis sejak peminangan awal sampai acara adat terakhir. Dengan kata

lain, ketentuan berapa total biaya peminangan perempuan seluruhnya harus ditetapkan

secara adat. Bahkan pada saat ini pihak keluarga laki-laki dapat menyerahkan dana

untuk anggaran dana perkawinan, bila pihak keluarga laki-laki mampu, bisa membawa

terlebih dahulu hewan berupa kerbau (kaba) dan kuda (jarang) sebagai belis (paca)

dan sapi (japi) untuk acara rame kawing (hewan sembelihan saat pesta pernikahan).

3.9.4 Réke Kawing

Setelah upacara kémpu, kedua belah pihak berkumpul lagi untuk réke kawing.

Réke kawing adalah rencana penentuan pelaksanaan pernikahan atau perkawinan

berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, keluarga perempuan dan keluarga laki-

laki.

3.9.5 We’e

Acara dilanjutkan dengan upacara we’e. we’e adalah tahapan yang dimaksudkan

agar pihak keluarga pria mendatangi keluarga mempelai perempuan untuk membawa

uang dan hewan yang telah disepakati. Pada saat ini dilangsungkan upacara coga seng

paca (menyerahkan uang) dan belis (hewan berupa kerbau dan kuda dan sebagainya)

dari pihak anak wina (keluarga laki-laki) kepada pihak anak rona (keluarga

perempuan) yang dipandu oleh kedua juru bicara (tongka) masing-masing. Acara coga

seng agu paca semua hal yang telah dibicarakan harus diserahkan disini , baik

menyangkut uang, paca, hewan kerbau dan kuda maupun adat lainnya. Acara ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

125

merupakan inti sebagai bukti tanggung jawab keluarga mempelai laki-laki dalam

biaya-biaya perkawinan kedua mempelai.

Torok We’e pada Malam Sebelum Pernikahan

Dénge di’a : Dengarlah baik-baik

Lite Morin agu Ngaran : Ya Tuhan Pemilik

Ata jari agu dedek : Yang menjaga dan mencipta

Nénggitu kole meu céki éma, céki ende : Begitu juga kalian para leluhur

Ai diang kali léson ga : Besoklah harinya

Wua tuka dami kudut tiba : Buah hati kami akan menerima

Berkak de Morin agu Ngaran : Berkat dari Tuhan sang Pemilik

Ata jari agu dedek le gereja : Sang Penjaga dan Pencipta di gereja

Nia kaliga : Dan pada saat ini

One wie ho’o ami cama-cama : Kami bersama-sama

Pande manuk bakok teing hang di’a :Mengadakan upacara untuk member i

makan

Meu céki ata poli manga lé Mori mese : Kalian para leluhur yang sudah meninggal

Kudut neho tae kali ga : Supaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

126

Pu’ung ami ata raja : Dari kami yang mengadakan acara

Lawang meu céki : Sampai kalian para leluhur

Cama-cama mengkék agu selek : Bersama-sama berdandan

Wiga sembeng wua toko so’o : Menjaga pasangan ini

Nggér le gereja : Dalam perjalanan menuju gereja

Porong neho tae kali ga : Supaya seperti yang direncanakan

Ise sua paka wing do agu anak banar : Mereka berdua akan beranak cucu

borek cala bocel : Jauhkanlah segala halangan

ta’i cala wa’i : Dan segala rintangan

do koe tae wie : Baik pada malam hari

tadang koe tae léso : Maupun pada siang hari

neka cumang dungkan agu pala ranga : Jangan biarkan kemalangan mendekati

Teing koe berkak mose lewe : Berikanlah mereka umur panjang

pu’ung wéki lawang wakar : Baik jiwa maupun raga mereka

néngggitu kole mbaru bate ka’eng : Begitu juga rumah tempat mereka tinggal

agu uma bate duat : Dan kebun tempat mereka bertani

Tégi kole lami wancing : Kami juga meminta petunjukMu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

127

nggaring we’ang gerak : Dan terang cahaya kasihMu

nai ngalis tuka ngengga : Hati yang lemah lembut dab bijaksana

pu’ung ise sua lawang agu wua tukad tai : Bagi mereka berdua dan anak-anak mereka

Hitu tegi agu gésar dami : Itulah permintaan kami

porong neho tae pinga sina senget le… : Pahamilah dan dengarlah doa kami

3.9.6 Kawing

Upacara yang dilakukan setelah upacara we’e adalah upacara kawing. Kawing

adalah pernikahan antara kedua mempelai sebagai suami istri yang dikukuhkan dalam

Sakramen Perkawinan dan direstui oleh keluarga dan kerabat, baik keluarga besar

pihak mempelai laki-laki maupun keluarga besar pihak mempelai perempuan.

Torok upacara kawing bisanya dilakukan sebelum kedua mempelai dan keluarga

ke gereja. Berikut torok upacara kawing sebelum ke gereja.

Dènge di’a lè meu cèki ènde : Dengarlah wahai leluhur

cèki èma lè watu lè tana : Yang mendiami batu dan tanah

Nggitu kole ite morin agu ngaran : Begitu juga Engkau Tuhan dan Pemilik

Ai gerak ho’o : Karena hari ini

kudut nggèr one gereja anak dami : Anak kami hendak berangkat ke gereja

empo de meu (Anak kami) Cucu kalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

128

Landing tegi dami wie ho’o : Permintaan kami saat ini

kamping meu cèki : Jagalah mereka wahai leluhur

lawang ite Morin agu Ngaran : Begitu juga Engkau Tuhan sang Pemilik

Neka koe watang pangga : Jangan biarkan halangan

agu honggo do’ong kamping gereja :Menghambat perjalanan mereka menuju

gereja

nggitu kole du kolen : Begitu juga saat mereka pulang

Ho’o de manuk bakok : Inilah ayam jantan putih

kudut teing hang meu : Untuk memberi makan kalian

nggitu neng ite morin agu ngaran : Begitu juga untuk menghormatiMu Tuhan

Hitu de torok hitu de bilang kom lè torok : Itulah segala permohonan kami

di’an lè bilang pinga dia meu sina : Pahamilah Permohonan kami

senget di’a meu le : Dengarlah harapan kami

manuk leng tu’ung manuk ho’o : Inilah ayam terbaik

itan lè urat manuk ho’o : Tunjukkanlah melalui urat ayam ini

cèker ndèweng bara maja, : Restu dan persetujuan kalian

3.9.7 Rame Kawing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

129

Upacara selanjutnya adalah upacara Rame Kawing. Rame Kawing adalah pesta

pernikahan atau perkawinan kedua mempelai. Dalam acara ini kedua keluarga besar

(woe nelu) menyatakan kegembiraan dengan acara pesta yang juga melibatkan

undangan dari berbagai tempat. Pada zaman dahulu, jika ada keluarga yang mampu

secara ekonomis (ata bora: orang kaya) juga menyelenggarakan tarian caci selama

beberapa hari yang disebut caci rame kawing.

3.9.8 Karong Kilo atau Lo’ang

Karong Kilo merupakan bagian yang tak bisa dilewatkan begitu saja dalam

perkawinan Orang Manggarai. Dalam acara ini, pihak orang-orang tua dari mempelai

perempuan mengantar pengantin ke dalam kamar tidur. Dalam kamar itu, kedua

mempelai diberi wejangan serta nasihat yang bertujuan agar kehidupan mereka dihari

yang akan datang rukun dan damai serta saling membahagiakan. Ada ujaran yang

serinng disampaikan, misalnya: eme manga ngaok tau, neka ba lage para bé pe’ang

(kalau ada perbedaan pendapat hendaknya diselesaikan dalam kamar atau rumah,

jangan sampai pihak lain tahu).

Acara ini biasanya didahului oleh torok. Torok karong loang adalah sebagai berikut

Dénge di’a lé meu céki énde : Dengarlah wahai leluhur

céki éma lé watu lé tana : Yang mendiami batu dan tanah

Nggitu neng ite Morin agu Ngaran : Begitu juga Engkau Tuhan sang Pemilik

Ai bao méndi koe so’o : Karena hambaMu ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

130

kole one mai gereja : Sudah kembali dari gereja

jadi wali ga kudut toing loce : Sekarang kami hendak mengantar mereka

menuju kamar tidur mereka

landing tégi di’a wie ho’o : Maka kami pun meminta

kamping meu lawang morin agu ngaran : Jagalah mereka wahai leluhur dan juga

Engkau Tuhan sang Pemilik

Dasar neka ndérkas agu pesi ise : Jangan biarkan kesalahpahaman

kaeng one kilo mendi koe so’o : Menghiasi rumah tangga mereka

dasar anak banar agu wing do : Berikanlah mereka keturunan yang banyak

Témék wa main : Dasar yang kuat

mbau eta main : Atap yang meneduhkan

kaeng kilo koe dise : Rumah tangga mereka

Ho’o de manuk : Inilah ayamnya

hitu de torok, hitu de bilang : Itulah doa kami

Pinga sina meu senget meu le : Pahamilah dan dengarlah

Manuk leng tu’ung manuk ho’o : Inilah ayam terbaik

itan lé urat manuk ho’o : Tunjukkanlah melalui urat ayam ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

131

cékér ndéweng bara maja : Restu dan berkat kalian

3.9.9 Wagal atau Némpung

Wagal adalah puncak dari acara adat dalam tradisi perkawinan Orang Manggarai.

Pada saat ini pihak laki-laki (anak wina) membawa sejumlah belis (berupa uang dan

binatang) yang telah disepakati pada saat masuk minta kepada pihak perempuan (anak

rona). Acara ini dimaksudkan agar seluruh warga kampung (pa’ang agu ngaung)

mengetahui bahwa keduanya sudah resmi menjadi suami istri. Pada saat itu disembelih

babi atau kerbau dan dibagikan kepada seluruh warga kampung sehingga muncul

istilah “wégak sa’i éla, cikat sa’i kina”.

Secara keseluruhan acara perkawinan dalam tradisi adat Manggarai berakhir pada

acara wagal ini. Inilah upacara peresmian perkawinan yang telah memenuhi segala

syarat dan peraturan adat.

Torok saat upacara Wagal

Dénge lé meu émpo : Dengarlah wahai para leluhur

ho’o ami néki wéki : Saat ini kami berkumpul

ranga manga : Hadir

nai ca anggit tuka ca leleng : Menyatukan hati dan pikiran

lonto leok woe nelu ho’o : Berkumpul bersama saudara

kud adakn ga : Untuk mengadakan upacara adat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

132

té cikat kina wagak kaba : Mengikat niat dan maksud

Té nipu sangged tombo : Dalam pembicaraan kami

Latang hi enu anak dami : Untuk anak perempuan kami

Neka lerong kole céki de énde agu émam : Engkau harus meninggalkan kebiasaan

leluhurmu

Landing hitu kali ga hau enu : Dan oleh karena itu

Paka lerong wa’u dé ronam ga : Engkau harus mengikuti kebiasaan leluhur

suamimu

Neho tae kali ga porog ka’eng jari : Jagalah kehidupan kami

Cebo lewe mose kaeng golo : Berilah berkat umur panjang

Beka agu buar tai anak banar : Dan keturunan yang banyak

Tesuan kole : Selain itu

Aram manga ngga’ut agu nggut : Mungkin ada yang tidak suka

Dé ase kae latang te pande cuar : (Anggota keluarga) Yang hendak

Wina rona dise cua : Menghancurkan pernikahan mereka

Ole…. : Aduh...

Tadang koes hitu ta : Buanglah hal itu jauh-jauh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

133

Poro le meu empo sua : Jagalah mereka hai leluhur

Paka jaga agu sembeng kid lite : (Kalian) Harus menjaga dan melindungi

Neka koe cumang dungka : Supaya selalu rukun dan damai

Agu pala cala one ka’eng kilo koed :Hidup berumah tangga mereka

Pada acara ini juga terjadi ba kaba ulu paca dan uang sesuai kesepakatan dan

muncullah istilah berikut:

Tuak saka masa dalah minum makan ringan yang disediakan pihak anak rona

untuk pihak anak wina sebelum memasuki tempat penjemputan dan harus

diminum atau dimakan notabene harus dibayar senilai adat.

Tuak suru adalah minuman atau makanan ringan yang disediakan anak rona

untuk pihak anak wina ditempat penjemputan juga harus dibeli senilai dengan

harga adat.

Lipa wéda para adalah kain songke yang dibentang di pintu masuk dan anak

wina wajib menerimanya sehingga rombongan boleh masuk rumah dan harus

dibayar dengan satu ekor kuda.

Lipa lésak adalah kain yang disediakan anak rona dan harus dibayar senilai

seekor kuda.

Lipa pateng adalah kain songke yang wajib disediakan oleh tongka sebagai pilar

utama dalam upacara wagal dan dibayar dengan uang atau kuda.

Lipa oke céki adalah kain songke yang disediakan oleh salah satu pihak anak

rona untuk membatasi céki atau barang haram dari pihak anak rona untuk boleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

134

ditinggalkan oleh pengantin perempuan dan selanjutnya mengikuti céki atau

barang haram yang dianut oleh pihak anak wina.

Lipa peher adalah kain songke oleh tongka padong (juru bicara yang datang

terlebih dahulu) pada saat upacara podo atau mengantar mempelai perempuan ke

rumah mempelai laki-laki, sebagai bukti penyerahan seutuhnya mempelai wanita

terhadap keluarga anak wina.

Manuk dara wa’i adalah upacara adat sebagai meterai atau bukti anak wina

menerima pengantin wanita sebagai keluarga anak wina.

3.9.10 Podo

Podo adalah mengantar mempelai perempuan bersama mempelai laki-laki ke

kampung suami/keluarga (klan) suami. Orang yang ikut atau pergi waktu acara podo

cukup orang muda , ibu-ibu dan orang tua saja. Pada saat podo, pihak anak rona

membawa serta beras dan babi. Tidak ada lagi pembicaraan adat, kecuali dari pihak

anak wina untuk menyiapkan sedikit uang sebagai podo dan uang ucapan terima kasih

(seng wali) yang akan diberikan kepada orang-orang yang pergi mengantar mempelai

wanita tersebut.

3.9.11 Gérép Ruha/Pentang Pitak

Gérép ruha adalah menginjak telur ayam oleh mempelai wanita saat masuk

pertama kali ke kampung suaminya. Pada aman dahulu acara ini biasanya dibuat di

rumah adat (mbaru gendang). Sekarang dengan berbagai pertimbangan dilakukan

langsung di rumah pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

135

Pada saat upacara ini, pengantin wanita dihantar menuju rumah orang tua

pengantin laki-laki. Di depan pintu rumah sudah disiapkan sebutir telur ayam dan pada

saat itu pengantin wanita harus menginjak telur tersebut sebelum masuk ke dalam

rumah. Telur ayam yang diinjak haruslah dari seekor ayam yang baru pertama kali

bertelur (ruha manuk mokang). Setelah pengantin berada di dalam rumah barulah

seluruh rombongan atau keluarga yang datang masuk ke dalam rumah. Pada saat itu

juga seluruh warga kampung akan datang untuk menjumpai “wina wéru” (pengantin

wanita). Kedatangan warga kampung biasa disebut dengan istilah “leong beo”. Pada

saat ini “wina wéru” harus menjamu semua tamu yang datang dengan pemberian sirih-

pinang (kéte cépa).

Kedatangan keluarga anak rona perlu disyukuri dengan seekor ayam jantan putih

(ca manuk lalong bakok). Acara ini sebagai pertanda diterimanya kedatangan

mempelai perempuan dengan hati yang bersih. Lalu darah ayam yang telah

disembelih itu dioleskan pada kedua ibu jari mempelai perempuan. Bersamaan

dengan itu, semua keluarga berkumpul di rumah adat itu, mengadakan perjamuan

makan (hang cama) dan minum (inung tuak), dan memamah cépa (sirih-pinang).

Menurut Petrus Esu (59), adapun maksud acara péntang pitak (péntang:

membersihkan, pitak: lumpur) adalah agar pihak perempuan yang memasuki klan

suaminya melepas semua spirit, perbuatan, dan kebiasaan pamali (iréng) yang tidak

baik dan sekarang mengenakan kebiasaa-kebiasaan baru dari klan suaminya.

Torok éla acara Gérép Ruha dan Péntang Pitak

Dénge di’a lé hau éla : Dengarlah wahai babi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

136

tara manga cau laingm hau : Adapun alasan kami memegang engkau

one léso ho’o : Pada hari ini

ai kudut adak péntang pitak :Karena (hari ini) akan diadakan upacara

membersihkan lumpur

kébok kudut dur purung : (Dan) Untuk membersihkan debu

do’et koleng : Dari klan gadis ini

ngong sangged iréng : (Dan) Segala pantangan

dé inang agu amang : (Kepunyaan) Mertua

nenggitu kole dé rona kawing : Begitu juga kepunyaan suamimu

agu wa’u dom : Dan seluruh keluarga besarmu

pa’ang olo ngaung musi : (Dan) Seluruh warga kampung

one beo ho’o : Di kampung ini menjadi milikmu

Kudut ita lé hau hang ciwal : Supaya apa yang kamu tanam bertumbuh

paeng hang mane : Ada lauk pauk untuk makan

kudut cebo di’a wékim : Supaya engkau sehat

inang agu amangm : (Begitu juga) Mertuamu

nggitu kole agu ronam : Begitu pula suamimu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

137

lawang agu wa’u do : Dan juga seluruh keluarga besarmu

poro hau kali ga : Supaya ketika engkau

wé’é nggér one mbaru : Pulang ke rumah

neka pala cala : Engkau tidak mendapat sial (di jalan)

Titong ata kop : (Itulah) Petunjuk yang benar

palong ata dia : (Itulah) Nasihat yang baik

hau kali ga uwa haeng wulang : (Supaya) Engkau bertumbuh sampai ke

bulan

langkas haeng ntala : Tinggi mencapai langit

elor remo : Berperilaku baik

labar cama one natas golo ho’o : (Ketika) Engkau bergaul

kudut mose koem one golo ho’o : (Dan supaya) Hidupmu di kampung ini

neka koe pa’u salang lau : Tidak tersandung

weleng salang lé : (Dan) Tidak tersesat

Hitus de tombo ata kopd :Itulah pemintaan kami

hitus de pa’u ata patut : Itulah harapan kami

kudut pinga torok hitu sina : Supaya permintaan kami dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

138

senget torok hitu le : Doa kami didengar

kudut cama laing lé jari : Supaya permintaan kami

pécing lé ase kae wéki : Dikabulkan

cama raja ce’e : Seperti permintaan kami

éla tu’ung éla ho’o : Inilah babi yang terbaik

neho porong déko laing ati : Lihatlah hati kami

lengkang salang bombong pésu : Berikanlah yang terbaik

roi neho natas ngasang urak éla. : Nyatakanlah itu melaui urat babi ini

Té suan kole : Selain itu

tae dé ronan : Berkatalah suamimu

nggitu kole tae dé inang agu amangn : Begitu pula mertuamu

lawang agu wa’u : Dan juga keluarga

agu lawang sanggen ase kae : Serta seluruh adik kakak

pa’angn olo ngaungn musi : Di kampung ini

porong nia laing salangn ga : Tentukanlah jalannya

ho’o keta muing élan : Inilah babinya

kudut péntang pitak, tébol kébok : Untuk menghapus lumpur dan debu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

139

Poro hia kali ga : Biarlah dalam rumah tangganya

rawuk wa nus eta : Ada kehidupan

ka’eng liha golo ho’o : Ketika dia tinggal di kampung ini

neka cumang dungka tai : Dia tidak bertemu dengan

neka pala calay : Kesialan dan malapetaka

Hitus de tombo ata kopd : Itulah permintaan kami

hitus de pa’u ata patut : Itulah harapan kami

poro pinga torok hitu sina : Pahamilah doa kami

senget torok hitu le : Dengarlah doa kami

kudut cama laing lé jari : Supaya kedamaian

pécing lé ase kae wéki : Tinggal bersama kami

cama raja ce’e : Seperti permintaan kami

éla laing tu’ung to’ong : Inilah babi yang terbaik

éla ho’o ita one urak : Perlihatkanlah melalui urat babi ini

neho poro déko laing ati : Lihatlah hati kami

lengkang salang bombong pésu : Berikanlah yang terbaik

roi neho natas ngasang urak éla : Nyatakanlah melalui urat babi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

140

3.10 Ritus Wuad Wa’i (Memberi Bekal) Orang Manggarai

Wuad wa’i adalah salah satu jenis ritual adat Manggarai yang bertujuan

memberikan bekal (teing bokong) bagi setiap orang yang ingin pergi ke tempat yang

jauh, khususnya untuk memperjuangkan nasib, entah dalam bentuk melanjutkan

pendidikan maupun pergi merantau (ngo mbeot kawe mose nai). Bekal yang

dimaksudkan di sini ada dalam dua kategori yakni memohon pertolongan,

perlindungan, dan pendampingan dari para leluhur dan Mori Jari Dedek (Tuhan

Pencipta) dan segala bentuk penasihat, petuah (toing agu titong) yang bertujuan untuk

memotivasi anggota keluarga yang hendak melanjutkan studi atau merantau agar

berhasil.

Banyak sekali ujaran yang cocok untuk kesempatan ini, seperti “lalong bakok du

lako, lalong rombeng du kolem…” (harafiah: ayam jantan menghantar saat pergi,

ayam bercorak-hias saat pulang, maksudnya keberhasilan sebagai buah perjuangan.

Pada saat upacara ini biasanya diucapkan doa berikut: “O…té wuat wa’i, porong neka

manga do’ong lako (sebut nama) lage tacik, porong neka ronggo do’ong watang one

salang, sengkang mena, porong lalong bakok du ngon, porong lalong rombeng du

kolen (permohonan agar dia dapat berjalan dengan selamat, tidak ada halangan dalam

perjalanannya dan tiba dengan selamat, juga bila bekerja dengan baik dan kalau

pulang dapat membawa hasil). Setelah acara ini dilaksanakan orang yang diutus bisa

berangkat ke tempat tujuannya.

3.10.1 Susunan Acara

3.10.1.1 Di luar rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

141

Anggota keluarga berdoa di kuburan.

Yo… : Yaa...

ho’o meu wura céki : Para leluhur

ata pa’ang bé le : Yang sudah meninggal dunia

Ho’o ami mai kamping meu : Kami datang kepada kalian

kudut tégi nai ngalis salang gerak :Untuk meminta kebijaksanaan dan petunjuk

latang té ngo kawe mose dé anak/empo : Bagi anak kalian yang hendak merantau

(caro ngasang) : (Sebut nama anak tersebut)

Ho’o ami mai kamping meu : Kami datang kepada kalian

meu koe ata letang temba, larong jaong :(Supaya) Kalianlah yang menjadi jembatan

kudut tombo sanggen nuk : Untuk menyampaikan segala niat kami

agu tégi dami kamping Mori agu Ngaran: Kepada Tuhan Pemilik

3.10.1.2 Dalam Rumah

Pihak keluarga menyampaikan maksud kepada penutur torok. Penutur torok (ata

wajo manuk) meminta persetujuan semua pihak untuk memulai acara tudak manuk.

3.10.1.3 Rahi Pa’ang Olo-Ngaungn Musi (Mengundang Seluruh Warga

Kampung)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

142

Penerimaan secara resmi para undangan yang hadir, sekaligus menerangkan

maksud dan tujuan dari upacara perutusan (wuad wa’i)

Yo… : Yaa....

Tara manga benta meu ase ka’e : Adapun alasan kami mengundang kalian

ngasang énde laing, ngasang éma laing : Yang kami anggap sebagai keluarga kami

Ai kudut méngkek ngo sekolah anak dite : Supaya tercapai cita-citanya (Sekolah)

Landing kali ga wuat wa’i lite hia : Adapun alasan dibuatnya upacara ini

kudu ngo sekolah hia ga : Karena ia hendak melanjutkan studinya

Toe mu’u kanang ite : Kami tidak hanya meminta

ho’o keta tuak agu manukn wuat wa’in : Inilah ayamnya untuk upacara ini

Képok… : Terimalah....

Torok

Dénge di’a lite Mori agu Ngaran : Dengarlah ya Tuhan Pemilik

bate jari agu dedek : Yang menciptakan dan memelihara

nénggitu kole lite éma lopo : Begitu juga kalian leluhur (ayah)

agu énde lopo : Begitu juga kalian leluhur (ibu)

ata poli benta lé dewa : Yang telah dipanggil dewa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

143

we’e nggér le Mori Dedek : Kembali ke hadirat Tuhan

Ai danong, pati uma té ciwal : (Karena) Dulu, kami harus bertani

kudu mangan na’ang bara : Supaya ada makan

agu wengko wéki : (Dan) Selimut untuk badan

kudu mangan tu’a hang gula : Supaya ada makanan di pagi hari

rémong hang leso : (Kalau beruntung) Makan untuk siang

agu paeng hang mane : Dan lauk untuk makan malam

Uwa té ho’on ga : Tetapi kini

lé sekolah mangan kerja : Kami harus sekolah untuk mendapat kerja

kudu itan di’a cumang cama tuang : Supaya tinggi derajat kami

Kaing agu tégi kali : Adapun permintaan kami

kamping ite Morin agu Ngaran : KepadaMu Tuhan Pemilik

nénggitu kole ngasang céki agu wura : Begitu juga kalian para leluhur

ata lé liang tana lé liang watu : Yang mendiami tanah dan batu

Poro par koe neho ntala nain : Biarlah bersinar seperti bintang hatinya

gerak koe neho wulang : Terang seperti bulan

terang koe neho léso : Benderang seperti matahari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

144

one tugas ko kerja diha : Di tempat tugas atau kerjanya

Paka curup agu hae uku : Ketika dia berbicara dengan temannya

weko luju koe mu’un : Mulutnya bertutur kasih

jejang agu hae kerjan : Ketika dia berbincang dengan temannya

neho emas koe leman : Mulutnya bertutur bijak

Eme mangas ata da’at : Jika ada hal yang jahat

du bantang agu hae atan : Yang direncanakan bersama temannya

agu eme mangas ruakn : Jika ada hal buruk

le hae dungkang : Yang di kerjakan bersama temannya

poro na’a nggér wa rakn : Biarlah itu tetap di dalam hatinya

nggér eta lemas teing nail : Dan tidak disampaikan

eme kudu nganceng sengetn : Berilah ia

agu nai lémbak kudu jiri : Hati yang lembut

neho éma laingn : Supaya jadi sama seperti ayahnya

Ho’o de manuk ga : Inilah ayamnya

adak wuat wa’i no’o : Untuk memberikan bekal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

145

one tempat tugas : (Kepadanya) Untuk kelancaran di tempat

kerja

cuma cama tuang boto mas : Biar dia berlaku seperti raja

manuk keta laing tu’ung hau manuk : Inilah ayam yang terbaik

3.10.1.4 Toto Urat Manuk

Setelah torok selesai, ayam disembelih kemudian dibersihkan. Bagian tertentu

dari ayam seperti hati dan ususnya diperlihatkan. Penutur akan membaca tanda yang

diberikan oleh leluhur, khususnya soal persetujuan dan restu mereka akan maksud

dari acara wuad wa’i. seturut permintaan dalam torok, jika usus (urat) dan hati ayam

berkilau dan lurus, maka permintaan doa telah diterima. Demikian pun sebaliknya.

3.10.1.5 Helang

Helang adalah pemberian sesajen (teing hang) kepada leluhur. Bagian-bagian

tertentu dari ayam yang sudah dipanggang, disimpan di piring lalu disajikan diatas

tempat persembahan. Penutur torok mengajak leluhur untuk dating menyantap

makanan yang telah disajikan: “Ènde, éma, maim ga… ho’o hangs, ho’o waes, ho’o

tuaks…. “ (Bapa dan mama, para leluhur, marilah menyantap hidangan ini)

3.10.1.6 Makan Bersama

Sebagai penutup diadakan acara makan malam bersama. Pada saat ini, anggota

keluarga yang hadir kerap memberikan sejumlah uang secara spontan. Ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

146

tanda dukungan (pédeng bokong) terhadap orang yang hendak merantau atau pergi ke

kota untuk melanjutkan pendidikannya.

Lain pula halnya kalau salah seorang anak muda yang kembali dari kota besar

telah menyelesaikan studinya atau telah sukses dalam pekerjaanya, maka upacara

syukur atas keberhasilannya disebut “caca selek” (harafiah: caca: membuka, selek:

dandan). Dalam hal ini upacara syukuran dibuat untuk para leluhur yang telah

mendampingi serta melindunginya selama mengejar cita-cita sampai berhasil dengan

baik. Sebagaimana upacara “wuad wa’i” ketika dia pergi, demikianpun sekarang

setelah dia kembali dengan selamat dan sukses. Pada saat ini juga diadakan acara

teing cépa agu tuak latang céki. Acara teing cépa ini dimaksudkan untuk memanggil

nenek moyang melalui pembelian sirih pinang dan tuak. Tujuannya adalah untuk

mengucap syukur dan berterima kasih atas segala penyertaan mereka selama dalam

medan perjuangan.

Penutur Torok akan berkata:

“Dénge di’a lé meu : Dengarlah wahai kalian

ngasang wura agu céki : Para leluhur

ai ho’o de kolen émpo agu anak dite : Karena hari ini anak kalian pulang

ho’o manuk to’ong : Inilah ayamnya

kudut teing hang di’a meu : Untuk memberi makan kalian

ai lalong pondong du ngo : Karena ayam jantan menghantar saat pergi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

147

lalong rombeng du kole : Ayam bercorak saat pulang

caca di’a selek, kapu di’a ijazah : kini dandannya dilepas, ijazah diangkat

Maim ga, ho’o cépa, ho’o tuak : Marilah, inilah sirih pinang dan tuak

Torok Upacara Caca Selek

Dénge lé meu émpo : Dengarlah wahai leluhur

ho’o de manuk lalong bakokn ga : inilah ayam jantan putihnya

Ai du wuat wa’i lite : Karena waktu memberi bekal

ho’o teti lami lalong bakok : Kami membawa ayam jantan putih

Ho’o kali kolen lalong bakok : Kini ayam jantan (anak) sudah pulang

kole lami té caca selekn, : Sudah kami lepas dandannya

kudut caca laku panggaln : Dan kami lepas pula penutup kepalanya

kudut wali dé di’a laku émpo : Supaya kami bisa menjawab panggilannya

Ai du para kole le mai du cain : Karena melalui pintu ini ia datang

ai tei lite gerak nain : Karena Engkau menerangi hatinya

ai tei lite wuka matan : Dan membuka matanya

Ho’o kali kolen ga : Kini

ho’o leng lalong bakokn lami : Kami bawa ayam jantan putihnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

148

kudut caca selekn : Untuk melepas dandannya

kudut capu de laku napung : Untuk melepas semua kesialan

kudut koso de laku lo’o : Dan mengelap tempat duduknya

3.11 Ritus Teing Hang

3.11.1 Pengertian dan Maksud

Teing hang adalah upacara memberikan makan kepada leluhur atau orang tua

yang sudah meninggal. Ada dua kesempatan teing hang dilakukan. Pertama, Karena

ada sakit yang berkepanjangan lalu muncullah mimpi (lang one nipi) bertemu dengan

orang tua atau leluhur yang telah meninggal. Menurut penafsiran (ata mbéko, ata

pécing), mimpi itu memperlihatkan kenyataan bahwa anak-anak, termasuk yang sakit

lupa kepada orang tua atau leluhur yang telah meninggal.

Kedua, teing hang menjadi satu kebiasaan dalam upacara pénti, baik diakhir

panen maupun pada saat pergantian tahun.

3.11.2 Hewan Kurban

Dalam acara teing hang, hewan kurban adalah ayam jantan. Warna bulu ayam

disesuaikan dengan penglihatan dalam mimpi.

3.11.3 Susunan Acara

3.11.3.1 Pembukaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

149

Pembukaan dibuat sebagai pengantar untuk menyampaikan maksud dipanggilnya

penutur torok ke rumah kediaman mereka yang mengadakan upacara Teing Hang.

Wakil keluarga akan mengatakan :

Yo éma : Yaa ayah

agu ised ngasang énde laing : Dan kalian yang kami panggil ibu

ka’e laing, ase laing : (Yang kami panggil) Adik dan kakak

Tara mangad lonto cama wie ho’o : Adapun alasan kita berkumpul malam ini

padir wa’i réntu sa’i dite : Duduk melingkar

ai alang wa keta bétid : Karena penyakit ini

pu’ung eta main hiat ngaso : Diderita oleh anak kami yang sulung

wan iset cucu : Sampai yang bungsu

nénggitu koles wote agu hi énde : Begitu juga menantu dan mama

Itu tara mangan nggo’o tae : Itulah sebabnya ada pertemuan ini

Ole : Akan tetapi

asa landing méjeng hése : Apakah karena tidak gegas berdiri

ngonde holes dami ngasang anak : Malas bergerak kami anakmu

toe manga nuk ata Tu’a Èma : Tidak mengingat ayah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

150

pa’ang bé le : Yang sudah meninggal

Hitu kole itan one nipi : Itu juga yang kami lihat dalam mimpi

landing lé ho’o e : Alasan kami sakit karena hal itu

landing lé hitu e : (Alasan kami sakit) Karena hal ini

tara mangas meu ringing tis : Itulah sebabnya ada malapetaka

népo léso, wan céngata : Kerja keras

etan céngata : Tindih menindih

Itu tara nénggo’o éma ga : Oleh karena itu ayah

wie ho’o kudut adak teing hang : Malam ini kami akan memberi makan

hi éma dami : Ayah kami

Bétuan : Selain itu,

itu tara mangan siro ite éma laing : adapun alasan kami memanggilmu ayah

ise énde do, ase-kae : Juga memanggilmu ibu dan sanak saudara

kudut teing hang hi éma : Untuk memberi makan ayah kita

Kudut hia koe panggad buru warat : Supaya ia menghalau badai

nggitu kole ringing tis : Begitu pula malapetaka

népo léso : Kerja (yang terlalu) keras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

151

kudu ngaji koe latang té hia : Supaya ia yang menyampaikan

kamping Mori agu Ngaran : Permohonan kepada Tuhan Pemilik

poli ngaji eta mai boa bo ga : Kami sudah berdoa di makam tadi

Hitu de bétuan lonto dite wi’e ho’o : Itulah tujuan berkumpulnya kita malam ini

Ho’o tuak. Képok.. : Inilah tuaknya.. Terima kasih

Lalu pihak keluarga (kilo) yang meminta menyampaikan képok yang diwakili sebotol

tuak, seraya berkata:

Aram manga toe di’a nain : Mungkin sedang dilanda amarah

hi éma ho’od pa’ang bé le : Hati ayah kita yang telah meninggal

wiga mangad do do’ong : Sehingga banyak halangan

itu tara mangad do bules : Sehingga banyak rintangan

ami ngasang anak : (Dalam kehidupan) Kami sang anak

toe cumang nuk tau ase - ka’e : (Kami) Tidak mengingat sesama kami

éma agu anak : Tidak mengingat ayah kami

Ho’og de haeng lamid anak laing : Inilah waktu yang tepat bagi kami

kudut adak teing hang : Untuk upacara memberi makan

kudut we’ang gerak wancing ngalis : Supaya diberikan hati yag bijak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

152

Dopo one wie ho’os kali : Cukuplah sampai malam ini

sanggéd po’ong jogot : Segala duka

éte nggéte : (Segala) Perpecahan

éma agu anak, ase agu ka’e : (Antara) Ayah dan anak, adik dan kakak

nénggitu kole ised cau léwing bé musid : Begitu juga mereka yang tinggal di dapur

One manuk taungs keta tombod to’ong : Dalam ayam ini semua akan disampaikan

Penutur Torok Menerima Maksud Teing Hang

Nggo’o anak : Begini anak

ase ka’e tite : Kita (ini) bersaudara

Ngasang éma kami, anak tite : Kami sebagai ayah, kalian sebagai anak

Ai dite ho’o pe, gereng béti : Karena kita, ketika sakit

po manga teing hang ata tu’a : Baru kita memberi makan orang tua

tama keta landing lé hitue : Hanya karena itu

landing lé toe teing hang : Hanya karena tidak memberi makan

Ho’o kali haeng kawen to’ong : Sekarang kita mencari

kudut dumpun, eta lawang ka’e hi énde : Supaya kita menemukan Ibu di langit

Ho’o neng lonto torok dite wie ho’o : Inilah tujuan kita berkumpul dan berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

153

teing hang hi ka’e hitu : Untuk memberi makan kakak

kudut neka manga wéndu lé watu : Supaya tidak tersandung oleh batu

ngasang meut anak dading : Kalian yang kami panggil anak

wéncar lé tanad : (Supaya) Tidak terkena debu

neho réwéng dé meu : Seperti permintaan kalian

anak kamping amid éma :Anak yang menjaga kami ayah

Ai hitu itay, ho’o neng pande : Karena itulah sebabnya diadakan upacara

Eme landing lé hitu gauk de kraeng tu’a: Jika karena itu ayah marah

wéli kamping ite anak : Kepada kami anak-anakmu

ole : Semoga

mbér agu nantal béti situe : Dijauhkan segala sakit

ho’od de teing hang to’ong : Sekaranglah kami memberi makan

Toe manga célan réwéng hitue : Kami tidak keberatan (dengan jawaban)

Kemudian, penutur torok menerima tuak képok sebagai ungkapan kesediaan

untuk menjadi waki kilo (keluarga) yang membuat upacara teing hang. Lalu

dilanjutkan dengan dialog antara penutur torok dengan keluarga yang mengundang.

3.11.3.2 Upacara Teing Hang Dimulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

154

Dalam upacara ini, yang menjadi hewan kurban adalah ayam jantan putih.

Tujuan utama dari upacara ini adalah supaya para leluhur tidak menjadi murka oleh

karena keluarga yang masih hidup melupakan dia dan berperilaku tidak sesuai dengan

yang diharapkannya, misalnya saling bermusuhan. Dalam torok penutur berkata,

Dènge lite Kraeng (sebut nama) : Dengarlah wahai ayah (sebut namanya)

etad ata ngaso wad cucu : (Mulai dari) Sulung sampai yang bungsu

anak ata ronam : Anak laki-lakimu

ai lè ngonde holes : Karena (mereka) malas bergerak

lè mèjeng hèse dise olo e : Karena (mereka) tidak gegas berdiri

itu mangad macèl one cèlis : Itulah sebabnya darah tidak mengalir

da’ong one tokos beti : (Itulah sebabnya) Sakit tidak mau sembuh

Kali manga kantad dite : Ternyata ada keluhan darimu

manga tegi dite eta mai Gewak : Ada permintaan dari Gewak

cala lè rugi tite, rabo tite : Mungkin karena engkau marah

ho’o tuak, etad anak ata ngasom : Ini tuaknya, mulai dari yang sulung

wan ata cucu : Sampai yang bungsu

nènggitu kami ase-ka’e : Begitu juga sanak saudara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

155

nènggitus wèta, anak rona : Begitu juga seluruh keluarga

ngasang èmpo : Yang kalian anggap cucu

Reje neka beng kami wie ho’o : Jangan biarkan perpecahan terjadi

molor lonto torok : Lancarkanlah segala doa kami

ho’o tuak bantang agu bentam : Inilah tuak untuk memanggil kalian

Mai nèki no’od ga : Marilah datang berkumpul

ai ho’o de manuk kudut teing hang ite : Karena inilah ayamnya untuk memberi

makan kalian

Neka peleng nggèr le wiwim : Biarkan jiwamu tinggal bersama kami

neka pacu nggèr lau : Jangalah duduk membelakangi kami

Ho’o tuak bantang agu bentam : Inilah tuak untuk memanggil kalian

mai lonto ce ite : (Untuk) Duduk bersama kami

ca salang kole : Satu lagi

ise èma tu’a, ise ènde tu’a, ènde : Kakek, nenek, ayah dan ibu

mai lonto nèki no’o meu : Datanglah berkumpul disini

kudut senget papi agu tombo dami : Untuk mendengar permohonan kami

teing hang to’ong : Ketika memberi makan kalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

156

kudut majak lonto cama meu le mai : Supaya betah kalian

molor lonto torok : Supaya berjalan lancar doa ini

senget papi agu tombo eta : Dengarlah permohonan kami

lawang hi ka’e (sebut nama) : Selama si kakak (sebut namanya)

wa lawang wing agu dading : Kakak kami tercinta

Kudut majak lonto cama meu le mai : Supaya betah kita duduk bersama

senget papi agu tombo : Mendengar pembicaraan

manuk teing to’ong meu : Ini ayam untuk kalian

kudut senang kole widang wèki : Untuk menyenangkan kalian

Kudut neka peleng nggèr le wiwi : Supaya jiwamu tinggal bersama kami

neka tei ringing ti’is : Sehingga malapetaka dijauhkan

neka nèpo lèso : Tidak perlu kami bekerja (terlalu) keras

Ho’o kole tuak kudut bantang : Inilah tuak (lagi) untuk merundingkan

agu bentas meu : Dan memanggil kalian

Torok Teing Hang

Setelah menyampaikan sapaan terhadap orang yang sudah meninggal, penutur torok

memegang ayam jantan, mengarahkan matanya ke depan. Penutur torok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

157

menyampaikan kembali struktur yang sama seperti pada bagian terdahulu. Setiap satu

bait torok selesai, ia mencabut bulu ayam sehingga ayam itu mengeluarkan suara.

Yo, Kraeng Tu’a : Yaa kakak

eta lawang ised ngasang ka’e, : Yang kami tinggikan

wan lawang sangged anak : Dan kami anak-anakmu

wote agu èmpon : menantu serta cucumu

ata one tana datad mole : Yang pergi merantau

ho’o taung ise : Kini mereka semua berkumpul

Ai dite ho’o lè la’ang le nipi : Karena kami melihat dalam mimpi

lise anak dite : Anak-anakmu melihat dalam mimpi

Rugi ite, Kraeng Tu’a : Engkau marah, kakak

lè toe di teing hang : Karena kami tidak memberimu makan

One mai rugi ho’o wèli ga : Karena kemarahanmu itulah

mangas ita calang one wèki : Ada kesalahan dalam hidup kami

ringing tis, nèpo lèso : Malapetaka dan kerja keras

Kali lè toe teing hang ite : Karena tidak memberimu makan

Ho’o kali lami ga : Oleh karena itu saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

158

lalong bakok teing hang : Kami memberimu ayam jantan putih

Kudut palong koes nai bakok dite :Untuk mengembalikan hati putihmu

Kudut totos nai molor dite : Untuk diperlihatkan hati baikmu

Kudut widangs di’a, patis ngalis : Supaya kami peroleh kebijakan

Kudut widangs moncok neteng moso : Dalam kehidupan bertani kami

hasil neteng uma : (Mendapatkan) Hasil dari setiap kebun

Neka mangas peleng nggèr le : Janganlah engkau membalikkan muka

pacu nggèr lau : Mengacuhkan kami

Neka teis ringing tis : Jauhkanlah kemalangan

Neka patis nèpo lèso : Dan segala kedukaan

Kudut èmos sangged wèjang rugi : Supaya berhenti segala nestapa

senget di’a lite Kraeng Tu’a : Dengarlah wahai kakak

Ite kole anak, etan lawang ata ngaso : Begitu juga anak, dari yang sulung

wan lawang ata cucu : Sampai yang bungsu

sangged woten, agu èmpon : (Begitu juga) Menantu dan ucumu

wae tuka di (sebut nama) : Buah hati dari (sebut nama)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

159

Ai toe di teing hang du ntaung weru olo : Karena kami belum memberimu makan

pada tahun lalu

ai hitu tara mangan rugi gu rabo : Itulah sebabnya ada kemarahan

Nènggitu kole sangged wintuk da’at : Begitu juga segala perkataan buruk

dè meu anak : Oleh anak-anak

One mai toe bae hiang : Dimulai dari

cama tau lawang ase-kae : Tidak pedulinya adik terhadap kakak

wèta-nara, ènde agu anak : Saudara, ibu dan anak

agu sangged èmpon : Dan para cucu

Hambor keta ata naun : Damaikanlah segala perkara

one lonto cama ho’o : Pada pertemuan ini

neka po’ongs jogot, bète nggete : Jangan ada lagi duka dan nestapa

Paka oke keta taungs beti nais : Buanglah semua sakit hati

mose molor one lino : Hiduplah yang benar di muka bumi ini

Mber koe taungs nengong-nangong : Jauhkanlah semua keributan

Du lèsos saled, wa’a le waes laud : Buanglah itu bersama air ke laut dan

dibakar oleh matahari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

160

Eme landing lè hitu e : Jikalau itulah sebabnya

ho’o lalong bakok teing hang dite : Inilah ayam jantan putih untuk memberimu

makan

kudut widangs di’a, patis ngalis : Supaya kami diberi kebijakan

karong salang, teing salang : Petunjuk dan amanah

kudut tompals momang : Dalam kasihmu

kudut widangs moncok neteng moso : Supaya kami mendapat hasil melimpah

tei berkak latang tè meu anak dading : Limpahkan pula berkatmu

Kudut dani koe neteng mbaru : Untuk hidup berumah tangga kami

kudut neho pongkor eta golo moses : Supaya seperti puncak gunung hidup kami

kudut pateng koe wa wae… : Dan mengalir seperti air

teing hang ite ga, lalong bakok : Kami memberimu ayam jantan putih

Tiba sina teing dami, Kraenng Tu’a : Terimalah pemberian kami kakak

3.11.3.3 Toto Urat Manuk

Hati dan usus ayam diperlihatkan. Jika berbentuk lurus dan berkilau-kilau maka

Tuhan dan leluhur merestui acara ini dan pihak yang sakit akan sembuh. Demikian

pun sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

161

3.11.3.4 Helang

Memberikan makanan serta minuman kepada leluhur dalam sebuah piring

beserta tuak dan gelas. Bersamaan dengan itu, peserta yang hadir dalam ritus ini juga

akan menyantap hidangan yang sama.

3.11.3.5 Hang Wie Cama (Makan Malam Bersama)

Acara ini ditutup dengan makan malam bersama. Ada kebiasaan untuk saling

menasihati, menanyakan kabar anggota keluarga yang jauh atau membahas rencana

ke depan dari keluarga besar.

3.12 Ritus Kematian Orang Manggarai

3.12.1 Adak Teing Tinu

3.12.1.1 Pengertian dan Maksud

Teing Tinu (teing: beri, tinu: pemeliharaan) adalah sebuah acara adat yang

dilakukan oleh anak-anak sebagai bentuk penghargaan dan balas budi terhadap orang

tuanya yang masih hidup. Teing tinu ini ada dalam konteks ucapan terima kasih

karena orang tua telah melahirkan dan membesarkan anak-anak dengan penuh cinta

dan kasih yang besar.

3.12.1.2 Waktu Pelaksaan

Acara teing tinu umumnya dibuat di saat orang tua sudah lanjut usia. Teing tinu

biasa dilakukan dalam dua kondisi. Pertama, kondisi normal. Dalam kondisi normal,

anak-anak memiliki kesadaran untuk membuat upacara ini sebagai ekspresi syukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

162

atas segala kebaikan dan kasih yang telah dicurahkan orang tua. Dalam acara ini

sangat kentara suasana dan kebahagiaan. Orang tua terlibat dalam kebahagiaan dan

kegembiraan anak-anak.

Kedua, kondisi darurat (ruis haju rakang ga). Ketika orang tua (ayah atau ibu)

sedang dalam kondisi sekarat dibuat acara teing tinu. Acara teing tinu ini dilakukan

hanya sebatas simbol karena yang bersangkutan sudah tidak sanggup lagi menyantap

hidangan yang telah disediakan oleh anak-anaknya. Bahkan sebagai simbol ada

pengalaman dibuat pada saat orang baru saja meninggal. Oleh karena kerap

masyarakat (anak-anak) membuat adak teing tinu pada saat orang tua sedang sekarat,

banyak orang tua kemudian menganggap acara itu sebagai bentuk “pengusiran”

mereka dari dunia.

3.12.1.3 Hewan Kurban

Pada umumnya penyelenggaraan adak teing tinu ini dengan mengurbankan

hewan berupa ayam dan babi (manuk agu èla). Ayam disembelih melalui torok

khusus yang intinya menyatakan syukur kepada Tuhan dan leluhur atas berkat dan

rahmat yang memberikan orang tua kepada anak-anak. Selain itu ada permohonan

untuk menjaga dan melindungi serta mengaruniakan kesehatan yang baik pada orang

tua. Sedangkan dalam kondisi darurat hanya berisi ucapan terima kasih dan

permohonan maaf dari anak-anak kepada orang tuanya.

3.12.2 Wero Mata agu Wae Lu’u

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

163

Pada saat seseorang telah meninggal dunia, keluarga menyampaikan berita duka

(wero mata) itu kepada semua pihak. Ada tiga kategori pihak yang perlu mendapat

penyampaian: pertama, ase-kae, wèki pa’angn olo-ngaungn musi (keluarga, semua

warga kampung). Kedua, anak rona (pihak pemberi gadis), dan ketiga anak wina

(pihak penerima gadis).

Tiga kategori ini memiliki maksud yang berbeda-beda. Sebagai ase-kae, wèki

pa’angn olo-ngaungn musi mempunyai kewajiban untuk mengatur segala keperluan

dalam upacara kematian itu. Pihak anak rona memiliki ruang istimewa dalam upacara

adat kematian. Mereka akan membawa èla haeng nai. Demikianpun dengan anak

wina, mereka punya tempat tersendiri dalam seluruh ritus kematian sebagai pihak

yang nantinya terlibat dalam menanggung ritus-ritus itu secara finansial.

Orang yang datang ke rumah duka membawa serta wae lu’u (wae: air, lu’u: air

mata) berupa sejumlah uang atau benda-benda lain seperti lilin, kain, dsb.

Torok Wae Lu’u

Woko ho’o kali ga : Saat ini

ka’eng lè jari : Kita berkumpul karena satu tujuan

benta lè dewa ase ka’e dite : Saudara kita dipanggil oleh dewa

ma’u apa kali lè hami : Tidak ada yang bisa kami perbuat

pèdeng bokong kali lè hami : Kami hanya bisa mengantar

ngasang dè wae lu’u : Bersama dengan air mata kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

164

neka paka tako hang data one salang :Jangan mencuri makanan orang dalam

perjalananmu (menuju surga)

neka paka tako wae data : Jangan curi air minum orang

neka paka tako muku data : Jangan curi pisang orang

nggeluk keta lakom : Berjalanlah dalam kesucian

cai one ranga de morin agu ngaran : Sampai di hadapan Tuhan Pemilik

3.12.3 Lorang agu Loling

Lorang berarti ratap tangis, menangis. Kata “lorang” mengandung arti ratap

tangis kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Ngo lorang ata mata (pergi

meratap-tangis untuk orang yang telah meninggal).

Loling berarti semayam, disemayamkan. Kalau ada orang yang meninggal dunia,

maka jenazahnya disemayamkan di rumah duka (rumah keluarga yang berduka).

Waktu disemayamkan, mayat dialaskan dengan tikar, dibungkus dengan kain songke,

kain berwarna hitam atau kain berwarna putih. Seluruh tubuhnya ditutup dengan kain

tersebut. Mayat dibaringkan dengan posisi kepalanya mengarah ke pintu depan rumah

(para olo). Tetapi kalau orang yang meninggal dunia karena kecelakaan di luar

rumah, dibunuh, disambar petir, gempa bumi, tenggelam di laut, dll., maka mayatnya

disemayamkan di luar rumah. Ia tidak boleh disemayamkan di dalam rumah karena

dianggap sial. Orang Manggarai menyebut kenyataan meninggal secara tak wajar

disebut “dara ta’a” (harafiah: darah mentah, artinya mati tidak wajar).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

165

3.12.4 Haeng Nai

3.12.4.1 Pengertian dan Maksud

Acara haeng nai (haeng: dapat, nai: napas) dimaksudkan supaya orang yang

meninggal itu tahu bahwa pihak keluarga, anak wina, anak rona ada pada saat dia

menghembuskan napas terakhirnya. Acara ini juga dimaksudkan supaya keluarga,

secara simbolik terlibat dalam dalam penderitaanya dan dan berharap agar

perjalanannya menuju alam baka tidak menemui rintangan dan mendapat belas kasih

dari Mori Jari Dedek (Tuhan Pencipta).

3.12.4.2 Hewan Kurban

Hewan kurban yang dibutuhkan dalam acara ini adalah babi (éla). Khusus pihak

anak rona, arti babi (éla) yang mereka berikan sangat besar.

Torok Èla Haeng Nai

Dénge di’a lite : Dengarlah baik-baik

tara manga caum hau éla : Adapun alasan kami memegangmu

kudut adak haeng nai : Untuk mengantarmu

damit ngasang ase ka’e : Yang kami anggap sebagai saudara

woko nénggo’o kali hau : Tetapi karena engkau

tuju mata, kému limem ga : (Sudah) Menutup mata jarimu berpaut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

166

ho’o kole damit ase ka’e : Kini kami saudaramu

pu’ung eta mai ata ngason : Dari yang sulung

nang wa ata cucun : Sampai yang bungsu

kudut adak haeng nai : Hendak mengantarmu

tanda one ranga dami : Kami akan mengingat

lako dé hau : Hari kepergianmu

Mbérés po’e dami : Sekuat tenaga kami menahan

landing wale kin le dewam hau :Tetapi engkau tetap menjawab panggilan

dewamu

kudut lorong benta : Dan mengikuti panggilan

dé Mori agu Ngaran : Tuhan pemilik

Neho tae dami : Seperti perkataan kami

tombo molor koe : Berbicaralah yang benar

kamping Mori agu Ngaran : Di hadapan Tuhan Pemilik

poro wérus koe ata nggéluk : Keluarkanlah semua yang suci

Pu’ung léso ho’o hau : (Yang kau miliki) Mulai hari ini

nang agu tai : Sampai selama-lamanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

167

neka manga émi ca ko ca : (Engkau) Tidak boleh mengambil

one mai amit ngasang ase ka’e dom : Salah satu dari kami saudaramu

hau kali ga lewang nggér pe’ang : Engkaulah yang membuang semua

keburukan

po’e nggér one : Memasukkan hal-hal baik

boto manga ligot lé siong : Supaya tidak ada hal buruk

pédéng lé ménes ami musi mai : Dan kami yang ditinggal kedinginan

Kudut émo dopo one haus : Supaya berhenti di engkau

irus one isung, lu’u one mata : Tangisan dan air mata

Porong neka manga paing tai : Janganlah menagih

itang kole diang : Utangmu yag sudah lalu

hau kali ga tukam nggér le : Dan engkau harus menghadap ke surga

tonim nggér ce’e wisi wuk : Punggungmu membelakangi kami

Eme mangas dewa : Jika ada dewa

agu wakar ata lut : Dan roh yang mengikuti (kami)

ole… : Yaaa.....

dur le culus lé hau, weling koles : Tolaklah mereka kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

168

Hitu pe’ang tana de éla haeng nai : Di halaman ada babi pengantar

Tésuan kole… : Selain itu

hitu de éla adak haeng nai : Itulah babi untuk mengantar

kali mana ho’o éla ngon : Tetapi ketika babai ini pergi

toe tombo molor kamping wowom :Engkau tidak mendapat kesepakatan dengan

jiwamu

toe wali di’a kamping jarim :(Engkau) Tidak menjawab dengan baik

perkataan rohmu

Ngongt toe lewang nggér pe’ang : Tidak engkau buang keburukan

toe po’e nggér one : Tidak kau masukkan hal-hal baik

ngongt manga kin rai masu : Masih ada nestapa

sa’i helo huwék : Masih ada sakit

Nggitu kole irus one isung : Begitu pula duka

lu’u one mata : Dan air mata

Hitus de tombo ata toe kopd : Itulah permintaan kami

Hitus de pa’u ata toe patutn : Itulah harapan kami

Ngongt toe pinga torok hitu sina : Tetapi doa kami tidak dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

169

toe senget torok hitu le : Permintaan kami tidak didengar

Ngongt toe camas raja ce’e : Tidak sesuai dengan permintaan kami

toe laing tu’ung tong : Oleh karena itu sebentar

éla adak haeng nai ho’o : (Dalam) Babi untuk mengantar

ita one urak, lema lé rampas : Terbaca dalam urat, ulut tidak berucap

botek ati, kepet salang : Hati bususk, tidak ada jalan

pésu toe kong toton : Tidak terlihat (jawaban)

urak éla ho’o : Dalam urat babi ini

Somba… : Ampunilah

ho’o keta muing éla : Inilah babinya

tae dami ngasang ase ka’e : Dari kami saudaramu

nggitu kole tae dé ase ka’e : Dan juga dari saudaramu

pa’ang agu ngaung : Di dalam kampung ini

wan koe etan tu’a : Mulai dari yang kecil sampai yang tua

Ho’o muing éla : Inilah babinya

adak haeng nai : (Babi) Untuk mengantar

kudut bé sina muing ami : (Untuk) Memisahkan alam kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

170

Ho’o éla adak manga ranga : Inilah babi yang kami persembahkan

gami lako dé hau : Untuk mengantar kepergianmu

Kudut hau kali ga : Supaya engkau

pangga le tadu laun : Yang menghalau semua malapetaka

tukam nggér le tonim nggér ce’e : Wajahmu menghadap ke surga

wisi wuk kali hau : (Tetapi) Tetap mendengar doa kami

Neka manga wentong kole : Jangan menoleh kebelakang

neka manga paing tai : Jangan menagih utang-utangmu

itang kole diang : Ketika engkau pergi

Poro ami musi mai kali ga : Kami akan selalu berdoa

geal agu sagang koem : Supaya kepergianmu tenang

neka manga ligot sigong : Tidak ada malapetaka

pédeng alo ménes : (Dan) Sakit penyakit

kudut neka mangas tai : Supaya tidak ada

masu sai helo huwek : Duka dan nestapa

nggitu kole ringing tis, népo léso : Begitu juga sial dan kerja keras

Neka mangas : Jangan ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

171

cumang dungka pala cala : Bertemu dan berhadapan langsung

Hitu de ngasangd tombo ata kopd : Itulah permintaan kami

pa’u ata patutn : Itulah harapan kami

kudut pinga torok hitu sina : Pahamilah permintaan kami

senget torok hitu lé : Dengarlah doa kami

Hitu pe’ang de : Di luar rumah

ngasang éla laing tu’ung to’ong : Sudah disediakan babi terbaik

éla ho’o ita one urak to’ong : Nyatakanlah melalui urat babi ini

3.12.5 Tékang Tana (Penggalian Kubur)

Upacara ini dibuat sebelum penggalian tanah kubur, dengan maksud agar

terhindar dari segala macam halangan dan rintangan yang dapat menghambat proses

penggalian. Acara ini biasanya memerlukan seekor babi sebagai hewan kurban

disertai do’a sebagai berikut:

“Ho’o… : Inilah

manuk tékang tana : Ayam untuk menggali kubur

Porong émo hau irus one isung : Cukup sampai disini kesedihan

lu’u one mata : (Dan) Air mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

172

Wali di’a-di’a kamping Morin : Berbicaralah yang baik dihadapan Tuhan

porong neka manga ata lut hau : Jangan biarkan ada yang mengikutimu

Kemudian diadakan penggalian kubur dan mayat tersebut dimasukkan ke dalam liang

kubur untuk dikuburkan.

Setelah upacara penguburan, semua orang pulang dan mencuci tangan di kali

sebagai tanda bahwa sanak saudara telah melepaskan dia. Kain penutup peti mayat

waktu diantar ke kuburan (buing) sebagian dicelupkan ke dalam air dan dibawa

pulang ke rumah , lalu disimpan di tempat khusus atau ruangan khusus.

Karena ada kepercayaan bahwa roh orang mati itu masih tinggal bersama kain

tersebut, maka pada saat mete (tuguran) di rumah duka yang disebut “lonto walu” kita

harus memberi makan dan minum kepada roh orang mati di tempat kain itu digantung

terlebih dahulu sebelum acara makan.

Torok Éla Tékang Tana

Dénge di’a lite énde wa : Dengarlah wahai bumi

ai gula ho’o cau éla : Pagi ini kami memegang babi

té tékang di’a tana : Untuk menggali kubur

Landing nio manga watang pangga : Tetapi sepertinya ada yang menghalangi

ronggo do’ong, jaga wa : Ada yang tersangkut

éla laingn tékang di’a tana : Inilah babi untuk menggali kubur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

173

neka do’ong laing, ho’o de adakn ga : Pergilah, berjalanlah dalam damai

3.12.6 Na’a One Peti atau Ancém Peti

Nama lain dari Ancém peti adalah Teti Mbakung. Acara ini dilaksanakan sebelum

mayat dimasukkan ke dalam peti (mbakung) untuk diantar ke kuburan. Pada saat ini

seekor ayam disembelih disertai dengan doa. Ancém peti merupakan suatu acara yang

dilakukan sebelum mayat diantar ke pemakaman. Acara tersebut dilakukan dengan

menyembelih seekor ayam hitam dan ritus adat, sebagai tanda ucapan selamat jalan

untuk yang terakhir kalinya dari pihak keluarga sambil tak peti.

Torok Ancém Peti

Ho’o paku di’am peti ga : Inilah paku untuk menutup petimu

Landing nio hau : Karena kematianmu

toe campit dara kope : Bukan karena dibunuh

ko héna lé lime : Atau dipukul

mesen ka’eng lé jari : Tetapi karena Tuhan menghendaki

benta lé dewa : (Engkau) Kembali kepadaNya

Landing eme latah : Namun bagi orang lain

mangan mata de hau ho’o : Kematianmu ini

lérum mopo : Karena perbuatanmu sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

174

Landing dé hamin kali ga : Kini yang bisa kami perbuat

tak di’a lami peti dite ta : (Hanyalah) Menutup petimu

podo di’a hau lé ami tai : (Hanyalah) Mengantar kepergianmu

Landing neka nuk keluargam hau : Engkau tidak boleh mengingat keluargamu

nggér musi : Yang engkau tinggalkan

Nggéluk keta lakom kali hau ta : Berjalanlah dalam cahaya kasih

kamping Mori agu Ngaran : Tuhan Pemilik

Ho… manuk : Inilah ayam

té podom hau...(sebut namanya) : Untuk mengantarmu (sebut nama)

porong di’a-di’a lako : Berjalanlah dalam kebaikan

wali di’a agu kamping : Berbicaralah yang baik

Mori agu Ngaran : (dihadapan) Tuhan Pemilik

Émo hau lu’u one mata : Cukup sampai disini tangisan

irus one isung : (Dan) Kesedihan

Sale mai wae hau ga : Engkau kini berada di seberang sungai

ce’e mai wae ami : Dan kami berada di sisi yang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

175

Neka sirung siku agu wentong komong :Jangan menoleh kepada kami yang masih

hidup

3.12.7 Tokong Bako atau Tokong Mbakung

Tokong bako adalah istilah Manggarai yang etis digunakan pada sore setelah

kematian dan menjelang upacara mengantar jenazah ke kubur (tokong bako: tokong

artinya jaga, bako artinya bungkusan kain putih yang digunakan untuk membungkus

mayat). Tokong bakong adalah situasi dimana seluruh warga sedang menjaga orang

mati ketika dibaringkan di ruang tamu atau pendopo (lutur) di rumah duka. Tokong

mbakung disebut juga menjaga orang mati yang dalam istilah Manggarai adalah “jaga

ata mata wa lutur”. Acara adat yang dilakukan pada saat ini adalah menyembelih

seekor ayam dan babi disertai torok.

Torok Éla

Dénge tara di’an lé hau : Dengarlah wahai engkau...

(nama orang yang mati) : (Nama orang yang mati)

ho’o de éla lami ga : Inilah babinya

kudut antul wa’u bantang lawa : Untuk mengumpulkan keluarga

lawa mandung pa’ang di’a : Menghadirkan sanak saudara

benta ata ka’eng pe’ang : Memanggil keluarga yang merantau

kudut cama laing : Untuk berkumpul bersama-sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

176

mai kais agu ngalis : Datang membawa kebijakan

kudut cama laing ongkos lonto no’o : Untuk duduk bersama-sama di sini

ho’o de élan lami : Inilah babinya

kudut neka sau kin wa’u : Untuk menghapus kedukaan

neka poe woem paong bangkong : Janganlah menoleh kebelakang

ata marak tana wam de ite ga : Engkau sekarang tinggal di bawah tanah

leke tana le ho’o élan : Tanah ini ditutup oleh babi ini

Torok Manuk

O… manuk : Inilah ayamnya

té tokong mbakung : Untuk menjaga

dé hau (sebut nama) : Jenazahmu (Sebut nama)

Porong émo one hau kali : Cukuplah sampai disini

irus one isung agu lu’u one mata : Kesedihan dan air mata

Di’a-di’a hau lakom : Berjalanlah dalam kebaikan

wali di’a agu Mori’n : berbicaralah yang baik dihadapan Tuhan

3.12.8 Wangkas agu Boak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

177

Ada pernyataan “wangkas walek wengkar teti” yang berarti songsong atau

angkat peti mayat lalu pergi. Istilah wangkas sangat cocok untuk digunakan pada

upacara yang dinamakan penghormatan terakhir dan mengantar peti jenazah ke

tempat peristirahatan yang terakhir (boa). Pada acara wangkas, seluruh keluarga dan

hadirin menyampaikan pesan-pesan terakhir mereka dan ucapan selamat jalan bagi

yang meninggal, juga sebagai bahan persembahan dalam bentuk babi. Tetapi jika

keturunan berada (ata bora) maka hewan yang dijadikan kurban adalah seekor kuda.

Boak berarti menguburkan. Peti mayat diturunkan lalu ditutup dengan tanah.

Pada saat penguburan, sebelum peti ditutup dengan tanah penutur torok

menyampaikan torok berikut:

Dénge lé hau : Dengarlah wahai (sebut nama)

bo celing dé ase ka’e : Sesungguhnya adik kakak

énde, éma, anak do : Ibu, ayah, dan saudara tidak rela

woko ha’en kin lé Dedek : Tetapi Tuhan berkehendak lain

landing tae dami : Kuburan inilah

ho’o gi mbarum hau ga : Rumahmu sekarang

Penutur torok diikuti oleh keluarga menutupi kubur dengan tanah,setelah itu

orang-orang yang bekerja menggali kubur mencuci tangan diatas kubur dengan posisi

badan membelakangi kubur. Ketika kembali dari kuburan, ketika riba di

persimpangan jalan, salah seorang (yang paling belakang), mengambil alang-alang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

178

dan saung capu lalu menaruhnya di persimpangan jalan. Daun ini sebagai tanda

banwa orang yang baru dikuburkan tidak boleh mengikuti orang-orang itu hingga di

rumah. Di depan rumah ditaruh abu dapur dan secarik kain hitam yang dibakar untuk

“nengi”. Semua yang pulang dari kuburan wajib melangkahi abu dan nengi ini. Ini

dimaksudkan untuk mengusir roh halus yang mungkin mengikuti. Lalu pintu rumah

ditutup sebentar (gegop rewa).

Sesudah itu semua orang mengadakan ritus Samo Lime (samo: cuci, mencuci,

lime: tangan). Samo lime artinya mencuci tangan. Samo lime dilakukan setelah

jenazah dimakamkan. Baik keluarga yang pergi menguburkan jenazah maupun

anggota yang keluarga berduka yang tetap tinggal di rumah duka harus mencuci

tangan setelah jenazah dimakamkan.

Tujuan dari ritus ini adalah agar orang yang meninggal (yang telah menjadi

penghuni pa’ang bé le atau surga) tidak mengikuti atau mengganggu orang yang

masih hidup. Selain itu, dewasa ini ada interpretasi lain yakni agar tangan kita tetap

bersih dari segala kuman atau penyakit yang pernah diderita oleh ata mata

(almarhum/almarhumah).

Torok Wangkas

Di’a tara déngen lé hau : Dengarlah baik-baik wahai

(ngasang data hot rowa) : (Sebut nama orang yang meninggal)

ho’o de éla dami kudut tombo : Inilah babinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

179

molor ngom baro lakom : Untuk mengantar kepergianmu

nénggitu kole ite : Begitu juga Engkau

Mori bate péde, Jari agu Dedek : Tuhan Pencipta dan Pemelihara

Ho’o élan lami ga : Kami persembahkan babinya

lawang ase ka’e : Dari adik kakak

anak rona, anak wina : Seluruh keluarga

mandung pa’ang wela comong silin : Di seluruh kampung ini

weku wa’i rentu sa’i : Berkumpul

lonto torok té tombo agu ite : Untuk berdoa kepadaMu

eme manga sala : Jika ada salah

Mori : Tuhan

neka koe na’a one nawang : Janganlah dimasukkan ke hati

agu eme manga ndekok : Dan jika ada dosa

neka koe lelos : Janganlah diperhitungkan

Ho’o tégi ngalis ditet sengaji : Inilah permintaan kmi

Kudut lonto cama laing : Supaya kami bisa duduk bersama-sama

Neho ata serani ata sai : Seperti orang suci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

180

One ranga dite : Di hadapanMu

Nénggitu kole hau ata mata : Begitu juga engkau yang meninggal

Ho’o éla lami ga : Inilah babinya

Kudut podo ngom pading lakom : Untuk mengantar kepergianmu

Kudut molor ngom : Supaya engkau berjalan dalam terang

Taki olo neka do’ong le golo :Berjalanlah terus jangan terhalang oleh

gunung

Neka da’et le kebe : Tidak resangkut oleh bukit

Neka doal le tuke : Tidak terjatuh ketika mendaki bukit

3.12.9 Lonto Walu

Lonto walu ini dilaksanakan selama tiga malam berturut-turut di rumah duka,

sebelum acara saung ta’a yang dilakukan adalah mete atau welang wie (berjaga-jaga)

bersama keluarga berduka dan menghibur mereka. Pada malam ketiga ada acara

sembunyikan cincin (céha kila) sebagai puncak dari acara lonto walu.

3.12.10 Saung Ta’a

Upacara adat saung ta’a (saung:daun, ta’a:mentah) sama dengan acara malam

ketiga atau malam kelima setelah kematian seseorang. Acara ini dilaksanakan pada

hari ketiga setelah lonto walu dan merupakan acara terakhir atau penutup kita berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

181

bersama keluarga yang berduka. Pada hari tersebut ada acara adat dengan

menyembelih seekor babi, disertai torok.

Sedangkan istilah “sua de hian” dimaksudkan untuk malam ketiga dan keempat

setelah penguburan. Ini merupakan malam khusus bagi orang yang baru meninggal.

Keesokan harinya atau hari keempat setelah penguburan ada istilah “iréng botek”.

Maksudnya semua warga kampung ataupun yang tinggal di tempat lain, yang

mempunyai ”uma lodok” (kebun komunal) di kampung tempat berduka tidak

diperkenankan untuk ke ladang mengambil sesuatu yang memiliki dedaunan

(misalnya sayur-sayuran). Ada keyakinan pelanggaran terhadap menimbulkan

kematian.

Dénge lé hau.. : Dengarlah wahai

(caro ngasang data hot rowa) : (Sebut nama orang yang meninggal)

Ai leso ho’o wéntar di’a loce : Karena hari ini tikar akan dibersihkan

Pasang di’a lampu : Lampu dinyalakan

Manuk cau dami gula ho’o : Ayam yang kami pegang ini

Té tura agu tombo kamping ite : Untuk menyampaikan maksud kami

Ai leso ho’o, wa’i padir : Karena hari ini kita berkumpul

Ulu pukul ami keluarga mese : Seluruh keluarga besar

Wa’u dite : Sanak saudara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

182

Nénggitu kole : Begitu juga

Anak rona agu anak wina : Keluarga laki-laki dan perempuan

Té wéntar di’a : Untuk membersihkan sebaik-baiknya

Ko té wéntar cama loce dé hau :(Atau) Bersama-sama membersihkan

tikarmu

Pasang di’a kole lampu : Menyalakan baik-baik lampu

Ho’o adak di’an leso ho’o ga : Hari inilah upacaranya

Neka manga pu’ung kole : Jangan dimulai lagi

Neka manga nunga duang : Jangan ada kotoran

Ndala koles loce : Tikar digelar kembali

Tutung koles lampu : Lampu dinyalakan kembali

Lanars wae mata asis ga : Banyak tangisan

Ho’o de olon lami : Inilah awalnya

Té geal wéki dé keluarga mese ho’o : Untuk meringankan duka keluarga

Ménggitu kole hau nggér olo : Begitu juga engkau untuk kedepannya

Toe kopn tai tombo dami : Tidak sempurna permohonan kami

One mai leso ho’o : Karena hari ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

183

Ita one urat manuk ho’o tekerewut : Urat ayam ini terbelit

Tambang dara, toe pésun ne manuk ho’o: Berdarah, tidak ada jawaban

Somba… o… : Kasihanilah.... oooo....

Éma agu énde : Ayah dan ibu

Manuk laingn lami léso ho’o : Kami menyembahkan ayam hari ini

Acara wéntar loce : Untuk membersihkan tikar

Agu pésang lampu : Dan memasang lampu

Wae bé saled ite : Engkau berada di seberang sungai

Ngalor bé awo ami : Kami berada di sisi lainnya

Eme manga té awar : Jika ada yang menawar

Neka koe makak ite : Jangan berikan

Eme manga kole ata : Jika ada orang yang

Té tégi rewit kole wéki : Hendak meminta tumbal

Neka tei lite : Janganlah engkau berikan

Ho’o adak di’an : Inilah adatnya

Wéntar di’a loce : Untuk membersihkan tikar

Pésang di’a lampu : Menyalakan lampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

184

Neka ndalas kole loce : Tikar jangan digelar

Neka pasangs kole lampu : Lampu-lampu jangan dinyalakan

Kop laingn tai tombo dami : Sempurnalah permintaan kami

Léso ho’o : Pada hari ini

Com ita one urat manuk ho’o : Nyatakanlah dalam urat ayam ini

3.12.11 Kélas, Paka Di’a atau Pédéng Bokong

Kélas adalah pesta kenduri yang merupakan puncak dari seluruh ritus kematian.

Kélas adalah acara penghabisan kita mengenang orang yang telah meninggal tersebut

atau peringatan arwah bagi yang meninggal dunia. Acara adat ini juga disebut

“pédéng bokong” (pédéng:titip, menitip, menyimpan, bokong:perbekalan) yakni suatu

ritus yang dimaksudkan agar orang yang telah meninggal mendapat tempat yang

layak dalam kerajaan Mori agu Ngaran (Tuhan Pemilik Kehidupan).

Acara kélas ini tak memiliki aturan khusus terkait waktu pelaksaannya. Ada yang

mengadakannya pada 40 hari setelah seseorang meninggal, atau pula selang 6 bulan

setelah orang itu meninggal atau bahkan setahun. Patokannya tergantung pada

persiapan dari seluruh pihak, khususnya ase-ka’e dan anak wina.

Hewan kurban yang dibutuhkan dalam acara inia dalah babi (éla) atau kerbau

(kaba). Pada kesempatan ini pihak anak rona akan menerima wali (pengembalian atas

segala sesuatu yang mereka berikan pada saat kematian itu, khususnya babi dan kain

songke) berupa sejumlah uang yang jumlahnya melebihi harga nominal benda itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

185

Torok Kélas

Dénge di’a lé hau éla : Dengarlah wahai babi

Tara mangan cau laingm hau : Adapun alasan kami memegangmu

Léso ho’o lami ase ka’e : Pada hari ini oleh adik kakakmu

Nénggitu kole lé ngasang : Begitu juga

Anak wina agu anak rona : Keluarga perempuan dan laki-laki

Ai léso ho’o muing adak kélas : Karena hari ini diadakan upacara kenduri

Kudut tanda muing : Untuk menandai

Beo agu golom hau : Kampung tempat tinggalmu

Kudut bé sina muing hau : Untuk memisahkan

Bé ce’e muing ami : Alam kita

Kudut hau kali ga : Supaya engkau

Neka ba one anak : Tidak diberikan ke anakmu

Neka kawes ase ka’em : Janganlah engkau mencari keluargamu

Agu neka porongs : Dan jangan mencari

Sangged émpo dom : Seluruh cucumu

Hau kali ga tukam nggér le : Arahkanlah tubuhmu ke surga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

186

Tadu lau : Tutuplah semua

Kudut emo dopo kali ami musi mai : Supaya berhenti segala duka

Wur sangget rucuk : Usirlah segala kemiskinan

Kéndos sangged dango : Terlepas segala kekeringan

Neka mangas ringing tis : Jangan ada malapetaka

Népo léso : Kerja keras

Kudut téla koe kali galang pe’ang : Supaya pagar-pagar tertutup rapat

Mose api kétékm one : Dan ada api untuk memasak

Tegi dami kole : Kami

Ngasang ase ka’ewa’um, : Sebagai saudaramu juga meminta

Nggitu kole pa’ang agu ngaung : Begitu juga warga kampung

Agu sangged ngasang anak rona : Dan seluruh keluarga dari pihak laki-laki

Anak wina, ai léso ho’o : Maupun dari pihak perempuan, hari inilah

Kudut adak kélas : Dibuat upacara kenduri

Tanda beo agu golom hau : Untuk menetapkan kampungmu (dunia)

Kudut bé sina muing hau : Supaya engkau tinggal di kampungmu

Bé ce’e muing ami : Kami tinggal di kampung (dunia) kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

187

Kudut hau kaliga neka ba one anak : Tidak boleh engkau bawa (penderitaan)

kepada anak-anakmu

Neka kawe ase ka’e : Jangan kau cari lagi saudaramu

Agu neka porongs sangged émpo dom : Dan juga jangan kau cari cucu-cucumu

Hau kaliga tukam nggér le : Dan engkaupun harus menghadap ke surga

Tonim nggér ce’e : Punggungmu membelakangi kami

Kétekm one : Betahlah tinggal di surga

Hitu pe’ang de éla : Kami sudah menyiapkan babi di luar

Adak kélas tanda beo agu golom : (Untuk) upacara kenduri dan menandai

kampungmu (duniamu)

Hitus de tombo ata kopd : Itulah permintaan kami

Hitus de pa’u ata patut : Itulah harapan kami

Pinga di’a torok hitu sina : Pahamilah permintaan kami

Senget di’a le : Dengarlah baik-baik doa kami

Éla laing tu’ung to’ong : Inilah babi terbaik

Ita one urak : Nyatakanlah dalam urat babi

3.13 Rangkuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

188

Torok sebagai doa sastrawi menunjukkan konsep bahwa Orang Manggarai

dalam totalitas diri manusia adalah nenek moyang dan alam dunia. Di dalam doa,

orang tidak hanya menghadirkan individualitasnya, melainkan mengangkat dan

menyadari keseluruhan jaringan relasi yang menentukan keberadaan dan

keberlangsungannya. Untuk membuka lingko (kebun komunal) dibuat upacara untuk

memohon izin pada tanah, batu, tali, kayu dan lain-lain dengan menyirami mereka

dengan tuak. Keseluruhan lingkungan ini dilibatkan dalam totalitas diri. Torok yang

menyertai ritus pembangunan rumah, misalnya mengundang kehadiran dan

perlindungan roh nenek moyang untuk memberkati bahan-bahan yang telah

disiapkan.

Karena nenek moyang pun merupakan bagian dari diri, maka tanggung jawab

dan keprihatinan atas apa yang dialami sekarang diharapkan pula menjadi tanggung

jawab dan keprihatinan mereka. Kekurangan kita yang hidup tidak perlu menjadi

alasan untuk berputus asa sebab mereka yang memiliki corak keberadaan yang

melampaui serba keterbatasan akan melengkapi apa yang kurang pada kita.

Pandangan ini menguatkan optimisme masyarakat dalam menghadapi berbagai

persoalan.

Dalam upacara Oke Cu’a untuk memohon penyertaan Tuhan bagi seluruh

pekerjaan menanam, paham diri yang holistik ini menemukan pengungkapan yang

sangat tegas. Seluruh sudut kampung, semua yang menjadi warganya, dihadirkan

sebagai suatu diri kolektif yang memerlukan berkat dan perlindungan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

189

Pengalaman kesatuan dalam mengelola lingko (kebun komunal) dan menata

kehidupan di kampung menumbuhkan kesadaran akan pentingnya semangat kesatuan.

Semua warga memiliki martabat yang sama dan memberikan kontribusi penting

untuk kontribusi kampung. Tidak ada yang hendak dikeluarkan dari kesatuan

kehidupan warga itu. Kesederajatan itu antara lain dinyatakan dalam duduk bersila

dan berbicara. Seluruh kampung, manusia, dan tanah dihadirkan di hadapan Tuhan

sebagai satu totalitas diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

190

BAB IV

STRUKTUR RITUS, MAKNA DAN FUNGSI TOROK

DALAM TRADISI

MASYARAKAT MANGGARAI

4.1 Pengantar

Dalam bab IV ini akan dijelaskan makna dan fungsi torok dalam tradisi

masyarakat Manggarai. Penjelasan makan dan fungsi torok didasarkan pada tradisi

masyarakat Manggarai yang selalu menyertakan torok dalam setiap upacara adat dari

deskripsi torok itu sendiri. Penjelasan dalam bab ini akan diawali dengan makna

Torok, fungsi-fungsi yang terdapat dalam torok, dan diakhiri dengan rangkuman

mengenai makna dan fungsi torok.

4.2 Struktur Ritus Masyarakat Manggarai

Struktur ritus masyarakat Manggarai sama seperti struktur upacara adat pada

umumnya, yakni terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. Pada ritus masyarakat

Manggarai, pembukaan sebuah upacara adat ditandai dengan salam dan penyampaian

maksud dan tujuan diadakannya upacara tersebut. Salam biasa disampaikan dengan

istilah tabe wie ase-kae pa’angn olo ngaungn musi (selamat malam saudara

sekampung), lalu dilanjutkan dengan penyampaian maksud dan tujuan yang tertuang

dalam pernyataan lonto cama dite wie ho’o ali manga….. (malam ini kita berkumpul

karena (sebutkan tujuan sesuai upacara). Setelah disampaikan tujuan, masuklah ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

191

upacara inti. Dalam bagian inti ini, disampaikan secara utuh maksud dan tujuan

upacara kemudian mengundang leluhur untuk merestui dan memberikan berkat untuk

keluarga yang mengadakan hajatan. Kemudian disusul dengan penutup yang berisi

ucapan terima kasih.

4.3 Makna Torok bagi Masyarakat Manggarai

Berdasarkan pendapat yang diperoleh dari narasumber dan pemuka adat yang

mengerti dan memahami budaya Manggarai termasuk torok, maka terdapat

kesimpulan mengenai makna torok dalam upacara adat masyarakat Manggarai.

Makna-makna tersebut yaitu: (1) makna historis, makna ini mengisahkan kepercayaan

masyarakat Manggarai pada zaman dahulu yang masih menganut kepercayaan

animisme dan dinamisme. Hal ini dapat dilihat dari dibangunnya compang (altar) di

tengah-tengah kampung. Compang ini berfungsi sebagai tempat menaruh sesajen

untuk Mori Keraéng dan leluhur. Karena pada zaman dulu masyarakat Manggarai

belum mengenal agama, maka untuk berdoa kepada Wujud Tertinggi atau leluhur,

masyarakat Manggarai menggunakan bahasa kiasan yang berisi pujian, penyembahan,

permohonan dan pengampunan dosa yang disebut torok. (2) makna persaudaraan,

makna ini menunjuk kepada kekompakan masyarakat Manggarai yang tertuang dalam

kalimat “pa’ang olo ngaung musi” yang berat kemufakatan dan kesepakatan sluruh

masyarakat kampung dalam mengambil tindakan. Adapun penjelasan dari ketiga

makna tersebut adalah sebagai berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

192

4.3.1 Makna Religius

Torok dalam budaya masyarakat Manggarai dianggap sebagai doa kepada Tuhan

dan para leluhur. Masyarakat Manggarai pada zaman dulu percaya bahwa Tuhan ada

tetapi mereka belum mengenal wujudNya. Setelah masuknya agama Katolik,

masyarakat Manggarai lalu mengenal Tuhan serta wujudNya sebagaimana yang

diimani oleh agama Katolik. Doa tersebut berisi ungkapan terima kasih kepada

Tuhan, karena Tuhan mempunyai kasih yang sangat besar kepada manusia, walaupun

manusia hanyalah hasil ciptaanNya dan rendah dihapanNya. Selain berterima kasih

kepada Tuhan, masyarakat Manggarai juga mengucapkan terima kasih kepada leluhur

mereka untuk penyertaan dan perlindungan dalam kehidupan mereka. Selain

ungkapan terima kasih, doa tersebut juga berisi ungkapan syukur untuk semua berkat

dan perlindungan yang Tuhan dan leluhur berikan kepada mereka, baik itu berkat

berupa kesehatan, berkat kesuburan, dan berkat akan kedamaian yang tercipta di

kampung mereka. Adapun yang menjadi ungkapan terakhir adalah ujud atau

permohonan sesuai dengan kebutuhan mereka. Ujud atau permohonan tersebut

didaraskan disertai dengan menyembelih ayam jantan putih sebagai kurban terhadap

Tuhan dan leluhur.

4.3.2 Makna Historis

Sebelum masuknya agama Katolik ke Manggarai kurang lebih pada tahun 1914,

masyarakat Manggarai sudah mengenal konsep ketuhanan yang mereka sebut sebagai

Mori Kéraeng. Orang Manggarai mengenal Tuhan tidak hanya dengan nama Mori

Kéraeng, tetapi ada juga sebutan lain, seperti Mori (n), Mori Jari agu Dedek (Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

193

pencipta dan Pemelihara), Mori Somba, dan lain-lain. Masyarakat Manggarai yang

pada saat itu menganut konsep animisme dan dinamisme percaya bahwa memberikan

sesajen dengan diiringi oleh doa yang menggunakan bahasa kiasan akan

menyenangkan wujud tertinggi. Oleh karena itu masyarakat Manggarai lalu

membangun compang (altar) yang diletakkan di tengah-tengah kampung dan di

belakang compang tersebut ditanam pohon besar yang berguna sebagai pelindung

compang. Berdasarkan kepercayaan tersebut, maka masyarakat Manggarai selalu

berdoa di compang tersebut. Sebelum melakukan suatu kegiatan, masyarakat

Manggarai yang dipimpin oleh Tu’a Golo berdoa bersama-sama di compang tersebut.

Doa yang didaraskan tidak menggunakan bahasa Manggarai yang biasa yang

digunakan sehari-hari, tetapi menggunakan bahasa kiasan tinggi. Doa tersebut dikenal

dengan nama torok. Torok sebagai doa masyarakat Manggarai kemudian dijadikan

sebagai tiang utama dalam upacara adat di Manggarai. Kedudukan torok yang tinggi

dalam budaya Manggarai menjadikan torok sebagai suatu tindakan sakral yang tidak

bisa diganggu gugat. Ketika torok didaraskan, semua orang harus duduk bersama

dalam satu ruangan, mulai dari yang kecil sampai yang tua. Masyarakat Manggarai

harus menciptakan suasana hening ketika torok didaraskan, jika tidak, maka kesialan

akan menimpa.

Dalam upacara adat, torok didaraskan sesuai dengan momen atau tujuan upacara

tersebut. Misalnya dalam upacara Wu’ad Wa’i, penutur torok menyampaikan torok

yang berisi permohonan kepada Allah atau leluhur untuk menyertai proses belajar

sang anak agar dapat meraih gelar sarjana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

194

Berikut ini akan dipaparkan torok dalam upacara Wu’ad Wa’i (Memberikan

bekal) .

Dénge di’a meu : Dengarlah wahai kalian

Céki énde céki éma : Leluhur dari pihak ayah dan ibu

Le watu agu le tana : Yang mendiami batu dan tanah

Hitu neng ite morin agu ngaran : Begitu juga Engkau Tuhan Pemilik

Ai émpos meu anak dami : Karena cucu kalian adalah anak kami

Ai ata kudut kawe gerak lage tacik : Hendak merantau menyebrangi laut

Tégi dami wie ho’o : Malam ini kami meminta

Kamping meu céki : Kepada kalian para leluhur

Nggitu neng ite Morin agu ngaran : Begitu juga Engkau Tuhan Pemilik

Dasor teing gerak koe émpos meu : Terangilah jalan cucumu

Méndi dite mori : Terangilah jalan hambaMu

Dasor sembeng agu jaga lite du lakon: Lindungilah ia dalam perjalanan

Ho’o kudut tadang one mai bahaya : Sehingga dijauhkan dari bahaya

One salang sampai agu tempat : Selama dalam perjalanan

Kawe gerak hia : Sampai di tempat tujuannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

195

Hitu gésar dami kamping meu : Itulah permintaan kami kepada kalian

Céki ende agu céki ema : Leluhur dari pihak ayah dan ibu

Nggitu neng ite mori agu ngaran : Begitu juga Engkau Tuhan Pemilik

Ho’o de manuk bakok : Inilah ayam jantan putih

Kudut wu’ad wa’i : Untuk memberi bekal cucu kalian

Hitu de torok, hitu de bilang : Itulah permintaan kami

Kom lé torok di’an lé bilang : Pahamilah permintaan kami

Pinga di’a meu sina : Ketahuilah

Senget di’a meu le : Dan dengarlah baik-baik doa kami

Manuk leng tu’ung manuk ho’o : Inilah ayam terbaik

Itan urat manuk ho’o : Nyatakanlah melalui urat ayam ini

4.3.3 Makna Persaudaraan

Dalam melaksanakan sebuah upacara adat, sebuah keluarga tidak bisa

melaksanakannya tanpa bantuan dari sanak saudara dan warga kampung. Ketika akan

dilaksanakannya sebuah upacara adat, seluruh warga kampung berkumpul di rumah

adat untuk mendengarkan petuah dan nasihat dari Tu’a Golo. Dari hal ini terlihat

bahwa masyarakat Manggarai menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Hal ini menyata

dalam pernyataan “pa’ang olon, ngaung musi” yang berarti seluruh masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

196

kampung harus seia-sekata dalam memutuskan suatu perkara. Makna persaudaraan

ini terlihat jelas dalam upacara pembangunan rumah. Dalam upacara ini, masyarakat

kampung berpartisipasi membangun rumah.

4.4 Fungsi Torok Bagi Masyarakat Manggarai

Torok dalam berbagai upacara adat di Manggarai mempunyai beberapa fungsi.

Fungsi-fungsi tersebut diperoleh dari torok dalam berbagai upacara adat dan dari

beberapa pendapat yang diutarakan narasumber. Maka dapat ditarik kesimpulan

mengenai beberapa fungsi torok bagi masyarakat Manggarai, yaitu fungsi sosial,

fungsi magis, fungsi ajaran hidup dan fungsi estetis. Adapun penjelasan mengenai

fngsi-fungsi torok bagi masyarakat Manggarai adalah sebagai berikut:

4.4.1 Fungsi Magis

Fungsi magis ini terungkap dalam suasana hening ketika torok didaraskan.

Dalam suasana hening, para hadirin juga dapat merenungi maksud torok yang

didaraskan. Selain itu kegaiban juga tercipta dalam suasana ini karena adanya

peraturan saat torok didaraskan dan seluruh masyarakat kampung mematuhi larangan

itu tanpa perlu diperingati.

4.4.2 Fungsi Ajaran Hidup

Menurut Matheus Djehaut (55), mengatakan bahwa sebenarnya fungsi ini

tertuang dalam semua proses sebuah upacara adat dari awal sampai akhir. Dalam

upacara Teing Hang, misalnya, mengingatkan kita untuk tidak melupakan leluhur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

197

selalu menghormati mereka. Melalui upacara Pembangunan Rumah, kita diajarkan

untuk hidup sebagai mahluk sosial, dimana kita harus saling membantu.

4.4.3 Fungsi Sosial

Fungsi sosial dikaitkan dengan kekompakkan masyarakat Manggarai dalam

mengadakan upacara adat. Melalui upacara adat perselisihan antara sesama warga

kampung dapat diselesaikan.

4.4.4 Fungsi Estetis

Fungsi estetis yang terdapat dalam torok bagi masyarakat Manggarai adalah

dalam penggunaan kata-kata kiasan tinggi yang puitis. Bentuk kebahasaan tersebut

merupakan ungkapan magis yang menjadi medium khusus dan banyak menggunakan

pilihan kata serta bunyi-bunyi yang diyakini mempunyai kekuatan gaib dan magis

yang mampu menimbulkan sugesti besar kepada pengucapannya dan orang yang

mendengarnya.

4.5 Rangkuman

Makna dan fungsi torok bagi masyarakat Manggarai diperoleh dari pendapat

beberapa narasumber. Seperti pemuka adat, tokoh masyarakat, pengamat kebudayaan

Manggarai serta penutur torok itu sendiri. Hasil wawancara yang diperoleh dari

narasumber mengenai makna torok bagi masyarakat Manggarai terdapat tiga makna,

yaitu makna religius, makna historis dan makna persaudaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

198

Makna historis ini mengisahkan tentang kepercayaan masyarakat Manggarai

sebelum masuknya agama Katolik ke Manggarai pada tahun 1914. Masyarakat

Manggarai yang masih menganut konsep animisme dan dinamisme percaya akan

Wujud Tertinggi yang dikenal dengan nama Mori Keraeng dan masyarakat

Manggarai menyampaikan ujud dan permohonan mereka melalui torok. Sedangkan

makna persaudaraan menunjuk kepada kekompakkan dan kerja sama dalam

mengerjakan segala sesuatu.

Fungsi torok bagi masyarakat Manggarai yaitu: (1) Fungsi magis, fungsi ini

berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Manggarai terhadap roh-roh leluhur yang

telah meninggal. (2) Fungsi sosial, fungsi ini berkaitan dengan partisipasi masyarakat.

(3) Fungsi Ajaran Hidup, fungsi ini mengajarkan kita untuk menghargai sesama,

saling membantu, dan membina persaudaraan. (4) Fungsi Estetis berkaitan dengan

pengucapan tuturan-tuturan torok yang bersifat puitis yang membuat upacara menjadi

menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

199

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kebudayaan memiliki cakupan yang sangat luas. Selain mempelajari tentang

adat istiadat dan perilaku manusia dalam berbudaya, dipelajari pula sastra lisan dari

budaya tersebut. Sastra lisan ada untuk melestarikan budaya melalui seni tutur.

Umumnya, bahasa yang digunakan dalam sastra lisan adalah bahasa sastra yang

memiliki banyak pesan moral. Manggarai, sebagai salah satu kabupaten di ujung

barat Pulau Flores juga mempunyai seni tutur yang bermacam-macam, salah satunya

adalah torok. Torok disebut juga sebagai doa asli Orang Manggarai. Dalam torok,

Orang Manggarai memuji dan memuliakan kebesaran Mori Jari agu Dedek (Tuhan

Pencipta) dan juga meminta bantuan dari roh leluhur dan keluarga yang sudah

meninggal untuk membantu mereka. Orang Manggarai, yang sebagian besar

merupakan penganut agama Katolik, memandang doa sebagai tonggak utama dalam

hidup. Begitu pula pandangan mereka terhadap torok dalam upacara adat. Tanpa

torok, sebuah upacara adat tidak ada artinya.

Sebagaimana teks torok telah dibahas pada bab III, torok mempunyai struktur

yang tetap. Struktur ini tidak dapat diubah. Torok sebagai doa lisan yang mengandung

unsur estetika berstruktur sebagai mana doa-doa pada umumnya, yaitu (1) sapaan

terhadap Tuhan dan leluhur, (2) pujian terhadap Tuhan dan leluhur atas kebaikan

mereka, dan (3). ucapan permohonan kepada Tuhan dan leluhur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

200

Torok di Manggarai, NTT, memperlihatkan bahwa sastra lisan, terutama torok

memiliki peran yang penting dalam budaya setempat. Torok sebagai doa asli Orang

Manggarai berperan sebagai tonggak utama sebuah upacara adat di Manggarai.

Sebuah upacara adat tidak bisa dilangsungkan tanpa adanya torok.

Torok dalam tradisi Manggarai yang dibahas pada bab III adalah doa-doa puitis

yang digunakan dalam ritus. Ritus yang menyentuh berbagai aspek kehidupan selalu

disertai dengan torok. Keberlekatan ritus dengan torok mengungkapkan satu gejala

yang cukup umum di dalam agama-agama, yang di dalam teologi sakramen Gereja

Katolik diungkapkan dalam kesatuan antara tindakan dan kata. Kata-kata yang

diucapkan baik sebagai doa maupun sebagai ungkapan performatif yang menciptakan

realitas, merupakan proklamasi dari tindakan. Tindakan diwartakan melalui kata-kata.

Sebab itu, doa di dalam ritus umumnya torok merupakan doa yang didaraskan untuk

turut didengar oleh para peserta.

Torok adalah satra lisan dan merupakan doa yang menyertai ritus. Bentuknya

sebagai doa sudah menyatakan posisi istimewa torok bagi pengalaman kehadiran

Tuhan. Keberlekatan torok pada ritus mempunyai konsekuensi bahwa torok tidak

dapat dilepaskan dari upacara tertentu dan hanya mempunyai makna sejauh

didasarkan di dalam upacara tersebut.

Sebagai doa puitis yang menjadi bagian dari ritus, torok adalah bentuk

penghadiran diri Orang Manggarai. Di hadapan kata-kata yang kuat diucapkan

dengan penuh kewibawaan oleh pemimpin ritus, para peserta yang berakar dalam

budaya Manggarai mudah dibawa dalam pengalaman religius menyeluruh. Torok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

201

sebagai doa sastrawi menunjukkan konsep Orang Manggarai bahwa termasuk dalam

totalitas diri manusia adalah nenek moyang dan alam dunia. Di dalam doa, orang

tidak hanya menghadirkan individualitasnya, melainkan mengangkat dan menyadari

keseluruhan jaringan relasi yang menentukan keberadaaan dan keberlangsungannya.

Untuk membuka lingko dibuat upacara untuk memohon izin pada tanah, batu, tali,

kayu, dan lain-lain dengan menyirami mereka dengan tuak. Keseluruhan lingkungan

ini dilibatkan dalam totalitas diri. Torok yang menyertai ritus pembangunan rumah,

misalnya, mengundang kehadiran dan perlindungan roh nenek moyang dan

memberkati bahan-bahan yang telah disiapkan.

Tidak semua orang bisa menjadi penutur torok. Torok hanya bisa didaraskan oleh

orang-orang yang memiliki talenta tertentu. Penutur torok harus mengetahui adat

istiadat Orang Manggarai, harus bisa berbahasa Manggarai, dan pintar menggunakan

bahasa kias (go’et). Ada tiga makna yang terkandung dalam torok, yakni makna

religius, makna historis, dan makna persaudaraan. Makna religius memandang torok

sebagai doa orang Manggarai yang puitis, makna historis mengisahkan kepercayaan

masyarakat Manggarai dulu sebelum masuknya agama Katolik, dan makna

persaudaraan menunjuk kepada kekompakkan masyarakat Manggarai. Torok

mempunyai empat fungsi, yaitu fungsi magis, fungsi ajaran hidup, fungsi sosial, dan

fungsi estetis. Fungsi magis terungkap dalam suasana hening ketika torok didaraskan

sehingga torok dapat direnungkan. Fungsi ajaran hidup tertuang dalam semua proses

dari awal sampai akhir, dimana terdapat banyak pesan moral yang disampaikan dalam

setiap proses. Fungsi sosial dikaitkan dengan kekompakkan masyarakat Manggarai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

202

dalam mengadakan upacara adat. Fungsi estetis terungkap dalam penggunaan kata-

kata kiasan tinggi yang puitis.

5.2. Saran

Jika dikaji secara mendalam dan lebih luas lagi, akan terlihat bahwa sastra lisan

torok dalam masyarakat Manggarai mengandung fungsi estetis, fungsi religius, dan

fungsi historis. Selain itu torok juga mengandung nilai-nilai dan pesan moral yang

dijunjung tinggi masyarakat Manggarai.

Dari seluruh penelitian tersebut, disarankan agar dapat dilakukan sebuah

penelitian mendalam tentang sastra lisan, terutama torok di Manggarai. Penelitian ini

sudah membahas torok sebagai puisi ritual orang Manggarai. Diharapkan ada peneliti

lain yang membahas torok dari segi gaya bahasa, diksi, peribahasa. Dari sudut studi

sastra, sebenarnya masih banyak aspek menarik lainnya yang perlu diungkapkan,

misalnya aspek stilistika, individuasi, rima, point of view, teknik naratif dan

penciptaan, dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut membutuhkan penelitian tersendiri

yang luas dan mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

203

DAFTAR PUSTAKA

Anh, To Thi. 1984. “Nilai Budaya Timur dan Barat” Terjemahan John Yap Pareira. Jakarta:

Gramedia

Bagus, Lorens. 1990. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Bahm, Archie J. 2003. “Filsafat Perbandingan” Terjemahan A. Widyamartaya. Yogyakarta:

Kanisius

BPS. 2003. Manggarai Dalam Angka. Ruteng: Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai

Dagur, Anton Bagul. 1990. Kebudayaan Manggarai Sebagai Salah Satu Khazanah Kebudayaan

Nasional. Surabaya: Ubhara Press

Deki, Kanisius Teobaldus. 2011. Tradisi Lisan Orang Manggarai-Membidik Persaudaraan

Dalam Bingkai Sastra. Jakarta: Parrhesia Institute

Do KoO, Fransiskus Xaverius. 1984. “Jiwa Sesuai Paham Manggarai Asli dan Pergeseran

Pengaruh Pandangan Kristiani” Skripsi. Maumere: STFK Ledalero

Embu, Eman J dan Robert Mirsel [eds]. 2004. Gugat! Darah Petani Kopi Manggarai. Maumere:

Ledalero

Febrian, Raju. “Ebu Gogo dari Liang Bua” Dalam Tempo, 14 November 2004

Fernandez, Stephanus Ozias. 1979. Filsafat Moral. Maumere: STFK Ledalero

Hadi, Surtisno. 1979. Metodologi Research. Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi Universitas Gajah Mada

Harian Umum Pos Kupang. “Diperkirakan Manggarai Memiliki Kandungan Emas”, Kamis, 26

Juni 1997

Harrold, Brundvand Jan. 1998. American Folklore: An Encyclopedia. London: Garland

Publishing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

204

Haryanto, Ivan. 2003. “Agama Asli Orang Manggarai” Bahan Seminar. Maumere: STFK

Ledalero

Hemo, Doroteus. 1990. Pola Penguasaan Pemilikan Tanah dan Penggunaan Tanah Secara

Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur. Kupang: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan

Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah

Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djembatan

Nggoro, Adi M. 2006. Budaya Manggarai. Ende: Nusa Indah

Petu, Piet. 1996. Nusa Nipa. Ende: Nusa Indah

Raho, Bernard. 2003. “Asal-Usul Kehidupan Menurut Orang Manggarai” Dalam Majalah La’at

Natas Edisi 3 Tahun, II, Juni. Ruteng

Rosari, Anton de [ed]. 1996. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial

Masyarakat di Daerah Nusa Tenggara Timur. Kupang: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: Rajagrafindo

Sumarjo, Jacob. 1990. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka

Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai

Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera

Team Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Toda, Dami N. 1999. Manggarai Mencari Pencarian Historiografi. Ende: Nusa Indah

Verheijen. Jilis A.J. 1977. Manggarai Texts 2. Stensilan. Regio SVD Ruteng

_______________. 1978. Manggarai Texts 5. Stensilan. Regio SVD Ruteng

_______________. 1980. Manggarai Texts 6. Stensilan. Regio SVD Ruteng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

205

_______________. 1987. Manggarai Texts 7. Stensilan. Regio SVD Ruteng

_______________. 1978. Manggarai Texts 8: Dialek-dialek Manggarai Timur dan Barat.

Stensilan. Regio SVD Ruteng

_______________. 1987. “Pulau Komodo Tanah, Rakyat dan Bahasanya” Terjemahan Achadiati

Ikram. Jakarta: Balai Pustaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

206

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

207

DAFTAR INFORMAN

1. Nama Narasumber : Bapak Yoseph Ngadut

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 61 tahun

Tempat Tinggal : Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil, Pemilik Sanggar Lawe Lenggong

2. Nama Narasumber : Bapak Matheus Djehaut

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 55 tahun

Tempat Tinggal : Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai

Pekerjaan : Petani

3. Nama Narasumber : Bapak Agustinus P. Barut

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 51 tahun

Tempat Tinggal : Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil, Tu’a Golo Tenda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: TOROK : PUISI RITUAL ORANG MANGGARAI - USD Repository · Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain

208

4. Nama Narasumber : Bapak Lukas Djehua

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia :78 tahun

Tempat Tinggal : Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai

Pekerjaan : Petani, Penutur Torok Gendang Tenda

5. Nama Narasumber : Bapak Petrus Esu

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 59 tahun

Tempat Tinggal : Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil, Penutur Adat Gendang Tenda

6. Nama Narasumber : Bapak Petrus Anggut

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 57 tahun

Tempat Tinggal : Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai

Pekerjaan : Petani, Warga Gendang Tenda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI