PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan...

137
UJI A EKSTRAK DENGAN ME Di Me ANALGESIK FRAKSI ETANOL-HEKSAN K METANOL-AIR DAUN Macaranga tana ETODE GELIAT PADA MENCIT GALUR SKRIPSI iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Silvia Dwi Puspa Susanti NIM : 128114086 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 N arius L. R SWISS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

UJI ANALGESIK FRAKSI ETANOL

EKSTRAK METANOL

DENGAN METODE GELIAT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

UJI ANALGESIK FRAKSI ETANOL-HEKSAN

EKSTRAK METANOL-AIR DAUN Macaranga tanarius

DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT GALUR SWISS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Silvia Dwi Puspa Susanti

NIM : 128114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

HEKSAN

Macaranga tanarius L.

MENCIT GALUR SWISS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

UJI ANALGESIK FRAKSI ETANOL

EKSTRAK METANOL

DENGAN METODE GELIAT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

i

UJI ANALGESIK FRAKSI ETANOL-HEKSAN

EKSTRAK METANOL-AIR DAUN Macaranga tanarius

DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT GALUR SWISS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Silvia Dwi Puspa Susanti

NIM : 128114086

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

HEKSAN

Macaranga tanarius L.

MENCIT GALUR SWISS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

ii

Persetujuan Pembimbing

UJI ANALGESIK FRAKSI ETANOL-HEKSAN

EKSTRAK METANOL-AIR DAUN Macaranga tanarius L.

DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT GALUR SWISS

Skripsi yang diajukan oleh:

Silvia Dwi Puspa Susanti

NIM : 128114086

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. tanggal:

Pembimbing Pendamping

Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. tanggal:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

UJI ANALGESIK FRAKSI ETANOL-HEKSAN

EKSTRAK METANOL-AIR DAUN Macaranga tanarius L.

DENGAN METODE GELIAT PADA MENCIT GALUR SWISS

Oleh:

Silvia Dwi Puspa Susanti

NIM : 128114086

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

pada tanggal: ……………..…….

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. ……………………...

2. Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. ………………………

3. Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. ………………………

4. Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. ………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Opportunity follows struggle. It follows effort. It follows hard work. It doesn’t

come before.

-Shelby Steele-

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus sebagai sumber kekuatan dan anugerah dalam hidupku,

Santo Yudas Tadeus yang menjadi perantara doa dan mukjizat,

Kedua orang tuaku Bapak F.X. Suripto dan Ibu V.Y. Sulisti

yang telah memberikan doa, dukungan, perjuangan, serta kasih sayang,

Mbak Ivon, Surya, Christie, serta sahabat dan teman-teman, dan

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta,………………………..

Penulis

(Silvia Dwi Puspa Susanti)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGANAKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas

berkat, kasih, dan penyertaan-Nya hingga penelitian dan penyusunan skripsi

berjudul “Uji Analgesik Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. dengan Metode Geliat pada Mencit Galur Swiss” dapat

penulis selesaikan. Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran,

dukungan, dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Bapak Enade Perdana Istyatono, Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama menjalani

proses perkuliahan di Fakultas Farmasi hingga saat ini.

3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing Utama atas

bimbingan, semangat, bantuan, dan pengarahan selama proses penelitian

hingga penyusunan skripsi ini.

4. Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing

Pendamping atas bimbingan, pengarahan, saran, serta masukan selama proses

penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik hingga skripsi ini tersusun.

6. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik hingga skripsi ini tersusun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

viii

7. Bapak, Ibu, Mbak Ivon, Mas Theo, Surya, Christie, dan Mbah Marjono yang

selalu memberikan doa, dukungan, semangat, bantuan, dan kasih sayang.

8. Pak Heru, Pak Wagiran, Pak Suparjiman, dan Pak Kayatno yang telah

membantu dalam proses penelitian di laboratorium.

9. Sahabat yang setia membantu, mendukung, dan memberi semangat dalam

perjuangan menyelesaikan skripsi ini, Nurul Kusumawardani, Antonia Vidya

Kartika, dan Kristiyani Irawati. Terimakasih atas kesempatan berjuang

bersama kalian.

10. Teman-teman FSM B dan FKK B 2012.

11. Seorang sahabat sekaligus kekasih, Benediktus Prasetyo Adhi Kurniawan.

Terimakasih atas dukungan, pengertian, kesabaran, doa, saran, dan kasih

sayang yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna,

untuk itu penulis sangat terbuka pada masukan dan kritik dari pembaca. Akhir

kata, semoga karya ini dapat berguna bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Yogyakarta, November 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………... vi

PRAKATA …………………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xv

INTISARI ………………………………………………………………….. xvii

ABSTRACT ............................................................................................. xviii

BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1

1. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 4

2. Keaslian Penelitian …………………………………………………. 4

3. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 6

B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………... 7

A. Nyeri. …………………………………………………………………… 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

x

B. Analgesik ……..……………………………………………………….. 12

C. Asetosal ……………………………………………………………….. 15

D. Macaranga tanarius L ..……………………………………………….. 16

E. Senyawa Fenolik ……………………………………………………….. 21

F. Metode penyarian ..…………………………………………………….. 21

G. Proses penyarian senyawa aktif ...……………………………………… 23

H. Pelarut ……..…………………………………………………………… 26

I. Metode uji Analgesik …………………………….…………………….. 28

J. Asam asetat ..…………………………………………………………… 31

K. Landasan Teori …………………………………………………………. 32

L. Hipotesis ……………………………………………………………….. 33

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………... 34

A. Jenis dan Rancangan penelitian ………………………………………... 34

B. Variabel dan Definisi Operasional ……………………………………... 34

C. Bahan Penelitian ……………………………………………………….. 38

D. Alat Penelitian ………………………………………………………….. 39

E. Tata Cara Penelitian ……………………………………………………. 39

F. Analisis Hasil ………………………………………………………...… 50

G. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………… 52

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………….. 53

A. Determinasi Tanaman Macaranga tanarius L. ………………………… 53

B. Pengumpulan dan Penyerbukan Daun macaranga tanarius L. ……….. 53

C. Penetapan Kadar Air …………………………………………………… 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xi

D. Pembuatan Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. ………………………………………………… 56

E. Hasil Pengujian Senyawa Metabolit Sekunder ………………………… 62

F. Uji Pendahuluan ……………………………………………………….. 67

G. Uji Efek Analgesik Fraksi Daun Macaranga tanarius L. ……………… 69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 83

A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 83

B. Saran ……………………………………………………………………. 83

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 84

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 89

BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………….. 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penelitian terkait daun Macaranga tanarius L. ………………. 4

Tabel II. Hasil pengujian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. ……………………………………….. 62

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan

selang waktu pemberian asam asetat 50 mg/kg BB …………... 68

Tabel IV. Hasil uji T tidak berpasangan untuk data jumlah geliat pada

penentuan selang waktu …...………………………………….. 68

Tabel V. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat, rata-rata persen

proteksi, dan rata-rata perubahan persen proteksi pada

kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 peringkat

dosis fraksi daun Macaranga tanarius L. …………………….. 71

Tabel VI. Hasil uji Scheffe untuk jumlah kumulatif geliat pada kelompok

kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 peringkat dosis fraksi

Macaranga tanarius L. ……………………………………….. 74

Tabel VII. Hasil uji Scheffe untuk persen proteksi pada kelompok kontrol

negatif, kontrol positif, dan 3 peringkat dosis fraksi

Macaranga tanarius L. ……………………………………….. 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kimia Asetosal …………………………………… 15

Gambar 2. Macaranga tanarius L. …………………………………… 16

Gambar 3. Struktur senyawa dari daun Macaranga tanarius L. yang

memiliki aktivitas terhadap penangkapan radikal bebas

DPPH ……………………………………………………… 20

Gambar 4. Flowchart langkah pembuatan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. …………………………………… 41

Gambar 5. Flowchart langkah pembuatan fraksi etanol-heksan dari

ekstrak kental metanol-air daun Macaranga tanarius L. …. 42

Gambar 6. Skema perlakuan hewan uji ……………………………….. 49

Gambar 7. Fokus penelitian …………………………………………... 53

Gambar 8. (a) Histogram rata-rata jumlah kumulatif geliat (b)

Histogram rata-rata persen proteksi, dan (c) Histogram

rata-rata perubahan persen proteksi pada uji efek analgesik

kelompok uji yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan 3

peringkat dosis fraksi daun Macaranga tanarius L. ……… 72

Gambar 9. Daun Macaranga tanarius L. ……………………………... 94

Gambar 10. Serbuk daun Macaranga tanarius L. ……………………... 94

Gambar 11. Hasil ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. …. 94

Gambar 12.

Hasil fraksi etanol-heksan dari ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. ………………………………….. 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xiv

Gambar 13. Sediaan fraksi etanol-heksan dari ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. …………………………………… 94

Gambar 14. Injeksi intraperitoneal ……………………………………... 95

Gambar 15. Geliat mencit yang memenuhi kriteria ……………………. 95

Gambar 16. Geliat mencit yang tidak memenuhi kriteria ………………

95

Gambar 17. Hasil uji Alkaloid dengan reagen Mayer …………………. 95

Gambar 18. Hasil uji Alkaloid dengan reagen Dragendorff …………..

96

Gambar 19. Hasil uji Flavonoid ……………………………………….. 96

Gambar 20. Hasil uji Terpenoid ……………………………………….. 96

Gambar 21. Hasil uji Fenolik ………………………………………….. 96

Gambar 22. Hasil uji Tanin ……………………………………………. 96

Gambar 23. Hasil uji Saponin …………………………………………. 96

Gambar 24. Hasil uji Glikosida ………………………………………… 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Macaranga tanarius L. ……...... 90

Lampiran 2. Surat keterangan penetapan kadar air serbuk daun

Macaranga tanarius L. dari LPPT UGM ………………...... 91

Lampiran 3. Surat Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran UGM ..... 92

Lampiran 4. Surat legalitas analisa data oleh Pusat Kajian CE&BU

Fakultas Kedokteran UGM ………………………………… 93

Lampiran 5. Daun dan serbuk daun Macaranga tanarius L.; hasil ekstrak

metanol-air dan hasil fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-

air daun Macaranga tanarius L., serta sediaan fraksi daun

Macaranga tanarius L……………………………………… 94

Lampiran 6. Injeksi intraperitoneal ……………………………………… 95

Lampiran 7. Kriteria geliat mencit ………………………………………. 95

Lampiran 8. Hasil pengujian fitokimia fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. ………………….. 96

Lampiran 9. Hasil analisis statistik jumlah geliat pada penentuan selang

waktu pemberian asam asetat 50mg/kg BB ………………... 97

Lampiran 10.

Hasil analisis statistik jumlah geliat pada uji efek analgesik

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L. ………………………………………………….. 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xvi

Lampiran 11. Hasil analisis statistik % proteksi pada uji efek analgesik

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L. …………………………………………………. 109

Lampiran 12. Perhitungan persen rendamen fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. ………………….. 117

Lampiran 13. Perhitungan konversi dosis 191,8 mg/kg BB mencit ke

manusia 70 kg BB ………………………………………….. 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xvii

INTISARI

Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman sehingga menyebabkan seseorang datang untuk mencari pertolongan medis. Oleh karena itu diperlukan analgesik untuk mengatasi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap efek analgesik pada mencit betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1%.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Dua puluh lima ekor mencit umur 2-3 bulan dan berat badan 20-30 gram dikelompokkan ke dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (Aquadest dosis 191,8 mg/kg BB), kelompok kontrol positif (Asetosal dosis 91mg/kg BB), dan kelompok fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dalam tiga peringkat dosis yaitu 47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kg BB. Kontrol dan bahan uji diberikan secara per oral, kemudian diberi asam asetat 1% secara intraperitoneal sebagai penginduksi nyeri dengan selang waktu pemberian selama 10 menit. Pengamatan geliat dilakukan setiap 5 menit selama 1 jam. Jumlah geliat digunakan untuk menghitung nilai % proteksi, dan nilai perubahan % proteksi. Hasil dianalisis dengan uji Shapiro Wilk, dilanjutkan uji One Way ANOVA dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik dengan % proteksi pada dosis 47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kg BB secara berturut-turut adalah 57,83; 65,12; dan 79,24 dan perubahan % proteksi secara berturut-turut adalah -6,42; 5,35; dan 28,21. Tidak terdapat kekerabatan antara efek analgesik dan dosis fraksi yang diberikan.

Kata kunci: analgesik, fraksi etanol-heksan, ekstrak metanol-air, daun

Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

xviii

ABSTRACT

Pain is an unpleasant sensory and emotional experience, causing a person to find medical help. Therefore it needs an analgesic to relieve pain. In this present study, the writer has investigated the analgesic effect of ethanol-hexane fraction from methanol-water extract of Macaranga tanarius L. leaves using models of acetic acid-induced writhing response in female Swiss mice.

This study is pure experimental with completely randomized design. Twenty-five mice aged 2-3 months and weighed 20-30 grams are grouped into 5 groups: negative control group (Aquadest dose of 191.8 mg / kg), a positive control group (aspirin dose of 91mg / kg), and the group of ethanol-hexane fraction of methanol-water extract of Macaranga tanarius L. leaves in three doses ie 47.95; 95.9; and 191.8 mg / kg. Aspirin and fraction are given orally, then given a 1% acetic acid intraperitoneally as an inducer of pain with an interval of administration for 10 minutes. Observation of writhing response is done every 5 minutes in 1 hour. The amount of writhing response is used to calculate the value of percent protection, that used to calculate change of percent protection to determine the analgesic effect writhing test compounds against asetosal. The results obtained were analyzed by Shapiro Wilk test, followed by One Way ANOVA test and Scheffe test with 95% confidence level.

The results showed that ethanol-hexane fraction of methanol-water extract of Macaranga tanarius L. leaves has an analgesic effect. Percent protection at doses of 47.95; 95.9; and 191.8 mg / kg respectively was 57.83; 65.12; and 79.24% and change of % protection was -6.42; 5.35; and 28.21. There is no kinship between the analgesic effect and dose fractions are given.

Keywords : Analgesic, ethanol-hexane fraction, methanol-water extract, leaves of Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,

berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan yang dapat disebabkan oleh

rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis (kalor dan listrik). Rangsangan tersebut

memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri, antara lain

histamin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin (Tjay dan Rahardja, 2007).

Nyeri menjadi masalah kesehatan yang menjadi alasan seseorang datang

untuk mencari pertolongan medis. Menurut Goldberg dan Summer (2011), secara

global diperkirakan 20% orang dewasa mengalami nyeri dan sebanyak 10% orang

dewasa terdiagnosa mengalami nyeri kronik setiap tahunnya.

Dalam pengatasan nyeri diperlukan analgesik yaitu zat-zat yang dapat

mengurangi atau menghalau rasa nyeri. Analgesik dapat diperoleh dari tanaman

obat yang dipercaya oleh masyarakat secara turun-temurun, maupun yang telah

terbukti dapat mengatasi nyeri. Menurut penelitian Musa, Aliyu, Yaro, Magaji,

Hassan dan Abdullahi (2009), pengobatan herbal masih digunakan sebagai

pengobatan utama di negara berkembang, yaitu sekitar 75-80% dari total jumlah

penduduk. Beberapa tahun terakhir, pengobatan herbal di negara maju mulai

meningkat.

Salah satu tanaman obat yang terbukti memiliki aktivitas terhadap proteksi

nyeri adalah Macaranga tanarius L. melalui penelitian yang dilakukan oleh

Wulandari (2010) yang menyatakan bahwa infusa daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

2

memiliki efek analgesik pada mencit betina galur Swiss. Selain itu, penelitian oleh

Andini (2010) juga membuktikan bahwa ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L. memiliki efek analgesik pada mencit betina galur Swiss. Penelitian

terkait kandungan senyawa yang bertanggung jawab untuk proteksi nyeri telah

dilakukan oleh Matsunami et al. (2006) dan Matsunami et al. (2009) yang

melaporkan adanya senyawa glikosida yang diisolasi dari daun Macaranga

tanarius L. yaitu mallophenol B, macarangioside A, B, C, dan E, serta

pinoresinol 4-O-[6”-O-galloyl]-β-D-glucopyranoside yang tersari melalui fraksi

butanol dan menunjukkan aktivitas penangkapan radikal DPPH.

Penelitian oleh Puteri dan Kawabata, (2010) juga berhasil mengisolasi dan

mengidentifikasi empat senyawa ellagitannin dari ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. yang berperan sebagai antidiabetes melalui pemisahan

secara kromatografi sehingga diperoleh senyawa mallotinic acid, corilagin,

chebulagic acid, dan macatannins B dengan nilai koefisien partisi secara berturut-

turut adalah 1,65; 1,10; 2,30; dan 2,57. Koefisien partisi pada rentang ≤ 2 hingga

≤ 4 bersifat semipolar. Ellagitannin termasuk golongan polifenol kompleks yang

memiliki efek terhadap penangkapan radikal DPPH. Konsentrasi total ellagitannin

memiliki korelasi positif terhadap aktivitas antioksidan (Jordao, Correia,

DelCampo, dan SanJose, 2012).

Tjay dan Rahardja (2007) menyatakan bahwa ada kaitan antara

penangkapan radikal bebas dengan penghambatan mediator-mediator nyeri dan

peradangan. Adanya aktivitas antioksidan atau penangkapan radikal DPPH oleh

senyawa yang terkandung dalam daun Macaranga tanarius L. memungkinkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

3

kemampuan senyawa tersebut dalam menangkap radikal bebas dalam tubuh yang

dilepaskan pada proses pembentukan mediator-mediator nyeri dan peradangan.

Radikal bebas akan dilepaskan ketika asam arakidonat diubah menjadi

endoperoksida dan asam hidroksiperoksida melalui jalur siklooksigenase dan

lipooksigenase. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil sehingga

akan mengambil elektron dari molekul atau sel lain di dalam tubuh untuk

mestabilkan diri. Proses pengambilan elektron ini akan menyebabkan terjadinya

kerusakan jaringan dan pelepasan mediator-mediator nyeri. Apabila radikal bebas

tersebut dapat dihambat, maka terjadinya nyeri dapat terhambat.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah senyawa ellagitannin

dalam daun Macaranga tanarius L. yang bersifat sebagai antioksidan dan telah

terbukti memiliki efek antidiabetes juga memiliki aktivitas sebagai analgesik.

Selain itu, penelitian efek analgesik daun Macaranga tanarius L. dari bentuk

sediaan fraksi belum pernah dilakukan. Berdasarkan uraian latar belakang ini,

penulis tertarik untuk melakukan penapisan efek analgesik fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dengan metode geliat pada

mencit galur Swiss. Tujuan penyarian dengan metode fraksinasi adalah untuk

menyari secara spesifik dua senyawa ellagitanin dalam daun Macaranga tanarius

L. yaitu chebulagic acid dan macatannins B yang bersifat semipolar. Pemilihan

pelarut didasarkan pada prinsip like dissolve like, sehingga pelarut yang digunakan

adalah campuran pelarut etanol-heksan dengan nilai log p campuran 2,97 yang

memiliki rentang polaritas semipolar sehingga dapat menyari senyawa chebulagic

acid dan macatannins B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

4

1. Rumusan masalah

a. Apakah pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik pada mencit galur Swiss?

b. Berapa persen proteksi geliat fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada mencit galur Swiss?

c. Berapa perubahan persen proteksi geliat fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada mencit galur Swiss?

d. Apakah terdapat kekerabatan antara efek analgesik dan dosis fraksi etanol-

heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang telah dilakukan terkait daun Macaranga tanarius L. dapat

dilihat pada tabel I.

Tabel I. Penelitian terkait daun Macaranga tanarius L. Judul penelitian dan

peneliti Metode Hasil

Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane Glucosides from Macaranga tanarius L. oleh Matsunami et al. (2006).

Fraksi butanol daun Macaranga tanarius L. dipisahkan melalui kromatografi kolom, silica gel, ODS, dan HPLC, selanjutnya dilakukan uji penangkapan radikal DPPH dari senyawa yang terisolasi.

Diperoleh 9 senyawa yaitu mallophenol B, lauroside, methyl brevifolin carboxylate, hyperin, isoquercitrin, dan macarangioside A-D. Macarangioside A-C dan mallophenol B memiliki aktivitas penangkapan radikal DPPH.

Absolute Configuration of (+)-Pinoresinol 4-O-[600-O-galloyl]- b-D-glucopyranoside, Macarangiosides E, and F Isolated from the Leaves of Macaranga tanarius L. oleh Matsunami et al. (2009).

Fraksi butanol daun Macaranga tanarius L. dipisahkan melalui kromatografi kolom selanjutnya dilakukan uji penangkapan radikal DPPH dari senyawa yang terisolasi.

Ditemukan 3 senyawa yaitu (+)-pinoresinol 4-O-[600-O-galloyl]-b-D-glucopyranoside, macarangiosides E dan F. (+)-pinoresinol 4-O-[600-O-galloyl]-b-D-glucopyranoside dan macarangiosides E dapat menangkap radikal DPPH.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

5

Tabel I. Lanjutan Novel α-glucosidase Inhibitors from Macaranga tanarius L. Leaves oleh Puteri dan Kawabata (2010).

Ekstrak etanol daun Macaranga tanarius L. dianalisis dengan kromatografi (HPLC) untuk mengisolasi senyawa aktif yang memiliki aktivitas penghambatan α-glucosidase yang penting dalam pengobatan hiperglikemia.

Ditemukan 5 senyawa ellagitannin yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi. Senyawa tersebut adalah mallotinic acid, corilagin, chebulagic acid, dan dua senyawa baru yaitu macatannin A dan B.

Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss (Andini, 2010).

Pengujian efek analgesik menggunakan rangsang kimia yaitu asam asetat sebagai penginduksi nyeri.

Ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik dengan persen proteksi pada dosis 711, 2.133, dan 6.400 mg/kg BB berturut-turut adalah 41,94; 76,94, dan 84,92%. Besar perubahan proteksi pada dosis 711, 2.133, dan 6.400 mg/kg BB berturut-turut adalah -48,1; 2,7; dan 35,9. Besar ED50 ekstrak metanol-air daun M.tanarius adalah 1.470 mg/kg BB.

Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss oleh Wulandari (2010).

Pengujian efek analgesik menggunakan rangsang kimia yaitu asam asetat sebagai penginduksi nyeri.

Infusa daun Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik dengan persen proteksi pada dosis 666,68; 3333,4 dan 16667 mg/kg BB berturut turut adalah 57,6; 64,5; dan 73,7%. Besar perubahan persen proteksi pada dosis 666,68; 3333,4 dan 16667 mg/kgBB berturut turut adalah -9,7%, 1,2% dan 15,6%. ED50 infusa daun Macaranga tanarius L. adalah 154,88 mg/kg BB.

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian efek analgesik fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. belum pernah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

6

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai khasiat daun Macaranga tanarius L. yang dapat digunakan

sebagai analgesik.

b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat tentang ada tidaknya efek analgesik fraksi etanol-

heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian sediaan fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap efek analgesik pada mencit

galur Swiss yang terinduksi asam asetat 1%.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui besar persen proteksi geliat fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada mencit galur Swiss.

b. Mengetahui besar perubahan proteksi geliat fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada mencit galur Swiss.

c. Mengetahui ada tidaknya kekerabatan antara efek analgesik dan dosis

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Nyeri

1. Pengertian nyeri

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,

berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Nyeri merupakan suatu perasaan

subjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Rasa

nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai

isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi

jasad renik atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis,

kimiawi atau fisis (kalor, listrik) dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan.

Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator

nyeri, antara lain histamin, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin (Tjay dan

Rahardja, 2007).

2. Ambang dan toleransi nyeri

Ambang nyeri adalah tingkat stimulus yang pertama kali dipersepsikan

sebagai nyeri (Corwin, 2009). Toleransi nyeri adalah kemampuan individu untuk

menahan stimulus nyeri tanpa memperlihatkan tanda fisik nyeri. Toleransi nyeri

bergantung pada pengalaman sebelumnya, harapan budaya, serta keadaan emosi

dan fisik individu. Faktor yang menurunkan toleransi nyeri adalah pajanan

berulang nyeri, kelelahan, kekurangan tidur, rasa cemas, dan ketakutan (Hartwig

dan Wilson, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

8

3. Klasifikasi nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan

pada tempat, berat ringannya, waktu lamanya serangan dan mekanisme terjadinya:

a. Nyeri berdasarkanA tempatnya:

1) Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya

pada kulit, mukosa.

2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih

dalam atau pada organ-organ tubuh viseral.

3) Refered pain, yatu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit

organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah

yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

4) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem

saraf pusat, spinal cord, batang otak, dan thalamus.

(Asmadi, 2008).

b. Nyeri berdasarkan berat ringannya:

1) Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah.

2) Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.

3) Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.

(Asmadi, 2008).

c. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan:

1) Nyeri Akut

Nyeri akut berlangsung secara tiba-tiba dan umumnya

berhubungan dengan adanya suatu trauma atau cedera spesifik. Nyeri akut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

9

mengindikasikan adanya suatu kerusakan atau cedera yang baru saja

terjadi. Sensasi dari nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan adanya

proses penyembuhan. Nyeri akut memiliki tujuan untuk memperingatkan

adanya suatu cedera atau masalah. Nyeri akut umumnya berlangsung

kurang dari enam bulan (Muttaqin, 2008).

2) Nyeri Kronis

Nyeri kronis merupakan suatu keadaan yang berlangsung secara

konstan atau intermiten dan menetap sepanajang suatu periode waktu.

Keadaan ketidaknyamanaan yang dialami individu dapat berlangsung

selama enam bulan atau lebih. Nyeri kronis memiliki pola yang beragam.

Nyeri ada yang timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari

nyeri lalu nyeri akan timbul kembali, ada pula pola nyeri kronis yang

konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus-menerus terasa dan semakin lama

intensitasnya meningkat walaupun telah diberikan pengobatan (Muttaqin,

2008).

d. Nyeri berdasarkan mekanismenya:

1) Nyeri nosiseptif

Terjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat sehingga

merusak jaringan. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan

mengeluarkan berbagai mediator inflamasi, seperti bradikinin, leukotrien,

prostaglandin, purin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau

mensensitisasi nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung.

Nosiseptor dapat menanggapi rangsangan berupa panas, dingin, getaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

10

stimulus untuk meregang, dan substansi kimia yang dilepaskan oleh

jaringan yang kehilangan oksigen, jaringan yang terganggu atau proses

inflamasi. Nyeri yang ditimbulkan dapat dibagi lagi menjadi nyeri somatik

yaitu nyeri yang disebabkan oleh aktivasi nosiseptor pada permukaan

jaringan misalnya kulit, mukosa pada mulut dan hidung; serta nyeri

viseral, yaitu nyeri yang disebabkan karena aktivasi nosiseptor pada organ

dalam tubuh seperti organ pada rongga perut atau rongga dada (WHO,

2012).

2) Nyeri neuropatik

Merupakan nyeri yang didahului dan disebabkan adanya kerusakan

dan disfungsi pada sistem saraf di perifer maupun di sistem saraf pusat

yang diakibatkan oleh trauma, kompresi, keracunan toksin, atau gangguan

metabolik. Akibat adanya lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada

Serabut Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam

keadaan normal dipertahankan secara aktif oleh keseimbangan antara

neuron dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan gangguan

keseimbangan. Gangguan keseimbangan tersebut dapat melalui perubahan

molekuler sehingga aktivasi SSA (mekanisme perifer) menjadi abnormal

yang selanjutnya menyebabkan gangguan fungsi sentral (WHO, 2012).

4. Mekanisme terjadinya nyeri:

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nosiseptor, merupakan ujung-

ujung saraf bebas yang memiliki sedikit myelin yang tersebar pada kulit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

11

mukosa. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau

rangsangan yang melebihi nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Stimulasi

tersebut dapat berupa kimiawi, termal, listrik, atau mekanis. Stimulasi

menyebabkan lepasnya histamine, bradikinin, prostaglandin, K+, leukotrien,

serotonin dan substansi P (Hidayat dan Hidayat, 2008).

Rangkaian proses perjalanan yang menyertai antara kerusakan jaringan

sampai nyeri yang dapat dirasakan adalah suatu proses elektrofisiologi. Menurut

Timby (2009), ada 4 proses yang mengikuti proses nosiseptitif yaiu:

a. Transduksi. Transduksi adalah perubahan rangsangan nyeri (noxious stimuli)

menjadi aktivitas listrik pada ujung-ujung saraf sensoris. Mediator nyeri

seperti prostaglandin, serotonin, bradikinin, leukotrien, substansi P, histamine,

dan potassium akan mengaktifkan atau mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri.

Reseptor nyeri merupakan anyaman ujung-ujung bebas serat-serat afferent A-

delta dan C. Reseptor-reseptor ini banyak dijumpai di jaringan kulit,

periosteum, di dalam pulpa gigi dan jaringan tubuh yang lain. Serat saraf

afferent A-delta dan C adalah serat-serat saraf sensorik yang mempunyai

fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke sentral ke sistem saraf pusat.

Interaksi antara mediator nyeri dengan reseptor nyeri menyebabkan

terbentuknya impuls nyeri. Transduksi adalah proses dari stimulasi dikonversi

menjadi bentuk yang dapat diakses oleh otak. Proses transduksi dimulai ketika

nosiseptor teraktivasi. Aktivasi nosiseptor merupakan bentuk respon terhadap

stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

12

b. Transmisi. Transmisi adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang

membawa impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi

melibatkan saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke

diameter sedang, serta yang berdiameter besar. Saraf aferen akan berakson

pada dorsal horn di spinalis. Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui

sistem contralateral spinothalamic melalui ventral lateral dari thalamus

menuju cortex serebral.

c. Modulasi. Proses modulasi mengacu kepada aktivitas neural dalam upaya

mengontrol jalur transmisi nosiseptor tersebut. Proses modulasi melibatkan

sistem neural yang komplek. Ketika terdapat impuls nyeri akan dikontrol oleh

sistem saraf pusat dan impuls nyeri ini ditransmisikan ke bagian lain dari

sistem saraf seperti bagian cortex. Selanjutnya impuls nyeri ini akan

ditransmisikan melalui saraf-saraf descenden ke tulang belakang untuk

memodulasi efektor.

d. Persepsi. Persepsi adalah proses yang subyektif. Proses persepsi ini tidak

hanya berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan tetapi

juga meliputi pengenalan dan mengingat. Oleh karena itu, faktor psikologis,

emosional, dan perilaku juga muncul sebagai respon dalam mempersepsikan

pengalaman nyeri tersebut.

B. Analgesik

Analgesik adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum. Berdasarkan potensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

13

kerja, mekanisme kerja dan efek samping, analgesik dibedakan dalam dua

kelompok:

1. Analgesik Nonopioid

Senyawa ini mengobati nyeri ringan sampai sedang dengan mempengaruhi

sintesis prostaglandin. Pada perifer, prostaglandin diproduksi oleh sel-sel

inflamasi yang mensensitisasi reseptor prostaglandin pada saraf perifer sehingga

membentuk stimulus nyeri. Pada nyeri sentral sitokin dilepaskan sebagai respon

inflamasi sehingga menginduksi produksi prostaglandin pada sumsum tulang

belakang. Prostaglandin ini mensensitisasi saraf nosiseptif sekunder sehingga

meningkatkan persepsi nyeri. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) menghambat

prostaglandin untuk sensitisasi saraf perifer dan sentral ketika terjadi proses

inflamasi (Goland, 2011).

Agen antiinflamasi nonsteroid menghambat aktivitas enzim

siklooksigenasi (COX-1 dan COX-2) yang dibutuhkan untuk produksi

prostaglandin. Penghambatan sistem siklooksigenase menyebabkan asam

arakhidonat dan asam-asam C20 tak jenuh lain tidak diubah menjadi

endoperoksida siklik. Endoperoksida siklik merupakan prazat dari prostaglandin

serta prazat dari tromboksan A2 dan prostasiklin (Goland, 2011).

NSAIDs mempengaruhi mekanisme nyeri melalui 3 cara. Pertama,

NSAIDs mengurangi aktifasi ambang pintu perifer pada saraf nosiseptor afferent

primer. dengan mengurangi pembentukan prostaglandin, NSAIDs dapat

menurunkan inflamasi hyperalgesia dan allodynia. Kedua, NSAIDs menurunkan

pengerahan leukosit sebagai mediator inflamasi. Ketiga, NSAIDs melewati blood-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

14

brain barrier dan mencegah prostaglandin yang bekerja untuk memproduksi

neuromodulator di sumsum tulang belakang (Goland, 2011).

2. Analgesik Opioid

Menurut Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya (2008), analgesik opioid adalah golongan obat penghilang

nyeri alamiah, semisintetis, dan sintetis yang sebagian sifat-sifatnya sama atau

hampir sama dengan opium atau morfin. Penggunaan utama opioid ini adalah

untuk mengatasi rasa nyeri yang tidak hilang dengan analgesik biasa. Analgesik

opioid bekerja dengan berikatan dengan reseptor stereospesifik di sistem saraf

pusat, dengan mengubah persepsi dan respons emosi terhadap nyeri.

Analgesik opioid menyerupai peptide opioid endogen (terutama dinorfin)

yang dilepaskan pada batang otak maupun medulla spinalis bersama input inhibisi

lainnya yaitu serabut enkefalinergik, noradrenergik, dan serotonergik desendens

sehingga dapat menurunkan aktivitas neuron relay kornu posterior yang berperan

menyampaikan informasi nyeri ke korteks sensoris melalui neuron dalam

thalamus sehingga dapat menyebabkan analgesia (Neal, 2006).

Efek peptide opioid diperantarai oleh reseptor opioid spesifik yang

terdistribusi luas dalam sistem saraf pusat dan sudah diklasifikasikan menjadi tiga

tipe utama. Reseptor µ mempunyai konsentrasi yang paling tinggi dalam daerah

otak yang terlibat dalam nosisepsi dan merupakan reseptor yang berinteraksi

dengan sebagian besar analgesik opioid untuk menghasilkan analgesia. Reseptor

δ dan κ masing-masing menunjukkan selektivitas untuk enkefalin dan dimorfin.

Aktivasi reseptor κ juga menghasilkan analgesia, tetapi berlawanan dengan agonis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

µ (misalnya morfin) yang menyebabkan euphoria, agonis κ (misalnya pentazosin,

nalbufin) berhubungan dengan disforia (Neal, 2006).

Morfin dan alkaloid opium alamiah diperoleh dari opium (candu) yang

merupakan getah kering tanaman

golongan zat kimia penting, yaitu golongan

golongan Benzyl-isokinolin

diturunkan morfin, kodein, dan berbagai analgesik semisintesis morfin, seperti

heroin, hodrokodon, oksikodon, dan antagonis opioid (Staf Pengajar Departemen

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2008).

Gambar 1

Asam asetilsalisilat atau lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin

(gambar 1) merupakan ester salisilat dari asam, berbentuk kristal

batang atau jarum dan berbau. A

dalam alkohol. Asetosal termasuk dalam golongan analgesik non

indikasi sebagai pereda nyeri, sakit kepala, nyeri ringan yang berhubungan dengan

adanya inflamasi, nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, dan sakit gigi

(Dinkes, 2010).

µ (misalnya morfin) yang menyebabkan euphoria, agonis κ (misalnya pentazosin,

ubungan dengan disforia (Neal, 2006).

Morfin dan alkaloid opium alamiah diperoleh dari opium (candu) yang

merupakan getah kering tanaman Papaver somniferum. Dalam opium terdapat 2

golongan zat kimia penting, yaitu golongan fenantren (morfin dan kodein), da

isokinolin (papaverin dan noskapin). Dari golongan fenantren,

diturunkan morfin, kodein, dan berbagai analgesik semisintesis morfin, seperti

heroin, hodrokodon, oksikodon, dan antagonis opioid (Staf Pengajar Departemen

s Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2008).

C. Asetosal

1. Struktur kimia Asetosal (Wilmana dan Gan, 2007

Asam asetilsalisilat atau lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin

merupakan ester salisilat dari asam, berbentuk kristal

batang atau jarum dan berbau. Asetosal sedikit larut dalam air dan

dalam alkohol. Asetosal termasuk dalam golongan analgesik non-

indikasi sebagai pereda nyeri, sakit kepala, nyeri ringan yang berhubungan dengan

nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, dan sakit gigi

15

µ (misalnya morfin) yang menyebabkan euphoria, agonis κ (misalnya pentazosin,

Morfin dan alkaloid opium alamiah diperoleh dari opium (candu) yang

. Dalam opium terdapat 2

(morfin dan kodein), dan

(papaverin dan noskapin). Dari golongan fenantren,

diturunkan morfin, kodein, dan berbagai analgesik semisintesis morfin, seperti

heroin, hodrokodon, oksikodon, dan antagonis opioid (Staf Pengajar Departemen

Wilmana dan Gan, 2007)

Asam asetilsalisilat atau lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin

merupakan ester salisilat dari asam, berbentuk kristal putih, seperti

setosal sedikit larut dalam air dan sangat larut

-narkotik dengan

indikasi sebagai pereda nyeri, sakit kepala, nyeri ringan yang berhubungan dengan

nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, dan sakit gigi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

16

Asetosal adalah obat anti-nyeri tertua yang sampai saat ini paling banyak

digunakan di seluruh dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat (antipiretik)

dan pada dosis rendah (80 mg) berdaya menghambat agregasi trombosit. Pada

dosis lebih besar dari normal (diatas 5 gram sehari) obat ini juga berkhasiat

antiradang akibat gagalnya sintesis prostaglandin-E (Tjay dan Rahardja, 2007).

Asetosal adalah prototip dari obat-obat antiinflamasi nonsteroid dan

bekerja dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase tetapi tidak enzim

lipooksigenase. Asetosal cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh,

menghasilkan salisilat, yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik, dan

analgesik (Mycek, Richard, dan Pamela, 2001).

Mekanisme asetosal dalam menekan rasa nyeri adalah dengan menurunkan

sintesis PGE2. Prostaglandin E2 (PGE2) akan mensensitisasi ujung saraf terhadap

efek bradikinin, histamine, dan mediator kimiawi lainnya yang dilepaskan secara

lokal oleh proses inflamasi. Salisilat digunakan terutama untuk menanggulangi

rasa sakit intensitas ringan sampai sedang yang timbul dari struktur integumen

daripada yang berasal dari visera ( Mycek, Richard, dan Pamela 2001).

D. Macaranga tanarius L.

Gambar 2. Tanaman Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

17

1. Taksonomi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Maginoliophyta

Kelas : Maginoliospida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Sub Famili : Acalyphoides

Bangsa : Acalypheae

Sub Bangsa : Macaranginae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga tanarius (L.) Benth. Mull. Arg

(Magadula, 2014).

2. Nama lain

Tanaman Macaranga tanarius L. dikenal dengan beberapa nama daerah

antara lain Tutu Ancur (Jawa), Mapu (Batak), Mara (Sunda) (Ong, 2008).

3. Morfologi

Macaranga tanarius L. (gambar 2) merupakan pohon kecil sampai

sedang, dengan dahan agak besar. Daun berseling, agak membundar, dengan

stipula besar yang luruh. Perbungaan malai di ketiak, bunga ditutupi oleh daun

gagang. Buah kapsul berkokus 2, ada kelenjar kekuningan di luarnya. Biji

membulat dan menggelembur (Ong, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

18

4. Ekologi penyebaran dan budidaya

Tumbuhan Macaranga tanarius L. umum dijumpai di daratan Asia

Tenggara (Thailand Selatan, Semenanjung Malaya), dan pada banyak pulau antara

lain Sumatera, Borneo, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Nugini, seluruh

kepulauan Filipina. Tumbuhan ini dapat ditemukan di sepanjang Asia Timur dan

Selatan, khususnya Cina Selatan, Koreaa dan Jepang (Ong, 2008).

5. Kandungan kimia

Daun Macaranga tanarius L. mengandung tanarifuranonol,

tanariflavanone C, dan tanariflavanone D bersama dengan 7 kandungan yang

telah diketahui yaitu nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanone

B, blumenol A (vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol) dan annuionone

E (Phommart Suthivaiyakit, Chimnoi, Ruchirawat, dan Suthivaiyakit, 2005).

Dilaporkan terdapat 4 kandungan dari fraksi butanol daun Macaranga tanarius L.,

yaitu macarangiosides A-D, mallophenol B, lauroside E, methyl brevifolin

carboxylate, hyperin dan isoquercitrin (Matsunami et al., 2006). Pada daun

Macaranga tanarius L. juga ditemukan tujuh senyawa flavonoid baru yaitu

macaflavanones A-G dari penelitian oleh Kawakami, Harinantenaina, Matsunami,

Otsuka, Shinzato, dan Takeda (2008) serta (+)-pinoresinol 4-O-[6”-O-galloyl]-β-

D-glucopyranoside, macarangiosides E dan F, bersama dengan 15 komponen lain

yang telah dilaporkan terdapat pada daun Macaranga tanarius L. (Matsunami et

al., 2009). Penelitian oleh Puteri dan Kawabata (2009) membuktikan bahwa daun

Macaranga tanarius L. memiliki kandungan ellagitannin berupa mallotinic acid,

corilagin, chebulagic acid, macatannin A, dan macatannin B dengan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

19

koefisien partisi secara berturut-turut adalah 1,65; 1,10; 2,30; dan 2,57. Koefisien

partisi yang berada pada rentang ≤ 2 hingga ≤ 4 memiliki sifat semi polar.

6. Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas DPPH

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, yang

memiliki elektron yang tidak berpasangan di kulit terluarnya sehingga bersifat

tidak stabil, dan dapat menimbulkan peradangan. Untuk menetralisasi radikal

bebas, tubuh membutuhkan antioksidan untuk melindungi tubuh dari serangan

radikal bebas dan meredam dampak negatifnya. Metode penentuan aktivitas

penangkapan radikal bebas adalah dengan menggunakan larutan 1,1-difenil-2-

pikrilhidrazil (DPPH). Kemampuan penangkapan radikal berhubungan dengan

kemampuan komponen senyawa dalam menyumbangkan elektron atau hidrogen

yang akan bereaksi dan akan memudarkan DPPH (Toripah, Abidjulu, dan

Wehantouw, 2014).

Senyawa dalam daun Macaranga tanarius L. yang telah terbukti bersifat

poten terhadap penangkapan radikal bebas DPPH anatara lain adalah 4 senyawa

glikosida, yaitu mallophenol B, macarangioside A, macarangioside B, dan

macarangioside C (Matsunami et al., 2006); (+)-pinoresinol 4-O-[6”-O-galloyl]-

β-D-glucopyranoside dan macarangioside E (Matsunami et al., 2009); dan

senyawa ellagitannin berupa mallonic acid, corilagin, chebulagic acid, dan

macatannin B (Puteri dan Kawabata, 2009). Struktur senyawa dalam daun

Macaranga tanarius L. yang bersifat poten terhadap penangkapan radikal bebas

DPPH dapat dilihat pada gambar 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

20

Gambar 3. Struktur senyawa dari daun Macaranga tanarius L. yang

memiliki aktivitas terhadap penangkapan radikal bebas DPPH (Matsunami et al., 2006; Matsunami et al., 2009 dan Puteri dan Kawabata, 2009)

Mallophenol B Macarangioside A Macarangioside B

Macarangioside C

Macarangioside E

(+)-Pinoresinol 4-O-[6”-O-

galloyl]-β-D-glucopyranoside

Mallotinic acid : R2=R4= H, R3=R6= Valoneayl Corilagin : R2=R4= H, R3=R6= HHDP

Chebulagic acid : R2=R4= Chebuloyl, R3=R6= HHDP Macatainin B : R2=R4= Tanaroyl, R3=R6= HHDP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

21

E. Senyawa Fenolik

Fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih cincin aromatik

dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa fenolik merupakan senyawa

metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan pada tanaman, dengan lebih

dari 8000 struktur fenolik yang telah diketahui, mulai dari struktur yang sederhana

seperti asam fenolat, hingga senyawa yang sangat terpolimersasi seperti tannin

(Dai dan Mumper, 2010).

Fenolik pada tanaman terdiri dari asam fenolat, flavonoid, dan tannin, serta

sedikit ligan. Flavonoid adalah jenis polifenol yang paling sering dikonsumsi.

Flavonoid dibagi ke dalam 6 sub grup yaitu flavones, flafonols, flavanols,

flavanones, isoflavones, dan antosianin berdasarkan bagian oksidasi dari cincin C

pusat. Variasi struktur pada setiap sub grup dapat disebabkan karena tingkat dan

pola hidroksilasi, metoksilasi, prenilasi, atau glikosilasi (Dai dan Mumper, 2010).

Tannin merupakan kelompok utama lainnya dari polifenol yang terdiri dari

dua kelompok yaitu tannin terhidrolisis dan tannin terkondensasi. Tannin

terhidrolisis merupakan senyawa yang mengandung inti pusat dari glukosa atau

polyol lain yang teresterifikasi dengan gallic acid, yang biasa disebut dengan

gallotanins atau teresterifikasi dengan hexahydroxydiphenic acid yang biasa

disebut dengan ellagitanin (Dai dan Mumper, 2010).

F. Metode Penyarian

Menurut Departemen Kesehatan RI (1986), penyarian merupakan

peristiwa pemindahan massa. Zat aktif yang semula berada di dalam sel ditarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

22

oleh cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari

tersebut. Secara umum metode penyarian dapat dibedakan menjadi:

1. Infundasi

Infundasi merupakan proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

menyari kandungan zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.

Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah

tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu, sari yang diperoleh dengan

cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Infusa adalah sediaan cair yang

dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama

15 menit.

2. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat

aktif di dalam dan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa

tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar

dan di dalam sel.

3. Perkolasi

Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi

adalah simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang di bagian

bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

23

melalui serbuk tersebut dan akan melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui

sampai mencapai keadaan jenuh.

4. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga baku yang telah ditetapkan.

G. Proses penyarian senyawa aktif

1. Pembuatan ekstrak

a. Pembuatan serbuk simplisia dan klasifikasinya. Proses awal pembuatan

ekstrak adalah tahap pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan).

Proses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak karena makin halus

simplisia, proses ekstraksi makin efektif-efisien, namun makin halus

serbuk, maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahap filtrasi.

Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap

dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun

parameter standar umum :

1) Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3

parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis

(identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis),

serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan, dan transportasi).

2) Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai

obat tetap diupayakan memenuhi 3 paradigma seperti produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

24

kefarmasian lainnya, yaitu Quality-Safety-Efficacy (Mutu-Aman-

Manfaat).

3) Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang

bertanggung jawab terhadap respon biologis harus mempunyai

spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa

kandungan.

(Departemen Kesehatan RI, 2000).

b. Cairan pelarut. Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak merupakan

pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat

atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari

bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya

mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam

hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yaitu yang melarutkan hampir

semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk

pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah sebagai berikut:

1) Selektivitas

2) Kemudahan bekerja dan proses dengan cairan ersebut

3) Ekonomis

4) Ramah lingkungan

5) Keamanan

(Departemen Kesehatan RI, 2000).

c. Maserasi. Maserasi dihasilkan dengan merendam bahan tanaman dalam

suatu cairan, yang secara umum merupakan pelarut organik pada suhu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

25

ruangan. Pada proses ekstraksi ini, bahan tanaman direndam dengan

pelarut dalam wadah tertutup. Larutan diaduk untuk meningkatkan

penyarian senyawa aktif dari bahan tanaman. Setelah penyarian

berlangsung sempurna, bahan tanaman dipisahkan dari pelarutnya melalui

penyaringan. Bahan tanaman selanjutnya ditambah dengan pelarut yang

baru untuk merendam bahan tanaman tersebut. Langkah ini dapat diulang

selama beberapa kali untuk memastikan bahwa penyarian zat aktif dari

bahan tanaman berlangsung sempurna. Maserasi dapat membutuhkan

waktu dalam hitungan jam hingga hari untuk satu kali proses ekstraksi,

dan membutuhkan waktu hingga beberapa minggu untuk melakukan

remaserasi. Walaupun maserasi membutuhkan waktu yang relatif lama,

tetapi dapat digunakan untuk menyari senyawa yang bersifat tidak stabil

terhadap panas, karena prosesnya dilakukan pada suhu ruangan (Tiwari,

Brunton, dan Brennan, 2013).

d. Pemekatan/ Penguapan. Pemekatan berarti peningkatan jumlah senyawa

terlarut melalui penguapan pelarut, tetapi tidak sampai menjadi kering,

ekstrak hanya menjadi kental/pekat (Departemen Kesehatan RI, 2000).

e. Pengeringan ekstrak. Pengeringan berarti menghilangkan perarut dari

bahan sehingga menghasilkan serbuk, masa kering rapuh, tergantung

proses dan peralatan yang digunakan. Ada berbagai proses pengeringan

ekstrak, yaitu dengan cara pengeringan evaporasi, vaporasi, sublimasi,

kontak, radiasi, dan dielektrik (Departemen Kesehatan RI, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

26

f. Rendemen. Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh

dengan simplisia awal (Departemen Kesehatan RI, 2000).

2. Ekstraksi bertingkat

Menurut Damayanti dan Suparjana (cit Prasetyo, 2013), metode ekstraksi

bertingkat menggunakan sederet pelarut dengan kepolaran yang berbeda.

Penyarian menggunakan metode ekstraksi bertingkat yang dilakukan dengan

maserasi menggunakan beberapa cairan penyari disebut sebagai fraksinasi karena

cairan penyari yang digunakan berbeda kepolarannya sehingga senyawa dalam

fraksi yang didapat telah mengalami pemisahan bersadarkan kepolarannya.

Keuntungan metode ekstraksi bertingkat ini adalah semua senyawa yang berbeda

polaritasnya dapat diekstraksi berdasarkan kepolaran terhadap pelarut tertentu.

H. Pelarut

1. Metanol

Pelarut yang cocok digunakan untuk campuran dengan air (panas atau

dingin) adalah metanol, etanol, aseton, dan etil asetat. Metanol dan etanol telah

banyak digunakan untuk mengekstrak antioksidan (Sultana et al., 2009).

Metanol atau methyl alkohol memiliki rumus molekul CH4O, merupakan

cairan yang tidak berwarna dan mudah menguap dengan bau yang menyengat

seperti etil alkohol, selain itu metanol dapat bercampur sempurna dengan air.

Metanol memiliki titik didih 650C dan nilai polaritasnya sebesar 5,1 sehingga

bersifat polar (National Center for Biotechnology Information, 2015).

Metanol banyak digunakan sebagai larutan penyari pada metode ekstraksi

maserasi, hal ini dikarenakan metanol diduga mampu melarutkan hampir semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

27

komponen baik yang bersifat polar, semi polar, maupun non-polar sehingga

metanol disebut sebagai pelarut universal (Al-Ash’ary, Supriyanti, dan Zackiyah,

2010). Metanol jika terhirup atau tertelan dapat menyebabkan gangguan

penglihatan, seperti kabur. (United States Environmental Protection Agency,

2013).

2. Etanol

Etanol atau ethyl alkohol dengan rumus molekul C2H6O dan titik didih

78,20C, merupakan cairan jernih tidak berwarna dapat dengan cepat diserap oleh

saluran pencernaan dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Etanol memiliki

aktivitas bakterisida dan sering digunakan sebagai desinfektan topikal, selain itu

juga banyak digunakan sebagai pelarut dan pengawet dalam sediaan farmasi, dan

bahan utama minuman beralkohol (National Center for Biotechnology

Information, 2015).

Etanol di dalam tubuh akan mengalami oksidasi oleh suatu enzim hati

yaitu alkohol dehydrogenase. Hasil dari oksidasi etanol adalah asetaldehid dan

asam asetat. Namun, hasil oksidasi tersebut kurang toksik dibandingkan dengan

metanol yang menghasilkan toksik seperti formaldehid dan asam formiat (Stoker,

2010).

3. Heksan

Heksan atau N-Hexane memiliki rumus molekul C6H14 dengan titik didih

68,70C merupakan cairan jernih tidak berwarna dengan bau seperti minyak.

Heksan tidak dapat larut air dan banyak digunakan sebagai pelarut, thinner, reaksi

kimia dan sebagai agen pembersih (National Center for Biotechnology

Information, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

28

Penggunaan heksan dalam proses fraksinasi adalah untuk memisahkan

senyawa-senyawa nonpolar seperti klorofil, triterpen, lemak dan senyawa

nonpolar lain. Hal ini dikarenakan heksan merupakan senyawa hidrokarbon yang

memiliki polaritas 0 sehingga dapat digunakan untuk menarik senyawa-senyawa

non polar yang tidak diinginkan dalam hasil proses ekstrak maupun fraksi (Agoes,

2009).

I. Metode Uji Analgesik

Pengujian efek analgesik dalam penemuan dan pengembangan agen

analgesik baru yang dilakukan pada hewan uji di laboratorium antara lain:

1. Golongan Analgesik Narkotik

a. Metode jentikan ekor. Pada uji ini ekor mencit atau tikus dicukur dan

dilapisi dengan cat penyerap panas berwarna hitam. Hewan uji

ditempatkan pada balok dengan lampu inframerah yang panas sehingga

ekor dapat menerima panas secara maksimum. Jarak antara waktu sebelum

hewan uji menjentikkan ekornya untuk keluar dari balok inframerah

dicatat. Prosedur pengujian diulangi dengan menggunakan hewan uji yang

sudah diberi dosis agen analgesik yang diteliti, dan perpanjangan waktu

selama ekor hewan uji masih berada pada balok yang panas dicatat

(Cannon, 2007).

b. Metode potensi petidin. Metode ini kurang baik untuk skrining awal,

karena dibutuhkan hewan uji dalam jumlah yang relatif besar untuk

melakukan uji ini, namun metode ini dapat digunakan untuk pengujian

lanjutan dari hasil skrining awal. Tiap kelompok terdiri dari 20 ekor tikus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

29

setengah dari kelompok dibagi menjadi 3 bagian dan diberi petidin dengan

dosis berturut-turut 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah kelompok yang lain diberi

petidin dengan senyawa uji dengan dosis 25% dari LD50. Persen analgesik

dihitung dengan bantuan metode rangsang panas. Pengujian ini

memanfaatkan seperangkat alat laboratorium yang berupa lempeng panas

dengan suhu yang telah ditentukan. Hewan uji diletakkan pada lempeng

panas dan jarak waktu sebelum hewan uji menunjukkan tanda

ketidaknyamanan dicatat. Prosedur uji ini diulang dengan menggunakan

hewan uji yang telah diberi dosis agen analgesik, kemudian diamati jarak

waktu selama hewan uji masih dapat tinggal pada lempeng panas sebelum

menunjukkan tanda ketidaknyamanan. Kurva antara dosis dan respon

dibuat dan dilakukan analisis secara statistik (Cannon, 2007).

2. Golongan Analgesik Non-narkotik

a. Metode rangsang kimia. Metode ini sering digunakan sebagai protokol

pada penapisan aktivitas analgesik perifer suatu bahan obat. Prinsip dalam

metode ini adalah senyawa uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau

menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi secara kimia. Rasa nyeri ini pada

hewan uji diperlihatkan dalam bentuk respon gerakan geliatan. Frekuensi

gerakan ini dalam waktu tertentu menyatakan derajat nyeri yang

dirasakannya. Pada metode ini hewan uji diberikan senyawa kimia yang

dapat menginduksi nyeri berupa fenilkuinon, benzokuinon atau asam

asetat, secara intraperitoneal (i.p). Selanjutnya dilakukan pengamatan pada

hewan uji selama 1 jam. Geliat didefinisikan sebagai gerakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

30

meregangkan, gerakan pinggang yang memuntir, menarik kaki belakang,

dan penarikan abdomen sehingga bagian perut menyentuh lantai. Setiap

geliat yang terjadi dicatat sebagai respon positif. Pemberian analgesik akan

mengurangi jumlah geliat dalam jangka waktu tertentu. Penghambatan

geliat yang merupakan persen proteksi senyawa analgesik diukur dengan

persamaan Handerson- Forsaith yaitu:

%�������� = 100% − (�

�× 100%)

Keterangan : O = Jumlah kumulatif geliat hewan uji kelompok perlakuan K = jumlah kumulatif geliat hewan uji kelompok kontrol

(Turner, 1965).

b. Metode rektodolorimeter. Metode ini menggunakan tegangan listrik yang

dihubungkan dari voltmeter ke kandang tikus. Pada metode ini tikus

diletakkan dalam sebuah kandang yang dibuat khusus dengan lantai berupa

tembaga yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang berupa

gulungan. Ujung gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektroda

tembaga, sedangkan ujung yang lainnya lagi dihubungkan pada ekor

hewan uji. Sebuah voltmeter yang peka terhadap adanya perubahan

tegangan sebesar 0,1 volt selanjutnya dihubungkan dengan konduktor

yang berada di gulungan bagian atas. Tegangan yang dibutuhkan untuk

menimbulkan teriakan pada tikus adalah 1-2 volt. Respon teriakan hewan

uji dihitung setiap 10 menit selama 1 jam (Turner, 1965).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

31

J.Asam asetat

Asam asetat atau asam cuka (CH3COOH) adalah golongan asam

karboksilat yang sering digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan,

penurun pH pada industri makanan dan sebagai zat pengawet. Asam asetat murni

dikenal sebagai asam asetat glasial yang merupakan senyawa berbentuk cairan,

tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan larut dalam

air, alkohol, gliserol, dan eter, dan memiliki titik leleh 16,6o C (Sutresna, 2007).

Pada pengujian efek analgesik asam asetat glasial digunakan sebagai

senyawa kimia yang menginduksi nyeri. Asam asetat glasial dapat merusak

membran sel dan fosfolipid yang akan merangsang munculnya mediator nyeri

(Katzung, 2002).

Pada pengujian efek analgesik, asam asetat bekerja sebagai iritan yang

merusak jaringan secara lokal. Setelah pemberian secara intraperitoneal, asam

asetat mengubah pH di dalam rongga perut akibat pelepasan ion H+ dari asam

asetat yang menyebabkan luka pada membran sel. Fosfolipid dari membran sel

akan melepaskan asam arakidonat yang akan membentuk prostaglandin dan

menimbulkan nyeri (Wilmana dan Gan, 2007).

Prostaglandin yang dihasilkan pada cairan intraperitoneal terutama

prostaglandin E2 (PGE2) dan prostaglandin Fα2 (PGF α2). Prostaglandin ini akan

menyebabkan nyeri dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Oleh karena itu,

senyawa yang dapat menghambat geliat pada mencit merupakan analgesik yang

bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin (Muhammad, Saeed, dan

Khan, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

32

K. Landasan Teori

Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman

akibat adanya rangsangan baik berupa mekanis, kimiawi atau fisis (kalor dan

listrik) yang menyebabkan kerusakan jaringan sehingga terjadi pelepasan

mediator nyeri antara lain histamin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin yang

akan mensensitisasi reseptor-reseptor nyeri. Untuk mengatasi nyeri diperlukan

analgesik yaitu senyawa yang dalam dosis terapeutik dapat menekan rasa nyeri.

Berdasarkan penelitian oleh Puteri dan Kawabata (2010), daun Macaranga

tanarius L. memiliki empat kandungan senyawa ellagitannin berupa mallotinic

acid, corilagin, chebulagic acid, dan macatannins B yang berperan sebagai

antidiabetes dan memiliki aktivitas terhadap penangkapan radikal bebas DPPH.

Adanya aktivitas penangkapan radikal DPPH oleh senyawa ellagitannin

yang terkandung dalam daun Macaranga tanarius L. memungkinkan kemampuan

senyawa tersebut dalam menangkap radikal bebas dalam tubuh yang dilepaskan

pada proses pembentukan mediator-mediator nyeri dan peradangan. Radikal bebas

merupakan molekul yang tidak stabil sehingga akan mengambil elektron dari

molekul atau sel lain di dalam tubuh untuk mestabilkan diri. Proses pengambilan

elektron ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan pelepasan

mediator-mediator nyeri. Apabila radikal bebas tersebut dapat dihambat, maka

terjadinya nyeri dapat terhambat.

Penyarian senyawa ellagitannin dalam daun Macaranga tanarius L.

dilakukan secara spesifik melalui proses ekstraksi secara bertingkat dengan

menggunakan beberapa cairan penyari dengan kepolaran berbeda. Pelarut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

33

metanol-air merupakan campuran yang dapat larut sempurna dan banyak

digunakan sebagai larutan penyari pada proses maserasi karena diduga dapat

melarutkan hampir semua komponen baik yang bersifat polar, semi polar, maupun

non polar (Al-Ash’ary, Supriyanti, dan Zackiyah, 2010). Selanjutnya ekstrak yang

telah didapat difraksinasi menggunakan pelarut etanol-heksan yang memiliki nilai

log p campuran 2,97 sehingga dapat menyari dua senyawa ellagitannin berupa

chebulagic acid dan macatannins B yang memiliki rentang kepolaran yaitu

semipolar.

Pengujian efek analgesik fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dilakukan dengan metode rangsang kimia yang

merupakan protokol pada penapisan aktivitas analgesik perifer. Senyawa

penginduksi nyeri yang digunakan adalah asam asetat yang dapat melepaskan ion

H+ sehingga akan mengubah pH dalam rongga perut dan menyebabkan luka pada

membran sel. Adanya kerusakan pada membran sel menyebabkan pelepasan asam

arakhidonat dan membentuk prostaglandin yang akan mensensitisasi reseptor

nyeri sehingga dapat menimbulkan nyeri.

L. Hipotesis

Sediaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L. memiliki efek analgesik pada mencit betina galur Swiss yang

terinduksi asam asetat 1 %.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian eksperimental murni bertujuan

untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara memberi

perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan

hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.

Dalam penelitian eksperimental murni dilakukan randominasi yaitu penunjukan

subyek penelitian yang dilakukukan secara acak. Acak lengkap merupakan

rancangan penelitian dimana semua subyek uji yang digunakan memiliki kriteria

yang sama sehingga memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih ke dalam

kelompok kontrol maupun perlakuan, sedangkan pola searah merupakan

rancangan penelitian yang memiliki satu variabel bebas yang digunakan (Wasis,

2008). Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah dosis fraksi

etanol heksan ekstrak metanol air daun Macaranga tanarius L.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel utama

a. Variabel bebas, adalah dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

35

b. Variabel tergantung, adalah jumlah geliat yang selanjutnya diolah sebagai

persen proteksi geliat.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali:

1) Galur, berat badan, dan umur dari hewan uji. Hewan uji yang

digunakan adalah mencit betina galur Swiss dengan berat badan 20-30

gram, dan berumur 2-3 bulan.

2) Bahan uji yang digunakan berupa daun Macaranga tanarius L.,

berasal dari lingkungan Kampus Universitas Sanata Dharma, Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

3) Waktu pemanenan daun Macaranga tanarius L. dilakukan pada bulan

April 2015 di pagi hari antara pukul 07.00-10.00 WIB.

b. Variabel pengacau tak terkendali:

1) Keadaan patologi mencit, yaitu kondisi anatomi dan fisiologi mencit

yang abnormal.

2) Ketahanan mencit, yaitu kemampuan individu mencit dalam menahan

rasa sakit.

2. Definisi operasional

a. Daun Macaranga tanarius L. yang digunakan adalah daun yang berwarna

hijau segar, tidak berlubang, serta tidak terdapat kotoran dari binatang

kecil. Daun diambil pada pukul 07.00-10.00 WIB di daerah Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

36

b. Ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. adalah ekstrak kental

yang pembuatannya didasarkan pada metode ekstraksi padat cair

(Matsunami et al, 2006) dengan cara mengekstraksi serbuk daun

Macaranga tanarius L. melalui proses maserasi menggunakan campuran

pelarut metanol-air.

c. Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

merupakan fraksi kental daun Macaranga tanarius L. yang diperoleh

melalui proses ekstraksi bertingkat dari ekstrak kental metanol-air daun

Macaranga tanarius L., kemudian dimaserasi kembali dengan campuran

pelarut etanol-heksan. Metode fraksinasi ini didasarkan pada penelitian

Puteri dan Kawabata (2010) yang dimodifikasi melalui proses maserasi

bertingkat menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda.

d. Sediaan fraksi daun Macaranga tanarius L. yaitu fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. yang dilarutkan dengan

CMC-Na 1% dalam labu takar 25 mL dan diberikan secara per oral.

e. Dosis pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanariius L. merupakan jumlah fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. yang diperoleh dari penetapan

konsentrasi terpekat fraksi sebesar 0,6 gram/25 mL atau 2,4 % dan hasil

konversi penggunaan pada tikus dengan dosis tertinggi 137 mg/kg BB.

f. Pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air secara peroral

merupakan pemberian tingkatan dosis fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. sebesar 47,95; 95,9; dan 191,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

37

mg/kgBB dengan menggunakan spuit injeksi oral setelah injeksi asam

asetat 1% secara intraperitoneal dengan selang waktu pemberian 10 menit.

g. Metode induksi rangsang kimia. Metode yang digunakan untuk mengukur

efek analgesik zat uji terhadap subyek uji dengan cara memberi rangsang

nyeri berupa asam asetat 1% yang diberikan secara intraperitoneal

sehingga menimbulkan respon positif berupa geliat yang diamati setiap 5

menit selama 1 jam.

h. Penetapan kriteria geliat mencit. Kriteria geliat mencit yang diamati dan

dihitung adalah gerakan menggeliat dengan menarik kedua pasang kaki ke

depan dan ke belakang serta menempelkan perut pada alas tempat berpijak

mencit tersebut (kotak kaca pengamatan geliat).

i. Jumlah kumulatif geliat adalah banyaknya geliat yang terjadi akibat

pemberian rangsang kimia (asam asetat 1%) selama 1 jam.

j. Persen proteksi adalah seratus dikurangi jumlah kumulatif geliat kelompok

perlakuan dibagi rata-rata jumlah kumulatif geliat kelompok kontrol

negatif dikali 100 persen.

k. Perubahan persen proteksi adalah jumlah rata-rata persen proteksi

kelompok kontrol positif dikurangi persen proteksi kelompok perlakuan,

kemudian dibagi rata-rata persen proteksi kelompok kontrol positif dan

dikali 100 persen.

l. Efek analgesik adalah persen proteksi geliat oleh senyawa uji terhadap

rangsang nyeri dari asam asetat yang memenuhi kriteria ≥ 50% (Kelompok

Kerja Ilmiah Phyto Medica, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

38

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Hewan uji yang digunakan berupa mencit betina galur Swiss dengan

umur 2-3 bulan, berat badan 20-30 g dan diperoleh dari Laboratorium

Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Daun Macaranga tanarius L. diperoleh dari daerah Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Bahan kimia

a. Asetosal diproduksi oleh Merck dan diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi-Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

b. Zat penginduksi nyeri, Asam asetat glasial diproduksi oleh Merck dan

diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

c. Carboxymethylcellulose-natrrium atau CMC-Na (Dai-Ichi Seiyaku Co.,

Ltd), sebagai pensuspensi asetosal dan fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

d. Aquadest diperoleh dari PT Brataco Chemika Yogyakarta.

e. Metanol diperoleh dari PT Brataco Chemika Yogyakarta.

f. Etanol diperoleh dari PT Brataco Chemika Yogyakarta.

g. Heksan diperoleh dari PT Brataco Chemika Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

39

h. Ketamin 0,5 ml diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan

Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Alat Penelitian

1. Alat pembuatan serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

Alat-alat yang digunakan antara lain adalah oven (Memmert), mesin

penyerbuk (Retsch), dan ayakan.

2. Pembuatan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L.

Seperangkat alat gelas berupa gelas beaker, erlenmeyer, gelas ukur, labu

alas bulat, pipet ukur, glass firn, pipet tetes, cawan porselin, corong, corong

Buchner, batang pengaduk (Pyrek Iwaki Glass®), timbangan elektrik, pompa

vakum, shaker, vacuum rotary evaporator, waterbath dan oven.

3. Alat uji analgesik

Seperangkat alat gelas berupa gelas beaker, gelas ukur, labu ukur, pipet

ukur, glass firn, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan

analitik Mettler Toledo®, spuit Terumo®, needle, stopwatch, dan kotak kaca

tempat pengamatan geliat.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman Macaranga tanarius L. dilakukan secara benar

menggunakan buku acuan Flora untuk Sekolah di Indonesia (Steenis, 1975)

dengan membandingkan bagian tanaman berupa batang, daun, dan buah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

40

Selanjutnya determinasi dilakukan dengan membandingkan simplisia tanaman

yang digunakan dengan herbarium tanaman Macaranga tanarius L. koleksi

Laboratorium Botani Farmasi. Determinasi dilakukan di Laboratorium Botani

Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Pengumpulan bahan uji

Bahan uji yang digunakan adalah daun Macaranga tanarius L. yang

diperoleh dari tanaman Macaranga tanarius L. yang tumbuh di daerah Paingan,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Daun dipanen pada bulan April 2015

dengan kriteria daun yang masih segar, berwarna hijau, tidak terlalu tua atau

muda, dan tidak berlubang.

3. Pembuatan serbuk daun Macaranga tanarius L.

Daun Macaranga tanarius L. yang telah dikumpulkan, dicuci dengan air

mengalir, kemudian ditiriskan untuk meniadakan air pada daun. Selanjutnya daun

dikeringkan di bawah sinar matahari dengan bantuan kain, selanjutnya

dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 45˚C-50o C. Setelah daun benar-benar

kering, daun diserbuk dan diayak dengan menggunakan ayakan nomor 40.

Penyerbukan daun dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

4. Penetapan kadar air pada serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Gravimetri dengan

menggunakan alat moisture balance. Sebanyak 5 gram serbuk Macaranga

tanarius L. dimasukkan ke dalam alat dan diratakan kemudian bobot serbuk

ditimbang sebagai bobot sebelum pemanasan. Serbuk dipanaskan pada suhu 105º

C selama 3 jam hingga berat konstan dan ditimbang bobot serbuk setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

41

pemanasan. Selisih bobot serbuk sebelum dan setelah pemanasan merupakan

kadar air dar serbuk yang diselidiki. Persyarataan serbuk yang baik yaitu kurang

dari 10% (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).

5. Pembuatan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L.

a. Pembuatan ekstrak kental daun Macaranga tanarius L.

Gambar 4. Flowchart langkah pembuatan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Oven suhu

400C ± 24

jam

Didapatkan

bobot tetap

ekstrak kental

daun

Macaranga

tanarius L.

Ekstrak cair

Ekstrak

Kental

Uapkan pada water

bath untuk

menghilangkan

aquadest

40 gram serbuk M.tanarius

Maserasi (140 rpm) selama 72 jam

Remaserasi 2x

Maserat

- Saring dengan corong buchner

- Dipekatkan dengan Rotary evaporator (3 rpm)

pada suhu 650C

100 mL metanol 70% dan 100 mL aquadest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

42

b. Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Gambar 5. Flowchart langkah pembuatan fraksi etanol-heksan dari hasil ekstrak kental metanol-air daun Macaranga tanarius L.

6. Penetapan konsentrasi terpekat

Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi terpekat yang dapat dibuat

dan dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari sepuit oral 1 mL. Menurut

Purwiyanto (2013), konsentrasi terpekat merupakan jumlah maksimum zat terlarut

Fraksi cair M.tanarius

Uapkan pada water

bath untuk

menghilangkan

pelarut yang belum

dapat ikut menguap

seleuruhnya melalui

vaccum rotary

evaporator

Fraksi Kental

Hingga

Didapatkan

bobot tetap

Fraksi kental

daun

Macaranga

tanarius L.

Oven suhu

400C

Saring dengan corong Buchner. Dipekatkan dengan Rotary evaporator (3 rpm) pada suhu didih campuran etanol – heksan 58,60 ~ 60°C (Agoes,2009).

1 gram Ekstrak kental M.tanarius

Maserasi (140 rpm) selama 24 jam

Filtrat

Remaserasi 1x

Alkohol 95% atau etanol

dan heksan (ml)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

43

dalam setiap satuan larutan pada temperatur tertentu. Berdasarkan penelitian

hepatoprotektif yang sedang dijalankan, telah didapatkan konsentrasi terpekat

dengan melarutkan sebanyak 0,6 gram fraksi larut ke dalam CMC-Na 1% pada

labu ukur 25 mL, sehingga didapatkan konsentrasi fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air sebesar 0,6 gram/25 mL atau 2,4 %.

7. Pembuatan larutan uji

a. Larutan Asam asetat

Larutan asam asetat 1 % dibuat dari larutan asam asetat glasial 100 % v/v

dengan menggunakan rumus V1.C1 = V2.C2.

V1. 100% = 25 mL . 1%

V1 = 0,25 mL

Asam asetat glasial 100 % diambil sebanyak 0,250 mL dimasukkan ke

dalam labu ukur 25 mL kemudian ditambahkan aquadest hingga batas

tanda.

b. Larutan CMC-Na 1%

Ditimbang sebanyak 1,0 gram CMC-Na, kemudian ditaburkan di atas

aquadest yang telah dipanaskan, diaduk hingga larutan mengembang dan

homogen. Larutan CMC-Na dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan

ditambahkan aquadest hingga batas tanda kemudian digojog.

c. Suspensi asetosal

Suspensi asetosal 1 % dibuat dengan mensuspensikan 250,0 mg asetosal

dalam CMC-Na 1 % dengan menggunakan labu ukur 25,0 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

44

d. Sediaan fraksi daun Macaranga tanarius L.

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

sebanyak 0,6 gram dilarutkan ke dalam larutan CMC-Na 1% kemudian

dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL, ditambahkan dengan larutan

CMC-Na hingga batas tanda dan digojog hingga terbentuk larutan

homogen.

8. Penetapan dosis

a. Dosis asam asetat

Dosis optimum asam asetat untuk menginduksi nyeri adalah 50 mg/kg BB

(Andini, 2010; Wulandari, 2010; dan Tabalubun, 2013).

b. Dosis asetosal

Dosis asetosal yang digunakan adalah dosis lazim yaitu 0,5 g atau 500 mg

untuk berat badan manusia Indonesia 50 kg (Andini, 2010 dan Wulandari,

2010). Faktor konversi dengan pedoman manusia Eropa 70 kg ke mencit

20 g adalah 0,0026. Dosis asetosal untuk manusia 70 kg adalah (70 kg : 50

kg) x 500 mg = 700 mg. Konversi dosis untuk mencit 20 g adalah 0,0026 x

700 mg = 1,82 mg, maka dosis asetosal adalah 1,82 mg : 20 g = 0,091

mg/g BB atau 91 mg/kg BB.

c. Dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius

L.

Ditentukan berdasarkan konsentrasi terpekat fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. yaitu 0,6 gram/25 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

45

Selanjutnya diperoleh dosis tertinggi untuk hewan uji tikus adalah 137

mg/kg BB melalui perhitungan sebagai berikut:

Dosis x BB tikus (g) = Konsentrasi terpekat fraksi × Volume pemberian

Dosis x 350 g BB = 0,6 gram/25mL x 2mL (�

� volume maksimal tikus)

Dosis x 0,350 kg BB = 600 mg/ 25 mL x 2 mL

Dosis fraksi = 137,1 mg/kg BB ≈ 137 mg/kg BB

Faktor konversi dosis untuk tikus 200 g ke mencit 20 g adalah 0,14.

1) Dosis tertinggi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada tikus adalah 137 mg/kgBB, maka dosis

untuk tikus dengan BB = 200 g adalah 137 mg/kg BB x 0,2 kg = 27,4

mg/kg BB≈ 27,4 mg/ 200 g BB.

2) Dosis tertinggi untuk mencit 20 gram ditentukan dari nilai konversi

dosis dari tikus 200 gram ke mencit 20 gram yaitu 0,14; maka dosis

tertinggi untuk mencit 20 gram adalah 27,4 mg/200 gram x 0,14 =

3,836 mg/20 gram BB mencit ≈ 191,8 mg/kg BB.

3) Dosis terendah dan dosis menengah ditentukan dengan menurunkan

dua kelipatan dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis untuk

mencit 20 gram sebagai berikut:

Dosis menengah = 1,918 mg/20 gram BB ≈ 95,9 mg/kg BB

Dosis terendah = 0,959 mg/20 gram BB ≈ 47,95 mg/kg BB

9. Pengujian kandungan senyawa metabolit sekunder

a. Pemeriksaan Alkaloid. Larutan ekstrak sebanyak 3 mL ditambah dengan

1ml HCl 2N dan 6 mL aquadest. Kemudian dipanaskan di atas penangas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

46

air selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Sebanyak 3 tetes filtrat

dipindahkan pada kaca arloji, kemudian ditambahkan pereaksi Mayer dan

Dragendorff, masing-masing sebanyak 2 tetes. Adanya alkaloid ditandai

dengan terbentuknya endapan putih dengan pereaksi Mayer dan endapan

merah dengan pereaksi Dragendorff (Departemen Kesehatan RI, 2000).

b. Pemeriksaan Flavonoid. Larutan ekstrak sebanyak 2 mL ditambah dengan

sedikit serbuk seng atau magnesium dan 2 mL HCl 2N. Senyawa

flavonoid akan menimbulkan warna jingga sampai merah (Departemen

Kesehatan RI, 2000).

c. Pemeriksaan Saponin. Larutan ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 10 mL

aquadest dan dikocok kuat selama 10 menit. Hasil dinyatakan positif

apabila buih yang terbentuk stabil selama tidak kurang dari 10 menit,

setinggi 1cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes HCl 2N, buih tidak

hilang (Departemen Kesehatan RI, 2000).

d. Pemeriksaan Triterpenoid/Steroid. Sebanyak 1 mL larutan ekstrak kental

diuapkan sampai kering, kemudian ditambah dengan pereaksi Lieberman-

Burchad. Jika warna berubah menjadi biru atau ungu, menandakan adanya

senyawa steroid. Jika warna berubah menjadi merah, menunjukkan adanya

senyawa terpenoid (Departemen Kesehatan RI, 2000).

e. Pemeriksaan Fenolik. Sebanyak 2 mL ekstrak ditambahkan dengan 10 mL

aquadest lalu didihkan selama 10 menit dalam tangas air mendidih.

Larutan kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan dengan 3 tetes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

47

FeCl3 1%. Terjadinya warna hijau-biru menunjukkan adanya fenolik

(Departemen Kesehatan RI, 2000).

f. Pemeriksaan Tanin. Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. sebanyak 1 mL dan dipindahkan ke atas plat tetes

lalu ditambah beberapa tetes FeCl3. Hasil positif dibuktikan dengan

perubahan warna larutan menjadi hijau sampai biru kehitaman (Azizah,

Suarsini, dan Prabaningtyas, 2014).

g. Pemeriksaan Glikosida. Sebanyak 0,1 mL fraksi daun Macranga tanarius

L. dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 mL aquadest, 5

tetes Molisch, dan 2 mL H2SO4 pekat secara hati-hati melalui dinding

tabung reaksi. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya cincin ungu pada

batas cairan (Azizah, Suarsini, dan Prabaningtyas, 2014).

10. Uji pendahuluan : Penetapan selang waktu pemberian asam asetat 1 %

v/v

Selang waktu pemberian asam asetat merupakan jeda antara pemberian zat

uji secara peroral dengan pemberian injeksi asam asetat secara intraperitoneal (ip).

Dalam saat selang waktu tersebut, zat uji diharapkan telah diabsorpsi sehingga

dapat memberikan efek analgesik secara optimal. Pada penentuan selang waktu

digunakan asetosal dosis 91 mg/kg BB. Selang waktu yang diujikan adalah 10 dan

15 menit. Selanjutnya dihitung rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu

tersebut. Selang waktu dengan jumlah geliat yang paling sedikit dipilih sebagai

selang waktu pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

48

11. Perlakuan hewan uji

Hewan uji sebanyak 25 ekor mencit betina galur Swiss berumur 2-3 bulan

dan memiliki berat badan 20-30 gram diberi perlakuan yang sama sebelum

digunakan yaitu diadaptasikan di lingkungan tempat penelitian selama 18-24 jam

dan dipuasakan selama 18-24 jam dengan hanya diberikan air minum saja.

Selanjutnya hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok secara acak dimana masing-

masing kelompok uji menggunakan 5 ekor mencit dengan rincian sebagai berikut:

a. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC-Na dosis 191,8 mg/kg BB

b. Kelompok II sebagai kontrol positif diberikan Asetosal dosis 91 mg/kg BB

c. Kelompok III sebagai perlakuan diberikan fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kg BB

d. Kelompok IV sebagai perlakuan diberikan fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kg BB

e. Kelompok V sebagai perlakuan diberikan fraksi etil asetat ekstrak metanol-air

daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kg BB

Setelah diberi perlakuan, setiap hewan uji dari masing- masing kelompok diberi

asam asetat 1% dengan dosis 50 mg/kg BB secara intraperitoneal dengan selang

waktu 10 menit. Respon geliat diamati dan dicatat setiap 5 menit selama 1 jam.

12. Perhitungan persen proteksi

Besarnya proteksi geliat dihitung dengan persamaan yaitu:

% proteksi = (100-[(P/K) x 100]%

Keterangan : P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian senyawa uji K = jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

49

Data persen proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisa

variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%.

13. Perhitungan perubahan persen proteksi

Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung

menggunakan rumus:

Perubahan % proteksi = [(A-B)/B] x 100

Keterangan: A = %proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan B = rata-rata proteksi geliat pada kontrol positif

(Pudjiastuti, Dzulkarnain, dan Nuratmi, 2000).

Gambar 6. Skema perlakuan hewan uji

Dua puluh lima ekor mencit dikelompokkan secara acak ke dalam 5 kelompok

Kelompok

I

CMC-Na

Kelompok

II

Asetosal

91mg/kg

BB

Kelompok

III

FDM

dosis 47,95

mg/kg BB

Kelompok

IV

FDM

dosis 95,9

mg/kg BB

Kelompok

V

FDM

dosis 191,8

mg/kg BB

Pemberian asam asetat 1% dosis 50 mg/kg BB setelah 10 menit secara i.p

Pengamatan geliat setiap selang waktu 5 menit selama 1 jam

Perhitungan % proteksi dan perubahan % proteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

50

F. Analisis Hasil

1. Uji pendahuluan untuk penentuan selang waktu pemberian senyawa uji

dan asam asetat

Hasil rata-rata jumlah geliat masing-masing kelompok uji yaitu

kelompok kontrol negatif CMC-Na dengan selang waktu pemberian 10 menit,

kelompok selang waktu pemberian 10 menit, dan kelompok selang waktu 15

menit diuji secara statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

bermakna antar kelompok. Analisis menggunakan Shapiro-Wilk dipilih untuk

mengetahui distribusi data masing-masing kelompok. Uji Shapiro-Wilk dipilih

karena sampel yang digunakan kurang dari 50. Nilai probabilitas (p) > 0,05

menunjukkan data berdistribusi normal, sedangkan nilai p < 0,05

menunjukkan data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan analisis

varian data antar kelompok dengan uji Levene. Nilai probabilitas (p) > 0,05

menunjukkan data antar kelompok bervariansi homogen, sedangkan nilai p <

0,05 menunjukkan variansi berbeda.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna antar

kelompok maka dilakukan uji T tidak berpasangan. Uji ini dipilih untuk

membandingkan rata-rata jumlah geliat dari 1 kali pengukuran pada dua

kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif CMC-Na dengan selang

waktu 10 menit terhadap kelompok selang waktu 10 menit dan antara

kelompok selang waktu 10 menit terhadap kelompok selang waktu 15 menit

yang memiliki distribusi normal dan variansi homogen. Nilai probabilitas (p)

> 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata antardua kelompok,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

51

sedangkan nilai p < 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan rerata antardua

kelompok (Dahlan, 2014).

2. Uji analgesik fraksi etanol heksan ekstrak metanol air daun Macaranga

tanarius l.

Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat dan perhitungan persen proteksi

dianalisis secara statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

bermakna antar kelompok. Analisis statistik diawali dengan uji Shapiro-Wilk

untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok. Uji Shapiro-Wilk

dipilih karena sampel yang digunakan kurang dari 50, apabila nilai

probabilitas (p) > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal, sedangkan

nilai p < 0,05 menunjukkan data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya

dilakukan analisis varian data antar kelompok dengan uji Levene. Nilai

probabilitas (p) > 0,05 menunjukkan data antar kelompok bervariansi

homogen, sedangkan nilai p < 0,05 menunjukkan variansi berbeda.

Karena data dari 5 kelompok uji memiliki distribusi normal dan

variansi homogen, maka dilanjutkan uji ANOVA satu arah dengan taraf

kepercayaan 95%. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata

antardua kelompok tidak berpasangan. Nilai probabilitas (p) < 0,05

menunjukkan paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai

perbedaan rerata yang bermakna, sedangkan nilai p > 0,05 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan rerata yang bermakna antardua kelompok. Apabila nilai p

dari hasil uji ANOVA satu arah < 0,05 maka analisis statistik dilanjutkan

dengan analisis Post-Hoc untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanoldosis 137; 68,5 dan 34,25 mg/kg BB tikus

secara bermakna. Analisis

Scheffe dipilih karena alternatif uji

yang relatif sama.

yang bermakna antara dua kelompok data, sedangkan nilai p > 0,05

menunjukkan perbedaan tersebut tidak bermakna (Dahlan, 2014).

Penelitian ini merupakan penelitian payung yang meneliti pengaruh

pemberian fraksi etanol

terhadap efek hepatoprotektif, anti

digunakan dalam penelitian ini

Peneliti hanya fokus pada pengaruh pemberian fraksi etanol

metanol-air daun Macaranga tanarius

galur Swiss (gambar 7)

uji mencit menjadi 47,95; 95,9 dan 191,8 mg/kg BB mencit.

Gambar 7. Fokus penelitian

heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius dosis 137; 68,5 dan 34,25 mg/kg BB tikus

Efek hepatoprotektif

Efek anti-inflamasi

Efek analgesik

secara bermakna. Analisis Post-Hoc yang digunakan adalah uji

dipilih karena alternatif uji Post-Hoc manapun akan memberikan hasil

relatif sama. Jika diperoleh nilai p < 0,05 menunjukkan perbedaan rerata

yang bermakna antara dua kelompok data, sedangkan nilai p > 0,05

menunjukkan perbedaan tersebut tidak bermakna (Dahlan, 2014).

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung yang meneliti pengaruh

pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius

terhadap efek hepatoprotektif, anti-inflamasi dan analgesik. Peringkat dosis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 137; 68,5 dan 34,25 mg/kg BB tikus.

Peneliti hanya fokus pada pengaruh pemberian fraksi etanol

Macaranga tanarius L. terhadap efek analgesik pada mencit

(gambar 7). Oleh karena itu, dilakukan konversi dos

uji mencit menjadi 47,95; 95,9 dan 191,8 mg/kg BB mencit.

Gambar 7. Fokus penelitian

*

Keterangan:

Fokus penelitian

oleh peneliti*

52

Macaranga tanarius L.

yang digunakan adalah uji Scheffe. Uji

manapun akan memberikan hasil

diperoleh nilai p < 0,05 menunjukkan perbedaan rerata

yang bermakna antara dua kelompok data, sedangkan nilai p > 0,05

menunjukkan perbedaan tersebut tidak bermakna (Dahlan, 2014).

Penelitian ini merupakan penelitian payung yang meneliti pengaruh

Macaranga tanarius L.

inflamasi dan analgesik. Peringkat dosis yang

adalah 137; 68,5 dan 34,25 mg/kg BB tikus.

Peneliti hanya fokus pada pengaruh pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak

L. terhadap efek analgesik pada mencit

. Oleh karena itu, dilakukan konversi dosis untuk hewan

Keterangan:

Fokus penelitian

oleh peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman Macaranga tanarius L.

Determinasi merupakan proses mengidentifikasi tanaman sehingga

diketahui ciri-ciri tumbuhan tersebut secara spesifik, kemudian data yang

diperoleh dibandingkan dengan acuan determinasi (Steenis, 1975) untuk

mengetahui klasifikasi tanaman. Tujuan determinasi adalah untuk memastikan

sampel tanaman yang digunakan dalam penelitian benar yaitu berasal dari spesies

Macaranga tanarius L.

Tanaman Macaranga tanarius L. yang digunakan sebagai bahan simplisia

merupakan tanaman liar, yaitu tumbuhan yang tumbuh sendiri di pekarangan atau

pagar-pagar, sehingga identifikasi harus dilakukan untuk menjamin bahwa bagian

tanaman yang diambil berasal dari spesies tanaman yang diinginkan.

Hasil determinasi yang dilakukan di Laboratorium Botani Farmasi

membuktikan bahwa yang dideterminasi adalah benar tanaman Macaranga

tanarius L. (Lampiran 1) melalui determinasi yang dilakukan secara benar hingga

kategori jenis (spesies).

B. Pengumpulan dan Penyerbukan Daun Macaranga tanarius L.

Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Macaranga tanarius L. Daun dipilih untuk diuji pada penelitian efek analgesik

karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kumazawa, Murase, Momose,

dan Fukumoto (2014) terbukti bahwa daun Macaranga tanarius L. mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

54

senyawa flavonoid terprenilasi dan memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas

DPPH yang paling tinggi setelah bagian glandular trichoma yang cenderung lebih

sulit untuk dikumpulkan dalam jumlah yang banyak.

Daun Macaranga tanarius L. diambil pada saat tanaman telah dewasa

yang ditandai dengan perubahan pertumbuhan dari vegetatif ke generatif yaitu

munculnya bunga. Hal ini dilakukan karena pada saat itu penumpukan senyawa

aktif berada dalam kondisi optimal sehingga mempunyai mutu terbaik.

Pemanenan daun dilakukan antara pukul 07.00-10.00 WIB agar diperoleh

kandungan senyawa metabolit yang optimal. Kandungan antioksidan dalam daun

akan banyak hilang untuk digunakan sebagai proteksi terhadap sinar UV yang

merupakan salah satu sumber radikal bebas dari lingkungan jika pemanenan

dilakukan pada siang hari (Tjay dan Rahardja, 2007). Waktu pemanenan akan

mempengaruhi kuantitas dan kualitas kandungan senyawa metabolit dalam daun,

sehingga pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat agar diperoleh

kandungan metabolit dalam jumlah optimal (Soegihardjo, 2013).

Pengumpulan daun Macaranga tanarius L. dilakukan pada daerah yang

sama yaitu di daerah Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan

kriteria masih segar, berwarna hijau, tidak terlalu tua atau muda, dan tidak

berlubang untuk menjaga mutu bahan aktif dalam simplisia agar tetap atau tidak

bervariasi. Hal ini dilakukan karena kadar bahan aktif dalam simplisia juga

bergantung pada lingkungan tumbuh. Tempat tumbuh yang berbeda akan

memiliki kualitas tanah, kadar air, dan intensitas sinar matahari yang berbeda,

sehingga menyebabkan perbedaan kandungan senyawa aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

55

Daun yang telah dipanen selanjutnya dicuci dengan air mengalir agar

dapat memenuhi kriteria bahan baku simplisia yaitu bersih, tidak bercampur

dengan tanah, pasir, kerikil atau pengotor lainnya. Pembersihan simplisia dari

tanah juga dapat mengurangi jumlah kontaminasi mikrobiologi (Soegihardjo,

2013). Daun yang sudah dicuci kemudian ditiriskan dan dikeringkan di bawah

sinar matahari dengan bantuan penutup kain hitam. Tujuan penggunaan kain

hitam adalah untuk menghindari debu, dan mencegah simplisia yang sudah kering

agar tidak terbawa oleh angin sehingga akan mengurangi bahan baku simplisia,

serta menghindari terurainya kandungan kimia karena paparan sinar matahari

(UV) secara langsung. Pengeringan dilanjutkan dengan menggunakan oven pada

suhu 45˚C-50o C untuk menyerap kandungan air yang masih tersisa sehingga

simplisia tidak mudah rusak dan dapat bertahan lama karena dapat mencegah

pertumbuhan jamur atau mikroba, serta mencegah terjadinya hidrolisis kandungan

senyawa metabolit akibat reaksi enzimatik yang diperantarai oleh adanya air.

Simplisia daun yang telah benar-benar kering dihaluskan hingga berbentuk

serbuk kemudian diayak menggunakan ayakan nomor 40 mesh supaya didapatkan

ukuran serbuk yang seragam. Penyerbukan ini dilakukan agar luas permukaan

serbuk simplisia yang berkontak dengan cairan penyari semakin besar, sehingga

diharapkan senyawa metabolit yang terkandung didalamnya dapat berdifusi

dengan mudah ke dalam cairan penyari untuk mencapai kesetimbangan

konsentrasi antara senyawa aktif di dalam sel dan dalam cairan penyari.

Penyerbukan daun Macaranga tanarius L. dilakukan di LPPT UGM dengan hasil

yang diperoleh 1200 g serbuk kering.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

56

C. Penetapan Kadar Air

Kadar air ditetapkan dengan metode gravimetri, yaitu dengan

membandingkan selisih bobot serbuk daun Macaranga tanarius L. sebelum

pengeringan pada suhu 105°C selama 3 jam dengan bobot serbuk setelah

pengeringan. Tujuan penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan

maksimal tentang besarnya kandungan air dalam bahan. Serbuk simplisia

dianggap aman jika memenuhi persyaratan serbuk yang baik yaitu memiliki kadar

air kurang dari 10%. Pada kadar air mencapai kurang dari 10%, dapat mencegah

pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya, serta menghentikan reaksi

enzimatik. Enzim tertentu dalam sel masih dapat bekerja menguraikan senyawa

aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih

mengandung kadar air tertentu (Prasetyo dan Endang, 2013).

Penetapan kadar air serbuk Macaranga tanarius L. dilakukan oleh LPPT

UGM dengan 2 kali replikasi. Hasil penetapan kadar air yang diperoleh adalah

kurang dari 10% dengan rata-rata sebesar 6,66% b/b (Lampiran 2). Hal ini

menunjukkan bahwa serbuk daun Macaranga tanarius L. telah memenuhi standar

kadar air serbuk yang baik.

D. Pembuatan Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak Metanol Daun Macaranga

tanarius L.

Pembuatan fraksi diawali dengan proses ekstraksi serbuk daun Macaranga

tanarius L. Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya

menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi bahan tanaman akan melalui dua

proses yang terjadi secara paralel yaitu pelepasan bahan yang diekstraksi melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

57

proses dari sel yang telah dirusak, dan pelepasan bahan yang diekstraksi melalui

proses difusi (Agoes, 2009). Serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

ditimbang sebanyak 40 g kemudian dimaserasi menggunakan campuran pelarut

metanol dan air masing-masing sebanyak 100 ml. Total bobot serbuk kering daun

Macaranga tanarius L. yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1200 g.

Maserasi merupakan salah satu metode penyarian simplisia dengan menggunakan

beberapa macam pelarut pada suhu kamar dan dalam kurun waktu tertentu. Pada

tahap maserasi, pelarut akan berdifusi ke dalam sel dan selanjutnya zat aktif akan

larut di dalam pelarut hingga tercapai kesetimbangan antara solute dan solven.

Untuk mengambil senyawa aktif yang masih tersisa maka dilakukan proses

remaserasi sebanyak dua kali, hingga diperoleh warna larutan yang bening. Baik

proses maserasi maupun remaserasi dilakukan dengan bantuan shaker selama 72

jam agar solute dan solvent dapat berkontak secara homogen dan mencapai

kesetimbangan konsentrasi (Puteri dan Kawabata, 2010). Penggojogan dilakukan

secara konstan dengan kecepatan putaran 140 rpm agar kesetimbangan

konsentrasi antara solute dan solvent dapat lebih mudah tercapai. Lamanya waktu

maserasi selama 72 jam merupakan waktu yang optimal untuk mencapai

konsentrasi yang setimbang antara solute dan solvent dalam pengambilan senyawa

aktif.

Proses ekstraksi didasarkan pada prinsip like dissolves like atau kelarutan

senyawa aktif terhadap pelarutnya. Kandungan aktif dalam daun Macaranga

tanarius L. yang ingin disari adalah senyawa ellagitannin yang bersifat semipolar,

oleh karena itu penyari yang digunakan juga harus memiliki rentang polaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

58

yang sama, agar dapat menyari senyawa aktif yang diinginkan secara selektif.

Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah metanol 70% dan air dengan

perbandingan 1:1. Pelarut ini dipilih karena campuran alkohol dan air memiliki

daya ekstraktif terbesar untuk semua bahan alam berbobot molekul rendah seperti

alkaloida, saponin, dan flavonoid (Agoes, 2009). Selain itu, pelarut yang

mengandung air akan meningkatkan proses difusi karena adanya perlakuan

dengan air akan menyebabkan terjadinya pengembangan sel sehingga terjadi

peningkatan permeabilitas atau pecahnya dinding sel. Perbandingan pelarut

metanol dan air 1:1 dipilih karena pada perbandingan tersebut dapat mencegah

terjadinya ekstraksi klorofil atau zat yang bersifat resin dan polimer yang pada

umumnya bukan merupakan bagian penting untuk ekstrak (Agoes, 2009). Metanol

digunakan pada konsentrasi 70% karena menurut penelitian Lim, Lim dan Yule

(2008) , metanol 70% dapat menyari senyawa polifenol dan senyawa antioksidan

secara efisien.

Hasil maserasi dan remaserasi disaring sehingga diperoleh ekstrak metanol-

air daun Macaranga tanarius L. Proses penyaringan dilakukan dengan

menggunakan kain mori dan kertas saring serta menggunakan bantuan corong

Buchner dan pompa vakum untuk mempercepat proses penyaringan. Penyaringan

dilakukan untuk memisahkan partikel serbuk dan kotoran dengan maserat yang

diperoleh. Adanya serbuk dan kotoran akan membentuk endapan ketika ekstrak

dikeringkan. Kain mori digunakan sebagai media penyaring untuk mempermudah

proses pemisahan serbuk dengan maserat yang akan diambil. Setelah penyaringan

dengan kain mori, dilanjutkan dengan menggunakan kertas saring untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

59

menjamin tidak ada serbuk atau pengotor berukuran kecil yang tercampur dengan

maserat.

Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dipekatkan dengan bantuan rotary

evaporator. Pemekatan ini dilakukan untuk memisahkan kandungan aktif dengan

campuran pelarut metanol-air sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental

merupakan masa kental yang mengandung bermacam konsentrasi sisa

kelembaban dan kekuatan bahan berkhasiat yang diperoleh dari ekstrak cair yang

diuapkan larutan penyarinya secara hati-hati. Pada suhu kamar, ekstrak kental

tidak berbentuk cair (Agoes, 2009). Suhu yang digunakan untuk menguapkan

pelarut adalah 65°C. dengan kecepatan putar 3 rpm. Suhu penguapan yang lebih

rendah dibanding titik didih pelarut tetap dapat menguapkan pelarut karena

prinsip kerja rotary evaporator yang menggunakan bantuan tekanan dari pompa

vakum, sehingga titik didih pelarut di dalam sistem akan lebih rendah, selain itu

adanya putaran labu alas bulat menyebabkan panas yang diberikan pada sistem

lebih merata. Proses pemekatan dihentikan ketika sebagian besar pelarut telah

menguap, yang ditandai dengan tetesan pelarut pada labu penampung yang

semakin sedikit, sehingga hanya meninggalkan senyawa aktif yang dituju.

Ekstrak kental yang didapat selanjutnya dituang ke dalam cawan porselein

yang telah ditimbang sebelumnya. Cawan berisi ekstrak kental diletakkan pada

waterbath untuk menguapkan sisa pelarut air, selanjutnya cawan berisi ekstrak

dimasukkan ke dalam oven pada suhu 40°C selama ± 24 jam hingga didapatkan

bobot tetap penyusutan 0%. Hasil bobot tetap ekstrak kental yang diperoleh pada

penelitian adalah 126,240 gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

60

Ekstrak kental yang diperoleh difraksinasi dengan cara dimaserasi kembali

dengan campuran pelarut yang berbeda. Fraksinasi adalah proses pemisahan

berdasarkan kepolaran senyawa yang terkandung di dalam ekstrak kental daun

Macaranga tanarius L. (Damayanti dan Suparjana (cit Prasetyo,2013)). Ekstrak

tumbuhan biasanya masih mengandung berbagai senyawa yang tidak diinginkan,

antara lain karbohidrat atau senyawa lipid. Untuk mendapatkan senyawa aktif

secara selektif, maka dilakukan ekstraksi bertingkat dengan menggunakan pelarut

yang memiliki rentang kepolaran yang lebih sempit dibanding pelarut yang

digunakan pada proses ekstraksi. Dalam penelitian ini senyawa yang diinginkan

merupakan senyawa ellagitannin. Empat senyawa ellagitannin berupa mallotinic

acid, corilagin, chebulagic acid, dan macatannins B memiliki nilai koefisien

partisi (log P) secara berturut-turut adalah 1,65; 1,10; 2,30; dan 2,57. Koefisien

partisi merupakan perbandingan konsentrasi yang tetap suatu zat terlarut pada

campuran pelarut yang saling tidak bercampur. Zat terlarut akan mendistribusikan

dirinya sendiri di antara kedua pelarut berdasarkan afinitasnya pada masing-

masing fase.

Sama seperti proses ekstraksi, pemilihan pelarut pada proses fraksinasi juga

didasarkan pada kelarutan zat aktif pada pelarutnya. Dalam hal ini, kelarutan

ditentukan dengan kedekatan nilai log P senyawa aktif dengan pelarut yang

digunakan. Pelarut polar memiliki log P ≤ 2, pelarut semi polar memiliki rentang

log P 2-4, sedangkan pelarut nonpolar memiliki log P ≥ 4 (Holmbreg, 2003).

Pelarut yang digunakan dalam proses fraksinasi adalah campuran etanol (log P -

0,16) dan heksan (log P 3,13) dengan log P campuran 2,97 sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

61

menyari senyawa aktif dengan rentang semi polar. Penggunaan campuran pelarut

etanol dan heksan diharapkan dapat menyari senyawa ellagitannin berupa

senyawa chebulagic acid dan macatannins B yang bersifat semi polar secara lebih

spesifik.

Tahap selanjutnya adalah proses maserasi dan remaserasi yang masing-masing

dilakukan selama 24 jam dengan bantuan shaker agar pelarut dapat berkontak

dengan senyawa aktif secara optimal. Remaserasi hanya dilakukan sebanyak 1

kali karena hasil remaserasi telah memberikan larutan berwarna bening sehingga

kemungkinan senyawa yang dituju sudah tidak tersari lagi pada pelarut. Larutan

hasil maserasi dan remaserasi kemudian disaring dengan bantuan kertas saring

dan corong Buchner sehingga didapatkan fraksi cair daun Macaranga tanarius L.

penyaringan ini dilakukan untuk memisahkan fraksi yang didapat dengan

pengotor berupa partikel halus dari ekstrak kental. Filtrat hasil penyaringan

dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator untuk memisahkan antara

senyawa aktif dengan campuran pelarut etanol-heksan. Suhu yang digunakan

adalah 60°C karena titik didih campuran pelarut etanol dan heksan adalah 58,60 ~

60°C (Agoes,2009).

Fraksi yang telah dipekatkan kemudian dituang ke dalam cawan porselein

yang telah ditimbang sebelumnya lalu diletakkan pada waterbath untuk

menguapkan pelarut yang masih tersisa. Fraksi kental yang didapat kemudian

dimasukkan ke dalam oven pada suhu 40°C hingga diperoleh bobot tetap dengan

penyusutan 0%. Jumlah fraksi etenol-heksan ekstrak metanol-air yang diperoleh

pada penelitian ini adalah 30,508 gram. Bobot fraksi yang diperoleh digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

62

untuk menghitung nilai % rendemen yang merupakan perbandingan antara bobot

fraksi yang diperoleh dengan bobot serbuk kering daun Macaranga tanarius L.

yang digunakan. Hasil perhitungan % rendemen adalah 2,55% (Lampiran 12).

E. Hasil Pengujian Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder

Sebelum dilakukan pengujian efek analgesik fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. perlu dilakukan pengujian secara

kualitatif untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit yang terkandung di

dalamnya. Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia pada tanaman yang

bermolekul kecil. Dalam penelitian ini, pengujian kandungan senyawa metabolit

sekunder dilakukan dengan cara mereaksikan fraksi daun Macaranga tanarius L.

dengan suatu reagen tertentu di dalam tabung reaksi. Hasil pengujian kandungan

senyawa metabolit sekunder dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II. Hasil Pengujian Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

No Pengujian Fitokimia Hasil Pengujian Tanda Positif Hasil +/++/+++ / - 1 Alkaloid Reagen Dragendorff Endapan merah Endapan merah + Reagen Mayer Endapan putih Endapan putih + 2 Flavonoid Kuning-Jingga Jingga +++ 3 Terpenoid Merah Coklat - 4 Fenolik Hijau-Biru Hijau-biru +

5 Saponin Buih ≥ 1 cm bertahan selama 30 menit

Buih ≤ 1 cm -

6 Tanin Biru Kehitaman Biru Kehitaman +++

7 Glikosida Cincin warna biru-ungu pada batas cairan

Terdapat cincin wana ungu tua pada batas cairan

++

Keterangan: (+++) intensitas kuat, (++) intensitas sedang, (+) intensitas rendah, (-) tidak terdeteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

63

1. Senyawa alkaloid

Pengujian kandungan senyawa alkaloid dilakukan dengan menggunakan 2

macam reagen/pereaksi yaitu Dragendorff dan Mayer. Prinsip penggunaan kedua

reagen ini untuk identifikasi kandungan alkaloid adalah pengendapan alkaloid

dengan logam-logam berat. Hasil positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya

endapan merah dengan reagen Dragendorff dan endapan putih dengan reagen

Mayer. Hasil pengujian kandungan senyawa alkaloid pada fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. menunjukkan hasil positif

dengan intensitas rendah. Hal ini ditunjukkan dari endapan merah dan endapan

putih yang terbentuk tidak terlalu banyak.

Dalam tumbuhan, senyawa alkaloid dapat terbentuk pada daun, dimana

proses fotosintesis terjadi. Senyawa alkaloid sendiri digunakan pada tanaman

untuk mempertahankan diri dari serangan luar. Beberapa senyawa alkaloid yang

terisolasi dapat memberikan efek farmakologis sebagai analgesik, mempengaruhi

peredaran darah dan pernapasan, anaestetika lokal, dan antiparasit (Sirait, 2007).

2. Senyawa flavonoid

Pengujian senyawa flavonoid dilakukan dengan menambahkan logam

magnesium pada larutan fraksi Macaranga tanarius L., kemudian ditambahkan 2

mL HCl 2 N. Tujuan penambahan logam magnesium dan HCl pada pengujian

flavonoid adalah untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur

flavonoid sehingga terjadi perubahan warna menjadi jingga atau merah.

Hasil uji flavonoid pada fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. memberikan hasil positif berupa terbentuknya warna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

64

jingga, namun belum dapat diketahui secara pasti jenis senyawa flavonoid yang

terkandung dalam fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L.

3. Senyawa terpenoid

Pengujian senyawa terpenoid dilakukan dengan menggunakan reagen

Lieberman Buchard yang dibuat dari asam sulfat pekat dan anhidrida asetat.

Senyawa terpenoid akan mengalami dehidrasi dengan penambahan asam kuat dan

membentuk garam yang memberikan reaksi dengan terbentuknya warna biru atau

ungu untuk senyawa steroid dan warna merah untuk senyawa terpenoid.

Perubahan warna ini disebabkan terjadinya reaksi oksidasi pada golongan

terpenoid/steroid melalui ikatan rangkap terkonjugasi.

Hasil pengujian senyawa terpenoid menunjukkan hasil negatif dengan

tidak terbentuknya hasil reaksi berwarna coklat. Hasil negatif ini dikarenakan

senyawa terpenoid tidak tersari dengan pelarut yang digunakan dalam proses

penyarian. Pelarut yang digunakan pada pembuatan fraksi Macaranga tanarius L.

bersifat semi polar, sedangkan menurut Sirait (2007), sebagian besar terpenoid

mempunyai struktur siklik dengan satu atau lebih gugus fungsional seperti

hidroksi dan karbonil, sehingga terpenoid pada umumnya merupakan senyawa

yang larut dalam lipid.

4. Senyawa fenolik

Pengujian kandungan fenolik dilakukan untuk membuktikan adanya gugus

OH dari fenol pada fraksi daun Macaranga tanarius L. Adanya gugus fenolik

akan memberikan warna hijau hingga biru setelah penambahan FeCl3. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

65

pengujian menunjukkan warna hijau kehitaman. Hal ini membuktikan bahwa

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

mengandung senyawa fenolik.

Fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih cincin aromatik

dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Fenolik pada tanaman terdiri dari asam

fenolat, flavonoid, dan tannin, serta sedikit ligan (Dai dan Mumper, 2010). Oleh

karena itu, senyawa fenolik yang dapat terkandung dalam fraksi Macaranga

tanarius L. antara lain chebulagic acid dan macatannin B (Puteri dan Kawabata,

2010).

5. Senyawa saponin

Pengujian kandungan saponin dilakukan dengan menambahkan aquadest

pada fraksi Macaranga tanarius L. kemudian dikocok kuat selama 10 menit, hasil

positif ditunjukkan dengan terbentuknya buih setinggi 1-10 cm selama 10 menit

dan dengan penambahan HCl buih tidak hilang. Saponin memiliki gugus polar

dan non-polar bersifat aktif permukaan sehingga saat dikocok dengan air dapat

terbentuk misel. Pada struktur misel, gugus polar menghadap ke luar sedangkan

gugus non polar menghadap ke dalam. Keadaan inilah yang tampak seperti busa.

Pengujian menunjukkan hasil negatif karena buih yang terbentuk ≤ 1cm.

Hal ini membuktikan bahwa fraksi Macaranga tanarius L. tidak memiliki

kandungan senyawa saponin. Hal ini disebabkan karena senyawa yang tersari

merupakan senyawa dengan rentang polaritas semi polar, sehingga senyawa yang

bersifat non polar seperti saponin terpenoid/steroid tidak terkandung dalam fraksi

Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

66

6. Senyawa tanin

Pengujian kandungan senyawa tannin dilakukan dengan memindahkan

fraksi Macaranga tanarius L. ke dalam plat tetes, lalu ditambahkan FeCl3 1%.

FeCl3 akan bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa

tannin sehingga terbentuk warna biru kehitaman. Hasil pengujian menunjukkan

hasil positif dengan intensitas kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi

Macaranga tanarius L. memiliki kandungan senyawa tannin. Hal ini didukung

oleh penelitian Puteri dan Kawabata (2010) yang membuktikan bahwa daun

Macaranga tanarius L. memiliki kandungan ellagitannin berupa chebulagic acid,

dan macatannin B.

7. Senyawa glikosida

Pengujian senyawa glikosida dilakukan dengan menambahkan pereaksi

Molisch dan H2SO4 ke dalam tabung berisi larutan fraksi Macaranga tanarius L.

Prinsip dari pengujian ini adalah H2SO4 akan menghidrolisis ikatan glikosida

merubah monosakarida menjadi furfural dan derivat-derivatnya. Hasil hidrolisis

ini akan bergabung dengan α-naphtol yang merupakan komponen dalam pereaksi

Molisch dan menghasilkan kompleks berwarna ungu. Pengujian kandungan

senyawa glikosida menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya

cincin warna ungu tua pada batas larutan, namun belum dapat dipastikan jenis

senyawa glikosida yang terkandung di dalamnya, oleh karena itu dapat dilakukan

penelitian lebih lanjut dengan metode kromatografi untuk memastikan senyawa

glikosida yang terkandung dalam fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

67

F. Uji Pendahuluan

Penentuan selang waktu pemberian asam asetat

Selang waktu adalah jarak antara pemberian asetosal atau fraksi etanol

heksan ekstrak metanol air daun Macaranga tanarius L. dengan asam asetat.

Penentuan selang waktu dilakukan untuk memperkirakan waktu yang tepat untuk

menginjeksikan penginduksi nyeri berupa asam asetat. Pengujian dilakukan

dengan memberikan asetosal sebagai kontrol positif dengan dosis 91 mg/kg BB

secara per oral kemudian diberi asam asetat dengan dosis 50 mg/kg BB secara

intraperitoneal dengan selang waktu 10 dan 15 menit. Pengujian juga

menggunakan kontrol negatif CMC-Na untuk mengetahui apakah pada selang

waktu 10 dan 15 menit asetosal telah terabsorbsi dan dapat menimbulkan efek

analgesik. Hal ini diketahui dari perbandingan jumlah kumulatif geliat kontrol

negatif CMC-Na berbeda signifikan dibandingkan dengan selang waktu

pemberian 10 dan 15 menit.

Dari kedua selang waktu yang diujikan, dipilih selang waktu pemberian

yang memenuhi persyaratan, dimana pada selang waktu pemberian tersebut

asetosal sebagai kontrol positif telah diabsorbsi dengan baik pada saluran cerna

sehingga dapat bekerja sebagai analgesik dengan memberikan respon penurunan

jumlah geliat.

Hasil pengujian selang waktu pemberian asam asetat menghasilkan rata-

rata jumlah kumulatif geliat mencit pada kelompok kontrol negatif CMC-Na dan

kelompok selang waktu 10 dan 15 menit yang disajikan pada tabel III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

68

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan selang waktu pemberian asam asetat 50 mg/kg BB.

Kelompok Kumulatif geliat

(Mean ± SE) Nilai p

Kontrol negatif CMC-Na selang 10 menit

92,00 ± 1,73 1,000(N)

10 menit 35,00 ± 0,57 1,000(N) 15 menit 32,66 ± 1,45 0,780(N)

Keterangan: Mean = rata-rata kumulatif geliat SE = Standard Error N = data berdistribusi normal (p > 0,05)

Hasil analisis statistik dengan uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p >

0,05 (lampiran 9), sehingga dapat disimpulkan bahwa data rata-rata jumlah geliat

masing-masing kelompok memiliki distribusi normal. Hasil uji variansi dengan uji

Levene juga menujukkan nilai p > 0,05 (lampiran 9). Hal ini membuktikan bahwa

data rata-rata jumlah geliat antar kelompok bervariansi homogen.

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah kumulatif geliat antar

kelompok maka dilakukan uji T tidak berpasangan sehingga diketahui apakah

antar kelompok memiliki perbedaan yang bermakna (lampiran 9).

Tabel IV. Hasil uji T tidak berpasangan untuk data jumlah geliat pada penentuan selang waktu

Kelompok Nilai p Kontrol negatif CMC-Na Selang waktu 10 menit 0,000(BB)

Selang waktu 10 menit Selang waktu 15 menit 0,210(BTB)

Keterangan: BB = berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Hasil uji T tidak berpasangan (tabel IV) menunjukkan bahwa antara

kelompok kontrol negatif CMC-Na dengan selang waktu 10 menit memiliki

perbedaan rata-rata jumlah kumulatif geliat yang berbeda bermakna (p < 0,05).

Hal ini disebabkan karena CMC-Na tidak memiliki efek analgesik sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

69

memiliki jumlah geliat yang paling banyak. Dengan adanya perbedaan yang

bermakna tersebut dapat disimpulkan bahwa asetosal sebagai kontrol positif telah

dapat terabsorpsi dan bekerja dengan menurunkan jumlah geliat pada selang

waktu pemberian 10 menit. Hasil uji T tidak berpasangan untuk selang waktu 10

dan 15 menit menunjukkan nilai probabilitas 0,210; sehingga dapat disimpulkan

bahwa rata-rata kumulatif jumlah geliat antara kedua selang waktu tersebut

berbeda tidak bermakna (p > 0,05). Oleh karena itu, selang waktu 10 dan 15 menit

merupakan jarak waktu yang optimal pada pemberian asetosal dan senyawa uji

dengan asam asetat karena pada selang waktu tersebut asetosal telah diabsorbsi

pada saluran cerna. Selang waktu pemberian 10 menit lebih singkat dibanding

selang waktu 15 menit, sehingga dipilih sebagai selang waktu pemberian asetosal

dan sediaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air dengan asam asetat pada

penelitian ini.

G. Uji Efek Analgesik Fraksi Daun Macaranga tanarius L.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efek analgesik fraksi etanol-

heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dengan mengukur

kemampuan senyawa uji dalam mengatasi sensasi nyeri. Sensasi nyeri muncul

dari pemberian asam asetat yang dapat menginduksi munculnya geliat pada

mencit sebagai respon nyeri. Larutan asam asetat 1% diinjeksi secara

intraperitoneal dengan dosis yang digunakan adalah 50 mg/kg BB. Berdasarkan

hasil uji pendahuluan, asam asetat diinjeksikan 10 menit setelah pemberian

senyawa uji secara per oral. Pada penelitian ini digunakan mencit betina galur

Swiss karena menurut McMahon (2013), mencit betina memiliki ambang nyeri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

70

yang lebih rendah dibanding mencit jantan, sehingga lebih sensitif pada pengujian

nyeri nosiseptif. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh aktivasi G-protein yang

berkaitan dengan potassium channels yang memediasi inhibisi post sinaps oleh

neurotransmitter inhibisi. Inhibisi ini lebih efektif pada jenis kelamin jantan

dibanding betina, sehingga ambang nyeri mencit jantan lebih tinggi dibanding

mencit betina.

Fraksi Macaranga tanarius L. diberikan dalam tiga peringkat yaitu dosis

47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kg BB. Kontrol positif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah asetosal dengan dosis 91 mg/kg BB. Asetosal digunakan

sebagai kontrol positif karena telah terbukti memiliki efek analgesik. Kontrol

negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah CMC Na 1% yang merupakan

pelarut sediaan fraksi dan asetosal dengan dosis pemberian 191,8 mg/kg BB.

Pengamatan dilakukan selama 1 jam dengan mencatat geliat yang terjadi

setiap selang waktu 5 menit. Hasil pengamatan memberikan data berupa jumlah

kumulatif geliat yang selanjutnya diolah menjadi data persen proteksi. Persen

proteksi merupakan besarnya kemampuan senyawa uji dalam mengatasi rasa

nyeri. Menurut Phytomedica (1991), suatu senyawa dikatakan memiliki efek

analgesik jika nilai persen proteksi memenuhi kriteria yaitu ≥ 50%. Nilai persen

proteksi yang diperoleh selanjutnya diolah menjadi nilai perubahan persen

proteksi. Perubahan persen proteksi dihitung untuk mengetahui besarnya daya

analgesik fraksi daun Macaranga tanarius L. setiap peringkat dosis terhadap

asetosal. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat, rata-rata persen proteksi dan rata-

rata perubahan persen proteksi pada tiap kelompok uji disajikan dalam tabel V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

71

dan dan hasil pengolahan data dalam bentuk histogram dapat dilihat pada gambar

8.

Tabel V. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat, rata-rata persen proteksi, dan rata-rata perubahan persen proteksi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif,

dan 3 peringkat dosis fraksi daun Macaranga tanarius L.

Kelompok

Jumlah kumulatif

geliat (Mean ± SE)

Persen proteksi

(Mean ± SE)

Perubahan persen

proteksi (Mean ± SE)

Nilai p

Kontrol negatif CMC-Na

90,60 ± 2,42 0,00 ± 2,67 -99,99 ± 4,32 0,260(N)

Kontrol positif asetosal

34,60 ± 1,28 61,80 ± 1,42 0,00 ± 2,30 0,199(N)

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

38,20 ± 2,43 57,83 ± 2,69 -6,42 ± 4,35 0,826(N)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

31,60 ± 2,06 65,12 ± 2,27 5,35 ± 3,68 0,108(N)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

18,80 ± 1,71 79,24 ± 1,89 28,21 ± 3,06 0,658(N)

Keterangan: Mean = rata-rata SE = Standard Error FDM = fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. N = data berdistribusi normal (p > 0,05)

(a)

90,60± 2,42

34,60 ± 1,28

38,20 ± 2,43

31,60 ± 2,06

18,80 ± 1,71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

72

(b)

(c)

Gambar 8. (a) Histogram rata-rata jumlah kumulaif geliat (b) Histogram rata-rata

persen proteksi dan (c) Histogram rata-rata perubahan persen proteksi pada uji efek analgesik kelompok uji yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan peringkat

dosis fraksi daun Macaranga tanarius L.

0,00 ± 2,67

61,80 ± 1,42 57,83 ± 2,69

65,12 ± 2,27

79,24 ± 1,89

-99,99 ± 4,32 0,00 ± 2,30 -6,42 ± 4,35 5,35 ± 3,68

28,21 ± 3,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

73

Dari data dan histogram yang dipaparkan, diketahui bahwa jumlah

kumulatif geliat berbanding terbalik dengan persen proteksi. Semakin besar rata-

rata jumlah kumulatif geliat maka persen proteksi akan semakin kecil. Data

jumlah kumulatif geliat dan persen proteksi yang diperoleh selanjutnya dianalisis

secara statistik untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok (Lampiran 10

dan 11). Analisis secara statistik diawali dengan uji Shapiro-Wilk untuk

mengetahui distribusi data masing-masing kelompok. Uji Shapiro-Wilk dipilih

karena jumlah sampel yang digunakan < 50 sampel. Hasil pengujian menunjukkan

nilai probabilitas > 0,05 untuk semua kelompok, sehingga dapat disimpulkan data

pada masing-masing kelompok berdistribusi normal. Analisis secara statistik

dilanjutkan dengan menguji variansi data antar kelompok menggunakan uji

Levene. Hasil uji Levene menunjukkan nilai probabilitas > 0,05, sehingga dapat

disimpulkan data bervariansi homogen. Untuk mengetahui perbedaan jumlah

kumulatif geliat dan persen proteksi antar kelompok maka dilakukan uji One way

ANOVA.

Uji One way ANOVA dipilih karena data berdistribusi normal dan

bervariansi homogen. Hasil uji One way ANOVA untuk jumlah kumulatif geliat

dan persen proteksi diperoleh nilai probabilitas 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat

disimpulkan paling tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar dua kelompok.

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan jumlah kumulatif

geliat dan persen proteksi yang bermakna maka dilakukan uji post hoc yaitu uji

Scheffe. Hasil uji Scheffe untuk jumlah kumulatif geliat disajikan dalam tabel VI

dan persen proteksi disajikan dalam tabel VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

74

Tabel VI. Hasil uji Scheffe untuk jumlah kumulatif geliat pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 peringkat dosis fraksi Macaranga tanarius L.

Kelompok Nilai probabilitas

Kontrol negatif dosis 191,8 mg/kg BB

Kontrol positif dosis 91 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,000(BB)

Kontrol positif dosis 91 mg/kg BB

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

0,812(BTB)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

0,892(BTB)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,001(BB)

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

0,297(BTB)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,006(BB)

Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) FDM = Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

1. Kelompok kontrol negatif

Kontrol negatif CMC-Na memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat yaitu

90,60 ± 2,42, dengan nilai rata-rata persen proteksi 0,00 ± 2,67. Penelitian yang

dilakukan oleh Andini (2010) dan Octavianus, Fatimali, dan Lolo (2014) juga

membuktikan bahwa CMC-Na sebagai kontrol negatif pada pengujian efek

analgesik menghasilkan jumlah geliat paling banyak dibanding kelompok uji

lainnya. Persen proteksi yang sangat rendah menandakan bahwa CMC-Na yang

merupakan pelarut asetosal dan fraksi Macaranga tanarius L. tidak memiliki

kemampuan untuk mengatasi nyeri sehingga memiliki rata-rata jumlah kumulatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

75

geliat terbanyak dibanding kelompok uji lainnya. Hal ini membuktikan bahwa

CMC-Na tidak mengandung zat aktif yang mampu memberikan daya hambat

terhadap nyeri.

Tabel VII. Hasil uji Scheffe untuk persen proteksi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 peringkat dosis fraksi Macaranga tanarius L.

Kelompok Nilai p

Kontrol negatif dosis 191,8 mg/kg

BB

Kontrol positif dosis 91 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,000(BB)

Kontrol positif dosis 91 mg/kg BB

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

0,812(BTB)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

0,892(BTB)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,001(BB)

FDM dosis 47,95 mg/kg BB

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

0,297(BTB)

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,000(BB)

FDM dosis 95,9 mg/kg BB

FDM dosis 191,8 mg/kg BB

0,006(BB)

Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) FDM = Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. 2. Kelompok kontrol positif

Asetosal sebagai kontrol positif memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat

sebesar 34,60 ± 1,28. Berdasarkan hasil uji Scheffe, jumlah kumulatif geliat dan

persen proteksi kontrol positif asetosal berbeda secara bermakna terhadap kontrol

negatif CMC-Na dengan nilai probabilitas < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian asetosal dapat memberikan proteksi terhadap rasa nyeri yaitu sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

76

61,80 ± 1,42 %, sedangkan kontrol negatif CMC-Na tidak dapat memberikan

proteksi terhadap rasa nyeri. Nilai persen proteksi asetosal ≥ 50% menandakan

bahwa asetosal terbukti memiliki efek analgesik yang ditandai dengan rata-rata

jumlah kumulatif geliat yang jauh lebih rendah dibanding kontrol negatif CMC-

Na.

3. Kelompok perlakuan fraksi Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kg BB

Fraksi Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kg BB memiliki rata-rata

jumlah kumulatif geliat 38,20 ± 2,43 dan rata-rata persen proteksi 57,83 ± 2,69.

Nilai persen proteksi ≥ 50% menandakan bahwa fraksi Macaranga tanarius L.

dosis 47,95 mg/kg BB terbukti memiliki efek analgesik. Hasil uji Scheffe untuk

jumlah kumulatif geliat dan persen proteksi menunjukkan hasil yang berbeda

bermakna (p < 0,05) (lampiran 10 dan 11) terhadap kelompok kontrol negatif

CMC-Na yang memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat 90,60 ± 2,42 dan rata-

rata persen proteksi 0,00 ± 2,67. Hasil uji Scheffe untuk jumlah kumulatif geliat

dan persen proteksi menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna dengan nilai

probabilitas 0,812 (p > 0,05) (lampiran 10 dan 11) terhadap kontrol positif

asetosal yang memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat 34,60 ± 1,28 dan rata-rata

persen proteksi 61,80 ± 1,42. Hal ini membuktikan bahwa fraksi Macaranga

tanarius L. dosis 47,95 mg/kg BB memiliki kemampuan proteksi nyeri yang

setara dengan asetosal. Berdasarkan hasil perhitungan perubahan persen proteksi,

fraksi Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kg BB memiliki daya analgesik

6,42 ± 4,35 lebih rendah dibanding asetosal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

77

4. Kelompok perlakuan fraksi Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kg BB

Fraksi Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kg BB memiliki rata-rata

jumlah kumulatif geliat 31,60 ± 2,06 dan nilai rata-rata persen proteksi 65,12 ±

2,27. Nilai persen proteksi ≥ 50% menandakan bahwa fraksi Macaranga tanarius

L. dosis 95,9 mg/kg BB terbukti memiliki efek analgesik. Hasil uji Scheffe untuk

jumlah kumulatif geliat dan persen proteksi menunjukkan hasil yang berbeda

bermakna (p < 0,05) (lampiran 10 dan 11) terhadap kelompok kontrol negatif

CMC-Na yang memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat 90,60 ± 2,42 dan rata-

rata persen proteksi 0,00 ± 2,67. Hasil uji Scheffe untuk jumlah kumulatif geliat

dan persen proteksi menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna dengan nilai

probabilitas 0,892 (p > 0,05) (lampiran 10 dan 11) terhadap kontrol positif

asetosal yang memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat 34,60 ± 1,28 dan rata-rata

persen proteksi 61,80 ± 1,42. Hal ini membuktikan bahwa fraksi Macaranga

tanarius L. dosis 95,9 mg/kg BB memiliki kemampuan proteksi nyeri yang setara

dengan asetosal. Berdasarkan hasil perhitungan perubahan persen proteksi, fraksi

Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kg BB memiliki daya analgesik 5,35 ± 3,68

lebih tinggi dibanding asetosal.

5. Kelompok perlakuan fraksi Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kg BB

Fraksi Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kg BB memiliki rata-rata

jumlah kumulatif geliat 18,80 ± 1,71 dan nilai rata-rata persen proteksi 79,24 ±

1,89. Nilai persen proteksi ≥ 50% menandakan bahwa fraksi Macaranga tanarius

L. dosis 191,8 mg/kg BB terbukti memiliki efek analgesik. Hasil uji Scheffe untuk

jumlah kumulatif geliat dan persen proteksi menunjukkan hasil yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

78

bermakna (p < 0,05) (Lampiran 10 dan 11) terhadap kelompok kontrol negatif

CMC-Na yang memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat 90,60 ± 2,42 dan rata-

rata persen proteksi 0,00 ± 2,67. Hasil uji Scheffe untuk jumlah kumulatif geliat

dan persen proteksi menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dengan nilai

probabilitas 0,001 (p < 0,05) (lampiran 6 dan 7) terhadap kontrol positif asetosal

yang memiliki rata-rata jumlah kumulatif geliat 34,60 ± 1,28 dan rata-rata persen

proteksi 61,80 ± 1,42. Hal ini membuktikan bahwa fraksi Macaranga tanarius L.

dosis 191,8 mg/kg BB memiliki kemampuan proteksi nyeri yang lebih tinggi

dibanding asetosal. Berdasarkan hasil perhitungan perubahan persen proteksi,

fraksi Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kg BB memiliki daya analgesik

28,21 ± 3,06 lebih tinggi dibanding asetosal.

6. Perbandingan antar kelompok perlakuan fraksi Macaranga tanarius L.

dosis 47,95 mg/kg BB, 95,9 mg/kg BB dan 191,8 mg/kg BB.

Fraksi Macaranga tanarius L. pada masing-masing peringkat dosis 47,95

mg/kg BB, 95,9 mg/kg BB, dan 191,8 mg/kg BB memiliki rata-rata jumlah

kumulatif geliat yang berbeda yaitu 38,20 ± 2,43; 31,60 ± 2,06; dan 18,80 ± 1,71.

Rata-rata jumlah kumulatif geliat ini semakin menurun seiring dengan

peningkatan dosis fraksi Macaranga tanarius L. Nilai persen proteksi ketiga

peringkat dosis fraksi Macaranga tanarius L. untuk dosis 191,8 mg/kg BB, 95,9

mg/kg BB, dan 47,95 mg/kg BB secara berturut-turut adalah 79,24 ± 1,89; 65,12

± 2,27; dan 57,83 ± 2,69. Hasil persen proteksi yang diperoleh ≥ 50 %

menandakan bahwa ketiga dosis fraksi Macaranga tanarius L. memiliki efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

79

analgesik. Data menunjukkan bahwa semakin besar dosis fraksi Macaranga

tanarius L. maka nilai persen proteksi akan semakin besar.

Untuk mengetahui perbedaan jumlah kumulatif geliat dan persen proteksi

antar peringkat dosis fraksi Macaranga tanarius L., maka dilakukan pengujian

secara statistik. Hasil uji Scheffe menunjukkan jumlah kumulatif geliat dan persen

proteksi yang berbeda tidak bermakna antara dosis 47,95 mg/kg BB dan 95,9

mg/kg BB fraksi Macaranga tanarius L. dengan nilai probabilitas > 0,05. Hal ini

membuktikan bahwa fraksi Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kg BB dan

95,9 mg/kg BB memiliki kemampuan penghambatan nyeri yang setara.

Hasil uji Scheffe menunjukkan jumlah kumulatif geliat dan persen

proteksi yang berbeda bermakna antara dosis 47,95 mg/kg BB dan 191,8 mg/kg

BB fraksi Macaranga tanarius L. dengan nilai probabilitas p < 0,05. Hal ini

membuktikan bahwa fraksi Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kg BB

memiliki kemampuan penghambatan nyeri yang lebih besar dibanding dosis 47,95

mg/kg BB.

Hasil uji Scheffe menunjukkan jumlah kumulatif geliat dan persen

proteksi yang berbeda bermakna antara dosis 95,9 mg/kg BB dan 191,8 mg/kg BB

fraksi Macaranga tanarius L. dengan nilai probabilitas p < 0,05. Hal ini

membuktikan bahwa fraksi Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kg BB

memiliki kemampuan penghambatan nyeri yang lebih besar dibanding dosis 95,9

mg/kg BB.

Dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

80

47,95 mg/kg BB memiliki efek analgesik yang setara dengan dosis 95,9 mg/kg

BB, sedangkan dosis 191,8 mg/kg BB memiliki efek analgesik yang lebih besar

dibanding dua dosis lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

kekerabatan antara peringkat dosis fraksi Macaranga tanarius L. dengan efek

analgesik yang ditimbulkan. Efek analgesik tidak mengalami peningkatan seiring

dengan peningkatan dosis fraksi Macaranga tanarius L.

Dari ketiga peringkat dosis, dosis 191,8 mg/kg BB memberikan efek

analgesik paling besar. Apabila dosis pada mencit 20 gram dikonversi ke dosis

pada menusia 70 kg maka diperoleh dosis 21,25 mg/kg BB (Lampiran 13),

sehingga fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

dosis 191,8 mg/kg BB mencit memungkinkan untuk diberikan pada manusia.

Penapisan aktivitas analgesik fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air

daun Macaranga tanarius L. dapat dilanjutkan dengan menggunakan metode

pengujian efek analgesik narkotik yaitu metode rangsang panas. Hal ini perlu

dilakukan karena efek analgesik yang muncul dari pemberian fraksi daun

Macaranga tanarius L. dapat berasal dari penghambatan nyeri secara perifer

maupun secara sentral. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian analgesik

dengan metode rangsang panas untuk mengetahui apakah fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. bekerja sebagai analgesik perifer

atau sentral.

Efek analgesik dari fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. diduga berasal dari senyawa ellagitannin yaitu chebulagic

acid dan macatananin B yang terkandung di dalamnya. Senyawa ellagitannin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

81

telah terbukti memiliki aktivitas dalam menangkal radikal bebas DPPH. Radikal

bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Untuk

menjadi stabil, maka radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul atau sel

lain di dalam tubuh. Radikal bebas akan menyerang tubuh terutama merusak

protein, sel, dan jaringan dalam organ tubuh dan menyebabkan terjadinya

kerusakan sel akibat proses pengambilan elektron dari sel-sel tubuh dalam upaya

radikal bebas untuk menstabilkan diri.

Kerusakan jaringan yang terjadi akibat adanya rangsangan secara mekanis,

kimiawi maupun fisis akan menyebabkan peningkatan jumlah radikal bebas di

dalam tubuh. Radikal bebas akan dilepaskan pada proses perubahan asam

arakidonat menjadi endoperoksida dan asam hidroksiperoksida pada proses

pembentukan prostaglandin sebagai mediator nyeri. Secara alamiah, tubuh akan

memproduksi antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas. Namun, apabila

radikal bebas berada dalam jumlah cukup banyak dan tidak seimbang dengan

antioksidan endogen yang tersedia, maka sel akan mengalami serangan oleh

radikal bebas dan menyebabkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu dibutuhkan

senyawa antioksidan eksogen untuk mengatasi pembentukan radikal bebas yang

terlalu banyak. Dalam penelitian ini, diduga senyawa chebulagic acid dan

macatananin B yang terkandung dalam fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air

daun Macaranga tanarius L. berperan sebagai senyawa antioksidan eksogen yang

menghambat pembentukan radikal bebas pada proses perubahan asam arakidonat

menjadi endoperoksida dan asam hidroksiperoksida, sehingga tidak terjadi

kerusakan jaringan lebih lanjut yang disebabkan oleh radikal bebas. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

82

mengetahui secara lebih spesifik senyawa aktif yang berperan sebagai analgesik

dapat dilakukan penegasan dengan menggunakan kromatografi kolom sehingga

dapat dilakukan isolasi senyawa yang berperan sebagai analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis

47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kg BB memiliki efek analgesik pada mencit betina

galur Swiss.

2. Persen proteksi geliat fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada dosis 47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kg BB secara

berturut adalah 57,83; 65,12; dan 79,24.

3. Perubahan proteksi geliat fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada dosis 47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kg BB secara

berturut-turut adalah -6,42; 5,35; dan 28,21.

4. Tidak ada kekerabatan antara efek analgesik dan dosis fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penapisan aktivitas analgesik fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L. dengan menggunakan metode uji

analgesik narkotik.

2. Perlu dilakukan penegasan kandungan senyawa aktif dalam fraksi etanol-

heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. yang berperan

sebagai analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

84

DAFTAR PUSTAKA Agoes, G., 2009, Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2), Edisi revisi

dan perluasan, Penerbit ITB, Bandung, pp. 31-40, 174. Al-Ash’ary, M.N., Supriyanti, T.E.M., Zackiyah, 2010, Penentuan Pelarut Terbaik

dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif dari Kulit Batang Artocarpus heterophyllus, Universitas Pendidikan Indonesia Al Wasel, A.H., and Bashandy, S.A., 2011, Carbon Tetrachloride-induced Hepatotoxicty and Nephrotoxicity in Rats: Protective Role Vitamin C, Journal of Pharmacology and Toxicology, 6(3), 283-292.

Andini, A.P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga

tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, 10-11, 55, Universitas Sanata Dharma, Yogakarta.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien, Salemba Medika, Jakarta, hal. 145-147. Azizah, N., Suarsini, E., dan Prabaningtyas, S., 2014, Analisis Kandungan Kimia

Infusa Tanaman Sangkaet (Basilicum polystachyon (L.) Moench) dan Uji Efektivitas Antifungal Infusa tanaman Sangket terhadap Penghambatan Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro, Skripsi, 3, Universitas Negeri Malang, Malang.

Cannon, J.G., 2007, Pharmacology for Chemist, Second Edition, American

Chemical Society, New York, p. 192. Corwin, E.J., 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, EGC, Jakarta, hal. 388-390. Dahlan, M.S. 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba

Medika, Jakarta, hal. 53-58, 85-105. Dai, J., dan Mumper J.R., 2010, Plant Phenolics: Extraction, Analysis and Their

Antioxidant and Anticancer Properties, Molecules, 15, 7317-7352. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sediaan Galenik, departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 8-25. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 9, 47, 772, dan 782.

Dinas Kesehatan, 2010, Informasi tentang Asetosal,

http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/220-asetosal.html, diakses tanggal 8 November 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

85

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal. 46.

Goland, D.E., 2011, Principles of Pharmacology: the Pathophysiologic Basis of

Drug Therapy, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, pp. 275-276.

Goldberg, D.S., and Summer J. McGee, 2011, Pain as A Global Public Health

Priority, BMC Public Health, 11, 770. Hartwig, M.S., dan Wilson, L.M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit, Vol. 2, EGC, Jakarta, hal. 1063-1064, 1073-1075. Hidayat, M., dan Hidayat A.A.A., 2008, Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk

Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta, hal. 121. Holmberg, K., 2003, Novel Surfactants, second edition vol.144, revised and

expanded, Marcel Dekker, Inc., United States of America, pp.101. Jordao, A. M., Correia, A.C., Delcampo, R., dan SanJose, M.L.G., 2012,

Antioxidant Capacity, Scavenger Activity, and Ellagitannins Content from Commercial Oak Pieces Used in Winemaking, Eur Food Res Technol, 235: 817-825.

Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8, Salemba Medika,

Jakarta, hal. 462. Kawakami, S., Harinantenaina, L., Matsunami, K., Otsuka, H., Shinzato, T., and

Takeda, Y., 2008, Macaflavones A-G, Prenylated Flavones from the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod., 71, 1872-1876.

Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica, 1991, Pedoman dan Pengembangan

Fitofarmakan, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta, pp.3,41, 259.

Kumazawa, S., Murase, M., Momose, N., dan Fukumoto, S., 2014, Analysis of

Antioxidant Prenylflavonoids in Different Parts of Macaranga tanarius L., the Plant Origin of Okinawan Propolis, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 16-20.

Lim, T.Y., Lim, Y.Y., Yule, C.M., 2009, Evaluation of antioxidant, antibacterial

and anti-tyrosinase activities of four Macaranga species, Food Chemistry, 114, 594-599.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

86

Magadula, J.J., 2014, Phytochemistry and Pharmacology of the genus Macaranga: A review, Academic Journal, 8, 489-503.

Matsunami, K., Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi,

K., et al., 2009, Absolute configuration of (+)-pinoresinol 4-O-[600-O-galloyl]- b-D-glucopyranoside, macarangiosides E., and F isolated from the leaves of Macaranga tanarius, Phytochemistry 70 1277-1285.

Matsunami, K., Takamori, I., Shinzato, T., Aramoto, M., Kondo, K., Otsuka, H.,

et al, 2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MUL(L.)-ARG., Chem. Pharm. Bul (L.), 54, 1403-1407.

McMahon, S.B., 2013, Wall and Melzack’s Textbook of Pain, Sixth edition,

Elsevier, Philadelphia, p. 286. Muhammad, N., Saeed, M & Khan, H., 2012, Antipiretic, Analgesic and Anti-

Inflammatory Activity of Viola betonicifolia Whole Plant, BMC Complementary and Alternative Medicine, 12 (59).

Musa, A.M., Aliyu, A.B., Yaro, A.H., Magaji, M.G., Hassan, H.S. and Abdullahi,

M.I., 2009, Preliminary Phytocemichal, Analgesik and Anti Inflamatory Studies of the Metanol Extract of Anisopus manii (N.E.Br) (Asclepiadaceae) in Rodents, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3, 374-378.

Muttaqin, A., 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan, Salemba Medika, Jakarta, hal. 502-504. Mycek, M.J., Richard A. H., dan Pamela C.C., 2001, Farmakologi : Ulasan

Bergambar, Edisi 2, Widya Medika, Jakarta, hal. 406-407. National Center for Biotechnology Information, 2015, Methanol, Neal, M. J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Ed. 5, Erangga, Jakarta, hal.

64-65. Octavianus, S., Fatimawali, dan Lolo, W.A., 2014, Uji Efek Analgetik Ekstrak

Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Putih Jantan (Mus muscculus), Pharmacon, 3, 87-92.

Ong, H.C., 2008, Tumbuhan Liar : Khasiat Ubatan dan Kegunaan Lain, PRIN-

AD SDN. BHD., Kuala Lumpur, hal. 124-125. Phommart, S., Suthivaiyakit, P., Chimnoi N., Ruchirawat, S., dan Suthivaiyakit,

S., 2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod., 68, 927-930.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

87

Phytomedika, 1991, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Phytomedika, Jakarta, hal.49.

Prasetyo, dan Endang, I., 2013, Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-obatan

(Bahan Simplisia), Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu, hal. 19.

Prasetyo, H.D., 2013, Aktivitas Antimikroba Fraksi Petroleum Eter, Kloroform,

Etanol Bunga Pulu (Chartamus tinctorius L.) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, pp.18.

Pudjiastuti, B., Dzulkarnain, dan B. Nuratmi, 2000, Uji analgetik infus rimpang

lempuyang pahit (Zingiber amaricans BL.) pada mencit putih, Cermin Dunia Kedokteran, 129: 39-41.

Puteri, M. D. P. T. G., dan Kawabata, J., 2010, Novel α- glucosidase inhibitors

from Macaranga tanarius leaves, Food Chemistry, 123, 384-389. Sirait, M., 2007, Penuntun Fitokimia dalam Farmasi, Penerbit ITB, Bandung, hal.

54-62. Soegihardjo, 2013, Farmakognosi, Citra Aji, Parama, Yogyakarta, hal. 8. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya, 2008, Kumpulan kuliah Farmakologi, Edisi 2, EGC, Jakarta, hal. 542-543.

Steenis, C.G.G.J.van., Hoed, D., Blommbergen, S., dan Eyma, P.J., 1992,

Flora:Untuk Sekolah di Indonesia, cetakan keenam, diterjemahkan oleh Moeso, S., dkk., PT Pradnya Paramita, Jakarta, pp.35,36,37,49,50.

Stoker, S.H., 2010, General Organik and Biological Chemistry, 5th edition,

Cengage Learning, Inc., USA, pp. 404-405. Sultana, B., Anwar, F., Ashraf, M., 2009, Effect of Extraction Solvent/Technique

on the Antioxidant Activity of Selected Medicinal Plant Extracts, Molecules, 14, 2168.

Sutresna, N., 2007, Cerdas Belajar Kimia, Grafindo Media Pratama, Bandung,

hal. 229. Tabalubun, E.M., 2013, Efek Analgesik Infusa Daun Iler (Coleus atropurpureus

L. Benth) dengan Metode Rangsang Kimia pada Mencit Betina, Skripsi, 26, Universitas Sanata Dharma, Yogakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

88

Tiwari, B.K., Brunton, N., Brennan, C.S., 2013, Handbook of Plant Food

Phytochemicals: Sources, Stability, and Extraction, John Wiley and Sons, Ltd., United Kingdom.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting: Khasiat Penggunaan dan

Efek-efek Sampingnya, Edisi VI, Cetakan ke-1, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 312.

Toripah, S.S., Abidjulu, J., Wehantouw, F., 2014, Aktivitas Antioksidan dan

Kandungan Total Fenolik Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.), Pharmacon, 3, 4.

Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Academic Press, New

York, pp. 100-107. United States Environmental Protection Agency, 2013, Hexane,

http://www.epa.gov/ttnatw01/hlthef/hexane.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

United States Environmental Protection Agency, 2013, Methanol,

http://www.epa.gov/ttn/atw/hlthef/methanol.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat, EGC, Jakarta, hal.

17-20. Wilmana, P.F., Gan, S., 2007, Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi

Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 230-233.

World Health Organization, 2012, WHO Guidelines on the Pharmacological

Treatment of Persisting Pain in Children with Medical Illnesses, WHO Press, Switzerland, pp 17-18.

Wulandari, D., 2010, Efek Analgesik Infusa Daun Macaranga tanarius L. pada

Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, 19-30, Universitas Sanata Dharma, Yogakarta. www. http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/methanol, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

85

89

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Windows
Textbox
Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

90

Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

Lampiran 2. Surat keterangan penetapan kadar air serbuk daun

tanarius L. dari LPPT UGM

Surat keterangan penetapan kadar air serbuk daun

L. dari LPPT UGM

91

Surat keterangan penetapan kadar air serbuk daun Macaranga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

92

Lampiran 3. Surat Ethical Clearance dari Fakultas Kedokteran UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

93

Lampiran 4. Surat legalitas analisa data oleh Pusat Kajian CE&BU Fakultas

Kedokteran UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

Lampiran 5. Daun dan serbuk daun metanol-air dan hasil fraksi etanolMacaranga tanarius

Gambar 11. Hasil ekstrak metanol-air daun

tanarius

Gambar 9. Daun Macaranga tanarius

an 5. Daun dan serbuk daun Macaranga tanarius L.; hasil ekstrak air dan hasil fraksi etanol-heksan ekstrak metanol

Macaranga tanarius L., serta sediaan fraksi daun Macaranga tanarius

. Hasil ekstrak air daun Macaranga tanarius L.

Gambar 12. Hasil fraksi etanoldari ekstrak metanol

Macaranga tanarius

Macaranga tanarius L. Gambar 10. Serbuk Macaranga tanarius

L.

Gambar 13. Sediaan fraksi etanol-heksan dari ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius

94

L.; hasil ekstrak heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L.

. Hasil fraksi etanol-heksan dari ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L.

Macaranga tanarius

. Sediaan fraksi heksan dari ekstrak

air daun Macaranga tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

Lampiran 6. Injeksi intraperitoneal

Lampiran 7. Kriteria geliat mencit

Lampiran 8. Hasil pengujian fitokimia fraksi etanolair daun

Gambar 15. Geliat mencit yang memenuhi

Gambar 17. Hasil uji Alkaloid dengan

reagen Mayer

Lampiran 6. Injeksi intraperitoneal

Lampiran 7. Kriteria geliat mencit

Lampiran 8. Hasil pengujian fitokimia fraksi etanol-heksan ekstrak metanolair daun Macaranga tanarius L.

Gambar 14. Injeksi intraperitoneal

. Geliat mencit yang memenuhi kriteria

Gambar 16. Geliat mencit yang tidak memenuhi kriteria

Hasil uji Alkaloid dengan

reagen Mayer

Gambar 18. Hasil uji Alkaloid

dengan reagen Dragendorff

95

heksan ekstrak metanol-

Geliat mencit yang tidak memenuhi kriteria

Hasil uji Alkaloid

dengan reagen Dragendorff

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

Gambar 21. Hasil uji Fenolik

Gambar 19. Hasil uji Flavonoid

Gambar 23. Hasil uji Saponin

Hasil uji Fenolik Gambar 22. Hasil

. Hasil uji Flavonoid Gambar 20. Hasil uji Terpenoid

. Hasil uji Saponin Gambar 24. Hasil uji Glikosida

96

. Hasil uji Tanin

. Hasil uji Terpenoid

. Hasil uji Glikosida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

97

Lampiran 9. Hasil analisis statistik jumlah geliat pada penentuan selang

waktu pemberian asam asetat 50mg/kg BB.

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Geliat Kontrol Negatif

CMC-Na selang 10

menit

3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Selang waktu

pemberian 10 menit 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Descriptives

Kelompok Statistic

Std.

Error

Geliat Kontrol Negatif

CMC-Na selang 10

menit

Mean 92.0000 1.73205

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 84.5476

Upper Bound 99.4524

5% Trimmed Mean .

Median 92.0000

Variance 9.000

Std. Deviation 3.00000

Minimum 89.00

Maximum 95.00

Range 6.00

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Kurtosis . .

Selang waktu

pemberian 10 menit

Mean 35.0000 .57735

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 32.5159

Upper Bound 37.4841

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

98

5% Trimmed Mean .

Median 35.0000

Variance 1.000

Std. Deviation 1.00000

Minimum 34.00

Maximum 36.00

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Kurtosis . .

1. Uji distribusi data kelompok kontrol negatif CMC-Na selang 10 menit dan

selang waktu pemberian 10 menit

Hipotesis : Ho = distribusi jumlah geliat normal

H1 = distribusi jumlah geliat tidak normal

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Geliat Kontrol Negatif CMC-

Na selang 10 menit .175 3 . 1.000 3 1.000

Selang waktu

pemberian 10 menit .175 3 . 1.000 3 1.000

Kesimpulan : Ho diterima, maka distribusi jumlah geliat normal

2. Uji varian data antar kelompok kontrol negatif CMC-Na selang 10 menit dan

selang waktu pemberian 10 menit

Hipotesis : Ho = data jumlah geliat bervariasi homogen

H1 = data jumlah geliat tidak bervariasi homogen

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

99

Hasil :

Levene's Test for Equality of

Variances

F Sig.

Geliat Equal variances assumed 1.600 .275

Equal variances not assumed

Kesimpulan: Ho diterima, maka data bervariansi homogen.

3. Uji hipotesis T tidak berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang bermakna terhadap jumlah geliat antar kelompok tidak berpasangan yang

berdistribusi normal

Hipotesis :

Ho = jumlah geliat antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna

H1 = jumlah geliat antar kelompok perlakuan berbeda bermakna

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

t-test for Equality of Means

t Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Geliat

Equal variances assumed

31.22 4 0.000 57 1.82574 51.93093 62.06907

Equal variances not assumed

31.22

2.439 0.000 57 1.82574 50.35537 63.64463

Kesimpulan : Ho ditolak, maka jumlah geliat antar kelompok perlakuan berbeda bermakna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

100

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Geliat Selang waktu 10

menit 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Selang waktu 15

menit 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

Descriptives

Kelompok Statistic

Std.

Error

Geliat Selang waktu 10

menit

Mean 35.0000 .57735

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 32.5159

Upper Bound 37.4841

5% Trimmed Mean .

Median 35.0000

Variance 1.000

Std. Deviation 1.00000

Minimum 34.00

Maximum 36.00

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Kurtosis . .

Selang waktu 15

menit

Mean 32.6667 1.45297

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 26.4151

Upper Bound 38.9183

5% Trimmed Mean .

Median 33.0000

Variance 6.333

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

101

Std. Deviation 2.51661

Minimum 30.00

Maximum 35.00

Range 5.00

Interquartile Range .

Skewness -.586 1.225

Kurtosis . .

1. Uji distribusi data kelompok selang waktu pemberian 10 dan 15 menit

Hipotesis : Ho = distribusi jumlah geliat normal

H1 = distribusi jumlah geliat tidak normal

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Geliat Selang waktu 10 menit .175 3 . 1.000 3 1.000

Selang waktu 15 menit .219 3 . .987 3 .780

Kesimpulan : Ho diterima, maka distribusi jumlah geliat normal.

2. Uji varian data antar kelompok selang waktu pemberian 10 dan 15 menit

Hipotesis : Ho = data jumlah geliat bervariasi homogen

H1 = data jumlah geliat tidak bervariasi homogen

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

102

Levene's Test for Equality of

Variances

F Sig.

Geliat Equal variances assumed 1.923 .238

Equal variances not

assumed

Kesimpulan: Ho diterima, maka data bervariansi homogen.

3. Uji hipotesis T tidak berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

yang bermakna terhadap jumlah geliat antar kelompok tidak berpasangan yang

berdistribusi normal

Hipotesis :

Ho = jumlah geliat antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna

H1 = jumlah geliat antar kelompok perlakuan berbeda bermakna

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Erro

r Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Geliat

Equal variances assumed 1.492 4 0.21

2.33333

1.56347 -2.00756

6.67423

Equal variances not assumed 1.492

2.616

0.245

2.33333

1.56347 -3.08186

7.74852

Kesimpulan : Ho diterima, maka jumlah geliat antar kelompok perlakuan

berbeda tidak bermakna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

103

Lampiran 10. Hasil analisis statistik jumlah geliat pada uji efek analgesik

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Geliat Kontrol negatif CMC-

Na 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Kontrol positif

Asetosal 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

FDM dosis 47,95

mg/kg BB 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

FDM dosis 95,9

mg/kg BB 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

FDM dosis 191,8

mg/kg BB 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Descriptives

Kelompok Statistic

Std.

Error

Geliat Kontrol

negatif CMC-

Na

Mean 90.6000 2.42074

95%

Confidence

Interval for

Mean

Lower Bound 83.8789

Upper Bound 97.3211

5% Trimmed Mean 90.8333

Median 92.0000

Variance 29.300

Std. Deviation 5.41295

Minimum 82.00

Maximum 95.00

Range 13.00

Interquartile Range 9.50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

104

Skewness -1.227 .913

Kurtosis 1.071 2.000

Kontrol positif

Asetosal

Mean 34.6000 1.28841

95%

Confidence

Interval for

Mean

Lower Bound 31.0228

Upper Bound 38.1772

5% Trimmed Mean 34.6667

Median 35.0000

Variance 8.300

Std. Deviation 2.88097

Minimum 30.00

Maximum 38.00

Range 8.00

Interquartile Range 4.00

Skewness -1.008 .913

Kurtosis 2.550 2.000

FDM dosis

47,95 mg/kg

BB

Mean 38.2000 2.43721

95%

Confidence

Interval for

Mean

Lower Bound 31.4332

Upper Bound 44.9668

5% Trimmed Mean 38.2778

Median 39.0000

Variance 29.700

Std. Deviation 5.44977

Minimum 30.00

Maximum 45.00

Range 15.00

Interquartile Range 9.00

Skewness -.598 .913

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

105

Kurtosis 1.455 2.000

FDM dosis

95,9 mg/kg

BB

Mean 31.6000 2.06398

95%

Confidence

Interval for

Mean

Lower Bound 25.8695

Upper Bound 37.3305

5% Trimmed Mean 31.4444

Median 29.0000

Variance 21.300

Std. Deviation 4.61519

Minimum 28.00

Maximum 38.00

Range 10.00

Interquartile Range 8.50

Skewness .808 .913

Kurtosis -1.958 2.000

FDM dosis

191,8 mg/kg

BB

Mean 18.8000 1.71464

95%

Confidence

Interval for

Mean

Lower Bound 14.0394

Upper Bound 23.5606

5% Trimmed Mean 18.8333

Median 19.0000

Variance 14.700

Std. Deviation 3.83406

Minimum 14.00

Maximum 23.00

Range 9.00

Interquartile Range 7.50

Skewness -.190 .913

Kurtosis -2.167 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

106

1. Uji distribusi data masing-masing kelompok

Hipotesis : Ho = distribusi data jumlah geliat normal

H1 = distribusi data jumlah geliat tidak normal

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Geliat Kontrol negatif

CMC-Na .208 5 .200* .868 5 .260

Kontrol positif

Asetosal .355 5 .038 .852 5 .199

FDM dosis 47,95

mg/kg BB .213 5 .200* .963 5 .826

FDM dosis 95,9

mg/kg BB .313 5 .122 .816 5 .108

FDM dosis 191,8

mg/kg BB .198 5 .200* .939 5 .658

Kesimpulan : Ho diterima, maka data berdistribusi normal

2. Uji varian data antar kelompok

Hipotesis : Ho = data jumlah geliat bervariasi homogen

H1 = data jumlah geliat tidak bervariasi homogen

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Test of Homogeneity of Variances

Geliat

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.712 4 20 .593

Kesimpulan : Ho diterima, maka data bervariansi homogen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

107

3. Uji hipotesis one way anova untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

bermakna terhadap jumlah geliat antar kelompok tidak berpasangan yang

berdistribusi normal dan memiliki variansi homogen

Hipotesis :

Ho = jumlah geliat antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna

H1 = jumlah geliat antar kelompok perlakuan berbeda bermakna

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

ANOVA

Geliat

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 15373.360 4 3843.340 186.028 .000

Within Groups 413.200 20 20.660

Total 15786.560 24

Kesimpulan : Ho ditolak, maka jumlah geliat antar kelompok perlakuan

berbeda bermakna

4. Uji post hoc Scheffe untuk mengetahui pada kelompok mana terdapat

perbedaan jumlah geliat yang bermakna

Hipotesis :

Ho = jumlah geliat antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna

H1 = jumlah geliat antar kelompok perlakuan berbeda bermakna

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Multiple Comparisons

Geliat Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

108

Kontrol negatif

CMC-Na

Kontrol positif

Asetosal 56.00000* 2.87472 .000 46.2665 65.7335

FDM dosis 47,95

mg/kg BB 52.40000* 2.87472 .000 42.6665 62.1335

FDM dosis 95,9

mg/kg BB 59.00000* 2.87472 .000 49.2665 68.7335

FDM dosis 191,8

mg/kg BB 71.80000* 2.87472 .000 62.0665 81.5335

Kontrol positif

Asetosal

Kontrol negatif

CMC-Na -56.00000* 2.87472 .000 -65.7335 -46.2665

FDM dosis 47,95

mg/kg BB -3.60000 2.87472 .812 -13.3335 6.1335

FDM dosis 95,9

mg/kg BB 3.00000 2.87472 .892 -6.7335 12.7335

FDM dosis 191,8

mg/kg BB 15.80000* 2.87472 .001 6.0665 25.5335

FDM dosis

47,95 mg/kg

BB

Kontrol negatif

CMC-Na -52.40000* 2.87472 .000 -62.1335 -42.6665

Kontrol positif

Asetosal 3.60000 2.87472 .812 -6.1335 13.3335

FDM dosis 95,9

mg/kg BB 6.60000 2.87472 .297 -3.1335 16.3335

FDM dosis 191,8

mg/kg BB 19.40000* 2.87472 .000 9.6665 29.1335

FDM dosis

95,9 mg/kg BB

Kontrol negatif

CMC-Na -59.00000* 2.87472 .000 -68.7335 -49.2665

Kontrol positif

Asetosal -3.00000 2.87472 .892 -12.7335 6.7335

FDM dosis 47,95

mg/kg BB -6.60000 2.87472 .297 -16.3335 3.1335

FDM dosis 191,8

mg/kg BB 12.80000* 2.87472 .006 3.0665 22.5335

FDM dosis

191,8 mg/kg

BB

Kontrol negatif

CMC-Na -71.80000* 2.87472 .000 -81.5335 -62.0665

Kontrol positif

Asetosal -15.80000* 2.87472 .001 -25.5335 -6.0665

FDM dosis 47,95

mg/kg BB -19.40000* 2.87472 .000 -29.1335 -9.6665

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

109

FDM dosis 95,9

mg/kg BB -12.80000* 2.87472 .006 -22.5335 -3.0665

Kesimpulan :

a. Jumlah geliat kelompok kontrol negatif CMC-Na berbeda bermakna

terhadap kontrol positif Asetosal, FDM dosis 47,95 mg/kg BB, FDM dosis

95,9 mg/kg BB, dan FDM dosis 191,8 mg/kg BB.

b. Jumlah geliat kelompok kontrol positif Asetosal berbeda bermakna

terhadap kontrol negatif CMC-Na dan FDM dosis 191,8 mg/kg BB, dan

berbeda tidak bermakna terhadap FDM dosis 47,95 mg/kg BB dan FDM

dosis 95,9 mg/kg BB.

c. Jumlah geliat kelompok FDM dosis 47,95 mg/kg BB berbeda tidak

bermakna terhadap FDM dosis 95,9 mg/kg BB dan berbeda bermakna

terhadap FDM dosis 191,8 mg/kg BB.

d. Jumlah geliat kelompok FDM dosis 95,9 mg/kg BB berbeda bermakna

terhadap FDM dosis 191,8 mg/kg BB.

Lampiran 11. Hasil analisis statistik % proteksi pada uji efek analgesik

fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Case Processing Summary

Kelompok

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PersenProtek

si

Kontrol negatif

CMC-Na

5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Kontrol positif

Asetosal 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

FDM dosis 47,95

mg/kg BB 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

FDM dosis 95,9

mg/kg BB 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

FDM dosis 191,8

mg/kg BB 5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

110

Descriptives

Kelompok

Statisti

c

Std.

Error

PersenProteks

i

Kontrol negatif

CMC-Na

Mean .0002 2.67175

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound -7.4178

Upper

Bound 7.4182

5% Trimmed Mean -.2573

Median -1.5450

Variance 35.691

Std. Deviation 5.9742

2

Minimum -4.86

Maximum 9.49

Range 14.35

Interquartile Range 10.48

Skewness 1.227 .913

Kurtosis 1.071 2.000

Kontrol positif

Asetosal

Mean 61.809

6 1.42209

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

57.861

2

Upper

Bound

65.758

0

5% Trimmed Mean 61.736

0

Median 61.368

0

Variance 10.112

Std. Deviation 3.1799

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

111

Minimum 58.06

Maximum 66.89

Range 8.83

Interquartile Range 4.41

Skewness 1.008 .913

Kurtosis 2.551 2.000

FDM dosis 47,95

mg/kg BB

Mean 57.836

2 2.69007

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

50.367

4

Upper

Bound

65.305

0

5% Trimmed Mean 57.750

3

Median 56.953

0

Variance 36.182

Std. Deviation 6.0151

7

Minimum 50.33

Maximum 66.89

Range 16.56

Interquartile Range 9.93

Skewness .598 .913

Kurtosis 1.455 2.000

FDM dosis 95,9

mg/kg BB

Mean 65.120

8 2.27806

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

58.795

9

Upper

Bound

71.445

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

112

5% Trimmed Mean 65.292

5

Median 67.991

0

Variance 25.948

Std. Deviation 5.0939

0

Minimum 58.06

Maximum 69.09

Range 11.04

Interquartile Range 9.38

Skewness -.808 .913

Kurtosis -1.958 2.000

FDM dosis 191,8

mg/kg BB

Mean 79.248

8 1.89253

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

73.994

3

Upper

Bound

84.503

3

5% Trimmed Mean 79.212

0

Median 79.028

0

Variance 17.908

Std. Deviation 4.2318

2

Minimum 74.61

Maximum 84.55

Range 9.93

Interquartile Range 8.28

Skewness .190 .913

Kurtosis -2.167 2.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

113

1. Uji distribusi data masing-masing kelompok

Hipotesis : Ho = distribusi data % proteksi normal

H1 = distribusi data % proteksi tidak normal

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Statisti

c Df Sig.

PersenProteksi Kontrol negatif

CMC-Na .208 5 .200* .868 5 .260

Kontrol positif

Asetosal .355 5 .038 .852 5 .199

FDM dosis 47,95

mg/kg BB .213 5 .200* .963 5 .826

FDM dosis 95,9

mg/kg BB .313 5 .122 .816 5 .108

FDM dosis 191,8

mg/kg BB .198 5 .200* .939 5 .658

Kesimpulan : Ho diterima, maka data berdistribusi normal

2. Uji varian data antar kelompok

Hipotesis : Ho = data % proteksi bervariasi homogen

H1 = data % proteksi tidak bervariasi homogen

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

Test of Homogeneity of Variances

PersenProteksi

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.712 4 20 .593

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

114

Kesimpulan : Ho diterima, maka data bervariansi homogen

3. Uji hipotesis one way anova untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

bermakna terhadap % proteksi antar kelompok tidak berpasangan yang

berdistribusi normal dan memiliki variansi homogen

Hipotesis :

Ho = % proteksi antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna

H1 = % proteksi antar kelompok perlakuan berbeda bermakna

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

ANOVA

PersenProteksi

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 18728.481 4 4682.120 186.032 .000

Within Groups 503.366 20 25.168

Total 19231.847 24

Kesimpulan : Ho diterima, maka % proteksi antar kelompok perlakuan

berbeda bermakna

4. Uji post hoc Scheffe untuk mengetahui pada kelompok mana terdapat

perbedaan % proteksi yang bermakna

Hipotesis :

Ho = % proteksi antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna

H1 = % proteksi antar kelompok perlakuan berbeda bermakna

Kriteria uji :

Ho ditolak bila Sig. < 0,05

Ho diterima bila Sig. > 0,05

Hasil :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

115

Multiple Comparisons

PersenProteksi

Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol negatif

CMC-Na

Kontrol positif

Asetosal -61.80940* 3.17290 .000 -72.5525 -51.0663

FDM dosis

47,95 mg/kg

BB

-57.83600* 3.17290 .000 -68.5791 -47.0929

FDM dosis 95,9

mg/kg BB -65.12060* 3.17290 .000 -75.8637 -54.3775

FDM dosis

191,8 mg/kg

BB

-79.24860* 3.17290 .000 -89.9917 -68.5055

Kontrol positif

Asetosal

Kontrol negatif

CMC-Na 61.80940* 3.17290 .000 51.0663 72.5525

FDM dosis

47,95 mg/kg

BB

3.97340 3.17290 .812 -6.7697 14.7165

FDM dosis 95,9

mg/kg BB -3.31120 3.17290 .892 -14.0543 7.4319

FDM dosis

191,8 mg/kg

BB

-17.43920* 3.17290 .001 -28.1823 -6.6961

FDM dosis

47,95 mg/kg BB

Kontrol negatif

CMC-Na 57.83600* 3.17290 .000 47.0929 68.5791

Kontrol positif

Asetosal -3.97340 3.17290 .812 -14.7165 6.7697

FDM dosis 95,9

mg/kg BB -7.28460 3.17290 .297 -18.0277 3.4585

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

116

FDM dosis

191,8 mg/kg

BB

-21.41260* 3.17290 .000 -32.1557 -10.6695

FDM dosis 95,9

mg/kg BB

Kontrol negatif

CMC-Na 65.12060* 3.17290 .000 54.3775 75.8637

Kontrol positif

Asetosal 3.31120 3.17290 .892 -7.4319 14.0543

FDM dosis

47,95 mg/kg

BB

7.28460 3.17290 .297 -3.4585 18.0277

FDM dosis

191,8 mg/kg

BB

-14.12800* 3.17290 .006 -24.8711 -3.3849

FDM dosis

191,8 mg/kg BB

Kontrol negatif

CMC-Na 79.24860* 3.17290 .000 68.5055 89.9917

Kontrol positif

Asetosal 17.43920* 3.17290 .001 6.6961 28.1823

FDM dosis

47,95 mg/kg

BB

21.41260* 3.17290 .000 10.6695 32.1557

FDM dosis 95,9

mg/kg BB 14.12800* 3.17290 .006 3.3849 24.8711

Kesimpulan :

a. Persen proteksi kelompok kontrol negatif CMC-Na berbeda bermakna

terhadap kontrol positif Asetosal, FDM dosis 47,95 mg/kg BB, FDM dosis

95,9 mg/kg BB, dan FDM dosis 191,8 mg/kg BB.

b. Persen proteksi kelompok kontrol positif Asetosal berbeda bermakna

terhadap kontrol negatif CMC-Na dan FDM dosis 191,8 mg/kg BB, dan

berbeda tidak bermakna terhadap FDM dosis 47,95 mg/kg BB dan FDM

dosis 95,9 mg/kg BB.

c. Persen proteksi kelompok FDM dosis 47,95 mg/kg BB berbeda tidak

bermakna terhadap FDM dosis 95,9 mg/kg BB dan berbeda bermakna

terhadap FDM dosis 191,8 mg/kg BB.

d. Persen proteksi kelompok FDM dosis 95,9 mg/kg BB berbeda bermakna

terhadap FDM dosis 191,8 mg/kg BB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

117

Lampiran 12. Perhitungan persen rendemen fraksi etanol-heksan ekstrak

metanol-air daun Macaranga tanarius L.

% Rendemen = �����������

����������� × 100%

= ��,��������

�.������� × 100% = 2,55 %

Lampiran 13. Perhitungan konversi dosis 191,8 mg/kg BB mencit ke manusia

70 kg BB

Faktor konversi mencit 20 gram ke manusia 70 kg = 387,9

Dosis dengan persen proteksi tertinggi pada mencit = 191,8 mg/kg BB

= 3,836 mg/20 g BB

Dosis pada manusia 70 kg BB = 3,836 mg/20 g BB × 387,9 = 1.487,98 mg

≈ 1.488 mg

≈ 21,25 mg/kg BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filev PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya

118

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Silvia Dwi Puspa Susanti.

Dilahirkan di Lahat, sumatera Selatan pada tanggal 3

November 1994. Lahir dari pasangan Franciscus

Xaverius Suripto dan Vincentia Yoviniana Sulisti

sebagai anak kedua dari 4 bersaudara. Pada tahun 2000

masuk SD Santo Yosef Lahat. Pada tahun 2006

menempuh pendidikan di SMP Santo Yosef Lahat dan

pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMA Santo Yosef Lahat. Pada tahun

2012 penulis masuk Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma. Selama menjadi

mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa kegiatan yang dilakukan kampus anatara

lain sebagai Bendahara pada kegiatan Desa Mitra, Pelayanan Kesehatan Gratis

dalam rangka Dies Natalis ke 59 Sanata Dharma, dan Pengobatan Gratis dalam

rangka Dies Natalis XIX Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis

juga pernah mengikuti kegiatan PKM didanai Dikti dengan judul MANG TOGA

(Memanfaatkan dan Mengolah Tanaman Obat Keluarga) sebagai Alternatif

Pengobatan bagi Keluarga Mandiri di Dusun Pundong, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI