TONSILITIS.doc

5
TONSILITIS Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer. Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : a. Tonsil faringeal (adenoid) b. Tonsil lingual (tonsil pangkal lidah) c. Tonsil palatine (tonsil faucial) d. Tonsil tuba eustachius (lateral band dinding faring) Tonsillitis terbagi menjadi a. Tonsillitis akut Tonsillitis viral i. Menegakkan diagnosis 1. Anamnesis : didapatkan gejala seperti common cold yang disertai dengan nyeri tenggorokan 2. Pemeriksaaan : pada rongga mulut didapatkan luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yg terasa sakit ii. Terapi 1. Istirahat 2. Minum yang cukup 3. Analgetik 4. Jika gejala memberat diberi anti viral iii. komplikasi Tonsillitis bakterialis i. Menegakkan diagnosis :

Transcript of TONSILITIS.doc

TONSILITIS

Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer.

Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu :

a. Tonsil faringeal (adenoid)

b. Tonsil lingual (tonsil pangkal lidah)

c. Tonsil palatine (tonsil faucial)

d. Tonsil tuba eustachius (lateral band dinding faring)

Tonsillitis terbagi menjadi

a. Tonsillitis akut

Tonsillitis viral

i. Menegakkan diagnosis

1. Anamnesis : didapatkan gejala seperti common cold yang disertai dengan nyeri tenggorokan

2. Pemeriksaaan : pada rongga mulut didapatkan luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yg terasa sakit

ii. Terapi

1. Istirahat

2. Minum yang cukup

3. Analgetik

4. Jika gejala memberat diberi anti viral

iii. komplikasi

Tonsillitis bakterialis

i. Menegakkan diagnosis :

1. Anamnesis : pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorokan sehingga waktu menelan akan nyeri, demam yang tinggi disertai dengan keluhan nyeri sendi-sendi, lemah, lesu, tidak nafsu makan serta nyeri di telinga (akibat penjalaran melalui n.IX glossofaringeus)

2. Pemeriksaan : didapatkan tonsil yang hiperemis disertai dengan detritus yg folikularis (gambaran tonsillitis akut dengan dengan detritus yang jelas), lakunaris (detritus yang menjadi satu dan membentuk alur-alur) hingga membranosa ( lakunaris yang melebar)

ii. Terapi

1. Antibiotik spectrum luas (penisilin dan eritromisin)

2. Antipiretik dan analgetik

3. Obat kumur yang mengandung desinfektan

iii. Komplikasi

1. Oma

2. Sinusitis

3. Abses peritonsiler

4. Abses parafaring

5. Bronchitis

6. Glomerulonefritis akut

7. Miokarditis

8. Sindrom lemierre

b. Tonsillitis membranosa

Tonsillitis difteri

i. Menegakkan diagnosis

1. Anamnesis :

a. Gejala umum : keluhannya seperti gejala infeksi lainnya seperti demam subfebris, nyeri kepala,tidak nafsu makan , badan lemah, nadi lambat disertai keluhan nyeri menelan

b. Gejala local : pada tonsil akan tampak bercak putih kotor yang makin lama-makin meluas dan berbentuk seperti membrane semu (pseudomembran). Membrane tersebut dapat meluas ke palatum mole, uvula, nasofaring, bronkus

hingga menyumbat saluran nafas. Membrane ini bila diangkat akan mudah berdarah karena melekat erat pada dasarnya. Bila infeksinya berjalan terus maka akan menyebabkan pembesaran kelenjar limfa yang akan meyebabkan bull’s neck atau burgersmaster hall.

c. Gejala akibat Eksotoksin : dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh seperti pada jantung miokardistis dan dekompensatio cordis, pada saraf cranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot-otot palatum dan otot-otot pernafasan, dan pada ginjal dapat mnyebabakan albuminuria.

d. Pemeriksaan preparat langsung yg diambil dari bagian bawah membrane semu didapatkan corynebakterium difteriae

2. Pemeriksaan :

ii. Terapi :

1. ADS (anti diphteriae serum) 20.000-100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit

2. Antibiotic penisilin atau eritromisin 25 mg/kgbb – 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis sampai 14 hari

3. Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/hr

4. Simptomatik seperti antipiretik analgetik

5. Bed rest selama 2-3 minggu

6. Harus diisolasi karena sangat menular

iii. Komplikasi

1. Jantung dapat menyebabkan dekompensatio cordis

2. Saraf cranial kelumpuhan otot-otot palatum, otot faring, otot laring sehingga susah untuk menelan

3. Ginjal dapat mnyebabkan albuminuria

4. Kelumpuhan otot-otot pernafasan

Tonsillitis septic

i. Disebabkan oleh streptokokkus hemolitikus biasanya pada susu sapi. Sehingga untuk mencegahnya yaitu dengan memasak susu sapi dengan cara pasteurisasi.

ii. Di Indonesia pernah menjadi epidemic

Tonsillitis plaunt Vincent

i. Menegakkan diagnosis

1. Anamnesis : demam 390C disertai nyeri kepala, nyeri menelan, gigi dan gusi mudah berdarah, hipersalivasi

2. Pemeriksaan : faring tampak hiperemis tampak bercak putih abu-abu pada tonsil dan uvula, dinding faring dan prosesus alveolaris . mulut berbau dan kelenjar sub mandibula membesar.

ii. Terapi

1. Menjaga higienitas mulut

2. Obat kumur

3. Antibiotic spektum luas selama seminggu

4. Vitamin C dan B kompleks

Penyakit kelainan darah