tonsili 2
-
Upload
wulan-ulan-dari -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of tonsili 2
LAPORAN KASUS TONSILITIS
I. IDENTITAS PASIEN :
Nama : An. Q
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jl. Pandu
II. ANAMNESIS
a. Keluhan utama
Demam
b. Riwayat penyakit sekarang :
Demam anak baru hari pertama, sudah ada muntah sebanyak 3 kali
dalam sehari ini. Tidak ada kejang pada anak. BAB encer 1 kali hari ini.
Demam sejak pukul berapa? Naik turun atau tidak? BAB nya ada
ampasnya? Ada nyeri tenggorokan atau tidak? Nyeri saat menelan? Ada
nyeri pada telinga? Sebelumnya pernah berobat? Berobat kemana anak ibu?
c. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya sudah pernah merasakan hal yang sama? Anak sering
batuk filek? Ada minum obat? Beli dimana obatnya bu?
d. Riwayat penyakit keluarga
Dikeluarga ada yang menderita hal yang sama?
e. Riwayat psikososial dan kebiasaan
Pola makan anak ibu teratur? Suka jajan diluar anaknya bu? Sering
gogos gigi atau tidak? Berapa kali sehari?
f. Riwayat Kehamilan :
ANCnya teratur tidak? Ada kelainan /tidak?
1
g. Riwayat Persalinan :
Persalinan pervaginam / sc? lahir spontan /tidak? kemudian
menangis atau tidak? Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai
dengan masa kehamilan, kurang atau besar)?
h. Riwayat alergi obat dan makanan
Ada alergi obat atau makanan anak ibu?
i. Riwayat Tumbuh Kembang Anak : Berapa berat badannya, tinggi badan,
dan lingkar kepala?
j. Riwayat Imunisasi : Imunisasi sebelumnya lengkap atau tidak? Imunisasi
wajib bagi bayi dan anak, (vaksinasi BCG, hepatitis B, DPT, Polio dan
Campak)
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : anak tampak sakit
Kesadaran : compos mentis
Vital sign : TD :
RR :
Nadi : 128 x/ menit
Suhu : 39 0c
Status generalisata :
Kepala
Mulut: tonsil membesar dan hiperemis
Leher : dbn
Thorak : Rhonki : -
Wheezing : -
Abdomen : bising usus (+)
2
Ekstremitas : akral hangat
BB : 8kg
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium
V. DIAGNOSA KERJA
Tonsilitis akut (4A)
No. ICPC II:R76 Tonsillitis acute
No. ICD X:Acute tonsillitis, unspecified
VI. DIAGNOSIS BANDING
o Faringitis.
o Tumor tonsil
VII. TINDAKAN TERAPI
IVFD RL
Inj. Cefotaxime
Inj. Ranitidine
Sanmol
3
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI1
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat
di dalam rongga mulut yaitu: tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil
faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band
dinding faring/ Gerlach’s tonsil). Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak
berusia 3 sampai 10 tahun dan anak remaja berusia 15 hingga 25 tahun.
2. ETIOLOGI1.3
Tonsilitis akut adalah radang akut pada tonsil akibat infeksi bakteri terutama
Streptokokus hemolitikus (50%) atau virus. Jenis Streptokokus
meliputiStreptokokus β hemolitikus, Streptokokus viridans dan Streptokokus
piogenes. Bakteri penyebab tonsilitis akut lainnya meliputi Stafilokokus Sp,
Pneumokokus, dan Hemofilusinfluenzae. Hemofilus influenzae menyebabkan
tonsilitis akut supuratif.
3. KLASIFIKASI1.2
Macam-macam tonsillitis, yaitu :
1. Tonsilitis Akut
- Tonsilis viral
Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold yang
disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering adalah virus
Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan penyebab tonsilitis akut
supuratif. Jika terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada pemeriksaan
4
rongga mulut akan tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang
sangat nyeri dirasakan pasien.
- Tonsilitis bacterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A Streptokokus, β
hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus, Streptokokus
viridan, Streptokokus piogenes. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan
tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit
polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis akut dengan
detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus
ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.
2. Tonsilitis Membranosa
- Tonsilitis difteri
Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman Coryne
bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak-anak
berusia kurang dari 10 tahunan frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun.
- Tonsilitis septic
Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus yang
terdapat dalam susu sapi.
- Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)
Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau triponema
yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan
defisiensi vitamin C.
3. Tonsilis Kronik
Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok,
beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
5
- Tonsilitis falikulari
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat
diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus.Detritus
ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa
makanan yang tersangkut.
- Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-
lekuk) permukaan tonsil.
4. PATOFISIOLOGI1.3
Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. Amandel atau
tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut. Hal ini
akan memicu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan
tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid
superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi
leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang
berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis
falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis
lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi
parah. Pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan.
Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah
bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot, kedinginan,
seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi yang berlebih
membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa
6
mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72
jam.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang
berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses
penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut
sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses
ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan
jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran
kelenjar limfe submandibula.
5. MANIFESTASI KLINIS2.4
Gejala tonsilitis antara lain : sakit tenggorokan, demam, dan kesulitan dalam
menelan.
Gejala tonsilitis akut : gejala tonsilitis akut biasanya disertai rasa gatal / kering
ditenggorokan, lesu, nyeri sendi, anoreksia, suara serak, tonsil membangkak. Di
mulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga parah, sakit menekan terkadang
muntah. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan
keluar nanah pada lekukan tonsil.
Gambaran tonsilitis kronis : nyeri telan, bahkan dapat menginfeksi telinga bagian
tengah, misal proses berjalannya kronis, tingkat rendahnya yang pada akhirnya
menyebabkan ketulian permanen.
6. DIAGNOSIS1.2
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tenggorokan. Gejala
lainnya tergantung penyebab tonsilitis. Penderita tonsilitis akut awalnya
7
mengeluh rasa kering di tenggorokan, kemudian berubah menjadi rasa nyeri
ditenggorokan dan nyeri saat menelan. Rasa nyeri semakin lama semakin
bertambah sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat
menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada
telinga (otalgia) tersebut tersebar melalui nervus glossofaringeus (IX).
Keluhan lainnya berupa demam yang dapat sangat tinggi sampai
menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak. Rasa nyeri kepala, badan
lesu dan nafsu makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut.
Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan
panas. Keadaan ini disebut plummy voice/ hot potato voice. Mulut berbau
(foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan
yang hebat (ptialismus). Tonsilitis viral lebih menyerupai common cold yang
disertai rasa nyeri tenggorokan.
Pada tonsilitis kronik, pasien mengeluh ada penghalang/mengganjal
di tenggorokan, tenggorokan terasa kering dan pernafasan berbau (halitosis).
Pada Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa) gejala yang
timbul adalah demam tinggi (39˚C), nyeri di mulut, gigi dan kepala, sakit
tenggorokan, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi.
Pemeriksaan fisik
Tonsilitis akut: pada pemeriksaan ditemukan tonsil yang udem (ukuran
membesar), hiperemis dan terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil
baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. Bentuk tonsillitis akut
dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis, bila bercak-bercak
detritus ini menjadi satu, membentuk alur alur maka akan terjadi tonsilitis
lakunaris. Bercak detritus ini dapat melebar sehingga terbentuk membran semu
(pseudomembran) yang menutupi ruang antara kedua tonsil sehingga tampak
menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak udem
dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus
mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan.
8
Tonsilitis kronik: pada pemeriksaan fisik ditemukan tampak tonsil
membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar, dan kriptus
berisi detritus.Tanda klinis pada Tonsilitis Kronis yang sering muncul adalah
kripta yang melebar, pembesaran kelenjar limfe submandibula dan tonsil yang
mengalami perlengketan. Tanda klinis tidak harus ada seluruhnya, minimal ada
kripta yang melebar dan pembesaran kelenjar limfe submandibular.
Tonsilitis difteri: pada pemeriksaan ditemukan tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan membentuk
pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan
mudah berdarah. Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring,
dengan mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak
permukaan medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi
menjadi:
- T0: tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkat.
- T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau
batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior
uvula.
- T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaringatau
batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ jarak
pilar anterior-uvula.
- T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau
batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak
pilar anterior-uvula.
- T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau
batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai uvula
atau lebih.
9
Gambar1. Gradasi pembesaran tonsil
7. PENATALAKSANAAN2
Pada penderita tonsillitis, terlebih dahulu harus diperhatikan pernafasan dan
status nutrisinya. Jika perbesaran tonsil menutupi jalan nafas, maka perlu dilakukan
tonsilektomi, demikian juga jika pembesaran tonsil menyebabkan kesulitan menelan
dan nyeri saat menelan, menyebabkan penurunan nafsu makan / anoreksia. Pada
penderita tonsillitis yang tidak memerlukan tindakan operatif (tonsilektomi), perlu
dilakukan oral hygiene untuk menghindari perluasan infeksi, sedangkan untuk
mengubahnya dapat diberikan antibiotic, obat kumur dan vitamin C dan B.
Pemantauan pada penderita pasca tonsilektomi secara kontinu diperlukan
karena resiko komplikasi hemorraghi. Posisi yang paling memberikan kenyamanan
adalah kepala dipalingkan kesamping untuk memungkinkan drainage dari mulut dan
faring untuk mencegah aspirasi. Jalan nafas oral tidak dilepaskan sampai pasien
menunjukkan reflek menelanya telah pulih.
10
Jika pasien memuntahkan banyak darah dengan warna yang berubah atau
berwarna merah terang pada interval yang sering, atau bila frekuensi nadi dan
pernafasan meningkat dan pasien gelisah, segera beritahu dokter bedah. Perawat
harus mempunyai alat yang disiapkan untuk memeriksa temapt operasi terhadap
perdarahan, sumber cahaya, cermin, kasa, nemostat lengkung dan basin pembuang.
Jika perlu dilakukan tugas, maka pasien dibawa ke ruang operasi, dilakukan anastesi
umur untukmenjahit pembuluh yang berdarah. Jika tidak terjadi perdarahan
berlanjut beri pasien air dan sesapan es. Pasien diinstruksikan untuk menghindari
banyak bicara dan bentuk karena hal ini akan menyebabkan nyeri tengkorak.
Setelah dilakukan tonsilektomi, membilas mulut dengan alkalin dan larutan
normal salin hangat sangat berguna dalam mengatasi lender yang kental yang
mungkin ada. Diet cairan atau semi cair diberikan selama beberapa hari serbet dan
gelatin adalah makanan yang dapat diberikan. Makanan pedas, panas, dingin, asam
atau mentah harus dihindari. Susu dan produk lunak (es krim) mungkin dibatasi
karena makanan ini cenderung meningkatkan jumlah mucus yang.
8. KOMPLIKASI1.3,4
- Abses peritonsil.
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses
ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh
streptococcus group A.
- Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi)
dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur
spontan gendang telinga.
- Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam
sel-sel mastoid.
- Laringitis
11
Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk
larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa
karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi.
- Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih
dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan
berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa.
- Rhinitis
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan
nasopharynx
9. DIAGNOSIS BANDING1
1. Faringitis
2. Tumor tonsil
10. PROGNOSIS 1
Tonsillitis pada anak dapat dengan baik disembuhkan, jika segera di atasi
dengan tatalaksana yang benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan praktik klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. Edisi 1,
2013
2. Adams, George L. 1997.BOISE Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC.
3. Mansjoer, Arif. 2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aeus Calpius.
4. Price, Silvia.1995 Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit Jakarta:EGC.
13