Tonny

5
PNEUMONIA Definisi Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003). Radang paru-paru (pneumonia) merupakan radang parenkim yang dapat berlangsung baik akut maupun kronik ditandai dengan batuk, suara abnormal pada waktu auskultasi, dyspnoe dan kenaikan suhu tubuh. Radang ini disebabkan oleh berbagai agen etiologi, radang yang disebabkan bakteri terkadang menyebabkan terjadinya toksemia. Secara patologi banyak ditemukan bersamaan dengan radang bronchus hingga terjadi bronchopneumonia yang sering terjadi pada hewan. Etiologi Faktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh terhadap terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan. Cara-cara pemeliharaan seperti penempatan hewan yang selamanya hanya dikandang saja, tempat yang lembab atau berdebu, ventilasi udara yang jelek, penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah hewan yang berlebihan dalam satu kandang, hewan yang berdesak-desakan (over crowding), pemasukan hewan-hewan yang tidak beraturan, merupakan faktor-faktor yang mendukung terjadinya pneumonia (Cordes et.al 1994). Selain itu, adanya radang seperti radang pada bronkhus (bronkhitis) juga dapat bertindak sebagai penyebab pneumonia. Terlebih sebagian besar kejadian pneumonia

description

Tonny

Transcript of Tonny

Page 1: Tonny

PNEUMONIA

Definisi

Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada

bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem

pernafasan (Gabor 2003).

Radang paru-paru (pneumonia) merupakan radang parenkim yang dapat berlangsung

baik akut maupun kronik ditandai dengan batuk, suara abnormal pada waktu auskultasi,

dyspnoe dan kenaikan suhu tubuh. Radang ini disebabkan oleh berbagai agen etiologi, radang

yang disebabkan bakteri terkadang menyebabkan terjadinya toksemia. Secara patologi

banyak ditemukan bersamaan dengan radang bronchus hingga terjadi bronchopneumonia

yang sering terjadi pada hewan.

Etiologi

Faktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh

terhadap terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan. Cara-cara pemeliharaan seperti

penempatan hewan yang selamanya hanya dikandang saja, tempat yang lembab atau berdebu,

ventilasi udara yang jelek, penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah

hewan yang berlebihan dalam satu kandang, hewan yang berdesak-desakan (over crowding),

pemasukan hewan-hewan yang tidak beraturan, merupakan faktor-faktor yang mendukung

terjadinya pneumonia (Cordes et.al 1994). Selain itu, adanya radang seperti radang pada

bronkhus (bronkhitis) juga dapat bertindak sebagai penyebab pneumonia. Terlebih sebagian

besar kejadian pneumonia pada hewan asalnya bersifat bronchogenik (adanya benda-benda

asing yang masuk kedalam atau melalui bronkhus), tetapi beberapa dapat berasal dari rute

hematogenik (via darah).

Pada lingkungan yang jelek sering terjadi infeksi bakteri Pasteurela sp dan

Streptococcus sp. Pneumonia yang disebabkan oleh virus pada hewan biasanya bersifat akut.

Pada kultur paru-paru hewan yang sudah mati disebabkan pneumonia sering dijumpai adanya

bakteri Corynobacterium pyogenes, Hemolytic staphylococci dan Pseudomonas aeruginosa.

Etiologi kejadian pneumonia sangat beragam. Menurut Welsh et.al (2004), penyakit

pneumonia pada sapi dapat diakibatkan oleh virus, bakteri atau kombinasi keduanya, parasit

metazoa (metazoan parasites) dan agen-agen fisik/kimia lainnya. Adapun spesifitas agen

penyebab tersebut adalah :

Page 2: Tonny

VIRUS : Infectious Bovine Rhinotracheitis, Malignant Catharhal Fever, Bovine Fever,

Bovine Herpes V-4, Adenovirus, Parainfluenza-3, Bovine respiratory Virus, Bovine Virus

Diarrhea-Mucosal Disease, Rhino-virus, Rota-virus.

BAKTERI : Pasteurella multocida,Pasturella hemolitica, Streptococcus sp, Mycobacterium

tuberculosa, Corynobacterium pyogenes, Hemophilus somnus

JAMUR: Chlamydia psittaci

MYCOPLASMA: Mycoplasma mycoides, Mycoplasma dispar, Mycoplasma bovis

PARASIT: Dictocaulus viviparus

Milk Fever

Milk Fever merupakan penyakit metabolisme yang paling banyak ditemukan pada

sapi perah yang baru saja melahirkan dan terutama yang berproduksi tinggi. Penyakit ini

ditandai dengan adanya penurunan kadar kalsium di dalam darah, yang normalnya 9-12

mg/dl menjadi kurang dari 5 mg/dl. Sebanyak 90% kejadian ditemukan dalam 48 jam setelah

proses kelahiran. Jumlah kejadian penyakit akan meningkat sejalan dengan bertambahnya

umur sapi perah. Milk Fever biasanya ditemukan pada sapi perah yang telah beranak lebih

dari 3 kali. Kejadian penyakit 3-4 kali lebih tinggi pada sapi yang dilahirkan dari induk yang

pernah mengalami Milk Fever.

Ada beberapa teori yang diungkapkan untuk mengetahui penyebab terjadinya milk

fever antara lain:

• Adanya gangguan produksi vitamin D. Pengambilan pakan yang berlebihan dalam mineral,

kalsium dan fosfor akan mampu menurunkan produksi vitamin D.

• Hormon estrogen dan steroid kelenjar adrenal dapat menurunkan absorpsi kalsium dari usus

dan mobilisasi mineral tersebut dari tulang.

• Mobilisasi mineral Ca dan P ke dalam colostrum secara tiba-tiba pada saat sapi menjelang

melahirkan. Kadar kalsium turun dari normalnya 9-12 mg menjadi 3-7 mg dan kadar fosfor

turun dari normalnya 5-6 mg/dl menjadi 1 mg/dl.

• Teori defisiensi hormon paratiroid

Page 3: Tonny

• Merupakan efek dari hormon tirokalsitonin. Hormon tirokalsitonin mampu mengatur

mukosa sel-sel usus dalam menyerap dan mengatur kadar Ca dalam darah. Hormon ini

terbiasa mengatur penyerapan kalsium dalam jumlah kecil saja.

• Adanya gangguan absorbsi Ca dan ketersediaan mineral tersebut dalam darah. 1. Pada sapi

yang mengalami penurunan nafsu makan maka jumlah kalsium yang diserap juga berkurang.

2. Absorbsi kalsium yang rendah mungkin disebabkan oleh PH yang tinggi, kadar lemak

pakan yang tinggi dan kemampuan yang rendah dalam menyerap Ca pada usus sapi tua. 3.

Rendahnya kemampuan sapi tua untuk memobilisasi Ca dari tulang.

Faktor predisposisi yang berperan dalm kejadian Milk Fever antara lain:

Produksi air susu. Biasanya peningkatan produksi air susu akan meningkatkan metabolisme

Ca dan meningkatkan Ca ke colostrum. Bila pemasukan tidak seimbang maka kemungkinan

besar akan terjadi Milk Fever.

• Umur sapi. Penyerapan Ca pada sapi-sapi tua mengalami penurunan.

• Kemauan makan sapi. Pada saat menjelang melahirkan, 8-16 jam atau lebih, kebanyakan

sapi mengalami penurunan nafsu makan. Turunnya nafsu makan akan menyebabkan turunnya

ketersediaan kalsium yang siap diserap.

• Ransum pakan. Pakan sapi perah yang terdiri dari hijauan dan konsentrat yang seimbang

adalah Ca:P = 1:1.

Pengobatan dilakukan dengan cara menyuntikkan garan kalsium. Sediaan kalsium yang

dipakai antara lain:

• Larutan kalsium khlorida 10% disuntikkan secara intra vena, pemberian yang terlalu banyak

atau terlalu cepat dapat mengakibatkan heart block.

• Larutan kalsium boroglukonat 20-30% sebanyak 1:1 terhadap berat badan disuntikkan

secara intra vena jugularis atau vena mammaria selama 10-15 menit.

• Campuran berbagai sediaan kalsium seperti Calphon Forte, Calfosal atau Calcitad-50.

Milk Fever

22.58 Prasetyo No comments