Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis...

44
43 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Nurul Wathan Sungai Serindit. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar bidang studi Aqidah Akhlak telah sesuai dengan pedoman kurikulum Aqidah Akhlak di MTs, alokasi waktu pembelajaran Aqidah Akhlak adalah 2 jam pertemuan (2 x 40 menit) dan telah terjadwal dengan baik sesuai dengan kurikulum, silabus dan perencanaan. Untuk mengetahi bagaimana secara spesifik pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan penulis melakukan wawancara dengan ibu Dartiana menjelaskan sebagai berikut: “Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya dilakukan pada jam-jam pelajaran atau di dalam kelas saja, tetapi pembelajaran juga dapat berlangsung di luar jam-jam pelajaran di luar kelas, sehingga aktivitas siswa selalu dipantau oleh guru pada umumnya dan oleh guru Aqidah Akhlak pada khususnya. Hal ini untuk mengetahui perkembangan kecakapan siswa dalam proses pembelajaran yang 43

Transcript of Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis...

Page 1: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

43

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Nurul Wathan

Sungai Serindit.

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar bidang studi Aqidah Akhlak telah

sesuai dengan pedoman kurikulum Aqidah Akhlak di MTs, alokasi waktu

pembelajaran Aqidah Akhlak adalah 2 jam pertemuan (2 x 40 menit) dan telah

terjadwal dengan baik sesuai dengan kurikulum, silabus dan perencanaan.

Untuk mengetahi bagaimana secara spesifik pelaksanaan pembelajaran

Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan penulis melakukan wawancara dengan ibu

Dartiana menjelaskan sebagai berikut:

“Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya dilakukan pada jam-jam pelajaran atau di dalam kelas saja, tetapi pembelajaran juga dapat berlangsung di luar jam-jam pelajaran di luar kelas, sehingga aktivitas siswa selalu dipantau oleh guru pada umumnya dan oleh guru Aqidah Akhlak pada khususnya. Hal ini untuk mengetahui perkembangan kecakapan siswa dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya juga berpengaruh pada sistem penilaian (evaluasi)”.1

Berdasarkan wawancara di atas, penulis sepaham bahwa pembelajaran

Aqidah Akhlak akan lebih mengena apabila siswa dihadapkan pada sebuah realita

atau pengalaman sehari-hari, baik di dalam ataupun di luar kelas, sehingga materi

yang disampaikan itu lebih bermakna dan lebih mengena bagi siswa, dengan kata

lain siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, misal

melalui penugasan terhadap siswa tentang pengalamannya di rumah ataupun di

lingkungan sekitarnya dan menyampaikan pengalaman tersebut di sekolah.

1 Wawancara, tanggal 18 April 2009

43

Page 2: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

44

Sehingga terjadi pertukaran informasi atau pengalaman, baik antara siswa dengan

siswa atau antara siswa dengan guru.

Pada waktu pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak di dalam kelas,

guru melakukan langkah-langkah sebagamana diungkapkan ibu Dartiana yaitu;

“kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan dan penutup”.

“Ya mba’ langkah-langkah yang saya tempuh dalam memberikanmateri pengajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan ini pertama dengan bincang-bincang sebagai pendahuluan, selanjutnya masuk ke materi pembahasan dan diakhiri dengan penutup bisa dilakukan tutup langsung, bisa juga dengan tanya jabab atau evaluasi, tergantung situasi dan kondisi serta materinya”.2

Langkah-langkah yang ditempuh sebagaimana dikatakan ibu Dartiana

tersebut di atas, sesuai dengan pengamatan penulis. Dalam kegiatan pendahuluan,

didahului dengan berdo’a bersama, mengadakan apersepsi dan presensi.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana guru menyampaikan

pengajaran dengan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang telah

direncanakan. Selanjutnya kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penutup.

Sementara buku pokok yang diajarkan kepada siswa bidang studi Aqidah

Akhlak yang digunakan adalah merujuk pada buku Aqidah Akhlak yang dipakai

Madrasah Tsanawiyah Negeri dari Kementrian Agama RI yaitu:

a. “Karangan E. Ibrahim terbitan Tiga Serangkai cetakkan tahun 2008 KTSP

b. Karangan A. Darsono terbitan Tiga Serangkai cetakkan tahun 2008

c. Buku LKS karangan Tim Departemen Agama RI terbitan Putra Nugraha tahun

2008/2009 dan 2009/2010”.3

2 Wawancara, tanggal 18 April 20093 Dartiana, (Guru bid. Studi Aqidah Akhlak), wawancara tanggal 18 April 2009

43

Page 3: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

45

Berkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di

atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau

kitab penunjang misalnya buku-buku yang berakitan dengan pelajaran akhlak

seperti kitab Ihya Ulumuddin. Sehingga guru tidak hanya terpaku dengan materi

yang ada pada buku itu-itu saja. Dan siswa akan lebih berkembang dengan

membanding dan menyocokkan materi tersebut.

Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan Sungai

Serindit digunakan beberapa metode pembelajaran yang dalam penggunaan

metodenya telah disesuaikan dengan kemampuan dasar, tujuan yang hendak

dicapai serta materi/ pokok bahasan yang hendak disampaikan.

Selain metode tanya jawab yang menjadi okok pembahasan penelitian ini,

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan menggunakan metode

sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah sangat lazim digunakan dalam proses belajar

mengajar. Tidak berlebihan sekiranya penulis katakan bahwa metode ceramah

adalah metode yang sangat pertama sekali. Berdasarkan observasi di kelas

guru lebih sering menggunakan metode ini. Metode ceramah digunakan oleh

guru mulai awal pertemuan sampai dengan akhir pertemuan (mulai awal

kegiatan inti sampai jam pelajaran habis).

2. Metode Diskusi

Merode diskusi ini dilaksanakan pada materi-materi tertentu saja, yang

dianggap manarik untuk dibahas. Itu pun sifatnya tidak rutin minimal dua kali

43

Page 4: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

46

dalam satu bulan. Karena metode ini hampir mendekati fungdi dan

manfaatnya dengan metode tanya jawab.4

3. Metode Pemberian Tugas

Dalam memberikan tugas ini ada yang langsung dikerjakan di sekolah

seperti menjawab soal-soal latihan yang ada dibuku, membuat rangkuman dan

sebagainya, dan langsung diselesaikan pada waktu pelajaran tersebut. dan ada

juga pemberian tugas untuk dikerjakan dirumah oleh siswa.

Menurut penulsi pemberian tugas ini sangat memberatkan murid

meskipun sangat bermanfaat bagi murid. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan

oleg salah satu guru di MTs Nurul Wathan bahwa:

“Sebenarnya metode ini memberatkan peserta didik, karena setiap bidang studi juga memberikan tugas yang harus dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu”.5

Selain metode pembelajaran tersebut di atas, dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan melakukan beberapa pendekatan

terpadu yang berpedoman dengan Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah

Kurikulum KBK meliputi pendekatan:

a. Keimanan, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk

mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan.

b. Pengalaman, yaitu mengkondisikan peserta didik untuk mempraktikkan

dan merasakan hasil-hasil pengalaman akhlak mulia dalam kehidupan

sehari-hari.

4 Dartiana, (Guru Aqidah Akhlak), wawancara tanggal 22 April 20095 Arsil, (Guru), wawancara pada tanggal 22 April 2009

43

Page 5: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

47

c. Pembiasaan, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan

sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung

dalam Al-Qur’an dan hadits serta yang telah dicontohkan oleh para ulama.

d. Rasional, yaitu usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran Aqidah dan Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan

rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah

dipahami dengan penalaran.

e. Emosional, yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik alam

menghayati aqidah dan akhlak mulia sehingga lebih terkesan dalam jiwa

peserta didik.

f. Fungsional, yaitu menyajikan materi aqidah dan Akhlak yang memberikan

manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

g. Keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan dan memerankan

guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai cerminan

dari individu (siswa) yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia.6

Untuk mengetahui apa saja materi akhlak yang diajarkan penulis

melakukan pengalian melalui wawancara dengan bapak H. Abdurrahman yang

mengatakan sebagai berikut:

“Setiap materi yang diajarkan pada anak mengandung nilai-nilai yang terkait dengan perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya dalam mengajarkan tanda-tanda orang beriman kepada Allah, malaikat dan rasul-Nya, selain keharusan menyampaikan ciri-cirinya juga menyampaikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu keadilan, kejujuran, kedisiplinan dan lain-lain. Nilai-nilai inilah yang harus ditanamkam kepada anak didik baik melalui ucapan guru maupun dari perilaku guru yang menjadi cerminan/teladan siswa.7

6 Muhmmad Aini, (Kepala Madrasah), Wawancara tanggal 20 April 20097 Wwawancara, tanggal 18 April 2009

43

Page 6: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

48

Menurut penulis selain aspek pengetahuan (kognitif), pembelajaran

Aqidah Akhlak juga diarahkan pada aspek fungsional (aspek sikap), sehingga

kelak seorang muslim mampu bersikap sebagai seorang muslim yang

mempunyai akhlak mulia. Untuk itu diperlukan keteladanan dari guru dan

seluruh komponen madrasah yang lainnya.

Sangat beralasan sekali penulis katakan demikian, karena sesuai

dengan yang terkandung dalam panduan Standar Kompetensi kurikulum 2004

Madrasah Tsanawiyah disebutkan ada 3 keterpaduan dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak, yaitu:

a. Keterpaduan Pembinaan, yakni menekankan keterpaduan antara tiga

lingkungan yaitu: lingkungan keluarga, madrasah, dan masyarakat.

b. Keterpaduan isi dan kompetensi, yakni menekankan keterpaduan

keterkaitan aqidah dan akhlak dan keteladanan. Pencapaian kompetensi

pada setiap level/kelas dirancang dapat mengaitkan antara kedua unsur

yaitu: (1) Pendidikan aqidah dan akhlak, dan (2) Unsur keteladanan dan

keterpaduan aspek pengetahuan, sikap dan pengalaman.

c. Keterpaduan lintas kurikulum, yaitu menekankan keterpaduan tanggung

jawab lembaga, kepala madrasah dan guru mata pelajaran lain dalam

pembinaan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

Dalam pembelajaran diperlukan adanya evaluasi yang digunakan untuk

mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar. Sehingga dengan hasil

evaluasi tersebut guru dapat mengetahui kelebihan ataupun kekurangan dalam

proses pembelajaran agar mudah untuk melakukan perbaikan dalam

pembelajaran.

43

Page 7: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

49

Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs

Nurul Wathan Sungai Serindit adalah penilaian berbasis kelas yang terdiri atas

ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Ulangan harian terdiri atas:

Ulangan Harian Biasa dan Ulangan Harian Terprogram (UHT). Ulangan

Harian biasa dilaksanakan setelah satu atau dua standar kompetensi tercapai,

sedangkan Ulangan Harian Terprogram (UHT) dilaksanakan tiga kali dalam

satu semester. Sebagaimana diungkapkan oleh ibu Dartiana berikut:

“Tujuan Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran. Sedangkan bentuk penilaian dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan”.8

Penilain tersebut dilakukan melalui beberapa aspek seperti

diungkapkan Ibu Khoiliyah sebagai berikut:

“Penilaian berbasis kelas memperhatikan tiga ranah, yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Jadi, dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan penilaian tidak hanya dilakukan melalui paper and pencil test saja, akan tetapi penilaian juga dapat dilakukan melalui pergaulan siswa sehari-hari, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.9

Dari hasil yang nampak dan dari beberapa pihak mengakui bahwa hasil

yang telah nampak pada diri siswa MTs Nurul Wathan seperti dari sisi

pembiasaan, siswa sudah biasa tertib dan rapi sudah sangat terlihat sekali,

berbicara sopan. Siswa sudah terlatih dan memiliki percaya diri tinggi,

memiliki sosial tinggi dan mampu mencari solusi sendiri ketika terdapat

masalah yang terjadi.

8 Wawancara pada tanggal 20 April 20099 Wawancara pada tanggal 20 April 2009

43

Page 8: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

50

Dan dari banyak hal yang dilakukan dari pihak lembaga, banyak wali

murid yang merasa terbantu dengan sistem yang telah diterapkan oleh MTs

Nurul Wathan. Karena dengan begitu, khususnya bagi wali murid yang

bekerja sampai sore, merasa terbantu dalam mendidik anak-anaknya.

Dengan demikian menurut penulis guru dalam proses ini memegang

peranan penting dalam upaya pencapaian efektifitas proses belajar mengajar.

Jika ditinjau dari segi praktis, guru dalam proses belajar mengajar di MTs

Nurul Wathan Sungai Serindit mempunyai fungsi sebagai pengajar dan

pendidik yang harus diimplementasikan melalui kerja yang optimal.

1) Guru Sebagai Pengajar

Secara mayoritas, guru MTs Nurul Wathan Sungai Serindit

mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar dengan disiplin

ilmu yang sesuai dengan kompetensi profesional mereka, dan ada pula

yang mengajar tanpa disiplin ilmu yang ditekuni, tetapi ada upaya dari

guru tersebut untuk membuat siswa mampu memahami materi yang

diajarkan. Untuk itu ada berbagai upaya guru baik melalui pelatihan atau

penataran tentang keguruan dan pendalaman materi secara mandiri bagi

masing-masing guru.

Dalam mengimplementasikan fungsi mengajar, guru MTs Nurul

Wathan Sungai Serindit lebih menekankan fungsinya sebagai penyampai

pengetahuan kepada siswa agar mereka menerapkan seluruh

pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi pengajaran in secara nyata bertujuan pada pembentukan

ranah kognitif yang melalui proses Entry Behavior akan mengarah pada

43

Page 9: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

51

pembentukan sikap dan ketrampilan berperilaku sosial maupun religi bagi

siswa. Hal ini dipengaruhi oleh semakin kuat dan jelasnya proses

pengajaran berarti menambah tingkat pemahaman dan pengalaman siswa

semakin meningkat. Dan jika proses pengajaran belum mencapai sisi

praktis dan efektif, maka pemahaman dan pengalaman siswa sulit untuk

dikembangkan kearah yang dinamis.

Proses belajar di MTs Nurul Wathan Sungai Serindit yang identik

dengan komunikasi edukatif antara guru dan siswa mengharuskan guru

untuk menggunakan metode yang tepat guna dan berhasil guna. Hal ini

diungkapkan bapak Muhammad Aini selaku guru Aqidah Akhlak selaigus

sebagai kepala MTs Nurul Wathan, kepada penulis sebagai berikut:

“Dalam penyampaian materi pelajaran di kelas setiap guru diberi kebebasan menggunakan metode pengajaran sesuai dengan psikis dan kebutuhan siswa dalam belajar, tetapi secara umum metode ceramah masih sangat relevan untuk digunakan setiap guru, bahkan metode ini merupakan metode yang paling utama dalam upaya peningkatan mutu interaktif edukatif dalam proses belajar mengajar. Dalam model ini guru menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara lisan, siswa mendengarkan dan berusaha memahaminya seterusnya dilanjutkan dengan pemberian keempatan kepada siswa untuk bertanya”.10

Menurut penulis metode cramah memang efektif dalam setiap

pembelajaran, akan tetapi metode ini mempunyai kelemahan, ketika guru

tidak mampu memformulasikan model penyampaian ilmu pengetahuan

dengan bahasa lugas dan mudah dipahami, maka siswa akan pasif dengan

indikator siswa bersikap acuh dan minimnya respon terhadap pelajaran

yang disampaikan guru.

10 Wawancara pada tanggal 20 April 2009

43

Page 10: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

52

Dalam proses belajar mengajar di MTs Nurul Wathan Sungai

Serindit guru sebagai seorang pengajar yang tugas utamanya mentransfer

ilmu pengetahuan kepada siswa akan mampu menjalankan fungsinya jika

secara optimal guru berusaha menjadi:

a. Manajer (pengelola proses belajar mengajar)

Sebagai manajer proses belajar mengajar di sekolah secara

teoritis guru dituntut mempunyai kemampuan dalam:

1) Merencanakan yaitu menyusun tujuan belajar yang telah ditentukan

agar dapat tercapai secara optimal.

2) Mengorganisasikan yaitu mengatur dan menghubungkan sumber-

sumber belajar.

3) Mengawasi yaitu menentukan keberhasilan mengorganisasikan dan

memimpin dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.

Dalam mengelola proses belajar mengajar di MTs Nurul

Wathan Sungai Serindit secara periodik guru merencanakan lesson

Plan (perencanaan pengajaran) dalam satu tahun sekali. Perencanaan

program pengajaran ini merupakan terjemahan kurikulum 2004 yang

dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

di sekolah. Tindak lanjut (follow Up) dari perencanaan program

pengajaran di MTs Nurul Wathan Sungai Serindit, guru sebagai

pengajar mempunyai tugas memotivasi semangat belajar siswa melalui

bentuk ranking dalam prestasi maupun perhatian guru terhadap

kebutuhan belajar dan perilaku siswa.

43

Page 11: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

53

Dalam upaya implementasi fungsi guru sebagai pengelola

proses belajar mengajar di MTs Nurul Wathan Sungai Serindit adalah

proses pengawasan prestasi dan perilaku siswa melalui evaluasi (tes).

Tes ini dilaksanakan melalui:

Tes lisan yang dilaksanakan selama proses penyampaian materi

pelajaran sebagai upaya penjajakan kemampuan siswa serta tes

tertulis yang dilaksanakan secara terencana yang membutuhkan

persiapan yang mantap.

Pengawasan terhadap akhlak dan etika siswa baik secara langsung

selama proses belajar mengajar di sekolah maupun pengawasan tak

langsung di masyarakat. Pola pengawasan ini jika tidak diimbangi

oleh kerjasama yang baik antara seorang guru dengan orang tua,

atau pun antara sesama guru maka pencapaian tujuan proses belajar

mengajar tidak mudah direalisasikan.

Guru sebagai Designer of Instructions (perancang pengajaran)

Guru sebagai Designer of Instructions harus memahami prinsip-

prinsip belajar dalam upaya menyusun rancangan kegiatan belajar

mengajar. Prinsip-prinsip tersebut mengikuti:

- Memilih dan menentukan bahan pelajaran.

- Merumuskan tujuan penyajian bahan pengajaran

- Memilih metode penyajian bahan pelajaran yang tepat

- Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.

43

Page 12: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

54

2) Guru Sebagai Motivator Belajar Siswa

Motivasi belajar merupakan hal yang sangat urgen dalam upaya

membangkitkan semangat belajar siswa. Untuk mewujudkan hal ini guru

dituntut cakap membangun motivasi belajar baik secara intrinsik maupun

ekstrinsik. Mengenai hal ini diungkapkan oleh Bapak H. Abdurrahman

sebagai berikut:

“Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru-guru agar mampu menjalankan fungsinya sebagai motivator dengan baik dan benar harus disesuaikan dengan kondisi objektif guru MTs Nurul Wathan Sungai Serindit. Cara yang dilakukan dalam upaya membangkitkan reativitas belajar siswa antara lain pemberian hadiah atau hukuman, pemberian tugas-tugas kepada anak didik mengadakan ulangan dan sebagainya”.11

Pemberian hadiah diberikan kepada siswa yang berprestasi setelah

melalui proses evaluasi akhir. Ditinjau dari perspektif Psikologis,

pemberian hadiah ini merupkan motivasi belajar bagi siswa yang

berprestasi agar lebih meningkatkan prestasinya, dan motivasi belajar bagi

siswa yang tidak berprestasi untuk memperbaiki dan berpacu dalam

meraih prestasi belajar secara optimal. Selain pemberian hadiah pemberian

hukuman merupakan bentuk motivasi yang diberikan kepada siswa yang

tidak disiplin dalam belajar maupun tidak disiplin dalam mengerjakan

tugas.

Pemberian hukuman ini tidak dititik beratkan pada pembebanan

fisik tetapi pemberian sanksi yang berorientasi pada perbaikan prestasi

belajar dan pola perilaku siswa, sehingga hukuman digunakan sebagai alat

ekstropeksi dan motivasi belajar siswa yang akan datang.

11 wawancara tanggal 23 April 2009

43

Page 13: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

55

Sedangkan dalam proses pemberian tugas pada siswa selanjutnya

diarahkan pada tugas yang berorientasi peningkatan kemandirian siswa.

Hal ini dapat diamati melalui;

1) Pemberian tugas dalam pelaksanaan upacara bendera kepada siswa

secara bergantian.

2) Perkemahan sebagai basic pelatihan siswa untuk bersosialisasi di

masyarakat.

3) Latihan khitobah atau peringatan hari besar Islam di masing-masing

kelas dengan pantauan guru secara langsung.

Sedangkan pemberian tugas kepada siswa yang berorientasi pada

peningkatan kreatifitas siswa dapat ditunjukkan melalui tugas mengerjakan

soal, baik secara kelompok maupun secara mandiri dengan harapkan dapat

menjadikan motivasi berfikir dan kemampuan memecahkan masalah yang

dihadapi siswa.

Sementara Pengadaan ulangan di MTs Nurul Wathan Sungai

Serindit ini meliputi, ulangan yang digunakan sebagai tolak ukur

pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan. Ulangan ini secara

serentak dilaksanakan secara terprogram dan terencana dalam bentuk

ulangan harian, tes semester dan UAN. Selain itu ada ulangan yang

dilaksanakan secara insidentil sebagai upaya penjajakan kemampuan

pemahaman siswa baik dalam bentuk pre test atau pengajaran maupun post

test atau mengetahui pemahaman.

43

Page 14: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

56

3) Guru sebagai evaluator belajar siswa.

Guru sebagai evaluator of student learning perlu menyadari bahwa

evaluasi dibutuhkan dalam upaya mendeteksi maupun mengikuti

perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik

dalam kurun waktu pembelajaran. Kemampuan menilai prestasi belajar

mengajar di sekolah meliputi kemampuan mengukur prestasi belajar siswa

maupun kemampuan mengukur efektifitas guru dalam menyusun dan

melaksanakan program pembelajaran.

Evaluasi sebagai bagian dari sistem pendidikan di MTs Nurul

Wathan Sungai Serindit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

upaya mewujudkan efektifitas proses belajar mengajar. Evaluasi proses

belajar siswa dilaksanakan dalam bentuk non formal yang berupa ulangan

harian tes semester dan UAN.

Dalam tataran aplikatif pelaksanaan tes atau evaluasi di MTs Nurul

Wathan Sungai Serindit mempunyai berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan kondisi sosio psikis siswa.

B. Kemampuan Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak Dalam Merencanakan

Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Nurul Wathan Sungai Serindit.

Kemampuan seorang guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) merupakan bagian dari tercapainya suatu pembelajaran suatu

mata pelajaran atau bidang studi. Dan juga mempengaruhi penmahaman dan

pendidikan siswa.

43

Page 15: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

57

Sesuai dengan sub pokok bahasan ini, maka untuk mendapatkan data

tentang kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran bidang studi

Aqidah Akhlak, berikut ini penulis tampilkan tiga buah perencanaan pembelajaran

yang telah dibuat oleh masing-masing guru bidang studi Aqidah Akhlak yang di

MTs Nurul Wathan Sungai Serindit yaitu :

1. RPP yang dibuat oleh Bapak Muhammad Aini

2. RPP yang dibuat oleh Bapak H. Abdurrahman

3. RPP yang dibuat oleh Ibu Dartiana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak2. Tema : Pemahaman Sifat-Sifat Wajib Allah SWT yang

Ma’ani/Ma’nawiyah3. Kelas/Semester : VIII / I (Gazal)4. Pertemuan ke : 1 (satu)5. Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Dasar:Memahami dan meyakini sifat-sifat wajib Allah SWT yang Ma’ani/Ma’nawiyah.

B. Materi Pokok:Memahami dan meyakini sifat-sifat wajib Allah SWT yang Ma’ani/Ma’nawiyah

C. Indikator: Menjelaskan pengertian sifat-sifat wajib Allah SWT yang

Ma’ani/Ma’nawiyah Menjelaskan makna sifat-sifat wajib Allah SWT yang Ma’ani/Ma’nawiyah Menghafalkan sifat-sifat wajib Allah SWT yang Ma’ani/Ma’nawiyah

43

Page 16: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

58

D. Skenario Pembelajaran

No Kegiatan Belajar Waktu(menit)

Keterangan

1 Pendahuluan Guru memberikan apresiasi dan motivasi

belajar Guru memberikan pre test Guru menjelaskan indikator yang akan

dicapai

15 menit

2 Kegtiatan Inti Guru mencontohkan realitas alam dengan

menghubungkan sifat-sifat Allah yang ma’ni/ma’nawiyah

Siswa mendiskusikan dan mengidentifikasi sifat-sifat Allah yang ma’ni/ma’nawiyah

Siswa mengadakan Tanya jawab dengan guru

60 menit ContextualInquiry/quetioning

3 Penutup Guru memberi penjelasan dengan sumber

yang jelas Guru memberikan tugas rumah (menghafal)

15 menit

E. Media/sumber pembelajaran Kitab suci Al-Qur’an Buku pegangan dari DEPAG dan buku penunjang CD tentang ciptaan alam raya Harun Yahya LKS

F. Penilaian Penilaian proses belajar penilaian hasil pembelajaran

Mengetahui: Sungai Serindit, Januari 2010Kepala MTs Nurul Wathan Guru Mata Pelajaran

Muhammad Aini Muhammad Aini

43

Page 17: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

59

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Aqidah AkhlakTema : Memahami sifat-sifat wajib bagi Allah, Mustahil dan Jaiz Kelas/Semester : VII / I (Gazal)Pertemuan ke : 1 – III Waktu : 6 x 40 menit

A. Kompetensi Dasar:Meyakini sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah yang nafsiayh dan salbiyah.

B. Materi Pokok:Sifat-sifat Allah SWT

C. Indikator: Menjelaskan pengertian sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bai Allah Hafal sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah Mengklasifiksikan sifat wajib dan mustahil Allah yang Nafsiyah, dan

Ma’ani/Ma’nawiyahD. Skenario Pembelajaran

No Kegiatan Belajar Waktu(menit)

Keterangan

1 Pendahuluan Bertanya kepada siswa tentang pengertian

sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah. Mengarahkan siswa agar menyimak tentang

sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi allah. 2 Kegtiatan Inti

Siswa menjelaskan pengertian sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah

Siswa menghafal sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah

Siswa mengelompokkan sifat-sifat wajib, bagi Allah yang nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan ma’nawiyah.

Mengamati siswa yang sedang menghafal sifat-sifat wajib, bagi Allah yang nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan ma’nawiyah.

Ceramah, demontrasi dan penugasan

3 Penutup Memberikan tugas supaya dicari informasi

sekitar sifat-sifat Allah, dari majalah, tabloid atau dari situs-situs Islam.

Memberi tugas agar menghafal dan menghayati makna yang terkandung dalam sifat-sifat wajib, bagi Allah yang Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan ma’nawiyah.

43

Page 18: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

60

C. Media/sumber pembelajaran Buku mata pelajaran Aqidah Akhlak Buku pegangan/Modul dari DEPAG dan buku penunjang Internet Ensiklopedi Islam untuk pelajar

D. Penilaian Penilaian proses belajar penilaian hasil pembelajaran (tertulis dan tugas-tugas)

Mengetahui: Sungai Serindit, Januari 2010Kepala MTs Nurul Wathan Guru Mata Pelajaran

Muhammad Aini Dartiana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Aqidah AkhlakStandar Kompetensi : Memahami dan membiasakan diri untuk menghindari

akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : Membiasakan diri menghargai akhlak tercela dalam

kehidupan sehari-hari Kelas/Semester : VIII / I Pertemuan ke : 1 – IV Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:Setelah selesai mengikuti pelajaran “Menghindari Akhlak tercela”. Siswa dapat menjelaskan pengertian akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian), ciri-ciri ahlak tercela, menunjukkan dalil aqli dan dalil naqli akhlak tercela, menggolongkan nilai-nilai akhlak tercela, menunjjukkan nilai, sikap dan perilaku tercela, membiasakan menjauhi akhlak tercela.

B. MATERI PEMBELAJARAN:Akhlak tercela terhadap diri sendiri

C. METIDE PEMBELAJARANCeramah, Demonstrasi dan Penugasan

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN: Bertanya kepada siswa tentang pengertian (pasif, rendah hati, tidak punya

pendirian). Mengarahkan siswa agar menyimak tentang berakhlak tercela, (pasif,

rendah hati, tidak punya pendirian).

43

Page 19: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

61

Siswa membaca materi tentang akhlak tercela (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian).

Siswa menunjukkan ciri-ciri akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian).

Siswa menunjukkan dalil aqli dannaqli akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian).

Siswa mengklasifikasi nilai-nilai akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian).

Siswa menunjukkan nilai, sikap dan perilaku akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian).

Siswa terbiasa menjauhi akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian).

Memberikan tugas supaya mencari informasi sekitar akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya pendirian), dari majalah, tabloid atau dari situs-situs Islam.

A. INDIKATOR: Menjelaskan pengertian akhlak tercela (pasif, rendah hati, tidak punya

pendirian). Menunjukkan ciri-ciri akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya

pendirian). Menunjukkan dalil aqli dan naqli akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak

punya pendirian). Mengklasifiksikan nilai-nilai akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak

punya pendirian). Menunjukkan nilai, sikap dan perilaku akhlak tercela, (pasif, rendah hati,

tidak punya pendirian). Terbiasa menjauhi akhlak tercela, (pasif, rendah hati, tidak punya

pendirian).

E. MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN Buku mata pelajaran Aqidah Akhlak jilid VIII untuk MTs Modul DEPAG RI Internet Ensiklopedi Islam untuk pelajar

F. PENILAIAN Penilaian proses belajar penilaian hasil pembelajaran (tertulis dan tugas-tugas)

Mengetahui: Sungai Serindit, Januari 2010Kepala MTs Nurul Wathan Guru Mata Pelajaran

43

Page 20: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

62

Muhammad Aini H. Abdurrahman

Sesuai dengan data RPP yang dibuat oleh masing-masing guru bidang

studi Aqidah Akhlak MTs Nurul Wathan di atas, maka penulis memperoleh

temuan tentang kemampuan guru dalam membuat atau menyusun perencanaan

pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan Sungai Serindit

sebagai berikut:

1. Guru bidang studi Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Nurul Wathan

Sungai Serindit yang terdiri dari tiga orang guru, semuanya membuat

Perencanaan Pembelajaran atau biasa disingkat dengan RP setiap kali mau

mengajar.

2. Rencana Pembelajaran Bidang studi Aqidah Akhlak yang telah dibuat oleh

guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Wathan Sungai Serindit bermacam-

macam. Format Rencana Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru satu

dengan yang lain berbeda. Format Rencana Pembelajaran yang telah dibuat

oleh Bapak Muhammad Aini berbeda dengan format rencana pembelajaran

yang dibuat oleh Bapak H. Abdurrahman. Demikian juga dengan format

rencana pembelajaran yang dibuat oleh ibu Dartiana. Antara yang satu dengan

yang lain tidak ada kesamaan.

Disamping dalam hal format pembuatan Rencana Pembelajaran, perbedaan

itu juga terlihat dalam poin-poin yang terkandung dalam Rencana Pembelajaran

yang telah dibuat oleh masing-masing guru. Misalnya Rencana Pembelajaran yang

telah dibuat oleh bapak H. Abdurrahman mencantumkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, tetapi tidak mencantumkan pembagian waktu antara tahapan

43

Page 21: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

63

pendahuluan, tahapan inti dan tahapan penutup. Sehingga berapa waktu yang

dibutuhkan masing-masing tahapan tidak bisa diketahui. Dalam RP pelajaran yang

telah dibuat oleh ibu Dartiana tidak tercantum Kompetensi Dasar dan pembagaian

waktu dalam tahapannya. Sedangkan dalam RP yang dibuat oleh bapak

Muhammad Aini formatnya berbeda dengan menggunakan tabel dan pembagian

waktu antara tahapan pendahuluan, tahapan inti dan penutup. Sehingga terlihat

jelas pembagian waktu diantara tiga pembagian kegiatan tersebut.

Tahapan Strategi pembelajaran yang tercantum dalam Rencana

Pembelajaran juga terdapat perbedaan. Rencana Pembelajaran bidang studi

Aqidah Akhlak, skenario pembelajarannya dibagi dalam tiga tahapan. Yaitu

pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pendahuluan terdiri dari apersepsi dan

motivasi. Kegiatan inti merupakan petunjuk teknis jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan ketika mengajar. Penutup merupakan kegiatan untuk menutup

kegiatan inti pelajaran tersebut. Bisa dengan evaluasi atau kesimpulan dari

pelajaran yang telah disampaikan.

Skenario pembelajaran dalam RP yang dibuat oleh Bapak H. Abdurrahman

tidak dibagi dalam tiga tahapan. Artinya guru masuk langsung menyampaikan

topik materi tanpa didahului dengan pendahuluan. Kegiatan intinya juga tidak

jelas terdapat pada bagian yang mana. Termasuk penutup dari kegiatan

pembelajaran juga tidak tercantum dengan jelas. Bahkan terkesan tidak ada

penutupnya.

Dari penemuan di atas secara jelas bisa dilihat bahwa tidak adanya

keseragaman dalam membuat RP oleh guru bidang studi Aqidah Akhlak di MTs

43

Page 22: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

64

Nurul Wathan yang terdiri dari tiga orang guru yaitu bapak Muhammad Aini,

bapak H. Abdurrahman dan Ibu Dartiana.

Setelah mengamati persyaratan dalam membuat Rencana Pembelajaran

sebagaimana dalam kerangka teori, maka dapat dianalisis bahwa rencana

Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru bidang studi Aqidah Akhlak di

Madrasah Nurul Wathan Sungai Serindit adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pembelajaran bidang studi Akidah Akhlak yang dibuat bapak

Muhammad Aini telah mengikuti kaidah yang ada. Namun tidak

mencantumkan sistem penilaiannya.

2. Rencana Pembelajaran bidang studi bidang studi Akidah Akhlak yang telah

bibuat oleh bapak H. Abdurrahman telah sesuai dengan kaidah yang ada. Poin-

poin yang menjadi komponen minimal dalam pembuatan Rencana

Pembelajaran telah tercantum. Tatapi pembagian tahapan atau sekenario

kegiatan tidak jelas serta waktunya dari tahapan-tahapan tersebut tidak

dicantumkan.

3. Rencana Pembelajaran bidang studi bidang studi Akidah Akhlak yang dibuat

oleh ibu Dartiana telah sesuai dengan peraturan yang ada. Namun tidak

mencantumkan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan pembagian waktu

dalam tahapannya sehingga tidak jelas berapa waktu yang dibutuhkan dari

masing-masing tahapan.

Dari beberapa temuan di atas, penulis berkesimpulan bahwa kemampuan

guru Bidang Studi Aqidah Akhlah di MTs Nurul Wathan Sungai Serindit dalam

membuat perencanaan pembelajaran atau RP adalah sudah mendekati

kesempurnaan. Hanya saja tidak ada kesamaan dalam bentuk dan formatnya.

43

Page 23: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

65

C. Hambatan Bagi Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah

Nurul Wathan Sungai Serindit Dalam Membuat Perencanaan Pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan penciptaan lingkungan

yang memungkinkan siswa belajar secara aktif, pengembangan aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa, penyesuaian dengan rencana kegiatan

dan pengelolaan kelas.

Proses belajar mengajar harus berorientasi kepada lingkungan tanpa

mengabaikan prinsip-prinsip kepribadian, dan hasil pendidikan harus bermanfaat

dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil

dari proses apabila peserta didik terlibat secara aktif baik fisik maupun mental

dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru Bidang Studi Aqidah

Akhlak MTs Nurul Wathan Sungai Serindit. Bahwa dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang masing-masing guru memiliki alasan yang

hampir memiliki kesamaan. Adapun beberapa permasalahan atau kendala antara

lain: keterbatasan waktu, kekurangan sarana dan prasarana dan kemampuan

menyusun rancangan RPP itu sendiri.

Di bawah ini penulis akan paparkan beberapa hasil wawancara penulis

dengan tiga orang guru bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan Sungai

Serindit dengan pertanyaan yang sama “Apa kendala dan permasalahan yang

bapak/ibu temui dalam menyusun RPP bidang studi Aqidah Akhlak?, sebagai

berikut:

43

Page 24: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

66

Dari wawancara penulis dengan Bapak Muhammad Aini dalam

penyusunan RPP bahwa beliau terkendala dengan kesempatan dan keterbatasan

waktu di samping tugas mengajar di MTs Nurul Wathan beliau juga mengajar di

MI Nurul Wathan, dan berkerja juga sebagai petani. Sehingga untuk membuat

RPP pada setiap materi bahasan tidak semuanya bisa terlaksana. Sebagaimana

ungkapan beliau berikut:

“Saya sebagai kepala MTs Nurul Wathan sekaligus juga sebagai guru dan mengajar juga di MI Nurul Wathan ini, ditambah lagi dengan kesibukan dengan pekerjaan lain, jadi waktu untuk membuat RPP pelajaran pada setiap materi bahasan terkadang tidak sempat, seandainya terbuatpun tidak lengkap sesuai petunjuk sebenarnya”.12

Sementara permasalahan yang dihadapi oleh bapak H. Abdurrahman

dalam menyusun RPP beliau juga terkendala oleh waktu dan peralatan. Berikut

ungkapan beliau kepada penulis:

“Kita selalu terkendala oleh waktu dan peralatan dalam membuat RPP sebelum mengajarkan kepada siswa, yang jelas banyak tidak sempatnya peralatan penunjang juga tidak ada seperti komputer atau rental komputr di sekitar sini, sehingga kita membuat RPP tersebut terkadang hanya seperti bentuk catatan atau garis besar materi pelajaran itu saja. Bahkan terakadang tidak terbuat sama sekali”.13

Menurut penulis dari permasalahan yang dihadapi oleh bapak Muhammad

Aini dan Bapak H. Abdurrahman adalah terkendala oleh waktu dalam membuat

RPP, yangmana mereka ini selain sebagai guru di MTs Nurul Wathan juga

sebagai guru di MI Nurul Wathan. Sehingga mereka merasa kesempatan untuk

membagi waktu membuat perencanaan pembelajaran terkendala. Disamping itu

mereka juga terkendala dengan kesibukan mereka dengan pekerjaan pribadi untuk

menghidupi keluarganya.

12 Wawancara, tanggal 23 Maret 201013 Wawancara, tanggal 23 Maret 2010

43

Page 25: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

67

Disamping keterbatasan waktu mereka juga kekurangan sarana penunjang

seperti mesin ketik dan komputer. Disamping tidak memiliki alat tersebut mereka

juga tidak dapat mengoperasikan komputer yang terkendala dengan pengetahuan

teknologi tentang komputer.

Dari tiga orang guru bidang studi Aqidah Akhlak MTs Nurul Wathan

tersebut, mereka semuanya tidak bisa menggunakan komputer. Dan di MTs Nurul

Wathan sendiri juga baru memiliki satu unit komputer dan operatornyapun belum

terbiasa mengoperasikannya. Generator yang diharapkan sebagai sumber listrik

hanya disel dan tidak bisa sewaktu-waktu untuk menyalakan komputer tersebut.

Kecuali hanya pada jam-jam tertentu.

Akan tetapi menurut penulis keterbatasan waktu dan alat penunjang

tersebut datap saja diatasi dengan cara membuat perencanaan tersebut jauh-jauh

hari, sekiranya tidak sempat untuk mengerjakan sendiri bisa diberikan tugas

tersebut kepada orang lain. Seperti minta bantuan rental komputer. Jadi kita hanya

membuat garis besarnya saja. Sehingga kita tidak habis waktu hanya membuat

perencanaan saja.

Dari kedua kendala tersebut di atas, seringkali menjadi hambatan guru

dalam membuat perencanaan pembelajaran sebelum menyampaikan bahan ajarnya

kepada siswa. Sehingga mengakibatkan pemberian materi atau bahan ajar kepada

siswa tidak menggunakan RPP. Hal ini sebagaimana hasil pengamatan penulis

ketika melakukan penelitian di kelas II saat pelajaran Aqidah Akhlak sedang

belangsung yang diajarkan oleh ibu Dartiana bahwa pada saat itu beliau tidak

menggunakan RPP saat mengajar, yang ada hanya cacatan kecil sebagai garis-

garis besar pengajaran dengan alasan tidak sempat membuat RPP tersebut. Dan

43

Page 26: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

68

garis-garis besar dalam catatan dimaksud nantinya akan dibuat dalam format RPP.

Berikut ungkapannnya:

“Saya tidak sempat membuat perencanaan pembelajaran pada materi ini, tetapi saya tetap membuat catatan kecil sebagai acuan saya dalam mengajar, yang nantinya catatan ini akan saya buat dalam format RPP sebagaimana RPP sebenarnya”.14

Menurut penulis meskipun menggunakan catatan kecil atau catatan dasar

sebagai acuan mengajar guru karena tidak sempat membuat perencanaan

pengajaran (RP) bisa dikatakan bagus. Karena guru memiliki pedoman, namun hal

ini kurang baik dimana kita tidak tau mana yang Standar Kompetensi, kompetensi

dasar, sekenario kegiatannya tidak jelas mana yang pendahuluan, mana yang

kegiatan inti dan mana yang kegiaatan penutup dan apa saja item-item di

dalamnya, pembagian waktunya juga tidak jelas, serta media dan metode yang

digunakan saat menyajikan materi bahan ajar juga tidak jelas.

Selain beberapa ketidak jelasan yang ditimbulkan karena tidak dibuatnya

perencanaan pembelajaran tersebut yang hanya berdasar pada catatan kecil yang

dijadikan sebagai poedoman mengajar. Menurut penulis ini terkesan bahwa materi

pelajaran telah disampaikan atau diajarkan baru dibuar perencanannya (RP). Dan

bisa saja berindikasi standar kompetensi suatu materi ajar tidak tercapai atau tidak

sesuai dengan yang seharusnya.

Jadi menurut penulis, meskipun guru tidak sempat membuat perencannan

pembelajaran yang terbentuk sebagaimana format standar RPP, dan hanya

membuat catatan kecil sebagai acuan mengajar, setidaknya harus berpedoman

pada Silabus dan RPP yang sebenarnya. Alasannya agar materi ajar yang

diberikan kepada peserta didik tidak mengambang.14 Wawancara, tanggal 23 Maret 2010

43

Page 27: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

69

Selain terkendala dengan waktu, kesempatan dan sarana penunjangnya.

Ternyata para guru bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Nurul Wathan juga

terkendala dengan pengetahuan dan latar belakang pendidikannya yang buka dari

pendidikan keguruan. Sebagaimana terlihat dari data guru pada bab III dapat

dilihat bahwa dua orang guru yaitu Bapak Muhamamd Aini dan Bapak H.

Abdurrahman berlatar belakang pendidikan Aliyah Pesantren. Dan ibu Dartiana

Deploma II IAIIN atau PGSD. Kondisi ini sedikit mempengaruhi mereka dalam

penyusunan Perencanaan Pembelajaran.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak H. Abdurrahman sebagai

berikut:

“Memang saya merasa belum memahami sepenuhnya mengenai membuat perencanaan pembelajaran. Selain karena masih baru diterapkannya, saya juga memang bukan dari pendidikan keguruan”.15

Hal demikian juga diungkapkan oleh bapak Muhammad Aini belai selaku

kepala madrasah juga merangkap guru mengatakan masih merasa kesulitan dalam

mnenyusun perencanaan suatu materi pelajaran yang akan diajarkan kepada anak

didik. Sebagaimana ungkapan beliau berikut:

“Ya saya sendiri masinh binggung belum terbiasa dalam menyusun RP ini. Walaupun sudah beberapa kali mengukuti pelatihan dan sosialisasi. Sehingga tidak semua materi ajar saya sempat membuat perencanannya sebelum mengajarkan kepada anak didik”.16

Menurut penulis dari keterangan wawancara dengan bapak Muhamamd

Aini dan Bapak H. Abdurrahman di atas, permasalahan latar belakang pendidikan

bbukan suatu permasalahan utama, akan tetapi dipengaruhi oleh kebiasaan.

Dengan kata lain bahwa pembembuatan perencanaan pembelajaran ini baru saja

15 Wawancara, tanggal 23 Maret 201016 Wawancara, tanggal 23 Maret 2010

43

Page 28: Web viewBerkaitan dengan buku-buku pelajaran Aqidah Akhlah yang digunakn di atas, menurut penulis akan lebih baik jika tiambah dengan buku reverensi atau kitab penunjang

70

diterapkan di MTs Nurul Wathan seiring diterapkannya Kurikulum Tingkat

Satuan Pengajaran (KTSP). Sehingga mereka merasa belum terbiasa dengan

pembuatan perencanaan pembelajaran tersebut sebelum menyampaikan materi

pelajaran kepada anak didik.

Untuk mengatasi masalah tersebut MTs Nurul Wathan dapat melakukan

dengan cara mensosialisasikan pembuatan perencanaan pengajaran seperti yang

ditentukan dalam juklak atau juknis pembuatan Standar Format Perencanaan

pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dan ini merupakan tugas utam kepala

madrasah. Sehingga dalam pembuatan RPP tidak ada lagi perbedaan antara guru

yang satu dengan guru yang lain.

43