Toksikologi Lingkungan Pestisida Dan Ddt

download Toksikologi Lingkungan Pestisida Dan Ddt

of 12

Transcript of Toksikologi Lingkungan Pestisida Dan Ddt

PESTISIDA DAN DDT

PESTISIDA DAN DDTSITI HADIJAH SALIMMARIA NESTI KERURUPENDAHULUAN

A. PESTISIDA Pestisida berasal dari kata pest, yang berarti hama dan cida, yang berarti pembunuh, jadi pestisida adalah substansi kimia digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. (Yuantari, 2011).Menurut peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1973, yang dimaksud dengan Pestisida ialah semua zat kimia dan yang digunakan untuk:Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.Memberantas rerumputanMematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tak diinginkan.Mencegah hama-hama air.Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakitpada manusia.B. SEJARAH PESTISIDASejarah perkembangan pengendalian hama dan penyakit di Indonesia dimulai sejak periode sebelum kemerdekaan, 1950-1960-an, 1970-an, dan 1980 sampai sekarang. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan perspektif global terdiri atas beberapa zaman, yaitu zaman prapestisida, zaman optimisme, zaman keraguan, dan zaman PHT. Zaman PHT dikelompokkan menjadi dua era, yaitu PHT berbasis teknologi dan PHT berbasis ekologi(Laba, 2010).

ISIA. PENGERTIAN DDTPenggunaan pestisida jenis insektisida yang paling menimbulkan kontroversi dalam penggunaannya adalah DDT (DichloroDiphenil Trichloroetana). DDTmemiliki banyakjulukandi antaranya:The Most Famous and Infamous Insectiside, karena DDT adalah insektisida paling ampuh yang pernah ditemukan dan digunakan manusia tetapi juga paling berbahaya bagi umat manusia.Menurut Rachel Carson dalam bukunya Silently Spring, DDT dijuluki sebagai obat yang membawa kematian bagi kehidupan dibumi.Di bidang kesehatan masyarakat dan pertanian, DDT sempat dijuluki The Wonder Chemical,bahan kimiaajaibyang menyelematkan ribuan hektar tanaman dari serangan hama serangga.

Menurut Panut (2008) dalam Yuantari (2011) contoh insektisida ini pada tahun 1874 ditemukan DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) oleh Zeidler seorang sarjana kimia dari Jerman. Pada tahun 1973 diketahui bahwa DDT ini ternyata sangat membahayakan bagi kehidupan maupun lingkungan, karena meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantaimakanan.DDT sangatstabil baikdi air,di tanah,dalam jaringan tanaman dan hewan.Ahli kimia Swiss Paul Hermann Mller dari Geigy Pharmaceutical dianugerahi penghargaan nobel dalamPhysiologyofMedicinepada tahun 1948 atas penemuannya Efisiensi DDT sebagai Racun Pemberantas Beberapa Artropoda. Pada tahun 1962, Silent Spring oleh ahli biologi Amerika, Rachel Carson, diterbitkan. Buku katalog dampak lingkungan tersebut berisi indiskriminas penyebaran DDT di Amerika Serikat dan pertanggungjawabanlogikanyadari melepaskan banyak bahan kimia ke dalam lingkungan tanpa sepenuhnya memahami dampak terhadap ekologi atau kesehatan manusia.

B. SEJARAH DICHLORODIPHENYL TRICHLOROETHANEPencarian senyawa-senyawa sintetik secara sistematik baru dimulai sejak ditemukannya efek insektisida dari DDT (singkatan dari nama trivialnya; 4,4-DichloroDiphenylTrichloroethane). Penemuan DDT juga merupakan awal dari pengembangan senyawa kimia dari kelompok atau kelashidrokarbonberklor (chlorinated hydrocarbon). DichloroDiphenylTrichloroethane disintesis oleh Othmar Zeidler pada tahun 1873. Namun, efek insektisidanya baru ditemukan oleh Paul Muller pada tahun 1939 di Swiss. Pada tahun 1946, untuk pertama kalinya resistensi DDT pada lalat rumah diteliti di Swedia. Sebelum diuji secara resmi di Research Station forFruitGrowing, Viticulture, and Horticulture di Wadenswil (Jerman), uji efikasi DDT telah dilakukan oleh Paul Muller terhadap Calliphora vomitoriadan beberapa spesies serangga lainnya. Selanjutnya, DDT dikembangkan oleh R. Weismann dariperusahaan J.R. Geigy.

Pada tahun1962, RachelCarsondalam bukunyayang terkenal, Silent Spring menjuluki DDT sebagai obat yang membawa kematian bagi kehidupan dibumi.Demikianberbahayanya DDTbagikehidupandibumi, sehinggaatas rekomendasi EPA (EnvironmentalProtectionAgency) Amerika Serikat pada tahun 1972, DDT dilarang digunakan terhitung 1 Januari 1973. Pengaruh burukDDT terhadap lingkungansudah mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat. Dari pengamatan ternyata elang terkontaminasi DDT dari makanannya (terutama ikan sebagai mangsanya) yang tercemar DDT. DichloroDiphenylTrichloroethane menyebabkan cangkang telur elang menjadi sangat rapuh sehingga rusak jika dierami. Dari segi bahayanya, oleh EPA DDT digolongkan dalam bahan racun PBT (persistent,bioaccumulative,andtoxic ) material (Ishartadiati, 2011).Walaupun di negara-negara maju (khususnya di Amerika Utara dan Eropa Barat) penggunaan DDT telah dilarang, di negara-negara berkembang terutama India, RRC, dan negara-negara Afrika dan Amerika Selatan, DDT masih digunakan. Banyak negara telah melarang penggunaan DDT kecuali dalam keadaan darurat terutama jika muncul wabah penyakit seperti malaria, demamberdarah,dsb. Izinuntuk menggunakanDDTdalamkeadaan daruratolehkarena insektisida alternatiflebihmahal,lebihtoksik,dantidakseefektif DDT. Departeman Pertanian RI telah melarang penggunaan DDT di bidang pertanian,sedangkan larangan penggunaan DDT di bidang kesehatan dilakukan pada tahun1995.Komisi Pestisida RI juga sudah tidak memberiperijinan bagi penggunaan pestisida golongan hidrokarbon berklor (chlorinated hydrocarbon)atau organoklorin (golongan insektisida di mana DDT termasuk) (Ishartadiati, 2011).

C. SIFAT KIMIAWI DAN FISIK DDT Senyawa yang terdiri atas bentuk-bentuk isomer dari 1,1,1-trichloro-2,2-bis-(p-chlorophenyl) ethane yang secara awam disebut juga Dichloro Diphenyl Trichloroethane(DDT) diproduksi dengan menyampurkan chloralhydrate CCl3CHO) dengan chlorobenzene (C6H5Cl), yang dikatalisasi olehasam belerang. Nama dagang DDT yang pernah ada di pasaran antaralainAnofex, Cezarex, Chlorophenothane, Clofenotane, Dicophane, Dinocide, Gesarol, Guesapon, Guesarol, Gyron, Ixodex, Neocid, Neocidol, dan Zerdane (Ishartadiati,2011).

Gambar 1. Rumus struktur dan molekul DDT Dichloro Diphenyl Trichlorethane

DichloroDiphenylTrichloroethane terdiri atas campuran tiga bentuk isomer DDT (65-80% p,p'-DDT, 15-21% o,p'-DDT, dan 0-4% o,o'-DDT), dan dalam jumlah yang kecil sebagai kontaminan juga terkandung DDE [1,1-dichloro-2,2- bis(p-chlorophenyl) ethylene]danDDD[1,1-dichloro-2,2-bis(p-chlorophenyl) ethane]. DichloroDiphenylTrichloroethane ini berupa tepung kristal putih, tak berasa dan tak berbau. Daya larutnya sangat tinggi dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik, tak larut dalam air, tahan terhadap asam keras dan tahan oksidasi terhadap asam permanganat.

D. MEKANISME TOKSISITAS DDT Mekanisme toksisitas DDT masih dalam perdebatan walaupun komponen kimia ini sudah disintesis sejak tahun 1874. Tetapi pada dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta korteks motorik adalah merupakan target toksisitas tersebut. Di lain pihak, bila terjadi efek keracunan, perubahan patologinya tidaklah nyata karena toksisitas DDT adalah sedang, dengan LD50 oral (tikus) 113 mg/kg). Insektisida ini bekerja melalui kontak kulit terhadap berbagai jenis serangga. DichloroDiphenylTrichloroethane mempengaruhi keseimbangan ion-ion dan Na dalam neuron (sel saraf)danmerusak selubungsarafsehinggafungsisaraf terganggu. Serangga dengan mutasi tertentu pada gen kanal sodiumnya resisten terhadap DDT dan insektisida sejenis lainnya. Proses mata rantai dari satu hewan ke hewan lain yang mengakumulasi zat DDT akan tercemar zat DDT termasuk pada manusia.DDT yang telahmasuk ke dalam tubuhkemudian larut dalam lemak, terakumulasi sepanjang waktu hingga mengakibatkan efek negatif .(Ishartadiati, 2011). E. PENGGUNAAN DicholoroDiphenylTrichloroethane (DDT)DDT (DichloroDiphenylTrichloroethan) dalam kehidupan digunakandalam berbagai bidang, diantaranya :

- Bidang Pertanian DDT : digunakan untuk membunuh hama serangga yang mengganggu pertumbuhan tanaman. DDT digunakan dengan cara disemprotkan ke tanaman.- Bidang Kesehatan : Sejak jaman perang dunia ke II pada tahun 1961, DDT sangat bermanfaat dalam menekan penyebaran nyamuk penyebarmalariadan kutu pembawa virus tifus. Dalam kegiatan memberantas vektor pembawa penyakit DDT di semprotkan ke sekitarlingkunganyang diindikasikan banyak vektornya. Meskipun dalam penyemprotan DDT dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengotori dinding rumah. DDT merupakan insektisida yang efektif dalam pemberantasan vektor.

F. DAMPAK PENGGUNAAN DDT 1. Dampak Terhadap ManusiaPenggunaan pestisida yang dipengaruhi oleh daya racun, volume dan tingkat pemajanan secara signifikan mempengaruhi dampak kesehatan manusia.Semakintinggi daya racun pestisida yang digunakan semakin banyaktanda gejalakeracunanyang dialamipetani. Risikokeracunan dapatdiminimalisir apabilaperilaku dancara kerjapetani yangaman dantidak menggangu kesehatan.Misalnya dalammelakukan kegiatan pertanian seperti menyemprot pestisida, mencampurpestisida menggunakanalatpelindungdirilengkapdan menerapkanpenggunaanpestisidayangbenar(Isnawan,2013).Gejala keracunan akut pada manusia adalah sakit kepala, keletihan dan muntah. Efek keracunan kronis DDT adalah kerusakan sel-sel hati, ginjal, sistem saraf, sistem imunitas dan sistem reproduksi.2. Dampak di Bidang pertanianMenurut Zadoks dan Richard (1979) dalam Roja (2009), efek negatif di bidang pertanian berupa timbulnya hama dan patogen yang tahan terhadap pestisida, munculnya hama baru, terjadinya peningkatan populasi hama dan patogensekunder,berkurangnyapopulasiseranggayangbermanfaat,keracunan terhadap ternak dan manusia, residu bahan kimia dalam tanah dan tanaman, dan kerusakan tanaman.Menurut Tarumingkeng (2007) dalam Ishartadiati (2011), dua sifat burukyang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:- Sifat apolar DDT- Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. PENUTUP

KESIMPULANPestisidaadalah suatuzatyang dapatbersifatracun, menghambat pertumbuhan / perkembangan, tingkahlaku, perkembangbiakan, kesehatan, pengaruh hormon, penghambatmakanan.Penggunaanpestisida telah melalui beberapa perkembangan zaman diawali dari zaman prapestisida sampai zaman PHT berbasis ekologi. DDT berupa tepung kristal putih, tak berasa dan tak berbau. Daya larutnyasangat tinggi dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik, tak larut dalam air,tahan terhadap asam keras dan tahan oksidasi terhadap asam permanganat. Pengaruh toksik DDT terfokus pada neurotoksin dan pada otak. Saraf sensorik dan serabut saraf motorik serta korteks motorik adalah merupakan target toksisitas tersebut. Di lain pihak, bila terjadi efek keracunan, perubahan patologinya tidaklah nyata karena toksisitas DDT adalah sedang. DDT banyak digunakan dalam kehidupan, khususnya bidang pertanian dan kesehatan. Namun, karena dampak yang ditimbulkan lebih banyak merugikan kehidupan manusia, pertanian, dan lingkungan penggunaan DDT sudah dilarang dan digantikan dengan pestisida yang lebih aman. DDT bertahan sangat lama di dalam tanah, bahkan DDT dapatterikat dengan bahan organik dalam partikel tanah sehingga dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah dan mencemari lingkungan.