Toksikologi klinik 2017
-
Upload
romdhoni1984 -
Category
Health & Medicine
-
view
146 -
download
5
Transcript of Toksikologi klinik 2017
M Fadhol RomdhoniLaboratorium Farmakologi
FK-UMP
Penatalaksanaan Toksisitas Akut
• Tergantung jenis bahan toksik • Berdasar jenis terapi :
terapi non spesifik terapi supportif utk mendukung fungsi vital Sesak O2Muntah dan diare rehidrasi dg infusHipoglikemi glukosaKejang obat antikonvulsi,Dll
terapi spesifik antidotum
IDENTIFIKASI RACUNMengenali bahan yang diduga menjadi penyebab keracunan
Penting untuk diagnosis
Jenis/ sifat berbeda
pertolongan / pengobatan berbeda
- wawancara dengan pasien / keluarga atau teman- identifikasi di tempat kejadian- pemeriksaan laboratorium
^ sampel biologis^ pakaian^ barang-barang disekitar
Sangat penting tahu KAPAN racun ditelan- memperkirakan kadar racun dlm plasma- memperkirakan tk keparahan - dapat tahu racun sudah sampai pada fase apa- untuk dapat memperkirakan racun sdh mencapai organ apa
CARA IDENTIFIKASI :
Principal Theraphies(1) initial decontamination;
= menjaga konsentrasi racun di jaringan yang krusial serendah mungkin dengan cara : mencegah absorbsi lebih lanjut
(2) enhance elimination; = menjaga konsentrasi racun di jaringan yang krusial serendah mungkin dengan cara : meningkatkan eliminasi
(3) specific antidotes= melawan efek farmakologis dan toksikologis pada organ target
Mencegah Absorbsi Toksikan Lebih Lanjut
• Rangsang muntah• Pemberian Obat Emetik : Ipekak, Apomorfin• Gastric lavage• Pemberian Chemical Adsorption• Pemberian Chemical Inactivation• Purgation• Whole-bowel irrigation (WBI) : polyethylene glycol
Menstimulasi pharynx posteriorIndikasi : keracunan bahan kimia per oral,
immediate (< 4 jam)Kontraindikasi :
• pasien menelan bahan korosif spt asam kuat, alkali (drain cleaners) perforasi lambung dan nekrosis esofagus.
• Pasien koma / pingsan aspirasi pada isi lambung• Pasien menelan CNS stimulant precipitate
convulsion• Pasien menelan petroleum distillate (kerosin,
gastolin, atau petroleum based liquid furniture polish) pemuntahan hidrokarbonnya aspirasi chemical pneumonitis.
Ipecac bekerja sebagai emetic karena menyebabkan efek iritasi
pada enteric tract dan berefek pada chemorecepptor trigger zone (CTZ) pada area postrema medulla.
Indikasi : pasien harus sadar dan menelan racun < 60 menit
sirup ipekak bisa dibeli tanpa resep, onset 15-30 menit dosis anak 6 bln - 12 th : 15 ml dosis anak > 12th -dewasa : 30 ml emesis tidak boleh diberikan dlm kondisi lambung
kosong jd harus dikasih minum air
Apomorphine menstimulasi CTZ , dan memberikan efek emetikpemberian : parenteral t.u subcutane bisa
diberikan pada pasien yang tdk sadar atau tidak kooperatif
menginduksikan muntah stlh 3-5 mnit,.
• Cara : memasukkan nasogastrik tube (NGT) ke lambung mengalirkan air / air hangat / susu / cairan normal salin (NS), atau setengah NS lewat NGT u/ membuang racun yang belum terserap
• Indikasi : pada pasien sadar, menelan bahan berbahaya dalam wktu < 60 menit
• Kontra indikasi : tidak boleh diberikan rutin dalam managemen pasien keracunan
Actived Charcoal Drugs (ACD) permukaan partikel ACD akan menyerap bahan kimia atau
obat (racun) mencegah absorbsi lbh lanjut dan toksisitas Bahan kimia yang bisa diserap ; theophiline, fenobarbital,
carbamazepine, dapsone, quinine Penggunaan bersama dg ipekak atau antidote tertentu
ACD akan menyerap ipekak / antidotenya me efek ipekak /antidote
ACD di usus menghambat enterohepatic cycle toksikan (tricyclic antideppressant dan gluthimide) mempercepat ekskresinya
Arang aktif Dosis : 1 g / kg BB atau 10 X senyawa yang tertelan,
bisa diulang 0,5 – 1 g/kg BB/ 2 - 6 jamCara : a. campur dg 4 – 8 bag air minumkanb. campur dg katartikanya (jangan diulangc. bila muntah, ulangi, dosis kecil sering, atau dg
nasogastrik, bisa di+antimuntahd. diulang bila : obat dg distribusi dan ikatan protein-
plasma kecil, sekresi lewat hepar &usus, metabolit aktif mengalami resirkulasi
Activated Charcoal Trade Names
InstaChar ®
Actidose ®
LiquiChar ®
SuperChar ®
Two Types of Activated Charcoal
Activated Charcoal continued
Pour liquid into container. Have patient drink full dose.
Shake container throughly.
• Butuh waktu lebih lama dibanding pemberian ACD atau gastric lavage
• Pemberian bahan kimia ini bertujuan : mengubah unsur kimia racun menjadi kurang toxic atau menghambat absorbsi nya lebih lanjut
• Mis : – formaldehid + amonia hexamethylenetetramine – Sodium formaldehide sulfoxylate bs mengubah ion
merkuri menjadi metallic mercury yang kurang bisa larut
– Sodium bicarbonate mengubah ion ferrous mjd ferrous carbonate yang absorbsinya jelek
• meminimalisasi absorbsi dengan cara mempercepat lewatnya toksin melalui GI tract
• Indikasi : pasien menelan enteric coated tablets waktu setelah penelanan bhn toksik > 1 jam
Contoh : - Sorbitol 70%, dewasa 50 – 100 ml, anak 1 ml /
kg BB, paling disukai - magnesium sitrat 10% (1,6 meq/ml), dewasa
100 –150 ml, anak 1ml/ kg BB - magnesium sulfat 10% (0,8 meq/ml), dewasa
150 –250 ml, anak 1-2 ml/ kg BB, hati2 pada pasien gagal ginjal dan penelanan nefrotoksin
- natrium sulfat 10% (1,4 meq/ml), dewasa 150 –250 ml, anak 1- 2 ml/ kgBB, hindari natrium pada hipertensi & gagal jantung kronis, katartika dg dasar minyak dilarang
• Dg polyethylene glycol • teknik ini memicu defekasi dan mengeliminasi
seluruh isi usus• dipakai pada kasus keracunan akut oleh tablet
sustained release atau tablet enteric coated dan ingestion of iron, lead, zinc.
• Obat dan racun diekskresi melalui urin melalui filtrasi glomerulus dan sekresi aktif tubulus dpt direabsorbsi kembali ke sirkulasi darah jk obat tsb lipofilik atau melalui aktif mekanisme transport
• REABSORBSI PASIF bisa diubah dg diuretik, perubahan asam basa urine
menghambat reabsorbsi dengan menurunkan gradien konsentrasi obat dari sel lumen tubulus
• meningkatkan aliran melewati tubulus• Diuretik yg bisa dipakai : Furosemide
(t’sering) dan osmotic diuretic• Diuresis paksa hrus hati-hati, trutama utk
pasien yang gagal ginjal, gagal jantung, gagal paru/ pulmonary complications
• Prinsip : molekul yang tidak terionisasi terabsorbsi jauh lebih cepat daripada molekul polar (yg terionisasi)
• Perubahan dari yg tdk terionisasi mjd terionisasi pada toksicant dpt terjadi akibat perubahan pH pada cairan tubulus mempercepat eliminasi
• Contoh : Obat asam (mis: fenobarbital dan salisilat) lebih cepat diekskresi pada kondisi urin alkaline daripada urin asam.Alkalinisasi urin akan mempercepat eliminasi urin terhadap chlorpropamide, diflunisal, fluoride, methotrexate, phenobarbital, and salicylate Obat basa spt amphetamin secara teoritis dpt ditingkatkan ekskresinya dengan acidifikasi urin
• Alkalinisasi urin KI : pada kasus fungsi renal compromised atau renal failure
• Acidifikasi urin dpt dilakukan dgn administrasi amonium klorida atau asam askorbat
• Ekskresi obat asam lwt urin secara partikular sensitif thd perubahan pH urin jk pKa-nya antara 3-7,5. Obat basa : antara 7,5-10,5
• Hemodialisis dan peritoneal dialisis• Hemodialisis sangat lebih efektif dbndg peritoneal dialisis
dan esensial untuk bbrap kasus intoksikasi life threatening, spt metanol, ethylene glycol, salicylate
TOXICANT ANTIDOTE/TREATMENTAcetaminophen N-acetylcysteineAnticholinesterase, organophosphates Atropine, pralidoximeIron salts DeferoxamineMethanol, ethylene glycol (antifreeze) Ethanol, fomepizole, dialysis,
CaEDTA, demercaprol, succimerArsenic, mercury, gold Dimercaprol, succimerCopper, arsenic, lead, gold PenicillamineAntimuscarinic, anticholinergic agents Physostigmine
Cyanide Amyl nitrite, sodium nitrite, sodium thiosulfate
Salicylates Alkalinize urine, dialysisHeparin ProtamineMethemoglobinemia Methylene blueOpioids Naloxone
TOXICANT ANTIDOTE/TREATMENT
Benzodiazepines Flumazenil
Tricyclic antidepressants Sodium bicarbonate for QRS prolongation, diazepam or lorazepam for seizures, cardiac monitor for arrhythmias
Warfarin Vitamin K
Carbon Monoxide 100% O2, hyperbaric O2
Digitalis Stop dig, normalize K, lidocaine, anti-dig Fab
Beta-blockers Glucagon
streptokinase Aminocaproic acid
Theophylline/phenobarbital Activated charcoal
Cocaine/amphetamines Supportive, avoid beta-blockers
Lithium Dialysis
Some Specific Antidotes for
Toxic Drugs and Chemicals
Organophosphate/Carbamate Poisoning Pathophysiology
• Inhibit the enzyme acetylcholinesterase which breaks down acetylcholine
• acetylcholine accumulates in the parasympathetic NS results in overstimulation & hyperactivity of smooth muscle and glands
Organophosphate PoisoningMUSCARINIC• D-efecation• U-rination• M-iosis• B-bronchorrea• E-xcitation (muscular)• L-acrimation, salivation
NICOTINIC• M-uscle weakness• T-achycardia• W-weakness• H-hypertension• F-fasciculations
Anticholinergic= AtropinePralidoxime (2-PAM)= regenerates acetylcholinesterase
RattlesnakeRattlesnake
Cottonmouth (water Cottonmouth (water moccasin)moccasin)
• Venom bisa menghancurkan protein, komponen lain jaringan, RBC, dan mempengaruhi faktor pembekuan
• infarction dan nekrosis bisa berkembang pada tempat gigitan
• gigitan yg parah bs mjd fatal dlm 6-30 jam (jarang skali ada yang fatal sblm 30 mnit)
• Perkembangan antibodi monoklonal manusia dpt melawan toksin spesifik gigitan ular hasil terapeutik yang potensial
SABU : SERUM ANTI BISA ULAR
KESALAHAN YG SERING TERJADI PADA “MANAGEMENT OF
POISONING” Universal antidote (magnsium oksida , asam tannat)
tidak bermanfaat bahkan merusak . Menetralkan zat asam / alkali yang tertelan berakibat -
pembebasan panas dan meningkatkan destruksi jaringan. (Melarutkan zat kaustik dan asam lebih baik dengan menggunakan susu / air 15 ml / Kg)
Induksi muntah dengan menggunakan jari tangan , coper salt , larutan hypertonik -> merusak mulut dan oesophagus
Penggunaan katartik dengan bahan dasar minyak ->lipid pneumonia .
Cairan pembilas yang banyak mengandung Na dan fosfat ->gangguan keseimbangan elektrolit .
Pemberian glukose dalam kadar besar -> menurunkan kadar fosfat dan kalium .
Pengasaman urin yang kurang hati hati -> meningkatkan kemungkinan gagal ginjal. (destruksi dan ekskresi myoglobin )
Penggunaan kateter ->merupakan sumber infeksi
Kesalahan :* Antidotum universal (arang roti panggang, magnesium oksida,
asam tanat) tidak bermanfaat, merusak* Sirop ipekak diberikan segera* Zat asam/alkali kuat tidak boleh dinetralisir, tapi diencerkan.* Induksi muntah, hati-hati dapat merusak mulut dan esofagus* Bilas lambung, tak harus dilakukan, pemejanan lebih dari 2 jam
tak perlu, cairan pembilas yg banyak mengandung na- trium dan fosfat gangguan keseimbangan elektrolit yg berat
*Stimulan pernafasan & obat analeptik tidak bermanfaat, merusak
* Pengasaman urin gagal ginjal * Dialisis dan jumlah cairan yang besar menurunkan suhu
tubuh & gangguan fungsi kardiovaskular* Hati-hati dalam mendiagnosis kematian otak overdosis
sedatif-hipnotik
Fundamentals of Poisoning Management
SEKIAN
Lanjutkan Tugas Baca..!!!!
Mekanisme : Metabolit reaktif NabkiPada overdosis, metabolit reaktif melebihi kapasitas glutation bereaksi makromolekul heparliver injuryDosis toksis :A. Akut, > 140 mg/kg BB pada anak
6 gram pada dewasa potensial hepatotoksik* Kronik alkohol, pasien dg sit.P450 terinduksi* Anak < 12 th
B. Kronik, dilaporkan setelah mengkonsumsi setiap hari pada dosis terapetik, yg tinggi pada alkoholikGejala klinis : tergantung waktu pemejananA. Setelah akut, kecuali : anoreksia, nausea dan vomitingB. Setelah 24 – 48 jam : bila ada pePT dan ensim transaminase nekrosis hepar
Bila gagal hepar akut terjadi ensefalopati dan kematian bisa terjadi. Gagal ginjal akut dapat terjadi.
I. Terapi Keracunan Obat paracetamol
Diagnosis :A. Sejak awal diketahui terpajan parasetamol dan terlihat pada kadar di
dalam serum. Lihat kadar spesifik serumB. Data lab. yg lain : gas darah, elektrolit, glukosa, fungsi hepar dan ginjal, PTPengobatan :A. Terapi suportif dan pertolongan Gawat DaruratPengobatan muntah, metoklopramida 10 – 20 mg iv (anak 0,1 mg/kg BB),
menunda pemberian antidote & arang.Terapi suportif untuk gagal hepar & ginjal akut, bila terjadiB. Antidot dan obat spesifik, bila serum level diatas kurva, dg asetilsisteina
140mg/kg , secara oral. Efektifitasnya tergantung pada cepat tidaknya, sebelum terjadi akumulasi metabolit, biasanya setelah 12-16 jam. Bila muntah gastric tube
C. DekontaminasiInduksi muntah atau cuci lambung sebelum antidot atau dosis antidot
dinaikkan.Beri arang aktif dan katartika bila perlu. Arang aktif akan mengganggu
absorpsi antidotum, sehingga pemberian arang merupakan kontroversial
Mekanisme :Secara pasti belum diketahui, diketahui menghambat fosfodiesterase
pada level tinggi, cAMP intraseluler, juga melepas katekolamin endogen dan menstimulasi reseptor beta-adrenergik, serta merupakan antagonis reseptor adenosin.
Pada keadaan normal t ½ 4 – 6 jam dapat sampai 20 jam dalam keadaan fungsi hepar terganggu, influensa, eritromisin dan simetidin.
Dosis toksis : Akut dosis tunggal 8 – 10 mg/kg akan level terapetik 15 – 20 mg/L. Akut overdosis > 50mg/kg level serum > 100 mg/L dan secara signifikan toksik.
Gejala klinis :A. Overdosis akut
1. Vomiting (kadang dg hematemesis), tremor, anxiety, & takikardia. Juga hipokalemia, hipofosfatemia, hiperglikemia, dan metabolik asidosis.2. Level serum > 100mg/L, hipotensi, aritmia dan kejang
B. Kronis, korbannya anak kecil atau orangtua. Vomiting mungkin terjadi, takikardia, hipotensi jarang terjadi, hipokalemia dan hiperglikemia tak terjadi.Kejang jarang terjadi dengan serum level 40 – 60 mg/L
II. Teofilina
Diagnosis Dilihat dari gejala klinis yang timbul.A. Spesifik serum level. Sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan.
Biasanya dilakukan pengukuran berulang setiap 2 – 4 jam. Level 20 – 90 mg/L setelah akut tidak selalu berhubungan dg gejala klinis yang berat. Toksisitas yang berat umumnya terjadi pada level 40 – 60 mg/L.
B. Data lab.Data rutin , ditambah monitoring EKG
PengobatanA. Terapi suportif dan pertolongan GD
Pemeliharaan sirkulasi udara. Pengobatan kejang, aritmia dan hipotensi. Hipokalemia, terobati dg terapi suportif. Monitoring tanda vital, dan EKG
B. Antidotum spesifikHipotensi, takikardia dan aritmia ventrikuler bisa diberi propranolol 0,01-0,03 mg/kg iv atau dosis rendah esmolol 25-50 mcg/kg/min.
C. Dekontaminasiinduksi muntah, dg sirop ipekak mungkin lebih efektif dp bilas lambung. Pemberian arang aktif dan katartik secara oral.Untuk sustained release, pengulangan dosis arang aktif, katartika dan dilakukan bilas lambung
D. Percepatan eliminasiHemoperfusi, pasien epilepsi atau serum level > 100mg/LPengulangan arang aktif dpt dilakukan bila serum level < 100 mg/L
II. Teofilina
Berasal dari berbagai tanaman, dlm terapi bntk tablet sbg digoxin dan digitoxin. Digoxin tersedia dlm bentuk cairan dlm kapsul yg mempunyai ketersediaan hayati > . Keracunan sering terjadi krn akut, pemejanan bunuh diri dan terapi kronis.
Mekanisme Inhibisi fungsi pompa Na-K-ATPaseOverdosis akut : hyperkalemiaKronis : umumnya normal atau cenderung rendah ini ada hubungan nya dg
terapi diuretikDosis toksikAkut : stl ingesti < 2 mg digoksin anak dan < 5 mg dewasa
keracunan parah Gejala klinis : akut berbeda dg kronisAkut: vomiting, hiperkalemia, bloking sinus & atrioventikular , ventrikular
takhiaritmia terlihat pada keracunan parahKronis: weakness, dan ventrikular takhiaritmia sering terjadi. Hipoka lemia dan
hipomagnesemia karena obat diuretika buruk takhiaritmiaDiagnosis* Sejarah dan karakteristik dari aritmianya pd kronik terapi* Hiperkalemia pd akut ingesti dan keracunan parah dan kadar serum K+ > 5,5
meq/L berasosiasi dg prognosis yg jelek
III. GLIKOSIDA JANTUNG
A. Serum level direkomendasi, wlp tidak ada hubungan dengan keparahan keracunan. Level terapetik utk digoksin 0,5 – 2 ng/ml dan digitoksin 10 – 30 ng/ml
B. Lab.: Darah, elektrolit, BUN, kreatinin, ECG dan monitoring elektrokardiografik
PengobatanA. Suportif dan emergensi : Airway dan ventilasi. Monitoring pasien 12 –
24 j. Obati hiperkalemia > 5,5 meq/L dg natrium bikarbonat (1 meq/kg), glukosa (0,5 g/kg iv) dg insulin (0,1 unit/kg iv) atau natrium polistiren sulfonat. Jangan gunakan kalsium. Obati bradi kardia atau heart block dg atropin 0,5 – 2 mg iv. Ventrikular takhi aritmia bisa berespon dg lidokain /fenitoin, atau dg penggantian kalium atau magnesium. Jauhi kinidin, prokainamid dan brettilium
B. Antidotum spesifik: Digibind, akan dg cepat mengikat digoksin, tetapi kurang pada digitoksin komplek inaktif, cepat diekskresikan lewat urin
C. Dekontaminasi : Induksi emesis atau bilas lambung, peringatan hati2 karena stimulasi vagal mungkin akan memperberat bradikardia dan heart block .Pemberian arang aktif dan katartika
D. Percepatan eliminasi: Dialisis, hemoperfusi dsbnya tidak efektif untuk digoksin, krn Vd besar.Digitoksin Vd kecil dan sirkulasi enterohepatik eliminasi dg pengulangan arang aktif
III. GLIKOSIDA JANTUNG
MekanismeSecara umum : inhibit enz. cyclooxygenase mengurangi produksi
prostaglandin pain & inflamasi* menjaga mukosa lambung akut & kronik* regulating renal blood flow pd organ2 tsb
Berpeng.: fungsi SSP, paru, hemodinamika & heparDosis toksik
Secara umum keracunan terjadi stl ingesti > 5 – 10 kali dosis terapi
Gejala klinis# lambung bagian atas, mual, muntah, abdominal pain, kadang
hematemesis# bisa terjadi lethargy, ataksia, nystagmus, tinnitus dan
disorientasi# asam mefenamat, piroksikam & ibuprofen (over dosis) : kejang,
koma, gagal ginjal, gangguan fungsi hepar, hipoprotrombinemia, metabolik asidosis, cardiorespiratory arrest, sering dilaporkan
IV. Anti Inflamasi Non Steroid
DiagnosisDari sejarah menelan ains, karena gejala nonspesifik dan kadar
dalam darah tidak tersediaLaboratorium : Darah komplit, elektrolit, glukosa, fungsi ginjal,
fungsi hepar, PT, urinalisisPengobatanA. Suportif dan emergensi
Airway & ventilasi, kalau perlu di+ oksigen. Sembuhkan ke jang, koma, hipotensi. Antasida, gangguan lambung atas.Ganti cairan dengan infus kristaloid
B. Antidotum tidak ada, Vit K utk pasien dengan PT > normalC. Dekontaminasi
1. Induksi emesis, cuci lambung utk obat dg resiko kejang2. Arang aktif & katartika
D. Percepatan eliminasiKarena high protein binding & metab. jg luas, dialisis dan diuresis paksa tak efektif.
IV. Anti Inflamasi Non Steroid
Sedatif dan hipnotik penggunaannya sangat luas terutama untuk pengobatan anxiety dan insomnia, yang termasuk dalam golongan ini antara lain, A. Golongan barbituratB. Golongan benzodiazepinaC. AntihistamineD. AntikholinergikYang lain tidak termasuk diatas, yang umum digunakan sbg sedatif-hipnotik, misal kloral hidrat, glutethimide, meprobamate, methaqualone, methypryion
MekanismeMekanisme aksi ataupun farmakokinetika obat sangat bervariasi. Efek toksik terbesar dalam keracunan atau kematian adalah depressi SSP yang menghasilkan koma, gagal pernafasan, dan terutama depressi kontraktilitas jantung.
Dosis toksikBervariasi, tergantung dari masing2 obat, toleransi tiap2 individu dan ada tidaknya obat lain yang bersama-sama, misal alkohol. Untuk sebagian besar obat, ingesti 3-5 kali dosis menyebabkan koma.
IV. SEDATIF DAN HIPNOTIK
A. BENZODIAZEPIN Overdosis benzodiazepin, jarang menjadi penyebab kematian,
kecuali bila dikombinasikan dg depresan SSP yang lain misal , alkohol, barbiturat. (Tabel II-9 P&DO)
MekanismeMenaikkan aksi penghambatan neurotransmiter GABA. Juga
menghambat sistem neural yang lain, hasilnya adalah depresi secara umum reflek spinal dan sistem aktivasi retikular koma dan gagal pernafasan
A. Gagal pernafasan sering terjadi karena triazolam, alprazolam dan midazolam
B. Cardiopulmonary arrest terjadi setelah pemberian secara cepat inj. diazepam, karena depresi SSP
Dosis toksikSecara umum sangat tinggi bila dibandingkan dengan dosis
terapi, contoh* overdosis diazepam 15 – 20 X dosis terapi tidak memperlihatkan
keadaan depresi consciousness yang serius* Gagal pernafasan ingesti 5 mg triazolam dan i.v. secara
cepat diazepam, midazolam dan benzodiazepin yang lain
IV. SEDATIF DAN HIPNOTIK
Gejala klinis# Onset depresi SSP terjadi 30-120 menit stl ingesti, tgt msing2 obat# Lethargy, slurred speech, ataksia, koma,gagal pernafasan mungkin# Tanda koma yang khas hyporeflexia dan small pupil,hypothermia# Bersama dg obat depresi lain komplikasi seriusDiagnosa* Sejarah, ada tandanya suntikan. Koma dan small pupil tidak berespon
dg nalokson, tetapi sembuh kembali dg flumazenil* Skrining kualitatip darah dan urin cara yg tercepat utk mengetahui
pasien terpejani* Lab.: darah rutin, elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, gas darah arteriPengobatan A. Suportif dan emergensi: airway dan ventilasi, sembuhkan koma
hipotermia, hipotensi jika terjadi B. Flumazenil (antagonis reseptor benzodiasepin), untuk koma C. Dekontaminasi
Induksi emesis, jangan lakukan pd triazolam, bilas lambung , arang aktif dan katartika, tidak ada percepatan eliminasi
IV. SEDATIF DAN HIPNOTIK
B. BARBITURATMekanisme (Tabel II-8 P&DO)A. Depresi secara umum aktivitas neural dlm otak. Efek
tak langsung dengan menaikkan inhibisi GABA-mediated synaptic. Hipotensi terjadi dg dosis tinggi yg disebabkan depresi central symphathetic tone maupun depresi langsung kontraktilitas kardiak
B. Bbrp ob. berbeda parameter farmakokinetikanya1. barbiturat ultrashort-acting sangat lrt lemak dan
cepat penetrasi ke otak induksi anestesia, kmd cepat terdistribusi ke jar. Lain durasinya lebih pendek dari t1/2 elim.
2. barbiturat long-acting distribusinya lebih lama dan t1/2 eliminasinya panjang
IV. SEDATIF DAN HIPNOTIK
Dosis toksikBervariasi tgt obat, jalur dan kecepatan pemberian, serta toleransi
individual. Secara umum keracunan terjadi bila dosis 5-10 X dosis hipnotik
1. Berpotensi fatal secara oral pada short-acting 2-3 gram, sebanding dg 6-10 gram utk fenobarbital
2. Beberapa kematian dilaporkan pemakaian inj. i.v. secara cepat 1-3 mg/kg metoheksital (aborsi)
Gejala klinisKeracunan sedang: slurred speech, letargi, nistagmus, dan
ataksia sering terjadiPada dosis tinggi sering terjadi hipotensi, koma, dan gagal
pernafasan. Pd koma yang dlm pupil biasanya kecil, pasien kehilangan semua refleknya, tampak seperti meninggal
Pada koma yg dlm juga sering terjadi hipotermia terutama bila pemejanan terjadi pd lingkungan yang dingin. Hipotensi dan bradikardi biasanya mangikuti hipotermia.
Diagnosis1. Dari sejarah, harus curiga pada pasien epilepsi dg tanda stupor
atau koma2. Adanya skin bullae, walaupun tidak spesifik
IV. SEDATIF DAN HIPNOTIK
3. Kadar serum > 60-80 mg/L berhubungan dg koma, > 150-200 mg/L dg hipotensi parah. Pd short-acting, koma terjadi pada kadar 20-30 mg/L. Barbiturat mudah ditemukan pada skrining rutin
4. Lab. : darah rutin, elektrolit, glkosa, BUN, kreatinin, arterial blood gases, dan X-ray
PengobatanA. Suportif dan emergensi: airway dan ventilasi, obati koma,
hipotermia dan hipotensiB. Antidotum spesifik tak adaC. Dekontaminasi
Induksi emesis dan bilas lambung, dipilih bilas lambung karena resiko koma. Arang aktif dan katartika
D.Percepatan eliminasi1. Alkalinisasi urin menaikkan eliminasi fenobarbital, tidak yang lain. Hati2 dapat menyebabkan kelebihan cairan dan udem paru2. Pengulangan dosis arang aktif menurunkan t1/2 fenobarbital, tapi tak memperpendek durasi koma3. Hemoperfusi mungkin diperlukan untuk keracunan parah yang tidak berespon terhadap terapi suportif
IV. SEDATIF DAN HIPNOTIK
Beberapa obat yg termasuk dlm gol. Ini digunakan sebagai obat utk menurunkan bobot badan (benzphetamin), dekstroamfetamin dan metilfenidat utk pengobatan narcolepsy dan anak hiperaktif. Metamfetamin dan beberapa derivat amfetamin (termasuk LSD) digunakan secara oral atau iv sbg stimulan.
MekanismeAksi utama adalah aktivasi susunan syaraf simpatik melalui stimulasi
SSP, pelepasan katekolamin perifer, menghambat monoamin oksidase. Diabsorpsi dg baik lewat oral dan dimetabolisme secara ekstensif lewat hepar, ekskresinya tergantung pada pH urin, dan akan lebih cepat dieliminasi pada urin asam.
Dosis toksik (lihat Tabel II.1 P&DO)IT sempit, dg toksisitas sedikit diatas dosis pemakaian. Wlp dmk derajat
toleransinya akan meningkat setelah penggunaan berulang. Ingesti akut dekstroamfetamin > 1mg/kg
Gejala klinisA. Akut pd SSP, euphoria, talkativeness, anxiety, restlessness, agitation,
seizures dan koma. Hemoragi intrakranial mungkin terjadi pd hipertensi atau cerebral vasculitis
V. Amfetamin
B. Akut pd perifer, keringat dingin, temor, fassikulasi dan kekakuan otot , hipertensi, acute myocardial ischemia, and infarction.
C. Kematian mungkin disebabkan krn aritmia ventrikular, status epilepticus, hemoragi intrakranial, hipertermia. Hipertermia sering merupakan akibat dari seizures, hiperaktivitas otot dan karena kerusakan otak, rhabdomyolysis, serta gagal ginjal mioglobinuria
D. Kronis, biasanya karena penyalahgunaan, kehilangan berat BB, kardiomiopati, stereotypic behavior, paranoid psychosis. Utk gangguan kejiwaan dapat terjadi beberapa hari atau minggu. Penghentian kecapaian, hipersomnia, hiperfagia & depressi
DiagnosisSejarah & gejala klinis krn keracunan obat simpatomimetikaSerum level, tak ada hubungannya dg tingkat keparahan keracunan. Untuk
memastikan keracunan dapat dilihat keberadaannya di dlm urin atau cairan lambung
Lab. : darah komplit, elektrolit, glukosa, fungsi ginjal, urinalisa, urin mioglobin, ECG, CT-Scan kepala
PengobatanA. Supotif & emergensi: Airway dan ventilasi. Obati agitasi, kejang, koma dan
hipertermia. Monitoring tanda vital dan ECG (paling tidak 6 jam)
V. Amfetamin
B. Obat spesifik dan antidotum (tdk ada antidotum spesifik)1. Hipertensi, baik dg vasodilator parenteral, fentolamin atau nitroprussid2. Obati takiaritmia dg propanolol atau osmolol3. Obati vasospasme arterial (nitrogliserin atau nifedipin)
C. Dekontaminasi1. Jangan induksi muntah. Bilas lambung.2. Arang aktif dan katartika
D. Percepatan eliminasi1. Dialisis dan hemoperfusi tidak efektif2. Pengasaman urin dapat dilakukan tetapi dg resiko memperberat keadaan nefrotoksik.
V. Amfetamin
Untuk antibiotika efek yg berbahaya berupa reaksi alergi. Keracunan yg serius karena dosis tunggal jarang
MekanismeTergantung dari masing2 senyawanya dan tidak mudah difahami. Pada beberapa kasus keracunan terjadi pada dosis terapinya yang berupa reaksi alergi atau idiosinkrasi
Dosis toksisSangat bervariasi tergantung pada senyawanya. Reaksi alergi kadang terjadi pd individu yang hipersensitif dg dosis yg cukup rendah (dosis subterapetik)
Gejala klinisSetelah overdosis akut berupa nausea, vomiting dan diare. Spesial tanda lihat tabel II-4 (Poisoning & drug overdose).
DiagnosisA. Serum level. Biasanya digunakan untuk memprediksi efek toksik
pada aminoglikosida, kloramfenikol dan vankomisinB. Lab.: Darah komplit, elektrolit, glukose, fungsi ginjal, fungsi hepar,
urinalisa, level methemoglobin (dapson)
VI. ANTIBIOTIKA
PengobatanA. Suportif & emergensi : Ventilasi dan airway bila perlu. Obati koma,
seizures, hipotensi, dan anafilaksis. Ganti cairan yg hilang karena diare (gastroenteritis) dg infus kristaloid
B. Antidotum spesifik1. Trimetoprim leucovorin (asam folinat)2. Dapson metilen blue jika terjadi methemoglobin
C. Dekontaminasi1. Induksi muntah atau bilas lambung2. Arang aktif atau katartika bila tidak diare
D. Percepatan eliminasi1. Sebagian besar a.b. diekskresikan lewat urin dalam bentuk tidak
berubah, maka menjaga kecukupan urin flow sangat penting. Hemodialisis tidak dianjurkan kecuali pada pasien dg gangguan fungsi ginjal dan serum level yang sangat tinggi
2. Hemoperfusi dg arang aktif cukup efekif pd keracunan berat kloramfenikol (dg serum level yg tinggi) dan asidosis metabolik
3. Dapson mengalami resirkulasi enterohepatik, akan lebih cepat dieliminasi dg pengulangan dosis arang aktif.
VI. ANTIBIOTIKA
1. RACUN BOTULISMUSMekanisme
Adalah neurotoksin yg termolabil, diproduksi oleh bakteri clostridium botulinum, keracunan 0,05 mcg berakibat fatal. Mengikat syaraf terminal kholinergik secara irreversibel dan mencegah pelepasan asetilkholin dari axon.
Gejala klinisInkubasi :18-36 jam. Gejala awal menyerupai gejala flu dan gangguan gastrointestinal. Selanjutnya diplopia, ptosis, dysar -thria , kelemahan syaraf kranial, paralisis, berhentinya nafas.
DiagnosisMakanan, gejala klinis,lab. : darah rutin, elektrolit, gula darah, gas darah arteri,
elektromiogram, CSFPengobatanObati gangguan pernafasan, airway dan ventilasi, infus kristaloid.Antitoxin botulinum : bivalent dan trivalentGuanidine, terapi tambahan utk peningkatan pelepasan asetilkholin, dosis 15 –
50 mg/kg/hari dibagi dalam 4 – 5 dosis. DekontaminasiInduksi muntah dan bilas lambung. Pemberian arang aktif & katartika
Penatalaksanaan terapi keracunan makanan
2. TEMPE BONGKREKMekanismeDibuat dari ampas kelapa dg proses peragian, timbul asam bongkrek dan aflatoksin. Ini akan menyebabkan :- inhibisi enzim2 mitokondria- gangguan mekanisme fosforilasi oksidatif metabolisme glikogen- menghambat sintesis ATP
hipoglikemiaSifat racun ini tahan panas sampai 170 CGejala klinis1. Badan kurang segar, perut kejang, muntah dan mencret2. Pusing, keluar keringat banyak, kejang3. Kesadaran menurun, dapat meninggal dalam beberapa jamDiagnosisSejarah, gej. klinis, Lab. : darah rutin, gula, fungsi ginjal dan hepar.Pengobatan1. Terapi suportif : infus kristaloid, glukosa2. Dekontam. : pengosongan lambung, arang aktif, katartika 3. Tiosulfat dan injeksi vitamin B komplek.
3. Sianida dalam MakananMekanismeGol. umbi, gadung, biji2an. Racun poten. Ini akan menyebabkan :- mengikat cyt. oksidase (irreversibel)- gangguan pengikatan oksigen oleh Hb sianhemoglobin Sifat racun ini tahan panas, ttp mudah larut dlm airGejala klinis: Terjadinya cepat sekaliPusing, mual, bingung, hipoksia, dispnea, sianosis, pingsan, anoxia, kejang,
koma, gagal pernafasan, kolaps kardiovaskular, matiDiagnosisAx, Gx. klinis, adanya asidosis laktat, Lab. : darah rutin, gula, elektrolit, gas
darah arteri, fungsi ginjal dan hepar, EKG.Pengobatan1. Terapi suportif : infus kristaloid, oksigen, obati koma, kejang2. Dekontam. : pengosongan lambung, arang aktif, katartika 3. Lilly cianide antidote kit : amil-nitrit dan NaNO2 300 mg i.v4. Na tiosulfat 12,5 g i.v; hidroksokobalamin (Ind ?)
4. KERACUNAN MAKANAN : GOLONGAN IKANGolongan ikan yang dapat menyebabkan keracunan antara lain golonan
siput; kerang; ikan laut besar, bertulang, dan berdaging banyak misal tuna, makarel; udang, dan gurita.
MekanismeScombroid, bila histidin dlm jaringan ikan rusak, maka akan menjadi
histamin dan senyawa seperti histamin; Neurotoxic shellfish, neurotoksinnya menstimulasi postganglionic cholinergic neurons;
Paralytic shellfish, produksi saxitoxin memblok konduksi Na dan transmisi syaraf di otot skeletal;Tetrodotoxin, diproduksi oleh kulit bbrp ikan, sama saxitoxin.
Gejala klinisMual, muntah, diare, sakit kepala, hipotensi, mialgia, peresthesias mulut
dan anggota badan, skin flushing yang kadang diikuti dengan urtikaria, bradikardi, sesak nafas, dan dalam keadaan parah dapat terjadi kejang ataupun gagal pernafasan.
DiagnosisSejarah, gejala klinis, Lab.: hematologi komplit, elektrolit, glukosa, BUN,
kreatinin, gas darah arteri, EKG, dan fungsi hepar
Pengobatan1. Terapi suportif2. Pemuntahan atau bilas lambung dapat dilakukan 3. Antidotum spesifik tergantung dari penyebab keracunan, untuk golongan ikan laut besar dan udang diberi obat antihistamin, misal difenhidramin, juga diberi simetidin. Untuk golongan gurita diberi manitol intravena dan untuk golongan kerang dapat juga diberi antihistamin. 4. Dapat juga diberikan arang aktif dan katartika.
5. KERACUNAN MAKANAN KARENA BAKTERIMekanismeInfeksi bakteriToksin yg dikeluarkan bakteri Mukosa intestinal
Gastroenteritis- Kurang bersih :
penyiapan, penyimpanan sbl digunakan- Toksin dibuat setelah bakteri masuk
Gejala klinisA. Muncul stlh 2 jam sampai 3 hari : gastroenteritis dg mual, muntah, kram abdominal dan diare. B. Demam, bloody stools, fecal leukocytosis, pada infeksi bakteriDiagnosisSusah dibedakan dg gastroenteritis krn virus, periode inkubasinya pendek dan korbannya cukup banyak (bersama), makanan yg sama, tempat sama.Stool culture dapat membedakan infeksi krn Salmonella, Shigella & Campylobacter, kultur bakteri dari sampel makanan.Data lab. : darah, elektrolit, glukosa, fungsi ginjal dan fungsi hepar Pengobatan1. Terapi suportif2. Hipotensi, beri cairan resuscitation dlm jumlah yg cukup banyak3. Dapat diberi antiemetik bila memang diperlukan4. Jangan beri antidiare seperti lomotil dll.5. Bila kultur bakteri ada, beri antibiotik sesuai bakterinya
6. FormalinCamp. formaldehida (30-50)% + metanol (6-15)% atau lebih + air. MekanismeInhalasi: iritasi lokal pd sal. nafas atas, kejang & udem laringOral : Iritasi sal. pencernaan sp. Lambung. Metabolit akhirnya as. format
asidosis metabolik & terakumulasiFormaldehida Ca pd hewan & dicurigai pd manusiaGejala klinis- Korosif esofagus, luka pd lambung, asidosis metabolik- iritasi pd mata, bersin, batuk, udem paru, hemolisisDiagnosisSejarah, adanya iritasi pd mukosa, sal. nafas & sal. pencernaan Lab. : darah, elektrolit, osmolar gap, fungsi ginjal dan fungsi heparPengobatan1. Terapi suportif: oksigen, cairan kristaloid2. Asidosis metabolik Na bikarbonat3. Asam folat utk metabolisme as, format
7. EtanolMekanismeDepresan SSP, pd keracunan akut. Hipoglikemia, terutama pd anak2 &
keadaan kurang gizi. Menyebabkan pasien trauma, menginduksi hipotermia, mengacaukan metabolismme mabuk
Gejala klinisA. Keracunan Akut1. Ringan sp sedang : euforia, mild incoordinasi, ataksia, nistagmus,
kehilangan pertimbangan dan reflek. Penurunan hubungan sosial, tingkah laku yg agresif, mungkin terjadi hipoglikemia.
2. Berat : koma, depresi pernafasan, dan kemungkinan terjadi aspirasi pulmo. Pupil biasanya mengecil , suhu, TD, nadi biasanya menurun. Mungkin terjadi rhabdomyolisys.
B. Kronis (abuse) : perdarahan lambung, ulcer, varises esofagal, pankreatitis, hepatitis, sirrhosis dan hepatik ensofalopati; hipoka- lemia, hipofosfatemia dan hipomagnesemia; defisiensi tiamin, ketoasidosis alkoholik, resisten pada infeksi menurun.
C. Alcohol withdrawal: tremulousness, anxiety, overaktivitas sistem syaraf simpatik dan kejang. Dapat terjadi delirium tremens, severe autonomic hyperactivity, hipertermia dan delirium, akan menjadi parah dan kematian bila tidak diobati.
Diagnosis1. Sejarah ingesti, bau segar etanol / bau busuk metabolit. Perubah- an status
mental, nistagmus dan ataksia, gejala klinis lain.2. Kadar dlm darah dpt dideterminasi dg mudah & cepat di RS/lab. Tak ada
korelasi ant kadar dlm darah dg gejala klinis. Konsentrasi etanol di dlm darah dpt diestimasikan dg menghitung osmolar gap
3. Lab.: darah rutin, glukosa, elektrolit, BUN, kreatinin, enzim transaminase hepar, PT, magnesium, gas darah arteri, dan X-ray
Pengobatan1. Keracunan akut, terapi sebag. besar adalah suportif, lindungi air way, beri
glukosa dan tiamin. Obati koma dan kejang. Perbaiki hipotermi dg gradual rewarming, sembuh dlm 4 – 6 jam
2. Alcohol withdrawal , diasepam 2-5 mg iv atau fenobarbital 130 mg iv perlahan, bisa diulangi bila diperlukan.
3. Emetika dan bilas lambung tidak perlu dilakukan secara cepat diabsorpsi, kecuali bila ingesti tidak lebih dari 30 menit atau dicurigai ingesti dg obat lain
7. MetanolMekanisme
Dimetabolisme lambat oleh1. alkohol dehidrogenase formaldehide, 2. aldehide dehidrogenase asam format : asidosis, kebutaanGejala klinisA. Terlihat mabuk & gastritis. Asidosis belum terjadi. Kenaikan secara nyata
osmolar gap, osmolar gap sekecil 10 mosm/l sudah menunjukkan kadar toksik metanol.
B. Periode latent, sampai 30 jam. Asidosis metabolik (severe anion gap), gangguan visual seperti haziness, kebutaan, seizure, koma, dan kematian mungkin terjadi.
DiagnosisSejarah, gejala & hasil lab. Osmolar gap dan anion gap dpt untuk
memprediksi kadar metanol dan keparahan ingesti.A. Spesifik level, > 20 mg/dl toksik,
> 40 mg/dl serius toksik. Pada periode latent kadar metanol serum nol, adanya keracunan serius,
metanol asam format.Kenaikkan kadar serum asam fomat utk menegaskan diagnosis dan baik utk
mengukur toksisitas, tapi tak semua lab. bisa.
B. Lab.: darah rutin, elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, osmolalitas serum dan osmolar gap, gas darah arteri, anion gap dan kadar etanol dalam serum.
PengobatanA. Pelihara airway dan ventilasi, obati koma dan kejang, obati asidosis
metabolik dg Na bicarbonat iv. Koreksi asidosis dg cara mengamati gas darah arteri
B. Obat spesifik dan antidot1. Etanol. Diberikan secara iv atau oral, utk mengikat enzim alkohol
dehidrogenase dan mencegah terbentuknya metabolit toksik dari metanol. Terapi etanol dilakukan apabila :a. ada sejarah ingesti metanol, dan osmolar gap > 5 mosm/lb. Asidosis metabolik dan osmolar gap > 5-10 mosm/l tidak terhitung untuk etanol.
2. Asam folat, meningkatkan perubahan asam format CO2 + H2O. Dg dosis 50 mg iv setiap 4 jam
3. 4- metilpyrazole, menghambat alkohol dehidrogenase dan men- cegah metabolisme metanol.
4. Induksi muntah dan bilas lambung.
I. GOLONGAN ORGANOFOSFATMekanismeOrganofosfat dan derivat2nya yg poten menghambat enzim
asetilkholinesterase, diikuti dg akumulasi berkelebihan asetilkholin pada reseptor muskarinik (sel2 efektor kholinergik), pd reseptor nikotinik (skeletal neuomuskular junctions & autonomic ganglia) dan di CNS
Gejala klinisManifestasi klinik dapat diklasifikasikan menjadi :A. Muskarinik (parasimpatik) muntah, diare, kram perut, kejang
bronko, miosis, bradikardi, dan keluarnya saliva dan keringat yg berlebihan (SLUDGE)
B. Nikotinik (ganglionik) muscle fasciculations, tremor dan kelemahan. Kematian kadang disebabkan oleh paralisis otot pernafasan. BP & nadi karena efek nikotinik atau karena efek muskarinik
C. CNS agitasi, seizures dan koma D. Karena penundaan efek toksik neurophaty perifer yg
permanenE. Terjadi pneumonitis bila terjadi aspirasi ke dalam paru
Penatalaksanaan terapi keracunan pestisida
DiagnosisSejarah, efek muskarinik, nikotinik dan CNS yg karakteristikbau pembawa & bau bawang dari organofosfatA. Level spesifik1. Mengukur aktivitas asetilkholinesterase (AChE) dalam darah, turun
25% /> dr base line true exposure 2. Atau aktivitas pseudokholinesterase (PChE), sangat sensitif ttp tidak
reliabelB. Lab. : darah komplit, elektrolit, glukose, BUN, kreatinin, enzim2 hepar, gas
darah arteri, EKG, X-rayPengobatan1. Pelihara airway dan ventilasi. Beri perhatian pd kelemahan otot
pernafasan, berhenti mendadak pernafasan. + suplemen oksigen2. Obati hydrocarbon pneumonitis, kejang dan koma3. Observasi paling tidak 6-8 jam, kemungkinan adanya gejala penundaan
onzet atau penyimpanan di lemak 4. Beri atropin sbg muskarinik agent, 0,5 – 2 mg iv, diulangi sesering mungkin
sesuai kebutuhan. 5. Pralidoksim sebagai aktivator enzim pada semua tempat yg terkena
(muskarinik, nikotinik dan mungkin juga CNS), dg dosis dewasa 1 – 2 g iv, anak 25 – 50 mg/kg maks 1g
DekontaminasiJangan induksi muntah, bilas lambung, beri arang aktif.
II. GOLONGAN KARBAMATMekanismeSpt organofosfat, ttp hambatannya tak kuat dan bersifat terbalikkanGejala klinisTanda & gejala akibat kholinergik terjadi 30 menit, tetapi mungkin
tidak akan timbul sp 1-2 jam setelah pemejanan. Gejala sama dg gol. organo- fosfat, tetapi durasi toksisitas lebih pendek dan gejalanya terbatas
DiagnosisSejarah pemejanan dan gejala yg terlihat , Lab.: darah rutin, elektrolit,
glukosa, BUN, kreatinin, gas darah arteriPengobatan : s.d.a tapi tanpa pralidoksim
III. GOLONGAN ORGANOKLORINMekanismeA. Mengganggu transmisi impuls syaraf, terutama di otak
perubahan tingkah laku, aktivitas otot diluar kemauan dan depresi pusat pernafasan
B. Membuat peka miokardium terhadap efek aritmogenik dari katekolamin. Bbrp menyebabkan gangguan hepar dan ginjal, mungkin disebabkan karena metabolit toksik
C. Bbrp bersifat karsinogenikGejala klinisAkut: mual, muntah diikuti dg kebingungan, tremor, ber-nya
kesadaran, koma, seizures dan depresi pernafasan. Gol. ini sangat larut lipid durasi toksisitasnya lebih panjang
Ada penundaan onzet kejang, mungkin terjadi aritmia, karena kepekaan miokardium thd efek katekolamin
Tanda2 adanya hepatitis dan gangguan ginjal
DiagnosisA. Sejarah dan gejala klinis, kadar dlm darah tidak tersedia pd setiap
lab.B. Lab.: darah rutin, elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, enz.
transaminase hepar, PT, EKGPengobatanObati kejang, koma, depresi pernafasan. Aritmia ventrikular
propranolol. Pasang monitor elektrokardiograf, obser- vasi pasien paling tidak 6 – 8 jam
Antidotum dan obat spesifik : tidak adaBilas lambung, jangan induksi muntah, resiko terjadinya kejang,
arang aktif dan katartika Peningkatan eliminasi:Ulangi pemberian arang aktif atau resin kholesteramin
IV. GOLONGAN PIRETHRINMekanisme* Pada insek mengganggu transport ion sistem membran dalam
nerve akson paralisis sistem syaraf kematian *Pada manusia akan cepat dimetabolisme, menyebabkan reaksi
hipersensitif, efek iritasiGejala klinis*Inhalasi gejala spt asma, hipersensitivitas paru*Oral, pada dosis besar berpengaruh pd SSP kejang, koma,
dan gagal pernafasan. Reaksi anafilaksisDiagnosisSejarah, gas darah arteri, X-ray, tes fungsi paruPengobatan (dosis besar > 100mg/kg BB)Terapi suportif (oksigen, cairan kristaloid)Induksi muntah, bilas lambung, arang aktif katartika
I. ArsenMekanismeCamp. Organik/anorganik dlm bentuk trivalent/pentavalent. Pentavalent : banyak dialam, cepat diekskresi, nontoksikTrivalent : sangat toksikIritasi : kulit, mukosa membran, saluran pernafasan & pencernaan.Menggangu metabolisme seluler dg cara mengikat berbagai gugus
sulfhidril dari enzim. Bersifat karsinogenik pada manusia.Dosis 120mg arsen trioksida fatalGejala klinisAkut : cepat sekali stl ingesti, sakit pd leher & abdominal, mual, muntah, diare
(watery) kehilangan cairan & elektrolit yg sangat parah kematian dlm 24 jam. Delirium, koma, takikardia. Yang selamat peripheral sensory neuropathy, dermatitis bersisikdan kehilangan rambut
Kronis : Iritasi kulit, mukosa membran, saluran pernafasan & perfo-
Penatalaksanaan terapi keracunan logam berat
rasi pada nasal septum. Efek sistemik : kelemahan, anoreksia, mual, muntah, diare, hepatitis, peripheral sensory neuropathy, alopecia. Hiperpigmentasi pd kulit, adanya tanda garis putih pada kuku. Kanker kulit dan paru.
Diagnosis* Sejarah dan gejala klinis yang tampak* Kadar dalam serum yg tinggi kadang tidak berhubungan dg gejala
Kadar yg tinggi > 50mcg/L dlm urin 24 jam abnormal*Lab : darah rutin, elektrolit, fungsi ginjal & hepar, urinalisis, EKG &
monitoring, abdominal X-ray (garam arsenik akan terlihat)Pengobatan* Terapi suportif : air way & ventilasi, obati koma , shock & aritmia.
Infus kristaloid, monitoring tanda vital & EKG (akut)* Antidote : BAL (dimercaprol) 3 – 5 mg/kg i.m setiap 4 – 6 jam
penisilamin atau 2,3 DMSA stl stabil atau kronik* Induksi muntah, bilas lambung, arang aktif (tidak diulang)
II. CadmiumMekanismeInhalasi 60X lebih toksik dp ingesti. Asap & debu pneumonitis
udem dan hemorragi paru. Ingesti iritasi saluran pencernaan. Bila diabsorpsi akan berikatan dg
metalotionin, difiltrasi di ginjal kerusakan tubulus renal.Pemejanan 5 mg/m3 inhalasi selama 8 jam letalLrt garam cadmium > 15mg/L induksi muntah, dosis letal 350 – 8900 mg
Gejala klinisAkut inhalasi : batuk, wheezing, sakit kepala, demam, jika berat
udem paru (12 – 24 jam stl terpejani)Akut oral : mual, muntah, kram abdominal, diare, kadang perdarahan.
Kematian : shok atau gagal ginjal akut
Diagnosis* Sejarah, gangguan pernafasan (inhalasi), gangguan pencernaan ( ingesti)* Adanya cadmium dlm darah & sejml kecil dlm urin menunjukkan adanya
pemejanan cadmium* Lab. : darah rutin, elektrolit, glukosa, fungsi ginjal & hepar, gas darah arteri,
X-ray, mikroproteinuria (beta-mikroglubolin, retinol-binding protein, albumin, metalotionin)
Pengobatan* Terapi suportif : Inhalasi oksigen, obati wheezing dan udem paru
(observasi 6 – 8 jam , bisa sampai 1 – 2 hari )Ingesti : cairan kristaloid, hindari overhidrasi krn ada udem paru
* Bilas lambung, jangan induksi muntah, arang aktif.
III. TimahMekanisme* Menggantikan logam lain (Fe, Zn, Co) dari tempat ikatannya
efek biokimiawi (mengganggu sintesis heme). Berikatan dg grup sulfhidril mengganggu fungsi seluler. Sistem yg dipengaruhi SSP, ginjal, reproduksi, & hematopoietik. Jarang terabsorpsi, umumnya inhalasi, keracunan terjadi stl pemejanan kronik. Batas pemejanan yg diperbolehkan (PEL) : anorganik 0,05 mg/m3 selama 8 jam, organik (tetrametil/tetraetil) 0,075 mg/m3
Gejala klinis* Akut (dosis besar): sakit abdominal, muntah, diare* Kronik : kelelahan, kolik abdominal, konstipasi, anoreksia, sakit kepala,
iritability, anemia mikrositik, motor neuropati perifer* Encephalopathy : ataksia, delirium, koma, kejang, umum pd anak* Inhalasi berulang dr lead gasoline : ataksia, delirium, kejang
DiagnosisSangat sukar didiagnosis, krn gejala gastrointestinal yg tidak spesifik, biasanya
kronis. Terlihat bila sudah ada anemia mikrositik, keluhan abdominal atau neuropati. Pada anak terjadi kejang, terlihat adanya grs timah pada long bones (x – ray).
Kadarnya dalam darah merupakan indikasi yg baik adanya pemejanan1. 25 mcg/dL tak ada tanda toksik, pada anak gangguan
perkembangan syaraf dan tingkah laku2. 25 – 50 mcg/dL abnormalitas ginjal & konduksi syaraf3. 50 – 70 mcg/dL gejala gastrointestinal, anemia/efek hematologik lain4. > 70 mcg/dL ketoksikan serius terjadi5. Ensefalopati dapat terjadi pada level < 100 mcg/dL* Mobilisasi timah dlm urin oleh EDTA > 0,6 positif* Dg Free erythrocyte protoporphyrin (FEP) dan ZPP test yg sensitif utk
pemejanan kronis, ttp sangat mahal , dapat naik krn anemia, pada keracunan akut naik setelah beberapa minggu
Pengobatan* Terapi suportif : Untuk anak dg delirium & encepalofati monitor secara
ketat kejang dan koma. Cairan rehidrasi utk memelihara urin flow , hindari over hidrasi
* Pemberian chelating agent tgt kadarnya dlm darah> 70 mcg/dL BAL (dimercaprol) + EDTA50 – 70 mcg/dL dg gejala/tanpa , + urin mobilisasi tes EDTAdg gejala/tanpa penisilamin atau 2,3 DMSA
* Ingesti akut : dosis besar (> 1 g) induksi muntah / bilas lambung, arang aktif & katartika. Katartika berulang & whole gut lavage diberikan bila tampak pd X-rayPeluru operasi
III. MerkuriMerkuri metal, garam, organikMekanisme* Bereaksi dg grup sulfhidril, berikatan dg protein & enzim inaktivasi, yg paling
sensitif sistem syaraf* Metal diabsorpsi SSP & iritasi paru
Garam korosif pd kulit, mata, pencernaan & nefrotoksikOrganik SSP & metil merkuri teratogenik
Gejala klinis* Akut inhalasi : pneumonitis (zat kimia), udem paru nonkardiogenik* Akut ingesti : muntah, diare (bloody), shok. Gagal ginjal (24 jam )
proteinuria & hematuria. Mungkin hepatitis.organik : parestesia, ataksia, gangguan penglihatan & pendenga- ran, disartria, SSP (permanen), teratogenik
* Kronis : SSP (permanen), kehilangan ingatan, depresi, insomnia, tremor. Salivasi, stomatitis, gingivitis
Diagnosis : Tgt sejarah pemejananDilihat dari gejala klinis yg terjadi.Lab.: darah rutin, elektrolit, glukosa, urinalisis, fungsi hepar & ginjalPengobatan* Terapi suportif : Inhalasi oksigen, observasi pneumonitis
Ingesti (garam) cairan kristaloid, hemodialisis (organik) cairan
* Antidote : BAL , 3 – 5 mg/kg i.m setiap 6 jamOral penisilamin, chelator yg efektif stop < 50 mcg/L
Tdk efektif utk toksisitas neurologik* Ingesti cairan merkuri : dosis tinggi tgt hasil X-ray (operasi ) Ingesti garam merkuri : bilas lambung, arang aktif. Endoskopi. Ingesti organik merkuri : stop pemejanan, breast feeding. Pasien hamil
aborsi* Lakukan hemodialisis bila gagal ginjal