Toksiko Wido Arneldi

8
WIDO ARNELDI 0902101010086

Transcript of Toksiko Wido Arneldi

Page 1: Toksiko Wido Arneldi

WIDO ARNELDI0902101010086

Page 2: Toksiko Wido Arneldi

Akumulasi Hg, Pb, Cd

Page 3: Toksiko Wido Arneldi

Akumulasi berarti tumpukan, penimbunan, penghimpunan

Akumulasi terjadi akibat logam berat lebih tinggi atau sering terpapar dibandingkan

dikeluarkan

Page 4: Toksiko Wido Arneldi

Raksa (Hg) dan kadmium (Cd) termasuk golongan II B, sedangkan timah hitam (Pb) termasuk golongan VIII B dalam sistem periodik unsur. Hg jarang ditemukan bebas di- alam, tetapi dalam bentuk sinabar (HgS). Cd di alam berikatan dengan sulfida dan seng (Zn), nikel (Ni) dan timah hitam (Pb)

Page 5: Toksiko Wido Arneldi

Akumulasi CdSemakin tinggi kadar Cd di perairan maka semakin

besar terakumulasi pada organisme air, dan itu akan berdampak kepada manusia

Cd akan terakumulasi dalam ginjal dan hati, dan dapat menyebabkan anemia, menurunkan absorbsi besi dalam usus, dan menurunkan aktivitas enzim leusine amino peptidase yang diperlukan oleh Zn. Cd juga menghalangi aktivitas enzim sulfuhidril, yang mempunyai afinitas untuk sel Gejala keracunan Cd pada manusia adalah kerapuhan tulang, gangguan fungsi ginjal,pernafasan, syaraf, dan emphysema

Page 6: Toksiko Wido Arneldi

Akumulasi PbSyaraf terganggu akibat akumulasi Pb

yang menyerang sel-sel syaraf, sehingga mengurangi tingkat intelegensia dan menganggu pertumbuhan anak. Pb (timbal) yang terakumulasi dalam tubuh manusia, juga meracuni atau merusak fungsi mental, perilaku, anemia, serta dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel syaraf dan sistem otak. Kandungan timbal dalam bahan bakar minyak juga dapat meracuni sistem pembentukan sel darah merah.

Page 7: Toksiko Wido Arneldi

Akumulasi Hg• Ikan dapat mengabsorbsi metil-merkuri melalui makanannya dan langsung

dari air dengan melewati insang. Oleh karena merkuri terikat dengan protein di seluruh jaringan ikan, termasuk otot, maka tidak ada metoda pemasakan atau pencucian ikan untuk mengurangi kadar merkuri di dalamnya.

• Pengaruh langsung pollutan terhadap ikan biasa dinyatakan sebagai lethal (akut), yaitu akibat-akibat yang timbul pada waktu kurang dari 96 jam atau sublethal (kronis), yaitu akibat-akibat yang timbul pada waktu lebih dari 96 jam (empat hari). Sifat toksis yang lethal dan sublethal dapat menimbulkan efek genetik maupun teratogenik terhadap biota yang bersangkutan. Pengaruh lethal disebabkan gangguan pada saraf pusat sehingga ikan tidak bergerak atau bernapas akibatnya cepat mati. Pengaruh sub lethal terjadi pada organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada hati, mengurangi potensi untuk perkembang-biakan, pertumbuhan dan sebagainya. Seperti peristiwa yang terjadi di Jepang, dimana penduduk disekitar teluk Minamata keracunan metil-merkuri akibat hasil buangan dari suatu pabrik. Metil-merkuri yang terdapat dalam ikan termakan oleh penduduk disekitar teluk tersebut. Ikan-ikan yang mati disekitar teluk Minamata mempunyai kadar metil merkuri sebesar 9 sampai 24 ppm.

Page 8: Toksiko Wido Arneldi

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa akumulasi Hg, Cd dan Pb dalam jaringan hati ikan menyebabkan nekrosis, lisis dan hipertrofi. Hg, Cd dan Pb yang terakumulasi dalam organ hati menyebabkan perubahan morfologi sel jaringan hati. Pengaruh sinergis logam berat menyebabkan toksisitas meningkat. Hg, Cd dan Pb yang terakumulasi dalam sel jaringan hati dapat teroksidasi menjadi Pb3+, Hg2+ dan Cd2+ dengan toksik lebih akut yang akan berpengaruh terhadap fungsi hati dan metabolisme. Hal ini terjadi karena Pb menghambat pengiriman mineral, zat makanan, vitamin dan oksigen.

Akumulasi logam berat di dalam sel hati ikan dapat menyebabkan lisis Semakin lama sel jaringan organ hati ikan mengakumulasi logam berat, maka jumlah sel hati yang mengalami nekrosis semakin tinggi . Nekrosis, lisis dan hipertrofi menyebabkan fungsi detoksifikasi, produksi empedu, kemampuan sel hati menyimpan gulu menurun