TM_Titrasi Asam Basa

7
Titrasi atau yang biasa disebut dengan volumetric dilakukan guna mengetahui konsentrasi molar dan kadar asam atau basa yang terkandung dalam suatu larutan. Titrasi adalah cara yang paling tepat digunakan untuk reaksi yang lambat yang membutuhkan waktu beberapa jam untuk bereaksi, namun tidak cocok untuk reaksi kimia yang berlangsung dalam beberapa detik (Lister dan Renshaw, 2000). Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai (Wiryawan, 2011): (Wiry awan, 2011) Dalam proses titrasi maka dibutuhkan sebuah indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu senyawa kimia (biasanya asam lemah) yang dapat merubah warna dengan kisaran pH tertentu. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH. (Simmons, 2012). Indikator asam-basa dapat digolongkan menjadi indikator buatan asam-basa dan indikator asam-basa alami. Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru,

Transcript of TM_Titrasi Asam Basa

Page 1: TM_Titrasi Asam Basa

Titrasi atau yang biasa disebut dengan volumetric dilakukan guna mengetahui

konsentrasi molar dan kadar asam atau basa yang terkandung dalam suatu larutan.

Titrasi adalah cara yang paling tepat digunakan untuk reaksi yang lambat yang

membutuhkan waktu beberapa jam untuk bereaksi, namun tidak cocok untuk reaksi

kimia yang berlangsung dalam beberapa detik (Lister dan Renshaw, 2000). Titrasi

didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai (Wiryawan, 2011):

(Wiryawan, 2011)

Dalam proses titrasi maka dibutuhkan sebuah indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu senyawa kimia (biasanya asam lemah) yang dapat merubah warna dengan kisaran pH tertentu. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH. (Simmons, 2012).

Indikator asam-basa dapat digolongkan menjadi indikator buatan asam-basa dan indikator asam-basa alami. Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, indikator universal, fenolptalin, dan metal jingga.Indikator universal, fenolptalin, dan metil jingga selain dapat mengidentifikasi sifat larutan asambasa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat keasaman (pH) larutan. Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam,basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalahtumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dandedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya (Shadily dan Pringgodigdo, 2012). Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami. 

Page 2: TM_Titrasi Asam Basa

Warna BungaNama

BungaWarna Air Bunga

Warna Air

Bunga Keadaan

Asam

Warna Air

Bunga Keadaan

Basa

Page 3: TM_Titrasi Asam Basa

MerahKembang

sepatuUngu muda Merah Hijau tua

Kuning Terompet Kuning keemasan Emas muda Emas tua

Ungu Anggrek Ungu tua Pink tua Hijau kemerahan

Merah Asoka Coklat muda Oranye muda Coklat

Kuning Kunyit Oranye Oranye cerah Coklat kehitaman

Ungu Bougenville Pink tua Pink muda Coklat teh

Pink Euphorbia Pink keputih-putihan Pink muda Hijau lumut

Merah Kamboja Coklat tua Coklat oranye Coklat kehitaman

Indikator Rentang pH

Kuantitas

penggunaan per 10

ml

Asam Basa

Timol biru 1,2-2,81-2 tetes 0,1%

larutanmerah Kuning

Timol biru 8,0-9,61-5 tetes 0,1%

larutankuning Biru

Pentametoksi

merah1,2-2,3

1 tetes 0,1% dlm

larutan 0% alkoholmerah-ungu tak berwarna

Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah Kuning

Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah mawar

Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-coklat

2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0

1-2 tetes 0,1%

larutan dlm 50%

alkohol

tak berwarna Kuning

Metil kuning 2,9-4,01 tetes 0,1% larutan

dlm 90% alkoholmerah Kuning

Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah Oranye

Page 4: TM_Titrasi Asam Basa

Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu

Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning Biru

Tetrabromfenol

biru3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning Biru

Alizarin natrium

sulfonat3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning Ungu

α-Naftil merah 3,7-5,01 tetes 0,1% larutan

dlm 70% alkoholmerah Kuning

p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah Kuning

Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning Biru

Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah Kuning

Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning Ungu

Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning Merah

p-Nitrofenol 5,0-7,01-5 tetes 0,1%

larutantak berwarna Kuning

Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah Biru

Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning Merah

Neutral merah 6,8-8,01 tetes 0,1% larutan

dlm 70% alkoholmerah Kuning

Rosolik acid 6,8-8,01 tetes 0,1% larutan

dlm 90% alkoholkuning Merah

Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning Merah

α-Naftolftalein 7,3-8,7

1-5 tetes 0,1%

larutan dlm 70%

alcohol

merah mawar Hijau

Fenolftalein (pp) 8,0-10,0

1-5 tetes 0,1%

larutan dlm 70%

alkohol

tak berwarna Merah

Page 5: TM_Titrasi Asam Basa

Timolftalein 9,4-10,61 tetes 0,1% larutan

dlm 90% alkoholtak berwarna Biru

Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru Merah

Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning Lilac

Salisil kuning 10,0-12,0

1-5 tetes 0,1%

larutan dlm 90%

alkohol

kuning oranye-coklat

Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning Ungu

Nitramin 11,0-13,0

1-2 tetes 0,1%

larutan dlm 70%

alkohol

tak berwarna oranye-coklat

Poirrier's biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink

Asam

trinitrobenzoat12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak berwarna oranye-merah

(Anonim1, 2013)

Salah satu larutan yang digunakan dalam proses titrasi haruslah larutan baku, sebuah larutan dengan konsentrasi yang telah tepat diketahui. Sebuah larutan baku diperoleh dengan menambahkan larutan yang telah diketahui massanya kedalam pelarut dan membuat larutan hingga volume diketahui (Clugston dan Flemming, 2008). Pembuatan larutan baku primer biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat, boraks, asam benzoate (C6H5COOH), K2Cr2O7, AS2O3, NaCl (Hamdani, S., 2012). Syarat-syarat larutan baku primer yaitu mudah diperoleh dalam bentuk murni, mudah dikeringkan, stabil, memiliki massa molar yang besar, reaksi dengan zat yang dibakukan harus stoikiometri sehingga dicapai dasar perhitungan (Day & Underwood , 1998)

Page 6: TM_Titrasi Asam Basa

DAPUS

Anonim1, 2013, Indikator Asam Basa, www.ilmukimia.org/2013/01/indikator-asam-basa.html diakses tanggal 25 April 2013 pukul 06.35

Lister, Ted dan Janet Renshaw, 2000, Understanding Chemistry for Advanced Level, Stanley Thornes (Publisher) Ltd., Cheltenham

Wiryawan, Adam, 2011, Prinsip Titrasi, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/titrasi-volumetri/prinsip-titrasi/ diakses tanggal 16 Oktober 2012 pukul 22.37

Clugston, Michael dan Rosalind Flemming, 2008,Advanced Chemistry, Oxford University Press, Melbourne

Day, R. A. dan A.L.Underwood, 1998, Quantitative Analysis Sixth Edition, Prentice-Hall, Inc., New Jersey

Shadily, H. dan Prof. Mr. Ag. Pringgodigdo, 2012, Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Jakarta