TM skn 2

26
Ana Amalina 1102011024 LI. 1. MM Hemoglobin 1.1. Sintesis globin Sintesis globin diperkirakan berada di bawah kendali eritropoietin, walaupun tempat kerja molekularnya tidak diketahui. Sintesis globin juga dipicu oleh heme bebas. Sintesis globin terutama terjadi di eritroblas dini, atau basofilik dan berlanjut, dengan tingkat yang terbatas, bahkan sampai di retikulosit tidak berinti. Diperkirakan bahwa sampai 15-20% hemoglobin disintesis selama stadium yang disebut terakhir. Gen-gen untuk sintesis globin terletak di kromosom 11 (rantai gamma, delta, dan beta) dan 16 (alfa). Anemia dapat terjadi karena kelainan di tingkat DNA , defek dalam interpretasi cetakan RNA, atau karena selama sintesis protein kode perantara nonsense tidak ditranslasi atau diekspresikan. Karena masing- masing kromosom individual berasal dari kedua orangtua, ekspresi genetic jelas bergantung pada gen mana diwariskan ke anak. Gangguan herediter produksi hemoglobin dapat menyebabkan anemia serius. Messenger RNA gobin, yang dipanen dari retikulosit, membentuk suatu system sel in vitro stabil yang memungkinkan kita mempelajari sintesis globin di laboratorium riset. Kode-kode genetic ini telah berhasil diungkapkan, yang mengarahkan pembentukan 141 asam amino menjadi rantai alfa dan 146 asam amino menjadi rantai non-alfa. Untuk sintesis rantai alfa, masing-masing kromosom 16 memiliki dua sublokus sehingga pada sel diploid orang normal terdapat total empat sublokus fungsional. Gen-gen yang mengontrol sintesis rantai beta, gamma, dan delta membentuk suatu cluster (kumpulan) yang terdapat dalam suatu sekuens di kromosom 11. Pengendalian sintesis globin dilakukan

description

TM skn 2

Transcript of TM skn 2

Ana Amalina1102011024

LI. 1. MM Hemoglobin1.1. Sintesis globinSintesis globin diperkirakan berada di bawah kendali eritropoietin, walaupun tempat kerja molekularnya tidak diketahui. Sintesis globin juga dipicu oleh heme bebas. Sintesis globin terutama terjadi di eritroblas dini, atau basofilik dan berlanjut, dengan tingkat yang terbatas, bahkan sampai di retikulosit tidak berinti. Diperkirakan bahwa sampai 15-20% hemoglobin disintesis selama stadium yang disebut terakhir. Gen-gen untuk sintesis globin terletak di kromosom 11 (rantai gamma, delta, dan beta) dan 16 (alfa).Anemia dapat terjadi karena kelainan di tingkat DNA , defek dalam interpretasi cetakan RNA, atau karena selama sintesis protein kode perantara nonsense tidak ditranslasi atau diekspresikan. Karena masing-masing kromosom individual berasal dari kedua orangtua, ekspresi genetic jelas bergantung pada gen mana diwariskan ke anak. Gangguan herediter produksi hemoglobin dapat menyebabkan anemia serius. Messenger RNA gobin, yang dipanen dari retikulosit, membentuk suatu system sel in vitro stabil yang memungkinkan kita mempelajari sintesis globin di laboratorium riset. Kode-kode genetic ini telah berhasil diungkapkan, yang mengarahkan pembentukan 141 asam amino menjadi rantai alfa dan 146 asam amino menjadi rantai non-alfa.Untuk sintesis rantai alfa, masing-masing kromosom 16 memiliki dua sublokus sehingga pada sel diploid orang normal terdapat total empat sublokus fungsional. Gen-gen yang mengontrol sintesis rantai beta, gamma, dan delta membentuk suatu cluster (kumpulan) yang terdapat dalam suatu sekuens di kromosom 11. Pengendalian sintesis globin dilakukan oleh factor-faktor transkripsional yang banyak ditemukan dan bersifat lineage specific dengan sekuens regulatorik aktif-sis. Suatu elemen pengatur yang kuat terletak 15-20 kb di sebelah hulu gen epsilon di kromosom 11 yang mengaktifkan ranah globin beta dan menginsulasi gen ini dari pengaruh kromatin di sekitarnya. Elemen ini disebut locus control region (LCR).1.2. Struktur globinStruktur dan produksi globin tergantung kepada kontrol genetik. Sekuensi spesifik asam amino dimulai oleh tiga kode dari basis DNA yang diwariskan secara genetik. Sekurang-kurangnya terdapat lima loki yang mengarahkan sintesa globin. Kromosom 11 (rantai non-alfa) dan kromosom 16 (rantai alfa) menempatkan loki untuk sintesa globin. Rantai polipeptida bagi globin diproduksi di ribosom seperti yang terjadi pada protein tubuh yang lain. Rantai polipeptida alfa bersatu dengan salah satu daripada tiga rantai lain untuk membentuk dimer dan tetramer. Pada dewasa normal, rantai ini terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta. Sintesa globin sangat berkoordinasi dengan sintesa porfirin. Apabila sintesa globulin terganggu, proses sintesa porfirin akan menjadi berkurang dan sebaliknya. Walaupun begitu, tiada kaitan antara jumlah pengambilan zat besi dengan gangguan pada protoporfirin atau sintesa globin. Sekiranya penghasilan globin berkurang, ferum akan berakumulasi di dalam sitoplasma sel sebagai ferritin yang beragregasi (Turgeon, 2005).1.3. Klasifikasi dan rantai penyusun HbPada orang dewasa: HbA (96%), terdiri atas 2 pasang rantai globin alfa dan beta (22) HbA2 (2,5%), terdiri atas 2 pasang rantai globin alfa dan delta (22)Pada fetus: HbF (predominasi), terdiri atas 2 pasang rantai globin alfa dan gamma (22) Pada saat dilahirkan HbF terdiri atas rantai globin alfa dan Ggamma (2G2) dan alfa dan Agamma (2A2), dimana kedua rantai globin gamma berbeda pada asam amino di posisi 136 yaitu glisin pada G dan alanin pada APada embrio: Hb Gower 1, terdiri atas rantai globin zeta dan epsilon (22) Hb Gower 2, terdiri atas rantai globin alfa dan epsilon (22) Hb Portland, terdiri atas rantai globin zeta dan gamma (22), sebelum minggu ke 8 intrauterin Semasa tahap fetus terdapat perubahan produksi rantai globin dari rantai zeta ke rantai alfa dan dari rantai epsilon ke rantai gamma, diikuti dengan produksi rantai beta dan rantai delta saat kelahiran

LI. 2. MM Thalasemia2.1. DefinisiThalasemia merupakan kelompok heterogen anemia hemolitik herediter yang secara umum terdapat penurunan kecepatan sintesis pada satu atau lebih rantai polipeptida hemoglobin dan diklasifikasikan menurut rantai yang terkena (, , ) ; dua kategori utama adalah talasemia- dan . Manifestasi pada homozigot dalam bentuk anemia berat atau kematian in utero, dan pada heterozigot dalam bentuk anomali sel darah merah dari ringan sampai berat. -t Talasemia yang disebabkan oleh penurunan kecepatan sintesis rantai alfa hemoglobin. Bentuk homozigotnya tidak memungkinkan kehidupan, bayi yang lahir mati menunjukkan hidrops fetalis berat ; bentuk heterozigotnya dapat asimtomatik atau ditandai dengan anemia ringan. -t Talasemia yang disebabkan oleh penurunan sintesis rantai beta hemoglobin. Bentuk homozigotnya dikenal sebagai t. major dan bentuk heterozigotnya dikenal sebagai t.minor. -t Talasemia yang meliputi penekanan rantai delta hemoglobin ; biasanya bebas gejala. -t Bentuk talasemia heterozigot ; pada bentuk ini, terjadi penurunan sintesis rantai delta dan beta hemoglobin ; secara klinis menyerupai talasemia minor. t. intermedia Talasemia yang gambaran klinisnya merupakan intermediate antara talasemia mayor dan talasemia minor. t. major Bentuk homozigot talasemia-, keadaan berat yang tampak nyata di masa neonatal tanpa ada hemoglobin A sama sekali ; tanda-tanda khasnya meliputi anemia hemolitik, hipokromik, mikrositik, hepatosplenomegali menetap, deformasi tulang rangka, wajah mongoloid, dan pembesaran jantung. Disebut juga Cooley anemia atau disease. t. minor Bentuk heterozigot talasemia- ; biasanya asimtomatik, meskipun sintesis hemoglobin A mungkin terhambat dan kadang terdapat anemia dan splenomegaly sedang.2.2. Etiologia. Sindrom thalassemia dapat terjadi akibat kelainan pada sekuens pengkode, transkripsi atau pengolahan, atau defek pada translasi gen. Akibat dari ini adalah gangguan pembentukan rantai globin.b. Delesi keempat lokus rantai alfa menyebabkan menghilangnya mRNA utnuk sintesis rantai alfa.c. Pernikahan orang tua yang memepunyai gen/ carier thalassemia.

d. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai dan berkurang.2.3. KlasifikasiBerdasarkan Gejala KlinisTatanama KlinisGenotipePenyakitGenetika Molekular

1. Thalassemia Thalassemia Mayor

Thalassemia Minor

2. Thalassemia Silent Carrier (2 trait)

Sifat Thalassemia (1 trait)

HbH Disease

Hidrops Fetalis- Thalassemia Homozigot (/ )- Thalassemia Homozigot (/)

/ /

-/

--/ (Asia)-/- (Afrika)

-/

-/-Parah, perlu transfusi secara berkala

Asimtomatik dengan anemia ringan atau tanpa anemia. Ada kelainan SDM.

Asimtomatik tanpa kelainan SDM.

Asimtomatik seperti Thalassemia Minor

Anemia berat, tetramer globin terbentuk di SDM.

Letal in uteroDelesi gen jarang pada / . Defek pada proses transkripsi atau translasi RNA -globin.

Mengutamakan delesi gen.

Berdasarkan Rantai GlobinBerdasarkan gangguan pada rantai globin yang terbentuk, thalassemia dibagi menjadi :1. Thalassemia alphaThalassemia alpha disebabkan karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh globin rantai alpha yang ada. Thalassemia alpha dibagi menjadi : Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha)Pada keadaan ini mungkin tidak timbul gejala sama sekali pada penderita, atau hanya terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom). Alpha Thalassemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha)Penderita mungkin hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari normal (mikrositer). Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha)Gambaran klinis penderita dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali). Alpha Thalassemia Major (gangguan pada 4 rantai globin aplha) Thalassemia tipe ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada thalassemia tipe alpha. Pada kondisi ini tidak ada rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF yang diproduksi. Biasanya fetus yang menderita alpha talasemia mayor mengalami anemia pada awal kehamilan, membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis), perbesaran hati dan limpa. Fetus yang menderita kelainan ini biasanya mangalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.2. Thalassemia BetaThalassemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin yang ada. Talasemia beta dibagi menjadi: Beta Thalassemia traitPada jenis ini penderita memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan sel darah merah yang mengecil (mikrositer). Thalassemia IntermediaPada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi. Thalassemia Major (Cooleys Anemia)Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa anemia yang berat. Thalassemia dikelompokkan menurut jenis rantai globin yang tidak ada atau yang ada namun jumlahnya lebih sedikit. Masing masing thalasemia terjadi dalam bentuk heterozigot atau homozigot.Seseorang yang kekurangan produksi rantai protein globin alpha dikatakan sebagai penderita thalassemia alpha. Rantai globin alpha terdiri dari 4 gen yang dapat ditemukan pada kromosom 16.Individu yang memiliki satu gen alpha yang abnormal disebut sebagai thalassemia alpha atau silent carier. Kondisi ini terjadi karena satu dari keempat gen alpha hilang atau mengalami defek. Secara umum tidak terdapat gangguan kesehatan karena kehilangan alpha globin protein yang kecil sehingga tidak terjadi anemia. Penderita ini disebut silent carier karena kesulitan untuk mendeteksi kelainannya. Biasanya penderita ini terdiagnosa setelah sepasang individu normal memiliki seorang anak dengan penyakit HbH atau thalassemia alpha minor. Diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan tes DNA khusus.Seorang individu dengan dua gen alpha yang abnormal disebut sebagai penderita thalassemia alpha trait. Kedua gen abnormal bisa terdapat pada satu kromosom atau pada masing-masing kromosom yang berpasangan terdapat satu gen yang abnormal. Pada keadaan ini dapat terjadi anemia ringan.Bila seorang individu kehilangan 3 gen alpha atau terdapat 3 gen yang abnormal dapat menyebabkan terjadinya anemia mikrositik hipokrom yang cukup berat. Pada individu yang kehilangan keempat gen alpha akan menekan sintesi rantai alpha seluruhnya, dimana rantai alpha merupakan sesuatu yang esensial dalam hemoglobin fetus dan dewasa, akibatnya terjadi kematian dalam kandungan yang disebut sebagai hidrops fetalis.Seseorang dikatakan sebagai penderita thalassemia apabila tidak ada rantai atau sedikit rantai yang disintesis. Rasio sintesis berbanding yang normal adalah 1 : 1, rasio ini menurun pada thalassemia dan meningkat pada thalassemia . Pada thalassemia mayor rantai alpha yang berlebih berpresipitasi dalam eritroblas dan eritrosit matur, menyebabkan eritropoiesis inefektif dan hemolisis berat yang khas untuk penyakit ini. Makin banyak kelebihan rantai alpha, maka makin berat anemia yang terjadi. Produksi rantai membantu membersihkan rantai alpha yang berlebih dan memperbaiki keadaan tersebut.Berbeda dengan thalassemia-, mayoritas lesi genetik pada thalassemia beta adalah mutasi titik dan bukan delesi gen. Mutasi ini dapat terjadi dalam kompleks gen itu sendiri atau pada regio promotor atau penyakit. Mutasi tertentu terutama sering terdapat pada beberapa komunitas dan ini dapat mempermudah penegakan diagnosis antenatal yang bertujuan untuk mendeteksi adanya mutasi pada DNA janin. Thalassemia mayor sering kali merupakan akibat diturunkannya dua mutasi yang berbeda, masing-masing mengenai sintesis globin- (heterozigot campuran). Pada beberapa kasus terjadi delesi gen atau bahkan gen , , dan . Pada kasus lain, crossing over yang tidak seimbang menghasilkan gen fusi (disebut sindrom Lepore yang dinamakan menurut keluarga pertama yang terdiagnosis menderita penyakit ini).Pada thalassemia- (minor), biasanya tanpa gejala seperti pada thalassemia- yang ditandai oleh gambaran darah mikrositik hipokrom (MCV dan MCH yanag sangat rendah) tetapi jumlah eritrosit tinggi (>5.5x1012/1) dan anemia ringan (hemoglobin 10-15 g/dl). Kelainan ini biasanya lebih berat dari kelainan pada thalasemia . Pemeriksaan kadar Hb 2 yang tinggi (>3.5%) dapat membantu memastikan diagnosis. Salah satu indikasi terpenting untuk menegakkan diagnosis adalah karena diagnosis memungkinkan dilakukannya konseling pranatal pada pasien dengan seorang pasangan yang juga mempunyai kelainan hemoglobin yang nyata. Jika keduanya membawa sifat thalassemia sebanyak 25% anaknya beresiko untuk menderita thalassemia mayor.2.4. Manifestasi klinisTanda dan gejala dari penyakit thalassemia disebabkan oleh kekurangan oksigen di dalam aliran darah.Hal ini terjadi karena tubuh tidak cukup membuat sel-sel darah merah dan hemoglobin.Keparahan gejala tergantung pada keparahan dari gangguan yang terjadi. Tidak Ada Gejala (Asimtomatik)Alpha Thalassemia silent carrier umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala.Hal ini terjadi karena kekurangan protein globin alfa sangat kecil sehingga hemoglobin dalam darah masih dapat bekerja normal. Anemia ringanOrang yang telah menderita thalassemia alfa atau beta dapat mengalami anemia ringan.Namun, banyak orang dengan jenis talasemia tidak memiliki tanda-tanda atau gejala yang spesifik. Anemia ringan dapat membuat penderita merasa lelah dan halini sering disalahartikan menjadianemia yang kekurangan zat besi. Anemia ringan sampai sedang dan tanda serta gejala lainnyaOrang dengan beta thalassemia intermedia dapat mengalami anemia ringan sampai sedang. Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan lainnya, seperti:a) Memperlambat pertumbuhan dan pubertas.Anemia dapat memperlambat pertumbuhan anak dan perkembangannya.b) Masalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang (materi spons dalam tulang yang membuat sel-sel darah) tidak berkembang.Hal ini menyebabkan tulang lebih luas daripada biasanya.Tulang juga dapat menjadi rapuh dan mudah patah.c) Pembesaran limpa.Limpa adalah organ yang membantu tubuh melawan infeksi dan menghapus materi yang tidak diinginkan.Ketika seseorang menderita thalassemia, limpa harus bekerja sangat keras.Akibatnya, limpa menjadi lebih besar dari biasanya.Hal ini membuat penderita mengalami anemia parah.Jika limpa menjadi terlalu besar maka limpa tersebut harus disingkirkan. Anemia berat dan tanda serta gejala lainnyaOrang dengan penyakit hemoglobin H atau thalassemia beta mayor (disebut juga Cooley's anemia) akan mengalami thalassemia berat.Tanda dan gejala-gejala muncul dalam 2 tahunpertama kehidupannya.Mereka mungkin akan mengalami anemia parah dan masalah kesehatan serius lainnya, seperti:a) Pucat dan penampilan lesu b) Nafsu makan menurunc) Urin akan menjadi lebih pekatd) Memperlambat pertumbuhan dan pubertase) Kulit berwarna kekuninganf) Pembesaran limpa dan hatig) Masalah tulang (terutama tulang di wajah) Komplikasi ThalassemiaPerawatan yang ada sekarang yaitu hanya dengan membantu penderita thalassemia berat untuk hidup lebih lama lagi.Akibatnya, orang-orang ini harus menghadapi komplikasi dari gangguan yang terjadi dari waktu ke waktu. Jantung dan Liver DiseaseTransfusi darahadalah perawatan standar untuk penderita thalassemia.Sebagai hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah.Hal ini dapat merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati.Penyakit jantung yang disebabkan oleh zat besi yang berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalassemia.Penyakit jantung termasuk gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi serangan jantung. InfeksiDi antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian.Orang-orang yang limpanya telah diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak lagi memiliki organ yang memerangi infeksi. OsteoporosisBanyak penderita thalassemia memiliki tulang yang bermasalah, termasuk osteoporosis.Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat lemah, rapuh dan mudah patah.2.5. PatofisiologiPatofisiologi thalassemia :

Patofisiologi thalassemia : Kelainan dasar thalassemia sama dengan thalassemia yakni ketidakseimbangan sintesis globin. Namun perbedaan yang mendasar dalam patofisiologis kedua thalassemia ini yaitu :1. Karena rantai dimiliki bersama oleh hemoglobin fetus maupun dewasa maka thalassemia bermanifestasi pada mas fetus.2. Pada thalassemia terjadi kelebihan rantai globin non alfa.. maka thalassemia menimbulkan tetramer yang terlarut yakni gamma4, Hb Barts, dan 4. Thalassemia Thalassemia

Mutasi Delesi gen umum Delesi gen umum jarang terjadi

Sifat-sifat globin yang berlebihanTetramer 4 atau 4 yang larut Pembentukan hemikrom lambatBand 4.1. tidak teroksidasiTerikat pada band 3 Agregat rantai yang tidak terlarutPembentukan hemikrom cepatBand 1.4 teroksidasiIneteraksi kurang dengan band 3

Sel darah merahHidrasi berlebihanKaku (rigid)Membra hiperstabil p50 menurun Dehidrasi KakuMembrane tidak stabilp50 menurun

Anemia Hemolitik Diseritopoietik

Perubahan tulang Jarang Umum

Besi berlebihJarang Umum

2.6. Diagnosis Anamnesis Menanyakan keluhan utama dan riwayat perkembangan penyakit pasien Menanyakan riwayat keluarga dan keturunan Menanyakan masalah kesehatan lain yang di alami Menanyakan tentang test darah yang pernah dilakukan Pemeriksaan Fisik Pasien tampak pucat, lemas dan lelah Pemeriksaan vital sign Pada pemeriksaan palapasi ditemukan splenomegali Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah tepi lengkap (Hb,Ht, Retikulosit) Sediaan apus darah tepi (anemia mikrositer, hipokrom, anisositosis, poikilositosis, sel eritrosit muda, fragmentosit, sel target, sel teardrop) Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RDW) Elektroforesis Hb : Hb varian kualitatif HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom) HbF (alkali denaturasi modifikasi Betke 2 menit) HbH inclusion bodies (pewarnaan supravital/retikulosit)Jenis HbKadar Hb pada orang dewasa

HbA95-98 %

HbA22-3 %

HbF0,5-1,5 %

HbS0 %

HbC0%

-Metode HPLC bodies (Beta short variant Bioard) : analisi kualitatif dan kuantitatif.Tipe thalassemia Diagnosis

Thalassemia 2- trait (-/) / silent carier Tidak disertai anemia MCV dan MCH menurun Elektroforesis Hb normal Asimptomatik

Thalassemia 1- trait (-/-) atau (/--) / minor Anemia ringan mikrositik hipokrom MCV dan MCH menurun HbA2 dan HbF rendah atau normal Terdapat sel target

HbH disease Anemia hemolitik ringan sampai sedang Tetramer beta globin terbentuk di sel darah merah. Hb 7-10% Retikulosit 5-10% Splenomegaly Sumsum hyperplasia Terdapat Heinz-lika bodies, sel target Badan inklusi menyababkan umur eritrosit menurun

Hydrops fetalis Tidak terjadi sintesis rantai Letal di uterus

Tipe thalassemia Diagnosis

Thalassemia minor Hepatomegali dan splenomegaly Hb 10-13% dengan ertrosit normal atau sedikit tinggi. Darah tepi menunjukkan mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target dan eliptosit, peningkata stippled. Sumsum tulang hyperplasia eritroid ringan sampai sedang dengan eritropoiesis tidak efektif HbA2 tinggi (3,5-8%) HbF (1-5%)

Thalassemia intermedia Hb 7-10% Eritrosit hipokrom, poikilositosis, sel target, sel teardrop dan eliptosit. Adanya fragmentosit HbF 2-100 %, HbA2 7%, dan HbA 0-80% Eritropoiesis meningkat Peningkatan simpanan besi di plasma Fraktur patologik

Thalassemia mayor Hb rendah 3-4 % MCV 50-60 fL Eritrosit hipokrom, poikilositosis, sel target, sel teardrop dan eliptosit. Retikulosit 1-8 % Sel darah merah khas berukuran besar dan sangat tipis, biasanya wrinkled dan folded dan mengandung hemoglobin clump. HbF meningkat, HbA2 meningkat sedikit, HbA tidak ada Rasio eritroid dan myeloid 20:1 Serum besi meningkat, TIBC normal atau sedikit meningkat, saturasi transferin 80%, feritin meningkat Terdapat gambaran khas hair on end yaitu tulang panjang menjadi tipis akibat ekspansi sumsum tulang yang dapat berakhir fraktur patologis. Dahi , tulang pipi dan dagu menonjol Pertumbuhan fisik terganggu

2.7. Diagnosis banding

2.8. Penatalaksanaan Farmako Terapi Khelasi Besi (Iron Chelation)Hemoglobin dalam sel darah merah adalah zat besi yang kaya protein. Apabila melakukan ransfusi darah secara teratur dapat mengakibatkan penumpukan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat merusak hati, jantung, dan organ-organ lainnya. Untuk mencegah kerusakan ini, terapi khelasi besi diperlukan untuk membuang kelebihan zat besi dari tubuh. Terdapat dua obat-obatan yang digunakan dalam terapi khelasi besi, yaitu: a) Deferoxamine Deferoxamine adalah obat cair yang diberikan melalui bawah kulit secara perlahan-lahan dan biasanya dengan bantuan pompa kecil yang digunakan dalam kurun waktu semalam. Terapi ini memakan waktu lama dan sedikit memberikan rasa sakit. Efek samping dari pengobatan ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan pendengaran. b) DeferasiroxDeferasirox adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari. Efek sampingnya adalah sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit sendi, dan kelelahan (kelelahan). Suplemen Asam FolatAsam folat adalah vitamin B yang dapat membantu pembangunan sel-sel darah merah yang sehat. Suplemen ini harus tetap diminum di samping melakukan transfusi darah ataupun terapi khelasi besi. Non-Farmako Transfusi darahTransfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Terapi ini merupakan terapi utama bagi orang-orang yang menderita thalassemia sedang atau berat. Transfusi darah dilakukan melalui pembuluh vena dan memberikan sel darah merah dengan hemoglobin normal. Untuk mempertahankan keadaan tersebut, transfusi darah harus dilakukan secara rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati. Khusus untuk penderita beta thalassemia intermedia, transfuse darah hanya dilakukan sesekali saja, tidak secara rutin. Sedangkan untuk beta thalssemia mayor (Cooleys Anemia) harus dilakukan secara teratur (2 atau 4 minggu sekali). Pendonoran darah tali pusat (Cord Blood)Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat dan plasenta. Seperti tulang sumsum, itu adalah sumber kaya sel induk, bangunan blok dari sistem kekebalan tubuh manusia. Dibandingkan dengan pendonoran sumsum tulang, darah tali pusat non-invasif, tidak nyeri, lebih murah dan relatif sederhana. HLA (Human Leukocyte Antigens)Human Leukocyte Antigens (HLA) adalah protein yang terdapat pada sel di permukaan tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita mengenali sel kita sendiri sebagai 'diri,' dan sel asing' sebagai lawan didasarkan pada protein HLA ditampilkan pada permukaan sel kita. Pada transplantasi sum-sum tulang, HLA ini dapat mencegah terjadinya penolakan dari tubuh serta Graft versus Host Disease (GVHD). HLA yang terbaik untuk mencegah penolakan adalah melakukan donor secara genetik berhubungan dengan resipen (penerima). Bedah Transplantasi sum-sum tulang belakangBone Marrow Transplantation (BMT) sejak tahun 1900 telah dilakukan. Darah dan sumsum transplantasi sel induk normal akan menggantikan sel-sel induk yang rusak. Sel-sel induk adalah sel-sel di dalam sumsum tulang yang membuat sel-sel darah merah. Transplantasi sel induk adalah satu-satunya pengobatan yang dapat menyembuhkan talasemia. Namun, memiliki kendala karena hanya sejumlah kecil orang yang dapat menemukan pasangan yang baik antara donor dan resipiennya.2.9. PencegahanProgram pencegahan berdasarkan penapisan pembawa sifat thalassemia dan diagnosis prantal telah dapat menurunkan secara bermakna kejadian thalassemia mayor pada anak-anak di Yunani, Siprus, Italia daratan dan sardinia. Di indonesia program pencegahan thalassemia- mayor telah dikaji oleh Departemen Kesehatan melalui program health technology assesment (HTA), di mana beberapa butir rekomendasi, sebagai hasil kajian, diusulkan dalam program prevensi thalassemia, termasuk teknik dan metoda uji saring laboratorium, strategi pelaksanaan dan aspek medikolegal, psikososial, dan agama.Program pencegahan thalassemia terdiri dari beberapa strategi, yaitu :a. Screening pembawa sifat thalassemiaSkrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif. Secara prospektif berarti mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia langsung dari populasi diberbagai wilayah, sedangkan secara retrospektif ialah menemukan pembawa sifat melalui penelusuran keluarga penderita thalassemia (family study). Kepada pembawa sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat tentang keadaannya dan masa depannya. Suatu program pencegahan yang baik untuk thalassemia seharusnya mencakup kedua pendekatan tersebut. Program yang optimal tidak selalu dapat dilaksanakan dengan baik terutama di negara-negara sedang berkembang, karena pendekatan prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus dibedakan antara usaha program pencegahan di negara berkembang dengan negara maju. Program pencegahan retrospektif akan lebih mudah dilaksanakan di negara berkembang daripada program prospektif.b. Konsultasi genetik (genetic counseling)Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin tetapi belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak.c. Diagnosis prenatalDiagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif, berarti melakukan diagnosis prenatal pada pasangan yang telah mempunyai anak thalssemia, dan sekarang sementara hamil.Pendekatan prospektif ditujukan kepada pasangan yang berisiko tinggi yaitu mereka keduanya pembawa sifat dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal ini dilakukan pada masa kehamilan 8-10 minggu, mutasi thalasemia biasanya dapat dideteksi dengan analisis DNA langsung yang diperoleh dari fetus dengan biopsi villus korionik atau cairan amniosentesis. DNA dianalisis dengan metoda polymerase chain reaction (PCR) dan metoda hibridisasi molekular untuk menentukan adanya mutasi thalassemiaBila kedua pasang orang tua membawa sifat gen thalassemia minor, diagnosis pranatal thalasemia homozigot pada bayi yang dikandung dapat dibuat dengan analisis endonuklease restriksi DNA, yang diperoleh dari villus korionik atau cairan amniosentesis. Tidak adanya gen memastikan diagnosis. Terminasi awal akan dapat mencegah akibat berbahaya bagi si ibu, yakni toksemia dan perdarahan hebat pasca partus. Jika hasil tes positif sebaiknya dilakukan aborsi.Dalam rangka pencegahan penyakit thalassemia, ada beberapa masalah pokok yang harus disampaikan kepada masyarakat, ialah : (1) bahwa pembawa sifat thalassemia itu tidak merupakan masalah baginya; (2) bentuk thalassemia mayor mempunyai dampak mediko-sosial yang besar, penanganannya sangat mahal dan sering diakhiri kematian; (3) kelahiran bayi thalassemia dapat dihindarkan.Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini. Sebaiknya semua orang Indonesia dalam masa usia subur diperiksa kemungkinan membawa sifat thalassemia. Pemeriksaaan akan sangat dianjurkan bila terdapat riwayat : (1) ada saudara sedarah yang menderita thalassemia, (2) kadar hemoglobin relatif rendah antara 10-12 g/dl walaupun sudah minum obat penambah darah seperti zat besi, (3) ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal walaupun keadaan Hb normal.2.10. PrognosisTanpa terapi penderita akan meninggal pada dekade pertama kehidupan, pada umur, 2-6 tahun, dan selama hidupnya mengalami kondisi kesehatan buruk. Dengan tranfusi saja penderita dapat mencapai dekade ke dua, sekitar 17 tahun, tetapi akan meninggal karena hemosiderosis, sedangkan dengan tranfusi dan iron chelating agent penderita dapat mencapai usia dewasa meskipun kematangan fungsi reproduksi tetap terlambat. (Sunarto, 2000)Pasien yang tidak memperoleh transfusi darah adekuat, akan sangat buruk. Tanpa transfusi sama sekali mereka akan meninggal pada usia 2 tahun, bila dipertahankan pada Hb rendah selama masih kecil. Mereka bisa meninggal dengan infeksi berulang-ulang bila berhasil mencapai pubertas mereka akan mengalami komplikasi akibat penimbunan besi, sama dengan pasien yang cukup mendapat transfusi tapi kurang mendapat terapi khelasi.

Daftar Pustaka :Atmakusuma D, Setyaningsih I. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.Dorland, W.A.N. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2063/1/08E00848.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21400/4/Chapter%20II.pdfSofro M Salam. 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta : Andi Offest.Sacher, R A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ed.11. Jakarta : EGC.