TM PDF Editor · minyak goreng, margarin, bahan sabun, ... Intiland Corp, PT. Sukun Kudus, PT. Seco...

10
TM PDF Editor

Transcript of TM PDF Editor · minyak goreng, margarin, bahan sabun, ... Intiland Corp, PT. Sukun Kudus, PT. Seco...

TM

PDF Editor

2

I. PENDAHULUAN

A. Negara Asal Kapas dan Sejarah Penyebarannya

Tanaman kapas diperkirakan berasal dari Cina dan ada yang mengatakan dari

India / Pakistan. Berawal dari India / Pakistan,tanaman kapas telah berkembang

dibudidayakan dengan pesatnya sampai ke negara Cina,Timur Dekat,dan daerah-daerah

sekitar Mediterania. Kini tanaman Kapas telah banyak dibudidayakan di berbagai

Negara,termasuk Indonesia.

Pada Zaman Pemerintahan Hindia Belanda penanaman Kapas dilakukan melalui

program tanam paksa yang dicanangkan Pemerintah Hindia Belanda.Setelah

pemerintahan Hindia Belanda berakhir, pengembangan kapas dilanjutkan oleh

kependudukan Jepang dengan luas area pertanaman rata-rata 17.278 ha. Penanaman

kapas pada zaman Jepang paling banyak,karena pada waktu itu para petani juga dipaksa

menanam walaupun para petani tidak banyak memperoleh keuntungan.

Pada mulanya Pemerintah Indonesia membentuk Badan Tekstil Negara (BTN) di

Yogyakarta. BTN bertugas merencanakan pengembangan areal pertanaman kapas

mengurus masalah bahan pakaian terutama dalam penanaman kapas dan

pertenunannya.Untuk melanjutkan pengembangan kapas pada pelita I Pemerintah

membentuk Badan Urusan Kapas (BUK) yang tugas pokonya adalah merencanakan dan

meremuskan pokok-pokok kebijakasanaan pemerintah dalam pembinaan dan

peningkatan produksi kapas.Beberapa PT Perkebunan dan Perusahaan Swasta yang

diperkirakan mampu menangani program tersebut ditunjuk sebagai pengelola IKR

(Intensifikasi Kapas Rakyat). Hingga dewasa ini program pengembangan kapas yang

selama ini telah dilakukan belum memenuhi harapan.Padahal Perkembangan industri

tekstil dalam negeri maju pesat.

B. Upaya Pengembangan Tanaman Kapas

Beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya produktivitas kapas dan

menurunnya pengembangan (perluasan) areal pertanaman kapas adalah penyediaan

sarana produksi yang tidak tepat waktu, masih rendahnya produktivitas dan pendapatan

TM

PDF Editor

3

per hektar menyebabkan minat petani untuk membudidayakan kapas menurun,

gangguan serangan hama yang belum maksimal,pengetahuan petani tentang kapas

masih rendah dan teknik pembudidayaan yang masih belum dilakukan dengan baik, dan

ketiadaan verietas unggul kapas.

Salah satu aspek intensifikasi adalah varietas unggul, karena varietas unggul

merupakan komponen teknologi yang paling mudah diadopsi oleh petani. Balai

Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat telah melepas 15 seri varietas Kapas Indonesia

(Kanesia); enam diantaranya dilepas pada tahun 2006/2007 yaitu Kanesia 10, Kanesia

11, Kanesia 12, Kanesia 13, Kanesia 14, dan Kanesia 15.

Varietas-varietas baru tersebut memiliki potensi produksinya 17-22% lebih

tinggi dibanding Kanesia 8 dengan mutu serat yang tidak berbeda dengan kanesia 8,

serta menunjukkan indeks stabilitas ± 1 yang artinya bahwa ke-empat varietas tersebut

mampu beradaptasi secara luas di berbagai areal pengembangan. Kanesia 14 dan

Kanesia 15 memiliki daya adaptasi yang lebih besar terhadap keterbatasan air

dibandingkan varietas-varietas lainnya, sehingga kedua varietas tersebut lebih sesuai

untuk dikembangkan pada daerah-daerah tadah hujan.

Varietas-varietas unggul tersebut di atas memiliki potensi produksi dan/atau

kandungan serat lebih tinggi, serta tingkat ketahanan yang moderat terhadap salah satu

hama utama kapas, Amrasca biguttulla, dibandingkan varietas-varietas yang

dikembangkan dalam program pengembangan kapas sebelumnya. Pengembangan

tanaman kapas dapat diupayakan dengan beberapa cara,sebagai berikut :

1. Memasyarakatkan tanaman pangan kapas sebagai komoditas ekspor yang penting.

2. Memberikan teknik yang luas kepada masyarakat,seperti teknik budi daya,informasi

pasar,dll secara lebih intensif.

3. Meningkatkan teknik budi daya tanaman kapas di lingkungan masyarakat petani

secara intensif.

4. Memberikan kebijaksanaan harga jual yang layak sehingga dapat memberikan

keuntungan yang baik bagi petani.

5. Memberikan kemudahan-kemudahan dalam memperoleh sarana produksi

pertanian dan kredit usaha tani,serta ketepatan waktu dalam penyediaan sarana

produksi pertanian (pupuk,bibit,obat-obatan).

TM

PDF Editor

4

6. Memperluas jaringan kemitraan antara perkebunan besar swasta atau BUMN pada

petani dengan pola PIR.

7. Memperbaiki bahan tanaman (varietas dan produksi benih) dengan memanfaatkan

lahan-lahan kering dan perbaikan teknik budi daya.

8. Pengendalian hama dan penyakit secara intensif.

C. Manfaat Kapas

Kapas dapat dipergunakan dalam berbagai hal. Pakaian yang berasal dari kapas

sangat baik dan nyaman dipakai sebab serabut-serabut kapas memiliki ketahanan

terhadap kebasahan maupun kekeringan. Oleh karena itu, pakaian yang berasal dari

bahan kapas bisa memberi kenyamanan pemakaiannya, baik di daerah-daerah yang

beriklim dingin maupun yang beriklim panas.

Serabut kapas dapat juga di pergunakan untuk pembuatan benang. Benang

dibuat dalam berbagai macam warna, dibuat menjadi tekstil untuk berbagai macam

keperluan.

Hasil ikutan kapas yang berupa biji dan kulit buah juga bermanfaat untuk

berbagai macam tujuan. Biji kapas menghasilkan minyak yang bisa dipakai sebagai

minyak goreng, margarin, bahan sabun, bahan pelumas, dan bahan pelebur gas. Bungkil

dari hasil pengolahan minyak berguna sebagai makanan ternak, terutama unggas. Kulit

biji bisa dipergunakan untuk membuat karet sintetis, plastik, film, samak. Kabu-kabu

yang menjadi bahan kasar dapat dipergunakan sebagai kertas, permadani, bantalan

kapal. Sedangkan kulit buah bisa dibakar untuk menghasilkan abu. Abu tersebut berguna

sebagai pupuk yang banyak mengandung kalsium.

Kapas bukan saja dapat digunakan merajut kain untuk memenuhi kebutuhan

“sandang” kita, bahkan dapat memenuhi kebutuhan “pangan” manusia, yang akan

menjadi makanan masa depan manusia.

Hasil penelitian ilmuwan Amerika keturunan India yakni Ganesan Sunilkumar

dan Keerti S.Rathore yang diumumkan secara terbuka beberapa hari yang lalu

menuturkan, bahwa melalui perombakan teknologi interferensi RNA (Ribonucleic Acid

interference) , sudah dapat dengan sukses mengurangi gossypol, suatu zat beracun

dalam bibit kapas (gossypol, suatu pigmen kuning, adalah zat beracun dalam bibit

kapas). Agar biji kapas dapat dimakan dengan aman, dan menjadi makanan pokok masa

TM

PDF Editor

5

depan di kawasan miskin, memberikan sejumlah besar sumber protein bagi manusia

dan ternak.

Menurut laporan INDOlink, kedua ilmuwan menuturkan bahwa penelitian ini

“dapat mengeksploitasi sumber gizi makanan yang baru bagi ratusan juta penduduk”,

dan hasil penelitian mereka juga dipublikasikan di majalah Proceedings of the national

Academy of science Amerika yang terbit pada 28/11/ lalu. “Yang paling

menggembirakan adalah, kami akhirnya menemukan metode untuk menghambat

kandungan gossypol dalam bibit kapas.

Gossypol (fenol biji kapas) adalah suatu senyawa beracun yang keras, tapi kami

dapat mengurangi kadarnya hingga pada titik teraman, ”agar biji kapas dapat

dikonsumsi”, tandas doktor Rathore. Peneliti terkait menuturkan, bahwa biji yang telah

diolah melalui teknologi ini, bukan saja telah memenuhi standar dari FDA (U.S.Food and

Drug Administration) dan WHO, bahkan mereka juga dengan optimis memprediksikan,

bahwa di masa mendatang biji kapas dapat menyuplai sumber protein yang dibutuhkan

sepanjang tahun pada 500 juta penduduk.

Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10 persen

daii berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein,

malam (lilin), dan lafri-ialn residu disingkirkan, sisanya adalah polimer sclulosa murni

dan alamlelulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan,

daya tahan (durabilltas). dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang

terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di

kala panas (menyerap keringat). Selain untuk menghangatkan badan, kapas Juga

berfungsi untuk menyembuhkan sejumlah masalah kesehatan. Bagian dari kapas yang

bisa digunakan sebagai obat adalah biji, akar, daun, clan buah mudanya.

Akar atau kulit akar kapas (mlan hua geri) rasanya manis, sifatnya hangat dan

memiliki khasiat tonik pada lambung, limpa, dan vital energi, antitusif, anti-asmaok,

merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi, abortivum, mengurangi

keluarnya darah haid, mempermudah pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air

susu ibu (ASI).

TM

PDF Editor

6

Biji kapas (mlan hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan

ginjal, menguatkan tulang punggung dan lutut, menghentikan perdarahan (hemostatis),

kontraksi rahim, menekan produksi sperma, pereda demam (antipiretlk), antiradang,

dan pelembut kulit. Selain Itu, mempunyai efek antibakteri dan antivirus. Berdasarkan

hasil penelitian, sejak tahun 1970 minyak dari biji kapas merupakan kontrasepsi pada

pria. Hal Ini berdasarkan penemuan di China bahwa minyak dari biji kapas yang

digunakan untuk memasak akan menyebabkan ketldaksuburan (lnfertilitas) pada pria.

Zat aktif tersebut adalah gosipol. Minyak biji kapas menyebabkan degenerasi sel yang

memproduksi sperma.

D. Potensi Pasar Kapas

Potensi pasar kapas dapat dilihat dari banyaknya pengguna bahan-bahan yang

berasal dari kapas berkaitan dengan keperluan hidup manusia. Kapas dipergunakan

untuk berbagai tujuan,misalnya untuk pembuatan pakaian, benang, kasur, bantal, jok

kursi, permadani, kertas, dll. Walaupun banyak saingan kapas seperti wool, sisal, dan

sebagainya, namun demikian kebutuhan kapas masih lebih dari 50% dari seluruh bahan

tekstil (AAK,1957).

Permintaan kapas sangat tergantung pada perkembangan industri tekstil. Dengan

demikian jumlah penduduk dapat dijadikan tolak ukur besarnya potensi pasar

kapas.Jumlah penduduk yang banyak akan memelukan kapas yang banyak juga.

Besarnya pesanan kapas juga dapat dilihat dari masyarakat yang lebih menyukai

pakaian yang berbahan serat kapas dari pada bahan lain seperti nylon, tetron, rami, dan

sebagainya.

Kapas hibrida mempunyai beberapa keunggulan. Bila produktivitas varietas

sebelumnya hanya berkisar 400—700 kg kapas berbiji/ha, varietas HSC 188 mampu

menghasilkan 932 kg—2,8 ton/ha pada lahan tadah hujan tanpa tambahan irigasi.

Dengan tambahan irigasi secara optimal, produksinya bisa mencapai 3,9 ton/ha.

Kelebihan lainnya, kandungan serat rata-rata 39,7%, panjang serat 2,97—3,12 cm, dan

toleran terhadap hama penggerek Pectinophora gossypiella. Varietas HSC 138

mempunyai potensi produksi 580 kg—2,6 ton kapas berbiji/ha pada lahan tadah hujan

tanpa tambahan irigasi, atau 4,5 ton dengan tambahan irigasi secara optimal. Kandungan

TM

PDF Editor

7

serat 44,81%, panjang serat 2,82—3,25 cm, dan tahan terhadap hama penggerek.

Potensi produksi varietas HSD 51 sebanyak 1—3 ton kapas berbiji/ha pada lahan tadah

hujan tanpa tambahan irigasi, atau 4 ton dengan tambahan irigasi secara optimal.

Kandungan serat 44,3%, panjang serat 2,94—3,17 cm.

Dengan tersedianya benih kapas unggul diharapkan mampu meningkatkan

pendapatan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap serat kapas impor.

Pasar serat kapas pun sudah jelas. Tercatat 9 perusahaan pengelola kapas di 7

provinsi sentra produksi yang siap menampung hasil panen petani, yaitu PT. Nusafarm

Intiland Corp, PT. Sukun Kudus, PT. Seco Fajar Cotton, PTPN XIV, PT. Kapas Garuda

Putih, Kelompok Tani Mandiri, PT. New Asia Mandiri, PT. Sukses Jaya Wood, dan PT. Ade

Agro Industri.

II. PANEN DAN PASCA PANEN

Serat kapas sebagai bahan untuk berbagai keperluan Industri (pembuatan pakaian,

benang, kasur, bantal, permadani, kertas dan lain sebagainya) akan memiliki nilai ekonomis

tinggi bila ditunjang dengan mutu serat yang baik. Penanganan panen dan pasca panen

sangat berpengaruh terhadap mutu akhir serat kapas.

A. Pemanenan

Pemanenan kapas terpusat pada buahnya, untuk mendapatkan buah yang

berkualitas baik, pemetikan harus memperhatikan kemasakan buah, waktu

memetiknya, dan cara memetiknya.

1. Kemasakan Buah

Tanaman kapas mulai berbunga setelah umur 35-45 hari sehingga mulai

berproduksi dan dapat dipetik buahnya pada umur 60-70 hari. Dari kuncup

sampai mekar memakan waktu sekitar 25 hari. Buah kapas yang dipetik

sebelum mencapai derajat kemasakan yang tepat sangat berpengaruh

terhadap kualitas serat kapas yang dihasilkan, yakni serat buah atau serat

kapas mudah kotor dan mutu kapas masih sangat rendah. Sebaliknya buah kapas

yang dipetik sudah mencapai derajat kemasakan yang tepat akan menghasilkan

TM

PDF Editor

8

serat kapas yang berkualitas baik sehingga harga di pasaran akan tinggi. Pemetikan

buah kapas dilakukan secara bertahap beberapa kali dalam periode satu sampai

dengan dua setengah bulan karena buah-buah kapas tidak dapat masak secara

bersamaan.Tanda-tanda buah kapas yang telah masak petik adalah kulit buah

sudah berwarna coklat tua, buah bila dipegang rapuh, dan ujung buah atau

sebagian buah sudah pecah sekurang-kurangnya 25%.

2. Waktu Pemetikan

Penanaman kapas harus dilakukan tepat waktu agar buah kapas tidak tua di

pohon agar ketika di panen tidaklah pecah. Buah kapas yang telah pecah di pohon

akan menyebabkan isinya akan berhamburan keluar. Pada jarak tanam yang lebih

rapat pemetikan berlangsung 2-3 minggu, pemetikan buah dilakukan 1-2 bulan

setiap pohon dengan jarak pemetikan 5-7.

3. Cara Pemetikan

Cara memetik buah kapas cukup sederhana, yakni buah dipetik dengan

dibantu menggunakan gunting pangkas. Pada waktu melakukan pemetikan buah

sekaligus dilakukan pemisahan antara buah yang baik dan yang rusak. Pemetikan

dilakukan bila sudah ada 2-3 buah yang masak dan pemetikan selanjutnya

menunggu sampai ada yang masak 2-3 buah.

B. Penanganan Pascapanen

Rangkaian kegiatan penanganan buah kapas dimulai dari pengumpul hasil

panen sampai dengan siap untuk dipasarkan merupakan kegiatan penanganan

pascapanen.

1. Pemisahan Buah

Buah-buah kapas yang telah dipanen dikumpulkan secara terpisah antara

buah-buah yang baik dengan buah-buah yang rusak. Dengan dilakukannya

pemisahan ini akan memudahkan pengklarifikasian kelas mutu serat kapas.

TM

PDF Editor

9

2. Penjemuran

Penjemuran buah kapas bertujuan untuk mengeringkan kulit buah

kapas agar mudah dikelupas sehingga kulit kapas dan isinya (serat kapas dan

bijinya) mudah untuk dipisahkan. Penjemuran buah kapas dilakukan dengan cara

dihamparkan di lantai bersemen. Selama buah kapas tersebut dijemur harus

dilakukan pembalikan seperlunya agar kulitnya kering secara merata.

3. Penyimpanan.

Buah-buah yang telah dijemur sampai kering (kapas berbiji) disimpan

selama 3-4 minggu sebelum biji-biji dan serat kapas dipisahkan.

4. Pemecahan Buah Dan Pemisahan Serat Kapas dari Bijinya.

Buah-buah kapas yang telah dijemur dan disimpan segera dikelupas

kulitnya dan dilakukan pemisahan serat kapas dari bijinya. Pekerjaan ini dilakukan

dengan menggunakan mesin.

5. Klasifikasi Serat Kapas

Kapas dapat diklasifikasikan berdasarkan warna, kehalusan, dan panjang

serat. Menurut warna dan kehalusan dibedakan tiga golongan, yaitu :

a. Yang jernih halus dan putih bersih.

b. Yang warna kuning kemerah-merahan dan halus.

c. Yang kotor dan tidak halus maupun yang halus (kualitas kurang baik).

Sedangkan menurut panjang pendeknya serat adalah :

a. Panjang serat lebih dari 29 mm (tergolong panjang).

b. Panjang serat berkisar antara 22-28 mm (tergolong sedang).

c. Panjang serat kurang dari 22 mm (tergolong pendek).

Serat kapas yang pendek umumnya digunakan sebagai bahan untuk kasur

atau bantal atau jok mobil. Sedangkan serat-serat kapas yang jernih, halus, putih

bersih dan panjang maupun sedang digunakan sebagai bahan benang, tekstil dan

lain sebagainya.

TM

PDF Editor

10

6. Pengepakan

Pengepakan berfungsi untuk mengemas serat kapas ke dalam suatu wadah

sehingga dapat memudahkan pengangkutan.Selanjutnya,serat kapas dibungkus atau

dikemas/dibal dalam suatu wadah seberat 40-60 kg.Kemasan juga dapat dilakukan dalam

ukuran kecil tergantung dari keperluan pemasaran.Kemasan dapat berukuran 5 kg,10 kg,15

kg,dll.

( Editan dari buku Prospek Dan Budidaya Kapas Penerbit Bidang Pasca Panen dan Sistem

Informasi Perkebunan Disbun. Prov.Sul-Sel, 2010 )

TM

PDF Editor