TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN...

14
HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini Diajukan Oleh: ELLA NOVIANGGRAINI A 520 080 142 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN...

Page 1: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

1

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI

TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1

Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh: ELLA NOVIANGGRAINI

A 520 080 142

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

2

PENGESAHAN

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI

TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

ELLA NOVIANGGRAINI

A 520080142

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 23 Oktober 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dr. Darsinah, SE.,M.Si ( )

2. Drs.IlhamSunaryo, M.Pd ( )

3. Dra. Surtikanti, SH, M.Pd ( )

Surakarta, 23 Oktober 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si

NIK. 547

ii

Page 3: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

3

ABSTRAK

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI

TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

Ella Novianggraini, A520080142, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012,

69 halaman.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kreativitas anak dengan pola asuh

orang tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012. Tempat

yang digunakan untuk penelitian ini adalah TK di desa Leteh Kabupaten Rembang.

Penelitian ini bersifat deskriptif Korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh anak TK

yang di desa Leteh Kabupaten Rembang, yaitu TK Al-ihsan, TK Negeri, TK Mashithoh

penelitian ini berjumlah 387 anak dan sampel yang digunakan berjumlah 38 anak.

Pengumpulan data penelitian menggunakan metode angket (pola asuh orang tua) dan

observasi (kreativitas anak). Analisis data menggunakan Analisis korelasi ( Product

Moment ) dalam program SPSS 18. Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh nilai

koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p= 0,000.

Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan N=38,

pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan taraf

signifikansi 5% ternyata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel), sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai hubungan

yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang berada pada

interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh

demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK Desa Leteh

Kabupaten Rembang.

Kata Kunci : Kreativitas, Pola Asuh.

iii

Page 4: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

1

A. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

bangsa dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangun bangsa dan negara.

Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan

kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya; kepada peserta

didik(Utami Munandar,2009:6).

Perhatian pemerintah dibidang pendidikan dengan menekankan pada pembinaan

anak di bawah usia 5 tahun atau usia prasekolah dan usia sekolah merupakan wujud

usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa melalui pendidikan.

Terpenuhinya tiga kebutuhan dasar anak yaitu kesehatan dan makanan bergizi (asuh),

kasih sayang dari orang tua atau keluarga (asih), dan perangsangan atau stimulasi (asah)

dapat menjamin terciptanya proses tumbuh kembang anak secara normal karena pada

usia itu anak berada pada posisi keemasan (golden age).

Usia emas merupakan masa-masa peka, masa anak memiliki kepekaan yang

tinggi. Masa ini hampir seluruh aspek potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh

dan berkembang secara tepat dan hebat. Tahap perkembangan ini hanya berlangsung

sekali dalam kehidupan manusia, sehingga berbagai dampak penelataran kebutuhan

anak tidak mungkin ditanggulangi pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya.

Disamping itu kurangnya stimulasi yang diterima anak pada usia dini, menyebabkan

masa keemasan anak hilang dan tersia-siakan begitu saja (Nasution,2005:3).

Oleh karena itu anak-anak sejak dini dibekali pendidikan sebagai fondasi supaya

mereka dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki yaitu: kognitif, bahasa,

sosial emosional, moral dan agama, kreatif, fisik motorik dengan baik dan siap

menghadapi tantangan. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan sejak usia dini

yaitu kreativitas.

Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi kreatif. Beberapa diantaranya

memiliki potensi lebih dari pada anak yang lain. Tetapi, tidak ada anak yang tidak

kreatif sama sekali. Terutama anak-anak usia prasekolah, mereka memliki kreativitas

alamiah yang sangat besar. Oleh karena itu, tidak tepat jika aktivitas yang dilakukan

Page 5: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

2

anak memiliki ragam yang banyak,lantas dengan serta-merta (padahal mereka saking

pusingnya mengahadapi anak kreatif) dicaplah anak superaktif itu sebagai anak

hiperaktif.

Menurut pohan (1996:178) pendidikan utama dan pertama yang baik untuk

anak-anak adalah pendidikan dalam keluarga, karena anak pertama kali mendapat

stimulus dalam lingkungan keluarga dan waktu terbanyak yang dihabiskan anak juga

dalam keluarsga. Keluarga adalah lembaga sosial yang terkecil dari masyarakat yang

merupakan pertanggung jawaban utama dalm optimalisasi tumbuh kembang anak.

Keluarga juga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dasar anak baik fisik, biologis, maupun psikologisnya. Oleh karena itu pembinaan anak

untuk menghantarkan mereka menjadi manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab

yang utama dari keluarga yaitu orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat

berpengaruh dalam memberikan pendidikan sebagai upaya pengembangan pribadi anak.

Peran tersebut dapat terwujud melalui penerapan pola asuh yang tepat.

Pola asuh orang tua terhadap anak yang terarah dengan baik dan didasari rasa

kasih sayang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan

kreativitas anak pada tahap selanjutnya. Menurut pendapat Hurluck dalam Meitasari

(1998:205) pola asuh orang tua terdiri dari tiga jenis, yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh

demokratis, pola asuh permissive.

Anak-anak di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, TK Negeri Kabupaten Rembang

dengan pola asuh yang beragam memiliki kreativitas yang beragam pula. Hal ini terlihat

dari kreativitas anak yang dapat berkembang sangat baik dimana anak tersebut mampu

berimajinasi, mandiri dalam berpikir, penuh energi, percaya diri pada saat di sekolah.

Terdapat beberapa pola asuh orang tua di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, TK

Negeri Kabupaten Rembang dengan berbagai pola asuh orang tua (demokratis, otoriter,

permissive). Pola asuh orang tua yang demokratis tidak bekerja maupun yang bekerja

terkadang memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup pada anak, mau

menerima hangat dan mengerti kepada anak. Anak diberi kebebasan bermain selama di

sekolah. Sehingga anak yang pola asuh orang tua demokratis,maka anak akan lebih

mandiri dalam berpikir, penuh inisiatif dalam bertindak, penuh rasa percaya diri,

Page 6: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

3

memiliki konsep diri yang sehat dan positif. Tetapi, ada juga anak dengan pola asuh

demokratis, anak tidak percaya diri, anak cenderung pemalu, masih membutuhkan

bantuan orang lain dalam melakukan suatu hal.

Pola asuh orang tua yang otoriter yang selalu memberikan aturan-aturan ketat

kepada anak, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya dan selalu

membatasi apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mempunyai sifat ragu-

ragu, tidak percaya diri, dan tidak sanggup mengambil keputusan sendiri. Tetapi ada

juga anak dengan pola asuh otoriter menjadikan anak menjadi anak yang kuat, tangguh,

tidak mudah putus asa, dan berani dalam bertindak.

Sedangkan pola asuh permissive yang ditandai dengan orang tua memberikan

kebebasan kepada anak untuk melakukan apa yang ia inginkan. Akan menciptakan

sikap anak yang manja, merasa menang sendiri, dan kurang kontrol dari orang tua.

Tetapi ada juga anak dengan tipe orang tua permissive menjadikan anak lebih kreatif,

anak menjadi mandiri, tumbuh percaya diri, dan anak bisa menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya. Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan

keterampilan berkomunikasi dengan orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak di

sekolah. Pemahaman guru mengenai pola asuh orang tua akan membantu dalam

memberikan pelayanan dan bimbingan pada anak-anak sehingga kreativitas anak akan

berkembang baik.

Berdasarkan permasalahan di atas mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian khususnya mengenai ”Hubungan Kreativitas Anak Dengan Asuh Orang

Tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012.”

Sejalan dengan permasalahan di atas, maka secara garis besar penelitian ini

bertujuan sebagai berikut:

”Untuk mengetahui Hubungan kreativitas anak dengan pola asuh orang tua di TK Desa

Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012".

Page 7: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

4

B. LANDASAN TEORI

1. Kreativitas Anak

Menurut Supriadi dalam Rachmawati (2010:13)menhutarakan bahwa kreativitas

adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan

maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Sedangkan

Menurut Semiawan dalam Rachmawati (2010:14) megemukakan bahwa kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam

pemecahan masalah.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas

merupakan proses pemikiran seorang individu yang menghasilkan temuan baru,gagasan

ataupun metode yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, sukses,

diskontunuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk

pemecahan suatu masalah.

Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-cirinya.

Menurut Supriadi dalam Rachmawati (2010:15) mengatkan bahwa ciri-ciri kreativitas

dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan nonkognitif. Ciri kognitif

diantaranya orisianalitas, fleksibilitas, kelancaran. Sedangkan ciri nonkognitif

diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya,

kecerdasan yang tidak ditunjang dengan krepribadian kreatif tidak akan mengahsilkan

apapun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas anak: Rangsangan mental,Iklim dan

Kondisi Lingkungan, peran guru, peran orang tua. Keempat faktor ini seyogianya

mendapatkan perhatian dari para pendidik yang ingin mengembangkan kreativitas anak.

Dengan memperhatikan faktor tersebut, diharapakan pengembangan kreativitas dapat

meningkat sesuai porsinya. Peran orang tua disini yang mencakup dalam pola asuh

orang tua dalam penelitian kreativitas anak. Peran orang tua merupakan pola asuh yang

digunakan orang tua untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki anak.

Page 8: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

5

2. Pola Asuh orang tua

Havigur (1997:31) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua merupakan

perwujudan dan tanggung jawab dalam pembentukan kedewasaan diri anak. Pola asuh

orang tua merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya yang

merupakan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan

anak, cara orang tua menunjukkan keleluasaannya, cara orang tua memberikan

peraturan yang berupa hukuman, hadiah pada anaknya.

Pola asuh orang tua adalah cara-cara pengaturan tingkah laku anak yang dilakukan

orang tua sebagai perwujudan dan tanggung jawabnya dalam membentuk kedewasaan

diri anak (Dian, 2006:10). Demikian Gerungan (1991:180) berpendapat pola asuh orang

tua diartikan sebagai cara dan sikap orang tua dalam otoriter, bebas atau permisive, dan

demokratis, tiga sikap tersebut memimpin anaknya yang diperlihatkan dengan sikap,

yang meliputi dapat mempengaruhi perkembangan dan ciri-ciri tertentu pada diri anak.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pola asuh merupakan

suatu sistem atau cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada

orang lain. Dalam hal ini pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik terhadap

anak adalah mengasuh dan mendidiknya dengan penuh pengertian. Hal yang

mempengaruhi pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik dalah lingkungan

sosial internal dan eksternal. Oleh karena itu, kreativitas anak tidak terlepas dari

pengasuhan orang tua atau pendidik. Artinya, kreativitas anak erat kaitannya dengan

pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik.

C. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran dan kajian teori diatas dapat dirumuskan

hipotesis bahwa ada Hubungan Kreativitas Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua di TK

Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012”.

D. METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasi. Tempat yang

digunakan di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, dan TK Negeri Kabupaten Rembang Jawa

Tengah. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun 2011/2012. Jumlah

Page 9: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

6

populasi dalam penelitian ini yaitu 387 anak. Sampel dalam penelitian ini karena lebih

dari seratus, maka sampel yang diambil 10% dari jumlah populasi 387 anak, sehingga

sampel yang diperoleh 38 anak.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik area proposional

random sampling. Metode penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) dan

observasi, sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data dari subjek

penelitian.

E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk hubungan pola asuh demokratis

dengan kreativitas anak dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) adalah 0,744

(p= 0,000) dengan parameter positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh

demokratis memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kreativitas anak, artinya

semakin baik pola asuh demokratis yang diterapkan oleh orang tua, maka tingkat

kreativitas anak akan semakin tinggi.

Nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p=

0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan

N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan

taraf signifikansi 5% terayata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel),

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang

berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa

pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK

Desa Leteh Kabupaten Rembang.

Tingkat kreativitas pada anak ini dipicu oleh adanya perbedaan pola asuh yang

diberikan oleh orang tua. Pola asuh orang tua yang senantiasa memberikan kebebasan

bagi anak untuk berkembang dengan disertai bimbingan, tentu akan mampu membentuk

kreativitas pada anak, namun apabila pola asuh yang diterapkan senantiasa memberikan

tekanan dan perintah saja, maka anak akan cenderung bekerja dengana danya perintah,

yang akhirnya daya kreatif yang muncul sangatlah rendah.

Pola asuh orang tua yang demokratis terkadang memberikan kasih sayang dan

perhatian yang cukup pada anak, mau menerima hangat dan mengerti kepada anak.

Page 10: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

7

Anak diberi kebebasan bermain selama di sekolah. Sehingga anak yang pola asuh orang

tua demokratis, maka anak akan lebih mandiri dalam berpikir, penuh inisiatif dalam

bertindak, penuh rasa percaya diri, memiliki konsep diri yang sehat dan positif. Tetapi,

ada juga anak dengan pola asuh demokratis, anak tidak percaya diri, anak cenderung

pemalu, masih membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan suatu hal. Haditomo

(1999:65).

Rachmawati (2010:8) pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting

dalam mengembangkan ataupun mengahambat tumbuhnya kreativitas. Seorang anak

yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling

menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka ia akan tumbuh

menjadi generasi yang terbuka, fleksibel, penuh ini siatif dan produktif, suka tantangan

dan percaya diri. Sehingga Perilaku kreatif dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Lain halnya jika seorang anak dibesarkan dengan pola asuh yang mengutahi

kedisiplinan yang tidak dibarengi dengan toleransi, wajib menaati peraturan,

memaksakan kehendak, tidak memberikan peluang bagi anak untuk berinisiatif maka

yang muncul adalah generasi yang tidak memilki visi masa depan, tidak mempunyai

keinginan untuk maju dan berkembang, siap berubah dan beradaptasi dengan baik dan

terbiasa berpikir satu arah.

Ada pula orang tua yang selalu memberikan aturan-aturan ketat kepada anak,

sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya dan selalu membatasi

apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mempunyai sifat ragu-ragu, tidak

percaya diri, dan tidak sanggup mengambil keputusan sendiri. Tetapi ada juga anak

dengan pola asuh otoriter menjadikan anak menjadi anak yang kuat, tangguh, tidak

mudah putus asa, dan berani dalam bertindak.Kartono (2003:29),sehingga dapat

diketahui bahwa pola asuh demokratis paling efektif dalam meningkatkan tingkat

kreativitas anak.

Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan

berkomunikasi dengan orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak di sekolah.

Pemahaman guru mengenai pola asuh orang tua akan membantu dalam memberikan

pelayanan dan bimbingan pada anak-anak sehingga kreativitas anak akan berkembang

baik.

Page 11: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

8

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Ahmad (2009:59) dalam penelitiannya

tentang Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan

Anak usia 48-60 Bulan.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari

tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan kreativitas anak ditinjau dari pola

asuh orang tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang diperoleh nilai koefisien

korelasi (rxy) adalah 0,744 (p= 0,000) dengan parameter positif (+). Hal ini

menunjukkan bahwa pola asuh demokratis memberikan kontribusi positif dalam

meningkatkan kreativitas anak, artinya semakin baik pola asuh demokratis yang

diterapkan oleh orang tua, maka tingkat kreativitas anak akan semakin tinggi.

Nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p=

0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan

N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan

taraf signifikansi 5% terayata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel),

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang

berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa

pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK

Desa Leteh Kabupaten Rembang.

2. Saran

Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

a) Bagi Orang Tua

1) Memahami potensi yang dimiliki anak dan mendukung minat serta bakat

siswa, sehingga menjadi anak yang berkembang aktif dan kreatif.

2) Menggali bakat dan potensi yang dimiliki anak dan mendukung kreativitas

anak untuk bisa lebih berkembang.

Page 12: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

9

b) Bagi Sekolah

1) Memberikan kesempatan untuk dapat berkembang dan kreatif dalam

mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.

2) Memberikan materi-materi pelajaran yang dapat mengembangkan tingkat

kreativitas anak.

Page 13: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

10

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000.”Metode Penelitian suau Pendekaan Prakek”.Jakara: Rhinek

Cipa.

Alisuf Sabri. 1993.”Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya.

Anonim.2008. Beberapa Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak : ( http:// anak

shalih.wordpress.com/2008/04/30/beberapa-kesalahan.orang-tua-dalam-

mendidik-anak, diakses pada tanggal 29 maret 2012)

Azwar, Saifudin.2001. Metode Peneliian. Yogyakara: Pusaka Pelajar.

Hamidi. 2004. ”Strategi Penelitian Kualittif skripsi”. Studi kasus: UMS

Haditomo. 1999. Pola Asuh Orang Tua untuk Menbantu Anak Mengembangkan

Disiplin Diri. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Hasan Maimunah. 2011. ”Pendidikan Anak Usia Dini”. Jogjakarta: Diva Press.

Ismail Andang. 2009. ” Educatin Games ”. Jogjakarta: Pro-U media.

Kusumawati, Ulfa Amin. 2011. Peran Orang tua dalam Perkembangan Emosi Anak.

Skripsi:UMS.

Havigur.1997. Pengantar psikologi I.Jakarta:PT Rineka Cipta

Hurluck, Elizabeth B.1998. Perkembangan Anak( jilid I dan II) Terjemahan Mitasari

Tjandra dari judul asli ” Child Develophment”. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. 2003. Psikologi Umum. Jakara: Enreco.

Munandar Utami.2009. ”Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nasir, Moh.1999. Metode Penelitian.Jakarta:PT Ghalia Indonesia.

Page 14: TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN …eprints.ums.ac.id/21352/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · memiliki konsep diri yang sehat dan positif. ... dan diferensiasi yang berdaya

11

Shochib, Mohammad.200.Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Disiplin

Diri.Jakarta: Rieneka Cipta.

Sukamadinata, Nana Syaodih.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosda karya.

Surakhmad, Winarno.1994. Pengantar Penelitian Ilmiah.Jakarta:P Tarsito.

Rachmawati Yeni, dan Kurniati Euis. 2010. ” Strategi Pengembangan Kreativitas pada

Anak Usia Tman Kanak-Kanak”. Jakarta: Kencana.

Wahyuning, wiwit,dkk. 2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta:PT

Gramedia.

Yulianto.2007.”Aspek Pendidikan Nilai dalam Pelaksanaan Tradisi Hari Imlek”.

Skripsi: UMS.