tjp jaksa

31
RINGKASAN FILM Law and Order: Special Victim Unit Season 11 Episode 16 Saat sepasang suami istri sedang bersiap untuk pergi ke rumah sakit untuk menjalankan proses kelahiran bayi mereka, terdegar bunyi ketukan pintu dan suara perempuan yang bernama Lainie berteriak meminta tolong dan memberitahu Daniel (sang suami) bahwa dirinya baru saja di perkosa oleh orang tak dikenal. Untuk menyelidiki hal tersebut Detektif Olivia dan Elliot pergi ke rumah sakit untuk mengetahui informasi lebih lanjut menganai pemerkosaan yang dialami oleh Lainie. Diketahui ternyata Lainie mengalami luka pada tangganya dan harus mendapat jahitan. Kemudian detektif meminta keterangan dari Daniel mengenai kejadian tersebut dan memberi keterangan bahwa Lainie baru saja diserang di tangga apartemen oleh lelaki bertopeng tak dikenal. Saat ditanya kembali oleh detektik Olivia dan Elliot mengenai kejadian penyerangan terhadap dirinya, Lainie mengatakan ia tidak terlalu mengingat apa yang terjadi dan memberikan keterangan bahwa orang tersebut ternyata telah lama menguntit Lainie. Lainie menambahkan bahwa orang yang memperkosa dirinya memiliki warna mata biru kehijauan, berkulit putih dan menyentuh gagang tangga, dan memiliki postur badan yang kurus. Lalu Lainie juga memberi keterangan bahwa sang Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum 1

description

review

Transcript of tjp jaksa

Page 1: tjp jaksa

RINGKASAN FILM

Law and Order: Special Victim Unit Season 11 Episode 16

Saat sepasang suami istri sedang bersiap untuk pergi ke rumah sakit untuk

menjalankan proses kelahiran bayi mereka, terdegar bunyi ketukan pintu dan

suara perempuan yang bernama Lainie berteriak meminta tolong dan memberitahu

Daniel (sang suami) bahwa dirinya baru saja di perkosa oleh orang tak dikenal.

Untuk menyelidiki hal tersebut Detektif Olivia dan Elliot pergi ke rumah

sakit untuk mengetahui informasi lebih lanjut menganai pemerkosaan yang

dialami oleh Lainie. Diketahui ternyata Lainie mengalami luka pada tangganya

dan harus mendapat jahitan. Kemudian detektif meminta keterangan dari Daniel

mengenai kejadian tersebut dan memberi keterangan bahwa Lainie baru saja

diserang di tangga apartemen oleh lelaki bertopeng tak dikenal.

Saat ditanya kembali oleh detektik Olivia dan Elliot mengenai kejadian

penyerangan terhadap dirinya, Lainie mengatakan ia tidak terlalu mengingat apa

yang terjadi dan memberikan keterangan bahwa orang tersebut ternyata telah lama

menguntit Lainie. Lainie menambahkan bahwa orang yang memperkosa dirinya

memiliki warna mata biru kehijauan, berkulit putih dan menyentuh gagang

tangga, dan memiliki postur badan yang kurus. Lalu Lainie juga memberi

keterangan bahwa sang penyerang melukai tangannya setelah seorang Perempuan

berkulit hitam mendorong dan meninju lelaki tersebut di bagian mukanya.

Kemudian Lainie segera berlari untuk menyelamatkan diri setelah kejadian itu.

Detektif Elliot dalam penyelidikannya juga tidak menemukan bekas darah di

tangga apartement.

Kemudian dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Detektif Munch dan Fin,

mereka segera menanyakan rekaman CCTV gedung kepada penjaga, ternyata

terdapat seorang wanita berkulit hitam dan seorang kurir pengantar yang dicurigai

dan pas sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Lainie. Tetapi saat

ditunjukan foto mengenai kedua orang tersebut Lainie mengaku tidak mengenali

mereka. Karena itu Detektif Fin menggali lebih lanjut mengenai identitas wanita

tersebut yang ternyata bernama Nardalee Ula, seorang imigran gelap dari

Republik Congo.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum1

Page 2: tjp jaksa

Pada penyelidikan lain yang dilakukan oleh Detektif Olivia dan Elliot di

apartemen milik Lainie, Detektif Elliot melihat seorang lelaki sedang mengawasi

Apartemen Lainie dari gedung lain. Ternyata lelaki tersebut merupakan Bryce

Cragen dan diketahui juga ternyata Bryce memiliki memar pada matanya dan ia

memberitahu bahwa memar itu didapat karena menabrak pintu. Karena kurang

percaya dengan keterangan Bryce, Detektif Elliot membawa Bryce ke kantor

polisi untuk di interogasi lebih lanjut. Ternyata setelah ditekan dalam interogasi

itu Bryce mulai mengaku sedikit demi sedikit dan memberikan bahwa ia tidak

memperkosa Lainie tetapi hanya melakukan hubungan fantasi yang diinginkan

oleh Lainie sendiri. Mendengar keterangan tersebut Detektif Olivia segera

menahan Bryce karena diduga keras dan terbukti telah melakukan tindak pidana

perkosaan.

Setelah itu kasus tersebut masuk ke persidangan dan menurut jaksa

penuntut umum bernama Alex, kesaksian Nardalee sebagai saksi kunci dalam

kasus ini sangat penting karena itulah Detektif Munch dan Fin mencari Nardalee

untuk bersaksi di pengadilan. Ketika hari persidangan pertama, ternyata Lainie

tidak sempat memberikan kesaksian apapun, secara tiba-tiba mengalami serangan

jantung dan pingsan sebelum memberikan kesaksian apapun yang kemudian

Lainie langsung dibawa ke rumah sakit. Setibanya dirumah sakit, dokter

mengatakan bahwa Lainie mengalami infeksi akibat luka pada tangannya yang

menyebabkan hati dan ginjal nya sudah tidak berfungsi dan dalam situasi terburuk

dapat menyebabkan kematian.

Mengetahui hal tersebut, Alex dan Detektif Olivia menemui Lainie dan

memutuskan untuk membuat merekam kesaksian yang akan diperlihatkan kepada

para juri saat persidangan. Pada mulanya Lainie pesimis untuk membuat

kesaksian tersebut mengingat dirinya yang sudah sekarat, namun detektif Olivia

dan Alex meyakinkan kembali bahwa bahwa bagaimanapun juga kesaksian Lainie

sangat menentukan seorang pelaku perkosaan. Akhirnya Lainie bersaksi dan

direkam oleh Alex menggunakan telepon genggam. Lainie mengatakan bawaha

ada seorang pecundang yang melukai tangannya ketia sedang memperkosa

dirinya. Setelah memberi kesaksian tersebut Lainie kemudian meninggal akibat

infeksi yang dideritanya. Keadaan menjadi semakin rumit ketika pada kondisi

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum2

Page 3: tjp jaksa

tersebut Lainie sebagai korban sudah meninggal dan tidak dapat dimintakan

keterangan lebih lanjut, sementara saksi kunci, Nardalee masih belum mau untuk

bersaksi.

Detektif Munch dan Fin kembali mencari Nardelee melalui GPS pada

ponselnya, ia kemudian menemukan Nardelee disebuah kios dipinggil jalan

sedang menjual barabf-barang antiik. Ketika Nardalee menyadari mereka adalah

detektif yang menangani kasus Lainie, ia berusaha melarikan diri. Pada akhirnya

Nardalee bersedia dibawa dan berbicara dengan Alex. Ternyata ada kisah dibalik

mengapa Nardalee tidak bersedia untuk bersaksi di hadapan juri, hal ini berkaitan

dengan latar belakang kehidupan Nardalee yang ternyata juga korban

pemerkosaan di tempat asalnya. Pemerkosaan yang dialaminya sangat sadis dan

tidak manusiawi, itulah mengapa ia trauma untuk bersaksi dihadapan juri. Selain

itu Nardalee adalah seorang imigran gelap maka dari itu ia khawatir akan

dideportasi pula. Setelah menceritakan semua masa lalu tentang dirinya, akhirnya

Nardalee bersedia untuk bersaksi dipengadilan.

Pada hari persidangan, sebelum Nardalee memasuki ruang sidang untuk

memberi kesaksian, tiba-tiba datang sekelompok petugas imigrasi yang

menangkap Nadarlee dan mengatakan bahwa ia adalah imigran gelap dan tidak

boleh menjalani persidangan hari itu. Alex kemudian menghadap imigrasi untuk

berdiskusi mengenai Nardalee dan meminta agar Nardalee dikeluarkan dari

penjara dan tidak dibuang ke Jersey untuk bersaksi di pengadilan. Usaha Alex

tidak sia-sia, Nardalee kemudian dibebaskan dari penjara, dan ia bersedia untuk

bersaksi dihadapan juri sebagai tanda balas budinya.

Pada hari persidangan, diputar kembali kesaksian terakhir Lainie yang

mengatakan bahwa ia diperkosa secara kasar. Bryce tidak terima dengan

kesaksian tersebut dan mengatakan bahwa Lainie pun sebenarnya menunjukkan

dirinya untuk berfantasi bersama Bryce. Kemudian Alex memasukan saksi

Nardalee kedalam persidangan. Dalam pemeriksaan saksi tersebut terlihat sangat

sangat intens, ketika pengacara Bryce menanyakan keyakinan Nardalee terhadap

pernyataannya bahwa yang ia lihat adalah pemerkosaan bukan hubungan atas

kemauan bersama. Nardalee ditekan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

mengusik psikologinya yang membuat ia harus membuka kembali ceritanya

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum3

Page 4: tjp jaksa

sebagai korban perkosaan ditempat asalnya dan atas dasar itulah ia yakin bahwa

yang ia lihat adalah tindakan peerkosaan. Diakhir persidangan setelah selesai

mendengar kesaksian Nardalee sebagai saksi kunci, akhirnya juri menagtakan

bahwa Bryce bersalah dan hakim memutuskan bahwa Bryce bersalah atas

tindakan pemerkosaan.

KODE ETIK JAKSA MENURUT HUKUM NEGARA BAGIAN NEW

YORK (AMERIKA SERIKAT)

Negara Bagian New York (New York State) terdiri dari 62 kota dan 10

provinsi. Pengaturan untuk profesi profesional hukum di negara bagian tersebut

telah diunifikasi sehingga dapat ditemukan pada New York State Unified Court

System: PART 1200, RULES OF PROFESSIONAL CONDUCT, yang berlaku

pada 1 Mei 2013.1

Di dalam peraturan tersebut diatur mengenai profesi jaksa di negara bagian

New York, yang dapat ditemukan di:

“RULE 3.8.

Special Responsibilities of Prosecutors and Other Government Lawyers

(a) A prosecutor or other government lawyer shall not institute, cause to be

instituted or maintain a criminal charge when the prosecutor or other government

lawyer knows or it is obvious that the charge is not supported by probable cause.

(b) A prosecutor or other government lawyer in criminal litigation shall make

timely disclosure to counsel for the defendant or to a defendant who has no

counsel of the existence of evidence or information known to the prosecutor or

other government lawyer that tends to negate the guilt of the accused, mitigate the

degree of the offense, or reduce the sentence, except when relieved of this

responsibility by a protective order of a tribunal.

1 ? https://www.nycourts.gov/rules/jointappellate/NY-Rules-Prof-Conduct-1200.pdf

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum4

Page 5: tjp jaksa

(c) When a prosecutor knows of new, credible and material evidence creating a

reasonable likelihood that a convicted defendant did not commit an offense of

which the defendant was convicted, the prosecutor shall within a reasonable time:

(1) disclose that evidence to an appropriate court or prosecutor's office; or

(2) if the conviction was obtained by that prosecutor's office,

A. notify the appropriate court and the defendant that the prosecutor's

office possesses such evidence unless a court authorizes delay for

good cause shown;

B. disclose that evidence to the defendant unless the disclosure would

interfere with an ongoing investigation or endanger the safety of a

witness or other person, and a court authorizes delay for good

cause shown; and undertake or make reasonable efforts to cause to

be under taken such further inquiry or investigation as may be

necessary to provide a reasonable belief that the conviction should

or should not be set aside.

(d) When a prosecutor know of clear and convincing evidence establishing that a

defendant was convicted, in a prosecution by the prosecutor's office, of an offense

that the defendant did not commit, the prosecutor shall seek a remedy consistent

with justice, applicable law, and the circumstances of the case.

(e) A prosecutor's independent judgment,made in good faith, that the new

evidence is not of such nature as to trigger the obligations of sections (c) and

(d),though subsequently determined to have been erroneous, does not constitute a

violation of this rule.”

Jaksa dalam sistem peradilan Negara Bagian New York, Amerika Serikat,

disebut dengan Prosecutor. Ketika seorang jaksa tersebut tampil mewakili negara,

atau dalam hal kasus ini mewakili Negara Bagian New York, dapat disebut

dengan Government Lawyer atau lebih umum District Attourney.

Pada film seri Law and Order SVU season 11 episode 16 ini, diceritakan

terjadi kasus pemerkosaan yang korbannya menderita luka sayatan akibat pelaku

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum5

Page 6: tjp jaksa

memerkosa korban dengan mengancam menggunakan pisau. Pada saat

pemerkosaan terjadi, seorang saksi melihat kejadian tersebut dan kemudian

melakukan pembelaan dengan memukul pelaku sehingga korban dapat

menyelamatkan diri.

Korban kemudian diperiksa di rumah sakit dan didatangi oleh detektif dari

Kepolisian New York (New York Police Department), selaku penyidik dalam

Sistem Peradilan Pidana Terpadu di Indonesia. Atas kasus tersebut, terlihat

keterlibatan secara dekat antara korban tindak pidana, penyidik, dan jaksa.

Keterlibatan secara dekat tersebut jelas memperlihatkan perbedaan antara sistem

peradilan di Indonesia dengan sistem peradilan di Negara Bagian New York,

Amerika Serikat.

Seorang Jaksa membangun komunikasi dengan penyidik dimulai dari

adanya tindak pidana, sampai dengan perumusan dakwaan. Menurut Aturan 3.8

huruf a, jaksa tidak dapat mengajukan tuntutan pidana apabila jaksa sendiri tidak

mendapat cukup bukti dari tindak pidana tersebut. Ketentuan tersebut

dilaksanakan dengan baik oleh Jaksa Alex, saat mengetahui adanya korban tindak

pidana pemerkosaan. Jaksa Alex terlebih dahulu meminta kepastian bahwa korban

tidak sedang berada dalam keadaan mabuk dan juga tidak memberikan

persetujuannya untuk berhubungan dengan pria yang didakwa. Hal tersebut harus

dipastikan agar dakwaan dapat ditujukan pada pelaku yang sebenarnya, sehingga

tidak sembarang orang dengan bukti yang tidak langsung atau sedikit, dapat

dihukum.

Mengenai Aturan 3.8 huruf b yakni hal yang harus dilaksanakan jaksa

untuk memberitahu pengacara terdakwa atau terdakwa sendiri apabila terdakwa

tidak didampingi oleh pengacara, adanya bukti yang dapat menghilangkan

kesalahan terdakwa, mengurangi tingkat kesalahan, atau mengurangi hukuman,

kecuali terdapat perintah dari pengadilan untuk tidak mengindahkan aturan ini.

Dalam kasus ini, baik Jaksa Alex dan penyidik lainnya, mempunyai kesaksian

korban dan saksi yang menyelamatkan korban, sehingga dapat memidanakan

pelaku.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum6

Page 7: tjp jaksa

Lalu, Aturan 3.8 huruf c, d, dan e, memiliki esensi yang sama, yaitu peran

jaksa dalam menyikap bukti yang dapat membuktikan seorang terdakwa atau

terpidana, tidak melakukan tindak pidana yang dituduhkan padanya.

Maka dapat disimpulkan bahwa disini tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh jaksa Alex untuk menyelamatkan korban dan mengumpulkan bukti-bukti

yang cukup untuk menuntut pelaku tidak menyalahi aturan sebagaimana tertera

dalam Aturan 38 huruf e yaitu “….though subsequently determined to have been

erroneous, does not constitute a violation of this rule”

KODE ETIK/KODE PERILAKU JAKSA DI INDONESIA

1. Definisi Kode Etik/Kode Perilaku

Menurut Konvensi Nasional IPBI ke-1, kode etik/kode perilaku adalah

pola ketentuan, aturan, tata cara yang menjadi pedoman dalam

menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi.

2. Definisi Jaksa :

Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk

bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan

Undang-Undang2.

3. Definisi Kode Etik/Kode Perilaku Jaksa

Serangkaian norma sebagai pedoman untuk mengatur perilaku Jaksa

dalam menjalankan jabatan profesi, menjaga kehormatan dan martabat

profesinya serta menjaga hubungan kerjasama dengan penegak hukum

lainnya3.

4. Definisi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2 ? Indonesia, Undang-Undang Kejaksaan Republik Indonesia, UU No. 16 Tahun 2004,

LN No. 67 Tahun 2004, TLN No. 4401, Ps. 1 angka 1.

3 ? Jaksa Agung Republik Indonesia, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :

PER-067/A/JA/7/2007 tentang Kode Perilaku Jaksa, Ps. 1 angka 2.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum7

Page 8: tjp jaksa

Setiap warga negara Republik Indonesia yan telah memenuhi syarat yang

ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas

dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji

berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku4.

Kode Etik/Kode Perilaku Jaksa di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Peraturan Jaksa

Agung Republik Indonesia Nomor : PER-067/A/JA/07/2007 tentang Kode

Perilaku Jaksa, dan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,

karena profesi Jaksa termasuk dalam kategori Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Syarat, Tugas, Wewenang, Hak, Kewajiban, Larangan, Pengangkatan,

Pemberhentian, dan Tindakan Administratif bagi Jaksa

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang jaksa adalah:

1. Warga Negara Indonesia;

2. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

4. Berijazah paling rendah sarjana hukum;

5. Berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan paling tinggi 35

(tiga puluh lima) tahun;

6. Sehat jasmani dan rohani;

7. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;

8. Pegawai negeri sipil; dan

9. Lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan jaksa5.

4 ? Indonesia, Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, UU No, 43 Tahun 1999, LN No. 169 Tahun 1999, TLN

No. 3890, Ps. 1 angka 1.

5 ? Indonesia, Undang-Undang Kejaksaan Republik Indonesia, UU No. 16 Tahun 2004,

LN No. 67 Tahun 2004, TLN No. 4401, Ps. 9 ayat (1) jo ayat (2).

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum8

Page 9: tjp jaksa

Terkait dengan pendidikan dan pelatihan pembentukan jaksa (diklat), hal

tersebut diatur di dalam Keputusan Jaksa Agung No. KEP-004/A/J.A/01/2002

tentang Persayaratan Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kejaksaan

(KEPJA No. KEP-004/A/J.A/01/2002). Berdasarkan pasal 9 ayat (2) Keputusan

Jaksa Agung tersebut, Diklat Pembentukan Jaksa adalah Diklat yang

dipersyaratkan bagi pegawai Tata Usaha Kejaksaan yang terpilih dan memiliki

kemampuan untuk diangkat dalam jabatan fungsional Jaksa. Peserta Diklat itu

sendiri adalah pegawai kejaksaan yang telah memenuhi persyaratan yang

ditentukan dan ditunjuk oleh Jaksa Agung Muda Pembinaan berdasarkan data

perorangan dengan memperhatikan kemampuan yang bersangkutan untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan di Pusat Diklat Kejaksaan, Sentra Diklat atau

tempat lain. Dengan demikian, untuk menjadi jaksa, setelah lulus sebagai sarjana

hukum masih terdapat pendidikan khusus yang harus ditempuh lagi.

Tugas dan wewenang Kejaksaan, yaitu:

1. Di Bidang Pidana:

a. Melakukan penuntutan;

b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana

bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas

bersyarat;

d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

undang-undang;

e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang

dalam pelaksanaannya dikordinasikan dengan penyidik.

2. Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus

dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas

nama negara atau pemerintah.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum9

Page 10: tjp jaksa

3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut

menyelenggarakan kegiatan:

a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;

c. Pengawasan peredaran barang cetakan;

d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan

masyarakat dan negara;

e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal6.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya:

5. Jaksa bertindak untuk dan atas nama negara serta bertanggung jawab

menurut saluran hierarki

6. Demi keadilan dan kebenaran berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,

jaksa melakukan penuntutan dengan keyakinan berdasarkan alat bukti

yang sah

7. Jaksa senantiasa bertindak berdasarkan hukum dengan mengindahlan

norma-norma keagamaan, kesopanan, kesusilaan, serta wajib menggali

dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang hidup dalam

masyarakat, serta senantiasa menjaga kehormatan dan martabat

profesinya7.

Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), seorang jaksa berhak memperoleh

gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggungjawabnya,

selain itu gaji yang diterima juga harus mampu memacu produktivitas dan

menjamin kesejahteraannya. Hal tersebut tertuang di dalam pasal 7 Undang-

Undang No. 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 8 tahun

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

6 ? Ibid., Ps. 30.

7 ? Ibid., Ps. 8 ayat (2), (3), dan (4).

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum10

Page 11: tjp jaksa

Kewajiban jaksa dalam melaksanakan tugas profesi dalam kode perilaku

jaksa adalah:

a. Mentaati kaidah hukum, peraturan perundang-undangan dan peraturan

kedinasan yang berlaku;

b. Menghormati prinsip cepat, sederhana, biaya ringan sesuai dengan

prosedur yang ditetapkan;

c. Mendasarkan pada keyakinan dan alat bukti yang sah untuk mencapai

keadilan dan kebenaran;

d. Bersikap mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan/ancaman opini publik

secara langsung atau tidak langsung;

e. Bertindak secara obyektif dan tidak memihak;

f. Memberitahukan dan/atau memberikan hak-hak yang dimiliki oleh

tersangka/terdakwa maupun korban;

g. Membangung dan memelihara hubungan fungsional antara aparat

penegak hukum dala mewujudkan sistem peradilan pidana terpadu;

h. Mengundurkan diri dari penanganan perkara yang mempunyai

kepentingan pribadi atau keluarga, mempunyai hubungan pekerjaan,

partai atau finansial atau mempunyai nilai ekonomis secara langsung

atau tidak langsung;

i. Menyimpan dan memegang rahasia sesuatu yang seharusnya

dirahasiakan;

j. Menghormati kebebasan dan perbedaan pendapat sepanjang tidak

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;

k. Menghormati dan melindungi Hak Asasi Manusia dan hak-hak

kebebasan sebagaimana yang tertera dalam peraturan perundang-

undangan dan instrumen Hak Asasi Manusia yang diterima secara

universal;

l. Menanggapi kritik dengan arif dan bijaksana;

m. Bertanggung jawab secara internal dan berjenjang, sesuai dengan

prosedur yang ditetapkan;

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum11

Page 12: tjp jaksa

n. Bertanggung jawab secara eksternal kepada publik sesuai kebijakan

pemerintah dan aspirasi masyarakat tentang keadilan dan kebenaran8.

Hal yang dilarang untuk dilakukan oleh jaksa dalam melaksanakan tugas

profesinya, adalah:

a. Menggunakan jabatan dan/atau kekuasaannya untuk kepentingan

pribadi dan/atau pihak lain;

b. Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara;

c. Menggunakan kapasitas dan otoritasnya untuk melakukan penekanan

secara fisik dan/atau psikis;

d. Meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntungan serta

melarang keluarganya meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau

keuntungan sehubungan dengan jabatannya;

e. Menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau

keluarga, mempunyai hubungan pekerjaan, partai atau finansial atau

mempunyai nilai ekonomis secara langsung atau tidak langsung;

f. Bertindak diskriminatif dalam bentuk apapun;

g. Membentuk opini publik yang dapat meruigikan kepentingan

penegakan hukum;

h. Memberikan keterangan kepada publik kecuali terbatas pada hal-hal

teknis perkara yang ditangani9.

Selain itu, jaksa juga dilarang untuk merangkap menjadi:

a. pengusaha, pengurus atau karyawan badan usaha milik negara/daerah,

atau badan usaha swasta

b. advokat.10

8 ? Jaksa Agung Republik Indonesia, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor

: PER-067/A/JA/7/2007 tentang Kode Perilaku Jaksa, Ps. 3.

9 ? Ibid., Ps. 4.

10 ? Indonesia, Undang-Undang Kejaksaan Republik Indonesia, UU No. 16 Tahun 2004,

LN No. 67 Tahun 2004, TLN No. 4401, Ps. 11 ayat (1).

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum12

Page 13: tjp jaksa

Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Agung, Jaksa diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung. Sebelum

memangku jabatannya, jaksa wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut

agamanya di hadapan Jaksa Agung. Sumpah atau janji tersebut berbunyi : “Saya

bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia kepada dan mempertahankan negara

kesatuan Republik Indonesia, serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara,

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta

melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi negara Republik

Indonesia. Bahwa saya senantiasa menjunjung tinggi dan akan menegakkan

hukum, kebenaran dan keadilan, serta senantiasa menjalankan tugas dan

wewenang dalam jabatan saya ini dengan sungguh-sungguh, seksama, obyektif,

jujur, berani, professional, adil, tidak membeda-bedakan jabatan, suku, agama,

ras, jender, dan golongan tertentu dan akan melaksanakan kewajiban saya dengan

sebaik-baiknya, serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha

Esa, masyarakat, bangsa, dan negara. bahwa saya senantiasa akan menolak atau

tidak menerima atau tidak mau dipengaruhi oleh campur tangan siapa pun juga

dan saya akan tetap teguh melaksanakan tugas dan wewenang saya yang

diamanatkan undang-undang kepada saya. Bahwa saya dengan sungguh-sungguh,

untuk melaksanakan tugas ini, langsung atau tidak langsung, dengan

menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan

sesuatu apapun kepada siapapun juga. Bahwa saya untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau

tidak langsung dari siapa pun juga suatu janji atau pemberian”11.

Jaksa dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena:

a. permintaan sendiri;

b. sakit jasmani atau rohani terus-menerus;

c. telah mencapai usia 62 tahun;

d. meninggal dunia;

11 ? Ibid., Ps. 10.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum13

Page 14: tjp jaksa

e. tidak cakap dalam menjalankan tugas.

Jaksa diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya dengan alasan:

a. dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan,

berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap;

b. terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas/pekerjaannya;

c. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11;

d. melanggar sumpah atau janji jabatan;

e. melakukan perbuatan tercela.

Pengusulan pemberhentian tidak dengan hormat dengan alasan huruf b,

huruf c, huruf d, dan huruf e dilakukan setelah jaksa yang bersangkutan diberi

kesempatan secukupnya untuk membela diri di hadapan Majelis Kehormatan

Jaksa12.

Menurut Pasal 14 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Agung, jaksa yang diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya,

dengan sendirinya diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan sebelum

diberhentikan tidak dengan hormat, jaksa yang bersangkutan dapat diberhentikan

sementara dari jabatannya oleh Jaksa Agung. Berdasarkan Pasal 15 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Agung,

pemberhentian secara sementara oleh Jaksa Agung juga dapat dilakukan apabila

terdapat perintah penangkapan yang diikuti dengan penahanan terhadap seorang

jaksa.

Selain sanksi, jaksa yang melakukan pelanggaran Kode Perilaku Jaksa

dapat dikenakan tindakan admistratif yang terdiri dari:

a. Pembebasan dari tugas-tugas jaksa paling singkat tiga bulan dan paling

lama satu tahun dan selama masa menjalani tindakan administrasi tersebut

12 ? Ibid., Ps. 13 ayat (1) dan (2).

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum14

Page 15: tjp jaksa

tidak diterbitkan Surat Keterangan Kepegawaian;

b. Pengalihtugasan pada satuan kerja yang lain13.

Pejabat yang berwenang menjatuhkan tindakan administratif adalah:

a. Jaksa Agung bagi Jaksa yang menduduki jabatan struktural atau jabatan

lain yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya oleh Presiden

b. Para Jaksa Agung Muda bagi Jaksa yang bertugas dilingkungan Kejaksaan

Agunng RI

c. Jaksa Agung Muda Pengawasan bagi Jaksa yang bertugas diluar

lingkungan Kejaksaan Agung RI

d. Kepala Kejaksaan Tinggi bagi Jaksa yang bertugas di Kejaksaan Tinggi

e. Kepala Kejaksaan Negeri bagi Jaksa yang bertugas di Kejaksaan Negeri14.

Kejaksaan dalam Penyelidikan dan Penyidikan

Kewenangan Kejaksaan untuk melakukan penyidikan tindak pidana

tertentu dimaksudkan untuk menampung beberapa ketentuan undang-undang yang

memberikan kewenangan kepada Kejaksaan untuk melakukan penyidikan, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi

Manusia

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2001

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.15

13 ? Jaksa Agung Republik Indonesia, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia

Nomor : PER-067/A/JA/7/2007 tentang Kode Perilaku Jaksa, Ps. 5 ayat (2) dan (3).

14 ? Ibid., Ps. 6.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum15

Page 16: tjp jaksa

Tahapan:

1. Penyelidikan

untuk memastikan sesuatu peristiwa itu diduga keras sebagai tindak

pidana.16

2. Penyidikan

untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat

terang suatu tindak pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya.17

Tahapan Pra-Penuntutan

Dalam melakukan penuntutan, jaksa dapat melakukan pra-penuntutan. Pra-

penuntutan adalah tindakan jaksa untuk memantau perkembangan penyidikan

setelah menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan dari penyidik, petunjuk

guna dilengkapi oleh penyidik untuk dapat menentukan apakah berkas tersebut

dapat dilimpahkan atau tidak ke tahap penuntutan18

Proses berlangsungnya prapenuntutan dilaksanakan baik oleh penyidik maupun

penuntut umum sebagaimana ketentuan pasal 110 ayat (2) KUHAP juncto pasal

138 ayat (1), (2) KUHAP. Antara lain, sebagai berikut : 

Penuntut umum setelah menerima pelimpahan berkas perkara wajib

memberitahukan lengkap tidaknya berkas perkara tersebut kepada

penyidik.

Bila hasil penelitian terhadap berkas perkara hasil penyidikan penyidik

belum lengkap maka penuntut umum mengembalikan berkas perkara

kepada penyidik disertai petunjuk paling lama 14 (empat belas) hari

terhitung berkas perkara diterima Penuntut Umum.

Penyidik yang tidak rnelaksanakan petunjuk untuk melengkapi berkas

perkara maka proses kelengkapan berkas perkara tersebut menjadi bolak-

balik.

15 Indonesia, Undang-Undang Kejaksaan Republik Indonesia, UU No. 16 Tahun 2004, LN No. 67, TLN No. 4401, Penjelasan Umum.

16 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Ps. 5.17 Ibid., Ps. 1 ayat (2).18 Indonesia, Undang-Undang Kejaksaan Republik Indonesia, UU No. 16 Tahun 2004,

LN No. 67, TLN No. 4401, Penjelasan Ps. 30 ayat (1) huruf a.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum16

Page 17: tjp jaksa

Jaksa dalam Proses Persidangan

Peraturan mengenai peran jaksa diatur di dalam Undang-Undang No.16

tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana. Menurut UU No.16 Tahun 2004, peran jaksa di

persidangan adalah melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim dan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum tetap, melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana

pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat, serta melakukan pengajuan kasasi

demi kepentingan hokum kepada Mahkamah Agung dalam perkara pidana,

perdata, dan Tata Usaha Negara.19

Peran jaksa menurut KUHAP sebenarnya hampir sama dengan apa yang

dikatakan di dalam UU NO.16 Tahun 2004, yaitu melakukan penuntutan dan

menjalankan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, selain itu juga

membuat dan membacakan surat dakwaan, pendapat, tuntuan, dan replik,

melakukan pembuktian, dan memohonkan banding atau kasasi.20

Setelah jaksa melimpahkan berkas ke pengadilan, maka tugas jaksa

selanjutnya adalah membuat dan membacakan surat dakwaan. Surat dakwaan

menurut M. Yahya Harahap adalah surat atau akta yang memuat rumusan tindak

pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil

pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam

pemeriksaan di muka sidang pengadilan. Surat dakwaan yang dibuat oleh jaksa

penuntut umum haruslah memuat :

1. Identitas terdakwa, yang terdiri dari nama, tempat lahir, umur atau tanggal

lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, pekerjaan, dan

pendidikan akhir;

2. Lamanya masa penahanan;

19 ? Indonesia, “Undang‐Undang RI Nomor 16 Tahun 2004Tentang Kejaksaan Republik Indonesia”Pasal30 ayat (1)20 ? Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang HukumAcara Pidana” Pasal 1 angka 6

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum17

Page 18: tjp jaksa

3. Uraian dakwaan, berisikan uraian perbuatan termasuk tempus dan locus

perbuatannya, dan pasal yang didakwakan kepada terdakwa baik secara

tunggal, kumulatif, alternatif, primer-subsidair, ataupun gabungan;

4. Tanggal dibuatnya surat dakwaan;

5. Tanda tangan jaksa penuntut umum;

Kekeliruan dalam penyebutan atau penulisan identitas terdakwa dalam

surat dakwaan tidak mengakibatkan batalnya dakwaan. Yang penting adalah

hakim benar-benar yakin, bahwa yang berada di hadapannya yang sedang

diperiksa adalah orang yang didakwa melakukan tindak pidana. Namun jika

kekeliruan identitas terdakwa benar-benar berbeda dengan apa yang disebutkan

dalam surat dakwaan dengan apa yang dikemukakan hakim saat persidangan,

maka hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk membatalkan surat dakwaan.21

Dalam proses persidangan, tugas jaksa penuntut umum yang pertama

adalah membacakan surat dakwaan. Pembacaan ini dilakukan atas permintaan dari

ketua sidang atau hakim. Fungsi dari pembacaan surat dakwaan ini sesuai dengan

kedudukan jaksa sebagai penuntut umum.

Tugas kedua Jaksa di dalam persidangan adalah membuat dan

membacakan pendapat atau tanggapan atas eksepsi yang diajukan oleh Penasehat

Hukum terdakwa. Isi dari pendapat atau tanggapan tersebut adalah :

1. Pendahuluan;

2. Tanggapan terhadap eksepsi, misalnya terhadap eksepsi mengenai

kompetensi absolute atau mengenai dakwaan yang tidak cermat, tidak

jelas, dan tidaklengkap, dan sebagainya;

3. Permohonan, misalnya memohon kepada hakim untuk menolak eksepsi

yang diajukan oleh penasehat hokum terdakwa, dan lain-lain;

4. Tanggal dibuatnya;

5. Tandatangan jaksa penunut umum.

21 ?Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, edisi kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm. 121 – 122.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum18

Page 19: tjp jaksa

Kemudian tahap selanjutnya yang melibatkan peran jaksa adalah tahap

pembuktian. Dimana dalam tahap ini, jaksa akan menghadirkan saksi-saksi serta

menanyakannya seputar terdakwa dan tindakan yang dilakukan oleh terdakwa.

Selain itu jaksa juga dapat mengajukan pertanyaan kepada saksi yang dihadirkan

oleh penasehat hukum terdakwa. Kemudian setelah semua saksi dari jaksa dan

penasehat hukum sudah selesai diperiksa, maka selanjutnya penuntut umum akan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada terdakwa.

Pertanyaan yang diajukan jaksa penuntut umum tidak boleh menjerat,

mengarahkan, dan menyimpulkan. Semua pertanyaan yang diajukan oleh jaksa

dan jawaban yang diberikan, digunakan untuk membuktikan unsur-unsur pasal

yang didakwakan kepada terdakwa. Sehingga apabila seluruh unsur pasal yang

didakwakan kepada terdakwa telah terbukti, maka terdakwa dapat dijatuhi

hukuman oleh hakim. Dikatakan dapat karena semua keputusan apakah terdakwa

dijatuhi hukuman atau tidak tergantung dari keyakinan hakim setelah melihat

fakta persidangan.

Namun ada perbedaan dalam cara jaksa membuktikan unsur-unsur pasal

yang didakwakan. Apabila bentuk dakwaan jaksa tunggal, maka seluruh unsur

pasal harus dibuktikan dan diuraikan di dalam surat tuntutan. Apabila bentuk

dakwaannya kumulatif maka seluruh unsure pasal yang didakwakan harus

dibuktikan dan diuraikan juga di dalam surat tuntutan. Kemudian apabila

berbentuk alternatif, maka jaksa juga harus membuktikan seluruh unsure pasal

yang didakwakan, namun di dalam surat tuntutan yang diuraikan hanyalah

dakwaan yang terbukti saja. Apabila berbentuk primer-subsidair, maka jaksa

wajib membuktikan yang pasal yang primer terlebih dahulu. Dikarenakan unsur

pasal primer biasanya lebih banyak daripada unsur pasal subsidair, maka dengan

membuktikan primer secara tidak langsung juga membuktikan unsur pasal yang

subsidair. Untuk dakwaan primer-subsidair, yang diuraikan di dalam surat

tuntutan hanyalah dakwaan yang terbukti saja.

Setelah tahap pembuktian, maka masuklah kepada tahap pembacaan surat

tuntutan. Di dalam tahap ini, peran jaksa adalah membuat dan membacakan surat

tuntutan. Isi dari surat tuntuta nadalah :

1. Pendahuluan;

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum19

Page 20: tjp jaksa

2. Identitas terdakwa, yang terdiri dari nama, tempat lahir, umur atau tanggal

lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, pekerjaan, dan

pendidikan akhir;

3. Lamanya masa penahanan;

4. Uraian dakwaan, berisikan uraian perbuatan termasuk tempus dan locus

perbuatannya, dan pasal yang didakwakan kepada terdakwa baik secara

tunggal, kumulatif, alternatif, primer-subsidair, ataupun gabungan;

5. Fakta persidangan, terdiri dari keterangan saksi dan ahli, keterangan

terdakwa, dan alat bukti;

6. Analisa fakta;

7. Analisa yuridis, disinilah unsur-unsur pasal yang didakwakan diuraikan;

8. Penutup;

9. Tuntutan, terdiri dari hal yang memberatkan dan yang meringankan

terdakwa dan tuntutannya itu sendiri;

10. Tanggal dibuatnya;

11. Tandatangan jaksa penuntut umum.

Setelah jaksa membacakan surat tuntutan, biasanya penasehat hukum atau

terdakwa mengajukan pledoi atau nota pembelaan terhadap tuntutan yang

diajukan oleh jaksa. Apabila jaksa ingin menanggapi nota pembelaan tersebut,

maka jaksa akan membuat replik atau jawaban atas tanggapan. 22

Peran jaksa yang terakhir adalah melaksanakan putusan hakim yang telah

berkuatan hukum tetap. Apabila jaksa merasa keberatan dengan hasil putusan dari

hakim, maka jaksa juga dapat mengajukan banding atau kasasi.

KESIMPULAN

Jaksa dalam sistem peradilan Negara Bagian New York, Amerika Serikat,

disebut dengan Prosecutor. Ketika seorang jaksa tersebut tampil mewakili negara,

atau dalam hal kasus ini mewakili Negara Bagian New York, dapat disebut

dengan Government Lawyer atau lebih umum District Attourney. Sedangkan di

22 ?Ibid, hlm. 261

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum20

Page 21: tjp jaksa

Indonesia Jaksa adalah Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh Undang-

Undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain

berdasarkan Undang-Undang.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia | Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum21