titrasi kadar vitamin c

16
LAPORAN AKHIR PERCOBAAN I PEMERIKSAAN BAHAN BAKU VITAMIN C DENGAN TITRASI IODIMETRI NAMA : LILY CYNTIA FAUZI (260110140148) HARI, TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 14 SEPTEMBER 2015 ASISTEN : 1. EKKY ILHAM 2. DESTRIA RAHMADINI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2015

description

penentuan kadar vitamin c

Transcript of titrasi kadar vitamin c

Page 1: titrasi kadar vitamin c

LAPORAN AKHIR PERCOBAAN IPEMERIKSAAN BAHAN BAKU VITAMIN C DENGAN

TITRASI IODIMETRI

NAMA : LILY CYNTIA FAUZI (260110140148)

HARI, TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 14 SEPTEMBER 2015

ASISTEN : 1. EKKY ILHAM  2. DESTRIA RAHMADINI

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2015

Page 2: titrasi kadar vitamin c

ABSTRAK

Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan bahan baku vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Percobaan ini didasarkan atas 4 prinsip, yaitu iodometri, iodimetri, titrasi redoks, dan titik akhir titrasi. Vitamin C ini merupakan vitamin dengan kadar antioksidan yang tinggi dan sangat berguna untuk mencegah flu dan melawan radikal bebas, serta fungsi-fungsi lainnya. Konsumsi vitamin C yang disarankan untuk orang dewasa adalah 100-120 mg/hari (United States). Pada percobaan ini digunakan metode iodimetri karena sifat sampel (Vitamin C) itu sendiri yang mudah tereduksi, sehingga titrasi yang digunakan adalah titrasi langsung. Titrasi ini menggunakan indicator larutan kanji atau amilum. Hasil dari titrasi triplo yang dilakukan secara berurut adalah 5,5ml; 5,1ml; dan 5,5ml. Titik akhir yang tercapai adalah perubahan warna analit menjadi warna biru kehitaman. Kadar vitamin C yang didapat setelah perhitungan adalah sebesar 88,61%.

Kata kunci: Vitamin C, iodimetri, reduksi, oksidasi, amilum, titik akhir titrasi.

ABSTRACT

This experiment is about checking raw materials vitamin C with iodimetric titration method. This experiment is based on four principles, namely iodometry, iodimetry redox titration, and the end point of the titration. Vitamin C is a vitamin with high levels of antioxidants and very useful to prevent colds and fight free radicals, as well as other functions. The recommended intake of vitamin C for adults is 100-120 mg / day (United States). In this experiment used a method iodimetry because of the nature of the sample (Vitamin C) itself which is easily reduced, so that titration used is a direct titration. This titration using starch solution or starch indicator. Results of titration triplo performed sequentially is 5,5ml; 5,1ml; and 5,5ml. The end point is reached is the change in color of the analyte into a blue-black color. Levels of vitamin C obtained after the calculation is equal to 88.61%.

Keywords: Vitamin C, iodimetri, reduction, oxidation, starch, endpoint titration.

I. Pendahuluan

Vitamin C adalah

antioksidan yang kuat dan

sering digunakan untuk

mengawetkan rasa dan warna

alami dari buah[1]. Vitamin C

dikenal dengan asam askorbat

atau L-askorbat. Vitamin C ini

adalah vitamin yang sangat

dibutuhkan tubuh manusia dan

merupakan vitamin yang paling

Page 3: titrasi kadar vitamin c

aman untuk dikonsumsi setiap

hari[2]

Vitamin C merupakan

vitamin larut air yang penting.

Vitamin C ini berguna dalam

pembentukkan kolagen,

karnitin, dan neurotrasmiter

dalam proses biosintesis. Selain

itu, berguna juga sebagai

antioksidan, anti karsinogenik,

mencegah flu, dll. Di negara US

konsumsi vitamin C oleh orang

dewasa yang disarankan adalah

sebanyak 100-120mg/hari [3].

Pada percobaan kali ini akan

dilakukan percobaan

berjudul :Pemeriksaan Bahan

Baku Vitamin C dengan TItrasi

Iodimetri”. Percobaan ini

bertujuan untuk mengetahui

cara menganalisa kadar vitamin

C dan menentukan kadar

vitamin C tersebut dengan

metode titrasi Iodimetri, serta

untuk memahami konsep dasar

reaksi reduksi dan oksidasi.

Percobaan ini dilandaskan

atas 4 prinsip, yaitu iodometri,

iodimetri, titrasi redoks and titik

akhir titrasi. Iodometri adalah

suatu metode analisis kuantitatif

volumetric berdasarkan redoks

dimana senyawa dan

pereaksinya bereaksi secara

tidak langsung dengan

menggunakan larutan Na2S2O3

sebagai titran. Iodimetri adalah

suatu metode analisis kuantitatif

volumetric berdasarkan redoks

dimana senyawa dan pereksinya

bereaksi secara langsung [4].

Titrasi redoks adalah suatu

penetapan kadar reduktor atau

oksidator berdasarkan atas

reaksi oksidasi dan reduksi

dimana reduktor akan

teroksidasi dan oksidator akan

tereduksi [5] .Titik akhir titrasi

adalah kondisi dimana terjadi

perubahan warna dari indicator [6].

Iodometri adalah analisa

volumetric dimana analit yang

digunakan merupakan zat yang

mengalami oksidasi yang

ditambahkan iodida berlebih

untuk meghasilkan iodin. Ada

atau tidaknya iodine ini

dideteksi dengan menitrasikan

analitt tersebut dengan natrium

tiosulfat. Iodimetri adalah

analisis volumetric dimana

Page 4: titrasi kadar vitamin c

analitnya merupakan agen

pereduksi yang dititrasi

langsung dengan larutan iodin

yang sudah distandarisasi [7].

Kedua teknik analisis

volumetric ini memiliki

persamaan yaitu menggunakan

iodide dan indicator yang

digunakan adalah larutan kanji.

Perbedaannya adalah pada

titrasi iodometri, analit berupa

zat yang mengalami oksidasi

dan ditambahkan iodin berlebih

dalam bentuk KI yang

kemudian dititrasi dengan

natrium tiosulfat, sedangkan

iodimetri digunakan untuk

sampel atau analit yang

mengalami reduksi dan analit

langsung dititrasi dengan titran

iodide [8]

Indicator yang digunakan

dalam percobaan kali ini adalah

indicator larutan kanji. Dalam

larutan kanji ini terdapat beta-

amilosa yang dapat berikatan

dengan iodide yang akan

membentuk komplek berwarna

biru keunguan sedikit hitam [9].

II. Metode

Prosedur yang dilakukan

pada percobaan ini adalah

Pembuatan Larutan I2 0,1

N sebanyak 1,5 L.Pertama,

Kalium Iodida ditimbang

sebanyak 27 gram dengan

menggunakan Neraca

Analitik .Kemudian

dilarutkan ke dalam aquadest

sebanyak 150 ml di dalam

gelas kimia , lalu ditimbang

19 gram I2 dan dilarutkan

dalam larutan KI . Setelah itu,

aquadest ditambahkan

sebanyak 1,5 L ke dalam

gelas kimia dan dipindahkan

ke dalam botol cokelat

dengan bantuan corong.

Pembakuan Larutan I2 .

Arsentrioksida ditimbang

sebanyak 150 mg dengan

menggunakan neraca

analitik . Kemudian

ditambahkan larutan Natrium

Hidroksida 1 N sebanyak 20

ml . Kemudian diencerkan

dengan 40 ml aquadest  dan

diteteskan indikator metil

jingga dan ditambahkan asam

klorida encer hingga terjadi

perubahan warna merah

Page 5: titrasi kadar vitamin c

jambu . Setelah itu Natrium

Bikarbonat ditimbang

sebanyak 2 gram dan

diencerkan dengan 50 ml

aquadest . Setelah itu

dilakukan titrasi dengan

menambahkan larutan

indikator amilum .Kemudian

dihitung Normalitas Larutan

Iodine. 

Penentuan Kadar

Kemurnian Vitamin

C .Bahan baku vitamin C

ditimbang sebanyak 50 mg

dengan menggunakan neraca

analitik dan dilarutkan dalam

20 ml aquadest di dalam labu

erlenmeyer . Larutan Vitamin

C dibuat sebanyak tiga labu

erlenmeyer. Larutan Vitamin

C tersebut dititrasi dengan

menggunakan larutan Iodine

yang ada pada buret hingga

bewarna kuning pucat.

Setelah itu , larutan tersebut

ditetesi 1ml larutan indikator

amilum 0,5 % dan dititrasi

lagi hingga terbentuk warna

biru tua. Kemudian volume

titrasi dicatat dan kadar

vitamin C dapat dihitung.

III. Hasil

Tabel 1. Tabel perlakuan hasil percobaan

No Perlakuan Hasil Gambar

1.Vitamin C ditimbang

sebanyak 500 mgVitamin C 500 mg

Page 6: titrasi kadar vitamin c

2.Vitamin C 500 mg

dimasukkan ke dalam labu ukur

Vitamin C didalam gelas ukur

2.Vitamin C dilarutkan di dalam aquades 250 mL

Vitamin C larut

3. Di pipet 20 mL aliquateLarutan di dalam

pipet volume

4.Aliquate dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer

Aliquate di dalam labu erlenmeyer

5.Di tambahkan indikator amilum sebanyak 5 mL

Aliquate bercampur dengan amilum

Page 7: titrasi kadar vitamin c

6.Larutan di titrasi dengan

Iodin

Titrasi 1 : larutan menjadi bewarna

biru muda

Titrasi 2 : larutan menjadi bewarna

biru muda

Titrasi 3 : larutan menjadi bewarna

biru muda

Tabel 2. Tabel titrasi standarisasi I2

Titrasi ke Volume (ml)

1 20,3

2 20,3

3 20,5

Tabel 3. Titrasi penentuan

kadar vit. C

Page 8: titrasi kadar vitamin c

Titrasi ke Volume (ml)

1 5,5

2 5,1

3 5,5

Perhitungan

1 mL ; 0,1 N ; 4,946 mg As₂O₃

Standarisasi I₂

1.0,1 mekx mek

= 4,946 mg75,8 mg

X mek = 7,58

4,946

= 1,5326

mek I₂ = V1₂ x N1₂

1,5326 = 20,3 x N1₂

N1₂ = 0,07550 N

2 dan 3. 0,1 mekx mek

= 4,946 mg75 , 0mg

x mek = 7,5

4,946

x = 1,5163 mek

mek x I₂ = V1₂ x N1₂

1,5163 = 20,5 x N1₂

N1₂ = 0,074 N

X [I₂] = 0,07550+0,074+0,074

3

= 0,0745 N

Perhitungan % Kemurnian

Vitamin C

mek Vit C = mek I₂

= 0,0745 N x 5,3 mL

= 0,4025

Massa Vit C=mek Vit C x BE Vit C x

250/2

= 0,4025 x 88,06 x 12,5

= 443,05 mg

% Vit C= Berat SampelVit C

Berat Sampelx100%

= 443,05 mg

500mgx 100 %

= 88,61 %

IV. Pembahasan

Pengujian kadar vitamin C ini

dapat dilakukan dengan cara

mengaplikasikan metode titrasi

iodometri ataupun iodimetri.

Pengujian kadar vitamin C ini

juga dapat dilakukan dengan

instrument seperti

spektrofotometri UV-Vis [10],

HPLC dan reaksi enzymatic [11].

Page 9: titrasi kadar vitamin c

Pada percobaan kali ini, akan

dilakukan pengujian vitamin C

dengan menggunakan metode

titrasi langsung atau disebut

dengan iodimetri. Larutan iodine

ini merupakan larutan yang tidak

stabil sehingga perlu untuk

distandarisasi dengan baku

primer, seperti natrium tiosulfat

atau dengan arsen (III) oksida.

Pada percobaan kali ini

digunakan arsen trioksida sebagai

baku primer yang dibuat dengan

mencampurkan NaOH + As2O3

+ aquadest. Campuran tersebut

akan membentuk sodium

trioksida (Na3AsO3). Pada

campuran ini ditambahkan HCl

untuk membentuk suasana asam

agar dapat merubah iodide

menjadi iodine. Reaksi yang

terjadi saat dilakukan standarisasi

ini adalah sebagai berikut:

Na3AsO3 + I2 +

H2O → Na3AsO4 + 2I- +

2H+[12]

Hasil dari standarisasi ini

didapat bahwa konsentrasi I2 yang

digunakan untuk menitrasi

vitamin C adalah sebesar 0,074

N. Dalam titrasi iodimetri yang

dilakukan untuk menentukan

kadar vitamin C, iodine ini

bertindak sebagai oksidator

sedangkan vitamin C ini

bertindak sebagai reduktor.

Menurut jurnal Mussa et al

(2014) [10]vitamin C (asam

askorbat) merupakan agen

reduksi dimana vitamin C akan

menerima electron dan membuat

pendonor electron tersebut

mengalami oksidasi. Reaksi

antara I2 dan vitamin C

(C6H8O6) adalah sebagai

berikut:

C6H8O6(aq) + I2(aq)

→C6H6O6(aq) + 2 I- (aq) +

2 H+(aq)

[13]

Pada titrasi ini menggunakan

amilum sebagai indicatornya.

Pada saat mencapai titik akhir

titrasi larutan sampel vitamin C

yang telah dicampurkan dengan

5ml amilum akan ditandai

dengan perubahan warna yang

awalnya bening atau tidak

berwarna menjadi biru

kehitaman. Perubahan warna ini

disebabkan karena adanya β-

Page 10: titrasi kadar vitamin c

amilosa yang terkandung dalam

larutan amilum akan berikatan

dengan iodine dan akan

membentuk kompleks yang

berwarna biru kehitaman yang

muncul tersebut.

Dari hasil titrasi iodimetri

yang telah dilakukan, didapatkan

kadar vitamin C adalah 88,61%.

Kemurnian yang tidak sampai

dengan 100% ini diduga

disebabkan karena adanya

sampel vitamin C yang belum

larut seutuhnya dalam 250ml

aquadest yang digunakan.

V. Kesimpulan

1. Kadar asam askorbat

adalah sebesar 88,61%,

2. Analisis kadar asam

askorbat dapat dilakukan

dengan menggunakan

metode titrasi langsung

atau iodimetri,

3. Dalam proses titrasi

iodimetri yang dilakukan

ini, I2 mengalami oksidasi

(mendonorkan electron)

dan vitamin C mengalami

reduksi (menerima

electron).

Daftar Pustaka

Bekele, D. A and Firma S. G.. Iodometric Determination of the Ascorbic Acid (Vitamin C) content of some Fruits consumed in Jimma Town Community in Ethiopia. 2015. 5(1):60Cairns, D. 2004. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: EGC

ChemBuddy. 2014. 0.05M iodine standardization against arsenic trioxide. Available online at www.titrations.info/iodometric-titration-standardization, dikases pada 19 September 2015

Gentara, L. 2013. Fungsi dan Manfaat Vitamin C bagi Tubuh. Available online at http://www.gen22.net/2013/04/fungsi-dan-manfaat-vitamin-c-bagi-tubuh.html, diakses pada 14 September 2015

Gousch, A. 1898. Estimation of Manganase Oxides and Pottasium Bichromat. UK: Royal Society od Chemistry UK

Keusch, G.T. 2007. Trop Infection Disease. USA:Springer

Mussa, S.B., Intisar E. S.. Analysis of Vitamin C (ascorbic acid) Contents packed fruit juice by UV-spectrophotometry and Redox Titration Methods. 2014. 6(5):46-47

Page 11: titrasi kadar vitamin c

Naidu, A. 2003. “Vitamin C in Human Health dan Disease is still a mystery? An overview”. Available online at http://www.nutritionj.com/content/2/1/7, diakses pada 14 September 2015

Navigilio, D. 2012. Iodometry and Iodimetry. Available online at http://www.federica.unina.it/agraria/analytical-chemistry/iodometry/, diakses pada 14 September 2015

Senesse, F. 2010. What’s the difference between iodometry and iodimetry?. Available online at http://antoine.frostburg.edu/chem/senese/101/redox/faq/iodometry-iodimetry.shtml, diakses pada 14 September 2015

Sutresno, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media PratamaUnderwood, A. L.. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: ErlanggaYoungson, R. 1998. Antioksidan: Manfaat Vitamin C dan E bagi Kesehatan.

Jakarta: Penerbit Arcan.