Titrasi

4
4. Kandungan CO2 dalam udara ekspirasi A. Titrasi normal. Volume awal = 8,34 ml Volume akhir = 8,98 ml Volume NaOH yang terpakai = Vakhir- Vawal = 8,98 ml – 8,34 ml = 0,64 ml CO2 hasil pernafasan = 0,64 x 10 mmol = 6,4 mmol B. Titrasi setelah melakukan aktivitas (lari-lari kecil). Volume awal = 8,98 ml Volume akhir = 9,6 ml Volume NaOH yang terpakai = Vakhir- Vawal = 9,6 ml – 8,98 ml = 0, 62 ml CO2 hasil pernafasan = 0,62 x 10 mmol = 6,2 mmol Pembahasan : Menurut Waluyo(2002) respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara bebas oleh organisme hidup untuk

description

titrasi

Transcript of Titrasi

Page 1: Titrasi

4. Kandungan CO2 dalam udara ekspirasi

A. Titrasi normal.

Volume awal = 8,34 ml

Volume akhir = 8,98 ml

Volume NaOH yang terpakai = Vakhir- Vawal

= 8,98 ml – 8,34 ml

= 0,64 ml

CO2 hasil pernafasan = 0,64 x 10 mmol

= 6,4 mmol

B. Titrasi setelah melakukan aktivitas (lari-lari kecil).

Volume awal = 8,98 ml

Volume akhir = 9,6 ml

Volume NaOH yang terpakai = Vakhir- Vawal

= 9,6 ml – 8,98 ml

= 0, 62 ml

CO2 hasil pernafasan = 0,62 x 10 mmol

= 6,2 mmol

Pembahasan :

Menurut Waluyo(2002) respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara bebas oleh

organisme hidup untuk serangkaian proses metabolism (oksidasi) di dalam tubuh, dengan

mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolisme.

Sedangkan titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan

konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah

contoh tertentu yang akan dianalisis (Keenan, 1980).

Page 2: Titrasi

Pada percobaan ini kita telah mengamati jumlah CO2 yang dihasilkan probandus pada

keadaan normal serta probandus setelah melakukan aktifitas yaitu lari-lari kecil. Percobaan

dilakukan dengan memasukkan larutan NaOH, aquades, dan indikator penolfthalein ke dalam

labu Erlenmeyer. Setelah itu probandus menghembuskan nafas (meniup) melalui sedotan

limun ke dalam larutan dalam labu tadi. Larutan dalam labu yang semula berwarna merah

berubah warna menjadi putih setelah ditiup selama 24 detik. Hal ini menunjukkan bahwa

pernafasan manusia memang menghasilkan CO2 sebagai zat buangan, karena perubahan

warna larutan menjadi putih disebabkan oleh larutan yang mengikat CO2 hasil pernafasan.

Sedangkan untuk volume awal larutan adalah 8,34 ml, setelah ditiup volumenya menjadi 8,98

ml. Selisih antara volume akhir dan awal(Vakhir-Vawal) tersebut merupakan volume NaOH

yang digunakan selama titrasi yaitu 0,64 ml. Dari volume NaOH yang digunakan tersebut,

kita bisa menentukan jumlah CO2 yang dihasilkan probandus setelah melakukan pernafasan

yaitu dengan mengalikannya dengan 10 mmol. Maka CO2 yang dihasilkan adalah 0,64x 10

mmol yaitu 6,4 mmol.

Proses selanjutnya yang akan dilakukan setelah larutan berubah warna menjadi putih

adalah mentitrasi kembali dengan meneteskan NaOH dan indikator penolftaleinke dalam

larutan yang berubah warna tadi. Larutan NaOH akan berubah warna seperti keadaan

sebelum ditiup (berwarna merah kembali) setelah diteteskan NaOH pada volume tertentu.

Namun setelah ditiup kembali dengan menggunakan sedotan saat setelah melakukan

aktifitas(berlari-lari kecil) warnanya kembali menjadi putih. Sedangkan untuk volume awal

larutan adalah 8,98ml, setelah ditiup volumenya menjadi 9,6 ml. Selisih antara volume akhir

dan awal(Vakhir-Vawal) tersebut merupakan volume NaOH yang digunakan selama titrasi

yaitu 0,62 ml. Dari volume NaOH yang digunakan tersebut, kita bisa menentukan jumlah

CO2 yang dihasilkan probandus setelah melakukan pernafasan yaitu dengan mengalikannya

dengan 10 mmol. Maka CO2 yang dihasilkan adalah 0,62x 10 mmol yaitu 6,2 mmol. Dari

data di atas menunjukkan bahwa larutan dalam labu yang ditiup probandus setelah melakukan

aktifitas (berlari) membutuhkan lebih sedikit NaOH untuk menetralkannya kembali. Hal ini

menunjukkan bahwa CO2 yang diproduksi probandus setelah berlari lebih sedikit jika

dibandingkan dengan CO2 yang diproduksi pada keadaan normal. Namun hasil tersebut tidak

sesuai dengan teori yang diterangkan oleh Senaryo(1999) yang menyebutkan bahwa aktifitas

atau kegiatan yang kita lakukan mempengaruhi besarnya volume paru paru kita. Pada

dasarnya paru paru dapat mengembang melebihi ukuran normalnya. Hal ini dapat terjadi jika

kebutuhan oksigen tubuh meningkat. Peningkatan kebutuhan oksigen dalam tubuh dapat

Page 3: Titrasi

terjadi dengan kita melakukan suatu kegiatan atau aktifitas, misalnya berlari. Ketika kita

bermain basket ataupun berlari, proses pembakaran di dalam tubuh berjalan semakin cepat

untuk menghasilkan energi yang kita butuhkan. Selain itu, kebutuhan oksigen untuk respirasi

sel juga semakin banyak. Sehingga paru paru akan mengembang untuk menampung lebih

banyak udara yang masuk.Secara otomatis CO2 yang dihasilkan juga akan semakin banyak

volumenya. Jadi saat melakukan aktifitas, misalnya berlari-lari kecil tubuh kita akan

menghasilkan CO2 yang lebih banyak dibandingkan tubuh dalam keadaan normal. Kesalahan

atau penyimpangan ini mungkin dikarenakan praktikan kurang teliti dalam mengukur volume

larutan, ataupun kesalahan praktikan yang tidak langsung meniup larutan dalam labu

erlenmeyer saat selesai melakukan aktivitas(lari-lari kecil) sehiingga respirasinya sudah

kembali normal ataupun justru lebih rendah daripada saat kondisi normal.

Daftar Pustaka

Keenan, Charles W, dkk.1980.Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Soenaryo.1999. Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup. Malang: MSREP-SKA

Waluyo, L. 2002. Fisiologi Manusia. Malang: UMM Press